PERINGATAN HARI KUSTA SEDUNIA TAHUN 2014 Tema : “Galang kekuatan, hapus stigma dan diskriminasi terhadap orang yang pernah mengalami kusta”
1. Penyakit kusta merupakan penyakit kronis disebabkan oleh Micobacterium Leprae yang terutama menyerang kulit dan saraf tepi (fungsi sensoris, motoris dan otonom). Keterlambatan untuk mendapatkan pengobatan akan menyebabkan kecacatan yang permanen pada mata, tangan dan kaki. Keterlambatan ini disebabkan karena masyarakat belum tahu tentang tanda-tanda dini penyakit kusta, sehingga cenderung akan dibiarkan atau diobati sendiri karena pada awalnya tidak menganggu. Setiap tahunnya + 13% kasus baru dilakukan pengobatan setelah terjadi kecacatan (terlambat), padahal obat kusta (Multi Drug Therapy / MDT) tersedia gratis di seluruh Puskesmas dengan lama pengobatan 6 bulan untuk tipe PB dan 12 bulan untuk tipe MB.
2. Pada tahun 2012 Jumlah penderita kusta di Dunia sebanyak 219.075 orang, di negaranegara Asean jumlah penderita kusta sebanyak 26.674 orang, dan Indonesia memberikan kontribusi penderita baru sebanyak 18.994 orang (8,7% di Dunia dan 71,2% di Asean). Untuk tingkat negara-negara Asean, 18% penderita kusta berasal dari Provinsi Jawa Timur sedangkan di tingkat Dunia 2,2%.
Jumlah Penderita Baru Di Dunia Tahun 2012 150,000 125,000 100,000 75,000 50,000 25,000 0
127,295
33,955
18,994
3,970
3,949
3,184
3,082
2,178
2,936
1,799
Jumlah Penderita Baru Di Asean Tahun 2012 18,994
20,000 15,000 10,000 5,000 0
3,082 2,936
748
314
280
216
93
11
17,733
3. Penemuan penderita baru selama 13 tahun terakhir antara 3.000 s/d 6.000 penderita. Penemuan penderita baru paling tinggi pada tahun 2005 (Kab. Sampang) dan 2009 (Kab. Lamongan dan Jember), dimana pada tahun tersebut terdapat kegiatan pencarian penderita secara aktif yang melibatkan sektor-sektor terkait sampai tingkat desa dengan menggunakan dana dari WHO.
Penemuan Penderita Kusta Baru Tahun 2001 - 2013 (s/d Sept) 6317
7000
5628
6000 5000
4614 4605
5360 5510 5083
6040 4653
5284
4807
3798
4000
3118
3000 2000 1000 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*
4. Penyebaran penderita kusta merata di seluruh Kabupaten/Kota Jawa Timur terutama di pantai utara Pulau Jawa dan Madura. Prevalensi rate (PR) pada 30 September 2013 sebesar 1,93 per 10.000 penduduk, tertinggi ada di Kabupaten Sampang (PR : 9,13) dan paling rendah ada di Kota Batu (PR : 0,05). Kabupaten/Kota yang PR-nya masih diatas 1 per 10.000 penduduk (high endemis) ada 15 Kabupaten/Kota.
PREVALENSI RATE PER 10.000 PENDUDUK TAHUN 2013
Sampang Bangkalan Sumenep Situbondo Pamekasan Tuban Probolinggo Lumajang Lamongan Probolinggo M Pasuruan Jember Jombang Gresik Bojonegoro Pasuruan M Surabaya Ponorogo Magetan Nganjuk Ngawi Mojokerto M Madiun Blitar M Banyuwangi Mojokerto Sidoarjo Malang Bondowoso Madiun M Kediri M Kediri Blitar Trenggalek Tulungagung Malang M Pacitan Batu JUMLAH
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
5. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Program P2 Kusta sudah berjalan sejak tahun 1994 sampai sekarang telah berhasil mengobati dan menyembuhkan 125.064 penderita. Adapun kegiatan yang dilakukan untuk Program P2 Kusta di Jawa Timur adalah sebagai berikut : a. Pelatihan Program P2 Kusta bagi dokter dan paramedis Puskesmas b. Penemuan penderita baru secara pasif dan aktif. c. Pengobatan penderita menggunakan Multi Drug Therapy (MDT) sesuai regimen dari WHO.
