HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH KELAS I DI SD N KALIGONDANG BANTUL YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
RATRI KUSUMA WARDANI 080201113
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2012 i
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH KELAS I DI SD N KALIGONDANG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Pendidikan Ners - Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
RATRI KUSUMA WARDANI 080201113
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2012 ii
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH KELAS I DI SD N KALIGONDANG BANTUL YOGYAKARTA1 Ratri Kusuma Wardani2, Sri Sumaryani3
INTISARI Latar Belakang Masalah: Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena anak usia tersebut merupakan generasi penerus bangsa. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pada pemberian gizi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Perilaku orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi anak sangat penting karena untuk dapat menciptakan generasi masa datang yang lebih baik dan menjadi faktor penentu tingkat kesehatan anak. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah kelas I dengan status gizi anak sekolah di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta tahun 2012. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif korelatif dan pendekatan waktu cross sectional. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling jenuh dengan jumlah responden 36 orang. Analisa data menggunakan Kendall Tau (τ). Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak dan status gizi menggunakan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak sekolah kelas I di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,233 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,157. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak dengan status gizi anak sekolah kelas I di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta. Saran: Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lanjutan dengan menambah sampel dan memperbaiki instrumen penelitian. Kata Kunci : status gizi, perilaku ibu Kepustakaan : 15 buku (tahun 1995 - 2009), 4 skripsi, 8 internet Jumlah Halaman : i-xiii, 78 halaman, 8 tabel, 2 gambar, 13 lampiran ¹ Judul Skripsi ² Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ’Aisyiyah Yogyakarta ³ Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ’Aisyiyah Yogyakarta
iv
ASSOCIATION BETWEEN MOTHERS’ BEHAVIOR IN FULFILLING NUTRITION NEEDS OF CHILDREN AND NUTRITION STATUS OF SCHOOL CHILDREN OF GRADE I AT SD N KALIGONDANG BANTUL YOGYAKARTA1 Ratri Kusuma Wardani2, Sri Sumaryani3
ABSTRACT Background: School children are the nation investment because they are the nation’s future generation. Optimum growth and development of school children depend on supplementation of nutrition at the appropriate quantity and quality. Behavior of parents in fulfilling nutrition needs of children becomes essential for the development of better future generation and a factor that determines child health. Objective: To identify association between mothers’ behavior in fulfilling nutrition needs of school children of grade I and nutrition status of children at SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta 2012. Method: The study used quantitative method with descriptive correlation approach and cross sectional design. Samples were taken through total sampling technique, comprising 36 respondents. Data of mother’s behavior in fulfilling nutrition needs of children were obtained through questionnaire data of nutrition status were obtained through assessment of weight and height. Results: There was no association between mothers’ behavior in fulfilling nutrition needs of children and nutrition status of school children of grade I at SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta as indicated from score of correlation coefficient 0.233 at significance (p) 0.157. Conclusion: There was no association between mothers’ behavior in fulfilling nutrition needs of children and nutrition status of school children of grade I at SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta. Suggestion: Future researchers were expected to do further research by involving larger samples and improving research instruments. : nutrition status, nutrition needs, school children, mothers’ behavior Bibliography : 15 books (1995 - 2009), 4 thesis, 8 websites Number of pages : i-xiii, 79 pages, 8 tables, 2 images, 13 appendices Keywords
¹The title of the research ²Student of School of Nursing, ’Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta ³Lecturer of School of Nursing, ’Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
v
pesat
PENDAHULUAN Anak
usia
sekolah
sehingga
memerlukan
pemenuhan kebutuhan gizi yang tepat.
adalah
(Judarwanto, 2006).
investasi bangsa karena anak usia
Kebutuhan
tersebut merupakan generasi penerus
gizi
merupakan
bangsa. Tumbuh berkembangnya anak
kebutuhan yang sangat penting dalam
usia sekolah yang optimal tergantung
membantu proses pertumbuhan dan
pada pemberian gizi dengan kualitas
perkembangan pada anak. Manfaat
dan kuantitas yang benar. Pemberian
gizi dalam tubuh dapat membantu
nutrisi atau asupan zat gizi pada anak
mencegah
tidak selalu dapat dilaksanakan dengan
penyakit akibat kurang gizi seperti
sempurna
kekurangan
dalam
masa
tumbuh
kembang anak. Banyak masalah yang
anemia,
ditimbulkan
defisiensi
dalam
pemberian
terjadinya energi
berbagai
dan
defisiensi
protein,
yodium
kalium,
dan
sedangkan
benar
dan
terpenuhinya kebutuhan gizi akan
Penyimpangan
ini
membuat anak dapat tumbuh dengan
mengakibatkan gangguan pada banyak
cepat sesuai dengan usia tumbuh
organ
kembang dan dapat meningkatkan
makanan
yang
menyimpang. dan
tidak
sistem
tubuh
anak
kualitas
(Judarwanto, 2006).
artinya
mencegah
(Hidayat, 2005).
(7-12 tahun) merupakan kelompok gizi,
serta
terjadinya morbiditas dan mortalitas
Kelompok anak sekolah dasar rentan
hidup
Pemenuhan
merupakan
gizi
pada
anak
kelompok masyarakat yang paling
sering menemukan kendala karena
mudah menderita kelainan gizi bila
banyak anak yang tidak suka makan,
terjadi kekurangan penyediaan bahan
tidak mau atau tidak mampu untuk
makanan.
makan,
Secara
umum
proses
sehingga
harapan
dalam
pertumbuhan pada kelompok ini relatif
pemenuhan gizi yang selaras, serasi
pesat dan memerlukan zat-zat gizi
dan seimbang tidak terlaksana. Selain
dalam
kendala dari anak, ada juga kendala
jumlah
relatif
besar
(Sediaoetama, 2004). Asupan gizi
dari
untuk anak sekolah dasar (SD) sangat
pendidikan, pekerjaan dan budaya dari
penting mengingat jumlah anak SD
keluarga. Kondisi ini memerlukan
cukup besar yaitu sekitar 15 % dari
upaya
total penduduk dan anak SD sedang
kebutuhan gizi. (Behrman, RE dkk,
mengalami tumbuh kembang yang
1996). 1
keluarga
seperti
perbaikan
pendapatan,
pemenuhan
Kepala
Dinas
dan ibu baru menyiapkan makanan
Kesehatan Noor
pada siang hari, 2 ibu mengatakan
Zaenab Syech Said pada tanggal 17
bahwa mereka selalu menyiapkan
Mei 2010 menyebutkan sekitar 60%
makanan untuk anak dan keluarga
kasus gizi buruk di Bantul terjadi
untuk makan sehari-hari dan 1 ibu
karena faktor kemiskinan dan sisanya
mengatakan
karena perilaku orang tua. Orang tua
memasak tetapi kadang-kadang juga
terlalu sibuk dengan pekerjaan dan
membeli makanan dari warung.
Kabupaten
aktivitas
Bantul,
dr
Siti
masing-masing
perkembangan
gizi
bahwa
tidak
selalu
sehingga
Tujuan umum dari penelitian ini
kurang
adalah Diketahuinya hubungan antara
anak
terpantau dengan baik. Data gizi buruk
perilaku
ibu
dalam
memenuhi
di Kabupaten Bantul pada Februari
kebutuhan gizi anak sekolah kelas I
2010 tercatat 198 kasus dan meningkat
dengan status gizi anak sekolah di SD
menjadi 238 kasus sepanjang Maret
N Kaligondang Bantul Yogyakarta.
