Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan............................................Firdha Cryptana Morga HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BOBOT BADAN KAWIN PERTAMA SAPI PERAH FRIES HOLLAND DENGAN PRODUKSI SUSU HARIAN LAKTASI PERTAMA DAN LAKTASI KEDUA DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN JAWA BARAT CORRELATION BETWEEN AGE AND BODY WEIGHT OF FIRST FERTILIZATION FRIES HOLLAND DAIRY CATTLE TOWARD TO DAILY MILK PRODUCTION ON FIRST LACTATION AND SECOND LACTATION IN PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN WEST JAVA Firdha Cryptana Morga*, Moch. Makin**, dan Dwi Suharwanto** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian Mengenai βHubungan antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama Sapi Perah Fries Holland dengan Produksi Susu Harian Laktasi Pertama dan Laktasi Kedua di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan Jawa Baratβ telah dilaksanakan pada bulan Maret 2014. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan bobot badan kawin pertama sapi perah Fries Holland terhadap produksi susu di PT. UPBS. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Ternak yang digunakan sebanyak 226 ekor sapi perah laktasi pertama dan 64 ekor sapi laktasi kedua. Hasil penelitian diperoleh bahwa korelasi antara umur dan bobot badan dengan produksi susu laktasi pertama adalah 0,001; 0,096 dan 0,496; 0,076 (p<0,05) dan laktasi kedua adalah 0,171; 0,405 dan 0,089; 0,000 (p<0,05). Hasil analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan regresi antara umur dan bobot badan terhadap produksi susu laktasi pertama y=13,479+ 0,007X1+0,015X2 dengan koefisien determinasi 0,009 dan laktasi kedua y=-22,480+0,337X1+0,097X2 dengan koefisien determinasi 0,182. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara umur dan bobot badan terhadap produksi susu. Kata Kunci: Umur, Bobot Badan Kawin Pertama, Produksi Susu Harian, Sapi Perah Fries Holland ABSTRACT The research about βCorrelation Between Age and Body Weight of First Fertilization Fries Holland Dairy Cattle Toward to Daily Milk Production on First Lactation and Second Lactation in PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan West Javaβ has been conducted on March 2014. The purpose of this study is to determine Correlation between age and body weight of first fertilization fries holland dairy cattle toward milk production in PT. UPBS. This research used descriptive method. As an object for this research used as many as 226 first lactation dairy cattles and 64 second lactation dairy cattles.
Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan............................................Firdha Cryptana Morga The result showed that the correlation between age and body weight on first lactation milk yield was 0,001; 0,096 and 0,496; 0,076 (p <0.05) and second lactation was 0,171; 0,405 and 0,089; 0,000 (p <0.05). The results of multiple linear regression analysis was obtained through a regression equation between age and body weight on first lactation milk yield y=13,479+ 0,007X1+0,015X2 with a coefficient of determination of 0.009 and second lactation y=-22,480+0,337X1+0,097X2 with 0,182 coefficient of determination. It can be concluded that there is a weak correlation between age and body weight on milk production. Key Words: Age, Body Weight of First Fertilization, Daily Milk Production, Fries Holland Dairy Cattle PENDAHULUAN Susu merupakan bahan makanan asal hewani yang memiliki nilai gizi tinggi dan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Kebutuhan bahan baku susu di Indonesia hingga saat ini sebagian berasal dari import dan sebagian lagi dari peternakan sapi perah rakyat di pedesaan yang dipelihara dengan cara tradisional. Kebutuhan susu dari tahun ke tahun terus meningkat disebabkan peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan data statistik peternakan (2001), permintaan produksi susu untuk tahun 2001 mencapai 1.200 ribu ton sedangkan produksi susu lokal hanya mampu memproduksi 480 ribu ton dan selebihnya didatangkan dari impor. Dengan kata lain, produksi susu dalam negeri baru mampu memenuhi permintaan sebesar 30% dan 70% berasal dari impor. Peningkatan produksi susu diupayakan dengan meningkatkan mutu genetik sapi perah dan perbaikan faktor lingkungan. Kemampuan produksi susu seekor sapi betina dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Umur dan bobot badan secara bersamaan dan tersendiri berpengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan. Ternak yang memiliki bobot badan besar pada umur tertentu akan dapat mengkonsumsi pakan yang tinggi, sehingga dapat menghasilkan produksi susu yang tinggi. Demikian pula dengan umur, ternak yang memiliki umur sampai batas tertentu (6-8 tahun) produksi susu yang dihasilkan tinggi dan setelah melewati umur tersebut produksi susu menurun. Disamping itu ternak yang besar akan mempunyai ambing yang lebih besar, sehingga menghasilkan produksi susu yang lebih banyak. PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan Jawa Barat merupakan industri dalam bidang peternakan dan perdagangan produksi susu segar sapi perah. Sebagai perusahaan yang menghasilkan susu sapi segar, maka PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) selalu berusaha menghasilkan susu yang berkualitas baik yang sesuai dengan standarisasi susu dan keamanan pangan. Pengelompokan ternak produksi dibagi atas tiga kelompok yaitu ternak berproduksi tinggi, ternak berproduksi sedang dan ternak berproduksi rendah, dengan tujuan mempermudah pemberian pakan agar ternak memperoleh pakan yang sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai hubungan antara umur dan bobot badan kawin pertama sapi perah Fries Holland terhadap produksi susu di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan, Jawa Barat. OBJEK DAN BAHAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan catatan sapi perah Fries Holland (FH) laktasi pertama dan kedua yang terdapat di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS). Data yang digunakan adalah data yang memiliki catatan lengkap meliputi: umur, bobot badan kawin pertama dan produksi susu harian sapi perah Fries Holland mulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2013.
Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan............................................Firdha Cryptana Morga
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Deskriptif yaitu metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Pengambilan data dilakukan dengan sensus pada data yang lengkap. PEUBAH YANG DIAMATI Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Umur (Bulan) 2. Bobot Badan Kawin Pertama (Kilogram) 3. Produksi Susu (Kilogram/Hari) ANALISIS DATA Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier ganda dengan dua peubah (Steel dkk., 1993) π = π½0 + π½1 π₯1 + π½2 π₯2 + π Bentuk dugaan: π = π½0 + π½1 π₯1 + π½2 π₯2 Keterangan: Y : Peubah tak bebas (produksi susu) Ξ²0 : Intersep Ξ²1, Ξ²2 : Koefisien regresi π₯1 : Peubah bebas (umur) π₯2 : Peubah bebas (bobot badan) Koefisien determinasi π½πΎ π
πππππ π π
2 = π½πΎ πππ‘ππ Keputusan R2 β₯ 80% regresi menggambarkan bentuk hubungan antar variabel. Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan yang paling baik dari analisi regresi. Analisis Korelasi Untuk menggambarkan besarnya hubungan antar variabel digunakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah bentuk akar dari koefisien determinasi. π½πΎ π
πππππ π ππ₯π¦ = β π½πΎ πππ‘ππ Atau menggunakan rumus (Steel dkk., 1993) πππ =
πβπ₯π¦ β (βπ₯)(βπ¦) βnβx2 β(βπ)π . βππ β (βπ)π
x1,2 = Umur dan Bobot Badan y = Produksi Susu rxy = Koefisien Korelasi Keputusan: Nilai koefisien korelasi yang paling besar (dari dua variabel bebas) menunjukan adanya hubungan yang paling tinggi antara salah satu variabel bebas dengan variabel terikat. Semua perhitungan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi akan menggunakan piranti lunak SPSS 16.
Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan............................................Firdha Cryptana Morga
HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Tabel 1. Hasil Analisis Umur Sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Nilai Umur laktasi 1 Umur laktasi 2 Rata-rata (Bulan) 30,54 41,12 Simpangan Baku (Bulan) 1,76 1,60 Koefisien Variasi (%) 5,78 3,89 Minimum (Bulan) 25,3 38 Maximum (Bulan) 39,4 44,2 Keterangan: n laktasi 1 = 226 ekor; n laktasi 2 = 64 ekor Berdasarkan Tabel 1 rata-rata umur sapi perah Fries Holland di PT Ultra Peternakan Bandung Selatan pada laktasi pertama sebesar 30,54 Β± 1,76 bulan dan laktasi kedua sebesar 41,12 Β± 1,60 bulan, ini menunjukkan bahwa umur laktasi pertama kali beranak (30,54 bulan) dan umur laktasi kedua (41,12 bulan), berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa umur laktasi pertama sapi perah Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) sesuai dengan pendapat Folley dkk., (1973), sapi yang telah dewasa pertama laktasi pada umur 30 bulan, tetapi berbeda dengan pernyataan Schmidt dkk., (1988) yang menyatakan bahwa umur sapi perah pada laktasi pertama adalah umur 24 bulan dan sapi perah pada laktasi kedua adalah umur 36 bulan, hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti musim, pengamatan birahi yang terlambat, adanya kawin berulang serta inseminasi buatan. Menurut Pirlo et al. (2000) bahwa fakor-faktor yang menyebabkan penundaan umur kawin pertama adalah birahi yang terlambat, kesalahan deteksi birahi, kurangnya bobot badan, dan faktor lingkungan. Umur saat beranak dan ukuran tubuh sangat berpengaruh terhadap produksi susu. Sapi yang telah dewasa akan memproduksi susu 25% lebih banyak dari sapi yang beranak pertama pada umur 24 bulan sebab peningkatan bobot badan dan bertambahnya umur akan berpengaruh baik terhadap perkembangan dan pertumbuhan ambing, (Folley dkk, 1973). Bobot Badan Kawin Pertama Tabel 2. Hasil Analisis Bobot Badan Kawin Pertama Sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Bobot Badan (kilogram) N (ekor) Range (kilogram) Rata-rata Β± SD <275 6 270-274 271,5Β±1,38 275-300 91 275-300 290,1Β±7,76 >300 193 301-396 317,9Β±16,11 Keterangan: N total = 290 ekor Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata bobot badan kawin pertama sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS), berdasarkan kelompok bobot badan kurang dari 275 kilogram dengan jumlah sapi perah sebanyak 6 ekor sebesar 271,5 Β± 1,38 kilogram, bobot badan 275-300 kilogram dengan jumlah sapi perah sebanyak 91 ekor sebesar 290,1 Β± 7,76 kilogram dan bobot badan lebih dari 300 kilogram dengan jumlah sapi perah sebanyak 193 ekor sebesar 317,9 Β± 16,11 kilogram. Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa terjadi variasi bobot badan kawin pertama, hal ini diduga bahwa terdapat variasi yang disebabkan oleh variasi bobot lahir atau bobot sapih.
Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan............................................Firdha Cryptana Morga Produksi Susu Harian Tabel 3. Hasil Analisis Produksi Susu Harian Sapi Perah Fries Holland pada Laktasi Pertama Berdasarkan Hari Laktasi dalam Kelompok Bobot Badan Kawin Pertama di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Produksi Susu Berdasarkan Bobot Badan Kawin Pertama Hari N (ekor) <275 N (ekor) 275-300 N (ekor) >300 Laktasi ----------------------------------kilogram/hari-----------------------------------90-120 2 13,0 Β± 1,5 10 17,4 Β± 2,9 12 18,4 Β± 2,7 121-150 9 19,5 Β± 3,8 30 18,9 Β± 2,8 151-180 14 17,6 Β± 2,8 35 18,4 Β± 2,1 181-210 1 13,9 Β± 0 18 18,2 Β± 2,9 35 18,3 Β± 3,1 211-240 1 12,8 Β± 0 13 18,6 Β± 3,1 36 17,8 Β± 3,1 241-270 5 19,0 Β± 1,5 271-300 3 15,4 Β± 2,4 301-330 331-360 361-390 1 30,6 Β± 0 391-420 421-450 1 10,1Β±0 Keterangan: N Total = 226 ekor Tabel 3 menunjukkan rata-rata produksi susu harian sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) berdasarkan hari laktasi dalam kelompok bobot badan kawin pertama dengan produksi susu harian terendah adalah 10,1 Β± 0 kilogram/ekor/hari pada bobot badan diantara 275 sampai dengan 300 kilogram dan produksi susu harian tertinggi adalah 30,6 Β± 0 kilogram/ekor/hari pada bobot badan lebih dari 300 kilogram. Berdasarkan data di atas diketahui produksi susu harian di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) beragam, hal ini dapat disebabkan oleh hari laktasi dan kemampuan individu ternak dalam memproduksi susu. Tabel 4. Hasil Analisis Produksi Susu Harian Sapi Perah Fries Holland pada Laktasi Kedua Berdasarkan Hari Laktasi dalam Kelompok Bobot Badan Kawin Pertama di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Produksi Susu Berdasarkan Bobot Badan Kawin Pertama Hari N (ekor) <275 N (ekor) 275-300 N (ekor) >300 Laktasi ----------------------------------kilogram/hari-----------------------------------90-120 3 22,3 Β± 2,6 18 21,8 Β± 3,01 121-150 11 18,5 Β± 3,3 5 23,5 Β± 3,4 151-180 5 20,9 Β± 2,7 10 21,3 Β± 3,5 181-210 2 14,4 Β± 4,4 5 17,6 Β± 1,7 1 18,8 Β± 0 211-240 2 26,9 Β± 2,9 1 23 Β± 0 241-270 1 23,6 Β± 0 Keterangan: N Total = 64 ekor Tabel 4 menunjukkan rata-rata produksi susu harian sapi Fries Holland di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) berdasarkan hari laktasi dalam kelompok bobot badan kawin pertama dengan produksi susu harian terendah adalah 14,4 Β± 4,4 kilogram/ekor/hari pada bobot badan kurang dari 275 kilogram dan produksi susu harian tertinggi adalah 26,9 Β± 2,9 kilogram/ekor/hari pada bobot badan diantara 275 sampai dengan 300 kilogram. Berdasarkan data di atas diketahui produksi susu harian di PT. Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) beragam, hal ini dapat disebabkan oleh hari laktasi dan kemampuan individu ternak dalam memproduksi susu.
Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan............................................Firdha Cryptana Morga Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama terhadap Produk Susu Harian Hasil analisis regresi linear berganda hubungan antara umur dan bobot badan terhadap produksi susu harian pada laktasi pertama diperoleh persamaan regresi dugaan sebagai berikut: ΕΆ = 13,479 + 0,007X1 + 0,015X2 dengan koefisien determinasi sebesar 0,009, dimana X1 dan X2 berturut-turut adalah umur dan bobot badan. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,9% dengan standar error sebesar 3,14%. Berdasarkan hasil analis regresi linear menunjukkan bahwa persamaan regresi di atas tidak bisa dijadikan sebagai model dalam menggambarkan hubungan antara umur, bobot badan dan produksi susu (p>0,05), oleh karena itu untuk menggambarkan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antar variabel di atas diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencari bentuk kurva yang sebenarnya. Hasil analisis regresi linear berganda hubungan antara umur dan bobot badan terhadap produksi susu harian pada laktasi kedua diperoleh persamaan regresi dugaan sebagai berikut: ΕΆ = -22,480 + 0,337X1 + 0,097X2 dengan koefisien determinasi sebesar 0,182, dimana X1 dan X2 berturut-turut adalah umur dan bobot badan. Nilai koefisien determinasi sebesar 18,2% dengan standar error sebesar 3,73%. Berdasarkan hasil analis regresi linear menunjukkan bahwa persamaan regresi di atas bisa dijadikan sebagai model dalam menggambarkan hubungan antara umur, bobot badan dan produksi susu (p<0,05), oleh karena itu untuk menggambarkan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antar variabel di atas diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencari bentuk kurva yang sebenarnya. Namun apabila dengan variabel tunggal yaitu umur tidak bisa digunakan untuk menduga produksi susu (p>0,05). Analisis Korelasi Antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama dengan Produksi Susu Harian Tabel 5. Korelasi antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama dengan Produksi Susu Harian pada Laktasi Pertama Korelasi Prod Susu Umur Bobot Badan Koefisien Prod. Susu 1,000 0,001 0,096 Korelasi Umur 0,001 1,000 -0,036 Bobot Badan 0,096 -0,036 1,000 Signifikasi Prod. Susu . 0,496 0,076 (1 arah) Umur 0,496 . 0,296 Bobot Badan 0,076 0,296 . N Prod. Susu 226 226 226 Umur 226 226 226 Bobot Badan 226 226 226 Keterangan: BB = Bobot Badan; PS= Produksi Susu; Tabel 5 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara umur dengan produksi susu harian pada laktasi pertama adalah 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara umur dan produksi susu sangat rendah (0,1%). Sedangkan koefisien korelasi antara bobot badan kawin pertama dengan produksi susu harian pada laktasi pertama adalah 0,096. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan bobot badan dengan produksi susu lebih tinggi dibandingkan dengan umur yaitu (9,6%).
Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan............................................Firdha Cryptana Morga Tabel 6. Korelasi antara Umur dan Bobot Badan Kawin Pertama dengan Produksi Susu Harian pada Laktasi Kedua Koefisien Prod Susu Umur Bobot Badan Koefisein Prod. Susu 1,000 0,171 0,405 Korelasi Umur 0,171 1,000 0,094 Bobot Badan 0,405 0,094 1,000 Signifikasi Prod. Susu . 0,089 0,000 (1 arah) Umur 0,089 . 0,231 Bobot Badan 0,000 0,231 . N Prod. Susu 64 64 64 Umur 64 64 64 Bobot Badan 64 64 64 Keterangan: BB = Bobot Badan; PS= Produksi Susu; Tabel 6 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara umur dengan produksi susu harian pada laktasi kedua adalah 0,171. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara umur dan produksi susu sangat rendah (17,1%). Sedangkan koefisien korelasi antara bobot badan kawin pertama dengan produksi susu harian pada laktasi kedua adalah 0,405. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan bobot badan dengan produksi susu lebih tinggi dibandingkan dengan umur yaitu (40,5%). Produksi susu sapi meningkat seiring bertambahnya umur, sapi laktasi pertama pada umur 24 bulan menghasilkan produksi susu sebesar 75% dari sapi dewasa, sapi laktasi kedua pada umur 36 bulan menghasilkan produksi susu sebesar 85% dari sapi dewasa, sapi laktasi ketiga pada umur 48 bulan menghasilkan produksi susu sebesar 92% dari sapi dewasa, sapi laktasi keempat pada umur 60 bulan menghasilkan produksi susu sebesar 98% dari sapi dewasa. Pada umumnya sapi perah dapat dikatakan sapi dewasa tubuh pada umur 6 tahun. Produksi susu akan menurun pada laktasi berikutnya sampai dengan sapi tersebut mati (Schmidt dkk, 1988). KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan dengan hasil sebagai berikut: 1. Umur dan bobot badan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap produksi susu pada laktasi pertama sebesar 0,9% dan pada laktasi kedua sebesar 18,2%. 2. Umur dan bobot badan mempunyai hubungan yang lemah dengan nilai korelasi antara umur dengan bobot badan serta produksi susu pada laktasi pertama berturut-turut adalah -0,036 dan 0,001, sedangkan pada laktasi kedua 0,094 dan 0,171. DAFTAR PUSTAKA Folley, R.C., D. Bath., F. N. Dickinson dan H.A Tucker. 1973. Dairy Cattle Principle. Prctice. Problems. Profit. Lea and Fabriges. Philadelphia. 296-364. Pirlo, G, F. Miflior, dan M. Speroni. 2000. Effect of Age at First Calving on Production Traits and on Difference Between Milk Yield and Returns and Rearing Cost in Italian Holsteins. Journal of Dairy Science. 83: 603-608. Schmidt, G. H., Van Vleck, L. D., and Hutjens., M. F. 1988. Principles Of Dairy Science. Prentice-Hall. Inc. United States
Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan............................................Firdha Cryptana Morga Steel, R. G. D dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta