Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERHASILAN USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (Suatu Kasus di Kelompok Tani Sri Murni Desa Bojongkantong Kecamatan Langensari Kota Banjar)
THE CORRELATION BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH SUCCESSFUL ETAWAH GOAT BUSINESS (A case in Tani Sri Murni Group Village Bojongkantong Cooperative Langensari Banjar) Ajeng Fitri Anisi ¹, Unang Yunasaf ², dan Sugeng Winaryanto ² Universitas Padjadjaran ¹ Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015 ² Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian mengenai “Hubungan Dinamika Kelompok dengan Keberhasilan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawah (Suatu Kasus di Kelompok Tani Sri Murni Desa Bojongkantong Kecamatan Langensari Kota Banjar)” telah dilakukan pada tanggal 5 April 2015 sampai dengan 24 April 2015. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tingkat kedinamisan kelompok, tingkat keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah, dan mempelajari hubungan antara dinamika kelompok dengan keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah di Kelompok Tani Sri Murni. Penelitian ini menggunakan metode survei dan responden sebanyak 18 anggota Kelompok Tani Sri Murni. Uji kerataan menggunakan kolerasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat dinamika kelompok (dengan indikator tujuan kelompok, fungsi tugas kelompok, struktur kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok, dan efektivitas kelompok) berada pada kategori rendah. Tingkat keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah berada pada kategori rendah. Hubungan antara dinamika kelompok dengan keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah memiliki hubungan positif cukup berarti ( ). Kata Kunci: dinamika kelompok, keberhasilan usaha ternak kambing peranakan etawah Abstract The research about “The Correlation Between Group Dynamics with Successful Etawah Goat Business (A case in Tani Sri Murni Group Village Bojongkantong Cooperative Langensari Banjar)” has done from to April 2015. The purposes of this research is to learn the level of group dynamics, the level of successful Etawah goat business, and learn about correlation group dynamics with successful Etawah goat business in Tani Sri Murni Group. The research used the survey method and respondent are 18 members of Tani Sri Murni Group. The data were analyzed with correlation rank Spearman. The result showed that group dynamics (with the component goal of group, task and function of group, group structure, group cohesiveness, group environment, and group effectiveness) is in low categorized. Successful Etawah goat business is in low categorized. Correlation coefficient between group dynamics with successful Etawah goat business has enough positive correlation ( ). Key words: group dynamics, successful etawah goat business Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
1
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
ternak kambing Peranakan Etawah yang
Pendahuluan Ternak kambing merupakan salah
sudah berjalan lebih dari 11 tahun yaitu
satu jenis ternak ruminansia yang cukup
Kelompok Tani Sri Murni yang terdapat di
digemari masyarakat, namun skala usahanya
Kota Banjar Jawa Barat. Kelompok ternak
masih bersifat usaha kecil-kecilan di mana
ini
sistem
Kecamatan Langensari, berdiri pada tahun
pemeliharaan
biakannya
masih
Pemeliharaan
dan
perkembang-
secara
kambing
pada
tradisional. umumnya
berlokasi
di
Desa
Bojongkantong
2003. Awal mula berdirinya, kelompok ini
sebagai usaha sambilan bagi masyarakat
memiliki
peternak, meskipun ada juga yang men-
Peranakan Etawah sejumlah 64 ekor yang
jadikan sebagai mata pencaharian pokok
merupakan hibah dari pemerintah. Sebanyak
(Garantjang, 2004).
60 ekor betina dipegang oleh 20 orang
Jenis
ternak
kambing
populasi
ternak
kambing
dapat
anggota kelompok sedangkan 4 ekor jantan
yaitu
dipegang oleh pengurus. Produksi susu yang
kambing pedaging, kambing perah, dan
dihasilkan pada awal usaha mencapai kurang
kambing dwiguna. Kambing Peranakan
lebih 7 liter/hari dari 27 ekor yang ber-
Etawah (PE) merupakan kambing tipe
produksi
dwiguna yang dapat dimanfaatkan daging
liter/ekor/hari. Pada tahun 2005 sampai
maupun susunya. Kambing PE merupakan
2007, terjadi peningkatan produksi dan
persilangan antara kambing Etawah dari
populasi kambing Peranakan Etawah yaitu
India dengan kambing Kacang (lokal). Di
produksi dapat mencapai 270 liter/hari dari
Indonesia, ternak kambing PE telah mulai
402 ekor dengan rata-rata 0,9 liter/ekor/hari
dimanfaatkan sebagai kambing penghasil
dari yang berproduksi 300 ekor. Pada tahun
susu, karena manfaat yang terdapat pada
inilah merupakan suatu keberhasilan yang
susu kambing.
pernah dicapai oleh Kelompok Tani Sri
dibedakan berdasarkan fungsinya,
dengan
rata-rata
0,259
Salah satu upaya pengembangan
Murni. Namun terjadi penurunan produksi
usaha ternak kambing Peranakan Etawah
dan populasi kambing Peranakan Etawah
adalah dengan membentuk suatu kelompok
pada tahun 2014, yaitu berpopulasi 53 ekor
ternak, dimana dengan berkelompok segala
dengan rata-rata produksi susu sebesar 0,55
permasalahan dan tujuan yang akan dicapai
liter/ekor/hari dari 9 ekor yang berproduksi.
dapat lebih baik lagi. Salah satu kelompok Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
2
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
Keberhasilan dan kemunduran usaha,
Penentuan responden dalam penelitian ini
dapat dilihat dari kelompok tersebut dinamis
dilakukan secara sensus terhadap 18 anggota
atau tidak. Menurut Mardikanto (Andarwati,
Kelompok Tani Sri Murni dari 20 anggota
dkk., 2012), keberhasilan suatu kelompok
yang
pada hakikatnya terletak pada dinamika
kambing Peranakan Etawah pada awal usaha
kelompok. Dinamika kelompok merupakan
tahun 2003.
telah
menerima
bantuan
ternak
kekuatan yang terdapat di dalam kelompok
Data primer diperoleh dari responden
yang mempengaruhi anggota dan kelompok
dengan teknik wawancara yang berpedoman
dalam
ke-
kepada kuesioner yang telah disusun. Data
dinamisan suatu kelompok dapat ditinjau
sekunder diperoleh dari data seperti catatan
dari kekuatan kelompok.
dan dokumen yang berasal dari Kelompok
mencapai
Kekuatan
tujuan.
Sehinga
kelompok
terdiri
dari
Tani Sri Murni.
kejelasan tujuan, kejelasan struktur sehingga
Pengukuran yang dilakukan terhadap
adanya kesesuaian kedudukan dan peran
variabel bebas (dinamika kelompok) dan
seorang anggota, terlaksananya fungsi tugas
variable terikat (keberhasilan usaha ternak)
kelompok, terciptanya suasana kelompok
yaitu dengan skala ordinal. Analisis yang
yang dapat menimbulkan keharmonisan
digunakan
antar anggota, dan keefektifitas kelompok
antara variabel bebas dan variable terikat
dalam mencapai tujuan kelompok.
yaitu dengan menggunakan analisis kolerasi
Karena itu dengan adanya kekuatankekuatan
kelompok
tersebut,
kelompok, sehingga tujuan kelompok yaitu
tercapai. Keberhasilan suatu usaha dapat terpenuhinya
hubungan
Rank Spearman. Hasil dan Pembahasan Keadaan Umum Daerah Penelitian Kelompok Tani Sri Murni terletak di
keberhasilan usaha yang diharapkan dapat
dari
mengetahui
suatu
kelompok dapat menciptakan kedinamisan
ditinjau
untuk
kebutuhan
Dusun Bojongsari RT 2 RW 4 Desa Bojongkantong Kecamatan Langensari Kota Banjar
material dan kebutuhan sosial.
Provinsi
Jawa
Barat.
