HUKUMAN DAN TEKANAN DALAM MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN Oleh: I S H A K1
ABSTRACT The findings of this writing consisted of two problem statements, they are what is teaching and how do threat and stress influence the learning and teaching process?. Philosophy, normative, pedagogy, interdisciplinary method was used to develop to know much how threat and stress influence the learning and teaching in educational aspect.This writing was aimed to analyze the effect of threat and stress in teaching and learning process. This writing was developed by using comprehensive and constructive paradigm in order that the essence of learning and teaching would achieve the target of teaching and learning process.Teaching is an interaction between teacher and students. The teacher should not threaten and stress the students but the teacher should motivate the students in order that they can be motivated to learn communicatively. Keyword.Threat and Stress in Learning Process
jawaban secara benar, kesalahan cenderung
A. Pendahuluan Gaya guru dalam mengajar di kelas,
ditimpakan kepada siswa. Begitu pula jika
pada umumnya dipengaruhi oleh persepsi
guru bepersepsi lain, maka gaya mengajarnya
guru itu sendiri tentang mengajar. Jika
pun akan lain. Gaya guru mengajar sangat
seorang guru bepersepsi bahwa mengajar
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
adalah menyampaikan ilmu pengetahuan,
Tujuan
maka dalam mengajar guru tadi cenderung
pembelajaran itu berbeda-beda, ada yang
menempatkan siswa sebagai wadah yang
ingin berprestasi, ada yang ingin mendapat
harus
yang
upah saja, ada yang ingin menghilankan
dilakukan dengan baik akan membantu
kejenuhan, ada juga yang ingin memajukan
mendorong kemajuan setiap usaha yang pada
dirinya dan para siswa.2
diisi
gilirannya
oleh
dapat
guru. Pekerjaan
meningkatkan
sebuah
kualitas. Praktiknya, guru menerangkan pelajaran
para
guru
dalam
melaksanakan
Belajar dan mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang
telah
diprogramkan dalam
dan siswa memperhatikan. Pada kesempatan
dilaksanakan
lain, siswa diuji tentang kemampuannya
mengajar.
menangkap materi yang telah diajarkan oleh
melibatkan semua komponen pengajaran.
Dalam
proses
akan
kegiatan
belajar ini
akan
guru. Jika siswa tidak mampu memberikan 2
1
Ambon
Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN
Rusyan dan Sutisna. Kesejahteraan dan Motivasi dalam Meningkatkan Efektifitas Kinerja Guru. (Tangerang: PT. Intimedia Ciptanusantara, 2008), h.11
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|1
Kegiatan
belajar
dan
akan
perbuatan guru dan siswa atas dasar
menentukan sejauh mana tujuan yang telah
hubungan timbal balik yang berlangsung
ditetapkan dapat dicapai. Dalam kegiatan
dalam situasi edukatif untuk mencapai
belajar mengajar, guru dan anak didik
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan
terlibat dalam sebuah interaksi dengan
timbal balik antara guru dan siswa itu
bahan
merupakan
pelajaran
mengajar
sebagai
mediumnya.
syarat
utama
bagi
Dalam interaksi itu anak didiklah yang
berlangsungnya proses belajar mengajar. 3
lebih aktif, guru hanya berperan sebagai
Dalam dunia pengajaran ada dua kata yang
motivator dan fasilitator. Di samping itu,
populer digunakan untuk mencapai tujuan
guru sebaiknya memperhatikan perbedaan
pendidikan yaitu didaktik dan metodik.
individual anak didik, yaitu pada aspek biologis,
intelektual,
dan
Hal
tersebut
akan
menciptakan
psikologis.
interaksi antara murid dan guru. Interaksi
Kerangka berpikir demikian dimaksudkan
itu disebut interaksi belajar mengajar,
agar
karena di dalam interaksi itu terjadi proses
guru
mudah
dalam
pendekatan
kepada
setiap
melakukan anak
didik
belajar
dan
proses
mengajar.
Dalam
secara individual. Anak didik sebagai
interaksi semacam itu terjadi siswa belajar
individu memiliki perbedaan dalam hal
dan
psikologis dan intelektual. Pemahaman
berinteraksi untuk mencapai target dan
terhadap aspek tersebut akan merapatkan
tujuan pendidikan yang telah dietatpkan
hubungan
sebelumnya.
guru
dengan
sehingga
memudahkan
pendekatan
mastery
mengajar.
