Ruri Intania: Hubungan Kadar Interleukin 8 Sputum dengan Kolonisasi Bakteri Saluran Napas Bawah dan Derajat PPOK
Hubungan Kadar Interleukin 8 Sputum dengan Kolonisasi Bakteri Saluran Napas Bawah dan Derajat Penyakit Paru Obstruktif Kronik Ruri Intania, Taufik, Yusrizal Chan, Irvan Medison Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, RSUP Dr. M. Djamil, Padang
Abstrak Latar belakang: Kerusakan paru mengakibatkan kolonisasi bakteri patogen di progresivitas saluran napas bawah pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) menyebabkan inflamasi dan akan terjadi eksaserbasi. Hal tersebut berkontribusi terhadap progresivitas obstruksi yang berhubungan dengan peningkatan kadar interleukin 8 (IL-8) sputum dan jumlah kolonisasi di saluran napas bawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar IL-8 sputum dengan kolonisasi bakteri saluran napas bawah dan derajat PPOK pada pasien PPOK stabil. Metode: Penelitian cross sectional, subjek penelitian adalah pasien PPOK stabil berdasarkan GOLD 2013 di Poliklinik Paru RS. Dr. M. Djamil Padang, Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Lubuk Alung Padang Pariaman dan laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober 2012 sampai Juni 2013. Sputum diambil secara spontan atau diinduksi dengan menggunakan inhalasi NaCl 3%. IL-8 sputum diperiksa menggunakan ELISA. Pemeriksaan mikrobiologi digunakan untuk mengindentifikasi bakteri potensial patogen (BPP) menggunakan teknik microbat dan penghitungan jumlah konsentrasi bakteri dalam colony forming unit per mili liter (CFU/ml). Hasil: Lima puluh dua pasien seluruhnya laki- laki, dengan rentang usia (67,98±7,18), sebagian besar PPOK derajat III (55,77%). Rata- rata IL-8 adalah 656,42 pg/ml, pemeriksaan mikrobiologi didapatkan 65,40% PPM, dimana terbanyak adalah P. auruginosa (38,24%). Terdapat hubungan antara kadar IL-8 dengan pola kuman (p=0,02), kadar IL-8 tidak berhubungan dengan jumlah konsentrasi bakteri (p=0,78) dan derajat PPOK (p=0,92). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar IL-8 dengan pola kuman tapi tidak terdapat hubungan dengan jumlah konsentarasi bakteri dan derajat PPOK. Koloniosasi kuman potensial patogen di saluran napas bawah ditemukan pada lebih dari setengah pasien PPOK derajat berat. (J Respir Indo. 2015; 35: 39-45) Kata kunci: PPOK, Interleukin 8, mikroorganisme patogen, bacterial load.
Assosiation between Sputum Interleukin 8 Level with Bacterial Colonisation in Lower Respiratory Tract and Disease Severity in Stable COPD Abstract Background: Lung damage facilitates the colonization of pathogenic bacteria in lower respiratory tract of COPD patients that induces inflammation of which indeed exacerbation, thus contributing to the progression of obstruction which is associated with increased levels of IL-8 and number of bacterial colonization in respiratory tract. This study aimed to determine the relationship between levels of IL-8 sputum with bacterial colonization of the lower respiratory tract and lung function in stable COPD patients. Methods: Cross sectional study of 52 stable COPD male subjects based on GOLD 2013 in Dr. M. Djamil hospital Padang, Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Lubuk Alung Padang Pariaman and laboratorium of mikrobiology Faculty of Medicine University of Andalas between October 2012 - June 2013. Sputum was collected by spontaneously or induction using hypertonic saline 3% inhalation. Interleukin 8 in sputum was assest with ELISA. Microbiology test was perform to identify potential pathogen microorganism (PPM) using microbat technique and bacterial load in colony forming units/ml (CFU/ml). Results: The average of age was (67.98±7.18), most of subjects grade III COPD (55.77%). Mean of sputum IL-8 was 656.42 pg/ml, microbiology test found out 65.40% patient had PPM, of which P. auruginosa (38.24%) was the most common. There were association between sputum level of IL-8 and bacterial pattern (p=0.02), IL-8 level had no association with number of bacterial load (p= 0.78) and grade of COPD( p=0.92). Conclusion: There was assosiation between IL-8 level with bacterial pattern but no assosiation with number of bacterial load and grade of COPD . Colonization of PPM in lower respiratory tract was found in more than a half of severe COPD. (J Respir Indo. 2015; 35: 39-45) Keywords: COPD, Interleukin 8, potential pathogen microorganism, bacterial load.
Korespondensi: dr. Ruri Intania Email:
[email protected], Hp: 085218443334
J Respir Indo Vol. 35 No. 1 Januari 2015
39
Ruri Intania: Hubungan Kadar Interleukin 8 Sputum dengan Kolonisasi Bakteri Saluran Napas Bawah dan Derajat PPOK
PENDAHULUAN
Zhang M dkk.10 meneliti kolonisasi bakteri saluran
Seperti yang telah diketahui, bahwa pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) terjadi keru sakan pertahanan alamiah paru akibat dari paparan asap rokok atau zat iritan lain. Terjadinya siklus infeksi akut dan infeksi kronik berkontribusi terhadap progresivitas penyakit. Infeksi akut pada mukosa saluran nafas pasien PPOK baik oleh virus atau bakteri menyebabkan peningkatan reaksi inflamasi dan perburukan gejala yang dikenal sebagai eksaserbasi. Inflamasi kronis saluran napas dan kerusakan paru memudahkan terjadinya kolonisasi kuman patogen disaluran napas bawah pasien PPOK. Kolonisasi ini dapat menginduksi inflamasi yang lebih lanjut yang nantinya akan terjadi eksaserbasi, dan berkontribusi
nafas bawah dari sputum yang diinduksi dengan NaCl 3 % pada pasien PPOK stabil, menyimpulkan bahwa kolonisasi kuman pada saluran napas bawah berhubungan secara signifikan dengan peningkatan kadar
IL-8
dan
IL-6,
peningkatan
frekuensi
eksaserbasi dan penurunan nilai volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1).10 Baines Kathrine dkk.11 mendapatkan hasil bahwa kadar IL-8, dan beberapa sitokin lainnya tinggi secara signifikan dibandingkan kontrol, dan juga terjadi peningkatan neutrofil darah tepi, serta terdapatnya kolonisasi bakteri.11 Fujimoto K dkk.12, mendapatkan peningkatan secara signifikan kadar IL-8 pasien PPOK stabil dibandingkan dengan perokok sehat, dan kadar yang lebih tinggi pada pasien
terhadap progresivitas derajat obstruksi, serta mem
PPOK tidak stabil (eksaserbasi), dan menyimpulkan
perparah kerusakan paru.
bahwa beberapa mediator inflamasi (salah satunya
1
Bakteri dapat diisolasi dari saluran napas
IL-8) mempunyai implikasi dalam inflamasi saluran
pasien PPOK stabil dalam jumlah
napas pasien PPOK stabil.12 Penelitian ini bertujuan
yang signifikan yang menunjukkan adanya kolo
untuk meihat hubungan kadar IL-8 saluran napas
ni sasi bakteria saluran napas bawah. Bakteri di
dengan kolonisasi bakteri saluran napas, dan fungsi
saluran napas bawah tersebut mengaktifkan sistem
paru pada pasien PPOK stabil.
bagian bawah
pertahanan dengan merangsang sel inflamasi, sitokin proinflamasi dan kemokin (seperti neutrofil, makrofag, CD-8, limfosit T, limfosit B, leukotrin B4, Interleukin 8 (IL-8), dan lain- lain), juga terjadi hipersekresi mukus, kerusakan mukosiliar kliren dan kerusakan sel epitel saluran napas, serta kerusakan pembuluh darah sub mukosa. Terdapatnya bakteri dapat menginduksi pengeluaran IL-8 dalam sel epitel, sehingga peningkatan kadar IL-8 ditemukan dalam sputum pasien PPOK, yang peningkatan kadar IL-8 berkaitan dengan jumlah kolonisasi bakteri. Pelepasan elastese dari neutrofil juga dapat menstimulasi epitel untuk memproduksi IL-8 lebih banyak.2-9 Peningkatan inflamasi saluran napas yang terjadi ternyata disebabkan oleh karena meningkatnya jumlah bakteri yang dibuktikan dari pemeriksaan kultur sputum secara kuantitatif pada pasien PPOK. Kolonisasi bakteri dan reaksi inflamasi saluran napas bawah yang kronik menimbulkan perubahan penting pada paru dan berperan terhadap progresivitas obstruksi saluran napas, dan penurunan fungsi paru serta peningkatan derajat keparahan penyakit.2-9 40
METODE Penelitian ini merupakan studi cross sectional dilakukan bersamaan dengan penelitian dokter Erneti di Poliklinik Paru RS. Dr. M. Djamil Padang, Balai Pengobatan Penyakit Paru (BP4) Lubuk Alung Padang Pariaman dan laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Penelitian dilaksanakan bulan Oktober 2012 sampai Juni 2013 dengan populasinya pasien PPOK stabil berdasarkan kriteria GOLD 2013.13 Sampel dipilih secara non probability sampling dengan teknik konsekutif, sehingga semua penderita yang didiagnosis dengan PPOK stabil dan memenuhi kriteria inklusi dimasukkan ke dalam penelitian dan dilakukan sampai jumlah sampel terpenuhi. Kriteria inklusi adalah usia minimum 40 tahun, perokok atau mantan perokok dengan indeks brinkman sedang atau berat, PPOK
sesuai kriteria GOLD
2013, dan stabil secara klinis, bersedia mengikuti seluruh program penelitian dengan menandatangani
J Respir Indo Vol. 35 No. 1 Januari 2015
Ruri Intania: Hubungan Kadar Interleukin 8 Sputum dengan Kolonisasi Bakteri Saluran Napas Bawah dan Derajat PPOK
informed consent. Kriteria eksklusi jika penderita
Tabel 1. Karakteristik pasien PPOK stabil yang masuk penelitian.
PPOK stabil setelah induksi sputum dengan NaCl
Karakteristik subjek
3% tidak bisa mengeluarkan sputum. Subjek penelitian berjumlah 52 orang pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta telah mendapat persetujuan. Dilakukan pencatatan nama, nomor register, umur, jenis kelamin, jumlah rokok (batang perhari dan lama dalam tahun), penyakit komorbid. Spirometri oleh tenaga kesehatan yang berkompeten untuk mengetahui nilai dasar fungsi paru (VEP1, VEP1/ KVP (kapasitas vital paksa)). Sesudah itu dilanjutkan dengan pengambilan sputum untuk pemeriksaan kolo nisasi kuman dsan kadar IL-8, bila tidak didapatkan sputum dilakukan induksi sputum dengan NaCl 3%. Data yang diperoleh dicatat dalam formulir khusus kemudian diolah melalui program SPSS versi 20.0 for Windows.
Jenis kelamin Laki-laki
Rerata, persentase
52 (100%)
Umur, tahun (rerata ± SD) Status merokok Bekas perokok
67,98 ± 7,18
Lama berhenti merokok (tahun (rerata ± SD)) Indeks Brinkman Sedang Berat
5,02 ± 5,63
19 (36,5%) 33 (63,5%)
Penyakit komorbid Hipertensi Tidak ada
52 (100%)
Spirometri, rerata, SD VEP1 (ml) VEP1 (%) prediksi KVP (ml) KVP (%) prediksi VEP1/KVP
13 (25%) 39 (75%) 1.120 ± 420 46,17% ± 16,23% 2.110 ± 730 66,54% ± 23,6% 52,79 ± 11,84
HASIL Karakteristik subjek penelitian yang berjumlah 52
Tabel 2. Kadar IL-8 berdasarkan pola kuman, kolonisasi bakteri, dan derajat PPOK.
subjek terlihat pada Tabel 1. Seluruh subjek penelitian berjenis kelamin laki- laki, umur termuda adalah 50 tahun
Kategori
dan tertua adalah 84 tahun dengan rata-rata umur 67,98 tahun dengan SD ± 7,18 tahun. Semua subjek bekas
Pola Kuman BPP BNP Kolonisasi Bakteri Rendah Tinggi Derajat PPOK I II III IV
perokok dengan lama berhenti merokok berkisar antara satu sampai 25 tahun dengan rata-rata lama berhenti merokok 5,02 tahun dengan standar deviasi SD ± 5, 63 tahun. Hasil indeks Brinkman terbanyak adalah indeks brinkman berat sebanyak 33 orang (63,5%). Pada hasil pemeriksaan kadar IL-8 di dapatkan nilai rerata 656,42 pg/ml dengan standar deviasi ±215,10, nilai tertinggi 1123 pg/ml dan nilai terendah 235 pg/ml. Cutt off point kadar IL-8 tidak dapat ditetapkan pada penelitian ini dikarenakan keterbatasan jumlah sampel. Hasil pemeriksaan faal paru didapatkan derajat PPOK terbanyak adalah derajat III (55,77%) dan yang terendah adalah derajat I sebanyak 2 orang (3,8%). Berdasarkan hasil pemeriksaan kolonisasi bakteri, pada semua sampel (52) positif kolonisasi bakteri (100%). Hasil hitung jumlah konsentrasi kolonisasi bakteri berdasarkan konsentrasi bakteri dalam satuan CFU/ ml, didapatkan semua subjek ≥ 105 CFU/ml (100%). Tabel 2 menggambarkan kadar IL-8 berdasarkan pola kuman, kolonisasi bakteri dan derajat PPOK. J Respir Indo Vol. 35 No. 1 Januari 2015
IL-8 Tinggi Rendah (> 656,42) (< 656,42) n=27 N=25
Jumlah n=52
24 (88,9%) 3 (11,1%)
10 (37,0%) 15 (55,6%)
34 (65,4%) 18 (34,6%)
16 (59,3%) 11 (40,7%)
13 (48,1%) 12 (44,4%)
29 (55,8%) 23 (44,2%)
1 (3,7%) 9 (33,3%) 14 (51,9%) 3 (11,1%)
1 (3,7%) 6 (22,2%) 15 (55,6%) 3 (11,1%)
2 (3,8%) 15 (28,9%) 29 (55,8%) 6 (11,5%)
Kolonisasi bakteri potensial patogen (BPP) ditemukan pada 34 subjek (65,4%) sedangkan bakteri nonpatogen (BNP) pada 18 subjek (34,6%) seperti yang tampak pada Gambar 1. Kadar IL-8 yang tinggi banyak terdapat pada pola kuman BPP(89%), dan dilakukan uji regresi logistik didapatkan nilai p=0,02 (<0,05) sehingga terdapat kecenderungan makin tinggi kadar IL-8, maka makin besar kemungkinan didapatkan kolonisasi bakteri potensial patogen (BPP). Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kadar IL-8 dengan jumlah kolonisasi bakteri seperti yang terlihat pada Tabel 3.
41
Ruri Intania: Hubungan Kadar Interleukin 8 Sputum dengan Kolonisasi Bakteri Saluran Napas Bawah dan Derajat PPOK
yang mungkin bisa terjadi. Hal ini juga sesuai dengan epidemiologi insiden PPOK lebih banyak ditemukan pada laki-laki.10,13 Umur termuda pada penelitian ini adalah 50 tahun dan tertua 84 tahun dengan rerata umur 67,98 tahun dengan SD ± 7,18 tahun. Ganis T dkk.14 juga mendapatkan hasil yang hampir sama dimana rerata umur 67,47 tahun dengan umur tertua 80 tahun dan yang termuda 48 tahun. Penelitian yang dilakukan Sitompul15 di RS Persahabatan Jakarta Gambar 1. Gambaran bakteri potensial patogen dan bakteri non patogen Tabel 3. Hubungan kadar IL-8 dengan pola kuman dan jumlah kolonisasi bakteri. IL-8 Variabel
Pola Kuman Koloni Bakteri**
BPP BNP Rendah (< 333,88) Tinggi ( ≥333,88)
Rendah (< 656,42) n= 25 10 (40%) 15 (60%) 13 (-52%)
P Tinggi Jumlah value (> 656,42) n = 27 24 (89%) 0,02* 3 (11%) 16 (59,3%) 28 (54%) 0,78*
12 (-48%)
11 (-40,7%) 24 (46%)
*uji logistic regression, tidak bermakna (p> 0,05) **(x108 CFU/ml)
Pada Tabel 4 terlihat bahwa yang mempunyai kadar IL-8 yang tinggi banyak pada PPOK derajat III (55,6%), tetetapi hanya sedikit berbeda dengan jumlah sampel yang memiliki kadar IL-8 yang rendah (51,9%). Perbandingan antara kadar IL-8 pada masing-masing derajat PPOK dengan kadar IL-8 seperti yang terlihat pada Tabel 5, tampak bahwa kadar IL-8 tertinggi pada PPOK derajat IV yaitu 698,1667pg/ml dengan standar deviasi ±249,82. Pada uji anova didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,923 (> 0,05), yang artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar IL-8 dengan derajat PPOK atau dapat dikatakan tidak terdapat hubungan antara kadar IL-8 dengan derajat PPOK. PEMBAHASAN Penelitian ini melibatkan 52 pasien PPOK stabil yang memenuhi kriteria inklusi dari Poli Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang dan BP4 Lubuk Alung Padang Pariaman. Semua subjek laki-laki, hal ini untuk homogen sampel penelitian sehingga memperkecil bias
42
mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda yaitu 65,4 tahun. Penelitian lain juga mendapatkan hasil yang hampir sama semuanya di atas umur 60 tahun, yaitu Miravetles dkk.16 mendapatkan usia rata-rata 68,1 ± 9,1 tahun. Wilkinson dkk.2 66,43 tahun dengan SD ±10,25 tahun, Patel dkk.5 65,9 tahun ± 7,84 tahun, Sethi dkk.17 64,7 tahun ± 1,7 tahun, dan Zhang dkk.10 mendapatkan usia lebih tua yaitu 70,93±5,58. Ratarata usia yang didapatkan pada usia tua, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam GOLD bahwa PPOK sering ditemukan pada usia 60-70 tahun dan jarang pada usia kurang dari 40 tahun.13 Semua subjek pada penelitian ini adalah mantan perokok dengan lama berhenti merokok berkisar antara satu sampai 25 tahun dengan rerata 5,02 tahun dengan SD ± 5,53 tahun. Banerjee8 juga mendapatkan bekas perokok 100 % pada penelitiannya, sedangkan Miravitles dkk.16 mendapatkan bekas perokok 90,9%. Jumlah konsumsi rokok dihitung dengan menggunakan indeks Brinkman dan didapatkan hasil dengan indeks Brinkman berat 63,5%, dengan kata lain rata-rata subjek dalam penelitian ini menghisap jumlah batang rokok >600 batang pertahunnya.13 Hipertensi menjadi satu-satunya penyakit ko mor bid yang ditemukan pada penelitian ini (25%). Penyakit kardiovaskuler merupakan komorbid tersering pada PPOK seperti penyakit jantung iskemik, gagal jantung, fibrilasi atrial dan hipertensi. Selain penyakit kardiovaskuler terdapat penyakit komorbid yang lain seperti osteoporosis, ansietas dan depresi, kanker paru, infeksi paru dan diabetes. Penyakit komorbid ini mempengaruhi perjalanan klinis, penatalaksanaan dan prognosis PPOK.6,13 Penelitian yang dilakukan Miravitles dkk.16 mendapatkan penyakit kardiovaskuler 29,7%, tetapi tidak dijelaskan jenis penyakitnya. J Respir Indo Vol. 35 No. 1 Januari 2015
Ruri Intania: Hubungan Kadar Interleukin 8 Sputum dengan Kolonisasi Bakteri Saluran Napas Bawah dan Derajat PPOK
Tabel 4. Distribusi penderita PPOK berdasarkan tingkat kadar IL-8
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ganis T dkk.14 di RSU Dr. Soetomo Surabaya didapatkan nilai tertinggi adalah 393 pg/ml dan terendah adalah
IL-8 PPOK I II III IV Jumlah
Rendah (< 656,42) 1 (3,7%) 9 (33,3%) 14 (51,9%) 3 (11,1%) 27(100%)
Jumlah
Tinggi (≥ 656,42) 1 (4%) 6 (24%) 15 (60%) 3 (12%) 25(100%)
2 (3,9%) 15 (28,8%) 29 (55,8%) 6 (11,5%) 52 (100%)
17,60 pg/ml dengan rerata secara keseluruhan 150, 45 ± 99,81 pg/ml Sethi dkk.17 pada penelitiannya membandingkan kadar IL-8 antara subjek PPOK, bekas perokok tanpa PPOK, dan orang normal bukan perokok, didapatkan kadar IL-8 PPOK 20,6 ±
Tabel 5. Hubungan kadar IL-8 dengan derajat PPOK.
26,2 pg/ml, bekas perokok tanpa PPOK 7,5 ± 11,1pg/
Standar deviasi
Nilai p
I II III
Rata-Rata IL-8 593.00 667.73 646.31
± 243.24 ± 190.71 ± 228.03
0.923*
IV
698.17
± 249.82
Derajat PPOK
± 215,10548, sedikit lebih tinggi jika dibandingkan
ml, dan subjek nornal bukan perokok 8,3 ± 4,9 pg/ml. Didapatkan peningkatan kadar IL-8 pada penderita PPOK dibandingkan subjek normal, dan perbedaan tersebut bermakna secara statistik.17 Fujimoto dkk.12 pada penelitiannya membandingkan kadar
*Uji anova.
IL-8 subjek normal dengan PPOK stabil didapatkan peningkatan kadar IL-8 pada PPOK stabil, subjek
Pada penelitian ini derajat PPOK yang ter
normal bukan perokok memiliki kadar IL-8 116 ± 80
banyak adalah derajat III (55,77%) dan yang
pg/ml, sedangkan pada PPOK stabil kadar lL-8 yang
terendah derajat I sebanyak 2 orang (3,85%), hasil
didapatkan 2531, 27 ± 1838,29 pg/ml.12 Pergn dkk.19
yang hampir sama didapatkan oleh Sitompul15 yaitu
juga melakukan penelitian yang membandingkan
derajat III (57,7%). Ganis T dkk.
mendapatkan
inflamasi subjek normal dengan PPOK stabil dan
derajat III (44,70%). Hasil pemeriksaan spirometri
didapatkan peningkatan kadar IL-8 pada PPOK
pada penelitian ini didapatkan nilai rerata VEP1
stabil dibandingkan subjek normal, tetetapi hasil
adalah 1.120 ml ± 420 ml (SD), nilai rerata VEP1
tersebut tidak bermakna secara statistik. Kadar IL-8
(%) prediksi 46,17% ± 16,23% (SD), nilai rerata
pada subjek normal 260±35 pg/ml.19 Apabila merujuk
KVP adalah 2.110 ml ± 73 ml (SD), nilai rerata KVP
pada nilai yang didapatkan pada subjek normal pada
(%) prediksi 66,54% dengan ± 23,36% (SD), nilai
dua penelitian di atas, maka terdapat peningkatan
rerata VEP1/KVP adalah 52,79% ± 11,84% (SD).
kadar IL-8 pada penelitian ini. Hal tersebut sesuai
18
Hasil yang hampir sama didapatkan oleh Sethi dkk.
dengan definisi PPOK dimana PPOK berhubungan
mendapatkan hasil nilai rerata VEP1 adalah 1.890
dengan inflamasi, dan menjadi bukti bahwa pada
ml ± 130 ml (SD), nilai rerata VEP1 (%) prediksi
PPOK, walaupun telah berhenti merokok inflamasi
59,8% ± 4,1% (SD), nilai rerata KVP adalah 3,370 84,5% dengan ± 3,9% (SD), nilai rerata VEP1/
tetap berlangsung yang disebabkan kolonisasi bakteri jalan napas bawah atau infeksi jalan napas. Pada penelitian ini dilakukan penilaian adanya
KVP 55,3% ± 2,5% (SD).18 Begitu juga penelitian
kolonisasi bakteri secara kuantitatif jumlah kolonisasi
yang dilakukan oleh Zhang dkk.,
16
bakteri pada sputum dalam satuan CFU/ml dengan
dengan hasil yang tidak jauh berbeda. Pemeriksaan
batasan ≥ 105 CFU/ml, batas berdasarkan penelitian
faal paru melalui spirometri sangat penting, karena
Miravitles dkk.16 yang mengunakan nilai jumlah
dengan pemeriksaan ini bisa juga menilai perjalanan penyakit.13 Pada hasil pemeriksaan kadar IL-8 didapatkan
kolonisasi bakteri ≥105 CFU/ml. Pada penelitian ini
nilai tertinggi 1123 pg/ml dan nilai terendah adalah
bahwa semua subjek penelitian mempunyai kolonisasi
235 pg/ml, rerata 656,4231 dengan standar deviasi
bakteri di saluran napas bawah. Hasil yang sama juga
14
ml ± 170 ml (SD), nilai rerata KVP (%) prediksi
J Respir Indo Vol. 35 No. 1 Januari 2015
10
Miravetles dkk.
didapatkan semua subjek mempunyai jumlah kolonisasi bakteri ≥ 105 CFU/ml (100%), sehingga dapat dikatakan
43
Ruri Intania: Hubungan Kadar Interleukin 8 Sputum dengan Kolonisasi Bakteri Saluran Napas Bawah dan Derajat PPOK
didapatkan di beberapa penelitian lain seperti yang
Hubungan kadar IL-8 dengan jumlah kolo
8
dilakukan oleh Sitompul , Patel dkk., Banerjee dkk.,
nisasi bakteri, terlihat nilai p sebesar 0,78 atau besar
Wilkinson dkk. Berbeda dengan yang didapatkan oleh
dari 0,05, dengan kata lain tidak bermakna secara
Miravitles dkk. yaitu 48,7%.
statistik. Patel dkk.5 mendapatkan hasil yang, tetapi
15
5
2
16
Kolonisasi bakteri potensial patogen (BPP)
pada kelompok PPOK eksaserbasi dimana terdapat
ditemukan pada 34 subjek (65,4%) sedangkan
hubungan yang bermakna antara kadar IL-8 dengan
bakteri nonpatogen (BNP) pada 18 subjek (34,6%). Pada penelitian lain didapatkan jumlah bakteri potensial patogen sebagai berikut Patel dkk.5 (BPP 51,7%), Banerjee dkk.8 (BPP 40%) dan Sitompul15 (BPP 44,23%), Wilkinson dkk.2 (BPP 56,5%), Mira vitles dkk.16 (BPP 48,7%), Zhang dkk.10 (BPP 17%), dan Beeh dkk.20 (BPP 43%). Hasil penelitian lain tampak hasil BPP lebih kecil dari yang didapatkan pada penelitian ini. Berdasarkan kepustakaan yang didapatkan menyatakan kolonisasi bakteri ditemukan pada PPOK stabil sekitar 25-40% dan hal tersebut akan meningkat bila terjadi eksaserbasi. Bakteri patogen penyebab eksaserbasi akut pada PPOK,
jumlah kolonisasi bakteri. Hal ini disebabkan karena pada saat penghitungan jumlah koloni dilakukan penghitungan terhadap kedua pola kuman yaitu BPP dan BNP. Hubungan kadar IL-8 dengan derajat PPOK, didapatkan nilai p 0, 923 (> 0,05), dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar IL-8 dengan derajat PPOK. Hasil yang serupa juga didapatkan oleh Ganis T14 terdapat trend yang cenderung meningkat pada kadar IL-8 pada PPOK derajat sedang berat dan sangat berat, tetapi tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kadar IL-8 dalam sputum dengan derajat
sehingga berperan pada patogenesis terjadinya
PPOK. Beeh dkk.20 juga mendapatkan hal yang sama
eksaserbasi bersamaan dengan peningkatan jumlah
yaitu tidak terdapat hubungan kadar IL-8 dalam
kolonisasi bakteri dan adanya strain baru bakteri.21
sputum dengan uji faal paru pasien PPOK yang tidak
Hubungan kadar IL-8 dengan pola kuman (ada
eksaserbasi. Hasil yang berbeda didapatkan oleh
kuman Patogen (BPP) dan tidak ada kuman pathogen
Vernoy dkk.22 dan Yanmamoto dkk.23, didapatkan
(BNP)), didapatkan nilai p sebesar 0,02 atau lebih kecil
kolerasi yang bermakna antara kadar IL-8 pada
dari 0,05, dapat diartikan bahwa makin tinggi kadar
sputum spontan dengan derajat PPOK. Penelitian
IL-8 maka makin besar kemungkinan didapatkan
ini dapat dikatakan tidak ada hubungan antara
kolonisasi bakteri potensial patogen (BPP). Bernerjee
kadar IL-8 dengan tingginya derajat PPOK. Hal ini
dkk.8 juga mendapatkan hubungan yang bermakna
disebabkan bukan hanya IL-8 yang mempengaruhi
antara kadar IL-8 dengan pola kuman patogen
keterbatasan aliran udara pada pasien PPOK,
(BPP) dimana kadar IL-8 lebih tinggi pada BPP
banyak faktor lain yang mempengaruhinya, seperti
dibandingkan BNP. Sethi dkk.17 juga mendapatkan
gangguan mokosilier, perubahan struktur, dan lain-
peningkatan kadar IL-8 pada kelompok BPP. Bakteri
lain.
patogen pada penelitian ini terbanyak adalah P. aeroginosa yang memiliki beberapa faktor virulensi
KESIMPULAN
yang dapat merusak epitel jalan napas sehingga
Terdapat hubungan yang bermakna secara
memudahkan bakteri melekat yang pada akhirnya
statistik antara kadar IL-8 dengan pola kuman.
memicu pelepasan sitokin proinflamasi seperti IL-8
Didapatkan koloni bakteri pada seluruh sampel
dan
menyebabkan inflamasi hebat pada pasien
penelitian ini (100%), tetapi tidak terdapat hubungan
PPOK yang sebelumnya juga sudah mengalami
yang bermakna antara kadar IL-8 dengan jumlah
kerusakan pertahanan lokal akibat paparan asap
kolonisasi bakteri. Tidak terdapat hubungan yang
rokok dan zat iritan lain.
bermakna antara kadar IL-8 dengan derajat PPOK.
44
J Respir Indo Vol. 35 No. 1 Januari 2015
Ruri Intania: Hubungan Kadar Interleukin 8 Sputum dengan Kolonisasi Bakteri Saluran Napas Bawah dan Derajat PPOK
DAFTAR PUSTAKA 1. Sethi S. Infection as a comorbidity of COPD. Eur Respir J perspective. 2011;17:995-1007. 2. Wilkinson TMA, Patel IS, Wilks M, Donaldson GC and Wedzidcha JA. Airway bacterial load and FEV1 decline in patient with chronic obstructive pulmonary disease. Am Respire Crit Care Med. 2003;167:1090-5. 3. Sethi S. Sacterial infection in chronic obstructive pulmonary disease. In: Chronic obstructive lung disease. Ed Voelkel NF and MacNee W. BC Decker Inc. India. 2008; p.187-203. 4. Sethi S and Murphy TF. Bacterial infection in chronic obstructie pulmonary disease in 2000: a state – of – the – art review. Clinical microbiology review. 2001;14:336-63. 5. Patel IS, Seemungal TAR, Wilk M, et al. Relationship between bacterial colonization and the frequency, character and severity of COPD exacerbation. Thorax. 2002;57:759-64. 6. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Praktis Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK di Indonesia. Jakarta; 2011. 7. Barbu C, Iordache M. Inflamation in COPD: pathogenesis, local and systemic effects. RJME review. 2011;52(1):21-7. 8. Banerjee D, Khair OA, Honeybourne D. Impact of sputum bacteria on airway inflammation and health status in clinical stabil COPD. Eur Respir J. 2004;23:685-91. 9. Chung KF. Cytokines in chronic obstructive pulmonary disease. Eur Respir J. 2001;18:Suppl. 34, 50-9s. 10. Zhang MLiQ, Zhang Y, Ding X, Zhu D, Zhou X. Relevance of lower airway bacterial colonization, airway inflammation, and pulmonary function in the stable stage of cronic obstructive pulmonary disease. Uer J Clin Microbiol Infect Dis. 2010;29:1487-93. 11. Baines KJ, Simpson JL, Gibson PG. Innate imune response are increased in chronic obstructive pulmonary disease. PlosOne. March 2011;6 (3):e18426. 12. Fujimoto K, Yasuo M, Urushibata K, Hanaoka M, Kubo K. Airway inflamations during stable and J Respir Indo Vol. 35 No. 1 Januari 2015
acute exacerbated chronic obstructuive pulmonary disease. Eur Respir J. 2005;25:640-6. 13. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. Global Strategyfor The Diagnosis, Mana gement and Prevention of Chronic Obstructive Pul monary Disease. Definition, classification of severity and mechanism of COPD. Medical Communication Resources,Inc. Update 2013. 14. Ganis T, Daniel M. Hubungan kadar interleukin 8 (IL-8) saluran nafas dengan derajat keparahan PPOK.
Majalah
Kedokteran
Respirasi.
2011;2:28. 15. Sitompul PA. Hubungan kolonisasi bakteri jalan napas bawah dengan inflamasi, fungsi paru dan klinis pada penyakit paru obstruktif kronik stabil. Tesis Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UI. Jakarta. 2008. 16. Miravitles M, Marin A, Monso E, Vila S, Roza CDL, Herves R, et al. Color of sputum is a marker for bacterial colonization in chronic obstructive pul monary disease. Respiratory Research. 2010;11:58. 17. Sethi S, Maloney J, Grove L, Berenson CS. Airway inflammation and bronchial colonization in chronic obstructive pulmonary disease. Am Respire Crit Care Med. 2006;173:991-8. 18. Sethi S and Murphy TF. Infection in the pathogenesis and couse of chronic obstructive pulmonary disease. N engl J Med. 2008;359:2355-65. 19. Pergn DW, Huang HY, Chen HM, Lee YC, Pergn R. Characteristic of airway inflamation and bronchodilator reversibility in COPD. Chest. 2004;126:375-81. 20. Beeh KM, Beier J, Kornmann O, Buhl R. Long term repeatability of induced sputum cells and inflamatory markers in stable, moderately severe COPD. Chest. 2003;123:778-83. 21. Message SD and Johnston SL. Infection. In: Asthma and COPD. 2 ed. Elsevier. USA. 2009; p.456-78. 22. Vernoy HJ, et al. Local and systemic inflamatory in patients with chronic obstructive pulmonary disease.
Am
J
Respir
Crit
Care
Med.
2002;166:1218-24. 23. Yamamoto C, Yoneda T, Tokuyama T, Tsukaguchi K, Narita N. Airway Inflamation in COPD asse sed by spu tum level of interleukin 8. Chest. 1997;112:505-10. 45