Desa
Bojongkantong berada di ketinggian 24 meter di atas permukaan laut dengan rata-
Objek dan Metode Penelitian dilakukan di Kelompok
rata suhu 25 sampai 28°C. Batas wilayah
Tani Sri Murni. Metode yang digunakan
Desa Bojongkantong yaitu sebelah Utara
dalam
berbatasan dengan Desa Sinar Tanjung.
penelitian
ini
adalah
survei.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
3
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Penduduk dengan mata pencaharian sebagai
Kujangsari.
berbatasan
petani sebesar 44,86%, sebagai buruh tani
dengan Desa Mulyasari. Sebelah Timur ber-
sebesar 36,01%, dan sebagai pemilik usaha
batasan dengan Desa Rejasari.
tani sebesar 18,11%. Dibandingkan dengan
Sebelah
Barat
Desa Bojongkantong memiliki luas
sektor pertanian, penduduk yang bermata
298,437 Ha, dengan rincian luas wilayah
pencaharian di sektor peternakan, per-
pertanian
wilayah
sentasinya tidak mencapai 2%, yaitu mata
perkebunan sebesar 30,62 Ha dan lainnya
pencaharian sebagai buruh usaha ternak
sebesar
sebesar 0,71% dan sebagai pemilik usaha
sebesar
130,137
136,68
Ha
Ha,
(Data
Kelurahan
Bojongkantong, 2014). Desa
ternak sebesar 0,31%.
Bojongkantong
memiliki
jumlah penduduk sebanyak 9567 orang, terdiri dari 4533 orang laki-laki dan 5034 orang perempuan. Jika jumlah penduduk dikelompokkan berdasarkan umur, maka kelompok dengan umur 13 – 29 tahun berjumlah 6695 orang (69,98%), kelompok
Kelompok Tani Sri Murni Kelompok Tani Sri Murni berlokasi di Desa Bojongsari RT 2 RW 4 Kelurahan Bojongkantong Kecamatan Langensari Kota Banjar Provinsi Jawa Barat. Kelompok Tani Sri Murni terbentuk pada tanggal 27 Mei
dengan umur 0 – 12 tahun berjumlah 1967
1997 yang diprakarsai oleh Sarkosi dan Uli.
orang (20,56%), dan kelompok umur 30 – 75
Awal mula kegiatan usaha ternak kambing Peranakan Etawah oleh Kelompok Tani Sri
tahun berjumlah 905 orang (9,46%). Hampir
setengah
dari
jumlah
penduduk di Desa Bojongkantong yaitu sebesar
43,16%
merupakan
penduduk
dengan tingkat pendidikan tidak tamat SMA, selain itu penduduk di Desa Bojongkantong kedua terbesar hanya mengenyam tingkat
Besarnya luas wilayah pertanian yaitu sebesar 136,68 Ha, didukung dengan besar
penduduk
menerima
ternak
kambing
Peranakan
Etawah berjumlah 64 ekor yang merupakan hibah dari pemerintah yang berasal dari sumber kambing Peranakan Etawah di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Tahun 2003-2010,
pendidikan SD (25,68%).
sebagian
Murni dimulai dari tahun 2003, dengan
di
Desa
Bojongkantong bekerja di sektor pertanian.
kambing Peranakan Etawah tersebut diternakan di kandang yang sama. Selama
menjalani
usaha
ternak
kambing Peranakan Etawah dari tahun 2003 sampai sekarang, Kelompok Tani Sri Murni
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
4
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
mengalami masa kejayaan dan masa ke-
Tingkat pendidikan formal responden
munduran usaha. Kelompok Tani Sri Murni
sebanyak 15 orang (83,33%) yaitu ber-
saat ini diketuai oleh Pak Wahya. Pergantian
pendidikan SD, dan 3 orang (16,67%) yaitu
kepengurusan dilakukan dalam 5 tahun se-
berpendidikan SMP. Peternak yang memiliki
kali dan sudah terjadi pergantian ke-
tingkat pendidikan tinggi, akan lebih mudah
pengurusan sebanyak dua kali yaitu pada
dan cepat dalam mengatasi setiap per-
tahun 2007 dan 2011.
masalahan yang dihadapi dalam beternak.
Kegiatan utama yang dilakukan di
Tingkat pendidikan juga berpengaruh ter-
Kelompok Tani Sri Murni adalah meng-
hadap keterampilan dan kemampuan kerja
hasilkan susu kambing yang lalu ditampung
peternak (Adiwilaga dalam Budiraharjo,
di Koperasi Peternak Kambing PE Marga
2003).
Rahayu yang berlokasi berdekatan dengan
Sebagian besar sebanyak 55,56%
lokasi usaha kelompok. Selain menghasilkan
responden tingkat pengalamannya berada
dan menjual susu, Kelompok Tani Sri Murni
pada 9 – 12 tahun, selain itu 5 – 8 tahun
juga menjual pupuk organik yang berasal
sebanyak 27,78%, dan pengalaman beternak
dari limbah hasil budidaya ternak kambing
responden 0 – 4 tahun sebanyak 16,67%.
Peranakan Etawah.
Pengalaman beternak berpengaruh dalam pengambilan
Identitas Responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk usia produktif yaitu dari umur 15 – 55 tahun sebesar 61,11% dan umur 56 – 76 tahun sebesar 38,89% termasuk usia yang kurang produktif. Menurut Adiwilaga (Winaryanto,
keputusan
atas
masalah-
masalah yang sering dihadapi responden terkait
dengan
usaha
ternak
kambing
peranakan Ettawa. Menurut Budiraharjo (2003),
mengatakan
pengalaman
dalam
mengelola suatu kegiatan usaha akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan dalam mengelola usaha yang dilakukan.
dkk., 2011) kisaran umur antara 15 – 55 tahun termsuk golongan usia produktif.
Dinamika Kelompok
Menurut Soekartawi (1988), umur responden
Dinamika kelompok merupakan ke-
yang lebih tua kurang cenderung melakukan
kuatan yang terdapat di dalam kelompok
atau menerima inovasi peternakan daripada
yang mempengaruhi anggota dan kelompok
dengan responden yang berumur relatif
dalam mencapai tujuan. Pada penelitian ini
muda.
unsur-unsur dinamika kelompok yang di-
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
5
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
analisis mencakup: (1) tujuan kelompok; (2)
kelompok. Berdasarkan Tabel 1 didapatkan
struktur kelompok; (3) fungsi dan tugas
bahwa
kelompok; (4) kekompakkan kelompok; (5)
Kelompok Tani Sri Murni yaitu rendah
suasana kelompok; dan (6) efektivitas
(83,33%).
tingkat
dinamika
kelompok
di
Tabel 1. Tingkat Dinamika Kelompok di Kelompok Tani Sri Murni No.
Kelas Kategori Tinggi Sedang Rendah ….……………%…….…..…… 5,56 50,00 44,44 0,00 72,22 27,78 0,00 16,67 83,33 16,67 5,56 77,78 16,67 83,33 0,00 0,00 16,67 83,33 5,56 11,11 83,33
Uraian
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tujuan Kelompok Struktur Kelompok Fungsi dan Tugas Kelompok Kekompakan Kelompok Suasana Kelompok Keefektifitas Kelompok Dinamika Kelompok Berikut adalah penjelasan mengenai
unsur-unsur dinamika kelompok yang mem-
dan tujuan kelompok tersebut sesuai dengan tujuan pribadinya.
pengaruhi anggota dan kelompok Tani Sri Murni.
Kesesuaian tujuan kelompok dengan kesesuaian
tujuan
pribadi
responden
dikarenakan responden mengartikan tujuan Tujuan Kelompok
kelompok sama dengan tujuan pribadi
Tujuan kelompok merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh kelompok. Penilaian tujuan kelompok pada penelitian ini
diukur
dari
kejelasan
tujuan
dan
responden. Tujuan ini seperti responden dapat belajar dan mengetahui mengenai usaha ternak kambing Peranakan Etawah, dapat lebih akrab dengan anggota lainnya.
kesamaan tujuan. Tabel 1 menunjukkan bahwa tujuan kelompok dari Kelompok Tani Sri Murni sebesar 50,00% dikategorikan sedang, 44,44% dikategorikan rendah, dan 5,56% dikategorikan tinggi. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden dapat menyebutkan sebagian tujuan dari kelompok
Terdapatnya responden yang tidak dapat menyebutkan tujuan kelompok mempengaruhi
tujuan
kelompok
di
Kelompok Tani Sri Murni. Penyebabnya yaitu karena responden tersebut mengikuti kelompok hanya mengikuti anggota lain yang
masuk
kelompok Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
nilai
tanpa tersebut,
mengetahui
tujuan
sehingga
tidak 6
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
mengetahui apakah tujuan kelompok sesuai
tidak
tersampaikan
atau tidak dengan tujuan pribadinya. Tujuan
kelompok.
kesemua
anggota
kelompok yang tidak dapat di jelaskan oleh beberapa
responden,
mengakibatkan
responden tersebut tidak mengetahui maksud arah dari dibentuknya kelompok tersebut.
Fungsi dan Tugas Kelompok Fungsi dan tugas kelompok menurut Tuyuwale (Lestari, 2011) adalah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh kelompok agar kelompok dapat menjalankan fungsinya
Struktur Kelompok Struktur kelompok merupakan pola
sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.
teratur tentang bentuk tata hubungan antara
Pada Tabel 1 menunjukkan fungsi
individu-individu dalam kelompok, yang
dan tugas kelompok di Kelompok Tani Sri
sekaligus menggambarkan kedudukan dan
Murni termasuk kategori rendah. Sebagian
peran masing-masing untuk mencapai tujuan
besar responden yaitu 83,33% menilai
(Mardikanto dalam Dwijatmiko dan Isbandi,
rendah dan sebesar 16,67% menilai sedang.
2009).
Secara umum Kelompok Tani Sri Murni saat Tabel
1
menunjukkan
struktur
kelompok di Kelompok Tani Sri Murni bahwa 72,22% responden menilai sedang
ini tidak menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai kelompok. Fungsi
tugas
kelompok
sebagai
dan 27,78% responden menilai struktur
penyampai informasi, pemecahan masalah,
kelompok di Kelompok Tani Sri Murni
dan penyelenggaraan koordinasi tidak ber-
tergolong rendah. Hal ini dikarenakan
jalan seperti awal terbentuknya kelompok.
walaupun terdapat struktur pembagian tugas
Kurangnya
yang tertuang secara tertulis namun tugas
kembangan usaha ternak kambing Peranakan
tersebut tidak sesuai dengan kedudukan
Etawah karena kelompok tidak ada upaya
peran dan kekuasaan anggota kelompok.
dalam mencari informasi-informasi me-
Ketidak sesuaian tersebut seperti tugas dari
ngenai perkembangan di dunia peternakan
tiap seksi tidak dikerjakan sesuai perannya,
kambing
melainkan lebih banyak dikerjakan oleh
adakannya lagi kegiatan dan pertemuan rutin
ketua dan seketaris yang bukan merupakan
mengakibatkan permasalahan-permasalahan
tugas mereka. Sehingga ketidak sesuaian ini
anggota tidak dapat terpecahkan.
informasi
Peranakan
mengenai
Etawah,
tidak
per-
di-
mengakibatkan aliran komunikasi tidak berjalan lancar dan penyampaian informasi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
7
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
Kekompakan Kelompok
Suasana Kelompok
Kekompakan kelompok adalah rasa keterikatan
anggota
kelompoknya.
kelompok
Terdapat
dua
Suasana
kelompok
merupakan
terhadap
lingkungan fisik dan non fisik yang akan
indikator
mempengaruhi
perasaan
setiap
anggota
kekompakan kelompok dalam penelitian ini
kelompok terhadap kelompoknya. Tabel 1
diukur dari kesadaran menjadi anggota dan
menunjukkan nilai suasana kelompok di
kerjasama maupun kebersamaan.
Kelompok Tani Sri Murni sebesar 83,33%
Pada
bahwa
responden menilai sedang dan 16,67%
kekompakan kelompok di Kelompok Tani
responden menilai tinggi. Suasana kelompok
Sri
di-
yang tercipta dikarenakan hubungan antara
golongkan dalam kategori rendah, 16,67%
anngota kelompok dirasakan akrab, dimana
dikategorikan
tidak ada rasa saling mengancam dan tidak
Murni
Tabel
1
terlihat
menunjukkan
tinggi,
dan
77,78%
5,56%
di-
kategorikan sedang. Anggapan beberapa
adanya permusuhan.
anggota yang menganggap dirinya masih
Disisi lain keakraban yang dirasakan
menjadi bagian dalam kelompok, namun
kurang oleh beberapa responden saat ini, hal
kesadaran tersebut tidak sejalan dengan aksi
ini dikarenakan sebagian besar responden
anggota tidak datang ke pertemuan rutin
terdapat tidak memiliki ternak kambing lagi,
kelompok yang sudah terjadwalkan dan juga
lokasi kandang yang tidak sama lagi sejak
terdapat
menganggap
tahun 2010 membuat pemeliharaan ternak
dirinya tidak lagi menjadi bagian dalam
kambing terpisah-pisah dan jarak antar
kelompok mengakibatkan rendahnya nilai
angota
kekompakkan kelompok. Selain itu pe-
berjauhan. Jauhnya jarak antar anggota satu
meliharaan kambing Peranakan Etawah yang
dengan lainnya dan terdapat anggota yang
tidak lagi di kandang yang sama membuat
tidak memiliki ternak kambing lagi me-
pemeliharaan dilakukan di tempat yang ber-
nyebabkan sebagian anggota tidak memiliki
beda-beda, dimana jarak antara anggota satu
keinginan dan semangat untuk mengikuti
dengan yang lain berjauhan dan membuat
kegiatan rutin yang sudah dijadwalkan.
sebagian
anggota
satu
dengan
lainnya
menjadi
para anggota memilih jalannya sendirisendiri dalam menjalankan usaha.
Keefektifitas Kelompok Keefektifitas
kelompok
menurut
Mardikanto (Dwijatmiko dan Isbandi, 2009) yaitu Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
keberhasilan
kelompok
untuk 8
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
mencapai tujuan yang dapat dilihat pada
pencapaian tujuan pribadi para anggota
tercapainya
menyebabkan responden merasakan kurang-
keadaaan
atau
perubahan-
perubahan yang memuaskan anggotanya. Pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa keefektifitas
kelompok
sebesar
menilai
sedang.
capaian kelompok saat ini.
83,33%
responden menilai rendah dan 16,67% responden
nya rasa bangga dan puas terhadap pen-
Keberhasilan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawah
Efektifitas
Keberhasilan dalam usaha ternak
kelompok di Kelompok Tani Sri Murni
menurut
Reijntjes,
termasuk dalam kategori rendah, hal tersebut
terlepas
dari
dikarenakan sebagian besar responden me-
ngembangan usaha ternak dengan mem-
rasakan saat ini kelompok tidak berhasil
perhatikan
dalam mencapai tujuannya. Tujuan seperti
berkenaan dengan proses dan hasil usaha
membangun
ternak.
kerjasama
antar
anggota
kelompok dan sebagai wadah dalam menyelesaikan
permasalahan
belum
dapat
dicapai oleh kelompok. Selain itu ketidak
dkk.
(1999),
pengkajian
tujuan
Tujuan
dari
tidak
sistem
rumah
tersebut
pe-
tangga
dilihat
dari
keberhasilan usaha ternak dalam pemenuhan kebutuhan materi dan pemenuhan kebutuhan sosial.
sesuaian keberhasilan kelompok dengan Tabel 2. Tingkat Keberhasilan Usaha Ternak No.
1. 2.
Kelas Kategori Tinggi Sedang Rendah ….……………%…….…..……
Uraian Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan materi Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan sosial Keberhasilan Usaha Ternak
Tingkat Keberhasilan dalam Pemenuhan Kebutuhan Materi Keberhasilan
dalam
pemenuhan
kebutuhan materi dilihat dari produktivitas usaha. Menurut Reijntjes, dkk. (1999), produktivitas merupakan hasil per satuan
5,56
5,56
88,89
11,11
11,11
77,78
5,56
11,11
83,33
uang), waktu atau input lainnya (misalnya uang tunai, energy, air, dan unsur hara). Tingkat keberhasilan usaha dalam pemenuhan kebutuhan materi yang dapat dilihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam pemenuhan
lahan, tenaga kerja, modal (misalnya ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
9
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
kebutuhan materi tergolong rendah yaitu
keberhasilan
sebesar 88,89% dan tergolong tinggi dan
kebutuhan sosial yang dapat dilihat pada
sedang maasing-masing sebesar 5,56%. Hal
Tabel
ini
kambing
responden menilai rendah dan sebagian
Peranakan Etawah di Kelompok Tani Sri
responden menilai tinggi dan sedang dengan
Murni saat ini tidak dapat memenuhi
masing-masing persentasi sebesar 11,11%.
disebabkan
usaha
ternak
2
kebutuhan keluarga responden sehari-hari dikarenakan Etawah
ternak
hanya
kambing Peranakan
dimiliki
oleh
beberapa
usaha
dalam
menunjukkan
Pemenuhan
pemenuhan
bahwa
kebutuhan
77,78%
sosial
responden di Kelompok Tani Sri Murni dinilai
rendah,
hal
ini
dikarenakan
responden saja yaitu hanya empat orang
banyaknya anggota yang tidak lagi ikut
responden. Kepemilikan ternak kambing
berperan serta dalam kegiatan kelompok dan
Peranakan Etawah produktif tidak lebih dari
juga banyak anggota yang tidak memiliki
3 ekor dan produksi susu yang dihasilkan
ternak kambing Peranakan Etawah lagi.
juga di bawah rata-rata produksi susu
Selain itu walaupun terdapat kemudahan
Kelompok sehingga mempengaruhi pen-
akses
dapatan perhari responden.
seperti air dan hijauan untuk pakan kambing
Rendahnya pemanfaatan tenaga kerja keluarga
juga
mempengaruhi
dalam
mendapatkan
sumberdaya
tapi belum dapat dimanfaatkan oleh anggota
tingkat
Kelompok Tani Sri Murni dengan baik.
pemenuhan kebutuhan materi yang rendah
Selain itu juga dikarenakan sulitnya dalam
akibat responden banyak tidak melibatkan
menambah
seluruh anggota keluargnya dikarenakan
Peranakan Etawah akibat kurangnya modal
anak-anak mereka ada yang bekerja di luar
dan
dan tidak ikut membantu dalam mengurusi
kambing
dan melanjutkan usaha ternak kambing
keberhasilan
Peranakan Etawah.
buatan sangat kurang dibandingkan dengan
populasi
dalam
ternak
kambing
mengembangbiakan
Peranakan saat
Etawah,
dilakukan
ternak tingkat
inseminasi
kawin alami. Tingkat Keberhasilan dalam Pemenuhan Kebutuhan Sosial Keberhasilan
dalam
pemenuhan
kebutuhan sosial menurut Reijntjes, dkk. (1999),
digolongkan
menjadi
Hubungan Dinamika Kelompok dengan Keberhasilan Usaha Ternak Kambing Peranakan Etawah Berdasarkan dari hasil perhitungan
identitas,
keamanan, dan kesinambungan. Tingkat Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
dengan
menggunakan
korelasi
Rank 10
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
), hubungan antara dinamika
lancar yang diakibatkan tugas seorang ketua,
kelokpok dengan keberhasilan usaha ternak
seketaris, dan anggota lainnya, hak dan
kambing Peranakan Etawah di Kelompok
kewajiban mereka tidak sesuai dengan
Tani Sri Murni menghasilkan koefisien
perannya masing-masing walaupun terdapat
korelasi sebesar 0,499. Setelah dilakukan uji
susunan kepengurusan yang jelas. Tidak
signifikansi
berjalannya
fungsi
penyampaian
informasi, dan kurangnya
Spearman (
didapatkan
2,305, dengan
sebesar lebih besar dari
kelompok
dalam
(Tabel uji T pada Siegel,
kerjasama dan kebersamaan antar anggota
1992) pada tingkat signifikansi 0,05 yang
akibat jauhnya jarak antar anggota dan
berarti terdapat hubungan yang positif antara
pemeliharaan ternak kambing yang di-
dinamika kelompok dengan keberhasilan
lakukan sendiri-diri sehingga masing-masing
usaha ternak kambing Peranakan Etawah
anggota tidak memiliki rasa bangga dan
dan
aturan
kepuasan terhadap keberhasilan yang dicapai
Guilford, termasuk dalam kategori yang
kelompok dan pencapaian tersebut tidak
memiliki
yaitu
sesuai dengan keinginan masing-masing
.
anggota.
diinterpretasikan
hubungan
kedalam
cukup
baik
dan
Terdapatnya hubungan positif yang
Penyebab-penyebab rendahnya nilai
cukup baik antara dinamika kelompok
kedinamisan
dengan keberhasilan usaha ternak kambing
rendahnya tingkat usaha ternak kambing
Peranakan Etawah dapat diamati dari hasil
Peranakan Etawah yang dijalani saat ini. Hal
penelitian yang didapatkan di lapangan.
tersebut dapat dilihat dari tidak terpenuhinya
Rendahnya
kebutuhan
nilai
dinamika
kelompok
kelompok
sehari-hari
menyebabkan
para
anggota
(83,33%) diikuti dengan rendahnya nilai
kelompok, dikarenakan sedikitnya populasi
keberhasilan usaha ternak di Kelompok Tani
ternak kambing Peranakan Etawah. Jumlah
Sri Murni (83,33%).
populasi yang sedikit, membuat produksi kelompok
susu yang dihasilkan sebagian anggota di
dikarenakan Kelompok Tani Sri Murni
bawah rata-rata produksi susu kelompok
dalam
yang juga mempengaruhi pendapatan per
Rendahnya
mencapai
dinamika
tujuan
kelompoknya, program
hari. Selain itu terdapat anggota kelompok
kegiatan yang mengarah pada pencapaian
tidak memiliki ternak kambing Peranakan
tujuan. Pembagian tugas tidak berjalan
Etawah yang sama sekali tidak dapat
kelompok
tidak
mempunyai
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
11
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
membantu menghasilkan pendapatan dalam
2. Diharapkan adanya peningkatan ter-
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka,
hadap pengawasan dan pembinaan
inilah yang membuat rasa kurang percaya
yang
diri timbul dalam diri anggota dan anggota
Peternakan dalam kegiatan-kegiatan
tersebut tidak dapat menyesuaikan diri
di kelompok.
dengan kondisi
usaha ternak kambing
Peranakan Etawah.
dilakukan
dari
Dinas
3. Banyaknya anggota yang tidak aktif dalam
kegiatan
kelompok,
di-
harapkan adanya upaya kelompok Kesimpulan
dalam menciptakan kegiatan untuk
1. Dinamika kelompok di Kelompok Tani
membuat anggota aktif kembali.
Sri Murni tergolong dalam kategori rendah (83,33%). 2. Keberhasilan usaha ternak kambing Peranakan Etawah di Kelompok Tani Sri Murni yang dicapai tergolong dalam kategori rendah (83,33%). 3. Hubungan antara dinamika kelompok dengan
keberhasilan
kambing nunjukkan
Peranakan hubungan
berarti dengan
usaha Etawah positif
ternak mecukup
.
Saran 1. Agar kelompok menjadi kelompok yang dinamis maka kelompok diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan para anggotanya sehingga para anggotanya menjalankan tugas sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Selain itu perlu meningkatkan kerjasama antar pengurus dan anggota. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
DAFTAR PUSTAKA Andarwati, Siti., Guntoro, Budi., Haryadi, F. Trisakti., dan Sulastri, Endang. 2012. Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong Binaan Universitas Gadjah Mada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Sains Peternakan. Maret 2012. Vol 10 No 1: 39-46. Budiraharjo, K. 2003. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Petani Peternak dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Usaha Ternak Kambing di Kota Semarang. Tesis. Universitas Diponogoro. Data Kelurahan Bojongkantong. 2014. Profil Desa. Bojongkantong. Dwijatmiko, S., dan Isbandi. 2009. Kajian Dinamika Kelompok Pada Kelompok Tani Ternak Sapi Perah di Kabupaten Semarang. Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Diponogoro. Semarang. Garantjang, S. 2004. Pertumbuhan Anak Kambing Kacang pada Berbagai Umur Induk yang Dipelihara Secara Tradisional. Jurnal Sains 12
Hubungan Dinamika Kelompok dengan …………………………………………………………………….…….. Ajeng Fitri Anisi
dan Teknologi. April 2004. Vol 4 No 1: 40-45. Lestari, Mugi. 2011. Dinamika Kelompok dan Kemandirian Anggota Kelompok Tani Dalam Berusahatani di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Reijntjes, C., Haverkort, B., dan Bayer W. A. 1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius Jakarta.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI-Press. Jakarta. Winaryanto, S., dkk. 2011. Peranan Penyuluhan sebagai Agen Pembaharu dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah. Jurnal Ilmu Ternak, Juni 2011, Vol 11, No. 1,24 – 27.
13