d. Pencegahan Kecacatan. Kegiatan ini merupakan kegiatan paripurna, mulai dari promosi kesehatan, penemuan penderita baru secara dini, pengobatan sesuai régimen WHO, deteksi dini dan pengobatan reaksi, rehabilitasi medis dll. e. Rehabilitasi medis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RS Kusta Sumberglagah Mojokerto dan RS Kusta Kediri. f.
Perluasan jejaring penemuan penderita baru dan advokasi pada pemegang kebijakan di tingkat provinsi, Kabupaten/Kota baik lintas program maupun lintas sektor.
g. Kegiatan inovasi :
Riset operasional yang berkerjasama dengan Institute Tropical Disease Universitas Airlangga dan RSK Sumberglagah Mojokerto dalam rangka pengobatan subklinis pada anak usia sekolah dasar di Pulau Raas Kabupaten Sumenep dan Puskesmas Nguling Kabupaten Pasuruan.
Pengobatan kemoprofilaksis pada kontak serumah, tetangga dan sosial pada index case di Kabupaten Sampang
Pembentukan Kelompok Perawatan Diri (KPD) di Puskesmas untuk memandirikan
penderita
atau
OYPMK
dalam
perawatan
diri
serta
pemberdayaan dalam hal ekonomi.
6. Pencapaian Program P2 Kusta Provinsi Jawa Timur selama 7 tahun terakhir berdasarkan indikator pokok dan target. No
Indikator
1
Penderita Terdaftar
2
Prev. Rate per 10.000
3
Penderita Baru C D R per 10.000 Proporsi Cacat II (%) Deformity Rate (per 100.000 penduduk)
4
Proporsi anak (%) RFT PB Rate MB
Target
< 1 per 10.000
< 5 per 100.000 5% Pada th 2015 turun 35% dibandingkan th 2010 5%
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
6.158
7.026
6.392
5.496
6.157
5.570
7.177
1,67
1,88
1,69
1,48
1,63
1,46
5.510
5.083
6.040
4.653
5.284
4.807
3.118
14,90 10%
13,58 11%
16,00 11%
12,50 13%
13,99 13%
12,63 14%
12%
1,49
1,49
1,76
1,61
1,85
1,78
12%
12%
12%
11%
11%
9%
90%
95%
96%
91%
93%
97%
94%
90%
92%
93%
94%
90%
90%
89%
1,87
8%
7. Permasalahan Program P2 Kusta selain belum tercapainya target-target diatas adalah masalah stigma. Stigma kusta ini terbentuk adalah dari kurangnya pengetahuan masyarakat dan adanya kecacatan akibat kusta. Masyarakat masih menganggap penyakit kusta ini adalah penyakit yang sangat mudah menular, tidak bisa disembuhkan dan pasti menyebabkan kecacatan sehingga harus dijauhi sehingga akan muncul diskriminasi terhadap penderita kusta maupun terhadap orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).
Dari hasil penelitian tentang terjadinya diskriminasi pada penderita kusta dan OYPMK yang dilakukan Kemenkes RI pada tahun 2010 di 5 Kabupaten di Indonesia didapatkan hasil sebagai berikut :
Oleh karena itu, pada hari kusta tahun 2014 yang jatuh pada tanggal 26 Januari mengusung tema “Galang kekuatan, hapus stigma dan diskriminasi terhadap orang yang pernah mengalami kusta”. Salah satu upaya pemerintah pusat untuk mengantisipasi terjadi penolakan penderita kusta di tempat pelayanan kesehatan melalui Surat Edaran Menkes RI No. PM/Menkes/ 072/II/2013 tentang pelayanan dasar kepada penderita kusta. Peringatan Hari Kusta Sedunia (di negara-negara Asia) diperingati setiap Hari Minggu, minggu terakhir bulan Januari. Hal ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa Mahatma Gandhi yang sangat menaruh perhatian kepada penderita kusta. Mahatma Gandhi meninggal karena terbunuh pada hari Minggu, minggu terakhir bulan Januari.
