1
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan yang bergerak dibidang pendidikan di Politeknik Universitas Andalas, yang dijalankan oleh mahasiswa untuk mengevaluasi dan mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkulihan di Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terjun langsung kelingkungan pabrik, sehingga diharapkan mahasiswa dapat memahami teknologi yang terdapat di industri.
Pada
kesempatan ini penulis berkesempatan untuk melaksanakan PKPM, dengan judul Proses Pengolahan Kernel di pabrik
PT. Muriniwood Indah Industri (MII)
Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan devisa negara melalui minyak sawit dan minyak inti sawit. Dengan berkurangnya peranan minyak dan gas bumi dalam menghasilkan devisa dan pendapatan negara maka peranan komoditas di sub sektor perkebunan sangat dirasakan pentingnya. Kelapa sawit merupakan pilihan yang tepat untuk dikembangkan sebagai sumber devisa negara. Kelapa sawit banyak diminati oleh para investor karena mempunyai prospek yang cukup tinggi( Prabowo, 2009). Kernelsawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah menjadi cangkang dan kernel.Cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, arang, pengeras jalan dan lain-lain.Kernel sawit diolah kembali menjadi minyak inti sawit (Palm Kernel Oil). Proses pengolahan kernel sawit menjadi
2
minyak inti sawit tidak terlalu rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawitmenjadi CPO.Bentuk kernel sawit bulat padat berwarna cokelat kehitaman.Kernelsawit mengandung lemak,protein, serat dan air.Minyak yang terkandung didalamnya adalah minyak inti sawit (PKO), dengan kadar minyak 44 – 45%. Ampas atau bungkilnya kaya protein digunakan sebagai bahan makanan ternak (Mangoensoekardjo, 2003). Pada tahun 2011 ekspor minyak kernel dengan jumlah masing-masing 1,42 juta ton. Kernel kelapa sawit sebagian besar diekspor sebagai minyak kernel mentah. Ekspor minyak 179.790 ton minyak inti sawit dan sisanya 21,43% dalam bentuk minyak kernel yang diproses.Kenaikan volume penjualan kernel hingga 78,4% menjadi sebesar 135.941 ton hingga Mei 2013 (Riyadi, 2013). 1.2. Tujuan 1. Mengetahui proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadikernel (inti) di PT. Muriniwood Indah Industri (MII) mulai dari proses penerimaan bahan baku, mengetahui kualitas kernel dengan melakukan analisa terhadap kernelhingga pemasaran hasil produksi. 2. Untuk mempelajari, mengenal dan memahami secara langsung proses pengolahan kelapa sawit menjadi kerneldi MII. 3. Untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan yang mencakup dalam industri pengolahan minyak. 4. Dapat membekali mahasiswa dengan pengalaman yang sebenarnya di dunia kerja sebagai persiapan diri dalam dunia kerja.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) merupakan jenis tanaman multiguna karena dapat memberikan aneka hasil atau manfaat yang cukup besar.Selain menghasilkan minyak sawit dan minyak inti sawit,dari tanaman kelapa sawit juga dapat diperoleh bahan biodesel. Bungkil sawit dan lumpur sawitdapat dimanfaatkan untuk bahan baku pakan ternak, sabutnya untuk bahan pakan dan campuran pakan ternak, tandan kosongnya untuk bahan baku kertas dan bahan baku pupuk, batangnya dapat digunakan untuk dinding rumah, serta pulpkayunya digunakan untukbahan kertas. Oleh karena nilai manfaatnya begitu banyak, maka tanaman kelapa sawit banyak diusahakan oleh pengusaha untuk dibudidayakan (Sukamto, 2008). 2.1 Pengolahan Kernel 2.1.1 Bahan Baku a. Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis golongan palma termasuk tanaman tahunan, tanaman kelapa sawit menghasilkan buah rata-rata 20-22 tandan pertahun. Pada tahun pertama tanaman berbuah sekitar 3-6 kg, tetapi semakin tua berat tandan bertambah yaitu 25-30 kg per tandan.Banyak buah yang terdapat pada satu tandan tergantung pada faktor genetik, umur, umur dan teknik budidaya.Jumlah buah per tandan pada tanaman yang cukup tua mencapai 1.600 buah. Panjang buah antara 2-5 cm dan berat sekitar 20-30 gr per buah (Fauzi, Widyastuti, Satyawibawa, dan Hartono , 2005). Secara anatomi buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian pertama adalah perikaprium yang terdiri dari epikaprium dan mesokarpium,
4
sedangkan yang kedua adalah biji, yang terdiri dari endokaprium, endosperm, dan lembaga atau embrio.
Epikaprium adalah kulit buah yang keras dan licin,
sedangkan mesokaprium yaitu daging buah yang berserabut dan mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi.Endokaprium merupakan tempurung bewarna hitam
dan keras.
Endosperm atau disebut juga kernel merupakan
penghasil minyak inti sawit, sedangkan lembaga atau embrio merupakan bakal tanaman (Fauzi, et al, 2005). Menurut Muchtadi, Sugiyono, dan Ayustaningwarno (2010), bahan produksi untuk mendapatkan minyak dan kernel kelapa sawit adalah tandan buah segar. Buah yang baik adalah tandan yang sempurna matangnya, mutu tandan buah dibedakan atas beberapa tingkat, tingkat mutu ini disebut fraksi. Fraksi dibedakan berdasarkan derajat kematangan tandan buah.Disamping itu buah sawit juga bahan untuk mendapatkan kernel kelapa sawit yang berasal dari pelumatan buah.Derajat kematangan tandan buah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Derajat kematangan tandan buah Fraksi 00 0 1 2 3 4 5
Jumlah brondolan Tidak ada warna hitam 1 sampai10 10 sampai 25% lapusan luar membrondol 25 sampai 50% lapisan luar membrondol 50 sampai 75% lapisan luar membrondol 75 sampai 100% lapisan terlalu luar membrondol Beberapa buah bagian dalam membrondol
Derajat Sangat mentah Mentah Matang Matang Matang Terlalu matang Ranun
Sumber: Muchtadi, et al, (2010) b. Air Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga
5
merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta citra makanan (Winarno, 2004). Dalam proses pengolahan kelapa sawit air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler harus memenuhi standar. Sumber air harus di lakukan pengolahan terlebih dahulu atau yang disebut“water treatment”yaitu proses pengolahan air untuk mengurangi dan menghilangkan pengotor yang terdapat dalam air sehingga air dapat memenuhi syarat-syarat mutu untuk penggunaannya, yaitu tidak bewarna (jernih), tidak berbau, dan tidak mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh manusia (bakteri). Air baku yang biasa digunakan di PKS diperoleh dari pengolahan air sungai.Syarat standar mutu air umpan boiler dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2.Syarat standar mutu air umpan boiler Parameter PH TDS Silica Hardness Total alkali Sulfit Sumber: Rocy, (2012)
Standar
Satuan
10.5-11.5 2000
Mho
Max 125 Trace 500-800 30-80
Ppm Ppm Ppm Ppm
Penggunaan air pengolahan minyak kelapa sawit memiliki persyaratan khusus yang harus menggunakan perlakuan kimia yang aman (food grade). Kebutuhan air untuk pengolahan minyak kelapa sawit yaitu mencapai 0,5-0,6 m3/ ton TBS, sedangkan untuk uap dibutuhkan 0,6 m3/ ton TBS (Rocy, 2012). 2.1.2 Pengolahan Kernel Menurut Satyawibawa dan Widyastuti (1992), proses pengolahan kernel terdiri dari beberapa tahap diantaranya:
6
1. Pengeringan dan pemecahan biji Biji sawit yang telah dipisahkan pada proses pengadukan di digester berupa nut dan fiber, diolah lebih lanjut untuk diambil minyaknya. Sebelum dipecahkan, biji- biji sawit dikeringkan dalam silo, minimal 14 jam dengan sirkulasi udara kering pada suhu 50oC, akibat proses pengeringan ini inti sawit akan mengalami pengurangan kadar air sehingga memudahkan pemisahan inti sawit dari tempurungnya.
Biji-biji sawit yang sudah kering kemudian dibawa ke alat
pemecah biji repelmill. 2. Pemisahan inti sawit dari tempurung Pemisahan inti sawit dari tempurung berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan tempurung.Alat yang digunakan adalah hydrocylone sparator.Inti dan tempurung dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung atau dapat juga dengan mengapungkan biji-biji yang pecah dalam larutan lempung yang mempunyai berat jenis1,16. Inti sawit akan mengapung dan tempurungnya akan tenggelam. Proses selanjutnya adalah pencucian inti sawit dan tempurung sampai bersih. Untuk menghindari kerusakan akibat mikroorganisme, maka inti sawit harus segera dikeringkan pada suhu 80oC.Kernel sawit yang kering dapat dikemas atau diolah lebih lanjut yaitu dengan ekstraksi untuk menghasilkan minyak inti sawit (palm kernel oil, PKO) 2.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pengawasanmutu merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta manajerial dalam hal penangananmutu pada proses produksi, perdagangan dan distribusi komoditas. Olek karena itu, pengawasan mutu bukan semata-mata
7
masalah penerapan ilmu dan teknologi, melainkan juga terkait dengan bidangbidang ilmu sosial dan aspek-aspek lain, yaitu kebijaksanaan pemerintah, kehidupan masyarakat, kehidupan ekonomi, aspek hukum, dan perundangundangan (Soekarno, 1990). Menurut Sukamto (2008), pengawasan mutu untuk proses pengolahan minyak kernel ini dimulai dari pengawasan buah mulai dari lapangan diantaranya yaitu: 1. Menggunakan alat panen yang tepat Alat yang digunakan untuk proses pemanenan yang sering digunakan yaitu dodos dan egrek, dimana dodos tersebut bentuk bagian ujungnya agak lebar, sedangkan egrek berbentu seperti arit. Adapun fungsi dari masing – masing alat ini yaitu sebagai alat untuk proses pemanenan. 2. Mengatur rotasi panen yang tepat Rotasi pemanenan bertujuan untuk menjaga kontinuitas produksi, disamping itu juga untuk memperkecil kemungkinan brondolan yang masih tertinggal di tandan. Rotasi panen yang sering digunakan dengan cara membagi afdeling atau bagian maupun petak kebun menjadi 7 hari sekali. 3. Pengawasan mutu bahan baku tingkat pemanen Proses pemanenan kelapa sawit sangat berperan penting dalam menentukan rendemen yang dihasilkan, salah satu cara yang tepat atau sering digunakan untuk mengetahui layak atau belumnya tandan buah segar (TBS) dilakukan proses pemanenan. Kelayakan buah di tentukan dengan cara melihat warna dari buah yaitu hitam kemerahan atau dengan melihat satu atau dua butiran brondolan pada
8
TBS telah jatuh di piringan. Untuk lebih jelas standar kematangan buah dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.Standar kematangan buah. No 1 2 3 4 5 6 7
Fraksi Buah Fraksi 00(F-00) Fraksi 0(F-0) Fraksi 1(F-1) Fraksi 2(F-2) Fraksi 3(F-3) Fraksi 4(F-4) Fraksi 5(F-5)
Persyaratan 0,00% <5,00% 0,00% >90,00% 0,00% <3,00% <2,00%
Sifat Fraksi Sangat mentah Mentah Kurang mentah Matang Matang Lewat matang Terlalu matang
Jenis Brondolan Tidak ada 1-12,5% buah luar 12,5-25% buah luar 25-50% buah luar 50-75% buah luar 75-100% buah luar Buah dalam ikut membrondol
Sumber : Sukamto, (2008). 4. Pengakutan TBS tepat waktu Pengakutan TBS dari masing–masing pohon yang dipanen ketempat TPH (tempat pemungutan hasil) ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), harus segera mungkin karena berpengaruh terhadap hasil atau rendemen yang akan diperoleh. Proses pengakutan TBS dari pohon kelapa sawit dilakukan dengan cara TBS diangkut dengan angkong dorong dan di kumpulkan ditempat TPH, kemudian dari TPH ke pabrik diangkut menggunakan truk. 2.3 Sanitasi Industri Pengolahan Pangan Menurut Elida (2010), sanitasi yaitu pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor lingkungan dengan rantai perpindahan penyakit. Selain itu juga akan menciptakan kondisi yang aman terhadap bahan pangan, dan tidak berbahaya bila dikonsumsi, pencegahan terhadap kemungkinan tumbuh dan berkembangnya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman, peralatan yang dapat merusak bahan pangan. Dalam menghasilkan produk harus menjaga sanitasi produk tersebut. Sanitasi yang perlu di perhatikan yaitu:
9
a. Sanitasi Ruangan Menurut Elida (2010), ruangan yang baik adalah ruangan yang memberikan kenyamanan pada saat proses produksi. Berdasrkan GMP (Good Manufacturing Practices)persyaratan
pabrik
dan
pasilitas
ruangan
harus
luas
dimana
memudahkan pembersihan dan meletakan peralatan, tata letak sesuai dengan urutan proses produksi, pencahayaan cukup dan lampu yang berada di atas ruangan pengolahan harus diberi pelindung dan ventilasi harus cukup atau perlu kuasa pencegah hama. b. Sanitasi Peralatan Menurut Elida (2010), sanitasi alat yaitu memastikan semua alat yang digunakan telah dicuci bersih dengan deterjen dan dibilas dengan air bersih. Hal itu dilakukan sebelum maupun setelah proses produksi, seperti cawan petridish yang harus dibungkus pada waktu penyimpanan. c. Sanitasi Pekerja Menurut Elida (2010), sanitasi pekerja dapat dilakukan dengan cara pekerja mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum maupun sesudah pengolahan. Pekerja harus menggunakan kelengkapan kerja seperti baju seragam, sepatu but, menggunakan tutup kepala, memakai sarung tangan, memotong kuku, dan tidak boleh memakai perhiasan pada saat bekerja. 2.4. Penanganan Limbah Industri Pangan Menurut Fauzi, Widyastuti, dan Satyawibawa (2005), limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa sawit. Berdasarkan
10
tempat pembentukannya, limbah kelapa sawit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu, limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit. 2.4.1 Limbah Perkebunan Kelapa Sawit Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit. Jenis antara lain kayu, dan gulma. Dalam setahun setiap hektar perkebunan kelapa sawit rata-rata menghasilkan limbah pelepah daun sebanyak 10,4 ton bobot kering. 2.4.2 Limbah Industri Kelapa Sawit Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit. Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. A. Limbah Padat Jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya, dengan
komponen terbesar adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa, dan lignin (Fauzi, et al, 2005). kimiawi tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4. Komposisi kimiawi tandan kosong kelapa sawit (TKKS) Komposisi Abu Selulosa Lignin Hemiselulosa Sumber: Fauzi, et al, (2005)
Kadar % 15 40 21 24
Komposisi
11
B. Limbah Cair Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Limbah ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi, dan dari hidrolisilikon. Limbah kelapa sawit ini memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar pula. Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit, sedangkan lumpur yang telah mengalami proses sedimentasi disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organik lumpur juga tinggi yaitu pHnya berkisarnya 3-5.Karakteristik limbah cair industri kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Karakteristik limbah cair industri kelapa sawit Parameter
Lumpur Primer
Lumpur Sekunder
3.75
4.54
Padatan tersuspensi (ppm)
80.720
243.670
Padatan volatile (ppm)
64.760
233.730
COD (ppm)
28.220
16.320
Nitrat (ppm)
31
3
Fosfat (ppm)
106
3
80.720
243.670
pH
Padatan tersuspensi (ppm) Sumber: Fauzi, et al, (2005) C. Limbah Gas
Selain limbah padat dan cair, industri pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah bahan gas. Limbah bahan gas ini antara lain gas cerobong dan uap air buangan pabrik kelapa sawit.
12
III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Waktu dan tempat pelaksanaan Pengalaman Praktek Mahasiswa (PKPM) adalah di PT. Muriniwood Indah Industri (MII), Desa Bumbung Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.Pelaksaan PKPM ini dimulai dari tanggal 18 Maret sampai 18 Juni 2013. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1 AlatKernel Peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan kernel diantaranya sebagai berikut: 1. Timbangan Analitik ( Weight Bridge) Timbangan merupakan tempat untuk mengetahui jumlah bahan baku atau TBS yang masuk untuk diolah perharinya. Fungsi dari jembatan timbang ini diantaranya yaitu mengetahui jumlah material yang masuk sperti TBS dan yang keluar (pemasaran) seperti kernel, cangkang dan lain-lain, memperoleh data-data untuk proses pengolahan, untuk mengetahui jumlah rendemen rata-rata yang dihasilkan. Alat timbangan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Stasiun Timbangan
13
2. Lokasi Sortasi (Flat From) Buah yang telah ditimbang kemudian masuk ke stasiun flatfrom, yang bertujuan untuk melakukan proses sortasi dan grading terhadap bahan baku yang tersedia setiap harinya, serta sebagai evaluasi proses pemanenan yang ada pada kebun. Dimana luas areal lokasi sortasi ini 50 cm x 30 cm, setelah dilakukan sortasi maka selanjutnya buah akan dimasukan ke dalam loading ramp.Lokasi sortasi (flat from) ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2.Lokasi sortasi (flat from) 3. Loading Ramp Loading rampmerupakan tempat penampungan sementara untuk TBS sebelum diolah dan juga sebagai kendali mutu serta tempat penuangan TBS ke dalam lori sebelum proses sterilisasi. Lantai loading ramp dibuat miring yang bertujuan untuk memisahkan kotor-kotoran seperti pasir, kerikil dan sampah yang terikut, setiap pintu dilengkapi dengan hidrolik pack sebagai penggerak pintu.
yang berfungsi untuk
Jumlah pintu loading ramp ini yang ada di PT.
Muriniwood Indah Industri ini sebanyak 16 pintu, dimana kapasitas loading ramp ini 200 ton. Loading ramp dapat dilihat pada Gambar 3.
14
Gambar 3.Loding Ramp 4. Lori Lori merupakan alat yang berfungsi sebagai penampung buah yang jatuh dari loading ramp dan wadah untuk merebus TBS.Lori berbentuk keranjang balok dengan sejumlah lubang pada tiap sisi yang berfungsi untuk menyebarkan steam yang masuk pada saat perebusan.Untuk mempermudah pengakutan lori pada bagian depan dan belakangnya terdapat bentuk silinder sebagai penyangga link chain
dari hosting crank. Masing – masing lori dihubungkan dengan rantai
untuk mempermudah penarikan. Kapasitas lori 5 ton, dengan ukuran lori panjang 2600 mm, lebar 1700 mm dan tinggi 1865 mm. Lori dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Lori 5. Transfer Carriage Transfer Carriageuntuk memindahkan lori yang telah di isi dari loading ramp ke line rebusan 1 dan 2. Dimana kapasitas transfer carriage berjumlah 3
15
loriyang dapat dijalankan maju dan mundur. Jumlah transfer carriage sebanyak 2 buah, transfer carriage 1 memindahkan lori ke rebusan dan transfer carriage yang kedua memindahkan lori ke tippler. Transfer carriage ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5.Transfer carriage 6. Cap Stand Cap stand berfungsi untuk menarik lori yang masuk dan keluar dari rebusan. Bollard harus dalam keadaan bersih dan kering untuk menghindari tali slip ketika digunakan. Bollard dancap stand dijalankan untuk menarik lori dengan melilitkan tali secara teratur dan tidak bertindihan. Bollarddan Cap stand dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6.Bollard dan Cap stand 7. Sterilizer Sterilizer merupakan suatu bejana berbentuk silinder dengan posisi horizontal, terdapat pintu untuk keluar masuknya lori yang telah memuat TBS dikedua ujungnya. Proses perebusan TBS didalam sterilizer menggunakan uap
16
bertekanan yang dihasilkan oleh boiler, dengan tekanan 2,8 – 3.0 bar suhu 110 – 130oC.
PKS PT. Muriniwood Indah Industri ini mempunyai 2 unit perebusan
(Sterilizer) dengan kapasitas masing – masing 45 ton (isi 9 lori dengan kapsitas lori 5 ton). Proses perebusan ini dilakukan dengan proses perebusan 3 puncak (Triple Peak) dengan sistem penginjeksian dan pembuangan steam yang diatur secara semiotomatis dan otomatis, dengan lama proses perebusan 95 menit. Alat Sterilizer dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Sterilizer 8. Tippler Tippler berfungsi untuk menuangkan lori yang berisi TBR ke bunch feed conveyor untuk diteruskan ke thresser. Cara kerjanya yaitu lori ditarik ke dalam tippler dengan menggunakan capstan, melalui control panel, motor digerakkan sehingga berputar dan dengan menggunakan rantai dihubungkan ke tippler. Alat tippler ini dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8.Tippler
17
9. Thresser Thresser atau pembantingan adalah alat yang pemisah antara brondolan dengan janjangan dengan cara bantingan akibat dari putaran drum di thresser bekerja gaya sentrifugal dan gaya gravitasi. Gaya sentrifugal menyebabkan tandan melekat dan ikut berputar pada dindingthresser. Tandan kemudian jatuh dan membentur dinding tromol karena pengaruh gaya gravitasi. Untuk mempermudah ataumemperlancar tandan keluar dari tromol dengan efek pemipilan yang optimal, dipasang plate pada dinding bagian dalam sedemikian rupa sehingga membentuk alur spiral. Kapasitas padathresser ini 25-45 ton, dengan lama proses pemipilan berkisar 1 menit. Alat Thessher dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9.Thresser 10. Horizontal empty bunch, Inlcned empty bunch dan Bunch hopper Janjang kosong yang telah keluar dari thresser, masuk ke horizontal empty bunch, melalui Inlcned empty bunch dibawa ke Bunch hopper sebelum janjang kosong dibawa ke lapangan yang digunakan untuk mulsa atau pupuk dilapangan. Alat Inlcned empty conveyor dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10.Horizontal empty bunch, Inlcned empty bunch dan Bunch hopper
18
11. Under thesher conveyor, Conveyor botton cros, Fruit elevator, Distributor conveyor Janjangan yang telah mengalami pemipilan atau bantingan, brondolan yang telah lepas keluar dari thresser masuk ke under thresher conveyor, Conveyor botton cros,dimana Conveyor botton cros berfungsi untuk membawa brondolan dari under theser conveyor menuju fruit elevator. Conveyor ini dilengkapi dengan dengan ulir sebagai pembawa buah.Fruit elevator ini digunakan untuk membawa berondolan
dari
conveyor
botton
cros
ke
distribusi
conveyor
.sedangkandistribusiconveyordigunakan untuk mengantar umpan yang akan masuk ke digester.Under thresher conveyor, Conveyor botton cros, Fruit elevator, Distributor conveyor dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11.Under thesher, Conveyor botton cros, Fruit elevator, Distributor conveyor 12. Digester Digester merupakan alat untuk melumatkan brondolan, sehingga daging buah terpisah dari biji.Digester berupa sebuah tanki vertical yang bagian dalamnya dilengkapi dengan pisau–pisau pencacah yang berputar melalui sumbuh dan digerakkan oleh motor listrik.Tujuan utama dari proses digester yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaan (pessing) sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah, dengan suhu 90 -95 0C, dan kecepatan 15 rpm. Alat Digester dapat dilihat pada Gambar 12.
19
Gambar 12. Digester 13. Screw Press Screw press merupakan suatu alat yang digunakan untuk meremas daging buah (pericarp) yang telah dilumati, kemudian memisahkan minyak kasar (Crude oil) dan ampas (fiber dan nut). Alat ini berbentuk silender yang berlubang–lubang yang dibagian dalamnya terdapat ulir yang berputar secara berlawanan arah. Alat Screw press dapat dilihat pada Gambar 13
Gambar 13.Screw press 14. Cake Breker Conveyor (I dan II) Cake breker conveyor(CBC) merupakan alat yang akan menghantar umpan menuju Deferi Carper. Prinsip yang digunakan pada CBC ini adalah gumpalan cake dipecah oleh gerakan-gerakan daun conveyor cake braker conveyor yang dipasang diporos yang berputar. Pada proses ini berlangsung proses pengeringan dari press cake akibat pencacahan dan pelemparan oleh daun conveyor, kecepatan dari CBCdalam melemparkan fiber adalah 2,4m/s.Gambar CBC dapat di lihat pada Gambar 14.
20
Gambar 14.Cake breker conveyor 15. Depericarper Defericarper bertujuan untuk memisahkan antara nut dan fiberdari press cake dengan menggunakan pneumatic sistem. Prinsip kerja dari alat ini adalah gumpalan yang akan dipecahkan oleh gerakan CBC akan dihantarkan oleh pneumatic sistem dimana cyclone fan menimbulkan kecepatan angin dalam separating coloum, sehingga fiber dihisap dan dikumpulkan dalam fiber cyclone dan dijatuhkan menuju fuel conveyor melalui air lock.Nutakan jatuh ke polishing drum dan dihantarkan menuju destoner dimana induction fan akan mengangkat atau menghisap nut dan batu atau logam terjatuh ke lantai atau ke bawah. 16. Nut Polishing Drum Nut polishing drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan batu, nut, cangkang halus dan fiber. Prinsip kerja dari alat ini adalah fiberakan terhisap ke fiber cyclone sehingga nut akan masuk ke nut conveyor yang dihantarkan menggunakan sistim air lock. Sedangkan batu dan fiber basah akan jatuh ke
21
bawah karena memiliki berat yang tinggi, lalu dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler.Kapasitas dari polishing drum tersebut adalah 15 ton/jam dengan kecepatan 10 m/s.Gambar Nut polishing drum ini dapat dilihat pada Gamabar 15.
Gambar 15.Polishing drum 17. Wet Nut Conveyor Wet nut conveyor ini merupakan alat transfer nut atau umpan dari polishing drum ke nut transport cyclone (destoner). 18. Destoner Destoner merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan fraksi ringan (fiber), fraksi sedang seperti nut ukuran kecil dan sedang, dan fraksi besar seperti nut ukuran besar ,besi dan batu. Fraksi yang ringan akan terisap masuk ke dalam destoner cyclone oleh blower dan masuk kedalam shell hooper melalui air lock, sedangkan fraksi sedang akan terisap masuk ke air lock dan jatuh ke nut elevator.fraksi berat jatuh ke lantai dan akan di grading/dipisahkan antara nut berat dengan batu, setelah itu nut berat dimasukkan ke dalam nut elevator. Gambar Destoner ini dapat dilihat pada Gambar 16.
22
Gambar 16. Destoner 19. Nut Grading Drum Nut grading drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan antara nut yang besar, kecil dan nut sedang dimana nut-nut tersebut dialirkan melalui cylone conveyor dan menuju ripple mill. Gambar Nut grading drum dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17.Nut grading drum 20. Nut Silo Nut silo merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum dialirkan menuju ripple mill, dimana dalam nut silo ini dipisahkan antara nut ukuran besar dengan nut berukuran sedang dan kecil. Gunanya dipisahkan agar umpan ke ripple mill mendapat efisiensi 98. Nut silo berbentuk segi empat dan bagian bawahnya berbentuk kerucut segi empat. Di bagian bawah kerucut segi empat terdapat nut feeder sebagai umpan masuk ke dalam ripple mill. Gambar Nut silo ini dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18.Nut silo
23
21. Ripple Mill Ripple mill merupakan alat yang berfungsi untuk memecah nut dengan cara penggesekan dimana dalam alat tersebut dilengkapi dengan rotorbar yang berbentuk pipa yang berjumlah 46 buah untuk masing-masing ripple mill.Ripple mill terbagi menjadi 3 buah berdasarkan ukuran dari nut tersebut yaitu besar, sedang dan kecil. Prinsip kerja dari alat ini adalah nut yang masuk dari nut silo, dijatuhkan ke dalam rotorbardengan kecepatan 626 rpm, dimana nut-nut tersebut akan ditekan sehingga menjadi terpisah antara cangkang dan intinya dan akan digiling, kemudian jatuh pada CM conveyor dan diangkut menggunakan alat CM elevator.Gambar Ripple mill ini dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19.Ripple mill 22. LTDS ( Light Tenera Dust Separation) LTDS merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan antara kernel, nut dan fiberyang masih terikut selama proses pengolahan. Untuk LTDSkadar losis yang 1%. Prinsip yang digunakan dalam LTDS ini adalah dengan diberikannya angin oleh fan, sehingga dapat memisahkan antara cangkang, fiber dan nut.LTDS terbagi menjadi 2 yaitu: 1) LTDS I, yang dimana masih banyak terdapat fiber halus 2) LTDS II, yang dimana cangkang kasarnya cukup banyak dan fiber rendah
24
Gambar LTDS ini dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20.LTDS (Light Tenera Dust Separation) 23. Vibrating Umpan Vibrating umpan merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan kembali antara batu danfibre kasar yang masih terikut sebelum dimasukkan ke dalam claybath.Prinsip yang digunakan pada alat ini adalah getaran.Gambar Vibrating umpan ini dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21.Vibrating umpan 24. Claybath Claybath merupakan bak lumpur yang berisi CaCO3, air dan abu.Alat ini berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti yang berasal dari LTDS II.Prinsip yang digunakan pada claybath ini adalah memisahkan antara cangkang dan nut dengan
campuran
dengan
bantuan putaran.Penambahan
CaCO3
dimana
sebelumnya dipastikan stirrer telah dijalankan.Jalankan motor penggerak vibrating screen, jalankan pompa sirkulasi larutan untuk mengisi cyclone tempat
25
pemisahan, pastikan umpan selalu dalam keadaan konstan dan kapasitas pompa sirkulasi agar disetting secukupnya untuk menghindari turbelensi pada bak pemisahan.Gambar Claybath ini dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22.Claybath 25. Vibrating Claybath Vibrating claybath merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan antara cangkang dan nut yang berasal dari claybath dimana menggunakan prinsip getaran.Nut yang telah terpisah kemudian dialirkan menuju kernel nut conveyor dan diangkut menuju silo dryer menggunakan alat kernel nut elevator.Kadar losis yang
ada
pada
vibrating
claybath
adalah
1%
untuk
sampel.Gambar
Vibratingclaybath ini dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23.Vibrating claybath 26. Kernel Silo Dryer Kernel silo dryer merupakan alat yang berfungsi dalam pemasakan dengan menggunakan steam, bertujuan agar nut mudah untuk dipecah, untuk mendapatkan KA kernel sesuai standart yaitu kecil dari 8%. Prinsip yang
26
digunakan adalah pemberian steam pada silo dryer dengan suhu berkisar antara 90-950C dimana waktu penahanan kernel adalah 14-15 jam. Gambar Kernel silo dryer ini dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24.Kernel silo dryer 27. Kernel Silo Bin kernel silo bin merupakan tempat untuk penyimpanan kernel sebelum dikirim/dipasarkan. Kernel storage berbentuk silinder terbuat dari plat aluminium berbentuk lengkung disambung dan melingkar keatas. Pada alat ini terdapat 1 unit kernel beam yang berkapasitas 178 ton. Gambar kernel silo bin dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25.Kernel silo bin Selain alat pengolahan kernel, alat pendukung yang digunakan untuk pengolahan yaitu peralatan pembangkit listrik dan alat penanganan air diantaranya yaitu: a. Peralatan pembangkit tenaga listrik (Stasiun Kamar Mesin)
27
Pembangkit daya adalah stasiun yang berfungsi untuk menghasilkan energi listrik.Energi listrik dihasilkan oleh alternator turbin uap dan generator Diesel. Pada PKS memiliki alternator untuk membangkitkan daya listrik, yaitu : 1. Turbin Uap (Steam Turbin) Turbin uap adalah alat untuk menghasilkan listrik dengan mengubah energi gerak menjadi energi listrik.Tenaga yang digunakan berasal dari uap kering yang dihasilkan ketel uap. Pada PKS MII terdapat dua uni turbin uap dengan kapasitas masing – masing turbin 600KW/unit yang digunakan ketika pabrik beroperasi, putaran turbin rata – rata adalah 4.500 – 5.000 rpm dengan tekanan uap masuk 18 bar.Gambar turbin ini dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26.Turbin 2. Back Pressure Vessel (BPV) Back pressure vesselberfungsi untuk mengumpulkan uap bekas sisa dari turbin uap dan ditambahkan air untuk keperluan mesin – mesin lain yang memerlukan uap basah diantaranya stasiun perebusan, stasiun press, stasiun klarifikasi, stasiun kernel, Storage tank dan Fat pit. Gambar back pressure vessel (bpv) ini dapat dilihat pada Gambar 27.
28
Gambar 27.Back pressure vessel 3. Generation Diesel PKS MII memiliki generator diesel yang digunakan untuk pengoperasian listrik ketika PKS sedang tidak melakukan pengolahan. 4. Stasiun Boiler Stasiun boiler merupakan stasiun yang berfungsi sebagai jantung pengolahan pabrik. Karena stasiun ini akan mengoperasikan masing – masing alat yang ada di PKS. Boiler juga merupakan sumber energi listrik yang akan dialirkan menuju perumahan PKS. b. Penanganan pengolahan air atau water treatment Water intake merupakan jantung dari pengolahan PKS, karena stasiun ini akan mengirimkan kebutuhan air yang dibutuhkan selama proses pengolahan. 1. Waduk Waduk merupakan tempat penampungan air yang berasal dari water intake yang nantinya akan dialirkan menuju tanki kotor yang berada pada bagian tengah. Air yang berasal dari waduk dialirkan ke tanki kotor dengan cara menggunakan pompa air waduk.Gambar waduk ini dapat dilihat pada Gambar 28.
29
Gamabar 28. Waduk 2. Tanki kotor Tanki ini merupakan tanki yang berisi air kotor atau air yang berasal dari waduk dimana memiliki pH yang rendah, air yang berasal dari tanki ini akan dialirkan menuju clarifier, dari tanki melewati pipa yang berbentuk liku-liku, untuk mengefisienkan cara kerja obat agar lebih homogen sebelum dialirkan ke clarifier.Bahan kimia yang digunakan atau dimasukkan dalam tanki
seperti
P1031 dan P1018, dimana P1031 ini berfungsi untuk sebagai perekat/pengikat sedangkan P1018 berfungsi untuk mengikis kotoran sehingga terbentuk flok-flok. 3. Clarifier Tanki clarifier merupakan tanki yang berfungsi untuk menjernihkan air yang berasal dari tanki air kotor.Dimana pada tanki terdiri dari empat ruang yang berbeda. Pada tanki clarifier ini air akan dialirkan menuju tanki basin.Gambar clarifier ini dapat dilihat pada Gamabar 29.
30
Gambar 29.Clarifier 4. Tanki Basin Tanki basin merupakan tanki yang berfungsi untuk meningkatkan pH yang ada pada air, sebab umumnya pH dari air tersebut 4-5 untuk itu harus dinentralkan menjadi 6.5-7 dengan menggunakan obat yaitu soda ash. Dimana pemakaian soda ash 20 Kg untuk 600 liter air. 5. Sand Filter Sand filter merupakan tanki yang berfungsi untuk menyaring kembali air yang berasal dari tanki basin sebelum dialirkan ke tanki air bersih. Umumnya sand filter yang digunakan satu dan tanki tersebut biasanya dibersihkan setiap satu minggu sekali. Gambar Sand filter dapat dilihat pada Gambar 30.
Gambar 30.Sand filter
31
6. Tanki Air Bersih Tanki air bersih merupakan tanki yang berisi air yang telah bersih dimana pH telah sesuai dengan yang diharapkan. Tanki air bersih ini terbagi dua tanki yaitu : a. Tanki air bersih sebelah kanan Pada tanki ini air disalurkan ke boiler, adapun tanki yang terdapat pada stasiun boiler terdiri dari 1. Demin Water Tank Tanki merupakan tanki yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air sementara dan menampung air yang berasal dari turbin. Umumnya air yang berasal dari tanki ini akan dialirkan menuju feed tank. 2. Feed Tank Tanki ini merupakan tanki yang tempat peampungan dari demin water tank, dimana airnya akan dialirkan menuju dearerator yang nantinya akan dialirkan ke boiler. 3. Tanki Softhenence Tanki ini merupakan tanki yang berfungsi untuk mengaktifkan resin yang berfungsi untuk menjernihkan air. Jika resin yang ada pada softhenence tidak trace lagi maka harus dilakukan backwash terlebih dahulu kemudian dialirkan HCl ke dalam tanki tersebut sampai trace.jika warna air menjadi biru, maka menandakan air sudah dapat digunakan kembali. Disamping itu juga dalam proses penanganan air untuk boiler menggunakan juga bahan – bahan kimia lain diantaranya:Chemical prox 219, Chemical profoc 406, Chemical profoc 450, dan Chemical porosperse 511. Dimana bahan kimia
32
tersebut dilarutkan dengan air 200 L dan proses ini dilakukan setelah 11 jam proses pengolahan, dengan dosis pemakaian Chemical prox 219 (0,7 gr), Chemical profoc 406 (1 ½ gr), Chemical profoc 450 (1L), dan Chemical porosperse 511(1L). a. Tanki air bersih sebelah kiri Tanki yang berada pada bagian kiri ini merupakan tanki yang berisi air bersih dimana nantinya air tersebut akan dialirkan menuju proses. Aliran dari air tersebut akan menuju ke dalam bak penampung air. Pada bak penampung air terdapat empat buah pipa yang masing-masing pipa berasal dari aliran yang berbeda.Pipa tersebut berasal dari vacuum dryer, turbin, overflow dari hot water tank dan dari tanki air bersih. Setelah masuk ke dalam bak penampung air, air tersebut kemudian dialirkan menuju hot water tank, dan dari hot water tank tersebut akan dialirkan ke stasiun press yang berfungsi untuk memberikan air pada saat proses pengepresan. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan untuk proses pengolahan kernel di PT. Muriniwood Indah Industri (MII) ini yaitu tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun sendiri. Bahan baku yang digunakan sebelum proses pengolahan harus dilakukan sortasi sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan, yaitu berdasarkan 3 set diantaranya set satu yang terdiri dari tandan mentah (0%), tandan kurang matang(5%), tandan matang(89%), tandan lewat matang(5%), tandan busuk(0%) dan janjang kosong (1%). Set dua yaitu tandan tangkai panjang, tandan dura, tandan kotor, tandan restan, tandan hama, tandan basah, tandan PC
33
(Parthenocarpic), tandan hard bunch. Set tiga yaitu berdasarkan warna dimana ada warna orange (mesop), kuning dan orange-kuning. Bahan yang digunakan untuk proses pengujian bahan baku yaitu tandan buah segar (TBS), sedangkan untuk bahan sampel basah dan kering yaitu claybat, kernel produksi, kernel pemasaran, fiber cylone, LTDS 1 dan 2, press, ripple mill, nut, sampel basah seperti sparator (SP 1-SP 5), final effluent, sebelum rekoveri (ST1), sesudah rekoveri (ST2), under flow (UF), wet nut, empty bunch (EB), bunch press (BP), inclined bunch press (IBP), fiber cylone, press cake fiber, hexsan. Bahan pengujian air untuk proses pengolahan yaitu P.1018, P.1031, HCl, resin, chemical prox 219, chemical profoc 406, chemical profoc 450, chemical porosperse 511, buffer solution, indicator solochrom black, HCl 6 N, starch indicator, potassium iodite iodate, metil orange, sulphuric acid, indicator PP, barium chloride, potassium cromate, silver nitrat, buffer solution, solocrom black, aquades, silica reagent, EDTA, phosphate reducing reagent, phosphate tablet B/C. 3.3. Pelaksanaan Pelaksanaan pengolahan kernel dilakukan setelah pengolahan minyak kelapa sawit menjadi minyak.Pelaksanaan dilakukan selama tiga bulan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Penerimaan bahan baku, dilaksanakan selama 3 hari (20 s/d 21 Maret 2013) 2. Pengujian kualitas bahan baku, dilaksanakan selama 9 hari (22 s/d 30 Maret 2013) 3. Proses pemasaran selama 4 hari (21 s/d 25 Maret 2013)
34
4. Pengujian sifat kimia (pengujian ALB) selama 4 hari (21 s/d 25 Maret 2013) 5. Pengujian sifat fisik (pengujian kadar air, kadar kotoran CPO, kadar kotoran kernel, kadar air kernel) dilaksanakan selama 1 hari (25 Maret 2013) 6. Pengolahan kernel dilaksnakan selama 9 hari (1s/d 6 April dan 20 s/d 22 Mei 2013) 7. Proses perebusan atau sterilizer, dilaksanakan selama 1 minggu (8 s/d 13 April 2013) 8. Proses pengempaan atau proses pengepresan, dilaksanakan selama 2 minggu (22 April s/d 4 Mei 2013) 9. Proses pemurnian atau klarifikasi, dilaksanakan selama 1 minggu (15 s/d 20 April 2013) 10. Proses pengujian sampel basah, dilaksanakan selama 1 minggu (1 s/d 6 April 2013) 11. Pengujian sampel kering, dilaksanakan selama 2 minggu (1 s/d 6 April dan 27 Mei s/d 1 Juni 2013) 12. Proses penanganan dan pengujian air, dilaksanakan selama 1 minggu (6 s/d 11 Mei 2013) 13. Manajemen administrasi pergudangan, dilaksanakan selama 2 minggu (13 s/d 24 Mei 2013)
35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 4.1.1 Keadaan Umum Perusahaan Pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) PT. Muriniwood Indah Industri (MII) merupakan salah satu bagian dari perusahaan Surya Dumai Grup, yang terdiri dari 10 PKS. PT Muriniwood Indah Industri (MII) ini, mulai berdiri pada tahun 2007 dengan kapasitas olah pabrik adalah 45 ton/ jam. Pada awalnya perusahaan ini bergerak pada bidang perkayuan, kemudian beralih ke bidang perkebunanan kelapa sawit, dan pada tanggal 21 September 2011 telah dilakukan komisioning Empty fruit bunc press (penambahan alat untuk proses pengepresan janjang kosong). A. Lokasi dan Tata Letak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Muriniwood Indah Industri (MII) terletak di Desa Bumbung Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.dengan luas HGU + 10.336,2 Ha,dan luas areal tersebut telah ditanami seluas + 8.992,29 Ha. B. Struktur Organisasi PKS PT. Muriniwood Indah Industri (MII) Struktur organisasi perusahaan terdiri dari seorang Manager dan dibantu oleh Mild Manager dan beberapa asisten. Tanggung jawab dari masing– masing bidang dan masing–masing seksi saling berkaitan melalui fungsi dari masing– masing. Untuk lebih jelas Struktur organisasi perusahaan PT. Muriniwood Indah Industri (MII) dapat dilihat pada Lampiran 1.
36
Tugas dan tanggung jawab dari masing – masing fungsi diantaranya sebagai berikut: 1. Manager Unit Manager
unit memimpin pabrik kelapa sawit dan membawahi masinis
kepala dan Kepala Tata Usaha (KTU), melaksanakan kebijakan Direksi dalam pengontrolan seluruh kegiatan operasional di PKS, melaksanankan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan di pabrik untuk menunjang pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manager atau koordinator pabrik. Manager unit juga membantu direksi untuk mengendalikan, kegiatan operasinal pabrik, menyetujui bukti pengeluaran kas menyetujui atau menolak memo permintaan dan bukti penerimaan barang serta mendegelasikan wewenang tugas dan tanggung jawab kepada bawahan yang telah diangkat untuk melaksanakan tugas tersebut. 2. Mild Manager Mengendalikan operasional pabrik kelapa sawit, dengan memadukan sumber daya yang ada, untuk mencapai efesiensi, produktifitas dan kualitas yang tinggi yang ditetapkan manajemen. 3. Asisten Proses Memimpin unit kerja bagian proses pabrik dalam mengorganisir, mengendalikan sumber daya yang ada, guna mencapai proses dengan lancar dan efisien untuk memaksimumkan pencapaian hasil CPO dan inti yang baik.
