HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS PADA SISWA KELAS V DAN VI SDN 1 RECO KERTEK WONOSOBO
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
Disusun oleh: Desi Putri Utami NPM: 3208069
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2012
A
T AR
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS’ SUPPORT AND CHILDREN READINESS TO FACE PUBERTY IN 5TH AND 6TH YEAR STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL 1 RECO KERTEK WONOSOBO
Desi Putri Utami1, Retno Mawarti2, Dwi Susanti3 ABSTRACT BACKGROUND: Puberty is a crucial time where a child has a rapid growth physically, psychologically and emotionally. The children who are ready to face the puberty will appear confident and comfort, on the other hand those who have difficulty to face the puberty will appear insecure and not confident. The parents’ support hoped helped the children to be ready to face the puberty. OBJECTIVES: To determine the relation between parents’ support and children readiness to face the puberty of the student in 5th year and 6th year of Elementary School1 Reco, Kertek, Wonosobo. METHODS: This research is descriptive analitic with cross sectional. The sample were taken by total sampling pairing, which took all the 68 students and their parents of 5th and 6th year of Elementary School1 Reco, Kertek, Wonosobo. The used instrument is questionaire whose validity and reliability has already tested. The used data analizing is chi square, with significance α=0,05. RESULT: The support of the parents are in good range,the support of the family in facing physical change 57,4%, psychological 73,5% and sexually 41,2%. Most of the students of Elementary School 1 Reco, Kertek, Wonosobo about 67,6% are ready to face the puberty. CONCLUSION:A positive and significant relation are found between the support of the parents and the children readiness to face the puberty, it is based on X2hitung= 17,677 > X2tabel= 5,991 and significantcy p=0,000<0,05 with the strength of the relation is average (C=0,454) in phsical changes, X2hitung= 11,391 ≥ X2tabel5,991 and significantcy p=0,003<0,05 with the strength of the relation is average (C=0,379) in psychosocial changes, and in sexual changes X2hitung= 30,002 ≥ X2tabel7,815 with the strength of the relation is average (C=0,553). SUGGESTION: The children considered ready to face the puberty because that is a normal phase and every person will face it in their childhood, also the parents must support of their children to face the puberty. KEYWORDS: Role, parents and puberty
AN
A
A YAK K A OG
T AR
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
1
Student of Nursing Education Programme Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences 2 Lecturer of Nursing Education Programme, Health Aisyah─of Yogyakarta 3 Lecturer of Nursing Education Programme, Health Jenderal Achmad Yani─of Yogyakarta
iv
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS PADA SISWA KELAS V DAN VI SDN 1 RECO KERTEK WONOSOBO
Desi Putri Utami1, Retno Mawarti2, Dwi Susanti3 INTISARI
Latar Belakang: Masa pubertas merupakan masa seorang anak mengalami perkembangan fisik, psikis dan emosional yang begitu pesat. Apabila anak siap dalam menghadapi masa pubertasnya maka anak akan terlihat nyaman dan percaya diri akan perubahan yang terjadi, sebaliknya anak yang tidak siap terlihat gelisah dan tidak percaya diri. Jika orang tua ikut berperan serta mendampingi anak pada masa tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesiapan anak menghadapi masa pubertas. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak menghadapi masa pubertas pada siswa kelas V dan VI SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan cara total sampling berpasangan yaitu mengambil seluruh siswa-siswi kelas V dan VI SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo yang berjumlah 68 anak bersama dengan orang tua masing-masing siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisa data yang digunakan adalah Chi Square dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Hasil:Peran orang tua dalam mendampingi anak dalam menghadapi masa pubertas rata-rata pada kategori cukup baik, baik peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi perubahan fisik yaitu sebesar 57,4%, psikososial sebesar 73,5%, maupun seksualitas sebesar 41,2%. Siswa-siswi di SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo sebagian besar telah siap menghadapi masa pubertas, yaitu sebanyak 67,6%. Kesimpulan:Ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan kesiapan anak menghadapi masa pubertas ditunjukkan dari angka X2hitung= 17,677 > X2tabel= 5,991 dan signifikansi p=0,000<0,05 dengan kekuatan hubungan sedang (C=0,454) pada perubahan fisik, X2hitung= 11,391 ≥ X2tabel5,991 dan signifikansi p=0,003<0,05 dengan kekuatan hubungan rendah (C=0,379) pada perubahan psikososial, sedangkan pada perubahan seksualitas menunjukkan X2hitung= 30,002 ≥ X2tabel7,815 dengan kekuatan hubungan sedang (C=0,553). Saran:Anak-anak diharapkan siap dalam menghadapi masa pubertasnya karena hal tersebut normal dan setiap anak pasti akan mengalaminya, orang tua juga harus mendampingi anaknya menghadapi masa pubertas. Kata Kunci: Peran, Orang Tua, Pubertas
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
1
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dosen STIKES Aisyah Yogyakarta 3 Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2
v
A
T AR
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, Juni 2012
Desi Putri Utami
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
vi
A
T AR
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas Pada Siswa Kelas V dan VI SDN 1 Reco Kertek Wonosobo”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini tidak akan terlaksana serta tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, petunjuk, bantuan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. dr. I. Edy Purwoko, Sp. B, Selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta 2. Retno Mawarti, S.Pd., M.Kes, Selaku pembimbing I atas segala bimbingan dan arahan sehingga terselesaikan Skripsi ini 3. Dwi Susanti, S.Kep, Ns, Selaku pembimbing II atas segala bimbingan dan arahan sehingga terselesaikan Skripsi ini 4. Yustiana Olfah, APP., M.Kes, Selaku penguji atas segala masukan dan arahan sehingga Skripsi ini dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya 5. Kepala Sekolah SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo, yang telah memberikan izin untuk melakukan studi pendahuluan dan penelitian 6. Ayah, Ibu, dan adik-adik tersayang dan seluruh keluarga yang telah memberikan Do’a, kasih sayang, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini, karena tanpa mereka penulis tidak akan sampai pada titik ini 7. Sahabat-sahabat yang telah memberikan masukan dan semangat kepada penulis 8. Seluruh staf STIKES A. Yani Yogyakarta 9. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, bantuan dan do’anya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan masih jauh dari sempurna. Sehingga masih perlu perbaikan dan saran dari para pembaca. Penulis juga berharap semoga Skripsi Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal’Alamin. Wassalamualaikum Wr. Wb.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Yogyakarta, Maret 2012
Penulis
ix
A
T AR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ABSTRACT ........................................................................................................ INTISARI............................................................................................................ PERNYATAAN .................................................................................................. MOTTO .............................................................................................................. PERSEMBAHAN ............................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
AN
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................ C. Tujuan Penelitian ................................................................................. D. Manfaat Penelitian ............................................................................... E. Keaslian Penelitian ..............................................................................
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... A. Tinjauan Teori ..................................................................................... B. Landasan Teori .................................................................................... C. Kerangka Teori .................................................................................... D. Kerangka Konsep ................................................................................ E. Hipotesis ..............................................................................................
D
N JE
S E K BABT IIII METODE PENELITIAN...................................................................... S A. Rancangan Penelitian ........................................................................... B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Lokasi dan Waktu penelitian ............................................................... Populasi dan sampel ............................................................................ Variabel Penelitian............................................................................... Definisi Operasional ............................................................................ Instrumen Penelitian ............................................................................ Metode Pengumpulan Data.................................................................. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ............................... Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................ Etika Penelitian .................................................................................... Pelaksanaan penelitian .........................................................................
x
1 1 5 5 6 6
A
T AR
A YAK K A OG
P
Hal i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiii xiv
10 10 30 33 34 34 35 35 35 35 36 37 38 38 40 44 48 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... A. Hasil Penelitian ..................................................................................... B. Pembahasan .......................................................................................... C. Keterbatasan Penelitian .........................................................................
51 51 64 72
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... A. Kesimpulan ........................................................................................... B. Saran .....................................................................................................
73 73 73
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... LAMPIRAN ........................................................................................................
75
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xi
A
T AR
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15.
Definisi Operasional .................................................................................... Kisi-kisi Kuesioner Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas................ Kisi-kisi Kuesioner Peran Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Menghadapi Perubahan Fisik............................................................................................ Kisi-kisi Kuesioner Peran Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Menghadapi Perkembangan Psikososial ........................................................................... Kisi-kisi Kuesioner Peran Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Menghadapi Perkembangan Seksualitas ........................................................................... Tingkat Hubungan Variabel Penelitian Menurut Besarnya Koefisien Korelasi Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi yang Diperoleh Responden Tentang Masa Pubertas ................................................................................ Distribusi Frekuensi Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas .............. Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Menghadapi Perubahan Fisik............................................................................................ Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Menghadapi Perubahan Psikososial .................................................................................. Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Menghadapi Perubahan Seksualitas .................................................................................. Tabel Silang Hubungan Antara Peran Orang Tua Dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas (Terhadap Perubahan Fisik) ............................ Tabel Silang Hubungan Antara Peran Orang Tua Dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas (Terhadap Perubahan Psikososial) .................. Tabel Silang Hubungan Antara Peran Orang Tua Dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas (Terhadap Perubahan Seksualitas) .................. Nilai Koefisien Kontingensi.........................................................................
