17 HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN 2015 Rahman Situmeang
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai terhadap kecepatan mawashi gery chudan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh karateka Dojo Capital Karate Club Tahun 2015 dengan jumlah sampel 17 orang yang diambil dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah standing broad jump dan tes kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa koefisien korelasi power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan adalah sebesar -0,5130 yang menjelaskan bahwa power otot tungkai memberikan korelasi yang cukup kuat terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan. Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui power otot tungkai mempunyai hubungan sebesar 26,31% terhadap kecepatan mawashi gery chudan.. Hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = -2,31. Pada taraf α = 0,05 dan dk = 17, Dari daftar distribusi t dengan menggunakan peluang 1-½ α = 0,975 dengan dk n-2= 15 diperoleh harga t (0,975) = 2.13. Dalam kriteria pengujian hipotesis dua arah dinyatakan bahwa pada thitung> ttabel dimana -2,31> - 2,13 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai (X) terhadap kecepatan tendangan mawashi gery chudan (Y) pada karateka Dojo Capital Karate Club Tahun 2015 Kata kunci : Power otot Tungkai, Kecepatan Mawashi Gery Chudan
PENDAHULUAN Karate merupakan cabang olahraga
dengan
harmonisisasi
gerak
yang
bela diri yang telah menyatu dengan
mencerminkan kekuatan, kecepatan dan
kehidupan
keindahan.
masyarakat
bahkan
telah
Sedangkan
nomor
kumite
banyak yang menjadi tenaga profesional
mempertandingkan kemampuan seseorang
baik itu sebagai pelatih, wasit dan juga
dalam suatu pertarungan satu lawan satu
atlet. Karate merupakan cabang olahraga
sesuai dengan
beladiri
baku berdasarkan badan karate dunia yaitu
yang
mempertandingkan
dua
nomor yaitu nomor kata dan kumite. Nomor
kata
adalah
jurus
peraturan yang berlaku
World Karate Federation (WKF).
yang
Dalam olahraga beladiri karate
mempertandingkan kemampuan seseorang
tentu banyak teknik mulai dari pukulan,
untuk
tendangan,
mendemontrasikan
dalam
penguasaan ilmu beladiri karate tradisional
sikap
berdiri
dan
juga
tangkisan. Adapun teknik–teknik tersebut
Rahman Situmeang adalah Dosen Fakultas Imu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan
disebut kihon. Dalam M. Nakayama
taktik karate adalah daya tahan anaerobik,
(2002:65)
Kihon
kelincahan, power otot lengan dan tungkai,
adalah latihan teknik-teknik dasar karate
kelentukan dan kecepatan. Kondisi fisik
seperti teknik memukul, menendang dan
dipandang sebagai hal yang fundamental
menangkis
bagi atlet, karena tanpa dukungan kondisi
mengatakan
bahwa
Dalam pertandingan karate baik itu kumite
maupun
kata
sangat
fisik yang prima maka pencapaian prestasi
dituntut
maksimal akan sulit terwujud. Komponen-
memiliki kondisi fisik yang baik untuk
komponen kondisi fisik tersebut tersebut
mendukung
dominan
kemampuan
teknik
yang
sempurna. Berpikir dengan cepat dan tepat dapat mengontrol emosi serta menguasai keadaan
lingkungan
sekitar
dibutuhkan
baik
pada
saat
menyerang maupun bertahan. Power adalah gabungan antara
menjadi
kekuatan dan kecepatan atau pengerahan
pelajaran penting yang harus dipahami
gaya otot maksimum dengan kecepatan
oleh setiap karateka. Karateka yang dapat
maksimum (Widiastuti , 2011 : 16). Power
mengumpulkan poin lebih banyak dari
otot tungkai adalah kemampuan otot
lawan dinyatakan sebagai pemenang.
tungkai menggabungkan kecepatan dan
Pentingnya kondisi fisik bagi para
kekuatan pada saat melakukan tendangan
karateka saat bertanding, baik secara
sehingga lawan tidak sempat menghindar
teoritis
dapat
dan tendangan tepat mengenai sasaran
sebagaimana
tanpa sempat dihalau atau ditangkis.
maupun
disangkal dijelaskan
lagi.
empiris Hal
oleh
tidak
ini
Harsono
(1988:153)
Dengan
demikian
akan
bahwa, “Sukses dalam olahraga sering
menghasilkan
menuntut keterampilan yang sempurna
diharapkan
dalam situasi stres fisik yang tinggi, maka
pertandingan berlangsung. Upaya
semakin
meningkatkan unsur daya ledak dapat
jelas
bahwa
kondisi
fisik
memegang peranan yang sangat penting
dilakukan
dalam
meningkatkan
meningkatkan
prestasi
atlet.”
point,
maka
bisa
hal
inilah
yang
terjadi
pada
saat
dengan
cara
kekuatan
a) tanpa
mengabaikan
maka dapat dinyatakan bahwa dukungan
beratkan pada kekuatan; b) meningkatkan
kondisi fisik diperlukan untuk cabang
kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan
olahraga
atau menitik beratkan pada kecepatan; c)
terutama
berkaitan
dengan penampilan atlet saat pertandingan Unsur – unsur dari kondisi fisik
atau
:
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut
beladiri,
kecepatan
dalam
menitik
meningkatkan kedua duanya sekaligus, kekuatan dan
kecepatan dilatih secara
yang mendukung kemampuan teknik dan 18
simultan (Jessen, Schultz dan Bangertes,
maksimal
1984 : 17)
pertahanan lawan sehingga tidak bisa
Mawashi gery chudan adalah salah satu
bentuk
tendangan
masuk
menyerang
dihalau dan bisa menghasilkan point.
karate
Dojo Capital Karate Klub berdiri
dimana tendangan ini dilakukan dengan
sejak tahun 2002 dan telah banyak atlet
posisi menyerang lawan dari arah samping.
yang menunjukkan prestasinya di tingkat
Tendangan dilakukan dengan mengangkat
kabupaten. Pada pertandingan di tingkat
satu kaki lalu dengan cepat diarahkan ke
propinsi atlet Dojo Capital Karate Klub
sasaran baik itu kaki pinggang dan juga
belum
kepala. Setelah mengenai sasaran lalu
maksimal hal tersebut disebabkan oleh
dengan
dan
kemampuan teknik dan kemampuan fisik
kembali ke posisi siap. Oyama dikutip
atlet Dojo Capital Karate Klub masih
dalam Sajoto (1995) mengatakan bahwa :
kurang baik. Hal tersebut didukung oleh
“sekitar 70% bela diri menggunakan teknik
hasil wawancara yang dilakukan dengan
tendangan dan kekuatan tendangan kurang
pelatih dan observasi yang telah dilakukan
lebih lima kali lebih besar dari pukulan.
oleh peneliti terhadap atlet Dojo Capital
secepatnya
kaki
dalam
untuk
dilipat
Dalam melakukan gerakan tersebut
bisa
menunjukkan hasil
Karate Klub.
yang
Kemampuan teknik dan
dibutuhkan power otot tungkai khusunya
kemampuan fisik
pada saat pertandingan. Menentukan arah
Karate Klub masih dalam kategori rendah.
yang tepat lalu memulai serangan dengan
Sehingga perlu pengkajian yang ilmiah
posisi yang tepat sehingga lawan tidak bisa
antara
menghindari
tendangan
serangan.
Pada
saat
melakukan tendangan dibutuhkan kekuatan
power
atlet Dojo Capital
otot
kecepatan
tungkai
terhadap
mawashi
gery
chudan.
yang maksimal dan juga kecepatan yang
METODE Penelitian ini menggunakan metode
Random Sampling, sebanyak 17 orang.
korelasi. Populasi menurut Najir ( 1983 :
Desain penelitian menggunakan metode
25) merupakan kumpulan dari individu
survei dengan pendekatan korelasional.
dengan kualitas serta ciri – ciri yang telah
Instrumen yang digunakan dalam
ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini
penelitian ini adalah instrumen Power otot
seluruh Karateka Dojo Capital Karete Club
tungkai, Instrumen Kecepatan Mawashi
(CKC) Medan yang berjumlah 32 orang.
