I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur normal mukosa mulut memiliki banyak variasi dan dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi sistemik maupun non-sistemik (Coulthard dkk., 2008). Ulkus mulut merupakan suatu lesi disertai dengan diskontinuitas jaringan epitel hingga menembus lamina propia, yang menyebabkan serabut syaraf di bawah lamina propia terbuka sehingga dapat menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit tersebut dapat mengganggu proses pengunyahan makanan, penelanan, dan cara berbicara (DeLong dan Burkhart, 2008; Mostafa dan Ibrahem, 2009; Regezi dkk., 2009; Scully dan Felix, 2005; Underwood, 1999). Ulkus mulut merupakan penyakit pada mukosa yang paling sering terjadi, hampir 25% populasi di dunia pernah menderita ulkus mulut (Farah dan Savage, 2003; Paleri dkk., 2010). Porter (2000) dalam Aggarwal dkk. (2014) menyebutkan bahwa ulkus mulut ditandai dengan adanya lesi berbentuk bulat atau oval pada mukosa yang berjumlah satu atau lebih, berwarna putih keabu-abuan dan sering dikelilingi halo eritematus. Etiologi ulkus mulut bervariasi dan dapat disebabkan oleh faktor lokal seperti trauma mekanik, terpaparnya mukosa mulut oleh zat-zat kimia, makanan panas atau dingin, serta radiasi; berbagai macam infeksi (virus, bakteri, dan jamur); manifestasi penyakit sistemik; efek penggunaan obat-obatan; neoplasma; dan penyakit dermatologi (Farah dan Savage, 2003; DeLong dan Burkhart, 2008; Regezi dkk., 2009). Fernandes dkk. (2008) menyebutkan bahwa perawatan yang diberikan kepada penderita ulkus mulut disesuaikan dengan etiologi. Pilihan perawatan yang
1
2
sering diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan. Perawatan ulkus mulut dapat diberikan dengan aplikasi topikal seperti analgesik atau kortikosteroid, pemberian multivitamin, pemberian obat kumur yang mengandung enzim aktif atau mengandung antibiotik, perawatan Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation (LASER), kauterisasi, serta perawatan kombinasi (Fernandes dkk., 2008; Aggarwal dkk., 2014). Manajemen ulkus mulut yang efektif, dilakukan dengan menghilangkan faktor penyebab (Coulthard dkk., 2008). Faktor-faktor etiologi ulkus mulut merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui, hal ini akan berpengaruh terhadap pemilihan perawatan yang tepat (Scully dan Felix, 2005). Pengetahuan merupakan faktor yang penting dan berpengaruh terhadap seseorang dalam menentukan sikap dan perilaku (Green dan Kreuter, 2000). Perilaku kesehatan pada dasarnya merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti faktor lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010; Wawan dan Dewi, 2010). Perilaku penyembuhan merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang yang sedang sakit untuk memperoleh penyembuhan (Notoatmodjo, 2010). Mahasiswa tahun keempat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada sebagian besar telah menerima seluruh mata kuliah kedokteran gigi. Dengan demikian, mahasiswa mengetahui etiologi ulkus mulut baik lokal maupun sistemik, serta mengetahui mekanisme terjadinya ulkus mulut yang selanjutnya diharapkan berpengaruh terhadap respon atau perilaku terhadap ulkus mulut.
3
Penelitian ini perlu dilakukan karena belum ada penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan etiologi dengan perilaku perawatan ulkus mulut. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, mahasiswa tahun keempat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada sebagai calon klinisi dapat memahami etiologi dan mekanisme terjadinya ulkus mulut sebagai dasar dalam menentukan perilaku perawatan ulkus mulut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang etiologi dengan perilaku mahasiswa tahun keempat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada terhadap perawatan ulkus mulut? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan perilaku terhadap kesehatan gigi dan mulut sudah pernah dilakukan, salah satunya oleh Nyamuryakung’e (2012) di Tanzania dalam penelitiannya mengenai hubungan antara pengetahuan dengan sikap dan perilaku terhadap kesehatan gigi dan mulut siswa usia 16-20 tahun menggunakan metode cross sectional dengan hasil 78,9% atau 1518 orang siswa dari 1934 orang siswa menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dengan baik, indikator yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu frekuensi menyikat gigi. Penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan atau pendidikan terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut. Penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan, sikap dan kebiasaan juga pernah dilakukan oleh Zhu dkk., (2003) dalam penelitiannya mengenai
4
hubungan antara pengetahuan dengan sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun dan remaja usia 18 tahun di China, dengan hasil 44,4% subjek menyikat gigi setidaknya dua kali sehari dan hanya 17% yang menggunakan pasta gigi berfluoride. Subjek yang melakukan kunjungan ke dokter gigi selama satu tahun dan dua tahun terakhir 31,3% dan 35,3% untuk subjek usia 12 tahun sedangkan untuk subjek dengan usia 18 tahun yang melakukan kunjungan ke dokter gigi sebesar 22,5% dan 20,2%. Hampir 29% subjek dengan usia 12 tahun dan 40,5% subjek dengan usia 18 tahun akan mengunjungi dokter gigi jika merasakan sakit. Data tersebut diambil dengan subjek 47,2% tidak pernah mendapat pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Penelitian tersebut menyatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh terhadap sikap dan kebiasaan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Penelitian spesifik yang meneliti hubungan pengetahuan etiologi dengan perilaku perawatan ulkus mulut belum pernah dilakukan sebelumnya. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang etiologi dengan perilaku mahasiswa tahun keempat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada terhadap perawatan ulkus mulut. E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi dan tambahan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran gigi mengenai hubungan antara pengetahuan tentang etiologi dengan perilaku mahasiswa tahun keempat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada terhadap perawatan ulkus mulut.
5
2. Memberikan informasi kepada mahasiswa tahun keempat sebagai calon klinisi agar lebih memahami etiologi ulkus mulut sebagai dasar dalam menentukan perawatan. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau acuan penelitian selanjutnya.