BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sistem kerja merupakan suatu gabungan dari beberapa atau seluruh komponen kerja yang saling berinteraksi satu dengan lain, dimana komponen-komponen tersebut antara lain adalah hardware, operator, software, lingkungan fisik dan organisasi. Sistem kerja yang baik tidak terlepas dari work place (tempat kerja) maupun langkah-langkah operasional tugas yang harus dilakukan dalam suatu pekerjaan. Penataan tempat kerja beserta perlengkapan atau peralatan yang digunakan maupun posisi tubuh pada saat bekerja akan sangat berpengaruh dalam menciptakan suatu sistem kerja yang terintegrasi dengan baik. Melalui perbaikan yang dilakukan, akan menjadikan suatu sistem kerja bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai pekerjaan yang menggunakan kemampuan fisik seseorang. Jenis-jenis pekerjaan tersebut diantaranya berupa aktivitas mengangkat, mendorong, menarik dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak jarang dilakukan secara manual. Pada aktivitas tersebut banyak memerlukan gerak mekanik tubuh. Oleh sebab itu, aktivitas tersebut erat kaitannya dengan ilmu biomekanika kerja. 1
2 Dalam biomekanika kerja tubuh dipandang sebagai suatu sistem mekanik (Wickens dkk, 2004). Sistem ini terkait dengan sistem kerangka otot (musculoskeletal system). Sistem kerangka otot (musculoskeletal system) meliputi tulang, otot, ligamen, tendon, lapisan fascia dan tulang rawan (Wickens dkk, 2004). Kedua, Biomekanika Kerja terkait dengan jenis-jenis pekerjaan yang bersifat fisik seperti pekerjaan-pekerjaan penanganan manual material (manual material handling). Jenis-jenis pekerjaan yang bersifat fisik tersebut banyak berkaitan dengan kerja sistem kerangka otot (musculoskeletal system). Terakhir, mengenai keluhan kerangka otot (musculoskeletal disorder). Jenis-jenis pekerjaan yang bersifat fisik jika dilakukan dengan cara-cara yang tidak tepat maka lambat laun dapat menimbulkan keluhan kerangka otot (musculoskeletal disorder). Jika hal tersebut tidak ditangani dengan sungguh-sungguh dapat menyebabkan akibat yang lebih serius. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut maka setiap perusahaan wajib memperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan bagi pekerjanya dengan cara penyesuaian antara pekerja dengan metode kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Permasalahan yang timbul pada pengawas radiasi pertama di Subdirektorat Perijinan Fasilitas Penelitian dan Industri, Direktorat Perijinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (SDPFPI-DPFRZRBAPETEN) yaitu melakukan aktivitas kerja yang monoton, antara lain memeriksa kelengkapan dokumen pengajuan permohonan izin pemanfaatan tenaga nuklir kemudian menginput dan memproses data permohonan masuk tersebut dengan
3 dilakukan pada posisi duduk dalam waktu lama serta mengangkut dokumen tersebut ke ruang Kasubdit yang berjarak 20 m. Pada penelitian analisa postur kerja ini menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui keluhan kaku pada bagian tubuh tertentu yang terkait dengan postur kerja yang digunakan oleh pengawas radiasi pertama. Responden mengisi kuesioner dengan cara memberikan tanda ada atau tidaknya keluhan kaku pada bagian tubuh tersebut.
1.2 Perumusan Masalah Rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah : 1. Bagaimanakah menganalisa postur kerja yang tidak alamiah dengan menggunakan metode RULA pada pegawai BAPETEN ? 2. Bagaimanakah menganalisa keluhan kaku pada tubuh bagian atas pegawai BAPETEN setelah melakukan aktivitas kerja dengan kuesioner NBM ? 3. Bagaimanakah memberikan usulan perbaikan metode kerja yang terkait postur kerja yang ergonomis kepada pegawai BAPETEN untuk mendapatkan postur kerja yang lebih alamiah dalam mengatasi keluhan kaku pada tubuh bagian atas ?
