Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
IbM KELURAHAN KAMPUNG BARUH KECAMATAN TABIR DALAM PERBANYAKAN BIBIT DAN PENANAMAN PEMERKAYAAN TANAMAN AREN (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) Hamzah dan Yulfita Farni Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi
ABSTRAK Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) di Kelurahan Kampung Baruh Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi merupakan tanaman yang menjadi sumber penghasilan penting bagi masyarakat sejak waktu yang lama. Sejak lima tahun terakhir populasi tanaman di kelurahan tersebut menurun drastis akibat mengalami kematian karena sudah berumur tua serta tidak adanya upaya penanaman kembali yang di antaranya akibat sulitnya perbanyaan tanaman. Sekitar lima belas tahun yang lalu ada upaya penanaman aren unggul yang diintroduksi dari daerah lain. Aren introduksi itu tumbuh baik akan tetapi nira yang dihasilkan tidak memuaskan atau jauh lebih rendak dibandingkan dengan yang dihasilkan aren lokal setempat. Akibat dari dari kedua hal di atas jumlah pohon aren yang ada hanya sekitar 30 batang dengan jumlah petani 6 orang. Sehubungan dengan itu dilaksanakan IbM dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan. Masyarakat diberikan penyuluhan dan pelatihan tentang upaya mematahkan dormansi benih aren, melakukan pengecambahan, penyapihan dan pembibitan yang baik. Pematahan dormansi dilakukan dengan mengampelas benih sehingga benih dapat mengabsorbsi (menyerap) air dengan baik sehingga proses perkecambahan dapat berlangsung. Setelah pengampelasan benih dikecambahkan pada bak tabur yang berupa campuran pasir dan abu serbuk gergaji (1:1). Setelah benih berkecambah dilakukan penyapihan ke media pembibitan dalam polybag ukuran 55 cm x 25 cm, berupa campuran top soil dan pupuk kandang (2:1). Empat bulan setelah penyapihan bibit aren sudah dapat dipindahkan ke tempat penanaman. Masyarakat dibimbing dan didampingi melakukan penanaman pada minggu kedua bulan November 2013. Sampai minggu ketiga Desember 2013, tanaman aren tumbuh baik dan dipelihara dengan telaten oleh masyarakat. Oleh karena telah dilatih dalam memecahkan dormansi aren, masyarakat diminta untuk terus melakukan perbanyakan aren secara terus menerus. Kata kunci : aren, dormansi, Kampung Baruh, pembibitan dan penanaman PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar kelurahan Kampung Baruh umumnya banyak menggantungkan pencaharian pada hasil sumberdaya hutan. Hal yang sama juga masih terjadi pada sebagian besar masyarakat perdesaan Indonesia saat ini, walau jarak desa sudah cukup jauh dari hutan. Hasil hutan yang diambil masyarakat secara garis besar digolongkan atas hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Hasil hutan bukan kayu yang potensial untuk dijadikan sumber pendapatan masyarakat perdesaan di antaranya adalah bambu, rebung, rotan, jernang, tengkawang, madu dan damar,
kolang kaling dan nira aren. Di antara hasil hutan non kayu tersebut nira yang dihasilkan tumbuhan aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.) dapat diolah untuk menghasilkan produk berupa gula aren maupun gula semut. Aren biasanya tumbuh baik di sepanjang pinggir sungai (tanah aluvial) pada areal hutan maupun areal kebun penduduk perdesaan. Tumbuhan ini termasuk ke dalam kelompok monokotil dari keluarga/famili palmae. Setelah berumur 6 - 7 tahun tanaman ini telah mencapai tinggi sekitar tujuh meter dan telah mengeluarkan tandan buah dan tandan manggar (bunga jantan) pada ketinggian empat meter (Sunanto, 1983). Tandan buah dan manggar selanjutnya dihasilkan lagi
IbM Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Tabir Dalam Perbanyakan Bibi dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr)
51
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
pada bagian batang yang lebih tinggi. Tumbuhan aren dapat mencapai tinggi 20 meter dan satu pohon aren dapat mengeluarkan 20 tandan buah dan 10 tandan manggar selama hidupnya (Phang Wien Ho, 1983). Tandan buah akan menghasilkan buah dan biji sebagai alat perkembangbiakan aren (Van Steenis, 1981). Pada bulan puasa (Ramadhan) masyarakat perdesaan biasa memanfaatkan buah aren pada tingkat kematangan tertentu untuk diolah menjadi kolang kaling. Kolang kaling, yang disebut beluluk oleh masyarakat lokal Jambi, merupakan menu berbuka puasa yang banyak digemari masyarakat perdesaan bahkan masyarakat perkotaan. Tandan manggar (bunga jantan) biasa dimanfaatkan petani aren untuk menghasilkan nira melalui proses penyadapan. Nira merupakan minuman yang lezat jika dikonsumsi dalam bentuk nira segar. Masyarakat perdesaan biasa mengolah nira secara sederhana menjadi gula aren. Gula aren mempunyai nilai ekonomi tinggi pada masyarakat karena berfungsi sebagai pemanis pada makanan (Heyne, 1987). Saat ini pengolahan nira yang lebih baik telah dilakukan di banyak tempat di Indonesia guna menghasilkan produk dalam bentuk gula semut (Apandi, 2008). Gula semut nilai ekonominya lebih tinggi daripada gula aren karena harga lebih mahal dan pangsa pasarnya jauh lebih besar. Akhir-akhir ini gula semut banyak diekspor ke Jepang (Kusumanto, 2010). Di Jambi, nira aren umumnya dimanfaatkan penduduk untuk diolah menjadi gula aren. Gula aren dihasilkan berbentuk kepingan ¼ bola dengan diamater ± 9 -10 cm dan tinggi ± 2,5 – 3,0 cm. Dua keping (sepasang) gula aren dikemas dalam satu pembungkus dengan mempertemukan bagian dasar kepingan gula (bagian yang datar). Pembungkus gula Tanaman aren yang sudah berumur tua hanya memiliki usia produktif beberapa tahun lagi. Kondisi ini tentunya sangat disayangkan mengingat selama ini tanaman aren telah menjadi penopang
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
dibuat dari daun waru (Hibiscus sp.) atau dari daun pisang (Musa sp.) Penjualan gula dilakukan dalam satuan bungkus tersebut. Tumbuhan aren di perdesaan Jambi Aluvial banyak tumbuh di sepanjang Sungai Batanghari dan anak-anak sungainya (terutama sungai-sungai Tembesi, Bungo, Tebo, Merangin, Tabir, Pelepat, Batang Asai, Limun dan Jujuhan). Lahan yang terdapat di sepanjang pinggir sungai umumnya merupakan tanah (Darmawijaya, 1980). Tanah ini umumnya subur karena selalu terjadi akumulasi nutrisi tanaman saat terjadi banjir. Areal perdesaan di sepanjang sungai Tabir merupakan salah satu tempat yang banyak ditumbuhi oleh aren. Salah satu lokasi di sepanjang sungai tersebut yang dahulunya banyak terdapat tumbuhan aren adalah Kelurahan Kampung Baruh, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin. Masyarakat di daerah tersebut mengenal pohon aren sebagai pohon enau. Kelurahan Kampung Baruh memiliki penduduk sebanyak 832 kepala keluarga (KK) dengan 3.795 jiwa. Di kelurahan ini, masyarakat yang banyak melakukan penyadapan aren berlokasi di RT 8, RT 9, RT 10 dan RT 11 dengan luas wilayah sekitar 1.200 ha. Lokasi penghasil aren ini berjarak sekitar 2 km dari pasar ibu kota kecamatan, dengan kondisi jalan 1 km jalan aspal dan 1 km lagi jalan berbatu yang telah dilakukan pengerasan. Dahulu terdapat cukup banyak petani aren di kelurahan ini, namun saat ini hanya tersisa sebanyak sepuluh orang petani saja dengan pohon yang disadap sekitar tiga puluh batang. Petani-petani aren tersebut dahulunya membentuk wadah organisasi bersama dalam bentuk Kelompok Tani Tanjung Enau Lestari dan Kelompok Tani Ujung Tanjung. Berkurangnya jumlah petani secara drastis ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah tanaman aren yang tersedia. Tanaman yang ada saat ini pun sudah berumur tua. ekonomi masyarakat yang sangat penting. Tanaman aren disadap setiap hari (pagi dan sore) dan setiap manggar/pohon rata-rata dapat disadap selama tiga bulan. Penyadapan aren relatif tidak
IbM Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Tabir Dalam Perbanyakan Bibi dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr)
52
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
menghabiskan banyak waktu sehingga petani penyadap tetap dapat bekerja sebagai petani tanaman lainnya seperti padi sawah dan lain-lain. Pengolahan nira menjadi gula dapat dilakukan pada malam hari. Satu batang pohon aren dapat menghasilkan 6 – 10 bungkus (12 – 20 keping) gula aren per hari atau rata-rata delapan bungkus. Pada tingkat petani satu bungkus gula aren berharga Rp. 5.000,sehingga satu batang aren dapat memberikan penerimaan petani sebanyak Rp. 40.000,- setiap harinya. Angka ini cukup besar mengingat karena didapat setiap hari dan waktu yang diperlukan relatif tidak banyak serta petani dapat menyadap sampai empat pohon aren. Gula aren petani selalu habis terjual di pasar, bahkan banyak pedagang dari luar daerah selalu kekurangan pasokan gula aren untuk dijual di tempat lain. Menurut petani aren setempat, dengan menyadap empat batang pohon aren saja pengahasilannya bisa untuk mengdupkan satu keluarga. Sekitar lima belas tahun yang lalu pemerintah bersama masyarakat setempat pernah mengadakan penanaman aren unggul (introduksi) guna menjaga agar populasi aren yang tinggi tetap terpelihara dan usaha masyarakat menjadi lestari. Aren yang ditanam tersebut tumbuh cukup baik, akan tetapi manggar aren tersebut memberikan hasil nira yang tidak memuaskan. Kemungkinan aren yang ditanam tersebut tidak sesuai dengan kondisi setempat, akibatnya pohon-pohon aren tersebut tidak lagi dipelihara dan akhirnya mati. Petani aren selanjutnya hanya memelihara aren lokal yang selama ini dapat tumbuh baik dan telah terbukti dapat menghasilkan manggar serta nira yang cukup banyak. Berdasarkan atas kondisi tersebut upaya pelestarian tumbuhan aren lokal menjadi program sangat penting untuk dilakukan. Gula aren yang bernilai ekonomis tinggi dapat memberikan pendapatan yang besar bagi petani aren. Buahnya yang dapat diolah untuk menghasilkan kolang kaling yang juga
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
bernilai ekonomi tinggi membuat tumbuhan ini memiliki nilai guna yang tinggi pada masyarakat. Oleh karena itu masyarakat perlu diajak berpartisipasi dan menjadi pelaku utama dalam kegiatan penanaman aren dalam bentuk memperkaya tanaman yang sudah ada. Kegiatan ini tentunya dimulai dengan upaya penyediaan bibit yang berkualitas dan dilanjutkan dengan kegiatan penanaman dan pemeliharaan yang baik. Sampai tahun 1995 masih cukup banyak petani di kelurahan Kampung Baruh yang menyadap aren dan memproduksi gula aren. Hal ini terjadi karena populasi tanaman aren masih cukup banyak dan selalu memiliki manggar yang dapat disadap. Saat ini populasi tanaman aren sudah sangat rendah, telah berumur tua (kurang produktif) dan tidak terdapat banyak tanaman muda (permudaan) yang dapat menjadi pohon yang dapat disadap di masa yang akan datang. Kondisi ini menyebabkan usaha penyadapan aren dan produksi gula aren menjadi terbatas serta mengancam kelestarian usaha penyadapan aren dan industri gula aren petani. Sejak kegagalan program penanaman aren unggul sekitar tahun 1995, upaya penanaman oleh pihak terkait belum pernah dilakukan lagi. Di bawah pohon aren yang sudah disadap terdapat beberapa anakan aren dengan tinggi sekitar 15 cm. Anakan ini tidak dapat tumbuh dengan baik karena kondisi tapak dipadati oleh perakaran pohon induk sehingga perakaran anakan tidak dapat berkembang dan dan berfungsi baik. Permudaan yang ada kebanyakan berasal dari biji aren yang dimakan oleh musang (luwak), kemudian keluar dari tubuh luwak bersama kotoran lalu berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman baru. Permudaan yang berasal dari benih yang keluar dari tubuh musang (luwak), tumbuh tersebar dengan jarak yang tidak teratur dan lokasinya relatif jauh dari pemukiman penduduk. Hal ini membuat permudaan tersebut tidak dipelihara seperti pemagaran. Akibatnya permudaan tersebut sebagian besar dimakan oleh ternak dan mati sebelum tumbuh lebih besar. Hanya
IbM Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Tabir Dalam Perbanyakan Bibi dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr)
53
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
sebagian kecil dari permudaan ini yang survive sehingga pohon aren yang dapat disadap jumlahnya selalu terbatas. Beberapa petani telah berusaha mencoba untuk melakukan penanaman. Akan tetapi upaya ini terkendala oleh lambatnya benih aren berkecambah. Lapisan luar kulit benih yang keras mencegah absorbsi air sehingga benih dalam kondisi dormansi (Pratiwi dan Alrasyid, 1996). Lamanya benih aren berkecambah membuat petani tidak meneruskan langkah-langkah yang diperlukan dalam upaya penanaman. Tujuan Kegiatan Tujuan dilaksanakannya kegiatan IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan tanaman aren ini antara lain : 1. Menjelaskan kepada anggota kelompok tani Tanjung Enau Lestari dan kelompok tani Ujung Tanjung Kelurahan Kampung Baruh sebagai mitra tentang pentingnya usaha untuk melestarikan tumbuhan aren. 2. Menjelaskan kepada mitra tentang perlunya upaya pembibitan aren guna menunjang pelestarian tanaman aren, mengingat benih aren lambat berkecambah karena kerasnya kulit benih yang berakibat absorbsi air menjadi terhalang. 3. Mendemonstrasikan kepada mitra upaya mengatasi sulitnya benih aren berkecambah dengan mengampelas dan mengikir lapisan luar kulit biji yang menjadi penghalang absorbsi air. Hal ini didasarkan atas penelitian Saleh (2004) bahwa pengampelasan dapat membuat 46,95 % benih aren berkecambah. 4. Mengajak mitra untuk mengecambahkan benih yang sudah diampelas/dikikir pada bak kecambah yang berisi media kecambah berupa campuran pasir dan serbuk gergaji (perbandingan 1 : 1) dan melakukan pemeliharaan terhadap bak pengecamabahan. 5. Mendemonstrasikan kepada mitra tentang pembuatan media pembibitan yang berupa campuran top soil, pupuk
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
kandang dan pasir dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Media pembibitan selanjutnya dimasukkan ke dalam polibag ukuran 15 cm x 25 cm dan ditempatkan pada bedengan pembibitan ukuran 1 m x 3 m dan diberi naungan atap yang terbuat dari paranet dengan cahaya tembus 25 %. 6. Mendemonstrasikan kepada mitra kegiatan penyapihan kecambah dari bak kecambah maupun dari anakan yang tumbuh di bawah pohon induk ke media pembibitan dalam polibag. 7. Mendemonstrasikan kepada mitra pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit aren di lokasi penanaman. 8. Mengajak mitra untuk melakukan pemeliharaan tanaman aren. Kegiatan pemeliharaan meliputi pemagaran tanaman guna menghindari gangguan ternak, pengendalian hama serangga, pengendalian penyakit jamur atau bakteri dan pengendalian gulma. Manfaat Kegiatan Manfaat dilaksanakannya kegiatan IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan tanaman aren ini antara lain: 1. Mitra mengetahui cara mematahkan dormansi benih aren. 2. Mitra terampil untuk melaksanakan pematahan dormansi benih aren. 3. Mitra mengetahui cara pembuatan bedeng dan media tabur benih aren. 4. Mitra terampil dalam mengecambahkan benih aren. 5. Mitra mengetahui dan terampil membuat media pembibitan aren. 6. Mitra mengetahui dan terampil dalam pembibitan dan penanaman aren. METODE PELAKSANAAN IbM Waktu dan Tempat IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan tanaman aren dilaksanakan dari awal bulan April 2013 sampai dengan akhir bulan Desember 2013. Pelaksanaan kegiatan IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman
IbM Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Tabir Dalam Perbanyakan Bibi dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr)
54
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
pemerkayaan tanaman aren ini dilakukan di Kelurahan Kampung Baruh Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Kelompok Sasaran Adapaun kelompok sasaran dilaksanakannya kegiatan IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam perbanyakan bibit dan penanaman pemerkayaan tanaman aren ini adalah petani-petani yang saat ini menyadap tanaman aren, petani-petani yang sebelumnya pernah menyadap dan masyarakat yang belum pernah menyadap tanaman aren. Pemuka masyarakat dan aparat kelurahan juga merupakan sasaran kegiatan IbM ini mengingat perannya yang besar dalam kehidupan bermasyarakat di desa tersebut. Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam program IbM ini adalah metode pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Aren yakni melalui penyuluhan, demonstrasi di lapangan serta pendampingan terhadap mitra dalam upaya pembibitan tanaman aren mulai dari persiapan benih sampai pada pemeliharaan tanaman di lapangan. Penyuluhan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi, pengetahuan dan pemahaman petani tentang pembibitan dan pebanyakan tanaman aren. Dalam penyuluhan dijelaskan secara rinci tentang pentingnya pembibitan aren dalam upaya pelestarian aren, tahapan persiapan yang perlu dilakukan dalam pembibitan, faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pembibitan, aklimatisasi serta pemeliharaan bibit. Demonstrasi, yaitu pemberian bekal keterampilan dengan praktek secara langsung kepada mitra. Demonstrasi yang dilakukan berupa cara pengampelasan dan mengikir lampisan luar kulit biji aren dalam mempercepat perkecambahan biji, cara mengecambahkan biji dalam media perkecambahan, pembuatan media pembibitan, kegiatan penyapihan kecambah dari bak kecambah ke media pembibitan, serta demontrasi pengaturan
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit aren di lokasi penanaman. Pendampingan dalam kegiatan ini berupa pendampingan terhadap kelompok tani dalam penanaman bibit yang sudah siap tanam. Penanaman diawali dengan pemilihan lokasi tanam pada milik petani agar bibit ditanam pada tempat dengan tapak yang sesuai. Melakukan pemantauan dan evaluasi hasil kegiatan dari awal kegiatan. Kriteria evaluasi adalah jumlah kehadiran dan persentase kehadiran kelompok tani pada waktu ceramah, diskusi, demonstrasi serta kemauan dari kelompok tani untuk menanam bibit yang telah dihasilkan di lahan mereka. HASIL DAN PEMBAHASAN Petani aren di Kelurahan Kampung Baruh hanya mengandalkan tanaman aren yang masih ada dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa ada upaya untuk melakukan perbanyakan tanaman. Kondisi tanaman aren yang masih tersisa umumnya sudah tua dan tidak produktif lagi sehingga lama kelamaan tidak bisa mencukupi kebutuhan petani dalam memproduksi nira aren. Tidak adanya upaya petani dalam perbanyakan tanaman dikarenakan kurangnya pengetahuan petani tentang teknologi dalam mempercepat pembibitan aren, terutama teknologi atau cara mengatasi masa dormansi benih aren yang sangat lama. Dengan masa dormansi yang lama ini menyebabkan petani tidak termotivasi melakukan pembibitan karena mereka mengangggap waktu dormansi yang lama ini tidak efektif dalam menunjang pekerjaan mereka. Padahal pohon aren merupakan pohon yang menghasilkan bahan-bahan industri sudah sejak lama dikenal. Hampir semua bagian atau produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi. Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari bagian fisik pohon maupun hasil produksinya. Hampir semua dari bagian fisik pohon ini dapat dimanfaatkan, missal : akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan dan bangunan), daun muda atau
IbM Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Tabir Dalam Perbanyakan Bibi dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr)
55
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
jamur (untuk pembungkus atau penggani kertas rokok). Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan misalnya buah aren muda (untuk pembuatan kolang kaling sebagai bahan pelengkap bahan minuman dan makanan) air nira (untuk bahan pembuatan gula merah atau cuka), pati atau tepung dalam batang (untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan dan minuman) (Sunanto,1993). Mengingat ada banyak manfaat (multiguna) yang dapat diperoleh dari tanaman aren maka untuk menjaga kelestarian aren di lokasi pengabdian perlu ada upaya untuk melakuan perbanyakan dan pembibitan tanaman aren. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa petani aren di kelurahan Kampung Baruh belum melakukan perbanyakan aren dengan cara pembibitan baik dari benih ataupun dari anakan, hal ini terlihat dari kondisi pohon aren yang produktif hanya tinggal beberapa batang saja sehingga akan mempengaruhi produksi nira dan usaha petani dalam memproduksi gula aren. Perbanyakan aren dapat dilakukan secara generative yaitu melalui bijinya. Agar diperoleh keturunan yang baik benih diambil dari pohon induk yang memiliki kriteria batang pohon yang besar dengan pelepah daun tidak merunduk dan rimbun dan pohon harus memiliki produktivitas yang tinggi. Pohon induk yang produktif adalah pohon yang produksi nira dari mayang jantan pertama dan keduanya tinggi. Persiapan Pembibitan Pada tahap persiapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk pembibitan, yang terdiri dari pembuatan naungan, media perkecambahan dan media pembibitan. Pada kegiatan pengabdian ini benih yang digunakan adalah benih yang diambil dari pohon induk yang masih produktif yang berasal dari Kelurahan Kampung Baruh sendiri. Hal ini dilakukan mengingat pernah dilakukan introduksi benih dari luar beberapa tahun yang lalu memberikan hasil yang tidak memuaskan, yang kemungkinan
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
disebabkan oleh ketidaksesuaian dengan lokasi secara ekologis. Pembibitan tanaman aren mulai dari tahap persiapan sampai pada pemeliharaan tanaman dilakukan sebagian di Kampus Universitas Jambi di Mendalo. Hal ini dilakukan mengingat benih aren yang memiliki masa dormansi dan setelah dilakukan perlakuan pengampelasan memerlukan waktu berkecambah 60 hari. Setelah dilakukan penyapihan sampai benih siap tanam memerlukan waktu 3 bulan. Demonstrasi tentang semua tahapan dalam pembibitan dilakukan pada petani mitra bersamaan dengan pelaksanaan penyuluhan. Kegiatan Penyuluhan Diskusi dan ceramah pada waktu penyuluhan diketahui bahwa sesunguhnya petani sangat antusias untuk menerima materi penyuluhan diberikan terutama tentang teknik untuk memecahkan masalah dormansi benih aren yang selama ini belum pernah mereka ketahui. Hal ini menunjukkan bahwa petani di lokasi pengabdian mempunyai sikap terbuka terhadap inovasi teknologi yang disampaikan. Petani mitra berperan serta aktif terhadap semua kegiatan penyuluhan dan demonstrasi pembibitan yang dijelaskan dan didemonstrasikan oleh Tim Pelaksana IbM. Kegiatan Demonstrasi Pembibitan dan Penanaman Pada kegiatan ini dilakukan demontrasi cara mengatasi lamanya benih aren berkecambah dengan cara mngampelas benih aren guna menghilangkan lapisan luar yang menghambat perkecambahan. Selain pengampelasan upaya untuk menghilangkan lapisan luar benih dapat pula dilakukan dengan cara pengikiran benih. Setelah dilakukan pengampelasan/pengikiran, benih selanjutnya ditabur pada media kecambah . Bahan yang diperlukan untuk pembuatan media kecambah campuran pasir dan serbuk gergaji (pebandingan 1:1) dan kotak kayu ukuran 1 m x 2 m. Setelah
IbM Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Tabir Dalam Perbanyakan Bibi dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr)
56
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
benih berkecambah dilakukan penyapihan ke media pembibitan. Media pembibitan berupa top soil, pupuk kandang dan pasir (2:1:1) dimasukkan ke dalam polibag ukuran 10 cm x 15 cm. Penyapihan kecambah dilakukan setelah kecambah memiliki perakaran sepanjang 5 cm. Penyapihan bibit cabutan yang dilakukan oleh petani di lokasi pengabdian berupa perbanyakan dari permudaan yang tumbuh dan tersebar jauh dari pemukiman. Melalui penyuluhan dan demonstrasi petani dilatih untuk bisa melakukan pemindahan permudaan ke media pembibitan yang berupa top soil, pupuk kandang dan pasir (2:1:1) yang dimasukkan kedalam polibag ukuran 10 cm x 15 cm. Setelah 3 bulan bibit sudah dapat dipindahkan ke lokasi penanaman. Penananam bibit dilakukan di lahan petani oleh petani sendiri kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pemeliharaan yang juga dilakukan oleh petani sendiri. Kegiatan penanaman oleh petani didampingi oleh tim pelaksana IbM. Penanaman diawali dengan pemilihan lokasi tanam pada lahan milik masyarakat agar bibit ditanam pada tempat dengan tapak yang sesuai. Selanjutnya dilakukan pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 20 cm dan jarak lubang tanam 4 m x 8 m. Respons mitra terhdap pelakasanaan kegiatan Respons dari mitra yakni petani aren Kelurahan Kampung Baruh dalam kegiatan pengabdian ini cukup positif. Hal ini terlihat dari keaktifan mitra dalam kegiatan tanya jawab saat dilakukan kegiatan penyuluhan dan keseriusan mitra dalam mengikuti pembuatan media pembibitan dan penanam bibit aren di lapangan. Petani juga mau secara aktif ikut dalam melakukan penyapihan bibit cabutan yang tersebar tidak merata di sekitar lokasi pelksanaan IbM serta bersedia melakukan penanaman bibit di lahan mereka dan melakukan pemeliharan terhadap bibit yang sudah ditanam.
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Monitoring dan Evaluasi a. keberhasilan Program - Keberlanjutan pembinaan tetap dilakukan kepada ke dua kelompok tani seperti konsultasi mengenai pembibitan tanaman aren serta pemeliharaan bibit dengan cara bimbingan langsung oleh tim pengabdian (staf dosen) maupun instansi terkait (PPL). b. Ketepatan Solusi - Penyuluhan dan demonstrasi : hasil evaluasi setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi menunjukkan lebih dari 70 % petani mampu menjelaskan tahaptahap dan cara-cara pembibitan tanaman aren dengan benar dan petani ikut aktif berpartisipasi melakukan sendiri pembibitan dari anakan aren yang tumbuh di lokasi pengabdian. - Penanaman : Benih aren yang diperbanyak berasal dari Kelurahan Kampung Baruh yang diambil dari pohon induk yang sehat dan produktif dengan harapan akan menghasilkan bibit yang baik dan berproduksi dimasa yang akan datang. Benih yang telah diambil di lokasi pengabdian selanjutnya diperbanyak atau dibibitkan di Kampus UNJA Mendalo melalui beberapa tahapan yakni persiapan yang terdiri dari pembuatan naungan, media kecambah dan pembuatan media pembibitan. Selain perbanyakan dari benih, petani mitra juga melakukan penyapihan dari permudaan yang tersebar di lahan. Setelah mencapai tinggi sekitar 30 cm bibit aren diangkut ke lokasi pengabdian. Setelah seminggu di lokasi bibit ditanam pada 22 - 29 November 2013 pada lahan yang sudah disiapkan. Produktivitas Produktivitas program IbM Kelurahan Kampung Baruh dalam pembibitan dan perbanyakan tanaman aren ditunjukkan oleh dihasilkannya bibit aren dari benih lokal yang menunjukkan pertumbuhan yang baik. Selain itu produktivitas kegiatan IbM ini ditunjukkan pula oleh dibuatkannya leaflet pentingnya pembibitan aren mengingat nilai ekonomi aren yang tinggi.
IbM Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Tabir Dalam Perbanyakan Bibi dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr)
57
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Gambaran hitungan nilai ekonomi aren berupa setipa pohon aren rata-rata akan menghasilkan gula aren dalam bentuk cetak rata-rata sebanyak 8 pasang / 8 bungkus setiap harinya. Harga jual gula aren dari petani Rp. 5.000,- per pasang. Dengan demikian setiap pohon dapat memberikan penghasilan sebanyak Rp. 40.000,- per hari. Jika seorang petani memiliki 4 pohon yang disadap maka setiap hari akan didapat penghasilan sebanyak Rp 160.000,- per hari. Bila jumlah pohon yang disadap diperbanyak maka bisa memberikan penghasilan yang lebih menjanjikan di masa yg akan datang. Penyuluhan tentang pembibitan dan perbanyakan aren telah berhasil membuat mampunya sebagian petani menerapkan cara-cara pembibitan tersebut. Kemampuan sebagian petani ini akan menyebar kepada petani-petani lain mengingat keakraban hubungan antar petani. Pada kegiatan IbM ini dihasilkan pula artikel pembibitan dan perbanyak aren. Artikel ini makin menunjukkan produktivitas yang tinggi dari kegiatan IbM ini karena informasi yang diberikan akan menyebar luas kepada pihak-pihak terkait. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian mengenai kegiatan IbM di Kampung Baruh Kecamatan Tabir dalam Perbanyakan Bibit dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren ( Arenga pinnata (Wurmb Merr) disimpulkan bahwa respons dari mitra yaitu kelompok Tani Tanjung Enau Lestari dan Kelompok Tani Unjung Tanjung dalam kegiatan pengabdian ini cukup positif dan memiliki animo yang tinggi untuk melakukan kegiatan pembibitan dan penanaman. Setelah kegiatan ini dilakukan diharapkan kelompok Tani Mitra tetap mau melanjutkan pembibitan dan perbanyakan serta penanaman aren. Selain itu diharapkan petani tetap bersemangat dan disiplin dalam memelihara tanaman telah ditanam di lahan mereka agar bisa
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
meningkatakan ekonomi petani dimasa mendatang. UCAPAN TERIMA KASIH Tim pelaksana mengucapkan terima kasih banyak kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DP2M) Dirjen Dikti Kemendiknas atas dukungan dana untuk kegiatan IbM ini. Hal yang sama disampaikan kepada LPPM Univeristas dan Bapak Lurah serta Aparat Kelurahan Kampung Baruh atas bantuan, fasilitasi dan kerjasamanya. DAFTAR PUSTAKA Apandi, Y., 2008. Cara Membuat Gula Aren. Kiblat Buku Utama, Bandung. Darmawijaya, M. I., 1980. Klasifikasi Tanah : dasar teori bagi peneliti tanah dan pe;aksana pertanian. UGM Press, Yogyakarta. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II. Cetakan ke-1. Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan, Departemen Kehutanan, Jakarta. Kusumanto, D., 2009. Menjadimilyarder dengan 1 heltar kebun. http//ketahananpangannunukan.blogs pot.com/2009/09/menjadi-liyarderdengan-1hektar-kebun. html. Diakses 8 Maret 2011. Kusumanto, D., 2010. Mencetak milyarder dari kebun aren. http//kebunaren.blogspot.com/2010/0 6/mencetak-milyarder-dari-kebunaren-html. Diakses 4 Juni 2010. Phang Wien Ho, 1983. A Guide to the Botanic Gardens Jungle. Pusat Sains Singapura. ISBN 9971-88-010-5. Pratiwi dan H. Alrasyid, 1996. Teknik budidaya aren (Arenga pinnata (wurmb.) Merr.). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor.
IbM Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Tabir Dalam Perbanyakan Bibi dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr)
58
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 3 Juli – September 2014
Saleh, M. S., 2004. Pematahan dormansi benih aren secara fisik pada berbagai lama ekstraksi. Agrosains 6 (2) : 79 – 83. Sunanto, H., 1993. Aren : budidaya dan mutigunanya. Kanisius, Yogyakarta. Van Steenis, CGGJ. 1981. Flora untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita
IbM Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Tabir Dalam Perbanyakan Bibi dan Penanaman Pemerkayaan Tanaman Aren (Arenga Pinnata (Wurmb.) Merr)
59