perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN IMPLEMENTASI INSPEKSI K3 TERHADAP ANGKA KECELAKAAN KERJA DI PT. INDO ACCIDATAMA TBK KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh: Rudi Setiawan R.0208042
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustakaan.
Surakarta,
Rudi setiawan NIM. R0208042
commit to user
iii
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Rudi Setiawan. R0208042. 2012. HUBUNGAN IMPLEMENTASI INSPEKSI K3 TERHADAP ANGKA KECELAKAAN KERJA DI PT. INDO ACCIDATAMA TBK KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR. Skripsi. Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang : Inspeksi K3 adalah salah satu cara untuk mencari solusi permasalahan atau memperkirakan suatu risiko sebelum kecelakaan terjadi dengan cara mengamati dengan seksama, mengenali bahaya dan melakukan penanggulangan dari bahaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Hubungan Implementasi Inspeksi K3 terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan Retrospektif. Subjek penelitian adalah seluruh karyawan PT. INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Teknik pengumpulan datanya dengan mengacu data-data yang ada di bagian safety. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Paired Sampel T-Test dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Dalam penelitian ini ditetapkan tingkat signifikan 95%. Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai Frekuensi Rate kecelakaan kerja sebelum implementasi inspeksi K3 sebesar 17.84 sedangkan setelah dilakukan implementasi inspeksi K3 mengalami penurunan menjadi sebesar 1.28. Setelah dilakukan uji statistik dengan metode Paired Sampel T-Test melalui program SPSS versi 16.0 diperoleh hasil p = 0,005. Hal ini berarti hasil tersebut sangat signifikan karena < 0,01. sehingga dapat dikatakan ada hubungan Implementasi Inspeksi K3 terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Simpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi inspeksi K3 di PT. INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dapat menurunkan nilai Frekuensi Rate kecelakaan kerja .
Kata kunci : Inspeksi K3, Angka Kecelakaan, Frekuensi Rate
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Rudi Setiawan. R0208042. 2012. CORRELATION OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY INSPECTION IMPLEMENTATION TO ACCIDENT RATE AT PT. INDO ACCIDATAMA TBK KEMIRI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR. Studi Program Of Diploma Iv Occupational Health And Safety In Medical Faculty, Sebelas March University, Surakarta. Bacground : Occupational health and safety inspection is one way to find solutions to problems or predict a risk before an accident occurs by observing carefully, recognizing the hazard and conduct of hazard mitigation. The aim of this study is to know correlation of occupational health and safety inspection implementation to accident rate at PT. Indo Accidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar. Methods : The type of this research is analytic observational with Retrospektif. The Sample on this study is all of employee at PT. Indo Accidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar with total sampling methode and used Paired Sample T-test with significantly 95%. Result : The average result of frekuency rate before occupational health and safety inspection implementation was 17,84 and decreased to 1,28 after implementation. Paired sample T-test with SPSS program version 16.0, p = 0,005. This means the result was very significant because p < 0,01. At least, there was correlation of occupational health and safety inspection implementation to accident rate at PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar. Conclusion : The conclusion was occupational health and safety inspection implementation at PT. Indo Accidatama Tbk Kemiri Kebakkramat Karanganyar decreased the value of accident rate. Keyword : Occupational Health and Safety Inspection, Accident, Frequency Rate
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul “hubungan Implementasi Inspeksi K3 terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar”.Dalam penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra., M.Si selaku Ketua Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Istar Yuliadi, dr,. M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Tutug Bolet Atmojo, SKM selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Lusi Ismayenti, ST., M.Kes selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini. 6. Pimpinan Perusahaan PT. INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 7. Bapak Setyo Budi selaku Safety Inspector PT. INDO ACIDATAMA Tbk, Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang telah membimbing dan membantu penulis selama penelitian. 8. Semua karyawan program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja atas semua bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini 9. Bapak, Ibu, Kakak, dan orang-orang terdekat yang aku sayangi, atas segala doa, cinta, dukungan, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 10. Sahabat, rekan-rekan angkatan 2008 atas motivasi, bantuan, dan kerjasamanya. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi civitas akademika Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menambah wawasan ilmu di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Surakarta, commit to user
vi
Rudi Setiawan
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
ii
PERNYATAAN............................................................................................... iii ABSTRAK ....................................................................................................... iv ABSTRACT .....................................................................................................
v
PRAKATA ....................................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
4
BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka.......................................................................
6
B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 32 C. Hipotesis ................................................................................... 32 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................... 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 33 C. Populasi Penelitian.................................................................... 33 D. Teknik Sampling....................................................................... 34 E. Sampel Penelitian ..................................................................... 34 F. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................ 34 G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 35 H. Desain Penelitian ...................................................................... 36 commit to user I. Instrumen Penelitian ................................................................. 36 vii
perpustakaan.uns.ac.id
J.
digilib.uns.ac.id
Cara Kerja Penelitian................................................................ 37
K. Teknik Pengolahan Data........................................................... 37 BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Profile Perusahaan .................................................................... 39 B. Implementasi Inspeksi K3 ........................................................ 51 C. Data Absensi Karyawan ........................................................... 52 D. Angka Kecelakaan Kerja .......................................................... 55 E. Analisa Statistik........................................................................ 58 BAB V. PEMBAHASAN A. Analisa Angka Kecelakaan Kerja............................................. 61 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 62 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan................................................................................... 63 B. Saran ......................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65 LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Absensi Karyawan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk tahun 2004... 58
Tabel 2
Absensi Karyawan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk tahun 2006... 59
Tabel 3
Nilai Frekuensi Rate (FR) tahun 2004 ............................................ 60
Tabel 4
Nilai Frekuensi Rate (FR) tahun 2006 ............................................ 62
Tabel 5
Uji normalitas data .......................................................................... 63
Tabel 6
Analisa statistik ............................................................................... 64
Tabel 7
Analisa statistik ............................................................................... 65
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 36 Gambar 2 Desain Penelitian ............................................................................. 41
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Checklist Inspeksi K3
Lampiran 2.
Absensi Karyawan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Tahun 2004
Lampiran 3. Absensi Karyawan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Tahun 2006 Lampiran 4.
Hasil Perhitungan Frekuensi Rate
Lampiran 5. Hasil Analisa Data Lampiran 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.KEP 05/MEN/I996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan
tenaga
kerja,
peningkatan
pendapatan,
dan
pemerataan
pembangunan, disisi lain kegiatan industri dalam proses produksinya disertai dengan faktor-faktor yang mengandung risiko kecelakaan akibat kerja maupun penyakit akibat kerja (Suadi, 2005). Setiap ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja harus dicegah karena ancaman itu akan membawa kerugian baik material, moral, maupun waktu terutama terhadap kesejahteraan tenaga kerja, perku disadari bahwa pencegahan terhadap bahaya tersebut jauh lebih baik daripada menunggu sampai kecelakan terjadi yang biasanya memerlukan biaya lebih besar untuk penanganan dan kompensasi (Gery, 2008). Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti, maupun korban jiwa yang terjadi didalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008) Sebagai upaya pencegahaan dan pengendalian kecelakaan kerja adalah dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), berdasarkan
Permenaker No.Per. 05/Men/1996 tentang Sistem
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), yang terdapat pada BAB III pasal 4 yang berisi tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) dijelaskan bahwa
salah satu
program pelaksanaan SMK3 adalah program inspeksi K3, selain itu, penerapan SMK3 merupakan tuntutan dari masyarakat untuk dapat menjamin bahwa produk yang digunakan itu dalam prosesnya tidak membahayakan terutama bagi para pekerja, disisi lain dengan penerapan SMK3 dapat meningkatkan citra perusahaan itu sendiri. Inspeksi adalah salah satu cara untuk mencari solusi permasalahan atau memperkirakan suatu risiko sebelum kecelakaan terjadi dengan cara mengamati
dengan
penanggulangan
dari
seksama, bahaya
mengenali tersebut.
bahaya Adapun
dan
melakukan
tujuannya
adalah
penyimpangan yang ditemukan tersebut, agar dapat segera dihilangkan dari tempat kerja sesuai ketentuan yang ada agar kecelakaan kerja dapat dicegah (Antam, 2009). Program inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang efektif merupakan suatu program pencegahaan kecelakaan yang sangat penting yang dapat dilakukan untuk dapat menjamin agar lingkungan kerja selalu aman, sehat, dan selamat, inspeksi merupakan cara terbaik untuk menemukan masalah-masalah dan menilai risikonya sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-benar terjadi (Tarwaka, 2008). PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, kebakkramat, Karanganyar Merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bahan kimia yaitu dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
bahan tetes tebu menjadi produk berupa etanol sehingga terdapat banyak sumber bahaya yang ditimbulkan, PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, kebakkramat, Karanganyar telah menerapkan inspeksi K3 sebagai sarana identifikasi bahaya untuk melakukan pencegahan kecelakaan, yang termasuk dalam program penerapan Sistem Manajemen K3. Dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti didapatkan informasi bahwa di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, kebakkramat, Karanganyar di temukan kasus-kasus kecelakaan, kasus-kasus kecelelakaan terjadi hampir disetiap tahunnya baik sebelum dilakukan penerapan inspeksi K3 maupun sesudah dilakukan penerapan Inspeksi K3, tetapi untuk jumlah kasus kecelakaan kerja secara real belum dapat dimunculkan karena data dari perusahaan baru dapat keluar setelah peneliti melakukan penelitian, untuk penerapan Inspeksi K3 di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dimulai pada tahun 2005. Berdasarkan hasil survey awal dan permasalahaan yang ada maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian mengenai Hubungan Implementasi Inspeksi K3 terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
B. Perumusan Masalah Apakah Ada Hubungan Implementasi Inspeksi K3 terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
C. Tujuan Penelitian Mengetahui Hubungan Implementasi Inspeksi K3 terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Diharapkan dapat menambah pengetahuan bahwa ada Hubungan Implementasi
Inspeksi K3 terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT.
INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. 2. Aplikatif . a.
Bagi Ilmu Pengetahuan Menambah informasi yang dapat digunakan sebagai data pembanding atau dasar pertimbangan bagi peneliti lain tentang Hubungan Implementasi Inspeksi K3 terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT INDO ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar .
b.
Bagi Peneliti Menambah
wawasan
dan
pengetahuan
dalam
hal
merencanakan penelitian, melaksanakan penelitian dan mengetahui Hubungan Implementasi Inspeksi K3 terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
c.
Bagi Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menambah referensi kepustakaan Program diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya mengenai Hubungan Implementasi Inspeksi K3 terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
d.
Bagi Perusahaan. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam melakukan pencegahan terhadap kecelakaan kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Kecelakaan Kerja a. Pengertian kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian tidak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses atau aktivitas yang telah diatur (Anizar, 2009). b. Pengertian kecelakaan kerja Menurut Tarwaka Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi didalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya, dengan demikian kecelakan kerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1) Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan tidak terdapat unsur kesengajaan atau perencanaan. 2) Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan selalu disertai kerugian fisik maupun mental. 3) Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurangkurangnya menyebabkan gangguan proses kerja. (Tarwaka, 2008)
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Menurut Rowlinson (2003), kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak direncanakan, tidak terkontrol, yang dapat menyebabkan atau mengakibatkan luka-luka pada pekerja, kerusakan pada peralatan, dan kerugian lainnya. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak selamat yang mengakibatkan luka, kerusakan, dan kerugian (Suraji, 2000) c. Jenis kecelakaan kerja Menurut Anizar (2009)
jenis-jenis kecelakaan kerja itu
terbagi menjadi dua yaitu : 1) Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu suatu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, karena adanya potensi bahaya yang tidak terkendali. 2) Kecelakaan di dalam perjalanan (community accident) yaitu kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja dalam kaitannya dengan adanya hubungan kerja. d. Sebab-sebab kecelakaan Secara garis besar penyebab terjadinya kecelakaan kerja itu terbagi menjadi beberapa hal yaitu : 1) Sebab dasar atau asal mula Sebab dasar merupakan sebab atau faktor yang mendasari secara umum terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan, sebab dasar kecelakaan kerja di industri antara lain, komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
upaya penerapan K3 di perusahaannya, manusia atau para pekerjanya sendiri, serta kondisi tempat kerja, sarana kerja, dan lingkungan 2) Sebab utama. Sebab utama dari kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan persyaratan K3 yang belum dilaksanakan secara benar , sebab utama meliputi : a)
Faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman (unsafe action ) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin dilatarbelakangi oleh berbagai sebab antara lain : (1) Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge and skill) (2) Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (inadequate capacity) (3) Ketidak fungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (bodilly defect) (4) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (unsafe altitude and habbits) (5) Kelelahan dan kejenuhan (fatique and barredom) (6) Kebingungan dan stress (confuse and stress) kerena prosedur kerja yang baru belum dapat dipahami.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
(7) Belum menguasai atau belum terampil dengan peralatan atau mesin-mesin baru (lack of skill) (8) Penurunan konsentrasi (difficully in concentrating) dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan. (9) Sikap masa bodoh (ignorance) dari tenaga kerja. (10) Kurang adanya motifasi kerja (improper motivation) (11) Kurang adanya kepuasan kerja (low job satisfaction) (12) Sikap kecenderungan melukai diri sendiri. b) Faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (unsafe condition) yaitu kondisi tidak aman dari mesin, peralatan, pesawat, bahan, lingkungan tempat kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan sistem kerja, lingkungan dalam artian luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga faktor-faktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang lalu maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja, hubungan sesama pekerja, kondisi ekonomi, dan politik yang bisa mengganggu konsentrasi. c)
Interaksi manusia dan sarana pendukung kerja, interaksi manusia dan sarana pendukung kerja merupakan sumber penyebab kecelakaan, apabila interaksi antara keduanya tidak sesuai maka akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan yang mengarah pada terjadinya kecelakaan kerja, dengan demikian penyediaan sarana kerja yang sesuai dengan kemampuan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
kebolehan, dan keterbatasan manusia, harus sudah dilaksanakan sejak desain sistem kerja, (Tarwaka, 2008) e. Klasifikasi kecelakaan akibat kerja Menurut organisasi perburuan internasional (ILO) ada beberapa klasifikasi kecelakaan akibat kerja, antara lain : 1)
Klasifikasi menurut jenis kecelakaan. a) Terjatuh b) Tertimpa benda jatuh. c) Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh. d) Terjepit oleh benda. e) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan. f) Pengaruh suhu tinggi. g) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi. h) Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan yang data-datanya tidak cukup atau kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi kecelakaan diatas.
2)
Klasifikasi menurut penyebab Mesin a) Pembangkit tenaga, kecuali motor-motor listrik. b) Mesin penyalur (transmisi). c) Mesin-mesin untuk mengerjakan logam. d) Mesin-mesin pengolah kayu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
e) Mesin-mesin pertanian. f) Mesin-mesin pertambangan. g) Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut. Alat angkat-angkut a) Mesin angkat dan peralatannya. b) Alat angkut diatas rel. c) Alat angkutan lain yang beroda, terkecuali kereta api. d) Alat angkutan udara. e) Alat angkutan air. f) Alat-alat angkut lain. Peralatan lain a) Bejana bertekanan. b) Dapur pembakar dan pemanas. c) Instalasi pendingin. d) Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alatalat listrik (tangan) e) Alat-alat listrik (tangan) f) Alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik. g) Tangga h) Peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut. Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi a) Bahan peledak. b) Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia terkecuali bahan peledak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
c) Benda-benda melayang. d) Radiasi. e) Bahan dan zat lain yang belum termasuk golongan tersebut. Lngkungan kerja a) Di luar bangunan. b) Di dalam bangunan. c) Di bawah tanah. 3)
Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan a) Patah tulang. b) Dislokasi atau keseleo. c) Regang otot atau renggang d) Memar dan luka dalam lain. e) Amputasi. f) Luka-luka lain. g) Luka dipermukaan. h) Gegar dan remuk. i) Luka bakar. j) Keracunan-keracunan mendadak. k) Mati lemas. l) Pengarh arus listrik. m) Pengaruh radiasi. n) Luka-luka yang banyak dan berlainan sebabnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
4)
Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh a) Kepala b) Leher
(Tarwaka, 2008) f. Kerugian kecelakaan kerja Kecelakaan kerja yang terjadi pastinya dapat menimbulkan kerugian-kerugian, adapun kerugian-kerugian yang di akibatkan kecelakaan kerja yaitu : 1) Kerugian atau biaya langsung (direct costs) yaitu suatu kerugian yang dapat dihitung secara langsung dari mulai terjadi peristiwa sampai dengan tahap rehabilitasi, seperti : a) Penderitaan tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan keluarganya. b) Biaya pertolongan pertama pada kecelakaan c) Biaya pengobatan dan perawatan. d) Biaya angkut dan biaya rumah sakit. e) Biaya kompensasi pembayaran asuransi kecelakaan. f) Upah selama tidak mampu bekerja. g) Biaya perbaikan peralatan yang rusak, dan lain-lain. 2) Kerugian atau biaya tidak langsung atau terselubung (indirect costs) yaitu merupakan kerugian berupa biaya yang dikeluarkan dan meliputi suatu yang tidak terlihat pada waktu atau beberapa waktu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
setelah terjadinya kecelakaan, biaya tidak langsung antara lain mencakup : a) Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja yang mendapat kecelakaan. b) Hilangnya waktu kerja dari tenaga kerja yang lain, seperti rasa ingin tau dan rasa simpati serta setia kawan untuk membantu dan memberikan pertolongan pada korban, mengantar kerumah sakit. c) Terhentinya proses produksi sementara, kegagalan pencapaian target, kehilangan bonus. d) Kerugian akibat kerusakan mesin, perkakas atau peralatan kerja lainnya. e) Biaya penyelidikan dan sosial lainnya (1) Mengunjungi
tenaga
kerja
yang
sedang
menderita
kecelakaan. (2) Menyelidiki sebab-sebab terjadinya kecelakaan. (3) Mengatur dan menunjuk tenaga kerja lain untuk meneruskan pekerjaan dari tenaga kerja yang menderita kecelakaan. (4) Merekrut dan melatih tenaga kerja yang baru. (5) Timbulnya ketegangan dan stres serta menurunnya moral dan mental tenaga kerja. (Tarwaka, 2009)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Sedangkan kerugian akibat kecelakaan kerja menurut Anizar (2009) yaitu : 1)
Kerugian ekonomi yang meliputi : Kerusakan alat atau mesin, bahan dan bangunan, biaya pengobatan dan perawatan, tunjangan kecelakaan, jumlah produksi
dan
mutu
berkurang,
kompensasi
kecelakaan,
penggantian tenaga kerja yang mengalami kecelakaan. 2)
Kerugian non ekonomi yang meliputi : penderitaan korban dan keluarga, hilangnya waktu selama sakit, baik korban maupun keluarga, keterlambatan aktivitas karena tenaga kerja lain berkerumun atau berkumpul sehingga aktivitas terhenti sementara, dan hilangnya waktu kerja.
g. Pencegahan kecelakaan Beberapa cara pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan baik dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan, maupun oleh pihak pekerja atau tenaga kerja 1) Manajemen perusahaan a) Perusahaan melakukan evaluasi tentang karakteristik perusahaan sebelum dimulai oleh orang terlatih untuk mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja dan untuk membantu memilih cara perlindungan karyawan yang tepat. b) Memberikan pelatihan untuk karyawan sebelum diijinkan bekerja yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
c) Pemeriksaan kesehatan setidaknya dilakukan secara berkala misalnya satu tahun sekali dan saat karyawan berhenti bekerja. d) Memberikan demonstrasi kepada karyawan tentang Alat Pelindung Diri (APD) dan pentingnya keselamatan kerja. e) Pelaksanaan housekeeping yang baik penatalaksanaan yang baik dan teratur. f) Pemberian sangsi kepada karyawan yang melanggar peraturan, misalnya karyawan yang tidak memakai APD. g) Memberikan insentif kepada pekerja jika kecelakaan kerja dapat dikurangi sehingga dana yang diselenggarakan oleh perusahaan untuk biaya dampak akibat kecelakaan dapat dialihkan untuk kesejahteraan pekerja. 2) Tenaga kerja a) Memakai Alat Pelindung Diri (APD). b) Menyadari betapa pentingya keselamatan kerja c) Mematuhi peraturan yang berlaku ditempat kerja. (Anizar, 2009) h. Pendekatan pencegahaan kecelakaan Adapun dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan pendekatan pencegahaan yaitu : 1) Pendekatan energi Sesuai dengan konsep energi, kecelakaan bermula karena adanya sumber energi yang mengalir sampai penerima, karena itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
pendekatan energi mengendalikan kecelakaan melalui tiga titik yaitu pada sumbernya, pada aliran energi, dan pada penerima a) Pengendalian pada sumber bahaya Bahaya
sebagai
sumber
terjadinya
kecelakaan
dapat
dikendalikan langsung pada sumbernya dengan melakukan pengendalian secara teknis atau administrative sebagai contoh mesin yang bising dapat dikendalikan dengan mematikan mesin, mengurangi tingkat kebisingan, memodifikasi mesin, memasang peredam pada mesin, atau mengganti dengan mesin yang lebih rendah tingkat kebisingannya. b) Pendekatan pada jalan energi Pendekatan berikutnya dapat dilakukan dengan melakukan penetrasi pada jalan energi sehingga intensitas energi yang mengalir ke penerima dapat dikurangi, sebagai contoh, kebisingan dapat dikurangi tingkat bahaya dengan memasang dinding kedap suara, menjauhkan manusia dari sumber bising, atau mengurangi waktu paparan. c) Pengendalian pada penerima Pendekatan berikutnya adalah melalui pengendalian terhadap penerima baik manusia, benda, atau material, pendekatan ini dapat dilakukan jika pengendalian pada sumber atau jalannya energi tidak dapat dilakukan secara efektif, oleh karena itu perlindungan diberikan kepada penerima dengan meningkatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
ketahanannya menerima energi yang datang, sebagai contoh untuk mengatasi bahaya bising, manusia yang menerima energi suara tersebut dilindungi dengan alat pelindung telinga sehingga dampak bising yang timbul dapat dikurangi. 2) Pendekatan manusia Pendekatan secara manusia didasarkan hasil statistik yang menyatakan bahwa 85 % kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak aman. Karena itu untuk mencegah kecelakaan dilakukan berbagai upaya pembinaan unsur manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga kesadaran K3 meningkat. Untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian mengenai K3 dilakukan berbagai pendekatan dan program K3 antara lain : a) Pembinaan dan pelatihan. b) Promosi K3 dan kampanye K3. c) Pembinaan perilaku aman. d) Pengawasan dan inspeksi K3. e) Audit K3. f) Komunikasi K3 g) Pengembangan prosedur kerja aman. 3) Pendekatan teknis Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, material, proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman untuk mencegah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
kecelakaan yang bersifat teknis dilakukan upaya keselamatan antara lain : a) Rancang bangun yang aman yang disesuaikan dengan persyaratan teknis dan standar yang berlaku untuk menjamin kelaikan instalasi atau peralatan kerja. b) System pengaman pada peralatan atau instalasi untuk mencegah kecelakaan dalam pengoperasian alat atau instalasi misalnya tutup pengaman mesin, sistem inter lock, sistem alaram, sistem instrumentasi, dan lainnya. 4) Pendekatan administratif Pendekatan secara administratif dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : a) Pengaturan waktu dan jam kerja sehingga tingkat kelelahan dan paparan bahaya dapat dikurangi. b) Penyediaan alat keselamatan kerja. c) Mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan tentang K3. d) Mengatur pola kerja, system produksi dan proses kerja. 5) Pendekatan manajemen Banyak kecelakaan yang disebabkan faktor manajemen yang tidak konduktif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan. Upaya pencegahan yang dilakukan antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
a) Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. b) Mengembangkan organisasi K3 yang efektif. c) Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan dalam K3, khususnya untuk manajemen tingkat atas. (Ramli, 2009). i.
Faktor Terjadinya Kecelakaan kerja Terdiri dari dua faktor yaitu faktor manusia atau pribadi dan faktor kerja atau lingkungan 1) Faktor manusia atau pribadi antara lain : a) Status kesehatan. b) Kemampuan fisik mental dan psikologi. c) Pengetahuan dan keterampilan keahlian. d) Motivasi yang tidak cukup atau salah. 2) Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena : a) Kepemimpinan dan atau pengawasan. b) Engineering atau rekayasa. c) Pembelian atau pengadaan barang. d) Perawatan (maintenance). e) Alat-alat atau perlengkapan dan barang-barang atau bahanbahan. f) Standar-standar kerja. g) Penyalahgunaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
j.
Perhitungan tingkat kecelakaan Guna mengukur kondisi keselamatan dan kesehatan kerja di suatu tempat kerja dapat ditetapkan melalui perhitungan tingkat kekerapan (Frequensi Rate) dan tingkat keparahan (severity Rate) dari kecelakaan yang terjadi dengan rumus sebagai berikut : Tingkat kekerapan =
Jumlah kecelakaan x 1.000.000 Jumlah jam kerja
Tingkat keparahan =
Total hari kerja yang hilang x 1.000.000 Jumlah jam kerja
(Budiono, 2003) 2. Inspeksi K3 a. Pengertian inspeksi K3 Menurut Bird dan Germain dalam bahwasanya inspeksi merupakan suatu cara yang terbaik untuk menemukan
masalah-
masalah dan menilai risiko sebelum kerugian atau kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-benar terjadi (Tarwaka, 2009). Inspeksi adalah salah satu cara untuk mencari solusi permasalahan atau memperkirakan suatu risiko sebelum kecelakaan terjadi dengan cara mengamati dengan seksama, mengenali bahaya, dan melakukan penanggulangan dari bahaya tersebut. Adapun tujuannya adalah penyimpangan yang ditemukan tersebut, agar dapat segera dihilangkan dari tempat kerja sesuai ketentuan yang ada agar kecelakaan kerja dapat dicegah (Antam, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
b. Jenis-jenis inspeksi K3 Adapun jenis-jenis inspeksi K3 berdasarkan Tarwaka (2008) itu terbagi menjadi : 1) Inspeksi informal Inspeksi informal merupakan inspeksi yang tidak direncanakan sebelumnya dan sifatnya cukup sederhana yang dilakukan atas kesadaran orang-orang yang menemukan atau melihat masalah K3 didalam pekerjaanya sehari-hari, inspeksi ini sebenarnya cukup efektif karena masalah-masalah yang muncul langsung dapat dideteksi, dilaporkan, dan segera dapat dilakukan tindakan korektif. Namun demikian, inspeksi informal ini mempunyai keterbatasan karena memang tidak dilakukan secara sistematis, adakalanya mereka kehilangan hal-hal penting yang mungkin telah dilihat atau ditemukan karena masalah yang ditemukan hanya disimpan dalam pikirannya, atau mungkin mereka juga tidak menyadari terhadap apa yang sedang dilihatnya, atau mungkin mereka mencatat pemaparan tertentu, tetapi tidak bisa segera menindak lanjuti apa yang telah ditemukan, tetapi tidaklah jarang bahwa supervisor atau manajer saat keliling ketempat-tempat kerja bila menemukan suatu masalah lansung membuat catatan yang penting dan membuat keputusan untuk segera melakukan tindakan perbaikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Merupakan hal yang efektif bila inspeksi informal ini dijadikan kebijakan manajemen, masalah-masalah yang ditemukan ditempat kerja dapat didokumentasikan sesuai prosedur dan dibuat laporan secara sederhana, dengan demikian siapapun yang menemukan masalah dapat segera membuat catatan pada kartu temuan masalah. 2) Inspeksi Terencana a) Inspeksi umum atau inspeksi rutin Inspeksi sebaiknya dilakukan bersama-sama antara ahli K3 atu perwakilan pekerja dengan pihak manajemen, sehingga apa yang dihasilkan dari inspeksi lapangan segera dapat ditindak lanjuti secara nyata, yang membedakan antara inspeksi umum dan khusus adalah bahwa inspeksi umum direncanakan dengan cara walk-throught survey ke seluruh area kerja, sedangkan inspeksi kusus direncanakan hanya untuk diarahkan kepada kondisi-kondisi tertentu, seperti mesin-mesin, alat kerja, dan tempat-tempat khusus yang telah diketahui mempunyai risiko tinggi, inspeksi rutin terhadap sumber-sumber bahaya di tempat kerja atau kegiatan identifikasi terhadap tugas-tugas, proses operasional, peralatan dan mesin-mesin yang mempunyai risiko tinggi harus dilakukan secara regular, namun demikian, seberapa sering inspeksi secara rutin dilakukan sangatlah tergantung dari keadaan dan kondisi lingkungan kerja masing-masing, pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
tempat kerja yang tidak banyak mengalami perubahan, maka inspeksi dapat dilakukan sebulan sekali, namun demikian sebaliknya pada tempat kerja yang mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, inspeksi harus lebih sering dilakukan. Inspeksi secara umum terhadap sumber-sumber bahaya ditempat kerja dapat dilakukan bersama-sama antara perwakilan pihak manajemen dengan perwakilan pekerja P2K3 dan ahli K3, bagi perusahaan yang tidak memiliki ahli K3 sendiri dapat menggunakan ahli K3 dari luar perusahaan yang akan dapat membantu
memberikan
saran-saran
tentang
penanganan
masalah-maslah K3 di tempat kerja. b) Inspeksi Khusus Inspeksi khusus terhadap objek-objek atau area tertentu yang mempunyai risiko tinggi terhadap kerugian dan kecelakaan kerja, inspeksi khusus yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau komplain dari tenaga kerja disuatu unit kerja, inspeksi khusus yang dilakukan berdasarkan adanya permintaan atau instruksi dari pengurus perusahaan. (Tarwaka, 2008)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
c. Tujuan pelaksanaan inspeksi K3 Menurut Tarwaka program pelaksanaan inspeksi K3 ditempat kerja mempunyai beberapa tujuan dan sasaran yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Inspeksi K3 ditempat kerja secara sistematis mempunyai peran penting didalam upaya melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap sumber-sumber bahaya K3, permasalahan-permasalahan K3 akan dapat dideteksi secara lebih awal untuk resolusi sebelum kecelakaan dan penyakit akibat kerja benar-benar terjadi. 2) Inspeksi dilakukan untuk menjamin agar setiap tempat kerja berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, standar, norma maupun petunjuk teknis yang berkaitan dengan bidang K3 yang ditetapkan oleh pemerintah maupun kebijakan perusahaan. 3) Inspeksi secara regular dan khusus akan dapat digunakan sebagai bahan diskusi dengan tenaga kerja terhadap isu-isu K3 yang sedang dihadapi oleh mereka, tenaga kerja merupakan orang yang paling mengenal terhadap aspek kerja, peralatan, mesin-mesin, dan proses operasional ditempat kerja sehingga mereka merupakan sumber informasi yang sangat berharga, dengan adanya komunikasi dan koordinasi yang lancar antara manajemen dengan tenaga kerja akan dapat memperbaiki performansi atau kinerja K3 di perusahaan. (Tarwaka, 2008)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
d. Aspek yang harus di inspeksi K3 Untuk membantu menentukan aspek-aspek apa saja yang ada ditempat kerja yang akan di inspeksi, perlu dipertimbangkan dan dipahami hal-hal sebagai berikut : 1) Hazard yang berpotensi menyebabkan cedera atau sakit dan masalah-masalah K3 yang ada ditempat kerja. 2) Peraturan perundang-undangan bidang K3 dan standar yang berkaitan dengan hazard, tugas-tugas, proses produksi tertentu yang diterapkan dimasing-masing perusahaan. 3) Masalah-masalah K3 yang terjadi sebelumnya meskipun risikonya kecil perlu dipertimbangkan Dengan demikian setiap kegiatan inspeksi membutuhkan pemahaman dan perangkat peraturan perundang-undangan maupun peraturan perusahaan bidang K3, inspector harus selalu mencatat bahwa peraturan perundangan K3 tersebut telah diterapkan disetiap tempat kerja, demikian juga dengan bahan-bahan atau kondisi kerja yang dapat menyebabkan cedera atau sakit pada kejadian sebelumnya perlu mendapatkan perhatian dalam kegiatan inspeksi (Tarwaka, 2008). e. Langkah langkah inspeksi Ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan inspeksi K3 yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
1) Tahap persiapan Persiapan inspeksi yang baik harus selalu dimulai dengan sikap perilaku positif dan berfikir positif untuk keberhasilan tugas inspeksi, merencanakan inspeksi secara baik, menentukan apa-apa yang akan dilihat, mengetahui apa-apa yang akan dicari, membuat checklist yang relevan, mempelajari laporan inspeksi sebelumnya,
dan menyiapkan alat dan bahan untuk inspeksi. 2) Tahap pelaksanaan inspeksi Inspeksi dilakukan dengan berpedoman pada peta pabrik, mencari sesuatu sesuai poin-poin dalam checklist, mengambil tindakan perbaikan sementara, jelaskan dan tempatkan setiap hal dengan jelas, klasifikasikan hazard, tentukan faktor penyebab utama adanya tindakan dan kondisi tidak aman. 3) Pengembangan upaya perbaikan Tidaklah cukup hanya dengan menemukan tindakan dan kondisi yang tidak sesuai dengan standar atau prosedur , namun perlu melakukan sesuatu untuk mencegah kerugian nyata, pada saat inspeksi
dapat
langsung
melakukan
tindakan
seperti
:
membersihkan ceceran, memasang pengaman mesin yang dilepas, memindahkan barang yang sudah tidak dipakai atau sampah. 4) Tindakan korektif Sarana korektif yang dilakukan menjadi kurang bermanfaat jika tidak dapat berfungsi dengan baik atau tidak sesuai dengan apa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
yang direncanakan, untuk alasan tersebut, maka setiap apa yang direkomendasikan perlu ditindak lanjuti secara konkrit, orang yang bertanggung jawab dalam inspeksi juga harus ikut dalam menindak lanjuti dari apa yang telah direncanakan. 5) Laporan inspeksi Bentuk formulir laporan inspeksi dapat dibuat sesuai kebutuhan organisasi dan jenis inspeksi yang dilakukan, secara umum kriteria laporan inspeksi harus dapat menjelaskan hal-hal sebagai berikut : a) Identifikasi objek-objek atau lokasi tempat kerja yang diinspeksi. b) Menjelaskan seluruh kegiatan yang mencakup : observasi kondisi yang tidak normal, klasifikasi tingkat bahaya atau risiko,
upaya
perbaikan
sementara
dan
rekomendasi,
penugasan pada orang yang bertanggung jawab mengambil tindakan korektif, follow-up terhadap upaya perbaikan yang telah dilakukan, penyelesaian dan verifikasi upaya-upaya perbaikan. c) Sediakan baris-baris kosong secukupnya untuk membuat catatan-catatan penting yang diperlukan pada setiap item. d) Kelola laporan secara baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
6) Review
Meninjau ulang perbaikan yang dilakukan berdasarkan rekomendasi yang diperoleh dari inspeksi sebelumnya (Tarwaka, 2009) 3. Hubungan Inspeksi K3 dan Tingkat Kecelakaan Kerja Setiap proses poduksi, peralatan atau mesin, dan tempat kerja yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, selalau mengandung bahaya tertentu yang bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat menimbulkan kecelakaan kerja, bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga berasal dari luar proses kerja ( Tarwaka, 2008). Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan faktor penting dalam pelaksanaan proses produksi dalam suatu perusahaan. Manajemen perusahan dan seluruh karyawan bertanggung jawab atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilingkungan kerjanya. Untuk mencapainya maka salah satu kegiatannya adalah Inspeksi Keselamatan Kerja. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai peranan penting didalam program pencegahan kecelakaan, bahwa kecelakaan tidak terjadi begitu saja, tetapi ada faktor-faktor penyebab yaitu : Unsafe condition atau keadaaan yang tidak aman, Unsafe action atau tindakan yang tidak aman, atau kombinasi keduanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan diawali dengan mampu menemukan faktor penyebab , dengan melakukan inspeksi secara teratur, terencana dan sistimatis, dilakukan inspeksi keselamatan kerja bukan untuk mencari kesalahan tetapi untuk meyakinkan apakah semua tata kerja dilaksanakan sesuai norma-norma keselamatan dan kesehatan kerja, maksud dan tujuan diadakannya Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah mengidentifikasi problem–problem yang mungkin terjadi, mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada peralatan, mengidentifikasi tindakan tidak standar atau tidak aman pekerja, mengidentifikasi dampak dari perubahan atau pergantian suatu proses atau material, mengidentifikasi kekurangan–kekurangan dalam suatu perbaikan, dan melokalisasi dan menetralisir bahaya-bahaya yang ada, pada prinsipnya maksud dan tujuan inspeksi adalah untuk menemukan atau mengidentifikasi unsafe action dan unsafe condition dan menentukan penyebab dasar agar dapat melakukan tindakan perbaikan, sehingga kondisi dan tindakan tidak aman tidak sempat menyebabkan suatau kecelakaan. Suatu inspeksi Keselamatan Kerja juga mempunyai manfaat yaitu dapat melakukan pembetulan segera terhadap tindakan atau kondisi tidak standar (tidak aman) yang ditemukan selama inspeksi, inpeksi secara teratur dan berkelanjutan mendorong para pekerja untuk lebih tanggap terhadap tindakan tidak aman yang dilakukan oleh sesama pekerja serta akan lebih giat memeriksa kondisi tidak aman suatu alat atau tempat kerja,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
menetapkan secara tepat alat-alat pelindung keselamatan yang diperlukan untuk setiap jenis dan kondisi kerja, inspeksi dapat memberikan semangat serta meningkatkan kesadaran setiap pekerja terhadap pentingnya K3, dan inspeksi membantu apresiasi serta sekaligus merealisasikan program K3 dikalangan para karyawan. Dalam melakukan inspeksi seseorang seharusnya tidak hanya mendeteksi atau mencari tindakan tidak standar atau aman atau kondisi tidak standar atau aman secara phisik, tetapi harus pula dapat mengevaluasi dan menentukan penyebab dasar, mengapa tindakan dan kondisi tidak standar atau aman dapat terjadi, selanjutnya menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan. Sebelum melakukan inspeksi harus terlebih dahulu mengevaluasi atau menganalisa semua temuan, kerusakan atau insiden yang pernah terjadi sebelumnya, sehingga nantinya dapat memberikan pehatian khusus terhadap kondisi dan tindakan tidak aman yang berpotensi menimbulkan permasalahan K3 (Ramli, 2009). Program inspeksi K3 yang efektif merupakan suatu program pencegahan yang sangat penting yang dapat dilakukan untuk menjamin agar lingkungan kerja selalu aman, sehat, dan selamat (Tarwaka, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
B. Kerangka Pemikiran
Tempat Kerja Ada penerapan SMK3
Inspeksi K3
Bahaya
Kontak dengan Pekerja
Kecelakaan kerja
Faktor Internal Manusia 1. Kondisi kesehatan 2. Kemampuan fisik dan psikologi 3. Pengetahuan dan Keterampilan 4. Motivasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis
Ada Hubungan Implementasi Inspeksi K3 Terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik, penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, apabila dilihat dari pendekatannya maka menggunakan pendekatan Retrospektif study, yaitu penelitian yang berusaha melihat kebelakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi (Notoatmojo, 2005).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. 2. Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Januari, April sampai dengan bulan Mei 2012. C. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan menggunakan total sampling, yang berarti semua populasi menjadi sampel yaitu semua karyawan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar (Sutrisno, 2004).
E. Sampel Penelitian
Sampel
penelitian
adalah
seluruh
karyawan
PT.
INDO
ACIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Inspeksi K3. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah angka kecelakaan kerja. 3. Variabel Pengganggu Variabel
pengganggu
adalah
variabel
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
commit to user
yang
mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Variabel pengganggu dalam penelitian ini semua termasuk dalam variabel pengganggu tidak terkendali yaitu : kemampuan fisik dan psikologi dan motivasi, kondisi kesehatan, pengetahuan dan keterampilan.
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Inspeksi K3 Kegiatan pemeriksaan secara rutin oleh personel safety yang dilakukan secara harian dan mingguan terhadap kondisi terhadap semua area kerja, sarana kerja, maupun proses kerja di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang dimulai sejak tahun 2005. Hasil
: Tidak ada Inspeksi K3 (2004) dan ada Inspeksi K3 (2006)
Skala pengukuran
: Nominal
2. Angka Kecelakaan Besarnya tingkat kekerapan (frequency Rate) kecelakaan kerja yang terjadi di PT INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dengan mengacu data absensi karyawan yang disusun pada bagian safety di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar . Hasil
: Nilai frequency Rate
Skala pengukuran
: Rasio
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
H. Desain Penelitian
Populasi total sampling
Subjek
Tidak ada inspeksi K3
Ada inspeksi K3
Angka kecelakaan
Angka kecelakaan
Paired t-test
Gambar 2. Desain Penelitian I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah : 1. Lembar isian data. 2. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
3. Kamera digital, yaitu alat untuk mengambil dokumentasi sebagai bukti penelitian selama penelitian berlangsung.
J. Cara Kerja Penelitian
1. Tahap Persiapan Melakukan survey awal, menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dan kemudian membuat proposal penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan berupa kegiatan pengumpulan data yang dilakukan selama satu bulan. 3. Tahap Penyelesaian Mengumpulkan semua data yang telah diperoleh, mengolah data, analisa data, dan menyimpulkan data.
K. Teknik Pengolahan Data
Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian dianalisa dalam rangka untuk memberikan arti yang berguna dalam memecahkanmasalah didalam penelitian ini (Riwidikdo, 2008). Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dalam penelitian adalah : 1. Editing Sebelum data diolah, data tersebut diedit terlebih dahulu. Data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam record book,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
2. Coding Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang. Untuk memudahkan analisa maka jawaban–jawaban tersebut perlu diberi kode. Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap-tiap jawaban. 3. Entry Memasukkan
data
penelitian
kedalam
program
komputer
untuk
selanjutnya diolah. 4. Tabulating Data yang telah melalui tahapan coding selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan kedalam tabel frekuensi dan tabel statistik deskriptif 5. Analisa Data Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik Paired T-Test, dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut : a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan. b. Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan p value ini adalah nilai sig. (2-tailed) pada tabel output uji statistik Paired T-Test.
(Hastono, 2001)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profile Perusahaan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar terletak kurang lebih 15 kilometer timur laut Solo atau 110 kilometer sebelah selatan ibukota Jawa Tengah Semarang, tepatnya di Kebakkramat, Karanganyar, pabrik ini merupakan pabrik ethanol terbesar terbesar di Indonesia dan juga pabrik ethanol integrated yaitu selain memproduksi ethanol juga memproduksi asam cuka dan ethil acetate pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang terletak dalam satu komplek dengan merek dagang PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Sementara itu bahan baku utama untuk memproduksi 1kilo liter ethanol dalah 3.400 ton tetes tebu (molasess), bahan baku tetes tebu bagi PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar untuk menghasilkan 42.000 kilo liter ethanol diperlukan 142.800 ton tetes tebu. Tetes tebu disimpan dalam lima buah tangki yang masing-masing berkapasitas 5.000 m3 dan satu buah berkapasitas 2.500 selanjutnya dikembangkan dua tangki penyimpanan yang terbuat dari tanah liat dengan kapasitas 15.000 m3 dan 19.500 m3 , kini PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar memiliki kapasitas produksi ethanol 15.000 ton per hari asam cuka 75.000 kg per hari, dan ethil acetate 15.000 kg per hari dalam kemasan jerigen dan truk container atau bulk. commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
1. Bahan Baku PT.
INDO
ACCIDATAMA
Tbk,
Kemiri,
Kebakkramat,
Karanganyar merupakan industri kimia yang memproduksi Ethanol, Acetic Acid, dan Ethyl Acetate. Bahan baku utama berupa tetes tebu (Mollases) yang diperoleh dari hasil samping pabrik gula. Untuk
menunjang
proses
produksi
diperlukan
bahan–bahan
penolong antara lain ragi, anti foam, formalin dan kalium permanganat (KMnO4). 2. Peralatan produksi Proses produksi menggunakan berbagai macam peralatan dan mesin seperti generator untuk tenaga listrik, boiler untuk menghasilkan uap, kompresor udara, unit reaktor untuk destilasi dan fermentasi, yang kesemuanya terintegrasi dalam suatu sistem proses dan terbagi dalam tahapan–tahapan proses. 3. Produk Setelah melewati berbagai tahapan proses dihasilkan produk berupa Ethanol dengan kadar 96,0%, Acetic Acid dengan kadar 99,80%, dan Ethyl Acetate dengan kadar 100%. 4. Proses Produksi PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar merupakan industri kimia yang memproduksi Ethanol, Acetic Acid dan Ethyl Acetate. Bahan baku utamanya berupa tetes tebu (mollases), untuk menunjang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
proses produksi diperlukan bahan-bahan pembantu antara lain : formalin, ragi, anti foam, dan Kalium Kermaganat (KMnO4) yang digunakan di area 200. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dari pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dibagi dalam sistem area produksi sebagai berikut : a. Area 100 Area ini merupakan area penampungan tetes tebu (mollases) yang nanti akan disalurkan ke Unit Fermentasi (area 200). Tetes tebu ini memiliki persyaratan minimum kekentalan 850 brix, kadar gula 53 %. Tetes tebu tersebut diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk tangki dan akan di timbang terlebih dahulu di atas jembatan timbang yang terletak di bagian depan pabrik. Kemudian tetes tebu tersebut disimpan kedalam tangki penyimpanan tetes melalui hopper dan penyaring dengan bantuan screwpump. Area ini terdapat 4 tangki dengan kapasitas 5000 m3 dan sebuah tangki besar dengan kapasitas 20.743 m3. b. Area 200 Area ini merupakan area fermentasi tetes tebu (mollases), terdapat 3 sead fermenter, 3 tangki pre fermenter dan 6 tangki main fermenter dan dilengkapi microlaboratorium. Proses yang terjadi disini yaitu yeast/ragi dikembangkan dalam tabung selama 14 jam dan dimasukkan dalam tangki pre frementer dengan waktu inkubasi 16 jam tetapi sebelum digunakan pre fermenter harus disterilisasi terlebih dahulu dengan steam. Dalam tangki ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
sel bakteri dikembangbiakkan dan proses pre fermenter berlangsung secara aerob dengan ditambah nutrisi berupa urea, TSP, air dan tetes tebu, kemudian dipanaskan sampai suhu tertentu dan didinginkan sampai kurang lebih 32 0C baru dimasukkan ke dalam tangki main fermenter. Dalam tangki main fermenter proses fermentasi terjadi selama 35 - 48 jam secara anaerob tetapi sebelum digunakan main fermenter harus dibersihkan dengan air dan disterilisasikan dengan steam, kemudian didinginkan dengan blower, sebelum terjadi proses fermentasi ditambah tetes tebu, air dan anti foam terlebih dahulu. Pada proses ini zat gula yang ada di mollases diubah menjadi Ethanol dan gas CO2. Produk utama dari proses fermentasi adalah masih dengan kandungan Ethanol 11 - 12 %, sedangkan hasil sampingnya berupa bahan baku gas CO2 yang disalurkan ke PT. Sama Mandiri untuk diolah menjadi gas CO2 murni (99,99 %). Sedangkan untuk sludge atau kerak lumpurnya dibuat untuk pupuk Alfinase Super. c. Area 300 Area ini merupakan area destilasi Ethanol, dimana mash dari area 200 yang mengandung + 12 % Ethanol didestilasi di area ini dan dikondensasikan hingga menghasilkan Ethanol 96,0 % atau lebih (produk utama yang dijual), sedangkan yang kadarnya kurang dari 96,0 % digunakan dalam produksi Acetaldehid di area 400 dan Ethyl Acetate di area 500.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
d. Area 400 B Area ini merupakan area yang memproduksi Acetaldehid 99,9% yang merupakan bahan baku dalam pembuatan Acetic Acid. Uap asetaldehid disimpan dalam tangki sebelum disalurkan ke area 450 untuk menjaga kestabilan suhu yang sebelumnya dicairkan dan ditekan hingga kurang lebih 3 bar untuk mengurangi resiko bahaya. Di area ini terdiri dari 2 plant yaitu plant 400 A dan plant 400 B. Di area ini Ethanol kadarnya kurang dari 96,0 %. Dari area 300 didestilasi hingga menghasilkan uap Ethanol kemudian dioksidasi dengan udara dalam reaktor hingga dihasilkan gas sintetis yaitu Acetaldehid 17 %, setelah itu dicairkan dalam kolom pendingin dan dikonsentrasikan hingga menghasilkan uap Aldehid sesuai dengan kadar yang diharapkan. e. Area 450 A/B Area ini merupakan area produksi Acetic Acid dengan kadar 99,80 %. Proses pembuatannya yaitu Acetaldehid fasa cair dari area 400 A/B dioksidasikan dengan udara dalam reaktor dengan katalisator cair (benzena). Hasil reaksinya akan mengalami proses destilasi dan kondensasi sampai menghasilkan Acetic Acid dengan kadar 99,80 % sebagai produk utama sedangkan yang kadarnya kurang dari 99,80 % digunakan pada proses di area 500 untuk pembuatan Ethyl Acetate.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
f. Area 500 Area ini merupakan area yang memproduksi Ethyl Acetate dengan kadar 99,88 %. Proses esterifikasi antara Ethanol dan Acetic Acid (kadar kurang dari standar) dengan katalis resin terjadi di dalam reaktor. Setelah diperoleh hasil Ethyl Acetate kemudian didestilasi untuk mengambil Acetic Acid yang ikut menguap, dan memisahkan air dan Ethanol dari Ethyl Acetate. Setelah Ethyl Acetate terpisah dimurnikan lagi hingga terbentuk Ethyl Acetate dengan kadar 100 %. g. Area 600 A/B Area ini merupakan area penampungan dan penyimpanan hasil proses produksi (produk utama) yaitu Ethanol, Acetic Acid, Ethyl Acetate. Dan siap untuk dipasarkan atau melalui sistem pipanisasi dikirim ke Unit Filling dan Unit Shipping. Di Unit Filling hasil produksi berupa Ethanol, Acetic Acid diisikan ke dalam jerigen-jerigen dengan kapasitas 30 kg, ini khusus untuk produk Acetic Acid, sedangkan Ethanol diisikan ke dalam drum dengan kapasitas 200 kg. Sedangkan di Unit Shipping, produk Ethanol, Acetic Acid dan Ethyl Acetate diisikan ke dalam tangki-tangki truk. h. Area 700 A/B Area ini merupakan area terjadinya proses pendinginan air dari semua produk yang telah dihasilkan. Air dari plant langsung masuk ke dalam bak hot bacin (cooling tower 1 dan 2), setelah dingin masuk ke bak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
cold bacin kemudian di kembalikan ke plant untuk kegiatan proses produksi. i. Area 800 Area ini merupakan tempat untuk menyimpan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya untuk Diesel MAK/Genset. j. Area 900 Area ini merupakan tempat terjadinya kegiatan, proses limbah. Di area ini terdapat 5 bak limbah dan bak clarifire. Pada bak 1, 2, dan 3 ditutup dengan plastik sintetis High Density Poly Ethylen (HDPE) dengan kapasitas kurang lebih 100.000 m3, lebar 50 – 60 m, panjang 125 – 150 m dan 7 – 11 m. Hal itu dilakukan untuk mengatasi bau yang timbul dari limbah area 300. Sebelum masuk ke bak penampung, limbah dari area 300 diberi nutrisi dulu agar kandungan gas didalamnya menjadi sedikit (CH4 = 55 %, CO = 43 %, H2S = 1 %, gas lain = 1 %). Selain itu terdapat bagian Utylitas, dimana Peranan Utylitas dalam pabrik sangat besar, karena menunjang jalannya proses produksi. Unit Utylitas menyediakan steam, listrik, udara tekan, air pendingin dan air proses untuk menjalankan proses produksi. Unit Utylitas dalam menunjang proses produksi di PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
1) Water Treatment Bagian water treatment mempunyai tugas dan tanggung jawab penyediaan air dan pengolahannya sehingga air tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan masing–masing bagian yang membutuhkan. Bagian ini mendapatkan air dari sumber air
dalam yang mempunyai
kedalaman sekitar 100 - 125 m. Air dialirkan ke atas dengan pompa sumur dalam untuk dilewatkan ke feed water tank. Air yang telah disaring di silica sand filter ditampung dalam feed water tank dan dapat langsung digunakan untuk make up cooling water, pemadam kebakaran dan MCK. Sedangkan untuk air proses dan umpan boiler air tersebut harus mengalami pengolahan lagi. Air untuk proses terlebih dulu diklorinasi sehingga bebas bakteri. Air proses ini sebagian besar untuk kebutuhan area 200 (fermentasi plant). Untuk kebutuhan boiler air terlebih dulu dilunakkan (diturunkan kesadahannya) dengan menggunakan resin. Cara pelunakan air adalah sebagai berikut : Air dari feed water tank dipompa ke dalam dua buah softener tank yang di dalamnya terdapat resin penangkap ion Ca dan Mg. Keluar dari softener tank air ditampung dalam soft water tank untuk dikirim ke boiler dengan cara gravitasi. Resin yang digunakan adalah zeolit. Zeolit ini terdapat di alam sebagai senyawa rangkai antara Silika, Natrium dan Aluminium yang mengandung air. Rumus kimianya (Na2O, AlP2O3, SiO3) (nH2O). Dan ditulis secara singkat dengan NaZ. Zat ini bersifat menyerap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
ion–ion yang larut dalam air kemudian mengubah menjadi ion lain, oleh karena itu zat itu disebut sebagai ion exchanger. 2) Cooling Tower Seksi ini terdiri dari cooling tower dan water feed sebagai tempat untuk menampung air dari sumur/well pump. Tugas dari bagian ini adalah mendinginkan air yang telah digunakan untuk pesawat–pesawat proses, seperti pada kondenser, cooler dan reaktor dan lain-lain. Cooling tower ini dioperasikan untuk mendinginkan air dari suhu 450C menjadi 280C. Tapi pada prakteknya mendinginkan air dari suhu 38 - 400C menjadi 28 – 300C. Kebutuhan air pendingin untuk masing-masing plant berbeda. Untuk memudahkan pengendalian operasinya, menghemat tempat dan memudahkan perawatan maka dibuat suatu sentral cooling tower. Air panas yang berasal dari area proses yang telah dipakai untuk mendinginkan ditampung di hot basin. Dari hot basin, air panas dipompa ke atas cooling tower dan jatuh menyebar pada lantai yang berbentuk tray yang selanjutnya jatuh ke bawah melewati kisi-kisi udara menuju ke cold basin. Kisi-kisi udara ini bertujuan sebagai alat kontak antara air dan udara luar yang diisap oleh fan dan juga untuk menghambat laju alir supaya dapat kontak dengan udara lebih lama. Fan terletak pada bagian atas cooling tower menghisap udara di sekitar area cooling tower melalui kisi-kisi udara, sehingga udara tersebut dapat kontak dengan air panas dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
mendinginkannya. Udara yang telah digunakan untuk mendinginkan dibuang ke atas. Udara yang dibuang ke atas mengandung uap air sehingga lambat laun permukaan air pada cold basin akan berkurang. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan make up water yang diambil dari raw water tank tower. Air yang telah dingin yang terdapat dalam cold basin setelah melalui filter dialirkan ke bak distribusi dan didistribusikan dengan pompa ke semua plant sebagai air pendingin. Di plant air pendingin ini ditampung dulu di bak tandon. Suhu air pendingin ini adalah 28oC. Untuk mengendalikan kualitas air dan perawatannya, maka ke dalam hot basin diinjeksikan bahan-bahan kimia berikut : pengendali lumut, pengendali busa, pengendali bakteri (Cl2), pengendali pH (H2SO4). 3) Boiler Untuk memenuhi kebutuhan steam pada seluruh plant di PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karangannyar tersedia tiga buah unit boiler yang mempunyai kapasitas 14 ton steam/jam dengan tekanan yang dihasilkan sebesar 11 bar. Cara kerja boiler : Air lunak dari soft water tank dimasukkan ke feed water tank boiler yang berkapasitas 8 m3. Untuk mendapatkan mutu air yang mendekati standar persyaratan air untuk boiler, maka ke dalam feed water tank boiler dimasukkan bahan kimia yaitu pengendali O2, pengendali silika dan pengendali phospat. Kemudian air dari feed water commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
tank boiler dipompa dilewatkan economizer untuk ditingkatkan suhunya, setelah itu barulah dimasukkan ke dalam boiler. Econiomizer adalah alat pemanas pendahuluan untuk air umpan boiler dengan cara memanfaatkan sisa-sisa panas pembakaran dari boiler itu sendiri. Economizer ini dapat meningkatkan suhu air antara 12 - 15oC. Api yang keluar dari burner memanaskan lorong api dan pipa-pipa api secara terus menerus. Uap yang terkumpul mempunyai tekanan sampai 11 bar. Uap yang dihasilkan ini tidak langsung didistribusikan ke masing-masing plant, akan tetapi dimasukkan dulu ke steam header dengan tujuan untuk memisahkan gelembung-gelembung air yang terbawa bersama dengan steam. Dari steam header ini barulah steam didistribusikan dengan tekanan sesuai dengan kebutuhan masing-masing plant. 4) MAK atau genset Seksi ini bertugas menyuplai tenaga listrik. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dipakai dua buah sumber listrik yaitu dari PLN, Generator
set.
Listrik
dari
PLN
dipakai
untuk
beban
yang
pengoperasiannya otomatis (start-stop) misalnya untuk penerangan, workshop. Sedangkan listrik dari generator digunakan untuk beban konstan, misalnya untuk proses di plant. Listrik dari PLN berkekuatan 20.000 KVA. Sedangkan dari diesel kurang lebih 1.365 KVA sehingga dengan 2 mesin diesel saja sudah mencukupi tanpa campur tangan dari PLN.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Bahan bakar yang dipakai untuk diesel adalah HFO, R38 yang merupakan produk dari Pertamina. Prinsip kerja diesel adalah bahan bakar dan udara yang terbakar secara kompresi akan menghasilkan panas. Panas ini digunakan untuk memutar poros engkol sehingga dapat menghidupkan generator yang mampu menghasilkan tenaga listrik. Listrik didistribusikan ke panel yang selanjutnya akan dialirkan ke unit pemakai. MAK atau diesel di ON kan bila ada troubel dari PLN jadi semua diesel barada dalam keadaan stanbay. Kompresor seksi ini berfungsi untuk menyuplai kebutuhan udara untuk proses produksi dan penggerak pneumatik Instrument, yang dipenuhi dari 6 buah unit kompresor. Kompresor ini digerakkan oleh motor listrik dengan kekuatan 160 KW, dimana ketiga kompresor tersebut beroperasi secara otomatis menurut kebutuhan proses produksi akan udara. Udara untuk kebutuhan aerasi di A-200 (fermentasi plant) dihasilkan oleh dua buah blower dengan kekuatan 30 KW. Udara yang masuk melalui filter ditekan didalam low pressure sehingga tekanan manjadi 2 - 2,5 bar. Udara yang ditekan menjadi panas, untuk mendinginkan dan mengembunkan uap air yang terikut, udara dilewatkan intercooler. Setelah itu udara dimasukkan ke high pressure sehingga tekanan menjadi 7 bar. Udara didinginkan kembali dengan aftercooler dan kemudian dimasukkan ke dalam tangki penampung FA 550A dan B. Udara ini siap dipakai untuk menjadi udara proses dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
suhu sekitar 530C. Udara untuk kebutuhan instrument sebelum didistribusikan ke plant terlebih dulu dikeringkan dalam air driyer, udara ini digunakan untuk menggerakkan pneumatik valve dengan tekanan 1,2 bar.
B. Implementasi Inspeksi K3 Inspeksi K3 di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dilakukan oleh bagian Safety untuk melakukan pemeriksaan terhadap semua area kerja, sarana kerja, maupun proses kerja, penerapan inspeksi K3 ini dimulai pada tahun 2005, adapun rincian implementasi inspeksi K3 yang dilakukan sebagai berikut : 1. Inspeksi harian Inspeksi yang dilaksanakan setiap hari oleh personil Safety dengan berkeliling ke seluruh area kerja dengan tujuan menemukan bahaya untuk dicatat dan segera dilakukan perbaikan, inspeksi ini dilakukan pada pagi hari , selain itu juga ada yang namanya Survey Cheklist Plan kegiatan ini berupa pemeriksaan dan pengawasan terhadap tempat kerja yang akan dilakukan kegiatan baik perbaikan maupun modifikasi, kegiatan ini dilakukan sebelum dimulainya kegiatan sampai dengan kegiatan selesai. Inspeksi harian ini juga dilakukan oleh bagian maintenance untuk memeriksa seluruh mesin-mesin yang ada, bagian listrik untuk memeriksa motor-motor dan panel-panel lisrik, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
sanitasi untuk pemeriksaan terhadap kanal-kanal, dan bagian kebersihan untuk pemeriksaan terhadap kebersihan ruangan. 2. Inspeksi mingguan Inspeksi yang dilakukan setiap satu minggu sekali oleh personil Safety dengan menggunakan alat bantu berupa cheklist sesuai apa yang diperiksa, adapun pemeriksaan yang dilakukan itu untuk memeriksa semua area kerja, alat pemadam api, peralatan safety, dan lingkungan atau sering disebut dengan survey checklist safety. Pelaksanaan inspeksi K3 di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar dilaksanakan oleh bagian Safety yang dilakukan langsung oleh safety inspektor dengan batuan personilnya, yang dimana telah memiliki pengalaman dan keahlian di bidang K3 yang cukup, terbukti dengan adanya sertifikat ahli K3 dan sertifikat lain dibidang K3, hasil inspeksi selalau dibuat laporan dan semua penemuan-penemuan yang tidak sesuai terhadap persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja sesegera mungkin dilakukan pengendalian maupun perbaikan dalam tindakan pengendalian dan perbaikan tersebut juga selalu dalam pengawasan dari pihak safety dan selalu dilakukan tinjauan ulang terhadap pengendalian dan perbaikan yang ada.
C. Data Absensi Karyawan Data Absensi Karyawan ini didapatkan peneliti dari rekapan data-data yang disusun oleh bagian safety PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Kebakkramat, Karanganyar, data absensi ini digunakan untuk dasar perhitungan angka kecelakaan kerja 3. Data absensi karyawan satu tahun sebelum implementasi inspeksi K3 yaitu pada tahun 2004 sebagai berikut : Tabel 1 Absensi Karyawan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk tahun 2004 Total Jumlah
Julmah Absensi
Bulan
Jumlah jam
Karyawan
absen I
S
A
CT
CIS
PC
PA
kecelakaan kerja
Januari
388
6
168
0
56
45
95
0
174
64.565
2
Pebruari
388
0
232
0
49
35
130
0
232
64.531
1
Maret
394
0
172
0
41
52
94
0
172
65.566
2
April
394
0
188
0
43
59
140
0
188
65.557
2
Mei
394
0
103
1
59
59
144
0
104
65.606
0
Juni
393
0
103
0
84
34
102
0
103
65.273
3
Juli
393
0
95
0
104
38
143
0
95
65.444
1
Agustus
392
0
107
1
84
37
141
0
108
65.270
1
September
392
2
141
0
64
29
110
0
143
65.249
1
Oktober
392
0
151
0
73
29
145
0
151
65.245
1
November
392
0
112
0
98
27
119
0
112
65.268
1
Desember
392
0
234
0
81
21
120
0
234
65.030
0
Sumber : data skunder commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
4. Data absensi karyawan satu tahun sesudah implementasi inspeksi K3 yaitu pada tahun 2006 sebagai berikut : Tabel 2 Absensi Karyawan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk tahun 2006 Jumlah
Julmah
Total jam
Jumlah
absen
kerja
kecelakaan
Absensi
Bulan Karyawan I
S
A
CT
CIS
PC
PA
Januari
384
0
171
0
92
46
82
2
173
63.899
0
Pebruari
385
0
117
0
44
29
81
0
117
64.098
0
Maret
385
0
109
0
56
16
115
0
109
64.103
0
April
385
0
150
0
59
25
79
8
158
64.083
0
Mei
383
0
142
0
61
37
133
1
143
63.750
0
Juni
382
0
95
0
60
34
152
0
95
63.611
0
Juli
381
0
148
0
101
55
141
0
148
63.415
0
Agustus
380
0
115
0
108
19
138
0
115
63.266
0
September
380
0
122
0
74
29
111
0
122
63.262
1
Oktober
379
0
112
0
34
17
80
2
114
63.100
0
November
377
0
78
0
98
28
132
0
78
62.788
0
Desember
376
0
67
0
63
21
70
3
70
62.626
0
Sumber : data skunder
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
D. Angka Kecelakaan Kerja Angka kecelakaan kerja ini berupa hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti untuk menentukan besarnya tingkat kekerapan (frekuensi rate) kecelakaan kerja dengan mengacu pada data absensi karyawan PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. 1. Sebelum implementasi inspeksi K3 Angka kecelakaan kerja sebelum inspeksi K3 yaitu besarnya tingkat kekerapan (frekuensi rate) kecelakaan kerja satu tahun sebelum inspeksi K3 diterapkan pada tahun 2004, dikarenakan inspeksi K3 dilaksanakan pada tahun 2005, adapun data kecelakaan kerja sebelum inspeksi sebagai berikut : Tabel 3 Nilai Frekuensi Rate (FR) tahun 2004 Bulan
Nilai Frekuensi Rate (FR)
Januari
0
Pebruari
30.9
Maret
15.2
April
30.50
Mei
30.48
Juni
45.84
Juli
15.2 commit to user Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Sambungan
Agustus
15.3
September
15.3
Oktober
15.32
November
15.32
Desember
0
Sumber : data primer penelitian 2. Sesudah implementasi inspeksi K3 Angka kecelakaan kerja sesudah implementasi inspeksi K3 yaitu besarnya tingkat kekerapan (frekuensi rate) kecelakaan kerja satu tahun sesudah inspeksi K3 diterapkan yaitu pada tahun 2006, dikarenakan inspeksi K3 diterapkan pada tahun 2005, adapun data kecelakaan kerja sesudah diterapkan inspeksi sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Tabel 4 Nilai Frekuensi Rate (FR) tahun 2006 Bulan
Nilai Frekuensi Rate (FR)
Januari
0
Pebruari
0
Maret
0
April
0
Mei
0
Juni
0
Juli
0
Agustus
0 15.3
September Oktober
0
November
0
Desember
0
Sumber : data primer penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
E. Analisa Statistik Untuk melakukan uji statistik hubungan antara inspeksi K3 dengan angka kecelakaan kerja yang digunakan uji statistik Paired sampel t test, dimana untuk syarat uji Paired sampel t test data harus tersebar secara normal, untuk itu perlu dilakukan uji normalitas data seperti tabel dibawah ini : Tabel 5 Uji normalitas data Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
Df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
sebelum inspeksi
.236
12
.063
.894
12
.131
sesudah inspeksi
.530
12
.300
.327
12
.300
Lilliefors Significance Correction Dari hasil tersebut di atas, normalitas data angka kecelakaan dengan uji shapiroWilk nilai Asymp. Sig. sebelum dilakukan Inspeksi adalah 0,131 dan nilai Asymp. Sig. sesudah dilakukan inspeksi adalah 0,300. Hasil ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena nilai p > 0,05.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Tabel 6 Analisa statistik Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Deviatio Std. Error Mean
n
Mean
Interval of the
Sig.
Difference
(2-
Lower
Upper
t
df tailed)
Pair seb 1
elu m ins pek si 1.65633E1 16.57746
4.78550 6.03052 27.09615 3.461
ses uda h ins pek si
commit to user
11
.005
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Tabel 7 Analisa statistik Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 sebelum inspeksi
17.8383
12
14.34160
4.14006
sesudah inspeksi
1.2750
12
4.41673
1.27500
Dari hasil analisa data sebelum penerapan inspeksi K3 diperoleh ratarata Frekuensi Rate sebesar 17.84 dengan Frekuensi Rate minimal 0.00 dan maksimal 45.84, Standart deviasinya adalah.1.434, Dari uji normalitas data diperoleh 0,131 yang berarti p>0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan hasil analisa data sesudah penerapan inspeksi K3 diperoleh rata-rata Frekuensi Rate sebesar 1.28 dengan Frekuensi Rate minimal 0.00 dan maksimal 15.30 Standart deviasinya adalah 4.416. Dari uji normalitas data diperoleh 0,300 yang berarti p>0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. Dari hasil uji statistik paired sample t-test dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,005 atau kurang dari 0,01 (p<0,01) yang berarti hasilnya sangat signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisa Angka Kecelakaan Kerja Angka kecelakaan kerja dihitung dengan mengacu pada data absensi karyawan yang disusun oleh bagian Safety. Perhitungan angka kecelakaan kerja berupa besarnya nilai kekerapan (Frekuensi Rate) kecelakaan kerja sebelum diterapkan inspeksi K3 (tahun 2004) dan sesudah diterapkan inspeksi K3 (tahun 2006) yang dihitung perbulannya. Dari hasil analisa data sebelum penerapan inspeksi K3 diperoleh ratarata Frekuensi Rate sebesar 17.84 dengan Frekuensi Rate minimal 0.00 dan maksimal 45.84, Standart deviasinya adalah.1.434, Dari uji normalitas data diperoleh 0,131 yang berarti p>0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan hasil analisa data sesudah penerapan inspeksi K3 diperoleh rata-rata Frekuensi Rate sebesar 1.28 dengan Frekuensi Rate minimal 0.00 dan maksimal 15.30 Standart deviasinya adalah 4.416. Dari uji normalitas data diperoleh 0,300 yang berarti p>0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. Dari hasil uji statistik paired sample t-test dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,005 atau kurang dari 0,01 (p<0,01) yang berarti hasilnya sangat signifikan. Sehingga ada hubungan yang bermakna antara angka kecelakaan kerja sebelum penerapan inspeksi K3 dan angka kecelakaan kerja commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
sesudah penerapan inspeksi K3 di PT. INDO ACCIDATAMA Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa angka kecelakaan kerja sebelum dan sesudah penerapan inspeksi K3 mengalami penurunan, yaitu angka kecelakaan kerja rata-rata sebelum penerapan inspeksi K3 adalah 17.84 dan sesudah penerapan inspeksi K3 menjadi 1.28. Hal tersebut membuktikan bahwa penerapan inspeksi K3 akan menurunkan angka kekerapan kecelakaan kerja. Hal ini juga sesuai dengan teori Tarwaka (2008) yang menyebutkan bahwa Program inspeksi K3 yang efektif merupakan suatu program pencegahan yang sangat penting yang dapat dilakukan untuk menjamin agar lingkungan kerja selalu aman, sehat, dan selamat. Selain itu juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Risa Anggraini tentang Penerapan Inspeksi K3 Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Di PT. Ecco Indonesia dengan hasil bahwa adanya inspeksi K3 dapat menurunkan kecelakaan kerja PT. Ecco Indonesia
B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1.
Untuk mendapatkan data kecelakaan kerja tidak dilakukan pengamatan sendiri oleh peneliti melainkan hanya mengacu pada data absensi karyawan yang telah disusun oleh bagian safety.
2.
Terdapat beberapa faktor pengganggu yang tidak dapat dikendalikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Hasil uji statistik paired sample t-test menunjukkan bahwa nilai p = 0,005 maka dikatakan sangat signifikan, karena p<0,01. Berarti dari hasil penelitian menunjukkan ada Hubungan Implementasi Inspeksi K3 Terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
B. Saran 1. Perusahan-perusahaan yang belum mengimplementasikan inspeksi K3 diharuskan untuk mengimplementasaikan inspeksi K3 karena terlihat bahwa implementasai inspeksi K3 ini dapat menurunkan angka kecelakaan kerja. 2. PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar untuk segera melakukan inspeksi K3 apabila nantinya dilakukan pengembanganpengembangan tempat kerja, alat kerja, maupun proses kerja yang baru.
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Daftar Pustaka Anggaraini R. 2010. Penerapan inspeksi K3 sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT. Ecco Indonesia. Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu.
ANTAM, 2009. Identifikasi dan Pengendalian Bahaya. Bogor: PT. ANTAM Tbk. UPBE Pongkor, Bogor. Budiono S. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Undip Press Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2007. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan kesehatan Kerja Gery. 2008. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Keselamatan da Kesehatan Kerja. Jakarta : Depkes R1. Hastono. 2001. Analisis Data, Jakarta : FKM UI. Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Santosa. 2003. Keterampilan Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Semarang : UNNES Standar Nasional Indonesia. 2001. Metode Penghitungan Tingkat Kekerapan dan Keparahan Kecelakaan Kerja Ramli S. 2009 . Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Ridley J. 2003. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Erlangga Ridley J. 2006. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Erlangga Riwidikdo. 2008. Statistik Kessehatan . Jogjakarta : Mitra Cendikia Press Rudi S. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PPM Suma’mur. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung. Sumardiyono. 2010. Buku Ajar Biostatistik. Surakarta : Sebelas Maret University Perss. Suraji. 2000. Penerapan Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Semarang : Undip Perss Tarwaka. 2008. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan press Widajati M. 2010. Penerapan Ispeksi K3 Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja. http://adln.fkm.unair.ac.id/gdl.php?mod=browse&node=36 (25 Maret 2012)
commit to user