Jurnal Sport Pedagogy Vol. 5. No. 1. April 2015
HUBUNGAN KONSEP DIRI, POLA HIDUP SEHAT DAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI
M. Ziad*) Abstrak: Pestasi belajar pendidikan jasmani dipengaruhi oleh faktor fisiologis yaitu kondisi fisik yang dalam hal ini adalah kebugaran Jasmani dan faktor psikologis yang didalamnya terdapat aspek konsep diri dan pola hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsep diri, pola hidup sehat dan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa Madrasah Aliyah Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 830 siswa. Berdasarkan acuan pengambilan sampel 10% dari jumlah populasi maka didapat sampel 62 siswa laki laki dan 13 siswa perempuan sehingga jumlah sampel secara keseluruhan adalah 75 siswa. Dari hasil analisis data yang dapat diperoleh hasil penelitian, koefisien korelasi konsep diri (X1) dengan prestasi belajar pendidikan jasmani (Y) siswa sebesar 0.27 dengan rhitung> rtabel (0.27 >0.227) sehingga terdapat hubungan X1 dengan Y. Koefisien korelasi pola hidup sehat (X2) dengan prestasi belajar pendidikan jasmani (Y) siswa sebesar 0.37 dengan rhitung> rtabel (0.37 >0.227) sehingga terdapat hubungan X2 dengan Y. Koefisien korelasi kebugaran jasmani (X3) dengan prestasi belajar pendidikan jasmani (Y) siswa sebesar 0.27 dengan rhitung> rtabel (0.27>0.227) sehingga terdapat hubungan antara X3 dengan Y. Koefisien korelasi secara bersama-sama konsep diri, pola hidup sehat dan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani sebesar 0.51 untuk taraf signifikansi α=0.05 dan n = 75, dengan rtabel=0.227 dan rhitung=0.51 dapat disimpulkan bahwa rhitung> rtabel (0.51>0.227), sehingga terdapat hubungan konsep diri, pola hidup sehat dan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani siswa Madrasah Aliyah Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari penghitungan pengujian hipotesis diperoleh Fhitung=8,320 sedangkan nilai Ftabel=2,73 yang artinya Fhitung = 8,320 > dari nilai Ftabel=2,73 (Fhitung lebih besar dari Ftabel). Berarti hipotesis yang penulis ajukan diterima kebenarannya. Kata kunci: Konsep Diri, Pola Hidup Sehat, Kebugaran Jasmani, Prestasi Belajar
Pendahuluan Konsep diri merupakan keyakinan, pandangan atau penilaian individu terhadap dirinya baik dari segifisik, psikis dan perilaku yang dipengaruhi oleh penilaian dari orang lain. Konsep diri memiliki arti penting bagi seorang individu karena dengan adanya konsep diri individu dapat mempersepsikan diri dan lingkungannya, mempengaruhi perilakunya, dan juga mempengaruhi tingkat kepuasan yang diperoleh dalam kehidupannya. Terdapat perbedaan konsep diri antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Menurut penelitian Glaeser (2002) diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan konsep diri social antara remaja laki- laki dan remaja perempuan. Remaja laki-laki memiliki konsep diri social yang lebih rendah dibandingkan remaja perempuan. Oleh karena itu agar potensi si anak mampu keluar pada saat pelajaran pendidikan jasmani, harus memiliki konsep diri pada dirinya, yang dengan memiliki konsep diri berpengaruh terhadap kepercayaan diri yang pada akhirnya memberi dampak pada prestasi belajar pelajaran pendidikan jasmani.
Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana tingkat anak beraktifitas itu berbeda-beda pada masing-masing individu. Untuk dapat melaksanakan aktifitasnya itu dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal maka individu tersebut harus memiliki tingkat kesehatan yang baik dan stabil. Terlebih pada orang yang senantiasa melakukan aktifitas yang cukup berat, apalagi aktifitas yang cukup berat ini dilakukan oleh seseorang yang masihdalam usia anak-anak dan remaja, tentunya mereka harus selalu memperhatikan dan menjaga kondisi tubuh mereka dengan cara memenuhi segala kebutuhan bagitu buhnya secara seimbang. Usia Anak-anak dan remaja merupakan usia yang termasuk kedalam kategori yang rentan akan gizi dan pada usia tersebut mereka masih dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan, anak-anak dan remaja yang aktif dengan mempunyai aktifitas lebih dari anak-anak pada umumnya itu harus selalu memperhatikan dan melaksanakan pola hidup sehat agar tahap pertumbuhan dan perkembangan pada anak tersebut tidak terhambat. Sebagaimana yang
M. Ziad
15
Jurnal Sport Pedagogy Vol. 5. No. 1. April 2015
dijelaskan oleh Komariyah (2005:27) tentang kebutuhan gizi yaitu bahwa: Untuk anak-anak sampai remaja, diperlukan zat-zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan dan aktifitas (olahraga) sehinggga selain energi untuk aktifitasnya, diperlukan zat-zat gizi lainnya untuk pertumbuhan dan perkembangan. Namun, adakalanya banyak orang tua yang belum paham pentingnya memenuhi kebutuhan tubuh anaknya yang mempunyai aktifitas lebih. Anak-anak hanya diberimotivasi secara lisan dan tidak ditindak lanjuti dengan tindakan nyata bagi anak tersebut, karena dengan perilaku yang nyata ini kondisi kesehatan anak-anak terjaga dan terpelihara dengan baik. Aktifitas yang dilakukan oleh setiap individu anak berbeda-beda tergantung pada kepentingan masing-masing individu anak. Salah satu aktifitas rutin yang dilakukan anak-anak ini yaitu pada saat mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, pendidikan jasmani merupakan pelajaran yang identik dengan aktifitas fisik yang menuntut siswa untuk mempunyai taraf kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik tentu saja dapat dengan membiasakan pola hidup sehat. Karena kesehatan ialah segala permasalahan mengenai factor manusia secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kualitas sehat manusia itu sendiri. Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, tetapi hal ini tidak dapat dicapai secara otomatis, sehat memerlukan pemeliharaan dan pembinaan semua factor yang secara universal mempengaruhinya. Dalam hubungan ini maka keadaan kesehatan seseorang tergantung pada fungsi keseluruhan dirinya dalam lingkungan dan pekerjaanya yang Nampak pada tingkahlakunya sehari-hari. Seseorang yang dapat bertingkahlaku secara positif dalam kehidupan sehari-hari harus dapat memperhatikan dan bertanggung jawab terhadap keadaan jasmani, rohani, serta hubungan sosialnya sehingga dapat hidup lebih berdayaguna dan berhasil bagi kepentingan diri dan masyarakatnya. Menurut Giriwijoyo (1992:12) menjelaskan sehat menurut ilmu faal olahraga sebagai berikut: (1) Normalnya proses-proses fisiologis dalam tubuh, (2) Normalnya fungsi alat-alat tubuh dan (3) Normalnya fungsi tubuh secara keseluruhan. Oleh karena fungsi alat-alat tubuh berubah antara keadaan istirahat dan keadaan kerja, maka sehat dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Sehat statis: yaitu normalnya fungsi alatalat tubuh pada waktu istirahat. 2. Sehat dinamis: yaitu normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu kerja atau olahraga.
16
M. Ziad
Dengan menerapkan pola hidup sehat pada diri siswa ini maka akan terpenuhinya segala sesuatu yang dibutuhkan oleh tubuh siswa baik secara anatomi maupun secara fisiologis. Komponen anatomis ini meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah-masalah yang bersifat structural pada tubuh manusia, sedangkan komponen fisiologis yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah-masalah yang bersifat fungsional pada tubuh manusia atau dengan kata lain adalah tingkat kemampuan menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya. Agar anak-anak dan remaja dapat beraktifitas fisik dengan baik, harus dimulai dengan pola hidup yang sehat serta ditunjang dengan kebugaran jasmani diatas rata-rata, kemudian dibina melalui latihan- latihan yang teratur, terarah, terencana dengan baik serta teknik dan taktik yang tepat. Selain itu dalam pendidikan jasmani, unsure kebugaran jasmani sangat penting dimiliki oleh setiap siswa, karena unsure kebugaran jasmani merupakan dasar dalam maksimal atau tidaknya siswa dalam beraktifitas fisik pada saat pelajaran pendidikan jasmani. Di dalam unsure kebugaran jasmani itu sendiri terdapat unsure daya tahan, yang mana merupakan elemen yang sangat penting yang harus dimiliki bagi setiap individu. Harsono (1988:155), mengemukakan bahwa: “Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.” Kebugaran jasmani yang telah ada perlud ipertahankan bahkan ditingkatkan, sesuai dengan pendapat Ichsan (1988:88) menjelaskan tentang kebugaran jasmani sebagai berikut: Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan penuh kesanggupan dan tanggung jawab, tanpa memiliki rasa lelah dan penuh semangat untuk menikmati penggunaan waktu luang dan menghadapi kemungkinan berbagai bahaya dimasa yang akan datang. Senada Kiyatno (1996:4) kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang dan mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya atau keperluan mendadak. Berdasarkan pendapat tentang pengertian kebugaran jasmani diatas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugassehari-hari tanpa merasa kelelahan dan bahkan masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup untuk melaksanakan tugas berikutnya. Jadi apabilas eseorang yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik sesuai dengan tingkat tugas yang
Jurnal Sport Pedagogy Vol. 5. No. 1. April 2015
dihadapi tanpa merasa kesulitan yang berarti, sehingga dapat dikatakan orang tersebut mempunyai kebugaran jasmani yang cukup baik. Karena pendidikan jasmani identik dengan pelajaran yang membutuhkan tingkat kebugaran jasmani yang tinggi, dikarenakan pada saat pendidikan jasmani siswa dituntut untuk terus berkatifitas fisik selama pelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi dan studi empiris penulis, untuk memproleh prestasi belajar pendidikan jasmani yang baik, siswa MAN harus ditunjang dengan konsep diri pada dirinya, menerapkan pola hidup sehat dan meningkatkan kebugaran jasmaninya. Dimana, ketika seorang siswa tersebut mempunyai konsep diri, menerapkan pola hidup sehat dan meningkatkan kebugaran jasmani ke arah yang baik maka siswa tersebut dapat menguasai segala materi pelajaran yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani yang pada akhirnya akan berujung kepada prestasi belajar pendidikan jasmani yang baik pula. Namun pada anak-anak dan remaja, untuk mempunyai konsep diri, mampu menerapkan pola hidup sehat dan meningkatkan kebugaran jasmani tidaklah mudah, hal ini dikarenakan mereka masih mempunyai psikologis yang labil atau dapat dikatakan masih dalam masa transisi yaitu dapat dengan mudah terpengaruh baik dari factor dalam maupun faktorl uar. Berdasarkanhasil observasi pada sekolah sampel di beberapa sekolah di Aceh Besar, dapat di gambarkan bahwa prestasi belajar siswa relatif kurang baik, hasil kurang baik ini tidak terlepas dari faktor psikologis dan jasmaniah yang mempengaruhinya. Faktor psikologis tergambar dari konsep diri dan kebiasaan hidup yang dalam hal ini adalah pola hidup siswa sedangkan faktor jasmaniah tergambar dari tingkat kebugaran jasmani siswa tersebut. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Slameto (2010:54) yang mengatakan bahwa salah satu factor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor intern. Faktor intern adalahf actor yang ada didalam diri individu yang sedang belajar. Berikut ini uraian mengenai faktor faktor tersebut: 1. Faktor Jasmaniah dibagi menjadi dua,yaitu : a. Kesehatan , sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagianbagiannya/bebas dari penyakit. b. Cacatt ubuh,sesuatu yang menyebabkan kurang baik/kurang sempurna mengenai tubuh/badan 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat,
kematangan, kecakapan, sikap, kebiasaan, motivasi, disiplin dan partisipasi. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan konsep diri, pola hidup sehat dan tingkat kebugaran Jasmani dengan prestasi belajar pendidikam jasmani Siswa Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013.
Kajian Teoritis Suliyanto (2012:2) menyampaikan bahwa Korelasi merupakan salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif. Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Konsep diri berawal dari pengertian the self atau diri itu sendiri. James (Sobur, 2011:499-500) mendefinisikan self sebagai “segala sesuatu yang dapat dikatakan orang tentang dirinya sendiri, bukan hanya tentang tubuh dan keadaan psikis saja, melainkan juga tentang anak-istri, rumah, pekerjaan, nenek moyang, teman, milik dan uangnya” Pola hidup sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindung idiri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat, Giriwijoyo (2007:45). Menurut Widaninggar (2002:1) kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari– hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Menurut Tuu (2004:75) bahwa Prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”.
Prosedur Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi (corelation research). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel yang akan diteliti. Besar kecilnya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi, hal ini sesuai dengan pernyataan Arikunto (1989:309) “Penelitian korelasi merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel, besar atau tingginya hubungan dinyatakan dengan koefien korelasi”.
M. Ziad
17
Jurnal Sport Pedagogy Vol. 5. No. 1. April 2015
Adapun rancangan penelitian ini sebagai berikut.
(X1) (Y)
(X2) (X3)
Keterangan: X1 = Konsep Diri X2 = Pola Hidup Sehat X3 = Kebugaran Jasmani Y = Prestasi Belajar = Hubungan Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Aceh Besar Tahun pelajaran 2012/2013. Tabel 1. Jumlah Populasi Siswa Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Aceh Besar
No
Madrasah Aliyah Negeri
1 2
Jumla h Siswa 100 170
Jumlah Sampel
MAN Indrapuri 12 MAN Kuta 14 Baro 3 MAN Cot Gue 100 12 4 MAN 100 14 Montasik 5 MAN Sibreh 180 15 6 MAN 180 15 Darussalam Total 830 83 Sumber: Mapemda Kabupaten Aceh Besar
Tidak Hadir 2 1 1 1 1 2 8
Instrumen untuk mengungkap konsep diri, pola hidup sehat dan kebugaran jasmani siswa yang
18
M. Ziad
dikembangkan oleh penulis dengan berdasarkan definisi operasional konsep diri merujuk pada teori Centi (Desmita 2010:166)yang terlebih dahulu divalidasi oleh pakar yang dalam hal ini adalah Prof. Dr. Yusrizal, M.Pd dan Dr. Nyak Amir, M.Pd.Bentukskala penilaianyang digunakan adalah skala likert dengan 5 alternatif jawaban yang terdiri dari(5)SangatSetuju,(4)Setuju,(3) Ragu-ragu, (2) Tidak Setuju, (1) Sangat Tidak Setuju. Teknik pengumpulan data untuk menelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Konsep diri dan pola hidup siswa didapat dengan memberikan instrumen konsep diri dan pola hidup siswa dalam bentuk kuisioner kepada siswa. 2. Kebugaran jasmani Suherman (2009:129) menjelaskan bahwa tes kebugaran jasmani merupakan alat untuk mengukur daya kemampuan system kerja tubuh dan dalam hal ini juga mengukur derajat sehat dinamisnya. Dalam penelitian ini, tes kebugaran jasmani yang dilakukan adalah dengan menggunakan tes kebugaran jasmani Indonesia (Nurhasan, 2009:93). Adapun tes kebugaran jasmani butir-butir tesnya antara lain: Butir butir tesnya, terdiri dari: (a) Tes lari cepat 60 meter, (b) Tes angkat tubuh (60 detik), (c) Tes baring duduk (60 detik), (d) Tes loncat tegak, dan (d) Tes lari jauh (1000 meter). Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan koefesien korelasi ganda Menurut Sugiyono (2010:266) sebagai berikut:
Menurut Sudjana (1999:385) untuk menguji hipotesis korelasi ganda ataulebih variable X dengan variable Y dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Jurnal Sport Pedagogy Vol. 5. No. 1. April 2015
Hasil dan Pembahasan Penelitian Uji Normalitas Tabel 2. Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan software SPSS statistic 20 Tests of Normality a Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. Statistic Df Sig. * Konsep_Diri .122 34 .976 34 .637 .200 .086 Pola_Hidup_Sehat .141 34 .940 34 .063 Kebugaran_Jasmani .137 34 .953 34 .151 .103 Prestasi_Belajar .095 34 .200* .959 34 .234 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan bagan output di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikan untuk keempat kolompok data yaitu 0.637 untuk Konsep Diri, 0.063 untuk Pola Hidup Sehat, 0.151 untuk Kebugaran Jasmani dan 0.234 untuk Prestasi Belajar Penjaskes. Keempat nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0.05 maka dapat diartikan bahwa data yang berkaitan dengan konsep diri, pola hidup sehat, kebugaran Jasmani dan prestasi belajar pendidikan jasmani berdistribusi normal, maka dari itu dapat dilakukan analisis korelasi antar variabel. Uji Homogenitas a. Uji Homogenitas antara Konsep Diri dan Prestasi Belajar Penjaskes. Tabel 3. Hasil uji homogenitas X1 dengan Y dengan menggunakan software SPSS statistic 20 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic .353
df1 8
df2 23
Sig. .934
Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil dari signifikan uji homogenitas variabel konsep diri dengan prestasi belajar pendidikan jasmani adalah 0.934. hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai signifikan 0.934 >0.05 sehingga nilai data dari konsep diri dan prestasi belajar pendidikan jasmani mempunyai uji nilai yang homogen. b. Uji Homogenitas Pola Hidup Sehat dengan Prestasi Belajar Penjaskes c. Tabel 4. Hasil uji homogenitas X2 dengan Y dengan menggunakan software SPSS statistic 20 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic 3.806
df1 8
df2 23
Sig. .080
Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil dari signifikan uji homogenitas variable pola hidup sehat dengan prestasi belajar pendidikan jasmani adalah 0.080. hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai signifikan 0.080 >0.05 sehingga nilai data dari pola hidup sehat dengan prestasi belajar pendidikan jasmani mempunyai uji nilai yang homogen. d.
Uji Homogenitas Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Penjaskes Tabel.5. Hasil uji homogenitas X3 dengan Y dengan menggunakan software SPSS statistic 20 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 0.306 8 23
Sig. .070
Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil dari signifikan uji homogenitas variabel kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani adalah 0.070. hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai signifikan 0.070 >0.05 sehingga nilai data dari kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani mempunyai uji nilai yang homogen. Rata – Rata dan Standar Deviasi X1, X2, X3, Y a. Dari hasil pengolahan data, diperoleh ratarata pola hidup sehat adalah 190.77, dan nilai standar deviasi sebesar 20.67. Langkah selanjutnya mencari T. Score pola hidup sehat. b. Dari hasil pengolahan data, diperoleh ratarata kebugaran jasmani adalah 13,43 dan nilai standar deviasi sebesar 2,30 selanjutnya mencari nilai T-Score kebugaran jasmani. c. Dari hasil pengolahan data, diperoleh ratarata prestasi belajar pendidikan jasmani siswa Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten
M. Ziad
19
Jurnal Sport Pedagogy Vol. 5. No. 1. April 2015
Aceh Besar (Y) adalah 77,27 dan nilai standar deviasi sebesar 0.96 Uji Korelasi Antar Variabel a. Konsep Diri dengan Prestasi Belajar Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar r= 0.27. Harga rhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel. Untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 75 yaitu 0.227, maka rhitung=0.27 dan rtabel = 0.227. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rhitung>rtabel (0.27 >0.227) berarti ada hubungan variabel konsep diri (X1) dan prestasi belajar pendidikan jasmani(Y). b. Pola Hidup Sehat dengan Prestasi Belajar Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar r= 0.37. Harga rhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel. Untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 75 yaitu 0.227, maka rhitung=0.37 dan rtabel = 0.227. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rhitung>rtabel(0.37>0.227) berarti terdapat hubungan pola hidup sehat (X2) dan prestasi belajar pendidikan jasmani (Y). c. Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar r = 0.27. Harga rhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel Untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 75 yaitu 0.227, maka rhitung=0.27dan rtabel = 0.227. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rhitung>rtabel(0.27>0.227) berarti Terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani (X3) dan prestasi belajar pendidikan jasmani(Y). Pembuktian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Belajar Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh harga thitung = 2.37 dengan taraf signifikan nyata α = 0.05 dan dk = n – 2 = 75 – 2 = 73. Selanjutnya Ha diterima jika thitung>ttabel. Berdasarkan daftar ttabel = 1,666 dapat dilihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2.37 > 1,666. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. b. Pengujian Hipotesis Hubungan Pola Hidup Sehat dengan Prestasi Belajar Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh harga thitung = 3.45 dengan taraf signifikan nyata α = 0.05 dan dk = n – 2 = 75 – 2 = 73. Selanjutnya Ha diterima jika thitung>ttabel. Berdasarkan daftar ttabel = 1,666 dapat dilihat bahwa thitung>ttabel yaitu 3.45 > 1,666. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
20
M. Ziad
c. Pengujian Hipotesis Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh harga thitung = 2.37 dengan taraf signifikan nyata α = 0.05 dan dk = n – 2 = 75 – 2 = 73. Selanjutnya Ha diterima jika thitung>ttabel. Berdasarkan daftar ttabel = 1,666 dapat dilihat bahwa thitung>ttabel yaitu 2.37 > 1,666. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Uji Korelasi Antara X1, X2, X3, dengan Y Berdasarkan tabel Korelasi di atas, maka korelasi yang ditemukan sebesar 0.51 dan termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang kuat antara konsep diri, pola hidup sehat dan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani pada Siswa MAN Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013. Harga r hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel Untuk taraf signifikan nyata α = 0.05 dan n = 75 yaitu 0.227, maka thitung = 0.51 ttabel= 0.227. Hal ini dapat disimpulkan bahwa thitung>ttabel (0.51 >0.227) berarti terdapat hubungan yang signifikan konsep diri, pola hidup sehat dan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani pada Siswa MAN Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013. Kesimpulan Koefisien korelasi konsep diri dengan prestasi belajar pendidikan jasmani Siswa Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebesar 0.27sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan konsep diri dengan prestasi belajar pendidikan jasmani dengan tingkat hubungan yang rendah. Koefisien korelasi pola hidup dengan prestasi belajar pendidikan jasmani Siswa Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebesar 0.37 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pola hidup Sehat dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa dengan tingkat hubungan yang rendah. Koefisien korelasi kebugaran Jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sebesar 0.27 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kebugaran Jasmani dengan prestasi belajar Pendidikan Jasmani dengan tingkat hubungan yang rendah. Koefisien korelasi secara bersama-sama konsep diri, pola hidup sehat dan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani adalah sebesar 0.51 sehingga dapat disimpulkan
Jurnal Sport Pedagogy Vol. 5. No. 1. April 2015
bahwa terdapat hubungan konsep diri, pola hidup sehat dan kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan tingkat hubungan yang sedang.
Daftar Pustaka Arikunto,S.2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Glaeser, Barbara C. 2002. Self-concept: difference samonga dolescentsby gender. Journal of Instructional Psychology. Giriwijoyo, Santoso. 2006. Ilmu Faal Olahraga: Bandung: FPOK. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ichsan, M. 1988.Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Nurhasan, dkk, 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK. Puspodihardjo, Ponijan. 1998. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: PT. Rakaditu. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka. Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tu'u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.
M. Ziad
21