UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET MAHASISWI DI SALAH SATU FAKULTAS DAN PROGRAM VOKASI RUMPUN SOSIAL HUMANIORA UNIVERSITAS INDONESIA
SKRIPSI
YOSEPHIN 0806334571
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM REGULER 2008 DEPOK JULI 2012
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET MAHASISWI DI SALAH SATU FAKULTAS DAN PROGRAM VOKASI RUMPUN SOSIAL HUMANIORA UNIVERSITAS INDONESIA
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
YOSEPHIN 0806334571
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM REGULER 2008 DEPOK JULI 2012
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Yosephin
NPM
: 0806334571
Tanda Tangan
:
Tanggal
:
ii
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh : Nama
: Yosephin
NPM
: 0806334571
Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul Skripsi : Hubungan Citra Tubuh Terhadap Perilaku Diet Mahasiswi di Salah Satu Fakultas dan Program Vokasi Rumpun Sosial Humaniora, Universitas Indonesia
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI Pembimbing :
(Tuti Nuraini S.Kp., M. Biomed)
Penguji 1
:
(Hening Pujasari S.Kp., M.Biomed., MANP)
Ditetapkan di : Depok Tanggal
:
Juli 2012
iii
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dewi Irawati, MA. Phd, selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. 2. Kuntarti, S.Kp., M.Biomed, selaku koordinator mata ajar Tugas Akhir dan selalu membantu mahasiswa agar melakukan yang terbaik. 3. Tuti Nuraini, S.Kp., M. Biomed, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi dalam mengarahkan dan membantu saya menyelesaikan skripsi ini. 4. Mba Ratna yang selalu siap sedia di ruang KPS untuk membantu mempersiapkan semua arsip yang dibutuhkan dan selalu luar biasa sabar menghadapi mahasiswa dengan segala tuntutannya. 5. Papa saya, Hulman Pangaribuan, yang selalu memotivasi saya untuk menjadi orang yang lebih baik, yang ingin melihat saya menjadi seseorang yang sukses, yang selalu menyayangi dan memanjakan saya dengan caranya sendiri. Mama saya, Meriana, yang setiap saat sepanjang hidup saya selalu ada disisi saya, yang paling mengerti kondisi saya, yang sangat saya sayangi. Terima kasih Papa dan Mama. 6. Ken Paramita dan Grace Intan H. Gultom S.H., sebagai sahabat luar biasa. Terima kasih untuk setiap dukungannya supaya saya segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena selalu menyediakan waktu dan tenaga saat saya membutuhkan kalian. Josh Hutabarat sebagai orang baru dalam lingkaran persahabatan kami. Terima kasih untuk semua traktirannya dan kesabarannya.
iv
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
7. Efrita Mahrami, Fitri Anggraeni, Isti Chahyani, Nadya Naviska, Nova Barasa, Putri Dwi A., dan Rina Mardiana, yang selalu bersama selama 4 tahun dan menjadi penyelamat ditengah-tengah stress perkuliahan. Terima kasih untuk semua pelajaran hidup yang kalian ajarkan dengan cara yang menyenangkan, terima kasih sudah menjadi warna dihidup saya dan membuat dunia ini tidak terlihat membosankan. Pertemanan ini harus tetap berlanjut hingga 400 tahun lagi. 8. Iren, Christal, Ei, Jule, Ethoy, Dwi, & Ipeh, selaku orang-orang yang berbaik hati mau membantu saya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak teman-teman. 9. Teman-teman FIK angkatan 2008 yang PEDULI, yang siap sedia membantu menyelesaikan masalah, yang selalu saling mendoakan dan mendukung. Terima kasih karena sudah menjadi keluarga kedua bagi saya.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 27 Juni 2012
Yosephin Peneliti
v
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Yosephin
NPM
: 0806334571
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Fakultas
: Ilmu Keperawatan
Jenis karya
: Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Hubungan Citra Tubuh Terhadap Perilaku Diet Mahasiswi di Salah Satu Fakultas dan Program Vokasi Rumpun Sosial Humaniora, Universitas Indonesia” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini, Universitas Indonesia bebas menyimpan, mengalih-mediaformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Depok
Pada tanggal : Yang menyatakan
(Yosephin) vi
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS............................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 5 1.3. Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 5 1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6 1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................... 6 1.4.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 6 1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8 2.1. Teori dan Konsep Terkait....................................................................... 8 2.1.1 Konsep Citra Tubuh ...................................................................... 8 2.1.2 Citra Tubuh Positif dan Negatif ..................................................... 12 2.2. Konsep Dewasa Awal ............................................................................ 14 2.2.1 Tugas Perkembangan Dewasa Awal .............................................. 14 2.2.1.1 Model Perkembangan Erikson ........................................... 14 2.2.1.2 Model Perkembangan Kognitif Piaget ............................... 15 2.2.1.3 Tahap Perkembangan Fase Dewasa Gould ........................ 16 2.2.2 Citra Tubuh Pada Dewasa Awal .................................................... 17 2.2.3 Pola Makan Sehat Bagi Dewasa Awal ........................................... 17 2.3. Diet........................................................................................................ 19 2.4. IMT ....................................................................................................... 21 2.5. Pengaruh Citra Tubuh Pada Dewasa Awal Dengan Perilaku Diet ........... 22 3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL ...................................................................................... 24 3.1. Kerangka Konsep Penelitian .................................................................. 24 3.2. Hipotesis................................................................................................ 25 3.3. Definisi Operasional .............................................................................. 26 4. METODE PENELITIAN ......................................................................... 30 4.1. Desain Penelitian ................................................................................... 30 ix
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................. 30 4.3. Populasi dan Sampel .............................................................................. 30 4.4. Etika Penelitian ...................................................................................... 32 4.5. Alat Pengumpul Data ............................................................................. 32 4.6. Uji Instrumen ......................................................................................... 35 4.7. Metode Pengumpul Data........................................................................ 37 4.8. Pengolahan dan Analisa Data ................................................................. 38 4.9. Jadwal Kegiatan..................................................................................... 40 4.10. Sarana Penelitian ................................................................................. 41 5. HASIL PENELITIAN .............................................................................. 42 5.1. Hasil Analisa Univariat .......................................................................... 42 5.1.1 Proporsi Mahasiswi FISIP dan Vokasi Berdasarkan Angkatan Saat Dilakukan Penelitian .............................................................. 42 5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan dan Berat Badan .................................................................................. 43 5.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan IMT (Index Massa Tubuh) ...... 44 5.1.4 Distribusi Responden yang Melakukan Diet Saat Penelitian Dilakukan ...................................................................................... 45 5.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Diet Terakhir yang Dilakukan ...................................................................................... 45 5.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Melakukan Diet ........... 45 5.1.7 Distribusi Persepsi Bentuk Tubuh Saat Ini dan Bentuk Tubuh yang Diinginkan Responden ......................................................... 46 5.1.8 Distribusi Citra Tubuh Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi....... 47 5.1.9 Distribusi Perilaku Diet Pada Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi .......................................................................................... 48 5.2. Hasil Analisa Bivariat ............................................................................ 49 5.2.1 Hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku Diet ................................ 49 6. PEMBAHASAN ....................................................................................... 51 6.1. Karakterikstik Mahasiswi (IMT, Alasan Melakukan Diet, Citra Tubuh) yang Menjalankan Perilaku Diet Penurunan Berat Badan ................... 51 6.2. Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Pada Mahasiswi....................... 54 6.3. Hubungan Citra Tubuh dan Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Mahasiswi .......................................................................................... 56 6.4. Implikasi ............................................................................................ 59 6.5. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 61 7. PENUTUP................................................................................................. 63 7.1. Kesimpulan ........................................................................................ 63 7.2. Saran .................................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66 LAMPIRAN x
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR No. 2.1 3.1
Halaman Kerangka teori penelitian............................................................... 23 Kerangka konsep penelitian ........................................................... 24 DAFTAR TABEL
No. 2.1 2.2 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12 5.13
Halaman Kategori Citra Tubuh Positif dan Negatif ...................................... 13 Kategori IMT (Depkes RI, 2003)................................................... 22 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian................................. 26 Kategori IMT (Depkes RI, 2003)................................................... 33 Skala Citra Tubuh Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas ..................... 34 Skala Perilaku Diet Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas ................... 35 Butir Pernyataan Citra Tubuh yang Gugur dan Penomoran yang Baru ...................................................................... 36 Butir Pernyataan Perilaku Diet yang Gugur dan Penomoran yang Baru ........................................................................... 40 Tabel Jadwal Penelitian ......................................................................... 39
Distribusi Mahasiswi FISIP dan Vokasi Berdasarkan Angkatan Saat Dilakukan Penelitian .............................................. 43 Distribusi Tinggi Badan dan Berat Badan Mahasiswi FISIP dan Vokasi .......................................................................... 43 Distribusi IMT Mahasiswi FISIP dan Vokasi................................. 44 Analisis Skor IMT pada Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi .... 44 Distribusi Mahasiswi FISIP dan Vokasi yang Diet Saat Penelitian Dilakukan .............................................................. 45 Distribusi Diet Terakhir yang Dilakukan Mahasiswi FISIP dan Vokasi .......................................................................... 45 Distribusi Alasan Mahasiswi FISIP dan Vokasi Melakukan Perilaku Diet ................................................................................. 46 Distribusi Persepsi Bentuk Tubuh Saat Ini dan yang Diinginkan Mahasiswi FISIP dan Vokasi ....................... 47 Distribusi Citra Tubuh Pada Mahasiswi FISIP dan Vokasi ............ 47 Hasil Analisis Univariat Citra Tubuh pada Mahasiswi FISIP dan Vokasi .......................................................................... 48 Distribusi Perilaku Diet Pada Mahasiswi FISIP danVokasi ........................................................................... 48 Hasil Analisis Univariat Perilaku Diet Pada Mahasiswi FISIP danVokasi ........................................................................... 49 Hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku Diet Pada Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi .......................................... 49 xi
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5
Surat Ijin Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Surat Ijin Program Vokasi Informed Consent Kuesioner Biodata Peneliti
xii
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRAK Nama : Yosephin Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul : Hubungan Citra Tubuh Terhadap Perilaku Diet Mahasiswi di Salah Satu Fakultas dan Program Vokasi Rumpun Sosial Humaniora, Universitas Indonesia Skripsi ini membahas tentang perilaku diet penurunan berat badan yang dilakukan oleh mahasiswi di salah satu fakultas dan program vokasi rumpun sosial humaniora Universitas Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan alat ukur kuesioner dan menggunakan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 mahasiswi yang berasal dari Program Vokasi dan FISIP Universitas Indonesia. Hasil perhitungan menunjukkan sebanyak 74% responden memiliki IMT yang normal. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS 15.0 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku diet dengan citra tubuh pada mahasiswi (p=0,015). Sebanyak 30% responden dengan citra tubuh yang negatif menjalankan perilaku diet yang tidak sesuai dan 33% responden dengan citra tubuh positif menjalankan perilaku diet yang sesuai. Berdasarkan hasil temuan disarankan agar mahasiswi diberikan informasi tentang pola makan dan diet yang tepat bagi mahasiswi untuk mengurangi kejadian perilaku makan yang menyimpang. Kata kunci: citra tubuh, dewasa muda, perilaku diet, mahasiswi
vii
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRACT Name : Yosephin Study Program: Nursing Title : Relationship between Body Image and Dieting Behavior in Female College Student at One of Social Humanity Faculty and Vocational Program in University of Indonesia. This study focuses on the behavior of the weight-loss diet by female students in one of Social Humanity Faculty and Vocational Program in University of Indonesia. The purpose of this study was to determine the relationship between body image to behavioral weight-loss diet that is or ever lived student. The research method used was quantitative questionnaires measuring devices and using cross-sectional design. The samples in this study were 100 students from the Vocational Program and FISIP University of Indonesia. Calculation results show 74% of respondents had a normal BMI. Processing of data by using SPSS 15.0 indicates that there is a significant association between dietary behavior with the student body image (p = 0.015). Some 30% of respondents with a negative body image run behavior is not appropriate diet and 33% of respondents with a positive body image run the appropriate dietary behavior. Based on the findings suggested that students be given information on diet and the diet is right that can avoid the occurrence of eating disorder behavior. Key words: body image, early adulthood, dietary behaviors, female college student
viii
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kasus penyimpangan perilaku makan (Hapsari, 2009) banyak dilaporkan di negara-negara wilayah barat karena tingginya pengaruh faktor gaya hidup dan media massa yang mengekspos produk kecantikan dan pakaian dengan menggunakan model bertubuh kurus. Treasure dan Murphy (2005) dalam Gibney et al (2005) mengatakan bahwa insiden perilaku makan menyimpang sebesar 7 kasus per 100.000 populasi di negara-negara barat dan diperkirakan terdapat 4000 kasus baru muncul di Inggris dengan prevelensi berkisar antara 0.1-1%. Namun, beberapa tahun terakhir, kasus penyimpangan makan mulai tersebar ke negara-negara di Asia seperti Jepang, Thailand, Korea, Singapura, bahkan di Indonesia. US Census Bureau, International Data Base (2004) dalam Hapsari (2009), ditemukan prevelensi individu dengan penyimpangan perilaku makan di Indonesia sebesar 1.667.170 dari populasi perkiraan sebesar 218.451.952. Perbandingan jumlah individu yang mengalami penyimpangan perilaku makan lebih banyak terjadi pada kalangan perempuan daripada laki-laki (National Institute of Mental Health, 2006 dalam Hapsari, 2009). Perempuan cenderung sangat memperhatikan bentuk tubuh dan menurut persepsi mereka bentuk tubuh yang baik adalah tubuh yang kurus dan langsing. Treasure dan Murphy (2005) dalam Gibney et al (2005) mengatakan bahwa citra tubuh merupakan salah satu faktor penyebab perilaku makan menyimpang disamping faktor genetik dan kepercayaan diri yang rendah. Citra tubuh merupakan salah satu penentu kehidupan sosial dan masa depan. Memasuki era 90-an, perempuan disibukkan dengan bagaimana cara membuat citra yang menarik mengenai diri mereka dalam lingkungan sosialnya. Citra tubuh yang menarik bagi perempuan salah satunya adalah memiliki bentuk tubuh yang ramping. Kata citra menunjuk pada suatu gambaran (image), suatu kesan penghayatan yang menangkap arti bagi 1 Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
2
seseorang. Menurut Martadi (2001) dalam konteks citra seorang perempauan yang tampil dalam majalah, budaya gender dibangun dengan manipulasi tubuh perempaun sebagai tanda dari sifat-sifat perempuan yang secara stereotype melekat pada diri wanita. Sifat tersebut antara lain keanggunan, kelembutan, keibuan, serta kemanjaan. Sebuah penelitian menunjukkan dalam majalah wanita terdapat sepuluh kali lebih banyak artikel mengenai perawatan dan penurunan berat badan dari pada majalah pria, serta di dalam majalah tersebut setidaknya terdapat satu halaman berisi artikel mengenai cara mengubah penampilan fisik. Thomson, Weber, dan Brown (2000) dalam Prabundari (2007) mengatakan bahwa majalah membuat banyak perempuan menginternalisasi dan menerima budaya “kurus ideal” dan memotivasi mereka untuk menjadi seperti itu. Oleh karena itu, memiliki tubuh yang ramping dipersepsikan di mana pun sebagai salah satu hal penting yang menentukan kebahagiaan seorang perempuan. Seorang mahasiswi di lingkungan perkuliahan, dengan citra tubuh yang buruk akibat berat badan yang menurutnya tidak sesuai dengan ideal diri yang dia punya akan cenderung menjadi seseorang yang sibuk dalam mengurus berat badannya saja atau yang lebih parah menjadi introvert. Jika dia terlalu sibuk dalam membuat berat badannya ideal, maka banyak kesempatan besar yang akan dilewatkan. Kesempatan berupa membuat banyak
teman/relasi
sosial,
menghasilkan
income
sendiri,
serta
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang akademis maupun non-akademis, yang sangat berguna untuk masa depannya. Pada kasus lain, ketika seorang mahasiswi melihat mahasiswi lain dengan badan yang lebih proporsional darinya, maka dalam diri mahasiswi tersebut akan timbul perasaan berbeda dan ingin membuktikan bahwa dirinya mampu mendapatkan hal yang sama. Banyak dari mahasiswi yang berusaha agar penampilan mereka tetap menarik di dalam lingkungan sosialnya. Hal ini merupakan hal yang sangat wajar, mengingat salah satu dari 5 kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah kebutuhan penghargaan dan harga diri. Jika kebutuhan harga diri dan penghargaan dari Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
3
orang lain tidak terpenuhi, orang tersebut mungkin merasa tidak berdaya dan merasa rendah diri (Maslow, 1970 dikutip dari Potter dan Perry, 2005). Fenomena yang terlihat adalah banyaknya mahasiswi yang takut gemuk. Fenomena ini terjadi tidak hanya bagi mereka dengan IMT dan BB yang berlebih, tetapi juga bagi mereka yang memiliki IMT dan BB yang sudah normal bahkan kurang. Mahasiswi tetap merasa khawatir dan takut untuk menjadi gemuk. Penelitian yang dilakukan B. Navia et al pada tahun 2003 di Universitas Madrid, menghasilkan 47.9% dari 234 responden mahasiswi ingin menurunkan berat badan. Mahasiswi yang memiliki persepsi yang buruk tentang “menjadi kurus” kemungkinan akan membuat mereka melakukan praktik penurunan berat badan yang tidak sehat agar terlihat menarik secara fisik. Penelitian yang dilakukan Erdianto (2009) terhadap kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada mahasiswi di FISIP UI mengatakan bahwa meskipun IMT responden normal, tetap merasa bahwa diri mereka gemuk (38,8%). Perasaan gemuk dirasakan oleh mahasiswi karena tubuh yang terlihat besar (81,5%) sehingga tidak terlihat menarik. Selain itu, responden juga merasa takut jika BB naik dan menjadi gemuk (28,7%). Sebanyak 40,3% responden pernah berdiet dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Alasan terbanyak dari mahasiswi berdiet adalah keinginan untuk mencegah naiknya BB (85,2%) dan keinginan untuk mendapat bentuk tubuh yang menarik (81,5%). Perilaku diet yang dilakukan oleh mereka yang memiliki IMT dan BB yang sudah normal bahkan kurang, dikhawatirkan akan terjadi kekurangan asupan gizi yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Aktivitas yang terganggu akibat perilaku diet berupa tidak fokus saat kuliah, tidak bertenaga saat melakukan kegiatan non-akademis (UKM), terlihat pucat dan lesu, kurang ceria, tidak bersemangat, serta timbulnya penyakit kronis seperti maag. Persepsi negatif yang mahasiswi miliki mengenai tubuh yang ideal mengakibatkan adanya usaha-usaha obsesif terhadap kontrol berat badan. Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
4
Perilaku diet pada mahasiswi pun beragam diantaranya dengan tidak mengkonsumsi nasi, dengan memperbanyak sayur dan menghindari protein (daging). Ada juga mahasiswi yang membatasi asupan makan dengan cara melewatkan sarapan dan makan malam. Hal ini dilakukan karena tingginya kepedulian mahasiswi terhadap citra tubuh di hadapan lingkungan sosialnya. Penelitian Erdianto (2009) menemukan cara berdiet yang pernah dilakukan oleh responden mahasiswi di FISIP UI adalah dengan mengurangi frekuensi makan (63%), mengurangi konsumsi lemak (59,3%), mengurangi konsumsi karbohidrat (55,6%), dan melakukan olah raga secara berlebihan—lebih berat dengan waktu yang lebih lama (40,7%). Penelitian yang dilakukan oleh Hendrayati (2007) di Fakultas Ilmu Keperawatan Indonesia untuk mengkaji gambaran pola makan mahasiswa regular, menghasilkan 95.56% responden memiliki pola makan yang tidak sehat dengan kategori gizi tidak seimbang. Perbandingan antara IMT dan asupan gizi menunjukan bahwa 71.1% responden memiliki IMT normal namun intake mereka kurang. Sedangkan hasil yang mengkhawatirkan yaitu 17.78% responden masuk ke dalam kategori kurus dan mereka juga memiliki intake yang kurang. Penelitian lain yang dilakukan Ginting (2002) dalam Mulia (2010) menunjukkan bahwa mahasiswa non kesehatan masih kurang dalam memilih menu makanan dan menentukan waktu makan yang baik, pernyataan ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hanya 12,9% memilih menu makanan kategori baik dan 14,3% mahasiswa non kesehatan yang memilih waktu makan kategori baik. Survey nasional Amerika Serikat menunjukkan bahwa mahasiswi sangat rentan terhadap praktik pengendalian berat badan yang tidak layak. Alasan yang mendasari praktik pengendalian berat badan ini di antaranya motivasi dari dalam diri yaitu keinginan untuk mengubah penampilan dan menganggap diet sebagai suatu tantangan yang harus dapat ditaklukan. Alasan kedua yaitu menganggap diet sebagai sesuatu yang menarik untuk dilakukan. Alasan ketiga adalah penghargaan dari lingkungan sosial berupa
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
5
penampilan yang menarik. Tidak banyak dijumpai, mahasiswi melakukan praktik pengendalian berat badan untuk alasan kesehatan.
