perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENGAN PERKEMBANGAN ANAK DI KELURAHAN SELOSARI KECAMATAN MAGETAN KABUPATEN MAGETAN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
WIKAN AGUSTRIYANI R 1110034
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN VALIDASI
HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENGAN PERKEMBANGAN ANAK DI KELURAHAN SELOSARI KECAMATAN MAGETAN KABUPATEN MAGETAN KARYA TULIS ILMIAH WIKAN AGUSTRIYANI R1110034
Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji di Hadapan Tim Penguji Pada Tanggal: 2 Agustus 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs Soeharno, M.Pd
Mujahidatul Musfiroh, S.Kep,
NIP: 195211291980031001
NIP: 198208212005012001
Ketua Tim KTI
(Erindra Budi C, S.Kep,Ns, M.Kes)
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENGAN PERKEMBANGAN ANAK DI KELURAHAN SELOSARI KECAMATAN MAGETAN KABUPATEN MAGETAN WIKAN AGUSTRIYANI R1110034 Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji KTI Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS Pada Hari Selasa, 2 Agustus 2011 Pembimbing Utama Nama NIP
: Drs Soeharno, M.Pd : 195211291980031001
........................
Pembimbing Pendamping Nama NIP
: Mujahidatul Musfiroh, S.Kep.Ns : 198208212005012001
........................
: Annang Giri Moelyo, dr, Sp.A, M.Kes : 197304102005011001
........................
: Ropitasari, S,SiT, M.Kes
........................
Ketua Penguji Nama NIP Sekretaris Nama
Ketua Tim KTI
Erindra Budi C, S.Kep.Ns,M.Kes NIP: 197802202005011001
Mengesahkan Ketua Program Studi DIV Kebidanan FK UNS
H. Tri Budi Wiryanto, dr Sp.OG (K) NIP: 195104211980111002 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Wikan Agustriyani.R1110034. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan. Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan anak. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anak-anak yang berusia 1-4 tahun yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan . Penelitian ini menggunakan teknik sampling multistage sampling. Variabel bebas adalah PAUD. Varibel terikatnya perkembangan anak. Pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dan uji DDST. Analisis hubungan menggunakan chi square dengan tingkat kesalahan (Alpha) 0,05. Hasil Penelitian menunjukkan sebanyak 72 anak-anak usia 1-4 tahun menjadi subjek penelitian. 23 (100%) anak-anak yang mengikuti PAUD mempunyai perkembangan yang normal. Untuk anak-anak yang tidak mengikuti PAUD didapatkan hasil sebanyak (13) 26,54% mempunyai perkembangan yang normal, (36) 73,46% mempunyai perkembangan yang suspect. Uji analisis chi square dengan tingkat kesalahan (Alpha) 0,05 diperoleh hasil yang signifikan (p=0,000). Maka disimpulkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara pendidikan anak usia dini dengan perkembangan anak. Nilai contingensi coeffisien sebesar 0,565 menandakan tingkat hubungan sedang, searah dan mempunyai korelasi positip.Simpulan ada hubungan antara pendidikan anak usia dini dengan perkembangan anak. Kata Kunci: Pendidikan anak usia dini (PAUD), perkembangan anak
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Wikan Agustriyani. R1110034. The Relationship Between Early Age Child Education (PAUD) and the Development. DIV Midwifery Program Study of Medical Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, 2011. The objective this study its the relationship of early age education (PAUD) and child development.This research was an observasional analytical with cross sectional research design. The population of children with 1-4 years age attending PAUD and not attending PAUD in Selosari Village of Magetan Subdistrict of Magetan Regency. The sampling technique used was multistage sampling. The independent variable was PAUD. The dependent one was child development. The data was collected using direct observation and DDST test. The correlational analysis was done using chi square at significance level of 0.05. The Result is 72 children 1-4 years age was observer. 100% (23) children attending PAUD had normal development. For those not attending PAUD, 26.54% (13) had normal development, while 73.46% (36) had suspect development. The chi square analysis test with error level (alpha) of 0.05 provided significant result (p = 0.000). Therefore, it could be concluded that Ho was not supported so that there was a relationship between early age education and the child development. Coeffisien contingensi value of 0.565 indicates the level of relationship is, the direction and has a positive correlation. Conclusion there was a relationship between early age education and the children development. Keywords: Early age education (PAUD), children development.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul ”Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini Dengan Perkembangan Anak” dapat selesai tepat waktu. Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan pendidikan gelar Sarjana Saint Terapan Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/ Ibu: 1.
Zainal AA, Prof, Dr, dr SpPD-KR-FINASIM Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K). Ketua Program Studi DIV Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
S. Bambang Widjokongko, dr. PHK, M. Pd. Ked. Sekretaris Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Erindra Budi C., S.Kep, Ns, M.Kes. Ketua Tim KTI Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Drs. Suharno, M.P.D. Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Mujahidatul Musfiroh, S.Kep,Ns. Pembimbing II yang banyak membantu dan memberikan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
7.
Annang Giri Moelyo, dr, Sp.A,M.Kes. Ketua penguji yang telah memberikan penilaian dan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
8.
Ropitasari, S,SiT,M.Kes selaku Sekretaris yang telah memberikan penilaian dan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
9.
Seluruh staf DIV Kebidanan yang telah membantu administrasi dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
10. Bapak, ibu, kakak dan seluruh keluargaku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga karya tulis ilmiah ini selesai pada waktunya. 11. Teman-temanku Mahasiswa DIV Kebidanan Transfer UNS ’10, atas perhatiannya semoga kita tetap menjalin serta menjaga silaturahmi diantara kita semua, amin. 12. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penelitian. Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini berguna. Surakarta, Juli 2011
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN VALIDASI .................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii ABSTRAK ........................................................................................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 D. Manfaat ....................................................................................... 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5 A. Landasan Teori ............................................................................. 5 B. Kerangka Konsep ......................................................................... 19 C. Hipotesis ...................................................................................... 19
BAB III METODOLOGI .............................................................................. 20 commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Desain Penelitian .......................................................................... 20 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 20 C. Populasi Penelitian ....................................................................... 20 D. Sampel dan Teknik Sampling ....................................................... 21 E. Kriteria Restriksi .......................................................................... 21 F. Definisi Operasional .................................................................... 22 G. Cara Kerja .................................................................................... 22 H. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 24 BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 25 A. Karakteristik Responden .............................................................. 25 B. Keikutsertaan dalam program PAUD .......................................... 26 C. Perkembangan anak ..................................................................... 26 BAB V
PEMBAHASAN................................................................................ 30 A. PAUD..............................................................................................30 B. Perkembangan anak.......................................................................33 C. Hubungan PAUD dengan perkembangan anak ............................ 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 39 A. Kesimpulan ................................................................................... 40 B. Saran ............................................................................................. 41 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 22 Tabel 4.1 Karakteristik Responden……………………………………………. 25 Tabel 4.2 Perkembangan Anak-anak yang tidak ikut PAUB………………….. 28 Tabel 4.3 Chi Square Test …………………………………………………….. 29 Tabel 4.4 Symmetric Measures.......................................................................... 29
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Skema kerangka konsep ................................................................. 19 Gambar 3.2 : Skema penelitian ............................................................................. 20 Gambar 4.1 : Data Anak-anak usia 1-4 tahun di Kelurahan Selosari..................... 26 Gambar 4.2 : Data perkembangan anak-anak yang mengikuti PAUD................... 27
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2
: Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data dari UNS
Lampiran 3
: Permohonan ijin penelitian dari bekesbanglinmas Magetan
Lampiran 4
: Informed Consent
Lampiran 5
: Lembar uji DDST
Lampiran 6
: Rekap data
Lampiran 7
: Hasil analisis SPSS
Lampiran 8
: Daftar bimbingan konsul
Lampiran 9
: Foto-foto dokumentasi pelaksanaan penelitian
commit to user
xii
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode kritis sekaligus masa keemasan (golden periode) dalam perkembangan anak. Pada masa ini anak-anak sangat peka dengan lingkungannya. Kurangnya asupan gizi dan stimulasi yang baik akan sangat
berpengaruh
pada
perkembangan
mereka.
Semiawan
(2008)
menjelaskan bahwa perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Dalam Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) (2008) Keith Osborn, Burton L, White dan Benyamin S. Bloom berdasarkan hasil penelitiannya mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50 % variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Oleh karena itu, perkembangan anak usia dini harus mendapat perhatian yang serius. Upaya ke arah sana tentunya memerlukan berbagai dukungan terutama aspek gizi, kesehatan dan pendidikan. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,2009). Hasil commit to user
1 1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Balitbang Depdiknas tahun 1999 menunjukkan bahwa tingginya angka tinggal kelas di SD (kelas I: 13% dan kelas II: 8%) diduga terjadi akibat lemahnya pembinaan anak pada usia dini. Dengan kata lain terdapat korelasi positip antara pendidikan pra sekolah dan kesiapan anak untuk masuk sekolah. Saat ini, PAUD baru diperoleh oleh sebagian kecil anak di Indonesia. Hasil pendataan Depdiknas pada tahun 2002, baru 28 % dari 26,1juta anak usia 0-6 tahun yang mendapat pendidikan usia dini. Rasio jumlah lembaga pendidikan dan anak usia dini diperkirakan 1:8. Data tersebut memperlihatkan bahwa PAUD belum cukup mendapatkan perhatian (Apriana, 2006) Keberadaan Pos PAUD sebagai salah satu bentuk Satuan PAUD Sejenis (SPS) diharapkan dapat menjembatani kebutuhan pelayanan PAUD yang masih terbatas dan belum berkualitas tersebut. Dalam pelaksanaannya Pos PAUD dikelola oleh PKK dan dapat diintegrasikan dengan berbagai program layanan anak usia dini yang telah ada di masyarakat. Studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada tanggal 29 April 2011 di RW 9 Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan Jawa Timur memberikan gambaran sebagai berikut: ± 30% balita usia 1-4 tahun telah mengikuti PAUD di SPS Mutiara Bangsa. Hasil uji DDST yang telah dilakukan pada 5 anak yang mengikuti program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa semuanya mempunyai perkembangan yang normal. Hasil uji DDST yang telah dilakukan pada 5 anak yang tidak mengikuti SPS didapatkan hasil 2 orang anak mempunyai perkembangan yg normal dan 3 orang anak mempunyai perkembangan yang suspect. Oleh karena itu peneliti ingin commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara PAUD dengan perkembangan anak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:”Adakah hubungan antara PAUD dengan perkembangan anak?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara PAUD dengan perkembangan anak. 2. Tujuan khusus a
Mengidentifikasi anak-anak di Kelurahan Selosari yang mengikuti program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan.
b. Mengidentifikasi anak-anak di Kelurahan Selosari yang tidak mengikuti program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan. c. Mengidentifikasi perkembangan anak-anak di Kelurahan Selosari yang mengikuti program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan. d. Mengidentifikasi perkembangan anak-anak di Kelurahan Selosari yang tidak mengikuti program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan. e. Menganalisis hubungan PAUD dengan perkembangan anak.
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis Memberikan informasi yang berguna dalam ilmu kebidanan khususnya tentang perkembangan anak. 2. Manfaat praktis a. Dapat digunakan untuk mensosialisasikan program PAUD pada masyarakat. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat terhadap program PAUD. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pengelola PAUD untuk mengevaluasi program pembelajaran apakah sudah mencapai target pencapaian belajar. c. Menambah pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan penelitian tentang perkembangan anak dan ilmu metodologi penelitian.
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) a.
Pengertian Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional berkaitan dengan PAUD yang tertulis pada bab 1 pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2009).
b. Prinsip-prinsip penyelenggaraan PAUD 1) Berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan belajar dilakukan melalui bermain, merangsang munculnya kreativitas dan inovasi, menyediakan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran, mengembangkan kecakapan hidup anak. 2) Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar.
commit to user
5
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Dilaksanakan secara bertahap dan berulang–ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak. 4) Rangsangan perkembangan menyeluruh mencakup semua aspek perkembangan (Depdiknas, 2006). c. Tujuan PAUD 1) Tujuan PAUD secara umum Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Depdiknas, 2002) 2) Tujuan PAUD secara khusus (a) Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai manusia (b) Anak mampu mengelola keterampilan tubuh gerakan kasar, gerakan halus, serta menerima rangsangan sensorik. (c) Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar. (d) Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. (e) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diri, sikap positip terhadap belajar, kontrol diri dan menghargai hasil karya yang kreatif. (f) Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi yaitu dimensi perkembangan anak. (g) Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensipotensi yang dimiliki (Sujiono, 2009). d.
Proses pembelajaran di PAUD (1) Penataan lingkungan (2) Penyambutan anak (3) Main pembukaan (gerakan kasar) Menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, melakukan kegiatan pembukaan berupa permainan tradisional, gerak, musik, dll (4) Transisi 10 menit Bertujuan membuat anak tenang dengan cara bermain dalam lingkaran, membuat permainan tebak-tabakan dll. (5) Kegiatan inti dimasing-masing kelompok disesuaikan dengan tema yang telah dipilih oleh pamong (6) Makan bekal bersama
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(7) Kegiatan penutup Kembali membentuk lingkaran. Pamong dapat mengajak anak bernyanyi atau berpuisi. Menyampaikan kegiatan pertemuan berikutnya. e. Jalur penyelenggaraan PAUD 1) Pendidikan formal Penyelengaraan PAUD pada jalur formal ini berbentuk TK (Taman Kanak-kanak) dan Raudhatul Atfhal (RA). TK dan RA merupakan pendidikan untuk anak usia 4-6 tahun. Sasaran pendidikan TK adalah anak usia 4-8 tahun yang dibagi ke dalam dua kelompok belajar berdasarkan usia yaitu kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak didik usia 5-6 tahun. Layanan program di TK dilaksanakan minimal 6 hari dalam seminggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam per har. Jumlah layanan pertahun minimal 160 hari atau 34 minggu (Sujiono, 2009) 2) Pendidikan Non-Formal (a) Taman Penitipan Anak (TPA) TPA adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur non-formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Atau dengan perkataan lain TPA adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anak yang berfunsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain (Depdiknas,2002) (b) Kelompok bermain Kelompok bermain adalah salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia 3-6 tahun yang berfungsi untuk
membantu
meletakkan
dasar-dasar
kea
rah
perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya,
sehingga
siap
memasui
pendidikan dasar. (c) Satuan PAUD Sejenia (SPS) SPS adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan berbagai program layanan anak usia dini yang telah ada di masyarakat
(Direktorat PAUD,
2006). Peserta didik di SPS adalah anak usia 0-6 tahun yang tidak terlayani PAUD lainnya. Pengelolanya dipilih oleh masyarakat setempat (Sujiono, 2009). SPS mendukung terasahnya potensi yang dimiliki anak sehingga menjadi kemampuan yang aktual (kompetensi) melalui kegiatan commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bermain bersama mencakup moral dan nilai keagamaan, fisik/motorik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, seni. Materi kegiatan dikembangkan merujuk pada pencapaian kemampuan anak sesuai dengan tahap perkembangannya, sebagaimana tercantum pada ”menu pembelajaran generik” materi disampaikan melalui kegiatan bermain yang terencana, menarik, dan dapat memotivasi anak untuk mengembangkan seluruh potensi perkembangannya. Untuk mempermudah mengelola kegiatan anak dikelompokkan berdasarkan usia, namun jika tenaga kader tidak mencukupi dapat
dikelompokkan
menjadi
4
kelompok,
yakni:
Kelompok anak usia 0-2 tahun. Kelompok anak usia 2-3 tahun. Kelompok anak usia 3-4 tahun. Kelompok anak usia 4-6 tahun Untuk
anak usia 0-2 tahun dilaksanakan dalam
bentuk pengasuhan bersama. Untuk usia 2-6 tahun dilaksanakan dalam bentuk bermain bersama. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan satu kali dalam seminggu yang jadwalnya disesuaikan dengan jadwal layanan BKB dan posyandu. Lama kegiatan SPS untuk kelompok pengasuhan bersama 0-2 tahun dilaksanakan sekitar 2 jam. Sedangkan untuk kelompok bermain bersama (2-6 tahun) sekitar 3 jam. Penambahan hari layanan lebih dari satu kali seminggu commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didasarkan oleh hasil kesepakatan kader dan dengan orangtua. Apabila SPS sudah berjalan mapan dan memenuhi
kriteria
penyelenggaraan
teknis
program
kelompok bermain , maka program SPS untuk kelompok umur diatas 2 tahun dapat diarahkan menjadi kelompok bermain Tempat kegiatan menggunakan sarana/bangunan yang ada, dengan syarat-syarat sebagai berikut: aman, memiliki ruangan atau halaman yang luas untuk bermain, mudah dijangkau, memiliki kamar kecil. Bahan pembelajaran di PAUD dapat berupa: bahan belajar cetak, (buku, majalah leafleat, poster, dll), bahan belajar elektronik (kaset, tape recorder, vcd, dll) dan bahan belajar habis pakai (kertas, bahan untuk lukis, bahan alam, dll), alat permainan edukatif (APE), dan alat peraga pendidikan (APP) Penanggung jawab teknis pembinaan program SPS adalah jajaran dinas pendidikan. Penganggung jawab teknis untuk BKB adalah jajaran BKKBN. Penanggung jawab teknis
program
posyandu
adalah
dinas
kesehatan
(Direktorat PAUD, 20) Indikator keberhasilan SPS adalah sebagai berikut: Lebih dari 75 % anak yang mengikuti Posyandu mengikutsertakan anaknya dalam program SPS. Tingkat kehadiran anak lebih dari 75 %. Saldo kas SPS commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
semakin meningkat. Lebih dari 75 % kelompok yang dibina kegiatannya berjalan aktife. Anak yang mengikuti program SPS semakin bertambah. Lebih dari 75 % orangtua membanyar uang iuran secara rutin. Pembinaan dari instasi terkait, seperti Puskesmas, Depdiknas harus dilaksanakan secara berkesinambungan (Direktorat PAUD, 2006) 2. Perkembangan anak a. Pengertian Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistim neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi, dan sosialisasi (Depkes RI, 2005). b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan Nugroho (2009) menjelaskan bahwa aspek gizi, kesehatan dan pendidikan
merupakan
pilar
utama
yang
mempengaruhi
perkembangan anak usia dini. 1) Gizi Gizi yang ade kuat diperlukan untuk tumbuh dan kembang anak-anak (Depkes RI, 2005) 2) Kesehatan Penyakit-penyakit yang diderita anak-anak secara langsung akan mempengaruhi pertumbuhan jasmani dan secara tidak commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
langsung
akan
menghambat
perkembangan
anak-anak
tersebut (Depkes RI, 2005). 3) Pendidikan Usia dini merupakan masa kritis sekaligus masa keemasan bagi anak-anak. Perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktifitas kerja di masa dewasa.
Untuk
mencapai
perkembangan
yang
baik
dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu pemerintah lewat program layanan PAUD memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan anak-anak ini supaya bisa menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas lewat pendidikan bagi anak usia dini yang telah mempunyai kurikulum dan arah pembelajaran yang jelas (Sujiono, 2009) Selain faktor tersebut di atas ada faktor lain seperti lingkungan pengasuhan, kondisi sosial ekonomi, stimulasi dan juga obat-obatan juga mempengaruhi perkembangan anak (Depkes RI, 2005) c. Alat ukur perkembangan Perkembangan
anak
dapat
diukur
menggunakan
The
Brazleton, Early Language Milestone (ELM) untuk anak 0-3 tahun, Infant monitoring system untuk anak usia 4-36 bulan. Early commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Screening Inventory untuk anak usia 3-6 tahun, Denver Development Screening Test (DDST). Penelitian ini akan menggunakan alat ukur DDST karena dapat digunakan sebagai test skrining untuk masalah kognitif dan perilaku anak pra sekolah. Pengukurannya bisa dilakukan oleh dokter spesialis anak, bidan, perawat, tenaga professional kesehatan lainnya atau tenaga profesional dalam layanan sosial. Menurut studi yang dilakukan oleh The Public Health Agency of Canada , DDST adalah metode tes yang paling banyak digunakan untuk skrining masalah perkembangan anak. 3. DDST a. Pengertian DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun (Wong, 1996) b. Manfaat DDST dapat digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usia, menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat, menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan
gejala,
kemungkinan
adanya
kelainan
perkembangan, memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan, memantau anak yang berisiko mengalami kelainan perkembangan (Nugroho, 2009) commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Yang diukur dalam DDST DDST terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak, mulai dari usia 0-6 tahun. Item-item tersebut tersusun dalam formulir khusus dan terbagi menjadi 4 sektor: sektor personal sosial, sektor motorik halus, sektor bahasa, sektor motorik kasar (Soetjiningsih, 1995). Denver II bukan merupakan tes IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau intelektual (perkembangan) pada masa yang akan datang. Denver II tidak digunakan untuk menetapkan diagnosis, seperti kesukaran belajar, gangguan bahasa, gangguan emosional, dan sebagainya. Denver II diarahkan untuk membandingkan kemampuan perkembangan anak dengan anak lain yang seusia, bukan sebagai pengganti evaluasi diagnostik atau pemeriksaan fisik d. Penilaian Pemberian skor untuk setiap item tugas perkembangan: L/P (lulus/lewat/pass). Anak dapat melakukan item dengan baik atau orangtua/ pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan item tersebut (item bertanda huruf L). G/F (gagal/fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orangtua/pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item tersebut (item yang bertanda L). M/R (menolak/Refusal). Anak menolak untuk melakukan tes untuk item tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anak apa yang harus dilakukannya (khusus untuk item tanpa tanda L). Tak/tak ada kesempatan (No/ No oportunity). Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan (khusus item yang bertanda L). Penilaian tiap sektor perkembangan: Lebih (Advance). Nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Karena biasanya hanya dapat dilakukan oleh anak yang lebih tua. Nilai ”lebih” diberikan jika anak dapat ”Lulus/Lewat” (L) dari item tes di sebelah kanan garis usia. Anak dinilai memiliki kelebihan karena dapat melakukan tugas perkembangan yang seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tua. ”OK” atau normal. Nilai normal ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keselurahan. Nilai ”Ok” dapat diberikan pada anak dalam kondisi berikut: Anak ”gagal” (G) melakukan tugas untuk item di sebelah kanan garis usia. Kondisi ini wajar, karena item disebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih tua. Dengan demikian, tidak terjadi masalah jika anak gagal atau menolak melakukan tugas tersebut karena masih banyak kesempatan bagi anak untuk melakukan tugas tersebut jika usianya sudah mencukupi. Anak ”Lulus / Lewat (L), ”gagal” (G), Atau ”menolak” (M) melakukan tugas untuk item di daerah putih kotak (daerah 25%-75%). Jika anak lulus sudah tentu hal ini dianggap normal, sebab tugas tersebut memang ditujukan commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk anak di usia tersebut. Perlu diketahui daerah putih pada kotak menandakan bahwa sebanyak 25% -75% anak diusia mampu (lulus) melakukan tugas tersebut.
Dengan kata lain masih ada
sebagian anak di usia tersebut yang belum berhasil melakukannya. Jadi, jika anak gagal atau menolak melakukan tugas pada daerah itu, hal ini masih dianggap wajar, dan anak masih memiliki kesempatan untuk melakukannya pada tes yang akan datang. Penilaian item P (peringatan), C (caution). Nilai peringatan diberikan jika anak ”gagal” (G) atau menolak (M) melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap kotak (daerah 75%-90%) anak diusia tersebut sudah berhasil (lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan demikian, jika ada anak yang ternyata belum lulus atau menolak melakukan tugas tersebut berarti anak tersebut yang ikut 10%-25% perlu diperhatikan meskipun anak yang belum berhasil melakukannya. Penilaian item T ” terlambat” (D: delayed). Nilai terlambat diberikan jika anak ”gagal” (G) Atau menolak (M) melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut seharusnya mampu dilakukan oleh kelompok anak yang lebih muda. Yang tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Penilaian tak ada kesempatan (No oportunity). Nilai ”tak” ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai ”tak ada commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesempatan” diberikan jika anak mendapatkan skor ”tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes.
Hasil interprestasi untuk keseluruhan tes semua sektor tugas perkembangan dikategorikan menjadi 3 yaitu: 1) Normal: Jika tidak ada skor terlambat, dan / atau maksimal 1 peringatan. 2) Suspect: jika terdapat satu atau lebih skor terlambat dan /atau dua lebih peringatan. Terlambat dan peringatan harus disebabkan oleh kegagalan bukan oleh penolakan. Jika hasil ini didapat, lakukan kajian ulang dalam 1-2 minggu mendatang untuk menghilangkan faktor-faktor sesaat, seperti rasa takut, sakit atau kelelahan 3) Tidak dapat diuji diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat dan atau dua lebih peringatan. Dalam hal ini terlambat dan kegagalan harus disebabkan oleh penolakan, bukan oleh kegagalan. Jika hasil ini didapat , lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu mendatang (Wong, 1996).
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Konsep PAUD sangat berperan penting dalam pencapaian perkembangan anak. Stimulasi dan deteksi dini perkembangan yang diberikan di PAUD sesuai dengan kebutuhan dan tahap-tahap perkembangan mereka. Anak-anak yang mengikuti program PAUD setelah dilakukan uji DDST diharapkan mempunyai perkembangan yang lebih baik daripada anak-anak yang tidak mengikuti program PAUD. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini: PAUD : Non formal
Perkembangan:
- SPS
-
- KB - TPA Formal
Motorik kasar Motorik halus Bahasa Personal sosial
DDST
Hasil
- TK - RA
Faktor yang mempengaruhi perkembangan - Gizi - Lingkungan pengasuhan - Kondisi sosial ekonomi - Stimulasi - Obat-obatan
Gambar 2.1 Kerangka konsep
Keterangan Diteliti Tidak diteliti
: :
C. Hipotesis Bisa diambil hipotesis sebagai berikut: ”Ada hubungan antara PAUD dengan perkembangan anak”
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan rancangan penelitian Cross Sectional untuk mempelajari hubungan antara PAUD dengan perkembangan anak yang akan diobservasi pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan desain penelitian di atas dapat digambarkan skema penelitian sebagai berikut: Ikut PAUD
DDST
Hasil
Tidak ikut PAUD
DDST
Hasil
Subyek Peneltian
B. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat penelitian: Kelurahan Selosari Kec. Magetan, Kab. Magetan 2. Waktu: Bulan Februari -Agustus 2011 C. Populasi penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005).
commit to user
20
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Populasi a) Populasi target Anak-anak usia 1-4 tahun dan PAUD b) Populasi aktual Anak-anak usia 1-4 tahun di RW 9 Kelurahan Selosari, Kec. Magetan, Kab Magetan dan SPS Mutiara Bangsa Kec. Magetan, Kab. Magetan 2. Sampel dan teknik sampling Dalam penelitian ini akan menggunakan pengambilan sampel secara random yaitu gugus bertahap atau multistage sampling. Dimana nanti anak-anak yang berusia 1-4 tahun di RW 9 Kelurahan Selosari Kab. Magetan akan menjadi subjek penelitian. 3. Kriteria restriksi Subjek pada penelitian ini adalah subjek yang memiliki kriteria sebagai berikut: a) Inklusi (1) Anak-anak usia 1-4 tahun yang bertempat tinggal di RW 9 Kelurahan Selosari Kec. Magetan, Kab. Magetan (2) Status gizi baik (3) Tidak menderita cacat fisik (4) Tidak sedang sakit
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Kriteria eksklusi (1) Tidak diizinkan orang tua menjadi subjek penelitian (2) Dilakukan 2 kali ujian DDST tetap menunjukkan hasil tidak dapat di uji D. Definisi Operasional N0 Variabel
Definisi operasional
Kriteria
Skala
1.
Pemberian rangsangan pendidikan
- Ikut PAUD
Nominal
di SPS Mutiara Bangsa Magetan
- Tidak ikut PAUD
PAUD
pada anak-anak yang berusia 1-4 tahun.
Meliputi
pertumbuhan,
rangsangan perkembangan
jasmani, rohani serta kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut. 2.
Perkemba
Bertambahnya struktur dan fungsi
- Normal
ngan anak
tubuh yang lebih kompleks dalam
- Suspect
kemampuan gerak kasar, gerak
- Tidak dapat diuji
Nominal
halus, personal sosial dan bahasa.
E. Cara Kerja 1. Variabel Pendidikan anak usia dini (PAUD) Data anak-anak yang mengikuti program PAUD akan didapatkan melalui wawancara secara langsung dengan pengelola SPS Mutiara Bangsa Magetan. Sedangkan untuk data anak-anak yang tidak ikut program pendidikan di SPS Mutiara Bangsa Magetan akan didapatkan commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui kader posyandu daerah setempat. Kemudian data-data yang terkumpul akan dimasukkan pada lembar observasi. 2. Variabel perkembangan anak Perkembangan anak akan diukur menggunakan uji DDST. DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Uji skrining menggunakan DDST ini tidak perlu dilakukan validasi. Uji skrining DDST ini dibuat di University of Colorado Medical Center di Denver. Dikembangkan oleh William K. Frankenburg (yang mengenalkan pertama kali) dan J.B Dodds pada tahun 1967, yang sudah dibakukan dan dipublikasikan oleh Denver Development Material , inc, di Denver, Colorado. Setelah data didapatkan melalui uji DDST secara langsung pada anak-anak yang menjadi subjek penelitian, data tersebut kemudian dimasukkan pada lembar observasi. Anak-anak yang mengikuti program PAUD akan diuji DDST di SPS Mutiara Bangsa Magetan. Sedangkan Anak-anak yang tidak mengikuti PAUD akan diuji di posyandu RW 9 Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan. Apabila pengujian tidak selesai dilakukan di posyandu maka akan dilakukan kunjungan di rumah subjek penelitan untuk melakukan DDST.
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Analisis Data Peneliti akan menganalisa data menggunakan SPSS untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara PAUD dengan perkembangan anak dengan uji statistik Chi Square yang bekerja pada data nominal, dengan taraf kesalahan 0,05. Tingkat hubungan dinyatakan dengan: antara 0,00 sampai dengan 0,199 : tingkat hubungan sangat rendah. Antara 0,20 sampai dengan 0,399 : tingkat hubungan rendah. Antara 0,40 sampai dengan 0,599 : tingkat hubungan sedang. Antara 0,60 sampai dengan 0,799 : tingkat hubungan kuat. Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : tingkat hubungan sangat kuat (Sugiyono,2008)
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden . Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan dan di SPS Mutiara Bangsa Magetan. Anak-anak yang menjadi subjek penelitian tinggal di RW 9. Pemukiman di RW 9 Kelurahan Selosari ini berupa Kompleks Perumahan rakyat (KPR). Anak-anak yang akan menjadi subjek penelitian berusia antara 1-4 tahun yang mengikuti program PAUD dan yang tidak mengikuti program PAUD. Karakteristik responden akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Karakteristik
Tabel 4.1 Karakteristik Responden PAUD Tidak ikut PAUD
1. Rata-rata usia 2. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 3. Pendidikan orang tua SD SMP SMA PTN 4. Pekerjaan orang tua PNS Swasta Wiraswaata 5. Pengasuh dirumah Ibu Pembantu
37
33
11 13
24 25
23
18 39
15 8 -
26 10 13
13 10
19 30
commit to user
25
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Keikutsertaan dalam program PAUD Pengumpulan data pada tanggal 24 Mei 2011 di RW 9 Kelurahan Selosari didapatkan hasil bahwa anak-anak yang berusia 1-4 tahun sebanyak 83 anak. Dari 83 anak-anak tersebut sebanyak 23 (27,7%) anak sudah mengikuti program PAUD di SPS Mutiara Bangsa Magetan. Sebanyak 60 (72,3%) anak belum mengikuti program PAUD di SPS Mutiara Bangsa Magetan. Sebagaimana gambar berikut:
23 (27,7 %) 60, (72,3%) Ikut PAUD Tidak Ikut PAUD
Gambar 4.1 Data anak-anak usia 1-4 tahun di Kelurahan Selosari
C. Perkembangan Anak 1. Perkembangan anak-anak yang ikut di PAUD Berdasarkan hasil uji DDST pada tanggal 8 Juni 2011 di SPS Mutiara Bangsa Magetan didapatkan hasil sebanyak 23 (100%) anak yang mengikuti program PAUD mempunyai perkembangan yang baik. Tidak ditemukan adanya anak-anak yang mempunyai perkembangan yang suspect. Sebagaimana gambar berikut: commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
23 (100%) 25 20 15 10 0, (0%)
5 0
Normal
Suspect
Gambar 4.2 Data Perkembangan anak-anak usia 1-4 tahun yang mengikuti program PAUD
2. Perkembangan anak-anak yang tidak mengikuti PAUD Dari hasil uji DDST yang dilakukan di Posyandu Kelurahan Selosari tanggal 8 Juni 2011 dilanjutkan kunjungan rumah pada tanggal 12 Juni dan 13 Juni 2011 didapatkan hasil sebanyak 39 anak dapat diuji. Dan 21 orang anak tidak dapat di uji. Setelah dilakukan uji ulang pada tanggal 21 Juni 2011 sebanyak 10 orang anak dapat di uji dan 10 orang anak tidak dapat di uji. Sehingga dari 49 anak yang dapat diuji tersebut sebanyak 36 anak mempunyai perkembangan yang suspect dan 13 anak mempunyai perkembangan yang baik. Sedangkan untuk 11 orang anak yang tidak dapat diuji tersebut dikeluarkan dari penelitian ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2 Hasil uji DDST anak-anak yang tidak mengikuti PAUD Uji DDST tgl
Uji DDST tgl
8,12,13 Juni 2011
21 Juni 2011
Normal
10
3
Suspect
29
7
Tidak dapat 21
11(dikeluarkan dari populasi)
diuji
D. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan Uji analisis secara statistic hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan anak menggunakan chi square dengan tingkat kesalahan (alpha) 0,05 diperoleh hasil yang signifikan (p=0,000). Maka disimpulkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini dengan perkembangan anak. Tingkat hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan anak ditunjukkan dengan nilai contingensi coeffisien sebesar 0,565 yang berarti tingkat hubungan sedang dan memiliki korelasi positip, artinya kedua variabel memiliki hubungan searah. Sebagaimana tabel SPSS di bawah ini:
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.3 Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
Df
33.796
a
1
.000
Sumber: Output SPSS Tabel 4.4 Symmetric Measures
Value Nominal by Nominal
Contingency Coefficient
N of Valid Cases
Approx. Sig.
.565
.000 72
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
Pada penelitian ini ditemukan kendala saat pengujian DDST. Anak-anak yang menjadi subjek penelitian ada yang tidak siap dilakukan uji DDST. Anakanak yang tidak siap diuji DDST ini dalam kondisi sedang tertidur, marah dan tidak mau bekerjasama dengan petugas. Masalah ini diatasi oleh peneliti dengan melakukan uji DDST dilain hari dan disuasana yang berbeda saat anak tidak sedang tidur, marah dan bisa diajak bekerjasama untuk diuji DDST. Peneliti dibantu oleh seorang bidan desa dalam melaksanaan uji DDST yang dilakukan di posyandu, dan di rumah-rumah subjek penelitian. Jika 2 kali dilakukan uji DDST pada subjek penelitian tetap tidak menunjukkan hasil tidak dapat diuji maka subjek peneltian tersebut dikeluarkan dari populasi. A.
Pendidikan Anak Usia Dini Berdasarkan
Pengumpulan data pada tanggal 24 Mei 2011 di RW 9
Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan didapatkan bahwa anak-anak yang berusia 1-4 tahun sebanyak 83 anak. Dari 83 anakanak tersebut sebanyak 23 (27,7 % ) anak sudah mengikuti program PAUD di SPS Mutiara Bangsa Magetan. Sebanyak 60 (72,3 % ) anak belum mengikuti program PAUD di SPS Mutiara Bangsa Magetan. Salah satu indikasi keberhasilan Program PAUD adalah lebih dari 75 % balita yang ada di posyandu mengikuti program PAUD (Depdiknas,2006). Sehingga bisa commit to user 30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disimpulkan keikutsertaan di program PAUD anak-anak yang berusia 1-4 tahun di Kelurahan Selosari Kabupaten Magetan ini masih kurang. Secara ekonomi tidak ada halangan untuk mengikutsertakan anak-anak meraka di program PAUD ini. Orangtua subjek penelitian 58% bekerja sebagai PNS, 20% bekerja sebagai wiraswasta, dan 50% bekerja di swasta. Dengan dengan status ekonomi menengah ke atas. 62% lulusan PTN, dan 38% lulusan SMA. SPS Mutiara Bangsa adalah satu-satunya bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang sudah dilaksanakan secara terintegrasi dengan berbagai program layanan anak usia dini yang telah ada di Kelurahan Selosari Kabupaten Magetan (seperti posyandu dan BKB). SPS Mutiara Bangsa dikelola oleh kader PKK setempat. Proses pembelajarannya dilakukan oleh 2 kader pendidik yang telah mendapatkan pelatihan dari Dinas pendidikan, serta 1 orang sebagai pengelola. Pembelajaran masuk mulai hari senin sampai hari sabtu jam 7.30-10.00 WIB terbagi dalam 2 kelas. Kelas A untuk anak-ank yang berusia 1-2 tahun berupa pengasuhan bersama. Dan Kelas B untuk anakanak yang berusia 3-4 tahun berupa kelompok bermain. Jumlah siswa di SPS Mutiara Bangsa Magetan sekitar 40 orang anak. 23 anak tinggal di RT 9. Karena terbatasnya fasilitas dan tenaga pendidik DI SPS Mutiara Bangsa ini belum melayani anak-anak usia 0-1 tahun. Untuk Anak-anak usia 4-6 tahun tidak dilayani di SPS Mutiara Bangsa. Tetapi diharapkan setelah lulus dari SPS Mutiara bangsa langsung melanjutkan pendidikan anak usia dini di TK commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembina. TK pembina merupakan PAUD pada jalur formal yang dikelola oleh pemerintah yang juga ada di Kelurahan Selosari tersebut. Kegiatan pembelajaran di SPS Mutiara Bangsa sudah tersusun secara rapi mulai dari penataan lingkungan, penyambutan anak, main pembukaan (gerakan kasar), menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, melakukan kegiatan pembukaan berupa permainan tradisonal, gerak, musik, dll, Transisi 10 menit. Kegiatan ini bertujuan membuat anak tenang dengan cara bermain dalam lingkaran, membuat permainan tebak-tabakan dll. Kegiatan inti di masing-masing kelompok disesuaikan dengan tema yang telah dipilih oleh pamong, kemudian dilanjutkan makan bekal bersama dan penutup. Materi kegiatan sudah dikembangkan merujuk pada pencapaian kemampuan anak sesuai dengan tahap perkembangannya, sebagaimana tercantum pada ”menu pembelajaran generik” materi disampaikan melalui kegiatan bermain yang terencana, menarik, dan dapat memotivasi anak untuk mengembangkan seluruh potensi perkembangannya (Depdiknas, 2006) Keberadaan SPS Mutiara Bangsa ini diharapkan bisa menjadi media peningkatan kualitas SDM anak-anak usia dini yang berada di lingkungan KPR tersebut. Kurang lebih 60% anak-anak usia dini di daerah ini diasuh oleh pembantu mereka di rumah.
Keberadaan SPS Mutiara Bangsa bertujuan
untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Depdiknas, 2002). commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rendahnya partisipasi masyarakat untuk mengikutsertakan anak-anak mereka di PAUD ini menunjukkan masih kurangnya kepedulian orangtua terhadap perkembangan putra putri mereka. Sekitar 72,3 % orangtua lebih mempercayakan anak-anak mereka diasuh pembantu di rumah daripada diikutkan dalam program PAUD. Padahal PAUD sangat berperan penting dalam pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2009). Balitbang Depdiknas tahun 1999 menunjukkan bahwa tingginya angka tinggal kelas di SD (kelas I: 13% dan kelas II: 8%) diduga terjadi akibat lemahnya pembinaan anak pada usia dini. B. Perkembangan Anak. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ
yang
dipengaruhinya,
misalnya
perkembangan
sistim
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi, dan sosialisasi (Depkes RI, 2005). Dalam penelitian ini akan mengukur tingkat perkembangan subjek penelitian dengan menggunakan DDST. DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun (Wong, 1996). DDST terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak, mulai dari usia 0-6 tahun. Item-item tersebut tersusun dalam formulir khusus dan terbagi menjadi 4 sektor: sektor personal sosial, sektor motorik halus, sektor bahasa, sektor motorik kasar (Soetjiningsih, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
1995). Hasilnya dibedakan menjadi Normal: Jika tidak ada skor terlambat, dan / atau maksimal 1 peringatan. Suspect: jika terdapat satu atau lebih skor terlambat dan /atau dua lebih peringatan. Tidak dapat diuji diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat dan atau dua lebih peringatan (Wong, 1996).Anak-anak yang mempunyai hasil tidak dapat di uji akan dikeluarkan dari populasi Berdasarkan hasil uji DDST pada tanggal 8 Juni 2011 di SPS Mutiara Bangsa Magetan didapatkan hasil sebanyak 23 (100%) anak yang mengikuti program PAUD mempunyai perkembangan yang baik. Tidak ditemukan adanya anak-anak yang mempunyai perkembangan yang suspect. 60 anak yang tidak mengikuti program PAUD, setelah dilakukan uji DDST di posyandu maupun kunjungan rumah sebanyak 11 anak dikeluarkan dari populasi karena 2 kali di uji DDST masih menunjukkan hasil tidak dapat diuji. Dari 49 anak yang dapat diuji tersebut sebanyak 36 (37,46%) anak mempunyai perkembangan yang suspect dan 13 (26,54%) anak mempunyai perkembangan yang baik. Stimulasi perkembangan yang dilakukan di PAUD terbukti memberikan hasil yang baik pada pencapaian-pencapaian tugas perkembangan anak-anak tersebut. Anak-anak yang mengikuti program PAUD terbukti juga lebih kooperatif untuk di uji perkembangannya. Namun program PAUD dalam hal ini pendidikan bukanlah salah satu faktor mutlak yang bisa mempengaruhi perkembangan anak. Stimulasi bisa dilakukan oleh orang-orang terdekat anak juga. Faktor-faktor lain yang juga bisa mempengaruhi perkembangan anak adalah commit to user
gizi, penyakit, lingkungan
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengasuhan, kondisi sosial ekonomi, stimulasi dan obat-obatan juga akan bisa mempengaruhi perkembangan anak (Depkes RI, 2005). Pola asuh orangtua di rumah sepertinya juga akan mempengaruhi perkembangan anak-anak tersebut. Dari 13 anak yang tidak mengikuti PAUD tetapi mempunyai perkembangan yang baik. Hampir 80% diasuh oleh ibu mereka sendiri di rumah. Sedangkan kebayakan anak-anak yang tidak mengikuti program PAUD dan menunjukkan hasil perkembangan yang suspect 60% di asuh oleh pembantu-pembantu di rumah. 60% ibu mereka menjadi seorang wanita karier yang bekerja di luar rumah. Masa usia dini merupakan periode kritis sekaligus masa keemasan (golden periode) dalam perkembangan anak. Pada masa ini anak-anak sangat peka dengan lingkungannya. Kurangnya asupan gizi dan stimulasi yang baik akan sangat
berpengaruh
pada
perkembangan
mereka.
Semiawan
(2008)
menjelaskan bahwa perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. C. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan perkembangan anak. PAUD sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut masa emas perkembangan. Penyelenggaan PAUD disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak. Progran PAUD memfasilitasi pendidikan yang sesuai bagi anak , agar anak pada saatnya memiliki kesiapan baik secara fisik, mental, maupun
sosial/emosionalnya commit to user
dalam rangka memasuki
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2006). Untuk menyamakan karakteristik subjek penelitian karena anak-anak yang terlayani PAUD di SPS Mutiara Bangsa Magetan berusia 1-4 tahun, Maka penelitian ini mengambil subjek penelitian anak-anak yang berusia 1-4 tahun yang mengikuti program PAUD maupun tidak mengikuti program PAUD di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ
yang
dipengaruhinya,
misalnya
perkembangan
sistim
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi, dan sosialisasi. Setiap anak harus bisa menyelesaikan tugas perkembangan mereka dengan baik. Kurangnya asupan gizi dan
stimulasi yang baik akan sangat berpengaruh pada
perkembangan mereka. Semiawan (2008) menjelaskan bahwa perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengikuti program PAUD semua mempunyai perkembangan yang baik. Ditunjukkan dari hasil uji DDST tidak ada skor peringatan ataupun skor terlambat pada setiap tugas perkembangan di sektor personal sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar. Sebagian besar anak-anak yang tidak mengikuti program PAUD mempunyai perkembangan yang suspect. Dari hasil uji DDST pada anak-anak yang tidak mengikuti PAUD ini banyak ditemukan skor terlambat commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ataupun peringatan di sektor tugas perkembangan motorik halus dan sektor bahasa. Dari hasil uji analisis secara statistic hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan anak menggunakan chi square dengan tingkat kesalahan (Alpha) 0,05 diperoleh hasil yang signifikan (p=0,000). Maka disimpulkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini dengan perkembangan anak. Tingkat hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan anak ditunjukkan dengan nilai contingensi coeffisien sebesar 0,565 yang berarti tingkat hubungan sedang dan memiliki korelasi positip, artinya kedua variabel memilki hubungan searah Selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Apriana (2009) yang menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mempunyai hubungan yang signifikan dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang . Keberadaan PAUD ternyata mempunyai kontribusi yang sangat baik untuk membantu pencapaian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan anak-anak sesuai tahap perkembangan mereka. Karena selama proses Pembinaan di PAUD selalu berorientasi pada kebutuhan anak, kegiatan belajar dilakukan melalui bermain, Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi, menyediakan
lingkungan
yang
mendukung
proses
pembelajaran,
mengembangkan kecakapan hidup anak. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yanga ada di lingkungan sekitar. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang –ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anak. Rangsangan perkembangan menyeluruh mencakup semua aspek perkembangan (Depdiknas, 2006). Selaras dengan tujuan umum dan khususnya, PAUD juga mempunyai andil besar dalam peningkatan kualitas SDM anak-anak Indonesia sejak dini. Tujuan PAUD secara umum adalah untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Depdiknas, 2002). Sedangkan tujuan khususnya adalah
suapaya 1) Anak mampu
melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai manusia. 2) Anak mampu mengelola keterampilan tubuh gerakan kasar, gerakan halus, serta menerima rangsangan sensorik. 3) Anak mampu menggunakan
bahasa
untuk
pemahaman
bahasa
pasif
dan
dapat
berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar. 4)Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. 5) Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positip terhadap belajar, kontrol diri dan menghargai hasil karya yang kreatif. 6)
Intervensi
dini
dengan
memberikan
rangsangan
sehingga
dapat
menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi yaitu dimensi perkembangan anak. 7) Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki (Sujiono, 2009). commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pelaksanaan program PAUD yang bisa diintegrasikan dengan beberapa program pelayanan anak usia dini di masyarakat akan semakin menambah keikutsertakan anak-anak pada masa golden periode untuk mendapatkan pendidikan dan stimulasi yang baik. Program PAUD bisa menjadi salah satu alternatif sebuah upaya dari keluarga untuk memberikan stimulasi dan pemantauan perkembangan anak jika kedua orangtua tidak mempunyai cukup waktu dan ilmu untuk melakukan hal tersebut. Orangtua bisa mengikutkan putra-putri mereka pada program PAUD tersebut. Mengingat akses untuk menikmati layanan pendidikan anak usia dini ini juga sangat mudah dijagkau dan didapatkan di masyarakat. Sudah terbukti bahwa anak-anak yang mengikuti program PAUD mempunyai perkembangan yang baik sesuai dengan tahap perkembangan mereka.
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. 23 (27,7%) anak-anak yang berusia 1-4 tahun di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan sudah mengikuti program PAUD 2. 60 (72,3%) anak-anak yang berusia 1-4 tahun di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan belum mengikuti program PAUD 3. 23 (100%) anak-anak berusia 1-4 tahun yang mengikuti program PAUD di SPS Mutiara Bangsa Magetan mempunyai perkembangan yang normal 4. 13 (26,54%) anak-anak berusia 1-4 tahun mempunyai perkembangan normal dan 36 (73,46) anak-anak yang tidak mengikuti program PAUD mempunyai perkembangan yang suspect. 5. Uji chi square dengan tingkat kesalahan (alpha) 0,05 diperoleh hasil yang signifikan (p=0,000), maka disimpulkan Ho ditolak.Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini
dengan perkembangan anak. Tingkat hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Perkembangan anak ditunjukkan dengan nilai contingensi coeffisien sebesar 0,565 yang berarti tingkat hubungan sedang commit to user
40
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan memiliki korelasi positip, artinya kedua variabel memilki hubungan searah B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah dirumuskan diatas maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini bisa digunakan oleh pengelola SPS Mutiara Bangsa untuk mengevaluasi program pembelajaran selama satun tahun terakhir. Hasil evaluasi dari program pembelajaran ini bisa digunakan sebagai dasar penyusunan dan pengembangan materi pembelajaran di tahun berikutnya. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mensosialisasikan program program PAUD khususnya SPS Mutiara Bangsa yang ada di Kelurahan Selosari Kec Magetan Kabupaten Magetan melalui forum posyandu, BKB dan PKK. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat terhadap program PAUD tersebut. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama. Untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam diharapkan peneliti selanjutnya juga melakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan. Faktor-faktor lain tersebut adalah gizi, lingkungan pengasuhan, kondisi sosial ekonomi, stimulasi dan juga obat-obatan juga mempengaruhi perkembangan anak.
commit to user