Gery Chudan
Sampel penelitian diambil menggunakan 19
Teknik analisis data menggunakan
(2013: 168). . Data yang diperoleh dari
rumus korelasi 1) sampel diambil secara
hasil tes diolah dengan menggunakan
acak (random), data pada setiap variabel
prosedur statistic.
adalah
berdistribusi
normal
dan
mempunyai regresi yang linier, Supardi
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data Power otot tungkai dan Kecepatan Mawashi Gery Chudan
Pengujian Persyaratan Analisis Uji Linieritas Regresi
Hasil uji analisis data power otot tungkai dan kecepatan Mawashi Gery Chudan dapat dilihat seperti dalam tabel di
Setelah dilakukan uji kelinieran regresi dengan uji statistik ditarik kesimpulan : Fhitung < F tabel (- 0,34 > 3,38) sehingga H0
bawah ini.
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Tabel 1 Deskripsi Data Power Otot Tungkai Dan Kecepatan Mawashi Gery Chudan
persamaan regersi adalah Ẏ = 12,63 +
Deskripsi data
Power otot tungkai
(-0,0222)X adalah berpola linier.
Rentang Nilai rata- rata Simpangan baku Koefisien Korelasi Koefisien determinasi Uji – t
160 – 290 211,94 37,28
Kecepatan Mawashi Gery Chudan 5,86 – 11,58 7,92 1,62
Uji normalitas Tabel 2. Uji Normalitas Data
-0,5130 Variabel
26,31% -2,31
Dari hasil uji analisis dengan
Power Otot Tungkai
rata 211,94 dan simpangan baku 37,28. Dari data kecepatan mawashi gery chudan
Lo
L tabel
0,2060
0,05
Ket
0,1670
Xi
statistik diperoleh rentang data power otot tungkai 160 – 290 cm dengan nilai rata-
Rata – rata dan Simp. Baku Pretest
Kecepatan Mawashi gery chudan
=211,94 S= 37,28 Pretest Xi
Normal
0,1320
=7,92 S= 1,62
didapat rentan 5,86 – 11,58 detik dengan nilai rata – rata 9,92 dan simpangan baku
Pengujian normalitas data dengan
1,62. Dari kedua data tersebut dihitung
mengunakan uji Lilifors, dari kolom power
koefisien
otot tungkai didapat Lo = 0,1670 dan Ltable
korelasi
sebesar
-0,5130,
koefisien determinasi 26,31% dan uji t
0,2060 dengan n=17 dan taraf nyata
sebesar -2,31.
=0,05. Karena
Lhitung < Ltabel
dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari 20
populasi
yang
Pengujian
tungkai maka nilai kecepatan tendangan
kecepatan
mawashi gery chudan akan semakin kecil
mawashi gery chudan didapat Lo = 0,1320
atau semakin cepat. Dari perhitungan
dan Ltable 0,2060 dengan n=17 dan taraf
koefisien determinasi diketahui power otot
nyata =0,05. Karena Lhitung < Ltabel dapat
tungkai mempunyai hubungan sebesar
disimpulkan bahwa sampel berasal dari
26,31% terhadap kecepatan mawashi gery
populasi yang normal
chudan.
normalitas
normal.
pada
kolom
tersebut
Untuk
mengetahui
dikatakan
hubungan
signifikan
dapat
dilakukan dengan uji – t. Hasil pengujian
Pengujian Hipotesis Hasil perhitungan statisitk diperoleh
statistik uji – t diperoleh thitung = -2,31 dan
koefisien korelasi pada taraf signifikansi α
ttabel = 2,13. Dari daftar distribusi t dengan
= 0,05 dengan jumlah responden 17
menggunakan
sebesar
tersebut
dengan dk n-2= 15 dinyatakan bahwa thitung
menjelaskan bahwa power otot tungkai
> ttabel dimana -2,31 > 2,13 sehingga H0
memberikan korelasi yang cukup kuat
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
terhadap kecepatan tendangan mawashi
disimpulkan
gery chudan yaitu sebesar – 0,5130
signifikan dari power otot tungkai (X)
dimana
merupakan
terhadap kecepatan tendangan mawashi
korelasi atau hubungan yang negatif dalam
gery chudan (Y) pada karateka Dojo
pengertian setiap peningkatan power otot
Capital Karate Club Tahun 2015.
