HUBUNGAN SIKAP ORANG TUA DAN TINDAKAN PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIAPER DERMATITIS PADA NEONATUS Andri Tri Kusumaningrum Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ………….…… …
…
.….ABSTRAK…… …
... ...…
……. … … …
Masa bayi merupakan fondasi dari kehidupan mendatang yaitu fondasi dari berbagai pola perilaku, sikap dan emosinya. Masa neonatus juga merupakan usia yang rapuh baik untuk fisik, penyakit maupun kecelakaan. Masalah kulit diaper dermatitis sering terjadi, yang menyebabkan sakit dan perasaan tidak nyaman pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan sikap orang tua dan tindakan pencegahan dengan kejadian diaper dermatitis pada neonatus. Desain penelitian ini cross sectional, Sampel sebesar 30 orang tua dan bayi di Desa Kramat Lamongan pada bulan Februari. Alat ukur menggunakan kuesioner tertutup dan observasi. Setelah ditabulasi data dianalisis dengan uji Rank Spearmen Correlation dan p <0,05. Hasil penelitian menunjukkan seluruhnya orang tua mempunyai sikap kurang didapatkan sebanyak 13 (100%) dimana sebagian besar neonatus mengalami diaper dermatitis ringan yakni 8 (61,5%), seluruhnya orang tua mempunyai tindakan pencegahan kurang 12 (100%) dimana sebagian besar terjadi diaper dermatitis ringan yakni 7 (58,3%). Hasil pengujian statistik diperoleh ada hubungan sikap orang tua dengan kejadian diaper dermatitis, dengan koefisien korelasi 0,642. Maka r antara 0,60- 0,79 = kuat dan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05) dan terdapat hubungan tindakan pencegahan dengan kejadian ruam popok, dengan koefisien korelasi 0,389. Maka r antara 0.30-0.49 = moderat dan tingkat signifikansi 0,034 (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian, pihak tenaga kesehatan perlu adanya peningkatan health education tentang perawatan bayi baru lahir pada orang tua, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan orang tua sehingga memperbaiki sikap dan tindakan dalam mencegah terjadinya diaper dermatitis pada neonatus. Orang tua diharapkan meningkatkan pengetahuan dengan mencari informasi dari petugas kesehatan, media cetak, elektronik maupun dengan berbagi pengalaman. Serta meningkatkan kasih sayang dan perhatian penuh pada bayinya sebagai upaya pencegahan sehingga masalah diaper dermatitis pada bayi dapat dihindari. Kata Kunci : Sikap, Tindakan Pencegahan, Diaper Dermatitis ………….…… …
…
. ….ABSTRACT… …
......…
……. … … …
Infancy is the foundation of the next life is the foundation of the various patterns of behavior, attitudes and emotions, Infancy is also a good age for physically grou up, illness or accident. This study aimed at finding out if the relationship of parents knowledge and precautions with the incidence of diaper rash in infants.The study design was cross-sectional, the sample of 30 parents and babies at the Village Kramat Lamongan in February, the data taken with measuremait enclosed questionnaire and observation. Once tabulated data is analyzed with Spearmen Rank Correlation test and p <0.05.The results showed all of the parents earn less knowledgeable a many as 13 (100%) which occurs mostly mild diaper rash that 8 (61.5%), all precautions parents have less 12 (100%) which occurs mostly mild diaper rash ie, 7 (58.3%).Statistical tests obtained no knowledge of parental relationship with the incidence of diaper rash, with a correlation coefficient of 0.642 if r between 0.60 to 0.79 = strong and 0.000 significance level (p <0.05), and there is a precautionary measure relationship with the incidence of diaper rash, with a correlation coefficient of 0.389 between 0:30 to 0:49 If r = moderate and a significance level of 0.034 (p <0,05). So there are precautions relationship with the incidence of diaper rash.Based on the research results. the health workers need to improve to conduct counseling on child health science hence the need for improvements to increase the knowledge of parents and in preventing diaper
SURYA
Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Sikap Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus rash in infants.and for increasing people hoped be able enhance the knowledge older people and action good prevention with having a vision think which more fast until information which in thank give depiction and indication, applying rules, perform our norm, give attention and love and affection in doing action prevention and not experiencing rash diapering is on their baby Key words:Attitudes, Precautions, Diaper Dermatitis PENDAHULUAN. …… .
… ….
Masa bayi merupakan fondasi dari kehidupan mendatang yaitu fondasi dari berbagai perilaku, sikap dan emosinya. Masa neonatus juga merupakan usia yang rapuh baik untuk fisik, penyakit maupun kecelakaan (Rena Akbar, 2001). Diaper dermatitis atau ruam popok adalah akibat akhir karena kontak yang terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik, sehingga menyebabkan iritasi atau dermatitis pada daerah perineal (Nursalam,2005). Berdasarkan data dari MD (asisten profesor spesialis anak Universitas Misouri) menyebutkan bahwa 10-20 % diaper dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika. Sedangkan prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-12 bulan (John Mersch, Kimberlia A, 2010). Berdasarkan survey awal di Desa Kramat, Lamongan dari 10 bayi usia 0-3 bulan pada tanggal 28 Desember 2014 di Dusun Kramat Lamonga, ada 6 (60%) bayi yang mengalami diaper dermatitis dan ada 4 (40%) bayi yang tidak mengalami diaper dermatitis atau ruam popok. METODE PENELITIAN. …
….
Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebesar 32 ibu dan neonatus di desa Kramat Tahun 2015 dengan metode sampling simple random sampling didapatkan sampel sebesar 30 responden yaitu orang tua dan neonatus. Data penelitian diambil menggunakan kuesioner tertutup dan observasi. Setelah itu data dianalisa menggunakan program SPSS 16.0 for windows dan diuji menggunakan Rank Spearman dengan tingkat signifikansi ρ< 0.05.
SURYA
…
HASIL.PENELITIAN Tabel 1
Orang
No
Prosentase (%) 26,7 46,7 23,3 3,3 100
1 2 3 4
Distribusi Umur Neonatus Umur Ibu Frekuensi
20-25 Th 26-30 Th 31-35 Th 36-40 Th Jumlah
8 14 7 1 30
Tua
Berdasarkan tabel distribusi di atas hampir setengah 14 (46,7%) orang tua berumur 26-30 tahun dan sebagian kecil 1 (3,3%) orang tua berumur 36-40 tahun. Tabel 2 Distribusi Pendidikan Orang Tua Neonatus No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 1 SD 8 26,7 2 SMP 14 46,6 3 SMA 8 26,7 4 Akademi/PT 0 0 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel distribusi di atas hampir setengah 14 (46,6%), orang tua berpendidikan SMP. Tabel 3 Distribusi Pekerjaan Orang Tua No Pekerjaan Frekue Prosentase Orang Tua nsi (%) 1 Ibu Rumah 18 60 2 Tangga 5 16,7 3 Petani 2 6,6 4 TNI/POLRI 5 16,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel distribusi di atas bahwa sebagian besar 18 (60%) orang tua bekerja sebagai ibu rumah tangga
Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Sikap Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus Tabel 4 Distribusi Anak KeNo Anak Frekuensi Prosentase Ke (%) 1 Ke -1 12 40 2 Ke-2-3 18 60 3 Ke >3 0 0 Jumlah
30
Tabel 5 Distribusi Sikap Orang Tua No Sikap Orang Frekuensi Prosentase Tua (%) 1 Baik 11 36,7 2 Cukup baik 6 20 3 Kurang baik 13 43,3 30
100
Pada tabel di atas bahwa hampir setengah 13 (43,3 %) memiliki sikap kurang baik tentang kejadian diaper dermatitis dan sebagian kecil 6 (20 %) sikap orang tua cukup baik. Tabel 6 Distribusi data tindakan pencegahan No Tindakan Frekuensi Prosentase (%) Pencegahan 1 Baik 11 36,7 2 Cukup 7 23,3 3 Kurang 12 40 Jumlah
30
100
Berdasarkan tabel distribusi di atas bahwa hampir setengah 12 (40%) memiliki tindakan pencegahan kurang tentang diaper ddermatitis dan sebagian kecil 7 (23,3%) tindakan pencegahan cukup baik.
Tabel 7 No 1 2 3 4
Distribusi Kejadian Dermatitis
Kejadian Diaper Dermatitis Tidak Terjadi ruam Ruam Ringan Ruam Sedang Ruam Berat Jumlah
SURYA
Tabel 8
100
Berdasarkan tabel distribusi di atas sebagian besar 18 (60%) bayi lahir dengan urutan anak ke-2-3 dan tidak satupun bayi lahir urutan anak ke >3.
Jumlah
Berdasarkan tabel distribusi di atas bahwa hampir setengah 14 (46,7% ) neonates mengalami Diaper Dermatitis ringan dan tidak satupun 0 (0%) yang mengalami diaper dermatitis berat. Distribusi Tabel Silang Hubungan Sikap Orang Tua Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus
Sikap Orang Tua
Kejadian Diaper Dermatitis Total Tidak Ruam Ruang Σ % Terjadi Ringan Sedang Σ % Σ % Σ % Baik 8 72,7 3 27,3 0 0 11 100 Cukup 3 50 3 50 0 0 6 100 Kurang 1 7,7 8 61,5 4 30,8 13 100 Total 12 50 14 46,7 4 13,3 30 100 sig 2 tailed (ρ) = 0,000 koefisien korelasi spearman (rs) = 0,304
Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan dari 11 orang tua memiliki sikap baik, sebagian besar neonatus 8 (72,7%) tidak mengalami diaper dermatitis dan hampir sebagian 4 (30,8%) orang tua yang mempunyai sikap kurang baik terjadinya diaper dermatitis tingkat sedang. Berdasarkan hasil analisa menggunakan program SPSS 16,0 for windows, nilai sig 2 tailed (p) = 0,000 dimana ρ< 0.05 maka H1 diterima, artinya Ada Hubungan pengetahuan orang tua dengan kejadian diaper dermatitis pada neonates di Desa Kramat Lamongan. Dengan menggunakan uji Rank Spearman Diperoleh nilai koefisien korelasi spearman (rs) = 0,642 dimana menurut Hanin (2011) jika r antara 0.60-0.70= hubungan kuat.
Diaper
Frekuen Prosentase si (%) 12 40 14 46,7 4 13,3 0 0 30 100 Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Sikap Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus Tabel 9
Tindak an Penceg ahan
Distribusi tabel Silang Hubungan Tindakan pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus Di Desa Kramat Lamongan
Diaper Dermatitis
Total
Tidak Ruam Ruam Σ % Terjadi Ringan Sedang Σ % Σ % Σ % Baik 4 36,4 7 63,6 0 0 11 100 Cukup 7 100 0 0 0 0 7 100 Kurang 1 8,3 7 58,4 4 33,3 12 100 Total 12 40,0 14 46,7 4 13,3 30 100 sig 2 tailed (ρ) = 0,034 koefisien korelasi spearman (rs) = 0,389 Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa orang tua yang mempunyai tindakan pencegahan cukup, didapatkan seluruhnya 7 (100%) neonatus tidak tidak mengalami diaper dermatitis. Berdasarkan hasil analisa menggunakan program SPSS 16,0 for windows, nilai sig 2 tailed (p) = 0,000 dimana ρ< 0.05 maka H1 diterima, artinya Ada Hubungan tindakan pencegahan dengan kejadian diaper dermatitis pada neonatus di desa Kramat Lamongan. Dengan menggunakan uji Rank Spearman Diperoleh nilai koefisien korelasi spearman (rs) = 0,389 dimana menurut Hanin (2011) jika r antara 0.20-0.39 = hubungan rendah. PEMBAHASAN .…
.
1. Sikap Orang Tua Tentang Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus Pada tabel 5 dapat dijelaskan dari 30 orang tua hampir setengah 13 (43,3 %) memiliki sikap kurang baik tentang kejadian diaper dermatitis dan sebagian kecil 6 (20 %) sikap orang tua cukup baik. Sikap merupakan salah satu kemampuan khas manusia membentuk peradaban yang global dan membawa akibatakibat besar terhadap kodrat kemanusiaan. Sikap orang tua di desa Kramat masih tergolong kurang dimana orang tua kurang mampu mengambil sikap yang baik berdasarkan informasi yang diterima dari luar dan dipengaruhi tingkat pendidikan orang tua masih tergolong rendah.
SURYA
Opini tersebut didukung oleh teori Notoatmodjo, 2007 yang menyatakan bahwa sikap merupakan perilaku dari dalam diri (internal) seseorang yang mendasari seseorang untuk melakukan sesuatu. Hal ini disebabkan oleh faktor antara lain umur, pendidikan. Berdasarkan tabel 4.2 hampir setengah 14 (46,6%), orang tua berpendidikan SMP. Pendidikan SMP merupakan pendidikan yang masih rendah bagi seseorang. Jika pendidikan orang tua SMP maka tingkat pengetahuan orang tua juga tergolong masih kurang dalam menerima informasi sehingga makin sedikit pengetahuam yang dimiliki sedangkan makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah pula menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Tingkat pengetahuan sangat mempengaruhi dalam menentukan sikap seseorang. Opini di atas didukung oleh teori menurut Notoatmodjo, 2007. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan dan sikap sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin baik pula dalam menentukan sikap. Hampir setengah 14 (46,7%) orang tua berumur 26-30 tahun dan sebagian kecil 1 (3,3%) orang tua berumur 36-40 tahun. Seseorang dengan usia 26-30 tahun dimana dikatakan sudah masuk dalam dewasa awal. Dewasa awal merupakan masa peralihan dari masa remaja. Masa dewasa awal ditandai dengan kematangan fisik dan psikologis, identitas diri didapat sedikit demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ego-nya. Dengan semakin bertambahnya usia maka pengetahuan, cara mengambil sikap serta pengalamannya tentang diaper dermatitis neonates juga akan semakin bertambah dan sebaliknya jika usia seseorang Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Sikap Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus masih muda maka sikap dan pengalamannya tentang diaper dermatitis juga masih kurang. Opini di atas didukung oleh teori menurut Notoatmodjo 2007. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh dan sikap yang diambil semakin baik. 2. Tindakan Pencegahan Tentang Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus Berdasarkan tabel 6 hampir setengah 12 (40%) memiliki tindakan pencegahan kurang tentang diaper dermatitis. Tindakan pencegahan dilakukan sebelum masalah itu terjadi. Tindakan pencegahan kurang yaitu kurangnya tindakan pencegahan yang dilakukan untuk mencegah hal- hal yang tidak di inginkan oleh setiap manusia. Jika tindakan pencegahan orang tua kurang kemungkinan besar bayinya akan mengalami diapers dermatitis dan jika orang tua tindakan pencegahannya baik yang meliputi memperhatikan hygiene, kelembapan kulit daerah bokong, waktu menggganti popok atau diapers (popok sekali pakai) sangat diperhatikan, otomatis bayi akan terhindar dari dipers dermatitis atau ruam popok. Opini tersebut didukung oleh teori menurut Notoatmodjo, 2007. Praktik (tindakan) merupakan tingkah laku seseorang dalam melaksanakan apa yang diketahui atau yang disikapinya (dinilai baik). Adapun tingkat tindakan persepsi (perception), respon terpimpin , mekanisme (mecanism), adaptasi (adaptation). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pekerjaan orang tua, anak ke. Berdasarkan tabel 3 Berdasarkan tabel distribusi di atas bahwa sebagian besar 18 (60%) orang tua bekerja sebagai ibu rumah tangga/tidak bekerja. Ibu rumah tangga adalah wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, orang tua yang tidak bekerja lebih banyak untuk bisa meluangkan waktu dalam merawat bayinya dengan tepat. Berbeda dengan ibu yang sibuk bekerja waktunya untuk merawat bayi akan berkurang. Tetapi jika ibu rumah tangga kurang mendapatkan informasi tentang perawatan bayi otomatis akan mempengaruhi SURYA
perilaku ibu dalam hal pencegahan terhadap diapers dermatitis. Opini tersebut didukung oleh teori Thomas dalam Wawan dan Dewi (2010), menjelaskan pekerjaan adalah pekerjaan harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak cara mencari nafkah yang membosankan dan banyak tantangan. Berdasarkan tabel 4, sebagian besar 18 (60%) bayi lahir dengan urutan anak ke-2-3. Bayi yang lahir dengan urutan lebih ke-2 atau lebih, maka perhatian dalam hal perawatan bayi dalam hal pencegahan terhadap diaper dermatitis kurang optimal karena perhatian akan terbagi ke saudara yang lain dan bila keluarga hanya mempunyai 1 anak maka tindakan pencegahan bayinya akan terfokus pada bayi tersebut saja otomatis bayinya resiko rendah terjadinya dari diapers dermatitis. Menurut Perinansia (2003) seorang ibu yang mempunyai anak pertama mungkin akan mengalami masalah ketika mengasuh anak. Menurut Soetjiningsih (2004) pada keluarga dengan jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak juga kebutuhan primer seperti makan sandang dan perumahan yang kurang terpenuhi. 3. Kejadian Diaper Deramtitis Berdasarkan tabel 9 distribusi di atas bahwa hampir setengah 14 (46,7% ) neonatus mengalami diaper dermatitis ringan. Diaper dermatitis merupakan penyakit yang sering menyerang pada daerah pantat bayi dikarenakan kurangnya memperhatikan perawatan daerah pantat bayi dan kurang menjaga kebersihan daerah pantat bayi. Opini tersebut didikung oleh teori Deslidel Hj, 2011 Ruam popok (Diaper Rash) adalah masalah yang amat lazim dan perlu perhatian agar daerah popok tetap bersih dan kering sehingga ruam tidak berkembang. Ruam popok adalah ruam yang ringan dan hanya beberapa bintik merah atau yang berat berupa luka yang berdarah, beberapa bayi terlihat selalu mendapatkan ruam sedangkan yang lainnya Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain usia anak, penggunaan popok sekali pakai (diapers). Bayi yang berumur 0-1 bulan mobilisasinya kurang sehingga pantat kulit bayi kurang terkena sirkulasi udara dari luar, maka ruam Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Sikap Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus popok akan terjadi sedangkan bayi yang sudah mulai bisa miring, merangkak resiko terkena ruam popok lebih sedikit karena kulit pantat bayi terkena udara dari luar. Kulit bayi lebih sensitif dibandingkan dengan kulit orang dewasa sehingga alergi bisa terjadi. Opini tersebut didukung oleh teori menurut Nadia I, 2009 ruam sering dialami bayi yang baru lahir biasanya berwarna kemerahan lecet-lecet ringan dan gatal. Diapers dermatitis sering ditemukan pada bayi kurang dari 1 tahun dengan lecet- lecet disekitar pantat. Karena itu harus hati–hati sekali merawat bayi yang peka ini (Suryabudi, 2000). Udara yang panas dapat menimbulkan biang keringat dengan adanya kulit kemerahan disertai rasa gatal sehingga bayi rewel (Nyak C, 2008). Reaksi alergi bahan popok bisa menjadi penyebab ruam pada bayi, karena ada merek tertentu yang memiliki kualitas bahan yang memiliki daya serap rendah, sehingga penggunaan popok sering melebihi daya tampung, kualitas popok yang juga dapat mengakibatkan ruam popok karena air seni bayi yang tidak terikat pada serat popok akan diserap dan mengendap di kulit bayi dan menimbulkan ruam. Kalau ruam popok sudah terlanjur terjadi, sebaiknya dihindari dulu penggunaan popok sekali pakai hingga kulit bayi benar-benar sudah sembuh (Mayo, 2008). 4. Hubungan Sikap Orang Tua Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus Berdasarkan tabel 8 dapat diinterpretasikan 11 orang tua memiliki sikap baik, sebagian besar neonatus 8 (72,7%) tidak mengalami diaper dermatitis dan hampir sebagian 4 (30,8%) orang tua yang mempunyai sikap kurang baik terjadinya diaper dermatitis tingkat sedang. Berdasarkan hasil analisa menggunakan program SPSS 16,0 for windows, nilai sig 2 tailed (p) = 0,000 dimana ρ< 0.05 maka H1 diterima, artinya ada hubungan sikap orang tua dengan kejadian diaper rash pada bayi di desa Kramat Lamongan. Dengan menggunakan uji Rank Spearman Diperoleh nilai koefisien korelasi spearman (rs) = 0,642 dimana menurut Hanin (2011) jika r antara 0.6-0.70 = hubungan kuat. SURYA
Makin baik sikap orang tua maka bayi, resiko terjadinya diaper dermatitis semakin berkurang dan sebaliknya semakin kurang baik sikap orang tua maka bayi akan resiko tinggi terkena diaper rash. Opini di atas didukung dengan teori menurut Notoadmodjo S, (2003) salah satu faktor yang mempengaruhi diapers dermatitis diantaranya adalah pengetahuan dan sikap orang tua tentang diaper dermatitis. Jika pengetahuan orang tua tentang diaper rash baik maka akan mempengaruhi sikap dan tindakan pencegahan terhadap bayi sehingga terhindar dari diaper dermatitis dan sebaliknya jika pengetahuan orang tua tentang diaper dermatitis kurang maka mempengaruhi dalam bersikap dan tindakan merawat bayinya sehingga akan resiko tinggi terjadi diapers dermatitis. Orang tua seharusnya meningkatkan pengetahuannya sehingga mempunyai wawasan berfikir yang lebih luas dalam menerima informasi serta memberikan gambaran dan petunjuk tentang perawatan neonatus yang dapat mempengaruhi sikap orang tua agar bayi terhindar dari ruam popok. 5. Hubungan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Ruam Popok Pada Bayi Berdasarkan tabel 9 dapat diinterpretasikan orang tua yang mempunyai tindakan pencegahan cukup, didapatkan seluruhnya 7 (100%) neonatus tidak tidak mengalami diaper dermatitis. Berdasarkan hasil analisa menggunakan program SPSS 16,0 for windows, nilai sig 2 tailed (p) = 0,000 dimana ρ< 0.05 maka H1 diterima, artinya ada hubungan tindakan pencegahan dengan kejadian diaper rash pada bayi di desa Kramat Lamongan. Dengan menggunakan uji Rank Spearman Diperoleh nilai koefisien korelasi Spearman (rs) = 0,389 dimana menurut Hanin (2011) jika r antara 0.20-0.39 = hubungan rendah. Tindakan pencegahan orang tua kurang, kemungkinan besar anaknya akan mengalami ruam popok dan jika orang tua tindakan pencegahannya baik otomatis anaknya akan terhindar dari ruam popok karena orang tua mengerti tentang cara pencegahan yang tepat terhadap ruam popok. Opini tersebut di dukung oleh teori menurut Notoatmodjo, (2007) salah satu Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Sikap Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus penyebab ruam popok adalah tindakan pencegahan, tindakan pencegahan merupakan tingkah laku seseorang dalam melaksanakan perawatan pada bayinya supaya terhindar dari ruam popok, jika tindakan pencegah orang tua baik bayinya akan terhindar dari ruam popok. Menurut Wiliam Sears dan Meatha Sears 2003, tindakan mencegah ruam popok yang tepat adalah sering mengganti popok, bilas sisa deterjen yang masih menempel pada popok yang menyebabkan ruam, bilas atau seka dengan baik tiap mengganti popok, cucilah pantat bayi jika popok sekali pakai bocor dan terdapat bau amonia pada pantat bayi, ulas pantat bayi dengan lembut dengan menggunakan handuk atau kain katun yang bersih. Tingkatan tindakan terbagi menjadi persepsi (perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama. Respon terpimpin (guided respons) dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. Mekanisme (mecanism) apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. Adaptasi (adaptation) adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut (Notoatmodjo, 2007). Orang tua hendaknya meningkatkan tindakan pencegahan pada bayinya dengan cara menjaga kebersihan kulit bayi dan selalu memperhatikan popok bayi, bila popok sudah basah popok harus segera diganti supaya pantat kulit bayi tidak lembab dan selalu terjaga kebersihannya sehingga ruam popok tidak terjadi pada bayi. Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian (Burn and Grove). Dalam penelitian ini keterbatasan yang dialami peneliti adalah keterbatasan sampel, instrumen, fasibility. Sampel yang di gunakan terbatas dan kurang mendukung pada bayi di desa Kramat Lamongan, sehingga kurang representatif untuk digeneralisasi. Instrumen Pengumpulan data (Lembar Observasi) yang belum di uji validitas dan reabilitas akan mempengaruhi hasil penelitian. Feasibility dalam melakukan penelitian adanya SURYA
pertimbangan mengenai keterbatasan waktu, keahlian dan pertimbangan etika. KESIMPULAN DAN SARAN.