Dalam
anak
didik,
melakukan
learning
mengajar,
keduanya
saling
Belajar-mengajar adalah dua kata yang
tidak
dapat
dipisahkan,
karena
belajar
apabila guru mengajar secara otomatis
mengajar, guru akan menemui bahwa anak
anak didik belajar. Peranan guru sangat
didiknya
signifikan
sebagian
kegiatan
dalam
guru
ada
yang
dapat
menciptakan mengajar
agar
kondisi
suatu
anak
didik
menguasai bahan pelajaran secara tuntas
metode
dan ada pula anak didik yang kurang
termotivasi belajar dalam meningkatkan
menguasai bahan pelajaran secara tuntas.
daya ingin tahu sesuatu yang diajarkan
Kenyataan tersebut merupakan persoalan
oleh gurunya. Oleh karena itu, tidak ada
yang perlu diatasi dengan segera, dengan
satu metode mengajar yang baik untuk
mastery learning-lah sebagai jawabanya. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkain
3
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. (Edisi Kedua: Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 4
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|2
semua
pengajaran
tetapi
metode
kebutuhannya dan mengingat kepribadian
pembelajaran yang baik sangat tergantung
anak
kondisi daya nalar peserta didik dan
merupakan suatu perbuatan yang memerlukan
keadaan psikologis Guru sebagai sumber
tanggungjawab
pemberi materi pelajaran. Kajian ini akan
bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.
merumuskan
dua
Proses belajar-mengajar merupakan interkasi
masalah pokok yakni bagaimana proses
semua komponen atau unsur yang terdapat
pendidikan yang efektif untuk mencapai
dalam belajar-mengajar yang satu sama
target
lainnya saling berhubungan dalam ikatan
dan
mengungkap
pembelajaran
dan
bagaimana
dampak hukuman dan tekanan terhadap
yang
berbeda-beda.
moril.
Mengajar
Mengajar
adalah
untuk mencapai tujuan tertentu.
pembelajaran?
Dalam hal ini siswalah yang lebih aktif dalam memikirkan hal-hal yang sedang
B. PEMBAHASAN
dipelajari.Dengan
dikemukakan bahwa orientasi pengajaran
Pengertian Mengajar
demikian
dapat
Mengajar merupakan suatu perbuatan
dalam konteks belajar mengajar diarahkan
yang memerlukan tanggung jawab moral yang
untuk pengembangan aktivitas siswa dalam
cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada
belajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya
siswa
sekedar menyampaikan informasi yang sudah
sangat
pertanggungjawaban
bergantung
pada
guru
dalam
jadi
dengan
menuntut
jawaban
verbal
melaksanakan tugasnya. Guru adalah kreator
melainkan suatu upaya integratif ke arah
proses belajar mengajar”. Ia adalah orang
pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks
yang akan mengembangkan suasana bebas
ini guru tidak hanya sebagai penyampai
bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik
informasi
minatnya,
director and facilitator of learning.
mengekspresikan
kreativitasnya
dalam
ide-ide
batas-batas
dan
norma-
norma yang ditegakkan secara konsisten.4
tetapi
juga
bertindak
sebagai
Kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan
Dengan melihat defenisi ini maka jelas
guru dalam mengorganisasi atau mengatur
bahwa yang aktif dalam proses belajar adalah
lingkungan
siswa itu sendiri, sedangkan guru hanya
menghubungkannya dengan anak sehingga
tinggal
dan
terjadi proses belajar.5 Dengan demikian
dengan
proses dan keberhasilan belajar siswa turut
mengawasi,
mengkoordinir
membimbing siswa agar sesuai 4
Zamroni. Paradigma Pendidikan Masa Depan. (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000), h. 74
sebaik-baiknya
dan
5
Nasution, S. Azas-azas Kurikulum. (Bandung: Jemars, 1982), h. 8
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|3
ditentukan oleh peran yang dibawakan guru
the intention of facilitating learning in
selama interaksi proses belajar mengajar
another individual (the learner), yang berarti
berlangsung.
mengajar adalah perbuatan yang dilakukan
Mengajar
pada
prinsipnya
adalah
seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan
membimbing siswa dalam kegiatan belajar
tujuan membantu atau memudahkan orang
mengajar atau mengandung pengertian bahwa
lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan
mengajar
kegiatan belajar.
merupakan
mengorganisasi
suatu
dalam
Konsep mengajar menjadi tiga macam
hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif.
pengajaran yang menimbulkan terjadinya
Mengajar diartikan sebagai the transmission
proses belajar. Pengertian ini mengandung
of knowledge, yakni penularan pengetahuan.
makna bahwa guru dituntut untuk dapat
Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai
berperan sebagai organisator kegiatan belajar
pengetahuan
siswa
mampu
menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-
memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas
baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa
maupun yang ada di luar kelas, yang
bukan
menunjang
Pengertian institusional. Mengajar berarti the
dan
lingkungan
usaha
juga
hendaknya
terhadap
kegiatan
belajar
mengajar.
bidang
tanggung
studinya
jawab
dan
pengajar.
2)
efficient orchestration of teaching skills,
Teaching is the guidance of learning
yakni penataan segala kemampuan mengajar
activities”. Mengajar dapat diartikan sebagai
secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut
(1)
untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai
menyampaikan
pengetahuan
kepada
siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada
teknik
generasi muda, (3) usaha mengorganisasi
memiliki berbagai macam tipe belajar serta
lingkungan sehingga menciptakan kondisi
berbeda
belajar
kebutuhannya.
bagi
siswa,
(4)
memberikan
mengajar
bakat, (3)
terhadap
siswa
yang
kemampuan Pengertian
dan
kualitatif.
bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan
Mengajar diartikan sebagai the facilitation of
mempersiapkan siswa untuk menjadi warga
learning, yaitu upaya membantu memudahkan
negara yang baik, (6) suatu proses membantu
kegiatan belajar siswa mencari makna dan
siswa menghadapi kehidupan masyarakat
pemahamannya sendiri. Mengajar adalah
sehari-hari.6 Mengajar adalah any action
upaya
memberikan
stimulus,
bimbingan
performed by an individual (the teacher) with 6
Hamalik, O. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 44.
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|4
pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar
dipandang
terjadi proses belajar.7
menantang dan kadang-kadang sulit
Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari
para
pakar
di
atas,
sebagai
sesuatu
yang
untuk dieksplorasi.
Penulis
4. Growing.
Model
ini
mendefinisikan tujuan mengajar ke dalam
pengajaran
empat kategori, yaitu: transfer, shaping,
kecerdasan, fisik, dan emosi siswa.
travelling, dan growing. Berikut adalah
Tugas guru adalah menyediakan situasi
penjelasannya:
dan pengalaman untuk membantu siswa
1. Transfer. Dalam model ini, mengajar dilihat
sebagai
proses
dalam
pada
memfokuskan pengembangan
perkembangan
mereka.
Ini
pemindahan
merupakan model yang berpusat pada
pengetahuan (process of transferring
siswa (a child-centred model), di mana
knowledge)
(guru)
mata pelajaran penting, tidak sebagai
kepada orang lain (siswa). Siswa (anak)
tujuan, tetapi sepanjang sesuai dengan
dipandang sebagai wadah yang kosong
kebutuhan siswa dan berada dalam
(empty vessel), dan jika pengetahuan
minat siswa.
dari
seseorang
tidak berhasil ditransferkan masalahnya cenderung dilihat sebagai kesalahan siswa.
Hukuman
dan
Tekanan
dalam
Pengajaran
2. Shaping. Pengajaran merupakan proses
1) Hukuman dalam Pengajaran
pembentukan siswa pada bentuk-bentuk
Seperti telah diketahui bersama bahwa
yang ditentukan. Di sini siswa diajar
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tidak
keterampilan-keterampilan
cara-
akan terlepas dari pada bagaimana cara untuk
cara bertingkah laku yang dianggap
mencapai tujuan yang telah dirumuskan dari
bermanfaat bagi mereka. Minat dan
semula dan/atau bagaimana cara mengajar
motif siswa hanya dianggap penting
agar bisa berjalan dengan lancar berdasarkan
sepanjang
metode atau alat yang akan digunakan. Alat
membantu
dan
proses
pembentukan tersebut.
pendidikan ialah suatu tindakan atau situasi
3. Travelling. Dalam model ini pengajaran
yang sengaja diadakan untuk tercapainya
dilihat sebagai pembimbingan siswa
suatu tujuan pendidikan tertentu.Pembelajaran
melalui mata pelajaran. Mata pelajaran
merupakan
satu
proses
pelaziman
iaitu
hubungan antara rangsangan luar dengan 7
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 61
tindak balas individu dapat dibina untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|5
kekal. Pembelajaran merupakan satu tingkah
pun alasannya, hukuman sebenarnya tetap
laku yang boleh diperhatikan, dikawal dan
diperlukan dalam keadaan sangat terpaksa,
diramal.
katakanlah semacam pintu darurat yang suatu
Dari
pembelajaran
perspektif hanya
behaviorisme,
bermula
apabila
saat
mungkin
diperlukan.
Hukuman
wujudnya tindak balas terhadap sesuatu
merupakan alat pendidikan represif, disebut
rangsangan yang diberi. Proses pembelajaran
juga alat pendidikan korektif, yaitu bertujuan
akan
motivasi
untuk menyadarkan anak kembali kepada hal-
ekstrinsik yang sesuai (sama ada peneguhan
hal yang benar dan/atau yang tertib. Alat
positif atau negatif) sementara pembelajaran
pendidikan represif diadakan bila terjadi suatu
dikatakan berakhir apabila perubahan tingkah
perbuatan yang diangap bertentangan dengan
laku dapat dibentuk dan dikekalkan. Seorang
peraturan-peraturan atau suatu perbuatan yang
guru harus berperan sebagai berikut:
dianggap melanggar peraturan. Penguatan
diteruskan
jika
terdapat
1. Petugas social, yaitu seorang guru harus membantu
untuk
kepentingan
masyarakat.
menerus
hukuman juga. Menyajikan stimulus tidak menyenangkan
2. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus
negatif dan penghapusan sebenarnya bernilai
menuntut
ilmu
pengetahuan.
dalam
pemakaian
teknik
penguatan negatif maupun tidak memberikan penguatan yang diharapkan siswa dalam teknik penghapusan, pada dasarnya adalah
3. Orang tua, yaitu mewakili orang tua
hukuman walaupun tidak langsung. Kalau
murid disekolah atu di kampus dalam
penguatan negatif dan penghapusan dapat
pendidikan anaknya.
dikatakan hukuman tidak langsung, maka
4. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa
yang dimaksud dengan hukuan di sini adalah
mencarikan teladan yang baik untuk
hukuman langsung, dalam arti dapat dengan
siswa.
segera menghentikan tingkah laku siswa yang
5. Pencari
keamanan,
yaitu
yang
menyimpang.
senantiasa mencarikan rasa aman bagi
Pendidikan adalah usaha sadar dan
siswa. Guru menjadi tempat berlindung
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
bagi siswa-siswa untuk memperoleh
dan proses pembelajaran agar peserta didik
rasa aman dan puas di dalamnya.8
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Hukuman sebagai salah satu teknik
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengelolaan kelas sebenarnya masih terus
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
menjadi bahan perdebatan. Akan tetapi, apa
akhlak
8
Usman. lop.cit. h. 13
mulia,
serta
keterampilan
yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|6
mengulanginya.9Sedangkan
menghukum
pendidikan sebagaimana terungkap di atas
adalah
mengadakan
yakni
potensi
nestapa/penderitaan dengan sengaja kepada
kognitif, sikap dan keterampilan peserta didik
anak yang menjadi asuhan kita dengan
maka pendidik/tenaga kependidikan memikul
maksud supaya penderitaan itu betul-betul
tanggung
dirasainya untuk menuju kearah perbaikan.10
negara.
Sehubungan
untuk
dengan
mengembangkan
jawab
untuk
tujuan
membimbing,
mengajar dan melatih murid atas dasar norma-
memberikan
Hukuman
atau
dalam
pembelajaran
norma yang berlaku baik norma agama, adat,
diberikan untuk menakut-nakuti anak, agar
hukum, ilmu dan kebiasaan-kebiasaan yang
anak tidak melakukan pelanggaran atau
baik. Untuk mewujudkan tujuan itu perlu
perbuatan yang dilarang. Dalam hal ini nilai
ditanamkan sikap disiplin, tanggung jawab,
didik telah ada, namun perlu diingat oleh para
berani mawas diri, beriman dan lain-lain.
pendidik jangan sampai anak itu berbuat
Hukuman pun sering diterima siswa manakala
kesalahan
mereka
Melainkan tidak berbuat kesalahan lagi
melanggar tata tertib yang telah
disepakati.
Hukuman
hanya
rasa
takut
saja.
dimaksudkan
karena boleh jadi anak akan tunduk hanya
sebagai upaya mendisiplinkan siswa terhadap
dilandasi takut saja kepada pendidik, maka
peraturan yang berlaku. Sebab, dengan sadar
jika tidak ada pendidik kemungkinan besar
pendidik memegang prinsip bahwa disiplin itu
sekali ia akan mengulangi perbuatannya. Ia
merupakan kunci sukses hari depan. Apakah
akan
bentuk-bentuk hukuman bisa dikembangkan
sembunyi, jika terjadi demikian maka dapat
untuk
dikatakan bahwa nilai didik dari hukuman itu
mendisiplinkan
itu
lagi,
siswa?
Pertanyaan
seperti inilah menjadi dilema bagi kaum pendidik dalam mengemban kewajiban dan tanggung jawabnya. Hukuman
adalah
tindakan
yang
dijatuhkan kepada anak secara sadar dan
melakukan
perbuatannya
secara
sangat minim sekali. Teachers who threaten students with terrible punishment and then do not carry them out are doing both the class and themselves a disservice, hopefully threats are not necessary, but it is absolutely fatal
sengaja sehingga menimbulkan nestapa, dan dengan adanya nestapa itu anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya
untuk
tidak
9
Indrakusuma, A.D.. Pengantar Ilmu Pengetahuan. (Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang, 1973), h. 14 10
Suwarno. Pengantar Ilmu Pendidikan. (Jakrta: PT. Rineka Cipta, 1992), h. 115
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|7
to say that some action is going to be taken if it is not.11
bagian dari jiwa si terhukum) bila hukuman berlangsung lama;
Menurut teori ini hukuman diberikan
Hukuman
yang
mendorong
si
untuk memperbaiki siswa yang berbuat salah
terhukum untuk mencari cara lain
dengan
tidak
(meskipun salah dan buruk) agar ia
melakukan kesalahan lagi atau insaf atas
terbebas dari hukuman. Dengan
kesalahannya,
kata
harapan
agar
insaf
selanjutnya
yang
timbul
dari
lain,
hukuman
dapat
kesadaran hatinya, sehingga tidak ingin
mendorong si terhukum melakukan
mengulangi lagi. “Penyadaran atas hal-hal
hal-hal lain yang kadangkala lebih
yang menyebabkan kegagalan ini perlu sekali
buruk daripada kesalahan yang
dengan maksud agar dengan usaha sendiri (
diperbuatnya.
Self Direction ), kita dapat mengatasinya dan
Misalnya, seorang pebelajar perlu
memperbaikinya”.12 Agar siswa insaf, maka
dihukum karena melakukan kesalahan. Jika
pendidik
pebelajar tersebut masih saja melakukan
harus
memberikan
penjelasan
diwaktu menjatuhkan hukuman dalam hal apa
kesalahan,
maka
mereka
dari
ditambahkan.
Tetapi
perbuatannya itu”. Dengan demikian siswa
mengenakkan
akan memahami segala tingkah laku dan
melakukan
akibat dari perbuatannya. Hal semacam ini
malah
akan membawa siswa pada kematangan
mendorong pebelajar untuk memperbaiki
berfikir dan kedewasaan.
kesalahannya, maka inilah yang disebut
salah
Ada
dan
apa
beberapa
akibat
alasan
sehingga
hukuman itu perlu dipertimbangkan:
Pengaruh perubahan
hukuman tingkah
laku
hukuman jika
pebelajar
kesalahan)
ditambah)
dan
harus
sesuatu
tidak
(sehingga dikurangi
ia
(bukan
pengurangan
ini
penguatan negatif. Lawan dari penguatan negatif adalah penguatan positif (positive
terhadap
reinforcement). Keduanya bertujuan untuk
sangat
memperkuat respon. Namun bedanya adalah
bersifat sementara;
penguat
positif
menambah,
sedangkan
Dampak psikologis yang buruk
penguat negatif adalah mengurangi agar
mungkin akan terkondisi (menjadi
memperkuat respons. Seorang guru perlu dorongan yang membangkitkan tingkah laku serta tingkah
11
Harmer. Jeremy. The Practice of English Language Teaching. (London and New York: Longman, 1991), h. 250 12
Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. (Cet I: Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 70
laku tertentu yang dibangkitkan daripada dorongan ini dipelajari melalui interaksi dengan
persekitaran.
