C MYK Visi dan Misi
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
VISI PT Perkebunanan Nusantara VII menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global. MISI 1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan mengunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan efektif serta ramah lingkungan. 2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa, sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi 4. Membangun tata kelola usaha yang efektif 5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
1
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
Indeks Pengajian Songsong Ramadan
HUT IKI Sekaligus Hari Kartini
Pembekalan Calon Peserta Kualifikasi
PHBI Kantor Direksi menggelar kegiatan pengajian untuk songsong Ramadan dengan tema “Islah diri menuju bulan Ramadan 1437 M/ 2016 H.”
Perayaan HUT ke-16 Ikatan Kekeluargaan Istri (IKI) PTPN VII berlangsung meriah. Acara diawali dengan penampilan tari sembah dari anak-anak TK IKI PTPN VII. Acara yang diselenggarakan di Gedung Pertemuan PTPN VII, Rabu (11/5/2016).
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, PTPN VII melaksanakan pembekalan bagi karyawan yang akan mengikuti kualifikasi.
Hal.2
Hal.10
Hal.9
C MYK
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
2
dariREDAKSI RENDEMEN
Pengajian Songsong Ramadan PHBI Kantor Direksi menggelar kegiatan pengajian untuk songsong Ramadan dengan tema “Islah diri menuju bulan Ramadan 1437 M/ 2016 H.” Kegiatan dihadiri Direktur Utama Kusumandaru N.S., Direktur SDM & Umum Budi Santoso, Direktur Keuangan Agoes Riyanto, para Kepala Bagian dan Kepala Urusan, serta seluruh karyawan di Kantor Direksi PTPN VII.
P
ada kegiatan yang digelar di ruang rapat lantai I kantor Direksi, Jumat (3/05/2016), itu Kusumandaru dalam sambutannya menyampaikan semua insan PTPN VII harus tetap optimistis, ceria dan semangat untuk terus memberikan karya terbaik baik bagi keluarga, perusahaan tempat kita bekerja, masyarakat, bangsa, dan negara. Sesuai dengan tema yang diangkat pada kesempatan ini, yaitu islah diri menuju bulan ramadan, menurut Kusumandaru sangat tepat. Sebab, tujuan utama dalam menjalani kehidupan ini adalah melakukan kebaikan dan melakukan perbuatan yang bermanfaat. “Saya sangat mengapresiasi diadakannya kegiatan semacam ini, karena kita dapat besilaturahmi dan dan saling berpesan dan menasihati tentang kebaikan,” katanya. Selain itu, salah satu persiapan seorang muslim menghadapi bulan Ramadan adalah dengan melakukan pembersihan jiwa dan pertobatan. “Jika dosa dan kesalahan kepada Tuhan bisa kita mohon ampun secara langsung, maka kesalahan di antara kita juga perlu adanya permohonan maaf, sehingga kita saling memaafkan. Di sini kita bisa menyampaikan permintaan maaf secara langsung, sehingga lebih mengena,” ujar Kusumandaru. Kusumandaru menambahkan tujuan utama melaksanakan ibadah puasa adalah menahan diri. Secara fisik menahan diri dari makan dan minum dan hal lain yang memabatalkan puasa. Secara ruhani, menahan diri dari semua godaan hawa nafsu. “Mari kita jadikan bulan Ramadan ini sebagai wahana untuk melatih diri, terutama dalam mengendalikan hawa nafsu,” katanya. Selain itu juga yang tidak kalah pentingnya adalah memanfaatkan moementum Ramadan untuk berbagi, baik yang telah ditur melalui zakat maupun infak dan sedekah. Zakat merupakan salah satu pokok agama yang sangat penting dan strategis dalam Islam, karena ibadah zakat berkaitan dengan sesama manusia. Jika shalat berfungsi untuk membentuk keshalihan dari sisi pribadi dengan hasil akhir mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, maka zakat berfungsi membentuk keshalihan dalam sistem sosial kemasyarakatan seperti memberantas kemiskinan, menumbuhkan rasa kepedulian, dan cinta kasih terhadap golongan lemah. Pembentukan keshalihan pribadi dan keshalihan dalam sistem masyarakat inilah salah
satu tujuan diturunkannya Risalah Islam sebagai rahmatallil ‘alamin oleh Allah SWT kepada manusia. Kusumandaru juga mengajak semua karyawan untuk memperbanyak doa selama bulan Ramadan, terutama memohon kepada Allah agar kondisi perusahaan semakin membaik pada tahun-tahun mendatang. “Kita merasakan kondisi perusahaan saat ini sangat berat. Alhamdulilah sampai saat ini kita masih bertahan. Tetapi sampai kapan kita dapat bertahan ini semua tergantung kepada kita semua dan sangat tergantung kepada rahmat dan berkah dari Allah swt. Karena itu, mari kita terus bekerja sebaik-baiknya dan terus memohon yang terbaik kepada Tuhan,” tegasnya. Selanjutnya Kusumandaru mengutip kalimat bijak bahwa Tuhan tidak akan selalu memberikan langit yang biru, bunga yang selalu mekar, dan mentari yang selalu bersinar cerah, tetapi ketahuilah bahwa Tuhan akan selalu memberikan pelangi pada setiap badai, akan memberikan senyum pada setiap air mata, dan akan memberikan rahmat dan berkah pada setiap cobaan sebagai jawaban atas setiap doa. Sementara Ustad Abdul Hamim dalam ceramahnya menyampaikan bahwa 5 golongan yang puasanya tidak diterima dan dosa-dosanya tidak diampuni, yaitu orang yang puasa tetapi tidak solat, orang yang puasa tetapi masih punya musuh, istri yang tidak berbakti kepada suami, suami-suami yang jahat terhadap istrinya, dan anak yang belum berbakti kepada orang tuanya. Menurutnya, dalam menghadapi Ramadan setiap muslim harus mempersiapkan diri. Pertama persiapan ruhiyah, yaitu menyiapkan jiwa dan mental dengan melakukan pertobatan. Kemudian persiapan fisik dengan menjaga kesehatan, persiapan materi selama Ramadan, dan persiapan ilmu, yaitu dengan memperbanyak belajar tentang agama. (tim)
Redaksi menerima sumbangan artikel, cerita pendek, humor, puisi, kartun, foto-foto, berita kegiatan, dan lainnya yang sesuai dengan visi dan misi penerbitan. Naskah diketik rapi, bisa dikirim hasil printout, tetapi lebih dihargai dalam disket. Khusus untuk artikel maksimal 5 halaman folio spasi ganda. Kami juga menerima keluhan, saran, kritik, nasihat, atau informasi untuk sesama di lingkungan perusahaan yang akan kami muat di Surat Pembaca. Atau kirim SMS ke no. 0813 69782555. Silakan kirim karya Anda ke Redaksi Tabloid Media Agro 7, Kantor Direksi PTPN VII Jl. Teuku Umar No. 300, Bandarlampung. Naskah disertai dengan identitas dan alamat yang jelas. Pengirim yang tulisannya dimuat (kecuali surat pembaca), sebagai ucapan terima kasih, Redaksi akan memberikan cinderamata.
Musim giling tahun lalu dan tahun sebelumnya, Pabrik Gula Bungamayang menjadi sorotan. Sebab, pabrik gula tersebut berhasil mencapai rendemen rata-rata di atas 8,5 persen. Capaian yang prestisius mengingat selama ini ratarata rendemen yang dihasilkan pabrik gula di lingkungan BUMN tak lebih dari angka 7. Bahkan, pada periode tertentu PG Bungamayang bisa menembus angka 9 lebih. Tentu prestasi ini menjadi pijakan untuk mengejar target untuk bisa mencapai angka 10 pada tahun 2017. Dengan produktivitas kebun 100 ton/ha dan rendemen rata-rata 10, produktivitas 10 ton gula per ha bisa direalisasikan. Memang perlu kerja keras dan cerdas untuk bisa sampai ke sana. Perbaikan di semua lini on farm menjadi prioritas, mulai dari bibit unggul, cara tanam, perawatan, teknologi tebang-muat-angkut, dan selanjutnya perbaikan di pabrik. Aganya jalan menuju ke sana makin mulus. Apalagi saat ini ada dua petani tebu dari Australia yang dengan sukarela membagikan ilmunya dengan membuka demplot tebu di Kebun Cintamanis, yang dinamai dengan budidaya tebu lestari. Kegiatan ini akan menjadi salah satu jalan untuk mencapai target di atas. Sebab, produktivitas itu telah pula dinikmati petani tebu di Australia, yaitu dengan hasil rata-rata di atas 100 ton per ha dan rendemen rata-rata 10. Memang masih banyak yang harus dikerjakan secara sungguh-sungguh. Namun, capaian gemilang bukanlah hal mustahil. Sukses akan diperoleh oleh orang-orang yang terus berusaha tanpa lelah. Sukses menjadi milik orang-orang yang terus mencari dan bergerak untuk mengejar mimpinya. Selain kerja keras, juga diiringi dengan doa yang tiada henti, yang disokong dengan tindakan kebajikan dan kebaikan. Tabloid Media Agro 7 edisi kali ini mengulas hal ikhwal tentang tebu dan pergulaan tersebut, dengan harapan menjadi salah satu pemicu untuk menggapai sukses tersebut. Sejumlah liputan lain juga kami sajikan, antara lain tentang kualifikasi karyawan, HUT IKI, dan juga peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang menjadi momentum untuk membangkitkan kita semua. Selamat Redaksi. membaca.
PENERBIT PT Perkebunan Nusantara VII PEMBINA Direksi PT Perkebunan Nusantara VII PEMIMPIN REDAKSI Sukarnoto WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Sofian Machmud SEKRETARIS REDAKSI Andi Firmansyah STAF REDAKSI Sultan Mr., Sasmika D.S., Willy Mulyawan, Bambang Sutedjo, Andrie Noviar, Edi Agustar, Risang Pradana, Uliati Sidabutar, Hasanuddin.Z.Arifin, Nurjanah, Ketut Oktabayuna BIRO-BIRO Kantor Direksi : Marhaidi Effendi Wilayah Lampung : Agus Tobationo Distrik Bungamayang : Jhon Iwan Kurniawan Distrik Sumatera Selatan : Muhammad Akhiruddin Distrik Cintamanis : Abdul Hamid H.R. Distrik Bengkulu : Risky K. Mahfud DISTRIBUSI Ja’far ALAMAT REDAKSI Kantor Direksi PTPN VII Jln. Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandarlampung Telp. (0721) 702233, Faksimili (0721) 702775 Email:
[email protected] dan
[email protected] twiter: @ptpn7 facebook: tabloid karyawan
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
Forum CSR Lampung Dikukuhkan Gubernur Lampung Ridho Ficardo mengukuhkan pengurus Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Lampung sekaligus meresmikan Gedung Sekertariat Forum CSR Lampung, di Jl. P. Tirtayasa, Sukabumi, Bandarlampung, Rabu (4/5/2016).
D
irektur SDM dan Umum PTPN VII Budi Santoso dan sejumlah pimpinan perusahaan BUMD dan swasta hadir pada kegiatan tersebut. Forum CSR merupakan inisiasi dari pelaku usaha, universitas, dan pihak terkait lainnya untuk lebih menguatkan kebersamaan dan menajamkan program CSR perusahaan secara berkelanjutan dalam membantu pembangunan di Provinsi Lampung. Forum CSR disahkan dengan Keputusan Gubernur Nomor G/ 190/ II.02/HK/2016 dengan Ketua Umum Dr. V. Sapta Rini, Ketua Harian Bernard Simanjuntak, Sekretaris Umum Yayan Sopian, Bendahara Umum Ir. Indri Agustina Gultom. Dalam sambutannya, Gubernur Lampung mengatakan Pemerintah Provinsi Lampung terus mengupayakan iklim usaha yang positif. Maka kerja sama dan sinergi sangat dibutuhkan, serta kesadaran untuk membangun Provinsi Lampung harus tumbuh dalam semangat setiap perusahaan. “Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri, ada banyak ruang-ruang kosong yang bisa diisi perusahaan-perusahaan melalui program CSR untuk pembangunan di Lampung. Dunia usaha juga tidak bisa berkembang tanpa iklim usaha yang baik,” katanya. Ridho mengatakan sudah seharusnya muncul kesadaran sosial dari dunia usaha untuk bersama- sama membangun
Lampung. Ada banyak misi dan ruang kosong yang perannya bisa diisi oleh dunia usaha. Karena itu, Gubernur pun menyambut baik terbentuknya Forum CSR Provinsi Lampung. Diharapkan ke depan terjalin sinergi yang kuat antara dunia usaha, komunitas akademisi, dan pemerintah. Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi CSR yang dilakukan oleh perusahaan di Provinsi Lampung, melalui Tim Fasilitasi CSR Provinsi Lampung dan Tim Forum CSR akan memberikan CSR Award yang akan dipublikasikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Menurut Gubernur, positifnya kondisi ekonomi juga menggairahkan investasi di Provinsi Lampung. Tahun 2015 realisasi investasi mencapai 139% dari target yang ditetapkan oleh BKPM RI. Percepatan pembangunan dan pengembangan beberapa pelabuhan potensial di Lampung dilakukan untuk mendukung pengembangan kawasan, di
antaranya Pelabuhan Mesuji dan Pelabuhan Panjang yang merupakan pelabuhan peti kemas dan menjadi akses utama di wilayah selatan Sumatera bagi perdagangan luar negeri. “Selain itu konektivitas udara diprioritaskan melalui pengembangan Bandara Radin Inten II dan peningkatan status menjadi bandara internasional. Di wilayah Pantai Barat, Bandara Pekon Serai dikembangkan sebagai bandara komersial untuk mendukung pengembangan pariwisata serta pembangunan Trans Sumatera Railways saat ini sedang dalam tahap perencanaan untuk segera dapat direalisasikan,” papar Ridho. Dengan beragamnya rencana pembangunan Pemerintah Provinsi Lampung, Kota Bandarlampung sebagai ibukota provinsi akan dikembangan menjadi Bandarlampung Metropolitan Area. Lebih lanjut diuraikan, terbukanya konektivitas melalui
pembangunan Jalan Tol Sumatera, membuka peluang investasi di kawasan-kawasan pusat pertumbuhan ekonomi baru baik di sektor industri maupun pariwisata. Rancang bangun kawasan-kawasan dimaksud diharapkan mampu mengembangkan sektor-sektor produktif yang dapat memperkuat keberdayaan masyarakat dan memperluas kesempatan kerja tidak hanya di Provinsi Lampung namun juga diwilayah Regional Sumatera. Gubernur juga memaparkan pembangunan kawasan industri yang menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Lampung. Pertama, pembangunan Kawasan Industri Register I Way Pisang. Kedua, Pembangunan Kawasan Industri di bagian Utara Lampung. Ketiga, Pembangunan Kawasan Industri Maritim (KIM) Tanggamus. Dan keempat Pengembangan Ka-
3
AKTUALITA
wasan Technopolitan. Gubernur juga memperkenalkan logo dan tagline Lampung “The Treasure of Sumatera”. Gambaran mengenai Lampung sebagai sebuah tempat yang menyenangkan dan terbuka bagi siapa pun dan memiliki alam yang menyegarkan dan sarat dengan ragam budaya yang hidup dan kuat. Merupakan sebuah destinasi wisata dengan kekayaan alam yang tersembunyi, Lampung “The Treasure Of Sumatera”. “Dengan beragamnya prospek dan rencana pembangunan tersebut, Gubernur mengajak segenap pelaku usaha khususnya yang tergabung dalam Forum CSR yang baru saja kita saksikan pengukuhannya, dan seluruh komponen masyarakat Lampung untuk berkontribusi dan saling bersinergi dalam membangun Lampung kedepan,” jelasnya. (tim)
Ikuti Sumsel Expo 2016 akil Gubernur Sumatera Selatan H. Ishak Meki pada Rabu, 15 Mei 2016, pukul 20.00 WIB, membuka Sumsel Expo 2016 yang digelar di Plaza Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. Kegiatan berlangsung hingga 20 Mei 2016. Sumsel Expo 2016 yang diikuti 146 peserta ini diselenggarakan dalam rangka menyemarakkan HUT ke70 Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini juga diikuti oleh PTPN VII yang mengirimkan mitra binaannya, yaitu UKM Cempaka Pelangi pimpinan Husen Kesuma dan Nyi Ayu Dilayat Datna Selain memamerkan hasil produksinya berupa kain songket, pakaian pria dan wanita dari bahan songket, juga memamerkan produk-produk PTPN VII berupa hasil produksi karet dan sawit serta Teh Gunung Dempo. “Dalam kegiatan ini kita turut berpartisipasi dalam memeriahkan HUT Sumsel dan sekaligus memberikan kesempatakan kepada mitra binaan PTPN VII untuk memasarkan hasil produknya,” kata Krani PKBL DSSL Okma Lusiana. (tim)
W
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
4
LaporanUTAMA
Naikkan Rendemen dengan Bibit Unggul Pabrik Gula Bungamayang pada musim giling tahun 2016 ini menargetkan menghasilkan gula kristal putih sebanyak 118,715 ton. Gula sejumlah itu diperoleh dari 1.450.508 ton tebu, dengan tingkat rendemen rata-rata 8,96 persen. Sejak beberapa tahun lalu perbaikan budidaya dilakukan untuk menghasilkan gula yang lebih tinggi.
K
ita akan memulai giling pada hari Sabtu tanggal 21 Mei 2016, dengan masa giling diperkirakan selama 185 hari,” kata General Manager PG Bungamayang Heri Soesanto, pada acara istighotsah dalam rangka buka giling tahun 2016 Pabrik Gula Bungamayang di halaman Masjid Baiturrahman PG Bungamayang Lampung Utara, Rabu (18/05/2016). Musim giling tebu yang baru saja dimulai merupakan tahapan dari budidaya tebu yang begitu dinanti-nantikan para petani dan manajemen pabrik gula. Betapa tidak, selain produksi yang diprediksi lebih baik dari tahun silam, harga gula pun naik signifikan.
“
Heri Soesanto General Manager PG Bungamayang
Pabrik Gula Bungamayang (PG Buma) yang merupakan salah satu unit usaha dari PT Perkebunan Nusantara VII yang terus berupaya meningkatkan produksi melalui bibit unggul. Saat ini PG Buma melakukan pemurnian varietas BM 95114, BM 1619, BM 1650 dan BM1611 melalui kultur jaringan agar lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Menurut General Manager PG Buma Herry Susanto, varietas unggul ini lebih genjah, umur pendek, pelepah daun lebih lebar, batang lebih tinggi, lebih berbobot meski diameter batang lebih
kecil karena kadar seratnya lebih tinggi berkisar 15-16%. Lalu varietas baru ini lebih tahan terhadap kebakaran. Saat ini PG Buma memiliki 300 ha kebun bibit unggul yang siap disebar ke areal perkebunan milik sendiri dan mitra. Selain itu ada permintaan dari PTPN X Jawa Timur yang harus dipenuhi. “Ini kita siapkan agar rendemen kita naik menyamai PG swasta yang ada di Lampung karena memang sebetulnya kita juga memiliki potensi untuk mencapainya,” ujar Herry di lokasi kebun bibit PG Buma, baru-baru ini. “Untuk proses penebangan kita mempertahankan untuk tidak dibakar sebab bertentangan dengan UU Perkebunan. Selain itu batang tebu yang tidak dibakar bisa bertahan lebih lama sebelum masuk pabrik. Ini menguntungkan karena sebagian kebun mitra dan petani berada jauh dari areal pabrik.” Apalagi sejak harga karet jatuh banyak petani yang membongkar kebun karetnya dan beralih menanam tebu. Di sekitar PG ini saja terdapat 200 ha kebun karet yang sudah dibongkar dan ditanami tebu yang mulai panen sekarang. Pada tahun ini diperkirakan petani yang menanam tebu makin banyak seiring membaiknya harga gula. Pada lelang terakhir harga jual kita sudah Rp12.650/kg. Kita adakan lelang sekali dua minggu. Selain HTI di register 46 juga terdapat areal 900 ha yang pendanaannya dari Bansos melalui Dinas Perkebunan. Lalu berdasarkan pengalaman selama ini pengembalian kredit oleh mitra di mana PG Buma sebagai avalis berjalan lancar sehingga kian banyak perbankan yang menawarkan kredit. Apalagi persyaratannya kita permudah, petani mitra yang belum memiliki sertifikat tanahnya bisa menggunakan SKT.
Revitalisasi Embung Untuk memberikan pengairan yang mencukupi pada tanaman, PG Buma melakukan revitalisasi dan rehabilitasi embung-embung dan membangun saluran irigasi guna menjamin keter-
sediaan air di musim kemarau. Sebab berdasarkan pengalaman tahun silam, saat musim kemarau panjang pada bulan September 2015, embung-embung yang ada sudah kering. Menurut Manajer Kebun Agus Yunarto, saat ini terdapat 322 embung seluas 663 ha yang mampu menyimpan 13.700 meter kubik air yang bisa digunakan untuk menyiram tebu saat kemarau. Sebab tananam tebu membutuhkan pasokan air yang cukup hingga berusia minimal 3 bulan. Dengan adanya embung dan saluran irigasi tersebut maka dampak kemarau panjang tahun 2015 terhadap pertumbuhan tebu dapat diminimalisasi. Begitu pula pada tahun ini, panjangnya musim hujan sangat membantu pertumbuhan tebu, meski agak mengganggu proses penebangan dan pengangkutan tebu dari kebun ke pabrik. Akibatnya musim giling tebu terpaksa mundur dari awal Mei menjadi tanggal 21 Mei silam. Bahkan tahun 2015 lalu musim giling sudah dimulai pada tanggal 2 Mei 2015. Untuk tebang angkut tebu, menurut Agus, sebetulnya PG Buma sudah memiliki mesin-mesin mekanis. Dengan 4 unit mesin mampu menebang hingga 30 persen areal seluas 7.700 ha dengan waktu lebih cepat dibandingkan menggunakan tenaga manusia.
Namun mengingat banyaknya tenaga kerja seiring jatuhnya harga karet dua tahun belakangan ini, penebangan dilakukan secara manual dan mesinmesin diistirahatkan dulu. “Jika dari sisi kecepatan jelas penebangan menggunakan mesin lebih efisien. Namun karena tenaga kerja melimpah maka kita mengedepankan sisi kemanusiaan dengen mempekerjakan warga sekitar untuk menebang tebu,” ungkap Agus. Untuk produksi tahun ini Agus menargetkan naik hingga 107 persen. Apalagi untuk giling sekarang terdapat 2.450 ha tebu kemitraan yang PTPN VI menjadi penjamin kreditnya dengan plafon Rp20 juta/ha dan 6.800 kebun tebu rakyat bebas (TRB) warga nonkemitraan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi kenaikan luasan tebu kemitraan. Pemicunya, selain harga gula mulai membaik juga harga karet jatuh sehingga banyak tanaman karet yang dibongkar dan diganti dengan tebu. Dari rencana penambahan 800 ha kebun baru, terealisasi 550 ha. Pada tahun 2015 areal tebu kemitraan mencapai 3.964 ha dengan produksi 5.440 ton tebu. Areal itu naik menjadi 4.724 dengan perkiraan produksi mencapai 6.483 ton tebu. Seiring dengan terus meluasnya areal tebu kemitraan, PG Buma menargetkan tahun 2019
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
5
LaporanUTAMA mampu menggiling 10 ribu ton cane per day (TCD) dari saat ini 6 ribu TCD. Musim giling dimulai sejak tanggal 21 Mei 2016. Manajer Pabrik Sumardiyono menguraikan proses giling tebu berjalan lancar. Hingga kini sudah dicapai rendemen 7,01 persen dari tar-
get 8,6 persen. Hingga tanggal 31 Mei sudah digiling 65.353 ton tebu yang menghasilkan 2.117 ton gula dan 1.132 ton tetes tebu. Perinciannya, 3.085,1 ton tebu kemitraan dan 21.090,2 ton tebu sendiri serta 378,5 ton TRB. Akibat masih banyaknya curah
hujan menyebabkan kandungan air tebu tinggi sehingga proses penguapan di pabrik memerlukan waktu lebih lama. Pada musim giling tahun ini, ujar Sumardiyono, pihaknya menargetkan menggiling 1.383.144 ton tebu dan memproduksi sekitar 119 ton gula
dengan masa giling 180 hari. Mengenai kapasitas pabrik, untuk proses mill sudah 10 ribu TCD, sementara untuk giling masih 7 ribu TCD. Namun seiring kembali meluasnya TR maka kapasitas PG akan terus ditingkatkan. (tim)
Harga Gula Naik, Hasil Petani TR Membaik Petani tebu kemitraan Pabrik Gula (PG) Bungamayang kini bisa bernapas lega. Sebab, setelah selama dua tahun terakhir terpukul akibat rendahnya harga gula, memasuki musim giling tahun ini harga gula kembali membaik. Karena itu, beruntunglah sejumlah petani yang nekat menambah luasan areal tebu mereka pada awal musim tanam lalu.
S
eperti yang dialami Paino, warga Desa Kotanegara Ilir, Kecamatan Sungkai Utara, Kabupaten Lampung Utara. Pemilik 2 ha kebun ini menanam tebu sejak tahun 1993/1994. Karena sudah merasakan pendapatan dari tebu cukup tinggi maka ia bertahan. Rata-rata ia memperoleh Rp20 hingga Rp25 juta/ha dari penjualan gula setelah dikeluarkan 34% untuk biaya giling. Sementara warga lainnya, gontaganti komoditas, dari karet, sawit hingga singkong. “Mana yang harganya mahal, itu yang mereka tanam. Ketika harga gula naik mereka berlomba menanam tebu. Bahkan tanaman sawit pun ditebang dan diganti dengan tebu. Kini diperkirakan mencapai 76 ha areal yang ditanami tebu di desa saya,” ujar Paino. Pada tahun ini, menurut Paino, penanaman tebu berjalan normal dan cuaca pun mendukung. Hanya untuk proses penebangan dan pengangkutan tebu ke pabrik didahulukan areal yang dekat dengan jalan karena untuk areal yang jauh dari jalan sering becek karena hujan masih sering mengguyur. Berbeda dengan tahun lalu di mana terjadi kemarau panjang sehingga selain mengganggu pertumbuhan tebu juga menurunkan produksi. Apalagi kebun tebu mereka belum dilengkapi embung dan irigasi sehingga pengairannya tergantung sepenuhnya kepada curah hujan. Dalam kondisi normal, satu ha kebun menghasilkan 80 ton tebu dengan rendemen rata-rata 7,26 persen. “Ini sudah cukup bagus pada kebun tanpa pengairan irigasi dan embung,” kata Paino yang menjadi ketua kelompok Pulau Panggung ini. Kondisi serupa juga diakui Supardi, petani tebu mitra PG Buma yang tinggal di Desa Tanahabang, Kecamatan Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara. Menurut pemilik kebun tebu seluas 1,5 ha ini, pada awalnya kelompoknya beranggotakan 15 orang yang menanam tebu di areal 55 ha. Karena tren harga gula naik, tahun ini ada penambahan areal seluas 10 ha. Hanya saja perluasan areal penanaman tebu tidak semuanya bisa direalisasekan karena lokasi maksimal
Doa Bersama untuk Sukses Giling
P berjarak 60 km dari PG Buma. Sementara lahan-lahan yang dekat dengan pabrik sudah ditanami tebu semua. Supardi sendiri sudah menanam tebu sejak program TR (tebu rakyat) diluncurkan pemerintah tahun 1986. Ia yang sebelumnya menanam singkong beralih ke tebu karena harga gula lebih baik dan kalau terjadi fluktuasi tidak setajam singkong. “Apalagi modal untuk menanam tebu mendapat kredit dari pemerintah,” aku Supardi. Rata-rata pendapatannya untuk 1 ha areal tebu berkisar Rp15 juta hingga Rp20 juta. Hanya pada tahun 2013, harga gula sempat jatuh hingga Rp7.900/ kg, sehingga para petani tebu peserta TR lainnya berdemo ke Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta menuntut penyetopan impor gula agar harga gula kembali naik. “Saya ingat benar ketika kami menuntut Menteri Perdagangan Gita Wiryawan agar menemui tapi ia tidak mau keluar dari kantornya,” kenang Supardi. Pada tahun itulah harga gula jatuh sehingga menurunkan gairah petani menanam tebu. Untuk hama dan penyakit tebu, menurut Supardi, di antaranya yang muncul adalah ulat penggerek yang menggerek ruas batang tebu, dan kutu putih yang memakan pucuk tebu. Biasanya kedua hama ini dikendalikan dengan insektisida Furadan. Sementara soal pupuk berupa Urea dan TSP/SP36, menurut pengalamannya selama ini tidak ada masalah. “Pupuk kita beli sendiri tapi agar tidak tertipu pupuk palsu maka dimasukan melalui PG Buma,” ungkap Supardi yang sebelumnya pernah menerima pupuk palsu karena membeli langsung dari pengecer. Tahun ini peserta TR mitra PG Buma ditawari Bank BNI dana kredit sebesar Rp7,2 miliar dengan luas areal 4.300 ha. Sementara pada tahun 2015, mereka menerima kredit dari Bank BNI dan PT Aneka Tambang. (tim)
abrik Gula Bungamayang memulai giling pada hari Sabtu tanggal 21 Mei 2016, dengan masa giling diperkirakan selama 185 hari. Kegiatan diawali dengan doa bersama atau istighotsah dalam rangka buka giling tahun 2016 di halaman Masjid Baiturrahman PG Bungamayang Lampung Utara, Rabu (18/05/2016). General Manager PG Bungamayang Heri Soesanto menjelaskan doa bersama awal giling merupakan tradisi yang dijalankan selama ini. “Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas segala rahmat dan karunia-nya, juga sebagai ajang untuk berdoa bersama agar operasional perusahaan berjalan lancar dan mencapai hasil sesuai target.” Dalam kegiatan yang juga diisi dengan ceramah oleh Ustad Bukhori Muslim, dan dihadiri Asisten I Pemkab Lampung Utara Yushar berserta perangkat Forkopimda Kabupaten Lampung Utara tersebut, Heri Soesanto menjelaskan tebu yang digiling selain dari kebun sendiri juga tebu dari kebun masyarakat atau tebu rakyat. Sebagai perusahaan BUMN, kata Heri, PTPN VII tidak hanya mengejar keuntungan semata, akan tetapi senantiasa berupaya untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat dan negara. “Apalagi komoditas gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. PTPN VII dan anak perusahaan BUMN lain yang memproduksi gula membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gula Nasional,” katanya. Heri berharap masyarakat sekitar, pemerintah daerah, tokoh agama, aparat keamanan, dan semua pihak dapat memberikan dukungan agar kegiatan usaha PTPN VII, khususnya PG Bungamayang berjalan lancar dan memberi manfaat kepada masyarakat. Ia juga meminta kepada para petani tebu agar terus memelihara jalinan kemitraan yang sudah berjalan selama ini. “Mari kita tingkatkan lagi agar memberi nilai tambah yang lebih besar kepada masyarakat. Saat ini PG Bungamayang terus melakukan perbaikan pabrik agar dapat mengolah tebu petani sebaik-baiknya,” jelasnya. Asisten I Pemkab. Lampung Utara Yushar yang mewakili Bupati mangatakan bahwa keberadaan PTPN VII sangat membantu perekonomian masyarakat Lampura, khususnya masyarakat di Kecamatan Sungkai dan Bungamayang. “Dengan adanya aktivitas pabrik gula, ada uang berputar di masyarakat sehingga perekonomian wilayah bertumbuh. Mari kita dukung PTPN VII agar bisa lebih banyak lagi memberikan manfaat untuk masyarakat di sekitar perusahaan dan pemerintah daerah,” katanya. Sementara Ustad Bukhori Muslim dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa semua ikhtiar yang dilakukan hendaknya selalu disertai doa. “Kali ini kita berdoa kepada Allah SWT agar kegiatan giling PG Bungamayang berjalan dengan lancar, hasilnya penuh dengan keberkahan, bukan hanya bagi keluarga besar PTPN VII, tetapi juga bagi seluruh masyarakat,” katanya. (tim)
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
6
LaporanUTAMA
Petani Australia Ajukan Demplot Budidaya Tebu Lestari Dua petani sekaligus pemilik pabrik gula dari Australia mengajukan proposal kerja sama pelaksanaan demonstrasi plot (demplot) budidaya tebu lestari (sustainable sugarcane production) ke PTPN VII. Menurut rencana demplot dibuat di PG Cintamanis.
K
edua petani Australia itu adalah Robert G. Quirk dan Allan G. Patridge. Keduanya sudah sejak beberapa waktu lalu mengunjungi PG Cintamanis dan pada awal Mei 2016 bertemu dan berdiskusi dengan Direktur Produksi PTPN VII M. Natsir, yang didampingi Kabag Tanaman Christian Priyo dan Kabag Teknik dan Pengolahan Irma. “Kami mengajukan proposal kerja sama demplot budidaya tebu dengan tujuan peningkatan produktivitas hablur gula,” kata Robert G. Quirk, petani yang memiliki kebun tebu sekitar 100 ha di Distrik Condong, New South Wales, yang juga menjabat Direktur Australian Cane Farmers Association (ACFA) atau asosiasi petani tebu Australia. Robert menceritakan penggarapan lahan kebunnya seluas 100 ha dikerjakan secara mekanisasi dan hanya dilakukan berdua dengan kakak laki-lakinya. Untuk pengolahan lahan dan pemeliharaan tanaman menggunakan 2 unit traktor medium (150 HP). Pekerjaan tanam dan tebang diborongkan ke kontraktor. Robert mengaku menerapkan budidaya tebu lestari (sustainable sugarcane production) sejak tahun 2000 dengan peningkatan produksi dari 62 ton/ha menjadi 110 ton/ha. Petani ini juga menerima penghargaan sebagai Carbon Farmer of The Year 2012 dari pemerintah Australia dan menjadi pembicara dalam seminar internasional dan konsultan di beberapa negara. Sementara Allan G. Patridge adalah petani yang
juga kontraktor tanam dan tebang mekanis di Condong Mill (pabrik gula), New South Wales. Petani ini memiliki kebun seluas 450 Ha yang dikerjakan bersama 15 pekerja secara mekanisasi, mulai dari tanam sampai dengan tebang. Sebagai kontraktor tanam dan tebang, Allan memiliki satu unit cane planter, beberapa traktor dan dua unit mesin tebang beserta kelengkapannya. Dia menceritakan dengan pemberian blotong dari pabrik secara intensif, produktivitas tebu yang telah dicapai di kebunnya 120–175 ton/ha. Kunjungan mereka ke Indonesia tidak dengan biaya perusahaan mana pun, melainkan secara sukarela datang dan ingin berbagi ilmu pengetahuan. Menurut Robert G. Quirk, petani tebu di Australia membentuk asosiasi, selanjutnya asosiasi membentuk koperasi dan setiap petani memiliki saham pabrik gula secara proporsional berdasarkan luasan lahan yang dimiliki. “Jadi, selain petani kami juga pemilik pabrik gula. Dalam melaksanakan budidaya tebu, petani Australia didukung oleh banyak peneliti dari berbagai aspek mulai ilmu tanah, agronomi, klimatologi, dan perlindungan tanaman,” katanya. Selama kunjungannya di Cintamanis, kedua petani tebu itu selain merencanakan demplot juga berwisata. Mereka menikmati suasana pedesaan di Sumatra Selatan dan aktivitas warganya. Menikmati ragam kuliner di Palembang dan sekitarnya. “Ada yang paling menarik dan kami abadikan dalam foto
dan video, yaitu sekumpulan kerbau berenang di rawa pada areal dekat kebun tebu dan dekat perkantoran Bupati Ogan Ilir,” katanya. Keduanya juga telah observasi lapang atas kegiatan mekanisasi pertanian dan jenis alat mesin pertanian yang dipakai serta cara budidaya tebu di Distrik Cintamanis. Mereka juga berdiskusi dan memberikan masukan perbaikan operasional dan maintenance alat dan mesin tebang muat angkut mekanis bersama asisten, mabes, mandor dan mekanik di Cintamanis. Mereka juga melakukan sharing knowledge and
technology budidaya tebu lestari dengan asisten tanaman dan bersama menyusun draf proposal demo plot (demplot). Sebagai tindak lanjut kunjungan tersebut adalah akan diajukannya
proposal pelaksanakan demonstrasi plot (demplot) budidaya tebu lestari untuk mendapat persetujuan Direksi dalam upaya mencapai target produktivitas hablur gula 10 ton/ha. (tim)
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
7
LaporanUTAMA
RENCANA DEMPLOT BUDIDAYA TEBU LESTARI (SUSTAINABLE) MENUJU PROTAS HABLUR 10 TON/HA (Kerja sama dengan Australia Cane Farmers Association) Latar Belakang Road map produktivitas hablur gula 10 ton/ha di tahun 2019 memerlukan tindakan dan upaya yang tidak biasa. Optimalisasi dari berbagai faktor produksi yang mendukung peningkatan produktivitas secara berkelanjutan harus dilakukan dengan biaya yang efisien. Sampai dengan saat ini beberapa kendala pencapaian produktivitas hablur gula 10 ton/ha belum sepenuhnya bisa diatasi, di antaranya: Daya dukung lahan yang rendah (kadar bahan organik < 2%, pH < 5, KTK rendah, beberapa wilayah cenderung berpasir dengan retensi kelembaban yang marginal) sehingga efisiensi pemupukan menjadi rendah. Suksesi varietas yang unggul dengan potensi rendemen di atas 10% dan tahan kekeringan belum dilaksanakan secara konsisten. Teknologi irigasi belum diaplikasikan secara efisien karena sumber daya air masih terbatas. Hasil studi banding ke areal tebu Condong Sugar Mill, NSW-Australia atas undangan dari Direktur ACFA (Australia Cane Farmers Association), Robert G. Quirk yang telah berhasil meningkatkan produksi dari 62 ton/ha menjadi 110 ton/ ha (potensi rendemen > 11%) dengan melaksanakan best management practise budidaya tebu lestari (sustainable), yaitu: Pengendalian jalur transpor (controlled traffic): jalur tanaman tebu harus terhindar dari jalur roda traktor, mesin tebang, alat angkut dan muat (grabe loader & truck). Teknologi GPS-Steering digunakan pada traktor dengan cane planter. Pemadatan tanah (compaction) hanya terjadi di luar zona perakaran
-
-
tebu. Berbagai percobaan membuktikan bahwa memperlebar jarak tanam (PKP) tidak akan menurunkan produktivitas. Penyesuaian jarak tanam dengan peralatan tebang mekanis meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional. Kultivasi minimal (minimum tillage): pengolahan tanah yang baik dicapai dengan interval yang cukup, bukan dengan memperbanyak perlakuan (cukup 3 perlakuan saja). Untuk persiapan olah tanah dilakukan aplikasi glifosat 3–5 ltr/ha untuk mematikan tunggul lama. Penyemprotan 5 kg Urea pada sisa seresah yang tidak dibakar untuk membantu dekomposisi. Kultivasi terbatas untuk pemupukan dan pencampuran bahan organik. Pengelolaan seresah (green trash blanket): biomasa pada tanaman tebu yang berupa seresah mencapai 20–40 ton/ ha. Seresah merupakan sumber nutrisi dan bahan organik yang sangat bernilai. Mesin tebang (harvester) berfungsi sebagai langkah awal untuk pemanfaatan seresah, yaitu mencacah dan menebar (cut & spread). Ada 2 pilihan dalam pengelolaan seresah tebu, yaitu setelah ditebang mesin, seresah dibiarkan pada interow sebagai mulsa. Seresah yang berada di jalur tumbuh diserak dengan stool rake ke arah interow dan dilakukan aplikasi/spray 5 kg Urea atau ditebari dengan blotong untuk membantu dekomposisi, lalu diaduk dengan disc bedder 1,5–2 bulan kemudian. Pada saat akan olah tanah dilakukan aplikasi/spray 5 kg Urea (membantu dekom-
-
posisi). Bero dengan tanaman Legume (Legume fallow): cover crops legume/ kacang-kacangan dengan kandungan nitrogen mencapai 3–5 %, maka bila biomasa 6–10 ton/ha akan setara dengan kebutuhan pupuk Urea untuk plant cane. Pengelolaan lahan bero yang baik dan bebas dari gulma merupakan upaya penyiapan lahan (land preparation) yang lebih sempurna.
Tujuan Demplot -
-
Melaksanakan best management practise budidaya tebu lestari (sustainable) dan menilai cost–benefitnya dibandingkan dengan sistem budidaya yang dilakukan selama ini dalam satu siklus (PC, Rt-1,Rt2,Rt-3). Monitoring dan evaluasi progres atas peningkatan daya dukung lahan menuju produktivitas hablur
-
-
Adapun perbandingan perlakuan dan kondisi bisa diringkas sbb.:
10 ton/ha. Jika memungkinkan kerja sama introduksi varietas dan perlindungan tanaman. Nilai tambah bagi PTPN VII: a) Adanya transfer knowlegde dan teknologi budidaya tebu lestari menuju produktivitas hablur 10 ton/ha. b) Progres untuk penurunan HPP gula (on farm) dalam skala demplot. c) Adanya transfer knowlegde dan skill dalam operasional dan maintenance pekerjaan mekanisasi pertanian.
Metode Demplot 1.
2.
Perlakuan pada areal demplot yang akan dikaji: - Persiapan lahan dengan mematikan tunggul lama secara chemis. - Pengelolaan bero dengan cover crop tanaman kacang tanah. - Pengurangan dosis pupuk ± 25 persen. - Tanam dengan billet cane planter menggunakan traktor dilengkapi kemudi GPS. - Jarak tanam (PKP) 1,7 meter - Minimum tillage pada tanaman raton. Pengamatan yang akan dilakukan: - Persentase germinasi dan dinamika populasi tanaman. - Kondisi kesuburan melalui analisis tanah dan daun. - Serangan hama dan penyakit. - Produktivitas (tonase dan potensi rendemen). (tim)
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional
AKTIVITAS
Mengukir Makna dengan Bekerja Nyata
PTPN VII menggelar peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-108 dengan melaksanakan upacara bendera di Lapangan Parkir Kantor Direksi (20/05/2016). Upacara diikuti oleh segenap karyawan dan jajaran Direksi, yaitu Direktur Keuangan dan Direktur Perencanaan & Pengembangan, dan bertindak sebagai Pembina Upacara Direktur Produksi M. Natsir. egiatan upacara memperingati Harkitnas juga dilaksanakan serentak di seluruh Distrik dan Unit PTPN VII yang tersebar di tiga Provinsi, yaitu Lampung, Sumsel dan Bengkulu. Ketika membacakan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika, Direktur Produksi PTPN VII M. Natsir mengatakan tujuan dilaksanakan upacara bendera ini untuk terus memelihara, menumbuhkan, dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan. Hal itu menjadi landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan moral dan etika berbangsa dan bernegara, serta mempererat persaudaraan untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa kita kedepan dalam bingkai NKRI. Peringatan Harkitnas ke-108 tahun ini mengambil tema “Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata, Mandiri. dan Berkarakter.” M. Natsir mengatakan dengan tema itu, penekanannya pada dimensi internasional di mana kita dihadapkan dalam persaingan global antarnegara.
K
“Tidak ada lagi batas jarak dan waktu, saatnya kita untuk bahu membahu membantu bersama, dalam memenangkan persaingan global. Karena itu, kita harus bangkit untuk menjadi bangsa yang kompetitif, kerja nyata, punya kemandirian dan berkarakter adalah kunci kemenangan,” katanya. Di akhir sambutannya M. Natsir berharap Peringatan Harkitnas ini dapat memperbaharui semangat trisakti, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan hingga bangsa ini lebih jaya dan kompetitif dalam kancah international. (tim)
Harkitnas di Distrik Sumsel Distrik Sumatera Selatan juga menggelar upacara Harkitnas ke-108 pada Jumat (20/5/2016). General Manager Distrik Sumatera Selatan Ir. Robert Simanjuntak bertindak selaku pembina upacara. Upacara di halaman kantor Distrik Sumatera Selatan (DSSL) tersebut diikuti seluruh karyawan setempat.
B
ertindak selaku pemimpin upacara adalah M. Rico Al-Ghozali, sementara pembawa acara (MC) Mey Susanti, pembaca Pembukaan UUD 1945 adalah Sri Arjuna, dan doa oleh Andaludin. Sedangkan petugas pembawa dan pengibar bendera merah putih dari Tim Satpam, yaitu M. Eko Permadi, Sastra, dan A. Rozak. Upacara pun berlangsung khidmat. Pada kesempatan tersebut GM Distrik Sumsel juga membacakan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika RI, yang menekankan hendaknya bangsa Indonesia terus mengukir makna dengan bekerja nyata, mandiri, dan berkarakter. (tim)
8
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
9
AKTIVITAS
HUT IKI Sekaligus Hari Kartini Perayaan HUT ke-16 Ikatan Kekeluargaan Istri (IKI) PTPN VII berlangsung meriah. Acara diawali dengan penampilan tari sembah dari anak-anak TK IKI PTPN VII. Acara yang diselenggarakan di Gedung Pertemuan PTPN VII, Rabu (11/5/ 2016), mengusung tema “IKI PTPN 7 merealisasikan pemikiran Kartini dalam konteks kekinian.”
P
uncak perayaan ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum IKI Pusat Ny. Tina Kusumandaru, didampingi Wakil Ketua Bidang Ny. Tetty Rafel P. Sibagariang, Ny. Halimah Agus, dan Ny. Herlina Natsir. Ketua IKI Pusat PTPN VII Ny. Tina Kusumandaru mengatakan dalam pemikiran R.A. Kartini anak perempuan harus mendapatkan kesempatan mengembangkan diri, mengenyam pendidikan dan tidak dinikahkan pada usia muda. “Kini pendidikan sudah dinikmati perempuan namun pernikahan dini masih banyak terjadi,” kata Ny. Tina. Untuk itu, para anggota IKI di unit hendaknya memberikan sosialisasi mengenai pengaruh pornografi kepada para remaja karena ada beberapa risiko bagi anak perempuan menikah di usia dini. Sebagai orang tua di masa sekarang harus lebih ekstra ketat dalam mengawasi putra putrinya, apalagi saat ini akses internet sangat mudah. “Kita harus mengajarkan batasan-batasan perilaku kepada anak-anak dan memantau pergaulannya,” katanya. Dalam konteks kekinian IKI PTPN VII juga memberikan pelatihan keterampilan bagi anak-anak putus sekolah di lingkungan sekitar kebun PTPN VII, antara lain beauty class bagi anak-anak putus sekolah, agar dapat berwira usaha. Dalam rangkain HUT IKI ini diadakan lomba pakaian muli Lampung sebagai pelestarian budaya daerah. Keluar sebagai juara pertama dari Kantor Direksi II (perwakilan Bagian Pengkajian dan Pengembangan, Teknik dan Pe-
foto bersama dengan pini sepuh
Ny. Tina Kusumandaru Ketua Umum IKI Pusat
ngolahan, Sekretariat, Sumber Daya Manusia, Logistik dan Satuan Pengawasan Intern). Selanjutnya di urutan kedua dan ketiga diraih oleh Unit Tulungbuyut dan Kantor Direksi I (perwakilan Bagian Teknologi Informasi Komunikasi dan CMR, Tanaman, Akuntansi, Umum dan Program Kemintran Bina Lingkungan, Keuangan dan Pemasaran) juara harapan I, 2, dan 3 diraih oleh Unit Bungamayang, Unit Kedaton, dan Unit Rejosari. (tim)
Penyerahan nasi tumpeng kepada Pini Sepuh
Perkokoh Mental & Moral Anak katan Kekeluargaan Ibu-ibu (IKI) PTPN VII Wilayah Distrik Sumatera Selatan (DSSL) secara sederhana merayakan HUT ke-16 IKI sekaligus memperingati Hari Kartini. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 14 Mei 2016 sekitar pukul 09.00 WIB di Gedung Pertemuan PTPN VII DSSL juga diwarnai lomba tari kreasi daerah Sumatera Selatan serta lomba busana kebaya. Pemenang lomba tari pada HUT ke-16 IKI: juara I Unit Sungailengi, jurara II Pabrik Gula Cintamanis, jurara III Unit Musilandas, dan juara favorit adalah peserta dari Unit Betung. Ketua IKI Wilayah Sumatera
I
Selatan Ny. Corry Robert Simanjuntak saat menyampaikan sambutannya, antara lain mengatakan dulu R.A. Kartini berjuang untuk menerobos tembok-tembok kefeodalan. Dia berhasil mengajak kaum perempuan mengembangkan diri, mendapatkan pendidikan yang tinggi, juga sebagai wanita yang lebih maju.
Namun, dalam konteks kekinian menjadi ibu atau seorang wanita tidaklah mudah. “Banyak pengaruh terhadap anak-anak kita seperti internet yang berakibat pada anak-anak. Bukan hanya di kota, melainkan juga di desa-desa sudah terjangkit pornografi,” katanya. Untuk itu ibu-ibu perlu lebih aktif
dalam mendidik anak, membangun mental dan moral yang kokoh pada anak-anak agar tidak terjerumus pada narkoba dan pornografi. Menurutnya, IKI akan terus bergerak untuk membantu masyarakat, antara lain saat ini memprogramkan pelatihan pada anak-anak putus sekolah yang direncanakan pada Agustus 2016. Sementara GM Distrik Sumsel Robert Simanjuntak dalam sambutannya antara lain mengatakan bahwa kegiatan yang digelar IKI sangatlah bagus. “Kita akan coba usulkan ke Pemkab Muaraenim agar salah satu tarian bisa tampil di acara pembukaan Pekan Olahraga Provinsi Sumsel,” katanya. Kegatan Porprov 2017 akan dipusatkan di Muaraenim. (tim)
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
10
WARTA
Pembekalan Calon Peserta Kualifikasi Dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, PTPN VII melaksanakan pembekalan bagi karyawan yang akan mengikuti kualifikasi. Kegiatan yang diikuti 41 karyawan calon peserta kualifikasi tahun 2016 tersebut dibuka oleh Kepala Bagian SDM Kantor Direksi PTPN VII Habib Wibowo, Kamis (26/05/2016).
S
elaian dilaksanakan Bagian SDM Kantor Direksi, kegiatan serupa juga dilaksanakan di tingkat Distrik dan Unit, yang pelaksanaannya diatur oleh Distrik dan Unit masing-masing, bekerja sama dengan SPPN VII. Dalam sambutannya, Habib Wibowo mengatakan kualifikasi karyawan merupakan program peningkatan kualitas dan kompetensi karyawan yang sejalan dengan perbaikan sistem jenjang karier. “Kita sudah memiliki sistem yang bagus. Siapa saja yang mampu dan kompeten bisa meningkatkan jenjang kariernya,” katanya. Menurutnya, saat ini sudah ada perbaikan sistem jenjang karir di PTPN VII yang terbuka bagi setiap karyawan. Tidak seperti yang dulu, bila seorang karyawan hanya KTH sampai pensiun ya tetap di situ saja, tidak ada peningkatan. Namun, dengan keterbukaan sistem jenjang karir sekarang ini ada kesamaan kesempatan bagi setiap karyawan. “Dengan adanya system ca planning di PTPN VII kami semua dari Bagian SDM dan Direktorat SDM dan Umum sangat mengaharapkan dan mendorong kepada teman-teman sekalian untuk meniti dan
meningkatkan jenjang karirnya di PTPN VII,” katanya. Dia berpesan yang paling penting adalah siapkan mental dan kualitas yang baik. Ibarat mutu emas ditempatkan di mana saja dan sampai kapan pun akan tetap menjadi emas. “Jangan menjadi orang yang selalu membuat masalah (trouble maker), tapi hendaknlah menjadi orang yang selalu menyelesaikan masalah,” katanya. Habib meminta agar semua pekerja yang mengikuti kualifikasi dapat mengingatkan teman-temannya di Unit bahwa kualifikasi yang dilaksanakan benar-benar mencari nilai yang baik dan berpikir positif. “Jangan pernah kita grogi dan beban mental,” katanya. Lebih lanjut ia menegaskan agar semua pekerja selalu dengan muatan positif, tidak stres, galau, dan panik, karena panik meninmbulkan kelemahan, yaitu kemampuan turun tinggal 50%. “Materi yang cukup banyak sifatnya aplikatif, jangan menjadi beban. Setiap orang mempunyai potensi yang harus dikeluarkan menjadi karya nyata. Itulah kompetensi. Tetapi tidak semua eksistensi menjadi kompetensi jika seorang itu malas,” katanya.
Kemudian Habib pun menyampaikan strategi dan kiat-kiat dalam menghadapi proses kualifikasi. Dari semua itu, menurut Habib yang paling penting adalah menjaga kesehatan. “Bagaimana mau mengikuti proses kualifikasi karyawan kalau jatuh sakit,” katanya. (tim)
SPPN VII Kawal Kualifikasi Jabatan
P
elaksanaan kualifikasi jabatan tahun 2016 bagi karyawan, khususnya untuk menduduki strata juru sampai dengan penyelia, menjadi salah satu perhatian dari Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara VII (SPPN VII). Wujud dari perhatian itu adalah Pengurus Pusat SPPN VII menginstruksikan kepada seluruh Ketua Cabang untuk mengawal proses pelaksanaan kualifikasi jabatan bagi Karyawan Pelaksana tersebut. Melalui Surat Pengurus Pusat SPPN VII Nomor : 021/SPPN VII/E/ 2016 tanggal 3 Maret 2016 yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jendral, Pengurus Pusat menugaskan kepada Pengurus Cabang SPPN VII untuk melakukan beberapa hal terkait dengan pelaksanaan kualifikasi tersebut, yaitu: Pertama, melakukan koordinasi dengan Manajemen setempat untuk mendukung kelancaran pelaksanaan setiap tahapan kualifikasi jabatan, di mana SPPN VII berkepentingan untuk memastikan bahwa setiap anggota SPPN VII yang memenuhi persyaratan mendapat kesempatan yang sama dan berkeadilan untuk mengikuti proses kualifikasi. Kedua, memonitor rangkaian tahapan proses kualifikasi di Distrik/ Bagian/Unit. Ketiga, mengingatkan kepada Manajemen setempat untuk
Pembekalan di Unit Bekri
memberikan pembekalan kepada karyawan yang akan mengikuti kualifikasi agar lebih siap secara mental maupun teknis dan terjaga motivasinya. Ketua Umum Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara VII, Vedy Pudiansyah mengatakan bahwa pengawalan yang dilakukan oleh SPPN VII adalah bentuk kepedulian SPPN VII untuk memperjuangkan aspirasi anggotanya agar memiliki kesempatan yang sama dan adil untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi sesuai kententuan yang berlaku. Selain itu juga merupakan dukungan kepada Manajemen sebagai dalam mitra hubungan industrial, untuk mewujudkan praktik pengelolaan SDM
Pembekalan di Distrik Bungamayang
yang baik. Pengawalan pelaksanaan proses kualifikasi jabatan yang dilakukan oleh SPPN VII dimaksud, sejalan dengan Surat Direksi PTPN VII yang ditujukan kepada seluruh General Manajer, Manajer dan Kepala Bagian agar memberikan perhatian untuk mempersiapkan calon peserta kualifikasi dengan program pembekalan. Dalam surat Nomor : SDM/VII/ 028/2016 tanggal 3 Maret 2016, yang ditandatangani oleh Direktur SDM dan Umum PTPN VII, Budi Santoso, disebutkan bahwa pembekalan bagi calon peserta kualifikasi diberikan oleh unsur pimpinan yang ada di Distrik, Bagian serta Unit dan pelaksanaannya disinergikan dengan Pengurus SPPN VII Cabang di masing-masing.
Berikan Pembekalan Selain melakukan koordinasi dan monitoring, secara riil SPPN VII juga ikut terjun melakukan pembekalan kepada calon peserta kualifikasi berkoordinasi dengan Manajemen Unit, khususnya untuk Wilayah Lampung. Pembekalan bagi calon peserta Wilayah Lampung langsung diberikan oleh Pengurus Pusat dengan dikoordinasi oleh Korwil Lampung 1 Dikie Prihantoro dan Korwil Lampung 2 Bambang Irawan. Pembekalan untuk Wilayah Lampung 1 dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu pada 20 Mei 2016 di Unit Way Berulu; 24 Mei di Unit Kedaton; 25 Mei di Unit Rejosari (peserta dari Rejosari, Way Lima dan
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
11
WARTA
Pembekalan di Unit Kedaton
Pembekalan di Unit Tulung Buyut
Pematangkiwah); dan pada 3 Juni di Unit Bergen. Untuk Wilayah Lampung 2 dilaksanakan selama 2 hari, yaitu pada 7 Juni 2016 di Unit Tulungbuyut dan Distrik Bungamayang dan pada 8 Juni di Unit Bekri dan Padangratu. Total peserta yang mendapat pembekalan dari Wilayah Lampung sebanyak 479 orang. Pembekalan tersebut disampaikan oleh Pengurus Pusat SPPN VII dan juga beberapa asisten di Unit. Tim Pembekalan SPPN VII terdiri atas Hidayat, Yohanes P. Siagian, Sasmika D.S., M. Baasith, Agus Fahroni, Agus Saepul Bahri, Malik Royan, dan Yuraidil Safitra. Materi pembekalan antara lain meliputi motivasi, gambaran umum kualifikasi, kiat sukses kualifikasi, dan gambaran umum bidang teknis. Sekretaris Jendral SPPN VII, Puji Supriyanto, pada saat pembukaan di Unit Tulungbuyut beberapa waktu lalu mengatakan bahwa materi yang diberikan dalam pembekalan bersifat gambaran umum dan motivasi, tidak mengarah kepada materi teknis yang sangat detail. Pembekalan yang dilakukan oleh SPPN VII lebih bersifat umum untuk memberikan gambaran yang utuh bagi calon peserta agar lebih siap menghadapi proses kualifikasi.
“Materi yang diberikan oleh SPPN VII jangan terlalu teknis, karena untuk materi teknisnya biarlah atasan peserta yang memberikan”, katanya. Dengan pembekalan tersebut, Pengurus Pusat SPPN VII berharap peserta tahun ini lebih siap dibandingkan beberapa tahun yang lalu di mana pembekalan terasa minim. Menurut Ketua IV SPPN VII yang membidangi penyuluhan dan pendidikan, Sasmika Dwi Suryanto, pembekalan yang dilakukan berangkat dari keprihatinan bahwa perhatian atasan kepada calon peserta sangat bervariasi, sementara tergantung dari tingkat kepedulian masing-masing atasan. “Pembekalan ini berawal dari keprihatinan adanya peserta-peserta yang tidak siap mengikuti kualifikasi pada tahun-tahun yang lalu. Dengan pembekalan ini semoga peserta lebih siap dan merasa lebih diperhatikan,” katanya di sela-sela kegiatan pembekalan. Pembekalan bagi calon peserta Wilayah Lampung diperuntukkan bagi semua calon peserta yang telah
didaftarkan oleh Unit/Bagian/Distrik tanpa menunggu pengumuman hasil seleksi administrasi. Hal ini untuk mengantisipasi dekatnya jarak pengumuman dengan pelaksanaan kualifikasi sehingga waktu untuk pembekalan menjadi terbatas. Namun, dalam setiap pembekalan, Tim Pembekalan dari Pengurus Pusat SPPN VII telah
Pembekalan di Unit Rejosari
memberikan pemahaman bahwa tidak semua calon peserta yang ikut pembekalan pasti lolos seleksi administrasi. Bagi yang belum lolos seleksi administrasi, pembekalan tersebut merupakan tambahan wawasan bagi calon peserta, sehingga justru calon peserta yang bersangkutan menjadi lebih siap lagi untuk mengikuti kualifikasi pada tahun-tahun yang akan datang. Sementara untuk Wilayah Bengkulu dan Sumatera Selatan, SPPN VII belum melakukan pembekalan secara khusus dari SPPN VII. Kendalanya adalah dekatnya jarak pengumuman calon peserta yang dinyatakan lolos seleksi administrasi dengan pelaksanaan kualifikasi, sehingga SPPN VII tidak punya waktu yang cukup untuk melakukan pembekalan di Wilayah Bengkulu dan Lampung. Namun, Pengurus Pusat telah menginstruksikan kepada Korwil dan Ketua Cabang untuk berkoordinasi dengan Manajemen setempat berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan tahapan kualifikasi. “Harapannya, pembekalan di Wilayah Bengkulu dan Sumsel sudah dilaksanakan oleh masing-masing atasan calon peserta kualifikasi,” kata Ketua IV SPPN VII. (dbs)
memberikan sisa hasil usaha sebesar Rp412 juta. Sementara atas terpilihnya kepengurusan baru, Sultan berpesan hendaknya tetap kompak dan berupaya meningkatkan kinerja dan hasil, baik dari usaha yang telah ada maupun membuka usaha baru lainnya. “Yang penting lagi adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua anggota,” katanya.
Setelah laporan pertangungjawaban pengurus tahun buku 2015, dilaksanakan sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan pemilihan pengurus baru. Pemilihan ketua berjalan 3 putaran dan pada putaran terakhir Ari Mulyawarna memperoleh suara 18 mengungguli Ilen Nawangsari yang memperoleh 16 suara. (tim)
Kopkar KU Kandir Gelar RAT
K
operasi Karyawan Ruwa Jurai Unit Kelompok Usaha Kantor Direksi PTPN VII menggelar rapat anggota tahunan (RAT) Tahun Buku 2015 di ruang rapat Kantor Direksi, Jumat (27-05-2015). RAT dihadiri seluruh pengurus, perwakilan anggota, dan pembina. RAT membahas tiga agenda utama, yaitu laporan pertanggungjawaban pengurus, pemilihan pengurus baru, dan merancang program kerja. Pada pemilihan pengurus, Ari Mulyawarna terpilih menjadi ketua kepengurusan periode 2016-2018, menggantikan ketua periode sebelumnya, Ilen Nawangsari. Sementara dalam Laporan Pertanggungjawaban Pengurus, Ilen Nawangsari yang didampingi Supardi (sekretaris) dan Subandi (bendahara), melaporkan Kokpar
Ruwa Jurai KU Kandir PTPN VII memiliki anggota sebanyak 413 orang. Sisa hasil usaha tahun buku 2015 diperoleh sebanyak Rp598,984 juta (sebelum pajak) atau Rp412,231 juta (setelah pajak) atau 78 persen terhadap RKAP tahun 2015 dan 69 persen terhadap realisasi SHU tahun 2014. Usaha yang dikelola oleh Kopkar Ruwa Jurai KU Kandir PTPN VII meliputi usaha simpan pinjam dengan kontribusi laba sebesar Rp14,129 juta, jasa pelayanan kebersihan menangguk laba Rp43,819 juta, jasa fotokopy dengan untung Rp16,972 juta, dan usaha lain-lain mengasilkan Rp512,519 juta. Anggota Dewan Pembina Kokpar Ruwa Jurai PTPNVII Sultan Mr. dalam pengarahannya mengapresiasi hasil kerja kepengurusan periode 20132015, karena dalam situasi ekonomi yang sulit saat ini masih dapat
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
WARTA
12
Buah Shalat: Selalu Berbuat Baik Sebagai salah satu upaya memantapkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, PT Perkebunan Nusantara VII menyelenggarakan Peringatan Isra’ Mi’raj di Ruang Rapat Lantai I Kantor Direksi, Kamis (12/5/2016).
P
eringatan kali ini mengusung tema ”Kita jadikan sholat sebagai solusi dalam setiap masalah”, acara dihadiri oleh Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara VII Kusumandaru N.S., Direktur SDM & Umum Budi Santoso, para Kepala Bagian, Kepala Urusan dan seluruh karyawan di Kantor Direksi. Direktur Utama PTPN VII Kusumandaru NS, dalam sambutannya mengatakan Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang sangat fenomenal, sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah SWT. “Setiap Muslim meyakini bahwa apapun bisa terjadi jika Allah SWT berkehendak,” katanya. Karena itu, setiap Muslim hendaknya selalu menggantungkan harapan kepada Allah SWT. “Dengan demikian kita akan selalu optimistis. Kesulitan apa pun yang kita hadapi, pastilah ada jalan keluarnya. Mari kita terus menyempurnakan ikhtiar dengan kerja keras dan cerdas serta berdoa semoga Allah SWT memberikan yang terbaik,” katanya. Kusumandaru NS juga mengajak seluruh insan PTPN VII untuk meneladani ahlak Nabi Muhammad SAW. “Beliau adalah sosok
pemimpin terpercaya, setiap perkataan, langkah, dan tindakannya tidak pernah menyimpang. Apa yang dikatakannya sesuai dengan apa yang dilakukan,” tegasnya. Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW juga seorang yang mau mendengar pendapat orang lain, terjun langsung dalam menyelesaikan masalah, dan bukan mencari masalah. “Kita pun harus siap mendengar apapun yang terjadi dan masalah apapun yang dihadapi harus mencari solusinya,” katanya. Sementara Ustad Drs. H. Muhammad Rusfi, M.A. dalam ceramahnya menjelaskan peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan pelajaran bagaimana menghadap Allah SWT. “ Kita yakin semua akan kembali kepada Allah SWT. Kembali kepada Allah SWT bukan berarti setelah mati, melainkan dari sekarang sebelum mati,” katanya. Salah satu bentuk kembali kepada Allah SWT adalah melaksanakan sholat. “Karena itulah sholat disebut sebagai mi’rajnya umat Islam. “Jika kita menjalankan sholat lima waktu dengan baik maka hidupnya akan baik. Jadikanlah nilai-nilai sholat itu sebagai panduan dalam menjalani kehidupan,”
katanya. Menurutnya, buah dari sholat adalah mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar. “Kalau orang yang rajin sholat, tapi tidak baik hubungannya
dengan manusia, maka sholatnya belum berbuah,” jelas Rusfi. (tim)
Apel Siaga Cegah Kebakaran
D
inas Perkebunan Sumsel menggelar Apel Siaga Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun. Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa, 24 Mei 2016 sekitar pukul 10.00 WIB di halaman PTPN VII Distrik Sumatera Selatan ini di ikuti 44 regu perusahaan perkebunan, 5 regu Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun Dinas Perkebunan (provinsi dan kabupaten), dan 1 regu Manggala Agni. Sekda Provinsi Sumatera Selatan H. Mukti Sulaiman bertindak selaku pembina Apel Siaga tersebut antara lain mengatakan bahwa tahun 2015 lalu dengan fenomena El Nino merupakan tahun terburuk dalam sejarah bencana kebakaran lahan dan hutan (karhutlah) di Indonesia. “Saat itu tidak kurang dari tiga bulan, asap tebal menyelimuti sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan. Bahkan sampai ke negara tetangga. Kebakaran
hutan bersekala besar cukup sulit untuk dipadamkan, membutuhkan waktu yang lama agar semua titik api bisa padam,” katanya. Masih kata Sekda Provinsi Sumsel itu bahwa yang paling sulit dipadamkan adalah pada lahan gambut, kebakaran masih terus berlangsung di dalam tanah. Meski api di permukaan telah padam, tapi dari dalam tanah tetap masih mengeluarkan asap pekat dan sewaktu-waktu api bisa meletup kembali ke permukaan. “Kita merasakan bagaimana berat dan sulitnya mengatasi kebakaran
tersebut yang mengeluarkan banyak tenaga, waktu, biaya dan melibatkan banyak pihak serta menyebabkan kerugian sosial, ekonomi, dan lingkungan. Oleh karena itu kita sepakat di tahun 2016 ini dan ke depannya pengendalian kebakaran harus lebih baik lagi dengan memperkuat kelembagaan, meningkatkan partisipasi semua pihak termasuk mitra lembaga internasional dalam upaya pencegahan,” kata Mukti Sulaiman. Diungkapkan pula bahwa berdasarkan informasi dari Dinas Perkebunan Sumsel bahwa titik panas (hotspot) sejak Januari 2016 hingga
Mei 2016 terdapat sekitar 138 hotspot. “Yang terbanyak di Kabupaten OKI, Muba, dan Lahat. Dari jumlah tersebut yang terindikasi berada pada wilayah konsesi perusahaan perkebunan sebanyak 20 titik,” kata Sekda. Sementara GM Distrik Sumsel Robert Simanjuntak mengtatakan bahwa dengan adanya apel siaga pengendalian kebakaran ini menunjukkan bahwa dunia usaha perkebunan sangat fokus dalam mendukung tercapainya zero asap di Sumatera Selatan. (tim)
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
13
OPINI
Mau Dibawa ke Mana Unit Talopino? Kebun Unit Talopino merupakan proyek pengembangan dari PT Perkebunan XXIII (Persero) sektor perkebunan kelapa sawit, dengan luas areal kebun inti 518 ha, plasma 4.159 ha, dan kemitraan 3.232 ha. Sebelum Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Kapasitas 30 ton TBS/jam dibangun dan dioperasikan pada awal Februari 1996, Unit Talopino telah memiliki pabrik mini (mini mill) kapasitas 5 ton TBS/jam yang dibangun pada tahun 1984. Oleh Tonny Yabezpra Pekerja Unit Talopino
K
arena produksi TBS plasma tidak dapat ditampung dan diolah di pabrik mini, maka 2 tahun kemudian kapasitas pabrik mini ditingkatkan menjadi 10 ton TBS/jam, meski masih tetap tidak dapat menampung hasil produksi. Karena itu, TBS yang dibeli dari petani plasma harus dijual kembali kepada pihak swasta dan melakukan kerja sama olah (KSO), yaitu PT Agri Andalas. Pada 1980-1990-an awal perusahaan besar swasta mulai masuk, didukung oleh program perkebunan besar swasta nasional dengan modal pinjaman bank skema berbunga rendah. Peran pemerintah mendorong perkebunan besar, BUMN, dan swasta sangat besar, sehingga lahan yang dikuasai oleh swasta jauh lebih luas dibanding dengan milik perkebunan negara (PTPN). Saat ini sekitar 57 persen kebun dikuasai swasta, 30 persen milik rakyat, dan 13 persen milik perusahaan negara. Karena itu, untuk memperluas lahan khususnya di Provinsi Bengkulu sangat sulit karena topografi dan luas areal yang tidak memadai. Belum lagi ditambah dengan permasalahan tanah dengan masyarakat yang eskalasinya cenderung tinggi dan membawa dampak negatif terhadap perusahaan. Sejak dioperasikannya pabrik berkapasitas 30 ton TBS/jam pada awal Februari 1996, pasokan TBS dari petani plasma yang dikoordinasi oleh KUD berjalan lancar dan tidak menemui hambatan berarti. Namun memasuki tahun 2000-an pabrik swasta banyak berdiri dan menjadi tantangan bagi PTPN VII Unit Talopino untuk mendapatkan bahan baku (TBS). Sebab, perusahaan swasta yang membangun pabrik tidak membuka kebun dan PPKS yang dibangun oleh swasta tersebut berada di areal petani plasma yang dahulu menjadi bagian dari PTPN VII Unit Talopino. Setelah pabrik swasta beroperasi pada Maret 2013 dan melakukan pembelian TBS dari petani, PPKS Talopino mengalami idle capacity karena antara luas kebun kelapa sawit dan kapasitas olah PKS di Provinsi Bengkulu, khususnya di Kabupaten Seluma, Kaur, dan Bengkulu Selatan, tidak berimbang. Dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing secara berkelanjutan, PTPN VII Unit Talopino harus segera berbenah dan berani melakukan terobosan dengan langkah kongkret, karena dengan luas areal (inti) yang hanya 518 ha sangatlah tidak ekonomis untuk Unit Usaha yang memiliki pabrik dengan kapasitas 30 ton TBS/jam. Ditambah lagi dengan permasalahan
sengketa tanah yang tak kunjung tuntas. Masalah lahan ini harus segera diatasi dan diselesaikan, sehingga ke depan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada permasalahan sengketa yang mengganggu operasional usaha. Sebenarnya, potensi dan peluang pembangunan kelapa sawit masih mempunyai prospek positif ke depan. Sebagai BUMN yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, PTPN VII Unit Talopino harus segera melakukan ekstensifikasi areal agar PPKS berkapasitas 30 ton TBS/jam dapat beroperasi 20 jam/hari sesuai dengan desain pabrik. Dalam rangka pembangunan kelapa sawit berkelanjutan dan berdaya saing, PTPN VII harus segera melakukan pengembangan areal sehingga ke depan PPKS Talopino tidak tergantung dengan pasokan TBS dari pembelian. Tulisan ini disusun untuk memberikan sumbang saran pemikiran bagaimana mengantisipasi persaingan yang saat ini semakin kompetitif dengan banyaknya kompetitor yang bergerak di kelapa sawit di wilayah Bengkulu. Terkait dengan nilai tambah dan daya saing, menjadi keharusan Unit Talopino membuat perumusan dan usulan strategi kebijakan melalui analisis strength, weekness, opportunity, and treat (SWOT) dan serangkaian diskusi lainnya.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, diperlukan strategi dan kecepatan (speed) dalam menentukan arah kebijakan “mau dibawa ke mana Unit Talopino”. Dari serangkaian analisis strategi dan rumusan kebijakan diharapkan mampu bersaing dalam menghadapi pasar global maka diperlukan pembangunan kelapa sawit yang berkelanjutan, yaitu, (i) promosi, (ii) pengembangan areal, (iii) penguatan dan penegakan hukum, (iv) pengembangan SDM. Crude palm oil (CPO) atau minyak sawit merupakan komoditas agrobisnis yang memiliki nilai strategis. Permintaan dan harga CPO dunia diperkirakan akan terus meningkat akibat pasokan yang ketat. Nilai strategis dan ketatnya persaingan merupakan tantangan tersendiri yang harus dijawab peru-
sahaan-perusahaan berbasis kelapa sawit, termasuk Unit Talopino dalam menghadapi kompetitor di Bengkulu. Namun demikian, Unit Talopino terus berupaya agar tetap eksis dalam menjalankan usahanya dengan cara kerja sama pperasi (KSO) dengan perusahaan/mitra. Hal ini dimaksudkan agar UPKS Talopino tetap beroperasi dan dapat bertahan dengan kondisi yang ada. Meski harus diakui pola KSO tidaklah selamanya dan sifatnya hanya temporer. Dengan demikian langkah ke depan harus ada program khusus yang dapat menjawab kondisi kekinian. Pembangunan perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh Unit Talopino dengan pola PIR bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan perkebunan kelapa sawit diharapkan tingkat pendapatan petani meningkat dan kehidupan mereka sejahtera. Tentunya juga perusahaan mendapat keuntungan sehingga dapat menjalankan usahanya dengan baik. Namun dengan seiringnya waktu saat ini banyak perusahaan swasta berskala nasional membangun pabrik pengolahan kelapa sawit (PPKS) tanpa membangun kebun sawit, sehingga menyebabkan terjadinya ketimpangan produksi antara hulu dan hilir. Hal ini terjadi karena pemberian izin mendirikan pabrik oleh pemerintah setempat setelah adanya otonomi daerah sangat mudah. Bahkan tanpa dilakukan survei dan evaluasi terlebih dahulu, sehingga areal perkebunan kelapa sawit yang menjadi sumber bahan baku menjadi rebutan. Strategi dan kebijakan yang harus dilakukan oleh Unit Talopino adalah dengan melakukan ekstensifikasi areal, dan melakukan review atas strategi dan
kebijakan yang saat ini diterapkan sehingga dapat diketahui apakah Unit Talopino masih mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan perluasan areal perkebunan. Jika tidak ada komitmen ke arah perluasan areal perkebunan harus ada opsi agar Unit Talopino tetap tumbuh dan berkembang. Bagaimanapun juga Unit Talopino adalah aset PTPN VII dan harus berpacu dengan perusahaan lain yang semakin gencar dan cepat mengembangkan perkebunan kelapa sawit. Sementara PTPN VII sebagai BUMN cenderung lambat karena birokrasi dan regulasi. Kekurangan pasokan TBS yang dialami oleh UPKS Talopino karena TBS dari petani sebagian besar dijual kepada PPKS swasta. Hal itu karena adanya disparitas harga pembelian. Swasta lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di Unit Talopino. Di samping perbedaan harga pembelian tersebut akses ke PPKS swasta lebih mudah karena pabrik yang dibangun berada di pinggir jalan raya. Keunggulan PTPN VII memiliki SDM yang tangguh dan mampu membuat analisis strategi dan mampu membuat rumusan kebijakan secara menyeluruh (komprehensif) yang dapat diterapkan pada semua bidang. Sebagaimana isi pidato dari Menkominfo pada upacara bendera memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 2016 di Unit Talopino: marilah mulai membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa, yang dibacakan oleh Ir. Syaiful Rasyid, MM (Kepala Bidang Tanaman) Distrik Bengkulu pada saat mewakili Manajer Unit Talopino. (*)
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
14
WAWASAN
Perbedaan antara Strategi, Kebijakan, Program, dan Prosedur Mendengar istilah manajemen strategis mungkin masih terasa asing bagi sebagian kita. Namun, apabila kita bicara tentang strategi, kebijakan, program dan prosedur tentu di antara kita ada yang sudah tahu atau paling tidak, pernah mendengarnya.
Oleh Willy Mulyawan eberapa istilah tersebut merupakan bagian dari manajemen strategis. Untuk mengingatkan kita semua, tulisan sederhana ini mencoba memberikan gambaran perbedaaan keempat istilah tersebut. Wheelen dan Hunger (2010) menjelaskan bahwa alur proses manajemen strategis terdiri dari analisa lingkungan, formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi (Gambar 1). Strategi diformulasikan setelah dilakukan analisa lingkungan untuk selanjutnya diimplementasikan dan dievaluasi. Strategi (masuk dalam formulasi strategi) perusahaan disusun agar visi bisa tercapai. Dalam manajemen strategis, strategi dibagi dalam tiga level, yaitu pertama level korporat di mana strategi yang dipilih berdasarkan hasil analisis lingkungan. Secara umum strategi level korporat di antaranya adalah pertumbuhan (memanfaatkan peluang dan keunggulan kekuatan perusahaan yang ada melalui pertumbuhan perusahaan baik melalui pengembangan pasar maupun pengembangan produk), stabilitas (memanfaatkan peluang yang ada namun dibatasi karena kelemahan perusahaan melebihi kekuatannya), diversifikasi (strategi yang diambil ketika kekuatan perusahaan cukup memadai namun ancaman di luar cukup tinggi), dan survive (kondisi yang mengharuskan perusahaan untuk bertahan hidup, karena dibayangi oleh kelemahan perusahaan yang cukup besar dan ancaman di luar yang tinggi). Secara umum strategi level korporat bisa didapatkan dari analisis SWOT. Contoh-contoh strategi level korporat di atas (dari berbagai referensi yang didapat) adalah sebagai berikut: pertumbuhan pengembangan pasar yaitu maskapai penerbangan yang membuka rute baru. Sedangkan contoh pengembangan produk adalah produsen sabun mandi yang mengenalkan varian baru. Adapun contoh strategi diversifikasi adalah perusahaan yang memproduksi mobil kemudian melakukan produksi motor (related) atau perusahaan perkebunan kemudian membentuk usaha
B
properti (unrelated). Sedangkan melepas atau melikuidiasi unit bisnis merupakan contoh strategi bertahan. Kedua, strategi level unit bisnis yang konsep terkenalnya adalah dari Michael Porter. Strategi dimaksud adalah diferensiasi, fokus, dan cost leadership. Dalam strategi diferensiasi, perusahaan melakukan pembedaan produk dengan pesaing. Misalnya perusahaan elektronik yang melakukan tambahan fitur pada produk handphonenya sehingga menjadikan berbeda dengan produk sejenis yang pada akhirnya meningkatkan penjualan. Sedangkan dalam strategi fokus, perusahaan menggarap produk untuk segmen tertentu. Sebagai contoh, produk pakaian yang fokus pada segmen anak-anak. Adapun dalam kondisi dimana harga jual untuk suatu produk relatif sama walaupun dengan produsen yang berbeda, maka strategi cost leadership yang dipilih. Strategi ini menampilkan keunggulan harga pokok produksi yang bersaing. Strategi ini sangat cocok pada perusahaan yang bergerak di bidang komoditas. Terakhir, strategi fungsional yang mendasarkan pada strategi pada fungsifungsi organisasi. Diantaranya adalah strategi fungsional SDM, strategi fungsional keuangan, strategi fungsional produksi, dan strategi fungsional pemasaran. Semua level strategi, baik korporat, unit bisnis, maupun fungsional harus selaras atau align. Contoh, ketika perusahaan menetapkan strategi level korporatnya adalah pertumbuhan dengan diikuti dengan strategi unit bisnisnya diferensiasi, maka strategi fungsional SDM yang diambil adalah upaya peningkatan kompetensi karyawan yang mampu menciptakan inovasi sehingga pembedaan produk yang memberikan nilai tambah akan berbeda dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh pesaing. Strategi yang sudah dibuat perlu diikuti dengan kebijakan (masuk dalam formulasi strategi) strategis sebagai “pembatas” agar strategi tidak berkembang ke mana-mana. Sebagai contoh, dalam strategi bisnis dipilih diferensiasi yang artinya kita membedakan produk kita dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh pesaing. Bila tanpa batasan maka unit bisnis berlomba-lomba melaksanakan strategi diferensiasi ini tanpa melihat apakah hasilnya memberikan nilai tambah atau tidak pada level korporat. Sehingga bisa terjadi adanya implementasi strategi oleh unit bisnis yang menguras anggaran. Oleh karena itu, kebijakan strategis dibuat misalnya strategi diferensiasi yang memberikan nilai tambah untuk level korporat. Atas kebijakan ini maka unit bisnis pada saat akan melaksanakan strategi diferensiasi maka mem-
Gambar Alur Manajemen Strategis
pertimbangkan bahwa hasil implementasi strategi harus berdampak tidak hanya pada unit bisnis tetapi pada level korporat. Untuk menetapkan strategi-strategi yang sudah ditetapkan maka disusunlah program kerja (masuk dalam implementasi strategi). Program kerja bisa dibuat berdasarkan divisi atau bagian
Strategi yang sudah dibuat perlu diikuti dengan kebijakan (masuk dalam formulasi strategi) strategis sebagai “pembatas” agar strategi tidak berkembang ke mana-mana. Sebagai contoh, dalam strategi bisnis dipilih diferensiasi yang artinya kita membedakan produk kita dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh pesaing. sehingga memudahkan untuk diturunkan (cascade) sampai ke individu. Dalam penyusunan program kita tambahkan jangka waktu penyelesaian, bisa jangka pendek, menengah atau panjang. Agar program-program kerja kita berhasil, kita juga perlu membuat anggaran. Anggaran tersebut akan mendukung pelaksanaan program. Anggaran bagi kegiatan strategi lebih dikenal dengan istilah strategy expenditure (stratex). Pada tingkatan operasional, program-program kerja akan mudah dilaksanakan apabila perusahaan telah menetapkan prosedur-prosedur pelaksanaan. Prosedur ini akan membantu pelaksana operasional dalam mengimplementasikan strategi yang sudah ditetapkan dari level korporat. Untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi ini dijalankan, kita ambil contoh sederhana sebagai berikut. Ambil contoh usaha kedai teh. Strategi usaha dalam analisa SWOT menyatakan bahwa strategi kedai teh ini adalah growth yang diterjemahkan ke dalam
pengembangan bisnis baru. Pengembangan bisnis baru yang diambil perusahaan adalah pengembangan produk baru yaitu rasa teh varian baru. Anggaran kemudian disusun sehingga pengembangan rasa teh varian baru tetap memberikan ROI yang bagus. Selanjutnya usaha kedai teh ini harus sudah mempunyai prosedur bagaimana pengembangan rasa varian baru dibuat. Anggaran dan prosedur ini dibuat agar pimpinan perusahaan dapat melakukan evaluasi dan pengawasan sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat segera diambil tindakan korektif. Penjelasan istilah strategi, kebijakan, program dan prosedur yang telah dijelaskan di atas merupakan bagian dalam proses alur manajemen strategis dimana tahapan akhir siklusnya adalah Evaluasi dan Pengawasan yang merupakan kegiatan yang memastikan adanya keselarasan atau alignment antara perumusan strategi dan implementasi strategi. Dalam evaluasi dan pengawasan perlu dibuat adanya horison waktu yang dilengkapi dengan media waktu beserta penanggung jawabnya. Untuk mengetahui lebih jelas tahapan evaluasi dan pengawasan ini, kita ambil contoh sederhana. Pimpinan perusahaan telah menetapkan salah satu pernyataan misi perusahaan (mission statement) yaitu mempunyai sumber daya manusia yang bersaing. Bila kita merujuk pada metode Balanced Scorecard, maka pernyataan perusahaan tersebut kemudian diterjemahkan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Pernyataan tersebut kemudian dicascade ke berbagai level manajemen. Hingga pada tataran level manajemen operasional paling bawah, pernyataan yang muncul adalah seberapa efektif atasan memberikan coaching dan mentoring. Pernyataan ini kemudian diukur berdasarkan horison waktu. Dalam pelaksanaanya tentu ada penyimpangan antara target dan realisasi sehingga perlunya adanya aksi perbaikan. Seyogyanya apabila tingkat kefektifan yang diukur memberikan hasil yang sesuai dengan sasaran maka pernyataan misi akan tercapai. Penjelasan sederhana tentang istilah-istilah dari manajemen strategis di atas membuka wawasan kita bahwa keselarasan antara level strategis dan level operasional tetap harus terjaga sehingga pernyataan visi dan misi perusahaan dapat tercapai. (E-mail:
[email protected]; blog: thewillymulyawan.blogspot.co.id)
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
Memahami Takdir dengan Benar Oleh Drs. Fatahuddin Harahap Petugas Kerohanian PHBI Kantor Direksi
Keimanan seorang Muslim harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya iman. Terdapat beberapa permasalahan yang harus dipahami terkait masalah takdir ini. Semoga paparan ringkas ini dapat membantu kita untuk memahami takdir secara benar.
Pertengahan dalam Memahami Takdir
lah.
Di antara prinsip ahlus sunnah adalah bersikap pertengahan dalam memahami Quran dan Sunnah. Ahlus sunnah beriman bahwa Allah telah menetapkan seluruh takdir sejak azali, dan Allah mengetahui takdir yang akan terjadi pada waktunya dan bagaimana bentuk takdir tersebut, semuanya terjadi sesuai dengan takdir yang telah Allah tetapkan. Adapun orang-orang yang menyelisihi Quran dan Sunnah, mereka bersikap berlebih-lebihan. Yang satu terlalu meremehkan dan yang lain melampaui batas. Kelompok Qodariyyah mengingkari adanya takdir. Mereka berpendapat bahwa Allah tidak menakdirkan perbuatan seorang hamba. Menurut mereka perbuatan hamba bukan makhluk Allah, tetapi hamba sendirilah yang menciptakan perbuatannya. Mereka pun mengingkari penciptaan Allah terhadap amal hamba. Kelompok yang berlawanan adalah yang melampaui batas dalam menetapkan takdir, dikenal sebagai kelompok Jabariyyah, yang berlebihan dalam menetapkan takdir dan menafikan adanya kehendak hamba dalam perbuatannya. Mereka mengingkari adanya perbuatan hamba dan menisbatkan semua perbuatan hamba kepada Allah. Jadi setiap hamba dipaksa dalam perbuatannya oleh ketetapan Allah. Kedua kelompok di atas telah salah dalam memahai takdir sebagaimana ditunjukkan dalam banyak dalil. Di antaranya firman Allah dalam Surah At Takwir: 28-29. Pada ayat, “ (Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menempuh jalan yang lurus” merupakan bantahan untuk Jabariyyah karena pada ayat ini Allah menetapkan adanya kehendak bagi hamba. Hal ini bertentangan dengan keyakinan mereka yang mengatakan bahwa hamba dipaksa tanpa memiliki kehendak. Kemudian firmak Allah, “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki oleh Allah, Tuhan semesta alam,” merupakan bantahan untuk Qodariyah yang mengatakan bahwa kehendak manusia itu berdiri sendiri dan diciptakan oleh hamba tanpa sesuai dengan kehendak Allah. Di ayat ini jelas Allah mengaitkan kehendak hamba dengan kehendakNya.
Untuk lebih jelasnya bisa kita contohkan berikut. Seseorang yang terkena kanker tulang ganas pada kaki misalnya, perlu tindakan amputasi untuk mencegah penyebaran kanker tersebut ke bagian lain. Kita sepakat bahwa terpotongnya kaki adalah sesuatu yang buruk. Namun pada kasus ini, tindakan melakukan amputasi adalah perbuatan yang baik. Jadi, meski hasil perbuatannya buruk (yakni terpotongnya kaki), tindakan amputasi adalah perbuatan yang baik. Demikian pula dalam kita memahami takdir yang Allah tetapkan. Semua perbuatan Allah adalah baik, meski terkadang hasilnya merupakan sesuatu yang tidak baik bagi hambanya. Namun perlu diperhatikan bahwa hasil takdir yang buruk terkadang di satu sisi buruk, tetapi mengandung kebaikan di sisi yang lain. Allah berfirman, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Ruum: 41). Kerusakan yang terjadi pada akhirnya menimbulkan kebaikan. Oleh karena itu, keburukan yang terjadi dalam takdir bukanlah keburukan yang hakiki, karena terkadang akan menimbulkan hasil akhir berupa kebaikan.
Jangan Hanya Bersandar pada Takdir Sebagian orang memiliki anggapan yang salah dalam memahami takdir. Mereka hanya pasrah terhadap takdir tanpa melakukan usaha sama sekali. Sunngguh, ini adalah kesalahan yang nyata. Bukankah Allah juga memerintahkan kita untuk mengambil sebab dan melarang kita dari bersikap malas? Apabila kita sudah mengambil sebab dan mendapatkan hasil yang tidak kita inginkan maka kita tidak boleh sedih dan tak boleh berputus asa karena semuanya sudah merupakan ketetapan Allah. Oleh karena itu, Nabi SAW bersabda,”Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa musibah, janganlah engkau katakan ‘seandainya aku lakukan demikian dan demikian’, tetapi hendaklah kau katakan, ‘ini adalah takdir Allah. Setiap apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan “seandainya” dapat membuka pintu syetan.”
Faedah Penting Takdir Baik dan Takdir Buruk Takdir terkadang disifati dengan takdir baik dan takdir buruk. Takdir yang baik sudah jelas maksudnya. Lalu apa yang dimaksud dengan takdir yang buruk? Apakah berarti Allah berbuat sesuatu yang buruk? Dalam hal ini kita perlu memahami antara takdir yang merupakan perbuatan Allah dan dampak/hasil dari perbuatan tersebut. Jika takdir disifati buruk maka yang dimaksud adalah buruknnya sesuatu yang ditakdirkan tersebut, bukan takdir yang merupakan perbuatan Allah, karena tidak ada satu pun perbuatan Allah yang buruk. Seluruh perbuatan Allah mengandung kebaikan dan hikmah. Jadi keburukan yang dimaksud ditinjau dari sesuatu yang ditakdirkan/ hasil perbuatan, bukan ditinjau dari perbuatan Al-
Keimanan yang benar terhadap takdir akan membuahkan hal-hal penting, di antaranya: Pertama, hanya bersandar kepada Allah ketika melakukan berbagai sebab dan tidak bersandar kepada sebab itu sendiri. Karena segala sesuatu tergantung pada takdir Allah. Kedua, seseorang tidak sombong terhadap dirinya sendiri ketika tercapai tujuannya, karena keberhasilan yang ia dapatkan merupakan nikmat dari Allah, berupa sebab-sebab kebaikan dan keberhasilan yang memang telah ditakdirkan oleh Allah. Kekaguman terhadap diri sendiri akan melupakan untuk mensyukuri nikmat tersebut. Ketiga, munculnya ketenangan dalam hati terhadap takdir Allah, sehingga tidak bersedih atas hilangnya sesuatu yang dicintainya atau ketika
15
BINA ROHANI
mendapatkan sesuatu yang dibencinya. Sebab semua terjadi atas ketentuan Allah. Allah berfirman, “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu…” (QS. Al Hadiid:22-23).
Pentingnya Ikhtiar Ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang berarti mencari hasil yang lebih baik. Adapun secara istilah, pengertian ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat. Karena itu, segala sesuatu baru bisa dipandang sebagai ikhtiar yang benar jika di dalamnya mengandung unsur kebaikan. Tentu saja, yang dimaksud kebaikan adalah menurut syariat Islam, bukan semata akal, adat, atau pendapat umum. Dengan sendirinya, ikhtiar lebih tepat diartikan sebagai “memilih yang baik-baik”, yakni segala sesuatu yang selaras dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguhsungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Akan tetapi jika usaha gagal, hendaknya tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia. Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan perbuatan baik, bidang usaha yang akan dilakukan harus dikuasai dengan mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati mencari teman (mitra) yang mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen yang profesional. Setiap manusia memiliki keinginan dan citacita untuk mendapat kesuksesan, tak ada seorang pun yang menginginkan kegagalan. Hal ini karena Allah menganugerahkan kehendak kepada manusia. Jika kehendak tersebut mampu dikelola dengan baik, manusia akan menemukan kesuksesannya. Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan: 1) Takdir diumpamakan sebuah chip dalam komputer yang kemudian diselipkan pada otak manusia yang akan dibawanya serta ketika manusia dilahirkan. Setiap manusia memiliki chip masing-masing yang berbeda satu sama lain. Ada yang rumit dan ada pula yang sederhana. Semua atas kehendak-Nya. 2) Sesungguhnya ikhtiar bukan hanya usaha, atau semata-mata upaya untuk menyelesaikan persoalan yang tengah membelit. Ikhtiar adalah konsep Islam dalam cara berpikir dan mengatasi permasalahan. Dalam ikhtiar terkandung pesan takwa, yakni bagaimana kita menuntaskan masalah dengan mempertimbangkan apa yang baik menurut Islam, kemudian menjadikannya sebagai pilihan, apapun konsekuensinya dan meskipun tidak populer atau terasa berat. (*)
TABLOID BULANAN No.116/Mei 2016
16
KEBERSAMAAN DISTRIK LAMPUNG
D
istrik Lampung menggelar kegiatan kebersamaan untuk menyatukan langkah meningkatkan produktivitas di Taman Wisata Tabek Indah, Minggu 29 Mei 2016. Kegiatan diikuti para Manajer Unit, Asisten Manajer, staf, dan karyawan di lingkungan Distrik Lampung. Kegiatan diisi dengan berbagai aktivitas yang bertujuan mampu menyatukan rasa dan karsa yang diharapkan melahirkan kebersamaan.
Pada kesempatan tersebut juga digelar diskusi dan obrolan dari yang serius sampai dengan yang ringan dan lucu. Momentum tersebut juga menjadi acara perpisahaan GM Distrik Lampung A.A. Putra Wahyu G. yang memasuki masa pensiun, juga perpisahaan dan penyerahan kenang-kenaangan kepada M. Arifin, mantan Manajer Kedaton, yang juga memasuki masa pensiun. (tim)