PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 TANGGUL JEMBER MELALUI LAYANAN INFORMASI DAN BIMBINGAN KONSELING Oleh: Suwiyono Guru SMP Negeri 2 Tanggul Jember Abstract. Service information in teaching and learning can generate new desires and interests, motivational and learning stimulation and will even bring psychological effects on students. Classroom action research (CAR) is focused on the problems of how increased interest in learning and achievement of students of SMP Negeri 2 Tanggul Jember through counseling information services. This study used design Classroom Action Research (CAR). The process of implementation of action research include: planning, implementing actions, observations, and reflections. Thus, action research is a process that has to be spiraling cycle, from planning, taking action, and the discovery of the facts for reflection. The conclusion of this research is that information services is one of the solutions for the students in achieving the learning objectives for action based on the data for the study took place, it can be reflected in the students' learning interest from before action the first cycle and the second cycle is always increase, and end it on a cycle 2 of 40 students, a total of 36 (90%) students had an interest in learning the material that is taught through information and counseling services, and only 4 students (10%) still lack interest in learning. Likewise, student achievement from before action, to cycle 1 and cycle 2 has increased, finishing stalled action on silklus 2 because it has met the standards set. Achievement belajat in cycle 2 is a low category which has a value from 0.01 to 6.00 by 4 students (10%) or less, the category value was 6.01 to 8.00 by 26 students (65%) or increased, while categories of learning outcomes either from 8.01 to 10.00 as many 10 students (25%) also increased. Keywords: information services, interest in learning, student achievement.
PENDAHULUAN Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme, tentu akan membosan-kan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar atau senang karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Dengan demikian kegiatan belajar akan lebih efektif. Belajar yang efektif harus dimulai dari pengalaman langsung atau pengala-man kongkrit dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga dalam pengajaran daripada tanpa dibantu dengan alat pengajaran. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berusaha untuk menampilkan rangsangan (stimulus), yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, maka semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
24
Peningkatan Minat Belajar ….25 Hamalik (2002:35) mengatakan bahwa pemakaian layanan informasi dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan akan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan. Untuk memanfaat-kan semua alat indera indera dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan rangsangan (stimulus). Sedangkan rangsangan tersebut dapat direaliasasikan dengan penggunaan peraga dalam pendidikan. Peraga dalam pengajaran bisa disebut dengan layanan informasi. Arsyad (2003:56) mengatakan bahwa, kegiatan belajar mengajar pemakaian kata layanan informasi digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan pengajaran, komunikasi pandang dengar, pendidikan alat peraga pandang, teknologi pendidikan, alat peraga, dan media penjelas. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Guru dituntut agar menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru harus dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meski-pun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan (Arsyad, 2003:60) Fenomena-fenomena tersebut di atas, mendorong peneliti untuk melakukan suatu penelitian tindakan (action research) dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan layanan informasi pada siswa kelas VII. Beberapa alasan pentingnya layanan informasi digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dalam penelitian tin-dakan ini, adalah: (1) dengan layanan informasi siswa belajar akan lebih kongkrit dan tidak verbalisme, (2) siswa lebih memiliki motivasi dalam belajar, sebab dengan layanan informasi, kegiatan belajar akan lebih menarik, (3) kegiatan belajar lebih bervariatif, (4) siswa dapat melakukan kegiatan belajar sendiri dengan layanan informasi yang dihadapi, dan (5) dengan layanan informasi kegiatan belajar siswa akan lebih membawa pemikiran siswa kepada kehidupan sehari-hari. Dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti tersebut, maka muncul beberapa permasalahan dalam kegiatan penelitian ini. Mengapa layanan informasi sangat penting digunakan dalam upaya peningkatan minat belajar siswa dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar?. Apakah dampak penggunaan layanan informasi dalam kegiatan belajar mengajar? Hal ini perlu dibuktikan dalam penelitian tindakan ini, khususnya pada upaya meningkatkan minat belajar siswa kelas VII. Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini maka penelitian tindakan kelas ini diberi judul “Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember melalui Pelayanan Informasi dan Bimbingan konseling Tahun Pelajaran 2011/2012”. KAJIAN PUSTAKA Layanan Informasi Pelayanan Informasi yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki konseli,untuk mempermudah dan memperlancar berperannya konseli dilingkungan yang baru. Tujuan pelayanan informasi ditujukan untuk siswa yang baru dan untuk pihak lain (terutama orang tua siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa) terhadap sekolah yang baru dimasuki.
26. JP3 Vol 2 No 1, Maret 2012 Dalam menggunakan layanan informasi guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang layanan informasi, seperti apa yang disampaikan oleh Hamalik (2002:76), bahwa dalam mengunakan layanan informasi guru harus memahami tentang: (1) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, (2) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, (3) seluk beluk proses belajar, (4) hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan, (5) nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran, (6) pemilihan dan penggunaan media pendidikan, (7) berbagai jenis alat dan teknik media pendidi-kan, (8) media pendidikan dalam setiap mata pelajaran, dan (9) usaha inovasi dalam pendidikan. Minat Belajar Minat berkaitan erat dengan perasaan individu, objek, dan aktivitas. Ada dua hal yang diperhatikan kaitannya dengan minat, yaitu: minat sebagai dorongan dan minat sebagai kebutuhan. Minat adalah kecenderungan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut. Minat belajar adalah suatu dorongan atau keingi-nan individu dalam hal ini siswa, sebagai upaya untuk mencapai hasil belajar yang dilakukan. Membangkitkan minat belajar pada siswa sulit dilaksanakan bila proses belajar hanya menekankan pada satuan-satuan kurikulum, sistem kenaikan kelas, sistem ujian, yang mengutamakan kontinuitas dan pendalaman belajar (Sukmadinata, 2006:66). Minat belajar pada siswa ada yang bersifat sementara (jangka pendek) dan bersifat menetap (jangka panjang). Beberapa hal yang dapat diusahakan untuk membangkitkan minat belajar siswa secara menetap (jangka panjang) yaitu, pemilihan bahan pengajaran yang berarti bagi anak, menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk menemukan, menterjemahkan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, dan materi disampaikan dalam bentuk siswa aktif, anak banyak terlibat dalam proses belajar. Minat belajar selalu berkaitan erat dengan motivasi. Hal ini ditegaskan oleh Hamalik (2002:73) yang mengatakan bahwa memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu, prinsip-prinsip penggerakan motivasi belajar sangat erat hubungannya dengan minat belajar siswa itu sendiri. Berkaitan dengan minat belajar, dapat dikatakan apabila dalam kegiatan belajar mengajar tersebut terdapat kondisi yang menyenangkan, maka siswa akan lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajarannya dengan demikian dapat dipastikan bahwa minat belajarnya meningkat pula. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menyenangkan proses pengajaran, diantaranya: (1) hindari pengulangan hal-hal yang telah diketahui, (2) suasana fisik kelas jangan membosankan, (3) hindarkan terjadi frustasi dikarenakan situasi kelas, (4) hindarkan suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat ada-nya kontak personal, (5) siapkan tugas menantang, (6) berilah pengetahuan tentang hasil yang dicapai siswa, dan (7) beri hadiah/pujian dari usaha yang dilakukan oleh siswa. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai berikut: (a) memberi angka. Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Murid yang mendapat angkanya baik, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi besar, sebaliknya murid yang mendapat angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik, (b) Pujian. Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang, (c) Hadiah. Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir 26
Peningkatan Minat Belajar ….27 tahun kepada para siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik, memberikan hadiah bagi para pemenang sayembara atau pertandingan olahraga, (d) Kerja kelompok. Dalam kerja kelompok di mana melakukan kerja sama dalam belajar, setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar, dan (e) Persaingan. Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif-motif sosial kepada murid. Hanya saja persaingan individual akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik, seperti: rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rangcangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Rancangan penelitian tindakan kelas dipilih karena (1) penelitian-penelitian pembe-lajaran yang berkonteks kelas dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran, (2) penelitian dilakukan untuk mengubah keadaan, kenyataan dan harapan mengenai minat belajar dan prstasi siswa menjadi lebih baik dan bermutu dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tepat, (3) bentuk kajian yang dilakukan di kelas bersifat reflektif oleh guru untuk meningkat-kan, memperdalam, dan memperbaiki minat belajar dan prestasi siswa, maka peneli-tian dilakukan pada konteks alamiah, ialah untuk mengkaji permasalahan faktual dalam mengatatasi permasalahan minat belajar dan prestasi siswa yang rendah, dan (4) dalam pelaksanaannya, penelitian ini membutuhkan keterlibatan guru secara kolaborasi selama penelitian berlangsung. Sehubungan dengan itu, dapat dikemukakan bahwa rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam peningkatan minat belajar siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Tanggul kabupaten Jember dengan penggunaan pelayanan infor-masi, dan peningkatan prestasi siswa kelas VIIF SMP Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember dengan penggunaan pelayanan informasi. Dalam pelaksanaannya akan dilak-sanakan sesuai dengan karakteristik tindakan kelas. Karakteristik tersebut akan di-jelaskan secara rinci sebagai berikut. Pertama, bersifat siklus, karena akan dilaksanakan melalui beberapa siklus yang dimulai dari perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan, dan refleksi. Apabila siklus I sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan maka tidak dilan-jutkan pada siklus berikutnya, namun apabila siklus I belum menunjukkan peningka-tan yang signifikan akan dilanjutkan siklus II dan seterusnya. Kedua, bersifat longitudinal, penelitiannya berlangsung mulai dari penga-matan awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan reflesi.. Ketiga, bersifat particular spesifik, penelitian ini dilakukan untuk mening-katkan minat belajar dan prestasi siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Tanggul Jember, maka penelitian ini tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka mempe-roleh dalildalil. Keempat, bersifat emik, penelitian tindakan kelas memandang pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan peneliti. Pelayanan informasi dilaksanakan oleh guru BK kelas VII F SMP Negeri 2 Tanggul Jember. Kelima, bersifat kolaborasi penelitian ini bekerjasama dengan wali kelas VII F SMP Negeri 2 Tanggul Jember, hal ini dilakukan karena peneliti guru BK di kelas VII F SMP Negeri 2 Tannggul Jember. karena penelitian ini alamiah maka dalam pelaksanaannya peneliti bekerjasama dengan wali kelas. Keenam, bersifat kasuistik, karena pada pengamatan awal bahwa siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Tanggul Jember mengalami kasus tentang kurang minat belajar dan prestasi yang rendah sehingga perlu dilakukan bimbingan dan konsrling dengan penggunaan pelayanan informasi.
28. JP3 Vol 2 No 1, Maret 2012 Ketujuh, menggunakan konteks alamiah kelas, maka pada penelitian ini semua siswa yang ada di kelas VIIF SMP Negeri 2 Tanggul Jember sebagai subjek penelitian. Oleh karena itu penelitian ini tidak perlu memanipulasi dan merekayasa demi kebutuhan, kepentingan, dan tercapainya tujuan penelitian. Kedelapan, menggunakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dilakukan selama dan sesudah pelayanan informasi. Kesembilan, penelitian ini mempunyai maksud mengubah kenyataan, keadaan dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan sehingga minat belajar dan prestasi siswa meningkat. Berdasarkan karakteristik tersebut, dalam hal ini penelitian dilakukan untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa kelas VII F SMPN 2 Tanggul Jember melalui pelayanan Informasi. Penggunaan pelayanan informasi tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah proses belajar mengajar, yaitu rendahnya minat belajar dan prestasi siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Minat Belajar Siswa Minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar siswa kelas VII F SMPN 2 Tanggul Kabupaten Jember, didapatkan hasil observasi pratindakan yang menyatakan bahwa minat belajar siswa kelas VII F SMPN 2 Tanggul kabupaten Jember masih belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Hal ini dibuktikan dari catatan hasil observasi pratindakan, pada saat wawancara dari 40 siswa yang mengatakan senang dalam belajar mengajar ada 22 siswa. Sedangkan 18 siswa lainnya tidak memiliki minat terhadap kegiatan belajar tersebut. Data hasil catatan observasi pratindakan tersebut bila didistribusikan dalam tabel adalah sebagai berikut. Tabel. 1 Pernyataan Minat Belajar Siswa NO
PERNYATAAN
1.
Senang
2.
Tidak Senang
YA
TIDAK
22 siswa
-
-
18 siswa
Keterangan Data diperoleh dari wawancara
Dari tabel tersebut, membuktikan bahwa minat siswa kelas VII F SMPN 2 Tanggul Kabupaten Jember dalam belajar masih tergolong rendah, karena dari 40 siswa, yang mempunyai minat belajar yang sungguh-sungguh sebanyak 22 (55%) siswa, dan 18 (45%) lainya mempunyai minat belajar yang rendah atau yang penting sekolah. Prestasi Belajar Siswa Sedangkan prestasi belajar siswa dari hasil observasi pratindakan, didapat-kan hasil belajar siswa kelas VII F SMPN 2 Tanggul Kabupaten Jember yang akan dipaparkan pada tabel di bawah ini. Tabel. 2 Prosentase Hasil Belajar Siswa Kelas VII F KATEGORI
NO
NILAI
FREKWENSI
FREKWENSI %
1.
8,01 - 10,00
4
10 %
Baik
2.
6,01 - 8,00
22
55%
Sedang
3.
0,01 - 6,00
14
35%
Kurang
40
100%
Tota1 :
28
PRESTASI BELAJAR
Peningkatan Minat Belajar ….29
Dari tabel 2 tersebut bahwa frekuensi data tersebut diketahui kategori kurang dalam prestasi belajar adalah 0,01 - 6,00 dengan frekuensi 14 dan prosentase 35 %, kategori nilai sedang adalah 6,01 - 8,00 dengan frekuensi 22 dan prosentase 55%, sedangkan kategori hasil belajar baik 8,01-10,00 dengan frekuensi 4 prosentase 10%. Berdasarkan hasil pengamatan pratindakan ini bahwa minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Tanggul Kabupatenn Jember masih rendah, maka perlu diadakan tindakan siklus 1 agar minat belajar dan prestasi siswa tersebut meningkat. Hasil Penelitian Siklus I Pelaksanaan penelitian tindakan klas ini meluputi siklus berdaur ulang dan berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Minat Belajar Siswa Dari hasil observasi tindakan siklus I terhadap minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar siswa kelas VII F SMPN 2 Tanggul Kabupaten Jember, didapatkan hasil observasi dari catatan observasi tersebut dalam tabel sebagai berikut. Tabel. 3 Pernyataan Minat Belajar Siswa Terhadap Layanan informasi NO
PERNYATAAN
1.
Senang
2.
Tidak Senang
YA
TIDAK
Keterangan
30 siswa
-
-
10 siswa
Data diperoleh dari wawancara
Dari tabel tersebut, membuktikan bahwa minat siswa kelas VII F, dalam belajar tergolong tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh teknik pembelajaran yang diguna-kan oleh guru, yaitu layanan informasi. Dari 40 siswa, sebanyak 30 (75%) siswa yang memiliki minat belajar terhadap materi yang diajarkan melalui layanan informasi dan bimbingan konseling, dan 10 siswa (25%) masih kurang memiliki minat belajar. 2) Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan pada hasil kegiatan penelitian, maka untuk membuktikan keefektifan layanan informasi (peraga) dalam kegiatan belajar mengajar, maka akan dipaparkan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa kelas VII F dalam belajar. Tabel. 4 Prosentase Hasil Belajar Siswa Kelas VII F NO
NILAI
FREKWENSI
FREKWENSI %
KATEGORI PRESTASI BELAJAR
1. 2. 3.
8,01 - 10,00 6,01 - 8,00 0,01 - 6,00
8 24 8
20 % 60% 20%
Baik Sedang Kurang
Tota1 :
40
100%
Dari trekuensi data tersebut diketahui kategori kurang dalam prestasi belajar adalah 0,01 - 6,00 dengan frekuensi 8 dan prosentase 20 %, kategori nilai sedang adalah 6,01 - 8,00 dengan frekuensi 24 dan prosentase 60 %, sedangkan kategori hasil belajar baik 8,01-10,00 dengan frekuensi 8 prosentase 20%.
30. JP3 Vol 2 No 1, Maret 2012
Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan data selama penelitian tindakan berlangsung, maka dapat direfleksikan bahwa minat belajar siswa dari 40 siswa, sebanyak 30 (75%) siswa yang memiliki minat belajar terhadap materi yang diajarkan melalui layanan informasi dan bimbingan konseling, dan 10 siswa (25%) masih kurang memiliki minat belajar. Dan prestasi belajar siswa, yang mempunyai nilai katagori rendah yaitu 0,01 - 6,00 se-banyak 8 siswa (20 %), kategori nilai sedang 6,01 - 8,00 sebanyak 24 siswa (60%), sedangkan kategori hasil belajar baik 8,01-10,00 sebanyak 8 siswa (20%). Berdasarkan refleksi tersebut target masih belum memenuhi syarat yang telah ditetapkan yaitu 85 % dengan demikian perlu dilanjutkan pada tindakan siklus berikutnya. Hasil Penelitian Siklus II Pelaksanaan penelitian tindakan klas ini meluputi siklus berdaur ulang dan berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Minat Belajar Siswa Dari hasil observasi tindakan siklus I terhadap minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar siswa kelas VII F SMPN 2 Tanggul Kabupaten Jember, didapatkan hasil observasi dari catatan observasi tersebut dalam tabel sebagai berikut. Tabel. 5 Pernyataan Minat Belajar Siswa Terhadap Layanan informasi NO 1. 2.
PERNYATAAN Senang Tidak Senang
YA
TIDAK
36 siswa -
4 siswa
Keterangan Data diperoleh dari wawancara
Dari tabel tersebut, membuktikan bahwa minat siswa kelas VII F, dalam belajar tergolong tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh teknik pembelajaran yang diguna-kan oleh guru, yaitu layanan informasi. Dari 40 siswa, sebanyak 36 (90%) siswa yang memiliki minat belajar terhadap materi yang diajarkan melalui layanan informasi dan bimbingan konseling, dan 4 siswa (10%) masih kurang memiliki minat belajar. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan pada hasil kegiatan penelitian, maka untuk membuktikan keefektifan layanan informasi (peraga) dalam kegiatan belajar mengajar, maka akan dipaparkan hasil belajar yang didapatkan oleh siswa kelas VII F dalam belajar. Tabel. 6 Prosentase Hasil Belajar Siswa Kelas VII F
NO
NILAI
FREKWENSI
FREKWENSI %
KATEGORI PRESTASI BELAJAR
1. 2. 3.
8,01 - 10,00 6,01 - 8,00 0,01 - 6,00
10 26 4
25 % 65 % 10 %
Baik Sedang Kurang
Tota1 :
40
100 %
30
Peningkatan Minat Belajar ….31 Dari trekuensi data tersebut diketahui kategori kurang dalam prestasi belajar adalah 0,01 - 6,00 dengan frekuensi 10 dan prosentase 25 %, kategori nilai sedang adalah 6,01 - 8,00 dengan frekuensi 26 dan prosentase 65 %, sedangkan kategori hasil belajar baik 8,01-10,00 dengan frekuensi 10 prosentase 25 %. Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan data selama penelitian tindakan siklus II berlangsung, maka dapat direfleksikan bahwa minat belajar siswa dari 40 siswa, sebanyak 36 (90%) siswa yang memiliki minat belajar terhadap materi yang diajarkan melalui layanan informasi dan bimbingan konseling, dan 4 siswa (10%) masih kurang memiliki minat belajar. Dan prestasi belajar siswa, yang mempunyai nilai katagori rendah yaitu 0,01 - 6,00 se-banyak 4 siswa (10 %), kategori nilai sedang 6,01 - 8,00 seba-nyak 26 siswa (65%), sedangkan kategori hasil belajar baik 8,01-10,00 sebanyak 10 siswa (25%). Berdasarkan refleksi tersebut target telah tercapai, minat belajar siswa telah tercapai 90 % dan prestasi siswa 80 dengan demikian tindakan tidak perlu dilanjut-kan ke siklus berikutnya karena telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Pembahasan Berdasarkan pada perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi dalam penelitian ini maka minat belajar dan prestasi belajar siswa dapat tingkatkan melalui pelayanan informasi dan bimbingan konseling dalam kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember 2011/2012. Dalam penyampaian mata pelajaran dengan layanan informasi menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama, meskipun guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang ber-beda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehing-ga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut. Pengajaran lebih menarik, sebab kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah dapat menyebabkan siswa terawa dan berfikir, yang menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat belajar siswa kelas, sehingga selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, pembelajaran lebih interaktif dan menarik, sebab waktu pengajaran hanya membutuhkan waktu yang singkat dalam mengantarkan pesan-pesan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan siswa dapat menyerap isi pelajaran secara optimal. Dengan menggunakan layanan informasi dalam Kegiatan belajar mengajar peran guru berubah kearah yang lebih positif. Artinya beban guru untuk menjelaskan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan sehingga guru dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media berlayanan informasi dalam kegiatan belajar mengajar, menunjukkan bahwa aktivitas, motivasi, dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Sehingga dapat ditegaskan bahwa dengan melalui layanan informasi dalam kegiatan belajar mengajar memiliki dampak positif terhadap belajar siswa, sebab umumnya siswa lebih senang melihat layanan informasi dari pada mem-perhatikan tulisan yang belum dimengerti dan dipahami. Pada akhirnya media layanan informasi merupakan solusi bagi siswa dalam mencapai tujuan belajar karena berdasarkan data selama penelitian tindakan berlang-sung, maka dapat direfleksikan bahwa minat belajar siswa dari pratindakan ke siklus I, dan ke siklus 2 selalu mengalami peningkatan, dan akhirinya pada siklus 2 dari 40 siswa, sebanyak 36 (90%) siswa telah memiliki minat belajar terhadap materi yang diajarkan melalui layanan informasi dan bimbingan konseling, dan hanya 4 siswa (10%) masih
32. JP3 Vol 2 No 1, Maret 2012 kurang memiliki minat belajar. Begitu juga prestasi belajar siswa dari pratindakan, ke siklus 1 dan ke siklus 2 salalu mengalami peningkatan, da kahirnya tindakan terhenti pada silklus 2 karena telah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Prestasi belajat pada siklus 2 ini yang mempunyai nilai katagori rendah yaitu 0,01 - 6,00 sebanyak 4 siswa (10 %) atau berkurang, kategori nilai sedang 6,01 - 8,00 sebanyak 26 siswa (65%) atau meningkat, sedangkan kategori hasil belajar baik 8,01 - 10,00 se-banyak 10 siswa (25%) juga meningkat. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan informasi dan bimbingan konseling telah mampu meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa kelas VIIF SMPN 2 Tanggul Kabupaten Jember. Selanjutnya hasil kesimpulan dapat dirinci sebagai berikut. 1) Pelayanan informasi dan bimbingan konseling dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Tangul Jember, karena dari hasil penelitian me-nunjukkan peningkatan minat belajar siswa. Pada pratindakan siswa yang mem-puyai minat belajar hanya 22 (55%) siswa, dan 18 (45%) lainya mempunyai minat belajar yang rendah, kemudian pada tindakan siklus I mengalami kenaikan menjadi 30 (75%) siswa, dan 10 siswa (25%) masih kurang memiliki minat belajar. Dan pada tindakan siklus II mengalami kenaikan lagi menjadi 36 (90%) siswa, dan 4 siswa (10%) masih kurang memiliki minat belajar tau telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kurikulum walaupun masih belum 100%. 2) Pelayanan informasi dan bimbingan konseling dapat meningkatkan prestasi siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Tangul Jember, karena dari hasil penelitian menunjuk-kan peningkatan prestasi siswa. Pada pratindakan 14 (35%) siswa mempunyai nilai rendah, 22 (55%) siswa mempunyai nilai sedang, dan 4 (10%) siswa mem-punyai nilai tinggi. Pada tindakan siklus I mengalami kenaikan prestasi siswa 8 (20% ), kategori nilai sedang 24 (60 %) siswa, sedangkan kategori hasil belajar baik 8 (20%) siswa. Sedangkan pada Siklus II mengalami kenaikan lagi prestasi siswa yaitu 10 (25%) baik, dan kategori nilai sedang sebanyak 26( 65%), sedang-kan prestasi rendah sebanyak 4 (10%) siswa, sehingga penelitian tindakan kelas terhenti pada siklus II karena telah memenuhi target kurikulum. Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1) Guru hendaknya lebih kreatif dalam melakukan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satunya adalah inovasi dalam menggunakan layanan informasi, 2) Lembaga sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada guru, dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dengan melengkapi sarana penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana yang dimaksudkan adalah layanan informasi, 3) Siswa akan lebih memahami dan menerima hasil belajar bila, dalam penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat kongrit, artinya siswa tida verbalisme terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga dalam hal ini guru dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam menggunakan layanan informasi. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. 2003. Layanan informasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Bogdan, R. C.., Biklen, S. h. 1982. Qualitative Research In Education. Boston: Allyll & Bacon 32
Peningkatan Minat Belajar ….33 Bruner., J., S. 1966. Toward a Theory of Instruction. Cambridge: Havard University Dale, E. 1969. Audiovisual Methos in Teaching. (Third Edition). New York: The Dryden Press, Holt, Rinehart and Winston, Inc Guba, IJ. G., L Lincoln, Y- S. 1981. Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan. (Cetatkan ke-7). Bandung: Penerbit PT Citra Aditya Abadi Kemp, J., E., dttn Dayton, I)., K. 1985. Planning dan Produrcing Instructional Media. (Fifth Edition). New York: Harper & Row, Publisher. Miles, M.B.S Hubermen, A.M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan oleh Tietjep Rohendi Rohidi. Universitas Indonesia, Jakarta Moleong, L. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja ' Rosdakarya. Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Nuturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito Spradley, J., P. 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston Sudjana, N. dan Rival, A. 1990. Layanan informasi. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Bandung. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakan dalam Bidang Pendidikun dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing