HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI Oleh; Sulistyarini1), Basuki Rohmat2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners ABSTRAK Latar Belakang: Pelaksanaan pelayanan kesehatan agar sesuai dengan tujuan dan harapan pemerintah yaitu dapat dilaksanakannya pengobatan pasien dengan baik sehingga pasien dapat lekas sembuh dan tidak kambuh lagi. Peneliti tertarik mengambil judul hubungan tingkat pengetahuan dan pendapatan dengan kepatuhan dalam perawatan pasien diabetes melitus karena masih banyak pasien yang sembuh dari penyakitnya tapi kambuh lagi, hal itu disebabkan karena pasien tidak patuh dengan petunjuk dari medis dan paramedis. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan pendapatan dengan kepatuhan dalam perawatan pasien diabetes mellitus yang dilakukan pada 21 responden di ruang Penyakit Dalam RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independent dan dependent hanya satu kali pada suatu saat. Hasil: Berdasarkan hasil dari pengolahan data observasi paneliti dapat simpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan pendapatan dengan kepatuhan dalam perawatan pasien diabetes mellitus di RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi dengan p = 0.000 < 0.05.Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien yang tingkat pengetahuan tinggi dan pendapatan tinggi akan patuh pada perawatan diabetes melitus. Sebaliknya pasien yang tingkat pengetahuan kurang dan pendapatan kurang cenderung tidak akan patuh pada perawatan diabetes mellitus. Saran–Diharapkan perlu adanya pendidikan kesehatan tentang pentingnya perawatan pasien diabetes mellitus, agar pasien mengerti cara merawatnya. Selain itu perlu digali faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan dalam perawatan pasien diabetes mellitus. Kata kunci
: Tingkat pengetahuan, pendapatan, kepatuhan, pasien DM
7
agar lekas sembuh dan tidak kambuh lagi
PENDAHULUAN Penyakit DM adalah merupakan suatu
kelompok
penyakit
nampaknya ada hal yang penting agar
metabolik
penanganan
pasien
tersebut
dapat
dengan karakteristik hiperglikemia yang
bermanfaat dan dirasakan oleh pasien.
terjadi
sekresi
Namun hal tersebut terkadang diabaikan
insulin,kinerja Insulin atau kedua-duanya.
oleh pasien itu sendiri, sehingga pada saat
(Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, 2009 ) .
pengobatan dilakukan oleh medis dan
karena
kelainan
Organisasi kesehatan Sedunia (
paramedis
yang dirasa sudah
WHO ) pada tahun 2001 menyebutkan
dengan
jumlah
Indonesia
pasien sakitnya tidak cepat sembuh dan
mencapai 8,6 %. Depkes RI tahun 2001
apabila sudah sembuh, kambuh lagi
menyebutkan terdapat 7,5 % Penduduk
setelah
Jawa dan Bali menderita DM.
dikarenakan
penderita
DM
di
Menurut data keadaan morbiditas
prosedur
sesuai
pulang
pengobatan
namun
dari
rumah
sakit,
petunjuk
(advis)
yang
diberikan oleh dokter tidak dilaksanakan
pasien rawat inap RSUD Dr. Raden
oleh pasien.
Soedjati Purwodadi pada tahun 2010 , dari
Menurut Mubarok et.al (2007)
595 orang pasien terdapat 206 orang
perilaku
pasien atau 34,62 % yang dirawat dengan
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan
penyakit DM. Dalam Survey tiga bulan
,sikap,kepercayaan ,tradisi dari orang atau
terakhir pada Tahun 2011 terdapat angka
masyarakat
kekambuhan pasien DM dari 10 %
ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku
menjadi 20 %.
para
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
seseorang/masyarakat
petugas
kesehatan,
tujuannya adalah agar dapat dilaksanakan
yang
bersangkutan,
kesehatan
juga
tentang
terhadap
mendukung
dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
penanganan dalam pengobatan pasien
Menurut
adalah
(2005),
berjalan dengan baik sesuai prosedur
perilaku
pengobatan sehingga setiap penyakit yang
didasarkan oleh prinsip-prinsip kesehatan.
dialami pasien dapat lekas sembuh dan
Perilaku adalah suatu respon seseorang
tidak kambuh lagi.
terhadap stimulus yang berkaitan dengan
Dalam rangka untuk mencapai
sehat
machfoed perilaku
yang
sakit dan penyakit, system pelayanan
tujuan pengobatan pasien bagi penderita
kesehatan, makanan serta lingkungan. 8
Menurut Faturrahman dan Mollo (1995)
tingkat
dengan
pendapatan
kemiskinan
berpengaruh masyarakat.
