I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Bslakang Buah jengkol ( P z t h e c e l l o b i u m Cobaturn) sudah l e b i h dari 60
tahun ditengarai berpotensi untuk menimbulkan keracunan d a n t e l a h diketahui bahwa semua ini bersumber dari kandungan a s a m jengkolat
(djenkolic a c ~ d )yang terdapat daIam b u a h jengkol
segar ( d j e n k o l
b e a n ) . Juga telah sama-sama diketahui bahwa tidak pada semua orang
yang memakan jengkol akan timbul keracunan; a d a yang biasanya t i d a k apa-apa, tetapi sesaat makan 1 biji saja teIah mengalami keracunan; dan ada yang keracunan setelah makan b u a h jengkol
dari pohon
tertentu. Buah i n i merupakan makanan kegemaran yang cukup populer dikalangan masyarakat golongan tertentu yang ada didaerah Jawa, Sumatera dan
Sulawesi. Majalah Kontak 17 Desember 2001 mencatat
penjualan buah jengkol segar dipasar Cibitung, J a w a Barat, mencapai 10 t o n perhari, d a n ha1 ini menggambarkan begitu besarnya konsumen
- jengkol d i Indonesia. S a l a h satu sifat yang merugikan bagi penggemarnya adalah bahaya keracunan yang derajatnya berat seperti gaga1 ginjal akut, bahkan beberapa diantaranya menyebabkan
kernatian. Penyebabnya
diduga akibat kandungan asam jengkolat dalam buahnya, d a n ikut termakan saat mengkonsumsi buah jengkol. Keracunan jengkol dapat menimpa siapa saja, baik u s i a t u a maupun muda, tetapi ternyata t i d a k menyebabkan surutnya kegemaran,
bahkan
d i c a r i berbagai
variasi
masakan khususnya yang d a p a t mengurangi kernungkinan keracunan. Asam
ini berkemampuan untuk
menirnbulkan
masalah
pada
sistim perkemihan, yang diduga karena kandungan a s a m jengkolat dalam buahnya dapat mengkristal, sehingga terjadi sumbatan di saluran kemih, menimbulkan nyeri kolik, dan bila terjadi sumbatan total dapat
menimbulkan terjadinya gaga1 ginjal akut. Karenanya diagnosis dini d a n penanganan segera harus dilakukan untuk menghindari a k i b a t buruk lebih lanjut. Diagnosa keracunan jengkol tidak sulit, yaitu beberapa j a m sesudah makan jengkol
beberapa biji, terjadi sakit perut, muntah-
muntah, sisakit mengeluh serangan kolik,
nyeri berkemih, j u m l a h
volume a i r kemih menjadi sangat berkurang (oligouria), bahkan b e b e r a p a k e a d a a n u r i n macet t o t a l ( a n u r i a ) ,
padanya terdapat
kencing berdarah (hematuria), mulut, hawa napas, d a n kencing berbau
jengkol,
sehingga
seakan
penderita
sendiri
sudah
menegakkan diagnosanya Penanganannya
sederhana,
dan
semuanya
didasarkan
atas
t e r b e n t u k n y a k r i s t a l p a d a u r i n yang suasananya a s a m , s e h i n g g a tablet bikarbonat peroral dan infus atau bilasan bikarbonat menjadi ha1 yang r u t i n d i l a k u k a n . Kasus keracunan jengkol selama ini tidak terlalu menggefitik para klinisi, tetapi perhatian tiba-tiba tersentak setelah terjadi ledakan
kasus
bulan
Agustus
sampai
Desember
1959
yang
m e n c a p a i 50 k a s u s d i R S C M J a k a r t a , p a d a h a l s a a t i t u u n t u k k u r u n w a k t u y a n g s a m a a n t a r a J a n u a r i s a m p a i J u l i 1959, h a n y a t e r c a t a t 7 kasus. Penelusuran keracunan jengkoI menjadi marak, bahkan telah dilakukan
ultrasonografi
patogenesisnya
masih
dan
menjadi
biopsi persoalan,
ginjal.
Walaupun
keputusan
tentang
p e n y e b a b n y a t i d a k b e r u b a h y a i t u a k i b a t p e m b e n t u k a n krista!. A d a b e b e r a p a ha1 y a n g menarik p a d a k e r a c u n a n ini, s e p e r t i : 1. G e j a l a m u n c u l d e n g a n c e p a t hingga s u l i t d i p e r t a h a n k a n a n g g a p a n
bahwa k r i s t a l j e n g k o l merupakan p e n y e b a b pokok.
2. K r i s t a l t i d a k s e l a l u d i t e m u k a n , padahal k e r a c u n a n n y a b e r a t 3. B i o p s i g i n j a l yang m e n u n j u k k a n f o k u s n e k r o s i s t u b u l u s d a e r a h
k o r t e k ginjal d e n g a n g l o m e r u l u s t e r l i h a t n o r m a l
4. Belakangan i n i d i k e t a h u i b a h w a a k a r t a n a m a n t e r t e n t u s e p e r t i m e n d e k o m p o s i s i asam j e n g k o l a t
Mimosa p u d i c a , mampu
dan
menghasilkan gas C S 2 y a n g b e r s i f a t t o k s i s . 1.2. K e r a n g k a p e m i k i r a n
Asam j e n g k o l a t s e b a g a i a s a m a m i n o n o n e s e n s i a l , m e m p u n y a i struktur
molekul
yang
sangat
sederhana.
