EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C (SETARA SMA) DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) ”WIDYA SENTANA” KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
TESIS
Oleh: I NYOMAN MURSA WINATA NIM : 1029031029
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2012
ABSTRAK I NYOMAN MURSA WINATA, Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Program Paket C (Setara Sma) Di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ”Widya Sentana” Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2011/2012..Tesis. Singaraja: Program Pascasarjana Undiksha Singaraja, 2012. Tesis ini sudah dikoreksi dan diperiksa oleh Pembimbing I: Prof. Dr. Made Yudana, M.Pd dan Pembimbing II: Prof. Dr. Wayan Koyan,M.Pd Kata kunci : Studi Evaluasi, Pelaksanaan Pembelajaran, Pendidikan Kesetaraan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui efektifitas penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program paket C (setara sma) di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ”Widya Sentana” kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung tahun pelajaran 2011/2012 dilihat dari variabel konteks, input, proses dan produk. Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif, yang menunjukkan program pelaksanaan pembelajaran. Dalam penelitian ini menganalisis evektivitas pelaksanaan pembelajaran dengan dengan model CIPP (konteks, input, proses dan produk). Responden dalam penelitian ini adalah pengelola, tutor, dan siswa yang berjumlah 119 orang . Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan analisis deskriptif. Untuk menentukan efektifitas penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program paket c (setara sma) di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ”Widya Sentana” Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung tahun pelajaran 2011/2012, skor mentah ditransformasikan ke dalam Z lalu ke skor-T kemudian diverivikasi ke dalam kuadran Glickman. Hasil analisis menemukan bahwa efektifitas penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program paket C (setara SMA) di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ”Widya Sentana” Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung tahun pelajaran 2011/2012 tergolong efektif dilihat dari variabel konteks, input, proses dan produk dengan hasil (+ + - +). Kendala yang ditemukan diantaranya kurang maksimalnya kemampuan tutor mengembangkan interaksi dengan siswa, kurang maksimalnya strategi pembelajaran, kurang maksimalnya pemberian motivasi Sehubungan dengan temuan studi evaluatif ini, bahwa hasil analisis dari variabel konteks,input, proses dan produk secara berturut-turut menunjukkan nilai (+ + - +), dan jika dikonversikan kedalam kuadran Glickman, maka kualitas efektifitas penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program paket c (setara sma) di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ”Widya Sentana” Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung tahun pelajaran 2011/2012, tergolong efektif. Untuk menjamin bahwa program ini lebih efektif, maka substansi yang perlu disempurnakan adalah pada faktor proses .
ABSTRACT I NYOMAN Mursa Winata, Evaluation of Equivalency Education Implementation Of Program Package C (Equivalent With Senior High School) At The Public Learning Activity Center (PKBM) Of "Widya Sentana" Subdistrict of North Kuta, Badung regency In 2011/2012. Thesis Singaraja: Postgraduate program of Undiksha Singaraja, 2012. This thesis has been corrected and checked by the Advisor I: Prof. Dr. Made Yudana, M.Pd and Advisor II: Prof. Dr. Wayan Koyan, M.Pd Keywords: Evaluation Study, Learning Implementation, Equivalency Education Aim of this study is to analyze and find out the effectiveness of Equivalency Education Implementation Of Program Package C (Equivalent With Senior High School) at The Public Learning Activity Center (PKBM) Of "Widya Sentana" Subdistrict of North Kuta, Badung regency In 2011/2012 viewed from the context, input, process and product variable. These study category of evaluative research, that shows the implementation of learning programs. In this study analyzed the implementation of learning effectivity with CIPP model (context, input, process and product). Respondents in this study were organizer, tutors, and students so that number of sample were 119 respondents. Data were collected by using a questionnaire. Data were analyzed with descriptive analysis. To determine the effectiveness of equivalency education implementation of program package C (Equivalent With Senior High School) at The Public Learning Activity Center (PKBM) Of "Widya Sentana" Subdistrict of North Kuta, Badung regency In 2011/2012, raw scores were transformed into Z-score and then to TScore then verify to the Glickman prototype. The analysis found that the effectiveness of equivalency education implementation of program package C (Equivalent With Senior High School) at The Public Learning Activity Center (PKBM) Of "Widya Sentana" Subdistrict of North Kuta, Badung regency In 2011/2012 be considered effective from the variable of context, input processes and products with result of (+ + - +). The constraints are lacking of tutor’s ability to develop maximum interaction with the students, not yet optimum of learning strategies, not yet optimum of motivation In connection with the findings of this evaluative study, the results of analysis of the context, inputs, processes and products variable respectively shows (+ + - +), and if converted into quadrants Glickman prototype, then the effectiveness of the quality of equivalency education implementation of program package C (Equivalent With Senior High School) at The Public Learning Activity Center (PKBM) Of "Widya Sentana" Subdistrict of North Kuta, Badung regency In 2011/2012 is effective. To ensure that the program is more effective, then the substance that needs to be improved is in the process factors.
