“HUBUNGAN PENDIDIKAN, STATUS BEKERJA DAN PENGHASILAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI DESA CIJUJUNG KABUPATEN BOGOR 2014” “RELATION BETWEEN EDUCATION, WORKING STATUS AND SALARY WITH MOTHER’S KNOWLEDGE ABOUT EDUCATION TOYS IN DESA CIJUJUNG KABUPATEN BOGOR 2014”
OLEH: NELLY OCTAVIANI1 E. SRI INDIYAH2 WILHELMUS HARY SUSILO3
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIK SINT CAROLUS, JAKARTA BULAN JUNI, TAHUN 2015 1
Mahasiswa STIK Sint Carolus Dosen Tetap STIK Sint Carolus 3 Dosen Tidak Tetap STIK Sint Carolus 2
2
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS PROGRAM S1 KEPERAWATAN JALUR A JAKARTA Laporan Penelitian Maret 2015 Nelly Octaviani Hubungan Pendidikan, Status Bekerja dan Penghasilan dengan Pengetahuan Ibu tentang Alat Permainan Edukatif (APE) di Desa Cijujung Kabupaten Bogor.
x + 54 halaman, 12 tabel, 1 gambar, 9 lampiran
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan, status bekerja dan penghasilan dengan pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif di Desa Cijujung Kabupaten Bogor. Desain penelitian ini adalah deskriptif kolerasi dengan pendekatan crosssectional. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat statistik, Chi-Square dan Kendall’s Tau b. Responden pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak yang bersekolah di PAUD Desa Cijujung dengan jumlah responden sebanyak 70 responden. Tekhnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Alat pengumpul data adalah kuesioner. Hasil penelitian menujukkan terdapat hubungan signifikan antara Pendidikan dan pengetahuan ibu mengenai alat permaian edukatif (p value =0,000) dan juga terdapat hubungan signifikan antara penghasilan dengan pengetahuan ibu mengenai alat permainan edukatif (p=0,016). Tidak terdapat hubungan signifikan antara status bekerja dengan pengetahuan
ibu
mengenai
alat
permainan
edukatif
(p=
0,231).
Penelitian
ini
merekomendasikan institusi PAUD giat mencari informasi mengenai Alat Permainan Edukatif sehingga mendapatkan informasi-informasi terbaru yang dan juga meningkatkan pengetahuan ibu-ibu mengenai Alat Permainan Edukatif dengan cara mengadakan penyuluhan.
Kata kunci : alat permainan edukatif, pengetahuan, pendidikan, status bekerja, penghasilan
3
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES SINT CAROLUS S1 NURSING LINE A JAKARTA Research Report March 2015 Nelly Octaviani Relation between Education, Working Status and Salary with Mother’s Knowledge about Education Toys in Desa Cijujung Kabupaten Bogor. x + 54 page, 12 table, 1 picture , 9 attachment
ABSTRACT This study aimed to analyze correlation of Education, Working Status and Salary with Mother’s Knowledge about Education Toys in Desa Cijujung Kabupaten Bogor. Research data was analyze with correlative descriptive design and cross sectional study. Analysis of the data used is the statistical univariate analysis, Chi-Square and Kendall's Tau b. Subject on this research are mother who had children that study in PAUD Desa Cijujung. Using purposive sampling, about 70 subject participied in this research. Data was collected by questionnaire. Data analysis showed that there was significant correlation between education with mother’s knowledge about education toys (p value=0,000) and there was significant correlation between salary with mother’s knowledge about education toys (p value=0,016). There were no significant correlation between working status with mother’s knowledge aboute education toys (p= 0,231) with mother’s knowledge. This research give suggestion to PAUD to collect any information about education toys to get new information, also to organize counseling to increase knowledge about education toys.
Keywords : education toys, education, knowledge, salary, working status
4
A. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kualitas sumber daya manusia menentukan pembangunan nasional kedepannya. Tujuannya tersebut dapat dicapai salah satunya dengan upaya mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak (Depkes 2000). Menurut Murdiono (2008) memberikan perhatian yang lebih kepada anak usia dini, khususnya, untuk mendapatkan pendidikan, merupakan salah satu langkah yang tepat untuk menyiapkan generasi unggul yang akan meneruskan perjuangan bangsa Orangtua memiliki peran besar dalam tumbuh kembang anak. Pola asuh orangtua merupakan hal yang paling penting untuk menentukan kepribadian bagaimana kelak anak tersebut tumbuh menjadi dewasa (Sefriyanto 2012). Menurut Hidayat (2008) stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan cara memberikan alat permainan atau bermain, mengingat dengan bermain anak akan belajar dari kehidupan. Permainan tepat yang tersedia di waktu yang tepat secara spontan dapat memandu anak untuk mendapatkan prestasi yang lebih tinggi. Pemilihan permainan yang bijak bagi tiap tahapan perkembangan anak akan menjadi jalan panjang dalam meningkatkan pembelajaran. Permainan dapat menjadi alat pengajar dan pembelajaran yang kuat (Clavio dan Fajardo 2008). Ketika anak bermain perlu diperhatikan kekurangan dan kelebihan permainan yang dilakukan anak (Safitri 2013). Menurut Sudono (2004), alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai macam sifat seperti bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan, mencari padanannya, merangkai, membentuk, mengetok, menyempurnakan suatu desain, atau menyusun sesuai bentuk utuhnya. Jenis permainan anak tesebut termasuk ke dalam alat permainan edukatif yang dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai. Menurut Rohmah (2012), alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan anak dimana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan motorik halus dan kasar. Oleh karena itu perlu diberikan informasi kepada ibu mengenai alat permainan edukatif. Menurut Okioga (2013), keluarga dengan status sosial ekonomi yang tinggi dapat memberikan anak-anak mereka perawatan yang berkualitas tinggi. Selain itu, keluarga
5
dengan status sosial ekonomi tinggi sering mencari informasi untuk membantu mereka dalam mempersiapkan anak-anak mereka untuk sekolah. Menurut Khomsan (2004) melaporkan bahwa peranan ibu selaku pengasuh anak dan pendidik di dalam keluarga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mila et al (2010) menunjukkan hasil bahwa sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan yang kurang tentang APE.
Hasil wawancara singkat peneliti
dengan orangtua khusunya Ibu di daerah sekitar Desa Cijujung menunjukan bahwa 3 dari 5 ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah kurang memperhatikan pentingnya pemberian alat permainan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pendidikan, Status Bekerja dan Penghasilan dengan Pengetahuan Ibu tentang Alat Permainan Edukatif di Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja Bogor”
PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dari latar belakang, penting bagi orang tua untuk mengetahui tahaptahap perkembangan anak. Perkembangan anak pada tahun pertama merupakan penentu bagi perkembangan anak selanjutnya. Orangtua harus memberikan pengasuhan dan stimulus yang dibutuhkan anak. Salah satu stimulus yaitu adalah alat permainan. Pemberian alat permainan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sangat penting, karena alat permainan merupakan instrument untuk meningkatkan tanpa dengan harus dengan pengawasan. Alat permainan edukatif bisa didapatkan sesuai dengan kemampuan finansial keluarga. Fenomena yang diamati peneliti adalah masih banyak orangtua yang memberikan permainan tidak sesuai dengan kebutuhan atau usia anak. Dengan demikian rumusan permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah : Adakah hubungan pendidikan, status bekerja dan penghasilan dengan pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif ?
TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya “Hubungan Pendidikan, Status Bekerja dan Penghasilan dengan Pengetahuan Ibu tentang Alat Permainan Edukatif”
6
2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: 1.
Diketahuinya gambaran Pendidikan, Status Bekerja dan Penghasilan ibu di PAUD Bogor.
2.
Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu tentang Alat Permainan Edukatif di PAUD Bogor.
3.
Diketahuinya hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang Alat Permainan Edukatif (APE)
4.
Diketahuinya hubungan status bekerja dengan pengetahuan ibu tentang Alat Permainan Edukatif (APE)
5.
Diketahuinya hubungan penghasilan dengan pengetahuan ibu tentang Alat Permainan Edukatif (APE)
B. METODE PENELITIAN DESAIN PENELITIAN Desain Penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional). POPULASI DAN SAMPEL 1. POPULASI Populasi Sasaran dalam penelitian ini adalah Ibu yang memiliki anak yang bersekolah di PAUD Desa Cijujung yang berjumlah 150 orang dari 7 PAUD. 2. SAMPEL PAUD yang terlibat dalam penelitian ini adalah 7 PAUD. Setiap PAUD terdiri dari 15-20 siswa lalu diambil 10 responden setiap PAUD sebagai perwakilan setiap PAUD. Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara purposive sampling. Dengan kriterian inklusi dan Eksklusi sebagai berikut: Kriteria Inklusi 1.
Ibu-ibu yang memiliki anak yang bersekolah di PAUD Desa Cijujung
2.
Bersedia menjadi responden
3.
Hadir pada saat penelitian.
7
Kriteria Eksklusi Hal- hal yang dapat menghambat dalam mengisi kuesioner adalah warga yang tidak bersedia menjadi responden, tidak mengerti bahasa Indonesia, tidak bisa baca dan tulis. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini akan dilakukan pada ibu yang memiliki anak yang bersekolah di PAUD Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014. ALAT PENGUMPUL DATA Alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket (kuesioner) dengan mengacu pada kerangka konsep. Kuesioner yang disusun terdiri dari: 1. Bagian pertama yaitu memuat tentang data demografi pasien yang terdiri dari: Nama inisial, Usia Ibu, Pendidikan, Tingkat Pekerjaan, Pendapatan 2. Bagian kedua memuat tentang pengetahuan tentang penggunaan Alat Permainan Edukatif. Pertanyaan tentang pengetahuan meliputi definisi , Penggunaan Alat Permainan Edukatif, Pemberian Alat Permainan Edukatif. Sebelum dilakukan pengumpulan data, instrumen penelitian diuji coba terlebih dahulu.. Uji coba instrument berupa uji validitas dan reliabilitas. Uji coba ini dilakukan pada 30 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel penelitian. Kuesioner diujikan dengan menggunakan SPSS 21. Kuesioner yang diujikan terdiri dari 23 pernyataan. Setelah dilakukan uji valid 16 Pernyataan Valid dan 7 pernyataan tidak valid dengan nilai Cronbach's Alpha (,758). Setelah kuesioner tersebut valid dan reliabel maka kuesioner tersebut sudah dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan data pada penelitian.
METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN 1. Setelah proposal mendapat persetujuan dari koordinator dam pembimbing, langkah selanjutnya adalah membawa surat permohonan Penelitian dari STIK Sint Carolus yang ditujukan kepada Kepala KESBANGPOL Kabupaten Bogor serta menjelaskan tujuan dan metode penelitian. 2. Peneliti menyerahkan permohonan ijin penelitian dari institusi pendidikan kepada Kepala PAUD Desa Cijujung untuk melaksanakan penelitian. 8
3. Sebelum melakukan penelitian telah dilakukan uji coba kuesioner dengan hasil kuesioner telah reable dan valid untuk disebarkan dalam penelitian. 4. Pada saat melakukan penelitian, peneliti melakukan pendekatan kepada para responden dengan cara memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan, peneliti kemudian memberikan lembar kuesioner yang terdiri dari surat permohonan untuk menjadi responden, persetujuan responden dan kuesioner. 5. Setelah responden membaca surat permohonan dan bersedia menandatangani surat persetujuan, responden diperkenankan untuk membaca dan mengisi kuesioner.
ANALISIS DATA a. Analisis Univariat Tujuan Analisa ini adalah untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen dan variabel dependen. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Distribusi frekuensi ini dibuat untuk memperoleh gambaran yang dapat mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel. b. Analisis Bivariat Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan terhadap dua variabel yang kemungkinan berhubungan atau berkorelasi yaitu variabel dependen dan independen. Dalam penelitian ini, analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Menggunakan Uji Kendall’s Tau b dan uji Chi Square. 1. Kendall’s Tau b Menurut Ghozali (2006) dalam Susilo (2013), korelasi ini memiliki fungsi koefisien korelasi Kendall Rank Order T cocok untuk mengukur asosiasi data dengan skala ukuran adalah skala ordinal, sehingga setiap subyek bisa diukur rankingnya untuk variabel X dan variabel Y. Dengan rumus: τ=
2S n(n-1)
Keterangan: τ = Nilai tau S = selisih antara jumlah data yang lebih besar dengan jumlah data yang lebih kecil 9
n= jumlah data Dengan melihat nilai probabilitas signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan hubungan ke dua variabel sangat signifikan. Untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh bermakna, digunakan tingkat kemaknaan (α) 5%= 0,05. Jika nilai p<0,05 maka Ha diterima artinya terdapat hubungan antara variabel dependen dan indenpenden. Jika nilai ρ > 0.05 maka Ha ditolak artinya tidak ada hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Nilai keeratan contingency coefficient (>0,5). 2. Chi Square Menurut Prasisto (2004) dalam Susilo (2013), uji Chi Square merupakan salah satu alat analisis statistik yang banyak digunakan dalam pengujian hipotesis. Terutama digunakan untuk uji homogenitas, uji independensi dan uji keselarasan. Dengan rumus: X2=
Ʃ 𝒇𝒐−𝒇𝒆 ² 𝑭𝒆
Keterangan: X2 = Chi Square fo = Nilai hasil observasi fe = Nilai yang diharapkan/ekspektasi
Dengan derajat kebebasan: df= (b-1)(k-1) Keterangan df = degree of freedom k =jumlah kolom b = jumlah baris Untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh bermakna, digunakan tingkat kemaknaan (α) 5 %=0,05. Jika nilai ρ< 0,05 maka Ha diterima artinya terdapat hubungan antara variabel dependen dan independen. Jika nilai ρ>0,05 maka Ha ditolak artinya tidak ada hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Nilai keeratan contingency coefficient (>0,5)
10
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang meliputi analisa univariat dan bivariat, pembahasan tentang hubungan antara Pendidikan, Pekerjaan dan Penghasilan Ibu dengan Pengetahuan Ibu tentang Alat Permainan Edukatif HASIL UNIVARIAT 1. Berdasarkan tabel usia responden, 68 responden (97,1%) berada pada kelompok dewasa awal dan 2 responden (2,9%) berada pada dewasa madya. Namun pada hasil penelitian ini tidak ditemukan Kelompok usia Remaja (< 20 tahun). 2. Berdasarkan tabel penerimaan informasi responden, sebagian besar responden sudah mendapatkan informasi yang cukup mengenai APE. Mayoritas responden (72,8%) mengatakan sudah mengetahui mengenai APE dan 27,2%
responden tidak
mengetahui mengenai alat permaian edukatif. 3. Berdasarkan tabel sumber informasi dapat diketahui televisi merupakan sumber yang memiliki kontribusi yang paling tinggi sebagai media penyebaran informasi mengenai APE, yaitu sebanyak 27 responden (38,5%) memperoleh informasi dari televisi mengenai Alat Permainan Edukatif dan sumber informasi yang juga memiliki kontribusi cukup tinggi adalah dari lingkungan PAUD yaitu staf pengajar PAUD sebesar 25, 7%. 4. Berdasarkan tabel pemberian APE kepada anak, 61% ibu di Desa Cijujung sudah memberikan APE kepada anak dan 27% ibu tidak memberikan APE kepada anak. 5. Berdasarkan tabel pendidikan responden
menujukan dari total 70 responden
mayoritas pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 37 responden (53%) dan sebanyak 37,1% responden berpendidikan SMP, 8,5% bependidikan SD. 6. Berdasarkan tabel pekerjaan mayoritas responden yaitu sebesar 81,4% tidak bekerja dan 18,6% reponden bekerja.
11
HASIL BIVARIAT a. Hubungan antara Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Alat Permainan Edukatif di Desa Cijujung Kabupaten Bogor Pendidikan
Rendah
Tinggi
Total
Pengetahuan
Total
Baik
Cukup
6
26
32
18,8%
81,3%
100%
32
6
38
84,2%
15,8%
100%
38
32
86
54,3%
45,7%
100%
P
0,000
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan yang rendah maka pola pikir seseorang pun sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan arti kesehatan, sebaliknya pendidikan yang tinggi maka pola pikir seseorang pun menjadi luas (Prijono 2008). Pendidikan ibu merupakan faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu (Khomsan 2002). Menurut Notoatmojo (2003), Pendidikan ibu adalah salah satu faktor yang penting dalam penyediaan alat permainan pada anak karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik dan bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikan, dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan pendidikan rendah (SD dan SMP) memiliki pengetahuan baik sebanyak 6 responden yaitu 18,8%, dan responden dengan pendidikan tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi) memiliki pengetahuan baik sebanyak 32 responden dengan persentase sebesar 84,2%. Hal ini membuktikan bahwa adanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu. Berdasarkan hasil uji statistik Kendals Tau-b didapatkan p value= 0,000 < 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan tingkat pengetahuan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harsila (2010) ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang APE dengan pemberian APE pada anak usia 4 – 6 tahun di TK Srirande 02 Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.
12
b.
Hubungan antara Status Bekerja dan Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Alat Permainan Edukatif di Desa Cijujung Kabupaten Bogor
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
Total
Pengetahuan
Total
Baik
Cukup
9
4
69,2%
30,8%
100%
29
28
57
50,9%
49,1%
38
32
54,3%
45,7%
P
13
100%
0,231
86 100%
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Menurut Ratna Wati (2009) pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang tidak bekerja memiliki pengetahuan yang baik sebesar 50,9%, dan responden yang bekerja memiliki pengetahuan yang baik sebesar 69,2%. Dari hasi Uji Chi Square didapatkan nilai p value=0,231 berarti >0,05 maka menunjukan adanya tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan tingkat pengetahuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiantoro dan Prawesti (2013) bahwa ibu rumah tangga punya lebih banyak waktu untuk mencari informasi dari berbagai media misalnya media televisi, majalah dan lainnya tentang pertumbuhan dan perkembangan sehingga ibu bisa memberikan stimulus yang tepat kepada anaknya.
13
c.
Hubungan antara Penghasilan dan Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Alat Permainan Edukatif di Desa Cijujung Kabupaten Bogor Penghasilan
Rendah
Tinggi
Total
Pengetahuan
Total
Baik
Cukup
12
19
31
38,7%
61,3%
100%
26
13
39
66,7%
33,3%
100%
38
32
70
54,3%
45,7%
100%
P
0,016
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan penghasilan rendah (< Rp. 2.000.000) memiliki pengetahuan baik sebanyak 12 responden yaitu 38,7%, dan responden dengan penghasilan tinggi (> Rp. 2.000.000) memiliki pengetahuan baik sebanyak 26 responden dengan persentase sebesar 66,7%. Dari hasil uji Statistic Kendals Tau-b didapatkan p value= 0,016 < 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan tingkat pengetahuan. Hasil tersebut menujukkan perbedaan tingkat pengetahuan dari responden dengan penghasilan rendah dan penghasilan tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Neuman dan Cilano pada tahun 2006 dengan hasil menunjukkan bahwa terdapat gap/perbedaan baik dalam jumlah bacaan, tujuan membaca dan tingkat kesulitan materi bacaan diantara lingkungan orang berpendapatan rendah dan menengah. Neuman dan Cilano menyatakan hal tersebut termasuk hal yang menyebabkan adanya perbedaan pengetahuan karena membaca adalah sumber utama dalam mengumpulkan informasi, perbendaharaan kata dan alasan abstrak lainnya.
D. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka diambil simpulan sebagai berikut: 1.
Karakteristik ibu-ibu di PAUD Desa Cijujung, kabupaten Bogor persentase terbesar tingkat pendidikan yaitu SMA sebesar 53%. 81, 4% ibu tidak bekerja, 43% tergolong keluarga dengan penghasilan dibawah UMR (< Rp. 2.000.000), persentase untuk pengetahuan baik yaitu sebesar 52,8%, persentase tertinggi
14
untuk sumber informasi adalah melalui Televisi yaitu sebesar 38,5% dan 61,4% Ibu memberikan APE kepada anaknya. 2.
Persentase terbesar pengetahuan masyarakat tentang Alat Permainan Edukatif “tinggi” yaitu 84,2%
3.
Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan pengetahuan (pvalue= 0,000)
4.
Tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan pengetahuan. (pvalue= 0,231)
5.
Ada
hubungan
yang
bermakna
antara
penghasilan
dan
pengetahuan
(pvalue=0,016)
SARAN Berdasarkan simpulan peneliti, maka peneliti menyarankan: 1. Bagi Institusi PAUD Desa Cijujung Dengan hasil penelitian ini diharapkan institusi PAUD giat mencari informasi mengenai Alat Permainan Edukatif sehingga mendapatkan informasi-informasi terbaru, PAUD diharapkan dapat membuat modifikasi pembelajaran yang digunakan juga melalui staf pengajar PAUD orangtua murid dapat mempelajari cara memodifikasi APE untuk anak dengan harga yang lebih ekonomis. 2. Bagi STIK Sint Carolus Dengan hasil penelitian ini memberikan masukkan kepada STIK St. Carolus untuk mengembangkan cara pembelajaran khususnya untuk keperawatan anak dan juga meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Alat Permainan Edukatif dengan cara melakukan penyuluhan/ seminar kepada masyarakat umum. 3. Bagi Peneliti lain Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk melakukan penelitian lanjut mengenai faktor lain yang mungkin mempengaruhi pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif.
15
E. DAFTAR PUSTAKA
Clavio Josefa Carina V. and Amelia C. Fajardo. 2008. Toys as Instructional Tools in Developing Problem-Solving Skills in Children. EDUCATION QUARTERLY.66 (1), 87-100 Harsila, Amalia, dan Dadang. 2010. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Alat Permainan Edukatif (APE) Dengan Pemberian APE Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Srirande 02 Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Vol 01 No V :29-31 Hidayat A. 2008. Pengantar Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika Neuman Susan B. And Donna Celano. 2006. The Knowledge Gap: Implications Of Leveling The Playing Field For Low-Income and Middle-Income Children. Reading Research Quarterly. Vol. 41: No. 2 Notoatmodjo. (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Okioga Charles Kombo. 2013. The Impact of Students’ Socio-economic Background on Academic Performance in Universities, a Case of Students in Kisii University College. American International Journal of Social Science. Vol 2 No 2:40 Rohmah Ismiatul. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pemberian Stimulasi Alat Permainan Edukatif (APE) dengan Perkembangan Motorik Anak Usia 1-2 Tahun [skripsi] Gresik: Universitas Gresik Sefriyanto Yasin. 2011. Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan Pola Asuh Orang Tua Dan Dampak Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak [skripsi] Yogyakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM Sudono Anggani. (2004). Sumber Belajar dan alat permainan (untuk pendidikan anak usia dini). Jakarta: PT. Grasindo Safitri Salina Mayo. 2013. Pengaruh Permainan tradisional terhadap kemampuan agilitas dan kecepatan anak di SDN komplek bojong Bandung [Skripsi] Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Susilo, Wilhelmus Hary (2013). Prinsip-prinsip Biostatistika dan Aplikasi SPSS pada Ilmu Keperawatan Jakarta: In Media
16