I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pemerintah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional berupaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian melalui penerapan teknologi budidaya secara tepat dengan penggunaan sarana produksi sesuai teknologi yang direkomendasikan di masing-masing wilayah. Salah satu sarana produksi yang mempunyai peranan sangat penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian antara lain adalah pupuk. Kebijakan pangan yang pernah berhasil dicapai adalah swasembada pangan terutama beras pada tahun 1984. Menurut Times (1992), hampir separuh dari perkembangan dari hasil produksi beras periode 1968-1984 disebabkan oleh perbaikan
proses
salah
satunya
pemupukan.
Dengan
memelihara
dan
memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur hara yang baik dapat meningkatkan hasil panen pertanian. Karena pupuk mempunyai andil besar dalam menjaga ketahanan pangan, maka industri pupuk sebagai industri yang mendukung sektor pertanian mendapat tempat khusus dalam kebijakan ekonomi. Menurut Kementrian Pertanian (2007), konsumsi pupuk terbesar di Indonesia selama ini didominasi oleh pupuk urea, dengan tingkat konsumsi ratarata sebesar 70 persen. Tingkat konsumsi paling tinggi dibandingkan jenis pupuk lainnya, membuat permintaan terhadap pupuk jenis urea menjadi semakin elastis dan pupuk jenis urea sering terjadi kekurangan pasokan. Sehingga pupuk urea merupakan komoditi pupuk yang sangat dijaga kestabilan produksinya oleh pemerintah.
Total kebutuhan pupuk urea yang terus meningkat dari tahun ke tahun tidak disertai dengan kenaikan kapasitas produksi pupuk urea. Pada tahun 2008 total kebutuhan pupuk urea di Indonesia sebesar 9.780.280 ton/tahun, pada tahun 2009 meningkat menjadi 10.439.861, dan pada tahun 2010 menjadi 11.152.600. Dari total kebutuhan pupuk urea yang terus meningkat namun kapasitas produksi cenderung tetap mengakibatkan ketidakseimbangan produksi dan konsumsi pupuk urea dari tahun ke tahun sehingga menyebabkan kelangkaan pupuk urea di pasar (APPI, 2011). Demi memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia, pemerintah sebagai regulator dan stabilisator memiliki peranan mutlak dalam perkembangan industri pupuk. Salah satunya dengan mendirikan beberapa produsen pupuk di Indonesia. Industri pupuk Indonesia diawali dengan didirikannya
PT. Pupuk Sriwijaya
(Pusri) di Palembangan,Sumatera Selatan pada tahun 1963. Saat ini terdapat lima perusahaan pupuk nasional, yaitu PT. Pupuk Kalimantan Timur,Tbk di Kalimantan Timur, PT. Pupuk Petrokimia Gresik di Jawa Timur, PT. Pupuk Kujang di Jawa Barat, PT. Pupuk Sriwijaya di Sumatera Selatan dan PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh Utara. Dalam rangka mendukung Ketahanan Pangan Nasional maupun Ketahanan Pangan Jawa Barat, Pemerintah agar melakukan langkah-langkah penting terhadap Ketahanan Pangan di Jawa Barat yaitu salah satunya menjamin stok pupuk di Jawa Barat. PT. Pupuk Kujang adalah salah satu produsen pupuk yang mempunyai peranan penting. PT. Pupuk Kujang dituntut untuk mensuplai permintaan akan pupuk di Indonesia khusunya di daerah Jawa Barat dan beberapa daerah di Jawa Timur. Posisi strategis PT. Pupuk Kujang yang terletak di Provinsi
Jawa Barat dan berdekatan dengan Ibu Kota DKI Jakarta menjadi salah satu tantangan tersendiri, mengingat Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional harus ditunjang dengan pasokan pupuk yang memadai sehingga Ketahanan Pangan Nasional dapat terjamin. Dimana kebutuhan pupuk di Jawa Barat merupakan tanggung jawab dari PT. Pupuk Kujang. Berdasarkan permasalahan perpupukan nasional yang telah dipaparkan, maka diperlukan penelitian yang terkait dengan produksi pupuk urea terutama faktor-faktor yang memengaruhi produksi pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang. Sehingga analisis permasalahan pupuk melalui penelitian ini, menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pemerintah dan produsen pupuk.
1.2. Perumusan Masalah Pupuk urea merupakan salah faktor produksi yang sangat penting bagi sektor pertanian. Dalam hal ini PT. Pupuk Kujang sebagai produsen pupuk memerlukan kesiapan, yaitu dengan memenuhi stok pupuk di gudang-gudang Pupuk Kujang. Untuk lancarnya hal tersebut diperlukan kesiapan dari seluruh lini PT. Pupuk Kujang. Jika dilihat dari kondisi ketersediaan faktor produksi seperti modal, tenaga kerja, bahan baku, dan stream days yang sangat tidak menentu. Pertumbuhan modal yang tidak pasti, kerusakan mesin-mesin yang tidak terprediksi menyebabkan biaya yang dikeluarkan semakin besar untuk berproduksi. Bahan baku yaitu berupa gas alam yang tidak dapat dipastikan jumlah kuantitas yang boleh didapat oleh perusahaan setiap bulannya juga merupakan suatu hambatan.
Hal itu bisa berdampak pada penyediaan pupuk secara nasional dan dapat mengganggu penyediaan pangan nasional. Mahalnya biaya maintenance dan pengadaan suku cadang pada mesin-mesin yang ada di pabrik pupuk juga merupakan suatu hambatan yang dapat berpengaruh untuk produktivitas pupuk. Mesin-mesin pada PT. Pupuk Kujang juga sudah mengalami penuaan karena mesin yang ada sudah berumur lebih dari tigapuluh tahun. Berdasarkan uraian singkat diatas, maka permasalahan yang harus dianalisis dalam penelitian ini adalah: 1.
Faktor-faktor apakah yang memengaruhi produksi pupuk Urea PT Pupuk Kujang?
2.
Bagaimana elastisitas dari masing-masing faktor produksi dan skala hasil usaha PT. Pupuk Kujang?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi pupuk PT. Pupuk Kujang.
2.
Menganalisis elastisitas dari masing-masing faktor produksi dan skala hasil usaha PT. Pupuk Kujang.
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.
Penulis, dapat meningkatkan pengetahuan mengenai industri perpupukan nasional dan kemampuan daya analisis pada suatu permasalahan.
2.
Industri pupuk nasional terutama PT. Pupuk Kujang Cikampek, sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam usahanya untuk dapat meningkatkan produksi dan efisiensinya.
3.
Pemerintah, sebagai bahan masukan dan sumber informasi agar lebih memperhatikan sektor pertanian, terutama industri pupuk sehingga pemerintah
dapat
membuat
kebijakan
yang
berhubungan
dengan
peningkatan efisiensi produksi.
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang faktor-faktor produksi pupuk urea pada
PT. Pupuk Kujang. Faktor-faktor produksi yang dianalisis dalam penelitian ini hanya beberapa saja yang dianggap sangat dominan dan untuk faktor lainnya dianggap konstan. Data yang digunakan adalah data tahunan dan beberapa faktor yang dijelaskan yaitu modal, jumlah tenaga kerja, jumlah penggunaan bahan baku, dan stream days. Produksi pupuk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produksi pupuk urea pada pabrik pupuk Urea Kujang 1-A . Penelitian ini tidak membahas sejauh mana pengaruh kebijakan pemerintah terhadap produksi pupuk pada PT. Pupuk Kujang.