HUBUNGAN PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (PERBAIKAN SISTEM SECARA BERKESINAMBUNGAN DAN KESATUAN TUJUAN) TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Ekel Sepherd Z Evel*, Chreisye K F Mandagi*, Sulaemana Engkeng* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Total Quality Management merupakan pendekatan manajemen untuk memadukan upaya-upaya pengembangan mutu, pemeliharaan mutu, dan peningkatan mutu dari berbagai kelompok dalam organisasi untuk menghasilkan produk yang paling ekonomis serta terpenuhinya kepuasan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Total Quality Management (TQM) (pendidikan dan pelatihan serta kerjasama tim (teamwork) dengan kinerja pegawai di Puskesmas Tuminting. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study.Dengan melibatkan 44 responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 59,1% pegawai memiliki kinerja yang baik. Pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan sebanyak 56,8%. Pegawai yang melaksanakan kerjasama tim sebanyak 56,8%. Nilai p value untuk hubungan variabel pendidikan dan pelatihan dengan kinerja yaitu 0,001; hubungan variabel kerjasama tim dengan kinerja yaitu 0,004. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, membuktikan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pegawai, antara kerjasama tim dengan kinerja pegawai. TQM di Puskesmas Tuminting harus di terapkan untuk dapat meningkatkan kinerja yang berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan. Kata kunci : Kerjasama Tim, Kinerja, Pendidikan dan Pelatihan, TQM
ABSTRACT Total Quality Management is an approach to management to combine quality development efforts, quality control, and quality improvement from several groups in the organization to produce a product that is economical and satisfies consumers. The purpose of this research is to to determine if there is a relationship between Total Quality Management (repair system with a continuous and unified purpose) and the work performance of employees at PuskesmasRanotanaWeru.This research is quantitative with a cross sectional study approach. It includes 37 respondents. Data was analyzed univariably and bivariably. Primary data was obtained from a questioner and secondary data from PuskesmasRanotanaWeru Profile. The statistics test used was Chi-Square test. Research results show that as much as 62.2% of employees perform well. Employees that followed the repair system continuously were 56.8%. Employees that followed a unified purpose were 51.4%. The value of p is the value for the variable of the relationship between the repair system with continuity and the work performance of employees, which is 0.000; the variable of the relationship between united purpose and the workperformance of employees is 0.000.Based on the results of the research performed, it proves that there is a relationship between the repair system with continuity and employee work performance, and between unified purpose and employee work performance. Total Quality Management at Puskesmas Ranotana Weru should be used to increase employee work performance which will in effect increase service quality.
Key Words: Repair system with continuity, Unified purpose, Work Performance, Total Quality Management
PENDAHULUAN
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
Penyelengraaan pembangunan kesehatan yang
tingginya di wilayah kerjanya (Peraturan
disertai dengan berbagai terobosan baru sangat
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014).
penting dalam rangka meningkatkan kualitas
Tenaga kesehatan adalah setiap orang
pelayanan. Salah satu komponen penting dalam
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah
serta
pelayanan
keterampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan
dasar.
Pelayanan
memiliki
dan cepat diharapkan dapat mengatasi sebagian
memerlukan kewenangan untuk melakukan
besar
upaya kesehatan (Peraturan Menteri Kesehatan
masyarakat
(Kemenkes, 2011). Pusat merupakan
jenis
atau
kesehatan
kesehatan
untuk
dan
kesehatan dasar yang dilakukan secara tepat
masalah
yang
pengetahuan
tertentu
Nomor 75 Tahun 2014). kesehatan satu
upaya
untuk
dapat
meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan
kesehatan yang menjadi andalan atau tolak
kesehatan perlu menerapkan Manajemen Mutu
ukur dari pembangunan kesehatan, sarana
Terpadu atau Total Quality Management.
peran serta masyarakat, dan pusat pelayanan
Konsep manajemen mutu terpadu (total quality
pertama yang menyeluruh dari suatu wilayah.
management)
Pada
ketatnya
manajemen untuk memadukan upaya-upaya
persaingan serta pelanggan yang semakin
pengembangan mutu, pemeliharaan mutu, dan
selektif mengharuskan puskesmas sebagai
peningkatan mutu dari berbagai kelompok
salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan
dalam organisasi untuk menghasilkan produk
dasar
yang paling ekonomis serta terpenuhinya
globalisasi
untuk
selalu
sarana
Dalam
pelayanan
era
salah
masyarakat
saat
ini,
menigkatkan
kualitas
pelayanannya (Bustami, 2011).
merupakan
pendekatan
kepuasan konsumen. (Bustami, 2011).
Pusat kesehatan masyarakat sebagai
Untuk indikator-indikator; kerjasama
salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan
karyawan dalam maupun antar bagian, antar
tingkat pertama memiliki peranan penting
karyawan bawahan dan atasan, maka terdapat
dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
hubungan positif antara kepuasan kerja dengan
subsistem upaya kesehatan. Pusat kesehatan
signifikasi tugas. Penelitian yang lain juga
masyarakat
disebut
yang di teliti oleh Pane (2010) melakukan
puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
penelitian mengenai pengaruh Total Quality
yang
Management
yang
selanjutnya
menyelenggarakan
upaya
kesehatan
terhadap
kinerja
manajerial.
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
Penelitian tersebut menggunakan
metode
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
regresi linier berganda, hasil penelitian ini
upaya preventif dan promotif, untuk mencapai
menunjukan bahwa variabel , fokus pelanggan
dan variabel perbaikan berkesinambungan berpengaruh positif terhadap pendidikan perlibatan
METODOLOGI PENELITIAN
kinerja dan dan
manajerial. pelatihan
serta
pemberdaayaan
Variabel
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
variabel
dengan rancangan cross sectional study.
karyawan
Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan
berpengaruh negatif terhadap kinerja
Agustus – September 2015 di Puskesmas
manajerial.
Ranotana Weru Kecamatan Wanea Kota
Berdasarkan data observasi bahwa
Manado.
Puskesmas Ranotana Weru memiliki jumlah
Populasi yang menjadi target dari
pegawai sebanyak 37 orang, yaitu:jumlah
penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada
dokter umum sebanyak 4 orang, jumlah bidan
di Puskesmas Ranotana Weru. Puskesmas
sebanyak 9 orang, jumlah perawat dan perawat
Ranotana Weru memiliki jumlah pegawai
gigi sebanyak 20 orang, jumlah tenaga
sebanyak 37 orang, yaitu: jumlah dokter umum
kefarmasian sebanyak 2 orang, jumlah tenaga
sebanyak 4 orang, jumlah bidan sebanyak 9
sanitasi sebanyak 1 orang dan jumlah tenaga
orang, jumlah perawat dan perawat gigi
non medis sebanyak 1 orang (Profil Puskesmas
sebanyak 20 orang, jumlah tenaga kefarmasian
Ranotana Weru 2014).
sebanyak 2 orang, jumlah tenaga sanitasi
Keberhasilan suatu organisasi sangat
sebanyak 1 orang dan jumlah tenaga non medis
ditentukan oleh orang-orang yang ada di
sebanyak 1 orang (Profil Puskesmas Ranotana
dalamnya.
Weru 2014).
Begitupun
dengan
Puskesmas
Ranotana Weru kualitas pelayanannya sangat ditentukan oleh para pegawai atau tenaga yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
bekerja di dalamnya.
Tabel 1. Hubungan Antara Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan dengan Kinerja Pegawai Kinerja Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Baik
Total
Tidak baik N %
n
%
N
%
Dilaksanakan Tidak dilaksanakan
20 3
73,6 28
1 13
26,4 72
21 16
100 100
Total
23
47,7
14
52,3
37
100
pvalue
0,000
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
perbaikan sistem secara berkesinambungan
responden yang menjawab yang mengikuti
dengan baik yaitu 21 responden dimana 20
orang (73,6%) memiliki kinerja yang baik dan
seseorang adalah faktor iklim kerja yaitu yang
1 orang (26,4%) memiliki kinerja yang tidak
menyangkut lingkungan yang ada atau yang
baik. Responden yang menjawab yang belum
dihadapi oleh manusia yang berada dalam
mengikuti
secara
suatu organisasi yang mempengaruhi seseorang
berkesinambungan dengan baik sebanyak 16
dalam melakukan tugas dan pekerjaannya. Hal
responden dimana yang
ini
memiliki kinerja yang baik sebanyak 3 orang
melakukan perbaikan yang berkesinambungan
(28%) sedangkan 13 orang (72%) memiliki
agar
kinerja yang tidak baik. Hasil uji statistik
perubahan
dengan chi-square menunjukkan nilai p< 0,05
konsumen. Hasil penelitian yang dilakukan di
(p value = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa
Puskesmas Ranotana Weru ditemukan bahwa
Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada
pegawai yang ada di Puskesmas selalu peka
hubungan antara perbaikan sistem secara
terhadap perubahan lingkungan, dan membuat
berkesinambungan dengan kinerja pegawai di
rekomendasi
Puskesmas Ranotana Weru.
berkomunikasi
perbaikan
sistem
Hasil uji statistik dengan chi-square pada tingkat kemaknaan 95% yang dilakukan
mewajibkan
terus
organisasi
dapat
harus
menyesuaikan
lingkungan
dan
terus
dengan
kebutuhan
perbaikan
dengan
cara
dengan
konsumen
dan
mempertimbangkan masukan dari konsumen untuk meningkatkan perbaikan kualitas.
pada 37 responden yang ada di Puskesmas
Perbaikan
berkesinambungan
Ranotana Weru menunjukkan bahwa ada
pada
hubungan yang signifikan antara pelaksanaan
meningkatkan
perbaikan
peningkatan kinerja para karyawan. Hal ini
dengan
sistem kinerja
yang
berkesinambungan
pegawai
di
puskesmas
dapat
setiap
yang
bagian
organisasi
kualitas
produk
dibuktikan
lewat
penelitian
dapat melalui
yang
Ranotana Weru.Pada penelitian ini dapat
dilakukan di CV Banyu Biru (Diatin dkk,
dilihat bahwa pelaksanaan perbaikan sistem di
2006). Pada penelitian ini yang menjadi produk
Puskesmas Ranotana Weru sudah dilaksanakan
adalah jasa pelayanan. Pelaksanaan perbaikan
oleh lebih dari setengah pegawai yang ada.
berkesinambungan oleh para pegawaiakan
Berdasarkan kuesioner yang sudah diisi oleh
meningkatkan kinerja pegawai di Puskesmas
37
Ranotana
responden,
melaksanakan
sebesar perbaikan
56,8%
menjawab
sistem
yang
berkesinambungan. Davis seperti yang dikutip dalam Asihuta dkk (2009) mengatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja
Weru
dan
hal
ini
dapat
meningkatkan mutu dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pegawai yang ada di Puskesmas Ranotana Weru.
Tabel 2. Hubungan antara Kesatuan Tujuan dengan Kinerja Pegawai Kesatuan Tujuan
Kinerja Tidak baik % N % 68 1 32 21,1 13 78,9 47,8 14 52,2
Total
Baik N 18 5 23
Dilaksanakan Tidak dilaksanakan Total
N 19 18 37
p-value
% 100 100 100
0,000
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
Weru. Berdasarkan kuesioner yang dibagikan
yang menjawab kesatuan Tujuan dilaksanakan
sebesar 51,4% responden yang menjawab
dengan baik yaitu 19 responden dimana 18
melaksanakan kesatuan tujuan.
orang (68%) memiliki kinerja yang baik dan 1
Menurut Robbins dan Timothy dalam
orang (32,0%) memiliki kinerja yang tidak
Pasaribu
baik.Responden
organisasi harus ada interaksi antara semua
tujuan
tidak
yang
menjawab
dilaksanakan
kesatuan
dengan
(2009)
untuk
mencapai
tujuan
baik
pegawai di setiap level organisasi, baik antara
sebanyak 18 responden dan yang memiliki
pimpinan dan pegawai, baik secara individu
kinerja yang baik sebanyak 5 orang (21,1%)
maupun
sedangkan 13 orang (78,9%) memiliki kinerja
penerapan
yang tidak baik.
tergantung dengan sumber daya manusia yang
Hasil uji statistik dengan chi-square
difokuskan
kelompok. Total
untuk
Berhasil Quality
mencapai
tidaknya
Management
tujuan-tujuan
menunjukkan nilai p < 0,05 (p value = 0,000).
organisasi. Pelaksanaan prinsip kesatuan tujuan
Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1
di Puskesmas Ranotana Weru sudah dijalankan
diterima, artinya ada hubungan antara kesatuan
oleh pegawai yang ada di Puskesmas Ranotana
tujuan dengan kinerja pegawai di puskesmas
Weru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Ranotana Weru.
tidak sedikit juga pegawai yang belum
Hasil uji statistik dengan chi-square
menerapkan prinsip kesatuan tujuan dengan
pada tingkat kemaknaan 95% yang dilakukan
baik. Pelaksanaan prinsip kesatuan tujuan di
pada 37 responden yang ada di Puskesmas
Puskesmas
Ranotana Weru menunjukkan bahwa ada
pegawai yang melaksanakan prinsip kesatuan
hubungan yang signifikan antara antara prinsip
tujuan memiliki kinerja yang baik. Hal ini
kesatuan tujuan dengan kinerja pegawai di
mungkin
puskesmas Ranotana Weru. Pada penelitian ini
lainnya yang mempengaruhi kinerja dari
dapat dilihat bahwa gambaran pelaksanaan
pegawai.
kesatuan tujuan di Puskesmas Ranotana Weru telah dilaksanakan oleh lebih dari sebagian pegawai yang ada di Puskesmas Ranotana
Ranotana
dipengaruhi
Weru
oleh
tidak
semua
faktor-faktor
KESIMPULAN
determinan Total Quality Management
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
dengan serta kinerja pegawai yang ada di
penelitian yang telah dilakukan pada 37
Puskesmas
responden yang ada di puskesmas Ranotana
pengembangan ilmu pengetahuan.
Ranotana
Weru
guna
Weru maka kesimpulan yang di peroleh adalah sebagai berikut: 1. Adannya hubungan unsur perbaikan sistem secara
berkesinambungan
dan
dengan
kinerja pegawai dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-squareyang menunjukan nilai p value
DAFTAR PUSTAKA Asihuta J, Pasinringi S, dan Bahar B. 2009. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Mutu Pelayanan di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Aksestabilitasnya. Padang: PT. Gelora Aksara Pratama.
0,000. 2. Adannya
hubungan
unsur
antara
pelaksanaan kesatuan tujuan dengan kinerja pegawai dapat dibuktikan dengan hasil uji
Diatin I, Farmayanti N, dan Nita S. 2006. Kajian Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di CV Banyu Biru Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Buletin Ekonomi Perikanan.
statistik dengan menggunakan uji chisquareyang menunjukan nilai p value0,000.
SARAN 1.
Bagi
instansi
melakukan
puskesmas
pelaksanaan
hendaknya
total
quality
management di instansi Puskesmas dalam meningkatkan
kinerja
pegawai
untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan 2. Bagi peneliti lain yang ini melakukan
Kemenkes. 2011. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pane, H. 2010. Pengaruh Total Management Terhadap Kinerja Manajerial Pada Pantja Surya. Pasaribu, H. 2009. Pengaruh Komitmen, Persepsi, dan Penerapan Pilar Dasar Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial (Survei Pada BUMN Manufaktur di Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
penelitian lanjutan hubungan antara Total Quality Management (perbaikan sistem secara berkesinambungan dan kesatuan tujuan) dengan kinerja pegawai dapat menambah
variabel
penelitian
dari
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Profil Puskesmas Ranotana Weru Tahun 2014.