Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016
ISSN : 2503-2844
HUBUNGAN KEBIJAKAN MANDATORY DAN PENERIMAAN SISTEM UJIAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PENDEKATAN EMERGENETICS Yovi Litanianda Program Studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jalan Budi Utomo No 10 Ponorogo 63471
[email protected]
Abstrak Sistem ujian berbasis web sebagai salah satu bentuk teknologi tidak serta merta diterima oleh penggunanya. Penerimaan suatu teknologi ditentukan oleh perilaku pengguna (actual behavior) yang dipengaruhi latar belakang wataknya masingmasing. Watak dapat dilihat dari pendekatan emergenetics yang menyatakan watak saat ini merupakan hasil gabungan antara watak tertentu yang muncul (emerged) dari pengalaman hidupnya ditambah dengan pembawaan genetikanya (genetics) yang disebut emergenetics. Emergenetics menjelaskan watak orang berdasarkan empat atribut pikiran (analitis, struktural, sosial, konseptual) dan tiga atribut perilaku (keekspresifan, keasertifan, fleksibilitas). Ketujuh atribut emergenetics tersebut secara independen akan menentukan profil karakteristik cara berpikir dan perilaku seseorang dalam bersikap atau bereaksi terhadap kondisi lingkungan. Kebijakan yang mewajibkan penerapan sistem ujian berbasis web tentu akan menciptakan lingkungan yang berbeda dengan lingkungan yang bersifat sukarela. Menjadi menarik jika kita mengamati bagaimana tujuh atribut emergenetics yang membentuk watak pengguna akan terpengaruh oleh penerapan kebijakan tersebut. Proses penghitungan nilai variabel actual behavior secara keseluruhan mendapati hasil sebesar 3,8 yang artinya secara keseluruhan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web berada pada daerah setuju. Proses pengujian tingkat hubungan variabel karakter emergenetics dengan variabel actual behavior dengan menggunakan crosstab chi square memperoleh hasil atribut pikiran secara signifikan terbukti tidak memiliki hubungan dengan tingkat penerimaan sistem, sedangkan atribut perilaku secara signifikan
terbukti memiliki hubungan. Sedangkan proses pengujian ke-2 yaitu uji ANOVA-Post Hoc untuk mengetahui perbedaan tingkat penerimaan karakter emergenetics hasilnya yaitu tidak adanya perbedaan berarti pada penerimaan di masing-masing karakter. Hasil ini menyimpang dari teori emergenetics karena seharusnya atribut pikiran juga berperan dalam menentukan watak pengguna. Fenomena ini terjadi karena proses penerapan sistem secara diwajibkan (mandatory) menjadi penyebab bahwa faktor keinginan untuk menggunakan (intention to use) menjadi tidak berarti dan hanya faktor sikap (attitude) yang menjadi faktor penentunya. Kata kunci: Emergenetics, penerimaan teknologi, mandatory
Abstract Web base exam system as one of technology is not necessarily accepted by users. Technology Acceptance is determined by the users behavior (actual behavior). It’s will influence by each users character background. User character can be seen from emergenetics approach. Emergenetic state that the current character is a combination of certain character emerged from the experience and genetic traits (genetics). Emergenetics explain the people character based on four mind attributes (analytical, structural, social, conceptual) and three behavior attributes (expressiveness, assertiveness, flexibility). The seventh attribute emergenetics independently determines the characteristics profile way of thinking and behavior to behave or react to environmental conditions. Policies that require the web-based exam system application, will create a different environment with the environment that is voluntary. Be interesting if we observe how the seven attributes 243
Yovi Litanianda Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016 users emergenetics character will be affected by the implementation that policies. The overall calculating actual behavior variable value results is 3.8, it means the overall level acceptance of web-based test systems are in the agreed area. The results of emergenetics character variable and actual behavior relations calculation using chi square crosstab is significantly proven that the mind attributes don’t have relationship with the system acceptance, while the behavioral attributes significantly proven to have a relationship. The 2nd test to determine differences of the acceptance level and character emergenetics using ANOVA-Post Hoc has result that no significant differences reception in each character. These results deviate from the theory emergenetics because it should the mind attribute also plays a role in determining the user character. This phenomenon occurs because the implementing process system as mandatory causes that factor intention to use becomes meaningless and only attitude that becomes the determining factor. Keywords: Emergenetics, tecnology acceptance, mandatory.
I. PENDAHULUAN Keputusan pengguna untuk menerima atau tidak sebuah sistem baru dipengaruhi oleh sikap pengguna itu, hal ini sesuai pernyataan yang mennyebutkan bahwa attitude pengguna terhadap twitter advertising mempengaruhi intention to adopt twitter advertising (Lavindri, 2012). Sikap seseorang dalam menanggapi segala hal bergantung pada watak atau karakteristik pribadi tersebut. Watak atau karakteristik seseorang dapat ditinjau dari banyak pendekatan. Salah satu cara untuk mengetahui karakteristik pribadi seseorang dapat menggunakan pendekatan emergenetics yang bepedoman pada asumsi bahwa karakteristik (watak atau tabiat) seseorang saat ini terbentuk dari watak tertentu yang muncul (emerged) dari pengalaman hidupnya ditambah dengan pembawaan genetiknya (genetics) (Browning, 2007). Emergenetics menjelaskan watak orang berdasarkan empat atribut pikiran (analitis, struktural, sosial, konseptual) dan tiga atribut perilaku (keekspresifan, keasertifan, fleksibilitas). Ketujuh atribut emergenetics tersebut secara independen akan menentukan profil karakteristik cara berpikir dan
ISSN : 2503-2844
perilaku seseorang dalam bersikap atau bereaksi terhadap suatu kondisi lingkungan. Penggunaan emergenetics selama ini lebih ditujukan untuk memilih personel yang tepat untuk ditempatkan dalam sebuah team work karena jika dapat mengetahui karakteristik seseorang maka dapat diperkirakan posisi yang paling tepat untuk orang tersebut. Namun perlu dipikirkan bagaimana respon orang-orang dengan profil emergenetics yang berbeda itu jika dihadapkan pada kondisi penerapan teknologi baru. Perbedaan respon penerimaan tersebut masih berupa dugaan yang perlu kajian lebih lanjut. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini akan mengangkat topik mengenai kaitan faktor karakteristik emergenetics seorang pengguna terhadap penerimaan (actual behavior) sistem ujian berbasis web yang penerapannya merupakan kebijakan yag dipaksakan (wajib). Proses analisa meliputi proses memetakan karakter emergenetics pengguna berdasarkan hasil test variabel emergenetics. Proses selanjutnya yaitu penghitungan nilai variabel actual behavior secara keseluruhan dan pada masing-masing karakter emergenetics. Proses pengujian yang pertama yaitu menguji tingkat hubungan variabel karakter emergenetics dengan variabel actual behavior dengan menggunakan crosstab chi square. Pada proses ini data penerimaan yang berupa data interval akan mengalami konversi menjadi data nominal dengan mengelompokan menurut tingkat penerimaannya. Sedangkan proses pengujian ke-2 untuk mengetahui perbedaan tingkat penerimaan karakter emergenetics digunakan uji ANOVA-Post Hoc. Dari hasil pengujian ini akan dilakukan pembahasan dengan mencocokan data hasil pengujian dengan teori yang berkaitan guna dijadikan dasar membuat intepretasi hasil dan penarikan kesimpulan.
II. KAJIAN LITERATUR A. Emergenetics Teori yang mendasari Emergenetics yaitu bahwa orang dilahirkan dengan pemikiran dan ciri-ciri perilaku bawaan walaupun sifat-sifat dan perilaku tersebut kemudian dimodifikasi (dipengaruhi) oleh lingkungan sosial. Maksud pernyataan ini yaitu sifat atau karakteristik seseorang selain telah ditentukan oleh DNA (genetics) yang diwarisi dari orang tuanya juga akan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia menjalani tumbuh kembang sepanjang hidupnya. Jadi
244 Yovi Litanianda Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016 faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap munculnya (emerged) karakteristik pribadi seseorang (Browning, 2007). Emergenetics terdiri dari dua kelompok atribut, yaitu pikiran dan perilaku. Dua kelompok atribut tersebut tidak saling tergantung dengan kelompok atribut lainnya sehingga dapat diukur secara terpisah. Atribut dengan nilai tertinggilah yang kemudian akan tampak sebagai preferensi utama orang tersebut. Empat atribut pikiran yang dimaksud yaitu:
disini,
1. Pikiran Analitis dengan ciri: berpikir secara logis, investigatif, rasional, kritis, objektif, faktual, dan skeptis. 2. Pikiran Struktural dengan ciri: berpikir praktis, hati-hati, dapat ditebak, teratur, terperinci, disiplin, praktis, konvensional, konservatif, dan metodis. 3. Pikiran Sosial dengan ciri: bersikap simpatik, selalu menjaga hubungan, mempunyai kepedulian sosial, sensitif, emosional, perasa, dan intuitif tentang orang lain. 4. Pikiran Konseptual dengan ciri: berpikir imajinatif, kreatif, global, inovatif, bervisi, imajinatif, estetis, konvensional, dan intuitif tentang gagasan. Sedangkan yang termasuk dalam macam atribut perilaku yaitu: 1. Keekspresifan dengan ciri menyangkut ketertarikan pada orang lain dan dunia disekelilingnya dan menunjukkan sesering apa berpartisipasi dengan orang lain dalam lingkungan. 2. Keasertifan dengan ciri: menyangkut energi dalam mengkomunikasikan pikiran, keyakinan, dan perasaannya. 3. Fleksibilitas dengan ciri: menyangkut kesediaan seseorang mengakomodasi pikiran dan perbuatan orang lain serta memenuhi kebutuhan mereka. Profil Emergenetics pada tiap orang akan membentuk cara orang tersebut berfikir dan bersikap, cara belajar, cara melakukan pendekatan pada situasi baru, cara menyelesaikan sesuatu, hingga cara bereaksi pada orang lain. Poin penting yang terkait penelitian ini yaitu bagaimana respon seseorang dengan profil Emergeneticss tertentu saat dihadapkan
ISSN : 2503-2844
pada situasi baru. Situasi baru disini diasumsikan berupa penerapan teknologi baru. B. Penerimaan Teknologi Sebuah teknologi berfungsi sebagai alat bantu untuk menyediakan informasi guna membantu organisasi mencapai tujuannya.. Kesuksesan sebuah teknologi tidak hanya ditentukan oleh kinerja, tetapi juga bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakannya. Jika sebuah teknologi dinyatakan diterima oleh penggunanya maka dapat dipastikan terknologi itu benar-benar dipakai. Seringkali teknologi baru dinyatakan gagal karena ternyata tidak diterima oleh penggunanya. Penelitian adopsi teknologi informasi banyak dilakukan dengan berfokus pada perilaku manusia sebagai subjek yang menerima teknologi dan yang menciptakan teknologi itu sendiri. Hasilnya menyatakan perilaku manusia sangat berpengaruh tehadap kesuksesan penerapan teknologi informasi.
III. ANALISIS DATA A. Metode Pelaksanaan Penelitian ini akan mencari hubungan antara variabel profil emergenetics pengguna dengan variabel tingkat penerimaan (actual behavior) sistem ujian berbasis web. Variabel karakteristik Emergenetics kemmudian dikelompokan menjadi dua atribut yaitu atribut pikiran dan atribut perilaku. Variabel karakteristik emergenetics pengguna dicari menggunakan emergenetics tes yang dikemukakan oleh Geil Browning. Emergenetics terdiri dari dua bagian yaitu tes untuk atribut pikiran dan tes untuk atribut perilaku (Browning, 2007). Karakter emergenetics responden ditentukan dengan melihat kategori mana yang mendapat pilihan paling banyak. Variabel kedua yaitu Actual behavior yang mewakili aktifitas nyata pengguna dapat diartikan sebagai tingkat penerimaan. Variabel ini diukur menggunakan intensitas penggunaan sistem secara aktual (actual use), yang berupa pengukuran terhadap frekuensi dan durasi penggunaan sistem teknologi informasi. Dengan kata lain penggunaan sesunguhnya diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan teknologi dan besarnya frekwensi penggunaannya (Mutianah., Astuti., dan Azizah, 2012). Selain indikator durasi dan frekwensi pemakaian, tingkat kepuasan dapat ditambahkan sebagai indikator variabel penerimaan, hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa seseorang 245
Yovi Litanianda Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016 akan puas dan bersedia menggunakan sistem tersebut jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan serta dapat meningkatkan produktivitas mereka, hal ini tercermin dari kondisi nyata penggunaan yang terjadi (Sufa’atin, 2014). Uji hubungan menggunakan crosstab chi square dilakukan untuk memeriksa hubungan antara variabel atribut emergenetics dengan variabel tingkat penerimaan (actual behavior). Pengujian ini dilakukan secara terpisah antara atribut pikiran dengan tingkat penerimaan, dan atribut perilaku dengan tingkat penerimaan. Oleh karena itu maka hipotesa yang ditawarkan pada pengujian ini dirumuskan sebagai berikut: H0pikiran : Tidak terdapat hubungan yang berarti antara atribut pikiran dengan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web. H0perilaku : Tidak terdapat hubungan yang berarti antara atribut perilaku dengan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web. B. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Hasil tes emergenetics
ISSN : 2503-2844
responden akan memiliki atribut utama di atribut pikiran dan atribut utama di atribut perilaku. Jadi responden tersebut akan digolongkan sebagai responden dengan atribut pikiran tertentu dan sekaligus juga sebagai responden dengan atribut perilaku tertentu sesuai dengan pilihan hasil tesnya. Dari Tabel 1 dapat diketahui banyaknya responden yang termasuk kedalam kelompok analitis sebanyak 6 orang, kelompok struktural sebanyak 9 orang, kelompok sosial sebanyak 8 orang, dan kelompok konseptual sebanyak 7 orang, sedang yang temasuk kelompok ekspresif sebanyak 9 orang, kelompok asertif sebanyak 11 orang, serta kelompok fleksibel sebanyak 10 orang. Pengujian hubungan antara variabel atribut pikiran dengan skor peneriman. Responden yang terlibat dalam pengujian ini berjumlah 30 orang atau keseluruhan sampel penelitian. Hasilnya uji hubungan diperoleh nilai signifikasi sebesar 0.534. Hasil ini lebih besar dari 0,05 sehingga artinya H0pikiran yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel emergenetics dan variabel tingkat penerimaaan dinyatakan DITERIMA. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang berarti antara variabel atribut pikiran dengan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web. Hasil Pengujian hubungan variabel perilaku responden yang berjumlah 30 orang menunjukan nilai signifikasi sebesar 0.013, nilai ini lebih kecil dari α=0,05 yang berarti nilai ini berada pada daerah penolakan H0perilaku. Dari hasil ini dapat diartikan bahwa H0perilaku yang menyatakan tidak terdapat perbedaan antara atribut perilaku dan tingkat penerimaan sistem DITOLAK, sehingga dapat disimpulkan bahwa benar terdapat hubungan yang signifikan antara variabel atribut perilaku dan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web. Tabel 2. Penerimaan keseluruhan
Rekapitulasi hasil pengolahan angket tes emergeneticss ditampilkan pada Tabel 1 di atas, tabel tersebut karakteristik yang menjadi preferensi dosen sebagai responden diindikasikan dengan nilai tertinggi dan ditandai dengan diberi warna. Setiap 246 Yovi Litanianda Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016
ISSN : 2503-2844
Secara keseluruhan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis ditunjukkan dalam Tabel 2 di atas, hasilnya menunjukkan tingkat penerimaan dosen terhadap sistem ujian berbasis web berada pada nilai 3,8. Nilai ini secara indeks tergolong dalam kategori setuju seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.
1. Tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web secara keseluruhan sebesar 3,8 atau berada pada tingkat setuju.
Secara terperinci hasil perhitungan tingkat penerimaan dosen pada masing-masing karakteristik atribut pikiran dapat dilihat gambar 2 berikut:
Aspek keperilakuan (watak) pengguna sistem informasi secara psikologis dapat menyebabkan pengguna dengan mudah akan menerima teknologi (Nasution, 2004). Pernyataan tersebut sesuai dengan temuan pada penelitian ini yaitu atribut perilaku sebagai variabel karakteristik pengguna memiliki hubungan dengan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web sebagai sebuah teknologi.
3,9
4,0 3,8
3,8 3,6
3,8
3,6
Analitis Struktural Sosial Konseptual
3,4 Atribut pikiran
Gambar 2. Grafik penerimaan atribut pikiran
Untuk tingkat penerimaan yang dilihat dari karakteristik atribut perilakunya ditunjukkan dengan gambar 3 berikut ini:
Gambar 3. Grafik penerimaan atribut perilaku
Hasil analisa di atas memperoleh temuan sebagai berikut:
2. Variabel emergenetics yang berhubungan dengan variabel tingkat penerimaan hanya atribut perilaku. Hal ini sesuai dengan ciri atribut perilaku yang salah satunya menyebutkan berkaitan dengan kesediaan untuk mengakomodir perbuatan, ataupun sikap orang lain. Frase inilah yang kemudian dapat diartikan sebagai perubahan kondisi akibat diterapkannya sistem ujian berbasis web.
Temuan yang menyatakan bahwa atribut pikiran tidak memiliki hubungan dengan tingkat penerimaan sistem ujian menjadi kenyataan baru yang secara keilmuan bertentangan dengan teori emergenetics yang menyatakan bahwa watak atau sikap yang akan mempengaruhi tindak tanduk seseorang terbentuk dari atribut pikiran dan atribut perilaku sehingga secara otomatis seharusnya kedua atribut tersebut secara bersama-sama akan berhubungan dengan variabel tingkat penerimaan sistem. Jawaban yang mungkin dapat menjadi penjelasan mengapa muncul fenomena ini yaitu karena sistem ujian berbasis web diterapkan dengan cara penugasan (mandatory) yang sifatnya diwajibkan. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sefan linders mengenai penerapan sistem informasi yang ditugaskan atau diwajibkan (mandatory) dikatakan bahwa faktor keinginan untuk menggunakan (intention to use) menjadi tidak berarti dan hanya faktor sikap (attitude) yang menjadi faktor penentunya. Faktor Sikap sendiri sangat ditentukan oleh unsur kebergunaan sistem (usefullness) (Linders, 2006). Alasan inilah yang diduga menjadi penyebab adanya fenomena hanya atribut perilaku yang memiliki hubungan dengan variabel penerimaan sistem ujian berbasis web.
247 Yovi Litanianda Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei 2016
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.(1) Secara keseluruhan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web sebesar 3,8 yang artinya berada pada daerah setuju.(2) Hasil pengujian mengenai hubungan antara variabel karakter Emergenetics dengan penerimaan sistem ujian berbasis web mendapati hasil: - Atribut pikiran secara signifikan tidak terbukti untuk dikatakan memiliki hubungan dengan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web. - Atribut perilaku secara signifikan terbukti memiliki hubungan dengan tingkat penerimaan sistem ujian berbasis web. - Uji lanjutan (post hoc) mendapati bahwa atribut asertif dan fleksibel secara bersamasama memiliki perbedaan yang nyata dengan atribut ekspresif. Hasil uji beda yang dilakukan pada tingkat penerimaan pada atribut pikiran dan atribut perilaku menunjukkan bahwa perbedaan yang ada tidaklah cukup meyakinkan walau telah signifikan karena baru ditemukan setelah dilakukan tes lanjutan (Post Hoc). Fakta ini ada baiknya ditelaah lebih lanjut dengan cara melakukan penelitian serupa mengenai penerapan teknologi namun kondisinya pengguna tidak diwajibkan untuk menggunakan teknologi baru tersebut (non mandatory). Saran ini muncul karena ada dugaan bahwa faktor kebijakan yang mewajibkan untuk menggunakan sistem ujian berbasis web itulah yang mempengaruhi tingkat penerimaan sistem tersebut. Jadi jika dilakukan penelitian terhadap kondisi yang tidak dipaksakan maka pengguna dapat dengan bebas bersikap menerima atau menolak adanya penerapan teknologi baru mungkin hasilnya akan lebih bervariasi.
ISSN : 2503-2844
Management and Business Review vol.9 no.1, 1-14. Linders, S. (2006). Using Technology Acceptance Model in Determining Strategies for Implementation of Mandatory IS. 4th Twente Student Conference on IT. Enschede: University of Twente, Faculty of Electrical Engineering, Mathematics and Computer Science. Mutianah, S. T., Astuti, E. S., dan Azizah, D. F. (2012). Pengaruh Minat Perilaku Terhadap Actual Use Technology Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model. Profit volume 6 edisi 1, 88-113. Nasution, F. N. (2004). Penggunaan Teknologi Informasi Bedasarkan Aspek Perilaku (Behavioral Aspect). USU digital, 1-10. Sufa’atin. (2014). Penilaian Kualitas Perangkat Lunak Dan Penerimaan Penggunaan. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST), 10.
REFERENSI Browning, G. (2007). Menyadap Ilmu Kesuksesan Baru Emergenetics. jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lavindri, E. (2012). Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Twitter Advertising pada Segmen Muda Usia 15-24 Tahun Wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Journal of
248 Yovi Litanianda Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika 2016