bakat istimewa berhak memperoleh
PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945
pendidikan khusus, (5) Setiap warga
pasal 31 menyatakan bahwa, (1)
Negara berhak mendapat kesempatan
Setiap
berhak
meningkatkan pendidikan sepanjang
Setiap
hayat.
warga
mendapat warga
Negara
pendidikan.
Negara
(2)
wajib
Pendidikan harus
menjadi
mengikuti
tanggung jawab pemerintah, baik
pendidikan dasar dan pemerintah
pusat maupun daerah, bekerja sama
wajib
(3)
dengan pihak swasta dan masyarakat.
dan
Pelayanan pendidikan harus mampu
satu
sistem
mengadakan perubahan yang lebih
nasional
yang
mementingkan kepentingan seluruh
membiayainya.
Pemerintah
Dan
mengusahakan
menyelengarakan pendidikan meningkatkan
keimanan
dan
warga
masyarakat
selaku
ketakwaan serta akhlak mulia dalam
stakeholders sekolah sebagaimana
rangka
kehidupan
diamanatkan dalam undang-undang,
bangsa yang diatur dengan undang-
dalam hal ini pemerintah pusat dan
undang.
daerah
mencerdaskan
Selanjutnya,
Undang-
bersama
dengan
Dewan
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Sistem Pendidikan Nasional pasal 5
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
menegaskan bahwa (1) Setiap warga
agar menindaklanjuti UU No.20/2003
Negara mempunyai hak yang sama
tentang Sisdiknas disertai dengan
untuk
pendidikan
pengembangan
bermutu, (2) Warga Negara memiliki
hukum lainnya.
memperoleh
kelainan fisik, emosional, mental,
Sesuai
berbagai
dengan
produk
Undang-
intelektual, dan/atau sosial berhak
Undang No.20 tahun 2003 tentang
memperoleh pendidikan khusus, (3)
Sistem Pendidikan Nasional Bab VI
Warga Negara di daerah terpencil
tentang
atau terbelakang serta masyarakat
pendidikan,
adat
yang
jalur
jenjang pasal
13
dan ayat
jenis (1)
terpencil
berhak
dinyatakan jalur pendidikan terdiri
pendidikan
layanan
atas pendidikan formal, nonformal,
khusus, (4) Warga Negara yang
dan informal. Lebih lanjut pasal 26
memiliki potensi kecerdasan dan
tentang
memperoleh
pendidikan
Nonformal
dinyatakan bahwa (1) Pendidikan
adalah program Paket B, sedangkan
nonformal
bagi
pendidikan yang sederajat dengan
warga masyarakat yang memerlukan
SMA/MA adalah program paket C.
pelayanan pendidikan yang berfungsi
Setiap peserta didik yang lulus ujian
sebagai
pengganti,
penambah,
program paket A, Paket B atau paket
dan/atau
pelengkap
pendidikan
C mempunyai hak eligibilitas yang
formal dalam rangka mendukung
sama dan setara dengan pemegang
pendidikan
ijazah
Pendidikan
diselenggarakan
sepanjang nonformal
mengembangkan didik
hayat,
dengan
(2)
SD/MI,
SMP/MTs,
dan
berfungsi
SMA/MA untuk dapat mendaftar
peserta
pada satuan pendidikan yang lebih
pada
tinggi. Status kelulusan paket C
potensi menekankan
penguasaan
pengetahuan
dan
ketrampilan
fungsional
serta
mempunyai hak eligibilitas sama dengan
yang
lulusan pendidikan
pengembangan sikap dan kepribadian
formal dalam memasuki lapangan
profesional,
(3)
Pendidikan
kerja. Program paket C setara dengan
nonformal
meliputi
pendidikan
SMA/MA adalah program pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak
pada jalur nonformal/pendidikan luar
usia dini, pendidikan kepemudaan,
sekolah yang ditujukan bagi setiap
pendidikan
warga Negara yang telah lulus/tidak
pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan,
lulus SMP/MI
pendidikan ketrampilan dan pelatihan
karena berbagai keterbatasan. Seperti
kerja, pendidikan kesetaraan, serta
ketidaksesuaian
pendidikan lain yang ditujukan untuk
keterbatasan sosial ekonomi, waktu,
mengembangkan kemampuan peserta
kesempatan, kondisi geografi dan
didik.
