Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan Lari Kuda Sumba di Pacuan Kuda Tradisional Correlation beetwen Chest Girth and Chest Wide with Speed of Local Race Horse in The Traditional Cup Evan Pradityan Damara*, Sri Bandiati**, Nena** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email:
[email protected]
Abstrak Penelitian dilaksanakan di Lapangan Pacuan Kuda Rihi Eti Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur terhitung sejak tanggal 20 Oktober sampai dengan 7 November 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara lingkar dada dan lebar dada dengan kecepatan lari kuda sumba yang mengikuti pacuan. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling dan data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan Analisis Statistika Deskriptif dan analisis Korelasional. Penelitian ini menggunakan 64 ekor kuda Sumba yang mengikuti pacuan berumur 4-7 tahun, terdiri atas 34 ekor jantan dan 31 ekor betina. Terdapat korelasi yang kuat antara lingkar dada dengan kecepatan lari sebesar 0,840 dan korelasi yang sedang antara lebar dada dengan kecepatan lari sebesar 0,512. Bentuk hubungan untuk kecepatan lari dengan lingkar dada dan lebar dada adalah Y= -2,205 + 0,105 X1 + 0,038 X2 dengan nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,717. Kata kunci : kuda sumba, hubungan, lingkar dada, lebar dada, kecepatan lari
Abstract This study was conducted in Rihi Eti horse race track Waingapu City Sumba Timur Regency East Nusa Tenggara Province from October 20th to 7th November 2015. This study purposed to find out correlation between chest girth and chest wide speed of local race horse. This study used Descriptive method. Sampling techniques was Purposive and data was analyzed using Descriptive Analysis and Correlational. The study used 64 Local Horse who joined the race category 4-7 years old consist of 33 males and 31 females. Coefficient correlation between chest girth with running speed was 0.840 and coefficient correlation between chest wide with running speed was 0.512. The Equation of relationship to running speed race with chest girth and chest wide was Y= -2.205 + 0.105 X1 + 0.038 X2 where coefificient of determination (R2) was 0.717 Keywords : sandelwood horse, relationship ,chest girth, chest wide,running speed
1
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
PENDAHULUAN Pacuan kuda di Indonesia berada dibawah naungan PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia). PORDASI menaungi pacuan kuda modern maupun yang masih bersifat tradisional. Salah satu pacuan kuda tradisional yang terkenal adalah pacuan kuda tradisional sumba. Kuda sumba merupakan kuda lokal Indonesia dari pulau Sumba. Kuda ini memiliki ketahanan yang baik terhadap panas sehingga banyak disilangkan dengan kuda import Thouroughbred sebagai kuda pacu Indonesia. Hasil persilangan kuda sumba cukup digemari sebagai kuda pacu oleh masyarakat Sumba daerah lain. Salah satu penilaian pada kuda pacu adalah dengan melihat kecepatan lari kuda dengan jarak yang ditempuh. Kecepatan lari seekor kuda dipengaruhi oleh penampilan fisik dan latihan,
penampilan fisik kuda yang meliputi bobot badan, panjang badan, tinggi
pundak, lingkar dada serta lebar dada. Penampilan tersebut berhubungan dengan panjang melangkah dan frekuensi melangkah serta didukung oleh fungsi kerja otot yang terlatih akan menghasilkan ketangguhan kuda dalam berlari (Hickman, 1987). Lingkar dada yang besar akan menjadikan besarnya ruang untuk organ pernafasan dan sistem kardiovaskular dari tubuh kuda. Besarnya ruang dari organ pernafasan membuat paru paru dapat mengembang dengan maksimal sehingga dapat menyimpan volume oksigen lebih besar.
Lingkar dada mempunyai peranan yang penting dalam pernapasan karena
berhubungan langsung dengan sirkulasi oksigen dalam tubuh pada saat berlari, kuda yang memiliki lingkar dada yang besar cenderung mempunyai kemampuan mengembangkan organ pernafasan yang sempurna (Gay, 1964). Rusuk yang pendek, lurus dan rata akan mengurangi kapasitas dari paru-paru dan akan mengurangi potensi atletik dari kuda tersebut. Dada yang lebar dan dalam yang dimiliki seekor kuda, menjadikannya leluasa dalam bergerak dan memberi tempat untuk jantung serta paru-paru yang bersifat mengembang (Jones dan Russel, 2009).
2
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
Kemampuan tubuh menggunakan oksigen secara maksimal (VO2 Max) merupakan cara efisien guna menyediakan energi untuk kuda pacu. Jumlah oksigen yang di proses dan jumlah energi yang di produksi tergantung pada: a) jumlah udara yang dihirup; b) jumlah sel darah merah dan total volumenya dalam darah ; c) efisiensi dari jumlah saat memompa dan sistem kardiovaskular (La Place, 1984).
BAHAN DAN METODE 1.
Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda Sumba jantan dan betina
berjumlah 64 ekor yang sudah memenuhi syarat untuk mengikuti pacuan kuda terdiri dari 33 ekor jantan dan 31 ekor betina.
Kuda sumba yang diteliti adalah kuda Sumba
yang
mengikuti perlombaan pacuan kuda kategori dibawah 135 cm pada bulan Oktober tahun 2015 di lapangan kuda Rihi Eti, Kota Waingapu, Nusa Tenggara Timur. 2.
Alat yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian: 1) Pita ukur dalam satuan (cm) dengan ketelitian 0.1 cm, digunakan untuk mengukur lingkar dada 2) Caliper dalam satuan (cm) dengan tingkat ketelitian 0.1 cm, digunakan untuk mengukur lebar dada 3) Stopwatch dalam satuan detik (s), digunakan untuk mengukur waktu kecepatan berlari kuda 4) Laptop, digunakan untuk mengolah data hasil pengumpulan data 5) Alat tulis kerja (ATK), digunakan untuk mencatat kegiatan dan hasil pengukuran yang telah dilakukan 6) Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan hasil penelitian.
3
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
3.
Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan korelasional. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu sampel diambil pada kelompok kelas tertentu dimana banyak terdapat kuda Sumba. Pengukuran lingkar dada dan lebar dada dilakukan setelah pacuan kuda berlangsung. Pengukuran kecepatan lari dilakukan pada saat kuda sedang melakukan sprint pada jarak 800 dan 1000 m, dengan jarak (meter) dibagi dengan waktu (detik) yang dibutuhkan kuda sejak dilepaskan dari kandang pacu (gate) sampai garis finish. 4.
Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1) Lingkar Dada (chest girth), diukur dengan melingkarkan pita ukur pada rongga dada dibelakang sendi bahu (os scapula) dalam satuan (cm). 2) Lebar dada (chest width), diukur menggunakan caliper pada jarak antara penonjolan sendi bahu (os scapula) kiri dan kanan dalam satuan (cm) 3) Kecepatan lari diukur dengan membagi panjang lintasan (m) dengan waktu yang dibutuhkan kuda untuk mencapainya. Panjang lintasan yang ditempuh yaitu 600m dan 800 m. Waktu yang dibutuhkan kuda untuk mencapai jarak yang ditentukan diukur menggunakan stopwatch dalam satuan detik (s) sehingga satuan kecepatan yang digunakan adalah meter per sekon (m/s). Kecepatan Lari =
5
Analisis Data Data dianalisis dengan piranti lunak SPSS. 16.0 meliputi: 1)
Rata-rata ( x ) adalah rata-rata hitung dari semua nilai yang terdapat dalam sampel ̅
∑
4
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
Keterangan: ∑ = Jumlah dari semua sampel = Banyaknya data sampel = 33
x 2)
= Rata-rata sampel
Ragam (s2)
s2
( xi x) 2 n 1
Keterangan: xi = Nilai setiap individu dalam sampel
x = Rataan sampel = Banyaknya sampel = 33 s 2 = Ragam sampel
3)
Simpangan Baku (s) s s2
4)
( xi x) 2 n 1
Koefisien Variasi (KV)
x Keterangan: s = Simpangan Baku
x = Rata-rata sampel 5)
Analisis Korelasi Korelasi digunakan untuk menghitung besarnya keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan rumus:
5
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
n
n
r
i 1
i 1
n X X i i 1 i 1 n
n
2 i
6)
n
n X i Yi X i Yi 2
i 1
n n Yi Yi i 1 i 1 n
2
2
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda dilakukan apabila jumlah variabel bebasnya minimal dua (Sudjana, 2005).
Bentuk Dugaan : Keterangan: y = Variabel tidak bebas (Kecepatan lari kuda) = Intersep = Koefisien regresi = Variabel Bebas (Lingkar dada dan Lebar dada). = Galat
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Kuantitatif Hasil penelitian mengenai sifat kuantitatif kuda sumba meliputi lingkar dada, lebar dada dan kecepatan lari dengan jumlah sampel sebanyak 33 ekor kuda Jantan dan 31 ekor kuda betina akan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Sifat Kuantitatif Kuda Sumba Variabel
N Minimum Maximum Rataan Simp.Baku KV (%)
Lingkar dada (cm)
64
130
156,50
138,37
5,23
3,77
Lebar dada (cm)
64
24
34
30,17
2,31
7,65
11,94
15,62
13,53
0,70
5,17
Kecepatan lari (m/s) 64
6
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
Tabel 1 menjelaskan bahwa lingkar dada kuda Sumba berkisar antara 130 cm – 156,50 cm dengan rata-rata sebesar 138,37 ± 5,23 cm dan koefisien keragaman ukuran lingkar dada sebesar 3,77%. Lebar dada berkisar 24 cm – 34 cm dengan rata-rata 30,17 ± 2,31 cm dan koefisien keragaman ukuran lebar dada sebesar 7,65%. Kecepatan lari berkisar 11,94 cm – 15,62 cm dengan rata-rata 13,53 m/s ± 0,70 m/s dan koefisien keragaman ukuran kecepatan lari sebesar 5,17%. Berdasarkan hasil pengukuran diatas, dapat dikemukakan bahwa Lingkar dada, Lebar dada, dan Kecepatan Lari kuda Sumba relatif seragam sesuai dengan pendapat Sastrosupardi (2000) Populasi yang mempunyai nilai koefisien variasi dibawah 15% adalah populasi yang diamati dalam keadaan seragam. Hal tersebut sejalan dengan hasil pemetaan ternak kuda Sumba yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur (2012) dengan rata-rata lingkar dada 139 cm dan lebar dada 28,52 cm pada usia produktif yaitu pada umur 4-7 tahun. Hal tersebut juga tidak berbeda jauh dengan lingkar dada kerabat kuda Sumba yaitu kuda Sumbawa dengan rata-rata 136 untuk jantan dan 138,75 untuk betina (Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2917/Kpts/OT.140/6/2011). Rata-rata kecepatan kuda Sumba tersebut lebih rendah bila dibandingkan rata-rata kecepatan kuda Throughbred yaitu > 15 m/s (PORDASI,2013). Faktor tersebutlah yang menyebabkan masyarakat Sumba lebih memilih kuda cross dibandingkan dengan kuda Sumba.
Faktor pembatas dari performa berlari kuda tergantung dari panjang
lintasan yang ditempuh kuda (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan lari kuda adalah faktor lingkungan, menurut Buttram et al., (1998) pengaruh lingkungan permanen pada performa berlari kuda pacu adalah faktor nutrisi, cidera, pemilik dan pelatih. Korelasi Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan Lari Hasil penelitian mengenai korelasi lingkar dada dan lebar dada dengan kecepatan lari dengan jumlah sampel sebanyak 33 ekor kuda Jantan dan 31 ekor kuda betina akan disajikan pada Tabel 2.
7
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
Tabel 2. Data Bobot Badan Kuda Lokal Sumba Hasil Penimbangan Variabel
Sebenarnya
Korelasi dengan kecepatan lari
P-value (Sig.(2 tailed))
(r)
α 1%
Lingkar dada
0,840
0,000
Lebar dada
0,512
0,000
Berdasarkan Tabel 2, terdapat korelasi positif yang signifikan pada lingkar dada dan lebar dada dengan kecepatan lari.
Besar koefisien korelasi dari lingkar dada dengan
kecepatan adalah sebesar 0,840. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) termasuk dalam kategori kuat. Nilai koefisien korelasi dari lebar dada dengan kecepatan lari adalah sebesar 0,512. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) termasuk dalam kategori sedang. Koefisien korelasi (r) dapat dikatakan sangat rendah apabila nilainya antara 0,01 - 0,999, rendah 0,20 - 0,399, sedang 0,40 - 0,599, kuat 0,60 – 0,799 dan sangat kuat 0,80 - 1. Korelasi populasi signifikan (keberadaannya nyata) apabila P-value (Sig.(2 tailed)) ≤ α, dengan P-value probabilitas kesalahan yang dihasilkan oleh pengujian dan α merupakan probabilitas kesalahan yang ditentukan oleh penguji biasanya sebesar 1%, 5%, dam 10% (Sarwono, 2006). Korelasi yang kuat antara lingkar dada dengan kecepatan lari dikarenakan sebagian besar kuda yang memiliki kecepatan tinggi memiliki lingkar dada yang cukup besar, sehingga mempunyai stamina yang baik ketika kuda tersebut berlari. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Gay (1964) Lingkar dada mempunyai peranan yang penting dalam pernapasan karena berhubungan langsung dengan sirkulasi oksigen dalam tubuh pada saat berlari, kuda yang memiliki lingkar dada yang besar cenderung mempunyai kemampuan mengembangkan organ pernafasan yang sempurna. Korelasi yang sedang antara lebar dada dengan kecepatan lari dikarenakan tidak semua kuda yang memiliki lebar dada besar memiliki kecepatan yang tinggi, kuda yang baik memiliki lar dada yang ideal (tidak terlalu lebar dan sempit). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wood dan Jackson (2004) dada yang terlalu lebar menjadikan kuda sulit berjalan, tidak memiliki keseimbangan dan langkah yang tidak atletis. Dada yang terlalu sempit juga dapat menyebabkan kuda kesulitan dalam berjalan.
8
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
Model Hubungan Lingkar Dada, Lebar Dada dengan Kecepatan Lari Analisis regresi digunakan untuk menggambarkan bentuk hubungan dari dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dihasilkan model persamaan regresi linier berganda antara kecepatan lari dengan lingkar dada dan lebar dada adalah Y= -2,205 + 0,105 X1 + 0,038 X2 ; Persamaan regresi menunjukan nilai α1 dan α2 positif yang artinya terdapat hubungan yang positif antara X1 dengan Y dan juga X2 dengan Y.
Selanjutnya untuk
mengetahui ketepatan model matematika regresi linier berganda diatas dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi (R2/R square) digunakan untuk mengetahui sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan nilai
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,717 atau 71,7%, artinya pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y adalah sebesar 71,7% dengan sisanya 28,3% ditentukan oleh faktor-faktor lainnya diluar X1 dan X2 terhadap Y. Model tersebut dapat dijadikan model untuk menunjukkan hubungan antara lingkar dada dan lebar dada dengan kecepatan lari kuda Sumba karena pengaruh Lingkar dada (X1) dan Lebar dada (X2) terhadap kecepatan lari (Y) cukup besar yaitu 71,7%. Faktor-faktor lain sebesar 28,3% menunjukkan adanya pengaruh lain selain Lingkar dada (X1) dan Lebar dada (X2) terhadap kecepatan lari (Y). Faktor-faktor lingkungan lain yang terdapat dalam lapangan seperti berat joki, kondisi lapangan dan suhu lapangan diyakini memberikan sumbangan pengaruh terhadap kecepatan kuda meskipun kecil. Faktor lain yang berpengaruh adalah faktor lingkungan permanen seperti cidera dan manajemen pemeliharaan. Terdapat perbedaan antara lingkar dada dan lebar dada dari kuda yang biasa dipacu dengan yang tidak biasa dipacu.
Kuda yang terlatih memiliki kemampuan untuk
mengembangkan paru-paru lebih besar dibandingkan dengan yang tidak terlatih. Paru-paru yang mengembang lebih besar dapat menampung lebih banyak oksigen yang dibutuhkan pada saat kuda berlari. Lingkar dada mempunyai peranan yang penting dalam pernapasan karena berhubungan langsung dengan sirkulasi oksigen dalam tubuh pada saat berlari, kuda yang memiliki lingkar dada yang besar cenderung mempunyai organ pernafasan yang sempurna
9
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
(Gay, 1964). Menurut Buttram et al., (1998) pengaruh lingkungan permanen pada performa berlari kuda pacu adalah faktor nutrisi, cidera, pemilik, dan pelatih. KESIMPULAN 1. Korelasi lingkar dada dengan kecepatan lari adalah kuat, yaitu
sebesar 0,840
sedangkan koefisien korelasi lebar dada dengan kecepatan lari adalah sedang, yaitu sebesar 0,512. 2. Bentuk hubungan untuk kecepatan lari dengan lingkar dada dan lebar dada adalah Y= 2,205 + 0,105 X1 + 0,038 X2 dengan nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,717 yang berarti 71,7% nilai kecepatan lari dipengaruhi oleh lingkar dada dan lebar dada, sedangkan sisanya 28,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. SARAN Variabel yang terdapat pada penelitian dapat dijadikan acuan untuk menduga kecepatan lari kuda Sumba akan tetapi masih ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kecepatan lari. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain seperti pelatihan pada kuda Sumba, tatalaksana pemeliharaan, temperatur lokasi pacuan kuda serta ukuran-ukuran tubuh lainnya yang bisa menjadi faktor lain pada kinerja kuda pacu yang mempengaruhi kecepatan lari. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis sampaikan kepada Dinas Peternakan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, dan PORDASI Kabupaten Sumba Timur yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Kabupaten Sumba Timur serta pihak-pihak terkait yang telah meluangkan waktu dan membantu dalam proses penelitian. DAFTAR PUSTAKA Bowling, A.T & A. Ruvinsky. 2000. The Genetics of the Horse. CABI Publishing. London. Buttram, S.T, R. L. Willham., D. E. Wilson & J. C. Heird. 1988. Genetics of racing performance in the American Quarter Horse: I. Description of the Data. J. Anim. Sci, 66: 2791-2799.
10
Hubungan Lingkar Dada dan Lebar Dada dengan Kecepatan…….....................................Evan
Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2012. Proposal Penetapan Rumpun Sandelwood. Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang. Gay C.W. 1964. Productive horse husbandry. Philadelphia and London.JP. Lippincot Company. Hickman , J. 1987. Horse Management. Academic press inc; Madison. Jones, S.M and Russell, M . Horse conformation analysis. 2009. University of Arkansas, United States Department of Agriculture and County Governments Cooperating. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 2917/Kpts/OT.140/6/2011.2011. Penetapan Rumpun Kuda Sumbawa.NTB. La Place, J. (1984). Health. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 426/Kpts/Sr.120/3/2014. 2014. Penetapan Rumpun Kuda Sandel. Jakarta. PORDASI. 2013. Peraturan Pacuan & Petunjuk Pelaksanaan Kejuaraan Nasional Pacuan Kuda. Jakarta: PP. PORDASI. Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu: Yogyakarta. Sastrosupardi. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Edisi Revisi. Penerbit Kanisius.Yogyakarta. Wood, C ., dan Jackson, S. 2004. Horse Judging Manual. Kentucky Cooperative Exxtension. University of Kentucky.
11