HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009
SKRIPSI
Oleh :
YUNI CHRISTINAWATY PURBA 071000211
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
YUNI CHRISTINAWATY PURBA 071000211
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul : HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : YUNI CHRISTINAWATY PURBA NIM. 071000211 Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi pada tanggal 30 Juli 2009 Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima TIM PENGUJI Ketua Penguji
Penguji I
dr. Surya Dharma, MPH NIP.195804041987021001
dr. Taufik Ashar, MKM NIP.197803312003121001
Penguji II
Penguji III
Ir. Indra Chahaya S, Msi NIP.196811011993032005
Ir. Evi Naria, M.Kes NIP.196803201993032002
Medan, 18 Agustus 2009 Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan,
dr.Ria Masniari Lubis, Msi NIP.195310181982032001
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
ABSTRAK
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainya, tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan, contohnya tar, nikotin, dan CO. Anak Sekolah Menengah Umum merupakan individu yang digolongkan remaja yang berada dalam proses perkembangan dan terkadang suka mencoba sesuatu, misalnya merokok. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross secsional. Analisa data yang digunakan menggunakan uji chi square. Jumlah sampel yang diwawancarai sebanyak 60 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap remaja terhadap kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur responden dengan kebiasaan merokok (p=0,041), tidak ada perbedaan antara jumlah uang saku perhari yang didapatkan responden dengan kebiasaan merokok (p=0,629), ada perbedaan antara ada atau tidak anggota keluarga responden yang merokok dengan kebiasaan merokok (p=0,008), tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan kebiasaan merokok (p=0,234) dan tidak ada hubungan antara sikap responden tentang rokok dan kebiasaan merokok (p=0,657). Agar SMU Parulian 1 Medan memberikan penyuluhan tentang rokok kepada para siswa secara berkala. Untuk siswa SMU Parulian 1 Medan agar tidak mencoba untuk menghisap rokok dan untuk yang terbiasa merokok agar berusaha menghentikan kebiasaanya. Kata kunci : rokok, remaja, karakteristik, pengetahuan, sikap
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
ABSTRACT
Cigarette is output of tobacco processin packed include cigar or the other shape, tobacco contains about 4000 elements and 200 among them danger for health, for example are tar, nicotine, and CO. Senior High School student is adolescent group and in growprocess, some times they like to try somethings example smoking. This research is analityc with deisgn crosssecsional. Data analyse using chi square test. All sample are 60 persons. This research purpose to analyse the relationship ʼs adolescent characteristic, knowledge, and attitude with smokoing habit in Parilian 1 Medan Senior High School. Results of this research are there is the relationship between respondenʼs age with smoking habit (p=0,041), there is no relationship between daily money they have with smoking habit (p=0,629), there are relationship between any body or no body of family smoking with smoking habit(0,008), there is relationship between responden knowledge about cigarette with smoking habit(p=0,234) and there is no relationship between responden attitude with smoking habit(p=0,657). In order to parulian 1 Medan Senior High School give information about cigarette to their student. For all student Parulian 1 Medan Senior High School donʼt try smoking and for student who has smoking habit try to stping. Keyword : Cigarette, Adolescent, Characteristic, Knowledge, Attitude
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Yuni Christinawaty Purba
Tempat/Tanggal lahir
: Bandar Maruhur / 24 juni 1985
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Kristen Protestan
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Alamat Rumah
: PTS, Jln.Seroja Raya Blok E No.1,Medan
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1991 - 1997
: SD Negeri 091727 Bandar Maruhur
2. Tahun 1997 - 2000
: SMP Ostrom Methodist Tebing Tinggi
3. Tahun 2000 - 2003
: SMA Negeri 2 Tebing Tinggi
4. Tahun 2003 - 2006
: Akademi Keperawatan Gleneagles Medan
5. Tahun 2007 - 2009
: FKM USU
RIWAYAT PEKERJAAN 1. Tahun 2006 – 2007
: Perawat Rumah Sakit Gleneagles Medan
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009.” Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Dalam Penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Ibu dr.Ria Masniari Lubis, Msi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2.
Ibu Ir.Indra Chahaya S, Msi,selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak dr. Surya Dharma, MPH selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiranya dalam memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
4.
Bapak dr.Taufik Ashar, MKM selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran –saran penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5.
Ibu Dr.Ir.,Evawani Yunita Aritonang,M.Kes. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.
6.
Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Khususnya Bapak/Ibu Dosen Di Departemen Kesehatan lingkungan.
7.
Buat bapak Drs. Sintong M. Sianturi selaku Kepala Sekolah SMU Parulian 1 Medan beserta guru-guru dan staf yang telah banyak membantu saya dalam penelitian.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
8.
Bapakku (J.L Poerba) terima kasih buat semuanya pengorbananmu buatku , mamaku (+ E.Saragih) aku sayang mama dan aku tak akan pernah lupakan mama karena mama adalah mama yang terbaik, dan seluruh keluargaku aku sayang kalian semuanya.
9.
Kak Dian yang telah banyak menolong untuk memperlancar penyelesaian skripsi dan juga rekan – rekan mahasiswa, khususnya mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Semoga Tuhan yang maha kuasa melimpahkan berkatnya kepada semua yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna , untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.
Medan, Agustus 2009
Penulis
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i ABSTRAK..............................................................................................................ii ABSTRACT...........................................................................................................iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................iv KATA PENGANTAR............................................................................................v DAFTAR ISI.........................................................................................................vii DAFTAR TABEL...................................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1. Latar Belakang……………………….........………………..........1 1.2. Perumusan Masalah……………………...…………………...........4 1.3. Tujuan Penelitian………………………………...…………..........4 1.3.1.Tujuan Umum…………………….…………………............4 1.3.2.Tujuan Khusus…………………….………….....…..............4 1.4. Manfaat Penelitian…………………...…………..…….….............4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6 2.1. Rokok.......................…………....…….......…...……………..........6 2.1.1. Pengertian Rokok……………………………......…….........6 2.1.2. Kandungan Rokok………………….…………….................6 2.1.3. Jenis Rokok............................................................................9 2.1.4. Dampak Tembakau terhadap kesehata.................................11 2.1.5. Faktor - faktor yang mempengaruhi remaja merokok.........16 2.1.6. Tahap-tahap merokok……………………………..............17 2.1.7. Alasan merokok...................................................................18 2.1.8. Tipe merokok.......................................................................19 2.2. Remaja..........................................................................................19 2.2.1. Karakteristik Remaja …………………………..…….........21 2.2.2. Lingkungan remaja secara sosial.........................................23 2.3. Pengetahuan..................................................................................24 2.4. Sikap ………………………...…………………......……............26 2.4.1. Tingkatan sikap...................................................................26 2.4.2. Sifat Sikap............................................................................27 2.4.3. Ciri – Ciri Sikap...................................................................27 2.4.4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap............................28 2.5. Cara menghindari kebiasaan merokok.............................................29 2.6. Cara menghindari terpapar asap rokok............................................30 2.7. Kerangka konsep penelitian ............................................................31 2.8. Hipotesis Penelitian...........................................................................32
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................33 3.1. Jenis penelitian……………………………………….....…...........33 3.2. Lokasi dan waktu penelitian………………………………...........33 3.2.1. Lokasi………………………………………………......…..33 3.2.2. Waktu penelitian………………………………………...….33 3.3. Populasi dan Sampel……………………………………...……….33 3.3.1. Populasi……………………………….……...……………..33 3.3.2. Sampel………………………………………….......……….33 3.4. Metode Pengumpulan Data…………………………..…………....33 3.4.1. Data Primer…………………………………….......……….33 3.4.2. Data Sekunder……………………………………..………..34 3.5. Defenisi operasional Variabel…………………………………......34 3.5.1. Variabel Dependent………………………………………....34 3.5.2. Variabel Independent………………………….………….....34 3.6. Aspek Pengukuran ……………………………………………......35 3.7. Tehnik Pengolahan Data………………………………………......39 3.8. Teknik Analisa Data……………………………………………....39 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................40 4.2. Karakteristik responden....................................................................40 4.2.1 Responden menurut karakteristik............................................41 4.3. Pengetahuan Responden tentang Rokok.........................................41 4.3.1. Pengetahuan Responden tentang Rokok..................................42 4.3.2. Kategori Pengetahuan tentang rokok.......................................44 4.4. Sikap Responden tentang Rokok.....................................................45 4.4.1. Distribusi sikap Responden tentang Rokok...........................45 4.4.2.Responden berdasarkan Kategori Sikap tentang rokok...........46 4.5.Kebiasaan Merokok Responden.........................................................46 4.5.1.Distribusi Kebiasaan merokok................................................46 4.6. Analisa Statistik................................................................................47 4.6.1.Hubungan Karakteristik Responden dengan Kebiasaan Merokok....47 4.6.1.1. Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok............47 4.6.1.2. Hubungan Jumlah Uang Saku perhari Responden dengan Kebiasaan Merokok.....................................................................48 4.6.1.3. Hubungan ada atau tidak anggota keluarga responden yang merokok dengan Kebiasaan Merokok........................................49
4.7. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Rokok dengan Kebiasaan Merokok..................................................... 49 4.7.1. Hubungan Pengetahuan Responden tentang Rokok dengan Kebiasaan Merokok...............................................50 4.7.2. Hubungan Sikap responden tentang rokok dengan kebiasaan merokok.................................................................50
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
BAB V PEMBAHASAN 5.1.Karakteristik Responden ...................................................................53 5.1.1.Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok........53 5.1.2.HubunganJumlahUangSakuperharidenganKebiasaan Merokok.....................................................................................54 5.1.3. Hubungan ada atau tidak Anggota Keluarga Responden yang Merokok dengan Kebiasaan Merokok..............................54 5.2.Hubungan Pengetahuan Responden dengan Kebiasaan Merokok......55 5.3.Hubungan Sikap Responden dengan Kebiasaan Merokok..................56 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan......................................................................................57 6.2. Saran................................................................................................57 DAFTAR PUSTAKA
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Memasuki millenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektoral, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. ( Depkes, 2002). Wujud dan kondisi sehat ditahun 2010 dapat digambarkan dalam beberapa dimensi yaitu
dapat mewujudkan suatu lingkungan
yang kondusif
bagi
terwujudnya lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan, terwujudnya kehidupan yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa ( Dinkes, 2002). Sehat adalah hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari. Untuk biasa hidup sehat, kita harus berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Depkes, 2006). Menurut Depkes RI tahun 2006 kegiatan puskesmas yang digalakkan pada saat ini adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu : 1. Memakan makanan yang bergizi seimbang, tinggi serat dan rendah lemak. 2. Melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari. 3. Tidak merokok. Dari salah satu kegiatan Puskesmas tersebut salah satunya adalah merokok dimana merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Data Depkes dan Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam kampanye Hari Tanpa Tembakau Dunia, penggunaan tembakau di Indonesia menyebabkan 9,8 persen kematian karena penyakit paru kronik dan emfisema pada tahun 2001. Anak yang terpapar asap rokok dilingkunganya mengalami pertumbuhan paru yang lambat dan lebih mudah terkena infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan asma. Terpapar asap rokok selama 8 jam sebanding dengan merokok langsung sebanyak 20 batang perhari, dimana konsekuensinya adalah meningkatnya kejadian infeksi saluran nafas bagian atas, batuk, asma, sinusitis, penyakit kardiovaskuler, kanker, mengganggu fertilitas, lahir kurang bulan, kematian maupun absen dari sekolah atau kerja. Menurut Soetjiningsih pada tahun 2004 angka kejadian pada remaja-remaja di Amerika Serikat pada tahun 2000 melebihi 25% dari angka kejadian merokok pada orang dewasa, dan lebih dari 80%
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
perokok mulai berumur 18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai merokok setiap hari. Menurut
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia
tahun
2003
menyatakan bahwa di Indonesia sekitar 70% dari perokok memulai kebiasaannya sebelum berumur 19 tahun karena terbiasa melihat anggota keluarganya yang merokok. Anak-anak dan remaja tidak memiliki kemampuan untuk memahami secara menyeluruh dampak kesehatan produk tembakau dan sifat nikotin yang adiktif. Keadaan tingginya
jumlah remaja yang merokok yang dapat
mempengaruhi masa depan remaja dan juga bangsa karena mereka inilah yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan maka mereka perlu dipersiapkan dengan baik. Kota Medan sebagai ibu kota Propinsi sumatera Utara yang masyarakatnya juga terdiri dari
remaja yang sebagian sedang menuntut ilmu terdapat
di
beberapa Sekolah Menengah Umum salah satunya adalah sekolah Parulian I Medan yang berada di lokasi strategis yakni dekat dengan pusat perbelanjaan dan taman bunga yang biasanya digunakan siswa/siswi sebagai tempat berkumpul yang sangat beresiko tinggi mendorong meningkatnya kenakalan-kenakalan pada remaja seperti merokok dimana pada masa remaja adalah masa mencari jati diri sehingga selalu ingin mencoba sesuatu hal yang baru tanpa memikirkan akibatnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009”.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
1.2. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik (umur, uang saku perhari, ada atau tidak anggota keluarga yang merokok), pengetahuan dan sikap remaja dengan kebiasaan merokok. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan
karakteristik, pengetahuan, dan sikap remaja tentang rokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan karakteristik remaja dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan sikap remaja dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu : 1. Sebagai bahan masukan bagi guru UKS SMU Parulian 1 untuk mengadakan penyuluhan / memberikan informasi tentang rokok bagi siswa / siswi SMU Parulian 1 Medan. 2. Sebagai bahan masukan bagi Instansi kesehatan dan lembaga – lembaga lainya yang melakukan promosi kesehatan. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
3. Untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan bagi penulis dalam menemukan hubungan yang berkaitan dengan kebiasaan merokok pada remaja.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan ( PP No.19, 2003). Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan karena merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung walaupun pada kenyataanyaitu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi (Gondodiputro, 2007). 2.1.1. Kandungan Rokok Menurut Gondodiputro tahun 2007 bahan utama rokok adalah tembakau, dimana tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen – elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan – bahan kimia lain yang juga sangat beracun. Zat – zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain: 1. Karbon Monoksida (CO) adalah unsur yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3% - 6%, dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Seorang yang merokok hanya akan menghisap sepertiga bagian saja yaitu arus tengah sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan keluar. 2. Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan. Banyaknya nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3 nanogram dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1ml nya. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. 3. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5-35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru. 4. Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal. 5. Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hydrogen, zat ini mempunyai bau yang tajam dan sangat merangsang. Karena kerasnya racun yang terdapat pada amoniak sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. 6. HCN ( Asam Sianida ) merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
7. Nitrous Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menghilangkan rasa sakit. Nitrous Oxide ini pada mulanya digunakan dokter sebagai pembius saat melakukan operasi. 8. Formaldehid adalah sejenis gas yang mempunyai bau tajam, gas ini tergolong sebagai pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun terhadap semua organisme hidup. 9. Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangi aktivitas enzim. 10. Asetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan alkohol. 11. H2S (Asam Sulfida) adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dengan bau yang keras, zat ini menghalangi oksidasi enzim. 12. Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. 13. Metil Klorida adalah zat ini adalah senyawa organik yang beracun. 14. Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Jika meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian. 15. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), Senyawa ini merupakan senyawa reaktif yang cenderung bersifat genotoksik. Senyawa tersebut merupakan penyebab tumor.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
16. Volatik nitrosamine merupakan jenis asap tembakau yang diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial ( Gondodiputro, 2007). 2.1.2. Jenis rokok Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. a. Berdasarkan bahan pembungkusnya maka rokok terdiri dari klobot yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung, kawung yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren, sigaret yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas, cerutu yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. b. Berdasarkan bahan baku atau isi maka rokok terdiri dari rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, rokok kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, rokok klembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c. Berdasarkan proses pembuatannya rokok terdiri dari sigaret kretek tangan (SKT) yaitu rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana, sigaret kretek mesin (SKM) yaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok dan yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar. d. Berdasarkan penggunaan filter, maka rokok terdiri dari rokok filter (RF) yaitu rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus, rokok non filter (RNF) rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus ( Wikipedia, 2008 ) Merokok diperkirakan 90 % menyebabkan kanker paru – paru pada pria, dan sekitar 70 % pada wanita. Di negara – negara industri, sekitar 56 % - 80 % merokok menyebabkan penyakit pernafasan kronis dan sekitar 22 % penyakit kardiovaskular. Perusahaan - perusahaan rokok tetap memproduksi batang rokok yang meningkat setiap tahunnya dan mengincar komsumen baru yaitu perempuan. Indonesia menduduki peringkat ke-4 jumlah perokok terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar seratus empat puluh satu juta orang. Diperkirakan, konsumsi rokok di Indonesia setiap tahun mencapai seratus sembilan puluh sembilan miliar batang rokok. Akibatnya adalah kematian sebanyak lima juta orang pertahunnya. Bila hal ini tidak dapat dicegah, maka jumlah kematian akan meningkat dua kali mendekati sepuluh juta orang pertahun pada tahun 2020. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2.1.3. Dampak Tembakau pada kesehatan Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau berdampak terhadap status kesehatan. Diketahui pula bahwa komsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya katarak, pneumonia, kanker lambung, kanker pankreas, kanker cervix, kanker ginjal dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini menambah panjangnya daftar penyakit yang ditimbulkan oleh mengkomsumsi tembakau seperti kanker paru-paru, oesophagus, laring, mulut dan tenggorokan , penyakit paru kronik, melebarnya gelembung pada paru-paru dan radang pada tengorokan,
stroke, serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler lainnya.
Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh komsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada keguguran, kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, kematian bayi setelah lahir dan penyakitpenyakit pada anak-anak. Namun demikian tidak hanya perokok saja yang berisiko mendapatkan penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap rokok yang kita kenal dengan passive smoking. Telah terbukti bahwa passive smokers berisiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asma, dan penyakit paru lainnya. ( Gondodiputro, 2007). Menurut Gondodiputro (2007), ada beberapa penyakit yang disebabkan rokok yaitu : 1. Efek tembakau terhadap susunan saraf pusat, hal ini disebabkan karena nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan gemetar pada tangan dan kenaikan berbagai hormon dan rangsangan dari sumsum tulang belakang menyebabkan mual dan muntah. Di lain tempat nikotin juga menyebabkan rasa nikmat Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
sehingga perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sedangkan efek lain menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi. Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. 2. Penyakit Kardiovaskuler, ini disebabkan karena asap tembakau akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap tembakau akan merangsang hormon adrenalin yang akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitkan pembuluh darah. Seseorang yang stres yang kemudian mengambil pelarian dengan jalan merokok sebenarnya sama saja dengan menambah risiko terkena jantung koroner, proses penyempitan arteri koroner yang mendarahi otot jantung menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai menimbulkan kekurangan darah (ischemia). Sehingga apabila
melakukan aktifitas fisik atau stres, kekurangan aliran meningkat
sehingga menimbulkan sakit dada. Penyempitan yang berat atau penyumbatan dari satu atau lebih arteri koroner berakhir dengan kematian jaringan / komplikasi dari infark miokard termasuk irama jantung tidak teratur dan jantung berhenti mendadak. Iskemia yang berat dapat menyebabkan otot jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa sehingga terjadi pengumpulan cairan di jaringan tepi maupun penimbunan cairan di paru – paru. Orang yang merokok lebih dari dua puluh batang tembakau per hari memiliki resiko enam kali lebih besar terkena infark miokard dibandingkan dengan bukan perokok. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama dari kematian di negara – negara industri dan Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
berkembang, yaitu sekitar 30 % dari semua penyakit jantung berkaitan dengan memakai tembakau. 3. Arteriosklerosis merupakan menebal dan mengerasnya pembuluh darah, sehingga menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitas serta pembuluh darah menyempit. Arteriosklerosis dapat berakhir dengan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah. Sekitar 10 % dari seratus pasien yang menderita gangguan sirkulasi pada tungkai bawah (Arteriosklerosis Obliteran) sembilan puluh sembilan diantaranya adalah perokok. Ada
empat tingkat gangguan Arteriosklerosis Obliteran, yaitu tingkat I
tanpa gejala, tingkat II kaki sakit saat latihan misalnya berjalan lebih dari 200 meter dan kurang dari 200 meter, keluhan hilang bila istirahat, tingkat III keluhan timbul saat istirahat umumnya saat malam hari dan bila tungkai ditinggikan sedangkan tingkat IV adalah jaringan mati. Dalam stadium ini tindakan yang dilakukan adalah amputasi. Jika penyumbatan terjadi di percabangan aorta daerah perut akan menimbulkan sakit di daerah pinggang termasuk pula timbulnya gangguan ereksi. 4. Tukak lambung dan Tukak usus dua belas jari, di dalam perut dan usus dua belas jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus dua belas jari. Perokok menderita gangguan dua kali lebih tinggi dari bukan perokok. 5. Efek Terhadap Bayi, ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. Jika kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
tahan bayi menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru – paru maupun bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap infeksi lain meningkat 30 %. Terdapat bukti bahwa anak yang
orang
tuanya
merokok menunjukkan
perkembangan
mentalnya
terbelakang. 6. Efek terhadap otak dan daya ingat, akibatnya proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Studi tentang hubungan tembakau dan daya ingat juga dilakukan baru – baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari Neuropsychiatric Institute University of California menemukan bahwa jumlah dan tingkat kepadatan sel yang digunakan untuk berpikir pada orang yang merokok jauh lebih rendah daripada orang yang tidak merokok. 7. Impotensi, pada laki – laki berusia 30 – 40 tahunan merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50 %. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik.
Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin
menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh. 8. Kanker, asap tembakau menyebabkan lebih dari 85 % kanker paru – paru dan berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus, lambung, pankreas, mulut, saluran kencing, ginjal, ureter, kandung kemih, dan usus. Tipe kanker yang umumnya terjadi pada pemakai tembakau adalah kanker kandung Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
kemih, kanker esofagus, kanker pada ginjal, kanker pada pankreas, kanker serviks, kanker payudara dan lain – lain. Mekanisme kanker yang disebabkan tembakau yaitu merokok menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas. 9. Chronic Obstructive Pulnomary Diseases ( COPD ), kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi pembersih menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang menunjukkan gejala batuk berat selama paling kurang tiga bulan pada setiap tahun berjalan selama dua tahun, dinyatakan mengidap bronchitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur empat puluh tahun. 10. Interaksi Dengan Obat – Obat, perokok memetabolisme berbagai jenis obat lebih cepat daripada non perokok yang disebabkan enzim – enzim di mukosa, usus, atau hati oleh komponen dalam asap tembakau. Dengan demikian, efek obat – obat
tersebut
berkurang, sehingga perokok membutuhkan obat
dengan dosis lebih tinggi daripada non perokok misalnya obat analgetika. 11. Penyakit Pada Perokok Pasif, perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru – paru dan jantung koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada wanita hamil. 2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Untuk merokok Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bagi remaja untuk merokok yaitu terdiri dari : 1. Faktor Psikologik yang terdiri dari faktor perkembangan sosial yaitu menetapkan kebebasan dan otonomi, membentuk identitas diri, penyesuaian Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
perubahan psikososial berhubungan dengan maturasi fisik. Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman - teman sebayanya yang merokok, faktor psikiatrik yang dilihat dari suatu studi epidemiologi pada dewasa mendapatkan hubungan antara merokok dengan gangguan psikiatrik seperti gangguan jiwa, depresi, cemas dan penyalahgunaan zat –zat tertentu dan remaja yang memperlihatkan gejala depresi dan cemas mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk memulai merokok daripada remaja yang tidak menampakkan gejala. 2. Faktor Biologik yang terdiri dari lima bagian yaitu faktor kognitif merupakan faktor lain yang mungkin mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan adanya efek yang bermanfaat dari nikotin. Telah dibuktikan bahwa nikotin dapat mengganggu perhatian dan kemampuan, tetapi hal ini akan berkurang apabila mereka diberi nikotin atau rokok, faktor jenis kelamin dimana belakangan ini kejadian merokok meningkat pada remaja wanita. Wanita perokok dilaporkan menjadi percaya diri, suka menentang dan secara sosial baik, keadaan ini berbeda dengan lelaki perokok yang secara sosial tidak aman, faktor etnik dapat ditunjukkan bahwa di Amerika serikat angka kejadian merokok tertinggi pada orang – orang kulit putih dan penduduk asli Amerika, serta terendah pada orang –orang Amerika keturunan Afrika dan Asia, Faktor genetik pada faktor ini variasi genetik mempengaruhi fungsi reseptor dopamine dan enzim hati yang memetabolisme nikotin. Konsekuensinya adalah meningkatnya resiko kecanduan nikotin pada beberapa individu.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
3. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media. 4. Faktor peraturan berupa peningkatan harga jual atau diberlakukan cukai yang tinggi, akan menurunkan pembelian dan konsumsi. Tetapi kenyataannya terdapat peningkatan kejadian memulai merokok pada remaja, walaupun telah dibuat usaha – usaha untuk mencegahnya ( Soetjiningsih, 2004). 2.1.5. Tahap – Tahap Merokok Menurut Helmi dan Komalasari tahun 2005 perilaku merokok merupakan perilaku yang disenangi dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif, hal ini disebabkan oleh nikotin yang bersifat adiktif dan apabila dihentikan secara tiba –tiba akan menyebabkan stress. Menurut Leventhal dan Clearly terdapat
empat
tahap dalam perilaku
merokok sehingga menjadi perokok : a. Tahap Prepatory, pada tahap ini seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau hasil bacaan. Hal ini menimbulkan niat untuk merokok. b. Tahap Initation, pada tahap ini perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok. c. Tahap becoming a smoker, pada tahap ini yaitu apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang sehari, maka mempunyai kecenderungan perokok.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
d. Tahap Maintanance of smoking, pada tahap ini sudah merupakan suatu cara pengaturan diri. Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan. 2.1.6. Alasan Merokok Ada beberapa alasan umum yang menjadikan seseorang menjadi perokok menurut Monique tahun 2000 yaitu : a. Mencoba–coba dan ikut–ikutan, dimana kedua hal ini sering menjadi suatu alasan beberapa remaja yang menjadi perokok terutama remaja pria yang selalu ingin mencoba pengalaman baru tanpa mengetahui bahaya yang diakibatkan. b. Menambah kepercayaan diri/ jati diri, alasan ini sering juga menjadi alasan remaja terutama pria di dalam pergaulanya selalu mencari jati diri dan menambah kepercayaan diri. c. Menghilangkan waktu senggang, ini juga merupakan alasan yang sering dijumpai pada beberapa golongan usia. d. Mengusir rasa dingin sementara pada tubuh, alasan ini merupakan alasan pada beberapa golongan masyarakat yang tinggal didaerah dingin karena dapat mengusir rasa dingin pada tubuh. e. Dapat menghilangkan sakit kepala dan stress, alasan ini dijumpai pada orang yang terbiasa merokok dan sudah lama menjadi perokok sehingga apabila tidak merokok seperti ada sesuatu yang hilang yang menyebabkan sakit kepala dan stres.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2.1.7. Tipe Perokok Tipe perokok dapat dibagi menjadi 2 : a. Perokok aktif adalah orang –orang yang langsung menghisap atau mengkonsumsi rokok. Dalam kehidupan sehari – hari kita sering menjumpai orang yang merokok disekitar kita, seperti dikantor, dipasar, tempat umum lainya atau dalam rumah tangga kita sendiri. b. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok. Hal ini bisa terjadi pada saat perokok aktif mengeluarkan asap utama yang dihisap perokok itu sendiri dan yang keluar keudara sehingga terhisap oleh orang – orang yang ada disekitar perokok (Nurlailah, 2000). 2.2. Remaja Menurut Salzman dalam buku Yusuf (2004) remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung terhadap orang tua kearah kemandirian, minatminat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isuisu moral. Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir (Iskandarsyah,2006). Masa remaja dapat dibagi berdasarkan umur yang terdiri dari dua tahap, yaitu : 1. Masa Remaja Awal sekitar usia 13-16 tahun, pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya goncangan emosi, Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
kecemasan, dan kekawatiran. Hal –hal yang berkaitan dengan perkembangan budaya dalam masyarakat, yang tidak jarang bertentangan dengan nilai –nilai agama seperti beredarnya film-film dan fofo-foto porno, minuman keras, ganja atau obat –obatan terlarang. Hal ini mempunyai daya tarik yang kuat bagi remaja untuk mencobanya. 2. Masa Remaja Akhir 17 - 21 tahun, secara psikologis, masa ini merupakan permulaan masa dewasa, emosinya mulai stabil dan pemikiranya mulai matang (kritis ). Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses perkembangan atau menjadi, yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkunganya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupanya. Disamping itu pada proses perkembangan individu tidak selalu berlangsung secara mulus dari masalah. Faktor penghambat ini bisa bersifat internal dan eksternal. Faktor penghambat yang bersifat eksternal adalah yang berasal dari lingkungan seperti ketidakstabilan dalam kehidupan sosial politik, krisis ekonomi, perceraian orang tua, sikap dan perlakuan orang tua yang otoriter, kurang kasih sayang. 2.2.1. Karakteristik Remaja Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya menurut Iskandarsyah (2006) karakteristik pada remaja dibagi menjadi menjadi 8 yaitu:
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
a. Masa remaja adalah periode yang penting, periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan meminta hal yang baru. b. Masa remaja adalah masa peralihan, periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan, misalnya pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya. c. Masa remaja adalah periode perubahan, perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, peningkatan emosionalitas, perubahan cepat
yang
menyertai kematangan seksual,
perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, karena perubahan minat dan pola perilaku maka
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
terjadi pula perubahan nilai, dan
kebanyakan remaja merasa biasa saja
terhadap perubahan yang terjadi. d. Masa remaja adalah usia bermasalah, pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua alasan yaitu pertama, pada saat anak-anak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga yang ditimbulkan adalah kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut. e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri, pada periode ini pergaulan terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain. f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan, masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dipikiran
masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara
mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau guru untuk memecahkan masalahnya. g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis, remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspirasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga dan teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai. h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa, pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dan menciptakan kesimpulan bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual. 2.2.2. Lingkungan sosial remaja. Secara sosial remaja berada di tiga lingkungan yaitu : 1. Di lingkungan Keluarga, yaitu dengan menjalin hubungan yang baik dengan para anggota keluarga (orang tua dan saudara), menerima otoritas orang tua / mau menaati peraturan yang ditetapkan orang tua, menerima tanggung jawab dan batasan –batasan atau norma keluarga, berusaha untuk membantu anggota keluarga. 2. Di lingkungan Sekolah, meliputi bersikap bertanggung jawab dan mau menerima peraturan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan- kegiatan sekolah, menjalin persahabatan dengan teman –teman disekolah, bersikap hormat terhadap guru atau pemimpin sekolah dan staf lainya, membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan –tujuanya. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
3. Di lingkungan Masyarakat, yang terdiri dari mengakui dan menghormati hakhak orang lain, memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain, bersikap simpati dan memperhatikan kesejahteraan orang lain, bersikap menghormati nilai –nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan –kebijakan
masyarakat ( Yusuf,
2004). 2.3. Pengetahuan Pengetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten. Sumber pengetahuan bisa berupa banyak bentuk contohnya adalah koran, majalah, email, artikel, iklan, dan manusia ( Hendrik, 2003). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu dimana penginderaan dapat melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba, tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga ( Notoatmodjo, 2003 ). Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang yang terdiri dari : a. Proses adaptasi perilaku Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru ada beberapa proses yang berurutan yaitu Awarenes (kesadaran) pada tahap ini seseorang menyadari atau mengetahui stimulus terlebih Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
dahulu, Interest yaitu orang mulai tertarik pada stimulus, selanjutnya adalah evaluation yaitu mempertimbangkan baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, kemudian trial yaitu orang telah mulai mencoba perilaku baru dan yang terakhir adalah adoption, yakni orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. b. Tingkat pengetahuan. Pengetahuan mencakup enam tingkatan yaitu yang pertama adalah tahu (Know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, pengetahuan tingkat ini termasuk juga mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, yang kedua memahami (Comprehension ) yang merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek
yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar, yang ketiga
aplikasi
(Aplication ) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya, keempat adalah Analisis yang merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain, kemudian Sintesis yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian –bagian didalam bentuk suatu
keseluruhan yang baru, dan yang terakhir adalah Evaluasi (Evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu stimulus atau objek.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2.4. Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku atau sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003). 2.4.1. Tingkatan sikap Tingkatan sikap dapat dibagi menjadi empat yaitu menerima (Receiving ) yang berarti subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek, merespon
(Responding
)
yaitu
memberikan
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
jawaban
apabila
ditanya,
diberikan adalah suatu indikasi
dari sikap, yang ketiga adalah menghargai ( Valuing ) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, dan yang paling tinggi adalah bertanggung jawab (Responsible ) yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2003). 2.4.2. Sifat Sikap Sikap dibagi menjadi dua sifat yang pertama adalah sikap positif yaitu kecenderungan tindakanya mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu dan yang kedua sikap negatif yaitu terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Azwar, 2005).
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2.4.3. Ciri – Ciri Sikap Menurut Azwar ( 2005 ) ada 5 ciri-ciri sikap yaitu : 1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan
itu
dalam
hubungan
dengan
obyeknya.
Sifat
ini
membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat. 2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu. 3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. 4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. 5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang. 2.4.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Menurut Azwar (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap terhadap obyek sikap antara lain : 1. Pengalaman Pribadi, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 3. Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis yang mengarahkan
sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. 4. Media Massa, dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya. 5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama, konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidak mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. 6. Faktor Emosional, kadang kala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2.5. Cara Menghindari kebiasaan Merokok Menurut Monique (2000) ada beberapa cara menghindari kebiasaan merokok yaitu : 1. Tumbuhkan kemauan yang tinggi untuk berhenti merokok, dalam hal ini kita harus mengingat penyakit yang dapat diakibatkan oleh rokok dan merupakan penderitaan. 2. Mintalah bantuan orang terdekat untuk membantu mengingatkan agar tidak lagi
menghisap
rokok.
Yang
pertama
dilakukan
adalah
dengan
memberitahukan niat untuk tidak merokok pada orang terdekat sehingga mereka akan membantu dan mengingatkan agar tidak merokok, sehingga perlahan – lahan anda akan merasa risih dan sungkan karena terus menerus diingatkan. 3. Tanamkan pada diri sendiri bahwa pasti mampu untuk berhenti sama sekali dari kebiasaan merokok, hal ini dapat dilakukan dengan memulai menurunkan jumlah batang rokok yang diisap perhari, sehingga semakin lama semakin sedikit sampai tidak sama sekali. 4. Jauhi semua kemungkinan yang dapat membuat kembali menjadi perokok. Cara ini dilakukan dengan menghindari berkumpul dengan teman –teman atau orang lain yang merokok sehingga anda tidak ingin kembali merokok. 5. Mencari pengganti yang lebih positif daripada rokok. Untuk mengganti waktu yang digunakan untuk merokok maka dapat melakukan olah raga, makan permen, atau melakukan aktivitas lain.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2.6. Cara Menghindari Terpapar Asap Rokok. Dalam kehidupan sehari – hari sebagai manusia yang berinteraksi dengan orang lain maka ada kemungkinan terpapar dengan asap rokok sehingga kita perlu beberapa cara yang dilakukan agar terhindar dari efek yang disebabkan oleh rokok yaitu : 1. Jauhi perokok yang sedang merokok. Dalam hal ini yang dihindari adalah asap
dari rokok. 2. Jika tidak dapat menghindari jangan segan menegur perokok. 3. Berikanlah ventilasi seluas mungkin jika sedang berada dalam ruangan tertutup
bersama dengan perokok. 4. Tidak hanya untuk kita sendiri tetapi khususnya untuk anak kecil dan bayi
hindarkan sejauh mungkin dari asap rokok karena ketahanan tubuh anak kecil masih lemah ( Monique, 2000 ).
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2.7 . Kerangka konsep penelitian
-
UMUR
-
UANG SAKU PERHARI
-
ADA
ATAU
ANGGOTA
TIDAK
KELUARGA
YANG MEROKOK
-
PENGETAHUAN
-
SIKAP
KEBIASAAN MEROKOK
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2.8. Hipotesis Penelitian 2.8.1. Ada hubungan antara Umur remaja dengan kebiasaan merokok. 2.8.2. Ada hubungan antara Uang saku remaja perhari remaja dengan kebiasaan merokok. 2.8.3. Ada hubungan antara ada atau tidak anggota keluarga remaja yang merokok dengan kebiasaan merokok. 2.8.4. Ada hubungan antara Pengetahuan remaja dengan kebiasaan merokok. 2.8.5. Ada hubungan antara Sikap remaja dengan kebiasaan merokok.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei bersifat analitik dengan rancangan crossecsional, yaitu menggambarkan hubungan Karakteristik (Umur, jumlah uang saku perhari, ada atau tidak anggota keluarga yang merokok), pengetahuan, sikap remaja terhadap kebiasaan merokok. 3.2. Lokasi dan waktu penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMU Parulian 1 Medan. 3.2.2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2009. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas satu dan dua SMU Parulian 1 Medan yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 128 orang. 3.3.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara simple random. Populasi yang jumlahnya 128 diambil secara acak agar setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus Taro Yamane yang dikutip dari Notoatmodjo tahun 2002 :
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Rumus : N n= 1+ N (d²) Keterangan : N : Besar Populasi n : Besar Sampel D : Tingkat Kepercayaan/Ketepatan yang diinginkan N = 128 d = 10% = (0,1) Maka : 128
128
n=
= 1+ 128(0,1²)
1+ 1,28
128 =
= 56,14 2,28
=
60 orang.
Berdasarkan Penghitungan yang diperolehmaka jumlah sampel sebesar 60 responden. Untuk menentukan sampel pada masing-masing kelas dilakukan Fraksi sampel untuk setiap kelas yaitu dengan rumus : Jumlah Sampel Fraksi Sampel : dikelas
x Jlh. seluruh laki-laki yang ada Jumlah Populasi
Untuk : 60 Kelas I A :
x 10 = 4,6 = 5 orang 128 60
Kelas I B :
x 9
= 4,2 = 4 orang
128
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
60 Kelas I C :
x 10
= 5,6 = 6 orang
x 18
= 8,4 = 8 orang
x 23
= 10,7 = 11 orang
x 18
= 8,4 = 8 orang
x 21
= 9,8 = 10 orang
x 17
= 7,9 = 8 orang
128 60 Kelas I D : 128 60 Kelas II A : 128 60 Kelas II B : 128 60 Kelas II C : 128
60 Kelas II D: 128 3.4. Metoda Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Pengambilan
data
dilakukan
dengan
cara
wawancara
langsung
menggunakan kuesioner. 3.4.2. Data Sekunder Data diambil dari catatan kantor tata usaha SMU Parulian 1 Medan, yaitu jumlah seluruh murid laki-laki setiap kelas. 3.5. Defenisi operasional variabel. 3.5.1. Variabel Dependent. Kebiasaan merokok adalah ada atau tidak responden merokok dalam satu hari minimal satu batang.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
3.5.2. Variabel Independent 1. Umur adalah lama hidup responden yang dihitung mulai dari lahir sampai tahun terakhir ulang tahun yang dibagi menjadi dua yaitu < 16 tahun dan > 16 tahun. 2. Uang saku perhari adalah jumlah rupiah untuk pegangan yang diberikan orang tua atau keluarga kepada responden dalam satu hari yang dibagi menjadi dua yaitu < Rp.12.000,- dan > Rp.12.000,3. Ada atau tidak anggota keluarga yang merokok adalah ada atau tidak anggota keluarga yang merokok dan tinggal serumah dengan responden. 4. Pengetahuan adalah segala sesuatu informasi yang diketahui responden tentang rokok. 5.
Sikap adalah suatu bentuk respon dari responden tentang segala sesuatu tentang rokok.
3.6. Aspek Pengukuran Aspek pengukuran adalah mengukur kebiasaan responden yang meliputi karakteristik, pengetahuan, sikap. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert (Sugiono, 2002). Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu : a. Kategori baik adalah apabila responden mendapat nilai > 75 % dari seluruh skore yang ada. b. Kategori sedang adalah apabila responden mendapat nilai 45-75 % dari skore yang ada. c. Kategori kurang apabila responden mendapat nilai < 45 % dari skore yang ada.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
A. Karakteristik Karakteristik responden terdiri dari 3 bagian: 1.Umur yang dibagi menjadi dua : < 16 tahun dan > 16 tahun 2.Uang saku perhari dibagi menjadi dua : < Rp.12.000,- dan > Rp.12.000,3.Ada atau tidak anggota keluarga yang merokok B. Pengetahuan Pengetahuan dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 dengan total skore sebanyak 20 yaitu dengan kriteria sebagai berikut : a. Untuk jawaban mempunyai 3 pilihan : Jawaban (a) = 2 Jawaban (b) = 1 Jawaban (c) = 0 b. Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu : Tingkat pengetahuan baik apabila jawaban responden benar > 75 % atau memiliki skore > 15 dari seluruh pertanyaan yang ada. Tingkat pengetahuan sedang apabila jawaban responden benar 45 -75 % atau memiliki skore 9 -15 dari seluruh pertanyaaan. Tingkat pengetahuan kurang apabila jawaban responden < 45% atau memiliki skore < 9 dari seluruh pertanyaan. C. Sikap Sikap dapat diukur dengan pemberian skore terhadap jumlah kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan 10 yang diajukan, total skore 20 dengan kriteria berikut : Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
a. Jawaban setuju (a)
=2
b. Jawaban kurang setuju (b) = 1 c. Jawaban tidak setuju (c)
=0
Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu : Kategori baik apabila jawaban responden benar > 75 % atau memiliki skore > 15 dari seluruh pertanyaan yang ada. Kategori sedang apabila jawaban responden benar 45 – 75 % atau memiliki skore 9-15 dari seluruh pertanyaan yang ada. Kategori kurang apabila jawaban responden < 45% atau memiliki skore < 9 dari seluruh pertanyaan yang ada. D. Kebiasaan Merokok Pada kebiasaan merokok terdiri dari 1 pertanyaan tentang jumlah batang rokok yang dihisap perhari, kriterianya adalah : Terbiasa merokok
: Menghisap rokok setiap hari minimal 1 batang
perhari. Tidak Terbiasa merokok : Tidak menghisap rokok setiap hari atau hanya pada waktu tertentu saja. Tidak pernah merokok : Tidak pernah menghisap rokok 3.7. Tehnik Analisis Data Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah –langkah sebagai berikut : 1. Editing yaitu memeriksa, mengamati apakah semua pertanyaan telah terjawab, jawaban yang ada atau tertulis dapat dibaca atau tidak, konstitensi jawaban ada/tidaknya kekeliruan lain yang mungkin dapat mengganggu proses pengolahan data. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2. Koding yaitu melakukan pengkodean terhadap setiap jawaban agar proses pengolahan data lebih mudah. 3. Evaluating yaitu proses penilaian pada setiap jawaban yang diberikan oleh responden. 4. Entri data yaitu proses memasukkan data yang dibantu oleh komputer. 3.8. Analisa Data Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan program komputer yaitu uji chi square dan fisher exact yaitu untuk mengetahui hubungan antara karakteristik (umur, jumlah uang saku perhari, ada atau tidak anggota keluarga yang merokok ), pengetahuan dan sikap remaja dengan kebiasaan merokok. Apabila dari uji chi square tidak memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan uji fisher exact.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah menengah umum Parulian 1 Medan merupakan salah satu sekolah menengah umum yang ada di kota Medan dan terletak di Jalan Sisingamangaraja gang Jati 1 no.23 Medan. SMU Parulian 1 didirikan oleh almarhum Pdt. M. Siburian pada tahun 1956. SMU ini terdiri dari tiga kelas yaitu kelas I, II dan kelas III dimana masing-masing kelas dibagi menjadi empat kelas. Jumlah siswa dan siswi kelas I dan II yang masing-masing terdiri dari empat kelas adalah sebanyak 343 orang. Berdasarkan jenis kelamin maka kedua kelas ini terdiri dari 128 orang laki-laki dan 215 perempuan. 4.2. Karakteristik responden Karakteristik responden terdiri dari tiga bagian yaitu umur , jumlah uang saku perhari, ada atau tidak anggota keluarga yang merokok. Secara rinci distribusi responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut karakteristik di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009 No. 1.
2.
3.
Karakteristik Responden
Jumlah
Persen (%)
Umur (Tahun) a. < 16 tahun
23
38,3
b. >16 tahun
37
61,7
Jumlah Jumlah uang saku perhari a. < Rp. 12.000,-
60
100,0
29
48,3
b. > Rp. 12.000,-
31
51,7
60
100,0
47
78,3
13
21,7
60
100
Jumlah Anggota keluarga yang merokok a. Ada b. Tidak ada Jumlah
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden di SMU Parulian 1 Medan termasuk kelompok umur diatas 16 tahun yaitu sebanyak 37 orang (61,7%). Responden yang mendapat uang saku diatas Rp.12.000,- perhari lebih besar sedikit daripada yang dibawah Rp.12.000,- yaitu 31 orang (51,7%) dan anggota keluarga responden yang merokok lebih dominan yaitu sebanyak 47 orang (78,3%). 4.3. Hubungan Karakteristik Responden dengan Kebiasaan Merokok Karakteristik responden terdiri dari 3 bagian yaitu umur, jumlah uang saku perhari, ada atau tidak anggota keluarga yang merokok. Untuk melihat hubungan karakteristik dengan kebiasaan merokok dapat dilihat dengan hasil uji chi square berikut.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
4.3.1. Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009 Hubungan umur responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2. Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009. Kebiasaan merokok Umur responden < 16 tahun >16 tahun p=0,041
Biasa merokok n % 5 21,7 13 35,1
Tidak biasa merokok n % 3 13,0 12 32,4
Tidak pernah merokok n % 15 65,2 12 32,4
Jumlah n 23 37
% 100 100
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa responden yang mempunyai kategori biasa merokok paling tinggi pada umur diatas 16 tahun yaitu sebanyak 13 orang (35,1%). Berdasarkan uji chi square diketahui bahwa nilai p=0,041< 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 4.3.2. Hubungan Jumlah Uang Saku perhari Responden dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009 Hubungan
jumlah uang saku perhari
responden dengan kebiasaan
merokok di SMU Parulian 1 Medan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
4.3. Hubungan Jumlah Uang Saku perhari Responden dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 tahun 2009 Kebiasaan merokok Jumlah uang saku perhari < Rp.12.000,>Rp.12.000,-
Biasa merokok n % 7 24,1 11 35,5
Tidak biasa merokok n % 8 27,6 7 22,6
Tidak pernah merokok n % 14 48,3 13 41,9
Jumlah n 29 31
% 100 100
P=0,629 Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa responden yang mendapat uang saku perhari diatas Rp.12.000,sebanyak 11 orang
dan mempunyai kebiasaan merokok
( 35,5%) hanya berbeda sedikit dengan responden yang
mendapat uang saku perhari dibawah Rp.12.000,-. Berdasarkan uji chi square diketahui bahwa nilai p=0,629 > 0,05. Berdasarkan nilai p maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jumlah uang saku perhari responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 4.3.3. Hubungan Ada atau Tidak Anggota Keluarga Responden Yang Merokok
dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan
Tahun 2009 Hubungan
ada atau tidak anggota keluarga responden yang merokok
dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
4.4. Hubungan Ada atau Tidak Anggota Keluarga Responden Yang Merokok Dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian I tahun 2009 Kebiasaan merokok Jumlah uang saku perhari Ada anggota keluarga yang merokok Tidak ada anggota keluarga yang merokok p=0,008
Biasa merokok
Tidak biasa merokok n %
n
%
18
38,3
29
0
0,0
13
Jumlah n
%
61,7
47
100
100,0
13
100
Berdasarkan table 4.4 diketahui bahwa responden yang mempunyai kebiasaan merokok dari
keluarga yang merokok adalah yang paling tinggi
sebanyak 18 orang (38,3%). Dari hasil analisis statistik dengan uji chi square didapat nilai p=0,008 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara ada atau tidak anggota keluarga yang merokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 4.4. Pengetahuan Responden tentang Rokok Pengetahuan responden tentang rokok dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.5. berikut.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Rokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009 N o. 1.
2
Pengetahuan responden
Jumlah Persen
Pengertian rokok a. Rokok adalah cacahan tembakau yang dibungkus dengan kertas yang panjangnya berukuran 70 – 120 mm. b. Rokok adalah yang biasa dihisap laki – laki. c. Tidak tahu. Jumlah Jenis – jenis rokok a.Rokok Klobot, Klawung, Cerutu, Rokok Putih, Rokok Kretek, Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin, Rokok Filter, Rokok Non Filter. b. Rokok Kretek, Rokok Putih, Rokok Filter, Rokok Non
43
71,7
13 4 60
21,7 6,6 100
14
23,3
35
58,3
11 60
18,4 100
18
30
38 4 60
63,4 6,6 100
46 10
76,7 16,7
4 60
6,6 100
19
31,7
34 7
56,7 11,6
Filter.
c. Tidak tahu. 3
4
5
Jumlah Kandungan yang terdapat dalam rokok a.Karbon Monoksida, Nikotin, Tar, Kadmium, Amoniak, Asam Sianida, Formaldehid, Fenol, Asetol. b.Tar, Nikotin. c.Tidak tahu. Jumlah Kandungan yang ada dalam rokok dapat mengganggu kesehatan a.Kandungan rokok dapat mengganggu kesehatan. b.Jika yang dikonsumsi sedikit tidak berbahaya tetapi jika banyak mengganggu kesehatan. c. Tidak tahu. Jumlah Penyakit – penyakit yang disebabkan rokok a.Gangguan pada Susunan saraf pusat, Kardiovaskuler, gangguan pembuluh darah, gangguan pada lambung, Kebodohan karena penurunan daya ingat, Impotensi, kanker. b. Penyakit jantung, Impotensi, Kanker. c. Tidak tahu.
Jumlah
60
100
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
6
7
8
9
10
Rokok dapat memberikan efek ketergantungan a. Rokok dapat memberikan efek ketergantungan karena didalam rokok terdapat Nikotin yang dapat membuat perokok ketergantungan. b. Rokok tidak dapat membuat efek ketergantungan. c. Tidak tahu. Jumlah Merokok dapat membahayakan orang – orang disekitar a.Merokok dapat mengganggu kesehatan orang disekitar karena asap rokok terhirup oleh orang - orang yang berada disekitar. b.Resiko membahayakan orang – orang disekitar hanya kecil karena bukan mereka yang menghisap rokok. c. Tidak tahu. Jumlah Merokok dapat menghilangkan stres a. Rokok hanya dapat menghilangkan stres sementara karena didalamnya terdapat nikotin yang membuat perasaan tenang. b. Rokok dapat menghilangkan stres untuk selama – lamanya. c.Tidak tahu. Jumlah Merokok mempunyai fungsi yang positif untuk tubuh a.Merokok tidak mempunyai fungsi yang positif terhadap tubuh tetapi dapat merusak bagian – bagian tubuh. b.Sebagian kandungan rokok dapat berguna bagi tubuh. c. Tidak tahu. Jumlah Merokok dapat mengganggu funsi otak a. Merokok mengganggu banyak fungsi otak b. Merokok hanya mengganggu sedikit fungsi otak c.Tidak tahu Jumlah
37
61,7
12 11 60
20 18,3 100
44
73,3
13
21,7
3 60
5 100
39
65
11
18,4
10 60
16,6 100
47
78,3
8 5 60
13,3 8,4 100
38 13 9 60
63,3 21,7 15 100
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang mengetahui tentang pengertian rokok ada sebanyak 43 orang (71,7%), mengetahui jenis-jenis rokok yang paling dominan adalah jenis-jenis rokok yang paling banyak dikonsumsi masyarakat sebanyak 35 orang (58,3%), mengetahui kandungan dalam rokok yang paling tinggi adalah kandungan rokok yaitu tar dan nikotin ada sebanyak 38 Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
orang (63,4%), mengetahui kandungan dalam rokok dapat mengganggu kesehatan sebanyak ada 46 orang (76,7%), mengetahui penyakit-penyakit yang disebabkan rokok paling tinggi adalah penyakit penyakit jantung, impotensi dan kanker sebanyak 34 orang (56,7%), mengetahui merokok dapat memberikan efek ketergantungan sebanyak 37 orang (61,7%), mengetahui merokok dapat membahayakan orang-orang disekitar sebanyak 44 orang (73,3%), mengetahui merokok dapat menghilangkan stres sebanyak 39 orang (65%), mengetahui merokok mempunyai fungsi yang tidak baik bagi tubuh sebanyak 47 orang (78,3%), mengetahui merokok mengganggu banyak fungsi otak sebanyak 38 orang (63,3%). 4.5. Kategori Responden Berdasarkan Pengetahun Pengetahuan responden tentang rokok yang meliputi pengertian rokok, jenis-jenis rokok, kandungan dalam rokok, kandungan dalam rokok dapat mengganggu kesehatan, penyakit-penyakit yang disebabkan rokok, merokok dapat memberikan efek ketergantungan, merokok dapat membahayakan orangorang disekitar, merokok dapat menghilangkan stres, merokok mempunyai fungsi yang tidak baik bagi tubuh, merokok mengganggu fungsi otak yang dikategorikan dalam tiga bagian yaitu baik, sedang,dan kurang. Tabel 4.6. Distribusi Responden berdasarkan Kategori Pengetahuan tentang rokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009 No. 1 Baik 2 Sedang 3 Kurang
Pengetahuan
Jumlah
Jumlah 33 24 3 60
Persen 55,0 40,0 5,0 100
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa pengetahuan dengan kategori baik lebih banyak daripada kategori pengetahuan sedang yaitu sebanyak 33 orang (50,0%). 4.6. Hubungan Pengetahuan Responden tentang Rokok dengan Kebiasaan Merokok. Untuk melihat hubungan pengetahuan responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut. Tabel 4.7. Hubungan Pengetahuan Responden tentang Rokok dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan Kebiasaan merokok Pengetahuan Jumlah Biasa Tidak biasa X² =1,414 merokok merokok n % n % n % Baik 12 36,4 21 63,6 33 100 df= 1 Sedang 6 25,0 18 75,0 24 100 Kurang 0 0,0 3 100,0 3 100 p=0,234
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa pengetahuan responden kategori baik dan mempunyai kebiasaan merokok adalah yang paling banyak yaitu 12 orang (36,4%). Dari hasil uji chi square didapat nilai p=0,234>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan responden tentang rokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 4.7.
Sikap Responden tentang Rokok Untuk mengetahui sikap responden terhadap rokok dapat dilihat dari
jumlah nilai yang diperoleh dari sepuluh pertanyaan, nilai maksimal yaitu dua puluh (20) dan minimal nol (0). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.8. berikut.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.8. Distribusi Sikap Responden tentang Rokok di SMU Parulian Satu Medan tahun 2009 Setuju No Sikap Responden . 1. Merokok hanya dapat menghilangkan stress untuk sementara saja 2. Merokok dapat membuat prestasi disekolah turun 3. Kalimat yang ada pada tabel peringatan yang terdapat pada rokok 4. Merokok bukan hal yang dapat menunjukkan anak yang gaul 5. Merasa tidak nyaman berada disamping orang yang sedang merokok 6. Asap rokok dapat menimbulkan penyakit buat orang disekitar 7. Peraturan tidak bisa merokok disembarang tempat 8. Merokok hanya menghabiskan uang saja 9. Merokok hanya dapat menimbulkan penyakit 10. Merokok bukanlah cara hidup sehat
n 40
Kurang Tidak Setuju Setuju % n % n % 66,6 11 18,4 9 15
n 60
% 100
39
65
17
28,4 4
6,6
60
100
43
71,7 11
18,3 6
10
60
100
40
66,7 13
21,7 7
11,6 60
100
47
78,3 10
16,7 3
5
60
100
43
71,7 16
26,6 1
1,7
60
100
48
80
10
16,6 2
3,4
60
100
48
80
12
20
0
60
100
47
78,3 8
13,3 5
8,4
60
100
49
81,6 9
15
3,4
60
100
0
2
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sikap sebagian besar responden adalah setuju terhadap merokok hanya dapat menghilangkan stress untuk sementara saja sebanyak 40 orang (66,6%), sikap setuju terhadap merokok dapat membuat prestasi disekolah turun sebanyak 39 orang (65%), sikap setuju terhadap kalimat yang ada pada tabel peringatan yang terdapat pada rokok sebanyak 43 Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
orang (71,7%), sikap setuju terhadap merokok bukan hal yang dapat menunjukkan anak yang gaul sebanyak 40 orang (66,7%), sikap setuju terhadap merasa tidak nyaman berada disamping orang yang sedang merokok sebanyak 47 orang (78,3%), sikap setuju terhadap asap rokok dapat menimbulkan penyakit buat orang disekitar sebanyak 43 orang (71,7%), sikap setuju terhadap peraturan tidak bisa merokok disembarang tempat sebanyak 48 orang (80%), sikap setuju terhadap merokok hanya menghabiskan uang saja sebanyak 47 orang (78,3%). sikap setuju terhadap merokok bukanlah cara hidup sehat sebanyak 49 orang (81,6%). 4.8.
Kategori Responden Berdasarkan Sikap Sikap responden terhadap rokok yang meliputi merokok hanya dapat
menghilangkan stress untuk sementara saja, merokok dapat membuat prestasi disekolah turun, kalimat yang ada pada tabel peringatan yang terdapat pada rokok, merokok bukan hal yang dapat menunjukkan anak yang gaul, merasa tidak nyaman berada disamping orang yang sedang merokok, asap rokok dapat menimbulkan penyakit buat orang disekitar, peraturan tidak bisa merokok disembarang tempat, merokok hanya menghabiskan uang saja, merokok bukanlah cara hidup sehat . Tabel 4.9. Distribusi Responden berdasarkan Kategori Sikap tentang rokok di SMU Parulian 1Medan tahun 2009 No. 1 Baik 2 Sedang 3 Kurang
Pengetahuan
Jumlah
Jumlah 50 9 1 60
Persen 83,3 15,0 1,7 100
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa responden yang mempunyai sikap dengan kategori baik adalah yang paling dominan sebanyak 50 orang (78,3%). Tabel 4.9. Hubungan Sikap Responden Tentang Rokok Dengan Kebiasaan Merokok. Untuk mengetahui hubungan sikap responden dengan kebiasan merokok kategori sikap responden baik yang mempunyai kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut. Tabel 4.10. Hubungan Sikap responden tentang rokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009. Kebiasaan merokok Pengetahuan Jumlah Biasa Tidak biasa merokok merokok X² =0,000 n % n % n % Baik 15 30,0 35 70,0 50 100 df= 1 Sedang 3 33,3 6 66,7 9 100 Kurang 0 0,0 1 100,0 1 100 p=0,657
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden dengan kategori baik dan mempunyai kebiasaan merokok adalah yang paling banyak yaitu ada sebanyak 15 orang (30,0%). Dari hasil uji fisher exact didapatkan nilai p=0,657>0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap responden tentang rokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan. 4.10. Kebiasaan Merokok Responden Kebiasaan merokok responden
terdiri dari tiga kategori yaitu biasa
merokok, tidak biasa merokok dan tidak pernah merokok dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.11. Distribusi Kebiasaan merokok Responden di SMU Parulian Satu Medan tahun 2009 No.
Kebiasaan Responden
1 2
Jumlah Persen (%) Menghisap rokok setiap hari minimal 1 batang perhari. 15 25 Tidak menghisap rokok setiap hari atau hanya pada waktu 18 30
3
tertentu saja. Tidak pernah menghisap rokok.
Jumlah
27 60
45 100
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa responden yang paling banyak adalah responden yang termasuk dalam kategori tidak pernah menghisap rokok yaitu sebanyak 27 orang (45%).
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden Karakteristik responden terdiri dari tiga yaitu umur, jumlah uang saku perhari dan ada atau tidak anggota keluarga yang merokok. 5.1.1. Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok Responden yang berumur dibawah 16 tahun yang mempunyai kebiasaan merokok ada sebanyak 5 orang (21,7%) dan yang berumur diatas 16 tahun ada sebanyak 13 orang (35,1%). Secara statistik hubungan umur responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai probabilitas 0,041<0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur responden dengan kebiasaan merokok, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur responden dengan kebiasaan merokok dimana responden yang termasuk dalam kategori biasa merokok lebih banyak pada orang yang berumur > 16 tahun. Hal ini disebabkan karena responden yang berumur diatas 16 tahun lebih berani untuk merokok karena mereka merasa dirinya sudah dewasa dan berhak melakukan apapun yang hendak mereka lakukan termasuk merokok sedangkan pada responden yang berumur dibawah 16 tahun hanya masih dalam tahap coba-coba dan belum masuk kedalam kategori biasa merokok. Hal ini sesuai dengab pendapat Oskamp (1984) menyatakan bahwa setelah mencoba rokok pertama maka seorang individu menjadi ketagihan merokok dengan alasanalasan seperti kebiasaan, menurunkan kecemasan dan mendapat penerimaan. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
5.1.2. Hubungan Jumlah Uang Saku perhari yang didapatkan Responden dengan Kebiasaan Merokok Responden yang mendapat uang saku perhari dibawah Rp.12.000,- dan mempunyai kebiasaan merokok ada sebanyak 7 orang (24,1%) dan yang memiliki uang saku perhari diatas Rp.12.000,- ada sebanyak 11 orang (35,5%). Jumlah yang biasa merokok antara responden yang mendapat uang saku perhari dibawah Rp.12.000,- dan diatas Rp.12.000,- hampir sebanding. Dari hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas p=0,629, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah uang saku perhari yang didapat responden dengan kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan karena harga rokok yang tidak mahal dan boleh membeli perbatang sehingga responden dapat membeli rokok sesuai dengan keinginan mereka. 5.1.3. Hubungan ada atau tidak Anggota Keluarga Responden yang Merokok dengan Kebiasaan Merokok Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 18 orang ( 38,3%) responden yang biasa merokok dari ada anggota keluarga yang merokok dan tidak ada responden yang merokok dari tidak ada anggota keluarga yang merokok. Dari hasil analisa dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil probabilitas 0,008 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ada atau tidak anggota keluarga responden yang merokok dengan kebiasaan merokok, dimana lebih banyak ditemukan responden yang merokok dari ada anggota keluarga yang merokok daripada responden yang merokok dari anggota keluarga yang tidak merokok .
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Hal ini disebabkan karena keluarga adalah panutan yang terbaik menurut kita sehingga apapun yang dilakukan oleh anggota keluarga cenderung baik menurut anggota keluarga lain termasuk merokok dan apapun yang dilakukan kemungkinan besar diikuti anggota keluarga lain. Menurut Nasution (2007) bahwa dari survei terhadap perokok bahwa faktor-faktor yang menyebabkan remaja merokok salah satunya yaitu adanya orang tua atau saudara yang merokok. 5.2. Hubungan Pengetahuan Responden dengan Kebiasaan Merokok Tingkat pengetahuan responden tentang rokok di SMU Parulian 1 Medan yang kategorinya baik tetapi mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 12 orang (36,4%) dan responden
kategori pengetahuanya sedang dan mempunyai
kebiasaan merokok ada sebanyak 6 orang (25,0%) sedangkan responden dengan kategori pengetahuanya rendah tidak ada. Sesuai dengan pendapat Notoatmojdo (2003) bahwa pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi. Mengacu pada tingkatan pengetahuan yang disebutkan diatas dapat dijelaskan bahwa siswa SMU Parulian 1 Medan dominan mempunyai pengetahuan kategori baik tentang rokok tetapi kebiasaan merokok yang tinggi juga. Hasil analisa
pengetahuan responden dengan kebiasaan
merokok diperoleh nilai probabilitas 0,234>0,05 , dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan merokok. Dalam hal ini responden hanya sekedar mengetahui namun belum mampu memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Hal ini didukung oleh Tandra (2003) yang mengatakan bahwa jumlah perokok dikalangan remaja tinggi meskipun telah mengetahui dampak buruk rokok bagi kesehatan dan
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
menyebutkan bahwa 20% dari total perokok di Indonesia adalah remaja dengan rentang usia antara 15-21 tahun.
5.3. Hubungan Sikap Responden dengan Kebiasaan Merokok Tingkat sikap responden tentang rokok di SMU Parulian 1 Medan yang kategorinya baik tetapi mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 15 orang (30%) dan responden kategori sikapnya sedang dan mempunyai kebiasaan merokok ada sebanyak 3 orang (33,3%) sedangkan responden dengan kategori sikapnya rendah tidak ada yang merokok. Hasil analisa menggunakan uji chi square hubungan antara sikap responden dengan kebiasaan merokok diperoleh nilai probabilitas 0,657>0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan kebiasaan merokok, dimana walaupun sikap responden lebih banyak pada kategori baik tetapi masih banyak juga yang merokok.Hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok bukan hanya sikap saja tetapi banyak faktor lain. Menurut Lewin dalam Komasari dan Helmi, 2000 menyatakan bahwa hampir sebagian remaja memahami akibat-akibat yang berbahaya dari rokok tetapi mereka tidak mencoba menghindari perilaku tersebut. Ternyata ada banyak alasan yang melatar belakangi. Perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu artinya bahwa perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan oleh lingkungan dimana pada remaja mulai mengalami krisis aspek psikososial yang masa perkembanganya yaitu masa sedang mencari jati dirinya. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 1. Ada hubungan antara umur responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan (p=0,041) 2. Tidak ada hubungan antara jumlah uang saku perhari yang didapatkan responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1Medan (p=0,629) 3. Ada hubungan antara ada atau tidak anggota keluarga responden yang merokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan (p=0,008) 4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan responden tentang rokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan (p=0,234) 5. Tidak ada hubungan antara sikap respoden tentang rokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian I Medan (p=0,657) 6.2. Saran 1. Agar SMU Parulian 1 Medan memberi penyuluhan tentang rokok secara berkala kepada siswa-siswa, sehingga siswa lebih mengetahui tentang rokok dan dampak yang diakibatkan.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2. Agar siswa SMU Parulian 1 Medan tidak mencoba untuk menghisap rokok, dan buat siswa yang sudah terbiasa merokok agar berusaha untuk menghentikan kebiasaan merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Abdi, 2005. Beberapa Sikap Yang Terdapat pada Individu. Diakses 15 Februari 2009. http://pkhbbrpSikapindividu/nmf/hdp.com Departemen Kesehatan R.I. , 2003. Mitos dan Fakta tentang tembakau di Indonesia. Jakarta. ----------------------------------- , 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Kebijakan Dasa Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta. ----------------------------------- , 2006. Lakukan Gaya Hidup Sehat. Jakarta Dinas Kesehatan, 2002. Jaminan Pemeliharaan kesehatan masyarakat. Bakti Husada, Jakarta. Gondodiputro, Sharon , 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau. Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung. Helmi, Avin dan Komalasari, Dian, 2005. Faktor – Faktor Penyebab Perilaku merokok pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Hendrik, 2003. Sekilas tentang Knowledge Management. Artikel populer ilmu komputer, Jakarta. Iskandarsyah, Aulia , 2006. Remaja dan Permasalahanya, Jurnal Fakultas psikologi Universitas Padjajaran, Bandung. Monique, A , 2001. Menghindari Merokok, Cetakan II. PT Balai Pustaka. Jakarta. Nasution, K, Indri, 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Notoadmojo, Soekidjo , 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Nurlailah, 2000. Pengaruh Merokok Terhadap Jantung Koroner Rawat Jalan RSU Pusat.Dr.Moh.Hosein Palembang. Skripsi FKM USU Medan. Oskamp, Stuart (1984). Applied Social Psychology.Prentice Hall. New Jersey. Peraturan Pemerintah RI no.19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, Jakarta. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya, Sagung Seto. Jakarta. Sugiono, 2002. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung. Tandra, Hans (2003). Merokok dan Kesehatan. Diakses 20 Maret 2009. http://www.antirokok.or.id/berita/berita rokok kesehatan.htm. Wikipedia, 2008. Rokok dan Jenis Rokok. Diakses pada tanggal 15 desember 2008. http://www.Wikipedia tentang rokok dan jenis rokok. Yusuf, H, Syamsu , 2004. Psikologi perkembangan anak dan remaja. PT Remaja karya. Bandung
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Remaja terhadap Kebiasaan Merokok Di SMU Parulian I Medan tahun 2009.
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nomor Responden
:
2. Nama
:
3. Umur
: ( ) < 16 tahun
4. Jumlah uang saku perhari : ( ) < Rp.12.000,5. Ada atau tidak anggota keluarga yang merokok : ( ) Ada
( ) > 16 tahun ( ) > Rp.12.000,( ) Tidak
B. PENGETAHUAN 1. Menurut saudara pengertian rokok adalah ? a. Rokok adalah cacahan tembakau yang dibungkus dengan kertas yang panjangnya berukuran 70 – 120 mm. b. Rokok adalah yang biasa dihisap laki – laki. c. Tidak tahu. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
2. Menurut saudara apa saja jenis – jenis rokok ? a. Rokok Klobot, Klawung, Cerutu, Rokok Putih, Rokok Kretek, Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin, Rokok Filter, Rokok Non Filter. b. Rokok Kretek, Rokok Putih, Rokok Filter, Rokok Non Filter. c. Tidak tahu.
3. Kandungan apa saja yang anda ketahui yang terdapat dalam rokok ? a. Karbon Monoksida, Nikotin, Tar, Kadmium, Amoniak, Asam Sianida, Formaldehid, Fenol, Asetol. b. Tar, Nikotin. c. Tidak tahu. 4. Apakah menurut saudara kandungan yang ada dalam rokok dapat mengganggu kesehatan ? a. Kandungan rokok dapat mengganggu kesehatan. b. Jika yang dikonsumsi sedikit tidak berbahaya tetapi jika banyak mengganggu kesehatan. c. Tidak tahu. 5. Penyakit – penyakit apa saja yang saudara ketahui yang disebabkan oleh rokok ? a. Gangguan pada Susunan saraf pusat, Kardiovaskuler, gangguan pembuluh darah, gangguan pada lambung, Kebodohan karena penurunan daya ingat, Impotensi, kanker. b. Penyakit jantung, Impotensi, Kanker. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
c. Tidak tahu. 6. Apakah menurut saudara rokok dapat memberikan efek ketergantungan ? a. Rokok dapat memberikan efek ketergantungan karena didalam rokok terdapat Nikotin yang dapat membuat perokok ketergantungan. b. Rokok tidak dapat membuat efek ketergantungan. c. Tidak tahu.
7. Apakah menurut saudara
merokok dapat membahayakan orang – orang
disekitar ? a. Merokok dapat mengganggu kesehatan orang disekitar karena asap rokok terhirup oleh orang - orang yang berada disekitar. b. Resiko membahayakan orang – orang disekitar hanya kecil karena bukan mereka yang menghisap rokok. c. Tidak tahu. 8. Apakah menurut saudara merokok dapat menghilangkan stres ? a. Rokok hanya dapat menghilangkan stres sementara karena didalamnya terdapat nikotin yang membuat perasaan tenang. b. Rokok dapat menghilangkan stres untuk selama – lamanya. c.Tidak tahu. 9. Apakah menurut saudara merokok mempunyai fungsi yang positif untuk tubuh ? a. Merokok tidak mempunyai fungsi yang positif terhadap tubuh tetapi dapat merusak bagian – bagian tubuh. b. Sebagian kandungan rokok dapat berguna bagi tubuh. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
c. Tidak tahu. 10. Apakah menurut saudara merokok dapat mengganggu fungsi otak ? a. Merokok mengganggu banyak fungsi otak. b. Merokok hanya mengganggu sedikit fungsi otak. c.Tidak tahu.
C. SIKAP NO.
PERTANYAAN
1.
Apakah saudara setuju merokok hanya dapat menghilangkan stress untuk sementara saja ? Apakah saudara setuju merokok dapat membuat prestasi disekolah turun ? Apakah saudara setuju dengan kalimat yang ada pada tabel peringatan yang terdapat pada rokok ? Apakah saudara setuju merokok bukan hal yang dapat menunjukkan anak yang gaul ? Apakah saudara merasa tidak nyaman berada disamping orang yang sedang merokok ? Apakah saudara setuju bahwa asap rokok dapat menimbulkan penyakit buat orang disekitar saudara ? Apakah saudara setuju adanya peraturan tidak bisa merokok disembarang tempat ? Apakah saudara setuju bahwa merokok hanya menghabiskan uang saja ? Apakah saudara setuju merokok hanya dapat menimbulkan penyakit ? Apakah saudara setuju bahwa merokok bukanlah cara hidup sehat ?
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
S
KS
STS
D. KEBIASAAN 1. Kebiasaan merokok saudara ? a. Menghisap rokok setiap hari minimal 1 batang perhari. Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
b. Tidak menghisap rokok setiap hari atau hanya pada waktu tertentu saja. c. Tidak pernah menghisap rokok. 2. Siapakah yang pertama kali yang mengajak saudara untuk merokok ? ......................................................................... 3. Apakah dalam satu hari saudara pasti merokok ? ...................................................................... 4. Jenis rokok apa yang saudara hisap ? ...................................................................... 5. Dimanakah biasanya saudara merokok ? ......................................................................
Crosstabs Case Processing Summary
N Umur responden * kebiasaan merokok
Valid Percent 60
100,0%
Cases Missing N Percent 0
Total Percent
N
,0%
60
100,0%
Umur responden * kebiasaan merokok Crosstabulation kebiasaan merokok
Umur responden
< 16 tahun
> 16 tahun
Total
Count Expected Count % within Umur responden % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within Umur responden % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within Umur responden % within kebiasaan merokok % of Total
Tidak pernah merokok 15 10,4
Tidak merokok setiap hari 3 5,8
Merokok setiap hari minimal satu batang 5 6,9
65,2%
13,0%
21,7%
100,0%
55,6%
20,0%
27,8%
38,3%
25,0% 12 16,7
5,0% 12 9,3
8,3% 13 11,1
38,3% 37 37,0
32,4%
32,4%
35,1%
100,0%
44,4%
80,0%
72,2%
61,7%
20,0% 27 27,0
20,0% 15 15,0
21,7% 18 18,0
61,7% 60 60,0
45,0%
25,0%
30,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
45,0%
25,0%
30,0%
100,0%
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Total 23 23,0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 6,369a 6,502
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,041 ,039
1
,043
df
4,089 60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,75.
Crosstabs Case Processing Summary
N jumlah uang saku perhari * kebiasaan merokok
Cases Missing N Percent
Valid Percent 60
100,0%
0
Total N
,0%
Percent 60
100,0%
jumlah uang saku perhari * kebiasaan merokok Crosstabulation kebiasaan merokok
jumlah uang saku perhari
< Rp.12.000,-
> Rp.12.000,-
Total
Count Expected Count % within jumlah uang saku perhari % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within jumlah uang saku perhari % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within jumlah uang saku perhari % within kebiasaan merokok % of Total
Tidak pernah merokok 14 13,1
Tidak merokok setiap hari 8 7,3
Merokok setiap hari minimal satu batang 7 8,7
48,3%
27,6%
24,1%
100,0%
51,9%
53,3%
38,9%
48,3%
23,3% 13 14,0
13,3% 7 7,8
11,7% 11 9,3
48,3% 31 31,0
41,9%
22,6%
35,5%
100,0%
48,1%
46,7%
61,1%
51,7%
21,7% 27 27,0
11,7% 15 15,0
18,3% 18 18,0
51,7% 60 60,0
45,0%
25,0%
30,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
45,0%
25,0%
30,0%
100,0%
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Total 29 29,0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value ,927a ,933
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,629 ,627
1
,426
df
,634 60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,25.
Crosstabs Case Processing Summary
Valid Percent
N ada atau tidak anggota keluarga yang merokok * kebiasaan merokok
60
Cases Missing Percent N
100,0%
0
Total Percent
N
100,0%
60
,0%
ada atau tidak anggota keluarga yang merokok * kebiasaan merokok Crosstabulation kebiasaan merokok
ada atau tidak anggota keluarga yang merokok
Ada anggota keluarga yang merokok
Tidak ada anggota keluarga yang merokok
Total
Count Expected Count % within ada atau tidak anggota keluarga yang merokok % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within ada atau tidak anggota keluarga yang merokok % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within ada atau tidak anggota keluarga yang merokok % within kebiasaan merokok % of Total
Tidak pernah merokok 18 21,2
Tidak merokok setiap hari 11 11,8
Merokok setiap hari minimal satu batang 18 14,1
38,3%
23,4%
38,3%
100,0%
66,7%
73,3%
100,0%
78,3%
30,0% 9 5,9
18,3% 4 3,3
30,0% 0 3,9
78,3% 13 13,0
69,2%
30,8%
,0%
100,0%
33,3%
26,7%
,0%
21,7%
15,0% 27 27,0
6,7% 15 15,0
,0% 18 18,0
21,7% 60 60,0
45,0%
25,0%
30,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
45,0%
25,0%
30,0%
100,0%
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Total 47 47,0
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 7,365a 10,950
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) ,025 ,004
1
,010
df
6,597 60
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,25.
Crosstabs Case Processing Summary
N total pengetahuan * kebiasaan merokok
Valid Percent 60
100,0%
Cases Missing N Percent 0
,0%
Total N
Percent 60
100,0%
total pengetahuan * kebiasaan merokok Crosstabulation
total pengetahuan
kurang ( skor < 15 )
Baik (skor > 15 )
Total
Count Expected Count % within total pengetahuan % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within total pengetahuan % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within total pengetahuan % within kebiasaan merokok % of Total
kebiasaan merokok Tidak biasa Biasa merokok merokok 21 6 18,9 8,1
Total 27 27,0
22,2%
77,8%
100,0%
33,3%
50,0%
45,0%
10,0% 12 9,9
35,0% 21 23,1
45,0% 33 33,0
36,4%
63,6%
100,0%
66,7%
50,0%
55,0%
20,0% 18 18,0
35,0% 42 42,0
55,0% 60 60,0
30,0%
70,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
30,0%
70,0%
100,0%
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1,414b ,821 1,438
df 1 1 1
1,391
Asymp. Sig. (2-sided) ,234 ,365 ,230
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
,270
,183
,238
1
60
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,10.
Crosstabs Case Processing Summary
N total sikap * kebiasaan merokok
Valid Percent 60
Cases Missing N Percent
100,0%
0
,0%
Total N
Percent 60
100,0%
total sikap * kebiasaan merokok Crosstabulation
total sikap
kurang (skor < 15)
baik (skor > 15)
Total
Count Expected Count % within total sikap % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within total sikap % within kebiasaan merokok % of Total Count Expected Count % within total sikap % within kebiasaan merokok % of Total
kebiasaan merokok Tidak biasa Biasa merokok merokok 3 7 7,0 3,0 70,0% 30,0%
10 10,0 100,0%
16,7%
16,7%
16,7%
5,0% 15 15,0 30,0%
11,7% 35 35,0 70,0%
16,7% 50 50,0 100,0%
83,3%
83,3%
83,3%
25,0% 18 18,0 30,0%
58,3% 42 42,0 70,0%
83,3% 60 60,0 100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
30,0%
70,0%
100,0%
Total
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value ,000b ,000 ,000
,000
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) 1,000 1,000 1,000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1,000
,657
1,000
60
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00.
Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.