HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PASIEN DENGAN TINDAKAN MEDIK PERAWAT DI KOTA MEDAN TAHUN 2008
TESIS
OLEH JASMEN MANURUNG 067023007/AKK
K O L A
CA
A
U
N
PA
S
U
S
H
S
E
SARJ
A
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PASIEN DENGAN TINDAKAN MEDIK PERAWAT DI KOTA MEDAN TAHUN 2008
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (MKes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh JASMEN MANURUNG 067023007/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Konsentrasi
:HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PASIEN DENGAN TINDAKAN MEDIK PERAWAT DI KOTA MEDAN TAHUN 2008 : Jasmen Manurung : 067023007 : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan : Administrasi Kebijakan Komunitas/Epidemiologi
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof. drg. Lina Natamihardja, MKes) Ketua
Ketua Program Studi
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(dr. Yusniwarti Yusad, MSi) Anggota
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)
Tanggal lulus: 2 Mei 2009
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Telah diuji pada Tanggal: 2 Mei 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Drg. Lina Natamiharja, SKM
Anggota
: 1. dr. Yusniwarti Yusad, Msi 2. dr. Fauzi, SKM 3. drh. Rasmaliah, MKes
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
PERNYATAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PASIEN DENGAN TINDAKAN MEDIK PERAWAT DI KOTA MEDAN TAHUN 2008 TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2008
Jasmen Manurung
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239/Menkes/Sk/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan, pasal 15 (d) menyatakan bahwa perawat tidak dapat melakukan tindakan medik. Tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter. Kenyataanya, banyak ditemukan kasus tindakan medik yang dilakukan oleh perawat. Pada tahun 2006-2008 ada 252 kasus malpraktik profesi keperawatan pada perawat yang terjadi di Kota Medan.. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik perawat (tingkat pengetahuan, pendapatan dan lama praktik) dan karakteristik pasien (tingkat pengetahuan, pendidikan dan keyakinan terhadap kemampuan perawat) dengan tindakan medik perawat praktik.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah perawat yang bekerja pada balai pengobatan di Kota Medan yang berjumlah 118 perawat dan 118 pasien. Sampel pada perawat diperoleh dengan cara simple random sampling, sedangkan sampel pada masyarakat (pasien) diperoleh dengan cara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang tidak berhubungan dengan tindakan medik perawat adalah tingkat pengetahuan perawat (p>0,05). Faktor yang berhubungan dengan tindakan medik perawat adalah tingkat pendapatan (p<0,05), lama kerja (p<0,05), tingkat pengetahuan pasien (p<0,05), tingkat pendidikan pasien (p<0,05) dan keyakinan terhadap kemampuan perawat (p<0,05). Disarankan perlu adanya pengawasan yang lebih baik dari Dinas Kesehatan Kota Medan terhadap balai pengobatan, khususnya kepada dokter penanggungjawab yang bertugas untuk mengawasi kinerja perawat. Selain itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan kepada perawat dan masyarakat menyangkut batasan kewenangan perawat, untuk mengurangi kemungkinan akibat malpraktik yang dilakukan oleh perawat.
Kata Kunci: Tindakan medik, Karakteristik, Perawat
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRACT
The decision of Ministry of Health No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 about Registration and Nursing Practice, chapter 15 (d) stated that a nurse is not allowed to do medical action. Medical action can only be done based on written need by a doctor. In fact, there are many cases found in medical action, which done by nurses. In 2006-2008 there were 252 cases of nursing malpractice in Indonesia. The study is aimed to analyze the relationship of nursing practice (knowledge level, income and length of practice) and patient characteristic (level education and belief to nurse ability) with medical action of nurse. This is an analytic study, with a cross sectional approach. Sample is nurses who worked at polyclinic in Medan city, which are 118 nurses and 118 patients. The sample of nurse was obtained by means of simple random sampling, whereas patient sample by quota sampling. Data analysis was done by Spearman Rank correlation test. The result shows that, factor which has not relationship with medical action of nurse is knowledge level of nurse (p>0,05). The factors which have relationship with nurse medical action are income (p<0,05), length of work (p<0,05), patient knowledge level (p<0,05), educational patient level (p<0,05) and belief to nurse ability (p<0,05) It is suggested that is necessary to have better monitoring from the Medan District of Health policlinic especially to doctor who are on duty to control nurse work. Beside it is necessary to do health education to nurse and society concerning to the limitation of nurse, to reduce the possibility of malpractice which is done by nurse.
Key Words: Medical action, Characteristic, Nurses
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Dia Sang Pencipta, atas semua karunia dan berkatNya yang selalu menyertai saya dalam penulisan tesis ini. Keyakinan dan kepercayaan saya adalah semua ini bisa terjadi atas campur tangan Tuhan, sehingga saya dimampukan untuk mengerjakan tesis yang berjudul: Hubungan Karakteristik Perawat dan Pasien Terhadap Tindakan Medik Perawat di Kota Medan pada Tahun 2008. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui salah satu polemik pelayanan kesehatan, yaitu tindakan medik yang dilakukan perawat. Dalam situasi bangsa yang masih mengalami krisis tenaga medis yang bertanggung jawab pada tindakan medik, perawat muncul sebagai alternatif “tenaga medik” yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Secara administratif, perawat sesungguhnya tidak diperbolehkan melakukan tindakan medik, kecuali telah mendapat persetujuan dari dokter atau pada situasi krisis. Namun, tingginya permintaan masyarakat terhadap pelayanan medik pada perawat menjadikan para perawat melakukan tindakan medik meskipun belum mendapat persetujuan dari dokter. Mengapa hal-hal tersebut terjadi? Hal inilah yang hendak dijawab dalam penelitian ini. Penulisan ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Kosentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Kosentrasi Administrasi
Kebijakan
Kesehatan
Komunitas/Epidemiologi
Sekolah
Pascasarjana USU. 2. Dr. Drs. Surya Utama, MS, sebagai Ketua Program Studi, serta seluruh jajarannya yang telah memberikan bimbingan dan dorongan selama penulis mengikuti pendidikan. 3. Prof. drg. Lina Natamihardja, SKM sebagai dosen pembimbing I. Ucapan terimakasih ini saya sampaikan atas semua kritik, saran, dukungan moral serta perannya yang tidak hanya membimbing dengan intelektual tetapi juga dengan hati selama penulisan tesis ini. 4. Dr. Yusniwarti Yusad, MSi sebagai dosen pembimbing II atas saran yang telah melengkapi penulisan tesis ini. Saya juga sangat berterimakasih atas ketersediaan waktu para pembimbing yang telah diberikan kepada penulis di antara kesibukannya. 5. Dr. Fauzi, SKM selaku penguji I, yang telah banyak membagikan pengalaman dalam bentuk pertanyaan dan saran dalam penulisan tesis ini. 6. Drh. Rasmaliah, MKes, selaku penguji II, yang telah banyak memberikan kritikan dan masukan demi peningkatan kualitas dan esensi penelitian ini.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
7. Dr. Umar Zein, Sp.PD selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di wilayah kerja instansi tersebut. 8. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendukung secara moril dan materil. Dukungan ini juga sekaligus menjadi inspirasi bagi penulis untuk senantiasa berusaha menyelesaikan studi. 9. Kepada istri tercinta Nora Siagian, yang selalu memberi dukungan dan perhatian selama proses penulisan tesis ini 10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam penulisan ini. Kiranya penelitian ini mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada berbagai pihak yang berkepentingan. Penulis juga sangat terbuka pada saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak demi peningkatan kualitas penelitian ini. Terimakasih.
Penulis
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI Hal ABSTRAK ............................................................................................................... ABSTRACT.............................................................................................................. KATA PENGANTAR…………….…….……………………………………….... RIWAYAT HIDUP.................................................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................................. DAFTAR TABEL .................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
i ii iii vi vii ix x
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1.2 Permasalahan......................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian................................................................................... 1.4 Hipotesis................................................................................................ 1.5 Manfaa Penelitian.................................................................................. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2.1 Perawat dan Keperawatan...................................................................... 2.2 Hak dan Kewajiban Perawat.................................................................. 2.3 Fungsi dan Peran Perawat...................................................................... 2.3.1 Fungsi Perawat ............................................................................. 2.3.2 Peran Perawat ............................................................................... 2.4 Standar Kompetensi Perawat ................................................................ 2.5 Tindakan Medik .................................................................................... 2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Tindakan Medik....... 2.6.1 Karakteristik Perawat ................................................................... 2.6.2 Permintaan Masyarakat ................................................................ 2.7 Landasan Teori .................................................................................... 2.8 Kerangka Konsep Penelitian ...............................................................
1 1 6 6 7 7
8 8 9 11 11 13 15 17 20 20 24 27 29
BAB 3 METODE PENELITIAN...................................................................... 30 3.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 30 3.2 Lokasi dan Waktu Peneliti.n............................................................... 30 3.3 Populasi dan Sampel........................................................................... 30 3.3.1 Populasi...................................................................................... 31 3.3.2 Sampel........................................................................................ 31 3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 32 3.5 Variabel dan Definisi Operasional .................................................... 32 3.5.1 Variabel..................................................................................... 32 3.5.2 Definisi Operasional.................................................................. 33
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
3.6 Metode Pengukuran .......................................................................... 36 3.7 Metode Analisis Data ....................................................................... 37 BAB 4 HASIL PENELITIAN ......................................................................... 39 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................... 39 4.2 Karakteristik Perawat........................................................................ 41 4.3 Karakteristik Pasien........................................................................... 42 4.4 Tindakan Medik Perawat................................................................... 43 4.5 Hubungan Karakteristik Perawat dengan Tindakan Medik.............. 44 4.6 Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tindakan Medik................. 45 BAB 5 PEMBAHASAN..................................................................................... 5.1 Hubungan Karakteristik Perawat dengan Tindakan Medik............... 5.2 Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tindakan Medik................. 5.3 Keterbatasan Penelitian.....................................................................
48 48 51 54
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 55 6.1 Kesimpulan......................................................................................... 55 6.2 Saran................................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
57
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL No
Judul
Halaman
1.1
Aspek Pengukuran Variabel Independen (Karakteristik Perawat) ...........
36
1.2
Aspek Pengukuran Variabel Independen (Karakteristik Pasien) .............
36
1.3
Aspek Pengukuran Variabel Dependen (Tindakan Medik)......................
37
4.1
Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Pada Tahun 2001-2007.....................
40
Fasilitas Kesehatan di Kota Medan Berdasarkan Kecamatan Tahun 2007...............................................................................................
41
Karakteristik Perawat Berdasarkan Tingkat Pengetahuan, Tingkat Pendapatan, dan Lama Kerja Perawat di Kota Medan Tahun 2008 .........
42
Karakteristik Pasien Berdasarkan Tingkat Pengetahuan, Tingkat Pendidikan dan Keyakinan Terhadap Kemampuan Perawat Melakukan Tindakan Medik di Kota Medan Tahun 2008 (n=118).............................
43
4.5
Tindakan Medik Perawat di Kota Medan Tahun 2008 ............................
43
4.6
Tindakan Medik Perawat Berdasarkan Jenis Tindakan Medik di Kota Medan Tahun 2008...................................................................................
44
4.2
4.3
4.4
4.7
Hasil Analisis Hubungan Karakteristik Perawat dengan Tindakan Medik Perawat di Kota Medan Tahun 2008 ........................................................ 45
4.8
Hasil Analisis Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tindakan Medik Perawat di Kota Medan Pada Tahun 2008 ...............................................
47
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1. Informed Consent...................................................................................
59
2. Kuesioner Penelitian...............................................................................
60
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner.................................................
67
4. Master Data Hasil Penelitian...................................................................
69
5. Hasil Pengolahan Data Penelitian...........................................................
73
6. Tabel Alasan Perawat Praktik Melakukan Tindakan Medik..................
78
7. Surat Permohonan Izin Penelitian..........................................................
82
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1. Kerangka Konsep................................................................................