pada
berkaitan
yang status
Faktor-faktor
pengobatan penyakitnya lekas sembuh dan tidak kambuh lagi setelah pengobatan.
akan
Namun
kesehatan
yang berpengetahuan
dan pendapatan
yang
baik selalu mematuhi petunjuk dokter
mempengaruhi antara lain adalah jenis
apabila ia sakit dan begitu pula sebaliknya.
pekerjaan,
Hal
pendidikan
lain
tidak selamanya orang
formal
kepala
ini
menjadikan
kami
tertarik
keluarga, jumlah anggota keluarga dan
mengadakan penelitian apa yang menjadi
lain-lain. ( Sumiarto, 1993 ).
sebab faktor tersebut dan perlu digali
Dalam hal ini berdasarkan uraian
penyelesaiaannya apabila terjadi pada
diatas dapat dikatakan bahwa sikap dan
pasien yang tidak melaksanakan petunjuk
perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh
dokter.
beberapa faktor antara lain pengetahuan
Mengingat pentingnya pengaruh
dan pendapatan seseorang. Begitu pula
tingkat
sikap dan perilaku seorang pasien DM
terhadap
untuk melaksanakan advis dari paramedis
melaksanakan
dan medis juga sangat dipengaruhi oleh
pelaksanaan pengobatan dapat berjalan
tingkat
secara maksimal sehingga sakit yang
pengetahuan
dan
pendapatan
mereka.
pengetahuan
dan
kepatuhan
pendapatan
pasien
petunjuk
doker
untuk agar
diderita cepat sembuh dan tidak kambuh
Begitu pula sikap dan perilaku
lagi setelah pengobatan , maka dalam
seorang pasien untuk mematuhi petunjuk
penelitian ini kami mengambil judul :
dokter sangat dipengaruhi oleh
Hubungan
tingkat
pengetahuan
pendapatan
dengan
kepatuhan
tingkat
pengetahuan dan pendapatan mereka. Seorang
pasien
dan dalam
yang
perawatan pasien DM
yang
Soedjati Purwodadi. Tujuan umum dalam
baik, akan bersikap dan berperilaku yang
penenilitian ini adalah untuk mengetahui
baik dalam memperhatikan kesehatan
hubungan
dirinya, sehingga timbul kesadaran untuk
pendapatan
mematuhi
tentang
perawatan pasien DM di RSUD Dr. R.
kesehatan diantaranya mematuhi petunjuk
Soedjati Purwodadi. Sedangkan tujuan
dokter pada saat meraka sakit agar
khususnya
berpengetahuan dan pendapatan
petunjuk-petunjuk
tingkat dengan
adalah
di RSUD dr. R.
pengetahuan kepatuhan
untuk
dan dalam
mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dengan 9
kepatuhan dalam perawatan pasien DM,
yang rawat inap di RSUD dr R. Soedjati
mengetahui hubungan tingkat pendapatan
Purwodadi sebanyak 44 pasien pada dua
dengan kepatuhan dalam perawatan pasien
bulan terakhir tahun 2011, atau rata-rata
DM,
mengetahui
pengetahuan kepatuhan pasien DM
hubungan
tingkat
dalam satu bulan adalah 22 pasien tiap
dan
pendapatan
dengan
bulan. Dalam penelitian ini menggunakan
dalam
perawatan
seorang
“Non probability sampling (consecutive
di RSUD dr R. Soedjati
sampling)” sebesar 21 orang. Instrumen
Purwodadi.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Jenis penelitian adalah deskriptif dengan
dalam
pertanyaan-pertanyaan
METODOLOGI
korelatif
kuesioner
pendekatan
dengan
tingkat
yang
bentuk berkaitan
pengetahuan
dan
cros
pendapatan dengan kepatuhan pasien DM
sectional. Pada penelitian ini populasinya
untuk melaksanakan advis medis dan
adalah semua pasien Diabetes Melitus
paramedis.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam
Perawatan
diabetes
melitus. Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan dalam perawatan diabetes mellitus Tingkat Kepatuhan Jumlah Pengetahuan Patuh Tidak Patuh Baik 5 0 5 23,81% 0% 23,81% Cukup 4 1 5 19,04% 4,76% 23,81% Kurang 0 11 11 0% 52,38% 52,38% Jumlah 9 12 21 42,85% 57,15% 100% Berdasarkan tabel diatas di ketahui responden ( 23,81% ) semua patuh, bahwa frekuensi paling banyak adalah
sedang yang mempunyai pengetahuan
tingkat
cukup sebanyak 5 responden ( 23,81%)
pengetahuan
kurang
yaitu
sebanyak 11 responden ( 52,38% ternyata
semua tidak patuh
)
yang patuh 4 responden (19,04% ) dan
dan yang
yang tidak patuh 1 responden ( 4,76 % ).
