Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR Rismawati Amin Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian deskripif kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah belajar kelompok (X) dan hasil belajar siswa (Y). Populasi dalam penalitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI IPS SMA Negeri 10 Makassar dan sampelnya adalah 15% dari jumlah 445 siswa menjadi 67 siswa. Pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel yaitu teknik strata random sampling. Data diolah dengan menggunakan SPSS 20. Berdasarkan hasil penelitian menujukkan korelasi (r) sebesar 0,330. Hal ini berarti kebiasaan belajar kelompok mempunyai hubungan yang sedang terhadap tingkat hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 10 Makasaar. Dan koefisien determinasi atau R-square (r2) sebesar 0,109 atau 10,9% yang berarti pengaruh antara kebiasaan belajar kelompok sebagai variabel bebas (X) yang terdapat tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi sebagai variabel (Y) adalah sebesar 10,9% dan sisanya 89,1% yang dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan faktor lain yaitu kegiatan diluar kelas seperti organisasi. Kata kunci : Kebiasaan belajar kelompok, hasil belajar sosiologi. ABSTRACT This study is a quantitative descriptive study. The variables in this research is to study group (X) and student learning outcomes (Y). The population in this Penalitian are all students of class X and XI IPS SMAN 10 Makassar and the sample was 15% of the total 445 students to 67 students. Data collection was conducted by questionnaire and documentation. The technique used in determining the sample is random sampling strata technique. The data obtained were collected and processed using SPSS 20. Based on the results of the study showed a correlation (r) of 0.330. This means learning habits have a relationship group that are on the level of student learning outcomes in subjects sociology at SMAN 10 Makasaar. And the coefficient of determination or R-square (r2) of 0.109 or 10.9%, which means that the influence of habit learning group as the independent variable (X) contained levels of student learning outcomes in subjects sociology as a variable (Y) is equal to 10.9 % and the remaining 89.1% are influenced by other factors included in this study, which is the other factor outside the classroom activities such as organization. Keywords : Group learning habits, learning outcomes sociology.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses kemanusiaan yang diperlukan untuk memberikan kesempatan pada setiap orang untuk tumbuh dan berkembang. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja, berencana dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang diinginkan. Sebagai lembaga formal, sekolah merupakan wadah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah Rismawati Amin |
105
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Hamalik (2001: 26) belajar merupakan suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar kelompok yang dapat melatih siswa untuk berpikir secara logis, belajar kelompok melahirkan ide atau gagasan dalam menyelesaian suatu masalah, dalam setiap anggota kelompok bisa saling menerima ide atau gagasannya masing-masing, belajar kelompok dapat mempererat hubungan antara siswa, memperluas pengetahuan dan kemampuan siswa dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi antar siswa disekolah (Yusuf 2006: 117). Kebiasaan belajar kelompok merupakan cara atau teknik yang menetap pada kerja sama dan kesepakatan bersama di setiap siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. (Djaali, 2007: 128). Aunurrahman (2010: 185) mengatakan kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar. Berdasarkan uraian diatas maka, kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar dan dapat dinilai atau diukur melalui tes. Hasil belajar dapat dilihat seteah seseorang melakukan aktivitas belajar baik sesuatu yang baru atau penyempurnaan dari yang pernah dipelajari sebelumnya yang akhirnya akan membentuk suatu kepribadian dan dapat digambarkan dengan prestasi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Namun, di sekolah SMA Negeri 10 Makassar teridentifikasi bahwa kebanyakan siswanya lebih pada belajar mandiri (belajar sendiri) ketimbang kebiasaan belajar kelompok (belajar bersama). Pada sebagian siswa kurang memanfaatkan adanya kebiasaan belajar kelompok yang memungkinkan siswa dapat bekerja sama dan mendapatkan kesepakatan bersama khususnya belajar pada mata pelajaran sosiologi yang tidak jarang menggunakan pembelajaran dengan cara berdiskusi. Dengan adanya kebiasaan belajar kelompok banyak keuntungan yang didapatkan pada siswa diantaranya mendapatkan sudut pandang yang berbeda, mengembangkan kemampuan diluar pelajaran, menambah kemampuan dalam berbicara dan sebagainya. Adanya kegiatan belajar kelompok, yang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Makassar, karena belajar kelompok mempunyai dampak yang baik dalam bekerja sama belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah ini dapat diambil sebagai judul yang akan diteliti adalah “Hubungan Kebiasaan Belajar Kelompok Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X Dan XI Di SMA Negeri 10 Makassar”. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskripif kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah belajar kelompok (X) dan hasil belajar siswa (Y). Populasi dalam penalitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI IPS SMA Negeri 10 Makassar dan sampelnya adalah 15% dari jumlah 445 siswa menjadi 67 siswa. Pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel yaitu Rismawati Amin |
106
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
teknik strata random sampling. Pernyataan yang diajukan dan dinilai dengan menggunakan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu – Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), yang diantaranya mengenai data tentang nilai ujian akhir semester. Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan SPSS 20. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Responden yang digunakan dalam peneliti ini yang berjumlah 67 orang yang merupakan hasil dari pemberian kuesioner tersebut, maka peneliti menggunakan cara pembagian kuesioner dengan teknik pembagian angket secara acak atau tidak ditentukan siswanya. Sedangkan pembagian kuesioner pada setiap kelas, maka peneliti menentukan beberapa orang dalam tiap kelas dengan cara jumlah sampel dibagi dengan jumlah kelas. Dimana kelas X (sepuluh) 57 orang dibagi 9 kelas maka 6 atau 7 orang, sedangkan kelas XI (sebelas) 10 orang dibagi 3 kelas maka 3 atau 4 orang. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalaisis menunjukkan bahwa kebiasaan belajar kelompok berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran sosiologi kelas x dan xi di SMA Negeri 10 Makassar. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa adalah kerja sama dan kesepakatan dalam belajar kelompok. Belajar merupakan kegiatan yang bisa membantu siswa untuk memahami dan menguasai semua mata pelajaran secara terarah dan terukur. Pada dasarnya belajar merupakan proses berkesinambungan yang dilakukan siswa baik disekolah maupun dirumah. Memang dalam memahami dan mengikuti mata pelajaran disekolah siswa atau peserta didik akan mengalami berbagai masalah belajar. Masalah itu mulai dari kurang pahamnya terhadap satu pelajaran tertentu atau merata sehingga berdampak pada nilai atau hasil belajarnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan belajar kelompok. Kegiatan ini bisa dilakukan setelah pulang sekolah. Namun peserta didik di sekolah ini menganggap bahwa belajar kelompok merupakan belajar bersama agar lebih mudah memecahkan suatu masalah mengenai pembelajaran. Hal ini hampir sama yang dikemukakan oleh Wirnarno (1984: 78) bahwa belajar kelompok adalah pengelompokkan atas dasar peningkatan partisipasi, cara belajar mengajar untuk merangsang setiap anak didik agar ikut dalam memecahkan masalah secara penuh dalam hubungan berkelompok. Walaupun bisa dilakukan dengan teman sekelas sebenarnya juga bisa dilakukan dengan teman beda kelas. Yang terpenting adalah bagaimana terjadi kesepakatan untuk bersama-sama saling belajar dan membantu satu sama lain. Melakukan belajar kelompok adalah salah satu cara yang efektif dalam mengatasi masalah belajar jika dilakukan dengan benar. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah SMA Negeri 10 Makassar yang terlihat sudah berlangsung cukup baik dalam proses pembelajaran yang dimana guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan khususnya dalam mata pelajaran yang dibawakan dalam upaya mendukung kualitas pendidikan, begitu pula dengan tali silaturahim antara kepala sekolah dan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan siswa maupun antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Rismawati Amin |
107
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
Proses saling belajar bersama di SMA Negeri 10 Makassar juga harus dipahami sebagai kegiatan untuk berlatih bersama bukan untuk menggantungkan penyelesaian suatu masalah terhadap yang lebih pintar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh pihak sekolah baik itu dalam pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran maupun itu dalam pengembangan strategi masing-masing guru. Sebagian membuktikan bahwa setiap pergantian semester pihak dari sekolah dengan sengaja memberikan penghargaan baik itu berupa piala atau piagam maupun hadiah bagi siswasiswi yang memiliki prestasi belajar yang cukup tinggi sebagai juara umum tingkat kelas. Hal ini merupakan suatu bentuk atau cara yang diberikan oleh pihak sekolah agar siswa terus terdorong untuk tetap giat belajar supaya memperoleh nilai, hasil belajar atau prestasi yang baik dalam pendidikan. Hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa, hal ini hampir sesuai dengan pendapat dari Bahri (2006: 64), yang mengatakan bahwa belajar merupakan salah satu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri. Dari hasil penelitian yang menunjukkan tingkat belajar siswa kelas X dan XI dan dijadikan sampel 67 siswa dari 990 siswa di SMA Negeri 10 Makassar. Maka dapat dilihat pada data hasil penelitian menunjukkan bahwa belajar kelompok siswa di SMA Negeri 10 Makassar yang dimana berada pada kategori tinggi dengan persentase 11,94 %, pada kategori sedang dengan persentase 77,62 % dan sisanya berada pada kategori kurang dengan persentase 10,44 %. Sedangkan apabila dilihat dari segi pembelajaran atau hasil belajarnya maka dapat diketahui pada kategori tinggi dengan persentase 8,95 %, pada kategori sedang dengan persentase 80,59 % dan pada kategori kurang berada pada persentase 10,46 %. Untuk itu perolehan skor yang diperoleh merupakan dorongan-dorongan dari teman-teman, guru dan terutama dari pihak keluarga. Adanya kebiasaan belajar kelompok serta sikap akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Suryosubroto (1997), mengatakan bahwa belajar kelompok lebih efektif, bermanfaat dan berpengaruh pada hasil belajar juga dapat berdiskusi dengan baik, adanya sikap dan kebiasaan belajar, keikutsertaan dalam kelompok belajar maka mendapatkan hasil belajar yang baik. Ketika menggantungkan permasalahan atau tugas belajar maupun soal-soal belajar kepada satu orang saja sebenarnya merupakan kerugian bagi yang lain. Hal ini disebabkan karena semua tahapan penyelesaian masalah belajar atau soal tidak bisa diikuti ataupun dipahami oleh semua sehingga proses pembelajaran tidak terjadi. Belajar kelompok memang merupakan sebuah jembatan yang bagus bagi para siswa-siswi untuk bersamasama menyelesaikan soal-soal mata pelajaran yang sulit atau membahas suatu mata pelajaran seperti mata pelajaran sosiologi kalas x dan xi di SMA Negeri 10 Makassar. Dengan adanya pembahasan ini diharapkan terjadi pemahaman yang mendalam dan merata terhadap suatu mata pelajaran. Setelah melakukan analisis regresi linear sederhana yang didapatkan persamaan linear Y=67,52+0,180X, yang dimana nilai seebagai konstantanya adalah 67,592 yang merupakan besarnya perolehan tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi (Y) yang dihasilkan tanpa memperhatikan tinggi rendahnya adanya belajar kelompok (X)=0, maka tingkat hasil belajar pada mata pelajaran sosiologi sebesar 67,592. Sedangkan Rismawati Amin |
108
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
nilai koefisien regresi sebesar (+0,180) berarti apabila belajar kelompok siswa bertambah sebesar 1% maka perolehan tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi kelas x dan xi di SMA Negeri 10 Makassar akan bertambah sebesar 67,592. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2005: 243) hasil belajar yang baik merupakan tujuan puncak dalam proses belajar yang dilakukan oleh siswa, karena dengan adanya belajar kelompok guna untuk mencapai tujuan yang sama serta menghasikan hasil belajar yang memuaskan. Aldursanie (2011), mengatakan bahwa belajar kelompok suatu sistem yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling terkait, siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama dengan kelompok untuk mencapai satu tujuan dan terkait satu sama lain. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara adanya belajar kelompok dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi. Dari data analisis belajar kelompok siswa yang dikorelasikan dengan data tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi maka hasil yang didapatkan koefisien determinasi atau R-square (r2) sebesar 0,109 atau 10,9% yang berarti pengaruh antara kebiasaan belajar kelompok sebagai variabel bebas (X) yang terdapat tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi sebagai variabel (Y) adalah sebesar 10,9% dan sisanya 89,1% yang dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dari data hasil uji hipotesis yang terbukti dalam belajar kelompok yang baik maka menghasilkan hasil belajar yang baik pula, seperti yang dikatakan oleh Sudjana (2005: 67) dengan melakukan belajar secara bersama-sama maka kegiatan belajar siswa akan lebih terarah dan teratur sehingga menghaslkan hasil yang baik pula. Karena dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik. Namun sesuai dengan hasil Uji-t yang di peroleh dapat diketahui dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 yang diperoleh nilai hitung thitung sebesar (2,818) sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikasi 𝛼 = 0,05 atau 5%, dengan derajat kesalahan dk=(n-2=67-2) diperoleh angka 1,668. Hasil ini menunjukkan bahwa perolehan thitung > ttabel, yaitu (2,818) lebih besar dari (1,668) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kelompok belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi kelas x dan xi di SMA Negeri 10 Makassar. Sehingga hipotesis yang diajukan “kebiasaan belajar kelompok dapat meningkankan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi kelas x dan xi di SMA Negeri 10 Makassar” diterima. Belajar kelompok saling memberi dan berinteraksi secara aktif serta saling bertukar pendapat terhadap suatu masalah. Maka setelah terjadi interaksi tersebut maka akan membangun sebuah pemahaman bersama untuk menyelesaikan masalah belajar dari sekolah. Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas bahwa belajar kelompok siswa memiliki pengaruh positif terhadap tingkat hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi. Rismawati Amin |
109
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis korelasi yang menunjukkan bahwa pada korelasi (r) sebesar 0,330. Maka hal ini berarti kebiasaan belajar kelompok (X) mempunyai hubungan yang sedang terhadap tingkat hasil belajar siswa (Y) dalam mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 10 Makasaar. Dan koefisien determinasi atau R-square (r2) sebesar 0,109 atau 10,9% yang berarti pengaruh antara kebiasaan belajar kelompok sebagai variabel bebas (X) yang terdapat tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi sebagai variabel (Y) adalah sebesar 10,9% dan sisanya 89,1% yang dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Bahri, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Winarno. 1984. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: Tarsito. Yusuf, Syamsu. 2006. Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Rismawati Amin |
110