HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN PERAWAT DENGAN KETERAMPILAN TRIASE PASIEN DI IGD RSCM (Relationship Between Knowledge And Job Experience With Nurse’s Ability To Do Triage At The Emergency Room) Ace Sudrajat, Suhana Haeriyanto, Pramita Iriana. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan pengalaman dan pengetahuan perawat dengan keterampilan triase pada pasien. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan jumlah sampel 30 responden. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keterampilan perawat dalam melakukan triase, sedangkan variabel independen adalah pengalaman lama bekerja di IGD, pengalaman lama melakukan triase dan pengetahuan perawat. Setelah diuji analisis univariat dan bivariat didapat hasil sebagai berikut: 86.7% berjenis kelamin wanita, 76.7% berpendidikan stingkat Akademi/D3 Keperawatan dan 83,3% berstatus PNS. Hasil uji hubungan antara pengalaman perawat melakukan triase dengan keterampilan triase terdapat hubungan yang signifikan (p-Value = 0.038), antara pengetahuan perawat dengan keterampilan triase terdapat hubungan yang signifikan (p-value 0.03) namun antara pengalaman lama bekerja di IGD dengan keterampilan triase tidak terdapat hubungan (p-value=0.086) begitu juga dengan pengalaman pelatihan BHD, BTCLS, ENBL dan ENIL p-value diatas 0.05. Kesimpulannya perawat yang memiliki pengetahuan tentang triase dan pengalaman lamanya melakukan triase sangat berhubungan secara signifikan dengan keterampilan melakukan triase pada pasien yang mengalami gawat darurat. Kata Kunci : Triase, pengetahuan dan pengalaman.
ABSTRACT Nurse’s ability to do triage is the one of goal satisfaction to the client in emergency situation. Triase include primary survey, secondary survey, definitive intervention dan patient transportation. The research objective is to proof relatioanship between knowledge and experience with nurse ability to do triage at the emergency unit. The research result there are relatioan between knowledge and experience with nurse ability to do triage at emergency unit (p=0.038 and 0.03). The research also suggest to the institution give the nurse training to improve that ability that finally become professional improvement. Keyword : Triage , knowledge and experience .
118
119
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 118-129
persen dibanding 2011. Kendaraan yang
PENDAHULUAN Gawat darurat merupakan kondisi
terlibat dalam kecelakaan mencapai 11.795
yang mengancam kehidupan pasien karena
kendaraan di tahun 2012 dan di tahun 2011,
mengalami
kendaraan
yang
sirkulasi sebagai akibat berbagai penyakit
mencapai
12.046.
atau trauma (Kemkes, 1997). Menurut
kendaraan yang terlibat kecelakaan pada
catatan kepolisian, jumlah kecelakaan lalu
2012 mengalami penurunan hingga 2,08
lintas di tahun 2012 dari Januari hingga Juli
persen. "Bila dibandingkan dengan jumlah
mencapai angka 69.345 kecelakaan. Dari
kendaraan di wilayah hukum Polda Metro
jumlah tersebut 31.185 orang meninggal
Jaya pada tahun 2012 sebanyak 14.594.090
dunia. Jika dihitung perjam, sekitar tiga
unit, maka prosentase kendaraan bermotor
orang kehilangan nyawa sia-sia akibat
secara keseluruhan yang terlibat dalam laka
kecelakaan lalu lintas. Dari jumlah tersebut,
lantas hanya 0,80 persennya saja.
81 persen disebabkan faktor manusia,
kejadian laka lalin ini kesemuanya akan
dengan indikasi pelanggaran atau tidak
dikirim ke rumah sakit di seluruh wilayah
mematuhi peraturan lalu lintas, sisanya
Indonesia. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
merupakan faktor teknis, alam dan lain
Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo
sebagainya. Selanjutnya menurut Detik
sendiri setiap hari disesaki oleh pasien
News tercatat angka kecelakaan yang
gawat atau darurat atau yang mau lahiran.
terjadi selama 2012 mencapai 7.817 kasus
Setiap hari ada 80 pasien sampai 140 pasien
atau mengalami penurunan 297 kasus (3,66
yang masuk melalui pintu IGD menuju
persen) dari 8.114 kasus di tahun 2011.
RSCM atau pulang kembali ke rumah.
Dari 7.817 kasus kecelakaan, 2.865 orang
Bahkan waktu ada kerusuhan di Jakarta
mengalami luka berat. Sementara pada
pasien
tahun 2011, angka korban luka berat
(http://bym71.wordpress.com/2012/06/16/r
mencapai 2.852 korban. Sementara korban
umah-sakit-dr-cipto-mangunkusumo-
luka ringan yang tercatat selama 2012
jakarta). Bedasarkan data di IGD RSCM
mencapai 5.974 orang. Di tahun 2011,
Jakarta setiap hari rata-rata pasien yang
korban luka ringan mencapai 6.357 orang.
datang sekitar 150-200 pasen di hari biasa
Angka luka ringan akibat kecelakaan lalu
sedangkan di hari raya atau hari hari besar
ketidakstabilan
nafas
dan
lintas di tahun 2012 ini menurun 6,02
bisa
di
terlibat
kecelakaan
Dibanding
atas
200
2011,
Dari
pasien.
120
Ace Sudarjat : Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Perawat Dengan Keterampilan Triase Pasien Di Igd Rscm
bisa meningkat 2 kali lipat (Ka. Ruangan IGD RSCM).
Kemampuan
perawat
melakukan
triase merupakan salah satu unsur dalam
Pasien yang mengalami kondisi gawat
keberhasilan pertolongan pada saat klien
darurat pertama kali akan dilakukan triase,
yang mengalami gawat darurat. Menurut
triase berfungsi untuk menentukan kondisi
Permenkes
pasen dan diklasifikasikan ke dalam kondisi
02.02/menkes/148/I/2010,
gawat dan darurat (kartu merah), kondisi
praktek
gawat dan tidak darurat (kartu kuning),
perawat mengatakan bahwa perawat IGD
kondisi tidak gawat dan tidak dadurat
dapat melaksanakan praktek keperawatan
(kartu hijau) serta “death arrival” (kartu
mulai dari triase, primary survey, secondary
hitam). Menurut Marie FG. (2009) kondisi
survey, tindakan definitif, dan transpotasi
pasien saat dlakukan triase di bagi menjadi
pasien. Akan tetapi pada kenyataannya
5 klasifikasi antara lain I. Resusitasi, II.
berdasarkan hasil observasi peneliti selama
Emergent, III. Urgent, IV. Non Urgent dan
menjadi Intruktor klinik IGD masih terlihat
V. False emergency. Selanjutnya pasien
ketimpangan dalam pelaksanaan praktek
yang telah dimasukan ke dalam ruang label-
keerawatan. Bentuk ketimpangan tersebut
label tersebut akan dilakukan primary
meliputi
survey beserta berbagai tindakan sesuai
melakukan triase, primary survey maupun
dengan tahapan prosedur primary survey
sekundary survey. Ketimpangan tersebut
(ABCDE). Penanganan pasien berdasarkan
terjadi karena adanya kebijakan setempat
kartu
dari rumah sakit, namun demikian pada saat
warna
harus
segera
dilakukan
No.
dan
tentang
penyelenggaraan
keterbatasan
terutama
HK.
di
IGD
perawat
RSCM
izin
praktek
dalam
manajemen bila tidak akan terjadi hal yang
ini
telah
fatal, label merah harus diatasi dalam 10
berdasarkan JCI sehingga pelibatan perawat
menit, label kuning 30 menit dan label hijau
sangat terlihat sekali. Peran perawat juga
60 menit. Teori terbaru dari Marie F.G
sebagai koordinator penanganan pasien.
(2009), kategori I. Resusitasi waktunya
Peran perawat ini
segera harus teratasi, kategori II. Emergent
keberhasilan manajemen gawat darurat
dalam 10 menit harus teratasi, kategori III.
pasien.
sangat menentukan
Urgent 30 menit harus teratasi, kategori IV.
Beberapa faktor turut berkontribusi
Non Urgent 60 menit, dan kategori V. False
dalam mendukung kemampuan perawat
Emergency 120 jam.
tersebut,
seperti
pengetahuan
dan
121
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 118-129
pengalaman kerja. Pengetahuan merupakan
mengatakan, pengalaman adalah guru yang
hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
paling baik (experience is the best of
melaksanakan pengindraan terhadap suatu
teacher). Pengalaman bekerja merupakan
objek tertentu,dimana pengindraan terjadi
modal utama seseorang untuk terjun dalam
melalui
bidang tertentu. Perusahaan yang belum
panca
indera
yaitu
indera
penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa
begitu besar omset keluaran produksinya,
dan raba (Notoatmojo,1997).
cenderung
lebih
mempertimbangkan
Pengalaman kerja adalah lamanya
pengaman bekerja daripada pendidikan
seseorang melaksanakan frekuensi dan jenis
yang telah diselesaikannya. Tenaga kerja
tugas
yang
sesuai
dengan
kemampuannya
berpengalaman
dapat
langsung
(Syukur, 2001:74). Dari pendapat tersebut
menyelesaikan tugas dan pekerjaannya.
dapat
bahwa
Mereka hanya memerlukan pelatihan dan
pengalaman kerja adalah waktu yang
petunjuk yang relatif singkat. Sebaliknya
digunakan
tenaga kerja yang hanya mengandalkan latar
diambil
kesimpulan
oleh
seseorang
untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
belakang
pendidikan
dan
n sikap sesuai dengan frekuensi dan jenis
disandangnya,
tugasnya.
mengerjakan tugas dan pekerjaan yang
belum
gelar
tentu
yang mampu
Pengalaman bekerja pada pekerjaan
diberikan kepadanya dengan cepat. Mereka
sejenis perlu mendapat pertimbangan dalam
perlu diberikan pelatihan yang memakan
penempatan
waktu dan biaya tidak sedikit, karena teori
tenaga
kerja
yang
bersangkutan. Sebaliknya makin singkat
yang
masa kerja, makin sedikit pengalaman yang
pendidikan kadang-kadang berbeda dengan
diperoleh. Pengalaman berkerja banyak
praktek dilapangan (Siswanto, 2002:163).
memberikan keahlian dan keterampilan
Berdasarkan
kerja. Sebaliknya, terbatasnya pengalaman
masalah
kerja mengakibatkan tingkat keahlian dan
adalah apakah ada hubungan pengetahuan
keterampilan yang dimiliki makin rendah.
dan
Pengalaman
dimiliki
keterampilan perawat melakukan triase
seseorang, kadang-kadang lebih dihargai
pasien, sedangkan tujuan penelitian adalah
dari
membuktikan
pada
bekerja
tingkat
yang
pendidikan
menjulang tinggi. Pepatah
yang
teacherklasik
pernah
diperoleh
latar
belakang
penelitian
pegalaman
pengetahuan
dari
yang
tersebut
dirumuskkan
perawat
hubungan dan
bangku
pengalaman
dengan
tingkat perawat
122
Ace Sudarjat : Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Perawat Dengan Keterampilan Triase Pasien Di Igd Rscm
dengan
keterampilan
pasien.
kriteria inklusi adalah perawat IGD, sudah
Sedangkan manfaat penelitian bagi Rumah
bekerja di IGD lebih dari 1 tahun, bertugas
sakit
sebagai
adalah
profesionalisme
triase
mengembangkan
keperawatan
dan
perawat
berpartisipasi.
meningkatkan pelayanan lebih profesional.
triase,
dan
Sebelum
bersedia dilakukan
penelitian, dilakukan ethical clearance dari Komisi
METODE
Etik
Kedokteran
Universitas
Indonesia. Penelitian
mempergunakan
desain Instrument
deskriptif korelasional yang bertujuan untuk membuktikan
hubungan
penelitian
kuesioner, test, dan lembar observasi yang
tingkat
dibuat sendiri oleh peneliti sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman kerja perawat
kerangka konsep penelitian. Sedangkan
denngan kemampuan perawat melakukan
analisis data dilakukan univariat dan bivariat
triase, dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengambilan data secara bersamaan antara
kedua
variabel
yaitu
variabel
independen dan variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas sebagai perawat, sedangkan sample pennelitian adalahh sebagian perawat yang memlikiti HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi frekuensi Karakteristik Individu Perawat IGD, 2013 Kategori Jenis Kelamin Wanita Laki-laki
Frekwensi
Persentase
Total
26 4 30
86.7 13.3 100.0
Total
23 7 30
76.7 23.3 100.0
25
83.3
Tingkat pendidikan D3 Keperawatan S1 Keperawatan Status Pekerjaan Ners - PNS
berupa
123
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 118-129
Kategori
Frekwensi
Persentase
Total
26 4 5 30
86.7 13.3 16.7 100.0
Total
6 24 30
20.0 80.0 100.0
Total
5 25 30
16.7 83.3 100.0
Total
23 7 30
76.7 23.3 100.0
Total
17 13 30
56.7 43.3 100.0
Total
17 13 30
56.7 43.3 100.0
Jenis Kelamin Wanita Laki-laki Ners - Kontrak Pelatihan BHD Pernah Tidak pernah Pelatihan BTCLS Pernah Tidak pernah Pelatihan ENBL Pernah Tidak pernah Pelatihan ENIL Pernah Tidak pernah Pelatihan Triase Pernah Tidak pernah
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan variabel data continue umur responden, pengalaman ners IGD, pengalaman Ners triase, pengetahuan responden dan keterampilan prosedur responden.
Pengalaman Ners IGD Pengalaman Ners Triase Pengetahuan Ners Triase Keterampilan Ners Triase
Min 2
Max 32
Mean 14.23
Md 14.00
Mode 8
SD 9.394
1
23
4.53
1.00
1
5.501
30.00
90.00
67.5000
67.5000
65.00
11.27631
63.75
97.50
84.0833
85.6250
87.50
9.57014
Dari table diatas dapat disimpulkan
adalah 14.23 dengan SD=9.394 dengan
bahwa rerata score pengalaman ners IGD
score minimal 2 dan maximal 32, rerata
125
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 118-129
score lama pengalaman ners triase dalam
pelatihan Triase dan pengalaman lama
melakukan triase sebesar 4.53 dengan
bekerja ners IGD, pengalaman ners triase
SD=5.501
dan
dengan score minimal 1 dan
pengetahuan
ners
Sedangkan
triase sebesar 67.50 dengan SD=11.27631
keterampilan ners melakkukan prosedur
dengan score minimal 30.00 dan maximal
triase. Analisis bivariat yang dilakukan
90.00 dan rerata score keterampilan ners
adalah dengan menggunakan uji statistic
triase dalam melakukan triase sebesar
independen-sample
84.625 dengan SD=9.57014 dengan score
corelational dengan tingkat kemaknaan atau
minimal 63.75 dan maximal 97.50.
nilai alpha sebesar <0,05 (5%). Untuk pengalaman
ners
dependen
triase.
maximal 23, rerata score pengetahuan ners
Analisis ini dilakukan untuk melihat
variabel
tentang
t-test
mengkuti
adalah
dan
uji
pelatihan
hubungan antara 2 variabel yaitu variabel
menggunakan uji independen-sample t-test
independen
sedangkan untuk pengalaman lama bekerja
berdasarkan
dengan
variabel
hipotesa
dependen
penelitian.
Pada
variabel independen terdapat pengalaman
di IGD dan pengetahuan ners tentang triase menggunakan uji corelational.
ners mengikuti pelatihan BHD, pelatihan BTCLS, pelatihan ENBL, pelatihan ENIL, Tabel 3. Analisis hubungan pengalaman pelatihan BHD, BTCLS, ENBL, ENIL, Triase dengan Keterampilan melakukan Prosedur Triase di IGD Variabel Kategori Pelatihan BHD
Pernah (n=24)
KETERAMPILAN PROSEDUR TRIASE Rata-rata T Df pV 0.534 6.143 0.612 84.6875
Tidak pernah (n=6)
81.6667
Pernah (n=25)
85.1500
Tidak pernah (=5)
78.7500
Pernah (n=7)
86.9643
Tidak pernah (n=23)
83.2065
Pelatihan BTCLS
Pelatihan ENBL
Pelatihan ENIL
Pernah (n=13)
85.9615
Tidak pernah (n=17)
82.6471
1.135
4.932
0.308
0.794
8.374
0.449
0.915
23.285 0.369
125
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 118-129
KETERAMPILAN PROSEDUR TRIASE Rata-rata T Df pV
Variabel Kategori Pelatihan Triase
Dari
table
3
Pernah (n=13)
87.4038
Tidak pernah (n=17)
81.5441
terlihat
bahwa
seluruh
pengalaman ners dalam mengikuti pelatihan
1.721
26.190 0.097
hubungan yang signifikan dengan nilai alpha diatas 0.05.
baik BHD, BTCLS, ENBL, ENIL maupun pelatihan
triase
tidak
menjukan
ada
Tabel 4. Analisis hubungan variabel pengalaman lama bekerja di IGD, pengalaman lama ners triase dan pengetahuan ners triase dengan Keterampilan Prosedur Triase di IGD KETERAMPILAN PROSEDUR TRIASE
Variabel Kontinyu
r
pV
0.319
0.086
Pengalaman lama Ners Triase
0.381(*)
0.038
Pengetahuan Ners Triase
0.397(*)
0.030
Pengalaman lama bekerja Ners IGD
Dari table 5.4 terlihat bahwa ada hubungan
yang
signifikan
antara
Hasil
penelitian
terdapat
hubungan
pengalaman triase (p-Value=0.038) dan
pengetahuan
pengetahuan triase (p-Value = 0,030)
melakukan triase.
dengan keterampilan triase pada alpha 5%.
membuktikan
bahwa
signifikan
dengan
antara
keterampilan
Hasil ini sesuai dengan pernyataan
Penelitian ini telah membuktikan hubungan
Notoatmojo (2007) yang mengemukakan
pengetahuan
bahwa
dan
pengalaman
dengan
tingkat
keterampilan
diperoleh
keterampilan perawat melakukan triase di
seseorang
Instalasi Gawat Darurat. Berikut adalah
pengetahuan tentang hal tersebut. Selain
pembahasan tentang hasil pembuktiannya.
pengetahuan,
1. Hubungan
didukung
Pengetahuan
dengan
Keterampilan melakukan triase
setelah mendapatan pajanan
keterampilan
oleh
pengalaman
juga
harus
seseorang
melakukan aktivitas tersebut ssuai masalah
126
Ace Sudarjat : Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Perawat Dengan Keterampilan Triase Pasien Di Igd Rscm
yang dihadapinya. Seperti yang disampaikan
dapat mengingat suatu materi yang telah
Margareths (2013) triase dilakukan oleh
dipelajari sebelumnya
perawat yang profesional (RN) yang sudah
secara benar tentang objek yang diketahui,
terlatih dalam prinsip triase, pengalaman
dan
bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD,
tersebut secara benar. Pengetahuan yang
dan memiliki kualisifikasi: Menunjukkan
telah dimiliki tersebut menjadikan seseorang
kompetensi kegawat daruratan, Sertifikasi
memiliki kemampuan untuk menggunakan
ATLS,
materi yang telah dipelajari pada situasi atau
ACLS,
PALS,
ENPC,
Lulus
Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC), Pengetahuan
tentang
intradepartemen,
dan
pengkajian
yang
tepat.
perhitungan
menggunakan
Berdasarkan uji
diketahui ada hubungan yang secara
statistic antara
statistik bermakna tingkat
pengetahuan perawat dengan keterampilan
menginterpretasikan
materi
kondisi sebenarnya.
kebijakan Keterampilan
dapat
dan menjelaskan
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusriyati
(2005)
yang
menyimpulkan
bahwa pengetahuan perawat yang baik akan diikuti oleh meningkatnya keterampilan perawat dalam melakukan trase di ruang gawat darurat.
melaksanakan prosedur triase (p = 0,034). Domain kognitif pengetahuan pada Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat maka pelaksanaan prosedur tetap triase oleh perawat semakin baik. Menurut Notoatmodjo
(1997),
tingkatan
aplikasi
prosedur tetap triase pada situasi atau kondisi sebenarnya.
pengetahuan
untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih
dorongan
pikir
diperlukan dalam
perawat
memiliki kemampuan untuk melaksanakan
merupakan domain yang sangat penting
Pengetahuan
menjadikan
sebagai
menumbuhkan
kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan perilaku, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimuli terhadap tindakan seseorang. Seseorang
meneliti
(2006).
tentang
Wahyuningsiih
hubungan
antara
pengetahuan tentang manfaat keberhasilan triase
dengan
melakukan penelitian
keterampilan
trase.
perawat
Berdasarkan
disimpulkan
bahwa
hasil
terdapat
127
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 118-129
hubungan
yang
bermakna
antara
Hasil
penelitian
menunjukan
pengetahuan tentang manfaat keberhasilan
hubungan signifikan antara pengalaman
triase degan keterampilan perawat dalam
kerja
melakukan triase.
melakkukan triase di instalasi gawat darurat
dengan
keterampilan
perawat
(p= 0.030). Menurut Nursalam (2009) 2. Hubungan Pengalaman dengan
bahwa semakin banyak masa kerja perawat
Keterampilan melakukan triase
maka semakin banyak pengalaman perawat
Pengalaman akan memperkuat kemampuan
tersebut
dalam
keperawatan yang sesuai dengan standar
melakukan
(keterampilan). membangun
sebuah
tindakan
Pengalamaan
asuhan
atau prosedur tetap yang berlaku. Hasil penelitian berdasarkan lama
melakukan tindakan-tindakan yang telah
kerjanya, perawat dengan masa kerja lebih
diketahui pada langkah pertama. Semua
dari 3 tahun memiliki pengetahuan lebih
tindakan yang pernah dilakukan akan
baik dibandingkan perawat yang memiliki
direkam dalam bawah sadar mereka dan
masa
akan dibawa terus sepanjang hidupnya.
(Sofia&Purbadi, 2006).
pengalaman
yang
perawat
memberikan
bisa
Perawat
seorang
ini
dalam
sering
melakukan
mendapat tindakan
kerja
kurang
dari
maka
peneliti
berpndapat
bekerja
menjadi sangat terampil dan tentunya akan
mendapatkan
lebih professional, dibanding yang tidak
penempatan tenaga kerja.
melakukan
tindakan
tersebut.
tahun
Dari hasil penelitian yang didapat,
pengambilan darah arteri dengan baik akan
pernah
3
pada
pekerjaan
pengalaman sejenis
pertimbangan
perlu dalam
Kenyataan Menunjukkan makin lama
Karena lamanya bekerja disuatu bidang
tenaga
akan memberikan suatu keterampilan yang
pengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang
semakin lama akan semakin baik. Perawat
bersangkutan. Sebaliknya, makin singkat
yang terampil tentunya akan berusaha
masa kerja, makin sedikit pengalaman yang
melahirkan generasi penerus yang terampil
diperoleh.
pula, yang pada gilirannya nanti akan
kerja
bekerja,
Pengalaman
makin
bekerja
banyak
banyak
tercipta perawat-perawat yang terampil dan
memberikan keahlian dan keterampilan
professional.
kerja. Sebaliknya, terbatasnya pengalaman kerja mengakibatkan tingkat keahlian dan
128
Ace Sudarjat : Hubungan Pengetahuan Dan Pengalaman Perawat Dengan Keterampilan Triase Pasien Di Igd Rscm
keterampilan yang dimiliki makin rendah. Pengalaman bekerja
merupakan modal
utama seseorang untuk terjun dalam bidang tertentu. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang
Billing, Diane Mc Gorvern, Lilian Gillin Stokes, 1982. Medical Surgical Nursing, Common Health Probleme of Adult and Children Across the Life Span. St.Louis : The CV. Mosby Company. Brunner, Lillian Sholtis, 1908. Textbook of Medical Nursing. 4 th ed. Philadephia : Lipponcot.
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan pengalaman kerja perawat, berhubungan signifikan dengan keterampilan
perawat
tersebut
dalam
melakukan triase. Keterampilan tersebut harus terus dipertahankan ata ditingkatkan untuk mencapai layanan keperawatan yang berkualitas.
Ignativus, Donna D, Marlyn Verner Beyne, 2007. Medical Surgical Nursing a Nursing Process Approach. Philadelphia WB Sounders Company. Iing
Yuliastuti, 2008. Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Terhadap Kinerja Perawat Dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung Di RSUP.H.Adam Malik. USU Repository © 2008.
Saran terhadap institusi agar terus meningkatkan
kinerja
perawat
dalam
melakukan riase maupun kinerja dalam layanan yang komprehensif, karena layanan
Long, Barbara, Wilma J.Phipps, 1985. Essential of Medical Surgical Nursing a Nurisng Process Aprproach. St.Louis : The CV.Mosby Company.
keperawatan menjadi salah satu indikator penting
dalam
layanan
kesehatan.
Disamping itu penelitian tentang ranah kegawatdaruratan agar terus ditingkatkan
Luckman, Joan, Karen Creason Sorensen, 2005. Medical Surgical Nursing a Psychophysiologie Approach. 2 nd ed. Philadelphia : WB. Saunders Company.
untuk untuk peningkatkan profesionalisme. DAFTAR RUJUKAN Bayer, Marjorie, Susan Dusdas. 1994. 'The Clinical Practise of Medical Surgical Nursing' Boston : Little, Brown.
Notoatmojo S, 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Gramedia.
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 118-129
Nadaek, 2011 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM. http://repository.usu.ac.id/handle/123 456789/24606
129