37
4. Asisten Maintenance Memimpin dan merawat pabrik untuk merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan sumber daya yang ada guna mencapai proses kerja pabrik yang optimal dalam mencapai target jam kerja maupun mutu dari CPO dan PKO. 5. Asisten Laboratorium Memimpin unit kerja laboraturium atau analisis untuk penerimaan TBS dan pemeriksaan mutu yang dihasilkan pabrik untuk menghasilkan mutu CPO dan inti yang baik. 6. Kepala Timbangan Mengawasi dan mengontrol pelaksanakan penimbangan barang dan bahan yang keluar masuk pabrik serta kebun. C. Ketenaga Kerjaan Pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) PT.Muriniwood Indah Industri (MII), merekut pekerja dari daerah sekitar lokasi pabrik pengolahan, daerah medan dan daerah Sumatra Barat. Tenaga kerja yang berjumlah 130 orang yang terdiri dari tenaga kerja Karyawan Harian Lepas (KHL), Karyawan Harian Tetap (KHT) dan Pegawai Bulanan Tetap (PBT).Latar belakang pendidikan karyawan berfariasi mulai dari SLTA sampai perguruan tinggi, sedangkan mengenai tugas didasarkan pada keahlian masing – masing karyawan. Jam kerja untuk karyawan administrasi dari pukul 07.00 -17.00 WIB, dengan waktu istrahat 2 jam dari hari senin sampai hari jumat, dan pada hari sabtu masuk jam 07.00 – 12.00 WIB sedangkan hari minggu libur. Untuk bagian compon dan bengkel masuk kerja dari pukul 07.00-17.00WIB, sedangkan bagian produksi dan bagian lain yang menunjang proses produksi, waktu kerja dibagi
38
menjadi dua shif. Dimana untuk bagian sortasi shif 1 dari pukul 09.00-17.00 WIB, untuk shif 2 dari pukul 10.00-18.00 WIB, sedangkan untuk proses produksi shif 1 masuk dari pukul 10.00-17.00 WIB sedangkan shif 2 mulai dari pukul 17.00 sampai dengan selesai. Staf tenaga kerja bertempat tinggal di perumahan yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Sarana pabrik yang lain diantaranya mushala, lapangan olaraga seperti bola voly, bola kaki, badminton, sedangkan untuk jaminan kerja atau jasa para karyawan juga diberikan tunjangan asuransi kesehatan (ASKES), jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek), uang pensiunan, cuti tahunan dan cuti panjang, tunjangan hari raya dan bonus. PT. Muriniwood Indah Industri (MII) telah melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk mencegah supaya tidak terjadi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja.Penerapan K3 ini mewajibkan karyawan memakai sepatu aseptik, sarung tangan, kaca mata, masker.Pada tahun 2011, PT. Muriniwood Indah Industri (MII) telah mendapatkan pengakuan untuk pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001 versi 2000, dan sistem manajemen lingkungan ISO 14001. 4.1.2 Pengolahan 1. Sortasi Mutu produk yang dihasilkan tergantung dengan mutu buah yang diterima. Oleh karena itu, perlu dilakukan sortasi sebelum proses pengolahan. Bahan baku yang diterima harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahan antara lain:
39
A. Set satu yaitu tandan mentah (0%), tandan kurang matang (5%), tandan matang (89%), tandan lewat matang (5%), tandan busuk (0%) dan janjang kosong (1%). Gambar set 1 ini dapat dilihat pada Gambar 31.
Tandan mentah
Tandan kurang matang
Tandan matang
Tandan lewat matang
Tandan busuk
Tandan kosong
Gambar 31.Tandan mentah,tandan kurang matang, tandan matang (89%), tandan lewat matang ,tandan busuk,dan janjang kosong B. Set dua yaitu tandan tangkai panjang, tandan dura, tandan kotor, tandan restan, tandan hama, tandan basah, tandan PC (Parthenocarpic), tandan hard bunch. Gambar set 2 ini dapat dilihat pada Gambar 32.
40
Tangkai panjang
Tandan kotor
Hama
Dura
Tandan restan
Tandan partono carpic (PC)
Harbuch Gambar 32. Tandan tangkai panjang, tandan dura, tandan kotor, tandan restan, tandan hama, tandan basah, tandan PC (Parthenocarpic), tandan hard bunch. C. Set tiga yaitu berdasarkan warna dimana ada warna orange (mesop), kuning dan kuning orange. Gambar set 3 ini dapat dilihat pada Gambar 33.
41
Tandan warna orange
Tandan warna kuning
Tandan warna kuning orange Gambar 33. Warna orange (mesop), kuning dan kuning orange Disamping sortasi juga dilakukan greding, yang bertujuan untuk mengetahui kualitas dari buah atau TBS. Greding dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Cara acak untuk grading 50% dilakukan dengan cara mengambil 5 TBS setiap titiknya sehingga diperoleh 50 TBS. b. Cara sampel untuk grading 100% dilakukan dengan melihat secara keseluruhan Selanjutnya dilakukan rekapitulasi harian untuk melaporkan TBS yang diterima,atau bahan baku yang tersedia.Rata-rata bahan baku yang tersedia setiap harinya yaitu berkisar 350-400 ton.
42
2. Perebusan Sterilizer adalah bejana berbentuk silinder horizontal sebagai tempat merebus TBS (Tandan Buah Segar). TBS yang telah mengalami proses perebusan disebut TBR (Tandan Buah Rebus). Fungsi dari perebusan adalah: a. Menghentikan perkembangan Asam Lemak Bebas (ALB), dimana non aktifkan ALB mulai terjadi pada suhu 500C. b. Memudahkan pemipilan, memudahkan pemisahan brondolan dari spikletnya, akibat adanya panas uap yang dapat meresap ke dalam buah karena adanya tekanan, sehingga memudahkan pemisahan brondolan dengan janjangannya pada saat proses di stasiun thresser c. Menurunkan kadar air, penurunan kadar air dalam TBS menyebabkan penyusutan buah, sehingga terbentuk rongga- rongga kosong pada buah dan nantinya dapat memudahkan dalam proses ekstraksi minyak. Kadar air yang terkandung dalam inti akan menguap dan kernel menjadi susut. Sehingga pada saat proses pemecahan cangkang akan lebih mudah. Tahapan- tahapan yang dilakukan pada proses perebusan yaitu: 1. Membuka pintu perebusan dengan menggunakan kunci dan membukanya sampai pintu terbuka. 2. Memasang jembatan contilevel tepat pada posisinya 3. Memasukan lori kedalam rebusan dengan cara melilitkan seling kebolar dan kaitkan seling kebodi lori paling belakang, kemudian hidupkan capstan untuk mendorong seling lori, 9 lori untuk perebusan, tarik lori pendorong kebelakang, 4. Jembatancontilevel diangkat dan digeser
43
5. Menutup pintu rebusan, lakukan dearasi selama 5 menit dengan membuka inlet value, tutup exhaust, dan buka condensate, kemudian tutup condensate, selanjutnya perebusan puncak pertama dengan tekanan 20 bar selama 8 menit 6. Selanjutnya dilakukan blowdown selama 2 menit dengan menutup inlet value, buka exhaust dan buka condensate, selanjutnya proses perebusan puncak ke dua dengan tekanan 30 bar selama 10 menit, dengan membuka inlet,tutup exhaust dan tutup condensate, kemudian dilakukan blowdon selama 4 menit dengan tutup inlet value, buka exhaust dan buka condensate 7. Kemudian dilanjutkan dengan perebusan puncak ke tiga dengan tekanan 42 bar selama 14 menit, dengan buka inlet, tutup exhaust,dan tutup condensate, kemudian dilanjutkan dengan penahanan 42 menit, selanjutnya dilakukan blowdon selama 10 menit dengan menutup inlet, buka condensate selama 5 menit dan membuka exhaust selama 5 menit. 8. Membuka pintu perebusan, lakukan penarikan lori dan lori perebusan keluar daristerilizer. 3. Tippler Pada stasiun ini lori yang beri TBR akan dituangkan ke bunch feed conveyor untuk diteruskan ke thresser. Pada stasiun ini dilengkapi dengan railtrack untuk memindahkan lori. 4. Thresser (Bantingan) Thresser digunakan untuk memebrondolkan TBR sehingga janjang terpisah dengan brondolan, dimana tandan kosong akan jatuh ke empty bunch conveyor yang akan diteruskan ke stasiun penampung janjang kosong. Brondolan TBR akan keluar melalui under thresser conveyor melalui kisi-kisi drum thresser.
44
5. Digester Digester merupakan alat untuk melumatkan atau memisahkan mesocarp dari biji atau nut, sehingga proses pengeluaran minyak dari fiber lebih effisien pada mesin press. Digester bertujuan untuk melepaskan sel-sel minyak dari daging buah dengan cara mencabik-cabik dan mengaduknya, memisahkan daging dan buah, menghomogenkan massa brondolan atau fruit sebelum diumpan ke press dan mempertahankan temperature massa campuran fruitlet agar tetap pada suhu 90-950C. Untukdapat menghasilkan pengutipan minyak yang efektif pada proses pengepresan, dibantu dengan penambahan air. 6. Press Setelah proses selesai dari digester kemudian masuk ke screw pres yang berfungsi untuk untuk memisahkan antara minyak dan fiber dengan tekanan 40– 45 bar. Selama proses berlangsung steam di alirkan dengan suhu 90 – 950C. 7. Pemecahan ampas cake breker conveyor (CBC I dan II) Ampas yang terdiri dari nut dan fiber yang keluar dari scew press masuk ke cake breker conveyor dengan prinsip kerja gumpalan cake dipecah dengan gerakan-gerakan daun conveyor cake braker conveyor yang dipasang diporos yang berputar. Proses ini berfungsi untuk mencacah cake untuk memisahkan nut dan fibre, membantu untuk mendinginkan, membantu untuk mengeringkan cake, membantu dalam melepaskan kandungan air difiber dan mempermudah proses pemisahan fiber dan nut, kecepatan dari CBCdalam melemparkan fiber adalah 2,4 m/detik.
45
8. Pemisahan ampas, fiber dan biji atau nut dan biji defericarper Defericarper bertujuan untuk memisahkan antara nut dan fibre dari press cake. Prinsipnya wadah memecahkan gumpalan oleh gerakan CBC (cake breker conveyor)akan dihantarkan oleh pneumatic system.Cyclone fanakanmenimbulkan kecepatan angin dalam separating coloum, sehingga fibre dihisap dan dikumpulkan dalam fibre cyclone dan dijatuhkan menuju fuel conveyor melalui air lock.Nut akanjatuh ke polishing drum dan dihantarkan menuju destonerunit dimana induction fan akan mengangkat atau menghisap nut keatas sedangkan batu atau logam terjatuh ke lantai atau kebawah. 9. Drum pemolis di nut polishing drum Nut polishing drum merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan batu yang terikut, nut, cangkang halus dan fiber. Prinsip kerja dari alat ini adalah fibreakan terhisap ke fiber cyclone sehingga nut akan masuk ke nut conveyor yang dihantarkan menggunakan sistim air lock. Sedangkan batu dan fibre basah akan jatuh ke bawah karena memiliki berat yang tinggi, lalu dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler. Kapasitas dari polishing drum tersebut adalah 15 ton/jam dengan kecepatan 10 m/s. 10. Wet Nut Conveyor Nut yang keluar dari polishing drumakan jatuh ke wet nut conveyor. Selanjutnya wet nut conveyorakan membawa atau menghantarkan biji ke nut transport cyclone (destoner). 11. Distoner Nutyang telah dihantarkan ke destoner, kemudian dengan adanya blower atau fanmenghisap untuk nut atau biji masuk ke nut silo.
46
12. Nut Grading Drum Proses yang terjadi di grading drum ini bertujuan untuk terjadinya proses pemisahan baik antara nut besar, nut kecil dan nut yang sedang. 13. Nut Silo Nut Silomerupakan tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses pemecahan direpple mill. 14. Pemecahan /diripple mill/ cangkang Ripple mill merupakan alat yang berfungsi untuk memecah nut dengan cara penggesekan dimana dalam alat tersebut dilengkapi dengan rotorbar yang berbentuk pipa yang berjumlah 46 buah untuk masing-masing ripple mill. Ripple mill terbagi menjadi 3 unit berdasarkan ukuran dari nut tersebut yaitu besar, sedang dan kecil. Prinsip kerja dari alat ini adalah nut yang masuk dari nut silo, dijatuhkan ke dalam rotorbar dimana nut-nut tersebut akan ditekan sehingga menjadi terpisah antara cangkang dan intinya, kemudian jatuh ke CM conveyor dan dihantarkan menggunakan CM elevator. Efisiensi dari ripple mill adalah 98% dimana nut utuh dan nut pecah sebesar 2%. Jika > 98% maka banyak inti pecah, loses LTDS tinggi, yang disebabkan oleh rotorbar yang terlalu rapat sehingga menyebabkan losses tinggi dan banyak terdapat nut pecah, namun jika < 98% banyak nut utuh dan kotoran tinggi dari nut. Massa darirotorbar yang ada pada ripple mill tersebut tergantung dari nut-nut yang ada, jika nut-nut tersebut besar-besar dan banyak terdapat batu-batu kecil yang pecah maka akan susah untuk dipecahkan sehingga alat lebih sering mengalami perbaikan. Perbaikan alatharus dilakukan jika sudah tidak sanggup untuk memecah nut-nut tersebut.
47
15. LTDS (Light Tenera Dust Separation) LTDS berfungsi untuk memisahkan antara cangkang dan inti, dimana cangkang akan digunakan sebagai bahan bakar boiler.Sisitem pemisahan yang dilakukan disini yaitu dengan hisapan dengan adjustment damper untuk menentukan kualitas out put yang dikehendaki.Cangkang dapat terhisap ke atas dan dialirkan ke boiler, sedangkan untuk inti dialirkan ke wet nut conveyor, sedangkan nut yang belum terhisap akan masuk ke sparating airlock dan vibrating umpan dan nut akan masuk ke claybath. 16. Claybath Claybath merupakan bak lumpur yang berisi CaCO3, air dan abu.Alat ini berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti yang berasal dari LTDS II.Prinsip yang digunakan pada claybath ini adalah memisahkan antara cangkang dan nut dengan campuran tadi dimana dengan bantuan putaran.Sebelum penambahan CaCO3harus dipastikan stirrer telah dijalankan.Jalankan motor penggerak vibrating screen, pompa sirkulasi larutan untuk mengisi cyclone tempat pemisahan, pastikan umpan selalu dalam keadaan konstan dan kapasitas pompa sirkulasi agar disetting secukupnya untuk menghindari turbelensi pada bak pemisahan. Tujuan penambahan CaCO3 adalah untuk memisahkan inti dan cangkang dan untuk mengetahui losis. Penambahan dilakukan dengan perbandinga 0,8kg/TBS. penambahan abu berfungsi dalam menaikkan pH, dimana pH yang diinginkan adalah 7. Pada claybath ini, jika air tersebut keruh dan banyak terdapat pasir maka akan meningkatkan pemakaian CaCO3 sehingga akan menaikkan cost. Cangkang yang telah terpisah dengan inti masuk ke wet shell transfer,shell hoper,
48
shell conveyor dan shell elevator yang nantinya akan digunakan untuk bahan bakar boiler. 17. Silo Drayer Nut yang telah proses pemisahan antara inti dan cangkang dari claybath kemudian dihantarkan melalui wet kernel conveyor dan elevator, masuk ke kernel silo dryer, dimana silo dryer ini merupakan tempat proses pemasakan dengan mengunakan steam injek, yang bertujuan untuk mengurangi kadar air kernel dengan standar 7%, dengan suhu berkisar antara 80-900C, lama penahanan 4 – 5 jam. 18. Kernel Silo Bin Kernel yang telah mengalami pengurangan kadar air di silo drayer selanjutnya dikirim ke kernel silo bin, dimana silo bin ini merupakan tempat penampungan sementara kernel atau inti sebelum dilakukannya
proses
pemasaran. 4.1.3 Pengawasan dan Pengendalian Mutu 4.1.3.1Pengawasan Mutu Bahan Baku Pengawasan mutu merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena untuk menentukan kualitas hasil akhir produk. Pengawasan mutu bahan baku di PKS PT. MIIini TBS yang akan diolah terlebih dahulu dilakukan sortasi, yang bertujuan untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah serta untuk mengevaluasi hasil dari pemanenan, serta dilkukannya grading baik grading 50 maupun 100%.
49
4.1.3.2 Pengawasan Mutu Proses Produksi Pengawasan mutu proses produksi di PKS PT. Muriniwood Indah Industri ini diawali dengan membersihkan areal tempat melakukan proses produksi, dan mengecek alat produksi sebelum proses produksi berlangsung, sehingga dapat menghindari terjadinya kerusakkan
alat pada saat proses produksi dan
mendapatkan kualitas hasil yang baik. Disamping itu juga pengawasan mutu proses produksi dilakukan juga dengan pengecekan loses baik sampel kering maupun sampel basah seperti, claybath, press, LTDS 1 dan 2, fiber cylone, kotoran kernel produksi dan kernel pemasaran dan efisiensi rippel mill, sparator, sebelum dan sesudah rekoveri, under flow, wet nut, empty bunch, bunch press, inclined bunch press, press cake fiber.Pengecekan air yang digunakan untuk proses produksi. Pengawasan mutu proses produksi dapat dilihat pada Lampiran 4. 4.1.3.4 Pengawasan Mutu Pemasaran Pengawasan mutu pemasaran yang dilakukan bertujuan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada minyak pada saat pengiriman.Di PKS PT. Muriniwood Indah Industri (MII) pengawasan mutu pemasaran dilakukan pengujian di laboraturium, baik pengujian CPO maupun pengujian kernel.Pengujian yang dilakukan antara lain kadar air, kadar kotoran, dan asam lemak bebas pada CPO, sedangkan pada kernelpengujian kadar kotoran, kadar air. Pengujian pengawasan mutu pemasaran dapat dilihat pada Lampiran 5.
50
4.1.4
Sanitasi dan Penanganan Limbah
4.1.4.1 Sanitasi Sanitasi yang dilakukan di dalam proses pengolahan kernel
di PT.
Muriniwood Indah Industri ini terdiri dari sanitasi bahan baku, sanitasi ruangan, sanitasi peralatan dan sanitasi pekerja. a. Sanitasi Bahan Baku Sanitasi bahan baku yang dilakukan dalam proses pengolahan kernel ini dilakukan dengan cara, bahan baku dilakukan sortasi, dan dimasukan dalam loading ramp untuk menghilangkan pasir-pasir yang masih terikut ditandan kelapa sawit, serta dilakukan dengan proses sterilizer. b. Sanitasi Ruangan Sanitasi yang ditarapkan atau dilaksanakan di PT. Muriniwood Indah Industri (MII) ini, dengan cara menyapu areal perstasiun dengan menggunakan pelpa daun kelapa sawit, baik dari area stasiun sortasi dengan menggunakan loader untuk memasukan buah ke loading ramp. Untuk stasiunloading ramp, stasiun
thresser, stasiun klarifikasi, stasiun kernel dan stasiun boiler dengan
menyapuareal stasiun dan menyemprotkan air ke lantai. c. Sanitasi Peralatan Sanitasi peralatan yang dilaksanakan di PT. Muriniwood Indah industri (MII) ini yaitu dengan cara membersihkan alat dengan menggunakan air yang disemprotkan ke bodi alat dan mengosokan abu ke bodi alat. Peralatan juga dilakukan pengedrinan atau pembuangan kotoran pasir setiap hari di sand trap tank.
51
d. Sanitasi Pekerja Sanitasi pekerja yang diterapkan di PT. Muriniwood Indah Industri (MII) ini, dilakukan dengan cara mencuci tangan setelah proses pengolahan.Karyawan diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) seperi sarung tangan, kaca mata, masker, sepatu aseptik dan helm, sehingga karyawan terhindar dari bahaya pada saat proses pengolahan berlangsung. 4.1.4.2 Penanganan Limbah Limbah hasil dari proses produksi yang ada pada PT. Muriniwood Indah Industri ini terdiri dari limbah padat dan limbah cair. A. Limbah padat Limbah padat yang ada pada PT Muriniwood Indah Industri ini berupa janjang kosong kelapa sawit, cangkang dan fiber.Dimana janjang kosong diaplikasikan langsung ke perbunan untuk dijadikan pupuk kompos, sedangkan untuk cangkang dan fiber digunakan sebagai bahan bakar boiler atau pembangkit tenaga uap. B. Limbah Cair Limbah cair dari proses pengolahan minyak sawit di berasal dari kondensad perebusan dan dari stasiun klarifikasi. Limbah kelapa sawit memiliki kadar bahan organic yang tinggi, tingginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar karena diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar pula. Lumpur (sludge) merupakan lumpur primer yang berasal dari condensed perebusan dan stasiun klarifikasi sedangkan lumpur sekunder merupakan lumpur yang telah mengalami proses sedimentasi dimana kandungan bahan organiknya tinggi yaitu pH 3-5.
52
Limbah cair industri kelapa sawit memiliki kadar air 95 %, 4.5 % padatan dalam bentuk terlarut / tersuspensi dan 0.5 – 1 % sisanya minyak dan lemak emulsi. BOD dan COD yang tinggi dari baku mutu limbah cair akan membebani lingkungan. Oksigen yang terlarut dalam badan air akan digunakan untuk menguraikan limbah tersebut sehingga akan terjadi defisit oksigen. Setelah terjadi defisit oksigen, maka akan terjadi perombakan bahan organik yang terdapat pada limbah industri kelapa sawit secara anaerob.Bahan organik akan diuraikan menjadi gas metan dan gas karbondioksida serhingga akan mengeluarkan bau yang tidak enak karena proses anaerob juga akan menghasilkan gas H2S. Tabel karakteristik limbah cair dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Karakteristik limbah cair No Parameter
Hasil analisa
1
BOD ( mg / l )
25.000 ( mg / l )
2
COD (mg / l )
40.000 ( mg / l )
3
TSS ( mg / l )
21.270 ( mg / l )
4
Minyak dan Lemak
8.370 ( mg / l )
5
pH
6
Temperatur
5 50 C
Sumber : Hasil Pengujian (2013) BOD (Biological Oxygen Demand) adalah angka yang menunjukkan jumlah bahan organik yang terkandung didalam air setara dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroba untuk merombaknya.Jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroba dapat diketahui berdasarkan selisih jumlah oksigen yang diberikan dengan sisa oksigen terlarut dalam air limbah. COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan yang terkandung dalam limbah untuk proses perombakan secara kimiawi.
53
Secara konvensional pengolahan limbah cair dipabrik kelapa sawit dilakukan secara biologis dengan menggunakan sistem kolam penampungan limbah cair, dapat dilihat pada Gambar 34.Limbah cair diproses didalam suatu kolam anaerobik dan aerobik dengan memanfaatkan mikroba sebagai perombakan BOD dan menetralisir keasaman cairan limbah.Waktu yang dibutuhkan untuk merombak bahan organik yang terdapat dalam limbah cair adalah 120 -140 hari.
Gambar 34. Kolam Penampungan Limbah Cair Pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit melalui tahapan –tahapan sebagai berikut: 1. Final Effluent Final effluent merupakan hasil buangan akhir dari stasiun kalrifikasi dan dari kondesad perebusan. Pada final effluent ini bertujuan untuk mengetahui berapa losiss minyak yang terikut selama proses pengolahan berlangsung. Untuk final effluent diharapkan memiliki standarlosiss sebesar 0,77%. Setelah berasal dari final effluent, limbah cair tersebut kemudian dialirkan menuju deoling pond.Gambar final efluent dapat dilihat pada Gambar 35.
54
Gambar 35.Final Efluent 2. Kolam pemisah minyak (De-oiling Pond) Air limbah yang berasal dari final effluent dialirkan menuju bak pemisah minyak, dengan kandungan minyak kurang dari 1 % di air limbah.Gambar kolam deoling pond dapat dilihat pada Gambar 36.
Gambar 36.Deoling pond 3. Kolam Pengasaman Tujuan pengasaman yaitu supaya permukaan kolam tidak tertutup kerak.Suasana asam dan suhu yang masih tinggi menyebabkan minyak dipermukaan air limbah tetap cair sehingga dapat diambil kembali untuk diolah lagi kepabrik.Kolam ini memiliki masa retensi 4 hari.
55
4. Kolam Perombakan Anaerobik Primer I & II Limbah yang berasal dari pemisah minyak diikuti dengan mengalirkan bahan aktif dari kolam pengasaman kedalam kolam anaerobik primer.Pengubahan senyawa organik majemuk terjadi disini, menjadi senyawa asam yang mudah menguap.Bakteri yang berperan adalah bakteri penghasil asam.BOD dan COD mengalami penurunan dalam suasana netral.Hidrolik retention time dikolam ini adalah 40 hari. 5. Kolam Perombakan Anaerobik Sekunder I & II Pada kola mini terjadi perubahan asam yang mudah menguap menjadi asam asetat kemudian menjadi gas CO, CH dan H2O. Hidrolik retention time selama 24 hari dengan effisiensi 80 %. Pengolahan limbah secara anaerobik merupakan proses degradasi senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam limbah cair oleh bakteri anaerobik tanpa kehadiran oksigen menjadi biogas yang terdiri dari CH4( 50 – 70 % ), serta N2, H2, H2S dalam jumlah kecil. Setelah proses anaerobik, dilanjutkan lagi ke pengolahan limbah secara aerobik. Tabel karakteristik air hasil olahan setelah proses anaerobik dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Karakteristik air hasil olahan setelah proses anaerobik No Parameter 1 BOD ( mg / l ) 2 COD (mg / l ) 3 TSS ( mg / l ) 4 TDS 5 pH 6 Temperatur Sumber: Hasil pengujian (2013)
Hasil analisa 1890 ( mg / l ) 3025 ( mg / l ) 5579 ( mg / l ) 7890 7 30 C
56
6. Kolam Fakultatif Pada permukaan kolam terjadi oksidasi aerobik, lumpur mengendap didasar kolam mengalami fermentasi anaerobic.Pada tahap ini terjadi penurunan COD dan BOD.Retention time selama 8 hari. 7. Kolam aerobik Pada kolam aerobik ini bakteri memerlukan udara untuk pertumbuhan maupun respirasi. Dengan retensi selama 14 hari kolam ini dapat meningkatkan effisiensi perombakan sehingga menurunkan BOD dan COD. Karakteristik air hasil olahan setelah proses aerobik dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8.Karakteristik air hasil olahan setelah proses aerobik No Parameter 1 BOD ( mg / l ) 2 COD (mg / l ) 3 TSS ( mg / l ) 4 TDS 5 pH 6 Temperatur Sumber :Hasil pengujian (2013)
Hasil analisa 189 ( mg / l ) 453.75 ( mg / l ) 3023 ( mg / l ) 6060 7 30 C
4.1.5 Produksi dan Pemasaran Jenis produk yang dihasilkan oleh PT Murini Indah Indistri (MII) ini adalah CPO dan Kernel, dengan kapasitas produksi CPO dan kernel dalam satu hari yaitu 45 ton tandan buah segar (TBS). Hasil produksi pabrik PT Murini Indah Indistri (MII) ini dipasarkan didaerah lokal sendiri seperti Dumai Belkin, Bansal Aceh, CLP Pelitung, dengan menggunakan mobil tanki dengan kapasitas tangki rata-rata 32 ton. Setiap satu mobil tanki bermuatan 32 ton, dengan rata-rata penjualan 4 mobil tanki perhari, dengan harga minyak CPO perliter Rp.8000.
57
Penjualan untuk kernel di jual di PT. PAA, PT AD, dan PT IBP dengan kapasitas penjualan rata-rata 120 ton perhari, dengan harga jual per Kg Rp. 2800. Alat angkut yang digunakan untuk mengakut kernel yang dihasilkan pabrik menggunakan truk dengan kapasitas 35 dan 26 ton. 4.1.6 Penelitian dan Pengembangan Produk Penelitan dan pengembangan produk merupakan suatu hal yang sangat berperan penting dalam suatu usaha.Penelitian dan pengembangan produk tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu dari suatu produk yang dihasilkan, serta dapat mempertahankan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Penelitian dan pengembangan produk yang dilakukan di PKS PT. Muriniwood Indah Industri (MII) ini
belum ada dilakukan, namun untuk saat ini PKS PT.
Muriniwood Indah Industri (MII) hanya sebagai penyedia bahan baku mentah yaitu CPO dan kernel yang siap untuk dipasarkan ke perusahaan lain. 4.2. Pembahasan 4.2.1 Pengolahan Buah yang telah dilakukan sortasi selanjutnya dimasukkan ke dalam loding ramp, kemudian dimasukan ke dalam lori dengan kapasitas 5 ton yang ditari dengan captans dan dimasukkan ke dalam sterilizer. PT. Muriniwood Indah Industri ini memiliki 2 buah sterilizer dengan kapasitas 9 lori dengan suhu 110130oCdengan sisteam triple peak. Perebusan berfungsi untuk menghasilkan buah yang terebus secara optimal dengan waktu, tekanan dan suhu yang telah disesuaikan. Adapun tujuan dari perebusan ini yaitu menghentikan perkembangan Asam Lemak Bebas (ALB), memudahkan pemipilan dan menurunkan kadar air.
58
Setelah proses perebusan selesai maka selanjutnya lori yang berisi TBR (tandan buah rebus), di keluarkan dengan cara ditarik dengan sling, yang diikat dengan capstan, kemudian dituangkan ke bunch feaddengan menggunakantippler, menuju thresser, yang berfungsi untuk memisahkan antara brondolan dan janjang kosong. Janjang kosong akan masuk ke horizontal empaty bunch menuju ke bunch hopper, yang akan dimanfatkan sebagai pupuk kompos di areal perkebunan sedangkan untuk brondolan masuk ke under thresser
conveyor, boton cros
conveyor, fruit elevator dan distriburor conveyor dan masuk ke digester kemudian ke scew press. Didalam screw press tekanan mencapai 40-45 bar. Proses pengolahan biji kelapa sawit atau inti dilakukan dengan caramemisahkan cangkang dengan inti kelapa sawit dengan proses pemecahan. Adapun proses pengolahannya yaitu dengan cara fiber dan nut yang keluar dari press kemudian masuk ke CBC I dan 2, untukmencacah cake dan memisahkan nut dan fibre, membantu untuk mendinginkan, mengeringkan cake, melepaskan kandungan air difiber, dan mempermudah proses pemisahan fiber dan nut.
Kemudian masuk ke dalam
deperikarfer, pada proses tersebut fiber akan terhisap oleh cylone fan, dimana cylone fan ini menimbulkan adanya angin di dalam destoner, sehinggafiber terhisap ke fiber cylone dan dijatuhkan conveyor horizontal fiber, dan dijadikan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan nut akan masuk ke dalam polishing drum. Nut yang keluar dari polishing drum akan masuk ke dalam wet nut conveyor, dimana berdasarkan Bj yang berat material akan jatuh ke bawah, sedangkan Bj yang ringan akan terhisap oleh pneumatic transport fan, dan masuk kedalam cylone conveyor, di proses ini fiber yang halus masuk ke
59
destoner,sedangkan nut masuk masuk ke grading drum. Di grading drum ini terpisah antara nut yang besar, kecil dan sedang, baru masuk ke dalam nut silo. Nut yang sudah ada di dalam nut silo kemudian masuk ke ripple mill untuk proses pemecahan, proses pemecahan ini efesiensi ripple mill harus diperhatikan yaitu 98 %.Nut akanmasuk ke cracked mixture conveyor (CMC) dan cracked mixture elevator, masuk ke nut split conveyor, trombol inti baru kemudian masuk dry sparating fan 1.Nut yang berat atau intiakan jatuh kebawah dan masuk ke wet nut conveyor sedangkan cangkang akan masuk ke LTDS 1.Nut yang masih belum terpisah akan masuk ke sparating fan 2 dan cangkang pun masih masuk ke LTDS 2 kembali dan intinya pun masuk ke wet nut conveyor, untuk nut yang belum terpisah, nut masuk lagi ke sparating airlock dan vibrating umpan, di proses ini fiber kasar yang masih terikut akan terpisah, dan nut akan masuk ke claybath. Di dalam proses claybath ini ditambahkanya abu dan kalsiumcarbonat yang berfungsi untuk memisahkan antara inti dan cangkang, sehingga inti berada di bagian atas dan cangkang berada di bagian bawah, cangkang akan masuk ke wet shell teransfer fan, shell hoper, shell conveyor dan shell elevator dan dijadikan bahan bakar boiler, sedangkan inti akan masuk ke wet nut conveyor. Untuk inti akan masuk ke wet net conveyor, wet net elevator dan masuk ke kernel silo dryer untuk proses pemasakan, kemudian dilakukan proses pengiriman melalui dry kernel conveyor, dry kernel transfer fan dan dry kernel conveyor dan KSB (kernel silo bin).
4.2.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu
60
Pengawasan mutu pangan merupakan suatu program atau kegiatan yang harus selalu dilakukan dalam dunia industri, yaitu dalam dunia usaha yang meliputi penyediaan bahan baku, proses produksi, penyimpanan dan pemasaran produk. Pengawasan mutu berkaitan erat dengan kehidupan konsumen, yaitu dengan melayani kebutuhan konsumen, memberi penerangan dan pendidikan konsumen.Selain itu dengan pengawasan mutu pangan yang ketat, dapat melindungi konsumen terhadap penyimpangan mutu, ketidak adilan mutu, pemalsuan, penipuan mutu bahkan juga menjaga keamanan konsumen terhadap kemungkinan mengkonsumsi produk–produk pangan yang berbahaya, beracun, atau mengandung penyakit (Kurniati, 2009). Pengawasan mutu yang dilakukan di PT. Muriniwood Indah Industri ini terdiri dari pengawasan mutu bahan baku, pengawasan mutu proses produksi dan pengawasan mutu pemasaran. Pengawasan mutu bahan baku yang dilakukan dengan cara proses sortasi sebelum dilakukanya proses pengolahan yang bertujuan untuk mengetahui mutu buah yang diterima setiap harinya atau pada saat proses produksi berlangsung,
untuk pengawasan mutu proses produksi, di PT.
Muriniwood Indah Industri sendiri melakukan pengecekan alat yang akan digunakan untuk proses produksi sebelum pengolahan berlangsung. Serta melakukan kualiti control dalam proses pengolahan baik dari pengujian air yang digunakan untuk pengolahan dan pengujian loses baik sampel kering maupun sampel basah. Sedangkan untuk pengawasan mutu pemasaran sendiri, pengawasan mutu dilakukan dengan cara pengecekan kadar air dan kadar kotoran yang ada pada
61
kernel. Dimana standar kadar air kernel yaitu 7% dan kadar kotoran 10%. Sedangkan pada CPO sendiri kadar air 0,21%, kadar kotoran 0,022% dan untuk asam lemak bebas (ALB) 4,5%. Tandan buah sawit yang berkualitas akan menghasilkan Palm Kernel Oil (PKO)yang bermutu bagus. Bahan baku yang baik memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hasil produksiyang baik bila diproses dengan baik. Selain mutu yang ada pada bahan baku, persyaratan lain yang diperlukan untuk mendapatkan hasil pengolahan yang baik yaitu jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada saat kadar minyak pada daging buah (mesocarp), pada buah mencapai tingkat kematangan. 4.2.3 Sanitasidan Penanganan limbah 4.2.3.1 Sanitasi Menurut Elida (2010), sanitasi yaitu pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor lingkungan dengan rantai perpindahan penyakit. Selain itu juga akan menciptakan kondisi yang aman terhadap bahan pangan, dan tidak berbahaya bila dikonsumsi, pencegahan terhadap kemungkinan tumbuh dan berkembangnya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman, peralatan yang dapat merusak bahan pangan. Dalam menghasilkan produk harus menjaga sanitasi produk tersebut. Sanitasi yang perlu di perhatikan yaitu: d. Sanitasi Bahan Baku Untuk mempertahankan mutu dari produksi kernel, maka sanitasi harus dilakukan dari awal produksi.Bahan baku yang masuk harus dilakukan sortasi terlebih dahulu untuk mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan mutu dan
62
bebas dari cemaran fisik. Pada proses sanitasi ini dilakukan dengan cara proses perebusan atau sterilizer. e. Sanitasi Ruangan Menurut Elida (2010), ruangan yang baik adalah ruangan yang memberikan kenyamanan pada saat proses produksi. Untuk itu ruangan yang di gunakan mengolah harus dijaga sanitasinya dengan cara menyapu dan membersihkan sebelum dan sesudah pengolahan. Kebersihan ruangan produksi akan memberikan kenyamanan sehingga akan memperlancar produksi.
Ruangan produksi yang harus diperhatikan atau
dibersihkan yaitu stasiun penerimaan buah, stasiun thresser, stasiun press, stasiun klarifikasi, stasiun kernel.Sanitasi yang dilakukan untuk stasiun penerimaan buah dilakukan dengan menggunakan loader, untuk mendorong buah masuk kedalam loding ramp, disamping itu juga dilakukan dengan menyapu area sekitarnya. Sedangkan sanitasi yang dilakukan untuk stasiun lainnya seperti stasiun thresser, stasiun press, stasiun clarifikasi, stasiun kernel, dilakukan dengan cara menyapu area dan menyemprotkan dengan air. f. Sanitasi Peralatan Menurut Elida (2010), sanitasi alat yaitu memastikan semua alat yang digunakan telah dicuci bersih dengan deterjen dan bilas dengan air bersih. Hal itu dilakukan sebelum maupun setelah proses produksi. Sanitasi peralatan yang dilakukan di PT. Muriniwood Indah Industi (MII), di lakukan dengan cara menyemprotkan air dengan tekanan yang disemprotkan ke bodi alat dengan mengunakan abu sisa pembakaran, sedangkan untuk peralatan labor di bersihkan dengan larutan heksan dan deterjen.
63
g. Sanitasi Pekerja Menurut Elida (2010), sanitasi pekerja dapat dilakukan dengan cara pekerja harus mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum maupun sesudah pengolahan, harus menggunakan tutup kepala, memakai sarung tangan, memotong kuku, dan tidak boleh memakai perhiasan pada saat bekerja. Di PKS PT. Muriniwood Indah Industri (MII), sanitasi pekerja sudah cukup baik dimana pekerja telah menggunakan helm untuk menghindari adanya bendabenda jatuh yang akan membahayakan pekerja, sarung tangan, kaca mata, sepatu aseptik, masker dan melakukan mencuci tangan sesudah selesai bekerja, dikarenakan masing- masing stasiun dekat dengan air kran. 4.2.3.2 Penanganan Limbah Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry maupun domestik (rumah tangga).
Dimana masyarakat bermukim
disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, air wc dan air buangan dari berbagai aktivitas domestiklainnya (Wikipedia, 2010). Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah.Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Limbah yang dihasilkan dalam pengolahan buah kelapa sawit yaitu limbah padat, cair.Limbah yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit cukup besar, sehingga dapat menjadi pencemar bagi lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.
Namun jika ditangani dengan baik, limbah sawit juga dapat
dimanfaatkan oleh pabrik, masyarakat.
64
Proses pencemaran udara dari semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang bersih dosebut kontaminan.
Kontaminan pada
konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negative terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi, kontamian atau cemaran. Cemaran udara diklasifikasikan menjadi 2 katagori yaitu menurut cara cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber cemaran. Cemaran sekunder merupakan cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di atmosfer (Wikipedia, 2010). 4.2.4 Produksi dan Pemasaran Jenis produk yang ada di PT. Muriniwood Indah Industri ini terdiri dari minyak CPO dan inti kelapa sawit atau kernel, dikarenakan perusahaan tersebut hanya sebagai penyedia bahan baku, dimana produk selanjutnya akan dipasarkan ke PT lain yang masih satu perusahaan dengan PT. Muriniwood Indah Industri (MII). Proses pemasaran dipasarkan ke Dumai Belkin, Bansal Aceh, CLP Pelitung, dengan menggunakan mobil tanki dengan kapasitas tangki rata-rata 32 ton, dalam setiap satu mobil tanki bermuatan 32 ton, dengan rata-rata penjualan 4 mobil tanki perhari, dengan harga minyak CPO perliter Rp.8000. Sementara penjualan untuk kernel di jual di PT . PAA, PT AD, dan PT IBP dengan kapasitas penjualan rata-rata 120 ton perhari, dengan harga jual per Kg Rp. 2800. Alat angkut yang digunakan untuk mengakut kernel yang dihasilkan pabrik menggunakan truk dengan kapasitas 35 dan 26 ton.
65
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) maka dapat disimpulkan bahwa: 1. PKS PT. Muriniwood Indah Industri (MII), merupakan pabrik pengolahan buah sawit menjadi minyak CPO dan kernel. 2. Bahan baku yang digunakan untuk proses pengolahan kernel adalah buah sawit yang matang seperti kriteria yaitu kriteria 3 set. 3. Pengolahan minyak kernel dimulai dari proses penerimaan barang di stasiun penimbangan, sortasi, perebusan, pembantingan, pengempaan buah, klarifikasi, penimbunan minyak dan pengolahan kernel. 4. Pengawasan mutu yang dilakukan di PKS PT. Muriniwood Indah Industri ini yaitu dengan melakukan sortasi buah yang baru datang dari kebun, melakukan pengujian terhadap hasil produksi baik berupa pengujian kadar air, kotoran, ALB baik hasil produksi yang disimpan dan produk yang akan dipasarkan. 5. Sanitasi yang dilakukan di PKS PT. Muriniwood Indah Industri dengan cara membersihkan areal pengolahan menggunakan sapu maupun dengan penyemprotan di areal masing-masing stasiun. Sanitasi peralatan dilakukan dengan cara menggosok alat dengan menggunakan abu bekas bakaran boiler ke bodi alat. 5.2. Saran 1. Proses pengolahan sebaiknya dilakukan berdasarkan sanitasi yang baik sehingga dihasilkan produk akhir yang berkualitas baik.
66
2. Sebaiknya pengawaan mutu lebih diperhatikan kembali, sehingga diperoleh produk yang lebih berkualitas baik. 3. Sebaiknya proses pemeriksaan
alat pengolahan lebih diperhatikan
kembali, sehingga pada saat proses pengolahan dapat berjalan dengan baik. 4. Untuk keselamatan
kerja karyawan lebih ditekan kembali, sehingga
kesehatan karyawan perlu penjaminan.
67
DAFTAR PUSTAKA Anindito, I, A. 2007.Industri Kelapa Sawit dan Minyak Goreng Sawit. Universitas Islam. Jakarta Derom, B. 2013.Indonesia masih jadi produsen CPO terbesar dunia.http://www.investor.co.id/home/indonesia-masih-jadi-produsen-cpoterbesar-dunia/56652.(8 juli 2013). Elida, M. 2007. Sanitasi dan Keamanan Pangan.Bahan ajar berbasis multimedia. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Elida, M. 2010. Sanitasi dan Keamanan PertanianUniversitas Andalas. Payakumbuh
Pangan.BKPM.
Politeknik
Fauzi, Y. Widyastuti, YE. Satyawibawa, I dan Hartono, R .2005. Kelapa Sawit Budidaya Femanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha Dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 Hal. Kataren.1986. Penghantar Teknologi Lemak dan Minyak.UI-Press. Jakarta Kurniati, N. 2009. Proses pengolahan Kue Sapik di Perusahaan Blossom Coklat Candy N Cookies Andalas dan Proses Pengolahan Sagun Bakar di Perusahaan Kue Kering Bundo Parak Gadang Padang. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh. Muchtadi, T, R. Sugiyono. Ayustaningwarno, F . 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Albeta. Bandung. Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar swadaya. Jakarta. 411 Hal. Prabowo, Indra Harimurti Sartono. 2009. pengelolaan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) di pt. eramitra agro lestari, bakrie sumatera plantation, jambi (dengan aspek khusus pemanenan).institut pertanian bogor. Rocy,
2012.Water Treatment.http://royc5.wordpress.com/2012/10/29/modulwater-treatment/.8 juli 2013.
Satyawibawa, Widyastuti. 1992. Kelapa Sawit Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. Setyamidjaja. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius.Yogyakarta. Sormin, Kristanto, Sarwoko. 2009. Laporan Praktek Lapangan Calon Asisten PKS Angkatan ke IV. Ciliandra Perkasa Group.
68
Sukamto. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 83 Hal. Wikipedia. 2010. Limbah. http://id.wikipedia.org. juni 2011 Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta