HUBUNGAN PENERAPAN SEKOLAH LAPANG “SRI-ORGANIK” UNTUK KEMANDIRIAN PETANI BERWAWASAN AGRIBISNIS RELATED APPLICATION OF FIELD SCHOOL "SRI-ORGANIC" FOR INDEPENDENCE FARMER VISION AGRIBUSINESS Oleh : Suswadi dan Mahananto ABSTRAK Boyolali is one of the Rice Granary and the National Central Java, because its results could be sufficient paddy rice for the Boyolali and there is a surplus of more than 64,000 tons of paddy / her year, but with climate change makes the rainy and dry seasons are not clearly came from. This resulted in a decrease in rice production up to 10-20% so that endanger regional and national food security. Farmers have only depend on the government for assistance and solutions in solving the problem. While the government can address the lack of fast, could not give a good solution to the farmers. This can happen because the extension method that has been done only for the transfer of technology for solving problems that only a moment, and if there is a new problem, farmers can not do anything about it. Field School "SRI-Organic" is an extension method with a systematic process of participatory education to go forward with vision agribusiness farmers, the farmers are able to opt into a farming system that is more efficient in an effort to optimize production, marketoriented and able to compete. Able to make decisions independently in solving problems and not always rely on outsiders to deal with changing environmental circumstances, including climate change. Transfer of technology: SRI, Organic and ICS via method field schools will be able to solve the problems faced by farmers in a sustainable manner, because in addition to Field School results oriented mentoring process but also how the results are achieved. This regard to the success of this research aims to generate a model transformation system farmers who "depend" to the independent-minded farmers Agribusiness and integrated farming systems, so that in the first year there has been a change in an increase in the independence-minded farmer Agribusiness in the face of climate change so occurs: (a). increased production, (b). The increase in revenue, (c). Decrease the cost of farming.
Keyword : SRI-Organic, Agribisnis, Petani
1. Pendahuluan Usaha
tanaman
padi
merupakan
komudite unggulan di Kabupaten Boyolali dalam mendukung ketahanan pangan baik ditingkat Kabupaten maupun Nasional. Pada tahun 2008 Kabupaten Boyolali bisa surplus Gabah lebih dari 64000 ton/tahun nya, tetapi dengan adanya perubahan iklim menjadikan musim penghujan terjadi terus menerus di kabupaten Boyolali. Hal ini berdampak pada penurunan produksi padi sampai 10-20% sehingga
membahayakan
kelangsungan
ketahanan pangan daerah maupun nasional. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan petani dalam mengatasi permasalan yang sedang terjadi maupun untuk mengatisipasi permasalahan yang akan datang harus ada perubahan di tingkat petani. Harus ada pergeseran, transformasi dari masyarakat petani yang hanya tergantung menuju budaya petani mandiri. Petani yang mampu memutuskan untuk melakukan pemilihan terbaik dalam usaha taninya mulai dari pemilihan sarana produksi, sistem budidaya dan pengelolaan pasca panen. Perubahan-perubahan tersebut akan bisa tercapai apabila ada kemauan dari masyarakat petani dan tidak hanya tergantung pada pihak luar termasuk tergantung pada penyuluh yang jumlah dan kemampuannya sangat terbatas. Selain itu untuk merubah kondisi petani kedepan harus berwawasan agribisnis dalam melakukan usaha taninya. Petani walaupun lahanya sempit dan pendidikan rendah bukan merupakan halangan dalam pengembangan usaha tani agrobisnis. Agrobisnis berdaya saing merupakan prasarat agar petani miskin mampu
berkompetisi dan tetap percaturan ekonomi global.
eksis
dalam
Dalam pengembangan agribisnis petani sebagai produsen harus memperhatikan kepuasan konsumen. Maka perlu dikembangkan sebuah sistem yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menstandart-kan kualitas beras yang dihasilkan oleh petani produsen. Kaitan dengan hal tersebut dalam penelitian ini akan dilakukan pelatihan standart organik kepada petani sebagai tahap awal pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Kelompok dengan Internal Control System (ICS), sehingga produk beras yang dihasilkan kelompok sesuai dengan Standart Nasional Indonesia ( SNI) tentang pangan sehat. Transfer teknologi secara terpadu antara SRI, Organik dan ICS, kepada petani kecil dengan pendidikan rendah akan sulit dilakukan apabila metode pendampingan dilakukan secara konvesional. Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan menggunakan metode Sekolah Lapang. Dari proses Sekolah Lapang ini petani akan mampu mengadopsi dan mengembangkan teknologi yang paling efisien dan efektif yang didukung oleh potensi setempat, dalam rangka mengatasi perubahan iklim yang tidak tentu. 2. Tinjauan Pustaka Orientasi
produksi
tanpa
memperhatikan efisiensi biaya dan dampak lingkungan dalam pengembangan tanaman padi masih banyak diterapkan oleh petani di Indonesia. Paradigma yang dianut petani ini dampak dari penerapan
sistem pertanian
modern yang telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 1970 an. Pertanian modern
dengan input luar tinggi pun dilakukan
karena
sebagai usaha meningkatkan produktivitas
kesehatan
pertanian, berbagai macam usaha seperti
berinteraksi dengan bahan kimia setiap hari.
penggunaan pupuk kimia, pestisida kimia,
Semua
maupun
tertentu
produksi dan pengeluaran petani sehingga
dilakukan untuk mencapai produksi yang
akan berdampak pada kesejahteraan petani.
diinginkan. Dengan sistem pertanian modern
Adanya tingkat kesejahteraan yang rendah
tersebut pada tahun 80 an Indonesia pernah
menimbulkan anggapan bahwa pertanian
menyatakan dirinya sebagai negara yang
kurang
berswasembada beras. Prestasi ini hanya
tenaga yang cukup besar, namun hasil yang
berjalan
diperoleh tidak sebanding dengan kerja yang
penggunaan
lima
tahun.
varietas
Namun,
masih
berdampak hingga sekarang.
gebrakan
pertanian
pemadatan
petani
ini
tentu
yang
tanah, rawan
meningkatkan
menguntungkan,
dan karena
biaya
membutuhkan
dilakukan. Hal ini yang menjadi alasan alih
Kondisi lingkungan berubah drastis akibat
erosi,
yang
profesi warga desa dari petani menjadi pekerja dalam bidang non pertanian.
menggunakan input luar tinggi. Penggunaan
Kedua, ini yang paling membahayakan
bahan kimia seperti pupuk dan pestisida
yaitu menimbulkan mental “ ketergantungan
dilakukan
mempertimbangkan
petani” terhadap pupuk dan pestisida kimia.
kerusakan yang terjadi dampak negatifnya
Serta “ ketergantungan petani” terhadap
bagi manusia dan lingkungan. Pertanian
bantuan pemerintah. Daya kreativitas petani
modern dengan input luar tinggi ini tidak
seolah-olah mati terkubur bersama harapan
terlepas dari dampak negatif untuk jangka
turunnya harga pupuk dan pestisida kimia
panjang. Menurut Gumilang A (2010), ada
atau berharap ada subsidi dari pemerintah.
dua dampak negatif yang berkaitan langsung
Padahal sejak zaman dahulu kala kita tahu
dengan ekonomi petani. Pertama, pertanian
"nenek moyang" petani kita adalah orang-
"kimia" telah merosotkan nilai ekonomi
orang yang kreatif memanfaatkan sumber
petani. Penggunaan bahan kimia semakin
daya alam.
tanpa
lama akan semakin banyak karena daya
Kalau kedua hal di atas terus kita
resistensi hama pengganggu semakin kuat
biarkan bukan tidak mungkin petani kita
alias kebal. Belum lagi biaya perawatan
akan masuk jurang kemiskinan yang tak
lahan karena berkurangnya bahan organik
berkesudahan. Hidup dengan pendidikan
yang jelas dibutuhkan tanaman, perbaikan
rendah, ekonomi kurang, hidup penuh
dengan keterbatasan, harapan hidup anak cucu sebagai penyambung generasi hanya tinggal pasrah pada nasib. Dengan
sistem
pertanian
yang
diterapkan petani di Kabupaten Boyolali sekarang perubahan
tidak iklim
mampu yang
menghadapi tidak
jelas.
Perubahan iklim yang terjadi di Kabupaten Boyolali adalah adanya musim hujan dan musim kemarau yang tidak dapat diprediksi oleh petani. Sehingga menjadikan produksi padi menurun, penurunan produksi padi di Kabupaten
Boyolali
tentunya
sangat
membahayakan ketahanan pangan dan bisa berdampak pada peningkatkan jumlah petani miskin di wilayah tersebut. Komudite padi merupakan tulang punggung sebagian besar petani di
Kabupaten
Boyolali
sebagai
sumber penghasilan keluarga. Tetapi dengan perubahan iklim yang ekstrim, para petani miskin belum menemukan sistem budidaya tanman padi yang Hal
ini
terjadi
paling mengutungkan. karena
kebiasaan
ketergantungan petani terhadap bantuan dari pemerintah. Oleh sebab itu suatu pergeseran, transformasi dari masyarakat petani yang hanya menggantungkan bantuan dari luar menjadi budaya petani maju yang berwawasan agribisnis sangat diperlukan. Model transformasi petani berbudaya maju adalah transformasi pola pikir, pola sikap,
pola tindak dari petani tradisional ke arah petani modern. Menurut Alex Inkeles dalam Satria (1997), sosok pribadi petani sebagai “manusia modern mempunyai karakteristik diantaranya sebagai berikut : (1). Bersedia menerima pengalaman baru dan terbuka terhadap pembaruan dan perubahan. (2). Memiliki kesanggupan untuk membentuk atau mempunyai pendapat mengenai sejumlah persoalan dan hal-hal yang terjadi disekitarnya, (3). Menanggapi dunia opini lebih demokratis, (4), Memiliki pandangan yang ditujukan pada masa kini dan masa depan, bukan masa lampau, (5). Terlibat aktif dalam perencanaan serta organisasi, (6). Percaya pada ilmu dan teknologi, (7). Percaya bahwa imbalan yang diberikan sesuai dengan tindakan-tindakannya, bukan karena hal-hal atau sifat yang dimiliki seseorang yang tidak berhubungan dengan tindakanya. Sedangkan istilah agribisnis dilontarkan pertama kali oleh Goldberg pada tahun 1959, istilah ini mengacu pada dua pengertian, yaitu sebagai jenis usaha ekonomi dan sebagai suatu sistem atau pendekatan agribisnis dapat diartikan ”usaha” ekonomi dibidang pertanian. Sistem agribisnis memiliki ciri-ciri pokok, yaitu : (1). Berorientasi pasar , (2). Rasional ekonomi, dan (3). Kompetitif. Petani yang berwawasan agrobisnis harus menghasilkan produk pertanian yang mempunyai daya saing sehingga mampu berkompetisi dan tetap eksis dalam percaturan ekonomi global. Komuditas pertanian yang berdaya saing tinggi dihasilkan dengan meningkatkan kemampuan produktivitas dan efisiensi, baik di tingkat pra produksi, proses produksi, dan pengolahan serta
pemasaran melalui aplikasi teknologi tepat guna dan manajemen profesional. Sehingga pengembangan usaha tani agribisnis ini hanya bisa dilakukan oleh masryarakat petani maju. Tetapi perubahan dari petani yang tidak mandiri ke petani maju dan mandiri tidak bisa dilakukan dengan model transformasi yang dilakukan secara revolusioner akan berdampak kurang baik pada masyarakat petani karena akan terjadi keterasingan budaya. Maka yang diperlukan adalah rekayasa transformasi berupa akselerasi atau model evolusi yang dipercepat (accelered evolution), dimana laju pergerakan dipercepat melalui aplikasi teknologi baru disertai dengan upaya penyiapan kemapanan dan kematangan petani untuk menggunakan dan mengembangkan teknologi tersebut. Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode penyuluhan melalui proses belajar bersama secara partisipatif untuk menuju pertanian yang lebih efektif dan efisien, SL mengandalkan pengetahuan petani dan praktek pertanian serta mendorong penggunaan secara optimal semua sumber daya setempat yang tersedia, dengan dilengkapi pengetahuan luar dan input luar yang tersedia dan bisa diterapkan. SL adalah suatu proses yang memiliki tujuan dan interaksi kreatif antara komunitas setempat dengan fasilitator dari luar yang mencankup : Mendapatkan pemahaman bersama tentang ciri utama dan perubahan system agroekologi tertentu Menentukan prioritas masalah
Melakukan uji coba lokal dengan berbagai pilihan baik pengetahuan khas setempat maupun dari luar Meningkatkan kapasitas petani dalam berujicoba dan meningkatkan komunikasi antar petani Pertanian Organik merupakan sistem pertanian alternatif untuk menjamin keberlanjutan eksistensi petani miskin, yang berlahan sempit dan modal terbatas. Produk pertanian organik yang telah tersertifikasi mempunyai peluang pasar sangat besar baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri, karena semakin sadarnya konsumen terhadap pangan sehat uatamanya dari produk pertanian. Maka petani maju yang berwawasan agribisnis harus mempunyai kapasitas dalam pengembangan teknologi organik, mampu mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Kelompok tentang standar beras organik dan mampu mengembangkan jaringan pasar beras organik. Di Indonesia, yang disebut dengan produk pertanian organic ditetapkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pertanian Organik yang disahkan oleh Badan Standarisasi Nasional melalui BSN SNI 016729-2010. Standar ini bersumber pada kesepakatan antarnegara yang tertuang dalam Codex Alimentarius Guidelines for the Production, Processing, Labelling, and Marketing of Organically Produced Foods. Pertanian organic adalah system manajemen produksi holistic yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan
aktivitas
biologi
tanah.
Pertanian
organic menekankan penggunaan praktik
manajemen
yang
lebih
penggunaan
masukan
mengutamakan
setempat
dengan
(1).Dilakukan
pada
kelompok tani yang
petani
anggota
ada di wilayah
kesadaran bahwa keadaan regional setempat
pertanian berpengairan teknis di 2 desa di
memang memerlukan system adaptasi lokal.
Kecamatan Mojosongo dan (2) Kelompok
Sebagian besar
petani Boyolali
adalah luas kepemilikan lahan rata-2 tidak lebih dari 0,3 ha dengan kondisi lahan yang berbeda-beda
dan
penerapan
sistem
tani di wilayah tadah hujan di Kecamatan Sambi. Untuk mencapai tujuan penelitian menggunakan
SL
(Sekolah
Lapang),
budidaya berbeda, maka untuk keberhasilan
Sekolah lapang, merupakan proses belajar
dalam
adanya
mengajar yang dilakukan di lahan dengan
keseragaman kualitas produk. Maka perlu
jumlah pertemuan 14 (empat belas) kali
adanya sistem penjaminan mutu internal.
dalam satu musim tanam padi. Pada tahun
Sistem penjaminan mutu internal dengan
kedua ini akan dilakukan selama dua Musim
metode ICS ( Internal Control System ) akan
Tanam, sehingga dalam satu tahun akan
dikembangkan secara partsipatif dengan
dilakukan selama 28 kali pertemuan SL.
petani. Dengan metode ICS ini akan
Dengan topik utama (1). Iklim, (2). Prinsip
memudahkan sistem kontrol oleh petani
SRI, dan (3). Prinsip Pertanian Organik. (4).
sendri dan pihak luar sebagai pendamping.
Penerapan ICS ( Internal Control System )
penelitian
ini
yaitu
Karena dalam ICS akan dibuat Standar kualitas
produk
dan
SOP
(Standart
Variabel
pengamatan
:
(1).
Peningkatan pengetahuan petani tentang
Operasional Prosedural) nya serta sistim
iklim dan cara menganalisa
inspeksi internal maupun eksternal nya.
terhadap tanaman padi, (2). Peningkatan
Semuanya
pengetahuan dan ketrampilan petani dalam
dibuat
dan
di
aplikasikan
berdasarkan kesepakatan bersama.
dampaknya
sistem usaha tani “SRI-Organik”, (3). Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam sistem usaha tani “SRI-
3. Metodelogi Penelitian
Organik”, (3). Tingkat efisiensi usaha tani Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten
Boyolali
berbeda yaitu :
dua
lokasi
yang
padi dengan “SRI-Organik” (4). Tingkat produksi Padi dan kualitas beras. Analisi data Pada penelitian ini menggunakan uji statistik “ Korelasi Tata jenjang”
4. Hasil dan Pembahasan Hasil uji statistik pada Penerapan Sekolah Lapang SRI-Organik Terhadap Pembentukan Kemandirian Petani Berwawasan Agribisnis Dalam Menghadapi Perubahan Iklim., seperti dalam tabel di bawah ini : Tabel : 1. Hubungan Antara Penerapan Sekolah Lapang SRI-Organik pada aspek Fasilitator Terhadap terhadap Pembentukan Kemandirian Petani Berwawasan Agribisnis Dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Pembentukan Kemandirian Petani Berwawasan Agribisnis Peningkatan pengetahuan ttg Iklim Penurunan biaya usaha tani Peningkatan produksi Peningkatan ketrampilan SRI-Organik Peningkatan Harga Jual
rs
t hit. *
ttab.
Α
0,192* 0,195* 0,241** 0,212** 0,071
2,41 2,44 3,05 2,67 0,85
2,26 2,26 2,60 2,60 0,67
0,025 0,025 0,01 0,01 0,50
Pada variabel peran fasilitator ada hubungan
dengan
beberapa
variabel
Pada tabel diatas menunjukan bahwa variabel peran fasilitator
ada hubungan
penguatan sistem ketahanan pangan petani,
dengan variabel penguatan sistem ketahanan
variabel
Peningkatan
pangan petani, pada variabel perubahan
( r = 0,192*),
Peningkatan pengetahuan ttg Iklim karena t
variable penurunan biaya usaha tani (r =
hit ( 2,41 ) lebih besar dari t tabel ( 1,98 )
0,195*),
=
pada α = 0,05. Ini berarti peranan fasilitator
0,241**), peningkatan ketrampilan SRI-
sangat penting dalam penguatan ketrampilan
Organik ( r = 0,212**) dan tidak ada
petani, karena pendampingan petani dengan
hubungan yang signifikan dengan variabel
metode partisipatif yang sangat berperanan
peningkatan harga jual.
penting
perubahan
pengetahuan ttg Iklim
peningkatan
produksi
Sedangkan hasil uji menggunakan
uji
t
dan
(
r
signifikasi selanjutnya
selain
metodenya
adalah
fasilitatornya. Pada variabel peran fasilitator ada
dibandingkan dengan t tabel pada tingkat
hubungan
dengan
beberapa
variabel
kesalahan 5%, hasilnya adalah seperti ada
Pembentukan
Kemandirian
Petani
pada tabel di atas.
Berwawasan Agribisnis , variabel penurunan biaya usaha tani karena t hit ( 2,44 ) lebih
besar dari t tabel (1,98) pada α = 0,05.
pemandu
Tingkat
dengan
perubahan
petani
sangat
yang banyak sekali fungsi
seorang
berbeda
“guru”
atau
dipengaruhi oleh fasilitator, sedangkan pada
“pengajar” dalam artian yang lazim dikenal
penelitian ini fasilitator dinilai pada aspek:
selama ini. Bahkan tuntutan itu tidak saja
penampilan, penguasaan materi, tingkat
menyangkut pemilikan ketrampilan teknis
memberi kesempatan bertanya pada peserta,
dalam pelaksanaan tugasnya, tapi juga
ketrampilan berkomunikasi dan kemampuan
menyangkut pemilikan sikap, dan pribadi.
mendorong peserta.
Oleh sebab itu peran fasilitator dalam
Pada variabel peran fasilitator ada hubungan
variabel
pendampingan sangat penting dan untuk
penguatan sistem ketahanan pangan petani,
memperlancar tugasnya maka setiap staf
variabel perubahan peningkatan produksi
harus mempunyai kemampuan dari beberapa
tanaman padi karena t hit ( 3,05 ) lebih besar
hal, antara lain (a). pendamping berperan
dari t tabel ( 1,98 ) pada p = 0,05.
sebagai
Pada
dengan
variabel
hubungan
peran
dengan
beberapa
program penelitian ini dalam melakukan
fasilitator beberapa
pendorong (motivator) anggota
ada
berpartisipasi aktif dalam proses diskusi dan
variabel
dalam pelaksanaan kegiatan kelompok. (b)
penguatan sistem ketahanan pangan petani,
Sebagai
variabel perubahan dinamika kelompok,
kelompok
karena t hit ( 2,67 ) lebih besar dari t tabel
penghubung (komunikator) dengan pihak
(1,98) pada α = 0,05. Artinya
lain.
semakin
pelancar dan
(fasilitator)
(c).
berperan
usaha sebagai
intensif dalam pelatihan dan pendampingan
Fasilitator juga sangat dibutuh kan untuk
pada aspek administrasi kelompok akan
dapat membuat proses menjadi dinamis dan
semakin meningkatkan ketrampilan SRI-
menjaga agar tidak ada orang yang merasa
Organik.
disudutkan. Seperti yang disampaikan oleh Setiabudi
(2004)
memegang peranan utama atas kesuksesan
partisipasi
yang
tinggi
oleh
pelatihan adalah peran pemandu latiahan.
kelompok
maka
semua
anggota
Penghayatan terhadap peran pemandu ini
pengurus atau anggota diperankan yang
menjadi sangat penting artinya karena
sama. Selain itu pada pelatihan ini yang
adanya tuntutan terhadap fungsi seorang
terpenting juga adalah peran fasilitator
Peran fasilitator dalam suatu pelatihan yang
kegiatan
jangan
bahwa
hanya
agar
terjadi anggota
terfokus
baik
pada
pengurus saja tetapi anggota harus juga
terhadap kegiatan yang disepakati.
dilibatkan dan ikut bertanggung jawab
Tabel : 2. Hubungan Antara Penerapan Sekolah Lapang SRI-Organik pada aspek Proses pelatihan terhadap Pembentukan Kemandirian Petani Berwawasan Agribisnis Dalam Menghadapi Perubahan Iklim.
Pembentukan Kemandirian Petani
rs
t hit. *
ttab.
Α
0,223**
2,78
2,60
0,01
-0,04
0,03
0,975
Berwawasan Agribisnis Peningkatan pengetahuan ttg Iklim Penurunan biaya usaha tani
-0,003
Peningkatan produksi
0,253**
3,18
2,60
0,01
Peningkatan ketrampilan SRI-Organik
0,221**
2,76
2,60
0,01
Peningkatan Harga Jual
0,229**
2,86
2,60
0,01
Variabel
Pengembangan Sekolah
diatas menunjukan bahwa variabel Variabel
Lapang “SRI-Organik” pada aspek Proses
Pengembangan
pelatihan Pada Pembentukan Kemandirian
Organik” pada aspek Proses pelatihan Pada
Petani
ada
Penguatan sistem Ketahanan Pangan petani
Peningkatan
ada hubungan dengan variabel tingkat
( r = 0,223**),
perubahan ketrampilanc karena t hit ( 2,78 )
Peningkatan produksi ( r = 0,253**),
lebih besar dari t tabel ( 1,98 ) pada α =
peningkatan ketrampilan SRI-Organik (r =
0,05. Ini berarti pemilihan metode dalam
0,221**), dan peningkatan harga jual (r =
proses
0,229**)., dan tidak ada hubungan yang
tingkat adopsi oleh petani yang selanjutnya
signifikan dengan variabel penurunan biaya
ditandai dengan perubahan ketrampilan,
usaha tani.
sedangkan metode pelatihan yang dilakukan
Berwawasan
hubungan
dengan
Agribisnis variabel
pengetahuan ttg Iklim
Sekolah
pelatihan
sangat
Lapang
“SRI-
mempengaruhi
Selanjutnya uji t pada hasil uji r
meliputi : Ceramah, diskusi, tugas individu,
Sperman yang ada hubungan, hasilnya
tugas kelompok dan penggunaan media,
adalah seperti pada tabel di atas. Pada tabel
artinya semakin bervariasi fasilitator untuk menggunakan metode pelatihan akan lebih
menarik perhatian peserta untuk mengikuti
Sekolah Lapang “SRI-Organik” pada aspek
pelatihan.
Proses pelatihan Pada Penguatan sistem Pengembangan Sekolah
Ketahanan Pangan petani ada hubungan
Lapang “SRI-Organik” pada aspek Proses
dengan variabel peningkatan harga jual
pelatihan Pada Penguatan sistem Ketahanan
karena t hit ( 2,86 ) lebih besar dari t tabel
Variabel
Pangan
petani
ada
hubungan
dengan
(1,98) pada α = 0,05. Artinya semakin
variabel peningkatan produksi karena t hit (
intensif dalam memberi pelatihan tentang
3,18 ) lebih besar dari t tabel (1,98) pada α
Pengembangan
= 0,05. Hal ini berarti dengan perubahan
Organik”
Sekolah
dengan
“SRI-
mengkombinasikan
ketrampilan petani selanjutnya diaplikasikan
berbagai
kelahan
meningakat tingkat peningkatan ketrampilan
hasilnya
bisa
dilihat
dari
peningkatan produksi tanaman padi. Ini
metode
Lapang
maka
akan
semakin
SRI-Organik .
berarti semakin meningkatnya intensitas
Pelatihan Pembentukan Kemandirian
pelatihan tentang Pengembangan Sekolah
Petani Berwawasan Agribisnis bertujuan
Lapang
dengan
untuk meningkatkan kemampuan petani
metode
dalam mengelola usaha tani di lahan sawah
“SRI-Organik”
mengkombinasikan
beberapa
pelatihan akan mempengaruhi peningkatan
serta
produksi padi.
dalam mengelola pasca panennya. Pelatihan
Variabel
Pengembangan
Sekolah
dengan
meningkatkan
menggunakan
kemampuan
dengan
petani
berbagai
Lapang “SRI-Organik” pada aspek Proses
metode ini didasarkan pada kebutuhan
pelatihan Pada Penguatan sistem Ketahanan
petani yang sebelumnya sudah dikaji tentang
Pangan
petani
dengan
permasalahan dan potensi yang ada baik
variabel
peningkatan
SRI-
potensi SDM maupun potensi SDA nya
ada
hubungan ketrampilan
Organik karena t hit ( 2,76 ) lebih besar dari
dengan menggunakan metode PRA.
t tabel ( 1,98 ) pada α = 0,05. Ini berarti
Dengan demikian maka pelatihan
semakin meningkatnya intensitas pelatihan
tersebut manfaatnya akan langsung dapat
tentang Pengembangan Sekolah Lapang
dinikmati oleh anggota kelompok. Dalam
“SRI-Organik” dengan mengkombinasikan
proses pelatihan selain diberikan teori-teori
beberapa
akan
juga dilakukan praktek secara langsung pada
ketrampilan
ketrampilan yang menjadi pilihan kelompok.
Pengembangan
Manfaat pelatihan Peningkatan pengetahuan
metode
pelatihan
mempengaruhi peningkatan SRI-Organik.
Variabel
ttg Iklim yang dampaknya dapat dirasakan
pengalamannya,
anggota kelompok terutama pada aspek
tersebut dijadikan sebagai bahan diskusi.
ekonomi
dapat
meningkatkan
motivasi
Kedua,
selanjutnya
pengalaman
Bentuk-bentuk
kegiatan
dalam pengembangan organisasi. Proses
latihan : Bentuk-bentuk kegiatan latihan
pelatihan yang menggunakan proses belajar
yang
POD
menggunakan
dengan
cara
menstrukturkan
digunakan
selama
campuran
ini
adalah
dari
bentuk
pengalaman masing-masing anggota akan
individual dan bentuk kelompok kecil dan
mendorong
diskusi
aktifitas
anggota
kelompok
pleno.
Bentuk
kegiatan
yang
dalam ikut berdiskusi, dengan proses yang
dilakukan diawali mulai dari presentasi
tidak membedakan status sosial dan latar
masing-masing individu yang disampaikan
belakang yang lain
berupa
belajar
menjadi
menjadikan warga
selama
ini
dilakukan, selanjutnya didiskusikan dalam
menangkap pesan apa yang disampaikan
kelompok kecil tiap topik bahasan, setelah
oleh fasilitator. Pada kegiatan latihan dalam
itu hasil masing-masing kelompok kecil
penelitian ini dengan konsep pendidikan
didiskusikan dalam kelompok yang lebih
orang dewasa menekankan pada kesesuaian
besar atau diplenokan, dari hasil diskusi
kurikulum
relevancy),
kelompok kecil maupun diskusi pleno maka
kegiatan belajar yang terpusat pada murid (
banyak pelajaran yang dapat dipetik untuk
learner
menambah pengalaman
currikulum
centeredness),
dan
yang
mampu
(
senang,
pengalaman
orientasi
pada
tindakan (action oriented).
individu.
Metode yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menekankan kualitas pada pada beberapa unsur
yang
saling terkait, antara lain :Pertama, Proses latihan : Kegiatan latihan
menggunakan
Daur Belajar seperti ini, dimana setiap anggota
kelompok
mempresentasikan
masing masing
Tabel : 3. Hubungan Antara Penerapan Sekolah Lapang SRI-Organik pada aspek kemanfaatan terhadap Pembentukan Kemandirian Petani Berwawasan Agribisnis Dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Rs
t hit. *
ttab.
Α
Peningkatan pengetahuan ttg Iklim
0,230**
2,89
2,60
0,01
Penurunan biaya usaha tani
0,246**
3,10
2,60
0,01
Peningkatan produksi
0,369**
4,85
2,60
0,01
Peningkatan ketrampilan SRI-Organik
0,246**
3,10
2,60
0,01
Peningkatan Harga Jual
0,363**
4,75
2,60
0,01
Pembentukan Kemandirian Petani Berwawasan Agribisnis
Sumber : Analisis data primer 2011 Dari
variabel
“SRI-Organik” pada aspek kemanfaatan
“SRI-
Pada Pembentukan Kemandirian Petani
pada aspek kemanfaatan Pada
Berwawasan Agribisnis ada hubungan yang
tabel
di
Pengembangan Organik”
Pembentukan
atas
Sekolah
pada Lapang
Kemandirian
Petani
signifikan
dengan
ketrampilan
signifikan
perubahan
pengetahuan ttg Iklim karena t hit ( 2,89 )
Peningkatan
lebih besar dari t tabel ( 1,98 ) pada α =
(r =0,230**),
0,05. Ini berarti semakin tinggi kemanfaatan
ketrampilan
petani
variabel dalam
pengetahuan ttg Iklim
penurunan biaya usaha tani (r =0,246**),
pelatihan
peningkatan
perubahan
produksi
(r
=0,369**),
peningkatan ketrampilan SRI-Organik
(r
karena
=0,363**).
bersama
mempunyai
hubungan
antar
variabel,
semakin
ketrampilan
Peningkatan
meningkatkan petani
dalam
Peningkatan pengetahuan ttg Iklim , hal ini
=0,246**) dan peningkatan harga jual (r
Sedangkan dari hasil uji r Sperman yang
akan
dalam
perubahan
Berwawasan Agribisnis ada hubungan yang dengan
petani
variabel
penyusunan petani
yang
materi
dilakukan
didasarkan
pada
kebutuhan petani dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi petani.
dilanjutkan dengan uji t , yang hasilnya
Variabel Pengembangan Sekolah Lapang
seperti tabel di atas.
“SRI-Organik” pada aspek kemanfaatan bahwa
Pada Pembentukan Kemandirian Petani
variabel Pengembangan Sekolah Lapang
Berwawasan Agribisnis ada hubungan yang
Pada
tabel
diatas
menunjukan
signifikan dengan variabel penurunan biaya
akan
meningkatkan
usaha tani karena t hit ( 3,10 ) lebih besar
Organik
dari t tabel (1,98) pada α = 0,05.
Variabel
ketrampilan
Pengembangan
Lapang
pelatihan yang diberikan pada petani dan
kemanfaatan
yang selanjutnya diaplikasikan di lahanya
Kemandirian Petani Berwawasan Agribisnis
akan meningkatkan ketrampilan petani dan
hubungan yang signifikan dengan variabel
selanjutnya semakin menurunkan biaya
peningkatan harga jual gabah petani anggota
usaha tani.
kelompok karena t hit ( 4,75 ) lebih besar
Pengembangan
pengembangan Sekolah
Lapang
“SRI-
Pembentukan
semakin meningkat kemanfataan materi pelatihan
Pembentukan
pemerintah
Petani
Pada
aspek
dari t tabel (1,98) pada α = 0,05. Ini berarti
Organik” pada aspek kemanfaatan Pada Kemandirian
pada
Sekolah
Ini berarti semakin meningkat kemanfaatan
Variabel
“SRI-Organik”
SRI-
juga
dapan
untuk
mempengaruhi
lebih
aktif
dalam
Berwawasan Agribisnis ada hubungan yang
meningkatkan peranya untuk mendampingai
signifikan dengan variabel
kegiatan anggota kelompok.
peningkatan
produksi karena t hit ( 4,85 ) lebih besar dari
Pendampingan terhadap kelompok
t tabel ( 1,98 ) pada α = 0,05. Ini berarti
oleh
semakin meningkat kemanfaatan pelatihan
Surakarta dalam berhubungan dengan pihak
akan
luar seperti pemerintah bertujuan untuk
dapat
mempengaruhi
peningkatan
produksi tanaman padi petani
Universitas
Tunas
Pembanunan
menyiapkan kelompok yang mengarah pada
Selanjunya variabel pengembangan
kemandirian kelompok, karena program
“SRI-
dari UTP dalam mendapingi kelompok tani
Organik” pada aspek kemanfaatan Pada
tidak akan berlaku selamanya. Maka sejak
Pembentukan
awal harus sudah disosialisasikan serta
Pengembangan
Sekolah
Lapang
Kemandirian
Petani
Berwawasan Agribisnis ada hubungan yang signifikan dengan variabel
peningkatan
dihubungkan dengan lembaga yang lain baik pemerintah atau lembaga swasta yang
ketrampilan SRI-Organik karena t hit ( 3,10
mempunyai
) lebih besar dari t tabel (1,98) pada α =
pemberdayaan
0,05.
meningkat
pemahaman sejak awal pada kelompok
kemanfaatan pelatihan terhadap petani juga
tentang perlunya kemitraan dengan lembaga
Ini
berarti
semakin
lain
untuk
visi
yang
petani
sama
dalam
miskin.
Dengan
mendukung
keberlanjutan
kelompok otomatis motivasi
akan meningkatkan
anggota
Peran Fasilitator
pada pendampingan
dalam
kelompok tani dengan Penerapan Sekolah
system
Lapang SRI-Organik ada hubungan yang
berkelompok. Karena pihak luar tentunya
sangat kuat terhadap peningkatan ketahanan
tidak
dengan
pangan petani pada aspek peningkatan
organisasinya
pengetahuan tentang iklim, penurunan biaya
memperbaiki
akan
kelompok
kelompok
1.
programnya
bersedia yang
dan
bermitra
kondisi
kurang baik.
usaha tani dan peningkatan ketrampilan
Oleh
sebab
itu
pada
awal
SRI-Organik
perencanaan dalam penggalian materi sudah
2. Proses yang di gunakan dalam penerapan
melibatkan pemerintah, sehingga apa yang
Sekolah Lapang SRI-Organik ada hubungan
dilakukan pada program ini dan kedepan
yang sangat kuat terhadap peningkatan
sudah ada pemahaman bersama.
ketahanan
Pada
Perencanaan
program
pangan
petani
pada
aspek
peningkatan pengetahuan tentang iklim,
penelitian yang dikenalkan pada kelompok
peningkatan
adalah
metodelogi
ketrampilan SRI-Organik dan peningkatan
Rural
Appraisal).
PRA
(Participatory
PRA
merupakan
produksi,
peningkatan
harga jual gabah.
sekumpulan pendekatan dan metode yang
3.
mendorong masyarakat pedesaan untuk turut
pendampingan dengan Penerapan Sekolah
serta
menganalisis
Lapang SRI-Organik mempunyai pengaruh
pengetahuan mereka mengenai hidup dan
yang sangat kuat terhadap peningkatan
kondisi mereka sendiri, agar mereka dapat
kemandirian
petani
yang
berwawasan
membuat
agribisnis
pada
aspek
peningkatan
meningkatkan
dan
perencanaan
sesuai
dengan
Kemanfaatan materi pelatihan dalam
kebutuhannya, sehingga hasil latihan akan
pengetahuan tentang iklim, penurunan biaya
bermanfaatan
usaha
permasalahan
untuk yang
memecahkan dihadapi
petani
(Konsursium Pengembangan Dataran Tinggi
tani,
peningkatan
produksi,
peningkatan ketrampilan SRI-Organikdan peningkatan harga jual gabah.
Nusa Tenggara, 1996). 5. KESIMPULAN Pada laporan akhir penelitian ini penulis dapat menyimpulkan antara laian :
6. DAFTAR PUSTAKA Anonim,
2004. Tata cara Pelepasan Varietas, Balai Pengawasan Dan
Sertivikasi Benih Jawa Tengah, Semarang Anonim, 2006. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan Tahun 2006 -2009, Dewan Ketahanan Pangan, Jakarata Anonim, 2007. Laporan Ucicoba Metode PACA (participatory Agricultural Chain Assessment) pada Kelompok Tani, VECO Indonesia, Denpasar
Hery Kristanto, 2008, Pengendalian Hama Terpadu Berdayakan Kelompok Tani, SALAM : Majalah Pertanian Berkelanjutan, Edisi No. 22 Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik. Kreasi Wacana, Yogyakarta. Jaker-PO, 2006. Laporan studi Potensi Produk dan Rantai Pemasaran Beras di kabupaten Boyolali, VECO – Indonesia, Denpasar
Anonim,
2006. Laporan Pembinaan Kelompok Tani Kabupaten Boyolali, (Dinas PERHUTBUN, Kabupaten Boyolali,.
Luthfi Fatah, 2006. Dinamika Pembangunan Pertanian Dan Pedesaan, Jurusan Sosek fakultas Pertanian UNLAM, Banjarbaru
Anonim,
2006. Kumpulan Deskripsi Varietas Padi tahun 2000 – 2005, Balai pengawasan dan Sertifikasi benih jawa tengah, semarang
Mahananto, 2008, Studi efisiensi usaha tani padi melalui Sekolah Lapang – PHT, UTP, Surakarta Muis
Sad Imam, 2004. Pendidikan Partisipatif, Safiria Insania Press, Yogyakarta
Nerli
M. Manalili, 2008. Modul : Pemahaman Tentang rantai Pemasaran, VECO Indonesia, Denpasar
Agustinah S.R, 2005. Pengaruh dosis pupuk dan pestida organic pada hasil padi mentik wangi, UTP, Surakarta BPS, 2007. Boyolali Dalam Angka, Bapeda Boyolali Coen Reijntjes, Bertus Haverkort dan Ann Waters-Bayer, 1999. Pertanian Masa Depan, Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan Dengan Input Luar rendah, Kanisius, Yogyakarta Gumilang, Andi. 2010. Menuju Pertanian Organik. Redaksi Friaday, Jakarta. Harjo Pradoto dan wayan Tambun, 2005, PEKA : Panduan Menilai Kemampuan Organisasi Masyarakat, VECO Indonesia, Denpasar
Peter Gubbels dan Catheryn Koss, 2001. Buku Panduan Pengembangan Kapasitas, Memperkuat Kapasitas Organisasi Melalui Proses Penilaian Diri Terpadu, World Neighbors, Denpasar Sabirin, 2008, Mengelola Budidaya tanaman Pertanian Berbasis Komunitas, SALAM : Majalah Pertanian Berkelanjutan, edisi No. 22 Salakin, A. Karwan. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.
Saragih, Elias Sbastian. 2008. Pertanian Organik. Penebar Swadaya, Depok. Satria, 1997, Transformasi kearah pertanian berbudaya industri : dalam analisis CSIS 7, Jakarta SEARICE, 2007. Benih Berkualitas Baik dari Kelompok Benih, SALAM : Majalah Pertanian : Edisi No. 20 SNI 6729-2010 tentang sistem pangan organic Suswadi, 2005, Optimalisasi fungsi kelompok lokal dalam mendukung ketahanan pangan di kabupaten Boyolali, UTP, surakarta
Suswadi, 2006, Studi potensi produksi dan rantai pemasaran beras di Kabupaten Boyolali, LSK-BB, Surakarta
Suswadi, 2007, Pemetaan komudite unggulan dalam mendukung ketahanan pangan Kab. Boyolali, JAKER-PO, Surakarta Titik Eka S, Suparlan, Setiawan dan Wahyuningsih, 2006. Kembalinya Hak Petani Atas Benih Padi, Gita Pertiwi, Surakarta Yusuf Napiri M, Witoro, Hadiyanto S dan Arif Wahidin, 2005. Panduan dan Modul Pendidikan Untuk Aksi Pembaharuan Sistem Pangan Komunitas Desa, KRKP, Bogor