HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014 Vineu Triyani Nurjanah Yuldan Faturahman dan Sri Maywati Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Siliwangi (
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Pendekatan praktis yang digunakan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ergonomi di tempat kerja adalah dengan mempertimbangkan keseimbangan dan keselarasan antara pekerja dan komponen sistem kerja tersebut. Dengan mempertimbangkan keterbatasanketerbatasan yang ada pada pekerja, kondisi fisik dan kebiasaan bekerja maka perencanaan berbagai sistem kerja yang mengaplikasikan prinsip-prinsip ergonomi dapat mengurangi stres fisik yang berlebihan dan tercapainya penampilan yang optimal demi terciptanya peningkatan produktivitas kerja, serta mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan muskuloskeletal dan gangguan kesehatan lain pada pekerja. Masyarakat Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya merupakan masyarakat yang sebagian besar bekerja di industri paving blok, salah satu kegiatan di industri paving blok adalah teknik angkat beban dengan menggunakan tenaga kerja manusia dengan cara mengangkat yang dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal. Jenis penelitian ini Cross-sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan teknik angkat beban dengan keluhan muskuloskeletal di industri paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian ini adalah Cross-sectional. Dengan sampel sebanyak 31 orang, data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil analisis menunjukan bahwa ada hubungan antara teknik angkat beban dengan keluhan muskuloskeletal di industri paving blok Desa Mekarwangi dengan nilai α= 0,032. Pada pekerja disarankan agar melakukan sikap kerja yang ergonomi agar tidak mengalami keluhan muskuloskeletal.
Kata kunci Daftar Pustaka
: angkat beban, keluhan muskuloskeletal : 5 (2004-2012)
ABTRACT
EXPENSES ASSOCIATED WITH LIFTING TECHNIQUE MUSCULOSKELETAL COMPLAINTS BLOCK PAVING IN INDUSTRIAL DISTRICT VILLAGE MEKARWANGI CISAYONG TASIKMALAYA DISTRICT 2014
Practical approach is used to apply the principles of ergonomics in the workplace is to consider the balance and harmony between workers and the working system components. Taking into account the limitations of existing workers, physical condition and work habits then planning the various systems work applying the principles of ergonomics can reduce excessive physical stress and achieve optimal performance for the creation of the increase in labor productivity, and reduce the likelihood of musculoskeletal disorders and other health problems in workers. Village Community Mekarwangi Cisayong District of Tasikmalaya Regency is that most people working in the industry paving blocks, one block paving kegianatan industry is weight lifting techniques using human labor by lifting that may cause musculoskeletal complaints. This type of cross-sectional studies. The purpose of this study was to determine the relationship of weight training techniques with musculoskeletal disorders in industrial paving block Cisayong Mekarwangi Village District of Tasikmalaya regency. The research is a cross sectional. With a sample of 31 people, the data were analyzed using the chi-square test. The results of the analysis showed that there is a relationship between weight lifting techniques with musculoskeletal disorders in industrial paving block Mekarwangi Village with value α = 0.032. Suggested that workers do work attitude ergonomics so as not to musculoskeletal complaints.
Keywords: weightlifting, musculoskeletal complaints Bibliography: 5 (2004-2012)
A. PENDAHULUAN Dunia industri di Indonesia juga masih banyak yang menggunakan tenaga manusia dalam penanganan material. Kelebihan MMH (Manual Material Handling) bila dibandingkan dengan penanganan material menggunakan alat bantu adalah fleksibilitas gerakan yang dapat dilakukan untuk beban-beban ringan. Akan tetapi, aktifitas MMH diidentifikasi berisiko besar sebagai penyebab utama penyakit tulang belakang (Low Back Pain). Menurut Luopajarvi (1990) dalam Astuti (2007) beban kerja yang berat, postur kerja yang salah dan perulangan gerakan yang tinggi serta adanya getaran terhadap keseluruhan tubuh merupakan keadaan yang memperburuk penyakit tersebut. Gerakan-gerakan manusia dalam bekerja perlu dirancang secara ergonomis agar tidak menimbulkan mudah lelah atau nyeri. Pekerjaan angkat angkut atau bongkar muat yang dilakukan secara manual merupakan pekerjaan yang melibatkan pengerahan otot baik secara statis dan dinamis. Apabila otot menerima beban statis secara berulang akan dapat menimbulkan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon sehingga menimbulkan keluhan muskuleskeletal. (Grandjean dan lemaster dalam Tarwaka, 2004:117) Laporan dari The Bureau of labour statistick (LBS) Departemen Tenaga Kerja Amerika serikat menunjukan bahwa hampir 20% dari semua kasus sakit akibat kerja dan 25% biaya konpensasi yang dikeluarkan sehubungan dengan adanya keluhan pinggang. Hasil estimasi yang dipublikasikan oleh NIOSH menunjukan bahwa biaya konpensasi untuk keluhan otot skeletal mencapai 13 milyar US dolar setiap tahun. Biaya tersebut merupakan biaya yang besar bila dibandingkan dengan biaya konpensasi untuk keluhan/ sakit akibat kerja lain (NIOSH, 1996) sementara itu National Safety Council melaporkan bahwa sakit akibat kerja frekuensi kejadiannya paling tinggi adalah sakit punggung yaitu 22% dari 1.700.000 kasus (Water, ett al dalam Tarwaka 2004; 118) Penelitian ini berawal dari banyaknya data mengenai jumlah penderita penyakit gangguan muskuloskeletal di Kabupaten Tuban. Pada tahun 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban mencatat penderita gangguan muskuloskeletal sebanyak 64.246 orang, angka ini menembus tingkat ke 2 terbanyak dari 15 penyakit lain yang diderita oleh warga Kabupaten Tuban (Tuban dalam Angka, 2012). Jumlah ini diketahui dari pasien yang berobat di puskesmas yang ada diseluruh Kabupaten Tuban. Masyarakat Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya merupakan masyarakat yang mata pencahariannya hampir sebagian bekerja di industri paving blok. Proses produksi dilakukan mulai dari pencampuran bahan baku dengan
mesin molen kemudian di press dengan mesin press, sudah berbentuk lalu di jemur, dan dimasukan ke gudang. Pada proses penjemuran dan paving blok di masukan ke gudang ini menggunakan tenaga kerja manusia dengan cara mengangkat. Teknik angkat beban yang digunakan pada proses tersebut yaitu dengan cara memanggul, paving blok diletakan diatas bahu dan di sangga oleh tangan. Setiap kali pekerja mengangkat paving blok kurang lebih 16 kg dengan 125 kali mengangkat beban setiap pekerja, otot yang paling berat menerima beban yaitu otot bahu karena ditumpukan pada bahu, dan tulang belakang tidak dibebaskan dari pembebanan. Cara mengangkat beban dari bawah ke atas selalu membungkukan badan jadi tekanan yang besar terjadi di daerah pinggang dan adapula pekerja yang meletakan beban di pinggir pinggul dengan disangga oleh kedua tangan yang memungkinkan terjadinya pegel-pegel pada tangan. Pekerjaan ini dilakukan sampai pembuatan paving blok habis dan paving blok kering masuk ke gudang. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada pekerja khusus di bagian angkatangkut industri paving blok di Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya,
dari
20
orang
pekerja
mengalami
keluhan
subyektif
(keluhan
muskuloskeletal) berupa pegal-pegal pada lengan, sakit pundak, sakit bahu, sakit punggung, sakit pinggang, sakit kaki yaitu 13 orang dengan presentase 65%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai “Hubungan teknik angkat beban dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja di industri paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan observational analitik yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan antar variabel yang kemudian dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul. Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik angkat beban sebagai variabel bebas yang diteliti dengan observasi dan keluhan muskuloskelealsebagai variabel terikat yang diteliti wawancara dengan menggunakan instrument Nordic Body Map. Populasi adalah semua pekerja dibagian angkat-angkut di Industri Paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah 40 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purpose sampling dengan tujuan untuk menjaring sampel yang memenuhi syarat, yang didasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, dengan jumlah
sampelnya yaitu 31 orang responden. Hasil pengumpulan data melalui wawancara dan observasi diolah dengan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat Sejumlah 31 reponden menurut umur reponden terbanyak sebanyak 14 orang terletak pada interval umur 31-36 tahun dengan persentase 45,16% dan responden paling sedikit sebanyak 4 orang pada interval umur 37-42 dan interval umur 43-48 dengan persentase masing-masing 12,90% dan rata-rata pada interval umur 25-30 sebanyak 9 orang dengan persentase 29,04%. Menurut IMT semua responden dengan IMT normal dengan IMT minimum adalah 18,86, IMT maksimum adalah 24,43 dan IMT rata-rata nya adalah 21,25 sebanyak 2 orang atau dengan persentase 6,5%. Masa kerja kurang dari 5 tahun dengan masa kerja minimal yaitu 8 bulan dan masa kerja maksimal 4 tahun 6 bulan dengan rata-rata masa kerja 2 tahun 6 bulan. semua responden melakukan kebiasaan merokok, responden yang paling banyak melakukan kebiasaan merokok adalah dari kategori sedang sebanyak 23 orang (74,19%), paling sedikit adalah kategori berat sebanyak 1 orang (3,22%) dan yang melakukan kebiasaan merokok dengan kategori ringan adalah sebanyak 7 orang (22,58%). 2. Teknik angkat beban Tabel 4.3 Distribusi frekuensi teknik angkat beban pada pekerja industri paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014 Teknik Angkat Beban
Tidak
sesuai
(%)
yang
25
80,6
6
19,4
Lengan harus berada sedekat mungkin
22
71,0
9
29,0
16
51,6
15
48,4
Pegangan
terhadap
bahan
sesuai
(%)
diangkat harus tepat.
dengan badan dan dalam posisi lurus. Posisi tulang belakang harus tetap lurus
Dagu segera ditarik setelah kepala bisa
26
83,9
5
16,1
18
58,1
13
41,9
22
71,0
9
29,0
21
67,7
10
32,3
ditegakan Posisi kaki meregang untuk membagi momentum dalam posisi mengangkat Berat
badan
dimanfaatkan
untuk
menarik dan mendorong, sedangkan gaya untuk gerakan dan perimbangan Beban diusahakan sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui pusat gravitasi tubuh.
Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa teknik angkat beban yang paling banyak tidak sesuai yaitu pada sikap kerja poin 3 “Posisi tulang belakang harus tetap lurus” sebanyak 15 orang (48,4%) dan yang sesuai sebanyak 16 orang (51,6%), sedangkan yang paling sedikit tidak sesuai yaitu sikap kerja poin 4 “Dagu segera ditarik setelah kepala bisa ditegakan” sebanyak 5 orang (16,1%) dan yang sesuai sebanyak 26 orang (83,9%). Tabel 4.4 Distribusi frekuensi teknik angkat beban pada pekerja industri paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014 Teknik Angkat Beban Ergonomi Tidak Ergonomi Total
Frekuensi (n) 8 23 31
Persentase (%) 25,8 74,2 100
Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa responden kebanyakan melakukan sikap kerja secara tidak ergonomi sebanyak 23 orang (74,2%) dan yang melakukan sikap kerja secara ergonomi sebanyak 8 orang (25,8%)
.
3. Keluhan muskuloskeletal Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Keluhan Muskuloskeletal pada pekerja industri paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014 Keluhan Nyeri Otot Otot Leher Otot Pundak Otot Bahu Kiri Otot Bahu Kanan Otot Lengan Atas Kiri Otot Punggung Otot Lengan Atas Kanan Otot Punggung Bawah Otot Pinggang Otot Lengan Bawah Kiri Otot Lengan Bawah Kanan Otot Paha Kiri Otot Paha Kanan Otot Betis Atas Kiri Otot Betis Atas Kanan
Ya 8 14 13 18 14 17 11 14 21 12 10 9 9 12 12
(%) 25.8 45.2 41.9 58.1 45.2 54.8 35.5 45.2 67.7 38.7 32.3 29.0 29.0 38.7 38.7
Tidak 23 17 18 13 17 14 20 17 10 19 21 22 22 19 19
(%) 74.2 54.8 58.1 41.9 54.8 45.2 64.5 54.8 32.3 61.3 67.7 71.0 71.0 61.3 61.3
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari hasil Nordic Body Map memperlihatkan semua responden mengalami keluhan nyeri otot ada 15 kategori keluhan nyeri otot yang dialami responden. Responden yang paling banyak mengalami keluhan nyeri otot yaitu sebanyak 21 orang (67,7%) yaitu pada kategori otot pinggang, dan responden yang paling sedikit mengalami keluhan nyeri otot sebanyak 8 orang (25,8%) yaitu pada kategori otot leher. Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Keluhan Muskuloskeletal pada pekerja industri paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014 Keluhan Muskuloskeletal Ringan Berat Total
Frekuensi (n) 12 19 31
Persentase (%) 38.7 61.3 100
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari 31 responden yang diteliti terdapat responden yang mengalami keluhan otot berat sebanyak 19 orang (61,3%) dan responden yang mengalami keluhan otot ringan sebanyak 12 orang (38,7%).
D. Analisis Bivariat 1. Hubungan Teknik Angkat Beban Dengan Keluhan Muskuloskeletal Hubungan teknik angkat beban dengan keluhan muskuloskeletal dapat dilihat pada tabulasi silang. Data tabulasi silang tersebut memperlihatkan hubungan teknik angkat beban dengan keluhan muskuloskeletal dan dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Hubungan Teknik Angkat Beban dengan Keluhan Muskuloskeletal pada pekerja industri paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya No
1 2
Teknik Angkat Beban
Ergonomi Tidak Ergonomi Total Signifikasi (P) OR
Keluhan Muskuloskeletal Ringan Berat N % n % 6 75,0 2 25,0 6 26,1 17 73,9 12 38,7 19 61,3 0,032 8,5
Total
N 8 23 31
% 100 100 100
Dari tabel 4.7 diatas memperlihatkan pekerja yang mengalami keluhan muskuloskeletal kebanyakan mempunyai sikap kerja tidak ergonomi dengan keluhan kategori berat sebanyak 17 orang (73,9%) dan sikap kerja yang ergonomi dengan keluhan berat sebanyak 2 orang (25,0%). Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh angka probabilitas (p) sebesar 0,032 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara teknik angka beban dengan keluhan Muskuloskeletal pada pekerja di Industri Paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR yaitu 8,5 artinya responden dengan sikap kerja tidak ergonomi mempunyai peluang 8,5 kali untuk mengalami keluhan muskuloskeletal berat dibandingkan dengan pekerja dengan sikap kerja ergonomi.
Penyebab terjadinya keluhan muskuloskeletal adalah peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berulang, sikap kerja tidak ilmiah, faktor penyebab sekunder (tekanan, getaran, mikrolimat), penyebab kombinasi disamping kelima faktor penyebab terjadinya keluhan otot tersebut diatas beberapa ahli menyebutkan bahwa faktor individu seperti umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh juga dapat menjadi penyebab terjadinya keluhan otot skeletal (Peter Vi 2000 dalam Tarwaka,2004:118) Penelitian ini sesuai dengan penelitian Pulat (1992) dalam Tarwaka (2004: 289) dari hasil penelitian dilaporkan bahwa hampir seluruh tenaga kerja yang bekerja dengan sikap kerja tidak ilmiah dan dalam waktu yang lama juga mengalami gangguan sistem muskuloskeletal dan kelelahan otot setelah kerja bergilir. Disamping itu juga dilaporkan bahwa 25% kecelakaan disebabkan karena aktivitas angkat-angkut 50-60% cedera pinggang disebabkan karena aktivitas mengangkat dan menurunkan material (Pulat 1992) dalam Tarwaka (2004: 289) Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian oleh Bukhori tahun 2010 pada tukang angkat beban penambang emas dengan keluhan muskuloskeletal pada tukang angkut beban penambang emas di Kabupaten Cilograng Kabupaten Lebak menunjukan bahwa nilai P = 0,029 dimana menunjukan bahwa ada hubungan teknik angkat dengan keluhan muskuloskeletal. Keluhan otot pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pembebanan yang panjang (Suma’mur, 1987 dalam Tarwaka, 2004: 117)
E. PENUTUP 1. Simpulan
Terdapat hubungan teknik angkat beban dengan keluhan muskuloskeletal di Industri Paving blok Desa Mekarwangi Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya dengan uji Chi-square didapatkan nilai p = 0,032 yang nilainya > α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Saran
a. Bagi perusahaan Sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan atau memberitahukan kepada pekerja mengenai sikap kerja yang ergonomi dan tidak ergonomi agar pekerja setidaknya jika melakukan pekerjaan dengan sikap kerja yang ergonomi tidak mengalami keluhan otot skeletal.
b. Bagi pekerja di Industri Paving blok Pekerja melakukan sikap kerja yang sesuai dengan prinsip ergonomis, yaitu pekerja jangan bekerja dengan sikap kerja yang tidak alamiah seperti tidak membungkukan badan, kepala menunduk. c. Bagi peneliti lain Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut yang berbeda untuk membuktikan apakah ada hubungan teknik angkat beban dengan keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh pekerja diindustri paving blok tersebut betul-betul disebabkan oleh faktor-faktor diatas.
F. DAFTAR PUSTAKA Astuti, Rahmaniyah Dwi. Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat Terhadap Kelelahan Muskuloskeletal, jurnal Universitas Sebelas Maret Surakarta 2007. BPS Kabupaten Tuban. (2006). Kabupaten Tuban Dalam Angka 2012. Tuban: BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Tuban. Bukhori, Endang. Hubungan Faktor Resiko Pekerjaan dengan Terjadinya Keluhan Muskuloskeletal Disorder (MSDs) Pada Tukang Angkut Beban Penambang Emas diKecamatan Cilograng Kabupaten Lebak. Skripsi. UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta 2010. Santoso, Mursid W., Pengaruh Angkat-Angkut Terhadap Kelelahan Otot tangan Karyawan Unit Logistik PT Indo Acidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta., 2011. Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S., Ergonomi Untuk Keselamatan Kerja dan Produktivitas, Penerbit Uniba Press, Surakarta, 2004