lainnya. Sejak reformasi telah terjadi Di samping itu berdasarkan
atau putus SMP
karena
perubahan cara pandang terhadap
penjelasan pasal 17 dan pasal 18 UU
pendidikan
kesetaraan.
No.20/2003
pendidikan
kesetaraan
disebutkan
bahwa
umur,
Semula ditujukan
pendidikan yang sederajat dengan
kepada
warga
masyarakat
SD/MI adalah program Paket A dan
kurang
mampu
secara
yang sederajat dengan SMP/MTs
Sekarang
pendidikan
yang
ekonomi. kesetaraan
ditujukan untuk melayani seluruh
terus mengalami peningkatan. Para
warga
tidak
peserta didik ini tidak saja berasal
membedakan kemampuan ekonomi.
dari wilayah Kecamatan Kuta Utara
Sehingga peminat yang mengikuti
Kabupaten Badung,
pendidikan
semua
dari seluruh Bali. Bahkan ada peserta
bertambah
didik yang berasal dari luar Bali
jumlahnya, apalagi adanya pengakuan
(Jawa) yang mencari pekerjaan atau
dari
bekerja di Bali. Disamping itu ada
masyarakat
jenjang
kesetaraan
makin
terus
pemerintah
di
bahwa
lulusan
tetapi berasal
program kesetaraan bisa melanjutkan
pula
ke jenjang pendidikan formal yang
berkewarganegaraan asing sebagai
lebih tinggi. Bahkan untuk lulusan
wisatawan menjadi peserta didik
kesetaraan program paket C bisa
program paket C di PKBM ‘’Widya
melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Sentana’’ Kuta Utara Kabupaten
baik negeri maupun Swasta.
Badung.
Pusat
didik
Belajar
Terkait hal ini ada beberapa
‘’Widya
hal yang mendasari penelitian ini
Batuculung
antara lain ; 1) Sampai saat ini belum
Kerobokan Kuta Utara Kabupaten
ada evaluasi yang dilakukan oleh
Badung
lembaga
pihak independen atau pihak terkait
penyelenggara program pendidikan
sehingga belum diketahui efektifitas
kesetaraan telah menyelenggarakan
penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan mulai dari
kesetaraan program Paket C setara
program Paket A, Paket B dan Paket
SMA/MA
C yang sudah dimulai sejak tahun
Belajar Masyarakat (PKBM) ‘’Widya
2003 lalu. Dan pada tahun pelajaran
Sentana” satu-satunya yang dikelola
2011/2012 keadaan jumlah peserta
oleh swasta yang ada di Kecamatan
didik setara kelas X 51 orang kelas
Kuta Utara Kabupaten Badung, 2)
XI 120 orang dan kelas XII sebanyak
Perlu
84 orang dengan jumlah pengelola,
penyelenggaraan
penyelenggara dan tutor 29 orang.
kesetaraan program Paket C setara
Setiap tahun jumlah peserta didik
SMA/MA
Masyarakat Sentana’’
Kegiatan
peserta
(PKBM) di
Banjar
sebagai
pada
pendidikan
Pusat
diketahui
di
Kegiatan
efektifitas pendidikan
PKBM
‘’Widya
Sentana”
Kecamatan Kuta Utara
SMA, tetapi lebih difokuskan pada
Kabupaten Badung.
upaya memberikan diskripsi atau
Yang menjadi fenomena disini adalah
gambaran
penyelenggaraan pendidikan
penyelenggaraan
kesetaraan program Paket C setara
kesetaraan program paket C setara
SMA/MA di PKBM “Widya
SMA di PKBM ‘’Widya Sentana’’
Sentana” Kuta Utara Kabupaten
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten
Badung diharapkan dapat menjadi
Badung
contoh dan pengendali mutu serta
2010/2011
menjadi acuan atau rujukan bagi
program
penyelenggaraan dalam
program paket C setara SMA, dilihat
menyelenggarakan pendidikan
dari aspek konteks atau latar, input,
kesetaraan program Paket C setara
proses
SMA/MA di Kabupaten. Sehingga
penyelenggaraan
yang menjadi permasalahan disini
kesetaraan program paket C setara
adalah seberapa efektivitas
SMA, khususnya ditinjau dari tingkat
penyelenggaraan pendidikan
kepercayaan
kesetaraan program Paket C setara
program kesetaraan paket C setara
SMA/MA di PKBM ‘’Widya
SMA.
Sentana’’ Kelurahan Kerobokan
tentang
pada
efektifitas pendidikan
tahun
sedang
melaksanakan
pendidikan
dan
pelajaran
kesetaraan
produk
hasil
pendidikan
masyarakat
terhadap
Tujuan operasional penelitian
Utara Kecamatan Kuta Utara
evaluatif ini dapat dirinci sebagai
Kabupaten Badung?
berikut.
Tujuan penelitian evaluatif
1) Untuk
mendeskripsikan
terhadap penyelenggaraan pendidikan
efektifitas
kesetaraan Program Paket C setara
konteks
SMA di PKBM ‘’Widya Sentana’’
penyelenggaraan
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten
Pendidikan
Badung ini tidak dimaksudkan untuk
program paket C setara
menemukan
SMA di PKBM ‘’Widya
teori
penyelenggaraan
baru
tentang
pendidikan
kesetaraan program paket C setara
Sentana’’
komponen dalam
kesetaraan
Kecamatan
Kuta
Utara
Kabupaten
5) Untuk
Badung. 2) Untuk
mendeskripsikan
kendala-kendala mendeskripsikan
efektifitas
dihadapi
komponen
input
yang dalam
penyelenggaraan
dalam
pendidikan
kesetaraan
penyelenggaraan
program paket C setara
pendidikan
SMA di PKBM ‘’Widya
kesetaraan
program paket C setara
Sentana’’
Kecamatan
SMA di PKBM ‘’Widya
Kuta
Kabupaten
Sentana’’
Kecamatan
Badung.
Kuta
Kabupaten
Utara
Badung. 3) Untuk
Utara
METODE PENELITIAN mendeskripsikan
efektifitas
Pendekatan
ini
dapat
komponen
digolongkan sebagai studi evaluative,
dalam
sebab penelitian ini merupakan proses
proses penyelenggaraan
yang dilakukan untuk mengevaluasi
pendidikan
penyelenggaraan
kesetaraan
pendidikan
program paket C setara
kesetaraan program Paket C setara
SMA di PKBM ‘’Widya
SMA di PKBM Widya Sentana Kuta
Sentana’’
Kecamatan
Utara Badung. Adapun pendekatan
Kuta
Kabupaten
yang digunakan dalam penelitian ini
Utara
Basdung. 4) Untuk
adalah mendeskripsikan
komponen produk dalam
pendekatan
deskriftif
kualitatif. Populasi
obyek
dalam
penyelenggaraan
penelitian ini adalah Penyelenggaraan
pendidikan
Pendidikan
kesetaraan
Kesetaraan
Program
program paket C setara
Paket C setara SMA di PKBM Widya
SMA di PKBM ‘’Widya
Sentana
Sentana’’
Kecamatan
Kabupaten Badung tahun pelajaran
Kuta
Kabupaten
2011/2012. Penelitian ini menjangkau
Utara
Badung.
Kerobokan
Kuta
Utara
seluruh anggota populasi sebagai
responden
berdasarkan
tujuan
Z=
(purposive) dengan meneliti seluruh kelompok
belajar,
pengelola,
ini
meneliti
seluruh
(Koyan,
2004:44) Data yang telah diolah atau
penyelenggara, dan tutor. Karena penelitian
X M SD
diproses kemudian dianalisis secara
populasi, maka penelitian ini lazim
deskriptif,
disebut
Secara
analisis computer program excel.
yang
Dalam analisis pada masing-masing
dilakukan termasuk pada penelitian
variabel konteks, input, dan proses
evaluative
Evaluatif
diarahkan pada aplikasi kurve normal.
dimaksudkan analisis yang dilakukan
Data yang berada di atas daerah
berdasarkan
penerimaan, yakni harga kritik yang
studi
sensus.
metodologi
program
penelitian
kualitatif.
pendekatan
yang
manajemen,
berorientasi
yang
prosedur
dan
Variabel
dalam
evaluasi pada
menunjukkan
proses
program.
ada
di
yang
dibantu
sebelah
kanan
dengan
daerah
penerimaan diberi tanda positif (+) dan yang berada di sebelah kiri atau
ini
di bawah daerah penerimaan diberi
mengikuti model CIPP (Context,
tanda negatif (-). Kualitas skor pada
Input, Process, Product)
masing-masing
penelitian
Variabel yang diteliti dalam
variabel
dihitung
dengan menggunakan kategori skor-t
model
di atas. Jika T > M (mean) adalah
konteks, input, proses dan produk
positif (+) dan T < M (mean) adalah
(KIPP),
negative
penelitian
ini
mengikuti
(-)
Sedangkan
untuk
Data yang telah diolah atau
mengetahui hasil akhir dari masing-
diproses kemudian dianalisis dengan
masing variabel, dihitung dengan
skor-t. Skor-t merupakan angka skala
menjumlahkan skor positif (+) dan
yang menggunakan mean dan standar
skor negative (-). Jika jumlah skor
deviasi (Koyan, 2004:44). Untuk
positifnya lebih banyak atau sama
menemukan skor-t digunakan rumus
dengan jumlah skor negatifnya berarti
berikut.
hasilnya positif (Σ Skor + > Σ Skor -
Skor-t = 50 + 10 (Z)
= +). Begitu sebaliknya, jika jumlah skor positifnya lebih kecil daripada
jumlah skor negative, maka hasilnya
persentase, dapat dikatakan
adalah negative (Σ Skor + < Σ Skor -
penyelenggaraan pendidikan
= - ).
kesetaraan program paket C Hasil
efektivitas
setara
penyelenggaraan
SMA
di
PKBM
‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
pendidikan kesetaraan program Paket
Kuta
C Setara SMA di PKBM “Widya
Badung
Sentana” Kecamatan Kuta Utara,
komponen konteks sebesar
Kabupaten Badung, bila dikaji dari
31%.
variabel konteks, input, proses, dan
Utara
Kabupaten
ditinjau
b. Komponen
dari
input
produk dengan mengadopsi model
penyelenggaraan pendidikan
Glickman (dalam Sahertian, 1994:46-
kesetaraan program paket C
52) dikategorikan menjadi empat
setara
kuadran, yaitu: (1) kuadran pertama
‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
dengan kategori efektif, (2) kuadran
Kuta
kedua dengan kategori cukup efektif,
Badung pada kategori efektif,
(3) kuadran ketiga dengan kategori
apabila
kurang efektif, dan (4) kuadran
persentase, dapat dikatakan
keempat
penyelenggaraan pendidikan
dengan
kategori
tidak
efektif.
SMA
Utara
di
PKBM
Kabupaten
dijadikan
bentuk
kesetaraan program paket C Berdasarkan analisis data dan
setara
SMA
di
PKBM
temuan penelitian, dapat disimpulkan
‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
sebagai berikut.
Kuta
a. Komponen
Kabupaten
Badung
ditinjau
penyelenggaraan pendidikan
komponen
inputs
kesetaraan program paket C
31,09%.
setara
SMA
konteks
Utara
di
PKBM
c. Komponen
dari sebesar
proses
‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
penyelenggaraan pendidikan
Kuta
kesetaraan program paket C
Utara
Kabupaten
Badung pada kategori efektif,
setara
apabila
‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
dijadikan
bentuk
SMA
di
PKBM
Kuta
Utara
Kabupaten
penyelenggaraan pendidikan
Badung pada kategori tidak
kesetaraan program paket C
efektif,
apabila
setara
bentuk
persentase,
dikatakan
dijadikan dapat
di
PKBM
‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
penyelenggaraan
pendidikan
SMA
Kuta
kesetaraan
Utara
Badung
Kabupaten
yaitu
kurang
program paket C setara SMA
maksimalnya
strategi
di PKBM ‘’Widya Sentana’’
pembelajaran,
Kurang
Kecamatan
maksimalnya
Kuta
Utara
pemberian
Kabupaten Badung ditinjau
motivasi. Sebagai alternatif
dari komponen proses sebesar
solusiinya terhadap kendala
22,2%.
ini adalah (1) meningkatkan
d. Komponen
produk
kemampuan mengajar tutor
penyelenggaraan pendidikan
khususnya
kesetaraan program paket C
penggunaan
setara
PKBM
metode mengajar yang tepat
‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
dengan mengadakan pelatihan
Kuta
tutor, seminar, lokakarya
SMA
Utara
di
Kabupaten
dalam
kaitan
model
dan
Badung pada kategori efektif, apabila
dijadikan
bentuk
Implikasi Penelitian
persentase, dapat dikatakan
Proses pendidikan kesetaraan
penyelenggaraan pendidikan
program paket C setara SMA di
kesetaraan program paket C
PKBM ‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
setara
Kuta
SMA
di
PKBM
Utara
Kabupaten
Badung
‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
merupakan sebuah sistem dan dalam
Kuta
sistem pendidikan tersebut tentunya
Utara
Kabupaten
Badung
ditinjau
dari
komponen
produk
sebesar
31,09%. e. Kendala-kendala dihadapi
terdapat sub-sub sistem yang saling mempengaruhi.
Variabel
konteks
adlaah merupakan sub sistem dan yang dalam
akan berpengaruh terhadap sub sistem input.
Kualitas
input
akan
berpengaruh terhadpa variabel atau
Untuk dapat meningkatkan efektifitas
komponen
atau kinerja lembaga maka semua
proses.
seterusnya
kualitas
berpengaruh
Demikian proses
terhadap
akan
kualitas
komponen
yang
mempengaruhi
yakni, konteks, inputs, proses dan
produk. Tampaknya dari simpulan
produk
yang telah dituangkan dari hasil
efektifitasnya.
perhitungan
analisis
Untuk dapat meningkatkan mutu
menunjukkan memang ada korelasi
pendidikan kesetaraan program paket
keberadaaan konteks, inputs, proses
C setara SMA di PKBM ‘’Widya
dan produk. Dari pembahasan hasil
Sentana’’ Kecamatan
penelitian dan simpulan sebagaimana
Kabupaten Badung,
yang
permasalahan
dan
diuraikan
efektifitas
diatas,
pendidikan
bahwa
harus
meningkatkan
Kuta Utara maka segala
yang
sudah
kesetaraan
terakomodasi dan aternatif solusinya
program paket C setara SMA di
perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti
PKBM ‘’Widya Sentana’’ Kecamatan
oleh semua pihak yang terkait yakni
Kuta
semua warga sekolah, masyarakat,
Utara
Kabupaten
Badung
tergantung pada efektifitas konteks,
pemerintah
inputs, proses dan produk. Dengan
stakeholder lainnya.
demikan
temuan
dalam
penyelenggaraan
pusat/daerah
dan
evaluasi
pendidikan
kesetaraan program paket C setara
Saran Berdasarkan
simpulan
dan
SMA di PKBM ‘’Widya Sentana’’
implikasi yang telah dikemukakan,
Kecamatan
maka dapat
Badung,
Kuta Utara Kabupaten ini
akan
memberikan
kontribusi yang positif bagi pengelola dan warga sekolah. Dalam rangka meningkatkan
efektifitas
diajukan saran-saran
sebagai berikut: 1. Kepada Pengambil Kebijakan Dinas pendidikan supaya terus memperhatikan
kualitas
penyelenggaraan atau kinerja maka
penyelenggaraan
perlu
kesetaraaan melalui pendidikan dan
sekolah
efektiktifitas
memperhatikan
komponen
inputs, proses dan produk.
konteks,
pendidikan
pelatihan bagi penyelenggara dan tutor, menambah jumah modul serta
mengalokasikan pendanaan secara
mengembangkan penelitian ini agar
berkelanjutan.
mengadakan penelitian lanjutan yang
2. Kepada Tutor pada PKBM Widya
lebih
Sentana
menambah jumlah sampel.
Tutor
sebagai
mendalam
sampai
dengan
pelaksana
pembelajaran pendidikan kesetaraan
DAFTAR RUJUKAN
program paket C dituntut kesiapannya secara
profesional
dalam
mengimplementasikan
materi
pelajaran dengan kurikulum tingkat
Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
satuan pendidikan kesetaraan paket C di PKBM Widya Sentana. Oleh karenany disarankan kepada tutor untuk mau dan mampu menerima dan mengimplementasikan
perubahan
strategi pembelajaran. Dengan jalan tutor harus peduli dan bersemangat mengikuti seminar,
pelatihan,
lokakarya,
simulasi
proses
pembelajaran atau sejenisnya dan peningkatkan
kemampuan
tutor
adalah menjadi kebutuhannya, bukan merupakan kebutuhan pemerintah. Melalui kegiatan seperti itu tutor akan dapat
memperoleh
tambahan
ifnormasi, pengetahuan, sikap dan keterampilan pembelajaran. 3. Kepada Peneliti Berikutnya. Untuk
kesempurnaan
penelitian ini, disarankan kepada peneliti
yang
berminat
untuk
Arikunto, Suharsimi. 1999. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ------, 1999. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Bernadin. 1993. Evaluasi Diklat (Terjemahan), Boston, Richard D. Irwin, Inc. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Petunjuk Teknis Program Kejar Paket B Setara SLTP. Jakarta: Ditjen PLSPO. Dit Diktentis. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan PLSPO. ------, 1994. Teknik Identifikasi dan Seleksi Kebutuhan Belajar Warga Belajar. Jakarta: Menara Agung. ------,
1996. Manajemen Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (PKB). Jakarta:
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan PLSPO.
Anak Bangsa. Jakarta: Ditjen PLS. Depdiknas.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997a. Pedoman Pembuatan Percontohan Program Diklusepora. Jakarta: Ditjen PLSPO. Dit Diktentis. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan PLSPO.
Diksa.
------, 1997b. Pedoman Pengendalian Mutu Pelaksanaan Program Diklusepora. Jakarta: Ditjen PLSPO. Dit Diktentis. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan PLSPO.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Jurnal Pendidikan Nonformal. BPPNFI Reg IV.
------,
1999. Petunjuk Teknis Pengendalian Mutu Pelaksanaan Program Diklusepora. Jakarta: Ditjen PLSPO. Dit Diktentis. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan PLSPO.
Depdiknas, 2005a. Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Program Paket B Setara SMP. Jakarta: Ditjen PLS. Dit. Tenaga Teknis. ------, 2005b. Pengembangan Model Pendidikan Nonformal. Jakarta: Ditjen PLS. Direktorat Tenaga Teknis. Direktorat Pendidikan Kesetaraan, 2005. Pendidikan Kesetaraan Mencerahkan
2009. Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Program Paket B Setara SMP di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar Buleleng Kabupaten Buleleng (Tesis tidak dipublikasikan).
Fermandes, H.J.X, 1984. Evaluation of Educational Programs. Jakarta: National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development. Fraenkel, Jack. R dan Norman E. Wallen, 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. United Stated: McGraw-Hill Inc. Kerlinger, Fred N. 2000.Asas-asas Penelitian Behavioral. 2000. Yogyakarta. Gajahmada University Press. Moleong, Lexy J, 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyadi,
Mohammad. 2011. Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Serta Praktek Kombinasinya dalam Penelitian Sosial. Jakarta: Publica Institute. Nawawi, Hadari, 1985. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gunung Agung.
Sudjana, Nana, 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. STKIP
Singaraja, 1996. Studi Evaluatif Tentang Penyelenggaraan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan Proses Belajar Mengajar (PBM). Singaraja.
Purwanto, AS, 1999. Evaluasi Program Diklat. Jakarta, STIA LAN-RI. Robert
R. Mayer dan Emest Greenwood. 1984. Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial. Jakarta: Pustakawan Dikbud CV. Rajawali.
Sahertian, Piet. A, 1994. Konsep Dasar & Teknis Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tim Peneliti STKIP Singaraja, 1996. Studi Evaluatif Tentang Penyelenggaraan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan Proses Belajar Mengajar (PBM) di STKIP Singaraja. Laporan Penelitian Singaraja: STKIP. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Weiss,
C, H, 1972. Evaluation Research. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.
Worthen,
Sanders, et al, 1987. Program Education. Alternative Approaches and Pratical Guidelines. New Tork & London: Longman Inc.