HUBUNGAN BIMBINGAN ORANGTUA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Bimbingan dan Konseling Oleh :
DEVI ANGGERIANI A1L010081
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Bimbingan Orangtua dan Lingkungan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu” ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat dan seluruh umatnya yang ada di alam raya ini. Skripsi ini ditulis dan disusun guna untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Progam Studi Pendidikan Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu. Dalam
proses
penyusunan
skripsi
ini,
penulis
telah
banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi dan meluangkan waktu untuk penulis dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat kepada : 1. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc selaku Rektor Universitas Bengkulu. 2. Bapak Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Dr. Manap Soemantri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
4. Bapak Dr. Hadiwinarto, M.Psi selaku Ketua Progam Studi Bimbingan Konseling dan selaku dosen pembimbing utama yang selalu membimbing dan memberi masukan 5. Ibu Rita Sinthia, S.Psi, M.Psi selaku dosen pembimbing pendamping yang telah membimbing dan member saran sampai selesainya skripsi ini. 6. Ibu Prof. Dr. Pudji Hartuti, Psikolog selaku penguji I yang telah memberikan masukan terhadap skripsi ini. 7. Bapak Drs. Agus Makmurtomo, M.Kes selaku penguji II yang memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 8. Bapak dan ibu dosen Bimbingan Konseling Universitas Bengkulu yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan. 9. Mahasiswa FKIP Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Bengkulu, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan ALLAH SWT melimpahkan rahmat-NYA kepada semua Bapak/Ibu dan saudara-saudara yang telah membantu, membimbing, memotivasi dan waktunya dalam penelitian ini. Amin! Bengkulu, Juni 2014
Penulis
Motto dan Persembahan Hidup ini singkat, maka, jangan membuatnya lebih singkat lagi dengan sesuatu yang sia-sia. Kenyataan yang terburuk sekalipun harus diterima, sebab betapapun kegelisahan itu tak pernah menyelesaikan masalah, jalan keluar sering datang setelah kesabaran dan kegembiraan sering pula datang setelah kesedihan. Kemarin adalah mimpi yang telah berlalu. Esok hari adalah cita-cita yang indah dan hari ini adalah kenyataan. Alhamdulillah, sebuah langkah telah usai, satu cita telah aku gapai. Namun, itu bukan akhir dari satu perjalanan melainkan awal dari satu perjuangan. Diantara perjuangan dan doa telah merangkulku menuju hari depan yang cerah. Kini diriku telah selesai dalam studi sarjana. Kupersembahkan karya kecilku ini kepada: Mamaku Sumini dan Papaku Rustam Effendy yang selalu memanjatkan doa kepada putrimu dalam setiap sujudnya. Selalu berusaha menjadikan aku orang yang kuat dan semangat sehingga dapat terselesainya skripsi ini. Kakak-kakakku tersayang (Abang Edi & Uni Ii, Abang Anwar & Uni Nyeing, Ka Kali & Uni Puk, Kak Nur & Iik, Uda Zul & Ache, Abang Jhoni & Uni Novi, Abang Deko), keponakan-keponakanku tersayang (Ridho, Rani, Ririn, Rafa, Fahri, Athiyyah, Lutfiah, Hasya dan Afla) yang selalu memotivasi, senyum dan keceriaan serta doa kalian yang membuatku selalu bersemangat. My best Friends (Sendy, Anna Ayu, Azizah, Fuja, Yesi, Rika, Shinta, Ade, Thrisya) terima kasih atas dukungan dan semangatnya. Andi Rudianto terimakasi atas doa dan cintanya serta tak pernah lelah memberikan motivasi dan semangat. Teman-teman seperjuangan Bimbingan Konseling angkatan 2010 yang saya sayangi yang selalu memberi dukungan, dan semoga kita semua sukses. Almamaterku tersayang.
ABSTRACT DEVI ANGGERIANI (2014). The Relationship Between Parent’s Guidance and School’s Environment with the Student’s Study Achievement For Seventh Grade at SMPN 5 Kota Bengkulu. Dr. Hadiwinarto, M.Psi. Rita Sinthia, S.Psi, M.Psi. The kind of this research is correlational research with quantitative approach it’s aims to know the relationship between parents’s guidance (X1) and school’s environment (X2) with student’s study achievement (Y). The population of this research are seventh grade student’s of SMPN 5 Kota Bengkulu. The sampel of this research by using random sampling, with 50 students.the instrument’s in this research is questionnaire that consists 40 students guidance questionnaire and 80 school’s environment questionnaire. The collecting data is by using questionnaire and decumentation. The data analysis is by using statistic correlation and regresi ganda wtih significant standars is 0.05 and than double doing the hipotesis test. From the data analysis is found R=0.554 it means there are signicicant relationship between parent’s guidance and school’s environment with the student’s study achievement for seventh grade at SMPN 5 Kota Bengkulu. Key words: parent’s guidance, school environment, student’s study achievement.
ABSTRAK DEVI ANGGERIANI (2014). Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Dan Lingkungan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Vll SMPN 5 Kota Bengkulu. Dr. Hadiwinarto, M.Psi. Rita Sinthia, S.Psi, M.Psi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bimbingan orang tua (X1) dan lingkungan sekolah (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling, dimana sampel dilakukan secara acak dengan jumlah 50 siswa. Instrumen penelitian berupa angket yang terdiri dari 40 angket bimbingan orang tua dan 80 angket lingkungan sekolah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik korelasi dan regresi ganda dengan taraf signifikan α = 0,05 dan kemudian dilakukan uji hipotesis. Dari analisis data diperoleh hasil yaitu nilai R 0.554 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan antara bimbingan orang tua dan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. Kata kunci : Bimbingan Orang Tua, Lingkungan Sekolah, Prestasi Belajar
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL SKRIPSI....................................................... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI……………………………. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI……………………………. . LEMBAR PERNYATAAN ........................................................... KATA PENGANTAR………………………………………………... MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………….. ABSTRACT………………………………………………………….. ABSTRAK……………………………………………………………. DAFTAR ISI.. ............................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................
i ii iii iv v vii viii ix x xii xiii
BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang .......................................................... Identifikasi Masalah .................................................. Pembatasan Masalah ............................................... Rumusan Masalah .................................................... Tujuan Penelitian ...................................................... Kegunaan Penelitian ................................................
1 7 8 8 9 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. B. C. D. E. F. G. H.
Bimbingan Orangtua ................................................. Lingkungan Sekolah .................................................. Prestasi Sekolah ...................................................... Hubungan Bimbingan Orangtua ............................... dengan Prestasi Belajar Hubungan Lingkungan Sekolah ............................... dengan Prestasi Belajar Hasil Penelitian Yang Relevan .................................. Kerangka Berpikir ..................................................... Hipotesis Penelitian ..................................................
11 17 23 29 30 31 32 34
BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D.
Desain Penelitian ...................................................... Tempat Dan Waktu Penelitian .................................. Populasi Dan Sampel ............................................... Variabel Penelitian ....................................................
36 36 36 37
E. F. G.
Instrument Penelitian ............................................... Teknik Analisis Data ................................................. Hipotesis Statistik .....................................................
39 42 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. B. C. D. E. F.
Deskripsi Tempat Penelitian ........................................ Hasil Penelitian ............................................................ Deskripsi Hasil Data Variabel ...................................... Pengujian Hipotesis Penelitian .................................... Pembahasan Hasil Penelitian ..................................... Keterbatasan Penelitian ...............................................
47 48 56 60 63 66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................... B. Saran ...............................................................................
68 69
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 70 DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................. 72 LAMPIRAN………………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket Uji Coba Bimbingan Orangtua…………………………………
75
2. Data Hasil Uji Coba Angket Bimbingan Orangtua……………………
78
3. Hasil Uji Validitas Angket Uji Coba Bimbingan Orangtua…………...
80
4. Angket Uji Coba Lingkungan Sekolah…………………………………
83
5. Data Hasil Uji Coba Angket Lingkungan Sekolah……………………
89
6. Hasil Uji Validitas Angket Uji Coba Lingkungan Sekolah…………...
91
7. Angket Penelitian Bimbingan Orangtua……………………………….
95
8. Data Hasil Penelitian Angket Bimbingan Orangtua………………….
97
9. Angket Penelitian Lingkungan Sekolah……………………………….
99
10. Data Hasil Penelitian Angket Lingkungan Sekolah………………….
102
11. Data Hasil Penelitian……………………………………………………
103
12. Tebel Hasil Korelasi…………………………………………………….
105
13. Tabel Uji Antar Faktor Bimbingan Orangtua………………………….
106
14. Tabel Uj iAntar Faktor Lingkungan Sekolah………………………….
107
15. Foto-Foto Kegiatan………………………………………………………
108
16. Surat Izin Dari Prodi Bimbingan Konseling……………………………
109
17. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Nasional……………….
110
18. Surat Keterangan Selesai Penelitian…………………………………..
111
DAFTAR TABEL Tabel3.1 Blue Print Bimbingan Orangtua ………………………………….. 40 Tabel3.2 Blue Print Lingkungan Sekolah ………………………………….. 41 Tabel3.3 Skor Kategori Jawaban ……………………………………………. 41 Tabel3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi …………………………………... 44 Tabel4.1 Butir Soal Bimbingan Orangtua yang Gugur …………………….. 50 Tabel4.2 Butir Soal Bimbingan Orangtua yang Valid ……………………… 51 Tabel4.3 Butir Soal Lingkungan Sekolah yang Gugur …………………….. 51 Tabel4.4 Butir Soal Lingkungan Sekolah yang Valid ……………………… 52 Tabel4.5 Uji Reabilitas Bimbingan Orangtua ………………………………. 53 Tabel4.6 Uji Reabilitas Lingkungan Sekolah ……………………………….. 53 Tabel4.7 Uji Antar Faktor Bimbingan Orangtua ……………………………. 54 Tabe4.8 Uji Antar Faktor Lingkungan Sekolah ………………………………55 Tabel4.9 Distribusi Skor Penilian Bimbingan Orangtua …………………….57 Tabel4.10 Distribusi Frekuensi Bimbingan Orangtua ……………………….57 Tabel4.11 Distribusi Skor Penilian Lingkungan Sekolah ………………….. 58 Tebel4.12 Distribusi Frekuensi Lingkungan Sekolah ……………………… 58 Tabel4.13 Distribusi Skor Penilaian Prestasi Belajar………………………. 59 Tabel4.14 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar……………………………. 60
Tabel4.15 Korelasi Bimbingan Orangtua dengan Prestasi Belajar……… 61 Tabel4.16 Korelasi Lingkungan Sekolah denganPrestasi Belajar………. 61 Tabel4.17 Hubungan Bimbingan Orangtua dan Lingkungan Sekolah…. 62 DenganPrestasiBelajar Tabel4.18 Koefisien Regresi Ganda………………………………………… 62
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil di dalam masyarakat, tetapi menepati kedudukan yang primer dan fundamental, keluarga mempunyai peran yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan seseorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritis. Peranan keadaan keluarga terhadap perkembangan sosial anak tidak hanya terbatas pada situasi sosial ekonominya saja tetapi juga pada pergaulan anak (Gerungan 2004: 205). Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Menurut Yusniyah (2008: 14) keluarga dikatakan lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Pendidikan bagi anak merupakan suatu hal penting yang wajib diberikan oleh keluarga terutama orangtua. Pendidikan yang diterima oleh anak merupakan bekal yang akan digunakan anak di kemudian hari, karena pendidikan itu sendiri merupakan proses untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup, dan dilaksankan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Bimbingan orangtua sangat berkaitan dengan bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh orangtua. Pola asuh atau pengasuhan merupakan cara, perbuatan untuk menjaga, merawat, mendidik, membimbing anak-anaknya agar berkembang sesuai tahapannya. Bimbingan
orangtua diharapkan
dalam memberikan kedisiplinan terhadap anak, memberikan tanggapan yang sebenarnya agar anak merasa orangtuanya selalu memberikan perhatian yang positif terhadapnya. Menurut Wahyudin (2005: 23) dalam menjalankan tugas mendidik, orangtua membimbing anak. Anak sebagai manusia yang belum sempurna perkembangannya
dipengaruhi
dan
diarahkan
orangtua
mencapai
kedewasaan. Orangtua dalam hal ini ibu dan ayah memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Setiap orangtua menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang matang dan dewasa secara sosial. Sehingga apapun jenis bimbingan yang diterapkan orangtua tentu bertujuan untuk mencapai hal tersebut. Ada orangtua yang mendidik dan membimbing anak lebih baik bersikap dan bertindak tanpa ada kontrol, sebaliknya ada orangtua yang bersikap mengatur dan memaksa anaknya untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan keinginan orangtua, dan ada orangtua yang mendidik
anak lebih bersikap terbuka yaitu lebih memberikan kebebasan pada anak untuk bersikap dan berprilaku, tetapi kebebasan tersebut dibatasi dengan adanya kontrol dari orangtua. Dilihat dari latar belakang tingkat pendidikan orangtua juga akan berpengaruh terhadap cara membimbing anak. Ada kemungkinan orangtua yang berpendidikan tinggi membimbing anak dengan sikap terbuka atau demokratis.
