HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN USIA PRODUKTIF DENGAN CACAT FISIK DI PUSAT REHABILITASI PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun oleh : FITRIA JUMIATI 070201074
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2011 i
HALAMAN PENGESAHAN THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND SOCIAL ABILITY OF PRODUCTIVE AGE CLIENT WITH PHYSICAL DISABILITIES IN REHABILITATION CENTER PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN USIA PRODUKTIF DENGAN CACAT FISIK DI PUSAT REHABILITASI PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: FITRIA JUMIATI 070201074
Telah Disetujui Pada tanggal : 11 Mei 2011
Pembimbing
Ibrahim Rahmat S.Kp., S.Pd., M.Kes
ii
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN USIA PRODUKTIF DENGAN CACAT FISIK DI PUSAT REHABILITASI PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA1 Fitria Jumiati 2, Ibrahim Rahmat3 INTISARI Latar Belakang: Masalah kecacatan dirasakan semakin berat jika terkait dengan masalah sosial lainnya seperti pekerjaan, pendidikan, dan pergaulan sehari-hari. Kondisi seperti ini menyebabkan hak penyandang cacat untuk berkembang dan berkreasi tidak dapat terpenuhi, hal ini tentunya sangat berpengaruh dalam kemampuan bersosialisasi pada penyandang cacat terhadap masyarakat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemampuan sosialisasi pada klien usia produktif dengan cacat fisik di Panti Pusat Rehabilitasi Pundong Bantul Yogyakarta. Metode Penelitian: Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari – Maret 2011, dengan desain penelitian deskriptif korelasi dan pendekatan waktu cross sectional. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sejumlah 30 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi tata jenjang Spearman. Hasil: Analisa hubungan dukungan keluarga dengan kemampuan sosialisasi sebagian besar menunjukan 20 responden (66,7%) mempunyai dukungan keluarga dengan kategori cukup. Sedangkan responden yang mempunyai kemampuan sosialisasi cukup sebanyak 23 responden (76,7%). Hasil korelasi antar variabel yaitu r = 0,523 dengan taraf signifikansi 0,003 (<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang cukup kuat antara dukungan keluarga dengan kemampuan sosialisasi pada klien usia produktif dengan cacat fisik di Pusat Rehabilitasi Pundong Bantul Yogyakarta. Disarankan pada keluarga hendaknya tetap memberikan dukungan kepada klien usia produktif dengan cacat fisik yang berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi, dan dukungan instrumental. Kata Kunci
: Dukungan keluarga, Kemampuan sosialisasi pada klien usia produktif dengan cacat fisik Daftar Pustaka : 15 Buku (2000-2009), 1 jurnal, 9 website 1
Judul Skripsi Mahasiswa Sarjana Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen PSIK-FK UGM Yogyakarta 2
iii
THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND SOCIAL ABILITY ON PRODUCTIVE AGE CLIENTS WITH PHYSICAL DISABILITIES IN REHABILITATION CENTER PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA1 Fitria Jumiati2, Ibrahim Rahmat3 ABSTRACT Background: The disability problem is sensed far much heavier if it is associated with other social problems such as job, education, and daily interaction. This condition causes the rights of the people with disabilities to develop and be creative are not fulfilled. This is really influential in the ability of sociable interaction on the people with disabilities in the community. Objective: This research was aimed at identifying the correlation between family support and social ability on productive age clients with physical disabilities in rehabilitation center Pundong Bantul Yogyakarta. Research Methodology: The data collection was done in February – march 2011, with the research design of descriptive correlation and using the cross sectional time approach. The samples were taken using by purposive sampling method with 30 respondents. The data analysis technique applied the spearman correlation. Result: The analysis of the correlation between family support and social ability showed 20 respondents (66,7%) had the family support with ‘enough’ category. While the respondents who had enough social ability were 23 respondents (76,7%). The result of the correlation between the variables was r=0,523 with significance level of 0,003 (<0,05). Conclusion: There is a significant correlation between family support and social ability on productive age clients with physical disabilities in rehabilitation center Pundong Bantul Yogyakarta. It is suggested to the family to provide support to the productive age clients with physical disabilities in the form of emotional, reward, information, and instrumental supports. Keyword : Family Support, Social Ability on Productive Age Clients with Physical Disabilities Reference : 15 Books (2000-2009), 1 Journal, 9 Website 1
The title of the thesis The student of nursing study program STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 1 The lecturer of nursing study program – medical faculty Gadjah Mada University Yogyakarta 1
iv
LATAR BELAKANG Permasalahan sosial
mempengaruhi yang
kemampuan sosialisasi sekitar 70%
sulit untuk diperkirakan secara tepat akibatnya seperti
adalah gempa
bencana bumi,
terhadap
(Pusdatin Kesos, Depsos 2006).
alam
Masalah
tsunami,
kecacatan
juga
dirasakan semakin berat jika terkait
gunung meletus, dan bencana sosial
dengan
seperti kerusuhan dan konflik sosial.
seperti pekerjaan, pendidikan, dan
Wilayah Indonesia secara geografis
pergaulan
di daerah rawan bencana alam seperti
seperti
gempa
letusan
penyandang cacat untuk berkembang
gunung berapi, banjir, kekeringan,
dan berkreasi tidak dapat terpenuhi,
(Keputusan
hal ini tentunya sangat berpengaruh
bumi,
tsunami,
Walikota
Yogyakarta
Nomor 669 tahun 2007).
dalam
Angka penyandang cacat di seluruh
Nasional
2.364.000
orang
sosial
lainnya
sehari-hari. ini
Kondisi
menyebabkan
kemampuan
hak
bersosialisasi
pada penyandang cacat terhadap
berjumlah
yang
masalah
masyarakat.
menjadi
Kemampuan
bersosialisasi
yaitu
perolehan
penyandang cacat, hasil pendataan
kemampuan berperilaku yang sesuai
Pusdatin Kesos Depsos 2007 di
dengan tuntutan sosial yang mampu
provinsi DKI Jakarta, Jateng, Jatim,
bermasyarakat
DIY,
bersosialisasi pada setiap lingkungan
dan
Banten
7.479,67
serta
dapat
penyandang cacat. Pada tahun 2004
seseorang
jumlah penyandang cacat di DIY
menghasilkan sesuatu yang dapat
17.272 orang setelah terjadi gempa
bermanfaat bagi kita dan orang
bumi pada 2006 meningkat 24.225
disekitar kita (Mahabatullah 2009).
orang, dan Daerah Bantul 9.704
berada
dan
Kemampuan
dapat
sosialisasi
orang penyandang cacat, jumlah
tentunya bisa diraih oleh penyandang
penyandang cacat yang berada di
cacat,
panti pusat rehabilitasi pundong
kemampuan sosialisasi itu harus ada
hanya 85 orang, setelah mengalami
faktor pendukung yaitu dukungan
gempa
mengakibatkan
keluarga, karena keluarga adalah
sejumlah orang menjadi cacat dan
tempat terjadinya Proses perubahan
yang
1
namun
untuk
meraih
dan perkembangan individu untuk
sosialisasi pada klien usia produktif
menghasilkan interaksi sosial dan
dengan cacat fisik.
belajar berperan (Abdullah, M. W. 2006). yang
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan
dilakukan pada tanggal 3 Desember
jenis penelitian kuantitatif dengan
2010
desain
Studi
pendahuluan
oleh
peneliti
Rehabilitasi Yogyakarta, jumlah
di
Pundong menurut
penyandang
Pusat
deskriptif
korelasional yang bertujuan untuk
Bantul
mengetahui
narasumber cacat
penelitian
dukungan
yang
hubungan keluarga
antara dengan
berada di Pusat rehabilitasi Pundong
kemampuan sosialisasi pada klien
ada 85 orang dengan rata-rata usia
usia produktif dengan cacat fisik.
produktif. Ibu-ibu yang berada di
Dengan menggunakaan waktu cross
kantor
juga
sectional, yaitu pengambilan data
mengatakan masalah yang dihadapi
yang dilakukan dalam waktu yang
oleh
bersamaan (Arikunto, S 2002).
pusat
rehabiltasi
penyandang
cacat
bahwa,
keinginan penyandang cacat setelah
Bentuk kuesioner dukungan
latihan di sore hari sebenarnya
keluarga yang digunakan berupa
penyandang cacat ingin pulang dan
pertanyaan dengan pilihan tertutup
tinggal bersama keluarga, namun
dimana responden hanya memberi
penyandang cacat diwajibkan untuk
chek klist (√) pada kolom yang
menginap supaya pelatihan berjalan
tersedia berjumlah 20 pertanyaan.
lebih komprehensif. dan juga bisa
Bentuk kuesioner yang kedua berupa
lebih
pernyataan
kemampuan sosialisasi
terganggu urusan rumah. (Prihtiyani,
berjumlah
20
E. 2009).
diobservasi oleh peneliti dan dibantu
konsentrasi
karena
tidak
pernyataan
dan
oleh asisten.
Dari hasil studi pendahuluan di atas peneliti tertarik untuk meneliti
Uji validitas menggunakan
tentang hubungan antara dukungan
rumus korelasi Product Moment
keluarga
Pearson, Parameter dari hasil uji rxy
dengan
kemampuan
adalah besarnya koefisien korelasi 2
pearson product-moment, antara 0,0
observasi yang dilakukan. Untuk
sampai
bila
menentukan
besarnya rxy hitung lebih besar dari
pengamatan
rxy
korelasi
pengetesan reliabilitas pengamatan
cara
dengan rumus dr. H.J.X Fernandes
ukur
yang sudah dimodifikasi. seorang
dengan jumlah keseluruhan item alat
asisten penelitian dikatakan layak
ukur yang ada. Berdasarkan hasil uji
mendampingi peneliti apabila nilai
validitas didapatkan nilai rxy hitung
koefisien kesepakatannya ≥
untuk semua item pertanyaan lebih
Hasil uji Kappa yang dilakukan
besar dari rxy tabel, dengan demikian
adalah jumlah kode yang sama untuk
semua item pertanyaan dikatakan
obyek yang sama pada semua item
valid.(Arikunto, 2002).
pengamatan, sehingga perhitungan
1,
tabel
dikatakan (0,361).
dilakukan
valid
Uji
dengan
mengkorelasikan
Uji
item
alat
reliabilitas
toleransi
perbedaan
digunakan
teknik
0,7.
dengan
reliabilitas secara manual didapatkan
menggunakan rumus alpha cronbach
hasil KK = 0,75 baik pada asisten
diperoleh nilai apabila sesuai dengan
peneliti I maupun dengan asisten
standar
peneliti II, berarti asisten penelitian
reliabel
yaitu
apabila
koefisien reliabilitasnya lebih besar
dikatakan
dari koefisen pembanding (0,75)
peneliti sebagai observer.
layak
mendampingi
(Handoko, 2007). Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk item dukungan keluarga
didapatkan
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN 1. Gambaran umum
koefisien
reliabilitas sebesar 0,91 yang lebih besar
dari
koefisen
pembanding
DAN
Penelitian
ini
(0,75), sehingga dapat disimpulkan
dilaksanakan
bahwa instrumen dinyatakan reliabel.
Rehabilitasi Terpadu Penyandang
Sedangkan
uji
reliabilitas
Cacat
yang
di
Pusat
beralamatkan
di
observasi pada daftar sosialisasi,
Piring,
peneliti melakukan latihan bersama
Bantul. Panti ini adalah salah
dengan
untuk
satu
dalam
berada di Bantul dan sebagai
asisten
menyamakan
observer persepsi
3
Srihardono, pusat
Pundong,
rehabilitasi
yang
salah satu Unit Pelaksana Teknis pada Daerah
Dinas
Sosial
Istimewa
Propinsi
Yogyakarta.
Jumlah pegawai yang bekerja di instansi ini sebanyak 72 orang pegawai dengan fasilitas kamar sebanyak 24 kamar untuk lantai atas sedangkan lantai bawah sebanyak 24 kamar.30 orang responden
yang
diteliti,
responden yang tidak diteliti atau yang gugur dengan alasan yaitu,
2. Umur 18‐26 tahun 27‐35 tahun 36‐44 tahun Jumlah
14 8 8 30
46,6 26,7 26,7 100,0
3. Pendidikan SD SLTP SLTA D1 S1 Jumlah 4. Agama Islam Katholik Kristen Jumlah
6 13 8 1 2 30 27 3 1 30
20,0 43,3 26,7 3,3 6,7 100,0 90,0 6,7 3,3 100,0
Umur kurang dari 12 tahun,
Berdasarkan karakteristik
Responden tidak memungkinkan
responden
untuk menjadi responden pada
kelamin pada Pusat Rehabilitasi
penelitian ini dikarenakan sakit
Pundong
Bantul
jenis
mayoritas
adalah laki-laki sebanyak 16
2. Karakteristik responden
orang
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, didapatkan karakteristik responden meliputi :
(53,3%).
Berdasarkan
umur, rentang umur antara 18-26 tahun terdiri dari 14 orang (46,6%), umur antara 27-35 tahun sebanyak 8 orang (26,7%)
Tabel 1 : Karakteristik Responden. No Karakteristik Frekuen Responden si (Orang) 1. Jenis Kelamin 16 Laki‐laki 14 Perempuan 30 Jumlah
berdasarkan
dan umur antara 36-44 tahun
Persentase (%)
sebanyak 8 orang (26,7%).
pendidikan, didapatkan sebagian
53,3 46,7 100,0
Berdasarkan
tingkat
besar responden tamat SLTP sebanyak 13 orang (43,3%). Responden yang berpendidikan SLTA
sebanyak
8
orang
(26,7%), SD sebanyak 6 orang 4
(20,0%), S1 sebanyak 2 orang
meliputi
dukungan
(6,7%), dan D1 sebanyak 1
emosional,
dukungan
orang (3,3%).
penghargaan,
dukungan
informasi
dukungan
Berdasarkan sebagian
besar
agama,
instrumental.
responden
beragama Islam sebanyak 27 orang
(90,0%),
responden Katholik
b. Analisa data berdasarkan kategori kemampuan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 2 :
sedangkan
yang
beragama
sebanyak
3
orang
Cumulative FrequencyPercentValid Percen Percent Valid Kurang 3 10,0 10,0 10,0 Cukup 23 76,7 76,7 86,7 Baik 4 13,3 13,3 100,0 Total 30 100,0 100,0
(6,7%), dan yang beragama Kristen
sebanyak
1
orang
(3,3%).
3. Hasil
Gambar
kemampuan responden yaitu
cukup
sebanyak
20
(66,7%).
Dukungan
besar
disusul
23
orang dengan
kategori baik sebanyak 4 orang (13,3%), dan kategori kurang sebanyak 3 orang (10,0%).
yaitu
responden ini 5
sebagian
sebanyak
(76,7%),
sebagian besar klien usia
berkategori
sosialisasi
berada dalam kategori cukup
di atas, menunjukkan bahwa
keluarga
gambar
2 didapatkan hasil bahwa
Gambar 1. kategori dukungan keluarga Berdasarkan gambar 1
dukungan
Kategori
Berdasarkan
umulativ requenc Percentlid PercePercent Vali Kura 4 13,3 13,3 13,3 Cuku 20 66,7 66,7 80,0 Baik 6 20,0 20,0 100,0 Total 30 100,0 100,0
mendapatkan
2.
kemampuan sosialisasi
a. Analisa data berdasarkan kategori dukungan keluarga dapat dilihat pada Gambar 1 :
produktif
dan
c. Hasil Uji Korelasi Dukungan Keluarga dengan Kemampuan Sosialisasi Klien Usia Produktif dengan Cacat Fisik di Pusat pada Tabel 2.
4. Pembahasan a. Dukungan Keluarga Hasil menunjukkan orang
Kemampuan Sosialisasi Dukung an Keluarg a
penelitian bahwa
responden
20
(66,7%)
mendapatkan
dukungan
keluarga
6
Jumlah Baik
Cukup
Kurang
p
Rho
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Baik
1
3,3
2
6,7
0
0
3
10,0
Cukup
2
6,7
17
56,7
0
0
19
63,3
0,003
0,523
Kurang
1
3,3
2
6,7
5
16,7
8
26,7
responden
responden
(13,3%)
mendapatkan
klien usia produktif dengan cacat fisik yang memiliki
dukungan
keluarga
kurang.
Hal
berarti
sebagian
ini
besar
responden telah mendapatkan
dukungan keluarga cukup dan
dukungan
kemampuan sosialisasi cukup
kategori
sebanyak 17 orang (56,7%).
keluarga cukup.
dalam
Hal
ini
didukung oleh umur klien
Hasil uji korelasi Spearman’s
usia produktif dengan cacat
Rho antara dukunga keluarga
fisik yang sebagian besar
kemampuan
berumur antara 18-26 tahun
sosialisasi pada klien usia
sebanyak
produktif dengan cacat fisik
14
responden
Menurut
Purnawan
(46,6%).
di Pusat Rehabilitasi Pundong Bantul sebesar 0,523 dengan
(2008) salah satu faktor yang
signifikansi (p) sebesar 0,003.
mempengaruhi
Angka korelasi sebesar 0,523
keluarga
hubungan
adalah
dukungan tahap
perkembangan yang artinya
cukup kuat antara dukungan
dukungan dapat ditentukan
keluarga dengan kemampuan
oleh faktor usia dalam hal ini
sosialisasi. 6
dukungan
keluarga baik, dan 4 orang
diketahui bahwa mayoritas
menunjukkan
orang (20,0%)
mendapatkan
tabel 2 di atas dapat
dengan
cukup,
adalah
pertumbuhan
perkembangan,
dan
Kemampuan
dengan
sosialisasi
demikian setiap rentang usia
sebagian
(bayi-lansia)
dalam kategori cukup, hal ini
pemahaman
memiliki dan
terhadap
respon
seperti
perubahan
b. Kemampuan Sosialisasi
untuk
kemampuan berinteraksi
sesuatu
yaitu
yang
baik
untuk
seseorang
salah satunya cara mereka bersosialisasi. Kemampuan
tidak
sosialisasi
tentunya
bisa
diraih oleh penyandang cacat,
dengan atau
belajar
perkembangan
mampu secara tuntas dalam masyarakat
dapat
tempat
produktif dengan klien cacat
bersosialisasi
seseorang
baik,maka akan memberikan
dengan
hambatan sosial pada usia merasa
bahwa
memberikan lingkungan yang
tersebut
lebih diperhatiakan. Adanya
akan
2000),
keluarga. Sehingga dengan
masyarakat atau agar mereka
fisik
oleh
perkembangannya
dengan
penyesuaian sikap, kemauan
dan
diungkapkan
terdekatnya yang mengetahui
usia produktif dengan cacat ditentukan
termasuk
berdasarkan dari lingkungan
Sosialisasi pada klien fisik
besar
(Bandura cit Hardjaningrum.
kesehatan yang berbeda-beda.
namun
di
untuk
kemampuan
lingkungan tempat tinggal.
meraih
sosialisasi
itu
harus ada faktor pendukung
Karena di masyarakat tumbuh
yaitu
pemahaman bahwa pada usia produktif dengan cacat fisik adalah anggota masyarakat
dukungan
keluarga,
karena
keluarga
adalah
tempat
terjadinya
Proses
perubahan dan perkembangan
yang perlu dibelaskasihani
individu untuk menghasilkan
(Nurmayanti, H. N. 2008)
interaksi sosial dan belajar 7
responden
berperan (Abdullah, M. W.
Bantul.
Nilai
2006).
Rho
sebesar
Spearman’s 0,523
menunjukkan keeratan
c. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemampuan Sosialisasi
kemampuan sosialisasi klien usia produktif dengan cacat fisik di Pusat Rehabilitasi
diperoleh koefisien korelasi
Pundong Bantul adalah cukup
sebesar 0,523 dengan p =
kuat.
oleh
karena
nilai
Hasil penelitian ini
signifikansi lebih kecil dari
didukung
0,05 maka hipotesis dalam
Puspita
penelitian
diterima.
“Hubungan antara dukungan
Sehingga dapat disimpulkan
sosial pada anak Retardasi
bahwa ada hubungan antara
mental dengan kemampuan
dukungan keluarga dengan
sosialisasi di SLB Bhakti
kemampuan sosialisasi klien
Kencana
usia produktif dengan cacat
Sleman,
fisik di Pusat Rehabilitasi
Penelitian ini menggunakan
Pundong Bantul.
metode
ini
Nilai korelasi
koefisien
Spearman’s
oleh
penelitian
(2000)
tentang
Krikilan
Berbah,
Yogyakarta”. penelitian
potong
lintang (cross sectional) non
Rho
eksperimental,
metode
sebesar 0,523 menunjukkan
analitik
bahwa semakin tinggi tingkat
pendekatan
dukungan
keluarga
maka
Subyek penelitian ini adalah
semakin
tinggi
tingkat
anak-anak yang berada di
kemampuan sosialisasi yang
SLB
dicapai
Krikilan
oleh
klien
usia
korelasi
dan
kuantitatif.
Bhakti Berbah
Kencana yang
produktif dengan cacat fisik
berjumlah 60 orang. Metode
di Pusat Rehabilitasi Pundong
pengumpulan 8
antara
Rho
0,003,
Spearman’s
hubungan
dukungan keluarga dengan
Berdasarkan hasil uji
korelasi
tingkat
data
dengan
menggunakan
kuesioner
produktif dengan cacat fisik di Pusat
dukungan sosial yang disusun
Rehabilitasi
berdasarkan teori House dan
termasuk
melakukan
observasi
cukup.Terdapat
kemampuan
sosialisasi
cukup kuat antara dukungan keluarga
menggunakan
dengan kemampuan sosialisasi pada
pedoman tes Vinerland Social
klien usia produktif dengan cacat
Maturity Scale (VSMS). Dan
fisik di Pusat Rehabilitasi Pundong
hasil yang didapatkan yaitu
Bantul Yogyakarta.
dengan
Pundong
Bantul
dalam
kategori
hubungan
yang
adanya hubungan yang cukup kuat antara dukungan sosial terhadap
SARAN
kemampuan
Berdasarkan hasil kesimpulan
sosialisasi pada anak retardasi
diatas,
mental.
maka
dapat
disampaikan
beberapa saran sebagai berikut : Karyawan
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang
di
Pusat
Rehabilitasi
Pundong
Bantul
Yogyakarta
diharapkan
tetap
rehabilitasi
memberikan dukungan emosional
pundong bantul Yogyakarta, dapat
kepada mereka semua yang tinggal
disimpulkan :
di
dilakukan
di
pusat
asrama
melalui
transfer
pengetahuan dan komunikasi terbuka
Bentuk dukungan keluarga yang diterima oleh mayoritas klien
dengan
usia produktif dengan cacat fisik di
komunikasi
Pusat Rehabilitasi Pundong Bantul
mendengarkan setiap keluhan yang
yaitu dukungan emosional kategori
mereka
cukup,
meningkatkan
dukungan
penghargaan
cukup,
dan
terapeutik
dengan
utarakan konsep
Diharapkan
dukungan
instrumental kategori cukup.Tingkat
Rehabilitasi
kemampuan sosialisasi klien usia
Yogyakarta 9
mengembangkan
untuk diri
yang
positif.
kategori cukup, dukungan informasi kategori
lebih
pihak
Pundong lebih
Pusat Bantul
meningkatkan
pelayanan pendidikan, fasilitas untuk
bersemangat
latihan
kehidupan dengan terus bekerja dan
ketrampilan
fisik
dan
meningkatkan bimbingan dan latihan
dalam
menjalani
berkarya sesuai dengan kemampuan.
kerja, melalui program pembinaan
Institusi
hendaknya
selalu
bimbingan belajar kelompok kecil,
memberikan
membuat kerajinan tangan yang
penyediaan sarana dan prasarana
bervariasi,
dan
pendukung bagi klien usia produktif
ketrampilan musik, sehingga mereka
dengan cacat fisik dalam menambah
lebih mandiri dalam bekerja dan
ketrampilannya.
membina
vokal
merasa dihargai di lingkungannya. Peneliti
Lain
Subyek
penelitian dan jangkauan populasi perlu diperluas agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan, Kuesioner perlu dikembangkan lagi karena hanya dimofikasi dari penelitian sebelumnya., Perlu penelitian lebih mendalam
dengan
wawancara
menggunakan
mendalam
selain
kuesioner dan observasi sehingga lebih
mendapatkan
data
yang
lengkap dan akurat. Keluarga
hendaknya
tetap
memberikan dukungan kepada klien usia produktif dengan cacat fisik yang
berupa
emosional,dukungan
dukungan penghargaan,
dukungan informasi, dan dukungan instrumental. Klien usia produktif dengan cacat
fisik
hendaknya
selalu 10
dukungan
berupa
Prihtiyani, E. 2009 .Pundong Mulai di Fungsikan. http//www.regional compas.com. Akses 26 Oktober 2010.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. W. 2006. Sosiologi untuk SMP dan MTs, Jakarta. PT Grasindo Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional . Edisi ke-2. Jakarta : Salemba Medika.
Mahabatullah. 2009. Pengertian Kemampuan Bersosialisasi
Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 669 Tahun (2007) Tentang Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana Kota Yogyakarta Tahun 20072011. http://www.jogjakarta.go.id/ap p//modules/banner/images/rad _bencana.pdf Tanggal akses 22 oktober 2010.
http://mickeydza90.blogspot.com (Diperoleh tanggal 14 Oktober
2010) Pusdatin Kesos, Depsos. 2006. http//www.angka penyandang cacat seluruh nasional.com
11