JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 596 - 604 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2. Staf Pengajar Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 1.
ABSTRACT Kesegaran jasmani yang optimal dapat diperoleh dengan olahraga yang sesuai serta gizi yang cukup dan seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Makanan yang tidak cukup mengandung zat gizi, akan mempengaruhi penampilan seseorang sehingga menjadi tidak menarik. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan tingkat kesegaran jasmani pada anak sekolah dasar di SD Negeri Tembalang Kecamatan Tembalang Kabupaten Semarang. Jenis penelitian deskriptif dengan metode survay dan pendekatan cross sectional, dengan menggunakan metode Harvard Step Test untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani. Populasi dalam penelitian ini adalah anak kelas IV dan V di SD Negeri Tembalang Kecamatan Tembalang Kabupaten Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 responden yang berumur 9 sampai 11 tahun. Pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows, pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis bivariat menggunakan uji statistik Kolmogorof Smirnov, yaitu uji Shapiro-Wilks karena jumlah sampel yang digunakan adalah 44 kurang dari 50 responden. Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani dengan nilai signifikansi sebesar 0,010 (p=0,010) dari analisia hubungan tersebut (p<0,05). Disimpulkan bahwa ada hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani pada anak. Sebagian besar anak berstatus gizi normal sebanyak 26% dan status gizi yang tidak normal sebanyak 18%, dengan median -1,75 dan standar devisiasi 1,63. Kata kunci : Kesegaran Jasmani, Status Gizi, Asupan gizi anak SD, Makan pagi, Makan siang PENDAHULUAN Kesegaran jasmani yang optimal dapat diperoleh antara lain dengan olahraga
lingkungan yang dapat dikontrol dan di
yang sesuai serta gizi yang kuat dan
praktikan dalam kehidupan sehari-hari.
seimbang, ditambah dengan rekreasi.
Tanpa
Gizi merupakan salah satu faktor
mengandung
makanan zat
yang
cukup
gizi,
maka
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 596 - 604 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm penampilan seseorang dapat menjadi
rendah dalam masalah kesehatan dan
tidak
telah
dapat
yang
berbagai aktivitas lainnya. Pada anak
menarik,
melakukan
latihan
meskipun olahraga
3)
menikmati
olahraga
teratur dengan teknik yang benar.
kesegaran
Dampak yang lebih serius kekurangan
terlupakan.
gizi
jasmani ini sangat bermanfaat untuk
adalah
tingginya
timbulnya
angka
kecacatan,
kesakitan
dan
mempercepat kematian.
kesegaran
ini
seringkali
Padahal
kesegaran
menunjang kapasitas kerja fisik anak yang pada akhirnya diharapkan dapat
Malnutrisi juga akan menyebabkan menurunnya
jasmani
serta
jasmani
dengan akibat kelelahan, kelesuan, mudah mengantuk, sehingga dapat diasumsikan bahwa status gizi yang baik dapat meningkatkan kesegaran jasmani seseorang.
meningkatkan prestasinya. Sedangkan kesegaran jasmani ini dapat diukur menggunakan uji Harvard Step Test (tes naik turun tangga), Traedmill, dan Ergometer sepeda, serta Tes Asian Committee on the Standarzation of Physical Fitness Tes (ACSPFT). Peda penelitian ini, peneliti memilih metode
Masalah gizi merupakan gangguan
Harvard Step Test karena metode ini
pada beberapa segi kesejahteraan
dapat
perorangan
memungkinkan untuk di lokasi dan
atau masyarakat yang
disebabkan karena tidak terpenuhi kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi makro terutama
masalah
kurang
energi
protein telah mendominasi para pakar gizi selama puluhan tahun. Zat gizi yang diperlukan oleh tubuh terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Beberapa zat gizi dapat dibuat oleh tubuh sendiri dan sebagian besar lainnya diperoleh dari makanan sehari – hari. Seseorang yang secara fisik bugar dapat melakukan aktivitas fisik sehariharinya dengan giat, memiliki risiko
dikelola
sendiri
dan
paling
sampel penelitian terpilih. Anak
sekolah
rawan
yang
termasuk berada
golongan
dalam
masa
pertumbuhan yang sangat cepat dan sangat aktif sehingga pada kondisi ini anak harus mendapatkan makanan bergizi dalam kuantitas dan kualitas yang
tepat
kesehatannya.
guna
menunjang
Berdasarkan
hasil
penelitian yang telah dilakukan pada murid propinsi
sekolah
dasar
oleh
Pusat
di
delapan
Kesegaran
Jasmani dan Rekreasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 596 - 604 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm masih
sampling berdasarkan kriteria inklusi
banyak murid Sekolah Dasar yang
dan eksklusi. Jumlah sampel dalam
mempunyai tingkat kesegaran jasmani
penelitian ini sebanyak 44 responden
yang rendah yaitu termasuk dalam
yang berumur 9 sampai 11 tahun.
katagori kurang dan sangat kurang.
Peneliti melakukan pengukuran status
Pada murid kelompok umur 6 - 9 tahun
gizi
terdapat 41,7% murid laki-laki dan
makan, status gizi dan aktivitas fisik.
45,4% murid perempuan mempunyai
Metode
tingkat kesegaran jasmani rendah.
penelitian ini adalah metode survei
Sedangkan untuk kelompok umur 10 –
yang bertujuan untuk mengumpulkan
12 tahun terdapat 41,1% murid laki-laki
data dari sejumlah individu mengenai
dan
variabel tertentu melalui kuesioner,
1993
menunjukkan
43%
bahwa
murid
perempuan
(TB/U),
perhitungan
yang
digunakan
dalam
mempunyai tingkat kesegaran jasmani
serta
rendah6). Kontribusi energi dan protein
sectional karena variabel bebas dan
dari
terkait diobservasi dalam waktu yang
makanan
di
sekolah
akan
dengan
konsumsi
pendekatan
mempengaruhi total konsumsi energi
bersamaan.
dan protein yang juga akan berdampak
melakukan
terhadap status gizi siswa. Penelitian
dengan metode Harvard Step Test
ini
pada anak kelas IV dan V di SD Negeri
bertujuan
untuk
mengetahui
Peneliti
cross
tes
juga
kesegaran
akan jasmani
hubungan asupan makan pagi dan
Tembalang Semarang.
makan siang dengan status gizi dan
Data
tingkat kesegaran jasmani.
dikumpulkan secara langsung oleh
ini
merupakan
jenis
penelitian deskriptif dengan metode survay
dan
pendekatan
cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak kelas IV dan V di SD Negeri
Tembalang
Tembalang yang
Pengambilan dengan
Kecamatan
Kabupaten
berjumlah
105
sampel
metode
yaitu
data
yang
peneliti meliputi :
METODE PENELITIAN Penelitian
primer
simple
Semarang siswa. dilakukan random
a. Identitas responden : data nama, kelas, dan umur diperoleh dengan kuesioner. b. Pengukuran tinggi badan. c. Pengukuran berat badan. d. Food Recall 2 x 24 jam. Data
sekunder adalah
data
yang
diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti. Data sekunder meliputi data gambaran umum dan jumlah siswa SD Negeri Tembalang Semarang. Data
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 596 - 604 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm diperoleh melalui profil SD Negeri
mengetaui
Tembalang Semarang.
variabel yaitu variabel bebas dan
Teknik pengumpulan data yang akan
variabel terikat dengan menggunakan
dilakukan
uji statistik. Dari data yang tekumpul
dalam
penelitian
yaitu
hubungan
antara
survey dengan wawancara meliputi
diuji
gambaran umum
lokasi penelitian,
menggunakan uji Kolmogorof Smirnov,
data murid, pengisian kuesioner dan
yaitu uji Shapiro-Wilks karena jumlah
tes kesegaran jasmani. Data yang
sampel yang digunakan adalah 44
didapatkan
kurang
kemudian
dianalisis
normalitasnya
dua
dari
50.
dengan
Data
dikatakan
dengan analisis univariat dan bivariat.
berdistribusi normal apabila nilai p >
Analisis univariat dilakukan untuk
0,05 dan berdistribusi tidak normal
menggambarkan
tiap
hasil
untuk
penelitian,
variabel
dari
apabila
nilai
p
<
0,05.
Jika
mengetahui
normalitas
gambaran deskriptif dari data-data
beristribusi
yang dikumpulkan, terutama data-data
selanjutnya menggunakan uji Korelasi
dasar tentang mean, median, standar
Pearson Product Moment. Kekuatan
deviasi.
hubungan
Analisis
penelitian
ini
bivariat
dalam
digunakan
untuk
menunjukkan
uji
normal,
data
maka
dinyatakan
uji
sebagai
koefisien korelasi (r) pada sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kebiasaan Makan Pagi dan Makan Siang Berdasarkan kuesioner dapat diketahui
memfasilitasi terbentuknya kebiasaan
bahwa sebagian
makan
besar siswa
SD
diperlukan
pula
intervensi
Negeri Tembalang melakukan makan
bukan saja pada orang tua tetapi juga
pagi
dengan
lingkungan sekitar untuk mendorong
frekuensi paling sering 3 – 6 kali dalam
kebiasaan tersebut. Aspek lain yang
seminggu dan untuk 1 – 3 kali
perlu
seminggu ada yang hanya kadang-
komposisi menu makan karena hal ini
kadang atau tidak pernah makan.
akan berpengaruh pada asupan zat
Kebiasaan lingkungan terdekat dalam
gizi. Sampai saat ini belum ada suatu
keluarga yang makan
dan
makan
dapat
bermakna anak,
siang
mendapat
perhatian
adalah
memiliki
pengaruh
kesepakatan umum mengenai jenis
pada
kebiasaan
makanan apakah yang seharusnya
sehingga
untuk
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 596 - 604 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm atau
sebaiknya
dikonsumsi
untuk
makan.
mie (3,5%) dan menu yang bervariasi
Berdasarkan
hasil
recall
konsumsi
responden didapatkan sebagian besar menu
(52,6%), roti (22,8%), bubur (14,0%),
sarapan
yang
dikonsumsi
adalah berupa nasi dan lauk pauk
(7,0%). Jenis menu sarapan yang dikonsumsi di setiap daerah memang sangat
bervariasi
tergantung
pola
bahan makanan dan kebiasaan di daerah
tersebut.
2. Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak SD Untuk mengetahui tingkat kecakupan
suasana tenang. Selain itu energi juga
gizi diperlukan
diperlukan untuk fungsi tubuh lain
penilaian
konsumsi
makanan guna mengetahui jumlah
seperti
makanan yang dikonsumsi masuk ke
menyerap
dalam tubuh dan membandingkannya
pencernaan, serta untuk bergerak,
dengan baik kecukupan, dalam hal ini
berjalan,
Angka
lainnya.
Kecakupan
Gizi
(AKG)
mencerna,
mengolah
dan
dalam
alat
makanan
bekerja
dan
merupakan suatu kecakupan rata-rata
Berdasrkan
gizi setiap hari bagi hampir semua
makan yang dibandingkan dengan
orang menurut golongan umur, jenis
angka kecukupan gizi ternyata anak
kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas
yang mempunyai tingkat kecakupan
untuk mencegah terjadinya defisiensi
energi cukup besar (>90% AKG). Hal
gizi. Dalam penelitian ini bertujuan
ini
mengetahui tingkat kecakupan energi
makan sehari-hari sudah mencukupi
yang berguna dalam tenaga yang
kebutuhan
berasal
yang baik. Dalam masalah konsumsi
dari
makanan
sehari-hari.
hasil
beraktifitas
recall
dimungkinkan
atau
karena
kualitas
asupan
makanan
Energi dibutuhkan tubuh pertama-tama
gizi
untuk memelihara fungsi dasar tubuh
kecukupan
yang
makanan yang belum mencukupi juga
disebut
metabolisme
basal
yang
konsumsi
menentukan gizi
selain
terdapat
total.
distribusi makanan yang salah. Kurang
energi
untuk
nafsu
energi
berulang atau infeksi parasit yang
dalam
keadaan
dan
akibat
diantaranya
metabolisme basal adalah keperluan minimum
makan
lain
ini
sebesar 60-70% dari kebutuhan energi Kebutuhan
sebab
anak
tingkat
infeksi
pengetahuan
yang
istirahat total tetapi tidak tidur di
menahun
gizi,
lingkungan suhu yang nyaman dan
dimana dalam penelitian ini belum
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 596 - 604 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm digambarkan.
Namun
di
harapkan
sehari-hari karena zat besi merupakan
dengan perbaikan kualitas konsumsi
unsur yang sangat penting
akan memperbaiki status gizi dan
membentuk
kesehatan golongan sasaran dalam
warna dalam darah yang berguna
hal ini anak sekolah dasar. Di samping
untuk mengangkat oksigen, dan CO2
kecukupan energi dalam penelitian ini
dalam tubuh.
hemoglobin
untuk
yaitu
zat
juga digambarkan tingkat kecakupan besi responden dari asupan makanan 3. Status Gizi dan Kesegaran Jasmani Responden Tabel 1. Hasil Status Gizi responden Variabel
Jumlah (N) 44
Median
SD
Minimum
Maximum
1,63
-2,50
2,90
14,24
62,06
136,36
Status gizi -1,75 responden Kesegaran 44 77,58 jasmani responden Penelitian status gizi dari responden
diketahui
pada penelitian ini dilakukan dengan
status gizinya normal sebanyak 26%
beberapa indeks antropometri yaitu
murid dan presentase status gizinya
tinggi badan menutur umur (TB/U).
dikategorikan pendek yaitu 18% murid.
berdasarkan
Dengan median -1,75 dan standar
pengukuran
indeks 44
TB/U
responden
dari dapat
bahwa
responden
yang
devisiasi 1,63.
4. Hubungan Asupan Makan Pagi dan Makan Siang dengan Kesegaran Jasmani Anak SD Tabel 1. Pengukuran Makan Pagi dan Makan Jasmani Jumlah Median (N) Makan Pagi 44 105,57 Makan Siang 44 91,31 Asupan 44 6,600 Energi Asupan zat 44 106,54 Besi(Fe) Kesegaran 44 77,58 Jasmani
Siang dengan Kesegaran SD
P
33,56 22,88
0,738 0,125
4,07 42,76
0,844 0,857
14,24
Dari data konsumsi makan pagi dan
jasmani
makan
berdistribusi normal dengan nilai p
siang
dengan
kesegaran
berskala
rasio
dan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 596 - 604 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm untuk makan pagi sebesar 0,077
Korelasi Rank Spearman. Berdasarkan
(p=0,077) dan nilai p untuk makan
uji Korelasi Rank Spearman diperoleh
siang sebesar 0,106 (p=0,106) dengan
nilai p = 0,738 untuk makan pagi dan
kesegaran jasmani nilai p sebesar
nilai p = 0,125 untuk makan siang,
0,000 (p=0,000), sehingga penentuan
sehingga dapat dikatakan tidak ada
pengaruh makan pagi dan makan
hubungan antara konsumsi makan
siang responden terhadap kesegaran
pagi
jasmani
kesegaran jasmani.
menggunakan
uji
korelasi
dan
makan
siang
dengan
5. Hubungan Kesegaran Jasmani dengan Aktivitas Fisik Tabel 2. Kesegaran Jasmani pada responden Variabel Aktifitas fisik responden Kesegaran jasmani responden Tingkat
Jumlah (N) 44
Median
SD
Minimum
Maksimum
3,00
0,89
1,0
4,0
44
77,58
14,24
62,0
136,36
kesegaran
jasmani
dibagi
pekerjaan dan bergerak. Kesegaran
dalam beberapa kategori, yaitu sangat
jasmani
ringan,
untuk
ringan,
sedang,
baik
dan
yang
dibutuhkan
bergerak
dan
manusia
melakukan
sangat baik40). Sedangkan aktifitas fisik
pekerjaan bagi setiap individu tidaklah
dibagi menjadi lima kategori yaitu
sama
istirahat, sangat ringan, ringan, sedang
pekerjaan yang dilakukan.
dan berat. Pada penelitian ini, tidak ada
responden
tingkat
yang
kesegaran
mempunyai
jasmani
sangat
kurang. Sebagian besar responden mempunyai tingkat kesegaran jasmani sedang dan aktifitas fisik rata-rata sedang, dengan median 3,00 dan standar devisiasi 0,89. Kesegaran
jasmani
sesuai
dengan
gerak
atau
Hasil penelitian menunjukkan nilai p sebesar 0,000 (p=0,000) berdistribusi tidak
normal,
pengaruh
sehingga
aktivitas
penentuan
fisik
dengan
kesegaran jasmani menggunakan uji Korelasi
Rank
Spearman
dan
dihasilkan nilai sebesar rs= 0,188 (p=0,188) untuk hubungan aktivitas
erat
kaitannya
fisik dengan kesegaran jasmani. Dari
dengan manusia dalam melakukan
hasil analisis hubungan tersebut p
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 596 - 604 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm value nya lebih besar dari p value yang
fisik dengan kesegaran jasmani tidak
ditetapkan
segnifikan atau tidak ada hubungan.
peneliti
sebesar
0,05.
Sehingga hubungan antara aktivitas 6. Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Anak SD Tabel 3. Status gizi dengan Kesegaran Jasmani Jumlah (N) Status Gizi Kesegaran Jasmani
44
Median
SD
p
-1,75 77,58
1,63 14,24
0,010
Berdasarkan hasil analisis hubungan dapat diketahui bahwa ada hubungan status gizi dengan tingkat kesegaran jasmani. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rs = 0,010 p value = 0,010 (p<0,010) untuk hubungan status gizi dengan tingkat segaran jasmani, dan nilai rs = 0,010. Dari hasil analisis hubungan tersebut p value nya lebih kecil dari p value yang ditetapkan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 596 - 604 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm