Lampiran 1 Teks Berita DetEksi Edisi Hari Kartini
Cewek Autopilot
Respondet in Fact Adanya emansipasi dalam berpacaran bisa membuat hubungan respondet dengan pacar menjadi buruk. Misalnya dimanfaatkan pacar (21,5%). Selain itu, cewek jadi olok olokan teman (15,1%) dan pacar jadi manja (14%).
Meski begitu, image cewek yang menerapkan emansipasi dalam berpacaran tetap baik. Buktinya, respondet berpendapat bahwa mereka adalah anak yang keren atau kelihatan jagoan (8,3%) Ada pula yang menjadikan itu sebagai tanda sayang pacar (31,2%) dan bukti open minded (12,6%). Bisa “Jalan” Sendiri tanpa Bantuan Cowok (Lead Berita) Kalau di dunia penerbangan ada pesawat dengan pilot otomatis (autopilot), dihubungan pacaran ada cewek autopilot. Maksudnya, tanpa campur tangan si cowok pun, kegiatan cewek itu bisa berjalan sendiri. Bahkan, nggak jarang mereka malah membantu ayang masing masing. Ya antar jemput, benerin gadget rusak, sampai belain saat ada yang ngeganggu. Semua itu demi emansipasi dalam berpacaran. "Harus kalau cowoknya nggak mau kegatelan-@DytaLedya" Guru terbaik buat Cheyza bukanlah guru bahasa Indonesia atau guru sejarah, melainkan pengalaman. Gara gara ada cewek gatel yang naksir cowoknya, Cheyza pun bertindak. "Sumpah deh, nggak punya kerjaan lain ya selain ganggu cowok orang? Jadinya, aku labrak tuh anak," ujar cewek yang hobi nyanyi itu. Kebiasaan ngelabrak itu kini makin jarang dia lakuin. Sebab, sudah nggak ada lagi yang berani ganggu cowoknya. "Tiga kata untuk mewakili cewek yang ngelindungin cowoknya. Tangguh, mbois, dan pahlawan cinta," cetus cewek yang sedang belajar di kelas XI IPS SMAN 22 itu.
111
"Antar jemput pacar gue banget-@EvelynVanessa" Buat cewek yang bersekolah di SMA Bhayangkari 1 ini nih, antar jemput cowok sudah jadi hal biasa. Tapi, itu dia lakuin dengan pertimbangan. Karena dulu sang cowoklah yang lebih sering menjemput, sekarang gantian dia yang jemput sang pacar. Itu membuat dia dan pacar saling pengertian. Ribuan bemo dan ribuan kilometer pun dia libas demi menjemput sang kekasih. Haha, agak hibol sih. Tapi, beneran lho, rumah pacarnya tuh jauh, di luar kota Surabaya. Cewek yang jago nge-dance itu nggak risi dan malu buat menjemput pacarnya. "iya nich mungkin karena sudah jadi kebiasaan ya dan banyak teman cewek sekolahku yang gitu, suka jemput cowoknya," ungkap cewek yang punya impian berkuliah di Jurusan Hukum Unair itu. Cuma, karena si cowok makin lama makin ngelunjak, minta diantar kemana-mana, akhirnya Evelyn minta putus. "Nggak
untuk
antar
jemput
dan
nembak
-
@EndahTriMartaNingrum" Say no to antar jemput dan nembak cowok duluan. "Kalau mau emansipasi, cukup kasih perhatian lebih, nggak usah sampai kebangetan nembak duluan gitu," seru cewek yang bersekolah di SMPN 15 itu. Cewek yang ngefans sama Endah n Rhesa itu berpendapat bahwa ngasih perhatian lebih ke cowok sebagai bentuk emansipasi dalam berpacaran adalah hal yang bisa bikin harga diri sebagai cewek nggak ikut jatuh. "Lebih baik beremansipasi dengan ngerawat dia waktu sakit dong, nyuapin dia makanan, atau menemani dia di rumah waktu sakit. Itu lebih terhormat dan elegan," ucap Endah. Well, sebenarnya boleh saja sih beremansipasi kayak gimana juga. Tapi, yang terpenting, gimana caranya kamu menjadikannya bermanfaat. Jangan justru dengan emansipasi itu, kamu malah jadi susah dan ribet. Okay ladies?
112
Statistik Respondet A. Bentuk emansipasi yang pernah kamu lakukan dalam berpacaran? (3 tertinggi) Antar jemput pacar 39,3% Nembak duluan 24,3% Benerin gadget yang rusak 16,4% B. Apa yang ditakutkan ketika cewek lebih dominan dalam berpacaran? (3 tertinggi) Dimanfaatkan 54,8% Dilecehkan 16,7% Cowok jadi manja 16,2% Profil Respondet A. Jenis kelamin Cowok 50% Cewek 50% B. Pendidikan SMP50% SMA 50% C. Usia 11-13 Tahun 19% 14-16 Tahun 52,8% 17-19 Tahun 28,8% Total responDet 420 terdiri atas pelajar SMP dan SMA di Surabaya. Metode polling Cluster random sampling Closed Question-Toleransi Kesalahan 4,5% Instrument Polling Open Closed Question.
113
Lampiran 2 Teks Berita DetEksi Edisi Hari Ibu Ibu sang Pahlawan Kasih ibu kepada beta, Tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia. Kalau mendengar lagu ini, rasanya hati benar benar terenyak. Bagaimanapun, ibu merupakan segalanya buat kita semua. Banyak banget yang
ibu
korbankan
buat
kita.
Mulai
mengandung,
melahirkan,
dan
merawat kita hingga tumbuh besar seperti sekarang. Nah sekarang sudah saatnya kitalah yang berkorban untuk ibu. Sebanyak 82,2% responDet mengaku bahwa mereka pernah berkorban untuk ibunya. Apa saja itu? Kejutan Spesial di Hari Ibu Buat Nimas Roro, siswi SMAN 4 Surabaya, Ibu adalah pahlawan. "Iya, ibu itu bener bener pahlawan buat aku. Dia selalu ada buat aku. Apalagi pas aku lagi sakit, dia selalu sabar menghadapi aku," ujar Nimas. Ada pengalaman menarik saat hari ibu tahun lalu. Dia menyusun rencana untuk memberikan kejutan kepada ibunya. Selama seminggu Nimas menabung dan menyisihkan uang jajan. Sampai akhirnya pada malam hari sebelum hari H, Nimas pergi keluar untuk membeli kado. "Malamnya sengaja aku bikin ibu aku marah. Aku keluar beli kue dan kado untuk ibu secara diam diam. Pas pulang, ibu bertanya aku habis dari mana. Bukannya menjawab, aku malah melotot ke arah ibu. Alhasil, ibupun marah besar sama aku. Tapi, aku tinggal saja, terus langsung masuk kamar," katanya. Keesokannya, pagi-pagi Nimas masuk ke kamar ibunya dengan membawa kue dan kado yang sudah dia beli. "Awalnya pas aku panggil, ibu nggak mau menjawab sama sekali, kelihatannya masih marah. Tapi, saat aku deketin dan aku bilang ' Selamat hari ibu ya, Bu,' sontak ibu pun terharu dan mewek," tambah Nimas. Wah, mengharukan sekali. Berarti kejutan kamu sukses dong ya, Nimas!
114
Merawat Ibu saat Sakit Berbeda dengan Nimas, Fatimah punya pengalaman lain. Yap, Fatimah Harum Adiba, siswi SMKN 1 Surabaya, menganggap bahwa ibu itu merupakan sosok yang sangat hebat. Pengorbanan terbesar yang pernah dilakukan Fatimah adalah merawat ibunya saat sakit. "Dulu pernah ibu sakit, terus aku yang merawatnya. Mulai membuatkan makanan, mengurus obat ibu, hingga menyelesaikan pekerjaan rumah," katanya. Sebenarnya Nimas berniat tidak masuk sekolah demi menjaga ibu. Namun, waktu itu ibu melarang dan memaksanya untuk sekolah. Alhasil, dia pun menurutinya. Namun, menurut dia, apa pun yang sudah kita korbankan tidak akan sebanding dengan apa yang sudah ibu korbankan kepada kita. Mendamaikan Ibu dan Ayah "Ibu, buat aku, itu seorang yang merangkap sahabat. Dia pokoknya benar benar teman curhatku banget, baik aku yang curhat ke dia maupun dia sendiri yang curhat ke aku," celetuk Igga Khusnul Hidayat, siswi kelas X, SMA Kartika Wijaya. Igga punya pengalaman menarik soal berkorban untuk ibunya. Pada suatu hari, ibunya pernah bertengkar dengan ayahnya."Habis itu ibu menangis, sontak aku kaget dan nggak tega. Akhirnya, aku samperin ibu. Saat itu pula ibu bercerita tentang masalah beliau dengan ayah," ungkap anak yang hobi membaca novel tersebut. Akhirnya, berkat usahaku, ayah mengalah dan mereka berbaikan," curhat Igga. Waah, salut buat Igga! Statistik Respondet A. Pernahkah kamu berkorban untuk Ibumu? Pernah 82,2% Enggak pernah 17,8% B. Apa pengorbanan terbesarmu untuk ibumu? Membantu pekerjaannya 31,4% Merawat saat sakit 20,8% Menuruti semua keinginannya 13,5% C. Apakah ibumu menyadari akan pengorbananmu tersebut? Ya 74,1% Nggak 25,9% 115
D. Bagaimana reaksi ibumu? Mendoakan 49% Menangis terharu 17,5% Terkejut 14,4% Profil Respondet A. Jenis kelamin Cowok 50% Cewek 50% B. Pendidikan SMP 50% SMA 50% C. Usia 11-13 Tahun 30,1% 14-16 Tahun 48,8% 17-19 Tahun 21,1% Total responDet 403 terdiri atas pelajar SMP dan SMA di Surabaya. Metode polling Cluster random sampling, closed question, toleransi kesalahan: 4,5%, Instrument Polling Open Closed Question. Profil Respondet A. Jenis kelamin Cowok 50% Cewek 50% B. Pendidikan SMP50% SMA 50% C. Usia 11-13 Tahun 30,1% 14-16 Tahun 48,8% 17-19 Tahun 21,1% Total responDet 403 terdiri atas pelajar SMP dan SMA di Surabaya. Metode polling Cluster random sampling Closed Question-Toleransi Kesalahan 4,5% Instrument Polling Open Closed Question.
116