KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TOPIK : PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL MELALUI KONSOLIDASI PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KLASTER DAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
Disampaikan Pada Rapat p Kerja j Departemen p Perindustrian Dengan Dinas Perindustrian/Kabupaten/Kota Kawasan Barat Indonesia (KBI) Tanggal, 1111-14 Maret 2008 Di Hotel JW Marriott Surabaya
I. LATAR BELAKANG Industri Agro dan Kimia (Agrokim) memiliki peranan strategis dalam struktur industri dan ekonomi Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi industri agro dan kimia dalam PDB, ekspor, penyerapan tenaga kerja. Peranan lainnya adalah dalam hal mendukung ketahanan pangan, dan mendukung pengembangan ekonomi dan pemerataan pembangunan industri keseluruh wilayah Indonesia. Indonesia Perkembangan industri agro dan kimia selama ini telah menunjukkan kemajuan-kemajuan, kemajuan kemajuan, namun belum optimal sebagaimana diharapkan. Hal ini disebabkan berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi antara lain (1) masih berbasis comparative advantage (2) kelangkaan bahan baku karena banyak diekspor dalam bentuk produk primer (3) persaingan yang semakin ketat (4) adanya hambatan tarif dan non tarif, sehingga masih diperlukan upaya pengembangan melalui berbagai kebijakan dan program yang efektif.
2
II. ARAH PENGEMBANGAN A. V i s i “mewujudkan j industri agro g dan kimia (AGROKIM) ( ) yang y g berdaya y saing g kuat,, berwawasan lingkungan dan mampu meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat”.
B. M i s i ¾ Meningkatkan nilai tambah sumber daya alam nasional. ¾ Memperkuat struktur industri agro dan kimia. ¾ Meningkatkan penggunaan bahan baku dalam negeri. ¾ Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi. ¾ Meningkatkan pemerataan pembangunan industri agro dan kimia, kesempatan kerja dan berusaha. ¾ Meningkatkan ekspor produk industri agro dan kimia. ¾ Menunjang ketahanan pangan melalui penyediaan pangan olahan dan saprodi yang y g tepat p dan cukup. p 3
C Tujuan C. Memperkuat struktur industri agro dan kimia berdasarkan klaster industri. Meningkatkan utilisasi kapasitas produksi industri agro dan kimia. Meningkatkan penguasaan pasar produk industri agro dan kimia di DN & ekspor. Meningkatkan penggunaan bahan baku yang berasal dari SDA dalam negeri. negeri Meningkatkan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri agro & kimia. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kemampuan SDM untuk mewujudkan produk industri agro dan kimia yang memenuhi ketentuan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan li k lingkungan hid hidup. Memperluas kesempatan kerja dan berusaha.
4
D Sasaran Tahun 2005-2009 D. 2005 2009 Berdasarkan peranannya dalam perekonomian nasional nasional, serta visi dan misi yang diemban, maka sasaran pengembangan industri agrokim tahun 2005-2009 adalah : 1. Pertumbuhan PDB industri agrokim sebesar 7,63 %/tahun 2. Pertumbuhan nilai ekspor produk industri agrokim pada tahun 20052009 rata-rata rata rata sebesar 7,87 %, sehingga pada tahun 2009 dapat mencapai US$ 28,6 milyar 3. Utilisasi kapasitas produksi rata-rata industri agro dan kimia pada tahun 2009 mencapai 79,4 % 4. Penyerapan tenaga kerja industri agro dan kimia pada tahun 20052009 sebesar 85 ribu orang/tahun, sehingga total tenaga kerja industri agrokim tahun 2009 sebesar 2,9 juta orang 5. Nilai investasi industri agro dan kimia pada tahun 2007 tumbuh 2,8%/tahun, sehingga pada tahun 2009 mencapai sebesar Rp. 245,7 y trilyun. 5
III. PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO DAN KIMIA BERDASARKAN KAWASAN NO.
NAMA KLASTER
LOKASI
KAWASAN BARAT INDONESIA (KBI) 1.
Klaster Furniture
Jawa Tengah
2.
Klaster Buah dan Pulp Kertas
Jawa Barat
3.
Klaster Petrokimia
Banten
4.
Klaster Gula
Jawa Timur
5.
Klaster Kopi
Lampung
6.
Klaster Karet dan CPO
Sumatera Utara
7.