…
1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisa data dan melihat hasil analisa, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Hampir setengah sikap orang tua tentang kejadian ruam popok pada bayi di desa Kramat Lamongan masih kurang baik. 2) Hampir setengah tindakan pencegahan tentang kejadian ruam popok pada bayi di desa Kramat Lamongan tindakan pencegahannya masih kurang. 3) Hampir setengah di desa Kramat Lamongan bayi mengalami ruam popok. 4) Terdapat Hubungan yang siknifikan antara sikap orang tua dengan kejadian ruam popok pada bayi di desa Kramat Lamongan. 5) Terdapat Hubungan yang siknifikan antara Tindakan pencegahan dengan kejadian ruam popok pada bayi di desa Kramat Lamongan. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka ada beberapa saran dari peneliti yaitu sebagai berikut : 1) Profesi Bidan Bidan hendaknya meningkatkan perannya dalam memberikan pelayanan pada orang tua dan bayinya khususnya health education pencegahan diaper rash pada bayi. 2) Institusi Kesehatan Hendaknya meningkatkan monitoring program pelayanan kesehatan dan memberikan penyuluhan pada orang tua khususnya tentang pengetahuan orang tua dan tindakan pencegahan dengan kejadian diaper rash pada bayi 3) Orang Tua Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang meningkatkan kunjungan dengan petugas kesehatan, maupun mencari informasi melalui media cetak, elektronik sehingga dapat emberi gambaran dan petunjuk, menerapkan aturan dan dapat meningkatkan perhatian dan kasih sayang dalam melakukan tindakan pencegahan diaper rash pada bayinya. Vol.07,No.01, April 2015
Hubungan Sikap Orang Tua Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus 4) Peneliti yang akan dating Hendaknya meningkatkan penelitian lebih lanjut dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi diaper rash. .
. .DAFTAR PUSTAKA
.
. .
Rena Akbar. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: EGC Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta. Sagung Seta
Deslidel, dkk. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: EGC
Suryabudi, 2000. Konsep Jakarta: EGC
John Mersch, Kimberlia A. 2010. Medica Author. Jakarta
Wawan
Mayo.
2008. Mencegah Ruam Popok.www.wartamedika.com
Nadia Indivara, 2009. 200 Tips Ibu Smart Anak Sehat. Jakarta Nyak
Kebidanan.
dan Dewi, (2010) Pengertian Pekerjaan Orang Tua. http://www. wordpress.com (Diakses 9 April 2014)
Wiliam Sears dan Meatha Sears. 2003. The Baby Book. Jakarta: EGC
C.2008. Pampers Sekali Pakai Penyebab Ruam Kulit. http://www.anakbunda.net. Diperoleh 09 Oktober 2014)
Notoadmodjo S. 2007. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak Untuk Perawat Dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika Perinasia. (2003). Melindungi, Meningkatkan Dan Mendukung Menyusui. Jakarta: Binarupa Aksara.
SURYA
Vol.07,No.01, April 2015