PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN ETOS KERJA GURU (Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh : WIJANARKO ANDREYANTO NIM : 021 334 120 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Semua Yang Kasat Mata Bisa Kita Raih dan Lalui Sesulit Apapun Itu Dengan Usaha Keras Di Iringi Doa
Skripsi ini kupersembahkan untuk : Allah SWT dan junjunganku Nabi Muhammad SAW Bapak, Ibu, Adikku and My Love Yentri Penulis sendiri Wijanarko Andreyanto Sahabat – sahabatku & Teman-teman PAK angkatan 2002 Dan Semua orang yang kucintai
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
HUBUNGAN PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN ETOS KERJA GURU Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul Wijanarko Andreyanto Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru; (2) ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru; (3) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul sebanyak 183 guru. Sampel penelitian ini sebanyak 101 guru. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah analisis korelasi sederhana dan analisis korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru (r = 0,404 , p = 0,000 < α =0,05); (2) hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru (r = 0,278, p = 0,005 < α =0,05); (3) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru (r = 0,499, p = 0,000 < α =0,05).
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL SCHOOL LEADERSHIP AND WORKING EXPERIENCES AND WORKING ETHOS OF TEACHER
A Case Study on Teachers of 2 State Senior High School Wonosari, Dominikus Senior High School Wonosari and Muhammadiyah Senior High School Wonosari Gunungkidul
Wijanarko Andreyanto Sanata Dharma University Yogyakarta 2008 This research is aimed to know whether: (1) there is a positive correlation between school principal leadership and working ethos of teacher; (2) there is a positive correlation between working experiences and work ethos of teacher; (3) there is a positive correlation between school principal leadership and working experiences and working ethos of teacher. This research was conducted in 2 State Senior High School Wonosari, Dominikus Senior High School Wonosari, and Muhammadiyah Senior High School Wonosari Gunungkidul. The populations in this research were 183 teachers of Senior High Schools in Wonosari Gunungkidul. The samples are 101 teachers. Sample pulling technique is purposive sampling. Data collecting techniques which is used are documentation and questionnaire. Data analysis techniques is simple correlation analysis and double correlation analysis. The result of the analysis showed that: (1) there is a positive correlation between school principal leadership and working ethos of teacher (r = 0,404 , p = 0,000 < α = 0,05); (2) there is a positive correlation between working experiences and work ethos of teacher (r = 0,278, p = 0,005 < α = 0,05); (3) there is a positive correlation between school principal leadership and working experiences and working ethos of teacher (r = 0,499, p = 0,000< α = 0,05)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: WIJANARKO ANDREYANTO
NIM
: 021 334 120
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH PENGALAMAN KERJA DENGAN ETOS KERJA GURU
DAN
(Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 17 November 2008
WIJANARKO ANDREYANTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Esa Allah SWT atas berkah rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Hubungan Pembinaan Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja Dengan Etos Kerja Guru”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengantar Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa tanpa adanya suatu usaha yang maksimal, bimbingan serta bantuan berupa moril, materiil, maupun pemberian kesempatan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. 4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing yang senantiasa dengan penuh kerelaan, kesabaran dan ketekunan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. selaku dosen tamu yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberikan masukan dan saran kepada penulis. 6. Ibu B.Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku dosen tamu yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberikan masukan dan saran kepada penulis. 7. Bapak dan Ibu kepala sekolah SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari yang telah membantu dan mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah. 8. Bapak dan Ibu guru di sekolah SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari, yang telah rela menjadi subjek penelitian ini dengan mengisi kuesioner penelitian yang diedarkan. 9. Kedua orang tuaku Bapak Suwadiyono dan Ibu Sri Yulianti, S.Pd serta adikku Bowo yang selalu dan senantiasa memberikan dorongan, semangat dan doa kepada penulis dalam meraih cita, 10. My Love Yentri tercinta yang selalu memotivasi dan selalu membantu aku dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kesabaran, perhatian, cinta dan ketulusan hati dalam menemani saat suka maupun duka.” Bersama kita raih cita n kebahagian bersama… we can do it My Dear.. “ 11. Bapak Sunardjo dan Ibu Sri Yanti, terimakasih atas segala dorongan, bantuan, serta bimbingan selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas kecil ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Kakak terbaikku Ms Agung, thanks atas dukungan, ceramah, caci maki juga bantuan selama ini… Akhirnya bisa Lulus juga ak bro…!! 13. Semua kakak ku juga adik ku di Jakal ( Mbak Tari, Mawan, Sigit, Ms Rinto, Ms Gandung, Ms Nanang ). Matur nuhun atas kebersamaanya selama ini. 14. Keluarga Berbah, Bapak dan Ibu Mursidi, Mbak Etik, Mbak Nining yang telah membantu, memotivasi, dan menerima penulis masuk ke dalam bagian keluarga.. Kebahagian terbesar bisa masuk in My Second Home In Jogja. 15. Adekku Ima yang cantik yang telah memberikan dorongan buat penulis selama ini.. makasih ya ! Cepat lulus ya dik.. 16. Thomas & Banu yang telah memberikan bantuan, arahan, dan dukungan moril kepada penulis..makasih banget pokoknya. !! 17. Temen – temen PAK C angkatan 2002 makasih atas kebersamaan kita selama ini di kampus seribu jendela. I Misss You All 18. Polvo Community ( Andit, Akris, Aan, Gusur, Pak Ichan, Fandi, Ucok Baba, Toriq, Jefri, Rendi juga new member Kentung).. Tetap kompak selalu guys..!! 19. Supra AB 4690 ND yang telah setia sekian lama membawa dan menemaniku kesana-kesini dalam meraih cita-cita. 20. Semua pihak yang tidak tercantum namanya disini, namun telah banyak berjasa bagi penulis. Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan saudara-saudari dengan berkatnya yang melimpah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, sehingga kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini sangat kami harapkan.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ahirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukan.
Yogyakarta, 23 Oktober 2008 Penulis
Wijanarko Andreyanto
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Oktober 2008 Penulis
Wijanarko Andreyanto
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL . ........................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . ............................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................
iii
PERSEMBAHAN...............................................................................
iv
ABSTRAK. .......................................................................................
v
ABSTRACT . .....................................................................................
vi
KATA PENGANTAR........................................................................
Vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ...........................................
xi
DAFTAR ISI. ....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
xv
DAFTAR TABEL ..............................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................
1
B. Batasan Masalah. ..................................................................
5
C. Rumusan Masalah. ................................................................
5
D. Tujuan Penelitian. .................................................................
5
E. Manfaat Penelitian. ............................................................ ..
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Persepsi Tentang Etos Kerja. .......................
7
1. Pengertian Etos Kerja......................................................
7
2. Persepsi Etos Kerja . .......................................................
9
B. Pengalaman Kerja. ................................................................
10
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembinaan ............................................................................
11
1. Pengertian Pembinaan ....................................................
11
2. Tujuan dan Macam Pembinaan ......................................
13
3. Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan ........................
15
4. Pembinaan yang Dilakukan Kepala Sekolah .................
16
D. Kerangka Berfikir . ...............................................................
19
E. Hipotesis ...............................................................................
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .....................................................................
23
B. Tempat dan Waktu Penelitian . .............................................
23
C. Subyek dan Obyek Penelitian . .............................................
23
D. Populasi dan Sampel . ...........................................................
24
E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukurannya . 25 F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
28
G. Teknik Pengujian Instrumen .................................................
28
H. Teknik Analisis Data….........................................................
33
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Jumlah Sekolah dan Guru-Guru............................................
38
B. Deskripsi Responden.............................................................
40
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data .......................................................................
42
B. Analisis Data ........................................................................
44
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data. .................................
44
2. Pengujian Hipotesis ........................................................
48
3. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ..................
52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................
53
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ...........................................................................
61
B. Keterbatasan penelitian .........................................................
61
C. Saran......................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian ................................................................... 65 Lampiran 2. Data Hasil Penelitian .................................................................. 72 Lampiran 3.Uji Validitas dan Uji Reliabilitas................................................. 84 Lampiran 4.Uji Normalitas dan Uji Linieritas ................................................ 87 Lampiran 5.Pengujian Hipotesis ..................................................................... 90 Lampiran 6.Perhitungan PAP II dan Tabel Statistik....................................... 97
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Kisi-kisi Variabel Pembinaan Kepala Sekolah ................................. 25 Tabel 2. Skor Item Variabel Pembinaan Kepala Sekolah ............................... 26 Tabel 3. Kisi-kisi Variabel Etos Kerja Guru................................................... 27 Tabel 4. Skor Item Variabel Etos Kerja Guru................................................. 27 Tabel 5. Hasil uji Validitas Variabel Pembinaan Kepala Sekolah.................. 30 Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Etos Kerja guru.................................... 31 Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ......................................... 32 Tabel 8. Daftar SMA Negeri/Swasta di Kecamatan Wonosari....................... 39 Tabel 9. Daftar Guru Menurut Status Kepegawaian....................................... 39 Tabel 10. Deskripsi Responden 3 SMA.......................................................... 40 Tabel 11. Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin ................................ 40 Tabel 12. Deskripsi Responden Menurut Pendidikan..................................... 41 Tabel 13. PAP Tipe II Variabel Pembinaan Kepala Sekolah.......................... 42 Tabel 14. PAP Tipe II Variabel Pengalaman Kerja ........................................ 43 Tabel 15. PAP Tipe II Variabel Etos Kerja Guru ........................................... 43 Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Variabel Pembinaan Kepala Sekolah............ 44 Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Variabel Pengalaman Kerja .......................... 45 Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Variabel Etos Kerja Guru ............................. 46 Tabel 19. Hasil Uji Linieritas Variabel Penelitian .......................................... 47 Tabel 20. Hasil Uji Hipotesis I........................................................................ 48 Tabel 21. Hasil Uji Hipotesis II ...................................................................... 50 Tabel 22. Hasil Uji Hipotesis III ..................................................................... 51
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi atau era keterbukaan, sumber daya manusia sangat berperan terhadap keberhasilan organisasi dalam berkompetisi dengan organisasi lainnya. Sumber daya manusia karenanya harus memiliki kualitas yang memadai. Kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah ukuran kualitatif seseorang dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, ketrampilan dan nilai-nilai tertentu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan menduduki peranan yang penting. Kemajuan ilmu dan teknologi sangat pesat mendorong arus informasi semakin deras dan membuat dunia seakan-akan menjadi semakin sempit. Kemajuan tersebut memberi dampak pada semua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Bidang pendidikan harus berbenah diri agar tidak ketinggalan jaman. Sejalan dengan hal ini, para ahli pendidikan sudah mulai mengadakan penyempurnaan dalam berbagai aspek pendidikan. Sistem kelembagaan, penyelenggaraan, kurikulum, model belajar dan mengajar, serta kegiatan peserta didik terus dikembangkan agar menjadi lebih relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini. Sulamun (1995:3), menyatakan bahwa tujuan dan sasaran dalam pendidikan dapat menumbuhkan sikap kemandirian dalam diri manusia, melalui peningkatan peran serta, efisiensi dan produktifitas dari seluruh anggota sekolah. Untuk menumbuhkan sikap mandiri diperlukan kualitas
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
sumber daya manusia yang dapat dipertanggungjawabkan dalam bidang ketenagakerjaan. Dengan adanya sumber daya yang berkualitas ini diharapkan dapat tercipta etos kerja pada setiap individu, baik langsung maupun tidak langsung yang terlihat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Melihat hal ini, maka penting bagi guru untuk memiliki etos kerja yang mendalam, sehingga mereka dapat memaknai pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting. Pemaknaan yang mendalam terhadap kerja akan membuat mereka sungguhsungguh dalam menjalankan pekerjaannya. Etos kerja guru sama dengan semangat kerja yang ditunjukkan guru dalam menggeluti profesinya, baik dalam kelas maupun kehidupan masyarakat. Banyak fakta menunjukkan bahwa semangat kerja guru cukup tinggi, disiplin, teguh, dan jujur meskipun mereka memperoleh gaji yang kecil. Pengabdian guru
seperti itu
memperlihatkan bahwa mereka masih tetap memiliki etos kerja yang dapat diandalkan. Menurut Harsanto (1989:4), ada banyak guru sekedar menyandang gelar guru tetapi lemah dalam hal disiplin, kejujuran, dan sikap hormatmenghormati sesama guru atau siswa. Kondisi seperti ini sebenarnya sudah lama terjadi. Menurut Surakhmad (1981:13), kondisi-kondisi buruk yang mewarnai pendidikan kita tersebut perlu dipecahkan dengan segera. Kondisi buruk
yang
dimaksud
adalah
disiplin
tenaga
kependidikan
dalam
melaksanakan tugas sehari-hari, dan tidak terbukanya mental pendidik untuk menerima hal-hal baru, dan merintis jalan yang tergolong revolusioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Untuk memperbaiki dan menciptakan etos kerja yang tinggi pada guru dapat dilakukan dengan pembinaan. Pembinaan yang dilakukan terhadap guruguru menurut Sahertian (1982:32) adalah usaha untuk membantu guru-guru melihat dengan jelas kaitan antara tujuan-tujuan pendidikan, agar lebih mampu membimbing pengalaman murid-murid, menggunakan berbagai sumber dan media belajar, menerapkan metode dan teknik mengajar yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, menganalisis kesulitan-kesulitan belajar dan kebutuhan belajar murid-murid, serta menilai proses belajar dan hasil belajar murid. Kepala sekolah harus melakukan kegiatan supervisi secara kontinu dan baik terhadap proses aktivitas belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan guru adalah orang yang berhadapan langsung dengan siswa dan sekaligus menjadi penentu baik-buruknya hasil belajar. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk melaksanakan pembinaan kepada guru-guru. Dengan pembinaan yang direncanakan secara mantap dan dilaksanakan secara tertib dan kontinyu maka pelaksanaan proses belajar akan mencapai hasil optimal. Semakin sering kepala sekolah melaksanakan supervisi terhadap guru, semakin baik
pula
kondisi
dan hasil belajar
mengajar di sekolah itu. Dan jika guru-guru mendapatkan pembinaan yang baik akan memiliki semangat kerja dan etos kerja guru akan semakin baik juga kuat sehingga guru dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memberikan pengajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Dalam bekerja, guru akan memperoleh tambahan pengetahuan, dan ketrampilan dalam bidang pekerjaannya. Intensitas pengalaman kerja hanya ditentukan oleh berbagai faktor misalnya masa kerja, pengalaman kerja, keterampilan serta relevansi pekerjaan yang pernah dilakukannya. Seseorang yang memiliki masa kerja lama sebagai karyawan dan pernah mengikuti program pada bidang tersebut secara normal akan memiliki intensitas pengalaman kerja lebih banyak dari pada karyawan yang hanya memiliki masa kerja sedikit. Waktu, jenis pekerjaan, masa kerja, ketrampilan dan pengalaman kerja sangat berperanan karena ketrampilan yang dikerjakan berulang-ulang akan menjadi gerakan otomatis/kebiasaan, tetapi kalau keterampilan tersebut lama tidak dipergunakan maka keterampilan tersebut akan menurun sampai tingkat yang paling minimal. Semakin lama seorang guru dalam menjalankan tugas maka semakin baik pula etos kerja guru. Guru akan dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam mengajar sehingga akan berusaha untuk meningkatkan kualitas pengajaran didalam kelas. Kerja keras, disiplin, jujur dan tanggung jawab akan terbentuk dalam diri seorang guru. Bertitik tolak dari uraian di atas, maka pada penelitian ini peneliti mencoba melihat sejauh mana hubungan pembinaan yang dilakukan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru-guru. Berdasarkan latar belakang inilah maka peneliti
mengambil judul “Hubungan Pembinaan
Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja Dengan Etos Kerja Guru ”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada guru-guru SMA Negeri 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari di Kabupaten Gunungkidul.
B. Batasan Masalah Untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan yang dapat dilihat dari
etos kerja guru-guru tersebut, ada banyak faktor yang berhubungan
dengan etos kerka guru. Penelitian ini menfokuskan pada pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja.
C. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru ? 2. Apakah ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru ? 3. Apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru ?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah : 1
Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru. 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru.
E. Manfaat Penelitian 1
Bagi ilmu pengetahuan 1) Untuk memperluas atau memperkaya pengembangan dan pengukuran pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja terhadap etos kerja guru dalam konteks persekolahan. 2) Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
2. Bagi kepala sekolah dan guru Untuk memberikan gambaran yang kongkrit mengenai hubungan pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja terhadap etos kerja guru sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan 3. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah referensi tentang pendidikan mengenai pembinaan kepala sekolah, pengalaman kerja terhadap etos kerja guru di perpustakaan Universitas khususnya bagi mahasiswa FKIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Persepsi Tentang Etos Kerja 1. Pengertian Etos Kerja Etos kerja berasal dari bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap, serta persepsi terhadap nilai kerja (Tasmara, 1995:25). Menurut pendapat Hornby seperti yang dikutip dalam karya Sugiarto (1999:7), etos sebagai “characteristic of community or of culture, code of values by which a group or society life”. Jadi etos menunjukkan ciri-ciri, pandangan, kepercayaan yang menandai suatu kelompok (Harifa, 1994: 4). Menurut Anoraga (2001:29), etos kerja adalah pandangan dan sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja. Pandangan dan sikap tersebut melihat kerja sebagai sesuatu yang luhur bagi eksistensi manusia, maka etos kerjanya akan mendalam, sehingga orang akan sungguhsungguh dalam bekerja. Sebaliknya bila pandangan dan sikap tersebut melihat kerja sebagai sesuatu yang tidak bernilai, apalagi kalau sama sekali tidak memiliki pandangan dan sikap terhadap kerja, maka etos kerjanya kurang mendalam. Orang akan seenaknya saja dalam bekerja. Dorongan atau motivasi sangat perlu untuk menumbuhkan pandangan dan sikap yang positif terhadap kerja.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Batubara (1989:35), mengatakan bahwa etos kerja adalah jiwa dan semangat kerja, yang dipengaruhi oleh cara pandang terhadap pekerjaan. Cara pandang erat kaitannya dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang serta dianut oleh seseorang. Secara atributif etos kerja dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) (Batubara, 1989:36) : a. Etos kerja ekonomis Etos kerja yang dilandasi oleh cara pandang bahwa bekerja adalah sarana untuk mencari nafkah semata-mata. Pada etos kerja ekonomi ini, besar kecilnya penghasilan sangat mempengaruhi motivasi kerja seseorang. b. Etos kerja sosial Etos kerja yang dilandasi oleh cara pandang bahwa bekerja bukan sekedar untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk mengembangkan diri, serta mangabdikan pada masyarakat dan bangsa. c. Etos kerja filosofis Etos kerja yang dilandasi tidak hanya oleh nilai-nilai ekonomi dan sosial dari pekerjaan, tetap juga oleh nilai-nilai filosofis. Bekerja tidak hanya sebagai sarana mencari nafkah atau mengembangkan diri dan mengabdi pada masyarakat, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Etos kerja filosofis merupakan suatu atribut pemaknaan yang paling mendalam terhadap kerja. Menurut Batubara (1989:28), etos kerja yang hanya dilandasi nilai sosial dan filosofis, biasanya rawan dalam hal disiplin kerja. Sebaliknya jika hanya dilandasi oleh alasan ekonomi, maka manusia akan menjadi ”homo economicus”. Akibatnya kontrol sosial dan spiritual dalam diri seseorang akan menjadi lemah. Unsur-unsur kemanusiaan, dedikasi, dan loyalitas kepada masyarakat, bangsa, dan negara menjadi nomor dua dalam bekerja. Jadi motivasi kerja akan menentukan tinggi rendahnya etos kerja seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
2. Persepsi tentang Etos Kerja Etos kerja merupakan suatu etik atau penuntun dalam bekerja, maksudnya suatu penuntun untuk melakukan pekerjaan atau bekerja dengan baik. Menurut Ancok seperti yang dikutip oleh Sulamun (1995:60), rendahnya etos kerja erat kaitannya dengan etik kerja, maksudnya orang yang etos kerjanya jelek biasanya orang itu tidak mempunyai etos kerja. Ini menunjukan bahwa etik ini
merupakan suatu
penuntun orang untuk memiliki etos kerja yang baik, orang yang memiliki etos kerja yang baik berarti orang tersebut dapat melakukan pekerjaan atau bekerja dengan baik. Menurut Geerzt dalam Sulamun etos merupakan landasan atau menjadi watak dasar dalam perilaku setiap individu dan lingkungan sekitarnya, yang terpancang dalam kehidupan masyarakat (Sulamun, 1995: 60). Karena etos kerja ini menjadi landasan bagi kehidupan manusia, maka etos ini juga berhubungan dengan aspek evaluatif yang bersifat menilai dalam kehidupan masyarakat (Abdullah, 1979: 3). Dalam kaitannya dengan pernyataan di atas, etos kerja yang baik adalah etos kerja yang dilandasi oleh etik-etik yang bernilai baik. Orang yang sudah dilandasi oleh etik-etik baik ini biasanya mereka dapat bekerja dengan baik. Bekerja yang baik adalah bekerja yang dilakukan secara jujur, disiplin mau kerja keras, rajin dan tekun. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa etos kerja yang harus dimiliki seorang pekerja menyangkut beberapa unsur yaitu: bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
keras, disiplin, jujur dan bertanggung jawab, rajin, dan tekun, serta menggunakan waktu secara tepat. Semua unsur tersebut sangat penting karena guru harus dapat memberikan teladan untuk bekerja yang baik, agar dapat ditiru oleh anak didiknya.
B. Pengalaman Kerja. Pengalaman kerja merupakan rangkuman dari pemahaman seseorang terhadap apa yang dialaminya dalam bekerja, sehingga apa yang dialaminya tersebut telah dikuasainya. Dalam bekerja seseorang menemukan hal-hal baru dan dapat dipahaminya, maka seseorang memperoleh pengalaman kerja baru. Arti kata “pengalaman” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwodarminto, 1976: 202) adalah “barang yang telah dirasa, diketahui, dan dikerjakan “ yang berasal dari kata “alam” berarti lebih mengetahui atau tahu benar. Sedangkan menurut Webster Dictionary maka pengalaman dapat berarti pengetahuan atau ketrampilan atau partisipasi langsung dalam suatu peristiwa. Dengan demikian pengalaman kerja dapat diartikan segala pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, maupun kemampuan yang diketahui dan didapatkan melalui pengamatan atau partisipasi langsung selama bekerja. Dalam bekerja, seorang guru akan memperoleh tambahan pengetahuan, dan ketrampilan dalam bidang pekerjaanya. Intensitas pengalaman kerja hanya ditentukan oleh berbagai faktor misalnya masa kerja, pengalaman kerja, keterampilan serta relevansi pekerjaan yang pernah dilakukannya. Seseorang yang memiliki masa kerja lama sebagai karyawan dan pernah mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
program pada bidang tersebut secara normal akan memiliki intensitas pengalaman kerja lebih banyak dari pada karyawan yang hanya memiliki masa kerja sedikit. Waktu, jenis pekerjaan, masa kerja, ketrampilan dan pengalaman kerja sangat berperanan karena ketrampilan yang dikerjakan berulang-ulang akan menjadi gerakan otomatis / kebiasaan, tetapi kalau ketrampilan tersebut lama tidak dipergunakan maka keterampilan tersebut akan menurun sampai tingkat yang paling minimal. Martoyo (1992:99) mengungkapkan bahwa manfaat pengalaman kerja adalah sebagai berikut: 1. Dengan pengalaman kerja seseorang akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga semangat kerja semakin baik pula. 2. Dengan pengalaman kerja seseorang akan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. 3. Dengan pengalaman kerja seseorang memperoleh ketrampilan sehingga dalam bekerja orang tersebut akan mengetahui posisi yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. Sedangkan
menurut
Siagian
(1984:74),
seseorang
yang
mempunyai
pengalaman kerja membawa dampak berbagai hal seperti : 1. Cakrawala pandangan makin luas yang memungkinkan seseorang untuk lebih mampu memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi. 2. Meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan penghasilan seseorang sekaligus menambah kepuasan batin yang semakin besar. 3. Meningkatkan promosi yang besar. C. Pembinaan 1. Pengertian Pembinaan Pembinaan dimengerti sebagai terjemahan dari bahasa Inggris training, yang berarti latihan atau pendidikan. Menurut Kamus Besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Bahasa Indonesia, pembinaan diartikan sebagai usaha, tindakan
dan
kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik (Moeliono, 1990:117). Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun Poerwodarminto (1976:139), pembinaan berasal dari kata bina yang berarti bangun. Apabila kata bina diberi awalan me- misalnya menjadi membina, mengandung arti membangun atau mendirikan, misalnya negara: kita bersama-sama negara baru yang adil dan makmur. Apabila mendapat awalan
dan akhiran
misalnya, menjadi pembinaan, maka kata tersebut mengandung arti pembangunan atau perubahan. Jadi pengertian pembinaan mengandung arti menghasilkan sesuatu yang baru atau memperbaiki sesuatu yang ada untuk mengusahakan menjadi semakin lebih baik. Artinya, pembinaan mengarah kepada sesuatu hasil yang lebih baik, lebih bermutu dan lebih berbobot. Sementara itu menurut Mangunhardjana (1986:12), pembinaan adalah suatu proses belajar dengan melepaskan
hal-hal yang sudah
dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan tujuan membantu
orang
yang
menjalaninya,
untuk
membetulkan
dan
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif. Pengertian ini lebih menekankan pengembangan manusia pada segi praktis yaitu pembangunan sikap, kemampuan dan kecakapan. Dalam pembinaan ini, orang tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
dibantu
untuk
mendapatkan
dan
mendalami
pengetahuan
tetapi
pengetahuan yang sudah dikuasai harus dipraktikkan. Orang lebih banyak dilatih, diajak mengenal secara mendalam kemampuan dan kecakapannya untuk dikembangkan sehingga dapat berguna dalam hidup dan kerja. Lebih lanjut, Mangunhardjana (1986:14) menyatakan bahwa hal pokok dalam pembinaan adalah mendapatkan sikap (attitude) dan kecakapan (skill) sehingga pembinaan tidak hanya mencakup teori saja tetapi juga praktik pelaksanaannya. Berdasarkan pandangan
di atas maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pada dasarnya pembinaan mengarah pada suatu hasil yang
lebih
baik,
yaitu
meningkatkan
pengetahuan
dan
mengembangkannya, agar dapat memanfaatkannya secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bidang pekerjaan yang ditekuninya secara lebih efektif dan efisien daripada sebelumnya. 2. Tujuan dan Macam Pembinaan Berdasarkan uraian terdahulu dapat dikatakan bahwa pembinaan bertujuan membantu
orang untuk mengenal hambatan-hambatan, baik
yang ada di dalam maupun di luar situasi hidup dan kerja, melihat segi positif dan negatif dalam diri serta belajar menemukan cara-cara pemecahan berbagai problem yang dihadapi dalam hidup setiap hari. Pembinaan
membantu
orang
menemukan
kecakapan
mengembangkannya sehingga berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Menurut
Simandjuntak
(1980:84),
pelaksanaan
pembinaan
terhadap lembaga pendidikan terarah pada peningkatan mutu dan perbaikan sistem pendidikan. Peningkatan mutu dapat berjalan dengan baik apabila guru-guru bersikap terbuka (open mindedness), kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila mereka berada dalam suatu suasana kerja yang menyenangkan, aman, dan menantang (Soewadji, 1984:21). Guru-guru akan melaksanakan tugas dengan efektif apabila mereka memiliki semangat kerja yang dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi guru, bahkan dapat menjadi zat perekat atau tenaga penggerak bagi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan (Suseno, 1978:28). Pembinaan banyak macam atau jenisnya, pembinaan yang biasa digunakan untuk membantu guru-guru dalam mengatasi kesulitankesulitan yang dihadapi oleh guru serta untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
guru
dalam
proses
belajar
mengajar.
Menurut
Mangunhardjana (1986:21), macam-macam pembinaan meliputi: a) pembinaan orientasi: ditujukan bagi sekelompok orang yang baru masuk dalam suatu bidang hidup dan kerja untuk membantu yang bersangkutan mendapatkan hal-hal pokok; b) pembinaan kecakapan: diadakan untuk membantu seseorang untuk mengembangkan kecakapan yang sudah dimiliki dan mendapatkan kecakapan baru guna menunjang pelaksanaan tugasnya; c) pembinaan pengembangan kepribadian: digunakan untuk mengembangkan diri seseorang menurut gambaran atau cita-cita hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
yang sehat dan benar; d) pembinaan kerja: diadakan bagi para anggota staf
agar
seseorang
mendapatkan
dapat
penambahan
menganalisis pandangan
kerja
dan
mereka
kecakapan
sehingga mengenai
pengetahuan pada bidang kerja yang baru; e) pembinaan penyegaran: pada pembinaan ini tidak jauh berbeda dengan pembinaan kerja, hanya berbeda dalam penyajian yang sekedar menambahkan cakrawala pada pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada; f) pembinaan lapangan: ditujukan agar seseorang berada pada situasi yang benar-benar nyata dan mendapatkan pengalaman langsung dalam bidang kerjanya sehubungan dengan permasalahan yang ditemukan di lapangan. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Program Pembinaan Program pembinaan di sekolah terdiri atas pelayanan-pelayanan yang dikoordinasikan dan yang dilakukan oleh dewan sekolah, termasuk kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai-pegawai sekolah yang lainnya dalam kerja samanya dengan lembaga-lembaga dalam masyarakat yang ada hubungannya dengan pendidikan dan pembinaan. Semua pelayanan ditujukan untuk membangun kesejahteraan individu dan kelompok dalam arti yang luas. Dari pernyatan di atas ternyata bahwa program pembinaan menyangkut berbagai faktor. Di samping faktor pelaksana (orang-orang yang
bertugas
melaksanakan
pembinaan),
juga
faktor
alat
dan
perlengkapan, metode dan bentuk pelayanan, guru-guru atau karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
yang menerima pembinaan itu, dan lembaga-lembaga masyarakat yang erat hubungannya dengan pelaksanaan pembinaan itu. Mengingat hal-hal tersebut, Purwanto (1987:196), menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya suatu program pembinaan di sekolah sebagian besar bergantung pada : 1) bagaimana pengertian dan penerimaan kepala sekolah tentang fungsi dan tujuan pembinaan itu; 2) latihan, pengalaman, minat dan pengetahuan tentang pembinaan yang dimiliki oleh para pelaksana; 3) bagaimana pandangan kepala sekolah terhadap kebutuhan-kebutuhan pembinaan itu bagi guru-guru; 4) kerja sama antara kepala sekolah,guru-guru, dan lembaga masyarakat yang bergerak dalam bidang pembinaan; 5) biaya dan perlengkapan yang tersedia. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika program pembinaan akan berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnya. Itu merupakan hal yang wajar, dan dalam program pembinaan hendaklah disesuaikan dengan keadaan dan tujuan sekolah masing-masing. 4. Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah Setiap jabatan menggambarkan status yang diemban pemegangnya. Status itu pada gilirannya menunjukkan peran yang harus dilakukan pejabatnya. Peran utama yang harus diemban kepala sekolah, yang membedakannya dari jabatan-jabatan kepala lainnya adalah perannya sebagai pemimpin pendidikan. Setiap sekolah mempunyai kekhususan dan hal ini merupakan akibat dari kepemimpinan sekolah yang sifatnya unik (Arikunto, 1990:196). Staf anggota sekolah merupakan personal-personal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
yang mempunyai ciri-ciri yang lain bila dibandingkan dengan lembaga atau organisasi sosial yang lain. Menurut Soewadji (1984:60), kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, sussana kerja yang menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak
ditentukan
oleh
kualitas
kepemimpinan
kepala
sekolah.
Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah selaku
administrator
mengarahkan,
berfungsi
mengkoordinasi
dan
merencanakan, mengawasi
mengorganisasi, seluruh
kegiatan
pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah (Nawawi, 1982: 90) Kepemimpinan di sekolah untuk mencapai tujuannya tidak sekedar dipengaruhi oleh kemampuan mengarahkan dan mendayagunakan manusia sebagai pelaksana kerja, tetapi juga dipengaruhi oleh manusia yang dikenai pekerjaan dan pelaksana kerja. Oleh karena itu maka setiap kepala sekolah perlu memiliki sifat dan kemampuan memimpin, baik dikalangan guru, pegawai non guru maupun lingkungan siswa. Menurut Dharma (2003:2) kepemimpinan pendidikan mengacu pada kualitas-kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengemban tanggung jawab secara berhasil. Kualitas yang harus dimiliki kepala sekolah diantaranya : a) kepala sekolah harus tahu persis apa yang ingin dicapainya (visi) dan bagaimana mencapainya (misi); b) kepala sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
harus memiliki sejumlah kompetensi unutk melaksanakan misi guna mewujudkan visi tersebut; c) kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yang menunjukkan integritasnya. Dengan kualitas yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah dapat diharapkan tujuan dan program yang telah ditetapkan oleh sekolah dapat tercapai dengan maksimal. Dalam tugas dan kedudukannya itu, kepala sekolah mengemban tugas pokoknya yaitu membina atau mengembangkan sekolah secara terus-menerus. Untuk melaksanakan tugasnya ini ada 3 jalan yang harus ditempuh (Soewadji, 1984:20) : 1. Pembinaan sarana dan prasarana administratif Didalam usaha meningkatkan mutu sekolah, kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolah misalnya : gedung, perlengkapan/peralatan,
keuangan,
sistem
pencatatan/pendataan,
kesejahteraan, dan lain-lain yang semua tercakup dalam bidang administratif pendidikan. Maka kepala sekolah sebagai administrator pendidikan 2. Pembinaan staff dalam kemampuan profesinya Usaha meningkatkan mutu dapat pula dilakukan dengan cara meningkatkan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah misalnya: melalui rapat-rapat, diskusi, seminar, observasi kelas, penataran, perpustakaan. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
3. Pembinaan diri sendiri dalam kemampuannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, aman dan menantang bagi guru dan staf sekolah. Suasana yang demikian itu ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah. Untuk itu kepala sekolah
harus
mengembangkan
diri
agar
kepemimpinannya
berkembang pula. Hal ini merupakan kewajiban yang penting karena fungsinya sebagai pemimpin pendidikan.
D. Kerangka Berpikir 1. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja Guru. Hubungan antara pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan etos kerja guru ada hubungannya, karena semakin seringnya kepala sekolah melakukan pembinaan maka seorang guru akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Pembinaan kepala sekolah mempengaruhi perilaku serta sikap mental guru dalam mendidik murid-murid di sekolah dan sikap mental itu dapat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, karena seorang guru yang sering mendapatkan pembinaan akan memberikan pengajaran dengan pengetahuan dan keterampilan yang selalu baru. Di samping itu guru-guru akan melaksanakan tugas dengan efektif apabila dalam diri guru-guru terdapat etos kerja yang dapat menjadi pendorong atau motivasi dalam bekerja sehingga tercipta sikap disiplin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
jujur, bertanggung jawab, rajin dan dapat menggunakan waktu secara tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan dapat meningkatkan etos kerja guru-guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Semakin sering kepala sekolah memberikan bimbingan kepada guru, maka akan semakin baik pula kinerja para guru dalam proses belajar mengajar di sekolah karena dengan makin seringnya pembinaan yang diberikan akan menambah wawasan dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik. 2. Hubungan antara Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru. Semakin sering atau lamanya masa kerja guru maka seorang guru akan semakin tinggi pula kinerja dalam melakukan pengajaran. Pengalaman kerja yang dimiliki seorang guru berhubungan dengan pengetahuan, dan ketrampilan dalam bidang pekerjaanya. Dengan demikian semakin lama pengalaman kerja seorang guru maka etos kerja akan semakin baik pula. Dengan pengalaman kerja, seorang guru akan dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan, sehingga dengan kelemahan yang ada akan berusaha meningkatkan kinerja sehingga kelemahan tadi dapat diperbaiki. Serta kelebihan yang ada dalam diri seorang guru akan selalu ditingkatkan dengan kerja yang lebih baik lagi. Selain itu penyelesaian tugas yang dibebankan guru dalam hal pengajaran apabila dapat diselesaikan dengan baik tentu saja akan menambah semangat kerja. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara pengalaman kerja dengan etos kerja. Semakin banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
dan lama seorang guru dalam menjalankan tugas pekerjaan, maka akan semakin baik pula kinerja seorang guru karena menambah ketrampilan, samangat juga wawasan guru. 3. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah, Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru. Hubungan antara pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan etos kerja guru ada hubungannya, karena semakin seringnya kepala sekolah melakukan pembinaan maka seorang guru akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Pembinaan kepala sekolah mempengaruhi perilaku serta sikap mental guru dalam mendidik murid-murid di sekolah dan sikap mental itu dapat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, karena seorang guru yang sering mendapatkan pembinaan akan memberikan pengajaran dengan pengetahuan dan keterampilan yang selalu baru. Selain itu, semakin sering atau lamanya masa kerja guru maka seorang guru akan semakin tinggi pula kinerja dalam melakukan pengajaran. Pengalaman kerja yang dimiliki seorang guru berhubungan dengan pengetahuan, dan ketrampilan dalam bidang pekerjaanya. Dengan demikian semakin lama pengalaman kerja seorang guru maka etos kerja akan semakin baik pula. Dengan pengalaman kerja seorang guru akan dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan, sehingga dengan kelemahan yang ada akan berusaha meningkatkan kinerja sehingga kelemahan tadi dapat diperbaiki. Serta kelebihan yang ada dalam diri seorang guru akan selalu ditingkatkan dengan kerja yang lebih baik lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru.
E. Hipotesis Berdasarkan uraian dalam landasan teori, penulis mengajukan hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih diuju secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru. 2. Ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru. 3. Ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus di SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari. Gunungkidul. Studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Hasil atau kesimpulan yang ditarik dari penelitian tidak bisa digeneralisasikan di tempat lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Juli 2008.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah individu yang dilibatkan dalam penelitian, dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
guru-guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari di Kabupaten Gunungkidul. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pembinaan kepala sekolah, pengalaman kerja, dan etos kerja guru.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain (Arikunto, 1992: 107). Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah populasi sebesar 183 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2005: 56). Sample penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri 2 Wonosari sebanyak 60 guru, SMA Dominikus Wonosari sebanyak 20 guru dan SMA Muhammadiyah Wonosari sebanyak 21 guru Dengan demikian jumlah sample penelitian ini adalah 101 orang. 3. Teknik Pengambilan Sampel Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh. Artinya, tidak mencakup keseluruhan objek penelitian tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
hanya sebagian dari populasi saja. Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dimana dalam teknik ini anggota populasi yang diambil sebagai sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mengabaikan peluang anggota lain dari populasi yang tidak dipilih
E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukurannya 1. Variabel Pembinaan Kepala Sekolah Pembinaan merupakan suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif. Operasionalisasi variabel penelitian pembinaan kepala sekolah adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Variabel Pembinaan Kepala Sekolah Variabel
Pembinaan kepala sekokah
Dimensi
Indikator
Pembinaan 1. Struktur Organisasional orientasi 2. Tugas-tugas Jabatan 3. Perkenalan Pembinaan 1. Pengusaan teori belajar kecakapan dan prinsip pembelajaran 2. Penguasaan materi kurikulum 3. Komunikasi secara efektif 4. Penguasaan karakteristik peserta didik
Pernyataan Positif Negatif 1,2 4 5
3 6
8
7
9,10 11,12 13,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Pembinaan 1. Bertindak sesuai norma pengemban 2. Menampilkan diri gan sebagai pribadi yang kepribadian jujur 3. Menjunjung tinggi kode etik guru Pembinaan 1. Pengembangan kerja keprofesionalan dengan tindakan reflektif 2. Pelatihan kerja
15 16,17
Pembinaan 1. Pemanfaatan teknologi penyegaran informasi dan komunikasi Pembinaan 1. Pengenalan teknik lapangan latihan dan pengembangan untuk mempelajari prosedur baru
22
18 19,20 21
23,24
Setiap item pernyataan diukur dalam skala likert. Pemberian skor pada setiap jawaban pernyataan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Skor Item Pernyataan Variabel Pembinaan Kepala Sekolah Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
2. Variabel Pengalaman Kerja Pengalaman
kerja
merupakan
segala
pengetahuan,
pemahaman,
ketrampilan, maupun kemampuan yang diketahui dan didapatkan melalui pengamatan atau partisipasi langsung selama bekerja. Pengalaman kerja dalam penelitian ini ini diukur berdasarkan lama bekerja seorang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
yang dinyatakan dalam ukuran satuan tahun. Pengukuran pengalaman kerja adalah sebagai berikut : a. < 5 th Sedikit b. 5-9 th Cukup c. 9 th < Banyak 3. Variabel Etos Kerja Etos kerja merupakan jiwa dan semangat kerja, yang dipengaruhi oleh cara pandang terhadap pekerjaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel etos kerja Tabel 3.3 Variabel Etos Kerja Guru
Variabel
Dimensi
Indikator
Pernyataan Positif Negatif 1 2
Etos kerja Etos Kerja 1. Mencari nafkah guru Ekonomis 2. Motivasi kerja Etos Sosial
Kerja 1. Mengembangkan diri 2. Pengabdian masyarakat dan bangsa Etos Kerja 1. Pengabdian kepada Filosofis Tuhan
3,4 5,6 7
Setiap item pernyataan diukur dalam skala likert. Pemberian skor pada setiap jawaban pernyataan adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Skor Item Pernyataan Variabel Etos Kerja Guru Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini kuesioner disebarkan pada responden yang telah ditentukan. Daftar pertanyaan bersifat tertutup karena alternatif-alternatif jawaban sudah disediakan. Instrumen berupa lembar daftar pertanyaan yang berupa angket . Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pembinaan kepala sekolah, pengalaman kerja, dan etos kerja guru 2. Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk mendapatkan sumber-sumber catatan dan arsip-arsip yang dimiliki yang berkaitan dengan data sekolah. Data yang diharapkan dengan dokumentasi adalah data sekunder berupa gambaran umum tentang sekolah yang meliputi sejarah dan kondisi sekolah.
G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. (Arikunto, 1992: 160). Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam bentuk suatu koefisien yang disebut koefisien validitas. Untuk menguji validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
setiap butir kuesioner dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi Product moment dari Pearson dengan formula sebagai berikut (Arikunto, 1984:58)
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )( ∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) 2 N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
}
Keterangan:
rxy X Y n
: Koefisien korelasi : Skor masing-masing item tes ke-i : Skor total setiap item tes ke-i : jumlah item pertanyaan
Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (rhit) bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (rhit) lebih kecil dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Pengujian validitas butir kuesioner penelitian dilakukan dengan responden guru-guru SMA Negeri 1 Wonosari sebanyak 30 responden Pengujian validitas dilakukan sebelum penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 13.00. Hasil-hasil pengujian validitas variabel penelitian sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pembinaan Kepala Sekolah No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Item pertanyaan Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24
Nilai r hitung 0.388 0.452 0.652 0.589 0.637 0.604 0.386 0.573 0.609 0.681 0.757 0.670 0.753 0.683 0.749 0.739 0.585 0.467 0.431 0.568 0.694 0.752 0.747 0.527
Nilai r tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Harga koefisien pada tabel untuk N = 30 (DF = n-k : 30-2 = 28) pada taraf signifikansi 5% sebesar = 0,361. Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (rhit) bernilai positif dan sama dengan atau lebih besar dari 0, 361. Dari hasil pengujian validitas terhadap keseluruhan butir pertanyaan variabel pembinaan kepala sekolah menyatakan nilai rhitung > rtabel. Hal tersebut berarti keseluruhan butir adalah valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Etos Kerja Guru No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Item pertanyaan Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7
Nilai r hitung 0.479 0.499 0.391 0.610 0.494 0.424 0.420
Nilai r tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Harga koefisien pada tabel untuk N = 30 (DF = n-k : 30-2 = 28) pada taraf signifikansi 5% sebesar = 0,361. Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (rhit) bernilai positif dan sama dengan atau lebih besar dari 0, 361. Dari hasil pengujian validitas terhadap keseluruhan butir pertanyaan variabel pembinaan kepala sekolah menyatakan nilai rhitung > rtabel. Hal tersebut berarti keseluruhan butir adalah valid. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawabanjawaban tertentu. (Arikunto, 1992: 170). Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
k ∑ σb rtt = 1 − σt 2 k − 1
2
Keterangan:
ri k Σσ b2
: Reabilitas instrumen : Jumlah butir pertanyaan : Jumlah varians butir
σ t2
: Total varians
Jika nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari pada 0,60 maka kuesioner dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai Alpha Cronbach lebih kecil dari 0,60 maka kuesioner adalah tidak reliabel (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001:42). Hasil pengujian reliabilitas variabel pembinaan kepala sekolah dan etos kerja guru adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel
rhitung (Alpha)
Rtabel
Keterangan
Pembinaan kepala sekolah
0,938
0,60
Reliabel
Etos kerja guru
0,757
0,60
Reliabel
Hasil pengujian reliabilitas untuk instrumen variabel pembinaan kepala sekolah menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach sebesar 0,938 > dari 0,60. Sedangkan untuk intrumen variabel etos kerja guru menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach sebesar 0,757 > dari 0,60. Hal ini berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
instrumen variabel pembinaan kepala sekolah dan etos kerja guru adalah reliabel. Berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan tersebut sudah dianggap memenuhi syarat dan instrumen reliabel untuk digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data.
H. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data
Analisis ini dilakukan untuk mendiskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dan penelitian di lapangan yang meliputi responden, pembinaan kepala sekolah, pengalaman kerja dan etos kerja guru. Untuk keperluan deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel. 2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan di dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 2005:255) yaitu:
D = Max[Fo ( X 1 ) − S n ( X 1 )] Keterangan : D = Deviasi maksimum Fo ( X 1 ) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
S o ( X 1 ) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5 %, maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan normal. b. Uji Linearitas
Uji linearitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan linear atau tidak. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,2005:332): F=
S 2TC S 2e
Keterangan: JK (TC ) k −2 JK ( E ) S 2e = k −2
S 2TC =
Dimana : F S2TC S2e JK(TC) JK(E)
= harga bilangan F untuk garis regresi = varian tuna cocok = varian kekeliruan = jumlah kuadrat tuna cocok = jumlah kuadrat kekeliruan
Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai F hitung< nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Sebaliknya jika nilai F hitung >nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
3. Pengujian Hipotesis
a. Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 digunakan rumus Product Moment dari Karl Pearson (Sudjana, 2005:369) sebagai berikut: rxy =
N .∑ X .Y − (∑ X )(∑ Y )
{N .∑ X
2
− (∑ X ) 2 }{N .∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 }
Keterangan:
rxy X Y N
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y = Variabel bebas = Variabel terikat = Jumlah subjek yang diteliti
Untuk menguji signifikasi nilai koefisien korelasi digunakan rumus uji t sebagai berikut (Sudjana,1996:380): t=
r n−2 1− r 2
Dimana: r = koefisien korelasi sederhana n = jumlah sampel Hipotesis altrnatif akan diterima apabila t alternatif ditolak apabila t
hitung
tabel.
hitung
> t
tabel.
Hipotesis
Untuk menguji harga t
hitung
digunakan taraf signifikansi ( α ) 5% dengan derajat kebebasan (db) = n-2 b. Untuk menguji hipotesis ke-3 yaitu terdapat hubungan pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
digunakan korelasi ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut (Arikunto, 1984:58)
Ry1, 2,3 =
b1 ∑ x1 y + b2 ∑ x 2 y + b3 ∑ x3 y
∑y
2
Keterangan: Ry (1,2,3)
1
= Koefisien korelasi antara variabel x 1 , x 2 , dengan variabel y = Koefisien prediktor x 1 = Koefisien prediktor x 2 = Jumlah produk antara x 1 dan y
2
= Jumlah produk antara x 2 dan y
b1 b2
∑x y ∑x y
Pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda dilakukan berdasarkan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sudjana,1996:385):
F=
R2 / k (1 − R 2 ) /(n − k − 1)
Keterangan: F R k n
: Harga F garis regresi yang dicari : Koefisien korelasi ganda : Jumlah variabel bebas : Jumlah sampel
Jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel-variabel dalam regresi tidak bisa dipakai sebagai informasi terhadap etos kerja guru. Sedangkan jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel-variabel dalam regresi bisa dipakai sebagai informasi terhadap etos kerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif a. Sumbangan Relatif Untuk mengetahui sumbangan relatif yaitu seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas dalam perbandingan terhadap nilai variabel terikat yang diwujudkan dalam bentuk persentase dengan rumus :
SR(%) =
n∑ X Y JK (Re g )
X 1 00%
Keterangan :
SR (%) n
∑X Y JK (Re g )
: sumbangan relatif dari suatu variabel bebas : koefisiensi variable bebas yaitu a untuk X 1 , b untuk X 2 , dan c untuk X 3 : jumlah produk antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) : jumlah kuadrat regresi
b. Sumbangan Efektif
Untuk mengetahui sumbangan efektif yaitu seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas atau prediktor dalam menunjang efektifitas garis regresi untuk keperluan pengadaan prediksi yang diwujudkan dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut : SE = SR(% )xR 2
Keterangan : SE SR (% ) R2
: sumbangan efektifitas variable bebas : sumbangan relatif variabel bebas : koefisien determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Jumlah Sekolah dan Guru-guru 1. Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Wonosari Di Kecamatan Wonosari terdapat 5 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdiri dari Sekolah Menengah Atas negeri dan swasta. Sekolah Menengah Atas terdiri dari 2 sekolah, sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas swasta berjumlah 3 sekolah. Semua sekolah tersebut berada dibawah lindungan Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul. Jika dilihat, sekolah swasta hampir sama jumlahnya dengan sekolah negeri. Walaupun demikian, sekolah negeri tetap menarik perhatian para guru karena memiliki peluang yang besar untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Daftar nama-nama Sekolah Menengah Atas negeri dan swasta di Kecamatan Wonosari adalah sebagai berikut :
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Tabel 4.1 Daftar Sekolah Menengah Atas Negeri/Swasta Lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan Wonosari No 1.
Nama Sekolah
Alamat Sekolah
SMA Negeri 1 Wonosari
Jln.
Brigjen
Katamso
04
Kepek
Wonosari Gunungkidul Yogyakarta 2.
SMA Negeri 2 Wonosari
Jln. Ki Ageng Giring No 3 Kepek Wonosari Gunungkidul Yogyakarta
3.
SMA
Muhammadiyah Jln. KH Agus Salim Kepek Wonosari
Wonosari 4.
SMA
Gunungkidul Yogyakarta
Pembangunan
1 Jln Tentara Pelajar no 44 Kepek
Wonosari 5.
SMA
Wonosari Gunungkidul Dominikus Jln. Mgr Sugiyo Pranoto Baleharjo
Wonosari
Wonosari Gunungkidul Yogyakarta
2. Guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Wonosari Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosari, jumlah guru Sekolah Menegah Atas di Kecamatan Wonosari sebanyak 183 guru. Pengelompokan guru berdasar status dan tingkat perndidikan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.2 Kelompok Guru Menurut Status Kepegawaian No
Status
Jumlah
1
Pegawai Negeri Sipil
122
2
Guru Bantu Pusat
5
3
Guru Bantu Daerah
2
4
Guru Tidak Tetap
54
Jumlah
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
B. Deskripsi Responden Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 101 guru. Gambaran responden dalam penelitian ini disajikan dalam tabel–tabel berikut ini : Tabel 4.3 Deskripsi Responden No
Nama Sekolah
1. 2. 3.
SMA Negeri 2 Wonosari SMA Muhammadiyah Wonosari SMA Dominikus Wonosari Jumlah
Jenis Kelamin L P 31 29 17 4 12 8 60 41
Jumlah 60 21 20 101
a. Jenis Kelamin Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut jenis Kelamin Jenis Kelamin
Banyaknya
1. Laki – laki 2. Perempuan Jumlah
60 41 101
Persentase (%) 60 40 100%
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki–laki, yaitu sebanyak 60 orang atau 60% dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 orang atau 40%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
b. Pendidikan Guru Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Nama Sekolah 1. SMA Negeri 2 Wonosari
Pendidikan Guru (PNS) SLTA D1/D2 D3 S1 S2
Juml
1
-
4
54
1
60
2. SMA Muhammadiyah Wonosari
2
1
4
13
1
21
3. SMA Dominikus Wonosari
-
1
4
15
-
20
Jumlah
3
2
12
82
2
101
Berdasarkan dari data yang diperoleh dapat diketahuai bahwa guruguru sekarang ini sebagian besar telah menempuh pendidikan yang tinggi, sehingga dengan makin tingginya pendidikan yang telah ditempuh maka diharapkan para guru dapat mengembangkan ilmu, teknologi, dan seni (IPTEKS), selain itu juga sangat berguna bagi kemutakhiran bahan ajar yang akan diberikan agar tidak tertinggal dari negara-negara maju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2008. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari di Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah keseluruhan sebanyak 104 guru. Masing-masing guru mengisi kuesioner yang mencakup variabel pembinaan kepala sekolah, pengalaman kerja, dan etos kerja. Dari 104 kuesioner yang disampaikan kepada guru, jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 101 kuesioner. Semua kuesioner yang kembali di isi secara lengkap sehingga menjadi dapat menjadi sumber data penelitian. Berikut ini disajikan deskripsi data masing-masing variabel penelitian 1. Pembinaan Kepala Sekolah Tabel 5.1 Variabel Pembinaan Kepala Sekolah Interval 82 – 96 72 – 81 64 – 71 57 – 63 < 57 Jumlah
Frekuensi 53 42 6 101
Persentase 52% 41% 7% 100%
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Buruk Sangat Buruk
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah guru yang berpendapat bahwa pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah sangat baik 53
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
orang (52%), baik adalah 42 orang (14%), cukup baik adalah 6 orang (7%) buruk dan sangat buruk tidak ada. Dengan demikian disimpulkan bahwa pembinaan kepala sekolah adalah sangat baik. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 82,54, median = 83,00 dan modus = 85, (lampiran VI hal 100) 2. Pengalaman Kerja Tabel 5.2 Variabel Pembinaan Pengalaman Kerja Interval 9 th < 5 – 9 th < 5 th Jumlah
Frekuensi 75 9 17 101
Persentase 74% 9% 17% 100%
Kriteria Banyak Cukup Sedikit
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah guru yang memiliki pengalaman kerja sedikit sebanyak 17 orang (17%), cukup sebanyak 9 orang (9%), banyak adalah 75 orang (74%). Dengan demikian disimpulkan bahwa pengalaman kerja guru
adalah banyak. Hal ini
didukung hasil perhitungan mean = 15,62 median = 17,00 dan modus = 17,94 (lampiran VI hal 101) 3. Etos Kerja Guru Tabel 5.3 Variabel Pembinaan Etos Kerja Guru Interval 24 – 28 21 – 23 19 – 20 17 – 18 < 17 Jumlah
Frekuensi 5 4 41 12 2 101
Persentase 5% 40% 41% 13% 1% 100%
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Buruk Sangat Buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah guru yang berpendapat bahwa etos kerja guru sangat baik 5 orang (5%), baik adalah 40 orang (40%), cukup baik adalah 41 orang (41%), buruk adalah 13 (13%) dan sangat buruk adalah 2 (1%). Dengan demikian disimpulkan etos kerja guru adalah cukup baik. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 20,31, median = 20,00 dan modus = 20 (lampiran VI hal 102)
B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas Uji
normalitas
dimaksudkan
untuk
mengetahui
apakah
data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data 1) Pembinaan Kepala Sekolah (PKS) Tabel 5.4 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Pembinaan Kepala Sekolah
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal.
PKS 101 82,54 7,224 ,087 ,083 -,087 ,870 ,435
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
b Calculated from data. Hasil
perhitungan
menunjukkan
bahwa
nilai
asymptotic
significance sebesar 0,435 (lampiran IV hal 88). Nilai tersebut lebih besar dari nilai taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel pembinaan kepala sekolah adalah normal 2) Pengalaman Kerja (PK) Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Pengalaman Kerja
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
PK 101 15.62 8,483
Mean Std. Deviation Absolute
,089
Positive Negative
,083 -,089 ,896 ,398
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Hasil
perhitungan
menunjukkan
bahwa
nilai
asymptotic
significance sebesar 0,398 (lampiran VI hal 88). Nilai tersebut lebih besar dari nilai taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel pembinaan kepala sekolah adalah normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
3) Etos Kerja Guru (EKG) Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Etos Kerja Guru
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
EKG 101 20,31 1,864
Mean Std. Deviation Absolute
,157
Positive Negative
,157 -,128 1,578 ,014
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Hasil
perhitungan
menunjukkan
bahwa
nilai
asymptotic
significance sebesar 0,014 (lampiran VI hal 88). Nilai tersebut lebih besar dari nilai taraf signifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel pembinaan kepala sekolah adalah normal b. Pengujian Linearitas Pengujian linearitas penelitian ini dilakukan dengan meregresi variabel dependen dengan variabel independen dengan mencari nilai F. Berikut ini disajikan hasil pengujian linearitas data penelitian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linearitas Variabel Pembinan Kepala sekolah Dengan Variabel Etos Kerja Guru Sum of Squares
df
Mean Square
121.740
19
50.620
F
Sig.
6.407
2.299
.005
1
50.620
18.163
.000
71.120
18
3.951
1.418
.146
Within Groups
225.745
81
2.787
Total
347.485
100
Between Groups
(Combined) LinearTerm
Weighted Deviation
Tabel 5.8 Hasil Pengujian Linearitas Variabel Pengalaman Kerja Dengan Variabel Etos Kerja Guru Sum of Squares
df
116.656
28
2.545
Mean Square
F
Sig.
4.166
1.300
.187
1
2.545
.794
.376
114.111
27
4.226
1.318
.177
Within Groups
230.829
72
3.206
Total
347.485
100
Between Groups
(Combined) Linear Term
Weighted Deviation
Hasil pengujian linearitas variabel pembinaan kepala sekolah dengan variabel etos kerja pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 1,418 (lampiran VI hal 89). Nilai F hitung tersebut lebih kecil dari nilai F tabel sebesar 1,71. Kesimpulannya adalah bahwa hubungan variabel pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru adalah linear Hasil pengujian linearitas variabel pengalaman kerja dengan variabel etos kerja pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 1,318 (lampiran VI hal 89). Nilai F hitung tersebut lebih kecil dari nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
F tabel sebesar 1,60. Kesimpulannya adalah bahwa hubungan variabel pengalaman kerja dengan etos kerja guru adalah linear 2. Pengujian Hipotesis a. Hubungan Pembinan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja Guru 1. Rumusan Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara pembinan kepala sekolah dengan etos kerja guru. 2. Pengujian Hipotesis Tabel 5.9 Hasil Pengujian Hipotesis I Correlations
Pearson Correlation
etos kerja guru
etos kerja guru 1.000
pembinaan kepala sekolah .404
.404
1.000
pembinaan kepala sekolah Sig. (1-tailed)
N
etos kerja guru
.
.000
pembinaan kepala sekolah
.000
.
etos kerja guru
101
101
pembinaan kepala sekolah
101
101
a Coefficients
Model 1 (Constant) pembinaan kepala sekolah
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 11.701 1.966 .104
.024
a. Dependent Variable: etos kerja guru
.404
t 5.953
Sig. .000
4.395
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Hasil perhitungan sebagaimana tersaji dalam tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisisien r = 0,404, ini berarti hubungan pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru adalah positif dan dikategorikan sedang. Hasil pengujian signifikansi menunjukkan bahwa nilai t hitung = 4,395
> t
tabel.
= 1,660 atau nilai probalitas = 0,000 < α = 0,05
(lampiran V hal 92) Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai Ha diterima artinya, ada hubungan antara pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru. b. Hubungan Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru 1. Rumusan Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pengalaman kerja dengan etos kerja guru Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara pengalaman kerja dengan etos kerja guru. 2. Pengujian Hipotesis Tabel 5.10 Hasil Pengujian Hipotesis II Correlations
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
etos kerja guru pengalaman kerja etos kerja guru pengalaman kerja etos kerja guru pengalaman kerja
etos kerja guru 1.000 .278 . .002 101 101
pengalaman kerja .278 1.000 .002 . 101 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
a Coefficients
Model 1 (Constant) pengalaman kerja
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t 19.352 .377 51.368 .061
.021
.278
2.880
Sig. .000 .005
a.Dependent Variable: etos kerja guru
Hasil perhitungan sebagaimana tersaji dalam tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisisien r = 0,278 ini berarti hubungan pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru adalah positif dan dikategorikan rendah. Hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi menunjukkan bahwa nilai t
hitung
= 2,880 > t
tabel.
= 1,660 atau nilai probalitas =
0,005 < α = 0,05 (lampiran V hal 94) Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai Ha diterima artinya, ada hubungan antara pengalaman kerja dengan etos kerja guru. c. Hubungan Pembinaan Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru 1. Rumusan Hipotesis Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
3. Pengujian Hipotesis Tabel 5. 11 Hasil Pengujian Hipotesis III Correlations
Pearson Correlation etos kerja guru pembinaan kepala sekolah pengalaman kerja Sig. (1-tailed) etos kerja guru pembinaan kepala sekolah pengalaman kerja N etos kerja guru pembinaan kepala sekolah pengalaman kerja
etos kerja guru 1.000
pembinaan kepala sekolah .404
pengalaman kerja .278
.404
1.000
-.035
.278
-.035
1.000
.
.000
.002
.000
.
.365
.002
.365
.
101
101
101
101
101
101
101
101
101
Model Summaryb Model 1
R R Square .499a .249
Adjusted R Square .233
Std. Error of the Estimate 1.632
DurbinWatson 1.770
a. Predictors: (Constant), pengalaman kerja,pembinaan kepala sekolah b. Dependent Variable: etos kerja guru ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 86.414 261.071 347.485
df 2 98 100
Mean Square 43.207 2.664
F 16.219
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), pengalamankerja, pembinaan kepala sekolah b. Dependent Variable: etos kerja guru
Hasil
perhitungan
sebagaimana
tersaji
dalam
tabel
di
atas
menunjukkan bahwa nilai r determinan = 0,499. Ini berarti hubungan pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru adalah positif dan dikategorikan sedang. Sedangkan nilai R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Square (R2) menunjukkan nilai 0,249. Nilai R2 tersebut menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya etos kerja ditentukan oleh variabel pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja sebesar 0,249 (24,9%). Hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda menunjukkan bahwa nilai F hitung = 2,880 > Ftabel. = 1,660 dan nilai probabilitas = 0,000 < α = 0,05 (lampiran V hal 96) Berdasarkan hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa nilai Ha diterima. Artinya, ada hubungan positif dan signifikan antara pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru. 3. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif a. Sumbangan Relatif Variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan relatif pada variabel etos kerja guru sebesar 67,30%. Variabel pengalaman kerja memberikan sumbangan relatif pada variabel etos kerja guru sebesar 32,70% (lampiran V hal 94) b. Sumbangan Efektif Variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan efektif sebesar 16,74% . Variabel pengalaman kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 8,13%. Ini menunjukkan bahwa peningkatan etos kerja ditentukan oleh variabel lain di luar penelitian ini sebesar 75,13 % (lampiran V hal 94)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian. 1. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja Guru Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien korelasi r hitung = 0,404. Hasil dari perhitungan uji t diketahui bahwa t hitung = 4,395 > t tabel. = 1,660. Hal ini berarti bahwa pembinaan kepala sekolah mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan etos kerja guru. Atau dengan kata lain
semakin sering pembinaan kepada guru dilakukan oleh kepala
sekolah maka akan semakin meningkat pula etos kerja guru. Deskripsi pembinaan kepala sekolah menunjukkan bahwa tingkat pembinaan kepada guru yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut sebanyak 53 orang (52%) dikategorikan sangat baik, 42 orang (14%) dikategorikan baik, 6 orang (7%) dikategorikan cukup baik. Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa secara umum pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru dengan dikategori sangat baik. Pembinaan pleh kepala sekolah yang berjalan sudah baik mencakup pembinaan orientasi yang meliputi perkenalan, tugas-tugas jabatan, struktur organisasi. Pembinaan kecakapan yang meliputi penguasaan teori belajar dan pembelajaran, penguasaan materi kurikulum, komunikasi secara efektif, dan penguasaan karakteristik peserta didik. Pembinaan pengembangan kepribadian yang meliputi bertindak sesuai dengan norma, menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur dan menjunjung tinggi kode etik guru. Pembinaan kerja meliputi pengembangan keprofesionalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
dengan tindakan reflektif, dan pelatihan kerja. Pembinaan penyegaran meliputi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Pembinaan lapangan meliputi pengenalan teknik latihan dan pengembangan untuk mempelajari prosedur baru. Sementara yang belum berjalan baik adalah tidak ada. Deskripsi etos kerja guru menunjukkan bahwa tingkat etos kerja guru sebesar 5 orang (5%) dikategorikan sangat baik, 40 orang (40%) dikategorikan baik, 41 orang (41%) dikategorikan cukup baik, 13 orang (13%) dikategorikan buruk, dan 2 orang (1%) dikategorikan sangat buruk. Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa secara umum etos kerja guru dikategorikan cukup baik. Etos kerja guru yang dikategorikan sudah baik adalah dalam hal pengembangan diri, pengabdian kepada masyarakat dan bangsa, dan pengabdian kepada tuhan, sedangkan etos kerja guru yang dikategorikan belum baik adalah dalam hal bekerja untuk mencari nafkah semata dan besarnya penghasilan merupakan motivasi dalam bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Simandjuntak (1980:84), yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembinaan terhadap lembaga pendidikan terarah pada peningkatan mutu dan perbaikan sistem pendidikan. Peningkatan mutu dapat berjalan dengan baik apabila guruguru bersikap terbuka (open mindedness), kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila mereka berada dalam suatu suasana kerja yang menyenangkan, aman, dan menantang (Soewadji, 1984:21). Guru-guru akan melaksanakan tugas dengan efektif apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
mereka memiliki semangat kerja yang dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi guru, bahkan dapat menjadi zat perekat atau tenaga penggerak bagi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan (Suseno, 1978:28). Menurut Soewadji (1984:60), kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak
ditentukan
oleh
kualitas
kepemimpinan
kepala
sekolah.
Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah selaku
administrator
mengarahkan,
berfungsi
mengkoordinasi
dan
merencanakan, mengawasi
mengorganisasi, seluruh
kegiatan
pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah (Nawawi, 1982: 90). Dengan demikian etos kerja guru akan semakin baik apabila dilakukan pembinaan yang baik oleh kepala sekolah terhadap guru-guru. 2. Hubungan antara Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien korelasi pengalaman kerja dengan etos kerja guru menunjukkan nilai r
hitung
=
0,278. Hasil dari perhitungan uji t diketahui bahwa t hitung = 2,880 > t tabel. = 1,660. Hal ini berarti bahwa pengalaman kerja mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan etos kerja guru. Atau dengan kata lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
semakin banyak pengalaman kerja guru, maka akan semakin meningkat pula etos kerja guru. Deskripsi pengalaman kerja menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang (17%) dikategorikan sedikit , sebanyak 9 orang (9%) dikategorikan cukup dan sebanyak 75 orang (74%) dikategorikan banyak. Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pengalaman kerja guru dikategorikan banyak Pengalaman kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masa kerja guru. Deskripsi etos kerja guru menunjukkan bahwa sebanyak 5 orang (5%) dikategorikan sangat baik, 40 orang (40%) dikategorikan baik, 41 orang (41%) dikategorikan cukup baik, 13 orang (13%) dikategorikan buruk, dan 2 orang (1%) dikategorikan sangat buruk. Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa etos kerja guru sebagian besar dikategorikan cukup baik. Hasil penelitian di atas , menunjukkan bahwa etos kerja yang baik adalah guru yang memiliki pengalaman kerja yang semakin lama. Dengan semakin lama bekerja maka seorang guru akan memperoleh tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pekerjaannya dan semangat kerja pun bertambah. Martoyo (1992:99) mengungkapkan bahwa dengan pengalaman kerja yang cukup seorang akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga semangat kerja semakin baik pula, dengan pengalaman kerja yang baik. seseorang akan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Seseorang juga memiliki keterampilan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
cukup sehingga dalam bekerja orang tersebut akan mengetahui posisi tepat yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. Hal demikian menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja, maka akan semakin tinggi etos kerjanya. 3. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien korelasi pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru menunjukkan nilai r
= 0,499 dan nilai R Square = 0,249. Hasil dari
perhitungan uji F diketahui bahwa F hitung = 16,219 > F
tabel.
= 3,089. Hal
ini berarti bahwa pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan etos kerja guru. Atau dengan kata lain semakin sering pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan semakin banyak pengalaman kerja guru maka akan semakin baik pula etos kerja guru. Hasil penelitian tersebut di atas bahwa pengalaman kerja yang semakin
banyak dan pembinaan oleh kepala sekolah yang dilakukan
terhadap guru semakin baik, maka etos kerja guru dalam melaksanakan pekerjaanya akan semakin baik pula. Martoyo (1992:99) mengungkapkan bahwa dengan pengalaman kerja yang cukup seorang akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga semangat kerja semakin baik pula, dengan pengalaman kerja yang baik. seseorang akan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Seseorang juga memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
keterampilan yang cukup sehingga dalam bekerja orang tersebut akan mengetahui posisi tepat yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. Simandjuntak (1980:84), pelaksanaan pembinaan terhadap lembaga pendidikan terarah pada peningkatan mutu dan perbaikan sistem pendidikan. Peningkatan mutu dapat berjalan dengan baik apabila guruguru bersikap terbuka (open mindedness), kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila mereka berada dalam suatu suasana kerja yang menyenangkan, aman, dan menantang (Soewadji, 1984:21). Guru-guru akan melaksanakan tugas dengan efektif apabila mereka memiliki semangat kerja yang dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi guru, bahkan dapat menjadi zat perekat atau tenaga penggerak bagi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan (Suseno, 1978:28). Sumbangan relatif variabel pembinaan kepala sekolah pada variabel etos kerja guru adalah sebesar 67,30 %. Sedangkan variabel pengalaman kerja pada variabel etos kerja guru adalah sebesar 32,70%. Sumbangan efektif variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan efektif sebesar 16,74% . Variabel pengalaman kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 8,13%. Ini menunjukkan bahwa peningkatan etos kerja ditentukan oleh variabel lain di luar penelitian ini sebesar 75,13 % Variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan relatif lebih besar dibandingkan variabel pengalaman kerja terhadap etos kerja guru karena pembinaan berhubungan dengan kinerja kepala sekolah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
memotivasi para guru agar bekerja dengan semangat yang baik. Sedangkan pengalaman kerja berhubungan dengan pribadi guru. Seorang guru mungkin memiliki pengalaman kerja yang baik tetapi belum tentu memiliki semangat kerja yang baik pula. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi etos guru didalam bekerja antara lain lingkungan sekolah tempat kerja, rekan kerja di sekolah dan lain sebagainya. Apabila faktor tersebut tidak baik bagi guru maka kemungkinan etos kerja menurun. Apabila hal itu terjadi maka peranan kepala sekolah sangat penting. Bagaimana kepala sekolah membina, mengarahkan, dan memberikan semangat kepada guru agar guru kembali memiliki etos kerja yang tinggi. Apabila kepala sekolah berhasil melakukan pembinaan maka guru akan memiliki tambahan pengalaman, wawasan, keahlian, dan ketrampilan baru sehingga secara langsung memotivasi guru dalam bekerja. Guru akan terpacu dalam bekerja setelah mendapat pembinaan khususnya bila memperoleh pengalaman baru dalam hal praktek mengajar. Selain pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja banyak faktor lain yang dapat meningkatkan etos kerja antara lain lingkungan kerja dan fasilitas kerja. Lingkungan kerja sangat mempengaruhi etos kerja. Guru apabila dihadapkan pada situasi kerja yang tidak mendukung seperti kondisi lingkungan sekolah sekitar yang buruk, rekan kerja yang jelek bisa membuat guru menjadi tidak bersemangat dalam bekerja sehingga etos menjadi buruk. Fasilitas kerja juga bisa menjadi pendorong etos kerja guru. Dijaman sekarang ini banyak para guru mencari sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
yang memberikan fasilitas lebih. Orang akan termotivasi lebih apabila mendapatkan fasilitas kerja yang lebih baik, contohnya fasilitas tempat tinggal, fasilitas makan dan lain sebagainya. Apabila guru mendapatkan fasilitas kerja yang sesuai dengan apa yang diharapkan maka guru cenderung akan bekerja dengan semangat tanpa memikirkan hal-hal tersebut diatas karena sudah terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Setelah menganalisis data penelitian mengenai hubungan pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru , maka disimpulkan hasil sebagai berikut : 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,404 dan nilai t hitung = 4,395 > t tabel. = 1,660. 2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengalaman kerja dengan etos kerja guru. Hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,278 dan nilai t hitung = 2,880 > t tabel. = 1,660. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,499 dan nilai F hitung =16,219 > Ftabel = 3,089.
B. Keterbatasan Penelitian 1. Semua data penelitian diperoleh berasal dari kuesioner yang telah diisi oleh guru pada waktu penelitian. Dengan demikian kebenaran hasil penelitian ini sangat tergantung pada keseriusan para guru dalam mengisi kuesioner
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
2. Pengisian kuesioner ini tidak dilakukan secara serempak pada waktu yang sama mengingat keterbatasan penelitian dan waktu yang digunakan, sehingga ada responden yang mengisi dengan sungguh-sungguh serta ada juga yang mengisi dengan tidak sungguh-sungguh.
C. Saran 1. Sejalan dengan hasil penelitian yang pertama yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru. Penulis
menyarankan
berkesinambungan
kepada
melaksanakan
kepala
sekolah
pembinaan
untuk
kepada
guru
secara guna
meningkatkan etos kerja guru. 2. Sejalan dengan hasil penelitian yang kedua yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengalaman kerja dengan etos kerja guru, penulis menyarankan kepada sekolah untuk mendorong para guru lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan media pembelajaran, menambah wawasan melalui media internet, sering mengikuti seminar, bedah buku. 3. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk memperkaya hasil yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini belum dibahas atau diteliti lebih dalam mengenai faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi etos kerja guruguru selain dari segi pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja. Faktor- factor tersebut misalnya pengaruh locus of control, lingkungan kerja, tingkat penghasilan, fasilitas kerja dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka Abdulah, T. (1979. Tesis Weber dan Islam di Indonesia dalam Agama. Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. LP3ES: Jakarta Anoraga, P. (2001). Psikologi Kerja (edisi 3). Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta ____________,1989. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Batubara, C. (1989). “Etos dan Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia-Suatu Tantangan dan Harapan Menuju Era Tinggal Landas”. (seminar, 9 Desember 1989). Harifa, Y. ( 1994). “Membangkitkan Etos Kerja”. Http: // www. Makalah. Hf. Ifa. HTML. [maret 1994] Harsanto, R. (1989). “Etos Kerja Profesi Guru”. Malang. Jurnal Ilmu Pendidikan FIP IKIP Malang. Jansen, (2004). Etos Kerja Perusahaan. Http: // www. Makalah seminar. Jans. HTML.[Juli 2004] Magnis, F. (1978). “Menuju Etos Pekerjaan yang Bagaimana?”. Prisma, Tahun VII, Nomor 2. Mangunhardjana. (1986). Pembinaan: Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius Moeliono. (1990). Pembinaan Tenaga Kerja dan Supervisi Perusahaan. Jakarta: Media Pustaka. Nawawi, H. (1982). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Hamalik, Oemar. 1982. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni Purwanta, N. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. Roestiyah, N. K, 1982. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara Sahertian, P. dkk. (1982). Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Simandjuntak, B. (1980). Membina dan Mengembangkan Generasi Muda. Bandung: Tarsito Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung Soewadji L. (1984). Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya. Yogyakarta: Kanisius Sugiono, S. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alvabeta Sulamun, dkk. (1995). Persepsi Tentang Etos Kerja Kaitannya Nilai Budaya Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Surahmad, W. (1981). “Problematik Pembaharuan Pendidikan Negara-negara Sedang Berkembang Dewasa Ini”. Yogyakarta Jurnal Ilmu Ekonomi. Tahun VII. Nomor 11: IKIP Yogyakarta. Tasmara, T. (1985). Etos Kerja Pribadi Muslim. (Edisi 2). Jakarta: Dana Bhakti Wakat. Tim Penyusun Kamus Pusat. (1988). Kepemimpinan Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN (KUESIONER)
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Pembinaan Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru (Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul)
Oleh : Wijanarko Andreyanto Pendidikan Akuntansi FKIP-USD
Pendidikan Akuntansi – FKIP Universitas Sanata Dharma 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Hal : Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Guru-guru Sekolah Menengah Atas Di tempat Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Saya bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pembinaan Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru (Studi Kasus Pada Guru-guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul)”. Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, JPIPS, FKIP. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Saudara menjadi responden penelitian ini. Saya berharap Saudara berkenan untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Saudara dan memastikan bahwa jawaban Saudara hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ini. Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak mengganggu aktivitas Saudara. Oleh sebab itu, saya mohon maaf sebelumnya. Demikian permohonan saya. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, saya mengucapkan terima kasih Yogyakarta, Mei 2008
Wijanarko Andreyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
BAGIAN I Identitas Responden 1. Nama
: ______________________________
2. Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan (coret salah satu)
3. Jabatan
: ______________________________
5. Masa Kerja
: ______________________________
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang paling Saudara anggap sesuai dengan keadaan pada kotak yang disediakan disebalah kanan setiap pertanyaan SS
jika Saudara sangat setuju dengan pernyataan
S
jika Saudara setuju dengan pernyataan
TS
jika Saudara tidak setuju dengan pernyataan
STS
jika Saudara sangat tidak setuju dengan pernyataan BAGIAN II Pembinaan Kepala Sekolah
No 1
Pertanyaan
Pendapat
Selama masa orientasi kepala sekolah menjelaskan tentang kebijaksanaan dan aturan-
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
aturan sekolah 2
Kepala sekolah selalu menekankan pentingnya pemahaman struktur organisasi sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
3
Kepala sekolah tidak pernah memberikan arahan tentang tugas-tugas dan pekerjaan
4
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
S
STS
Kepala sekolah memberikan arahan dan meng haruskan setiap komponen sekolah untuk mempelajari prosedur-prosedur penyelesaian pekerjaan
5
Kepala sekolah menjelaskan kepada saya peranan dan kedudukan rekan seprofesi
6
Kepala sekolah tidak pernah memperkenalkan kepada guru atau karyawan tentang lingkungan fisik sekolah
7
Kepala sekolah tidak mengharuskan saya untuk memahami berbagai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
8
Kepala sekolah selalu menekankan penerapan berbagai pendekatan strategik, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik kepada para guru
9
Kepala sekolah mengharapkan saya memilih materi pelajaran yang diampu yang terkait dengan
pengalaman
belajar
dan
tujuan
pembelajaran 10
Saya
diharapkan
memahami
prinsip
pengembangan kurikulum sekolah 11
Dalam mmenyampaikan materi pembelajaran kepala sekolah memberi kebebasan kepada saya untuk menggunakan media pembelajaran
12
Anda
diharapkan
memahami
strategi
berkomunikasi yang efektif, baik lisan maupun tertulis atau bentuk lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
13
Kepala sekolah mengharapkan saya mampu untuk mengidentifikasi potensi peserta didik
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
dalam materi pelajaran yang diampu 14
Kepala sekolah mengharapkan saya untuk menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karekteristik peserta didik
15
Saya diharapkan untuk menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan, suku, adat, dan gender
16
Saya
diharapkan
berperilaku
yang
mencerminkan ketaqwaan, dan akhlak mulia dalam mendidik 17
Saya
diharapkan
berperilaku
yang
dapat
diteladan oleh peserta didik dan anggota masyarakat sekitar 18
Saya menerapkan prinsip-prinsip kode etik guru sebagai profesi yang saya tekuni
19
Saya
diharapkan
tindakan
kelas
melakukan untuk
penelitian
meningkatkan
keprofesionalan dalam mendidik 20
Saya diharapkan mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber media
21
Kepala sekolah mengharapkan saya untuk mengembangkan
kemampuan
dengan
mengikutsertakan dalam seminar dan penataran 22
Kepala sekolah menganjurkan saya mencari informasi
tambahan
tentang
materi
pembelajaran melalui media elektronik maupun media cetak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
23
Kepala sekolah mengikutsertakan saya dalam berbagai program lingkungan kerja untuk
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
mengembangkan kualitas pendidikan disekolah 24
Kepala sekolah memberikan kesempatan luas kepada para guru untuk mengikuti seminar dan pelatihan diluar daerah
BAGIAN III Etos Kerja No
Pertanyaan
Pendapat
1
Saya dalam bekerja hanya untuk mencari nafkah semata
2
Besarnya penghasilan merupakan motivasi saya dalam bekerja
3
Dalam
bekerja
saya
akan
Dalam
pengembangan
peningkatan-peningkatan
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
meningkatkan
keahlian dalam mendidik peserta didik 4
SS
karier
saya,
pribadi
ada yang
dilakukan guna pencapaian karier 5
Keahlian saya dalam mendidik merupakan bentuk pelayanan pada masyarakat
6
Dalam
bekerja
saya
bertujuan
ikut
melaksanakan program belajar wajib 9 tahun 7
Jika saya tidak mengajar, saya merasa bersalah pada diri sendiri dan Tuhan YME
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II DATA HASIL PENELITIAN
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembinaan Kepala Sekolah
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Etos Kerja Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Jumlah Skor Total Variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN III 1. UJI VALIDITAS 2. UJI RELIABILITAS
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Pembinaan Kepala Sekolah Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded a Total
30 0 30
% 100,0 ,0 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,938
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,941
N of Items 24
Item-Total Statistics
butir1 butir2 butir3 butir4 butir5 butir6 butir7 butir8 butir9 butir10 butir11 butir12 butir13 butir14 butir15 butir16 butir17 butir18 butir19 butir20 butir21 butir22 butir23 butir24
Scale Mean if Item Deleted 80,83 81,20 81,10 81,20 81,23 81,13 81,43 81,23 81,40 81,20 81,13 81,27 81,27 81,17 81,10 81,03 80,97 81,30 81,57 81,30 81,43 81,27 81,43 81,43
Scale Variance if Item Deleted 63,109 60,924 59,679 59,890 59,495 59,913 59,978 59,978 59,214 59,200 58,809 59,237 58,616 59,247 58,990 59,413 60,861 59,803 60,737 60,010 57,357 58,823 57,495 59,978
Corrected Item-Total Correlation ,388 ,452 ,652 ,589 ,637 ,604 ,386 ,573 ,609 ,681 ,757 ,670 ,753 ,683 ,749 ,739 ,585 ,467 ,431 ,568 ,694 ,725 ,747 ,527
Squared Multiple Correlation . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,938 ,937 ,935 ,936 ,935 ,935 ,940 ,936 ,935 ,934 ,933 ,934 ,933 ,934 ,933 ,934 ,936 ,938 ,938 ,936 ,934 ,934 ,933 ,937
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Etos Kerja Guru Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 96,8 3,2 100,0
30 1 31
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,757
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,756
N of Items 7
Item-Total Statistics
butir1 butir2 butir3 butir4 butir5 butir6 butir7
Scale Mean if Item Deleted 20,93 20,67 20,53 20,83 20,73 21,00 20,50
Scale Variance if Item Deleted 4,685 4,506 5,154 4,489 4,685 4,897 4,948
Corrected Item-Total Correlation ,479 ,499 ,391 ,610 ,494 ,424 ,420
Squared Multiple Correlation ,591 ,325 ,425 ,705 ,559 ,428 ,389
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,726 ,722 ,743 ,697 ,722 ,737 ,738
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV 1. UJI NORMALITAS 2. UJI LINIERITAS
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Oneway (Linearitas PKS - EKG) ANOVA etoskerja Sum of Squares Between Groups
(Combined) Linear Term
Weighted Deviation
Within Groups Total
df
Mean Square
121.740
19
50.620
F
Sig.
6.407
2,299
,005
1
50.620
18,2
,000
71.120
18
3.951
1,418
,146
225.745
81
2.787
347.485
**
F
Si g.
Oneway (Linearitas PK - EKG) ANOVA etosekerja Sum of Squares Between Groups
(Combined) Linear Term
Within Groups Total
Weighted Deviation
df
Mean Square
116.656
28
4.166
1,300
.187
2.545
1
2.545
.794
.376
114.111
27
4.226
1,318
.177
230.829
72
3.206
347.485
**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN V 1. UJI REGRESI SEDERHANA 2. UJI REGRESI GANDA 3. SUMBANGAN RELATIF DAN EFEKTIF
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Regression Sederhana Pembinaan Kepala Sekolah Descriptive Statistics etos kerja guru pembinaan kepa sekolah
Mean Std. Deviation 20.31 1.864 82.54
N 101
7.224
101
Correlations
Pearson Correlation etos kerja guru pembinaan kepala sekolah Sig. (1-tailed) etos kerja guru pembinaan kepala sekolah N etos kerja guru pembinaan kepala sekolah
etos kerja guru 1.000
pembinaan kepala sekolah .404
.404
1.000
.
.000
.000
.
101
101
101
101
b Variables Entered/Removed
Model 1
Variables Entered pembinaan kepala a sekolah
Variables Removed .
Method Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: etos kerja guru b Model Summary
Model 1
Adjusted Std. Error of DurbinR R Square R Square the Estimate Watson .404a .163 .155 1.714 1.874
a. Predictors: (Constant), pembinaan kepala sekolah b. Dependent Variable: etos kerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 56.728 290.757 347.485
df 1 99 100
Mean Square 56.728 2.937
F 19.315
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), pembinaan kepala sekolah b. Dependent Variable: etos kerja guru Coefficientsa
Model 1
(Constant) pembinaan kepala sekolah
Unstandardized Coefficients B Std. Error 11.701 1.966 .104
.024
a. Dependent Variable: etos kerja guru
Standardized Coefficients Beta
.404
t 5.953
Sig. .000
4.395
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Regression Sederhana Pengalaman Kerja Descriptive Statistics etos kerja guru pengalaman kerja
Mean 20.31
Std. Deviation 1.864
15.62
8.483
N 101 101
Correlations
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
etos kerja guru pengalaman kerja etos kerja guru pengalaman kerja etos kerja guru pengalaman kerja
etos kerja guru 1.000 .278 . .002 101 101
pengalaman kerja .278 1.000 .002 . 101 101
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered pengalam a an kerja
Variables Removed
Method .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: etos kerja guru Model Summaryb Model 1
Adjusted R Square .068
R R Square .278a .077
Std. Error of the Estimate 1.800
DurbinWatson 1.827
a. Predictors: (Constant), pengalaman kerja b. Dependent Variable: etos kerja guru ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 26.864 320.621 347.485
df 1 99 100
a. Predictors: (Constant), pengalaman kerja b. Dependent Variable: etos kerja guru
Mean Square 26.864 3.239
F 8.295
Sig. .005a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Coefficientsa
Model 1
(Constant) pengalaman kerja
Unstandardized Coefficients B Std. Error 19.352 .377 .061
Standardized Coefficients Beta
.021
.278
t 51,37
Sig. .000
2.880
.005
a. Dependent Variable: etos kerja guru
Contribution Summary Contribution Relativity
Effective
X1 Pembinaan Kepala Sekolah
67.30%
16.74%
X2 Pengalaman Kerja (Thn)
32.70%
8.13%
Total
100.00%
24.87%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Regression Berganda Descriptive Statistics etos kerja guru pembinaan kepala sekolah pengalaman kerja
Mean 20.31
Std. Deviation 1.864
N
82.54
7.224
101
15.62
8.483
101
101
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
etos kerja guru pembinaan kepala sekolah pengalaman kerja etos kerja guru pembinaan kepala sekolah pengalaman kerja etos kerja guru pembinaan kepala sekolah pengalaman kerja
etos kerja guru 1.000
pembinaan kepala sekolah .404
pengalaman kerja .278
.404
1.000
-.035
.278
-.035
1.000
.
.000
.002
.000
.
.365
.002
.365
.
101
101
101
101
101
101
101
101
101
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered pengalaman kerja, pembinaan a kepala sekolah
Variables Removed
Method .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: etos kerja guru Model Summaryb Model 1
R R Square .499a .249
Adjusted R Square .233
Std. Error of the Estimate 1.632
DurbinWatson 1.770
a. Predictors: (Constant), pengalaman kerja,pembinaan kepala sekolah b. Dependent Variable: etos kerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 86.414 261.071 347.485
df 2 98 100
Mean Square 43.207 2.664
F 16.219
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), pengalamankerja, pembinaan kepala sekolah b. Dependent Variable: etos kerja guru
Coefficientsa
Model 1
(Constant) pembinaan kepala sekolah pengalaman kerja
Unstandardized Coefficients B Std. Error 10.480 1.907
Standardized Coefficients Beta
t 5.495
Sig. .000
.107
.023
.414
4.728
.000
.064
.019
.292
3.338
.001
a. Dependent Variable: etos kerja guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN VI 1. PERHITUNGAN PAP TIPE II 2. TABEL STATISTIK
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
PERHITUNGAN PAP TIPE II
1. Variabel Pembinaan Kepala Sekolah Dalam data pembinaan kepala sekolah, skor tertinggi dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah: Skor tertinggi yang diharapkan
24 X 4 = 96
Skor terendah yang mungkin dicapai
24 X 1 = 24
Penentuan kategori pembinaan kepala sekolah berdasarkan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II, dapat ditentukan sebagai berikut: 24 + 81% X (96 – 24) = 82,32 dibulatkan menjadi 82 24 + 66% X (96 – 24) = 71,52 dibulatkan menjadi 72 24 + 56% X (96 – 24) = 64,32 dibulatkan menjadi 64 24 + 46% X (96 – 24) = 57,12 dibulatkan menjadi 57 Variabel Pembinaan Kepala Sekolah Interval 82 – 96 72 – 81 64 – 71 57 – 63 > 57 Jumlah
Frekuensi 53 42 6 101
Persentase 52% 41% 7% 100%
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Buruk Sangat Buruk
2. Variabel Etos Kerja Guru Dalam data etos kerja guru, skor tertinggi dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah: Skor tertinggi yang diharapkan
7 X 4 = 28
Skor terendah yang mungkin dicapai
7X1=7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Penentuan kategori etos kerjo guru berdasarkan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II, dapat ditentukan sebagai berikut: 7 + 81% X (28 – 7) = 24,01 dibulatkan menjadi 24 7 + 66% X (28 – 7) = 20,86 dibulatkan menjadi 21 7 + 56% X (28 – 7) = 18,76 dibulatkan menjadi 19 7 + 46% X (28 – 7) = 16,66 dibulatkan menjadi 17 Variabel Etos Kerja Guru Interval 24 – 28 21 – 23 19 – 20 17 – 18 > 17 Jumlah
Frekuensi 5 40 41 13 2 101
Persentase 5% 40% 41% 13% 1% 100%
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Buruk Sangat Buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Frequencies Statistics
N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Sum
pembinaanke palasekolah 101 0 82,54 83,00 85 7,224 8337
pengala mankerja 101 0 15,62 17,00 18 8,483 1578
etoskerjaguru 101 0 20,31 20,00 20a 1,864 2051
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table pembinaan kepala sekolah
Valid
68 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 83 84 85 86 88 89 90 91 92 96 Total
Frequency 2 4 3 1 5 6 4 4 1 8 7 3 7 2 11 4 3 2 8 3 7 6 101
Percent 2,0 4,0 3,0 1,0 5,0 5,9 4,0 4,0 1,0 7,9 6,9 3,0 6,9 2,0 10,9 4,0 3,0 2,0 7,9 3,0 6,9 5,9 100,0
Valid Percent 2,0 4,0 3,0 1,0 5,0 5,9 4,0 4,0 1,0 7,9 6,9 3,0 6,9 2,0 10,9 4,0 3,0 2,0 7,9 3,0 6,9 5,9 100,0
Cumulative Percent 2,0 5,9 8,9 9,9 14,9 20,8 24,8 28,7 29,7 37,6 44,6 47,5 54,5 56,4 67,3 71,3 74,3 76,2 84,2 87,1 94,1 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
pengalaman kerja
Valid
1 2 3 4 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 39 Total
Frequency 1 1 11 4 2 5 2 6 5 1 3 6 1 6 9 8 1 5 4 1 6 1 2 1 1 1 2 4 1 101
Percent 1,0 1,0 10,9 4,0 2,0 5,0 2,0 5,9 5,0 1,0 3,0 5,9 1,0 5,9 8,9 7,9 1,0 5,0 4,0 1,0 5,9 1,0 2,0 1,0 1,0 1,0 2,0 4,0 1,0 100,0
Valid Percent 1,0 1,0 10,9 4,0 2,0 5,0 2,0 5,9 5,0 1,0 3,0 5,9 1,0 5,9 8,9 7,9 1,0 5,0 4,0 1,0 5,9 1,0 2,0 1,0 1,0 1,0 2,0 4,0 1,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 2,0 12,9 16,8 18,8 23,8 25,7 31,7 36,6 37,6 40,6 46,5 47,5 53,5 62,4 70,3 71,3 76,2 80,2 81,2 87,1 88,1 90,1 91,1 92,1 93,1 95,0 99,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
etos kerja guru
Valid
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total
Frequency 2 5 8 16 25 25 7 8 2 3 101
Percent 2,0 5,0 7,9 15,8 24,8 24,8 6,9 7,9 2,0 3,0 100,0
Valid Percent 2,0 5,0 7,9 15,8 24,8 24,8 6,9 7,9 2,0 3,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 6,9 14,9 30,7 55,4 80,2 87,1 95,0 97,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Tabel F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Tabel t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Tabel F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107