Sedangkan
orangtua
yang
berpendidikan
rendah
ada
kemungkinan mengasuh dengan bembimbing tertutup bahkan bebas. Dalam hal pendidikan anak, orangtua yang berpendidikan tinggi tidak hanya menekan anak untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik tetapi lebih memberi arahan pada anak agar dapat mencapai prestasi yang baik. Kenyataannya belum tentu anak dengan bimbingan yang terbuka atau demokratis anak biasa mendapatkan prestasi yang baik. Ada anak dengan bimbingan terbuka prestasinya jelek, sebaliknya dengan bimbingan tertutup dan bebas belum tentu
prestasinya jelek, karena ada anak dengan
bimbingan tertutup dan bebas, bisa mencapai prestasi yang baik. Menurut Wahyudin (2005: 25) selain melakukan tanggung jawab dirumah, orangtua juga harus melakukan tanggung jawab di luar rumah. Tanggung jawab di luar rumah diantaranya adalah masalah memilih sekolah. Dalam memilih sekolah, hal yang pertama yang harus diketahui adalah tujuan
menyekolahkan anak. Pada saat harus memilihkan sekolah anak, prinsip memilih yang terbaik di antara yang terbaik. Orangtua memilih sekolah anakanaknya yang sesuai atau paling tidak mendukung tujuan dari orangtua. Sekolah sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan anak. Baik itu berkembangan sosial, emosional ataupun intelegensi. Penelitian yang dilakukan oleh Wellman (Gerungan 2004: 206), mengenai pengaruh sekolah taman kanak-kanak terhadap perkembangan intelegensi anak-anak tersebut. Sekolah sangat memberikan pengaruh yang baik terhadap perkembangan anak. Ia melakukan penelitian terhadap 652 orang anak yang bersekolah di taman kanak-kanak. Anak-anak yang diteliti adalah berumur 2,5 –5 tahun, telah bersekolah selama 4 – 8 bulan dan sebelumnya telah dilakukan tes dengan sebuah tes intelegensi. Lamanya anak yang bersekolah, dengan kata lain anak yang dari umur 4 tahun sudah diberikan pendidikan di sekolah memiliki perkembangan sosial, emosional maupun intelegensi yang baik. Terbukti dari penelitian ini ternyata 71% anak mengalami kemajuan pada tes intelegensi setelah bersekolah 4 – 8 bulan, tetapi 16% bertaraf intelegensi kurang. Meskipun demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya anak-anak itu mengalami kemajuan, dan nyata pula dalam eksperimen bahwa makin lama mereka bersekolah di sana makin besar pula kemajuannya. Terdapat korelasi positif antara lamanya mengikuti sekolah
taman kanak-kanak dengan kemajuan pada tes intelegensi. Tak luput juga dari peranan orangtua dalam memilih sekolah yang sesuai pada anak, sehingga anak dapat meningkatkan intelegensinya. Bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah sangat mempengaruhi prestasi belajar. Lingkungan yang kondusif akan menciptakan kenyamanan sehingga anak-anak dapat menguasahi materi belajar dengan maksimal. Sedangkan bimbingan orangtua akan memberikan pengaruh terhadap keaktifan dan prestasi belajar anak. Dapat dilihat dari banyaknya masalah yang terjadi disekolah misalnya merokok, berkelahi, membolos dan lain sebagainya pihak sekolah memanggil orangtua siswa guna untuk melakukan mediasi atau membicarakan masalah yang terjadi pada anak, sehingga ada interaksi antara orangtua dan pihak sekolah. Apabila ada permasalahan yang terjadi pada siswa atau anak pihak sekolah harus berkomunikasi kepada orangtua sehingga tidak ada kesalahpahaman antara orangtua dan pihak sekolah. Siswa yang telah mendapatkan bimbingan yang baik dari dari orangtuanya dan lingkungan sekolah yang mendukung seperti lingkungan belajar yang kondusif, interaksi antar personil sekolah berjalan dengan baik maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebaliknya apabila siswa tidak mendapatkan bimbingan yang buruk tidak mendapatkan kasih sayang
dari
orangtuanya
dan
lingkungan
belajar
tidak
mendukung,
tidak
memperhatikan proses belajar siswa maka prestasi belajar siswa akan buruk. Berdasarkan dari hasil pengamatan diperoleh gambaran bahwa terdapat beberapa siswa di SMPN 5 Kota Bengkulu mengalami hambatan dalam belajar siswa yang mengakibatkan prestasi belajar siswa kurang baik. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor
yangsalah satunya adalah faktor
orangtua. Banyak dari siswa yang merasa kurang diperhatikan oleh orangtuanya. Orangtua acuh tak acuh terhadap prestasi anaknya. Orangtua tidak bembimbing anak dengan baik bahkan ada yang tidak perduli sama sekali. Diantara dari siswa tersebut ada yang tinggal bersama saudaranya sedangkan orangtuanya berada di dusun (desa) jadi siswa tersebut tidak mendapatkan bimbingan dari orangtuanya. Beberapa dari mereka sibuk bekerja mencari nafkah tanpa memperhatikan prestasi anaknya. Selain itu kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu memiliki 11 kelas dan memulai kegiatan belajar mengajar pada siang hari yaitu pukul 13.00-18.00. Beberapa anak menuturkan bahwa ketika mereka belajar pada siang hari mereka merasa mengantuk dan lelah, sehingga, pelajaran yang diajarkan oleh guru kurang dapat diterima oleh siswa. Hal ini dapat menyebabkan turunnya prestasi belajar siswa atau hasil belajar siswa kurang memuaskan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Hubungan Bimbingan Orangtua dan Lingkungan Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2013/2014.” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang,
penulis
dapat
mengidentifikasi
permasalahan yang penulis alami berdasarkan judul penulis, yaitu: 1. Hubungan bimbingan orangtua dengan prestasi belajar. Salah satu faktor yang menentukan prestasi belajar siswa adalah bimbingan orangtua bagaimana orangtua bembimbing anaknya dirumah. Dengan bimbingan yang baik diharapkan anak mampu belajar dengan baik dengan pengawasan yang baik pula. 2. Hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar. Lingkungan sekolah juga menentukan prestasi belajar siswa karena dengan lingkungan yang kondusif akan membuat siswa nyaman untuk mengikuti proses belajar mengajar. 3. Hubungan bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar. Bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah sangat berpengaruh besar dengan prestasi belajar siswa. Dengan bimbingan yang baik dan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari agar tidak terlalu luasnya permasalahan yang diangkat, maka sejalan dengan identifikasi masalah peneliti membatasi penelitian ini hanya untuk mencari jawaban terhadap: 1. Hubungan bimbingan orangtua dengan prestasi belajar pada siswa/siswi kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. 2. Hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar pada siswa/siswi kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. 3. Hubungan bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar pada siswa/siswi kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana hubungan bimbingan orangtua dengan prestasi belajar pada siswa/siswi kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. 2. Bagaimana hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar pada siswa/siswi kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu.
3. Bagaimana hubungan bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar pada siswa/siswi Kota Bengkulu kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan hubungan bimbingan orangtua dengan prestasi belajar pada siswa/siswi kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. 2. Untuk mendeskripsikan hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar pada siswa/siswi kelasa VII SMPN 5 Kota Bengkulu. 3. Untuk mendeskripsikan hubungan bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar pada siswa/siswi kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. F. Kegunaan Penelitian 1. Bagi siswa a. Siswa dapat mengetahui pentingnya bimbingan orangtua dengan prestasi belajar. b. Siswa dapat mengetahui pentingnya lingkungan belajar dengan prestasi belajar.
2. Bagi guru a. Sebagai bahan masukan dan menambah ilmu pengetahuan tentang pentingnya lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa. b. Guru Bimbingan dan Konseling, untuk selalu menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua siswa. 3. Bagi Orangtua a. Agar orangtua dapat menerapkan bimbingan yang baik dan tepat kepada anaknya. b. Orangtua dapat memahami pentingnya bimbingan dengan peningkatan prestasi belajar. 4. Penulis a. Sebagai
bahan
referensi
yang
dapat
digunakan
untuk
memperolehgambaran mengenai hubungan bimbingan orangtua dengan prestasi belajar pada siswa/siswi kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. b. Sebagai
sumbangan
pemikiran
atau
sebagai
bahan
masukan
untukmemecahkan permasalahan yang berkaitan dengan prestasi belajar, yang dipengaruhi oleh bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah di SMPN 5 Kota Bengkulu.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan Orangtua 1. Pengertian Bimbingan Orangtua Menurut Prayitno (1999: 99) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja atau orang dewasa. Orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan saran yang ada dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1989: 1) orangtua ialah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut ayah dan ibu. Mereka inilah yang terutama dan utama memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumahtangga atau keluarga. Sedangkan semua anak-anaknya atau semua orang yang berada di bawah pengawasan maupun dalam asuhan dan bimbingannya disebut sebagai anggota keluarga. Di mana mereka ini harus patuh kepada ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam rumah tangga itu oleh orangtua.
Menurut
Rohani
(dalam
Herujember.blogspot.com)
bimbingan
orangtua adalah bantuan belajar yang diberikan kepada individu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya. Sedangkan menurut Heru (dalam Herujember.blogspot.com) bimbingan orangtua adalah bantuan yang diberikan oleh ayah, ibu, wali dan seseorang yang dianggap mampu untuk mengawasi dan membantu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar. Jadi dapat disimpulkan bimbingan orangtua adalah, pemberian bantuan yang dilakukan oleh orangtua ayah dan ibu untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anak sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
oleh
anaknya.
Sehingga
diharapkan
anak
akan
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan membuat anak menjadi mandiri. Bimbingan orangtua ini berkaitan dengan pola asuh yang dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya. 2. Macam-macam kegiatan bimbingan orangtua Menurut Shawoll (dalam http://shawoll.wordpress.bentuk bimbingan orangtua dalam siswa belajar matematika diunduh 16 Maret 2013) menyatakan bahwa bentuk bimbingan orangtua dapat diberikan dengan berbagai macam bentuk bimbingan antara lain:
a. Peyediaan fasilitas belajar Segala sesuatu yang digunakan dalam upaya untuk mempermudah tujuan pendidikan. Dengan adanya fasilitas atau alat belajar akan sangat penting dan dominan bagi anak yang sedang menekuni belajarnya baik yang berupa alat tulis, maupun fasilitas belajar lainnya. b. Penyediaan dan pengaturan belajar anak Bagi orangtua harus pandai dalam menyediakan dan memberikan waktu sebaik-baiknya jangan sampai waktu yang digunakan untuk yang lainterganggu. Misalnya mengganggu waktu anak untuk beraktifatas yang lain. Apabila ini terjadi akan akan mengganggu prestasi belajar anak dan pada akhirnya akan mengurangi hasil prestasi belajar anak. c. Bantuan mengatasi masalah Bantuan mengatasi masalah adalah membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak ketika belajar baik kesulitan-kesulitan anak dalam membaca, menulis, mengerjakan pekerjaan rumah, menyatakan pendapat baik tulis maupun lisan. d. Pengawasan belajar anak Orangtua harus memperhatikan dan menjaga tingkah laku anak. Orangtua harus memberi pengawasan terhadap anak terkhusus dalam belajar. Orangtua mengawasi ketika anak belajar, agar anak merasa senang
dalam belajar. Dengan pengawasan ini orangtua mengetahui kesulitankesulitan dalam belajar anak. e. Memotivasi anak untuk belajar Motivasi merupakan hal yang penting dalam belajar, dengan motivasi yang kuat maka anak akan merasa senang dan semangat untuk belajar. Motivasi ini bisa berupa pujian yang diberikan oleh orangtua kepada anak atas prestasi yang telah diraihnya, kemudian memperhatikan cara belajar anak yang baik kepada anaknya serta mencarikan pendidikan tambahan untuk menambah pemahaman anak terhadap pelajaran. Orangtua seharusnya tidak boleh mempunyai sikap masa bodoh terhadap anaknya. Apabila 4 hal di atas dapat diciptakan sesuai dengan harapan maka dimungkinkan hasil belajar anak menjadi lebih maksimal tetapi sebaliknya jika orangtua sendiri merasa masa bodoh dalam upaya menciptakan kondisi diatas maka tidak mustahi belajar menjadi terhambat yang pada akhirnya hasil belajar yang diperoleh akan tidak memuaskan atau berhasil tetapi tidak seperti yang diharapkan. Orangtua perlu bekerja sama dengan pihak sekolah sekolah. Selain, memberikan keterangan kepada guru tentang anaknya, orangtua juga perlu mendapatkan keterangan dari guru tentang anaknya di sekolah. Dengan demikian hubungan orangtua dengan pihak sekolah membantu usaha menolong anak dalam kegiatan belajar.
3. Fungsi keluarga Menurut BKKBN (2010: 29) ada 8 fungsi keluarga dapat diuraikan sebagai berikut : a. Fungsi agama Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam kandungan. Keluarga adalah tempat pertama seseorang anak mengenal agama. Keluarga juga dapat menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga anak menjadi manusia yang berakhlak baik dan bertakwa. b. Fungsi sosial budaya Manusia adalah makhluk sosial. Ia bukan hanya membutuhkan orang lain tetapi juga ia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Setiap keluarga tinggal disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluarga sebagai bagian dari masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial budaya setempat. Disamping itu keluarga juga mampu menanamkan rasa memiliki terhadap budaya daerahnya tetapi tidak berlebih-lebihan, sehingga ia mampu menghargai perbedaan budaya harus dijadikan rahmat bukan bahan ejekan yang menyebabkan terjadinya permusuhan dan perpecahan. c. Fungsi cinta dan kasih sayang Mendapatkan cinta kasih adalah hak anak dan kewajiban orangtua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orangtuanya, anak belajar bukan hanya
menyayangi yang lainnya tetapi juga belajar menghargai yang lain. Membimbing dan mendidik anak dengan penuh cinta kasih akan membuat anak berkembang menjadi anak yang lembut, penuh kasih sayang dan bijaksana. d. Fungsi perlindungan Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluarga. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tentram bagi anggota keluarganya. e. Fungsi reproduksi Salah satu tujuan perkawinan adalah melestarikan keturunan, karena itu pengembangan
keturunan
menjadi
tuntutan
fitrah
manusia.
Tidak
mendapatkan keturunan bagi suatu keluarga akan mengurangi kebahagian bahkan menjadi sebab penderitaan batin bagi keluarga. f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan Orangtua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Keluarga selain berfungsi sebagai pendidik juga sebagai pembimbing dan pendamping dalam tumbuh kembang anak, baik secara fisik, mental sosial dan spritual.Mendidik anak adalah kewajiban orangtua. Orangtua wajib mengarahkan anaknya agar mengenal, mengetahui dan menjalankan kewajibannya.
g. Fungsi ekonomi Pemenuhan kebutuhan berupa sandang, pangan, dan papan adalah kewajiban setiap orangtua, tetapi selain itu adalah bagaimana mendorong anggota keluarganya untuk hidup sederhana tidak berlebih-lebihan sehingga ia dapat menghargai setiap jerih payah yang telah dilakukan orangtuanya. h. Fungsi lingkungan Kemampuan keluarga dalam pelestarian lingkungan merupakan langkah yang positif. Penempatan diri untuk keluarga sejahtera dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamis secara serasi, selaras dan seimbang. Upaya pengembangan fungsi keluarga ini dimaksudkan sebagai wahana bagi keluarga agar dapat mengaktualisasikan diri dalam membangun dirinya
menjadi
keluarga
sejahtera
dengan
difasilitasi
oleh
instansi
masyarakat sebagai lingkungan sosialnya dan dukungan kemudahan dari pemerintah. B. Lingkungan Sekolah 1. Pengertian Lingkungan Sekolah Menurut Munib (Daulay 2013: 14) lingkungan adalah sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termaksuk manusia dan prilaku yang memengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup lainnya.
Menurut Yusuf (Daulay 2013: 14) sekolah merupakan lembanga pendidikan formal yang sistematis melaksanakan program bimbngan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial. Sejalan dengan pendapat Tu’u (2004: 18), sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan, pembelajaran dan latihan. Jadi, lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh pembentukan sikap dan pengembangan potensi siswa. BKKBN (2010: 83) sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah, sehingga sekolah juga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan anak. Di sekolah anak menghadapi beratnya tuntutan guru, orangtua, persaingan antar teman dan beban kurikulum yang dapat menimbulkan beban mental. Untuk itu diperlukan peran dari wali kelas atau guru pembimbing dan orangtua dalam mengoptimalkan perkembangan jiwa anak. 2. Macam-macam interaksi anak di sekolah Transisi memasuki sekolah menengah atau sekoah menengah pertama dari sekolah dasar merupakan sebuah pengalaman normatif yang dialami oleh semua anak. Meskipu demikian, transisi tersebut dapat
menimbulkan stres karena transisi ini terjadi secara simultan dan banyak perubahan lain di dalam individu, di dalam keluarga dan di sekolah (Eccles, dkk) (Santrock 2007: 104). Perubahan-perubahan ini mencangkup hal-hal yang berkaitan dengan pubertas dan perhatian terhadap citra tubuh, kemunculan beberapa aspek pemikiran operasional formal, termaksud dalam perubahan kognisi sosial, meningkatnya tanggung jawab dan menurunya ketergantungan terhadap orangtua, memasuki struktur sekolah yang lebih besar dan impersional, perubahan dari satu guru ke banyak guru serta perubahan dari kelompok kawan kecil dan homogen menjadi kelompok kawan yang besar dan heterogen, meningkatnya fokus pada prestasi belajar dan performa, serta pengukurannya. Berikut macam-macam interaksi anak di sekolah (dalam Santrock 2007: 117 ) adalah sebagai berikut: a. Guru dan orangtua Perkembangan remaja dipengaruhi oleh guru, di samping itu salah satu isu yang kini makin disadari pentingnya untuk diberi perhatian adalah keterlibatan orangtua terhadap pendidikan yang diterima remaja dimasa sekolah. b. Interaksi dengan guru Psikologi dan pendidikan telah berusaha menyusun sebuah profil mengenai sifat-sifat kepribadian seseorang guru yang baik, meskipun demikian kompleksitas kepribadian, proses belajar, dan individu, membuat
tugas ini menjadi tidak mudah dilakukan menurut Morrison (dalam Santrock 2007: 117). Tidak dapat dipungkiri, sejumlah sifat tertentu guru menghasilkan dampak positif terhadap siswa daripada sejumlah sifat lainnya diantaranya, antusiasme, kemampuan merencanakan, seimbang, adaptif, hangat, flesibel, dan kesadaran terhadap perbedaan individu. Dalam sebuah study, harapan guru yang positif berkaitan dengan prestasi yang lebih tinggi pada siswa (Jussin & Eccles, dalam Santrock 2007: 117) c. Orangtua dan sekolah Orang tua berperan penting terhadap keberhasilan remaja di sekolah. Beberapa cara yang ditempuh orangtua yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberhasilan sekolah siswa adalah praktikmanajement keluarga yang efektif serta keterlibatan dalam proses pendidikan remaja disekolah. d. Kawan sebaya Kawan sebaya telah dipelajari dalam kairannya dengan keberhasilan sekolah. Menjadi sosok yang popular atau diterima oleh kawan-kawan sebaya biasanya berkaitannya dengan prestasi akademis, sementara sosok yang ditolak oleh kawan-kawan sebaya berkaitan dengan akademis yang lebih buruk (Wentzeldalam Santrock, 2007: 119). 3. Faktor-faktor dalam lingkungan sekolah Menurut Slameto (2003: 64) faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi belajar adalah:
a. Metode belajar Metode belajar adalah suatu cara atau jalan yang arus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus di usahakan yang tepat, efisien dan efektif mungkin. b. Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses ini dipengaruhi oleh relasi didalam proses tersebut. Relasi guru dengan sswa baik, membuat siswa akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa dengan baik menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. c. Relasi siswa dengan siswa Siswa yang mempunyai sifat kurang menyenangkan, rendah iri atau mengalami tekanan batin akan diasingkan dalam kelompoknya. Jika hal ini semakin parah, akan berakibat terganggunya belajar. Siswa tersebut akan malas untuk sekolah dengan berbagai macam alasan. Jika terjadi demikian, siswa tersebut memerlukan bimbingan. Menciptakan relasi baik antar siswa akan memberikan pengaruh positif teradap belajar siswa.
d. Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Kedisiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan guru dalam mengajar, pegawai sekolah dalam bekerja, kepala sekolah dalam mengelola sekolah, dan guru BK dalam memberikan layanan. Seluruh staf sekolah mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa disiplin pula. Dalam proses belajar, disiplin sangat dibutuhkan untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Agar siswa belajar lebih maju, maka harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan lain-lain e. Alat pengajaran Alat pengajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat pelajaran tersebut dipakai siswa untuk menerima bahan pelajaran dan dipakai guru waktu mengajar. Alat pengajaran yang lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan guna memperlancar kegiatan belajar mengajar. f. Waktu sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadi proses belajar mengajar disekolah. Waktu sekolah akan mempengarui belajar siswa. Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar.
Sekolah dipagi hari adalah waktu yang paling tepat dimana pada waktu itu pikiran masih segar dan kondisi jasmani masih baik. C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Winkel (1996: 475) prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam belajar. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Gambaran mengenai prestasi belajar tersebut biasanya diperoleh melalui raport sekolah yang dibagikan pada setiap tengah semester dan akhir semester. Sedangkan Nasution (dalam Sunarto 2009) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhui 3 aspek yakni: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Sejalan dengan pendapat tersebut Djamarah (1994: 23) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.