2010. Fenomena kurang gizi sendiri METODE PENELITIAN
disebabkan oleh kombinasi berbagai
Jenis
faktor, mulai dari kemiskinan, kondisi lingkungan,
buruknya
penelitian
kuantitatif
layanan
ini
dengan
adalah
menggunakan
kesehatan, dan kurangnya pemahaman
desain penelitian deskriptif korelatif,
mengenai gizi (Kompas, 2010).
yaitu penelitian yang diarahkan untuk
Berdasarkan studi pendahuluan
mendeskripsikan atau menggambarkan
yang dilakukan di SD N Kaligondang
hubungan antara perilaku ibu dalam
pada tanggal 16 Desember 2011
memenuhi gizi anak dengan status gizi
dengan melakukan pengukuran berat
anak sekolah di SD N Kaligondang
badan menurut tinggi badan dari 33
Bantul Yogyakarta.
siswa kelas 1 terdapat 24 siswa dengan
menggunakan
status gizi normal, 7 siswa dengan
cross
status gizi gemuk, 1 siswa dengan
pengambilan data yang dilakukan
status gizi kurus dan 1 siswa dengan
dalam
status
(Arikunto, 2006).
gizi
kurus
sekali.
Hasil
sectional, waktu
Penelitian ini
pendekatan
waktu
yaitu
metode
yang
bersamaan
wawancara dengan 6 ibu dari siswa
Variabel bebas penelitian ini
SD N Kaligondang, 3 ibu mengatakan
adalah perilaku ibu dalam memenuhi
sebelum sekolah, anak sarapan hanya
kebutuhan
dengan bubur yang dibeli dari warung
variabel terikatnya adalah status gizi 2
gizi
anak
sedangkan
anak sekolah kelas I. Semua variabel
HASIL PENELITIAN
pengganggu dalam penelitian ini tidak
Penelitian ini dilakukan pada
dikendalikan yaitu tingkat pendidikan,
tanggal 26 Mei 2012 di SD N
tingkat
Kaligondang,
Kelurahan
Sumbermulyo,
Kecamatan
pengetahuan,
penghasilan,
pekerjaan dan norma. Populasi dalam penelitian ini
Bambanglipuro, Kabupaten Bantul,
adalah 36 siswa kelas I yang sekolah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
di SD N Kaligondang. Besar sampel
Kegiatan pengukuran berat badan dan
pada penelitian ini adalah seluruh siswa
tinggi badan sudah dilakukan secara
yang ada yaitu 36 siswa kelas I yang
rutin pada siswa kelas I pada awal
ditentukan dengan menggunakan total
ajaran baru atau awal semester. SD N
sampling sebagai metode pengambilan
Kaligondang belum pernah digunakan
sampel.
untuk penelitian tentang pemenuhan
Analisis data yang digunakan
gizi dan status gizi. Di SD N
untuk mengetahui hubungan antara perilaku
ibu
dalam
Kaligondang
memenuhi
pertemuan
kebutuhan gizi dengan status gizi anak Kendall
Tau.
Bila
meliputi jenis kelamin anak, usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan penghasilan ibu yang akan disajikan
diketahui hubungan antara variabel
dalam bentuk tabel 1.
bebas dan variabel terikat kemudian signifikasi
pihak
Adapun karakteristik responden
0
antara dua variabel tersebut. Setelah
diuji
antara
anak.
berarti ada hubungan dan signifikan
akan
ada
membicarakan permasalahan gizi pada
0
berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut, dan jika
khusus
belum
sekolah dengan orang tua siswa yang
sekolah kelas I menggunakan uji korelasi
juga
Berdasarkan
untuk
tabel
1
perbandingan antara jenis kelamin
membuktikan apakah koefesien itu
anak perempuan dan laki-laki sama
dapat diberlakukan pada populasi di
yaitu 18 responden dengan persentase
mana sampel tersebut akan diambil
50%. Sebagian besar ibu memiliki
dengan uji signifikasi menggunakan
pendidikan SMP yaitu sebanyak 21
rumus z (Sugiyono, 2006).
responden dengan persentase 58,3% sedangkan
sebagian
besar
ibu
memiliki pekerjaan sebagai buruh sebanyak 3
19
responden
dengan
persentase 52,8%. Sebagian besar ibu
34
responden
memiliki penghasilan lebih dari Rp
94,5%.
