Prosiding Pendidikan Dokter
ISSN: 2460-657X
Hubungan Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Pelajar Smpn 40 Bandung
1
Dhaifina Fajri Amasyitha, 2Yani Dewi Suryani, 3Siska Nia Irasanti 1,2,3 Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 1 e-mail:
[email protected], 2
[email protected], 3
[email protected]
Abstract: Nowadays, hypertension has become a disease for children and adolescents. One of many factors that initiated hypertension in children and adolescents is overnutrition (overweight and obesity). In West Java, the prevalence of obesity in children from age 6-14 years is 12% for boys and girls. The purpose of this study is to find the relationship between nutritional status and blood pressure. This was an analytic-descriptive studies that using cross-sectional methods. Sample was taken from population of student from age 12—15 years in SMPN 40 Bandung that meet the inclusion criteria, obtained by using consecutive sampling. Height, weight, and body mass index has been measured and implemented as nutritional status. Blood pressure was measured and implemented. Data were analyzed by using a chisquare test. The result showed that 44% students were having overnutrition status (overweight: 33%, obese: 11%). It also found that 55% students were having high blood pressure (pre-hypertension: 22%, hypertension: 33%). The male students have a dominant obesity and underweight’s percentages, while the female students have a normal and overweight’s percentages as the dominant. Among students who having overnutrition, about 79.54% were also having a high blood pressure. Based on statistical analysis using chi-square test, it has been found that there were significants relationship between nutritional status and blood pressure among students of SMPN 40 Bandung (P=0.000). It is concluded that there is a relationship between nutritional status and blood pressure, students with overnutritional status tend to have 2.22 higher probability of developing hypertension compare to students who don’t (PR: 2.22 CI: 1.520—3.263). Key Words: Nutritional Status, Blood Pressure Abstrak. Penyakit hipertensi mulai meluas menjadi masalah pada anak dan remaja. Salah satu faktor yang menginisiasi terjadinya hipertensi dimasa kanak-kanak atau remaja adalah status gizi berlebih yaitu overweight dan obesitas. Di Jawa Barat, prevalensi obesitas pada anak usia 6-14 tahun ialah 12% pada laki-laki dan perempuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan tekanan darah pada pelajar SMPN 40 Bandung. Penelitian ini menggunakan desain analitik deskriptif dengan metode cross-sectional. Sampel merupakan pelajar usia 12-15 tahun di SMPN 40 Bandung yang telah memenuhi kriteria inklusi dan diambil dengan menggunakan cara consecutive sample. Sampel diukur status gizi (berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh) dan tekanan darahnya. Uji statistika dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 44% pelajar SMPN 40 Bandung mengalami gizi berlebih (overweight: 33%, obese: 11%). Sebanyak 55% pelajar mengalami peningkatan tekanan darah (prehipertensi: 22%, hipertensi: 33%). Pelajar laki-laki memiliki persentase obese dan underweight yang lebih dominan, sedangkan pelajar perempuan memiliki persentase gizi normal dan overweight yang lebih dominan. Pada pelajar dengan status gizi berlebih, 79.54% mengalami peningkatan tekanan darah. Berdasarkan perhitungan statistika dengan menggunakan uji Chi-square, terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dan tekanan darah pada pelajar SMPN 40 Bandung (P=0.000). Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan antara status gizi dengan tekanan darah, remaja dengan status gizi berlebih berpeluang 2.22 kali lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan dengan remaja yang tidak memiliki status gizi berlebih (PR: 2.22 IK: 1.520—3.263). Kata Kunci : Status Gizi, Tekanan Darah
A.
Pendahuluan Prevalensi hipertensi pada anak dan remaja tampak meningkat dari tahun ke tahun. Menurut World Health Organization (WHO) dan The International Society of
666
Hubungan Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Pelajar Smpn 40 Bandung| 667
Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya.1 Berdasarkan data hasil pencatatan dan pelaporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan tahun 2010, prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai 6% sampai 15%. Salah satu dari beberapa faktor yang menginisiasi terjadinya hipertensi dimasa kanak-kanak atau remaja adalah status gizi berlebih yang terdiri atas overweight dan obesitas. Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC), prevalensi obesitas telah meningkat sebanyak dua kali lipat sejak 30 tahun terakhir dan obesitas tersering pada usia 2-19 tahun.2,3 Prevalensi hipertensi pada anak obesitas di dunia adalah lebih dari 30% pada laki-laki, dan 23—30% pada perempuan.4 Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi gizi berlebih pada remaja umur 13—15 tahun di Indonesia sebesar 10.8 persen, terdiri dari 8,3 persen overweight dan 2,5 persen obesitas.5 Di provinsi Jawa Barat, prevalensi obesitas pada anak usia 6-14 tahun ialah 7,4% untuk laki-laki, dan 4,6% untuk perempuan.6 Status gizi berlebih pada remaja dapat berpengaruh terhadap tekanan darah tinggi yang nanti akan menyebabkan hipertensi pada remaja. Banyaknya lemak pada tubuh anak dapat menginduksi gangguan sistem saraf simpatis, ginjal, endotel dan pembuluh darah serta hormonal.7 Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 40 Bandung karena SMP ini terletak di pusat kota sehingga populasinya cukup terjangkau untuk dijadikan subjek penelitian ini, selain itu, SMPN 40 Bandung terletak di kelurahan yang sama dengan kampus Universitas Islam Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status gizi dan tekanan darah pada pelajar SMPN 40 Bandung, juga untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan tekanan darah pada pelajar SMPN 40 Bandung. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti serta mahasiswa lain mengenai hubungan status gizi dengan tekanan darah pada remaja, serta diharapkan juga untuk mendeteksi lebih dini dan mencegah terjadinya hipertensi saat remaja agar tidak berkembang menjadi penyakit kardiovaskular saat dewasa. B.
Metode Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik deskriptif dengan metode cross sectional dan menggunakan data primer berupa pengukuran langsung berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah yang dilakukan di SMPN 40 Bandung, serta data sekunder untuk menganalisis demografi sekolahnya. Sampel didapatkan dari populasi pelajar usia 12—15 tahun di SMPN 40 Bandung Tahun Ajaran 2014—2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Pelajar dengan riwayat Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), memiliki kelainan jantung, ginjal dan atau hormonal yang dapat mempengaruhi tekanan darah, menggunakan obat-obatan antihipertensi atau yang dapat mempengaruhi tekanan darah, memiliki riwayat keluarga hipertensi saat remaja dan tidak menandatangani informed consent dieksklusi. Data status gizi kemudian diinterpretasikan dalam bentuk indeks massa tubuh (IMT) dengan menggunakan baku rujukan WHO Z-score 2007 untuk remaja usia 5—19 tahun dan CDC 2000 untuk usia 2—20 tahun, sementara data tekanan darah diinterpretasikan dengan menggunakan baku rujukan tekanan darah berdasarkan jenis kelamin dan persentil tinggi badan berdasarkan The Fourth Report on Diagnosis, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescents.
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
668 |
Dhaifina Fajri Amasyitha, et al.
Analisis data dengan menggunakan uji chi-square dan diolah menggunakan SPSS versi 20. C.
Hasil Penelitian tentang hubungan status gizi dengan tekanan darah telah dilakukan pada pelajar SMP Negeri 40 Bandung pada bulan Maret-Juni 2014. Responden berjumlah 100 orang, terdiri atas 50 orang laki-laki dan 50 orang perempuan. Secara umum, hasil berat badan, tinggi badan, IMT, tekanan darah sistol dan diastole pada pelajar laki-laki lebih besar daripada perempuan. Hasil lengkap dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Kelamin Variabel
Laki-laki (n=50)
Berat Badan Median Range Tinggi Badan Median Range IMT Mean Std. Deviation Tekanan Darah Sistol Median Range Tekanan Darah Diastol Median Range
Perempuan (n=50)
52.335 89
47.05 38.17
157.6 40
153.9 22.5
21.76 5.7
20.58 3.56
110.12 52.33
110 50
80 50
76.67 50
Pada pengukuran status gizi didapatkan sebanyak 22 orang (22%) pelajar SMPN 40 Bandung memiliki gizi kurang, sedangkan untuk gizi normal dan berlebih (overweight dan obese) sebanyak 34 orang (34%) dan 44 orang (44%). Hasil pengukuran status gizi pada pelajar SMPN 40 Bandung dapat dilihat di tabel 2. Tabel 2 Hasil Pengukuran Status Gizi Pelajar SMPN 40 Bandung Laki-laki
Status Gizi n
%
Perempuan n
Total
%
Underweight
12
24
10
20
22
Normal
13
26
21
42
34
Overweight
16
32
17
34
33
9
18
2
4
11
Obese TOTAL
50
50
100
Pada pengukuran tekanan darah didapatkan sebanyak 45 orang (45%) subjek memiliki tekanan darah normal, sedangkan 55 orang (55%) subjek memiliki tekanan
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Pelajar Smpn 40 Bandung| 669
darah tinggi, terdiri dari 22 orang (22%) subjek mengalami prehipertensi dan 33 orang (33%) mengalami hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah pada pelajar SMPN 40 Bandung dapat dilihat di tabel 3. Tabel 3 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pelajar SMPN 40 Bandung Laki-laki
Tekanan Darah
Perempuan
Total
n
%
n
%
Normal
20
40
25
50
45
Prehipertensi
12
24
10
20
22
Hipertensi
18
36
15
30
33
Total
50
50
100
Hasil pengukuran pada pelajar dengan status gizi berlebih, yang terdiri dari overweight dan obese, sebagian besar mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini ditunjukan sebanyak 35 orang (79.54%) mengalami tekanan darah tinggi, sedangkan 9 orang (20.45%) memiliki tekanan darah yang normal. Pada pelajar dengan status gizi normal, sebagian besar memiliki tekanan darah yang normal, yaitu sebanyak 27 orang (79.41%), sedangkan 7 orang (20.58%) memiliki tekanan darah tinggi. Hasil pengukuran tekanan darah pada pelajar dengan gizi kurang tidak menunjukkan kesamaan dengan dua hasil lainnya. Pada pelajar dengan gizi kurang sebagian besar mengalami tekanan darah tinggi, yaitu sebanyak 13 orang (59.09%), sedangkan 9 orang (40.90%) memiliki tekanan darah normal. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Hasil Analisis Hubungan Status Gizi dengan Tekanan Darah pada Pelajar SMPN 40 Bandung Tekanan Darah PR Total (CI) p* Normal Prehipertensi Hipertensi n % n % n % 2.22 22 Gizi kurang 9 40.90 7 31.81 6 27.27 (1.5200.000 Normal 27 79.41 3 8.82 4 11.76 34 3.263) Gizi lebih 9 20.45 12 27.27 23 52.27 44 *analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square
D.
Pembahasan Persentase obese dan underweight lebih besar pada pelajar laki-laki, yaitu sebesar 24% dan 18%, sedangkan overweight dan normal lebih besar pada pelajar perempuan, yaitu sebesar 34% dan 42%. Hal ini sejalan dengan penelitian Warouw (2013) pada pelajar SMPN 1 Bitung, Manado dan Dong, dkk (2014) di Shandong, China.8,9 Di beberapa negara, disparitas jenis kelamin pada status gizi masih dalam penelitian. Beberapa faktor yang mungkin berperan adalah pola makan, perilaku, gaya hidup, serta aktivitas fisik.10 Persentase tekanan darah tinggi lebih banyak pada pelajar laki-laki, yaitu sebesar 24% untuk prehipertensi dan 36% untuk hipertensi. Persentase tekanan darah normal lebih banyak pada pelajar perempuan, yaitu sebesar 50%. Hal ini sejalan dengan penelitian Cossio-Bolaños (2014) dan Dulskiene (2014).11,12 Tekanan darah tinggi pada pelajar SMPN 40 Bandung mungkin disebabkan oleh tingginya pelajar yang memiliki
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
670 |
Dhaifina Fajri Amasyitha, et al.
status gizi berlebih. Pelajar laki-laki lebih banyak yang mengalami status gizi berlebih dibandingkan perempuan. Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan antara status gizi dan tekanan darah pada pelajar SMPN 40 Bandung dengan nilai p=0.000. Pelajar dengan status gizi berlebih memiliki peluang 2.22 kali lebih besar untuk mengalami tekanan darah tinggi daripada pelajar yang tidak memiliki gizi berlebih (PR: 2.22, IK: 1.520—3.263). Penelitian Carina (2010) di Brazil yang menyatakan bahwa responden yang mengalami obesitas memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibanding dengan responden dengan status gizi yang normal.13 Menurut beberapa penelitian, status gizi berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah dengan cara menyebabkan gangguan fungsi otonom, gangguan ginjal, abnormalitas struktur dan fungsi vaskular, dan gangguan hormonal.7 Individu yang mengalami gizi berlebih memiliki 7.53 kali risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi saat remaja dibandingkan dengan individu dengan status gizi yang normal, oleh karena itu, beberapa penelitian menyebutkan bahwa status gizi sebagai faktor risiko yang kuat untuk terjadinya hipertensi pada remaja.13 E.
Kesimpulan Status gizi pada pelajar SMPN 40 Bandung sebagian besar mengalami status gizi berlebih yaitu sebanyak 44%, sementara, pelajar yang mengalami status gizi kurang dan normal adalah sebanyak 22% dan 34%. Tekanan darah pada pelajar SMPN 40 Bandung sebagian besar mengalami tekanan darah tinggi yaitu sebanyak 55% terdiri atas 22% prehipertensi dan 33% hipertensi, sedangkan pelajar dengan tekanan darah normal sebanyak 45%. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan tekanan darah pada pelajar SMPN 40 Bandung. Pelajar yang memiliki status gizi berlebih memiliki peluang 2.22 kali lebih besar untuk mengalami tekanan darah tinggi daripada pelajar yang tidak memiliki status gizi berlebih. DAFTAR PUSTAKA WHO-ISH Hypertension Guideline Committee. 2003. Guidelines of the management of hypertension. National Center for Health Statistics, 2012, With Special Features on Socioeconomic Status and Health. Hyattsville: U.S. Department of Health and Human Services Riley M, Medical M, Arbor A, Bluhm MB. 2012. Associates IH. High blood pressure in children and adolescents. Am Fam Physician Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Dep Kes RD 2013. 2013. Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Dep Kes RD 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Laporan Nasional 2007
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Pelajar Smpn 40 Bandung| 671
Mechanisms of obesity-induced hypertension. Hypertens Res , 2014, Kotsis V, Stabouli S, Papakatsika S, Rizos Z, Parati G, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20442753, 20 Desember 2014 Warouw SM, Umboh A. Hubungan status gizi dengan tekanan darah pada pelajar SMPN 1 Bitung Dong J, Guo X, Lu Z, Cai X, Wang H, Zhang J, et al. 2014. Prevalence of overweight and obesity and their associations with blood pressure among children and adolescents in Shandong , China Kanter R, Caballero B. 2012. Global Gender Disparities in Obesity : A Review 1 Cossio-Bolaños M, Cossio-Bolaños W, Menacho AA, Abella CP, Arruda M De. 2014. Nutritional status and blood pressure in adolescent students Dulskiene V, Kuciene R, Medzioniene J, Benetis R. 2014. Association between obesity and high blood pressure among Lithuanian adolescents : a cross-sectional study of pediatrics Carina P, Flávio M, Araújo M De, De LS, Cristina H, Vasconcelos A De, et al. 2010. Blood pressure of adolescents in private schools in Fortaleza- CE * Sumber lain: CDC, Obesity facts, 2014, http://www.cdc.gov/healthyyouth/obesity/facts.htm
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015