Molekulnya
hanya
merupakan rangkaian dari 2 buah s i s t e i n (3 atom karbon) d a n 2 sulfur yang terikat pada 1 molekul karbon (lihat struktur). Bobot m o l e k u l k e s e l u r u h a n 2 4 4 . U n t u k m e n g k r i s t a l , pH i s o e l e k t r i k n y a 5.5, dan dengan terbentuknya kristal d i urin, menunjukkan bahwa
titik
isoelektrik telah pernah tercapai pada salah satu bagian
ginjal. Bubuk asam jengkolat murni, tidak berbau. Usus kelihatannya sangat cepat menyerap asam jengkolat dan mengedarkannya
keseluruh
tubuh
sehingga
hawa
mulut
dan
keringat berbau jengkol. Asam jengkolat mampu melewati saringan glomerulus yang dilengkapi oleh mekanisme untuk menahan laju pembuangan
bahan
organik
seperti
protein
dan
asam
amino,
sehingga dengan cepat dapat ditemukan dalam urin. Ditemukannya kristal asam jengkolat dalam jumlah besar pada
urin
penderita
keracunan jengkol,
menimbulkan
dugaan
bahwa masalah pokok bersumber pada pembentukan kristal, namun kecepatan
munculnya
gejala
keracunan,
mengajak
berpikir
kemungkinan ada bahan toksis yang berperan daIam masalah ini. Bila sumber mssalah berasal dari pembentukan kristal, maka kristal
harus
mengakibatkan
ditemukan. aliran
Sumbatan ureter
balik
(back
yang terjadi,
flow),
dengan
dapat
berbagai
fenomenanya seperti ureter yang menggelembung (hydroureter)
begitu juga dengan saluran ginjal diatasnya ( h y d r o n e p h r o s i s ) . Juga dapat timbul anuria, dan mengganggu berbagai fungsi utama ginjal seperti klirens ( c l e a r a n c e ) . Gambaran histopatologi, juga akan menunjukkan kerusakan segmen bawah s i s t i m nefron ginjal yang lebih dominan dibanding kerusakan segmen atas. Butir eritrosit tidak ditemukan pada segmen atas ginjal. Bila sumber masalahnya bahan toksik, kristal tidak perlu selalu
ditemukan,
dan
fenomena
sumbatan
tidak
selalu
ada.
Kerusakan histopatologi pada segmen atas sistim nefron ginjal, d a p a t !ebih d o m i n a n d i b a n d i n g d e n g a n k e r u s a k a n s e g m e n b a w a h , dan eritrosit dapat ditemukan pada segmen atas.
1 . 3 . Perurnusan M a s a l a h Saat ini dikatakan bahwa, s u m b e r masalah keracunan jengkol terjadi akibat pembentukan kristal asam jengkolat pada saluran kemih, dan sumbatannya mengakibatkan tertahannya aliran kemih (back-flow mechanism). Kristal penyebab akan ditemukan di urin. Terdapat penurunan pH urin d a n muncul hematuria makroskopik a t a u mikroskopik mengikuti pembentukan kristal. Perubahan fungsi filtrasi glomerulus dan fungsi tubulus tertento, akan terjadi sesuai dengan bertambah kornpleknya keadaan. Tempat sumbatan dapat ditemukan
baik
secara
kasat
mata
atau
secara
pemeriksaan
mikroskopik. Gambaran histopatologi, juga akan mengikuti proses perkembangan kerusakan akibat obstruksi tersebut. Kemungkinan keracunan jengkol a k i b a t bahan toksik, juga dapat terjadi. Bila penyebabnya bahan toksik,
akan diperoleh
kelainan histopatologi ginjal yang berbeda sifat dengan kelainan histopatologi akibat suatu bendungan.
.
Dengan dengan
dosis
demikian,
penelitian
keracunan
yang
pemberian berbeda,
asam jengkolat
diharapkan
dapat
mengungkapkan penyebab keracunan jengkol s e c a r a Iebih rinci, d a n untuk ini, masalahnya dapat dirumuskan s t b a g a i berikut: 3 . 1 . S e b e r a p a jacih p e m b e n t u k a n k r i s t a l d a l a m s a l u r a n k e m i h i n i ? 3.2. Fungsi fisiologis ginjal a p a yang terganggu ?
3.3. B a g i a n g i n j a l m a n a y a n g l e b i h d o m i n a n m e n g a l a m i k e r u s a k a n
dan seperti apa gambaran histopatologisnya ? 3.4. Bagaimana keadaan pH urin ? 3.5. Bagaimana gambaran hematuria pada urin ?
3 . 6 . Bagaimana kaitan antara hematuria dengan kristal dalam urin ? 1.4. Tujuan penelitian
Sejalan dengan kerangka pemikiran d a n perurnusan masalah, tujuan yang akan dicapai d i penelitian ini adalah: 4.1 Memberi kontribusi nyata dalam pemahaman kerusakan ginjal pada keracunan jengkol. 4.2 Dengan pemahaman yang lebih akurat, wawasan akan bahaya
yang
mengancam
diinformasikan
ke
penggemar jengkol masyarakat,
dapat
sehingga
diperoleh
dan
sikap antisipatif
terhadap keracunan jengkol dapat dikembangkan. 1.5. Hipotesis P a d a penelitian ini dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
1).
Sumbatan
kristal
asam
jengkofat
mengawali
kejadian
keracunan j engkol.
2). p H u r i n a k a n m e n u r u n s e t e l a h p e m b e r i a n a s a m j e n g k o l a t . 3).
Hematuria akan terjadi, bila dinding ureter danlatau kandung kemih mengalami kerusakan.
4).
Pada
hematuria,
eritrosit
tidak
mengalami
perubahan
m o r f o l o g i k yang berarti. 5).
Kelainan histopatologi
pada bagian s e g m e n bawah nefron
g i n j a l , Iebih dominan dibanding kelainan pada s e g m e n a t a s . 6).
Glomerulus - tidak
mengalami
kerusakan
0
f u n g s i filtrasinya, tidak terganggu.
yang
berarti
dan