(-0,5130).
korelasi
Hal
tersebut
peluang 1- ½ α = 0,975
terdapat
hubungan
yang
PEMBAHASAN Power adalah kemampuan otot
mengerahkan kekuatan maksimal dalam
melakukan kerja dengan cepat dengan
waktu yang sangat cepat. Dari beberapa
menggunakan tenagan yang maksimal.
pengertian daya ledak diatas ada dua
Sajoto (1995:58), mengemukakan bahwa
komponen utama yang tidak
power adalah kemampuan seseorang untuk
dipisahkan yaitu kekuatan dan kecepatan
melakukan kekuatan maksimum, terhadap
otot untuk mengerahkan tenaga maksimal
usahanya yang dikerahkan dalam waktu
untuk mengatasi tahanan dalam waktu.
sependek-pendeknya.
Dengan demikian dapat
Dalam
hal
ini
dapat
dikemukakan
dikatakan bahwa daya ledak otot atau
bahwa daya ledak adalah kemampuan otot
power adalah kekuatan kali kecepatan.
untuk menggerakkan kekuatan maksimal
Power adalah kemampuan otot untuk
dalam waktu yang cepat. 21
Secara umum kemampuan daya
keepatan tinggi dalam suatu gerakan yang
ledak dikenal sebagai salah satu komponen
utuh . Daya ledak ini harus ditunjukan oleh
fisik
yang
dibutuhkan
dalam
perpindahan tubuh, dimana otot-otot harus
olahraga,
namun
mengeluarkan kekuatan dengan kecepatan
kemampuan daya ledak bukan unsur
yang tinggi, agar dapat membawa tubuh
penentu satu-satunya melakukan aktivitas
pada saat pelaksanaan gerak untuk dapat
olahraga agar nampak terampil dalam
mencapai suatu jarak. Daya ledak ialah
pencapaian prestasi puncak, akan tetapi
kemampuan sebuah otot atau sekelompok
saling menunjang satu sama lain dari
otot
berbagai unsur potensi fisik yang ada,
dengan kekuatan dan kecepatan tinggi
kekuatan tetap merupakan dasar untuk
dalam suatu gerakan yang utuh.
berbagai
sangat cabang
untuk
mengatasi tahanan beban
menentukan daya ledak. Sebelum latihan
Teknik tendangan mawashi adalah
daya ledak atlet harus memiliki suatu
teknik tendangan yang ditujukan ke arah
tingkatan otot yang baik. Seorang atlet
kepala, leher, perut, dada, paha dan kaki
tidak
lawan bagian samping. Tendangan ini
cukup
sekedar
berlatih
untuk
meningkatkan kekuatan saja, akan tetapi
menggunakan
kekuatan haruslah ditingkatkan menjadi
diarahkan dari samping. Dengan tendangan
apa yang disebut dengan daya ledak. Oleh
ini maka otot–otot yang bekerja lebih
karena daya ledak ditentukan oleh unsur
banyak dan tenaga yang dihasilkan akan
kekuatan dan kecepatan, maka metode
lebih besar. Beberapa hal yang perlu
latihan daya ledak tidak terlepas dari
diperhatikan
metode latihan kecepatan dan kekuatan.
tendangan
Sehingga dapat dikatakan bahwa daya
cepat, keras dan segera ditarik ke posisi
ledak otot tungkai lebih diperlukan dalam
semula. Tempo atau waktu yang tepat
melakukan tendangan karate. Selain itu
dalam
daya
mempunyai
teknik tendangan sehingga bisa mengenai
peranan yang sangat penting pada karate
sasaran dengan tepat. Teknik tendangan
dimana bisa melakukan tendangan dengan
mawashi dilakukan dengan memulai kuda-
cepat dan tepat atau mengerahkan tenaga
kuda kibadachi dimana kaki yang akan
secara meledak dalam waktu yang terbatas.
melakukan tendangan berada di belakang
Daya ledak menurut Suharno HP,
kaki tumpuan. Lalu kaki tersebut diangkat
(1998 : 36) adalah kemampuan sebuah otot
menyiku ke samping dan dengan secepat
atau sekelompok otot untuk mengatasi
mungkin meluruskan kaki ke arah sasaran,
tahanan beban dengan kekuatan dan
setelah mengenai sasaran maka kaki ditarik
ledak
otot
tungkai
punggung
dalam adalah
melancarkan
kaki
melakukan menendang
serangan
yang
teknik dengan
dengan
22
secepat–cepatnya kembali ke pisisi awal.