1.2
Rumusan Masalah Masa perkuliahan dan menjadi mahasiswi merupakan masa-masa yang cukup penting dalam mengawali kehidupan dewasa. Banyak hal penting yang bisa didapatkan selama menjadi mahasiswi, diantaranya membuat banyak teman/relasi sosial, menghasilkan income sendiri, serta meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang akademis maupun non-akademis, yang sangat berguna untuk masa depan. Banyaknya kesempatan besar yang bisa diraih selama masa kuliah mengharuskan mahasiswi untuk memiliki tenaga dan semangat yang lebih untuk meraih setiap kesempatan yang ada. Namun, tingginya persepsi mahasiswi yang memiliki berat badan normal namun merasa kelebihan berat badan, berkeinginan
untuk
melakukan
praktik
pengendalian
berat
badan
(pembatasan asupan makanan). Praktik pengendalian berat badan yang dilakukan mahasiswi lebih didominasi oleh cara yang tidak sesuai dikhawatirkan dapat menyebabkan tidak fokus saat kuliah, tidak bertenaga saat melakukan kegiatan non-akademis (UKM), terlihat pucat dan lesu, kurang ceria, tidak bersemangat, serta timbulnya penyakit kronis seperti gastritis. Kejadian ini mendorong peneliti untuk mengetahui hubungan citra tubuh yang menjadi dasar perilaku diet yang dilakukan oleh mahasiswi Universitas Indonesia.
1.3
Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimana karakteristik dari mahasiswi program S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) dan program Vokasi Universitas Indonesia? 1.3.2 Bagaimana citra tubuh mahasiswi program S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) dan program Vokasi Universitas Indonesia?
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
6
1.3.3 Bagaimana bentuk-bentuk (perilaku) diet yang telah dilakukan selama ini? 1.3.4 Bagaimana hubungan antara citra tubuh dengan bentuk-bentuk (perilaku) diet yang dilakukan oleh mahasiswi program S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) dan program Vokasi Universitas Indonesia?
1.4
Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Setelah dilakukan penelitian ini, dapat diketahui citra tubuh dan kaitannya dengan perilaku diet pada mahasiswi program S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) dan program Vokasi, Universitas Indonesia tahun 2012. 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Mengetahui karakteristik mahasiswi program S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) dan program Vokasi Universitas Indonesia. 1.4.2.2 Mengetahui persepsi mahasiswi program S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) dan program Vokasi Universitas Indonesia mengenai citra tubuhnya terkait berat badan. 1.4.2.3 Mengetahui bentuk-bentuk (perilaku) diet yang telah dilakukan selama ini oleh mahasiswi program S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) dan program Vokasi Universitas Indonesia. 1.4.2.4 Mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan bentukbentuk (perilaku) diet yang dilakukan mahasiswi program S1 pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) dan program Vokasi Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
7
1.5
Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi peneliti, untuk meningkatkan pengetahuan peneliti dan dapat memberikan informasi mengenai perilaku diet untuk menurunkan berat badan mahasiswi UI. 1.5.2 Bagi mahasiswi UI, untuk memberikan informasi yang tepat mengenai diet yang sehat serta tujuan diet sehat, dan memperjelas adanya bahaya kasat mata yang mengintai mahasiswi dari diet yang tidak tepat. 1.5.3 Bagi ilmu keperawatan, sebagai bahan masukan dan informasi untuk kepentingan pendidikan tentang macam-macam diet dalam menurunkan berat badan dan citra tubuh yang dimiliki mahasiswi. 1.5.4 Bagi penelitian keperawatan, sebagai bahan masukan untuk penelitian yang akan datang.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori dan Konsep Terkait Bab ini akan membahas tentang konsep citra tubuh, body dissatisfaction, konsep dewasa awal, tugas perkembangan dewasa awal, citra tubuh pada dewasa awal, pola makan sehat bagi dewasa awal, jenis diet serta hubungannya dengan citra tubuh pada dewasa awal.
2.1.1 Konsep Citra tubuh Pada tahun 1950, Paul Schilder (Cash & Pruzinsky, 2002) mendefinisikan citra tubuh sebagai gambaran tentang tubuh kita yang dibentuk dalam pikiran kita sendiri. Lebih jauh, citra tubuh digambarkan sebagai citra tridimensional yang dimiliki oleh setiap individu dalam pikirannya sendiri. Pertama, memvisualisasikan diri melalui penampilan fisik. Kedua, merasakan tubuh sebagai persepsi lebih terpadu yaitu melalui dimensi sentuhan dan perasaan. Ketiga, disempurnakan oleh sumber utama dari dimensi itu sendiri, yaitu kesadaran dan pengalaman hidup. Stuart & Sundeen (1991) mendefinisikan citra tubuh sebagai sikap, persepsi, keyakinan, dan pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya, baik itu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, maupun objek yang kontak terus menerus saat ini dan yang akan datang. Sementara, Kozier et all (1995) mengatakan pandangan terhadap citra tubuh adalah bagaimana seseorang memahami ukuran, penampilan, dan fungsi tubuh serta bagian-bagiannya. Berdasarkan definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa citra tubuh merupakan persepsi individu akan tubuhnya yang tercipta melalui penampilan fisik, sentuhan dan perasaan, serta kesadaran dan pengalaman hidup individu tersebut. Citra tubuh bersifat subjektif yaitu berbeda-beda pada setiap individu.
8
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
9
Rudd dan Lennon (2000) melihat 2 komponen yang membangun citra tubuh yaitu komponen persepsi (perceptual component) dan komponen sikap (attitudinal component). Kedua komponen ini saling mempengaruhi dan mendukung pembentukan citra tubuh yang baik. Komponen persepsi melihat tubuh individu melalui
ukuran,
bentuk,
berat
badan,
dan
penampilannya
(appearance). Sementara, komponen sikap merasakan tubuhnya sendiri dan mempengaruhi pola tingkah laku individu tersebut. Persepsi individu dimunculkan dengan tingkat kepuasan dan ketidakpuasan
terhadap
kondisi
fisiknya
sedangkan
sikap
dimunculkan dengan suatu tindakan demi mewujudkan harapan seorang individu terhadap ketidakpuasan kondisi fisiknya. Selama hidup, citra tubuh individu dipengaruhi oleh empat faktor (Cash & Pruzinsky, 2002): 2.1.1.1 Sosio-kultural Budaya dan media memberikan pengaruh yang cukup besar dalam pembentukan citra tubuh individu. Budaya dan media dalam penyebarannya menciptakan suatu gagasan normatif mengenai hal yang menjadi daya tarik dan hal yang tidak menarik. Anggapan mengenai tubuh ideal seperti: tubuh langsing, kaki panjang, dan wajah menarik yang banyak digambarkan melalui berbagai mempengaruhi
perkembangan
nilai
sosial
media, individu
(Indriastuti, 1998). Hal inilah yang mempengaruhi individu membuat perbandingan fisik dengan orang lain dan menjadikannya suatu “pakem” untuk citra fisik dirinya. 2.1.1.2 Pengalaman interpersonal Pengalaman interpersonal individu dapat berbentuk berupa harapan, pendapat, dan komunikasi. Komunikasi itu sendiri dapat berupa komunikasi verbal dan nonverbal yang disampaikan dalam interaksi dengan lingkungan keluarga, sosial,
dan
pekerjaan.
Interaksi
dalam
pengalaman
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
10
interpersonal yang terjadi tidak hanya dengan anggota keluarga dan teman, bahkan orang asing berpotensi dalam membangun standar bagi seseorang untuk membentuk pencitraannya sendiri. 2.1.1.3 Karakteristik fisik Perubahan fisik dan penampilan pada setiap fase tumbuhkembang manusia berpengaruh dalam pembentukan citra tubuh seseorang. Perubahan yang sangat drastis selama masa remaja, menjadi salah satu fase yang diberikan perhatian mendalam. Kurang menghargai dan keinginan individu untuk merasa sempurna dalam setiap aspek hidupnya membawa kepada rasa tidak puas sehingga membentuk citra tubuh yang buruk. 2.1.1.4 Faktor personal Faktor personal juga mempengaruhi pembentukan citra tubuh. Pemahaman dan pola pikir yang positif mendukung pengembangan performa yang positif dari tubuh seseorang dan berfungsi sebagai pertahanan terhadap peristiwa yang mengancam
citra
tubuh
seseorang.
Perfeksionisme
merupakan faktor potensial lain dari kepribadian yang mempengaruhi citra tubuh sehingga menuntut fisik yang ideal. Seiring berjalannya waktu, pengertian citra tubuh juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur tubuh dari waktu ke waktu, dari bayi sampai masa kanak-kanak; melalui diferensiasi seksual pada pubertas, melalui usia pertengahan (dan menopause bagi wanita), hingga memasuki usia tua. Pembentukan ideal tubuh personal melibatkan proses perbandingan antara persepsi terhadap tubuh nyata seseorang, norma-norma budaya, dan persepsi dari suatu kelompok. Oleh karena itu, citra tubuh bersifat dinamis karena setiap perubahan dalam struktur atau
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
11
fungsi tubuh, termasuk perubahan normal dari pertumbuhan dan perkembangan, dapat mempengaruhi citra tubuh. Tingkat citra tubuh individu dapat dilihat melalui seberapa jauh individu merasa puas terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan fisik secara keseluruhan. Kepuasan dan ketidakpuasan pada kondisi fisik individu dapat diukur melalui aspek-aspek yang ada pada citra tubuh (Suryanie, 2005). Aspek pada citra tubuh berupa persepi terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan secara keseluruhan, perbandingan dengan orang lain, dan respon orang lain. Selain itu, sikap indvidu yang merupakan perwujudan harapan akan kondisi fisiknya juga menjadi bagian dari aspek pengukuran citra tubuh. Setiap komponen yang mempengaruhi citra tubuh dan fase tumbuh-kembang manusia sangat mungkin untuk timbulnya suatu gangguan. Seperti yang dikatakan Monteath dan McCabe (1997), saat muncul gangguan dalam komponen persepsi maka muncul perubahan dalam melihat ukuran, bentuk, berat badan, dan penampilan. Saat muncul gangguan dalam komponen sikap akan mengakibatkan ketidakpuasan dalam penampilan dan fungsi tubuh. Saat terjadi ketidaksesuaian dalam fase tumbuh-kembang manusia, citra tubuh dapat terganggu sehingga menyebabkan harga diri rendah dan ideal diri yang buruk. Kondisi inilah yang membawa individu terhadap rasa tidak puas akan tubuhnya (body dissatisfaction). Citra tubuh yang merupakan suatu hasil keluaran dari persepsi yang terbentuk melalui proses bagaimana seorang individu memandang tubuhnya dan tubuh orang lain. Kemudian melakukan perbandingan antara kedua bentuk tersebut dan selanjutnya menginternalisasi perbandingan tersebut. Perbandingan yang biasa dilakukan seorang individu menghasilkan pandangan mengenai tubuh individu tersebut (perceived self) sehingga menghasilkan rasa puas atau tidak dengan bentuk tubuhnya (body dissatisfaction). Thompson et all (1999) dalam Bearman, Martinez, & Stice (2006) Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
12
mendefiniskan
body
dissatisfaction
sebagai
ketidakbahagiaan
seseorang akan berat dan bentuk tubuhnya. Lebih jauh, definisi dari body dissatisfaction adalah adanya perbedaan persepsi mengenai bentuk tubuh ideal seseorang dengan bentuk tubuh ideal yang dibentuk oleh masyarakat (Forbes, Adam-Curtis, Rade, & Jaberg, 2001).
2.1.2 Citra Tubuh Positif dan Negatif Citra tubuh mungkin berubah seiring perubahan yang terjadi
pada
anatomi
tubuh
dan
kepribadian
seseorang.
Perkembangan dan perubahan normal yang terjadi seiring usia akan mempengaruhi gambaran diri seseorang. Cara individu memandang perubahan yang terjadi mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap kenyataan akan memacu sukses didalam kehidupan individu dapat mengubah citra tubuh secara dinamis (Keliat, 2002). Pandangan yang realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan mengurangi rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Citra tubuh yang ada didalam diri seorang individu dapat bersifat membangun dan dapat bersifat merusak. Citra tubuh yang bersifat membangun atau disebut sebagai citra tubuh positif akan membawa individu pada kehidupan yang sukses dan bahagia. Individu dengan citra tubuh yang positif akan menjalani kehidupan dengan semangat yang tinggi dengan gambaran masa depan yang jelas. Kategori citra tubuh individu digambarkan pada tabel 2.1. Individu dengan citra tubuh positif juga sangat menyadari kekurangan dan keterbatasan fisik yang dimiliki, namun memiliki daya adaptasi yang baik terhadap kekurangan dan keterbatasan sehingga memiliki rasa percaya diri, optimisme, dan menghargai tubuh yang dimiliki. Sementara, citra tubuh yang bersifat merusak atau disebut sebagai citra tubuh Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
13
negatif dapat berasal dari lingkungan, orang lain, atau pengalaman masa lalu yang telah menanamkan pemikiran negatif tentang diri individu tersebut. Ejekan yang terus menerus pada penampilan sejak masa kecil bisa memiliki dampak yang bertahan pada citra tubuh (Thompson, 1996). Banyak orang dewasa yang memiliki rasa tidak suka yang kuat terhadap penampilan akibat pengalaman masa kecil. Beberapa studi mengindikasikan bahwa ejekan berpengaruh secara langsung terhadap persepsi tubuh saat dewasa, gangguan pola makan, dan keseluruhan kesehatan psikologis (Thompson, 1996).
Tabel 2.1 Kategori Citra Tubuh Positif dan Negatif Citra Tubuh Negatif Persepsi terhadap tubuh
Persepsi yang salah,
individu melihat
bertentangan dengan
tubuhnya sesuai
kondisi tubuh individu
dengan kenyataan.
Merasa canggung dan gelisah.
lingkungan
Persepsi yang benar,
perasaan yang
yang sebenarnya.
Persepsi dalam
Citra Tubuh Positif
Merasa orang lain lebih
Merasa yakin dan nyaman terhadap bentuk tubuhnya. Penampilan fisik orang
menarik dari dirinya dan
lain merupakan wujud
merasa terdapat kegagalan
karakter invidu
pribadi.
tersebut, dan sangat
Merasa malu, khawatir, dan self-concscious akan tubuhnya.
menghargai tubuhnya yang alami. Merasa bangga dan menerima bentuk tubuhnya yang unik.
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
14
2.2
Konsep Dewasa Awal Mahasiswa bukan lagi anak-anak dan mereka juga sudah berada diakhir masa remaja. Namun, mereka belum cukup untuk dikatakan sebagai orang dewasa. Dalam menentukan seorang individu sudah dewasa atau belum, tidak dapat bergantung pada kematangan biologis sebagai indikator utama atau satu-satunya. Boyd McCandless dan Richard Coop (1979) dalam Smolak (1993) menyarankan tiga kriteria untuk mendefinisikan dewasa. Pertama, ada kemandirian ekonomi. Kedua adalah kesiapan untuk menikah dan membesarkan anak-anak. Ketiga adalah kemampuan dalam mengambil keputusan. Melihat kriteria ini, jelas bahwa titik asli masih berlaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa masuk kedalam fase dewasa awal karena mahasiswa lebih dekat dengan kemandirian ekonomi, membangun keluarga, dan membuat keputusan besar daripada anak-anak dan remaja, meskipun mahasiswa tidak melakukan hal-hal tersebut selayaknya individu yang sudah dewasa (dewasa tengah). Menurut Papalia (2004) dalam Kusumah (2007) fase dewasa muda berkisar antara usia 20 sampai 40 tahun. Greene dan Croom (2000) dalam Kusumah (2007) mengatakan pada tahap dewasa muda yang menjadi topik umum adalah mengenai pekerjaan, cinta, dan hubungan keluarga.
2.2.1 Tugas Perkembangan Dewasa Awal 2.2.1.1 Model Perkembangan Erikson: intimacy vs isolation “Young adults must develop the capacity to share with and care about others, without fear of losing their own identities. The alternative is to be alone.” Intimacy adalah kemampuan untuk dekat dengan orang lain, sebagai seorang kekasih, teman, dan sebagai bagian dalam masyarakat. Sebagai dewasa awal, kebutuhan untuk dekat dengan individu lain merupakan tugas perkembangan yang harus diselesaikan. Jika individu dewasa awal memiliki persepsi yang jelas tentang siapa dirinya,
maka
individu
tersebut
tidak
perlu
takut
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
15
"kehilangan" identitasnya, seperti banyak yang terjadi pada remaja. "Takut berkomitmen" merupakan contoh yang biasa muncul sebagai bentuk ketidakdewasaan dalam tahap ini. Keinginan untuk meningkatkan karir, individualisme masyarakat
perkotaan,
hubungan
jarak
jauh karena
tingginya mobilitas, dan sifat-sifat umum dari kehidupan modern, mencegah seseorang untuk mengembangkan hubungan intim mereka secara alami. Sebagai
dewasa
muda,
mahasiswi
mulai
berhubungan serius dengan lawan jenis. Ini berarti, mereka mulai mencari hubungan yang dapat membawa pada pernikahan. Namun, kebanyakan terjadi pada mahasiswi, yang terbaik yang dapat mereka harapkan adalah untuk membentuk hubungan pra-intim. Hubungan yang lebih bertujuan untuk saling bertukar pikiran, ide, dan masalah, akan tetapi kurangnya komitmen dan perasaan terisolir mempengaruhi sebuah hubungan dengan lawan jenis.
2.2.1.2 Model
Perkembangan
Kognitif
Piaget:
formal
operations—the logic that can form a variety of hypothesis about a situation and devise ways to test them. Becomes aware of possible, not just the real. Dalam tahap dewasa muda dituntut memiliki kemampuan untuk membayangkan berbagai cara untuk menangani suatu situasi. Mereka mulai dituntut melakukan hipotesis dan menyimpulkan suatu hasil yang lebih berpotensi dengan pendekatan yang berbeda. Lebih lanjut, untuk menghasilkan hipotesis efektif, mereka harus dapat melihat hubungan antara berbagai komponen dari masalah, yang dikenal sebagai konjungsi. Misalnya, dalam membuat keputusan untuk melakukan pembatasan asupan makan. Para dewasa muda harus mempertimbangkan kepentingan Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
16
relatif dari dilakukannya pembatasan makan tersebut, kepuasan yang ingin dicapai, dan cara yang akan ditempuh.
2.2.1.3 Tahap Perkembangan Fase Dewasa Gould: leaving the family: peer group orientation. Dua proses dasar dalam pengembangan pribadi adalah pemisahan-individuasi (separation-individuation) dan
pembentukan
penurunan
identitas.
ketergantungan
Pemisahan
pada
keluarga,
melibatkan terutama
orangtua. Penurunan ketergantungan ini meningkat selama tahun kuliah. Teman menjadi semakin penting sebagai konsultan untuk masalah-masalah pribadi dan pengambilan keputusan. Sementara itu, mahasiswa berkonsultasi dengan orang tua mereka hanya tentang isu-isu utama seperti pilihan karir. Para dewasa muda berusaha untuk dapat diterima karena diri mereka sendiri, untuk ide-ide, keterampilan, dan ketertarikan yang mereka miliki. Mereka menggunakan peer group untuk menguji kemampuan mereka, untuk bereksperimen dengan berbagai peran, dan untuk "membuktikan" nilai mereka sendiri. Mahasiswa dengan citra tubuh yang kurang baik, kemampuan untuk lebih dekat dengan lingkungan sosialnya menjadi terhambat sehingga mereka akan menarik diri dari lingkungannya.
Tugas perkembangan
yang
harusnya
diselesaikan pada fase ini menjadi tertunda dan memberi dampak buruk pada fase perkembangan berikutnya. Jika dia terlalu sibuk dalam mengidealkan berat badannya maka akan banyak kesempatan besar yang dilewatkan seperti membuat banyak teman/relasi sosial yang berguna untuk masa depannya.
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
17
2.2.2 Citra Tubuh pada Dewasa Awal Kebanyakan orang menganggap dirinya telah menyelesaikan perkembangan fisik pada tahun remaja mereka. Namun, faktanya adalah bahwa tubuh terus mengalami perubahan sampai mati. Bagaimana seseorang bereaksi terhadap perubahan bentuk tubuh, penampilan, dan fungsi merupakan pusat untuk sepenuhnya memahami adaptasi psikologis sepanjang masa dewasa. Tiga komponen citra tubuh membutuhkan evaluasi di masa dewasa sangat memperhatikan penampilan, kompetensi, dan kesehatan fisik. Penampilan fisik menunjukkan isyarat eksternal penting bagi diri dan orang lain, termasuk informasi mengenai usia dan daya tarik. Pada wanita, tugas perkembangan yang dihubungkan dengan citra tubuhnya dapat dilihat dari intimacy atau keinginan mereka dalam membangun suatu hubungan dengan komunitas sosial maupun dengan pasangan lawan jenis. Yang wanita harapkan adalah sebuah daya tarik yang dapat diterima oleh lawan jenis maupun teman dalam kehidupan sosial. Pada dewasa awal, wanita lebih siap dalam mencintai, membangun suatu hubungan yang lebih serius, dan berkomitmen terhadap suami dan keluarga. Identitas dan keintiman berkembang bersama sehingga wanita lebih mengerti diri mereka, terlebih melalui hubungan dengan orang lain.
2.2.3 Pola Makan Sehat bagi Dewasa Awal Pada fase dewasa, nutrisi dibutuhkan untuk beraktifitas kerana fase dewasa merupakan usia produktif. Kebiasaan konsumsi makanan bernutrisi yang dimulai selama masa dewasa muda sering menjadi dasar untuk pola yang dipertahankan pada sepanjang hidup seseorang. Dewasa muda banyak yang menyadari beragam jenis kelompok makanan, tetapi mungkin tidak mengetahui tentang banyaknya porsi yang mereka butuhkan. Wanita dalam fase dewasa muda perlu menjaga asupan zat besi yang memadai. Sejumlah besar wanita tidak mengkonsumsi zat besi yang cukup setiap hari sehingga Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
18
wanita beresiko untuk mengalami gangguan kesehatan seperti anemia. Anemia didefinisikan sebagai suatu kondisi yang ditandai oleh penurunan sirkulasi sel darah merah. Selain itu, dewasa muda juga perlu memperhatikan asupan kalsium. Kalsium dibutuhkan di masa dewasa muda untuk menjaga tulang dan membantu mengurangi kemungkinan terkena osteoporosis di kemudian hari. Masalah kesehatan lain yaitu obesitas dapat terjadi selama tahuntahun dewasa muda. Pemenuhan kebutuhan nutrisi agar dapat melakukan aktifitas yang maksimal bagi dewasa muda sangat dianjurkan. Pedoman yang dipergunakan untuk mengatur makanan sehari-hari mengacu pada Pedoman Umum Gizi Seimbang, Direktorat Gizi Masyarakat, RI (Hardani, 2002) yaitu: 2.2.3.1 Makan aneka ragam makanan 2.2.3.2 Makan makanan untuk memenuhi kecukupan energy 2.2.3.3 Makan
makanan
sumber
karbohidrat
setengah
dari
kebutuhan energy 2.2.3.4 Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat kebutuhan energy 2.2.3.5 Gunakan garam beryodium 2.2.3.6 Makan makanan sumber zat besi 2.2.3.7 Berikan ASI kepada bayi sampai usia empat bulan 2.2.3.8 Biasakan makan pagi 2.2.3.9 Minum air bersih yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh 2.2.3.10 Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur 2.2.3.11 Hindari minuman beralkohol 2.2.3.12 Makan makanan yang aman bagi kesehatan 2.2.3.13 Baca label pada makanan kemasan
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
19
2.3
Diet Definisi dalam bidang nutrisi, diet diartikan sebagai jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diet adalah aturan makanan khusus untuk kesehatan (biasanya atas petunjuk dokter). Akan tetapi dalam persepsi masyarakat di Indonesia, diet merupakan suatu upaya menurunkan berat badan. Kim dan Lennon (2006) mendefinisikan diet sebagai “Reduction in caloric intake to lose weight.” Dalam penjelasan literatur kali ini, definisi diet lebih mengarah kepada Kim dan Lennon, bahwa diet merupakan kegiatan membatasi nutrisi berupa kalori dengan sengaja, yang dimaksudkan untuk mendapat bentuk tubuh yang lebih kurus. Perilaku control berat badan pada mahasiswi dengan melakukan diet dapat meningkatkan kemungkinan penyimpangan perilaku makan sebanyak 5-18 kali lebih tinggi dibanding dengan mahasiswi yang tidak berdiet (Patton dan rekan dalam Brown, 2005). Perilaku diet umumnya dilakukan oleh individu yang merasa kelebihan berat badan dan merasa tidak puas dengan bentuk badan mereka. Lebih jauh, perilaku diet dipengaruhi juga oleh faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang untuk mengalami penyimpangan perilaku makan. Faktor kepercayaan diri, perilaku diet, perhatian terhadap citra tubuh dikatakan sebagai faktor penyebab terjadinya penyimpangan perilaku makan. Jacobi et al dalam Erdianto (2009) mengatakan ada beberapa faktor resiko yang dapat menimbulkan penyimpangan perilaku makan, yaitu gender, ras/etnis, kebiasaan makan waktu kecil, masalah saluran pencernaan, penilaian negatif diri, kekerasan seksual, dan perhatian lebih terhadap berat dan bentuk tubuh. Media juga memberikan pengaruh yang cukup besar akan timbulnya penyimpangan perilaku makan. Media memberikan dampak yang lebih nyata terhadap terjadinya kasus penyimpangan perilaku makan (Gonza’lez dalam Erdianto, 2009). Antusiasme para mahasiswi untuk mencegah terjadinya peningkatan berat badan sehingga membatasi asupan kalori setiap hari memunculkan kemungkinan terjadinya resiko penyimpangan perilaku makan. Penghargaan Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
20
dari lingkungan sosial, terlihat menarik dihadapan lawan jenis, dan anggapan
bahwa diet merupakan suatu tantangan yang harus dapat
ditaklukkan merupakan keinginan yang mendasari mahasiswa dalam melakukan perilaku diet. Tingginya keinginan untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal membawa mahasiswa pada perilaku diet yang tidak sesuai seperti: 2.3.1 Membatasi frekuensi dan intake makanan, menghilangkan kebiasaan sarapan atau tidak makan malam serta membiarkan tubuh merasa lapar dengan tujuan untuk menurunkan berat badan. 2.3.2 Menghindari makan nasi dengan asumsi berat badan akan turun dan menggantinya dengan makanan lain yang justru kalorinya lebih besar daripada nasi, seperti mie atau kentang. 2.3.3 Menganggap makanan yang bentuknya kecil atau ringan (snack) memiliki kandungan kalori sedikit (Mulamawitri, 2005 dalam skripsi Kurnianingsih, 2009) 2.3.4 Memuntahkan kembali makanan segera setalah makan. Biasanya didahului dengan mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup banyak, kemudia memuntahkannya kembali. Kondisi ini banyak terjadi pada penderita Bullimia Nervosa. Dasar dari tindakan ini adalah perasaan puas akan makanan tanpa merasa khawatir akan terjadinya penumpukan lemak. 2.3.5 Mengkonsumsi obat atau produk (obat diet & laxative) yang membantu dalam penurunan berat badan. Usaha yang dilakukan mahasiswi agar penampilan mereka terlihat menarik merupakan hal yang sangat wajar, mengingat salah satu dari 5 kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah kebutuhan penghargaan dan harga diri. Mahasiswi yang ingin memiliki bentuk tubuh yang ideal dan menarik melalui praktik diet, seharusnya telah melalui konsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Konsultasi dengan ahli akan memfasilitasi mahasiswi agar melakukan praktik diet yang sesuai dan tepat. Diet penurunan berat badan yang sesuai yaitu:
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
21
2.3.1 Asupan makanan tetap mengikuti pedoman piramida makanan (Food Guide Pyramid) dengan penyesuaian berupa memilih makanan yang rendah lemak atau non-fat serta tetap mempertahankan kebutuhan cairan tubuh (6-8 gelas sehari). 2.3.2 Frekuensi makan tetap 3 kali sehari dan menghindari makan dengan jumlah banyak dalam satu waktu serta menghindari makan di malam hari dengan mengkonsumsi makan malam lebih awal. 2.3.3 Penurunan berat badan yang terjadi jangan terlalu cepat atau ekstrim. Penurunan berat badan yang terjadi tidak boleh lebih dari 2pon/minggu, karena akan menimbulkan stress pada tubuh. 2.3.4 Diet yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi individu, tidak menimbulkan rasa lelah dan lapar. Kecukupan energi dipertahankan minimal 1200-1500 kkal/hari agar tidak terjadi defisiensi vitamin dan mineral. 2.3.5 Konsumsi makanan sehari-hari, hindari produk-produk yang menjanjikan dapat menurunkan berat badan dengan cepat. 2.3.6 Melakukan olahraga secara teratur dan diimbangi dengan istirahat yang cukup. 2.3.7 Setelah
berat
badan
yang
diinginkan
tercapai
sebaiknya
mempertahankan pola hidup sehat. (Sizer dan Whitney, 2006 dalam skripsi Kurnianingsih, 2009)
2.4
Indeks Massa Tubuh (IMT) Penilaian status bentuk tubuh aktual dapat dilakukan secara anatropometri dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks ini cukup penting untuk menginterpretasikan suatu pengukuran. Hal ini dikarenakan berat badan saja tidak cukup untuk menggambarkan status bentuk tubuh aktual seorang individu kecuali digabungkan dengan umur atau tinggi badan. Indeks Massa Tubuh (IMT) juga merupakan cara sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa yang berlaku di atas usia 18 tahun. Perlu diperhatikan bahwa IMT tidak bisa digunakan pada kondisi tertentu misalnya saat tubuh mengalami edema, asites, dan Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
22
hepatomegali. IMT dipergunakan hanya untuk orang dewasa berusia > 18 tahun. Kombinasi pengukuran berat badan dan tinggi badan ditentukan dengan perhitungan berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan dikuadratkan (m)2 yang kemudian hasilnya dikelompokan berdasarkan ketentuan Depkes RI tahun 2003.
Tabel 2.2 Kategori IMT (Depkes RI, 2003) Berat Underweight Normal Overweight Obese 1 Obese II
2.5
IMT kg/(cm/100)2 < 18,5 18,5 - 25,0 25,0 - 29,9 30 - 34,9 35 <
Pengaruh Citra Tubuh pada Dewasa Awal dengan Perilaku Diet Citra tubuh merupakan apa yang individu persepsikan dan percaya mengenai penampilannya. Persepsi diri dan penampilan seseorang dalam pikiran dan kehidupan sosial dipengaruhi oleh sosial budaya, interaksi interpersonal, karakteristik fisik, dan faktor personal lain. Saat terjadi gangguan pada satu atau lebih faktor maka akan mempengaruhi baik dan buruknya citra tubuh individu tersebut. Saat citra tubuh lebih mengarah pada hasil yang negative maka akan menimbulkan body dissatisfaction atau rasa tidak puas terhadap dirinya. Saat seorang individu mengalami gangguan pada satu atau lebih faktor yang mempengaruhi citra tubuh, diasumsikan individu tersebut akan melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki citra tubuhnya. Ketika seorang individu merasa tidak puas terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, ia akan berusaha semakin keras untuk menghilangkan rasa tidak puasnya tersebut. Pada setiap fase pertumbuhan, seorang wanita akan menaruh perhatian yang besar terhadap tubuhnya. Pada fase dewasa awal, wanita juga memperhatikan bentuk tubuhnya. Perhatian wanita dewasa awal pada bentuk tubuh salah satunya diperkuat oleh tugas perkembangan yang harus diselesaikan. Fokus pada mahasiswi, keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal membawa mahasiswi tersebut dalam praktik penurunan berat Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
23
badan dengan cara mengatur asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari (diet). Keinginan untuk membangun hubungan yang lebih intim dengan lawan jenis, mendapat penghargaan dari lingkungan sosial berupa penampilan yang menarik, dan mampu menaklukkan tantangan untuk memiliki tubuh yang ideal merupakan motivasi yang diasumsikan peneliti sebagai dasar dilakukannya diet pada mahasiswi.
Tugas Fase Dewasa Muda: Intimacy vs Isolation Formal Operation Peer Group Orientation Karakteristik Fisik: Perubahan fisik Aktivitas fisik Persepsi mengenai diri sendiri IMT Pengalaman Interpersonal Harapan Interaksi dengan keluarga Interaksi dengan lingkungan sosial Interaksi dengan orang asing Personal Kepercayaan diri Perfeksionisme Depresi Stres
Kecemasan Terhadap Berat Badan Persepsi gemuk Pentingnya tidak menjadi gemuk
Citra tubuh Positif Negatif
Perilaku Diet untuk Menurunkan Berat Badan Sesuai Tidak Sesuai
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL
Bab ini akan menguraikan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, variabel dan definisi operasional. 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
IMT Status diet Waktu terakhir diet Alasan melakukan diet Persepsi Tubuh − Bentuk tubuh saat ini − Bentuk tubuh yang diinginkan
Perilaku Diet untuk Menurunkan Berat Badan Pada Mahasiswi Sesuai Tidak Sesuai
Citra Tubuh − Positif − Negatif
Pengaruh Lingkungan Media massa Budaya Lingkungan Sosial Lingkungan Keluarga
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan: : variabel dependen yang diteliti
: garis penghubung
: variabel independen yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
24
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indoensia
25
Variabel dependen pada penelitian ini adalah kesesuaian perilaku diet untuk menurunkan berat badan yang dipilih oleh mahasiswi. Sementara variabel independen yang diteliti adalah perubahan fisik yang dialami hingga mencapai dewasa muda yang dinilai dengan IMT, kepuasan personal yang dilihat melalui persepsi tubuh, status diet, waktu terakhir melakukan diet, alasan, dan citra tubuh mahasiswi. Peneliti ingin melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
3.2
Hipotesis Untuk mengetahui hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada mahasiswi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, maka hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini adalah : Ha: Ada pengaruh antara citra tubuh dengan perilaku diet penurunan berat badan pada mahasiswi di Program Vokasi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Ho: Tidak ada pengaruh antara citra tubuh dengan perilaku diet penurunan berat badan pada mahasiswi di Program Vokasi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
3.3
Definisi Operasional
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Variabel Berat badan
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Ukuran massa tubuh responden
Pengukuran oleh peneliti
Berat badan diukur
saat dilakukan pengambilan data.
atau asisten yang sudah
dengan menggunakan
terlatih
timbangan digital
Tinggi
Ukuran panjang tubuh responden
Pengukuran oleh peneliti
Tinggi badan di ukur
badan
saat dilakukan pengambilan data.
atau asisten yang sudah
dengan microtoise
Hasil Ukur
Skala Ukur
Dalam kilogram
Nominal
Dalam meter
Nominal
Ordinal
terlatih IMT
Keadaan status tubuh responden
IMT dihitung dengan
Pengelompokan IMT
Underweight
saat dilakukan penelitian
menggunakan rumus:
berdasarkan Depkes
Normal
berat badan (kg) / tinggi
tahun 2003
Overweight
badan (cm)2
Obesitas 1 Obesitas 2
Status diet
Menjalani perilaku penurunan
Pengisian kuesioner
Kuesioner
berat badan atau tidak saat
Ya
Ordinal
Tidak
dilakukan penelitian
26
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Pengisian kuesioner
Kuesioner
Hasil Ukur
Skala Ukur
Waktu
Rentang waktu responden saat
Ordinal
terakhir
melakukan perilaku penurunan
1-12 bulan yang lalu
melakukan
berat badan yang terakhir
> 1 tahun yang lalu
< 1 bulan
diet Alasan Diet
Pertimbangan yang dipilih
Pengisian kuesioner
Kuesioner
responden untuk menjalankan
Ordinal
Agar lebihsehat Agar memiliki
perilaku penurunan berat badan.
penampilan yang lebih menarik dan cantik Mencegah kenaikan berat badan Nasihat orang tua, teman, dokter, dll Lainnya
27
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Persepsi
Cara pandang responden terhadap
Pengisian kuesioner dalam
Tubuh
bentuk tubuh saat ini dan bentuk
bentuk skala
tubuh yang diinginkan.
1. Memilih gambar
Hasil Ukur 1= sangat kurus
A-H yang
2= kurus
merupakan bentuk
3= agak kurus
tubuh wanita
4= normal
2. Masing-masing
Skala Ukur Interval
5= agak gemuk
gambar memiliki
6= gemuk
nilai, yaitu:
7= sangat gemuk
A=1
8= obesitas
B=2 C=3 D=4 E=5 F=6 G=7 H=8
28
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
Variabel Citra Tubuh
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur Kuesioner
Hasil Ukur
Skala Ukur
Penilaian responden tentang
Pengisian kuesioner dalam
ukuran, penampilan, dan bentuk
bentuk skala Likert sebanyak
(berdasarkan skala
tubuhnya.
15 pernyataan:
Arikunto):
7 pernyataan citra tubuh
positif dan 8 pernyataan citra
Ordinal
Citra tubuh
Positif: ≥ mean Negatif: < mean
tubuh negative Perilaku
Perilaku penurunan berat badan
Pengisian kuesioner dalam
Kuesioner
diet
yang pernah atau sedang dijalani
bentuk skala Likert sebanyak
(berdasarkan skala
oleh responden saat dilakukan
23 pernyataan:
Arikunto):
penelitian.
11 pernyataan perilaku diet positif dan 12 pernyataan perilaku diet negatif.
29
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Ordinal
Perilaku diet
Sesuai: ≥ mean Tidak Sesuai: < mean
Universitas Indonesia
30
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian Penelitian ini bersifat korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua atau lebih variabel tanpa ada upaya untuk memanipulasi variabel tersebut (Fraenkel dan Wellen, 2008). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Metode kuantitatif
dengan
desain
cross
sectional
digunakan
untuk
mengidentifikasikan hubungan antara citra tubuh dengan perilaku diet penurunan berat badan pada mahasiswi di salah satu fakultas rumpun sosial dan humaniora Universitas Indonesia.
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, tepatnya pada program S1 Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dan program Vokasi. Pertimbangan peneliti melakukan penelitian pada fakultas ini karena tingginya kecenderungan mahasiswi pada fakultas tersebut untuk melakukan pembatasan asupan makan yang bertujuan untuk menurunkan berat badan.
4.3 Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah mahasiswi berusia 18-24 tahun. Sampel diambil dengan menggunakan teknik quota sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu hingga jumlah kuota yang diinginkan tercapai. Pertimbangan peneliti menggunakan teknik quota sampling karena sulitnya mendapatkan mahasiswi dalam populasi yang heterogen dan belum diketahui jumlahnya dengan keseluruhan kriteria yang ditentukan untuk dapat menjadi responden. Lebih jauh, kriteria yang ditentukan oleh peneliti untuk dapat menjadi responden antara lain: 4.3.1. Mahasiswi yang tidak sedang cuti dalam perkuliahan
30
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
31
4.3.2. Mahasiswi pada program S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan pada program Vokasi Universitas Indonesia. 4.3.3. Sedang atau pernah menjalani perilaku diet (secara sengaja mengurangi frekuensi makan atau menghindari makanan tertentu, dengan sengaja memuntahkan kembali makanan, menggunakan obat atau produk tertentu) untuk menurunkan berat badan 4.3.4. Bersedia menjadi responden Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Isaac & Michael (Arikunto, 2002) yaitu dengan rumus pengambilan sampel pada populasi yang belum diketahui. Rumus sampel untuk populasi yang belum diketahui:
Keterangan: : Jumlah sampel x2: Nilai tabel x2 dengan CI = 95% p : proporsi populasi sebagai dasar asumsi p = 40%= 0,4 q : 1-p d : Derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditolerir (d=0.1) Sehingga jumlah sampel yang diambil:
= 92 responden
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
32
Dari hasil perhitungan di atas, maka penelitian ini menggunakan 92 orang sebagai responden dan ditambahkan dengan 10% dari jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menghindari terjadinya drop out dari responden, sehingga jumlah responden yang diberikan kuesioner adalah 105 responden. 4.4
Etika Penelitian Etika penelitian bertujuan untuk menjaga kerahasiaan identitas dan melindungi serta menghormati hak-hak responden dengan cara mengajukan lembar persetujuan (informed consent). Sebelum responden menyetujui lembar persetujuan, peneliti telah terlebih dahulu menjelaskan tujuan penelitian dan cara pelaksanaan penelitian mencakup manfaat, jaminan kerahasiaan, serta peran yang diberikan dalam penelitian. Setelah responden menyatakan bersedia, peneliti memberikan surat persetujuan untuk ditandatangani. Peneliti tidak memaksa responden dan memberikan kesempatan pada responden untuk mengundurkan diri dari penelitian tanpa dikenakan
sanksi
apapun
meskipun
telah
menandatangani
lembar
persetujuan. Selanjutnya responden dapat langsung menanyakan hal-hal terkait dengan penelitian kepada peneliti.
4.5 Alat Pengumpul Data Peneliti menggunakan lembar kuesioner sebagai alat pengumpul data. Daftar pernyataan yang ada pada kuesioner merupakan pernyataan yang dikembangkan dari penelitian sebelumnya dan mengacu pada konsep dan teori yang diuraikan dalam studi pustaka. Kuesioner berisi kata pengantar yang membantu mahasiswi memahami pernyataan yang diajukan terutama tentang persepsi tubuh ideal dan perilaku diet untuk menurunkan berat badan yang dimiliki oleh mahasiswi. Lembar kuesioner terdiri dari 3 instrumen yaitu: 4.5.1 Instrumen satu berisi tentang data demografi dan screening responden. Pada bagian data demografi berisi tentang TB, BB, dan IMT (Indeks Masa Tubuh) responden. Sementara pada bagian screening berisi tentang karakteristik responden berupa alasan melakukan diet, serta persepsi tubuh. Berat badan dan tinggi badan Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
33
responden diisi oleh responden sendiri. IMT dihitung dengan menggunakan rumus: berat badan (kg) / tinggi badan (cm)2. Tabel 4.1 Kategori IMT (Depkes RI, 2003) Berat Underweight Normal Overweight Obese 1 Obese II
IMT kg/(cm/100)2 < 18,5 18,5 - 25,0 25,0 - 29,9 30 - 34,9 35 <
4.5.2 Instrumen dua berisi karakteristik responden dan penilaian terhadap citra tubuh responden dengan menggunakan skala Likert dimana responden memilih jawaban sesuai dengan urutan angka yang diberikan. Skala citra tubuh yang digunakan pada penelitian ini adalah skala citra tubuh milik Adkins and Stivers (Behavioral and Psychological
Factors
Predicting
Body
Satisfaction
Among
Adolescents, n.d.). Pada skala Likert tidak ada jawaban benar ataupun salah, responden memberikan respon dengan derajat kesetujuan atau ketidaksetujuan (Kerlinger, 1992). Bagian ini terdiri atas 20 pernyataan: 10 pernyataan positif (favourable) dan 10 pernyataan negatif (unfavourable). Peneliti menyusun pernyataan berdasarkan aspek yang mempengaruhi citra tubuh (Tabel 4.2) antara lain: (1) Penilaian akan penampilan secara keseluruhan, (2) Perbandingan dengan orang lain, (3) Reaksi orang lain, dan (4) Komponen sikap terhadap citra tubuh. Skala ini terdiri atas 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Penilaian pernyataan positif (favourable) yaitu
Sangat Setuju (SS) = 4
Setuju (S), = 3
Tidak Setuju (TS) = 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
34
Penilaian pernyataan negative (unfavourable) yaitu
SS = 1
S =2
TS = 3
STS = 4. Tabel 4.2 Skala Citra Tubuh Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas
Faktor
Positif
Negatif
Jumlah
1, 3, 5, 19
6, 12, 14, 20
8
Perbandingan dengan orang lain
7, 13
10, 16
4
Reaksi orang lain
9, 11
8, 18
4
Komponen sikap terhadap citra tubuh
15, 17
2, 4
4
10
10
20
Penilaian akan penampilan secara keseluruhan
Jumlah
4.5.3 Instrumen tiga berisi tentang penilaian perilaku diet pada responden. Instrumen ini dibuat peneliti dengan memodifikasi skala perilaku makan milik Ervina (2007). Modifikasi skala dilakukan dengan cara memperbaiki isi atau makna dari pernyataan agar lebih sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen perilaku diet yang disusun peneliti terdiri atas 28 pernyataan: 14 pernyataan positif dan 14 pernyataan
negatif.
Peneliti
menyusun
pernyataan
dengan
mempertimbangkan aspek perilaku diet yang dilakukan dan jenis makanan yang dimakan (Tabel 4.3). Skala ini terdiri atas 4 pilihan jawaban yaitu Tidak Pernah (TP), Jarang (JRG), Kadang-kadang (KDG), dan Sering (SRG).
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
35
Penilaian pernyataan positif (favourable) yaitu
Sering (SRG) = 4
Kadang-kadang (KDG) = 3
Jarang (JRG) = 2
Tidak Pernah (TP) = 1.
Penilaian pernyataan negative (unfavourable) yaitu
SRG =1
KDG = 2
JRG = 3
TP = 4. Tabel 4.3 Skala Perilaku Diet Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas
Aspek
Positif
Negatif
Jumlah
1, 9, 11, 13,
4, 8, 10, 12,
15
yang dilakukan
17, 21, 22
16, 19, 23, 26
Jenis makanan
3, 5, 7, 15, 20,
2, 6, 14, 18, 25
11
yang dimakan
24
Jumlah
13
13
26
Praktek diet
4.6
Uji Instrumen Face validity digunakan peneliti untuk melihat tingkat kevalidan alat ukur ini dalam dimengerti oleh orang lain melalui segi bahasa dan susunan kalimat. Face validity adalah bagaimana orang awam melihat bahwa sebuah alat ukur valid untuk mengukur sesuatu (Kumar, 1999). Dengan mempunyai face validity yang baik maka alat ukur ini diharapkan dapat menggambarkan responden sebenar-benarnya. Reliabilitas adalah seberapa jauh sebuah instrumen penelitian tetap konsisten, stabil dan dapat memberikan hasil yang sama apabila instrumen tersebut diulang dalam keadaan yang berbeda (Moser & Kalton dalam Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
36
Kumar, 1999). Instrumen dengan reliabilitas yang tinggi berarti instrumen tersebut semakin stabil dan konsisten. Dalam internal consistency, alat ukur yang baik mempunyai tingkat alpha (α) 0.6- 0.8 (Kumar, 1999). Setelah instrumen tersusun dan ditentukan skoringnya, selanjutnya instrumen melalui tahapan uji instrumen. Uji instrumen telah dilakukan di FIB dengan total kuesioner uji sebanyak 35 copy. Kuesioner dibagikan kepada responden uji dengan cara purposive sampling. Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat reliabilitas serta validitas masing-masing skala. Selain itu, uji instrumen ini juga berguna sebagai persyaratan untuk memperoleh alat ukur yang memiliki reliabilitas dan validitas yang tinggi, sehingga hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Dari seluruh 35 copy yang dibagikan, seluruhnya terkumpul kembali dan layak untuk dianalisis. Hasil uji coba alat ukur diolah melalui dua kali pengujian agar memenuhi reliabilitas yang memenuhi standar ukur. Pada instrumen citra tubuh dan perilaku diet sebanyak 8 dari 46 pernyataan memiliki nilai r hitung lebih rendah dari r tabel (r = 0.28). Peneliti kemudian memutuskan untuk menghapus pernyataan dengan nilai r hitung yang lebih rendah dari r tabel sehingga menghasilkan instrumen dengan nilai reliabilitas yang baik untuk diberikan kepada responden penelitian. Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur, peneliti menyusun kembali pernyataanpernyataan yang valid dengan cara mengurutkan nomornya. Adapun penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
Tabel 4.4 Butir Pernyataan Citra Tubuh yang Gugur dan Penomoran yang Baru
Gugur Positif Negatif
Faktor Penilaian akan penampilan secara keseluruhan Perbandingan dengan orang lain
Valid Positif Negatif
Penomoran baru Positif Negatif
3
20
1, 5, 19
6, 12, 14
1, 4, 10
5, 14, 11
13
-
7
10, 16
6
8, 12
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
37
Gugur Positif Negatif
Faktor
Valid Positif Negatif
Penomoran baru Positif Negatif
Reaksi orang lain
-
8
9, 11
18
7, 9
15
Komponen sikap terhadap citra tubuh
15
-
17
2, 4
13
2, 3
3
2
7
8
7
8
Jumlah 5
15
15
Tabel 4.5 Butir Pernyataan Perilaku Diet yang Gugur dan Penomoran yang Baru
Aspek Praktek diet yang dilakukan
Gugur Positif Negatif 12, 20 10
Jenis makanan yang dimakan
Valid Positif Negatif 1, 3, 14, 2, 6, 16, 23 11, 13, 15, 21, 26
Penomoran Baru Positif Negatif 1, 3, 12, 2, 6, 14, 20 10, 11, 13, 18, 23
-
-
5, 7, 9, 18, 22, 25
4, 8, 17, 19, 24
5, 7, 9, 16, 19, 22
4, 8, 15, 17, 21
2
1
11
12
11
12
Jumlah 3
23
23
4.7 Metode Pengumpul Data Pengumpulan data dilakukan secara langsung. Adapun prosedur pengumpulan data yang telah dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 4.7.1 Peneliti mendatangi responden sesuai dengan kriteria sampel. Langkah selanjutnya: a) Peneliti
memperkenalkan
diri
kepada
responden
dan
mengajukan surat dari pihak instansi terkait. b) Menjelaskan tujuan penelitian dan jaminan terhadap hak-hak responden
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
38
c) Meminta responden untuk mengisi dan menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent) 4.7.2 Peneliti membagikan lembar kuesioner kepada responden yang memenuhi kriteria dan menjelaskan cara pengisian kuesioner. Selama proses pengambilan data, peneliti mendampingi responden agar mempermudah bila terdapat hal yang tidak dipahami. 4.7.3 Peneliti mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan data responden. Apabila ada data yang tidak lengkap maka peneliti meminta responden melengkapi data pada kuesioner. Setelah data terkumpul, peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden.
4.8
Pengolahan dan Analisa Data Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi yang mengacu pada hubungan antara citra tubuh dan perilaku diet untuk menurunkan berat badan yang dimiliki oleh mahasiswi Universitas Indonesia. Setelah data yang diperlukan terkumpul, peneliti melakukan tahap pengolahan data yaitu: 4.8.1 Editing yaitu proses awal dari pengolahan data dimulai dengan pemeriksaan data dari lapangan, kemudian peneliti memastikan bahwa data yang diperoleh baik, artinya data tersebut telah terisi semua, konsisten, relevan, dan dapat dibaca dengan baik. Hal ini dilakukan dengan memeriksa tiap lembar kuesioner yang ada. 4.8.2 Coding yaitu data yang diperoleh dari sumber data yang sudah diperiksa kelengkapannya kemudian diubah menjadi angka dengan tujuan mempermudah saat analisa dan mempercepat entry data. Pengkodean dilakukan dengan mengacu pada kode yang telah disusun. 4.8.3 Entry data yaitu kemungkingan kesalahan coding sering terjadi, namun peneliti sekecil mungkin menghindari kesalahan. Kemudian data tersebut dimasukan ke dalam komputer dengan menggunakan peranti lunak. 4.8.4 Cleaning yaitu pengecekan yang dilakukan untuk mengetahui adanya kesalahan yang mungkin terjadi saat entry data. Kesalahan yang Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
39
dapat terjadi diantaranya missing data, kesalahan pengkodean, dan ketidakkonsistenan data dengan menyusun tabel frekuensi untuk memeriksa konsistensi variabel satu dengan yang lain, terutama untuk pertanyaan yang berhubungan. 4.8.5 Analyzing yaitu proses yang dilakukan peneliti untuk menemukan hasil yang diinginkan dari data yang telah terkumpul, yaitu sebagai berikut: 4.8.5.1 Analisa Univariat Tujuan
analisa
ini
adalah
untuk
menjelaskan
(mendeskripsikan) karakteristik masing-masing variabel. Variabel data yang dianalisa adalah IMT (data kategorik), status diet (data kategorik), alasan melakukan diet (data ketegorik), bentuk tubuh saat ini (data interval), bentuk tubuh yang diinginkan (data interval). Pada analisa ini dilakukan peringkasan data menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran presentase. Bentuk penyajian data berupa tabel. 4.8.5.2 Analisa Bivariat Analisa bivariat ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara citra tubuh dan perilaku diet dan digunakan uji Chi Square. Hasil dari uji Chi Square dapat membantu peneliti mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik dengan menggunakan analisa statistic system dengan rumus (Arikunto, 2002):
Keterangan: X2 : Chi Square O : Nilai hasil observasi E : Nilai yang diharapkan atau ekspektasi Hasil statistik Chi Square dibandingkan dengan X2 pada tabel distribusi Chi Square untuk tingkat signifikan tertentu sesuai Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
40
dengan derajat kebebasan atau degree of freedom. Derajat kebebasan tersebut didapat dengan menggunakan rumus:
df = (B-1) (K-1) Keterangan: B : Jumlah baris K: Jumlah kolom Bila P value ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha gagal di tolak Bila P value ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak
Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan uji Chi Square, Peneliti mempergunakan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kemaknaan sebesar 5%. Bila p value ≤ 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna dan apabila p value ≥ 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna.
4.9 Jadwal Kegiatan Jadwal yang disusun oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Tabel Jadwal Penelitian Bulan
Kegiatan
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Penyusunan proposal Pengumpulan data populasi Simulasi seminar Uji Reliabilitas dan Validitas Identifikasi sampel Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Juni
41
Bulan
Kegiatan
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Pengumpulan data Pengolahan data Penyusunan laporan Presantasi akhir
4.10
Sarana Penelitian Sarana penelitian yang digunakan dalam kegiatan penyusunan proposal ini adalah: 4.10.1 Literatur dari Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia 4.10.2 Alat tulis 4.10.3 Komputer 4.10.4 Printer 4.10.5 Internet 4.10.6 Kalkulator 4.10.7 Surat ijin penelitian 4.10.8 Lembar persetujuan (informed consent) 4.10.9 Lembar persetujuan menjadi responden 4.10.10Lembar kuesioner
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Juni
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian ini akan disajikan dalam dua bentuk, yaitu analisis univariat yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang untuk menggambarkan distribusi responden serta perilaku diet pada mahasiswi. Kedua, analisis bivariat untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan perilaku diet mahasiswi FISIP dan Vokasi yang akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) dan Program Vokasi, Universitas Indonesia. Pengambilan data dalam penelitian ini melibatkan 100 responden yang terdaftar sebagai mahasiswi aktif fakultas tersebut. Proses pengambilan data dilakukan selama 2 minggu yang dimulai pada tanggal 23 April 2012 hingga tanggal 7 Mei 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuisioner dengan menggunakan teknik quota sampling.
5.1
Hasil Analisis Univariat Analisis
univariat
dilakukan
untuk
memperoleh
gambaran
distribusi variabel-variabel yang diteliti, yaitu angkatan saat dilakukan penelitian, berat badan, tinggi badan, IMT (index massa tubuh), riwayat diet, alasan melakukan diet, persepsi bentuk tubuh saat ini dan yang diinginkan, serta citra tubuh dan perilaku diet mahasiswi. 5.1.1. Proporsi Mahasiswi FISIP dan Vokasi Berdasarkan Angkatan Saat Dilakukan Penelitian Berdasarkan tabel 5.1, responden dalam penelitian ini dikelompok menjadi 4 kelompok besar berdasarkan angkatan yaitu angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011. Angkatan tersebut merupakan pembeda
responden
berdasarkan
tahun
masuk
perkuliahan.
Berdasarkan tabel 5.1 terlihat bahwa responden terbanyak berasal dari kelompok angkatan 2010 yaitu sebesar 52 orang (52%). Frekuensi terendah dimiliki oleh angkatan 2009 yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 9% dari seluruh jumlah total responden. 42 Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
43
Tabel 5.1 Distribusi Mahasiswi FISIP dan Vokasi Berdasarkan Angkatan Saat Dilakukan Penelitian Angkatan
Frekuensi
Persentase (%)
2008 2009 2010 2011 Total
12 9 52 27 100
12.0 9.0 52.0 27.0 100.0
5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan dan Berat Badan Tabel 5.2 memperlihatkan hasil analisis tinggi badan dan berat badan responden. Nilai rata-rata tinggi badan responden adalah 1.62 meter, median 1.60 meter, dan standar deviasi 0.066 meter. Tinggi badan maximum adalah 1.76 meter dan minimum 1.47 meter. Berat badan responden dalam penelitian ini memiliki rata-rata 57.45 kilogram, median 55 kilogram, dan standar deviasi 10.933 kilogram. Berat badan maksimum adalah 110 kilogram dan minimum 41 kilogram. Tabel 5.2 Distribusi Tinggi Badan dan Berat Badan Mahasiswi FISIP dan Vokasi (N=100) Mean
Median
SD
Min
Maks
Tinggi Badan (meter)
1.616
1.60
0.066
1.47
1.76
Berat badan (kilogram)
57.45
55
10.933
41
110
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
44
5.1.3. Distribusi Responden Berdasarkan IMT (Index Massa Tubuh) Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah responden paling banyak memiliki IMT normal yaitu sebanyak 74 orang (74%) dan yang paling sedikit memiliki IMT underweight berjumlah 2 orang (2%). Selebihnya memiliki IMT overweight dan obesitas 2 dengan persentase masing-masing sebesar 14% dan 10%. Tabel 5.3 Distribusi IMT Mahasiswi FISIP dan Vokasi Frekuensi
Persentase (%)
Underweight Normal Overweight Obesitas 1 Obesitas 2
10 74 14 0 2
10.0 74.0 14.0 0 2.0
Total
100
100.0
Tabel 5.4 memperlihatkan hasil penghitungan statistik Indeks Massa Tubuh (IMT) responden. Diperoleh hasil penghitungan statistik mean 21.97, median 20.83, standar deviasi 3.817, skor maximum 40.90, skor minimum 17.30,
skewness 2.187, dan
standard error of skewness 0.241. Terlihat bahwa rata-rata IMT responden adalah 21.97. IMT dengan skor terendah adalah 17.30 dan IMT dengan skor tertinggi adalah 40.90. Variabel IMT tidak terdistribusi normal, karena dilihat dari nilai skewnessnya, yaitu 2.187 yang dibagi dengan standar error of skewness 0.241 didapatkan hasil 9.075 Apabila nilai hasil pembagian skewness dengan standar erornya didapatkan hasil lebih dari 2, maka data dinyatakan tidak terdistribusi normal. Tabel 5.4 Analisis Skor IMT pada Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi (N=100) Variabel IMT
Mean Median 21.97
20.83
SD
Min
Maks
Skewness
3.817
17.30
40.90
2.187
SE of Skewness 0.241
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
45
5.1.4. Distribusi Responden Yang Melakukan Diet Saat Penelitian Dilakukan Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat jumlah bahwa mahasiswi yang melakukan diet saat pengisian kuesinoner sebanyak 50 orang (50%) dan sisanya yang sedang tidak melakukan diet berjumlah 50 orang (50%). Tabel 5.5 Distribusi Mahasiswi FISIP dan Vokasi yang Diet Saat Penelitian Dilakukan Frekuensi
Persentasi (%)
YA
50
50.0
TIDAK
50
50.0
Total
100
100.0
5.1.5. Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Diet Terakhir Yang Dilakukan Tabel 5.6 menunjukan bahwa sebagian besar responden melakukan perilaku diet ≤ 1 bulan yang lalu (58%) dan 1-12 bulan yang lalu (23%). Sisanya melakukan perilaku diet lebih dari satu tahun yang lalu (19%). Tabel 5.6 Distribusi Diet Terakhir yang Dilakukan Mahasiswi FISIP dan Vokasi
< 1 bulan yang lalu 1-12 bulan yang lalu >1 tahun yang lalu Total
Frekuensi
Persentase (%)
58 23 19 100
58.0 23.0 19.0 100.0
5.1.6. Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Melakukan Diet Berdasarkan tabel 5.7, alasan sebagian besar responden melakukan perilaku diet adalah untuk memiliki penampilan yang lebih menarik berjumlah 42 orang (42%) dan mencegah kenaikan berat badan berjumlah 30 orang (30%). Angka ini berbeda cukup jauh dengan alasan responden yang ingin lebih sehat (17%) dan Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
46
menjalankan saran dari orang tua, teman, dan dokter (5%). Sebanyak 6 orang (6%) memilih alasan lainnya yaitu berupa alasan pekerjaan yang sedang dijalankan, detoksifikasi (penyembuhan penyakit), dan keinginan untuk bisa mengenakan baju dengan lebih nyaman Tabel 5.7 Distribusi Alasan Mahasiswi FISIP dan Vokasi Melakukan Perilaku Diet Lebih sehat Memiliki penampilan yang lebih menarik dan cantik Mencegah kenaikan berat badan Nasihat orang tua, teman, doketr, dll Lainnya Total
Frekuensi 17
Persentase (%) 17.0
42
42.0
30
30.0
5
5.0
6 100
6.0 100.0
5.1.7. Distribusi Persepsi Bentuk Tubuh Saat Ini dan Bentuk Tubuh yang Diinginkan Responden Tabel 5.8 memperlihatkan hasil analisis persepsi bentuk tubuh saat ini dan bentuk tubuh yang diinginkan responden. Nilai rata-rata persepsi bentuk tubuh responden saat ini adalah 4.66, median 5.00, dan standar deviasi 1.103 meter. Nilai maximum persepsi bentuk tubuh responden saat ini adalah 8 dan minimum 2. Selanjutnya, nilai rata-rata bentuk tubuh yang diinginkan responden dalam penelitian ini yaitu 3.25, median 3, dan standar deviasi 0.845. Nilai maksimum persepsi bentuk tubuh yang diinginkan adalah 5 dan nilai minimum 1. Berdasarkan data pada tabel 5.8 terlihat bahwa mahasiswi menginginkan bentuk tubuh yang satu tingkat lebih kurus lagi. Keinginan ini tidak hanya muncul pada mahasiswi dengan tubuh yang gemuk, tetapi juga pada mahasiswi dengan tubuh yang sudah normal.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
47
Tabel 5.8 Distribusi Persepsi Bentuk Tubuh Saat Ini dan yang Diinginkan Mahasiswi FISIP dan Vokasi (N=100) Persepsi Bentuk Tubuh Saat ini Yang diinginkan
Mean
Median
SD
Min
Maks
4.66 3.25
5.00 3.00
1.103 0.845
2 1
8 5
5.1.8. Distribusi Citra Tubuh Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi Berdasarkan tabel distribusi citra tubuh 5.9 terlihat bahwa jumlah responden dengan citra tubuh positif lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah responden dengan citra tubuh negatif. Jumlah responden dengan citra tubuh positif yaitu sebanyak 49 orang atau 49%. Sementara jumlah responden dengan citra tubuh negatif yaitu sebanyak 51 orang atau 51%. Tabel 5.9 Distribusi Citra Tubuh Pada Mahasiswi Fisip dan Program Vokasi Citra tubuh positif Citra tubuh negatif Total
Frekuensi 49 51 100
Persentase (%) 49.0 51.0 100.0
Tabel 5.10 memperlihatkan hasil penghitungan statistik citra tubuh responden. Diperoleh hasil penghitungan statistik mean 36.93, median 36.00, standar deviasi 5.113, skor maximum 51, skor minimum 22,
skewness 0.085, dan standard error of skewness
0.241. Terlihat bahwa rata-rata citra tubuh responden adalah 36.93. Citra tubuh dengan skor terendah adalah 22 dan citra tubuh dengan skor tertinggi adalah 51. Variabel citra tubuh terdistribusi normal, karena dilihat dari nilai skewnessnya, yaitu 0.085 yang dibagi dengan standar error of skewness 0.241 didapatkan hasil 0.352. Apabila nilai hasil pembagian skewness dengan standar erornya didapatkan hasil kurang dari 2, maka data dinyatakan terdistribusi normal. Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
48
Tabel 5.10 Hasil Analisis Univariat Citra Tubuh pada Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi (N=100) Variabel Citra tubuh
Mean Median 36.93
36.00
SD
Min
Maks
Skewness
5.113
22
51
0.085
SE of Skewness 0.241
5.1.9. Distribusi Perilaku Diet Pada Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi Berdasarkan tabel 5.11 dapat terlihat bahwa sebanyak 54 orang (54%) responden menjalankan perilaku diet yang sesuai. Sedangkan sebanyak 46 orang lainnnya (46 %) diketahui melakuakn perilaku diet yang tidak sesuai. Tabel 5.11 Distribusi Perilaku Diet Pada Mahasiswi Fisip dan Program Vokasi Sesuai Tidak Sesuai Total
Frekuensi 54 46 100
Persentase (%) 54.0 46.0 100.0
Tabel 5.12 memperlihatkan hasil penghitungan statistik perilaku diet responden. Diperoleh hasil penghitungan statistik mean 64.25, median 64.00, standar deviasi 6.011, skor maximum 78, skor minimum 51, skewness 0.218, dan standar error of skewness 0.241. Terlihat bahwa rata-rata perilaku diet responden adalah 64.25. Perilaku diet dengan skor terendah adalah 51 dan perilaku diet dengan skor tertinggi adalah 78. Variabel perilaku diet terdistribusi normal, karena dilihat dari nilai skewnessnya, yaitu 0.218 yang dibagi dengan standard error of skewness 0.241 didapatkan hasil 0.905. Apabila nilai hasil pembagian skewness dengan standar erornya didapatkan hasil kurang dari 2, maka data dinyatakan terdistribusi normal.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
49
Tabel 5.12 Hasil Analisis Univariat Perilaku Diet Pada Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi Variabel
Mean Median
Perilaku diet
64.25
64.00
SD
Min
Maks
Skewness
6.011
51
78
0.218
SE of Skewness 0.241
5.2. Hasil Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan chi - square untuk melihat apakah ada hubungan antara citra tubuh dengan perilaku diet pada mahasiswi FISIP dan Program Vokasi Universitas Indonesia. Jika p<0.05, maka hasil penelitian dikatakan signifikan (Ho ditolak, Ha gagal ditolak). 5.2.1.
Hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku Diet
Tabel 5.13 Hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku Diet Pada Mahasiswi FISIP dan Program Vokasi, Universitas Indonesia Karakteristik Citra tubuh Positif Negatif Total
Perilaku Diet Sesuai Tidak Sesuai F % F % 33 21 54
33.0 21.0 54.0
16 30 46
16.0 30.0 46.0
N
OR
P value
49 51 100
2.946
0.015
Tabel 5.13 merupakan hasil analisis chi-square citra tubuh dengan perilaku diet mahasiswi FISIP dan Program Vokasi. Dari tabel di atas, didapatkan
responden dengan citra tubuh positif
berjumlah 49 orang dengan 33 orang (33%) menjalankan perilaku diet yang sesuai dan 16 orang (16%) menjalankan perilaku diet yang tidak sesuai. Sementara itu, responden dengan citra tubuh negatif berjumlah 51 orang dengan 21 orang (21%) mahasiswi menjalankan perilaku diet yang sesuai dan 30 orang (30%) menjalankan perilaku diet yang tidak sesuai. Hasil uji analisis uji statistik menggunakan uji chi-square 2x2 didapatkan data bahwa terdapat 0 sel (0%) mempunyai nilai Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
50
expected dibawah 5, sehingga nilai untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan signifikan antara citra tubuh dan perilaku diet pada mahasisiwi FISIP dan Program Vokasi digunakan nilai dari Continuity Correction. Nilai p value yang digunakan adalah 0.015, sehingga nilai p < α dengan α = 0.05. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan perilaku diet pada mahasiswi FISIP dan Program Vokasi (p value 0.015 < 0.05). Dari analisis Chi-square diperoleh pula data OR=2,946 yang berarti mahasiswi dengan perilaku diet yang sesuai memiliki peluang sebesar 2,946 untuk memiliki citra tubuh yang positif dibandingkan dengan citra tubuh yang negatif.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
BAB 6 PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas analisis hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada bab sebelumnya. Pembahasan penelitian ini akan disajikan dalam lima bagian, yaitu karakteristik mahasiswi, perilaku diet mahasiswi, hubungan citra tubuh dan perilaku diet mahasiswi, implikasi penelitian terhadap ilmu keperawatan, serta keterbatasan penelitian. Peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang dihubungkan dengan teori yang telah dijelaskan pada bab tinjauan pustaka sebelumnya.
6.1. Karakterikstik Mahasiswi (IMT, Alasan Melakukan Diet, Citra Tubuh) yang Menjalankan Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Berdasarkan hasil penelitian IMT pada 100 mahasiswi dari Program Vokasi dan FISIP menggunakan perhitungan berat badan dan tinggi badan dimana nilai 18,5-25.0 berdasarkan Depkes RI tahun 2003 merupakan IMT yang normal, maka didapatkan responden sebanyak 74% memiliki status IMT yang normal. Sementara, mahasiswi dengan IMT overweight sebanyak 14%. Hasil yang tidak jauh berbeda juga diperlihatkan dalam penelitian yang dilakukan Brunt et al (2008), Sira (2003), dan McCreacy & Sadava (2001) yaitu mahasiswi dengan IMT normal sebanyak lebih dari 67% dan overweight sebanyak hampir 20%. Brunt et al (2008) memperkirakan prevalensi obesitas yang terjadi pada mahasiswi meningkat dari 12% di tahun 1991 menjadi 36% di tahun 2004. Obesitas di fase remaja merupakan faktor penentu terjadinya obesitas di fase dewasa. Peningkatan berat badan, yang di karenakan kelebihan lemak tubuh, membawa pada peningkatan resiko terjadinya penyakit kronis bagi mahasiswi tersebut. Namun hal ini dapat dicegah terutama dengan melakukan perubahan gaya hidup. Hal yang perlu diingat adalah meningkatnya kemungkinan obesitas dikarenakan ketidakseimbangan jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah kalori yang masuk lebih besar daripada jumlah kalori yang dibutuhkan. Mahasiswi dengan IMT yang 51 Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
52
tinggi dilaporkan mengkonsumsi daging-dagingan (makanan berlemak) dalam jumlah yang banyak. Mahasiswi dengan IMT yang kurang dilaporkan lebih banyak mengkonsumsi sayuran, terlebih sayuran hijau. Pola makan seperti ini mulai terbentuk saat fase remaja. Keseluruhan responden yang mengikuti penelitian, sebanyak 50% responden mengatakan sedang melakukan diet saat penelitian dilakukan dan 81% dari seluruh responden menjalankan perilaku diet dalam setengah tahun terakhir. Data ini memperlihatkan bahwa hampir seluruh responden melakukan diet meskipun dengan IMT yang berada pada batas normal (74%). Kondisi ini mungkin terjadi dikarenakan adanya rasa tidak puas responden dalam memandang bentuk tubuhnya. Peningkatan IMT tidak hanya terjadi karena penambahan lemak dalam tubuh namun juga karena perubahan bentuk tubuh selama pertumbuhan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mendelson dan rekan dalam Sira (2003) dan Bayyari (2010) yang mengatakan bahwa IMT dan berat badan merupakan hal yang penting untuk mengevaluasi status pertumbuhan mahasiswi. Mayoritas dari mahasiswi (52.8%) ingin menurunkan berat badannya meskipun berada pada kategori berat badan normal. Mahasiswi akan sangat puas dengan tampilan fisik jika memiliki angka IMT dan berat badan yang kecil. Penilaian mahasiswi akan bentuk tubuh mereka diperlihatkan dalam skala ukur tubuh dan memberikan hasil bahwa mahasiswi mempersepsikan diri mereka berada pada gambar D yang merupakan kategori bentuk tubuh yang agak gemuk. Sedangkan penilaian mahasiswi akan bentuk tubuh yang diinginkan dan ideal lebih banyak memilih gambar C yang masuk ke dalam kategori normal. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswi memang menginginkan bentuk tubuh yang lebih kurus namun tetap dalam batasan normal. Penelitian Asselin (2012) menjelaskan bahwa mahasiswi dengan persepsi negatif tentang bentuk tubuhnya memiliki perilaku makan yang tidak terkontrol dan emosi yang meluap. Kondisi yang mengkhawatirkan dan perlu menjadi perhatian adalah pada 15 responden
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
53
dengan IMT normal menginginkan bentuk tubuh dalam batasan underweight. Pada beberapa temuan diketahui bahwa perempuan tidak merasa puas dengan tampilan bentuk tubuhnya dan perubahan yang terjadi di dalamnya selama masa pertumbuhan daripada laki-laki (Davis & Furnham, 1986; Rosenblum & Lewis, 1999; Simmons & Blyth, 1987 dalam Cash & Pruzinsky, 2002). Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asselin (2012), perempuan (54%) lebih mudah merasa “negatif” mengenai bentuk tubuhnya daripada laki-laki (25%). Lebih jauh, kebanyakan dari responden mahasiswi ingin menurunkan berat badan (87,1%). Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh Sira (2003) menemukan bahwa hanya 9.1% responden dari total keseluruhan 501 responden, yang merasa puas dengan penampilannya. Mahasiswi memiliki kecenderungan untuk melihat dirinya dan membandingkannya dengan orang lain di lingkungannya maupun di media massa yang dapat menimbulkan rasa tidak puas terhadap dirinya. Teman, keluarga, serta media adalah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi status diet mahasiswi. Persepsi bahwa dengan memiliki tubuh yang lebih kurus maka akan dapat diterima oleh teman, lawan jenis, dan masyarakat memperkuat keinginan mahasiswi untuk memiliki tubuh yang lebih kurus. Mahasiswi dengan IMT normal masih menganggap bahwa diri mereka gemuk dan tidak menarik, sehingga memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki tubuh langsing yang didapatkan dengan cara berdiet. Bahkan pada penelitian ini, terdapat 10 responden dengan IMT underweight yang juga melakukan diet. Kondisi ini terjadi dikarenakan mahasiswi sedang membentuk identitas sosial yang dapat membuat mereka dekat dan diterima oleh orang lain. Salah satu komponen citra tubuh yaitu penampilan merupakan isyarat eksternal dan mudah dilihat oleh orang lain. Berdasarkan hal ini para mahasiswi berusaha untuk mendapatkan pengakuan akan diri mereka melalui komponen penampilan. Keadaan ini yang membuat mahasiswi berusaha agar penampilan mereka tetap menarik di dalam lingkungan sosialnya. Tugas perkembangan yang dihadapi oleh mahasiswi Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
54
saat ini merupakan model perkembangan Erickson pada fase dewasa awal yaitu intimacy vs isolation. Citra tubuh mahasiswi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswi dengan citra tubuh positif sebanyak 49% dan mahasiswi dengan citra tubuh negatif sebanyak 51%. Lebih dari setengah mahasiswi memiliki rasa ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Penelitian mengenai citra tubuh pada mahasiswi juga dilakukan oleh Gingras et al (2004) yang menghasilkan 70% responden memiliki bentuk evaluasi penampilan diri yang rendah. Prevalensi citra tubuh negatif pada wanita telah meningkat dari tahun 1985 sebanyak 30% menjadi 48% di tahun 1994. Terlihat bahwa citra tubuh yang dimiliki populasi wanita saat ini lebih negatif dibanding yang terdahulu. Rasa tidak puas yang dirasakan oleh mahasiswi lebih banyak mengarah kepada bentuk dan berat tubuhnya. Mahasiswi melihat dirinya memiliki tubuh yang gemuk meskipun dalam pengukuran IMT, banyak responden yang memiliki IMT dalam batas normal. Hal ini terjadi karena penyebaran lemak yang tidak merata di seluruh tubuh yang mengakibatkan penumpukan lemak pada sebagian tubuh misalnya perut dan paha sehingga menyebabkan bentuk tubuh tidak proporsional dan terlihat kurang menarik. Saat mengukur persepsi bentuk tubuh, banyak responden yang menyadari bahwa tubuh mereka tidak terlalu besar, namun seringkali responden merasa jika tubuhnya lebih kurus pasti lebih baik. Responden akan lebih merasa percaya diri dalam berpenampilan dan bersosialisasi jika memiliki tubuh yang lebih kurus. Selain itu, mahasiswi dengan IMT underweight akan merasa lebih menarik dan sehat dibandingkan dengan mahasiswi dengan IMT normal atau overweight.
6.2. Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Pada Mahasiswi Sebanyak 43% mahasiswi yang melakukan diet memilih keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang lebih menarik dan cantik sebagai alasan paling utama. Alasan ini diikuti dengan stereotype yang ada pada mahasiswi bahwa dengan tubuh yang kurus dapat membuat penampilan menjadi lebih menarik, juga mempermudah dalam memiliki pakaian yang diinginkan. Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
55
Tidak dapat dipungkiri, industri pakaian saat ini lebih banyak menyediakan pakaian bagi wanita dengan tubuh yang kurus. Kebanyakan mahasiswi juga tidak ingin terlihat berbeda terlalu jauh dari rekan-rekannya dan dengan tubuh yang lebih kurus juga dapat mendukung setiap kegiatan yang dilakukan. Hasil yang sama ditampilkan pada penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2009) yang mengatakan bahwa 51,1% responden beralasan melakukan diet penurunan berat badan supaya lebih menarik dan cantik. Hal ini dilakukan agar mereka lebih mudah diterima dalam pergaulan dan beranggapan dengan berdiet akan mencapai penampilan fisik yang ideal menurut persepsi mereka. Alasan ini sesuai dengan model perkembangan Gould yang mengharapkan individu dalam fase dewasa muda mampu memisahkan diri dari keluarga dan membentuk identitas yang lebih pribadi yang kemudian dijadikan modal utama saat berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan pekerjaan. Tubuh yang menarik dan cantik merupakan identitas sosial yang ingin dibentuk oleh mahasiswi karena dapat membuat mereka diterima di lingkungan sosial dan pekerjaan. Individu yang mandiri diharapkan dapat diterima oleh lingkungannya karena diri mereka sendiri, untuk ide-ide, keterampilan, dan ketertarikan yang mereka miliki. Mahasiswi menggunakan peer group untuk menguji kemampuan mereka, untuk bereksperimen dengan berbagai peran, dan untuk "membuktikan" nilai mereka sendiri. Hal ini perlu dijadikan perhatian karena dikhawatirkan mahasiswi lebih memperhatikan aspek kecantikan dibandingkan aspek kesehatan yang dapat mengakibatkan perilaku makan yang menyimpang. Perilaku diet mahasiswi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswi yang menjalankan perilaku diet yang sesuai sebanyak 54% dan mahasiswi yang menjalankan perilaku diet yang tidak sesuai sebanyak 46%. Perilaku diet sudah menjadi hal yang biasa bagi para mahasiswi untuk dilakukan. Mahasiswi mulai melakukan diet untuk mendapatkan tubuh ideal yang menarik. Pada masa dewasa, perilaku makan yang sebaiknya diterapkan adalah perilaku makan yang sehat karena setiap pola aktifitas Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
56
(makan) yang dilakukan pada masa dewasa awal akan menjadi sebuah kebiasaan yang berlanjut hingga lansia. Jika perilaku diet yang diterapkan mahasiswi merupakan perilaku diet yang tidak sesuai dan dilakukan dalam rentang waktu yang lama maka akan membawa dampak yang buruk bagi mahasiswi itu sendiri seperti terjadi penyimpangan perilaku makan (bulimia dan anorexia nervosa). Namun, jika perilaku diet yang diterapkan merupakan perilaku diet yang sesuai maka akan membawa kebaikan untuk mahasiswi tersebut seperti mengurangi resiko terjadinya penyakit degeneratif (hipertensi, hiperkolesterol, dan diabetes mellitus).
6.3. Hubungan Citra Tubuh dan Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Mahasiswi Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 54% responden yang melakukan diet yang sesuai dan 46% responden melakukan diet yang tidak sesuai. Lebih lanjut mengenai hasil analisis data bivariat, jumlah responden yang melakukan diet yang sesuai dan memiliki citra tubuh yang positif lebih banyak daripada jumlah responden yang melakukan diet yang tidak sesuai dan memiliki citra tubuh negatif, yaitu 33% dan 30%. Mahasiswi dengan dengan citra tubuh positif memiliki kemungkinan 3 kali (2,946) untuk melakukan diet yang sesuai dibandingkan dengan mahasiswi yang memiliki citra tubuh negatif dan terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan perilaku diet yang dilakukan mahasiswi (p value=0.015). Sesuai dengan penelitian Bayyari (2010) dan Grieve, Wann, Henson, dan Ford (2006) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ketidakpuasan citra tubuh dengan diet yang dilakukan mahasiswi, semakin tinggi rasa ketidakpuasan pada mahasiswi maka akan semakin besar pula frekuensi mahasiswi untuk melakukan diet penurunan berat badan yang tidak sesuai (p<0.01). Mahasiswi yang melakukan diet untuk menurunkan berat badannya merupakan hal yang wajar dan diperbolehkan selama diet yang dilakukan tidak mengancam kesehatan dirinya. Bayyari (2010) mengatakan cara diet yang paling banyak dipilih oleh mahasiswi di Palestina untuk menurunkan Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
57
berat badan diantaranya dengan melewatkan waktu sarapan (16.1%), melewatkan waktu makan siang (10.0%), berpuasa lebih dari 24 jam (4.6%), memuntahkan makanan yang dikonsumsi (3.2%), menggunakan obat pelangsing (2.4%) meningkatkan frekuensi merokok agar tidak merasa lapar (2.0%), dan lainnya (2.4%). Perilaku diet yang dilakukan mahasiswi merupakan salah satu langkah yang dapat membentuk identitasnya. Responden mahasiswi yang dikatakan memiliki citra tubuh yang baik berarti mampu untuk mengenali dirinya, mengerti kebutuhan tubuhnya, sehingga menghasilkan perilaku diet yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dirinya. Tingkah laku yang baik diawali dengan persepsi yang baik. Mahasiswa yang ingin melakukan diet penurunan berat badan harus memahami pedoman diet yang baik untuk tubuh yaitu tetap mengkonsumsi makanan dengan pedoman piramida
makanan
namum
melakukan
penyesuaian dalam memilih makanan yang dikonsumsi, frekuensi makan tidak mengalami pengurangan dan tetap tiga kali sehari, penurunan berat badan tidak boleh membuat tubuh stress, saat diet berlangsung tidak boleh menimbulkan rasa lemas dan lapar bagi tubuh, diet yang baik juga dibarengi dengan olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup, serta diet yang sesuai dilakukan dengan perubahan gaya hidup bukan karena bantuan obat/produk pelangsing. Jika hal ini dilakukan maka perilaku diet yang dilakukan mahasiswi bukan lagi hal yang harus ditutup-tutupi. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 74% responden memiliki IMT yang normal (18,5-25,0) dan 14% responden memiliki IMT overweight (25,0-29,9). Namun, jika dilihat berdasarkan pengukuran persepsi bentuk tubuh dan bentuk tubuh yang diinginkan, responden merasa diri mereka berada pada bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan IMT mereka. Penyebaran lemak ditubuh yang tidak merata membuat persepsi tersebut muncul di kalangan mahasiswi. Lebih jauh, responden dengan IMT normal dan melakukan diet yang sesuai memiliki jumlah yang sama dengan responden yang melakukan diet yang tidak sesuai, yaitu sebanyak 34%. Sementara itu, responden dengan IMT overweight dan melakukan diet yang tidak sesuai (5%) memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
58
responden yang melakukan diet yang sesuai (9%). Sejalan dengan hasil penelitian Bayyari (2010) yaitu terdapat hubungan antara IMT dengan diet yang dilakukan mahasiswi yaitu semakin tinggi angka IMT, semakin besar frekuensi mahasiswi untuk melakukan diet penurunan berat badan (p<.0.01). Penelitian
Bayyari (2010)
menunjukkan
media
memberikan
pengaruh kepada mahasiswi di Palestina untuk melakukan diet (18.1%), keluarga memberikan pengaruh kepada mahasiswi untuk melakukan diet (17.9%), dan teman ikut memberikan pengaruh kepada mahasiswi untuk melakukan diet (12.4%). Faktor yang paling berpengaruh bagi mahasiswi dalam diet untuk menurunkan berat badan adalah lingkungan sosialnya. Tekanan dari peer tidak terlalu menjadi perhatian namun merupakan hal yang paling mempengaruhi. Hasil penelitian Kashubek et al (1997), Liebermen et al (2001), dan Paxton et al (1999) mengatakan keberadaan teman dalam pengaruhnya terhadap pola makan dan pola penyimpangan perilaku makan dapat menjadi faktor pemicu yang paling kuat. Mahasiswi yang memiliki persepsi bahwa bentuk tubuh mempengaruhi interaksi sosial cenderung akan melakukan melakukan diet penurunan berat badan. Kondisi ini berhubungan dengan konsep yang terbentuk di masyarakat bahwa bentuk tubuh yang ideal adalah ramping dan bentuk tubuh yang ramping dapat membantu mahasiswi diterima secara sosial. Hasil penelitian Bayyari (2010), teman dan keluarga secara alami akan memberikan kritik dan menyarankan agar melakukan diet penurunan berat badan bagi mahasiswi dengan obesitas atau overweight. Di dalam hubungannya terhadap strategi untuk menurunkan berat badan, kombinasi atas citra tubuh yang buruk dan pengaruh teman serta keluarga merupakan faktor yang tidak dapat dihindari untuk terjadinya gangguan perilaku makan atau penyimpangan perilaku makan. Faktor yang juga tidak kalah berpengaruh terhadap perilaku diet mahasiswi adalah media. Media memiliki pengaruh yang kuat karena hampir setiap saat mahasiswi melihat iklan yang disebar melalui media cetak dan elektronik. Penelitian Slice, Schupak-Neuberg, Shaw, & Stein (1994) dan Bayyari (2010) menyimpulkan semakin tinggi IMT seseorang, Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
59
semakin mudah terpengaruh oleh media untuk memiliki bentuk tubuh yang lebih kurus. Pengaruh media terhadap perilaku diet mahasiswi terletak pada pesan yang akan disampaikan dan frekuensi terpaparnya mahasiswi dengan pesan tersebut. Semakin kuat pesan yang disampaikan maka mahasiswi akan dengan mudah terpengaruh. Semakin sering mahasiswi melihat pesan tersebut, maka akan dengan mudah pula mahasiswi terpengaruh. Banyak media yang memberikan pesan tentang pencitraan wanita yang seharusnya melalui iklan produk kecantikan maupun model yang ditampilkan untuk menyampaikan pesan. Tekanan dari media memberikan persepsi kepada wanita untuk memiliki bentuk tubuh yang ramping sehingga meningkatkan kejadian penyimpangan perilaku makan (Worobey & Schoenfield, 1999 dan Harvard Medical School, 2002). Industri periklanan menampilkan persepsi tubuh yang kurus merupakan hal yang sehat dan cantik namun tidak memperhatikan resiko yang ada dibalik perilaku diet.
6.4. Implikasi Hasil penelitian ini membuktikan hipotesis yang dibuat oleh peneliti bahwa terdapat hubungan antara citra tubuh dengan perilaku diet pada mahasiswi. Ini berarti bahwa kesesuaian perilaku diet yang dijalani mahasiswi dipengaruhi oleh citra tubuh yang ada dalam diri mahasiswi tersebut. Perilaku yang saat ini sudah terbentuk dalam diri mahasiswi dapat terus terbawa hingga dewasa dan menjadi sebuah kebiasaan. Jika saat ini mahasiswi tersebut telah menerapkan pola diet yang tidak sehat dan tidak sesuai, bukan tidak mungkin perilaku tersebut akan terus dibawa dan nantinya memberikan dampak buruk terhadap kesehatan mahasiswi tersebut di masa mendatang. Hasil
dari
penelitian
dapat
diimplikasikan
dalam
bidang
keperawatan. Pertama, dalam bidang pelayanan dan pendidikan dengan memberikan informasi terkait bahaya perilaku diet yang tidak sesuai kepada mahasiswi. Kesehatan mahasiswi kerap kali terabaikan, baik oleh mahasiswi itu sendiri, maupun oleh institusi kesehatan. Meskipun mahasiswi masuk ke dalam fase dewasa awal dimana merupakan fase produktif, kesehatan Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
60
mahasiswi tidak dapat diabaikan begitu saja terlebih tentang asupan nutrisi mahasiswi. Penyuluhan berupa seminar mengenai pola makan dan pola diet yang sehat juga perlu diberikan agar memberikan kesadaran bagi mahasiswi dalam menjaga kesehatan dirinya. Mahasiswi perlu diingatkan terus menerus mengenai pentingnya mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat. Selain itu menghindarkan mahasiswi dari kebiasaan makan yang buruk. Informasi yang diberikan dapat menghindari adanya perilaku makan yang menyimpang, seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa dikalangan mahasiswi. Yang lebih baik adalah bukan mengajarkan tentang cara menurunkan berat badan, namun mencegah terjadi kenaikan berat badan secara ekstrim melalui edukasi tentang pedoman makan yang sehat. Edukasi tentang pedoman makan yang sehat ditargetkan pada mahasiswi tahun pertama karena banyak diantara mereka yang tinggal jauh dari rumah untuk pertama kali dan beresiko untuk menjalani gaya hidup yang tidak sehat. Mereka harus mampu untuk mengidentifikasi makanan yang sehat dan mempraktekan pola makan yang sehat. Menerapkan gaya hidup sehat memang tidak mudah, oleh karena itu mereka membutuhkan dukungan sosial untuk mendukung dan mempertahankan perubahan perilaku. Kedua, dalam bidang penelitian memberikan gambaran yang jelas tentang pembentukan dan perkembangan citra tubuh mahasiswi. Penilaian mengenai persepsi diri yang dimiliki mahasiwi dan membandingkannya dengan IMT memberikan dampak penilaian yang cukup baik untuk mengukur citra tubuh mahasiswi. Pada masa yang akan datang akan sangat baik jika dilakukan penelitian terhadap hubungan citra tubuh dan perilaku diet pada mahasiswi dengan latar belakang budaya maupun latar belakang pendidikan yang berbeda. Indonesia dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap cara indvidu memandang tubuhnya. Selain itu, latar belakang budaya juga dapat menentukan pengetahuan dan pola makan yang dijalani untuk membentuk tubuh yang diinginkan misalnya pada perempuan-perempuan Keraton. Hal yang sama juga dapat terjadi dengan berbagai latar belakang pendidikan Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
61
mahasiswi. Peneliti menyarankan juga agar penelitian lanjutan pada fakultas kesehatan dan ilmu pengetahuan juga dapat dilakukan. Penelitian ini akan memberikan keragaman hasil yang dapat lebih mencerminkan citra tubuh dan perilaku diet penurunan berat badan pada mahasiswi. Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang citra tubuh yang dimiliki oleh mahasiswi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya berdasarkan latar belakang budaya dan pendidikan. Lebih jauh, faktor yang mempengaruhi perubahan kepuasan citra tubuh dari waktu ke waktu dapat menjadi topik lanjutan untuk diteliti. Penelitian ini hanya berupa cross-sectional atau sekilas pada pengalaman, perasaan dan persepsi mengenai citra tubuh pada mahasiswa. Studi lebih longitudinal mengenai citra tubuh dan perilaku diet penurunan berat badan dibutuhkan.
6.5. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian, antara lain: 6.5.1. Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bukan merupakan hubungan kausalitas (sebab akibat) karena penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang hanya dapat melihat adanya hubungan atau tidak antar variabel pada satu waktu (bersamaan). 6.5.2. Penelitian ini seluruh respondennya berjenis kelamin perempuan sehingga tidak dapat digeneralisasi bahwa hasil penelitian ini berlaku untuk seluruh jenis kelamin. 6.5.3. Hasil penelitian ini hanya dapat menggambarkan keadaan di FISIP dan Program Vokasi Universitas Indonesia saja karena penelitian ini hanya dilakukan di tempat tersebut. 6.5.4. Pada penelitian ini data diperoleh melalui pengisian kuesioner saja tanpa dilakukan wawancara yang dapat memungkinkan terjadinya bias karena tidak semua responden mau menjelaskan secara terbuka tentang perilaku diet yang sedang atau pernah dijalankannya melalui pengisian kuesioner.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
62
6.5.5. Pada penelitian ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku diet pada mahasiswi. Namun karena keterbatasan penelitian, peneliti hanya meneliti satu variabel saja yaitu citra tubuh. 6.5.6. Penelitian ini merupakan penelitian yang pertama bagi peneliti. Peneliti sendiri masih dalam proses pembelajaran dalam menyusun dan melaksanakan penelitian sehingga banyak terdapat kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini baik dari segi literatur yang digunakan, cara penulisan, penyusunan kalimat, dan langkah-langkah dalam menyusun laporan penelitian.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
BAB 7 PENUTUP
7.1. Kesimpulan 7.1.1. Sebanyak hampir tiga perempat responden memiliki IMT yang normal (18,5-25,0). Sementara itu, 14% dari total responden memiliki IMT overweight (25,0-29,9) dan 10% dari total responden memiliki IMT underweight (<18,5). 7.1.2. Setengah dari responden sedang melakukan diet penurunan berat badan saat penelitian dilakukan. Sebanyak 37% responden dengan IMT yang normal (18,5-24,9) menjalankan diet yang tidak sesuai. Selain itu, sebanyak 7% responden melakukan diet yang tidak sesuai memiliki IMT overweight dan 2% responden dengan IMT underweight. 7.1.3. Alasan yang paling banyak dipilih oleh responden untuk melakukan diet penurunan berat badan adalah untuk memiliki penampilan yang lebih menarik dan lebih cantik (42%), beberapa responden juga memilih alasan berdiet adalah untuk mencegah kenaikan berat badan (30%), hanya sedikit responden yang memiliki tujuan untuk lebih sehat (17%). Sisanya memilih melakukan diet penurunan berat badan karena nasihat orang lain (5%) dan lainnya (6%). 7.1.4. Gambaran citra tubuh responden hampir seimbang yaitu 49% memiliki citra tubuh yang positif dan 51% responden memiliki citra tubuh negatif. 7.1.5. Gambaran perilaku diet yang dilakukan responden adalah lebih dari setengah responden melakukan diet penurunan berat badan yang sesuai (54%). Sementara sisanya melakukan diet penurunan berat badan yang tidak sesuai (46%) 7.1.6. Terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan perilaku diet pada mahasiswi FISIP dan Program Vokasi (OR 2,946). Artinya, kesesuaian perilaku diet yang dilakukan mahasiswi dipengaruhi oleh citra tubuh yang dimiliki mahasiswi tersebut. 63 Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
64
7.2. Saran 7.2.1. Bagi mahasiswi, sebaiknya disadarkan mengenai pola makan yang seharusnya bagi dewasa awal. Pola makan yang baik, tidak hanya bermanfaat untuk memberikan asupan energi yang sesuai kebutuhan, selain itu dapat mengontrol kemungkinan kenaikan berat badan. 7.2.2. Bagi mahasiswi juga disarankan agar selalu menghindari gaya hidup yang buruk, seperti tidak berolahraga. Mahasiswi yang peduli dengan bentuk tubuhnya akan sangat baik jika berolahraga secara teratur. Perencanaan waktu yang baik memungkinkan mahasiswi untuk tetap dapat
berolahraga
disela-sela
kesibukan
perkuliahan.
Selain
bermanfaat untuk menjaga kestabilan berat badan, berolahraga juga dapat menjaga kesehatan agar tetap optimal. 7.2.3. Bagi mahasiswi yang ingin menjalankan diet untuk menurunkan berat badan, disaran agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahlinya dan mengikuti pedoman diet yang benar. Diet yang salah tidak akan memberikan manfaat apapun bagi yang melaksanakannya. 7.2.4. Bagi ilmu keperawatan, diharapkan untuk selalu memberikan informasi terkait bahaya perilaku diet yang tidak sesuai kepada mahasiswi. Informasi yang diberikan mengenai kesadaran kesehatan psikis dan psikologis, faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya pola makan dan diet yang tidak tepat, dan informasi tentang pola makan dan diet yang tepat bagi mahasiswi. Informasi yang diberikan dapat menghindari adanya perilaku makan yang menyimpang, seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa dikalangan mahasiswi. Penyebarluasan informasi dapat dilakukan dengan penyuluhan atau seminar. 7.2.5. Peneliti memberikan rekomendasi untuk peneliti lain dan berikutnya agar mengambil sampel yang lebih banyak dan tidak terbatas pada satu populasi mahasiswi dari fakultas atau program studi tertentu, karena dengan melibatkan populasi yang lebih banyak dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi. Penelitian terhadap hubungan citra tubuh dan perilaku diet pada mahasiswi dengan latar belakang Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
65
budaya maupun latar belakang pendidikan yang berbeda juga diperlukan. Indonesia dengan latar belakang budaya yang berbedabeda memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap cara individu memandang tubuhnya dan membentuk tubuh yang diinginkan. Selain itu, peneliti juga menyarankan agar menggunakan instrumen penelitian yang validitas dan reliabilitasnya baik.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Adkins, Amber, & Stivers, Kaelin. (n.d.). Behavioral and psychological factors predicting body satisfaction among adolescents. Hanover College. Adya, Ria. (2010). Serba serbi diet sehat. Jakarta: Penerbit Bukune. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur penelitian; Suatu pendekatan dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Asselin, Jenifer. (2010). Characteristic of male and female college student with weight dissatisfaction: A secondary data analysis. Bayyari, Wafa Diab. (2010). Predictors of dieting among female college students at Palestinian Universities: an exploratory study. Proquest Dissertation and Theses: The Sciences and Engineering Collection. Bearman, S.K., Martinez, E., & Stice, E. (2006). The skinny on body dissatisfaction: A longitudinal study of adolescent girls and boys. Journal of Youth Adolescent, 35(2), 217-229. Brown, J. E., et al. (2005). Nutrition through the life cycle 2nd edition, United States of America: Thompson Wadsworth. Brunt, Ardith., Rhee, Yeong., & Zhong, Li. (2008). Differences in dietary patterns among college students according to body mass index. Journal of American College Health, 56 (6), 629-634. Cash, Thomas F., & Pruzinsky, Thomas. (2002). Body image: A handbook of theory, research, and clinical practice. NY: Guilford Press. Depkes RI. (2003). Survey Indeks Masa Tubuh (IMT) Pengumpulan Status Gizi Orang Dewasa Berdasarkan IMT. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Erdianto, Sigit Dwi. (2009). Hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada mahasiswi jurusan administrasi perkantoran dan sekretaris FISIP UI tahun 2009. Skripsi FKM UI, Depok. Ervina, Raphinta. (2007). Pengaruh persepsi tubuh ideal bagi remaja putrid terhadap pola makan. Laporan penelitian FIK UI, Depok. 66
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Universitas Indonesia
67
Fraenkel, J. R., & Wellen, N. E. (2008). How to design and evaluate research in education. New York: McGraw-Hill. Forbes, G. B., Adam-Curtis, L. E., Rade, B., & Jaberg, P. (2001). Body dissatisfactionin women and men: The role of gender-typing and self-esteem. Sex Roles, 44 (7), 461-484. Gibney, M.J. et al. (2005). Clinical nutrition. Oxford: Blackwell Science, Ltd. Gingras, Jacqui., Fitzpatrick, Jasmine., & McCargar, Linda. (2004). Body image of chronic dieters: lowered appearance evaluation and body dissatisfaction. Journal by American Dietetic Association, 1589-1592. Grieve, Frederick G., Wann, Daniel, Henson, Crystal T., & Ford, Paul. (2006). Healthy and unhealthy weight management practices in collegiate men and women. Journal of Sport Behavior 29 (3), 229-241. Hapsari, Ismira. (2009). Hubungan faktor personal dan faktor lingkungan dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada kalangan model di OQ Modelling School Jakarta Selatan tahun 2009. Skripsi FKM UI, Depok. Hardani, Rika. (2002). Pola makan sehat. Makalah disampaikan pada seminar online Kharisma: Women and Education ke-2. Harvard Medical School (2002). Treatment of bulimia and binge eating. Harvard Mental Health Letter, 19(1), 1-4. Hendrayati, Neti. (2007). Gambaran pola makan mahasiswa regular FIK UI. Laporan penelitian dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Ajar Riset Keperawatan. FIK UI, Depok. Indriastuti, B. (1998). Pahit Manis Dunia Model. Jakarta : Gramedia Press. Kashubeck, S., Marchand-Martella, N., Neal, C., & Larsen, C. (1997). Sorority membership, campus pressure, and bulimic symptomatology in college women: a preliminary investigation. Journal of College Student Development, 38, 40-49. Keliat, B. A (1992) Gangguan Konsep Diri. Jakarta : EGC.
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
68
Kerlinger, Fred N. (1992). Foundation of behavioral research. New York: CBS Publishing Japan Ltd. Kim, M., & Lennon, S. J. (2006). Analysis of diet advertisement: a cross-national comparison of Korean and US women’s magazines. Clothing and Textiles Research Journal, 24, 345. Kozier, et. al. (1995). Fundamental of nursing. California: Addison Wesley Company. Kumar, R. (1999). Research methodology: A step by step guide for beginner. London: Sage Publication Ltd. Kurnianingsih, Yulianti. (2009). Hubungan factor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih di Depok tahun 2009. Skripsi FKM UI, Depok. Kusumah, Trestasya. (2007). Ketidakpuasan terhadap citra tubuh terhadap homoseksual lajang (studi kasus Indonesia dan Spanyol). Skripsi FPSI UI, Depok. http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/green/detail2.jsp?id=124462&lokasi=lokal diakses pada 24 Juni 2012. Lieberman, M., Gauvin, L., Bukowski, W. M., & White, D. R. (2001). Interpersonal influence and disordered eating behaviors in adolescent girls: the role of peer modeling, social reinforcement, and body teasing. Eating Behavior, 2, 215-236. Martadi. (2001). Citra perempuan dalam iklan di majalah femina edisi tahun 1999: kajian semiotik terhadap nilai-nilai gender dalam desain iklan. Nirmana, 3 (2). http://puslit.petra.ac.id/journals/articles.php?PublishedID=DKV01030205 diunduh pada 7 maret 2012 2:30. McCreary, Donald R. & Sadava, Stanley W. (2001). Gender differences in relationship among perceived attractiveness, life satisfaction, and health in adult as a function of Body Mass Index, and perceived weight. Psychology of Men and Masculinity. 2 (2), 108-116. Monteath, S. A., & McCabe, M. P. (1997). The influence of societal factors on female body image. The Journal of Social Psychology, 137 (6), 708-727. Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
69
Mulia, Agus. (2010). Pengetahuan gizi, pola makan dan status gizi mahasiswa Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan tahun 2010. Skripsi FKM USU. Medan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20338 diakses pada 24 Juni 2012. Nasution, Ernawati, & Nasution, Hanida R. (2003). Diet sebagai gaya bidup sehat. Indonesian Scientific Journal Database. Info Kesehatan, 20-24. Navia, B., et al. (2003). Influence of the desire to lose weight on food habits, and knowledge of the characteristic of a balanced diet, in a group of Madrid University Students. European Journal of Clinical Nutrition, 57, S90-S93. Paxton, S. J., Schutz, H. K., Wertheim, E. H., & Muir, S. L. (1999). Friendship clique and peer influence on body image concerns, dietary restrain, ekstreme weight-loss behaviors, and binge eating in adolescent girls. Journal of Abnormal Psychology, 108, 255-266. Potter, Patricia A., & Perry, Anne Griffin. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC. Prabundari, Sastikanya. (2007). Hubungan persepsi mahasiswa terhadap citra perempuan dalam majalah Wanita dengan gaya hidup. Skripsi IPB http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/50367 diunduh pada 7 Maret 2012 2:40. Rudd, N. A., & Lennon, S. J. (2000). Body image and appearance-management behaviors in college women. Clothing and Textilles Research Journal, 18, 152-162. Sira, Natalia. (2003). Body image: relationship to attachment, body mass index and dietary practices among college students. http://search.proquest.com/docview/305301146137464/B9F7541283275/8acc ountid=17242 diunduh pada 12 juni 2012 8:09. Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (1991). Principles & practice of psychiatric nursing. Philadelphia: Mosby Year’s Book Company. Smolak, Linda. (1993). Adult development. New Jersey: Prentice Hall. Suryanie, K. (2005). Hubungan antara citra raga dengan narsisme pada para model. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
70
Supariasa, I. Nyoman dan Ibnu Fajar. (2002). Penilaian status gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Thompson, J. Kevin. (1996). Body image, eating disorder & obesity. American Psychological Association, Washington DC. Worobey, J., & Schoenfield, D. (1999). Eating disordered behaviors in dietetics students and students in other majors. Journal of the American Dietetic Association, 99, 1100-1102.
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Lampiran 1
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Lampiran 2
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Lampiran 3
Universitas Indonesia, Depok Persetujuan Tertulis untuk Partisipasi dalam Penelitian Hubungan Citra Tubuh Terhadap Perilaku Diet Pada Mahasiswi Universitas Indonesia
Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang perilaku makan dan diet, serta kaitannya dengan citra tubuh mahasiswi Universitas Indonesia. Peneliti (saya) akan memberikan lembar persetujuan ini dan menjelaskan bahwa keterlibatan anda di dalam penelitian ini adalah atas dasar sukarela.
Nama saya/peneliti adalah Yosephin. Saya mahasiswi tahun keempat di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, dan sekarang sedang menyelesaikan penelitian sebagai syarat untuk lulus dari program sarjana. Saya dapat dihubungi di nomor +628569-197-3901. Penelitian ini tidak mendapat dukungan dana dari pihak manapun. Penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan untuk Program Pendidikan Sarjana saya di Universitas Indonesia, Depok. Pembimbing saya adalah Tuti Nuraini, SKp., M. Biomed. dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia di Depok, Indonesia.
Penelitian ini melibatkan mahasiswi yang berusia 18-24 tahun, memiliki keinginan untuk menurunkan/mempertahankan berat badan, pernah melakukan praktik diet, dan merupakan mahasiswi Universitas Indonesia. Keputusan anda untuk ikut atau pun tidak dalam penelitian ini, tidak berpengaruh terhadap kegiatan anda sebagai mahasiswi di Universitas Indonesia. Apabila anda memutuskan berpartisipasi, anda tetap memiliki kebebasan untuk mengundurkan diri dari penelitian kapan pun. Sekitar 100 mahasiswi akan terlibat dalam penelitian ini dari mahasiswi Program Vokasi dan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik.
Kuesioner yang akan saya berikan terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan tentang demografi seperti usia, jenis kelamin & pendidikan. Bagian kedua berisi pertanyaan tentang persepsi mengenai tubuh responden dan bagian ketiga berisi tentang perilaku diet yang anda telah/sedang anda lakukan. Diharapkan anda dapat menyelesaikan pengisian kuesioner ini antara 10-15 menit. Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Saya akan menjaga kerahasiaan anda dan keterlibatan anda dalam penelitian ini. Nama anda tidak akan dicatat dimanapun. Semua kuesioner yang telah terisi hanya akan diberikan nomor kode yang tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi identitas anda. Apabila hasil penelitian ini dipublikasikan, tidak ada satu identifikasi yang berkaitan dengan anda akan di tampilkan dalam publikasi tersebut. Siapa pun yang bertanya tentang keterlibatan anda dan apa yang anda jawab di penelitian ini, anda berhak untuk tidak menjawabnya. Namun, jika diperlukan catatan penelitian ini dapat dijadikan barang bukti apabila pengadilan memintanya. Keterlibatan anda dalam penelitian ini, sejauh yang saya ketahui, tidak menyebabkan risiko yang lebih besar dari pada risiko yang biasa anda hadapi sehari-hari.
Walaupun keterlibatan dalam penelitian ini tidak memberikan keuntungan langsung pada anda, namun hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi yang tepat mengenai diet yang sehat dan memperjelas adanya bahaya kasat mata yang mengintai mahasiswa dari diet yang tidak tepat. Setelah menyelesaikan pengisian kuesioner ini, anda akan diberikan souvenir sebagai apreasiasi peneliti terhadap keikutsertaan anda.
Apabila setelah terlibat penelitian ini anda masih memiliki pertanyaan, anda dapat menghubungi saya di nomor +62-8569-197-3901.
Setelah membaca informasi di atas dan memahami tentang tujuan penelitian dan peran yang diharapkan dari saya di dalam penelitian ini, saya setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tanggal
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Selamat pagi/siang/sore, Saya adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “Hubungan Citra Tubuh Terhadap Perilaku Diet pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dan Program Vokasi Universitas Indonesia”. Mohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner dibawah ini dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya sesuai dengan pribadi anda. Tidak ada jawaban salah ataupun benar. Jawaban anda dijamin kerahasiaannya. Harap tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Terima kasih atas pertisipasi dan bantuan anda. Hormat Saya,
Yosephin 0806334571
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
A1. Data Demografi Tuliskan jawaban anda pada tempat yang sudah tersedia. 1. No. Responden :
(diisi oleh peneliti)
2. NPM
:
3. TB
:
cm
4. BB
:
kg
5. IMT
:
(diisi oleh peneliti)
A2. Screening Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling cocok dengan anda dengan cara memberikan tanda silang ( X ) 1. Apakah saat ini anda sedang melakukan diet (pembatasan asupan makanan)? a. Ya
b. Tidak
2. Kapan terakhir kali anda melakukan diet? a. < 1 bulan b. 1-12 bulan yang lalu c. > 1 tahun yang lalu 3. Apa alasan anda melakukan diet? a. Agar lebih sehat b. Agar memiliki penampilan yang lebih menarik dan cantik c. Mencegah kenaikan berat badan d. Nasihat orang tua, teman, dokter, dll e. Lainnya, sebutkan ______________ 4. Diantara gambar ini, mana yang mewakili bentuk tubuh anda?
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
5. Diantara gambar dibawah ini, mana bentuk tubuh yang paling anda inginkan?
B. Pernyataan Mengenai Citra Tubuh Pada Mahasiswi Petunjuk pengisian: 1. Berikan tanda silang (X) pada kolomjawabanpernyataan yang paling mewakili pendapat anda. 2. Setiap nomor diisi dengan SATU jawaban terbaik menurut anda. 3. Jika ada pernyataan yang kurang jelas dapat langsung ditanyakan kepada peneliti. 4. Jika telah selesai, mohon kuesioner ini dikumpulkan kembali kepada peneliti. 5. Selamat mengisi ! Sangat No.
Pernyataan
Tidak setuju
1
Tidak setuju
Setuju
Sangat setuju
Saya bangga terhadap bentuk tubuh saya
2
Jika mungkin, ada beberapa bagian dari tubuh yang ingin saya ubah
3
Saya berharap memiliki bentuk tubuh yang lebih baik
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Sangat No.
Pernyataan
Tidak setuju
4
Tidak setuju
Setuju
Sangat setuju
Saya suka melihat bentuk tubuh saya di foto
5
Saya tidak menyukai bentuk tubuh saya saat bercermin
6
Saya tetap bersosialisasi meskipun orang-orang di lingkungan saya memiliki bentuk tubuh yang lebih baik dari saya
7
Orang lain menganggap bentuk tubuh saya menarik
8
Saya harap saya memiliki bentuk tubuh seperti orang lain
9
Teman-teman seusia saya, menyukai bentuk tubuh saya
10
Saya tidak mengkhawatirkan bentuk tubuh saya
11
Saya tidak puas dengan bentuk tubuh saya
12
Wanita dengan bentuk tubuh yang kecil terlihat bagus dengan baju model apapun.
13
Berapapun berat badan saya, saya tetap menjalani hidup dengan bahagia
14
Bentuk tubuh saya mengecewakan
15
Saya rasa saya memiliki bentuk tubuh yang tidak sempurna
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
C. Pernyataan Mengenai Perilaku Diet Mahasiswi No. 1
Pernyataan
Tidak pernah
Jarang
Kadangkadang
Sering
Saya mengkonsumsi makanan lengkap (nasi, lauk, dan sayur) setiap hari.
2
Saya menghindari makan dengan porsi mengenyangkan setiap hari.
3
Saar menjalani diet, saya tidak merasa lemas.
4
Saya memilih mengkonsumsi makanan selingan (snack) daripada makanan inti/lengkap.
5
Saya makan pagi (makanan mengandung sumber energi) setiap hari.
6
Saya melewatkan waktu sarapan dengan alasan dapat menolong saya dalam mengurangi berat badan.
7
Saya berusaha untuk tidak makan nasi dan daging pada malam hari
8
Saya hanya memakan satu jenis makanan dalam sehari (misalnya buah saja)
9
Saya menghindari junk food dan cemilan.
10
Saya hanya makan 2 sendok nasi setiap harinya.
11
Saya mengurangi frekuensi makan saya untuk menurunkan berat badan.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
No. 12
Pernyataan
Tidak pernah
Jarang
Kadangkadang
Sering
Saya tidak khawatir berat badan saya bertambah meskipun saya makan dengan frekuensi standar (3 kali sehari)
13
Saya memuntahkan kembali makanan yang saya makan.
14
Saya melakukan kontrol ketat terhadap apa yang saya makan.
15
Saya lebih memilih makanan siap saji daripada makanan rumahan
16
Saat makan pagi, saya mengkonsumsi makanan mengandung sumber energi.
17
Saya mengkonsumsi satu diantara produk ini: pil/jamu pelangsing, WRP atau slimming tea, obat pencahar.
18
Saya sengaja melewatkan waktu makan siang.
19
Apabila ingin ngemil, saya lebih memilih memakan buah.
20
Untuk menjaga berat badan, saya menghindari makan daging ayam, daging sapi, maupun telur.
21
Saya mengkonsumsi air putih lebih banyak dari biasanya untuk menghindari rasa lapar
22
Saat makan, saya lebih memilih makanan yang rendah lemak atau non-fat.
23
Saya memilih kelaparan daripada menyesal setelah makan.
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
SELESAI TOLONG PERIKSA KEMBALI KELENGKAPAN JAWABAN ANDA TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA JAWABAN YANG ANDA BERIKAN AKAN TERJAGA KERAHASIAANNYA
Universitas Indonesia Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012
Lampiran 5
BIODATA PENELITI
Nama
: Yosephin
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 19 Nopember 1990 Jenis Kelamin
: Perempuan
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Suku
: Batak
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. 2. 3. 4. 5.
TK Yapemri, Depok (1995-1996) SD Tugu Ibu, Depok (1996-2002) SMP Negeri 3 Depok (2002-2005) SMA Negeri 2 Depok (2005-2008) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (2008-2012)
Universitas Indonesia
Hubungan citra..., Yosephin, FIKUI, 2012