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 5 10
Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan
Kepatuhan Dalam Perawatan diabetes
melitus. Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan tingkat pendapatan dengan kepatuhan dalam perawatan diabetes melitus. Tingkat Kepatuhan Jumlah Pendapatan Patuh Tidak Patuh Baik 8 0 8 38,09% 0% 38,09% Cukup 1 2 3 4,76% 9,53% 14,29% Kurang 0 10 10 0% 47,62% 47,62% Jumlah 9 12 21 42,85% 57,15% 100% Berdasarkan tabel diatas di ketahui 38,09% ) semua patuh, sedang yang bahwa frekuensi paling banyak adalah
mempunyai pendapatan cukup sebanyak 3
tingkat pendapatan kurang yaitu sebanyak
responden ( 14,29%)
10 responden ( 47,62% ) ternyata semua
responden (4,76% ) dan yang tidak patuh 2
tidak patuh
responden ( 9,53% ).
dan yang mempunyai
yang patuh 1
pendapatan baik sebanyak 8 responden ( Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Pendapatan Dengan
Kepatuhan Dalam
Perawatan Diabetes Melitus. Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan tingkat pengetahuan dan pendapatan dengan kepatuhan dalam perawatan DM Tingkat Pengetahuan Kepatuhan Jumlah Dan Pendapatan Patuh Tidak Patuh Baik 6 0 6 28,57% 0% 28,57% Cukup 3 1 4 14,29% 4,76% 19,04% Kurang 0 11 11 0% 52,38% 52,38% Jumlah 9 12 21 42,85% 57,15% 100% Berdasarkan tabel diatas di ketahui
52,38% )
ternyata semua tidak patuh
bahwa frekuensi paling banyak adalah
dan yang mempunyai pengetahuan dan
tingkat
pendapatan
pendapatan baik sebanyak 6 responden (
kurang yaitu sebanyak 11 responden (
28,57% ) semua patuh, sedang yang
pengetahuan
dan
11
Keperawatan Medikal Jakarta : EGC.
mempunyai pengetahuan dan pendapatan cukup sebanyak 4 responden ( 19,04%)
Depkes RI (2001). Penderita kencing manis. From http:/www.indonesiaindonesia.com /f/9002-indonesia-urutan-4penderita-kencing-manis/
yang patuh 3 responden (14,29% ) dan yang tidak patuh 1 responden ( 4,76% ). Dari hasil analisis p value = 0.000 yang berarti Ho ditolak Ha diterima
Widharto (2007). Kencing Manis (Diabetes). Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.
artinya ada hubungan yang signifikan antara
tingkat
pendapatan
pengetahuan
dan
kepatuhan
dalam
dengan
Faturahman dan Kemiskinan dan Pedesaan Jawa Suseno 1992. Kependudukan. UGM.
perawataan pasien diabetes mellitus.
KESIMPULAN Berdasarkan
data
diatas
Machfoed (2005). Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan. Yogyakarta : UGM.
pengetahuan baik dan pendapatan baik, cenderung akan menjalankan atau patuh perawatan
Sebaliknya
pasien
pengetahuan
kurang
kurang
pasien
diabetes
mellitus.
yang
tingkat
dan
tersebut
Mubarok, W. I, Chayatin. N, Rozikin. K, Supradi.(2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
pendapatan tidak
Mollo (1995). Kependudukan di : Analisis Data Pusat Penelitian Yogyakarta :
dapat
disimpulkan bahwa pasien yang tingkat
dalam
Bedah.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
akan
menjalankan atau tidak patuh dalam
Nursalam (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
perawatan diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Sarwono, S. (1997). Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
A.Y.Sutedjo. (2010). 5 Strategi Penderita Diabetes Melitus Berusia Panjang. Yogyakarta : Kanisius (Anggota IKAPI).
Sobel. B. J. & Bakris, G.L. (1999). Diabetes Mellitus, pedoman klinis diagnosis dan terapi. Jakarta : Hipokrates.
Brunner & Suddarth. Diterjemahkan oleh Agung Waluyo (2002). Buku Ajar
Sugiyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Edisi 2. Bandung : CV Alfabeta. 12
Sumiarto. (1993). Perumahan dan Pemukiman, Sejarah dan Tatangan di Depan, Forum Perencanaan Pembangunan Vol 1 nomor 2, Desember 1993. Yogyakarta : UGM.
Sustrani, Alam, Hadibroto. (2004). Diabetes. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
13