Jadi jelaslah bahwa prestasi belajar dapat dikatakan sebagai ukuran kemampan yang didapat, dicapai atau ditampilkan seseorang sebagai bukti dari usaha yang dilakukannya dalam belajar. Oleh karena itu dapat dikatakan juga bahwa yang disebut dengan prestasi belajar adalah kemampuan yang diperolah dengan nilai yang tinggi. Sedangkan nilai yang sedang bahkan rendah belumlah disebut dengan prestasi, walaupun sebenarnya tingkatan sedang, rendah atau kurang adalah gambaran dari kemampuan atau prestasi yang dicapai seseorang. Karena kemampuan seseorang jelas tidak ada yang sama tentunya prestasinya pun juga tidak sama. 2.Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Menurut Ahmadi (2004: 138) kenyataan menunjukan bahwa prestasi belajar seseorang tidaklah sama, tetapi sangat variatif atau berbeda. Perbedaan ini disebabkan beberapa faktor, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor dari dalam diri seseorang (intrinsik) dan faktor dari luar sesorang (ekstrinsik). Beberapa faktor dari dalam (instrinsik) a. intelegensi Menurut Winkel memberikan batasan tentang pengertian intelegensi dengan mengatakan, intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mendapatkan suatu tujuan untuk berpikir secara rasional, dan untuk
berhubungan dengan lingkungan disekitarnya secara memuaskan. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa intelegensi menjadi penting dalam proses belajar seseorang guna mencapai prestasi belajarnya. b. Motivasi Winkel,
menyatakan
motivasi
adalah
motor
penggerak
yang
mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Hal ini sejalan Sudirman
yang
menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai.Jadi, jelaslah bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai prestasi belajar, sehingga perlu upaya menghidupkan motivasi dari seseorang. c. Sikap Sarwono, mendefinisikan sikap adalah kecendrungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal secara baik positif maupun negatif. Sikap positif menjadi pilihan untuk dikembangkan atau ditanamkan kepada seseorang sehingga dapat bersikap positif
terhadap
rangsangan
yang
mengoptimalkan prestasi belajar optimal.
diterima
yang
pada
gilirannya
d. Minat Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Pendapat ini didukung oleh pernyataan beberapa pakar yang menyatakan bahwa minat adalah kecendrungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan. Menurut Winkel, bahwa minat adalah kecendrungan yang menetapkan untuk rasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang-bidang itu. Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam belajar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu yang dapat diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan minat belajarnya. e. Bakat Bakat menurut Tabrina Rusyan adalah kapasitas seseorang atau potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu. Jadi, bakat merupakan potensi dan kecakapan pada suatu lapangan pekerjaan. Apabila kapasitas mendapatkan latihan yang memadai maka potensi akan berkembang menjadi kecakapan yang nyata.
f. Konsentrasi Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran dengan segala kekuatan perhatian yang ada pada suatu situasi. Pemusatan pikiran ini dapat dikembangkan melalui latihan. Beberapa faktor dari luar (ekstrinsik) a. Faktor keluarga Faktor keluarga turut mempengaruhi perkembangan prestasi belajar siswa. Pendidikan yang pertama dan utama yang diperoleh ada dalam keluarga.Jadi keluarga merupakan salah satu sumber bagi anak untuk belajar.Kalau pelajaran yang diperoleh anak dari rumah tidak baik, kemungkinan diluar lingkungan keluarga anak menjadi nakal dan begitu juga sebaliknya. Pendidikan informal dan formal memerlukan kerjasama antara orangtua
dengan
sekolah
anaknya,
yaitu
dengan
memperhatikan
pengalaman-pengalaman dan menghargai usaha-usahanya. Orangtua juga harus menunjukan kerjasamanya dalam cara anak belajar di rumah. Pendidikan berlangsung seumur hidup berlangsung dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab
bersama antara
keluarga, masyarakat
dan
pemerintah. b. Faktor sekolah Faktor ini menyangkut proses pembelajaran yang diterima seseorang dengan bantuan guru. Metode pembelajaran yang diberikan sekolah sangat
menentukan bagaimana anak dapat belajar mandiri dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang menguasai kelas memiliki kemampuan dan menggunakan
metode
pembelajaran
yang
tepat,
yaitu
kemampuan
membelajarkan dan kemampuan memilih alat batu pembelajaran yang sesuai serta kemapuan menciptakan situasi dan kondisi belajar. Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat akan menarik minat siswa akan tertuju pada bahan pelajajaran, sehingga diharapkan siswa kan dapat mencapai prestasi belajar. c.Faktor masyarakat Masyarakat
merupakan
lingkungan
pendidikan
ketiga
sesudah
keluarga dan sekolah, yang mempengaruhi anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Anak haruslah dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, karena dari pengalaman yang dialami siswa dimasyarakat banyak diperoleh ilmu yang berguna bagi anak didik. Hal ini didukung pendapat Glesser yang mengatakan, manusia normal adalah manusia yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada taraf tertentu meraubunsa bahagia dan menunjukan prestasi dibidang yang dianggap perlu, ia harus pula dapat bertingkah laku dengan mempertimbangkan norma dan batasan yang ada dilingkungan tempat ia tinggal dan hidup.
D. Hubungan antara bimbingan orangtua dengan prestasi belajar Pendidikan perlu diterapkan secara dini yaitu pendidikan yang dilakukan dari keluarga. Pendidikan di lingkungan keluarga ini sebagai tempat pertama pertumbuhan dan perkembangan anak untuk masa-masa selanjutnya. Orangtua mempunyai tanggung jawab penuh atas anak-anaknya. Peranan orangtua tidak hanya menyediakan materi dan saat-saat belajar tetapi juga pengawasan waktu belajar anak-anaknya untuk mengatasi kesulitan belajar. Menurut Wahyudin (2002: 20) banyak orangtua tidak percaya kalau keberadaan dirinya mempunyai pengaruh yang besar terhadap anak. Orangtua harus menyadari bahwa kehadiran mereka sangat berarti bagi anak-anak. Orangtua sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan anak karena sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan anak. Menurut
Kartono
(1985:
5)
mengatakan
bahwa
orangtua
harus
menciptakan situasi dan kondisi yang baik fisik maupun psikis, baik secara sosial maupun non sosial yang memadai agar tercapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini karena keluarga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan anaknya khususnya jika orangtua bersifat merangsang, mendorong dan membimbing terhadap aktifitas belajar anak, sehingga memungkinkan diri anak untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan orangtua memiliki hubungan dengan prestasi belajar anak di sekolah.Bimbingan
orangtua berperan terhadap keberhasilan anak.Bimbingan orangtua dapat mengetahui
segala
anaknya.Bimbingan
kesulitan-kesulitan orangtua
dapat
yang
dihadapi
membawa
oleh
pertumbuhan
anakdan
perkembangan yang lebih baik terhadap aktifitas anak. E. Hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa Menurut Wahyudin (2002: 25) orangtua bukan hanya bertanggung jawab di dalam rumah, orangtua juga harus bertanggung jawab di luar rumah. Tanggung jawab di luar rumah banyak tetapi salah satunya adalah memilih sekolah.orangtua memiliki harapan yang besar terhadap sekolah pilihannya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya. Menurut Slameto (2003: 60) lingkungan sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Lingkungan belajar sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Apabila kondisi lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi siswa dalam belajar sehingga akan dapat mendukung kegiatan belajar siswa dan siswa akan lebih mudah untuk mencapai prestasi yang maksimal. F. Hasil penelitian yang relevan Untuk mendukung penelitian ini, berikut dikemukakan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini:
Kusumaningsi, Indra (2006), dalam skripsi yang berjudul Peranan Bimbingan Orangtua dan Teman Sebaya Terhadap Minat Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 2 Batu. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif yaitu penelitian yang berusaha untuk mengumpulkan data-data dari gejala-gejala untuk mendapatkan fakta-fakta serta mengambil sampel dari suatu populasi dengan menyebarkan angket sebagai alat pengambilan data pokok dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar siswa SMP Muhammadiyah 2 Batu, peran aktif orangtua dalam pendidikan anak serta untuk mengetahui peran teman sebaya terhadap minat belajar siswa SMP Muhammadiyah 2 Batu. Daulay, reni Amanda (2013) dalam skripsi yang berjudul Hubungan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X AP SMP Negeri 7 Medan T.P 2012/2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kela X AP SMK Negeri 7 Medan T.P 2012/2013.Pada bulan Januari 2013 dengan jumlah populasi 236 orang yang terdiri dari 6 kelas dan sampel 60 orang dengan teknik pengambilan sampel secara random sampling. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan angket.
Hasil perhitungan koefisien korelasi diperoleh nilai r.hitung sebesar 0,254, dan hasil r.tabel sebesar 0,245. Dikatagorikan mempunyai hubungan yang cukup baik, dimana nilai t.hitung sama dengan nulai t.tabel atau 0,254 ≥ 0,245, selanjutnya untuk mengetahui pengaruh variable X terhadap Y
digunakan rumus regresi linier sederhana dengan menggunakan koefisien konstanta a dan b sehingga diperoleh
Y=56,72 + 0,32X. untuk menguji
hipotesis digunakan Uji t korelasi diperoleh t (hitung) sebesar 2,054 pada taraf signifikan 95% atau 5% dan nilai t.tabel sebesar 1,67 yang jauh lebih kecil dari t.hitung dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas X AP SMK Negeri & Medan T.P 2012/2013. G. Kerangka berpikir Skema Kerangka Berpikir Penelitian Hubungan Bimbingan Orangtua Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Bimbingan orangtua Prestasi siswa Lingkungan sekolah
Dalam penelitian ini penulis ingin membuktikan bahwa ada hubungan antara bimbingan orang tua dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa, atau dengan perkataan lain orangtua dan lingkungan sekolah mempengaruhi prestasi siswa.Penelitian ini didasarkan pada kerangka berpikir sebagai berikut:
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi faktor psikologis dan fisiologis, tetapi juga faktor eksternal yang antara lain keluarga dan lingkungan sekolah. Faktor keluarga mencangkup cara mendidik anak, hubungan orangtua dan anak, sikap orangtua, ekonomi keluarga, dan suasana keluarga. Dalam mendidik anak-anak, sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan anak-anak yang telah dilakukan dirumah. Berhasil atau tidaknya pendidikan di sekolah tergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga. Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil
pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga
menentukan pendidikan anak itu selanjutnya baik disekolah maupun dalam masyarakat. Pengaruh keluarga terhadap pendidikan anak
itu berbeda-beda
sebagian orangtua mendidik anak-anaknya menurut pendirian-pendirian yang modern. Sedangkan sebagian lagi menganut pendirian-pendirian yang kuno dan kolot. Keadaan tiap–tiap keluarga berlainan pula satu sama lain. Ada keluarga yang kaya, ada keluarga yang kurang mampu. Dengan demikian, keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam
coraknya itu akan
membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak. Jadi orangtua mempunyai peranan penting dalam keberhasilan belajar anak antara lain cara orangtua mendidik anak. Apabila ia ikut mendorong, merangsang dan membimbing terhadap aktivitas anaknya atau tidak.
Suasana emosional di dalam rumah, dapat sangat merangsang anak belajar dan mengembangkan kemampuan mentalnya yang sedang tumbuh. Lingkungan sekolah sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar karena
sekolah telah mengembangkan dan membangun suatu
kepribadian yang unik kepada siswanya. Kepribadian ini dimanifestasikan dalam bentuk sikap mental, norma–norma sosial, dan pola prilaku siswa di sekolah.
Pengaruh
sekolah
terdapat
perkembangan
pribadi
orang
menunjukkan bahwa pada umumnya di sekolah dapat meningkatkan intelegensi siswa. Jadi, lingkungan sekolah mempunyai peran meningkatkan prestasi belajar siswa dari bagaimana interaksi antar teman sebaya, bagaimana hubungan orangtua dan guru dan warga sekolah yang lainnya H. Hipotesis penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis tidak hanya disusun berdasarkan pengamatan awal terhadap objek penelitian, melainkan juga didasarkan pada hasil kajian terhadap literatur yang relevan dengan bidang penelitian. Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi keberhasilannya melalui penelitian ilmiah atau berdasarkan data yang diperoleh melalui sampel penelitian.Hipotesis dibangun dari kerangka pemikiran dan rumusan permasalahan penelitian. Berdasarkan kerangka pikiran yang telah diuraikan, maka hipotesi dalam penelitian ini adalah:
1. Bimbingan Orangtua a. H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu. b. Ha : Ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu. 2. Lingkungan Sekolah a. H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu. b. Ha : Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu. 3. Prestasi Belajar a. H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orangtua dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu. b. Ha : Ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengklu.
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
penelitian
korelasi
(corerelational research). Penelitian korelasi adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien karelasi. Menurut Gay (dalam Emzir 2007: 37) penelitian korelasional kadang-kadang diperlakukan penelitian
deskriptif,
terutama
disebabkan
penelitian
korelasional
mendeskripsikan sebuah kondisi yang telah ada. Penelitian ini terdapat variabel bebas (X) bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah (Y) prestasi belajar siswa kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII di SMPN 5 Kota Bengkulu, yang dilaksanakan pada tanggal 10 sampai 17 April 2014. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiono (2011: 215) populasi adalah sebagian wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Sehubungan dengan penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu yang berjumlah 275 siswa. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2011: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan
Random
Sampling.
Random
sampling
adalah
cara
pengambilan sampel diakukan secara acak dengan mempertimbangkan jumlah dari tiap populasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik undian pada setiap kelas.Dengan mengambil sampel 2 kelas yang berjumlah 50 siswa. D. Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat : Prestasi Belajar a. Definisi Konseptual Prestasi belajar adalah hasil suatu proses aktivitas belajar yang membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa tersebut. Perubahan tersebut meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap, kemudian
aspek-aspek tersebut dievaluasikan dalam angka atau skor yang dapat dilihat dalam buku raport. b. Definisi Oprasional Prestasi belajar adalah nilai yang diperoleh anak sebagai bukti dari usaha yang dilakukannya dalam belajar dengan skala nilaiyang berupa dalam buku raport. 2. Variabel Bebas a. Bimbingan Orangtua 1) Definisi Konseptual Bimbingan orangtua merupakan cara bagaimana orangtua mendidik anaknya dan merupakan pola asuh yang dilakukan orangtua terhadap anaknya yang berupa penjagaan, perawatan dan mendidik anaknya agar anaknya menjadi anak yang mandiri. 2) Definisi Oprasional Bimbingan orangtua adalah pemberian bantuan yang dilakukan oleh orangtua untuk membantu masalah yang dihadapi, mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mengembangkan potensinya. Dapat dilihat dari nilai oleh anak bagaimana orangtua bembimbing anak selama ini. Menurut pendapat anak inilah yang akan menilai bagaimana pendapat anak tentang bimbingan orangtuanya alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan angket.
b. Lingkungan Sekolah 1) Definisi Konseptual Lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang suatu benda, daya yang dikondisikan untuk belajar dan proses pendidikan, pembelajaran dan latihan mempersiapkan siswa memenuhi peran untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. 2) Definisi Oprasional Lingkungan pendidikan
formal
sekolah yang
adalah
kesatuan
memberikan
ruang
pengaruh
dalam
lembaga
pembentukan
sikap
pengembangan potensi siswa. Siswa dapat memberikan penilai tentang lingkungan sekolah dengan menggunakan angket. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket dan dokumentasi. a. Kuesioner atau angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang diberikan kepada siswa kelas VII, yang bertujuan untuk mengambil data siswa/siswi kelas VII SMPN 5 Kota Bengkulu. Sebelumnya angket dianalisis validitas dan reabilitasnya melalui uji coba instrumen. Uji coba instrumen agar mengetahui layak atau tidaknya instrumen untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Selanjutnya pembuatan kisi-kisi angket, pertama menentukan variabel penelitian selanjutnya menentukan sub variabel lalu indikator. Kisi-kisi instrumen akan dijelaskan melalui tabel di bawah ini:
Variabel Bimbingan orangtua
Tabel 3.1 Blue print bimbingan orangtua Sub variabel Indikator 1. Menyediakan 1.1 Orangtua fasilitas menyediakan belajar fasilitas belajar yang di butuhkan anak 2. Penyediaan dan pengaturan belajar anak
2.1 Orangtua mengatur jam belajar anak tanpa mengganggu jam aktivitas anak yang lain 3. Bantuan 3.1 Orangtua membantu mengatasi masalah belajar masalah anak ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar 4. Pengawasan 4.1 Orangtua belajar anak mengawasi anak dalam belajar 5. Memotivasi anak untuk belajar
Item + Item – No. No. 1, 2, 3, 4, 5, 8 6, 7
9, 10, 12,13, 11, 14 15, 16
17,18, 19,20, 21,23 22,24
25,28, 26,27, 31,32 29,30
5.1 Orangtua 33,34, 35,38, memotivasi anak 36,37 39,40 untuk belajar
Variabel
Tabel 3.2 Blue print lingkungan sekolah Sub variabel Indikator
Lingkungan 1. Metode sekolah belajar
2. Guru
Item + Item No No 1.1 Metode belajar tepat 2,7,44 3,5,42 dan efisien ,45 ,46 1.2 Metode mengajar mempengaruhi belajar siswa 2.1 Hubungan guru dan siswa mempengaruhi belajar siswa
1,6,41 4,8,43 ,47 ,48 9,11,4 13,15, 9,51 50,52
2.2 Cara mengajar guru 3. Antar teman
10,12, 53,56 3.1 interaksi dengan 17,19, teman-teman di kelas 57,58
3.2 Pengaruh terhadap teman-teman di kelas 4. Disiplin 4.1 Pengaruh peraturan sekolah sekolah 5. Alat 5.1 Kelengkapan alat pengaja pengajaran ran 5.2 Memanfaatkan alat pengajaran di sekolah 6. Waktu 6.1 Pengaruh belajar sekolah siswa
Bentuk pernyataan Item + Item -
18,20, 61,64 25,27, 67,68 26,28, 69,72
14,16, 54,55 21,23, 59,60 22,24, 62,63 29,31, 65,66 30,32, 70,71
34,36, 33,35, 73,74 75,76 37,39, 38,40, 78,79 77,80
Tabel 3.3 Skor masing-masing kategori jawaban Alternatiif jawaban Sangat Sesuai Tidak sesuai sesuai 4 3 2 1 2 3
Sangat tidak sesuai 1 4
b. Dokumentasi digunakan peneliti untuk menyimpan atau memperoleh data prestasi siswa. Teknik pengumpulan data prestasi belajar ini adalah dengan mengambil nilai raport yang telah ditersedia oleh wali kelas masing-masing. Raport yang digunakan adalah raport semester 1 kelas VII tahun ajaran 2013/2014. F. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data ini, menggunakan deskriptif kuantitatif. Berdasarkan paparan diatas, model kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Model yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah eksperimental, korelasi yang meneliti hubungan, sebab-akibat dan pengaruh. Sehingga peneliti menggunakan model kuantitatif karena sesuai dengan judul yang ingin diteliti, yaitu “HubunganBimbingan Orangtua Dan Lingkungan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswi Kelas VII SMPN 5Kota Bengkulu”. a. Uji Validitas Menurut Sugiono (2010: 174) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan angket hubungan bimbingan orangtua dan lingkungan
sekolah.Setelah mengambil data pada anak akan dilanjutkan dengan uji instrument pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bengkulu. b.Uji Reliabilitas Menurut Sugiono (2010: 184) pengukuran yang memiiki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Ide pokok yang terkandung dalam reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat di percaya hanya apabila dalam beberapa kali diperoleh hasil yang relatif sama. Reliabilitas angket hubungan bimbingan orang tua dan lingkungan sekolah menggunakan alpha cronbach. Rumusnya adalah sebagai berikut: (Sarwono, 2006: 224)
Keterangan: rx
: koefisien Cronbach’s Alfa
K
: banyaknya pertanyaan dalam butir
Sigma b kuadrat : varians butir Sigma t kuadrat : varians total
c. Uji korelasi antar faktor Uji korelasi antar faktor bertujuan untuk mengetahui apakah antar faktor instrument bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah memiliki hubungan apa tidak. Dengan mengkorelasi setiap faktor dengan item-item yang valid. Untuk menganalisi korelasi antar faktor menggunakan korelasi product moment. Tabel 3.4 Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan 0 – 0.25
Korelasi sangat lemah
>0.25 – 0.5
Korelasi cukup
>0.5 – 0.75
Korelasi kuat
>0.75 – 1
Korelasi sangat kuat Sumber: Sarwono (2006: 87)
Untuk mencari hubungan antara bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa penulis juga menggunakan analisis statistik dengan rumus “korelasi product moment” karena merupakan salah satu teknik mencari tingkat keeratan hubungan antara dua variabel dengan cara memperkalikan momen-momen (hal-hal penting) kedua variabel tersebut. (Subanda, dkk. 2000: 141) dengan rumus sebagai berikut:
}
√
}
Keterangan : Angka indeks korelasi “r” product moment N
: Jumlah Total : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y : Jumlah skor X : Jumlah semua skor Y Uji statistik korelasi ganda untuk menguji ketiga variabel yaitu
hubunganbimbingan orangtua dan lingkungan sekolah siswa. Dan untuk mengetahui keeratan
dengan prestasi
hubungan antara variabel bebas
secara keseluruhan dengan variabel terikat, regresi ganda koefisien korelasinya dinyatakan dalam R, dengan rumus (Sugiyono 2010: 219):
Ryx1x2
ryx2 1 ryx2 2 2 ryx1 ryx2 rx1x2 1 rx21x2
Keterangan : Ryx1x2 = koefisien korelasi ganda antara variabel x1 dan x2
ryx1= koefisienkorelsi x1 terhadap Y ryx2= koefisienkorelsi x2 terhadap Y rx1x2= koefisienkorelsi x1 terhadap X2 3. Uji hipotesis a. Hipotesis 1: menguji hubungan antara bimbingan orangtua dengan prestasi belajar siswa dengan menggunakan product moment. b. Hipotesis 2: menguji hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar dengan menggunakan product moment. c. Hipotesis 3: menguji hubungan bimbingan orangtua dan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar dengan menggunakan teknik regresi ganda. G. Hipotesis Statistik 1. Ha:p>0 atau Ho:p<0 2. Ha:p>0 atau Ho:p<0 3. Ha:p>0 atau Ho: p<0