dengan
persentase
300.000,000 per bulan yaitu sebanyak Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu dan Penghasilan Ibu di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta No. Karakteristik Frekuensi Persentase 1. Jenis Kelamin Anak a. Laki-laki 18 50% b. Perempuan 18 50% Jumlah 36 100% 2. Pendidikan Ibu a. SMP 21 58,3% b. SMA 15 41,7% c. PT 0 0% Jumlah 36 100% 3. Pekerjaan Ibu a. Buruh 19 52,8% b. Ibu rumah tangga 14 38,9% c. Karyawati 2 5,5% d. Pedagang 1 2,7% Jumlah 36 100% 4. Penghasilan Ibu a. ≥Rp 300.000,00 34 94,5% b. ≥Rp 800.000,00 2 5,5% c. ≥Rp 1.000.000,00 0 0% Jumlah 36 100% Sumber: Data primer 2012 Perilaku Ibu dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu dalam MemenuhiKebutuhan Gizi Anak di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta No. Karakteristik Frekuensi Persentase 1. Baik 21 58% 2. Cukup 15 42% 3. Kurang 0 0% Jumlah 36 100% Sumber: Data primer 2012 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
bahwa
sebanyak 21 responden (58%)
responden
dan sebanyak 15 responden
yang paling banyak memiliki
(42%) memiliki perilaku cukup
perilaku baik dalam memenuhi
dalam memenuhi kebutuhan
kebutuhan
gizi anak.
gizi
anak
yaitu 4
Status Gizi Anak Sekolah Kelas I Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Anak Sekolah Kelas I di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta No. Karakteristik Frekuensi Persentase 1. Sangat kurus 0 0% 2. Kurus 4 11% 3. Normal 28 78% 4. Gemuk 4 11% Jumlah 36 100% Sumber: Data primer 2012 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
sedangkan sebanyak masing-
bahwa
sebagian
masing 4 responden (11%)
besar
responden
memiliki
memiliki status gizi kurang dan
status
gizi
normal
yaitu
gemuk.
sebanyak 28 responden (78%) Hubungan Perilaku Ibu dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak dengan Status Gizi Anak Sekolah Kelas I di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak denganStatus Gizi Anak Sekolah Kelas I di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta No. 1. 2. 3.
Status gizi
Sangat kurus f % 0 0 0 0 0 0 0 0
Perilaku Baik Cukup Kurang Jumlah
Kurus f 1 3 0 4
% 2,8 8,3 0 11,1
Normal f 17 11 0 28
% 47,2 30,6 0 77,8
Gemuk f 3 1 0 4
% 8,3 2,8 0 11,1
Jumlah f 21 15 0 36
Nilai p
% 58,3 41,7 0 100
0, 157
Sumber: Data primer 2012 sedangkan
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui
bahwa
yang
paling
mempunyai
paling
responden
perilaku
responden
sedikit
yang
mempunyai
banyak
perilaku cukup, mempunyai
baik
anak dengan status gizi gemuk yaitu 1 responden (2,8%).
dalam memenuhi kebutuhan
Hasil
gizi anak, mempunyai anak
uji
statistik
dengan status gizi normal yaitu
menunjukkan nilai
17
Tau ( ) sebesar 0,233 dengan
responden
(47,2%)
1
Kendall
taraf signifikansi (p) 0,157.
pengetahuan lebih langgeng dari
Hasil
pada perilaku yang tidak didasari
penelitian
ini
oleh pengetahuan.
menunjukkan bahwa p lebih besar dari 0,05 (0,157 > 0,05)
Berdasarkan Tabel 1 dapat
maka Ho diterima dan Ha ditolak
sehingga
diketahui
dapat
SMP
hubungan antara perilaku ibu
sebanyak
sangat mempengaruhi penerimaan
anak sekolah kelas I di SD N
informasi
Bantul
termasuk
informasi
tentang gizi. Masyarakat dengan
Yogyakarta.
pendidikan yang rendah akan lebih
PEMBAHASAN Perilaku Ibu dalam Kebutuhan Gizi Anak
mempertahankan
makanan sehingga sulit menerima informasi baru di bidang gizi
diketahui bahwa responden yang
(Suhardjo,
paling banyak memiliki perilaku
tingkat
baik dalam memenuhi kebutuhan
menentukan
gizi anak yaitu sebanyak 21
seseorang
responden (58%) dan sebanyak 15
pengetahuan.
responden
tingkat
(42%)
memiliki
kebutuhan gizi anak.
seseorang yang (ibu)
terkait
menikmati
juga
ikut
mudah
tidaknya
menerima
akan
suatu
Semakin
seseorang,
semakin
menyerap diterima
tinggi mudah
informasi termasuk
dengan
pentingnya
mengkonsumsi energi dan protein
makanan tentunya tidak lepas dari
secara adekuat.
tingkat pengetahuan yang dimiliki gizi
itu,
pendidikan dan informasi gizi
untuk memberikan contoh pada
tentang
Selain
pendidikan
maka
responden
1992).
pendidikan
perilaku cukup dalam memenuhi
dalam
tradisi-
tradisi yang berhubungan dengan
Memenuhi
Berdasarkan Tabel 2 dapat
responden
responden
responden (41,7%). Pendidikan
gizi anak dengan status gizi
anaknya
21
(58,3%) dan SMA sebanyak 15
dalam memenuhi kebutuhan
Perilaku
pendidikan
terakhir responden (ibu) adalah
disimpulkan bahwa tidak ada
Kaligondang
bahwa
Status Gizi Anak Sekolah Kelas I
atau
Berdasarkan Tabel 3 dapat
makanan. Menurut Notoatmodjo
diketahui bahwa sebagian besar
(2003) perilaku yang didasari 2
responden memiliki status gizi
cukup, mempunyai anak dengan
normal
status
yaitu
sebanyak
28
responden
(78%)
sebanyak
masing-masing
gizi
gemuk
responden
sedangkan
yaitu
(2,8%).
1
Hasil
4
penelitian ini menunjukkan bahwa
responden (11%) memiliki status
nilai (p) adalah 0,157 sehingga (p)
gizi kurang dan gemuk. Hasil
lebih besar dari 0,05 (0,157 >
penelitian ini menunjukkan bahwa
0,05) maka Ho diterima dan Ha
sebagian
ditolak.
besar
responden
Penelitian
ini
dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
mempunyai status gizi baik. (1986)
hubungan antara perilaku ibu
konsumsi makanan secara tidak
dalam memenuhi kebutuhan gizi
langsung dapat dipengaruhi oleh
anak dengan status gizi anak
daya
sekolah
Menurut
Apriyadi
beli
kemampuan
keluarga
atau
keluarga
kelas
I
di
SD
N
Kaligondang Bantul Yogyakarta.
untuk
Hasil penelitian ini sesuai
membeli bahan makanan antara besar
dengan penelitian yang dilakukan
kecilnya keluarga, latar belakang
oleh Egha (2012) dengan judul
sosial budaya, tingkat pendidikan
“Hubungan
dan pengetahuan gizi serta jumlah
Sosiodemografi dan Pola Makan
anggota keluarga.
dengan Status Gizi Anak Sekolah
lain
tergantung
dengan
Negeri di Kelurahan 16 Ulu
Hubungan Perilaku Ibu dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak dengan Status Gizi Anak Sekolah Kelas I di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta
Palembang
kelamin anak dan pendidikan ibu. Hal
Jenis
mempunyai
responden
dalam
kelamin
anak
dalam
penelitian ini adalah sebanyak 18
(47,2%)
responden (50%) dengan jenis
sedangkan responden yang paling sedikit
dengan
jenis kelamin dan pendidikan ibu.
anak dengan status gizi normal resonden
sesuai
penelitian ini diantaranya adalah
kebutuhan gizi anak, mempunyai 17
ini
karakteristik
mempunyai
perilaku baik dalam memenuhi
yaitu
yang
tidak berhubungan dengan jenis
diketahui bahwa responden yang banyak
2012”
menyatakan bahwa status gizi
Berdasarkan Tabel 4 dapat paling
Faktor
kelamin
perilaku
laki-laki
dan
18
responden (50%) dengan jenis 3
kelamin perempuan. Perbedaan
bahwa perilaku pemberian MP-
jenis kelamin tidak berhubungan
ASI berhubungan dengan status
dengan status gizi anak. Jenis
gizi pada anak usia 12-24 bulan.
kelamin tidak dapat dijadikan
Namun tidak dengan penelitian ini
sebagai
yang
karena perilaku responden (ibu)
mempengaruhi status gizi anak.
masih dipengaruhi oleh norma-
Pendidikan
dalam
norma atau adat kebiasaan yang
penelitian ini tidak dikendalikan.
berlaku di dalam masyarakat.
Pendidikan ibu sebagian besar
Rata-rata keluarga pada umumnya
mempunyai
mengkonsumsi bahan makanan
yaitu
faktor
21
responden
pendidikan responden
SMP
yang
(58,3%).
mengandung
Pendidikan ibu dalam penelitian
seperti
ini tidak berhubungan dengan
jagung, pisang, singkong tanpa
status gizi anak karena ibu tidak
diimbangi dengan zat gizi lainnya.
memikirkan makanan atau gizi
Responden
apa yang diperlukan pada usia
memberikan makanan tidak sesuai
anak sekolah. Ibu memberikan
dengan kebutuhan anak dan tidak
asupan
memenuhi 4 sehat 5 sempurna
gizi
berdasar
pada
nasi,
karbohidrat umbi-umbian,
(ibu)
kebiasaan saja bukan berdasar
bahkan
pada kebutuhan gizi yang benar-
daging ataupun susu responden
benar dibutuhkan oleh anaknya.
hanya mengkonsumsi pada hari-
Ibu menganggap yang penting
hari tertentu seperti hari besar
anak
dalam agama. Walaupun perilaku
diberikan
makan
tanpa
untuk
terbiasa
mengkonsumsi
melihat kandungan gizi di dalam
responden
dalam
makanan yang diberikannya itu.
kebutuhan
gizi
memenuhi tidak
sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang
kebutuhan
dilakukan oleh Masruri dengan
status
judul
berada dalam keadaan normal.
“Hubungan
Perilaku
tubuh
gizi
responden
Faktor-faktor
Pemberian MP-ASI dengan status
anak,
yang
tetapi (anak) dapat
gizi pada anak usia 12-24 bulan di
mempengaruhi status gizi anak
Desa
selain
Tamanmartani,
Kalasan,
norma-norma
atau
Sleman, Yogyakarta tahun 2010”.
kebiasaan dari responden adalah
Penelitian tersebut menunjukkan
faktor 4
genetik
atau
faktor
keturunan yang juga menjadi hal
menyediakan
penting dalam masalah gizi. Anak
sendiri.
makanannya
yang memiliki faktor genetik KESIMPULAN
kurus, sebanyak apapun jumlah
Berdasarkan hasil penelitian dan
makanan yang dikonsumsi tidak akan
mempengaruhi
status
gizinya
pembahasan
keadaan
faktor
1.
sekolah kelas I yaitu sebanyak 21 responden (58%) dan sebanyak 15
keturunan (genetik) merupakan
responden
faktor yang telah ada dalam diri
perilaku
manusia yang dibawa sejak lahir 2.
derajat kesehatan. anak
yang
aktif
sebanyak
melakukan
yang
3.
yang fisik.
mempertahankan energi
dan
responden
(11%)
Hasil penelitian ini menunjukkan
gizi anak sekolah kelas I di SD N Kaligondang Bantul Yogyakarta
ini
Tahun 2012.
kebutuhan nafsu
4
kebutuhan gizi anak dengan status
membantu Aspek
masing-masing
perilaku ibu dalam memenuhi
tercapainya status gizi baik adalah aktivitas
responden
bahwa tidak ada hubungan antara
fisik.
Menurut Barasi (2007) faktorfaktor
besar
gemuk.
tidak
aktivitas
dalam
memiliki status gizi kurang dan
nafsu makan menjadi bertambah anak
Sebagian
sedangkan
melakukan
membutuhkan banyak energi dan pada
baik
sebanyak 28 responden (78%)
aktivitas fisik akan cenderung
dari
kurang
memiliki
memiliki status gizi normal yaitu
juga
dapat mempengaruhi status gizi. Anak
(42%)
memenuhi kebutuhan gizi anak.
yang dapat berhubungan dengan fisik
Perilaku baik dalam memenuhi kebutuhan gizi anak pada anak
keturunan
gemuk. Menurut Teori Blum,
Aktivitas
disimpulkan
sebagai berikut:
begitupun
sebaliknya dengan anak yang mempunyai
dapat
makan,
SARAN
menjamin asupan makanan yang
1.
adekuat serta mempertahankan
Bagi Ilmu Keperawatan Anak Diharapkan
adanya
kajian
massa otot yang menunjang hidup
atau penelitian lebih lanjut untuk
mandiri
kemajuan dan perkembangan ilmu
dan
kemampuan
keperawatan anak. 5
2.
Bagi
Mahasiswa
Behrman, K., dan Alvin, N., 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. EGC; Jakarta.
STIKES
‘Aisyiyah Yogyakarta Diharapkan adanya penelitian
Egha, 2012. Jurnal Hubungan Faktor dan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Sekolah Negeri di Kelurahan 16 Ulu Palembang Tahun 2012. http://www.scribd.com/doc/8959 6151/Jurnal-Hubungan-FaktorSosiodemografi. Diakses tanggal 20 Juni 2012.
lebih lanjut untuk kemajuan riset dan
perkembangan
ilmu
keperawatan,
khususnya
berhubungan
dengan
yang
perilaku
yang mempengaruhi gizi anak. 3.
Bagi Ibu Responden di SD N
Hidayat, A.A., 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Salemba Medika; Jakarta.
Kaligondang Bantul Yogyakarta Ibu
hendaknya
kebutuhan
gizi
sesuai
memenuhi
anak
sekolah
dengan
perkembangannya
Judarwanto, W., Antisipasi Perilaku Makan Anak Sekolah dalam http://www.pdpersi.co.id/pdpersi /news/artikel.php3?id=956. Diakses tanggal 4 Mei 2011.
tahap dan
dapat
memilih makanan yang memiliki
Masruri, N., 2010. Hubungan Perilaku Ibu dalam Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Desa Tamanmartani Kalasan Sleman Yogyakarta, Skripsi Tidak Dipublikasikan, Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.
kualitas dan kuantitas yang cukup untuk tumbuh kembang anak usia sekolah
sehingga
tumbuh
secara
anak
dapat
optimal
dan
memiliki status gizi yang baik dan dapat
terhindar
dari
penyakit
kurang gizi. 4.
Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta; Jakarta.
Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan selanjutnya
melakukan
peneliti
Sugiyono, 2009. Penelitian. Bandung.
survei
langsung ke rumah responden
Statistika Untuk CV Alfabeta;
Suparyanto, 2011. Konsep Status Gizi. Http://drsuparyanto.blogspot. com/2011/05/konsep-statusgizi.html. Diakses tanggal 20 Juni 2012.
untuk melihat secara langsung perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah.
http://nasional.kompas.com/read/2011 /01/25/0416225/Gizi.Anak.Us ia.Sekolah.Memprihatinkan. Diakses tanggal 25 Oktober 2011.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta; Jakarta.
6