menghasilkan nilai yang besar dan dapat
Dalam pertandingan karate yaitu kumite
memenangkan pertandingan.
dibutuhkan kondisi fisik dan kemampuan teknik
yang
baik
sehingga
bisa
Power otot tungkai menjadi dasar yang
kuat
untuk
dapat
melakukan
memenangkan pertanding. Kondisi fisik
tendangan mawashi yang baik. Dimana
yang
terlaksananya
tendangan yang baik itu adalah tendangan
kemampuan teknik harus dapat dipadukan
yang tepat mengenai sasaran tanpa bisa
dengan baik sehingga tercipta gerakan–
dihalau oleh lawan dan juga mengenai
gerakan
bagian tubuh lawan dengan telak. Pada
mendukung
yang
berkualitas.
Dalam
melakukan tendangan khusunya tendangan
saat
mawashi dibutuhkan power otot tungkai
power otot tungkai dimana gerakan harus
yang baik dimana pada saat pelaksanaanya
dilakukan dengan kekuatan maksimal dan
tendangan mawashi dilakukan dengan
kecepatan maksimal. Power otot tungkai
kekuatan maksimal dan juga kecepatan
sangat mendukung pergerakan atlet dalam
maksimal. Kekuatan maksimal diharapkan
bergerak cepat ke segala arah untuk
dapat memberikan perkenaan yang penuh
menghindar
serangan
lawan
dan
terhadap
membangun
seranggan
sehingga
bisa
sasaran
sehingga
bisa
merobohkan lawan sedangkan kecepatan
melakukan
serangan
dibutuhkan
menghasilkan poin.
maksimal dibutuhkan untuk menghindari
Dalam penelitian ini terbukti bahwa
tangkisan dari lawan sehingga tendangan
power otot tungkai mempunyai hubungan
bisa mengenai lawan dengan telak. Dengan
yang
demikian semakin banyaknya serangan
mawashi gery chudan pada karateka Dojo
yang
Capital Karate Club Tahun 2015.
masuk
ke
arah
lawan
akan
signifikan
terhadap
kecepatan
. PENUTUP Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis ditarik
Saran Hasil
penelitian
ini
membuktikan
kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang
bahwa terdapat hubungan yang signifikan
signifikan dari power otot tungkai terhadap
dari power otot tungkai terhadap kecepatan
kecepatan mawashi gery chudan pada
mawashi gery chudan diharapkan kepada
karateka Dojo Capital Karate Club Tahun
pelatih, instruktur karate dan juga guru-
2015.
guru olahraga di lapangan khususnya agar
23
meningkatkan power otot tungkai atletnya
Kepada pelatih atau guru olahraga di
agar keceptan tendangan semaikin baik.
sekolah agar memperhatikan bentuk lain
Untuk
lebih
memantapkan
hasil
penelitian ini, kepada pihak- pihak yang ingin
melakukan
penelitian
agar
melakukan penelitian dengan judul yang sama, pada kelompok sampel yang lain.
yang sesuai dengan peningkatan prestasi siswa.
Kepada
memperhatikan
para bentuk
pelatih latihan
agar dalam
program latihan yang di buat sesuai dengan tujuan latihan yang ingin dicapai..
DAFTAR PUSTAKA Harsono. ( 1998). Coahcing dan Aspek – Aspek Psikologis Dalam Coachig. Jakarta: Cv. Tambak Kusuma
Sajoto, M. (1995). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga : IKIP Semarang
Jassen, Schultz & Bangertes. Phsycal Conditioning. Illionis :Sport Kinetics
Suharno HP. ( 1998). Melatih Kondisi Fisik, Jakarta. Rineka Cipta.
Nakayama, M. (2002). Best Karate, Tokyo : Tokyo Publisher
Supardi. ( 2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Jakarta : Smart
Najir, M. ( 1998). Metode Penelitian, Jakarta : Ghalio Indonesia
Widiastuti . (2011). Tes dan pengukuran Olahraga: PT. Bumi Timur Jaya.
24