29
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam rencana strategis 2005-2009 adalah masyarakat yang mandiri dan sehat, yaitu suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan akibat bencana, lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Upaya mencapai kondisi tersebut, pemerintah khususnya Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah melaksanakan upaya-upaya pengembangan sumber daya kesehatan yang bertujuan meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan termasuk SDM kesehatan, serta pemberdayaan profesi kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Beberapa upaya pengembangan sumber daya kesehatan tersebut adalah melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan (Depkes RI, 2005). Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan juga harus meningkatkan profesionalisme dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Perawat juga dituntut untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesinya, yang terdiri atas: pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan. Tindakan keperawatan yang dimaksud meliputi: intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
1 Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
keperawatan, sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi (Kep Menkes no. 1239/Menkes/SK/XI/2001). Secara filosofis, peran dan fungsi keperawatan terdiri atas dua hal. Pertama, perawatan merupakan bantuan diberikan karena ada kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan,
serta
kurangnya
kemauan
menuju
kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulihan, serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan kepada upaya pelayanan utama sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperawatan (Ibrahim, 2003). Dalam tatanan klinis, ada dua jenis tindakan yang dilakukan oleh perawat yaitu, tindakan yang dilakukan secara mandiri dan tindakan yang dilakukan berdasarkan pesanan dokter. Tindakan yang dilakukan secara mandiri adalah tindakan yang bukan medik sebagaimana diatur dalam standar kompetensi keperawatan, sedangkan tindakan medik hanya dapat dilakukan perawat setelah memperoleh persetujuan dari dokter (Kozier, 1990). Namun karena berbagai faktor, peran perawat sebagaimana yang tertuang dalam kebijakan tersebut sering sekali menjadi kabur dengan peran melakukan tindakan medik. Masalah antara peran sebagai perawat yang memberikan asuhan keperawatan dan sebagai tenaga kesehatan yang melakukan tindakan medik banyak dialami di Indonesia, terutama oleh para perawat yang tinggal di daerah perifer (Priharjo, 1995).
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Berbagai masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan tersebut telah menimbulkan dilema. Di satu sisi perawat diminta untuk melakukan praktik sesuai dengan standar, di sisi lain masyarakat meminta perawat untuk melakukan tindakan medik yang berada di luar kewenangannya. Sehingga banyak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tindakan medik yang dilakukan oleh perawat, meskipun wewenang tersebut telah jelas diuraikan dalam Keputusan Menteri Kesehatan no. 1239/Menkes/SK/XI/2001 (Depkes RI, 2005). Beberapa kesalahan yang sering dilakukan perawat dalam tindakan medik adalah keliru/salah dalam memberikan obat atau salah dosis, salah membaca label, salah menangani pasien, dan yang lebih berat lagi adalah salah memberikan transfusi darah sehingga mengakibatkan hal yang fatal (Priharjo, 1995). Pada tahun 2006 -2008 ada sekitar 252 kasus malpraktek profesi keperawatan yang terjadi di Kota Medan. Dari 252 kasus malpraktik tersebut, 126 kasus terjadi akibat pelanggaran hukum administrasi atau yang digolongkan dalam malpraktik administratif, 45 kasus terjadi akibat tindakan perawat yang tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang disepakati dan digolongkan dalam malpraktik sipil, dan 81 kasus terjadi akibat tindakan medik tanpa persetujuan dari dokter yang dilakukan dengan tidak hati-hati yang menyebabkan luka dan kecacatan kepada pasien atau yang digolongkan dalam malpraktik kriminal dengan unsur kelalaian (PPNI, 2008). Banyaknya tindakan medik yang dilakukan oleh perawat dipengaruhi oleh peluang yang dimiliki oleh perawat, khususnya perawat di daerah pedesaan. Selain
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
itu, jumlah dokter yang terbatas dan tindak menyebar dengan merata juga menyebabkan perawat melakukan tindakan medik. Sedikitnya jumlah dokter yang mau ditempatkan di daerah terpencil menjadi kendala, sehingga masyarakat memilih upaya medik kepada perawat praktik (Anonim, 2008). Pelanggaran terhadap kewenangan yang dilakukan oleh perawat juga banyak disebabkan oleh rendahnya imbalan jasa yang diperoleh oleh perawat. Bahkan kalau dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara, imbalan yang diterima oleh perawat Indonesia jauh berbeda dengan negara lain. Banyak perawat yang bergaji di bawah upah minimum regional (UMR), sedangkan perawat di negara lain (misalnya Philipina) telah memperoleh gaji tidak kurang dari 3,5 juta perbulannya. Hal inilah yang menyebabkan para perawat berusaha untuk memperoleh tambahan pendapatan dari usaha praktik dalam bentuk tindakan medik tanpa persetujuan dari dokter (Nilawaty, 2003). Hasil penelitian kualitatif Supriadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi pada tahun 2005, menyatakan bahwa ada empat faktor yang menjadi penyebab para perawat melakukan tindakan medik antara lain: (1) posisi praktik pengobatan perawat, yaitu posisi perawat sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan menyebabkan mereka banyak berhubungan dengan masyarakat dan mendapat kepercayaan medik dari masyarakat, (2) rasio dokter dengan penduduk yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perawat menjadikan perawat sebagai alternatif pilihan berobat masyarakat, (3) lemahnya pengawasan praktik pribadi
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
perawat, (4) kebiasaan masyarakat yang meminta perawat melakukan kewajiban diluar kewenangan (Supriadi, 2005). Menurut hasil penelitian Sudiro (2005), banyaknya kasus tindakan medik yang dilakukan oleh perawat, khususnya perawat yang berada di daerah pedesaaan, disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan perawat terhadap fungsi dan perannya. Menurut hasil penelitian tersebut juga ditemukan bahwa, penyebab utama rendahnya tingkat pengetahuan perawat terhadap fungsi dan perannya disebabkan oleh rendahnya paparan tentang materi etika dan hukum pada perawat selama menjalani pendidikan (Sudiro, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharto (2001) di Propinsi Jawa Barat menemukan bahwa beberapa faktor penyebab tindakan medik yang dilakukan oleh perawat
adalah
tekanan
sosial
budaya
lokal/sanksi
sosial,
kedekatan
emosional/kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan, peluang/permintaan dari masyarakat, dan tingkat pengetahuan terhadap hak, tanggung jawab, peran, serta kewenangan (Suharto, 2001). Tinggi rendahnya permintaan masyarakat pada pelayanan kesehatan tersebut sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu: faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah meliputi: fasilitas kesehatan, jarak dan keadaan sosio-budaya, sedangkan yang termasuk faktor internal adalah persepsi, pengetahuan, tingkat pendapatan, keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap (Notoadmojo, 2005). Bagaimana dengan perawat di daerah perkotaan? Menjadi pertanyaan yang menjadi dasar pentingnya penelitian ini dilakukan. Sebagai bagian dari wilayah yang
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
dikategorikan sebagai perkotaan, Kota Medan juga menjadi dasar dari pelaksanaan penelitian ini. 1.2 Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan karakteristik perawat (tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan, lama kerja) dan karakteristik pasien (tingkat pengetahuan, kepercayaan terhadap kemampuan perawat, dan tingkat pendidikan) dengan tindakan medik perawat di Kota Medan pada tahun 2008. 1.3 Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui karakteristik perawat berdasarkan tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan dan lama kerja di Kota Medan. b. Untuk mengetahui karakteristik pasien berdasarkan tingkat pengetahuan, kepercayaan terhadap kemampuan perawat, dan tingkat pendidikan di Kota Medan. c. Untuk mengetahui gambaran frekwensi tindakan medik yang dilakukan oleh perawat. d. Untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat (tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan, lama kerja) dan karakteristik pasien (tingkat pengetahuan, kepercayaan terhadap kemampuan perawat, dan tingkat pendidikan) dengan tindakan medik yang dilakukan oleh perawat di Kota Medan.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
1.4 Hipotesis Ada
hubungan
karakteristik
perawat
(tingkat
pengetahuan,
tingkat
pendapatan, lama kerja) dan karakteristik pasien (tingkat pengetahuan, kepercayaan terhadap kemampuan perawat, dan tingkat pendidikan) dengan tindakan medik yang dilakukan oleh perawat di Kota Medan. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai sumber informasi pengembangan ilmu analisis kebijakan kesehatan terhadap peningkatan profesionalisme perawat. 2. Sebagai bahan masukan untuk intansi pendidikan keperawatan dalam upaya pendidikan tentang batas-batas kewenangan perawat. 3. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam pengawasan pelaksanaan tindakan keperawatan bagi perawat yang bekerja di berbagai fasilitas kesehatan. 4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
`BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perawat dan Keperawatan Perawat adalah seorang yang telah mampu menempuh serta lulus pendidikan formal dalam bidang keperawatan yang program pendidikannya telah disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsiko, sosiokultural, dan spiritual yang komprehensif, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia. Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2008). Keperawatan juga dapat dipahami sebagai pelayanan/asuhan profesional yang bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral. Hal ini dapat ditempuh dengan meningkatkan kualitas perawat melalui pendidikan lanjutan pada program pendidikan Ners (Nursalam, 2007).
8 Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
2.2. Hak dan Kewajiban Perawat Hak dan kewajiban perawat telah diatur secara rinci dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat. Hak dan kewajiban tersebut adalah: a. Hak perawat adalah: 1. Memperoleh perlindungan hukum yang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi. 2. Mendapat jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya. 3. Mendapat perlakuan adil dan jujur oleh pimpinan sarana kesehatan, klien/pasien, dan atau keluarganya. 4. Menerima imbalan jasa pelayanan keperawatan. 5. Mendapat hak cuti dan hak kepegawaian. 6. Memperoleh kesempatan mengembangkan diri melalui pendidikan formal dan informal. 7. Menjaga privasi profesional sebagai perawat. 8. Mendapat pelayanan pemeriksanaan secara rutin. 9. Menuntut jika nama baiknya dicemarkan oleh klien/pasien atau tenaga kesehatan lainnya. 10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran atau permintaan tertulis untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan, standar profesi, dan kode etik profesi.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
11. Mendapat informasi yang benar dan jujur dari klien. 12. Dilibatkan secara aktif dalam penyusunan kebijakan kesehatan di sarana kesehatan. 13. Memperoleh kesempatan dalam pengembangan karir sesuai bidang profesi di sarana kesehatan. b. Kewajiban perawat adalah: 1. Perawat wajib memiliki Surat Ijin Perawat (SIP), Surat Ijin Kerja (SIK), dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP). 2. Perawat wajib menghormati hak pasien. 3. Perawat wajib merujuk pada kasus yang tidak dapat ditangani. 4. Menyimpan rahasia klien. 5. Memberikan informasi kepada klien sesuai batas kewenangannya. 6. Meminta persetujuan setiap tindakan keperawatan. 7. Mencatat/mendokumentasikan semua tindakan keperawatan. 8. Mematuhi standar profesi dan kode etik keperawatan. 9. Meningkatkan pengetahuan. 10. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien/klien. 11. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan. 12. Menaati semua peraturan perundang-undangan. 13. Mengumpulkan angka kredit profesi.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
14. Menjaga hubungan kerja dengan sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya. 2.3. Fungsi dan Peran Perawat 2.3.1. Fungsi Perawat Perawat adalah tenaga profesional di bidang perawatan kesehatan yang terlibat dalam kegiatan perawatan. Perawat bertanggung jawab untuk perawatan, perlindungan, dan pemulihan orang yang luka atau pasien penderita penyakit akut atau kronis, pemeliharaan kesehatan orang sehat, dan penanganan keadaan darurat yang mengancam nyawa dalam berbagai jenis perawatan kesehatan. Perawat juga dapat terlibat dalam riset medis dan perawatan serta menjalankan beragam fungsi non-klinis yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi perawatan kesehatan (Depkes, 2005). Dalam prakteknya, fungsi perawat terdiri atas tiga fungsi, yaitu: independen, interdependen, dan dependen (Praptianingsih, 2007). a. Fungsi Independen Fungsi independen perawat adalah those activities that are considered to be within nursing’s of diagnosis and treatment. Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul dari tindakan yang diambil. Contoh tindakan perawat dalam menjalankan fungsi independen adalah:
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
1) Pengkajian seluruh sejarah kesehatan pasien/keluarganya dan menguji secara fisik untuk menentukan status kesehatan. 2) Mengidentifikasi tindakan keperawatan yang mungkin dilakukan untuk memelihara atau memperbaiki kesehatan. 3) Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari. 4) Mendorong untuk berperilaku secara wajar. b. Fungsi Interdependen Fungsi interdependen perawat adalah carried out conjuction with other health team members. Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan lainnya berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien. Mereka biasanya tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh seorang dokter. Sebagai sesama tenaga kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan bidang ilmunya. Dalam kolaborasi ini, pasien menjadi fokus upaya pelayanan kesehatan. Contohnya, untuk menangani ibu hamil yang menderita diabetes, perawat bersama tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan kebutuhan makanan yang diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin. Ahli gizi memberikan kontribusi dalam perencanaan makanan dan perawat mengajarkan pasien memilih makan seharihari. Dalam fungsi ini, perawat bertanggung jawab secara bersama-sama dengan tenaga kesehatan lain terhadap kegagalan pelayanan kesehatan terutama untuk bidang keperawatannya.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
c. Fungsi Dependen Fungsi dependen perawat adalah the perfomed based on the physician’s order. Dalam fungsi ini, perawat bertindak membantu dokter dalam memberikan pelayanan medik. Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, dan melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter. Setiap tindakan perawat yang berdasarkan perintah dokter, dengan menghormati hak pasien tidak termasuk dalam tanggung jawab perawat. 2.3.2. Peran Perawat Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberi asuhan keperawatan, praktek keperawatan, pengelola institusi keperawatan, pendidikan klien, serta kegiatan penelitian di bidang keperawatan (Nursalam, 2007): a. Peran Pelaksana Peran ini dikenal dengan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, dan masyarakat, dengan metoda pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan. Dalam melaksanakan peran ini, perawat bertindak sebagai comforter, protector, advocate, communicator, dan rehabilitator. Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada klien. Peran protector dan advocate lebih berfokus pada kemampuan perawat
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
melindungi dan menjamin hak dan kewajiban klien agar terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Peran sebagai communicator, perawat bertindak sebagai penghubung antara klien dengan anggota kesehatan lainnya. Peran ini erat kaitannya dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam, sedangkan rehabilitator, berhubungan erat dengan tujuan pemberian keperawatan, yakni mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal. b. Peran sebagai Pendidik Sebagai pendidik, perawat berperan dalam mendidik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya. Peran ini berupa penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desiminasi ilmu kepada peserta didik keperawatan. c. Peran sebagai Pengelola Dalam hal ini, perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola, perawat melakukan pemantauan dan menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta mengorganisasikan dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. Secara umum, pengetahuan perawat tentang fungsi, posisi, lingkup kewenangan, dan tanggung jawab sebagai pelaksana belum maksimal. Mayoritas perawat hampir tidak berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
d. Peran sebagai Peneliti Sebagai peneliti di bidang keperawatan, perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Penelitian di dalam bidang keperawatan berperan dalam mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi di bidang kesehatan, karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu penting dalam memperkokoh upaya menetapkan dan memajukan profesi keperawatan. 2.4. Standar Kompetensi Perawat Berdasarkan Surat Keputusan DPP PPNI No. 03/DPP/SK/I/1996, maka standar keperawatan di Indonesia dikategorikan menjadi empat jenis standar, yaitu: 1) Standar Pelayanan Kesehatan 2) Standar Praktik Keperawatan 3) Standar Pendidikan Keperawatan 4) Standar Pendidikan Berkelanjutan Bagi Keperawatan. Dalam praktik keperawatan, standar tersebut terdiri atas: a. Standar 1 secara
: Pengumpulan data tentang kesehatan klien/pasien dilakukan
sistematis
dan
berkesinambungan.
Data
yang
diperoleh
dikomunikasikan dan dicatat.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
b. Standar 2
: Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
kesehatan. c. Standar 3
: Rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat
berdasarkan diagnosis keperawatan. d. Standar 4
: Rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan
pendektatan tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang disusun berdasarkan diagnosis keperawatan. e. Standar 5
: Tindakan keperawatan memberi kesempatan klien atau pasien
untuk berpartisipasi dalam peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan. f. Standar 6
: Tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk
mengoptimalkan kemampuannya untuk hidup sehat. g. Standar 7
: Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan ditentukan
oleh klien atau pasien dan perawat. h. Standar 8
: Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi
arah untuk melakukan pengkajian ulang, pengaturan kembali urutan prioritas, penetapan tujuan baru, dan perbaikan rencana asuhan keperawatan (Nursalam, 2007). 2.5. Tindakan Medik Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1976) disebutkan bahwa tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan/mendengarkan aturan-
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
aturan untuk mengatasi sesuatu atau perbuatannya. Dalam dunia medis, tindakan medik dapat diartikan sebagai tindakan pemberian suatu substansi/bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan, atau mencegah penyakit. Beberapa tindakan medik yang sering dilakukan oleh perawat antara lain; melakukan suntikan, infus, pemasangan NGT, dan pemberian resep obat. Tindakan medik sebagaimana yang disebutkan di atas, hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah memiliki kompetensi (Priharjo, 1995). Dalam dunia keperawatan, harus benar-benar dipahami bahwa ada sebuah batasan yang jelas dalam hal melakukan tindakan medik. Tindakan medik hanya dapat dilakukan oleh perawat setelah memperoleh persetujuan dari dokter dan dokter gigi sebagai pihak yang dianggap memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan medik. Segala sesuatu tindakan medik yang dilakukan oleh perawat tanpa memperoleh persetujuan dari dokter dan dokter gigi terlebih dahulu, dianggap sebagai tindakan medik yang bersifat ilegal (Priharjo, 2005). Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan. Dalam pasal 15 dinyatakan bahwa perawat berwenang untuk: a.
Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
b.
Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi: intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan, dan konseling keperawatan.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
c.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a dan b harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi.
d.
Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter. Berdasarkan pasal tersebut, dapat dijelaskan bagaimana batasan kewenangan
perawat dan hubungannya dengan dokter sebagai penanggung jawab tindakan medik. Tindakan medik hanya dapat dilakukan oleh dokter dan dokter gigi, sedangkan perawat hanya berperan sebagai pembantu dokter, karena yang dilakukannya sesuai dengan perintah dan petunjuk doker. Kalau dokter terutama menghadapi penyakit pasiennya, maka perawat terutama lebih memusatkan perhatian pada reaksi penderita pada penyakitnya dan berupaya untuk membantu mengatasi penderitaan pasien, mengatasi penderitaan bathin pasien, dan bila mungkin mengupayakan jangan sampai penyakitnya menimbulkan komplikasi. Ia juga mencatat segala kegiatan tubuh penderita, seperti detak jantung, suhu badan, berat badan, pernafasan, buang air besar, dan buang air kecil. Di bawah pengawasan dokter ia pun memberi suntikan, memasang infus, atau memberi pengobatan lain. Pada penderita yang baru selesai dibedah, ia harus memantau kesadarannya, pernafasan, menjaga aliran infus, dan mencatat detak jantung. Perawat mau mendengarkan dengan sabar keluhan pasiennya dan memberikan harapan yang besar akan kesembuhan penyakitnya (Praptianingsih, 2007).
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Demikianlah uraian kewenangan yang dimiliki oleh perawat. Penjelasan tersebut juga menunjukkan dengan jelas bahwa sesungguhnya perawat tidak diijinkan untuk melakukan tindakan medik tanpa persetujuan dari dokter. Namun kenyataannya, masih banyak ditemukan tindakan medik yang dilakukan oleh perawat di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di daerah perifer, yang tidak memperoleh persetujuan dari dokter terlebih dahulu (Priharjo, 1995). Menurut Sciortino (1992), pertentangan antara peran formal dan aktual perawat merupakan salah satu bukti bagaimana transmisi yang terganggu antara tingkat nasional dan lokal dapat mempengaruhi fungsi pelayanan. Walaupun tidak diketahui oleh pemerintah, pertentangan ini mempunyai implikasi yang sangat besar. Perawat tidak melakukan apa yang secara formal diharapkan atau diajarkan pada mereka. Lebih lanjut Scortiono menjelaskan, bahwa ketidakcukupan pengetahuan daerah perifer, seperti penegakan diagnosa yang salah, penggunaan antibiotika yang tidak benar, dan penggunaan injeksi yang tidak sesuai prosedur. 2.6.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Tindakan Medik Perawat
2.6.1. Karakteristik Perawat a. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo, 2005). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan itu berasal dari kata tahu yang berarti: mengerti sesudah (melihat, mengalami). Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung, maupun dari pengalaman orang lain yang sampai kepadanya. Selain itu, dapat juga melalui media komunikasi, seperti: radio, televisi, majalah, atau surat kabar (Poerwadarminta, 1976). Menurut Benjamin Bloom (1908), yang dikutip oleh Notoadmojo (2005) pengetahuan dibagi menjadi beberapa tingkatan yang selanjutnya disebut dengan Taksonomi Bloom. Menurut Bloom, pengetahuan dibagi atas: tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Menurut beberapa ahli, pengetahuan merupakan salah satu penyebab utama timbulnya tindakan atau perubahan perilaku. Menurut Fritz Heider (1946), perubahan perilaku terjadi karena disposisi internal, misalnya pengetahuan, motif, sikap, dan sebagainya.
Menurut
Finer
(1957)
timbulnya
tindakan
terjadi
akibat
ketidakseimbangan kognisi (cognitive dissonance). Ketidakseimbangan ini terjadi karena dalam diri individu terdapat dua elemen kognisi (pengetahuan, pendapat, atau keyakinan) yang bertentangan. Apabila individu menghadapi suatu stimulus atau obyek, dan stimulus tersebut menimbulkan keyakinan bertentangan di dalam diri individu sendiri, maka terjadilah ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan lahirnya sebuah perilaku baru. Menurut Rogers (1962), tindakan dapat
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
timbul melalui kesadaran. Kesadaran yang dimaksud berawal dari tingkat pengetahuan seseorang. Kesadaran tersebut kemudian akan berlanjut mengikuti empat tahap berikutnya, yaitu keinginan, evaluasi, mencoba, dan menerima (penerimaan) atau dikenal juga dengan AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, and Adoption) (Nursalam, 2007). Demikian juga dengan tindakan medik yang dilakukan oleh perawat. Timbulnya tindakan medik yang dilakukan oleh perawat sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuannya terhadap wewenang perawat. Selama menempuh pendidikan, perawat mendapat ilmu dan pola pikir yang hampir sama dengan profesi dokter. Sehingga bukan sesuatu yang aneh bila setelah lulus, para perawat akan praktek melakukan hal yang sama seperti yang didapatkan dalam pendidikan (Nursalam, 2007). Menurut hasil penelitian Sudiro (2005), banyaknya kasus tindakan medik yang dilakukan oleh perawat khususnya perawat yang berada di daerah pedesaan, disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan perawat terhadap fungsi dan peranannya. Menurut hasil penelitian tersebut juga ditemukan bahwa, penyebab utama rendahnya tingkat pengetahuan perawat terhadap fungsi dan perannya adalah rendahnya paparan tentang materi etika dan hukum pada perawat selama menjalani pendidikan (Sudiro, 2005).
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
b. Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan adalah satuan atau satuan materi yang diperoleh dari hasil pekerjaan seseorang. Tingkat pendapatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan, khususnya tindakan yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang (Notoadmojo, 2005). Menurut Katz (1960), sebagaimana yang dikutip oleh Notoadmojo, timbulnya tindakan seseorang dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan. Lebih lanjut Katz mengatakan bahwa tindakan itu memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak terhadap obyek demi pemenuhan kebutuhan hidupnya (Notoadmojo, 2005). Sebagai salah satu faktor kebutuhan, tingkat pendapatan juga menjadi salah satu penyebab timbulnya tindakan medik yang dilakukan oleh perawat. Rendahnya tingkat pendapatan perawat menyebabkan banyaknya kasus-kasus tindakan medik yang dilakukan oleh perawat. Banyak perawat bergaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Sebagai gambaran, gaji perawat pemerintah di Indonesia antara Rp 300.000,- - Rp 1.000.000,- per bulan tergantung golongan, sementara perawat di Filipina tak kurang dari Rp 3.500.000,-. Wajar jika para perawat melakukan tindakan medik mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Kompas, 2007). Hal ini masih melihat perawat secara individual. Sebagai bagian dari manusia yang layak, maka para perawat juga akan menjalankan fungsi hidupnya untuk membangun kehidupan dalam keluarga. Akibat yang mungkin terjadi adalah
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
bertambahnya beban ekonomi dengan pertambahan anggota keluarga. Hal ini akan meningkatkan tekanan untuk melakukan tindakan-tindakan medik yang diluar kewenangan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup (Nursalam, 2007). c. Lama Kerja Waktu yang telah dilalui oleh seorang perawat dalam menjalankan tugas keperawatan pada berbagai fasilitas kesehatan dapat disebut sebagai lama kerja. Lama kerja bagi setiap perawat merupakan variabel yang sangat penting. Lama waktu kerja juga sangat mempengaruhi kemampuan seorang perawat, hal ini berkaitan erat dengan pengulangan secara sistematis beberapa hal atau langkah-langkah tindakan medik yang dilakukan. Lama kerja seorang perawat juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan dan pengenalan dari masyarakat. Kecendurungan yang terjadi adalah, semakin lama waktu kerja seorang perawat, maka semakin tinggi juga kemampuan dan tingkat kepercayaan masyarakat (Prihardjo, 2005). Disisi lain, lama kerja juga dapat memberikan implikasi yang berbeda terhadap kemungkinan berbagai tindakan keperawatan lainnya. Semakin lama seorang perawat menjalankan tugasnya, maka semakin banyak juga tindakan medik yang mampu untuk dilakukan. Kepercayaan akan kemampuan sendiri mengakibatkan para perawat tidak meminta persetujuan tindakan medik dari seorang dokter lagi. Hal ini banyak dijumpai pada penanganan penyakit yang bersifat umum (diare, influenza dan berbagai penyakit lainnya) (Sudiro, 2005).
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
2.6.2. Karakteristik Pasien Menurut Dever (1984) yang dikutip Ulina (2004) dalam “Determinants of Health Service Utilization”, faktor karakteristik pasien atau masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan disamping faktor-faktor lain. Lebih jelas Dever menjelaskan faktor-faktor tersebut adalah: 1. Faktor Sosio Kultural a. Norma dan nilai yang ada di masyarakat adalah norma, nilai sosial, dan keyakinan yang ada di masyarakat akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak, termasuk dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Seorang wanita hamil cenderung akan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ditangani oleh seorang wanita. Hal ini berhubungan dengan norma yang ada dalam masyarakat yang menyatakan bahwa aurat seorang wanita hanya dapat dilihat oleh pasangannya. Hal ini menyebabkan banyak wanita tidak nyaman untuk bersalin pada fasilitas kesehatan yang ditangani oleh dokter laki-laki. b. Teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan, dalam hal ini kemajuan di bidang teknologi di satu sisi dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan, seperti: transplantasi organ, inseminasi, operasi dan kemajuan teknologi dalam bidang alat-alat deteksi penyakit. Sedangkan di sisi lain, kemajuan teknologi dapat menurunkan pemanfaatan pelayanan kesehatan, sebagai contoh dengan ditemukannya berbagai macam vaksin pencegahan penyakit menular yang dapat mengurangi angka kesakitan
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
sehingga masyarakat tidak lagi memanfaatkan pelayanan kesehatan karena disebabkan oleh berbagai penyakit menular. 2. Faktor Organisasional a. Ketersediaan sumber daya yang mencakup segi kualitas maupun kuantitas sangat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu pelayanan hanya bisa digunakan apabila jasa tersebut tersedia. b. Keterjangkauan berkurangnya
lokasi, jarak,
peningkatan
waktu
tempuh,
akses
yang
maupun
dipengaruhi
biaya
tempuh
oleh yang
mengakibatkan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan. c. Keterjangkauan sosial, konsumen memperhitungkan sikap dan karakteristik provider terhadap konsumen, seperti etnis, jenis kelamin, umur, ras, dan hubungan keagamaan. Akses ini terdiri atas dua dimensi, yaitu dapat diterima dan terjangkau. Dimensi dapat diterima mengarah kepada faktor psikologi, sosial, dan budaya, sedangkan dimensi terjangkau mengarah kepada faktor ekonomi. d. Karakteristik struktur organisasi pelayanan dan proses, berbagai macam bentuk praktek pelayanan kesehatan dan cara memberikan pelayanan kesehatan mengakibatkan pola pemanfaatan yang berbeda-beda. 3. Faktor Interaksi Konsumen dan Provider (penyedia pelayanan) a. Faktor yang berhubungan dengan konsumen, dipengaruhi oleh:
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
1) faktor sosio demografi, meliputi: umur, seks, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah anggota keluarga, status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan), 2) faktor sosio psikologi, meliputi: persepsi sakit, gejala sakit, dan keyakinan terhadap perawatan medis/dokter, dan 3) faktor epidemiologis, meliputi mortalitas, morbilitas, disability, dan faktor resiko. b. Faktor yang berhubungan dengan provider, dipengaruhi oleh: 1) Faktor ekonomi, yaitu adanya keterbatasan konsumen untuk mengakses pelayanan kesehatan. 2) Faktor karakteristik provider, meliputi tiga tipe pelayanan kesehatan, sikap petugas, keahlian petugas, dan fasilitas yang dimiliki oleh pelayanan kesehatan tersebut. Sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan, tindakan medik yang dilakukan oleh perawat banyak terjadi akibat tingginya permintaan dari masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Masyarakat di pedesaan sering beranggapan bahwa perawat mempunyai peran yang sama dengan dokter. Merubah perilaku masyarakat terhadap kepercayaan pelayanan kesehatan tidaklah mudah, contohnya kepercayaan tentang anggatapan bahwa penyakit hanya bisa disembuhkan dengan pemberian suntikan. Masyarakat tetap meminta perawat untuk mengobati mereka meskipun sudah ada dokter. Bila perawat tidak mau memenuhi harapan masyarakat, mereka akan mendapatkan sanksi sosial (Sciortino, 1992).
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
2.7. Landasan Teori Tindakan medik adalah tindakan pemberian suatu substansi/bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan, atau mencegah penyakit (Priharjo, 2005). Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239/Menkes/Sk/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan, pasal 15 (d) dinyatakan bahwa perawat tidak dapat melakukan tindakan medik. Tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter. Namun dalam kenyataanya, banyak ditemukan kasus tindakan medik yang dilakukan oleh perawat (Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2008) Timbulnya tindakan medik perawat juga berhubungan dengan tingkat pengetahuan perawat. Menurut hasil penelitian Sudiro (2005), banyaknya kasus tindakan medik yang dilakukan oleh perawat khususnya perawat yang berada di daerah pedesaan, disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan perawat terhadap fungsi dan peranannya. Menurut hasil penelitian tersebut juga ditemukan bahwa, penyebab utama rendahnya tingkat pengetahuan perawat terhadap fungsi dan perannya adalah rendahnya paparan tentang materi etika dan hukum pada perawat selama menjalani pendidikan. Sebagai salah satu faktor kebutuhan, tingkat pendapatan juga menjadi salah satu penyebab timbulnya tindakan medik yang dilakukan oleh perawat. Rendahnya tingkat pendapatan perawat menyebabkan banyaknya kasus-kasus tindakan medik
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
yang dilakukan oleh perawat. Banyak perawat bergaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR) (Kompas, 2007). Disisi lain, lama kerja juga dapat memberikan implikasi yang berbeda terhadap kemungkinan berbagai tindakan keperawatan lainnya. Semakin lama seorang perawat menjalankan tugasnya, maka semakin banyak juga tindakan medik yang mampu untuk dilakukan. Kepercayaan akan kemampuan sendiri mengakibatkan para perawat tidak meminta persetujuan tindakan medik dari seorang dokter lagi. Hal ini banyak dijumpai pada penanganan penyakit yang bersifat umum (diare, influenza dan berbagai penyakit lainnya) (Sudiro, 2005). Selain faktor-faktor yang bersumber dari perawat sendiri, tindakan medik juga sangat berhubungan dengan karakteristik masyarakat. Unsur-unsur yang menjadi karakteristik tersebut adalah tingkat pengetahuan masyarakat, kepercayaan yang bersumber dari pengalaman dan tingkat pendapatan masyarakat itu sendiri, persepsi, jarak dengan fasilitas, tingkat pendapatan dan faktor-faktor lain. (Ulina, 2004).
2.8. Kerangka Konsep Penelitian
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Karakteristik Perawat: 1. Tingkat Pengetahuan 2. Tingkat Pendapatan 3. Lama Kerja Tindakan Medik Perawat:
Karakteristik Pasien: 1. Kepercayaan pasien terhadap kemampuan perawat 2. Tingkat Pendidikan 3. Tingkat Pengetahuan
1. Dengan persetujuan dokter 2. Tanpa persetujuan dokter
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan Cross-Sectional (potong lintang) yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan karakteristik perawat dan pasien dengan tindakan medik yang dilakukan oleh perawat di Kota Medan pada tahun 2008. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kota Medan. Kota Medan dipilih sebagai lokasi penelitian karena belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan
tindakan
medik
perawat
sebelumnya.
Penelitian
ini
direncanakan mulai bulan Maret 2008 sampai dengan bulan Januari 2009. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah balai pengobatan umum yang berjumlah 414 balai pengobatan. Setiap satu balai pengobatan diwakili oleh satu orang perawat yang memiliki Surat Ijin Kerja. Hal ini didasarkan asumsi bahwa setiap balai pengobatan memiliki satu orang perawat pengawas yang telah memiliki Surat Ijin Kerja (SIK). Selain itu, populasi dalam penelitian ini juga melibatkan pasien yang memanfaatkan pelayanan kesehatan pada balai pengobatan tersebut.
30 Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
3.3.2. Sampel a. Besar Sampel Besar sampel perawat dalam penelitian ini diperoleh melalui rumus Issac & Michael (Arikunto, 2000): S=
χ² NP (1-P) d²(N-1) + χ² P(1-P)
S=
6,63. 414. 0,5 (1-0,5) (0,1)²(414-1) + 6,63 0,5 (1-0,5)
S = 686,205 5,78 S = 118,4 (dibulatkan menjadi =118) Keterangan: S = jumlah sampel χ² = nilai chi-square dengan dk (1) dan α = 0,05 N = jumlah populasi P = proporsi perawat yang melakukan tindakan medik (0,5) d² = presisi (0,1) Jumlah sampel pertama dalam penelitian ini adalah sebanyak 118 perawat. Jumlah sampel kedua adalah pasien, yaitu sebanyak 118 pasien. b. Teknik Sampling Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai sifat dan karakteristik yang sama dengan populasi. Pengambilan sampel balai pengobatan dilakukan dengan cara simple random. Pengambilan sampel pasien dilakukan dengan cara quota sampling, yaitu satu orang pasien yang pernah memanfaatkan balai pengobatan terpilih.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Sebelum data dikumpulkan, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen yang bertujuan untuk memastikan bahwa alat bantu yang digunakan (kuisioner) memiliki validitas dan reliabilitas pada kuisioner pasien. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan skor total yang menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (r). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach Alpha. Setelah uji validitas kuesioner dilakukan, diperoleh hasil bahwa seluruh pertanyaan (41 pertanyaan) kuesioner dinyatakan valid dan reliabel. Hal ini diperoleh berdasarkan perbandingan nilai validitas dan reliabilitasnya yang lebih besar dari nilai korelasi (r) yaitu sebesar 0,304 (Lampiran 3). 3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik perawat (tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan dan lama kerja) dan karakteristik pasien (tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan dan kepercayaan terhadap kemampuan perawat).
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelititan ini adalah tindakan medik yang dilakukan oleh perawat (atas persetujuan dokter dan tidak atas persetujuan dokter penanggung jawab). 3.5.2. Definisi Operasional 1. Tindakan medik adalah tindakan pemberian suatu substansi/bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan, atau mencegah penyakit, terdiri atas: suntikan, infus intravena, hecting dan pemberian obat. 2. Suntikan
adalah
pemberian
substansi/bahan
yang
digunakan
untuk
menyembuhkan, mengatasi atau mencegah penyakit melalui tindakan injeksi. 3. Pemberian Infus Intravena Pemberian infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. 4. Hecting Tindakan penyambungan jaringan kulit dengan cara menjahit yang menggunakan jarum dan benang cutgat. 5. Pemberian obat pemberian suatu substansi/bahan yang digunakan untuk menyembuhkan, mengatasi, membebaskan, atau mencegah penyakit melalui pemberian jenis, jumlah dan frekuensi penggunaan obat.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
6. Tingkat pengetahuan adalah tingkat pengetahuan perawat tentang tindakan medik yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Tingkat pengetahuan dibagi atas: a) Kurang, jika responden mampu menjawab benar < 5 dari keseluruhan pertanyaan. b) Sedang, jika responden mampu menjawab benar 5 – 7 dari keseluruhan pertanyaan. c) Baik, jika responden mampu menjawab benar 8-10 dari keseluruhan pertanyaan. 7. Lama kerja adalah waktu yang dilalui oleh seorang perawat selama melakukan pekerjaan sebagai perawat pada balai pengobatan yang dinyatakan dalam satuan tahun. Lama kerja perawat dibagi atas: a) Baru, jika lama kerja 1-3 tahun b) Sedang, jika lama kerja 4-6 tahun c) Lama, jika lama kerja > 6 tahun 8. Tingkat pendapatan adalah jumlah penghasilan perawat setiap bulan yang terdiri atas penghasilan pokok dan sampingan yang dihitung dalam rupiah, dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Dengan demikian, pendapatan responden dibagi jadi tiga kategori yaitu: a) Rendah, jika pendapatan keluarga < Rp 1.000.000/anggota keluarga,b) Sedang, jika pendapatan keluarga Rp 1.000.000,- - Rp 1.500.000,-/anggota keluarga. c) Tinggi, jika pendapatan keluarga > Rp 1.500.000,-/anggota keluarga
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
9. Tingkat pengetahuan pasien adalah tingkat pengetahuan pasien tentang tindakan medik yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh perawat. Tingkat pengetahuan dibagi atas: a) Kurang, jika responden mampu menjawab benar 1-2 dari keseluruhan pertanyaan. b) Sedang, jika responden mampu menjawab benar 3-5 dari keseluruhan pertanyaan. c) Tinggi, jika responden mampu menjawab benar 6-8 dari keseluruhan pertanyaan. 10. Kepercayaan adalah keyakinan pasien terhadap kemampuan perawat dalam melakukan tindakan medik dalam upaya penyembuhan. Kepercayaan terhadap kemampuan perawat di bagi atas: a) Tidak Yakin, jika pasien tidak percaya terhadap kemampuan perawat dalam melakukan tindakan medik b) Ragu-ragu, jika pasien tidak sepenuhnya percaya terhadap kemampuan perawat dalam melakukan tindakan medik c) Yakin, jika pasien percaya penuh terhadap kemampuan perawat dalam melakukan tindakan medik. 11. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang berhasil ditamatkan responden. Pendidikan dibagi atas: a) Rendah, jika responden memiliki tingkat pendidikan SD dan SLTP. b) Sedang, jika responden memiliki tingkat pendidikan SLTA dan Diploma.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
c) Tinggi, jika responden memiliki tingkat pendidikan S1, S2 dan S3. 3.6. Metode Pengukuran Tabel 1.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen (Karakteristik Perawat) Variabel Kriteria Skala Keterangan Ukur Tingkat 1. Kurang Ordinal - Kurang, (< 5 jawaban benar) Pengetahuan 2. Sedang - Sedang, (5-7 jawaban benar) 3. Baik - Kurang, (8-10 jawaban benar) Tingkat 1. Rendah Ordinal d) Rendah, jika pendapatan keluarga < Pendapatan 2. Sedang Rp 1.000.000/anggota keluarga,3. Tinggi e) Sedang, jika pendapatan keluarga Rp 1.000.000,- - Rp 1.500.000,-/anggota keluarga. f) Tinggi, jika pendapatan keluarga > Rp 1.500.000,-/anggota keluarga Lama Kerja 1. Baru Ordinal g) Baru, jika lama kerja 1-3 tahun 2. Sedang h) Sedang, jika lama kerja 4-6 tahun 3. Lama i) Lama, jika lama kerja > 6 tahun
Tabel 1.2 Aspek Pengukuran Variabel Independen (Karakteristik Pasien) Variabel Kriteria Skala Keterangan Ukur Tingkat 1. Kurang Ordinal - Kurang, (1-2 jawaban benar) pengetahuan 2. Sedang - Sedang, (3-5 jawaban benar) pasien 3. Baik - Baik, (6-8 jawaban benar) Tingkat 1. Rendah Ordinal - Rendah, (SD dan SLTP) pendidikan 2. Sedang - Sedang, (SLTA dan Diploma) 3. Tinggi - Tinggi (S1, S2, S3) Keyakinan 1. Tidak Ordinal j) Tidak yakin, jika pasien tidak percaya terhadap Yakin terhadap kemampuan perawat dalam kemampuan melakukan tindakan medik perawat k) Ragu-ragu, jika pasien tidak 2. Ragusepenuhnya percaya terhadap ragu kemampuan perawat dalam melakukan tindakan medik l) Yakin, jika pasien percaya penuh 3. Yakin terhadap kemampuan perawat dalam melakukan tindakan medik
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 1.3 Aspek Pengukuran Variabel Dependen (Tindakan Medik) Variabel Kriteria Skala Keterangan Ukur Suntikan 1. Pernah Nominal - Pernah memberikan suntikan tanpa 2. Tidak pernah persetujuan dokter penanggung jawab. - Tidak pernah memberikan suntikan tanpa persetujuan dokter penanggung jawab. Pemberian 1. Pernah Nominal - Pernah memberikan infus intravena Infus 2. Tidak pernah tanpa persetujuan dokter penanggung Intravena jawab. - Tidak pernah memberikan infus intravena tanpa persetujuan dokter penanggung jawab. 1. Pernah Nominal - Pernah melakukan hecting tanpa Hecting 2. Tidak pernah persetujuan dari dokter penanggung jawab. m) Tidak pernah melakukan hecting tanpa persetujuan dokter penanggung jawab. Pemberian 1. Pernah Nominal - Pernah memberikan obat tanpa Obat 2. Tidak pernah persetujuan dokter penanggung jawab. n) Tidak pernah, memberikan obat tanpa persetujuan dokter penanggung jawab.
3.7. Metode Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan mempertimbangkan jenis hipotesis dan skala datanya. Berdasarkan rumusan hipotesisnya, hipotesis penelitian ini bersifat assosiatif dengan jenis skala ordinal, pengujian assosiasi kedua variabel tersebut dilakukan dengan uji Korelasi Spearman Rank. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer, selanjutnya dianalisis untuk mengetahui sejauh mana hubungan karakteristik perawat (tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan, lama kerja) dan permintaan masyarakat (kepercayaan terhadap
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
kemampuan perawat, tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan) dengan tindakan medik yang dilakukan oleh perawat di Kota Medan pada tahun 2008.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Secara geografis, wilayah Kota Medan berada antara 3”30’ – 3”43’ LU dan 98”35’-98”44’ BT dengan luas wilayah 265,10 km2 dengan batas-batas sebagai berikut : Batas Utara
: Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka
Batas Selatan
: Kabupaten Deli Serdang
Batas Timur
: Kabupaten Deli Serdang
Batas Barat
: Kabupaten Deli Serdang
Topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5– 37,5 meter diatas permukaan laut. Secara geografis, Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
b. Demografi Sejak tahun 2001, jumlah penduduk Kota Medan mengalami kenaikan yang cukup bermakna hingga tahun 2007. Pada tahun 2001, penduduk Kota Medan berjumlah 1.926.052 jiwa. Meningkat menjadi 2.083.156 jiwa pada tahun 2007. lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.1. di bawah ini. Table 4.1. Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Pada Tahun 2001-2007 Laju Kepadatan Jumlah Luas Wilayah Tahun Pertumbuhan Penduduk Penduduk (KM²) Penduduk (Jiwa/KM²) 2001 1.926.052 1,17 265,10 7.267 2002 1.963.086 1,94 265,10 7.408 2003 1.993.060 1,51 265,10 7.520 2004 2.006.014 0,63 265,10 7.567 2005 2.036.018 1,50 265,10 7.681 2006 2.067.288 1,53 265,10 7.798 2007 2.083.156 0,77 265,10 7.858 Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2008. www.pemkomedan.go.id c. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan di Kota Medan cukup memadai dan relatif tersebar sehingga memudahkan masyarakat untuk mencapainya. Fasilitas kesehatan tersebut meliputi Puskesmas, Balai Pengobatan, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit, Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.2. Fasilitas Kesehatan di Kota Medan Berdasarkan Kecamatan Tahun 2007 No Kecamatan Puskesmas Pustu BPU Rumah Rumah Bersalin Sakit 11 17 3 2 4 1 Medan Tuntungan 2 3 23 18 2 Medan Johor 2 13 16 1 Medan Amplas 1 3 3 1 19 16 Medan Denai 4 4 8 2 3 16 5 Medan Area 10 29 12 Medan Kota 3 6 3 0 12 1 7 Medan Maimun 3 4 6 Medan Polonia 1 8 3 16 1 Medan Baru 9 6 24 2 22 1 Medan Selayang 10 2 27 30 2 3 Medan Sunggal 11 4 21 2 17 1 12 Medan Helvetia 2 16 5 Medan Petisah 3 5 13 11 23 1 3 14 Medan Barat 8 7 1 22 1 Medan Timur 15 6 17 13 2 Medan Perjuangan 1 16 1 22 18 2 4 Medan Tembung 17 4 19 31 4 2 18 Medan Deli 1 22 3 24 3 Medan Labuhan 19 3 21 19 3 Medan Marelan 1 20 2 8 26 1 5 Medan Belawan 21 3 39 40 414 298 69 Jumlah Total Sumber: Medan Dalam Angka Tahun 2007.www.pemkomedan.go.id
4.2. Karakteristik Perawat Karakteristik perawat sebagai responden dalam penelitian ini meliputi tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan dan lama praktik. Secara rinci, karakteristik perawat dan pasien dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Sebagian besar perawat mempunyai tingkat pengetahuan baik, yaitu 72,9%. Tingkat pendapatan perawat terbanyak pada kategori rendah, yaitu 50,0%. Lama kerja perawat terbanyak pada kategori baru, yaitu 61,9%. Tabel 4.3. Karakteristik Perawat Berdasarkan Tingkat Pengetahuan, Tingkat Pendapatan dan Lama Kerja Perawat di Kota Medan Tahun 2008 No Karakteristik Perawat Jumlah % Tin 1 gkat Pengetahuan 8 6,8 a. Kurang 24 20,3 b. Sedang 86 72,9 c. Baik Tingkat Pendapatan 2 a. Rendah 59 50,0 b. Sedang 44 37,3 c. Tinggi 15 12,7 Lama Kerja 3 a. Baru 73 61,9 b. Sedang 32 27,1 c. Lama 13 11,0
4.3. Karakteristik Pasien Sebagian besar pasien mempunyai tingkat pengetahuan kurang, yaitu 69,5%. Tingkat pendidikan pasien terbanyak pada kategori sedang, yaitu 58,5%. Keyakinan pasien terhadap kemampuan perawat terbanyak berada pada kategori yakin, yaitu 80,5% (Tabel 4.4).
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.4. Karakteristik Pasien Berdasarkan Tingkat Pengetahuan, Tingkat Pendidikan dan Keyakinan Terhadap Kemampuan Perawat Melakukan Tindakan Medik di Kota Medan Tahun 2008 (n=118) No Karakteristik Pasien Jumlah (%) 1 Tingkat Pengetahuan a. Kurang 82 69,5 b. Sedang 27 22,9 c. Baik 9 7,6 2 Tingkat Pendidikan a. Rendah 19 16,1 b. Sedang 69 58,5 c. Tinggi 30 25,4 3 Keyakinan Terhadap Kemampuan Perawat a. Tidak Yakin 3 2,5 b. Ragu-ragu 20 16,9 c. Yakin 95 80,5
4.4. Tindakan Medik Perawat Sebagian besar perawat menyatakan pernah melakukan tindakan medik tanpa persetujuan dari dokter penanggung jawab, yaitu 75,4%, sedangkan yang menyatakan tidak melakukan tindakan medik tanpa memperoleh persetujuan dari dokter penanggung jawab terlebih dahulu 24,6%. Tabel 4.5. Tindakan Medik Perawat di Kota Medan Tahun 2008 Tindakan Medik Jumlah % Melakukan Tindakan Medik 89 75,4 Tidak Melakukan Tindakan Medik 29 24,6 Jumlah 118 100,0 Perawat yang menyatakan pernah melakukan tindakan medik tanpa persetujuan dari dokter terlebih dahulu, semuanya menyatakan pernah melakukan jenis tindakan medik memberikan suntikan dan pemberian obat, sedangkan infus intravena 58,4% dan tindakan hecting 5,6%.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.6. Tindakan Medik Perawat Berdasarkan Jenis Tindakan Medik di Kota Medan Tahun 2008 Jenis Tindakan Medik Melakukan Tidak Melakukan Jumlah % Jumlah % Suntikan 89 100,0 0 0,0 Infus Intravena 52 58,4 37 41,6 5 5,6 84 94,4 Hecting Pemberian Obat 89 100,0 0 0,0
4.5. Hubungan Karakteristik Perawat dengan Tindakan Medik Perawat Perawat yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan menyatakan melakukan tindakan medik sebanyak 72,0%, tidak melakukan tindakan medik 28,0%. Kategori tingkat pengetahuan sedang dan melakukan tindakan medik sebanyak 83,3%, tidak melakukan tindakan medik 16,7%. Kategori kurang dan melakukan tindakan sebanyak 87,5%, tidak melakukan tindakan medik 12,5%. Berdasarkan hasil uji statistik, tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan medik (p>0,05). Perawat yang memiliki tingkat pendapatan dengan kategori rendah dan menyatakan melakukan tindakan medik sebanyak 87,5%, tidak melakukan tindakan medik 12,5%. Kategori sedang dan melakukan tindakan medik sebanyak 72,7%, tidak melakukan tindakan medik 27,3%. Kategori tinggi dan melakukan tindakan sebanyak 100,0%. Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan perawat dengan tindakan medik (p<0,05). Perawat yang melakukan praktik dengan kategori baru praktik dan menyatakan melakukan tindakan medik sebanyak 82,1%, tidak melakukan 17,9%.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Kategori sedang dan melakukan tindakan medik sebanyak 84,3%, tidak melakukan tindakan medik 15,7%. Kategori lama dan melakukan tindakan sebanyak 15,3%, tidak melakukan tindakan medik 84,7%. Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang bermakna antara lama praktik perawat dengan tindakan medik (p<0,05). Tabel 4.7. Hasil Analisis Hubungan Karakteristik Perawat dengan Tindakan Medik Perawat di Kota Medan Tahun 2008 Karakteristik Perawat
Tingkat Pengetahuan Perawat a. Kurang b. Sedang c. Baik Tingkat Pendapatan Perawat a. Rendah b. Sedang c. Tinggi Lama Kerja Perawat a. Baru b. Sedang c. Lama
Tindakan Medik Melakukan Tidak (%) Melakukan (%)
Jumlah
7 (87,5) 20 (83,3) 62 (72,0)
1 (12,5) 4 (16,7) 24 (28,0)
8 24 86
42 (87,5) 32 (72,7) 15 (100,0)
17 (12,5) 12 (27,3) 0 (0,0)
59 44 15
60 (82,1) 27 (84,3) 2 (15,3)
13 (17,9) 5 (15,7) 11 (84,7)
73 32 13
Hasil Uji Statistik (p)
0,165
0,045
0,000
4.6. Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tindakan Medik Perawat Pasien yang memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik dan menyatakan memperoleh tindakan medik sebanyak 12,5%, tidak memperoleh tindakan medik 87,5%. Kategori sedang dan memperoleh tindakan medik sebanyak 80,0%, tidak memperoleh tindakan medik 20,0%. Kategori kurang dan memperoleh tindakan medik sebanyak 82,9%, tidak memperoleh tindakan medik 17,1%.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan pasien dengan tindakan medik perawat yang diperoleh (p<0,05). Pasien yang memiliki tingkat pendidikan dengan kategori tinggi dan menyatakan memperoleh tindakan medik sebanyak 82,4%, tidak memperoleh tindakan medik 17,6%. Kategori sedang dan memperoleh tindakan medik sebanyak 81,1%, tidak memperoleh tindakan medik 18,9%. Kategori rendah dan memperoleh tindakan sebanyak 66,6%, tidak memperoleh tindakan medik 33,4%. Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan pasien dengan tindakan medik perawat yang diperoleh (p<0,05). Pasien yang memiliki keyakinan terhadap kemampuan perawat dengan kategori yakin dan menyatakan memperoleh tindakan medik sebanyak 84,2%, tidak memperoleh tindakan medik 15,8%. Kategori ragu-ragu dan memperoleh tindakan medik sebanyak 35,0%, tidak memperoleh tindakan medik 65,0%. Kategori tidak yakin dan memperoleh tindakan sebanyak 66,6%, tidak melakukan tindakan medik 33,4%. Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan yang bermakna antara keyakinan pasien terhadap kemampuan perawat dengan tindakan medik perawat yang diperoleh (p<0,05).
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4.8. Hasil Analisis Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tindakan Medik Perawat di Kota Medan Pada Tahun 2008 Karakteristik Pasien
Tingkat Pengetahuan Pasien a. Kurang b. Sedang c. Tinggi Tingkat Pendidikan Pasien a. Rendah b. Sedang c. Tinggi Keyakinan Terhadap Kemampuan Perawat a. Tidak Yakin b. Ragu-ragu c. Yakin
Tindakan Medik Memperoleh Tidak Memperoleh (%) (%)
Jumlah
Hasil Uji Statistik (p)
68 (82,9) 20 (80,0) 1 (12,5)
14 (17,1) 7 (20,0) 7 (87,5)
82 27 8
0,001
20 (66,6) 56 (81,1) 13 (68,4)
10 (33,4) 13 (18,9) 6 (31,6)
30 69 19
0,047
2 (66,6) 7 (35,0) 80 (84,2)
1 (33,4) 13 (65,0) 15 (15,8)
3 20 95
0,000
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Karakteristik Perawat dengan Tindakan Medik Perawat a. Tingkat Pengetahuan Perawat Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat tidak berhubungan dengan tindakan medik yang dilakukan oleh perawat praktik (p>0,05) (Tabel 4.7). Hasil ini tidak sesuai dengan beberapa teori tentang perilaku. Menurut beberapa ahli, pengetahuan merupakan salah satu penyebab utama timbulnya tindakan atau perubahan perilaku. Menurut Fritz Heider, perubahan perilaku terjadi karena disposisi internal, misalnya pengetahuan, motif, sikap, dan sebagainya. Sedangkan
menurut
Finer
(1957)
timbulnya
tindakan
terjadi
akibat
ketidakseimbangan kognisi (cognitive dissonance). Ketidakseimbangan ini terjadi karena dalam diri individu terdapat dua elemen kognisi (pengetahuan, pendapat, atau keyakinan) yang bertentangan. Apabila individu menghadapi suatu stimulus atau obyek, dan stimulus tersebut menimbulkan keyakinan bertentangan di dalam diri individu sendiri, maka terjadilah ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan lahirnya sebuah perilaku baru. Menurut Rogers (1962), tindakan dapat timbul melalui kesadaran. Kesadaran yang dimaksud berawal dari tingkat pengetahuan seseorang. Kesadaran tersebut kemudian akan berlanjut mengikuti empat tahap berikutnya, yaitu keinginan, evaluasi, mencoba, dan menerima
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
(penerimaan) atau dikenal juga dengan AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, and Adoption) (Nursalam, 2007). Beberapa
teori
timbulnya
perilaku
tersebut
menyimpulkan
bahwa
pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya tindakan atau perilaku seseorang. Timbulnya perilaku tersebut juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti lingkungan sosial, budaya, ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswadi (2003) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat praktik dengan tindakan medik yang dilakukannya. Penelitian yang dilakukan secara kualitatif di Jawa Timur pada tahun 2003 tersebut menyatakan bahwa, pada dasarnya perawat memahami batasan kewenangannya, namun rendahnya tingkat pengawasan dari pihak yang berwenang (Dinas Kesehatan) membuat para perawat praktik melakukan tindakan medik tanpa memperoleh persetujuan dokter terlebih dahulu. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa alasan perawat praktik melakukan tindakan medik secara umum adalah karena perawat merasa tindakan medik yang dilakukan merupakan prosedur yang wajib untuk dilakukan. Jadi, setiap pasien yang datang untuk berobat akan memperoleh tindakan yang dianggap biasa dilakukan seperti, suntikan dan pemberian obat. Selain itu, perawat juga melakukan tindakan medik karena alasan keadaan yang membutuhkan tindakan segera (darurat) (lampiran 6). Jika dilihat aspek pengetahuan, sebagian besar perawat memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu, 72,9 %, hanya 6,8% yang memiliki tingkat pengetahuan
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
rendah (Tabel 4.3). Berdasarkan pertanyaan pada kuisioner penelitian, sebagian besar perawat mampu menjawab dengan benar. Pertanyaan yang paling banyak mengalami kekliruan hanya pada pertanyaan tentang dasar hukum yang mengatur tindakan medik pada perawat yaitu Keputusan Menteri Kesehatan no.1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik keperawatan Berdasarkan uraian tersebut, perlu peningkatan pengawasan dari Dinas Kesehatan terhadap balai pengobatan, melalui pengadaaan pertemuan-pertemuan rutin dengan dokter-dokter penanggung jawab. Hal ini bertujuan untuk memantau secara rutin tanggung jawab dokter terhadap pelaksanaan peran tenaga kesehatan yang lain (perawat, bidan). b. Tingkat Pendapatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna tingkat pendapatan perawat dengan tindakan medik yang dilakukannya (p<0,05) (Tabel 4.7). Menurut Katz (1960), sebagaimana yang dikutip oleh Notoatmodjo, timbulnya tindakan seseorang dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan. Lebih lanjut Katz mengatakan bahwa tindakan itu memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak terhadap obyek demi pemenuhan kebutuhan hidupnya (Notoadmojo, 2005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 50% perawat memiliki tingkat pendapatan yang rendah, dan hanya 12,7% perawat yang memiliki pendapatan pada
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
kategori tinggi (Tabel 4.3). Sebagai salah satu faktor kebutuhan, tingkat pendapatan juga menjadi salah satu penyebab timbulnya tindakan medik yang dilakukan oleh perawat. Rendahnya tingkat pendapatan perawat menyebabkan banyaknya kasuskasus tindakan medik yang dilakukan oleh perawat. Banyak perawat bergaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Sebagai gambaran, gaji perawat pemerintah di Indonesia antara Rp 300.000,- - Rp 1.000.000,- per bulan tergantung golongan, sementara perawat di Filipina tak kurang dari Rp 3.500.000,-. Wajar jika para perawat melakukan tindakan medik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Kompas, 2007). c. Lama Kerja Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja perawat praktik dengan tindakan medik yang dilakukannya (p<0,05) (Tabel 4.7). Menurut Hasil Penelitian Prihardjo, lama kerja (praktik) seorang perawat juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan dan pengenalan dari masyarakat. Kecendurungan yang terjadi adalah, semakin lama waktu kerja seorang perawat, maka semakin tinggi juga kemampuan dan tingkat kepercayaan masyarakat. Disisi lain, lama praktik juga dapat memberikan implikasi yang berbeda terhadap kemungkinan berbagai tindakan keperawatan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat berada pada kategori baru 61,9%, sedangkan kategori lama hanya 11,0 % (Tabel 4.3). Semakin lama seorang perawat
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
menjalankan tugasnya, maka semakin banyak juga tindakan medik yang mampu untuk dilakukan. Kepercayaan akan kemampuan sendiri mengakibatkan para perawat tidak meminta persetujuan tindakan medik dari seorang dokter lagi. Hal ini banyak dijumpai pada penanganan penyakit yang bersifat umum (diare, influenza dan berbagai penyakit lainnya) (Sudiro, 2005). 5.2. Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tindakan Medik Perawat a. Tingkat Pengetahuan Pasien Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan pasien dengan tindakan medik yang diperoleh oleh pasien (p<0,05) (Tabel 4.8). Hal ini sesuai dengan teori pemanfaatan pelayanan kesehatan yang dikemukakan oleh Dever yang dikutip oleh Ulina (2004), yang menyatakan bahwa permintaan masyarakat pada pelayanan kesehatan tersebut sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu: faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah meliputi: fasilitas kesehatan, jarak dan keadaan sosio-budaya, sedangkan yang termasuk faktor internal adalah persepsi, pengetahuan, tingkat pendapatan, keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki tingkat pengetahuan yang rendah 69,5%, sedangkan kategori baik hany 7,6% (tabel 4.3). Sebagian besar pasien (95,7%) menjawab bahwa perawat diijinkan untuk melakukan tindakan medik sama seperti tindakan medik yang dapat dilakukan oleh dokter (Lampiran 8). Rendahnya tingkat pengetahuan pasien/masyarakat tentang fasilitas
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
pelayanan kesehatan menyebabkan banyak tindakan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang keliru. Bagi sebagian besar masyarakat, semua tenaga medis adalah sama. Masyarakat luas tidak banyak mengerti tentang batasan hak dan kewajiban serta kewenangan masing-masing tenaga kesehatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya pendidikan masyarakat, khususnya mengenai batasan kewenangan masing-masing tenaga kesehatan. b. Tingkat Pendidikan Pasien Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan pasien dengan tindakan medik yang diperoleh oleh pasien (p<0,05) (Tabel 4.8). Menurut Azwar (1996), pemanfaatan seseorang terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya, dan sosial ekonomi orang tersebut. Bila tingkat pendidikan, sosial budaya, dan sosial ekonomi baik, maka secara relatif pemanfaatan pelayanan kesehatan akan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa frekuensi tertinggi tingkat pendidikan pasien ada pada kategori sedang (SMU dan Diploma) sebanyak 58,5%, kemudian kategori tinggi 25,4% dan rendah 16,1%. Rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar pasien mengakibatkan tingkat pengetahuannya terhadap batas kewengan tindakan medik perawat menjadi sangat rendah. Hal ini mengakibatkan pasien memanfaatkan pelayanan kesehatan tanpa didasari pengetahuan yang baik terhadap batas kewenangan yang dapat atau tidak dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (perawat).
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Berdasarkan hasil penelitian Sutanto (2002) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan di Kabupaten Sleman ditemukan bahwa tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang eksponensial dengan tingkat kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif, dan berkesinambungan. Peningkatan pendidikan formal masyarakat sesungguhnya bukanlah wilayah kerja petugas kesehatan, namun pada kenyataannya sebagian besar masyarakat Indonesia masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini berdampak negatif terhadap perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan pendidikan kesehatan yang bersifat informal untuk meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. c. Keyakinan Terhadap Kemampuan Perawat Hasil peneltian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keyakinan masyarakat terhadap kemampuan perawat dengan tindakan medik yang diperoleh oleh pasien (p<0,05) (Tabel 4.8). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharto (2001) di Propinsi Jawa Barat menemukan bahwa beberapa faktor penyebab tindakan medik yang dilakukan oleh perawat adalah tekanan sosial budaya lokal/sanksi sosial, kedekatan emosional/kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan, peluang/permintaan dari masyarakat, dan tingkat pengetahuan terhadap hak, tanggung jawab, peran, serta kewenangan.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien (80,5%) yakin dengan kemampuan perawat. Hanya 2,5% pasien yang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat yang tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki oleh perawat. Hal ini menyebabkan pasien memanfaatkan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat dengan tanpa keraguan, meskipun mereka tidak mengetahui batasan kewenangan perawat dengan jelas. Keyakinan masyarakat terhadap kemampuan perawat telah menjadi sebuah nilai bagi sebagian masyarakat. Keyakinan tersebut menjadikan masayarakat tidak lagi memikirkan berbagai resiko yang akan dihadapi. Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya pendidikan kesehatan untuk merubah paradigma dan nilai-nilai yang tidak sehat yang ada dalam masyarakat. 5.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tidak terlepas dari berbagai keterbatasan, baik dari segi dana, waktu, kemampuan peneliti dan berbagai keterbatasan lainnya. Sesunggunya masih banyak faktor yang seharusnya dapat diteliti yang diduga berhubungan dengan tindakan medik perawat. Berbagai faktor tersebut antara lain: a.
Berbagai indikasi menunjukkan bahwa timbulnya tindakan medik perawat juga sangat dipengaruhi oleh masa pendidikan yang tidak tegas membatasi hak dan kewenangan perawat dalam melakukan tindakan medik. Perawat sering dididik seakan-akan sama dengan dokter dalam melakukan tindakan medik, sehingga
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
ketika praktik dilapangan perawat sering melakukan tindakan medik tanpa persetujuan dokter penanggung jawab b.
Motivasi perawat sebelum memasuki sekolah-sekolah keperawatan. Motivasi perawat cendeung mengalami pergeseran sesuai dengan perjalanan waktu. Motivasi calon perawat untuk memasuki pendidikan di sekolah keperawatan awalnya adalah untuk pengabdian, namun secara perlahan berubah menjadi motivasi ekonomi dan kemampuan melakukan tindakan medik yang hampir sama dengan dokter.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar perawat mempunyai tingkat pengetahuan baik, yaitu 72,9%. Tingkat pendapatan perawat terbanyak pada kategori rendah yaitu 50,0%. Lama praktik perawat terbanyak pada kategori baru, yaitu 61,9%. 2. Sebagian besar pasien mempunyai tingkat pengetahuan kurang, yaitu 69,5%. Tingkat pendidikan pasien terbanyak pada kategori sedang, yaitu 58,5%. Keyakinan pasien terhadap kemampuan perawat terbanyak berada pada kategori yakin, yaitu 80,5%. 3. Ada hubungan antara tingkat pendapatan perawat, lama praktik perawat, tingkat pengetahuan pasien, tingkat pendidikan pasien, keyakinan pasien terhadap kemampuan perawat dengan tindakan medik yang dilakukan oleh perawat (p<0,05). 4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan medik yang dilakukannya (p>0,05). 5. Sebagian besar perawat menyatakan melakukan tindakan medik tanpa persetujuan dokter (75,4%). 6.2 Saran 1. Perlu adanya supervisi yang lebih baik terhadap Balai Pengobatan, khususnya kepada dokter penanggung jawab yang bertugas untuk mengawasi kinerja
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
para perawat oleh Dinas Kesehatan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan pertemuan rutin dengan dokter-dokter penanggung jawab untuk memantau pelaksanaan pelayanan kesehatan berbagai tenaga kesehatan (perawat, bidan) yang berada di bawah tanggung jawabnya. 2. Perlu pedoman pelaksanaan tindakan medik pada perawat, sehingga perawat dapat melakukan tindakan sesuai dengan prosedur kerja dan memudahkan dokter untuk melakukan pengawasan. 3. Perlu adanya upaya pemberian informasi kesehatan kepada masyarakat menyangkut berbagai peran dan batasan kewenangan tenaga kesehatan, khususnya perawat. 4. Perlu adanya proses sertifikasi pada perawat sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman tentang tindakan medis yang bisa dilakukan oleh perawat.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2000. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, A., 1994. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan (Aplikasi Prinsip Lingkungan Pemecahan Masalah), Jakarta: Yayasan Penerbit IDI. Bloom, B. 1956. Taxonomy of educational objectives: Handbook I, The cognitive domain. New York, David McKay & Co. Departemen Kesehatan RI, 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005-2009, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, Gambaran Tenaga Keperawatan di Indonesia. www.Depkes.go.id. (22 April 2008). Dever, A. dan Champagne, F., 1984, Epidemiology in Health Services Management. Boston. Jones & Bartlett Publishers Gani, A., 1984. Perencanaan dan Penganggaran untuk Investasi Kesehatan di Tingkat Kabupaten dan Kota Bandung. Alfabeta Heider, F., 1946. Attitudes and Cognitive Organization. Journal of Psychology 21, New York. 107-112 Ibrahim, C., 2003. Profesionalisasi Keperawatan; Makalah Seminar Aspek Hukum Keperawatan. Bandung. Kompas, 2007. Dilema Timbulnya Tindakan Medik Perawat. 22 Januari 2007 Kozier, Erb., 1990. Fundamentals of Nursing. Rewood City. Addison Wesley Co. Nilawaty, 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Medik Perawat; Jurnal Keperawatan Indonesia, Jakarta. Notoadmojo, S., 2005. Promosi Kesehatan; Teori dan Aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan; Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Jakarta: Salemba Medika. Poerwadarminta, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Praptianingsih, Sri. 2007. Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Prihardjo, R., 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta. Kanisius. Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Malpraktik Perawat. www.ppni.go.id. (2 Mei 2008). Rogers, EM., 2003. Diffusion and Inovation, 5th Edition. New York. The Free Press. Sciortino, Rosalina. 1992. Care Takers of Cure, a Study of Health Centre Nurses in Rural Java. Siswadi, 2003. Analisis Peran Pemerintah Dalam Pengawasan Praktik Perawat di Jawa Timur Tahun 2003, Tesis UGM, Yogyakarta. www.depkes.go.id Sudiro, 2005. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Pengobatan oleh Perawat. Jurnal Keperawatan Indonesia. Jakarta. Suharto, S., 2001. Persepsi Masyarakat Terhadap Tindakan Pegobatan Perawat. Jurnal Keperawatan Indonesia. Jakarta. Sutanto, 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Dalam Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Sleman. www.depkes.go.id Ulina, 2004. Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 di Kelurahan Tanjung Jati Puskesmas Sambi Rejo Binjai Kab. Langkat 2004, Skripsi FKM USU, Medan.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
INFORMED CONSENT PENELITIAN: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PASIEN DENGAN TINDAKAN MEDIK PERAWAT DI KOTA MEDAN TAHUN 2008 Kepada yang terhormat Bapak/Ibu responden: Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, maka saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan informasi dengan cara menjawab pertanyaan yang tersedia dalam kuisioner sesuai dengan fakta yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat (tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan, lama praktik) dan karakteristik pasien (tingkat pengetahuan, kepercayaan terhadap kemampuan perawat, dan tingkat pendidikan) dengan tindakan medik perawat praktik di Kota Medan pada tahun 2008. Jawaban atau informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya. Demikianlah hal ini disampaikan, atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terimkasih.
Peneliti
Jasmen Manurung
Disetujui oleh
(______________________) Nama dan Tanda Tangan Responden
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Lampiran 2 KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PASIEN DENGAN TINDAKAN MEDIK PERAWAT DI KOTA MEDAN TAHUN 2008 Data Umum Perawat Nama :…………………………………………………………... Alamat :…………………………………………………………… Balai Pengobatan :…………………………………………………………… DokterPenanggungjawab:…………………………………………………….. I.
Karakteristik Perawat
1. Lama Kerja
: 1. (1-3 tahun) 2. (4-6 tahun)
2. Pendapatan
:
3. (> 6 tahun) / bulan
Rp.
3. Jumlah Tanggungan: Istri/suami: Anak
Orang :
Orang
Kategori: 1. Tinggi, jika pendapatan keluarga > Rp 1.500.000,-/anggota keluarga 2. Sedang, pendapatan keluarga Rp 1.000.000,- - Rp 1.500.000,-/anggota keluarga 3. Rendah, pendapatan keluarga < Rp 1.000.000/anggota keluarga,-
II. Variabel Dependen (Tindakan Medik) 1. Suntikan N0 Pertanyaan
1
(2) Tidak pernah
(1) Ya
(2) Tidak
Apakah anda pernah memberikan tindakan suntikan kepada pasien?
N0 Pertanyaan 2
(1) Pernah
Apakah tindakan medik tersebut terlebih dahulu memperoleh persetujuan dokter penanggung jawab?
Bila pertanyaan no.4 dijawab “ya”, berikan alasan mengapa anda melakukannya: ____________________________________________________________________
59 Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
2. Infus Intravena N0
1
Pertanyaan
(2) Tidak pernah
(1) Ya
(2) Tidak
Apakah anda pernah memberikan infus intravena kepada pasien?
N0 Pertanyaan 2
(1) Pernah
Apakah tindakan medik tersebut terlebih dahulu memperoleh persetujuan dokter penanggung jawab?
Bila pertanyaan no.6 dijawab “ya”, berikan alasan mengapa anda melakukannya: ____________________________________________________________________ 3. Hecting N0
1
Pertanyaan
(2) Tidak pernah
(1) Ya
(2) Tidak
Apakah anda pernah melakukan tindakan hecting kepada pasien?
N0 Pertanyaan 2
(1) Pernah
Apakah tindakan medik tersebut terlebih dahulu memperoleh persetujuan dokter penanggung jawab?
Bila pertanyaan no.8 dijawab “ya”, berikan alasan mengapa anda melakukannya: ____________________________________________________________________ 4. Pemberian Obat N0
1
Pertanyaan
(2) Tidak pernah
(1) Ya
(2) Tidak
Apakah anda pernah memberikan obat kepada pasien?
N0 Pertanyaan 2
(1) Pernah
Apakah tindakan medik tersebut terlebih dahulu memperoleh persetujuan dokter penanggung jawab?
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Bila pertanyaan no.6 dijawab “ya”, berikan alasan mengapa anda melakukannya: ____________________________________________________________________ Kategori 1. Melakukan tindakan medik, jika perawat menjawab “tidak” salah satu atau lebih dari pertanyaan 4, 6, 8, 10. 2. Tidak melakukan tindakan medik, jika perawat menjawab “ya” untuk seluruh pertanyaan 3, 5, 7, 9. III. Variabel Independen 1. Tingkat Pengetahuan Perawat N0 Pertanyaan 1
2
3 4 5 6 7 8 9
10
(1) (2) Benar Salah
Tindakan medik adalah tindakan pemberian suatu substansi/bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan, atau mencegah penyakit Tindakan medik perawat diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan no.1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik keperawatan Tindakan medik yang dilakukan oleh perawat harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari dokter? Tindakan medik hanya bisa dilakukan oleh dokter dan dokter gigi Membantu melindungi pasien dari kesakitan merupakan bagian dari tanggungjawab perawat Perawat diperbolehkan untuk memberikan konseling keperawatan Perawat bertugas membantu pasien untuk mengatur pola makan (diit makanan) pada pasien Segala tindakan yang keperawatan yang dilakukan oleh perawat harus mengacu pada standar kopetensi keperawatan Dalam situasi tertentu (gawat darurat, membutuhkan tindakan segera) perawat diperbolehkann untuk melakukan tindakan medic Perawat harus merujuk pasien yang tidak dapat ditangani
Kategori: 1. Baik, jika Baik, jika responden mampu menjawab benar 8 - 10 dari keseluruhan pertanyaan. 2. Sedang, jika responden mampu menjawab benar 5 – 7 dari keseluruhan pertanyaan.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
3. Kurang, jika responden mampu menjawab benar kurang dari 5 dari keseluruhan pertanyaan. 2. Tanggung jawab Dokter 1. Apakah dokter penanggungjawab hadir setiap hari? a. Ya b. Tidak 2.
Jika tidak, berapa kali dokter penanggung jawab hadir setiap minggunya? a. 1-2 kali b. 3-4 kali c. 5-6 kali
3.
Apakah dokter penanggung jawab memberikan arahan atau instruksi tentang prosedur-prosedur tindakan pengobatan? a. Ya b. Tidak
4.
Arahan atau instruksi apa saja yang pernah diberikan oleh dokter penanggungjawab? a. Asuhan keperawatan b. Prosedur tindakan medik c. Lainnya sebutkan……………….
5.
Apakah dokter selalu menyarankan kepada anda untuk selalu meminta ijin sebelum melakukan tindakan yang di luar kewenangan anda? a. Ya b. Tidak
6.
Jika ya, media komunikasi apa saja yang di instruksikan? a. Tertulis b. Telepon c. lainnya, sebutkan…………..
7.
Apakah dokter penanggungjawab pernah mengetahui bahwa anda melakukan tindakan medik tanpa persetujuannya? a. Ya b. Tidak
8.
Jika ya, tindakan apa yang dilakukan oleh dokter penanggungjawab? a. Menegur b. Memberikan sanksi c. Membiarkan saja
9.
Apakah dokter penanggung jawab pernah melakukan tindakan pemecatan terhadap perawat yang terbukti melakukan tindakan medik tanpa sepengetahuan dokter? a. Pernah b. Tidak
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
IV. Data Umum Pasien a. Nama :…………………………………………………………... b. Alamat :…………………………………………………………… A. Karakteristik Pasien 1. Tingkat pendidikan? 1) Tinggi (S1, S2, S3) 2) Sedang (SLTA dan Diploma) 3) Rendah (SD dan SLTP) B. Tindakan Medik 1. Tindakan medik apa yang baru saja anda peroleh? a. Suntikan b. Infus c. Hecting d. Pemberian obat yang tidak tergolong obat bebas e. Tindakan lainnya……………………… 2. Bila pertanyaan 2 di jawab 1/2/3/4, apakah anda melihat atau mendengar perintah/persetujuan dokter terlebih dahulu? 1. Ya 2. Tidak Tindakan Medik Keterangan: 1. Melakukan tindakan medik, jika menjawab “tidak” pada pertanyaan no 3. 2. Tidak melakukan tindakan medik, jika menjawab “ya” pada pertanyaan no 3. 3. Mengapa anda menggunakan jasa perawat untuk mengatasi masalah kesehatan anda? a. Sudah biasa/kenal b. Sama saja dengan dokter c. Tarif lebih murah d. Jaraknya dekat
C. Kepercayaan pada kemampuan perawat Pertanyaan
(1) Ya
(2) Ragu-ragu
(3) Tidak
Anda percaya atas kemampuan perawat melakukan tindakan pengobatan?
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
D. Tingkat Pengetahuan Pasien N0 Pertanyaan 1
2 3 4 5 6 7 8
(1) Benar
(2) Salah
Tindakan medik yang dilakukan oleh perawat tanpa memperoleh persetujuan dari dokter bisa menyebabkan akibat yang berbahaya. Seorang perawat tidak diijinkan untuk melakukan tindakan medik seperti yang dilakukan dokter Seorang perawat harus memperoleh persetujuan dari dokter terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan medic Dokter merupakan profesi yang berhak melakukan tindakan medic Perawat bertugas untuk membantu pasien untuk mengatasi masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan tindakan medik tanpa persetujuan dokter akan dapat dikenakan sanksi Perawat bertugas untuk melakukan konseling tentang masalah kesehatan pasien Perawat bertugas untuk membantu pasien untuk mengatur pola makannya sesuai dengan penyakit yang diderita pasien
Kategori: 1. Baik, jika responden mampu menjawab benar 6- 8 dari keseluruhan pertanyaan. 2. Sedang, jika responden mampu menjawab benar 3 - 5 dari keseluruhan pertanyaan. 3. Kurang, jika responden mampu menjawab benar kurang dari 1-2 dari keseluruhan pertanyaan.
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Lampiran 5
Crosstabs Case Processing Summary
Valid N Tingkat Pengetahuan Perawat * Tindakan Medik
Percent 107
Cases Missing N Percent
100.0%
0
Total N
.0%
Percent 107
100.0%
Tingkat Pengetahuan Perawat * Tindakan Medik Crosstabulation
Tingkat Pengetahuan Perawat
baik
Count % within Tingkat Pengetahuan Perawat % within Tindakan Medik Count % within Tingkat Pengetahuan Perawat % within Tindakan Medik Count % within Tingkat Pengetahuan Perawat % within Tindakan Medik Count % within Tingkat Pengetahuan Perawat % within Tindakan Medik
sedang
kurang
Total
Tindakan Medik tidak melakukan melakukan 58 21
Total 79
73.4%
26.6%
100.0%
70.7% 18
84.0% 3
73.8% 21
85.7%
14.3%
100.0%
22.0% 6
12.0% 1
19.6% 7
85.7%
14.3%
100.0%
7.3% 82
4.0% 25
6.5% 107
76.6%
23.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Case Processing Summary
Valid N Pendapatan Perawat * Tindakan Medik
Percent 107
100.0%
Cases Missing N Percent 0
.0%
Total N
Percent 107
100.0%
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Pendapatan Perawat * Tindakan Medik Crosstabulation
Pendapatan Perawat
rendah
sedang
tinggi
Total
Count % within Pendapatan Perawat % within Tindakan Medik Count % within Pendapatan Perawat % within Tindakan Medik Count % within Pendapatan Perawat % within Tindakan Medik Count % within Pendapatan Perawat % within Tindakan Medik
Tindakan Medik tidak melakukan melakukan 35 13
Total 48
72.9%
27.1%
100.0%
42.7% 32
52.0% 12
44.9% 44
72.7%
27.3%
100.0%
39.0% 15
48.0% 0
41.1% 15
100.0%
.0%
100.0%
18.3% 82
.0% 25
14.0% 107
76.6%
23.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Case Processing Summary
Valid N Lama Praktik Perawat * Tindakan Medik
Percent 107
100.0%
Cases Missing N Percent 0
.0%
Total N
Percent 107
100.0%
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Lama Praktik Perawat * Tindakan Medik Crosstabulation
Lama Praktik Perawat
baru
sedang
lama
Total
Count % within Lama Praktik Perawat % within Tindakan Medik Count % within Lama Praktik Perawat % within Tindakan Medik Count % within Lama Praktik Perawat % within Tindakan Medik Count % within Lama Praktik Perawat % within Tindakan Medik
Tindakan Medik tidak melakukan melakukan 5 16
Total 21
23.8%
76.2%
100.0%
6.1% 28
64.0% 4
19.6% 32
87.5%
12.5%
100.0%
34.1% 49
16.0% 5
29.9% 54
90.7%
9.3%
100.0%
59.8% 82
20.0% 25
50.5% 107
76.6%
23.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Case Processing Summary
Valid N Tingkat Pengetahuan Masyarakat * Tindakan Medik
Percent 107
100.0%
Cases Missing N Percent 0
.0%
Total N
Percent 107
100.0%
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Tingkat Pengetahuan Masyarakat * Tindakan Medik Crosstabulation
Tingkat Pengetahuan Masyarakat
baik
sedang
kurang
Total
Count % within Tingkat Pengetahuan Masyarakat % within Tindakan Medik Count % within Tingkat Pengetahuan Masyarakat % within Tindakan Medik Count % within Tingkat Pengetahuan Masyarakat % within Tindakan Medik Count % within Tingkat Pengetahuan Masyarakat % within Tindakan Medik
Tindakan Medik tidak melakukan melakukan 1 7
Total 8
12.5%
87.5%
100.0%
1.2% 18
28.0% 7
7.5% 25
72.0%
28.0%
100.0%
22.0% 63
28.0% 11
23.4% 74
85.1%
14.9%
100.0%
76.8% 82
44.0% 25
69.2% 107
76.6%
23.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Case Processing Summary
Valid N Tingkat Pendidikan Masyarakat * Tindakan Medik
Percent 107
100.0%
Cases Missing N Percent 0
.0%
Total N
Percent 107
100.0%
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Tingkat Pendidikan Masyarakat * Tindakan Medik Crosstabulation
Tingkat Pendidikan Masyarakat
tinggi
Tindakan Medik tidak melakukan melakukan 13 6
Count % within Tingkat Pendidikan Masyarakat % within Tindakan Medik Count % within Tingkat Pendidikan Masyarakat % within Tindakan Medik Count % within Tingkat Pendidikan Masyarakat % within Tindakan Medik Count % within Tingkat Pendidikan Masyarakat % within Tindakan Medik
sedang
rendah
Total
Total 19
68.4%
31.6%
100.0%
15.9% 54
24.0% 9
17.8% 63
85.7%
14.3%
100.0%
65.9% 15
36.0% 10
58.9% 25
60.0%
40.0%
100.0%
18.3% 82
40.0% 25
23.4% 107
76.6%
23.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Case Processing Summary
Valid N Keyakinan Masyarakat * Tindakan Medik
Percent 107
N
100.0%
Cases Missing Percent 0
.0%
Total N
Percent 107
100.0%
Keyakinan Masyarakat * Tindakan Medik Crosstabulation
Keyakinan Masyarakat
yakin
ragu-ragu
Total
Count % within Keyakinan Masyarakat % within Tindakan Medik Count % within Keyakinan Masyarakat % within Tindakan Medik Count % within Keyakinan Masyarakat % within Tindakan Medik
Tindakan Medik tidak melakukan melakukan 75 16
Total 91
82.4%
17.6%
100.0%
91.5% 7
64.0% 9
85.0% 16
43.8%
56.3%
100.0%
8.5% 82
36.0% 25
15.0% 107
76.6%
23.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Nonparametric Correlations Correlations
Spearman's rho
Tindakan Medik
Keyakinan Masyarakat
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Tindakan Medik 1.000 . 107 .326** .001 107
Keyakinan Masyarakat .326** .001 107 1.000 . 107
Tindakan Medik 1.000 . 107 -.350** .000 107
Tingkat Pengetahuan Masyarakat -.350** .000 107 1.000 . 107
Tindakan Medik 1.000 . 107 -.486** .000 107
Lama Praktik Perawat -.486** .000 107 1.000 . 107
Tindakan Medik 1.000 . 107 -.145 .136 107
Pendapatan Perawat -.145 .136 107 1.000 . 107
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Spearman's rho
Tindakan Medik
Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Spearman's rho
Tindakan Medik
Lama Praktik Perawat
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Spearman's rho
Tindakan Medik
Pendapatan Perawat
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008
Correlations
Spearman's rho
Tindakan Medik
Tingkat Pengetahuan Perawat
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Tindakan Medik 1.000 . 107 -.127 .194 107
Tingkat Pengetahuan Perawat -.127 .194 107 1.000 . 107
Correlations
Spearman's rho
Tingkat Pendidikan Masyarakat Tindakan Medik
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Tingkat Pendidikan Masyarakat 1.000 . 107 .096 .323 107
Tindakan Medik .096 .035 107 1.000 . 107
Jasmen Manurung : Hubungan Karakteristik Perawat Dan Pasien Dengan Tindakan Medik Perawat Di Kota Medan Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008