AN
RP
PE
LA
A
R DE
N
E J S
E K I T
S
xii
39 40 40 48 54 58 59 59
T60A R A
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
37 39
60 61 62 64
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Kelenjar-kelenjar Endokrin.................................................................. Gambar 2. Alat Genitalia Pada Wanita(Eksterna) .................................................. Gambar 3. Alat Genitalia Pada Wanita(Interna) ..................................................... Gambar 4. Alat Genitalia Pria ..................................................................................... Gambar 5. Kerangka Teori .......................................................................................... Gambar 6. Kerangka Konsep ...................................................................................... Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ............................................ Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama .......................................... Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Urutan Anak ................................. Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Saudara ............................ Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ayah................................... Gambar 13.Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu........................................ Gambar 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ayah ........................... Gambar 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu .............................. Gambar 16.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah .............................. Gambar 17. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu ................................
AN
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xiii
23 33 34 52 52 53 53 54 55 55 56 56 57 57
A
T AR
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
20 22 23
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Skripsi Mahasiswa Semester VIII Tahun Akademik 2011/2012 Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Lampiran 3 Surat Pernyataan Kepala Sekolah Lampiran 4Permohonan Menjadi Responden Lampiran 5Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden (Informed Consent) Lampiran 6Kuesioner Lampiran 7Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9 Hasil Korelasi Lampiran 10 Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 11 Tanda Bukti Mengikuti Seminar Ujian Proposal
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xiv
A
T AR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perkembangan fisik, seksual dan psikososial sebagai ciri dalam masa pubertas. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk dalam golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke dalam golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak-anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks & Knoers , 2002).
AN
Terdapat beberapa pendapat tentang definisi remaja, WHO mendefinisikan
A
A YAK K A OG
T AR
remaja bila anak telah mencapai umur 12-24 tahun, Depkes RI adalah antara 10-19
tahun dan belum kawin, sedangkan menurut BKKBN adalah 10-19 tahun
T ANI Y S U .Y
(Widiastuti,dkk., 2009).
Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar
P AL A R E ER
dari penduduk dunia. Penduduk dunia saat ini berjumlah 6,3 miliar jiwa, memiliki
P
jumlah penduduk remaja lebih dari satu miliar (menurut WHO dalam Soetjiningsih,
D
N JE
2007). Jumlah remaja di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik kelompok umur 10 –
S E K I ± sejumlah ST 213 juta jiwa. Hasil survey
24 tahun adalah sekitar 30% atau 62 juta jiwa dari jumlah penduduk Indonesia yaitu BPS terungkap bahwa komposisi umur
penduduk Jawa Tengah tahun 2009 yang berusia remaja yaitu umur 10-24 tahun sekitar 27% dari jumlah penduduk Jawa Tengah ± sejumlah 2.916.399 juta jiwa (Biro Pusat Statistik, 2009). Masa pubertas merupakan masa seorang anak mengalami perkembangan fisik, psikis, dan emosional yang begitu pesat (Sarwono, 2008). Masa ini ditandai dengan adanya gejala secara tiba-tiba dalam suatu permulaan masa remaja yaitu timbulnya seksualitas (genitalia). Selama periode ini seorang anak mengalami berbagai perubahan dalam tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan, pakaian, milik, jangkauan pilihan dan perubahan dalam sikap terhadap seks dan
1
2
lawan jenis. Perubahan pesat yang terjadi selama masa pubertas tersebut menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman, dan dalam banyak kasus menimbulkan perilaku yang kurang baik (Hurlock, 2004). Kurangnya persiapan anak dalam menghadapi masa pubertas merupakan bahaya psikologi yang serius, misalnya karena kurangnya pengetahuan orang tua atau adanya hambatan karena sopan santun dan rasa malu. Dapat pula karena kesenjangan yang sering berkembang antara anak usia pubertas dan orang tua yang menghalangi anak untuk bertanya mengenai perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Selain itu untuk menghindari rasa malu, anak usia pubertas pura-pura sudah tahu apa yang sebenarnya perlu diketahui. Anak usia pubertas yang memang ingin melepaskan diri dari orang tua dan lebih suka berkumpul dengan teman-temannya akan mencari tahu dari teman-temannya atau dari media lain seperti televisi, majalah,
AN
TA R Remaja disebut juga dengan istilah “Teenagers” (usia belasan tahun).Menurut A K Charlotte Buhler (dalam Hurlock, 2004) pada masa pubertas ataumasa YAremaja awal G terdapat gejala yang disebut gejala “negative phase”, Iistilah“phase” menunjukkan YO N periode yang berlangsung singkat. “Negative” berarti bahwaindividu mengambil YA . A sikap “anti” terhadap kehidupan atauLkehilangan sifat-sifat baikyang sebelumnya A sudah berkembang. Gejala E iniRbanyak terjadi pada remaja awal, diantaranya D keinginan untuk menyendiri, EN berkurang kemampuan untuk bekerja,kegelisahan, J S pertentangan sosial dan rasa kurang percaya diri (lack of self kepekaan perasaan, E K I confidence). ST Dari beberapa gejala “negative phase” di atas merupakan ciri-ciri internet atau lain sebagainya (Hurlock, 2004).
A K A
T S U
P R E
P
ketidaksiapan anak menghadapi masa pubertas, sebaliknya apabila anak siap menghadapi masa pubertas, anak tersebut akan terlihat nyaman dan percaya diri akan perubahan yang akan terjadi. Fenomena tersebut menjadikan remaja awal sebagai individu yang banyak menghadapi masalah, kemampuan berfikir mereka lebih dikuasai oleh emosional, sehingga kurang mampu menyesuaikan dengan pendapat orang lain. Hal lain yang timbul adalah berkurangnya bantuan dari orang tua atau orang dewasa lain dalam memecahkan masalahnya. Oleh karena itu untuk dapat mengatasi ketakutan dan kegalauan atas semua perubahan baik fisik maupun psikis, serta mampu
3
melaksanakan tugas perkembangan pada masa remaja, hendaknya remaja mampu mengenali, memahami, menerima keadaan dirinya, yang tentunya saja sangat membutuhkan pengertian dan dukungan dari pihak orang dewasa, khususnya keluarga (Hurlock, 2004). Pembentukan rasa percaya diri remaja awal tidak bisa lepas dari peran dan campur tangan orang tua. Dalam hal ini orang tua merupakan sebuah lingkungan yang paling awal untuk membantu remaja mendapat rasa aman, diterima sehingga akan berdampak positif dalam perkembangan jiwa remaja. Orang tua merupakan tempat atau lingkungan yang dekat dengan kehidupan remaja, sehingga remaja mampu berupaya untuk terbuka dalam menghadapi masalah. Dengan adanya peran orang tua dalam mendampingi anak akan mampu membantu orang tua dan remaja dalam menghadapi masalah. Permasalahan yang muncul pada diri remaja dapat juga
AN
TA R keterbukaan antara orang tua dengan remaja dan kurangnya pengetahuan A yang K dimiliki orang tua atau terhambat oleh sopan santun atau rasa malu (Fagan, YA 2006). G Kesenjangan yang sering berkembang antara Iremaja YO awal dan orang tua AN yang terjadi pada tubuhnya. menghalangi remaja awal bertanya mengenai perubahan Y A. kepercayaan diri remaja, karena Perubahan yang terjadi dapat mempengaruhi L RAUntuk menghindari ini maka sebaiknya perlu kurangnya informasi yang diterima. E D N adanya peran orang tua dalam mendampingi anak dalam menghadapi masa pubertas. E J Sorang Dengan peran tua tersebut diharapkan muncul keterbukaan, rasa percaya diri E K I dalam STmenghadapi permasalahan. Orang tua lebih terbuka dalam memberikan dipengaruhi oleh kurangnya peran orang tua, hal ini dikarenakan kurang adanya
A K A
T S U
P R E
P
pengarahan, informasi dan memberikan kesempatan pada anak agar mau bercerita tentang keadaan diri anak. Orang tua juga harus berusaha menunjukkan empati dan perhatian terhadap kesulitan remaja dan adanya respon yang baik terhadap permasalahan yang dihadapi remaja. Dengan adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dalam menghadapi permasalahan remaja khususnya masalah perubahan yang terjadi pada dirinya, baik perubahan fisik, psikososial dan seksualitas, maka diharapkan remaja mampu mengatasi rasa ketidaksiapan dalam menghadapi masa pubertas (Fagan, 2006).
4
Situasi anak tersebut memerlukan adanya suatu kebijakan pembangunan kabupaten/kota yang mengintegrasikan sumber daya pembangunan untuk memenuhi hak anak mulai proses perencanaan, implementasi hingga pengawasan dan penilaiannya yaitu kebijakan pembangunan kabupaten/kota layak anak (KLA). KLA diharapkan dapat menjadi model pembangunan yang mewadahi seluruh kegiatan dan upaya untuk menciptakan keluarga yang sayang anak, rukun tetangga dan rukun warga atau lingkungan yang peduli anak, kelurahan dan desa layak anak dan kecamatan atau kabupaten/kota yang layak bagi anak sebagai prasyarat untuk memastikan bahwa anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik, terlindungi haknya dan terpenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya (Kebijakan Kota Layak Anak). Kunci pertama dalam mengarahkan dan membentuk mental si anak terletak
AN
TA R kepada budi pekerti orang tuanya. Peran orang tua sangatlah penting Adalam K meningkatkan kesiapan anak menghadapi masa pubertas, mengurangi rasa cemas dan YA G percaya diri dengan pertumbuhannya. Oleh karena itu,I disini YOperan perawat sangat N dini kepada anak maupun Asecara penting dalam pemberian pendidikan kesehatan Y . Aanak untuk orang tua untuk mempersiapkan menghadapi masa pubertas seperti L A memberikan education tentang ER perubahan fisik pada anak, psikososial dan D seksualitas. Orang tuapun EN harus paham tentang perubahan pada anaknya masingJ S memberikan arahan bagi pertumbuhan dan perkembangan anaknya masing dan E dapat K I menuju ST ke arah dewasa. pada peranan orang tuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu tergantung
A K A
T S U
P R E
P
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo pada tanggal 30 November 2011 dengan cara wawancara kepada 10 siswa, yaitu 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Dari 10 siswa didapatkan hasil bahwa 3 siswa (1 laki-laki dan 2 perempuan) sering mendapatkan penjelasan dari orang tua tentang perubahan yang terjadi pada remaja dan tidak merasa takut atau cemas menghadapi masa pubertas, 2 siswa (1 laki-laki dan 1 perempuan) sering bertanya kepada orang tua tentang perubahan yang terjadi dan tidak merasa takut menghadapi masa pubertas, 1 siswa (perempuan) mengatakan orang tua jarang memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi saat remaja dan merasa malu
5
terhadap perubahan yang terjadi, 4 siswa (3 perempuan dan 1 laki-laki) mengatakan orang tua jarang memberitahu tentang perubahan yang terjadi tetapi mereka mengatakan tidak takut menghadapi perubahan fisik karena teman-teman sebayanya juga mengalaminya. Selain informasi dari orang tua, mereka juga telah mendapatkan informasi tentang masa pubertas dari pelajaran yang mereka dapatkan di sekolah, misalnya pelajaran biologi dan sudah pernah mendapatkan penyuluhan dari Puskesmas setempat. Dengan alasan tersebut di atas itulah maka penulis memilih judul “Hubungan Peran Orang Tua dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas pada Siswa Kelas V dan VI SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo” untuk dikembangkan melalui penelitian yang sistematis, logis dan ilmiah.
AN
TA R Berdasarkan pada uraian latar belakang, memberi dasar bagi peneliti A untuk K A merumuskan pertanyaan penelitian “Adakah hubungan antara Y peran orang tua G dengan kesiapan anak menghadapi masa pubertas pada Isiswa YOkelas V dan VI SDN 1 AN Reco, Kertek, Wonosobo?”. Y A. L A Penelitian RTujuan C. E D 1. Tujuan Umum EN S J peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi masa Diketahui E IK pada siswa-siswi kelas V dan VI SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo. T pubertas S B. Rumusan Masalah
A K A
T S U
P R E
P
2. Tujuan Khusus a. Diketahui peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi masa pubertas di SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo b. Diketahui kesiapan anak menghadapi masa pubertas di SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo c. Diketahui keeratan hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak menghadapi masa pubertas pada siswa-siswi kelas V dan VI SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo.
6
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan memperkaya daftar pustaka tentang masa pubertas dan peran orang tua bagi anak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasanbagi para siswa bahwa terjadinya masa pubertas adalah normal dan setiap orang pasti akan mengalaminya. b. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi masyarakat khususnya orang tua yang mempunyai anak yang memasuki masa remaja awal
AN
A
atau masa pubertas supaya bisa mendampingi anaknya supaya lebih siap menghadapi masa pubertas.
A YAK K A OG
T AR
c. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
T ANI Y S U .Y
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas
P AL A R E ER
setempat agar selalu mengarahkan siswa-siswa SD yang menjadi naungannya tentang masa pubertas dan perubahan-perubahan yang akan terjadi pada masa
P
tersebut.
D
N JE
d. Bagi peneliti lain
S penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi peneliti lain dan Hasil E K TI
S untuk
melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan peran orang tua
terhadap kesiapan anak menghadapi masa pubertas.
E. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan peneliti, ada beberapa penelitian lain yang telah dilakukan yang masih ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, antara lain adalah: 1. Dewi, Rosiana (2006) dengan judul Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Menghadapi Masa Pubertas di Desa Kedungjati Kecamatan Sempor Kebumen. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subyek yang
7
diteliti adalah orang tua yang memiliki anak usia pubertas di desa Kedungjati Kecamatan Sempor Kebumen. Sampel berjumlah 90 orang yang diambil dari 9 dukuh secara acak. Instrumen penelitian berupa kuesioner . Data dianalisis secara deskriptif
menggunakan rumus distribusi
frekuensi.
Hasil
penelitiannya
menyimpulkan bahwa peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi perubahan fisik dan perkembangan psikososial rata-rata berada pada kategori kurang, sedangkan peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi perkembangan seksualitas rata-rata berada pada kategori sangat kurang. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rosiana Dewi terletak pada design penelitian. Design penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rosiana Dewi adalah pada
AN
TA R Variabel independent dalam penelitian ini adalah peran orang tua danA variabel K dependentnya adalah kesiapan anak menghadapi masa pubertas, YA sedangkan G penelitian milik Rosiana Dewi hanya menggunakan YsatuOvariabel yaitu peran I ANmasa pubertas. Populasi yang orang tua dalam mendampingi anak menghadapi Y A.Wonosobo beserta orang tua masingdigunakan adalah SDN 1 Reco, Kertek, L A R masing siswa dengan sampel kelas V dan VI dan orang tuanya. Cara pengambilan E D Nmenggunakan sampel yaitu dengan teknik Total Sampling Berpasangan dan E J S menggunakan Chi Square. analisis datanya E K TI Sari (2003) dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua 2. S Hastuti, variabel, populasi, sampel, cara pengambilan sampel, dan analisis penelitian.
A K A
T S U
P R E
P
Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Siswa Kelas 1 SLTPN 1 Martapura. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana hubungan antara pengetahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi dengan upaya mempersiapkan masa pubertas anak. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan populasi orang tua siswa kelas 1 SLTPN 1 Martapura. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner hasil modifikasi dari Primulyani (2000) serta lembar kuesioner modul 2 dan 3 dalam pedoman penyampaian materi reproduksi sehat sejahtera remaja usia 11-13 tahun untuk konseling dengan sasaran orang tua remaja (kantor menteri negara kedudukan dan
8
BKKBN) tahun 1997. Analisis data penelitian ini menggunakan teknik univariat dan bivariat dengan teknik analisis korelasi Kendall Tau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi dengan upaya mempersiapkan masa pubertas anak dengan keeratan hubungan sedang. Semakin tinggi pengetahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi maka semakin tinggi upaya mempersiapkan masa pubertas anak. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Sari Hastuti terletak pada design penelitian. Design penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sari Hastuti adalah pada variabel, populasi, sampel, dan analisis penelitian. Variabel independent dalam
AN
TA R kesiapan anak menghadapi masa pubertas. Populasi yang digunakan adalah A SDN K 1 Reco, Kertek, Wonosobo beserta orang tua siswa dengan sampel kelas V dan VI YA G dan orang tuanya. Analisis data pada penelitianiniI menggunakan Chi Square, YO N sedangkan penelitian Sari hastuti menggunakan YAkorelasi Kendall Tau. . AHubungan Antara Tingkat Pengetahuan 3. Mardiyah, Siti (2008) dengan judul L A Pubertas dengan Konsep Diri Remaja SMP RMasa Tentang Perubahan Fisik Pada E D NPenelitian Negeri 6 Yogyakarta. ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara E J S tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan konsep E K I SdiriTremaja SMP Negeri 6 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non penelitian ini adalah peran orang tua, sedangkan variabel dependentnya adalah
A K A
T S U
P R E
P
eksperimental dalam bentuk deskriptif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan perubahan fisik pada masa pubertas dan kuesioner konsep diri remaja. Subyek penelitian ini berjumlah 70 orang siswa –siswi SMP Negeri 6 Yogyakarta yang diambil dengan menggunakan proportionate statified random sampling. Analisis datanya menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan konsep diri remaja.
9
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Siti Mardiyah terletak pada analisis data penelitian. Analisis data yang digunakan adalahChi Square. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Siti Mardiyah adalah pada variabel, populasi, sampel, dan cara pengambilan sampel penelitian. Variabel independent dalam penelitian ini adalah peran orang tua, sedangkan variabel dependentnya adalah kesiapan anak menghadapi masa pubertas. Populasi yang digunakan adalah SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo beserta dengan orang tua masing-masing siswa dengan sampel kelas V dan VI dan orang tuanya. Cara pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik Total Sampling Berpasangan, sedangkan penelitian Siti Mardiyah menggunakan Stratified Random Sample.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian SDN 1 Reco terletak di Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. SDN 1 Reco mempunyai 8 kelas yaitu kelas 1, 3 dan 4 yang masih-masing terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A dan B, dan kelas 5 dan 6 terdiri dari 1 kelas. Kelas 2A dan 2B memulai pelajarannya pada siang hari dan harus bergantian dengan kelas 1A dan 1B karena kurangnya kelas dan terlalu banyaknya jumlah murid yang ada. Jumlah siswa-siswi SDN 1 Reco, Kertek,Wonosobo berjumlah 342 siswa.Jumlah siswa kelas V yaitu sebanyak 43 anak, sedangkan kelas VI sebanyak 31 anak.