Klaster Semen
Sumatera Barat
KAWASAN TIMUR INDONESIA (KTI) 1.
Klaster Kelapa
Sulawesi Utara
2.
Klaster Kakao
Sulawesi Selatan
3 3.
Klaster Tembakau
Nusa Tenggara Barat
4.
Klaster Ikan
Maluku
5.
Klaster Petrokimia
Kalimantan Timur
6 6.
Kl t K Klaster Keramik ik
Kalimantan K li t barat b t
Klaster Pengolahan Susu (Rencana) 6
IV. PERMASALAHAN A. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau 1 Produk primer hasil pertanian masih banyak diekspor seperti 1. kopi, teh, daun tembakau dll, sehingga industri dalam negeri kekurangan bahan baku 2. Teknologi pasca panen masih ketinggalan, sehingga mutu m dan harga bahan baku menjadi kurang competitive 3 Mahalnya biaya distribusi dan tranportasi 3. 4. Kenaikan harga kemasan plastik. 5. Rendahnya minat investor karena ketidak pastian kelangsungan pasokan bahan baku 6. Issue Bahan Tambahan Pangan 7. Maraknya produk produk--produk makanan illegal, dan 8. Lemahnya penetrasi pasar luar negeri.
7
Permasalahan Lanjutan……… B. Industri Kayu dan Barang Kayu (termasuk rotan) 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7.
Makin terbatasnya pasokan bahan baku, akibat makin turunnya potensi sumber daya hutan alam dan maraknya illegal logging dan illegal trade, sementara pasokan bahan baku dari HTI belum mencukupi. Mesin/peralatan produksi yang sudah tua, sehingga menyebabkan efisiensi produksi menjadi rendah. Adanya saingan produk sejenis dari China yang harganya lebih murah (yang menurut informasi bahan bakunya berasal dari praktekpraktek illegal logging dan illegal trade dari Indonesia). Kenaikan BBM menyebabkan meningkatnya biaya pengadaan bahan baku Lemahnya design produk dan finishing, sehingga kalah bersaing di pasaran internasional dengan negara produsen lainnya. Lemahnya promosi produk industri pengolahan di luar negeri. Masalah lingkungan (tuntutan ekolabel, dll).
8
Permasalahan Lanjutan……… C. Industri Pupuk, Petrokimia dan Karet 1 Permasalahan utama industri pupuk saat ini adalah tidak 1. terpenuhinya pasokan gas yang sampai saat ini belum pada beberapa p pabrik p pupuk. p p terselesaikan p 2. Kenaikan harga minyak di pasar internasional yang pada saat ini hampir mencapai US$. 100/barel berdampak pula pada kenaikan harga bahan-bahan kimia dunia. Kenaikan harga bahan-bahan kimia dunia juga mengakibatkan terjadinya kenaikan harga produk petrokimia di dalam negeri.
9
Permasalahan Lanjutan……… D. Industri Semen dan bahan Galian Non Logam Lainnya 1 Permasalahan utama industri semen adalah terus 1. meningkatnya harga energi. produk kaca masih rendah dibandingkan g 2. Tarif bea masuk p dengan negara lain seperti Thailand, Philipina dan China sehingga banyak produk kaca impor yang mengganggu pasar DN, adanya tuduhan dumping dari negara pesaing, serta pertumbuhan bidang konstruksi dan automotif yang masih rendah. d h 3. Banyaknya keramik impor dari China dengan harga murah dan kurangnya pasokan gas (baik kualitas maupun kuantitasnya) dari PGN
10
V. V KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
1.
Pemanfaatan potensi SDA (bahan baku) yang didukung oleh infrastruktur yang memadai
2.
Penciptaan iklim usaha yang kondusif melalui tarif, g , standard wajib, j , p penanganan g produk ilegal p g safeguard, dan lainlain-lain
3 3.
Antisipasi dan penanganan permasalahan aktual sektor industri agro dan kimia kimia..
