Membangun “The Big Village”
HUMAS PEMKAB PEKALONGAN
Acara penyambutan Tahun Baru 2012 yang digelar di Kota Kajen.
Tekad Bupati Pekalongan, Drs. H. Amat
ibu kota maka seluruh masyarakat Kabupaten
Antono M.Si., untuk membangun secara utuh
Pekalongan mampu mandiri tanpa bergantung
Kota Kajen sebagai ibu kota kabupaten seolah
dari daerah lain. “Sebelum ibu kota pindah
berbanding lurus dengan semangat dan tekad
ke Kota Kajen, semua urusan pemerintahan
seluruh rakyat yang dipimpinnya. Kota Kajen
memang harus dilakukan di Kota Pekalongan,
memang harus diwujudkan sebagai wilayah
karena kantor bupati ada di kompleks Alun
pusat pemerintahan yang memunyai jati diri
Alun Kota Pekalongan,” ujar Antono.
dan berprestisius di mata orang luar.
Selama kantor bupati berada di Kota
Untuk membangun Kota Kajen sebagai The
Pekalongan, kesan yang muncul adalah Kabu
Big Village, tentunya memerlukan perjuangan
paten Pekalongan hanya mendapat luberan
dan kerja yang ekstrakeras. “Dengan pemin
dari Kota Pekalongan. Dengan terwujudnya
dahan ibu kota ke Kota Kajen memang harus
ibu kota yang baru, maka Antono merasa
disyukuri, karena dengan adanya ibu kota baru
plong kalau seluruh masyarakat Kabupaten
seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan
Pekalongan bisa membangun wilayahnya
telah menemukan jati dirinya,” kata Antono.
dengan maksimal dan mandiri.
Bagi
Antono,
kota
Secara geografis, letak Kota Kajen memang
tersebut merupakan anugerah yang patut
sangat strategis. Kota yang merupakan wilayah
disyukuri. Hal ini, karena dengan pindahnya
pemerintahan kecamatan ini memunyai area
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
pemindahan
ibu
13
REPRO INTERNET
Sebuah atraksi pertunjukkan kesenian tradisional yang digelar di Alun Alun Kota Kajen.
kawasan yang cukup luas. Rinciannya, lahan
Di sektor pendidikan, Kota Kajen boleh
sawah seluas 2.227,67 hektare dan luas lahan
dibilang cukup layak disebut sebagai wilayah
bukan sawah mencapai 5.287,58 hektare.
pendidikan. Hal itu memang tecermin dari
Dengan jumlah penduduk sebanyak 58.048
banyaknya lembaga pendidikan dari tingkat
jiwa, tentunya membuat Kota Kajen sangat
sekolah Taman Kanak-kanak (TK) hingga
refresentatif dalam pengembangan Sumber
sekolah setingkat Sekolah Menengah Atas
Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya
(SMA). Untuk TK ada 26 sekolah, untuk
Manusia (SDM) yang ada.
Sekolah Dasar (SD) ada 52 sekolah, kemudian
Kondisi wilayah Kota Kajen yang terdiri dari
untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
area daratan rendah dan area pegunungan,
terdapat tujuh sekolah, dan untuk setingkat
memang sangat pas dikembangkan sebagai
SMA ada empat sekolah.
kota harapan. Kota Kajen memiliki 25
Dari sektor pelayanan kesehatan bagi
wilayah desa dan kelurahan. Rincian secara
masyarakat, Kota Kajen yang memiliki wilayah
administratif yaitu Kelurahan Kajen, Desa
administrasi pemerintahan terdiri dari 24 desa,
Brengkolang, Gandarum, Gejlig, Kajongan,
satu kelurahan, 104 dusun atau dukuh, 117
Kalijoyo, Kebon Agung, Kutorejo, Kutorojo,
Rukun Warga (RW), dan 308 Rukun Tetangga
Linggoasri, dan Desa Nyamok.
(RT) ini, telah dilengkapi dengan adanya dua
Seterusnya Desa Pekiringan Ageng, Pekiri
Pusat
Kesehatan
Masyarakat
(Puskesmas)
ngan Alit, Pringsurat, Rowolaku, Sabarwangi,
Induk, tiga Puskesmas Pembantu, 18 Poliklinik
Salit, Sambiroto, Sangkan Joyo, Sinangoh
Kesehatan Desa, dan empat apotek.
Prendeng, Sokoyoso, Tambakroto, Tanjung Ku lon, Tanjungsari, dan Desa Wonorejo.
14
Sektor kesehatan ini dilengkapi juga dengan adanya tiga tempat praktik dokter umum, dua Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
praktik dokter gigi, 24 tempat praktik bidan,
Kota Pekalongan memang harus diimbangi
dan 10 perawat. Semua ini semakin lengkap
dengan persiapan mental bagi seluruh
dengan adanya Rumah Sakit Umum (RSU)
masyarakat. ”Seluruh masyarakat memang
Kajen yang selalu siap memberi pelayanan
harus memiliki mental sebagai masyarakat
kesehatan pada masyarakat.
ibu kota. Jadi inilah yang terpenting, sehingga
Ketua
DPRD
Kabupaten
Pekalongan
Kota Kajen benar-benar utuh dan komplet
periode 2009-2014, H. Asip Kholbihi S.H.
sebagai sebuah ibu kota kabupaten,” kata
M.Si., menilai bahwa Kota Kajen sebagai Ibu
Asip.
Ikon itu Bernama Masjid Agung
JULIANTO/LPWs
Masjid Al Muhtaram Kota Kajen yang berada di Jalan Krakatau.
Kota Kajen, sebagai Ibu Kota Kabupaten
Alun Alun Kota Kajen ini sekaligus sebagai
Pekalongan, masyarakatnya memang sangat
simbol dari kerukunan antarumat beragama.
kental dengan nuansa agamis. Maka tidak
Sebagai Kota Santri, di Kajen sendiri jumlah
berlebihan kalau di Kajen dibangun sebuah
masjid hingga Tahun 2010 mencapai 44 masjid.
masjid besar dan megah sebagai ikon dari
Itulah sebabnya, merujuk dari data tempat
Kabupaten Pekalongan. Masjid Agung Al
ibadah (masjid) yang ada di Kota Kajen itu,
Muhtaram yang dibangun zaman Bupati H.
setidaknya mencerminkan bahwa masyarakat
Harsono (1996-2001) dan berdiri di kompleks
Kajen –secara khusus— sangat dinamis dalam
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
15
JULIANTO/LPWs
Masjid Raya Khuzaimah yang berada di kompleks Gedung Dakwah Muhammadiyah Jalan Pahlawan Kota Kajen.
menjalankan
ajaran
agama
(Islam). Apalagi hal ini ditambah dengan adanya Pondok Pe santren (Ponpes) yang banyak menyebar di Kota Kajen. Se suai data yang ada (Tahun 2010) jumlah ponpes di Kota Kajen berjumlah enam ponpes. Tentu keberadaan lembaga pendidikan nonformal yang berformat kurikulum agama ini membuat Kota Kajen lebih konkret sebagai ibu kota dari Kota Santri. Keberadaan Masjid Agung Al Muhtaram memang bukan JULIANTO/LPWs
Nahdliyin Center yang ada di Jalan Diponegoro.
16
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
sekadar sebagai tempat ibadah. Di masjid
keagamaan bagi para siswa saat Bulan Ramadan
yang mampu menampung 3.000 jamaah ini
dengan agenda pesantren kilat.
juga sering dijadikan sebagai pusat kajian
Materi-materi yang diberikan meliputi ke-
agama, seperti pengajian rutin, pembinaan
Islaman, keimanan, teori dan praktik ibadah,
keagamaan bagi para pelajar SMP dan SMA,
akhlak, tarikh atau sejarah Nabi Muhammad
tempat peringatan hari-hari besar Islam, dan
Saw, praktik pengurusan jenazah, kepe
sebagainya.
mimpinan, narkoba dan bahayanya, praktik
Masjid Agung ini memang sangat pantas sebagai ikon dari Kabupaten Pekalongan.
qiyamul lail (shalat malam, shalat tahajud, dan shalat tasbih), serta i’tikaf.
”Masuk dan beribadah di masjid ini sangat
Sebagai Ikon tempat ibadah yang telah
sejuk dan bisa khusyuk. Masjid Agung ini
mengukuhkan Kabupaten Pekalongan se
benar-benar megah dan sangat tepat kalau
bagai Kota Santri, masjid yang memiliki
menjadi masjid kebanggaan masyarakat
menara kembar dengan ornamen khas me
Kabupaten Pekalongan,” ujar H. Imam Rahman,
nyerupai Masjid Nabawi di Madinah, Arab
asal Surabaya yang kebetulan saat di Kajen
Saudi, itu memang semakin lengkap dengan
mampir di Masjid Agung Al Muhtaram.
adanya dua bangunan tempat kajian Islam
Ketua Takmir Masjid Agung Al Muhtaram,
dan masjid lainnya di Kajen, yaitu Gedung
Drs. Abdul Basyir, M.Ag., menjelaskan bahwa
Dakwah Muhammadiyah dengan Masjid Raya
masjid yang pengelolaannya ditangani Peme
Khuzaimah di Jalan Pahlawan dan Nahdliyin
rintah Kabupaten (Pemkab) ini memang acap
Centre yang juga dilengkapi dengan masjid
kali dipergunakan sebagai tempat pendidikan
megahnya di Jalan Diponegoro.
Ada Kota Harapan di 19 Kecamatan Perkembangan Kota Kajen sebagai Ibu Kota Kabupaten Pekalongan, memang memer lukan dukungan penuh da ri kota-kota kecamatan di lingkupnya. Ada satu keca matan di antara 19 kecamatan yang dimiliki Kabupaten Peka longan yang terus bergeliat menapak
pembangunannya,
yakni Kecamatan Wiradesa. Keberadaan kecamatan ini, setidaknya mampu menjadi REPRO INTERNET
International Batik Center yang berdiri megah di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Wiradesa.
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
pilar penopang bagi perkem bangan
Kota
Kajen
secara
17
di Wiradesa ini industri batik seolah menjadi nafas perekonomian bagi warganya. Bukti konkret lainnya, di Wiradesa terdapat salah satu industri batik ternama, yakni Indologo Batik. Bahkan Indologo Batik yang terletak di Kelurahan Bener itu, telah mampu menembus pasar mancanegara, di antaranya ke Singapura, Thailand, Malaysia, Arab Saudi, dan negaranegara lainnya. Di Kelurahan Bener, dulunya pernah berjaya sebuah lembaga koperasi REPRO INTERNET
Salah satu produk batik di Kampung Batik Wiradesa.
yang bernama Kopindo. Hingga kini Gedung Kopindo yang pernah menjadi wadah para pengusaha batik masih kokoh bangunannya.
keseluruhan.
Yang
istimewa,
Kecamatan
Sebagai pelengkap fasilitas kepariwisataan,
Wiradesa juga pernah menjadi alternatif
di Wiradesa terdapat sejumlah hotel yang siap
untuk dijadikan sebagai Ibu Kota Pekalongan
melayani para wisatawan untuk pelesir di
–sebelum akhirnya pemerintah pusat memu
sejumlah objek wisata. Di antara hotel yang
tuskan memilih Kecamatan Kajen— sebagai
cukup megah dan berbintang adalah Hotel
ibu kota.
Marlin yang terletak di Jalan Raya Wiradesa
Secara geografis, Wiradesa memang cukup
No. 25.
strategis karena letaknya di jalur Pantai
Ihwal potensi yang dipunyai Wiradesa,
Utara (Pantura) –yakni jalur ramai Surabaya-
tentunya sangat wajar kalau wilayah keca
Jakarta. Wilayah yang memunyai luas lahan
matan tersebut pernah diusulkan untuk
persawahan
lahan
menjadi Ibu Kota Kabupaten Pekalongan.
nonsawah seluas 797,31 hektare tersebut
Usulan itu memang dimunculkan pada masa
terbagi menjadi 11 desa, lima kelurahan, 49
Bupati Karsono periode 1981-1986. Menurut
dusun atau dukuh, 92 Rukun Warga (RW),
penilaian Karsono, Wiradesa sangat strategis
dan 281 Rukun Tetangga (RT).
menjadi ibu kota karena letaknya berada di
472,97
hektare
dan
Dengan jumlah menduduk yang mencapai 56.065
jiwa
membuat
Wiradesa
jalur pantura.
sangat
Dengan dipilihnya sebagai calon ibu kota,
potensial, baik di sektor pengembangan Sum
bagi Karsono tentunya akan sejajar dengan
ber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya
kabupaten tetangga, seperti Kabupaten Ba
Manusia (SDM). Begitu pula pengembangan
tang, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten
di bidang ekonomi, pariwisata, dan lainnya
Brebes. Ketika wilayah itu memang berposisi
tergolong cukup pesat. Ini, bisa dilihat dengan
di jalur pantura yang sangat strategis.
adanya Kampung Batik yang terletak di Desa Kemplong.
Upaya Bupati Karsono pun diteruskan oleh bupati penggantinya, yaitu Bupati Soepardi
Roda perekonomian masyarakat Wiradesa
periode 1986.1991. Di era ini, ada 10 gedung
memang didominasi oleh para perajin dan
pemerintahan yang telah berhasil dibangun
pengusaha batik. Maka tidak berlebihan kalau
di Wiradesa. Kesepuluh gedung itu adalah
18
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
JULIANTO/LPWs
Pintu gerbang masuk ke wilayah Kabupaten Pekalongan dari sisi barat.
Gedung Kantor Departemen Agama, BKKBN
oleh Soepardjo Roestam mempertimbangkan
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Na
masalah persyaratan jarak antara ibu kota
sional), Dinas Kesehatan, Dinas Kelautan dan
kabupaten satu dan kabupaten atau kota lain
Perikanan, BPS (Badan Pusat Statistik), dan
nya harus berjarak minimal 25 kilometer. Se
Kantor Agraria.
dangkan Wiradesa memiliki jarak kurang dari
Usulan Wiradesa untuk menjadi ibu kota
25 kilometer dari Kabupaten Batang. Dan,
ternyata ditolak oleh pemerintah pusat.
jarak ke Kota Pekalongan dari Wiradesa hanya
Menteri dalam Negeri, yang kala itu dijabat
lima kilometer.
Mengemas Citra Lewat Kajen Expo Bagi para wisatawan yang kebetulan bertandang ke rumah kerabat di Kota Kajen, tentunya sangat beruntung kalau bisa menikmati perhelatan akbar berupa Kajen Expo. Penye lenggaraan Kajen Expo ini memang
digelar
setahun REPRO INTERNET
Kegiatan Kajen Expo yang biasa digelar di Alun Alun Kota Kajen.
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
19
perekonomian masyarakat
seluruh Kabupaten
Pekalongan dengan segala ragam usahanya. Momentum Kajen Expo dalam setiap perhelatannya selalu mendapat dukungan penuh dari para perbankan, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), Usaha
BUMN Milik
(Badan Negara),
organisasi kemasyarakatan, koperasi, dan sejumlah UKM humas pemkab pekalongan
(Usaha Kecil Menengah). “Di
Bupati sedang keliling ke stan-stan di arena Kajen Expo.
sekali saat menjelang peringatan Hari Jadi
pelaku usaha bisa melakukan komunikasi
Kabupaten Pekalongan yang jatuh pada
bisnis
setiap 25 Agutus.
maupun perbankan,” kata Asisten Ekonomi,
Di ajang expo yang diambil dari event Pekan
dengan
Pembangunan,
Raya Pembangunan Kabupaten Pekalongan
Kabupaten
itu setiap digelar selalu menyedot ribuan
Mujiyanto.
konsumen, dan
(Pemkab)
Kesra
investor, Pemerintah
Pekalongan,
Drs.
pengunjung. Para pengunjung itu tidak hanya
Mujiyanto yang juga Ketua Penyelenggara
datang dari wilayah Kabupaten Pekalongan
Kajen Expo 2012 ini, menjelaskan bahwa
dan Kota Pekalongan, namun banyak yang
ajang pameran produksi unggulan tersebut
berasal dari luar kota, seperti Batang, Brebes,
juga memberikan kesempatan pada masya
Pemalang, Semarang, dan kota-kota lainnya.
rakat untuk berkreatif dan berinovatif, khu
Hampir seluruh pelaku ekonomi –yang
susnya terkait dengan produk-produk hasil
mayoritas pengusaha batik ikut bergabung
karyanya. Selain itu, perhelatan pameran
memamerkan produknya. Tidak hanya itu,
yang selalu digelar di kompleks Alun Alun dan
seluruh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah),
Jalan Mandurorejo ini dimeriahkan dengan
instansi terkait seperti jajaran kepolisian
sejumlah hiburan murah meriah.
(Polres), Pabrik Gula Sragi, dan lainnya ikut
Segaris dengan perhelatan Kajen Expo ter sebut, setidaknya dari tahun ke tahun men
memarakkan ajang Kajen Expo. Tidak ketinggalan, para PKL (Pedagang
cerminkan
perkembangan
perekonomian
Kali Lima) juga ikut berderet di stan-stan
masyarakat Kabupaten Pekalongan yang
untuk
mulai
tumbuh dengan pesat. Hal ini seperti diung
dari dagangan makanan, minuman, hingga
kapkan Bupati Antono bahwa indikator-
warung-warung
indikator kesejahteraan masyarakat menun
menjajakan
dagangannya,
penjual
makanan
khas
Kabupaten Pekalongan. Boleh diibaratkan Kajen Expo seperti mengemas citra potensi
20
ajang Kajen Expo itu, para
jukkan tren yang positif. Secara konkret dan rinci, bupati menye
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
butkan
bahwa
PDRB
(Produk
Domistik
Laju inflasi pada 2010 sebesar 5,54%
Regional Bruto) atas dasar harga berlaku pada
mengalami penurunan menjadi 2,65% pada
2010 sebesar Rp 7,22 triliun dan pada 2011
2011. Pendapatan per kapita penduduk
meningkat 11,57% menjadi Rp 8,06 triliun.
pada 2010 sebesar Rp 7.444.022, mengalami
Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada 2011
kenaikan pada 2011 menjadi Rp 8.285.352,
mengalami kenaikan menjadi sebesar 4,76%
dan nilai tukar petani pada 2010 sebesar 100,52
dari tahun 2010 sebesar 4,27%.
meningkat pada 2011 menjadi 103,23.
Periodesasi Kepemimpinan
REPRO INTERNET
Bupati Pekalongan, Drs. H. Amat Antono (nomor dua dari kanan) saat berziarah ke makam Adipati Mandurorejo.
Menyibak
tentang
perjalanan
Di masa pemerintahan Kerajaan Mataram
kepemimpinan di Kabupaten Pekalongan,
Islam atau Abad XVI, wilayah Pekalongan
tentunya sangat tertaut dengan masa-masa
dianggap sebagai kawasan yang sangat stra
pemerintahan yang pernah menguasai kabu
tegis dan kaya akan sumber daya alamnya,
paten tersebut. Mengkaji ihwal siapa figur
karena berada di jalur Pantai Utara (Pantura).
yang kali pertama dipercaya atau dipilih
Itulah karenanya, Kerajaan Mataram menye
untuk memangku menjadi bupati atau adipati
but Pekalongan sebagai ’Pesisir Kilen’. Peka
di Kabupaten Pekalongan? Maka runtutan
longan juga dikukuhkan sebagai bagian wila
perjalanan sejarah yang tercatat memang
yah kekuasaan Mataram dengan sebutan wila
menyebutkan diawali pada zaman Kerajaan
yah ’Jobonegoro” (wilayah di luar Kerajaan
Mataram Islam.
Mataram).
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
sejarah
21
sedangkan Pangeran Upasanta dimakamkan di kompleks pemakaman Raja Raja Mataram Imogiri. Selanjutnya di masa Amangkurat I, penguasa Pekalongan dipercayakan pada Raden Ngabei Singawangsa. Adipati Pekalongan ini wafat pada 1677 ketika terjadi pemberontakan Truno joyo. Dan, Amungkurat I wafat kemudian Mataram dikuasai oleh Trunojoyo. Di masa kekuasaan Trunojoyo ini, pemerintahan Peka longan kosong tanpa ada seorang adipati yang HUMAS PEMKAB PEKALONGAN
Bupati Pekalongan sebagai inspektur upacara pada peringatan Hari Kemerdekaan RI yang berlangsung di Alun Alun Kajen.
memimpinnya. Ketika VOC (Verenigde Oost-Indische Com pagnie)
mengangkat Sunan Pakubowono I
Berdasar dari lembaran sejarah menye
menjadi Raja Mataram, Tahun 1703-1719, maka
butkan bahwa Bupati Pekalongan pertama yang
Mataram memilih Adipati Djayadiningrat untuk
diangkat oleh Kerajaan Mataram yang masa
menjadi pemimpin di Pekalongan. Selanjutnya,
itu dipangku oleh Sri Sultan Agung Hanyokro
pada 1743, Mataram menyerahkan wilayah
Kusumo adalah Adipati Mandurorejo dan
pesisir sepenuhnya kepada Hindia Belanda.
Pangeran Upasanta. Namun ungkapan seja
Pada kurun itulah atau persisnya Tahun
rah versi lain menyebutkan, pada 1622-1623
1741, VOC memberikan kepercayaan kepada
Sultan Agung hanya mempercayakan kepada
tokoh keturunan Cina, yakni Tan Kwie Djan
Adipati Mandurorejo untuk menjadi penguasa
untuk memangku sebagai Regent (Bupati)
di wilayah Pekalongan.
Pekalongan. Saat itu, Gubernur Jenderal VOC
Disebutkan pula, pada 1629 Adipati Man
dijabat oleh Van Imoff. Seterusnya, pada masa
durorejo dan Pangeran Upasanta gugur dalam
prakemerdekaan hampir semua penguasa
medan perang di Batavia (kini Jakarta) ketika
yang menjabat sebagai Bupati Pekalongan
melawan tentara Hindia Belanda. Adipati
ditetapkan dan dipilih oleh Pemerintahan
Mandurorejo dimakamkan di wilayah Kendal,
Hindia Belanda.
Regent itu Bernama Tan Kwie Djan
22
Di era pemerintahan kolonial Belanda, nyaris
I, Tahun 1703-1719— maka Hindia Belanda-
seluruh wilayah di Pulau Jawa, termasuk
lah yang menentukan siapa petinggi di
Jawa Tengah menjadi ‘ladang garapan’ yang
Kabupaten Pekalongan.
empuk dan sangat penting bagi Hindia
Kali pertama, bupati atau regent yang
Belanda. Tak kecuali, wilayah Kabupaten
dipercaya Hindia Belanda adalah Tan Kwie
Pekalongan yang kala itu telah diserahkan
Djan. Tokoh keturunan Cina ini memangku
sepenuhnya pada kolonial Belanda –zaman
jabatan regent pada 1741. Siapa Tan Kwie
Kerajaan Mataram dijabat Sunan Pakubowo
Djan? Memang, banyak versi catatan sejarah
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
REPRO INTERNET
Warga dari etnis Cina di Kabupaten Pekalongan juga banyak yang merayakan Hari Raya Imlek. Tampak pernak-pernik imlek yang dijual di sebuah toko.
yang menyebut tentang figur bupati dari
Mataram untuk berdagang, maka ia ditawari
negeri Tirai Bambu itu.
untuk menaklukkan Bahurekso (tokoh pem-
Satu versi lembaran sejarah menyebutkan bahwa Tan Kwie Djan memunyai nama lain
babad Pekalongan) karena dianggap mbalelo pada Mataram.
Khay Lam Tay Ong. Di zamannya, sosok
SetelahTan Kwie Djan berhasil menaklukkan
ini dikenal sebagai ‘Robin Hood’ –tokoh
Bahurekso, maka Mataram memberi ganjaran
bangsawan dalam cerita rakyat Inggris
berupa jabatan bupati dengan gelar Kanjeng
yang menjadi musuh Sheriff of Nottingham
Bupati Kwie Djan Ningrat. Menyimak dari
atau Prince John— yang suka membantu
versi sejarah ini, tentunya bertolak berlakang
masyarakat miskin dari hasil merampok harta
dengan kisah lainnya, karena Tan Kwie
orang-orang kaya, termasuk orang-orang
Djan menjadi bupati berkat diangkat oleh
keturunan Belanda.
pemerintahan Hindia Belanda.
Konon, dalam melakukan aksinya sebagai
Terlepas dari versi sejarah mana yang
bajak laut, Tan Kwie Djan ditemani oleh dua
benar, tokoh Tan Kwie Djan yang jelas masuk
orang pendamping setianya. Dua teman
dalam catatan daftar nama bupati-bupati di
pendamping itu, satu orang dari suku Bugis
zaman kolonial Belanda. Dalam versi sejarah
dan satu orang lain dari suku Madura.
lain, Tan Kwie Djan dianggap mbalela pada
Versi lain mengungkapkan bahwa Tan Kwie
pemerintahan Hindia Belanda. Ia pun dikejar-
Djan merupakan pedagang asal Cina yang
kejar tentara Hindia Belanda, dan kemudian ia
dekat dengan kekuasaan Kerajaan Mataram.
bersembunyi di kawasan Desa Wonopringgo,
Nah, ketika Tan Kwie Djan meminta izin ke
Kabupaten Pekalongan, hingga wafat.
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
23