Semakin
kerap
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|8
rangsangan itu dikaitkan dengan sesuatu
dapat mengaplikasikan konsep yang dipelajari
gerak balas, semakin kukuh gerak balas
di kelas ketika proses jual beli di kantin atau
terlazim itu. Sebagai contoh, apabila guru
di kedai buku sekolah. Dalam pembelajaran
memberi pujian (rangsangan) setiap kali
juga,
murid membuat hasil kerja yang baik (gerak
peneguhan tidak diberikan. Ini bermakna,
balas), maka gerak balas tersebut (hasil kerja
sekiranya
yang baik) akan dapat diteruskan walaupun
diperkukuhkan melalui ganjaran, tingkah laku
tiada pujian daripada guru. Guru juga boleh
itu mungkin akan terhapus begitu sahaja.
memotivasikan muridnya dengan ganjaran
Apabila seseorang guru berhenti memberi
yang sesuai supaya dapat mengawal tingkah
ganjaran, prestasi muridnya mungkin akan
laku
proses
merosot.
pengajaran dan pembelajarannya. Sebagai
hukuman
contoh, guru boleh memberi motivasi dalam
jawabkan secara pedagogis apabila:
yang
bentuk
dikehendaki
pujian,
dalam
hadiah
dan
kata-kata
penghapusan
sesuatu
boleh
berlaku
tingkah
Dengan
uraian
tersebut
laku
tersebut
dapat
menginsafkan
yang diingini. Guru juga boleh meningkatkan
perbuatannya yang salah.
murid-muridnya
menyediakan
suasana
dengan
pengajaran
2. Siswa
dan
berarti
dipertanggung
perangsang untuk membentuk tingkah laku
motivasi
tidak
diatas
dapat
1. Hukuman
jika
siswa
mempunyai
atas
pengertian
tentang akibat perbuatan yang baik
pembelajaran yang menyeronokkan seperti
dan buruk.
memulakan pengajaran dan pembelajaran
3. Berjanji dalam hatinya untuk tidak
dengan set induksi yang dapat menarik
mengulangi atau berjanji untuk
perhatian murid. Selain itu, guru juga perlu
memperbaiki
melibatkan
akan melakukan hal-hal yang baik.
murid-murid
pengajarannya seperti
dalam
proses
penglibatan dalam
Karena
kesalahannya
hal-hal
yang
dan
demikianlah
aktiviti berkumpulan, perbincangan, projek
hukuman yang bersifat memperbaiki sering
dan sebagainya. Melalui aktiviti seperti ini
disebut hukuman pedagogis. Jadi hukuman
murid-murid dapat belajar dengan lebih
itu
berkesan karena pembelajaran boleh berlaku
terutama hukuman yang bersifat pedagogis,
melalui latihan, kebiasaan dan pengalaman.
menghukum bila perlu jangan terus menerus
Dalam proses pembelajaran juga, generalisasi
dan hindarilah hukuman jasmani agar otak
boleh
anak
berlaku
di
mana
murid
dapat
dapat
didik
diterapkan
tidak
dalam
pendidikan
terkunkung.
Dalam
melakukan tingkah laku yang sama di dalam
memberikan suatu hukuman, para pendidik
situasi yang berlainan. Sebagai contoh, murid
hendaknya
berpedoman
kepada
perinsip
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|9
“Punitur,
Quia
Peccatum
est”
artinya
dihukum karena telah bersalah, dan “Punitur,
pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
ne Peccatum” artinya dihukum agar tidak
Stimulus adalah apa yang merangsang
lagi berbuat kesalahan. Satu-satunya hukuman
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,
yang dapat diterima oleh dunia pendidikan
perasaan, atau hal-hal lain yang dapat
ialah hukuman yang bersifat memperbaiki,
ditangkap melalui alat indera. Sedangkan
hukuman
anak
respon adalah reaksi yang dimunculkan
kepada keinsafan atas kesalahan yang telah
peserta didik ketika belajar, yang dapat pula
diperbuatnya. Dan dengan adanya keinsafan
berupa
ini, anak akan berjanji di dalam hatinya
gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah
sendiri tidak akan mengulangi kesalahannya
laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud
kembali. Hukuman yang demikian inilah yang
konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak
dikehendaki oleh dunia pendidikan.
konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
yang bisa
menyadarkan
pikiran,
Meskipun
Belajar merupakan akibat adanya antara
stimulus
dan
atau
behaviorisme
sangat
mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat
2) Tekanan Dalam Pengajaran
interaksi
aliran
perasaan,
respon.13
menjelaskan
bagaimana
cara
mengukur
tingkah laku yang tidak dapat diamati. Dalam
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
melaksanakan
dia
perubahan
pada umumnya guru menggunakan metode
perilakunya. Yang penting dalam belajar
secara sembarangan. Penggunaan metode
adalah input yang berupa stimulus dan output
secara sembarangan ini tidak berdasarkan
yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja
pada analisis kesesuaian antara tipe isi
yang
pelajaran dengan tipe kinerja (performansi)
dapat
menunjukkan
diberikan
sedangkan
guru
respon
kepada
berupa
pebelajar,
reaksi
atau
yang
menjadi
kegiatan
sasaran
belajar-mengajar,
belajar.
Padahal
tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang
keefektifan suatu metode pembelajaran sangat
diberikan oleh guru tersebut. Yang dapat
ditentukan oleh kesesuaian antara tipe isi
diamati adalah stimulus dan respon, oleh
dengan tipe performansi. Suatu prestasi
karena itu apa yang diberikan oleh guru
belajar memerlukan kondisi belajar internal
(stimulus) dan apa yang diterima oleh
dan kondisi belajar eksternal yang berbeda. Suatu metode pembelajaran seringkali hanya
13
Slavin, R.E. Educational Psychology: Theory and Practice. (Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon, 2000), h.143
cocok untuk belajar tipe isi tertentu di bawah kondisi tertentu. Hal ini berarti bahwa untuk belajar tipe isi yang lain di bawah kondisi
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|10
yang lain, diperlukan metode pembelajaran
indisipliner
yang berbeda.
pembelajaran;
Membangkitkan motivasi siswa jauh
dalam
3. Memperhitungkan,
proses
mengubah,
lebih produktif daripada seorang guru yang
serta mengarahkan perilaku kerja
terus memberi tekanan keapada siswa. Tugas
kepada
guru adalah membangkitkan motivasi anak
pembelajaran.
tujuan
dan
sasaran
sehingga ia mau melakukan belajar. Motivasi
Failure is not just a matter of wrong
dapat timbul dari dalam diri individu dan
answer; learner should be aware that they are
dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar
failing if they have done significantly less
dirinya.14 Siswa yang memiliki motivasi akan
than they could have.15 Salah satu yang paling
mampu mendorongnya untuk melakukan
mendasar bagi seorang tenaga pengajar adalah
sesuatu yang menyebabkan kesiapan untuk
menyadarkan anak didik ketika mereka gagal
memulai serangkaian tingkah laku atau
bukan justru semakin menekan kondisi
perbuatan
mentalnya
(termasuk
kesiapannya
untuk
memulai dan menerima mata pelajaran). Guru
suasana
yang
kondusif
untuk
hanya
justru
akan
menghilangkan daya kreatifits anak didik.
bertanggungjawab untuk menciptakan kelas dalam
yang
Dengan bermodalkan kewibawaan dan kemampuan dalam mengembangkan materi
menghindari siswa agar tidak merasa tertekan
pelajaran,
dalam proses pembelajaran. Guru sangat
dihormati serta mendapat kepercayaan dari
penting
untuk
penyadaran
anak didik tanpa harus memberi hukuman dan
kepada
anak
menghindari
tekanan kepada anak murid yang pada
memberikan didik
untuk
kegagalan dalam proses pembelajaran.
dasarnya
Mengingat pentingnya motivasi dalam kehidupan
pembelajaran,
maka
menjadi
insyaallah
hanya
guru
akan
akan
membunuh
selalu
daya
kreatifitas anak murid itu sendiri. Terlepas pentingnya membangikitkan motivasi siswa,
kewajiban utama bagi setiap pendidik secara
guru
terus-menerus untuk berusaha:
kesempatan kepada siswa untuk sedikit demi
1. Mengamati
dan
juga
harus
mampu
menyediakan
memahami
sedikit mengurangi ketergantungannya pada
perilaku kerja diri sendiri dalam
guru sehingga mereka mampu membimbing
proses pembelajaran;
kegiatannya sendiri. Siswa juga diharapkan
2. Mencari dan menentukan sebabsebab
perilaku
kerja
yang 15
14
Usman. lop.cit, hal. 29
Ur. Penny. A Course in Language Teaching: Practice and Theory. (New York: Cambridge University Press, 1996), h. 278
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|11
mampu melakukan self-control dan self
dari
tidak
activity melalui proses bertahap.
menguasai
tahu
menjadi
menjadi
tahu,
tidak
menguasai. Proses
Anak-anak tidak boleh dididik dengan
belajar mengajar diharapkan kepada guru
ketakutan. Janganlah dibina dengan paksaan-
untuk menghindari hukuman yang bisa
paksaan yang tidak mereka pahami. Seorang
membunuh
kreatifitas
pendidik
melaingkan
guru
yang
ingin
memaksakan
anak
diharapkan
mampu
kehendaknya kepada anak-anak, secara tidak
menciptakan
sadar sedang mengajarkan bahwa kebenaran
komunikatif agar anak didik tidak meras
itu (harus dilakukan) dengan paksaan. Efek
tertekan dalam proses pembelajaran dan
negatif lain dari kekerasan yang diterima
senantiasa
anak-anak adalah anak-anak tidak melakukan
membangkitkan
pelanggaran karena takut akan pukulan
kreatifitas anak didik.
sementara sifat buruknya tetap bersemayam di
pola
didik
member
interaksi
dukungan
motivasi
yang
untuk
dan
daya
Seorang guru diharapkan mampu
dalam dirinya. Pukulan tidak membawa
memberi
kebaikan sama sekali bahkan merugikan.
memberi rangsangan dan dukungan agar
Rasa sakit itu akan masuk dalam memorinya.
anak murid memiliki keinginan untuk
Masih ada guru dan orangtua yang sampai
memporeleh
sekarang berpikiran bahwa anak-anak harus
merasa
belajar sesuatu dengan pukulan, padahal anak-
pembelajaran
anak yang sering menerima kedisiplinan yang
pembelajaran sesuatu yang optimal.
keras
tersebut
sebenarnya
rasa
aman
pelajarah
tertekan
dan
senantiasa
tanpa dalam
sehingga
mereka proses proses
berusaha
Guru hendaknya memberikan nasehat
memerankan anak yang baik di depan mata
kepada siswanya dengan kelembutan. Guru di
orangtuanya,
tuntut berperan sabagai orang tua yang dapat
sementara
jiwanya
membelakangi mereka.
merasakan apa yang dirasakan anak didiknya, jika anak memperlihatkan suatu kemajuan, seyogianya
C. Kesimpulan Berdasarkan jawaban
penjelasan
permasalahan,
maka
menciptakan
sistem
memuji
hasil
usaha
atau
muridnya, berterima kasih padanya, dan
penulis
mendukungnya terutama di depan teman-
menyimpulkan: Mengajar adalah usaha untuk
guru
temannya.
lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses
DAFTAR PUSTAKA
belajar itu secara optimal. Paradigma mengajar adalah mentrasnform anak didik
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|12
Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Cet I:
Jakarta:
PT.
Grasindo,
2002.
Press, 1996. Usman,
Hamalik, O. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
PT
Bumi
Aksara,
2001.
Moh.
Uzer.
Menjadi
Guru
Profesional.
Edisi
Kedua:
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya, 2011.
Harmer. Jeremy. The Practice of English Language Teaching. London and
York: Cambridge University
New
York:
Longman,
Zamroni. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000
1991. Indrakusuma,
A.D..
Pengantar
Pengetahuan.
Ilmu Malang:
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang, 1973. Nasution, S. Azas-azas Kurikulum. Bandung: Jemars, 1982. Rusyan.
Tabrani.
A
dan
Kesejahteraan
Sutisna. dan
M.
Motivasi
dalam Meningkatkan Efektifitas Kinerja Guru. Tangerang: PT. Intimedia Ciptanusantara, 2008. Sagala,
Syaiful.
Konsep
dan
Makna
Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Belajar
dan
Problematika Mengajar.
Bandung: Alfabeta, 2003. Slavin, R.E. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon, 2000. Suwarno. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakrta: PT. Rineka Cipta, 1992. Ur. Penny. A Course in Language Teaching: Practice
and
Theory.
New
Jurnal Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN Ambon
|13