11
VI STRATEGI PENGEMBANGAN VI. 1. Memperkuat M k struktur k industri i d i berbasis b b i SDA 2. Mengoptimalkan penguasaan pasar dalam negeri dan
ekspor 3. Meningkatkan efisiensi proses produksi dan distribusi 4. Meningkatkan M i k tk koordinasi k di i dengan d instansi i t i terkait t k it dan d
asosiasi untuk mengantisipasi dan mengatasi permasalahan aktual di bidang p g industri agro g dan kimia
12
VII. VII PROGRAM PENGEMBANGAN
1. Pengembangan klaster (15 klaster di 13 Propinsi) 2 Pengembangan komoditi berbasis kompetensi inti daerah 2. (komoditi potensial/unggulan) yang mempunyai nilai tambah tinggi gg 3. Penanganan masalah aktual di bidang industri agro dan kimia (p (produk ilegal, g , standard,, iklim usaha,, dll)) 4. Kegiatan lainnya yang menjadi prioritas
13
PROGAM/KEGIATAN TAHUN 2008 DAN RENCANA 2009
KELOMPOK I
JAWA TENGAH KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KLASTER Pengolahan Kayu
Dukungan pengembangan klaster industri pengolahan kayu. Fasilitasi dukungan pembangunan terminal bahan baku kayu/rotan / Fasilitasi pusat desain furniture
Propinsi
Dukungan pengembangan klaster industri pengolahan kayu. Fasilitasi dukungan pembangunan terminal bahan baku kayu/rotan / Fasilitasi pusat desain furniture
Kab. Kendal
Kab. Jepara (Kayu) Kab. Cirebon (Rotan)
KOMPETENSI INTI DAERAH Pengolahan Kayu g y
Peningkatan mutu dan produktivitas Industri Pengolahan Kayu Hilir (bantuan mesin dan alat)
Kab. Blora (KD & mesin) Kab. Purworejo (hand--tools) (hand
-
MASALAH AKTUAL Rokok/tembakau Pengolahan susu Makanan ringan
Penyuluhan penanganan rokok ilegal Rakor peningkatan daya saing i d t i pengolahan industri l h susu Sosialisasi kaji tindak
Pelaksanaan registrasi cigarette making machine Rakor peningkatan daya saing i iindustri d t i pengolahan l h susu 16
KOMODITI
PROGRAM 2008
Jamu
Sosialisasi kaji tindak
Garam
KETERANGAN
RENCANA 2009
Kab. Banyumas g Kab. Wonogiri
Pembinaan peningkatan kualitas produksi jamu (CPJB)
Kab. Rembang
Peningkatan produksi garam beryodium
LAIN--LAIN LAIN Pengolahan Susu
Pengadaan cooling unit susu
Kab. Banyumas
Tepung Terigu
-
Pengembangan tepung terigu alternatif substitusi tepung terigu melalui bantuan alat
Pakan Ternak
-
Bantuan alat untuk pakan t k di K b B l li ternak Kab. Boyolali
Percetakan
Peningkatan mutu industri percetakan (Bantuan mesin Image Setter dan Perfect Bending
Kab. Pati
17
JAWA BARAT KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KLASTER Pengolahan Buah
Pulp dan Kertas
Dukungan pengembangan klaster industri pengolahan buah Rapat koordinasi klaster pengolahan buah Peningkatan mutu industri pengolahan buah (pengadaan alat) Dukungan pengembangan kl t iindustri klaster d t i pulp l d dan kkertas t
Propinsi
Kab. Kuningan
Dukungan pengembangan klaster industri pengolahan buah Forum komunikasi klaster pengolahan buah
K b K Kab. Kuningan i
Propinsi
Dukungan pengembangan b kl klaster t industri pulp dan kertas
KOMPETENSI INTI DAERAH MASALAH AKTUAL Rokok/tembakau
Penyuluhan penanganan rokok ilegal Pelatihan HACCP 2200022000-2005 Sosialisasi Sos a sas klaster aste gu gula a Sosialisasi kaji tindak
Pelaksanaan registrasi cigarette making machine
18
KOMODITI
PROGRAM 2008
Pengolahan Kayu
Fasilitasi pusat desain furniture
KETERANGAN
RENCANA 2009 Fasilitasi pusat desain furniture
LAIN--LAIN LAIN Pakan Ternak
Bantuan peralatan pengolahan pakan ternak
Kab.Majalengka Kab. Kuningan
Minyak Kelapa
Bantuan alat untuk pengolahan minyak kelapa
Kab. Ciamis
Karet
Peningkatan kualitas produk b barang barang--barang b kkaret
Kodya Bandung
Pengolahan Susu
Teh
-
Pembinaan dan pengembangan b mutu produk d k barang karet sebagai monitoring dan evaluasi bantuan peralatan tahun 2007 d dan 2008 Peningkatan mutu susu segar sebagai bahan baku industri dus pengolahan pe go a a susu (pengadaan alat) Peningkatan mutu teh hijau (pengadaan alat sortasi teh hijau) S i li Sosialisasi i PIPIMM/b PIPIMM/bahan h tambahan pangan 19
D.I. YOGYAKARTA KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KOMPETENSI INTI DAERAH Pengolahan Kayu
-
MASALAH AKTUAL •Rokok/Tembakau
• Makanan Ringan
• Penyuluhan Penanganan Rokok Illegal • Rapat koordinasi dalam rangka kerjasama internasional • Sosialisasi kaji tindak industri makanan
• Sosialisasi pedoman registrasi cigarette making machine
20
LAMPUNG KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KLASTER Kopi
Forum komunikasi klaster kopi
-
KOMPETENSI INTI DAERAH Pengolahan Jagung
-
Pengolahan T Tepung/Pasta /P t
-
MASALAH AKTUAL Minyak Jarak
-
Pengembangan bahan bakar nabati
LAIN--LAIN LAIN Kelapa
Fasilitasi Pengembangan Industri Kelapa dalam rangka Mendukung Kawasan Usaha Agro Terpadu (KUAT) di Lampung Barat
Kab. Lampung Barat
-
21
SUMATERA SELATAN KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KOMPETENSI INTI DAERAH Pengolahan Karet
-
Penanganan limbah gas (bau) pada industri crumb rubber Peningkatan kualitas dan produksi barangbarang-barang karet (bantuan alat dan pelatihan) untuk mendukung program klaster karet
MASALAH AKTUAL Makanan dan Mi Minuman
Sosialisasi bahan tambahan pangan (PIPIMM)
Biodiesel
Pengembangan bahan bakar nabati
-
22
KELOMPOK II
JAWA TIMUR KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KLASTER Industri Gula
Dukungan pengembangan klaster industri gula Sosialisasi klaster gula
Propinsi
Dukungan pengembangan klaster industri gula
KOMPETENSI INTI DAERAH -
MASALAH AKTUAL Rokok/tembakau
Penyuluhan penanganan rokok ilegal
Pelaksanaan registrasi cigarette making machine
Pengolahan Susu
Sosialisasi peran PIPIMM Sosialisasi SNI Sosialisasi Codex
Rapat koordinasi kerjasama internasional
Pupuk P kO Organik ik
P Pengembangan b usaha h komersial industri pupuk organik campuran
Minyak y Jarak
Pengembangan g g bahan bakar nabati
K b B Kab. Banyuwangii
-
-
24
KOMODITI
PROGRAM 2008
Garam
KETERANGAN
RENCANA 2009
Kab. Sampang, Kab. Sumenep
Optimalisasi penyerapan garam rakyat melalui bantuan pengolahan garam rakyat kualitas rendah menjadi garam bahan baku (sesuai SNI)
Kab. Lumajang
Pengembangan dan fasilitasi Pusat Pelatihan I d t i Pengolahan Industri P l h K Kayu di Lumajang (lanjutan)
LAIN--LAIN LAIN Pengolahan Kayu
Pengolahan Susu
Pengembangan dan fasilitasi Pusat Pelatihan Industri P Pengolahan l h K Kayu
Peningkatan mutu susu segar sebagai bahan baku industri pengolahan (pengadaan alat)
25
DKI JAKARTA KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KOMPETENSI INTI DAERAH Pengolahan Kayu
-
MASALAH AKTUAL Pengolahan Susu Minuman Ringan
Penyusunan roadmap industri pengolahan susu. Penyusunan roadmap industri pengolahan buah Rapat teknis revisi/penyusurevisi/penyusunan SNI kopi, susu dan gula dalam kemasan 3in1, creamer nabati bubuk, susu coklat bubuk, makanan susu fermentasi. Rakor penyusunan Kepmen Perindustrian tentang g ketentuan produksi minuman beralkohol Rakor penyusunan pedoman registrasi cigarette making machine.
Rapat teknis revisi/penyu--sunan SNI revisi/penyu kopi instan, kopi bubuk. Penyusunan rancangan standar t d kompetensi k t i SDM untuk industri susu olahan. Koordinasi dengan Dinas Industri & Perdagangan DKI Jakarta dalam rangka Sosialisasi PIPIMM (Bahan Tambahan Pangan) Pembinaan penerapan dan pengawasan CPKB
26
RIAU KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KOMPETENSI INTI DAERAH Forum komunikasi klaster industri CPO
Kelapa Sawit Kelapa
-
MASALAH AKTUAL Pengolahan Buah
-
Sosialisasi peran PIPIMM
Pakan Ternak
-
Pengembangan industri pakan ternak di Riau
27
KEPULAUAN RIAU KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KOMPETENSI INTI DAERAH Hasil Laut
-
MASALAH AKTUAL -
28
SUMATERA UTARA KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KLASTER Karet
g p g g Dukungan pengembangan klaster industri karet dan barang karet
p Propinsi
g p g g Dukungan pengembangan klaster industri karet dan barang karet Peningkatan kualitas dan produksi barang barang--barang karet (bantuan alat, pelatihan) Penanganan limbah Gas (bau) pada industri crumb rubber
Kelapa Sawit/CPO
Dukungan pengembangan klaster industri CPO Working Group Industri CPO
Propinsi
Dukungan pengembangan klaster industri CPO Forum Komunikasi Pengembangan Klaster Industri Turunan Kelapa Sawit/CPO
KOMPETENSI INTI DAERAH Kelapa Sawit Karet
29
KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
MASALAH AKTUAL Kayu kelapa sawit
Pilot project pengolahan kayu kelapa sawit sebagai bahan baku industri pengolahan kayu hilir di Sumut
Pengolahan P l h b buah h Kelapa sawit Makanan ringan
P Penyuluhan l h penanganan rokok ilegal Sosialisasi SNI Sosialisasi Codex
-
P l k Pelaksanaan registrasi i t i cigarette making machine
30
KELOMPOK III
SUMATERA BARAT KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KLASTER Semen Semen
Dukungan pengembangan klaster industri semen (pembentukan Pokja, Diagnosis dan Mobilisasi)
Propinsi
Dukungan pengembangan klaster industri semen (Kolaborasi)
KOMPETENSI INTI DAERAH Kakao
Bantuan mesin peralatan pengolahan biji kakao fermentasi dan peningkatan nilai tambah kakao.
Kab. Padang Pariaman
-
MASALAH AKTUAL Pengolahan sayuran dan buah buah-buahan
Sosialisasi bahan tambahan pangan
-
32
BANTEN KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KLASTER Petrokimia
Dukungan pengembangan klaster industri petrokimia Working Group industri petrokimia
Propinsi
Dukungan pengembangan klaster industri petrokimia Forum Komunikasi Pengembangan Klaster Industri Petrokimia Pengembangan Pusat Informasi Industri Petrokimia di Banten
KOMPETENSI INTI DAERAH -
MASALAH AKTUAL Makanan Ringan
Sosialisasi kaji tindak pengembangan industri makanan
-
33
BANGKA BE BELITUNG ITUNG KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KOMPETENSI INTI DAERAH Hasil Laut
-
LAIN--LAIN LAIN
Makanan ringan
Bantuan mesin/peralatan industri makanan ringan di Prop. Babel.
34
JAMBI KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KOMPETENSI INTI DAERAH
Kelapa Sawit
-
Karet
-
35
BENGKULU KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KOMPETENSI INTI DAERAH -
Hasil Laut
-
Karet
-
LAIN--LAIN LAIN Pengolahan Kopi
-
Kakao
Peningkatan mutu kopi (bantuan alat pengolahan kopi) Bantuan mesin/peralatan pengolahan kakao
Kayu kelapa sawit
-
Bantuan mesin/peralatan pengolahan kayu kelapa sawit
K k Kakao
-
B t Bantuan mesin i dan d peralatan pengolahan kakao.
36
NANGROE ACEH DARUSSALAM KOMODITI
PROGRAM 2008
KETERANGAN
RENCANA 2009
KOMPETENSI INTI DAERAH Hasil Laut
-
Minyak ya Atsiri ts
-
LAIN--LAIN LAIN Kelapa
Bantuan mesin pengolahan minyak kelapa
Kab Aceh Barat Kab. Daya
-
Kopi
Peningkatan teknologi pengolahan kopi (bantuan alat)
Kab. Bener Meriah
-
37