4 1.3 Batasan Permasalahan Penelitian dalam tugas akhir ini dilakukan dengan batasan masalah sebagai berikut : 1. Pegawai yang diamati adalah pengawas radiasi pertama di unit kerja SDPFPIDPFRZR-BAPETEN. 2. Aktivitas yang diamati yaitu di loket perizinan DPFRZR dan di ruang kerja pengawas radiasi pertama di unit kerja SDPFPI-DPFRZR-BAPETEN. 3. Data postur kerja dan kuesioner NBM diambil pada tanggal 17 Mei – 12 Juni 2013. 4. Analisa postur kerja pengawas radiasi pertama di SDPFPI-DPFRZRBAPETEN hanya dengan menggunakan metode RULA dan kuesioner NBM. 5. Usulan perbaikan metode kerja yang terkait postur kerja yang ergonomis hanya disampaikan ke SDPFPI-DPFRZR-BAPETEN.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisa postur kerja yang tidak alamiah dengan menggunakan metode RULA pada pegawai BAPETEN. 2. Menganalisa keluhan kaku pada tubuh bagian atas pegawai BAPETEN setelah melakukan aktivitas kerja dengan kuesioner NBM. 3. Memberikan usulan perbaikan metode kerja yang terkait postur kerja yang ergonomis kepada pegawai BAPETEN untuk mendapatkan postur kerja yang lebih alamiah dalam mengatasi keluhan kaku pada tubuh bagian atas.
5 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Bahan
masukan
bagi
SDPFPI-DPFRZR-BAPETEN
untuk
dipertimbangkan sebagai solusi perbaikan metode kerja, sehingga membantu
pegawai
khususnya
pengawas
radiasi
pertama dalam
memberikan pelayan perizinan pemanfaatan tenaga nuklir. 2. Bahan masukan bagi pengawas radiasi pertama SDPFPI-DPFRZRBAPETEN untuk lebih memperhatikan postur kerjanya supaya keluhan kaku pada bagian atas tubuhnya dapat diminimalisir.
1.6 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, data yang digunakan terdiri dari : 1.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian secara langsung terhadap objek penelitian di lapangan yaitu kondisi aktual dari lokasi objek penelitian, meliputi pengamatan langsung postur kerja pengawas radiasi pertama di SDPFPI-DPFRZR-BAPETEN. Data yang diperlukan, diantaranya : a) Data postur kerja, berupa foto pengawas radiasi pertama ketika melakukan aktivitas dengan postur kerja tertentu. b) Data RULA worksheet. c) Data kuesioner NBM.
6 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur, referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan data perusahaan (gambaran umum, sejarah perusahaan, jumlah pegawai dan organisasi perusahaan).
1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas enam bab. Keenam bab tersebut akan diuraikan seperti di bawah ini : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan pelaksanaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan RULA dalam hal penilaian postur kerja dan keterkaitan antara NBM untuk mengetahui keluhan kaku pada bagian tubuh pengawas radiasi pertama di SDPFPI-DPFRZR-BAPETEN setelah melakukan aktivitas kerja. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini
berisikan proses pemecahan
masalah
yang digunakan
untuk
menyelesaikan persoalan yang timbul, yang disusun berdasarkan latar belakang dan tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan teori-teori pendukung dalam pemecahan masalah dan melakukan pengumpulan data, baik melalui literatur maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan data sampai pada penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.
7 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memberi gambaran secara deskriptif tentang BAPETEN, berisikan tentang sejarah dan perkembangannya. Pada bagian ini juga menguraikan tentang cara pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian dan pengolahan data dengan menggunakan metode RULA dan kuesioner NBM. BAB V HASIL DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil dan analisa pengolahan data yang telah dilakukan dan membahas sejauh mana hasil pengolahan data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan simpulan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang solusi dari permasalahan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya serta tentang saran yang diusulkan kepada perusahaan untuk dilakukan untuk perbaikan pada masa yang akan datang.