AN
TA R melakukan proses belajar mengajar. Dari segi fisik, bangunan SD ini cukup A baik K karena masih tergolong baru, walaupun ada beberapa gedung atau YAruangan yang G belum tersedia, seperti UKS dan kantin sekolah. YO I ANsekolah, dan terdapat 6 orang SDN 1 Reco dipimpin oleh seorang Y kepala . A guru tetap, 3 orang guru tidak tetap, 1 orang guru Agama Islam, 1 orang guru L A olah raga. SDN 1 Reco juga mempunyai 1 Rguru Agama Katholik, dan 1 orang E ND dan 1 orang penjaga sekolah. orang pengelola perpustakaan E J S pada Sesuai umumnya SDN 1 Reco mempunyai beberapa fungsi yaitu E K I T tempat untuk menuntut ilmu yang diampu oleh guru-guru berkompeten Ssebagai Letak dan suasana SD cukup strategis dan cukup kondusif untuk
A K A
T S U
P R E
P
dan tidak hanya memberikan ilmu pendidikan umum saja, tetapi juga memberikan ilmu agama dan tata krama kepada siswa-siswinya. Fasilitas yang terdapat di SDN 1 Reco antara lain adalah perpustakaan, ruang tamu yang sekaligus digunakan untuk tempat bertukar pikiran antara guru dan murid, WC, dan sebuah lapangan yang biasa digunakan untuk upacara. 2. Karakteristik Responden Penelitian Gambaran karakteristik responden penelitian ini dibatasi berdasarkan umur, jenis kelamin, agama, urutan anak, jumlah saudara, informasi yang diperoleh responden tentang masa pubertas, dan karakteristik orang tua yang
51
52
meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Secara terperinci karakteristik responden dapat dilihat pada penjelasan berikut ini: a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Gambar 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
25.0%
47.1%
11 tahun 12 tahun
27.9%
13 tahun
AN
(Sumber: Data Primer, 2012)
A T R Berdasarkan gambar 7 menunjukkan bahwa responden yang A berumur K 11 tahun yaitu sebanyak 32 anak (47,1%) adalah yang paling YA banyak dan G responden yang paling sedikit adalah anak berumur 13 tahun sebanyak 17 anak YO I N (25,0%). YA . AJenis Kelamin b. Karakteristik Responden Berdasarkan L A R E Gambar 8 D N Karakteristik Responden Berdasarkan E J Jenis Kelamin S E IK T S
A K A
T S U
P R E
P
48.5%
51.5%
Laki-laki Perempuan
(Sumber: Data Primer, 2012) Berdasarkan gambar 8 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 35 anak (51,5%), dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 33 anak (48,5%).
53
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Gambar 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama 11.8%
Islam Katholik 88.2%
(Sumber: Data Primer, 2012) Berdasarkan gambar 9 menunjukkan bahwa responden yang beragama
AN
A T R responden yang beragama Katholik menduduki peringkat kedua yaitu sebanyak A K 8 anak (11,8%). YA G d. Karakteristik Responden Berdasarkan Urutan Anak YO NI A Gambar 10 . Y A Karakteristik Responden Berdasarkan Urutan L A Anak R E 1.5% D N11.8% E 1 SJ E 2 50.0% IK T S 3 36.8% Islam yaitu sebanyak 60 anak (88,2%) adalah yang paling banyak dan
A K A
T S U
P R E
P
4
(Sumber: Data Primer, 2012) Berdasarkan gambar 10 menunjukkan bahwa responden yaitu merupakan anak pertama sebanyak 34 anak (50%) adalah yang paling banyak dan responden yang paling sedikit adalah merupakan anak ke-4 sebanyak 1 anak (1,5%).
54
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Saudara Gambar 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Saudara 4.4%
8.8% 1
22.1% 64.7%
2 3 Tidak Punya
(Sumber: Data Primer, 2012) Berdasarkan gambar 11 menunjukkan bahwa responden yang
AN
mempunyai jumlah saudara sebanyak 1 orang yaitu 44 anak (64,7%) adalah
A
T AR
A YAK K A OG
yang paling banyak dan responden yang paling sedikit adalah responden yang mempunyai jumlah saudara sebanyak 3 orang yaitu 3 anak (4,4%).
T ANI Y S U .Y
f. Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi yang Diperoleh Responden Tentang Masa Pubertas
P AL A R E ER
Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi yang Diperoleh Responden Tentang Masa Pubertas Cara Memperoleh Frekuensi Persentase (%) Informasi Guru, Buku 1 1.5 Guru 8 11.8 Guru, Orang tua 35 51.5 Guru, Saudara 3 4.4 Guru, Televisi 16 23.5 Guru, Teman 5 7.4 Jumlah 68 100 (Sumber: Data Primer, 2012)
P
S
E K I T
D
N JE
S
Berdasarkan tabel 7 dapat diperoleh informasi bahwa sebanyak 68 responden ternyata pernah memperoleh informasi tentang masa pubertas. Semua responden juga telah mendapatkan informasi tentang masa pubertas dari guru mereka di sekolah. Kebanyakan responden mendapatkan informasi dari guru dan orang tua yaitu sebanyak 35 anak (51,5%) dan responden yang paling
55
sedikit adalah responden yang memperoleh informasi dari guru dan buku yaitu 1 anak (1,5%). Ini menunjukkan bahwa responden memiliki informasi yang baik dan dapat dijadikan sampel secara akurat. g. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Orang Tua 1) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ayah Gambar 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ayah 50
41
40 30
25
<40 tahun
20
40-50 tahun
10
2
>50 tahun
AN
0
(Sumber: Data Primer, 2012)
A
T AR
A YAK K A OG
Umur Ayah
T ANI Y S U .Y
Berdasarkan hasil analisis seperti yang terlihat pada gambar 12
P AL A R E ER
diatas, diketahui bahwa sebagian responden (Ayah) tergolong kedalam umur <40 tahun yaitu sebanyak 41 orang (60,3%), untuk umur antara 40-50 tahun
P
D N E 2 orang (2,9%). J S E 2) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu TIK
yaitu sebanyak 25 orang (36,8%), dan untuk umur >50 tahun yaitu sebanyak
S
Gambar 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu 70 60 50 40 30 20 10 0
59
<40 tahun 40-50 tahun >50 tahun
8 1 Umur Ibu
(Sumber: Data Primer, 2012)
56
Berdasarkan hasil analisis seperti yang terlihat pada gambar 13 diatas, diketahui bahwa sebagian responden (Ibu) tergolong kedalam umur <40 tahun yaitu sebanyak 59 orang (86,8%), untuk umur >50 tahun paling sedikit yaitu sebanyak 1 orang (1,5%). h. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Orang Tua 1) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ayah Gambar 14 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ayah 50
50 SD
40 30
SMP 13
20
5
10
SMA 0
Pendidikan Ayah
(Sumber: Data Primer, 2012)
AN
Perguruan Tinggi
A
T AR
A YAK K A OG
0
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
Berdasarkan hasil analisa seperti yang terlihat pada gambar 14 di
atas diketahui bahwa sebagian besar responden (Ayah) mempunyai
P
pendidikan terakhir SD terbanyak yaitu sebanyak 50 orang (73,5%), SMP
D
N JE
sebanyak 13 orang (19,1%), SMA sebanyak 5 orang (7,4%), dan tidak ada
S yang berpendidikan sampai Perguruan Tinggi (0%). responden E K T2)IKarakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
S
Gambar 15 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu 60 50 40 30 20 10 0
54 SD
SMP 11 3
Pendidikan Ibu
(Sumber: Data Primer, 2012)
SMA
0
Perguruan Tinggi
57
Berdasarkan hasil analisa seperti yang terlihat pada gambar 15 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden (Ibu) mempunyai pendidikan terakhir SD terbanyak yaitu sebanyak 54 orang (79,4%), SMP sebanyak 11 orang (16,2%), SMA sebanyak 3 orang (4,4%), dan tidak ada responden yang berpendidikan sampai Perguruan Tinggi (0%). i. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua 1) Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah Gambar 16 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah 63
80 60
Pedagang
40
Petani
20
Wiraswasta
0
A
T AR
T ANI Y S U .Y
Pekerjaan Ayah
(Sumber: Data Primer, 2012)
AN
A YAK K A OG
4
1
P AL A R E ER
Pada gambar 16 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
P
(Ayah) adalah petani yaitu sebanyak 63 orang (92,6%), sedangkan yang
D
N JE
lainnya bekerja sebagai pedagang sebanyak 1 orang (1,5%) dan wiraswasta
S 4 orang (5,9%). sebanyak E K T2)IKarakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu
S
Gambar 17 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu 56
60
Pedagang Guru
40 20
IRT 4
1
2
0
5
Petani Wiraswasta
Pekerjaan Ibu
(Sumber: Data Primer, 2012)
58
Pada gambar 17 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden (Ibu) adalah petani yaitu sebanyak 56 orang (82,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah guru sebanyak 1 orang (1,5%). 3. Analisa Data a. Analisis Univariat 1) Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas Kriteria kesiapan anak menghadapi masa pubertas terdiri dari 2 kategori, yaitu siap dan tidak siap. Kategori anak yang siap dalam menghadapi masa pubertas yaitu dengan skor 56-100%, sedangkan kategori anak yang tidak siap dalam menghadapi masa pubertas yaitu dengan skor <56%. Distribusi frekuensi kesiapan anak menghadapi masa pubertas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
AN
A
T AR
A YAK K A OG
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas Kesiapan Anak Menghadapi Frekuensi Persentase (%) Masa Pubertas Siap 46 67,6 Tidak Siap 22 32,4 Jumlah 68 100 (Sumber: Data Primer, 2012)
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
D
N JE
Berdasarkan hasil pada tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa
kesiapan S anak dalam menghadapi masa pubertas sebagian besar sudah E K TItergolong dalam kategori siap yaitu sebanyak 46 anak (67,6%), sedangkan
S
kategori tidak siap yaitu sebanyak 22 anak (32,4%). 2) Peran Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas Kriteria skoring pada peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi masa pubertas terdiri dari 4 kriteria, yaitu orang tua yang mempunyai peran baik dalam mendampingi anak dalam menghadapi masa pubertas yaitu dengan skor >76%. Orang tua yang perannya cukup dalam mendampingi anak dalam menghadapi masa pubertas dengan skor 56-75%, orang tua yang menunjukkan perannya kurang dalam mendampingi anak dalam menghadapi masa pubertas dengan skor 40-55%, dan orang tua yang
59
menunjukkan perannya sangat kurang dalam mendampingi anak dalam menghadapi masa pubertas dengan skor <40%. Distribusi frekuensi peran orang tua terhadap kesiapan anak dalam menghadapi masa pubertas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Menghadapi Perubahan Fisik Peran Orang Tua Terhadap Frekuensi Persentase (%) Perubahan Fisik Sangat Kurang 0 0 Kurang 14 20.6 Cukup 39 57.4 Baik 15 22.1 Jumlah 68 100 (Sumber: Data Primer, 2012)
AN
A T R Berdasarkan hasil pada tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa peran A K A orang tua terhadap kesiapan anak dalam menghadapiYperubahan fisik G O sebanyak 39 orang sebagian besar tergolong dalam kategori cukupY yaitu I (57,4%), sedangkan kategori baik yaitu ANsebanyak 15 orang (22,1%), Y . (20,6%), dan tidak ada responden kategori kurang yaitu sebanyak 14 Aorang L yang berada pada kategori sangat kurang (0%). RA E ND E Tabel 10 S J Frekuensi Peran Orang E Distribusi Tua Terhadap Kesiapan Anak K I Menghadapi Perubahan Psikososial T
A K A
T S U
P R E
P
S
Peran Orang Tua Terhadap Perubahan Psikososial Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Jumlah (Sumber: Data Primer, 2012)
Frekuensi
Persentase (%)
0 5 50 13 68
0 7.4 73.5 19.1 100
Berdasarkan hasil pada tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa peran orang tua terhadap kesiapan anak dalam menghadapi perubahan psikososial sebagian besar tergolong dalam kategori cukup yaitu sebanyak 50 orang
60
(73,5%), sedangkan kategori baik yaitu sebanyak 13 orang (19,1%), kategori kurang yaitu sebanyak 5 orang (7,4%), dan tidak ada responden dalam kategori sangat kurang (0%). Tabel 11 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua Terhadap Kesiapan Anak Menghadapi Perubahan Seksualitas Peran Orang Tua Terhadap Frekuensi Persentase (%) Perubahan Seksualitas Sangat kurang 6 8.8 Kurang 27 39.7 Cukup 28 41.2 Baik 7 10.3 Jumlah 68 100 (Sumber: Data Primer, 2012)
AN
Berdasarkan hasil pada tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa peran
A T R orang tua terhadap kesiapan anak dalam menghadapi perubahan seksualitas A K A (10,3%), yang tergolong dalam kategori baik yaitu sebanyak 7Yorang G kategori cukup yaitu sebanyak 28 orang (41,2%), YOkategori kurang yaitu I N kurang sebanyak 6 orang sebanyak 27 orang (39,7%), dan kategori Asangat Y (8,8%). A. L b. Analisis Bivariat (Hubungan RAAntara Peran Orang Tua Dengan Kesiapan E D Pubertas) Anak Menghadapi NMasa E Hasil S Jpenelitian untuk hubungan antara peran orang tua dengan E IK anak menghadapi masa pubertas disajikan dalam bentuk tabel silang kesiapan T S
A K A
T S U
P R E
P
sebagai berikut: Tabel 12 Tabel Silang Hubungan Antara Peran Orang Tua Dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas (Terhadap Perubahan Fisik) Peran Orang Tua Kesiapan Anak Siap
Peran Baik
Peran Cukup
Peran Kurang
Peran Sangat Kurang
Chi Square Sig (p)
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
13
19,1%
30
44,1%
3
4,4%
0
0
0,000
Tidak Siap
2
2,9%
9
13,2%
11
16,2%
0
0
X2=17,68
Jumlah
15
22,1%
39
57,4%
14
20,6%
0
0%
C=0,454
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)
61
Hasil penelitian untuk hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak menghadapi masa pubertas (terhadap perubahan fisik) menunjukkan bahwa 57,4% orang tua mempunyai peran cukup baik dalam mendampingi anak dalam menghadapi perubahan fisik, peran orang tua yang cukup baik menunjukkan anak yang siap menghadapi masa pubertas sebesar 44,1%, dan anak yang tidak siap menghadapi masa pubertas sebesar 13,2%. Orang tua yang mempunyai peran baik dalam mendampingi anak dalam menghadapi perubahan fisik sebesar 22,1%, anak yang siap menghadapi masa pubertas sebesar 19,1%, dan anak yang tidak siap menghadapi masa pubertas sebesar 2,9%. Orang tua yang mempunyai peran kurang yaitu sebesar 20,6% dengan kesiapan anak sebesar 4,4% dan anak yang tidak siap sebesar 16,2%, dan tidak ada orang tua yang mempunyai peran sangat kurang dalam mendampingi anak dalam menghadapi perubahan fisik.
AN
A
T AR
A YAK K A OG
Tabel 13 Tabel Silang Hubungan Antara Peran Orang Tua Dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas (Terhadap Perubahan Psikososial) Peran Orang Tua Kesiapan Anak Siap Tidak Siap
Peran Baik
RP
Peran Cukup
PEJENDE %
Frekuensi
9
13,2%
37
RA
4
5,9%
19,1%
13
%
Peran Kurang
LA
Frekuensi
S E K I
Jumlah
T ANI Y S U .Y
Peran Sangat Kurang
Chi Square Sig (p)
Frekuensi
%
Frekuensi
%
54,4%
0
0
0
0
0,003
13
19,1%
5
7,4%
0
0
X2=11,39
50
73,5%
5
7,4%
0
0%
C=0,379
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)
ST
Hasil penelitian untuk hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak menghadapi perubahan psikososial menunjukkan bahwa orang tua mempunyai peran cukup baik dalam mendampingi anak dalam menghadapi perubahan psikososial yaitu sebesar 73,5%, peran orang yang cukup baik menunjukkan bahwa anak yang siap menghadapi masa pubertas sebesar 54,4%, dan anak yang tidak siap menghadapi masa pubertas sebesar 19,1%. Orang tua yang mempunyai peran baik dalam mendampingi anak dalam menghadapi perubahan psikososial sebesar 19,1%, menunjukkan bahwa anak yang siap menghadapi masa pubertas sebesar 13,2%, dan anak yang tidak siap
62
menghadapi masa pubertas sebesar 5,9%, sedangkan orang tua yang mempunyai peran kurang sebesar 7,4%, menunjukkan bahwa anak yang tidak siap sebesar 7,4%, dan tidak ada orang tua yang mempunyai peran sangat kurang dalam mendampingi anak dalam menghadapi perubahan psikososial. Tabel 14 Tabel Silang Hubungan Antara Peran Orang Tua Dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas (Terhadap Perubahan Seksualitas) Peran Orang Tua Kesiapan Anak Siap
Peran Baik
Peran Cukup
Peran Kurang
Peran Sangat Kurang
Chi Square Sig (p)
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
7
10,3%
27
39,7%
11
16,2%
1
1,5%
0,000
Tidak Siap
0
0
1
1,5%
16
23,5%
5
7,4%
X2=30,00
Jumlah
7
10,3%
28
41,2%
27
39,7%
6
8,8%
C=0,553
AN
(Sumber: Data Primer Diolah, 2012)
A T R Hasil penelitian untuk hubungan antara peran orang tuaAdengan AKorang tua kesiapan anak menghadapi masa pubertas menunjukkan bahwa Y OGdalam menghadapi mempunyai peran cukup baik dalam mendampingiYanak I N A masa pubertas yaitu sebesar 41,2%, anak yang siap menghadapi masa pubertas Y . A sebesar 39,7%, dan anak yang L tidak siap menghadapi masa pubertas sebesar A 1,5%. Orang tua yang mempunyai ER peran baik dalam mendampingi anak dalam D menghadapi masa ENpubertas, anak yang siap menghadapi masa pubertas sebesar J S tua yang mempunyai peran kurang dalam mendampingi anak 10,3%.EOrang K I STdalam perubahan seksualitas sebesar 39,7%, dan orang tua yang mempunyai
A K A
T S U
P R E
P
peran sangat kurang adalah sebesar 8,8%. Hasil uji statistik chi square menunjukkan nilai chi kuadrat sebesar 17,677 dengan nilai signifikansi 0,000 pada peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi perubahan fisik, 11,391 dengan nilai signifikansi 0,003 pada peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi perubahan psikososial, dan 30,002 dengan nilai signifikansi 0,000 pada peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi perubahan seksualitas. Cara menentukan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan taraf signifikansi (p) dengan tingkat kesalahan α=5% (0,05) atau membandingkan nilai X2hitung dengan
63
X2tabel. Jika signifikan (p) lebih besar dari pada 0,05 maka hipotesis Ha ditolak atau Ho diterima dan jika signifikan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis Ha diterima atau Ho ditolak. Jika X2hitung>X2tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian pada peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi perubahan fisik menunjukkan nilai p=0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 ≤ 0,05) dan X2hitung= 17,677 ≥ 5,991 maka Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak menghadapi perubahan fisik. Hasil penelitian pada peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi perubahan psikososial menunjukkan nilai p=0,003 lebih kecil dari 0,05 (0,003 ≤ 0,05) dan X2hitung= 11,391 ≥ 5,991 maka Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak menghadapi perubahan psikososial,
AN
TA R perubahan seksualitas menunjukkan nilai p=0,000 lebih kecil dari 0,05 A(0,000 K A ≤ 0,05) dan X = 30,002 ≥ 7,815 maka Ha diterima,Ysehingga dapat G O disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan Y I N anak menghadapi perubahan seksualitas. YA A. bernilai positif, baik peran orang tua Nilai harga chi kuadrat semuanya L RA perubahan fisik, perubahan psikososial, terhadap kesiapan anakEmenghadapi ND maupun perubahan seksualitas artinya semakin baik peran orang tua dalam E J S anak dalam menghadapi masa pubertas maka anak akan semakin mendampingi E K I STsiap menghadapi masa pubertasnya. sedangkan pada peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi 2
A K A
T S U
hitung
P R E
P
Sedangkan untuk melihat hubungan antara kedua variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 15 Nilai Koefisien Kontingensi Contingency Coefficient 1. Peran orang tua terhadap perubahan fisik 2. Peran orang tua terhadap perubahan psikososial 3. Peran orang tua terhadap perubahan seksualitas (Sumber: Data Primer Diolah, 2012)
Value
Approx Sig.
0,454 0,379
0,000 0,003
0,553
0,000
64
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi masa pubertas ditunjukan dari nilai signifikasi dari peran orang tua terhadap perubahan fisik dan seksualitas p=0,000 < 0,05, dan peran orang tua terhadap perubahan psikososial p=0,003 < 0,05. Nilai koefisiensi (C) diatas, pada peran orang tua terhadap perubahan fisik sebesar 0,454, pada peran orang tua terhadap perubahan psikososial sebesar 0,379, dan peran orang tua terhadap perubahan seksualitas sebesar 0,553 yang kemudian dibandingkan dengan besarnya koefisien korelasi. Nilai koefisiensi pada peran orang tua terhadap perubahan fisik dan seksualitas berada diantara interval koefisien sebesar 0,40 - 0,599 dengan demikian dapat
AN
disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut adalah
A
T AR
A YAK K A OG
sedang, sedangkan kekuatan hubungan antara peran orang tua terhadap
perubahan psikososial adalah rendah, ditunjukkan dari nilai koefisiensi pada
T ANI Y S U .Y
peran orang tua terhadap perubahan psikososial berada diantara interval koefisien sebesar 0,20 – 0,399.
P AL A R E ER
P
D
B. Pembahasan
N JE
1. Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas
S E K TI sebagian besar responden siap dalam menghadapi masa pubertas, yaitu Sbahwa
Hasil penelitian kesiapan anak menghadapi masa pubertas menunjukkan
sebanyak 46 anak (67,6%) dari 68 responden, sedangkan sisanya tidak siap dalam
menghadapi masa pubertas yaitu sebanyak 22 anak (32,4%). Responden yang siap dalam menghadapi masa pubertas akan menerima perubahan yang akan terjadi pada dirinya, baik perubahan fisik, psikososial maupun seksualitas yang ditandai dengan rasa nyaman dan percaya diri akan perubahan yang akan terjadi, sedangkan anak yang tidak siap menghadapi masa pubertas terlihat menyendiri, berkurang
kemampuan
untuk
bekerja,kegelisahan,
kepekaan
pertentangan sosial dan rasa kurang percaya diri (Hurlock, 2004).
perasaan,
65
Sebagian besar responden yaitu anak dari penelitian yang diperoleh, sudah mendapatkan pengetahuan tentang masa pubertas. Sumber informasi pengetahuan tentang masa pubertas mereka dapatkan dari orang tua, guru, teman, saudara dan maturitas atau media masa. Di sekolah pun dalam pelajaran biologi, mereka sudah mendapatkan informasi tentang masa pubertas. Informasi yang cukup tentang pengertian pubertas dan perubahan yang akan terjadi akan membuat anak lebih siap dalam menghadapi masa pubertas, sedangkan informasi yang kurang akan membuat anak merasa bingung dan kemungkinan perubahan yang terjadi pada masa pubertas tersebut dianggap ketidak normalan (Zein dan Suryani, 2005). Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi (Slameto, 2003). Kurang persiapan anak dalam menghadapi masa pubertas
AN
TA R atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang perubahan fisik dan psikologis A K A yang dialaminya, maka pengalaman akan perubahan tersebut Y dapat merupakan G pengalaman yang traumatis (Hurlock, 2004). YO I N Amengambil Menurut kriteria inklusi, peneliti hanya responden yaitu anak Y . Atermasuk dalam usia pra-pubertas yaitu dengan usia 11-13 tahun, usia tersebut L RAke remaja. Pada masa ini terjadi perubahan yang masa peralihan dari kanak-kanak E ND besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai E J S organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi pada remaja. berkembangnya E K TI seorang anak tidak siap bahkan merasa malu akan perubahan tubuhnya, SApabila merupakan bahaya psikologi yang serius. Jika anak usia pubertas tidak diberitahu
A K A
T S U
P R E
P
anak menjadi minder dan tidak percaya diri. Disamping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat juga terjadi pada fase ini, akibatnya remajaremaja ini cenderung bersikap suka mengkritik. Hal tersebut bisa mengakibatkan anak tidak mau menuruti perintah orang tua bahkan membangkang ataupun suka membantah orang tua (Sarwono, 2008). Usia lebih dari 13 tahun merupakan usia mendekati kematangan, anak harus siap dan menerima perubahan yang terjadi pada dirinya dan perasaan tidak siap pada anak seperti rasa cemas menghadapi masa pubertas bisa diminimalisasikan.
66
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 35 responden (51,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 33 responden (48,5%) berjenis kelamin perempuan. Sejak usia remaja, kita bisa langsung membedakan antara pria dan wanita. Mengenali pria misalnya dari kumis, suara yang berat, jakun, otot-otot yang kuat, sedangkan wanita dapat dikenali dari panggulnya yang besar, tumbuhnya payudara, dan terjadinya menstruasi. Perubahan-perubahan fisik tersebut dapat menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena anak harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut tidak selalu dapat dilakukannya dengan mulus. Apalagi kalau anak merasa tidak nyaman dengan perubahannya. Akibatnya anak merasa malu dan tidak percaya diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden beragama Islam yaitu sebanyak 60 responden (88,2%). Setiap agama mengajarkan norma
AN
TA R penyimpangan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa hormon-hormon pada A pria K A (testosteron dan androgen) dibuat pula pada wanita. DemikianY juga sebaliknya, G hormon-hormon wanita (estrogen dan progesteron) diproduksi YO dalam tubuh pria. I N yang mempunyai ciri-ciri Awanita Oleh karena itulah kadang-kadang kita jumpai Y . Atetapi, kelaki-lakian dan sebaliknya. Akan apabila seseorang mempunyai L A R keyakinan yang baik, danE berperilaku sesuai dengan norma yang ada, perilaku D N terjadi (Sarwono, 2008). menyimpang tidakE akan J S Tua 2. Peran Orang E K I ST Hasil penelitian pada orang tua siswa SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo dan budi pekerti, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi berbagai
A K A
T S U
P R E
P
menunjukkan bahwa peran orang tua dalam mendampingi anak dalam menghadapi masa pubertas rata-rata pada kategori cukup baik, baik peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi perubahan fisik, psikososial, maupun seksualitas. Orang tua yang mempunyai peran cukup baik dalam mendampingi anak dalam menghadapi perubahan fisik sebesar 57,4%, terhadap perubahan psikososial sebesar 73,5%, dan terhadap perubahan seksualitas sebesar 41,2%. Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal (Supartini, 2004).
67
Peran yang paling utama dalam meningkatkan kesiapan anak dalam menghadapi masa pubertas yaitu orang tua, karena anak tidak lepas dari pengawasan orang tua. Orang tua selain telah melahirkan kita ke dunia, juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya ke dalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak, maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah orang tuanya (Utamadi, 2011). Oleh karena perkembangan dan pembinaan kepribadian seseorang terjadi melalui semua pengalaman yang diperolehnya sejak lahir, pengalamanpengalaman tersebut boleh jadi didapatkannya karena dilihat, didengar, atau
AN
A
dirasakan. Oleh karena itu, peran orang tua akan diserap menjadi unsur-unsur atau
T AR
A YAK K A OG
bagian dari kepribadian anak (Daradjat, 2011).
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar usia responden,
T ANI Y S U .Y
baik ayah maupun ibu berusia <40 tahun atau usia produktif yaitu sebanyak 41
P AL A R E ER
responden (60,3%) pada ayah dan 59 responden (86,8%) pada ibu. Umur orang tua berpengaruh terhadap perilaku orang tua dalam memberikan pengarahan dan
P
pendampingan terhadap anaknya dalam menghadapi masa pubertas, karena usia
D
N JE
<40 tahun memungkinkan orang tua mempunyai pengetahuan dan kemampuan
S
E K I T
untuk menerapkan informasi. Usia orang tua yang tergolong produktif merupakan
Susia yang matang untuk mempunyai tanggung jawab didalam keluarga, sehingga orang tua cenderung akan memperhatikan dan mencari solusi apabila terdapat permasalahan
didalam
keluarganya.
Sehingga
orang
tua
akan
sangat
memperhatikan perubahan yang terjadi pada anaknya ketika akan menginjak masa remaja. Sedangkan peran orang tua itu sendiri bermacam-macam yaitu peran sebagai pendidik, pendorong, panutan, pengawas, teman, konselor dan komunikator yang dapat menciptakan rasa aman dan terlindungi untuk si anak (Sunarto dan Hartono, 2008). Dilihat dari segi pekerjaan, sebagian besar responden bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 63 responden (92,6%) pada ayah dan 56 responden (82,4%)
68
pada ibu, sehingga mempunyai banyak waktu luang untuk mengurus dan membesarkan anak. Disamping itu, orang tua dapat memberikan perhatian sepenuhnya terhadap perubahan yang terjadi pada anaknya, baik perubahan fisik, psikososial dan seksualitas. Menurut Sunarto dan Hartono (2008), hubungan orang tua dan anak mempunyai peranan penting dalam perubahan kepribadian anak. Orang tua yang sering berada di rumah mempunyai waktu lebih untuk membentuk pribadi anak lebih baik. Dilihat dari segi pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 50 responden (73,5%) pada ayah dan 54 responden (79,4%) pada ibu. Tetapi, walaupun pendidikan orang tua sebagian besar SD, tidak menutup kemungkinan orang tua tidak mengetahui tentang pubertas. Mereka memperoleh informasi dari media masa maupun televisi. Orang
AN
TA R apa yang terjadi pada masa tersebut dan dapat memberikan pemahamanAkepada AKitu normal anak-anak mereka bahwa perubahan yang terjadi pada masa pubertas Y OG dan setiap orang pasti akan mengalaminya. Y I NKesiapan A 3. Hubungan Antara Peran Orang Tua Dengan Anak Menghadapi Y . A Masa Pubertas L RAdigunakan untuk menganalisis ada atau tidaknya Analisis hubungan E faktor NDyang diuji, dalam hal ini adalah hubungan antara peran hubungan antara E faktor J S orang tua dengan kesiapan anak menghadapi masa pubertas. Metode yang E IK dalam penelitian ini adalah metode chi square, Product Moment, T digunakan S tua juga pasti sudah pernah mengalami masa pubertas, jadi mereka mengetahui
A K A
T S U
P R E
P
Spearman Brown, danalfa cronbach. Hasil analisis bivariat dengan chi square menunjukkan hasil signifikansi p=0,000 pada peran orang tua terhadap perubahan fisik dan seksualitas, dan peran orang tua terhadap perubahan psikososial menunjukkan hasil signifikansi p=0,003 yang artinya ada hubungan antara peran orang tua terhadap kesiapan anak menghadapi masa pubertas. Analisis chi square tersebut hanya bisa digunakan untuk melihat ada tidaknya suatu hubungan antara variabel. Untuk melihat kekuatan hubungan tersebut, dapat dianalisis melalui analisis korelasi yang ditunjukkan dengan angka C (koefisien kontingensi). Angka koefisien kontingensi
69
dalam penelitian ini adalah C=0,454 pada peran orang tua terhadap perubahan fisik, C=0,379 pada peran orang tua terhadap perubahan psikososial, dan C=0,553 pada peran orang tua terhadap perubahan seksualitas yang artinya ada hubungan antara peran orang tua dengan kesiapan anak menghadapi masa pubertas dengan kekuatan sedang pada peran orang tua terhadap perubahan fisik dan seksualitas, sedangkan peran orang tua terhadap perubahan psikososial mempunyai kekuatan rendah. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa responden yaitu anak yang mempunyai kesiapan menghadapi masa pubertas sebanyak 46 anak (67,6%), dan responden yang tidak siap menghadapi masa pubertas sebanyak 22 anak (32,4%). Orang tua yang mempunyai peran baik dalam mendampingi anak menghadapi perubahan fisik sebanyak 15 orang (22,1%), orang tua yang mempunyai peran
AN
TA R (57,4%), dan orang tua yang mempunyai peran kurang dalam mendampingi A anak K A menghadapi perubahan fisik sebanyak 14 orang (20,6%). Y Orang tua yang G O mempunyai peran baik dalam mendampingi anak perubahan Ymenghadapi I N psikososial sebanyak 13 orang (19,1%), orang YAtua yang mempunyai peran cukup . Aperubahan psikososial sebanyak 50 orang dalam mendampingi anak menghadapi L A R (73,5%), dan orang tua yang mempunyai peran kurang dalam mendampingi anak E ND menghadapi perubahan psikososial sebanyak 14 orang (20,6%), sedangkan orang E J S tua yang E mempunyai peran baik dalam mendampingi anak menghadapi perubahan K I T sebanyak 7 orang (10,3%), orang tua yang mempunyai peran cukup Sseksualitas cukup dalam mendampingi anak menghadapi perubahan fisik sebanyak 39 orang
A K A
T S U
P R E
P
dalam mendampingi anak menghadapi perubahan seksualitas sebanyak 28 orang (41,2%), orang tua yang mempunyai peran kurang dalam mendampingi anak menghadapi perubahan seksualitas sebanyak 27 orang (39,7%), dan orang tua yang mempunyai peran sangat kurang dalam mendampingi anak dalam menghadapi perubahan seksualitas sebanyak 6 orang (8,8%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden siap dalam menghadapi masa pubertas, dikarenakan peran orang tua dalam mendampingi anak dalam menghadapi masa pubertas cukup baik. Responden yang siap menghadapi masa pubertas dapat menerima perubahan pada dirinya, baik perubahan fisik, psikososial dan
70
seksualitas sehingga responden percaya diri dan tidak malu akan perubahan yang terjadi pada dirinya. Setiap anak mempunyai tingkat kesiapan berbeda-beda dalam menghadapi masa pubertas, hal ini dikarenakan kepribadian anak yang berbeda-beda. Kepribadian anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah cara orang tua mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, sikap orang tua terhadap anak, ekonomi keluarga, dan pendidikan orang tua (Sunarto dan Hartono, 2008). Orang tua berperan sangat penting dalam perkembangan anak, oleh karena itu campur tangan orang tua juga dapat menambah kesiapan anak menghadapi masa pubertas (Utamadi, 2011). Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan
AN
TA R tersebut menjadi mandiri, dalam arti bukan saja dapat mencari nafkahnyaAsendiri, K Asendiri namun juga mengarahkan dirinya berdasarkan keputusannya untuk Y G mengembangkan semua kemampuan fisik, mental,I sosial YOdan emosional yang N kehidupan yang sehat dan Asuatu dimilikinya. Sehingga dapat mengembangkan Y A.terhadap orang lain (Theodorus dan produktif, dengan memiliki kepedulian L RA Yufiarti, 2007). E NDberkaitan dengan penghasilan suatu keluarga yang Faktor ekonomi E J Stingkat menentukan pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Penghasilan yang E K I T akan memungkinkan keluarga dapat memenuhi kebutuhan anak dengan Scukup anak. Tujuan pendidikan secara universal dapat dikatakan agar anak manusia
A K A
T S U
P R E
P
baik, sedangkan penghasilan yang kurang akan lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu. Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat. Perubahan yang sangat drastis pada diri seorang anak, sebagai akibat dari perubahan fisik dan psikisnya, yang dalam hal ini dapat mengakibatkan kebimbangan, kegelisahan, dan bahkan ketegangan yang pada gilirannya akan
71
membawa mereka pada suatu kondisi yang sama sekali tidak menunjang pertumbuhannya secara wajar. Hal ini akan lebih parah lagi bila orang tua tidak ikut mendampingi anak menghadapi masa pubertas, mereka akan cepat terkena pengaruh dari lingkungan dan mencontoh kebudayaan serta kebiasaan buruk yang mereka saksikan, baik dari media masa maupun dari lingkungan pergaulannya (Daradjat, 2011). Kesiapan anak menghadapi masa pubertas tidak terlepas dari beberapa faktor, diantaranya yaitu tingkat pengetahuan, usia, maturitas, dan lingkungan yang meliputi peran orang tua, teman sebaya, sekolah dan masyarakat (Zein dan Suryani, 2005). Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang utama dalam penelitian ini. Tanpa lingkungan yang baik, anak tidak akan tumbuh dan
AN
TA R meliputi peran orang tua, teman sebaya, sekolah dan masyarakat. Orang A tua K A merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak sehinggaYperan orang tua G dapat meningkatkan kesiapan anak menghadapi masa pubertas (Sunarto dan YO I N Hartono, 2008). YA . A Menurut Sunarto dan Hartono (2008), peran orang tua dalam kehidupan L A sehari-hari antara lain sebagai ERpendidik, pendorong, panutan, pengawas, teman, D konselor dan komunikator. Peran orang tua yang baik diharapkan dapat EN J S kesiapan anak dalam menghadapi masa pubertas. Dari hasil meningkatkan E K TI menunjukkan bahwa peran orang tua, baik sebagai pendidik, Spenelitian berkembang dengan baik. Menurut Zein dan Suryani (2005), faktor lingkungan
A K A
T S U
P R E
P
pendorong, panutan, pengawas, teman, konselor dan komunikator dalam keadaan cukup baik karena anak-anak cukup dekat dan orang tua juga memperhatikan perubahan yang terjadi pada anak-anaknya, sedangkan anak yang tidak siap menghadapi masa pubertas kemungkinan orang tua yang tidak dekat dengan anak dan malu untuk menjelaskan tentang perubahan yang terjadi pada masa pubertas. Hasil penelitian ini sudah sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosiana Dewi (2006) bahwa hasil penelitiannya membuktikan bahwa peran orang tua di Desa Kedungjati Kecamatan Sempor Kebumen dalam mendampingi anak menghadapi perubahan fisik dan perkembangan psikososial rata-rata berada
72
pada kategori kurang, sedangkan peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi perkembangan
seksualitas rata-rata berada pada kategori sangat
kurang. Selain itu juga diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Sari Hastuti (2003), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua tentang kesehatan reproduksi dengan upaya mempersiapkan masa pubertas anak dengan keeratan hubungan sedang.
C. Keterbatasan Penelitian Terdapat beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian diantaranya adalah: 1. Tidak dikendalikannya variabel pengganggu di dalam penelitian ini yaitu hal-hal yang menyebabkan anak siap dalam menghadapi masa pubertas, seperti informasi yang diperoleh anak tentang masa pubertas misalnya informasi dari teman sebaya,
AN
A
guru, media masa dan masyarakat. Faktor tersebut tidak dikendalikan karena keterbatasan waktu tenaga dan dana.
A YAK K A OG
T AR
2. Peneliti tidak bisa menilai peran orang tua dalam mendampingi anak dalam
T ANI Y S U .Y
menghadapi masa pubertas dalam kesehariannya di rumah, karena data yang
P AL A R E ER
diperoleh adalah sesuai dengan hasil jawaban orang tua dan anak dalam kuesioner, sehingga kemungkinan bias dari data dapat terjadi.
P
3. Peneliti melakukan penelitian dengan cara mendatangi rumah responden satu per
D
N JE
satu sehingga waktu yang digunakan untuk penelitian cukup lama. Peneliti juga
S
E K I T
harus menunggu sampai responden selesai mengisi kuesioner dan menjelaskan
Smaksud dari pertanyaan apabila responden kurang memahami pertanyaan yang diberikan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan ditetapkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan disajikan dalam bentuk tabel, narasi serta berdasarkan hasil pembahasan menurut teori dan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: 1. Sebagian orang tua siswa menunjukkan peran yang cukup baik dalam mendampingi anak menghadapi masa pubertas yaitu sebesar 57,4% pada perubahan fisik, 73,5% pada perubahan psikososial, dan 41,2% pada perubahan seksualitas. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa-siswi SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo sebagian besar menunjukkan kesiapan menghadapi masa pubertas
AN
A
yaitu sebesar 67,6%, sedangkan siswa yang tidak siap menghadapi masa pubertas
A YAK K A OG
T AR
hanya sebesar 32,4%.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara peran orang tua dengan kesiapan
T ANI Y S U .Y
anak menghadapi masa pubertas ditunjukkan dari angka X2hitung > X2tabel dan
P AL A R E ER
signifikansinya < 0,05.
P
ND
B. Saran
E J S
Dari kesimpulan tersebut penulis memberikan saran sebagai berikut:
E K I T Bagi siswa-siswi yang menunjukkan kesiapan menghadapi masa pubertas
1. Bagi Siswa-siswi SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo
S
dapat dipertahankan, sedangkan bagi siswa-siswi yang tidak siap menghadapi masa pubertas agar lebih aktif mencari informasi tentang masa pubertas dan menerima perubahan yang terjadi, baik fisik, psikososial maupun seksualitas karena hal tersebut adalah normal. 2. Bagi Masyarakat (Khususnya Orang Tua Siswa-siswi SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo) Bagi orang tua yang mempunyai peran yang baik dalam mendampingi anak-anaknya dalam menghadapi masa pubertas dapat dipertahankan, sedangkan bagi orang tua yang mempunyai peran yang cukup, kurang, maupun sangat kurang
73
74
agar lebih memperhatikan anak-anaknya dalam menghadapi masa pubertas karena peran orang tua sangat penting, agar anak siap menghadapi masa pubertasnya. 3. Bagi Institusi Pendidikan di SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi para pengajar di SDN 1 Reco, Kertek, Wonosobo agar dapat memberikan pengetahuan pada siswasiswinya mengenai masa pubertas. 4. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi Puskesmas setempat untuk memberikan penyuluhan tentang masa pubertas. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, dapat meneliti faktor-faktor lain yang berkaitan dengan masa pubertas.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. .
. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
.
. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Biro
Pusat Statistik. (2009). KB sebagai Suatu Kebutuhan Hidup.http://www.jatengprov.go.id/?document_srl=15490. Diakses Tanggal 2 Juli 2011.
BKKBN. (2011). Menjaga Anak Gadis Meniti Godaan Pada Masa Pubertas.http://www.bkkbn.go.id. Diakses Tanggal 21 September 2011.
AN
A
T AR
Daradjat, Zakiah. (2011). Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental. Jakarta: Bulan Bintang
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Dewi, Rosiana. (2006). Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Menghadapi Masa Pubertas di Desa Kedungjati Kecamatan Sempor Kebumen: FK UGM. Skripsi.
P AL A R E ER
Djauhari dan Djoerban. (2002) dalam website Ditjen Pelayanan dan Rehab Sosial, Depsos RI, 2008.
P
D
N JE
Fagan, R. (2006). Counseling and Treating Adolescents with Alcohol and Other Substance Use Problems and their Family. The Family Journal: Counseling therapy For Couples and Families. Vol.14. No.4.326-333. Sage Publication diakses melalui http://tfj.sagepub.com/cgi/reprint/14/4/326 pada 18 April 2008.
S
E K I T
S
Gambar Alat Kelamin. http://www.google.co.id/search?q=gambar+alat+kelamin&ie. Diakses Tanggal 4 Desember 2011. Gambar Alat Genitalia Pada Wanita. http://abortion-clinics.co.uk/wpcontent/uploads/2008/10/external-genital-female-Ok.jpg. Diakses Tanggal 10 Maret 2012. .
. http://sintadotners.files.wordpress.com/2011/07/kanker-serviks-2.jpg. Diakses Tanggal 10 Maret 2012.
Gambar Alat Genitalia Pada Pria.http://media-2.web.britannica.com/ebmedia/97/55697-004-A05CF41A.jpg. Diakses Tanggal 10 Maret 2012.
75
76
Hamalik, Oemar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Budi Aksara. Hastuti, Sari. (2003). Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Upaya Mempersiapkan Masa Pubertas Siswa Kelas 1 SLTPN 1 Martapura: FK UGM. Skripsi. Hurlock. (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Yogyakarta : Erlangga. Mardiyah, Siti. (2008). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas Dengan Konsep Diri Remaja SMP Negeri 6 Yogyakarta: FK UGM. Skripsi. Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2002). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. .
. (2001). Psikologi Perkembangan (Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya). Yogyakarta: Gajahmada University Press.
AN
A T R Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. A K YA Problems. Rey, J. (2002). More than Just The Blues: Understanding Serious Teenage G Sydney: Simon & Schuster. YO I Riwidikdo, H. (2009). Statistik Untuk Penelitian ANKesehatan Dengan Aplikasi Y Program R dan SPSS. Jakarta: Pustaka A. Rihana. L A(Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Santrok, J. W. (2003). Adolescence R E Penerbit Erlangga. D N E J Sarwono, Sarlito W. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. S E IK Sri dan Murwani, Arita. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Setyowati, T S
A K A
T S U
P R E
P
Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sibagariang, dkk. (2010). Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta: CV. Trans Info Media. Soetjiningsih. (2007). Tumbuh KembangRemaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV. Sagung Seto. Sugiyono. (2005). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. . (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
77
. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunarto dan Hartono. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Supartini. (2004). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC. Theodorus Immanuel dan Yufiarti. (2007). Pendidikan Keluarga dalam Era Global. Jakarta: Prenhallindo. Utamadi, G., Hidayati N. R. (2011). Mau Kliping: Ngerumpiin Seks Ama Ortu?,http://www.glorianet.org. Diakses Tanggal 17 Agustus 2011. W.J.S. Poerwadarminta. (2002). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Widiastuti, dkk. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya. Zein dan Suryani. (2005). Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR