Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
HUBUNGAN KETELADANAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA Marjohan (10110037) Mahasiswa PPKn IKIP Veteran Semarang Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya perbedaan yang cukup jelas pada perilaku sosial siswa Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun 2014. Beberapa siswa telah menunjukan perilaku sosial yang positif, tapi disisi lain masih banyak siswa dengan perilaku sosial negatif yang begitu sulit dikendalikan baik dari segi tingkah laku maupun dalam bertutur kata. Dengan arahan dan bimbingan yang sama dari guru, penulis menduga ada faktor lain yang mendasari perilaku social siswa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Keteladanan Orang Tua siswa SDN Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. 2) Perilaku Sosial Siswa SD Negeri Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. 3) Hubungan antara Keteladanan Orang Tua TerhadapPerilaku Sosial Siswa SD Negeri Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif uji korelasi. Jumlah populasi yang sekaligus menjadi sempel 70 siswa. Variabel bebas (X) keteladanan orang tua, dan variable terikat (Y) perilaku sosial siswa. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan observasi, interview, angket, dan dokumentasi. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk kesesuaian instrument angket. Analisis data menggunakan uji korelasi product moment yang disertai analisis deskriptif untuk menganalisa tiap variable penelitian. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan: 1) Tingkat Keteladanan Orang Tua siswa SD baik dengan prosentase mencapai 31,43%. 2) Tingkat Perilaku Sosial siswa juga baik dengan prosentase mencapai 34,29%. 3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara Keteladanan Orang Tua dengan Perilaku sosial siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,728 yang lebih besar dari rt= 0,235 (taraf signifikasi 5 %) dan r t = 0,306 (taraf signifikasi 1 %). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terbukti bahwa ada korelasi yang positif dan signifikan antara keteladanan orang tua terhadap perilaku sosial siswa SD Negeri Mojolawaran Gabus Pati. Saran untuk Kepala Sekolah agar melaksanakan Tupoksi dengan baik, berterusterang pada bawahan jika ijin meninggalkan tugas, minta maaf jika melakukan kesalahan. Untuk guru: membiasakan masuk dan kellluar kelas tepat waktu, berterusterang pasa siswa jika meninggalkan kelas, mengkoreksi setiap tugas yang diberikan. Untuk orang tua: meluangkan waktu untuk keluarga, mendampingi dan menasehati anak ketika menonton televisi, menanyakan tentang pelajaran dan membantu kesulitan belajar anak. Untuk siswa: menaati dan melaksanakan setiap nasehat srta arahan yang baik dari orang tua dan guru, memperhatikan perilaku sosial masyarakat sekitar untuk meniru yang baiak dan menghindari yang kurang baik. Kata Kunci : keteladanan, perilaku social
PENDAHULUAN Pada dasarnya semua anak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan yang suci, baik lahir maupun batinnya. Ketika anak-anak mulai tumbuh, mulai berfikir, mulai meniru segala yang mereka lihat, di tahapan inilah peran orang tua sebagai guru yang paling utama bagi anak-anaknya akan sangat menentukan sikap dan prilaku anak-anak mereka. Idealnya anak-anak usia sekolah dasar lebih mudah untuk dinasehati. Karena pada dasarnya pengetahuan mereka akan benar salah dalam bertindak masih sangat terbatas. Anak – anak cenderung hanya melaksanakan hal-hal yang telah diajarkan oleh orang tua, guru, ataupun orang dewasa
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
14
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
desekitar mereka. Umumnya anak-anak akan meniru kebiasaan atau pola hidup dari orang tuanya, baik itu kepribadian maupun prilaku sosial. Di Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran ini penulis menjumpai berbagai bentuk prilaku sosial siswa yang diantaranya adalah: 1. Siawa dengan prilaku sosial negatif a) Sangat nakal dan begitu dominan atas teman-temannya b) Jauh dari kata santun ketika berbicara dengan guru dan penjaga sekolah c) Sering berkata kotor ketika ada masalah dengan teman d) Tingkat kepedulian sosial yang masih rendah e) Sulit diajak kerja bakti f) Beberapa siswa laki-laki mulai berani membolos bermain Playstation di jam sekolah g) Sulit dimintai iuran untuk menjenguk teman yang sakit h) Uang infak rutin tiap hari jum’at malah tidak dibayarkan i) Tertib ketika ada guru saja j) Menunggu perintah untuk melaksanakan piket atau membersihkan kelas 2. Akan tetapi beberapa siswa mulai menunjukan prilaku sosial yang positif a) Begitu peduli pada teman b) Begitu bersemangat melaksanakan kerja bakti c) Secara sadar dan rutin membayarkan infak tiap hari jum’at d) Sangat santun dalam bertutur kata e) Sudah sangat sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan kelas dan sekolah tanpa ada arahan dari guru atau penjaga sekolah f) Sudah bisa diberi kepercayaan untuk melaksanakan suatu tugas Dengan arahan dan bimbingan yang sama dari guru untuk semua siswa, dugaan awal penulis munculnya berbagai macam perilaku sosial siswa tersebut mungkin dipengaruhi oleh keteladan dari orang tua masing-masing siwa di lingkungan keluarga. Orang tua memiliki rasa cinta dan kasih sayang terhadap anak-anaknya. Perasaan yang tertanam dalam diri manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenis mereka dimuka bumi, perasaan itulah yang membuat orang tua mampu bersabar dalam memelihara, mengasuh, mendidik anak serta memperhatikan segala kemaslahatanya. Orang tua hendaknya mempunyai tanggung jawab pada anak terutama dalam pendidikan yang baik pada anak-anaknya. Orang tua sangat berperan dalam pembentukan perilaku sosial diantaranya adalah keteladanan orang tua, memberikan teladan merupakan cara yang efektif daripada bahasa, karena bisa memberikan gambaran dan isyarat yang jelas untuk dapat ditirukan. Contoh baik yang dapat diberikan orang tua kepada anaknya antara lain : keaktifan dalam kegiatan sosial, kesesuaian antara perkataan dan perbuatan, budaya kerjasama, suka membantu, sikap santun, menghormati orang lain.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
15
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
Melalui suasana rumah yang damai akan melahirkan sikap dan kepribadian anak yang stabil. Orang tua diharapkan memberikan keteladanan yang terbaik dengan perbuatan dan perilakunya. Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian skripsi dengan judul “Hubungan Keteladanan Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Siswa Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun 2014”.
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keteladanan Orang Tua Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain( Armai Arief,2002:117). Keteladanan juga dapat diartikan sebagai pemberian teladan atau contoh dari pihak lain, Misalnya orang tua, guru, teman, pemimpin sumber idola dan sebagainya (Surya M,2001:80). Keteladanan orang tua adalah perilaku dari orang tua (ayah, ibu) yang patut ditiru dan dicontoh oleh anak-anaknya. Apabila orang tua mendasarkan kepada keteladanan, maka konsekuensinya mereka harus memberikan teladan kepada anaknya.
Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan orang tua akan mendapat sorotan anak. Adapun pendapat pakar pendidikan yang lain tentang keteladanan yang diungkapkan oleh Majid (2008 : 150 ) menyatakan bahwa: “Dengan adanya teladan yang baik, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya dan memang sebenarnyalah bahwa adanya contoh ucapan, perbuatan dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu merupakan sesuatu amaliyah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.” Perilaku Sosial Siswa Pengertian Perilaku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “Perilaku adalah cara berbuat atau menjalankan sesuai dengan sifat yang layak bagi masyarakat” (Purwadarminta, 1997:436). “Sosial adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat atau memperhatikan kepentingan umum” (Purwadarminta, 1997:253). Bimo Walgito (2003:15) menyebutkan bahwa pengertian perilaku adalah sebagai berikut: “Perilaku adalah aktivitas individu, sedangkan pengertian perilaku dalam arti luasnya yaitu perilaku yang menampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak menampak (innert behavior), sebagaimana diketahui perilaku yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal”.
METODE PENEITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif uji korelasi. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data-data yang sebenarnya terjadi dilapangan. Penelitian uji korelasional adalah suatu penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
16
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi variabel lain. Dalam hal ini mencari data, ada tidaknya hubungan antara variabel, dan apabila ada seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Sedangkan bersifat kuantitatif berarti menekankan analisi pada data numerikal (angka) yang diperoleh dengan metode statistik. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono(2007:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya, dan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Riduwan (2008:37) mengatakan bahwa Populasi merupakan keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian. Populasi adalah subyek yang diteliti guna memperoleh informasi dalam suatu penelitian. Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah tersaji pada dengan jelas Bab I, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan kelas VI Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Gabus Pati yang berjumlah 70 siswa. 2. Sampel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto, (2002:108), “Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dan populasi saling berhubungan , sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi, untuk mewakili populasi dalam arti sampel harus bersifat representatif. Berkaitan dengan hal tersebut, Suharsimi Arikunto memberikan pedoman yaitu apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar (lebih dari 100 orang) dapat menggunakan sampel. Menurutnya sampel diambil antara 10 % - 15 % hingga 20 % - 25 % atau bahkan boleh lebih dari 25 % dari jumlah populasi yang ada(Suharsimi Arikunto,1998:120). Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan 70 siswa kelas V dan kelas VI yang menjadi sampel. 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel(Sugiyono, 2013:81). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang yang digunakan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Sampling Purposive untuk menentukan sampel dari populasi. Sampling
Purposive
adalah
teknik
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan
tertentu(Sugiyono, 2013:85). Untuk memperoleh data yang lebih maksimal, maka kelas besar yaitu kelas V dan kelas VI yang dijadikan sampel. Dengan pertimbangan, siswa kelas V dan VI dianggap lebih mampu menerima penjelasan dari peneliti.
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
17
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
Variabel Penelitian dan Indikator 1. Variabel Bebas (x) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atas unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala atau faktor (Nawawi,1987:56). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah keteladanan orang tua. 2. Variabel Terikat (y) Variabel terikat adalah variabel yang kedudukannya sangat tergantung oleh variabel lain. Jadi variabel terikat yaitu sejumlah gejala serta faktor atau unsur keberadaan atau kemunculan yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Nawawi,1987:57). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah perilaku sosial siswa.
Table 1. Variable Penelitian dan Indikator Variabel ( Variabel Bebas ) Keteladanan Oarang Tua (x)
( Variabel Terikat ) Perilaku sosial Siswa (y)
Indikator Mengajarkan bahasa yang halus dan sopan santun pada anak Kepedulian pada pendidikan dan mendukung bakat anak Mendampingi dan mengkontrol penggunaan media elektronik Aktif dalam kerjasama kegiatan sosial Mendengarkan pendapat anak dan membudayakan demokrasi dalam keluarga Meluangkan waktu untuk keluarga
Item 1,2
Berkomunikasi Dengan Guru Kegiatan Kepramukaan Kegiatan Keagamaan Extra Olahraga Pemanfaatan Takhnologi Piket Kelas Kegiatan Belajar Kelompok
1 2,3 4,5 6 7 8 9,10
3,4 5,6 7 8,9
10
Tekhnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data sebagai berikut: 1. Metode Observasi 2. Metode Interview 3. Metode Angket 4. Metode Dokumentasi
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
18
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
HASIL PENELITIAN Teknik analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui skor masing – masing variabel, baik itu keteladanaan Orang Tua (variabel X) maupun perilaku sosial siswa (variabel Y) dari rekap hasil sebaran angket dari 70 responden. Adapun langkah – langkah yang harus ditempuh untuk melakukan proses perhitungan analisis deskriptif adalah : 1. Menentukan bobot masing-masing jawaban a. Jawaban A bernilai 4 b. Jawaban B bernilai 3 c. Jawaban C bernilai 2 d. Jawaban D bernilai 1 2. Menentukan skor maksimal ideal (S mak I), cara menghitungnya adalah jumlah item setiap variabel dikalikan skor maksimal 10 x 4 = 40 3. Menentukan skor minimal ideal (S min I), cara menghitungnya adalah jumlah item setiap variabel dikalikan skor minimal 10 x 1 = 10 4. Menentukan range (rentangan = r),S mak I – S min I 40 – 10 = 30 5. Menentukankriteria yang peneliti tetapkan sebanyak 5 buah, dengan kategori A(sangat baik),B(baik),C(cukup),D(kurang),dan E(sangat kurang). 6. Menentukan Interval ( i ), cara menghitunya adalah range dibagikategori 30 : 5 = 6 7. Membuat table kriteria Table 2. Tabel Kriteria No
Interval
Kategori
1.
34 – 40
A (sangatbaik)
2.
28 – 33
B (baik)
3.
22 – 27
C (cukup)
4.
16 – 21
D (kurang)
5.
10 – 15
E (sangatkurang)
8. Setelah data tersebut terkumpul lengkap ( lampiran VIII danlampiran IX ), menganalisa deskriptif prosentase tentang sejauh mana keteladanan orang tua dan perilaku sosial siswa SD Negeri Mojolawaran Gabus tahun 2014, cara perhitunganya frekuensi per jumlah sampel kali 100%
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
19
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
Tabel 3. Analisa Deskripsi Tentang Keteladana Orang Tua No 1
Kategori
Interval
Frekuensi
Kategori A
34 – 40
20
Deskriptif prosentase 20 x 100% = 28,57% 70
2
Kategori B
28 – 33
22
22 x 100% = 31,43% 70
3
Kategori C
22 – 27
14
14x 100% = 20% 70
4
Kategori D
16 – 27
12
12 x 100% = 17,14% 70
5
Kategori E
10 – 15
2
2 x 100% = 2,86% 70
Sesuai dengan perhitungan diatas berarti tingkat keteladanan orang tuasiswa SD Negeri Mojolawaran Gabus tahun 2014 berada pada kategori baik dengan prosentase mencapai 31,43 %. Tabel 4. Analisa Deskripsi Perilaku Sosial Siswa No 1
Kategori
Interval
Frekuensi
Kategori A
34 – 40
14
Deskriptif prosentase 14 x 100% = 20% 70
2
Kategori B
28 – 33
24
24 x 100% = 34,29% 70
3
Kategori C
22 – 27
21
21x 100% = 30% 70
4
Kategori D
16 – 27
6
6 x 100% = 8,57% 70
5
Kategori E
10 – 15
5
5 x 100% = 7,14% 70
Sesuai dengan perhitungan diatas berarti tingkat perilaku social siswa SD Negeri Mojolawaran Gabus tahun 2014 berada pada kategori baik dengan prosentase mencapai 34,29%. 9. Menganalisahubungan antara keteladanan orang tua sebagai variable X terhadap perilaku sosial siswa SD Negeri Mojolawaran Gabus tahun 2014sebagai variable Y, sekaligus menguji hipotesis yang telah diajukan, digunakan tehnik analisis product moment dengan rumus sebagai berikut:
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
20
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
NXY (X )(Y )
rxy =
[ NX 2 (X ) 2 ][ NY 2 (Y ) 2 ] Keterangan: rxy
= Koefisien Korelasi
XY
= Perkalian antara variabel x dan y
X
= Nilai variabel X
Y
= Nilai variabel Y
X²
= Nilai variabel X yang dikuadratkan
Y²
= Nilai variabel Y yang dikuadratkan
N
= Jumlah sampel yang menjadi obyek penelitian
∑
= Jumlah(sigma)
Berdasarkan table persiapan analisa (lampiran XII) diperoleh data sebagai berikut: N
= 70
∑X
= 2.075
∑X2 = 65.013 ∑Y ∑Y
= 1.869 2
= 52.815
∑XY = 57.730
rxy
NXY (X )(Y )
==
[ NX (X ) 2 ][ NY 2 (Y ) 2 ] 2
=
√[
= = =
√[
][
][
]
]
√
√
= rxy = 0,728 Dengan demikian dapat diketahui bahwa koefisien korelasi atau r xy antara variable X dan variable Y adalah sebesar 0,728. Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa hubungan Keteladanan Orang Tua (x) terhadap Perilaku Sosial Siswa SD Negeri Mojolawaran Gabus (y) dengan rumus product moment sebesar 0,728. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan daftar tabel korelasi product moment pada taraf signifikan sebesar 5% dan N = 70, maka diperoleh r tabel = 0,235. Dengan demikian koefisien rxy = r
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
21
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
hitung = 0,728 adalah lebih besar dari r tabel = 0,235. r hitung > r tabel yaitu : 0,728 > 0,235 yang berarti bahwa hubungan antara keteladanan orang tua terhadap perilaku sosial siswa adalah tinggi. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima. Dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh penulis yaitu hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “ Ada hubungan yang signifikan antara Keteladanan Orang Tua terhadap Perilaku Sosial Siswa SD Negeri Mojolawaran Gabus” diterima karena terbukti kebenarannya, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Keteladanan Orang Tua terhadap Perilaku Sosial Siswa SD Negeri Mojolawaran Gabus Pembahasan Dengan hasil analisa yang mencapai 0,728, maka dalam penelitian ini hipotesis yang penulis gambarkan terbukti bahwa Keteladanan Orang Tua sangat mempengaruhi Perilaku Sosial Siswa SD Negeri Mojolawaran Gabus. Anak-anak atau siswa cenderung meniru dan mempraktekan apa yang mereka lihat. Itu artinya perilaku sosial siswa adalah cerminan dari perilaku sosial yang diteladankan oleh orang tua mereka dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua tidak cukup hanya memerintah dan mengarahkan anak-anak mereka. Dalam upaya pembentukan perilaku sosial yang baik pada anak, keteladanan langsung yang dilakukan secara sabar dan berkelanjutan dari orang tua merupakan faktor yang paling utama. Orang tua dalam penelitian ini termasuk juga adalah guru yang merupakan orang tua siswa di sekolah. Siswa akan disiplin jika guru mereka juga meneladankan sebuah kedisiplinan pada anak didik mereka. Tidak cukup hanya memerintahkan peserta didik tidak telat masuk kelas, sedangkan gurunya sendiri telat masuk kelas. Di rumah atau di sekolah sama saja. Keteladanan akan menjadikan anak/siswa melaksanakan peraturan karena patuh. Ada ataupun tidak ada orang tua atau guru, anak/siswa akan tetap patuh pada peraturan yang telah dibuat.Tanpa keteladanan anak/siswa hanyaakan melaksanakan peraturan karena mereka takut dihukum. Peraturanhanya dilaksanakan dengan baikketika orang tua/guru mereka ada saja. Jika orang tua/guru tidak ada, mereka akan berbuat semau mereka.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian penulisan skripsi dengan judul “ Hubungan Keteladanan Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Siswa Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati Tahun 2014” dari hasil analisis data dilapangan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat keteladanan orang tua siswa Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Gabus Pati berada pada kategori B (baik) dengan frekuensi 22 siswa dan prosentase mencapai 31,43 % 2. Tingkat perilaku sosial siswa Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Gabus Pati juga berada pada kategori B (baik) dengan frekuensi 24 siswa dan prosentase mencapai 34,29 %
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
22
Vol. 2 No. 1, Nopember 2014
3. Berdasarkan analisa tentang hubunga keteladanan orang tua terhadap perilaku sosial siswa di Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Gabus Pati ditemukan rxy 0,728, kemudian dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan taraf signifikasi 5 % diperoleh nilai r tabel = 0,235 dan pada taraf signifikasi 1 % diperoleh nilai r t = 0,306, maka diketahui nilai rxy ternyata berada diatas / lebih besar dari batas penolakan keduanya. Dengan demikian berarti bahwa hipotesis yang berbunyi “ Ada hubungan yang signifikan antara keteladanan orang tua terhadap perilaku sosial siswa Sekolah Dasar Negeri Mojolawaran Gabus Pati” diterima baik pada taraf signifikasi 5 % dan 1 %.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, (PT. Raja Grapindo Persada: Jakarta, 2000) Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Ciputat Pers; 2002) Fuad Ihsan, Dasa-dasar Kependidikan, ( Rineka Cipta: Jakarta, 1995) Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam ( PT. Logos Wacana Ilmu : 99 ) Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam (Pustaka Pelajar :Yogyakarta, 2005) RHA. Soenarjo, Alqur’an dan terjemahanya, (Semarang : CV. Toha Putra, 1989), Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, ( Alfabeta: Bandung, 2004) Santrock, J.W (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta:Prenda Media Group Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Bumi Aksara:Jambi,2006) Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Alfabeta:Bandung,2006) ________, Metode Penelitian
Kuantitatif
Kualitatif dan
R&B , (Alfabeta: Bandung,2013)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Rineka Cipta: Jakarta, 1996) Surya M, Bina Keluarga, (Aneka Ilmu: Semarang, 2001) Tim Pengembang kurikulum BI, Strategi Pengintegrasian Pendidikan Budi Pekerti, (Unnes ) Tim prima pena. Kamus besar bahasa Indonesia. Gitamedia press: Jakarta Umar Tirta Raharja dan Lasula, Pengantar Pendidikan, (Rineka Cipta: Jakarta, 2000) William Crain. Teori perkembangan konsep dan aplikasi. Pustaka pelajar, 2007, Yogyakarta
JURNAL ILMIAH PPKn IKIP VETERAN SEMARANG
23