8. Lintas program, lintas sektor serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terlibat aktif dalam pemberantasan penyakit kusta di Jawa Timur antara lain : a. Lintas program (Seksi Promkes, Seksi PSD, Seksi Gizi, Seksi Penyehatan Lingkungan, dll). b. Lintas sektor terkait yang lain (Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Tenaga Kerja, dll). c. Yayasan Peduli Penyandang Cacat Kusta (YPPCK) dan Perkumpulan Mandiri Kusta (Permata) dalam pemberdayaan sosial ekonomi penderita kusta dan OYPMK d. Lembaga keagamaan (Fatayat dan Muslimat NU, Aisyiyah, MUI) melalui sosialisasi kepada pengurus dan anggotanya.
9. Harapan kedepan untuk Penyakit Kusta adalah : a. Penemuan kasus sedini mungkin yang dapat dibuktikan dengan rendahnya tingkat cacat pada penderita baru. Untuk itu perlu melibatkan banyak lintas sektor, lintas program serta pihak-pihak lain. b. Semua pelayanan kesehatan mau menerima penderita kusta dan OYPMK. c. Masyarakat dan tenaga kesehatan lebih mengetahui tanda-tanda dini penyakit kusta untuk meningkatkan kewaspadaan dini. d. Perhatian dari pemerintah daerah dan swasta diharapkan semakin meningkat. e. Stigma dan diskriminasi terhadap penderita kusta dan OYPMK dapat di eliminasi disemua sektor.
SEJARAH HARI KUSTA 1. Hari Kusta Sedunia ditetapkan oleh seorang pendiri Yayasan Kusta Raoul Fallereau. Nama yayasan ini ditetapkan oleh pendirinya sama dengan namanya Raoul Fallereau (RF), seorang wartawan berkebangsaan Perancis. Selama 30 tahun RF mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan nasib penderita kusta. RF berjuang untuk menghilangkan stigma sosial di masyarakat. RF mengorganisir penetapan Hari Kusta untuk mendapatkan kepedulian terhadap kusta. Pada tahun 1955. Ada 150 radio dari 60 negara yang menyiarkan tentang kampaye tentang kusta. 2. Suatu cara yang menarik terjadi di Amerika Tengah pada tahun 1953 untuk memperlihatkan bagaimana stigma sosial tsb. Seseorang yang mengetahui dirinya terserang kusta setelah didiagnosa oleh Dokter beberapa hari kemudian bunuh diri dengan melompat dari jendela. Dari hasil visum, ternyata ia hanya menderita kelainan kulit yang tidak begitu berbahaya. Dari Kejadian ini diambil kesimpulan bahwa “ seorang penderita kusta tidak mati karena penyakit kustanya, tetapi karena ia penyandang kusta”. 3. Peristiwa pertama kali orang-orang Afrika laki-laki, perempuan, dan anak-anak secara besar-besaran datang berkunjung ke Leprosary (perkampungan kusta) dan ditetapkan sebagai Hari Kusta. Peristiwa ini terjadi pada hari Minggu, minggu terakhir bulan Desember 1955. Oleh karena itu di Eropa, Hari Kusta Sedunia ditetapkan pada hari Minggu, minggu terkahir bulan Desember. 4. Mahatma Gandhi merupakan orang yang sangat menaruh perhatian dan jasanya sangat besar kepada penderita kusta. Mahatma Gandhi meninggal karena terbunuh pada hari Minggu, minggu terakhir bulan Januari. Untuk mengenang jasa-jasanya pada kusta, maka Hari Kusta Sedunia di negara-negara Asia ditetapkan pada Hari Minggu, minggu terakhir bulan Januari.