958 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016
Hubungan antara Reinforcement dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Segugus II Nanggulan Kulon Progo The Relationship between Reinforcement and Motivation in Mathematics of 5th Grade students in Elementary Schools Oleh: Reny Dwi Wahyuni, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat reinforcement dan motivasi belajar matematika serta hubungan antara keduanya di kelas V SD segugus II Nanggulan, Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi. Metode penelitian ini adalah ex post facto. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) tingkat reinforcement sebagian besar berada pada kategori sedang dengan persentase 66,20 %, (2) tingkat motivasi belajar sebagian besar berada pada kategori sedang dengan persentase 63,38 %, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara reinforcement dengan motivasi belajar (0,000 < 0,05, pada taraf signifikansi 5%). Kata kunci: reinforcement, motivasi belajar matematika
Abstrack The research aims to know the level of reinforcement and motivation in studying mathematics and relationship both of them in 5 th grade students in elementary schools group 2 Nanggulan, Kulon Progo in the academic year 2015/2016. It was a correlation research. The research method was ex post facto. The result showed that (1) reinforcement level was on the midlevel category, with the percentage 66,20%, (2) motivation level was on the midlevel category, with the percentage 63,38%, (3) there was a positive and significant correlation between reinforcement and motivation (0,000<0,05, in the significance level 5%). Keyword : reinforcement, motivation in mathematics
PENDAHULUAN Peserta didik memiliki peran penting
dengan warga belajar, diharapkan merupakan proses
motivasi.
Maksudnya,
bagaimana
dalam keberhasilan pembelajaran. Dalam
dalam proses interaksi itu pihak pengajar
proses pembelajaran terdapat berbagai faktor
mampu memberikan dan mengembangkan
yang mempengaruhi keberhasilan peserta
motivasi serta reinforcement kepada pihak
didik, salah satunya adalah faktor motivasi
warga belajar/siswa/subjek didik, agar dapat
belajar peserta didik. Hamzah B. Uno (2010:
melakukan kegiatan belajar secara optimal.
23) menegaskan bahwa motivasi belajar
Reinforcement (penguatan) yang lazim
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan
digunakan dalam proses pembelajaran berupa
seseorang dalam belajar. Sardiman (2007: 2)
penguatan positif sehingga reinforcement
mengatakan bahwa interaksi antara pengajar
dapat memberikan motivasi pada siswa untuk
Hubungan antara Reinforcement.... (Reny Dwi Wahyuni) 959
meningkatkan perilaku positif tersebut. Salah
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
satu bentuk tingkah laku siswa yang positif
penerimaan matematika perlu ditanamkan dan
adalah belajar. Namun belum diketahui secara
dipelajari dengan benar sejak dini.
reinforcement
Berdasarkan dari hasil penelitian di
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Indonesia Moch. Masykur Ag dan Abdul
Dengan pemberian reinforcement siswa akan
Halim Fathani (2007: 34) menyatakan bahwa
merasa
atas
tingkat penguasaan peserta didik dalam
usahanya sehingga siswa termotivasi untuk
matematika pada semua jenjang pendidikan
terus mengulangi perbuatannya tersebut.
masih
ilmiah
apakah
pemberian
mendapatkan
penghargaan
Pada dasarnya reinforcement dibutuhkan
sekitar
memprihatinkan.
34%.
Ini
Anggapan
sangat
masyarakat
oleh setiap individu, termasuk peserta didik di
khususnya di kalangan pelajar, matematika
Sekolah Dasar. Reinforcement diperlukan
masih
peserta didik untuk meningkatkan motivasi
membingungkan bahkan sangat ditakuti oleh
belajarnya. Ketika peserta didik mendapatkan
sebagian besar pelajar.
merupakan
mata
pelajaran
sulit,
akan
Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat
mempunyai
menguasai mata pelajaran tersebut untuk
motivasi untuk terus belajar. Siswa yang
dapat memperbaiki hal-hal demikian. Namun
memiliki motivasi belajar yang tinggi akan
yang ditemui saat ini, pentingnya mata
cenderung menyukai mata pelajaran apapun.
pelajaran matematika tidak diikuti dengan
Namun sebaliknya, siswa yang memiliki
ketertarikan siswa untuk mempelajarinya.
motivasi belajar rendah cenderung kurang
Tidak sedikit siswa mempunyai keyakinan
berminat untuk belajar mata pelajaran apapun.
bahwa mata pelajaran matematika adalah
Jika siswa tersebut dibiarkan begitu saja maka
pelajaran yang sulit. Kesulitan yang dihadapi
siswa tidak akan mengalami peningkatan,
oleh siswa jika diikuti oleh reinforcement
bahkan dapat mengalami kegagalan terus-
yang rendah maka akan mengakibatkan
menerus dikarenakan kurangnya dorongan
rendahnya motivasi belajar siswa terhadap
untuk belajar. Oleh karena itu reinforcement
mata pelajaran matematika.
reinforcement cenderung
maka
peserta
bersemangat
dan
didik
turut andil dalam meningkatkan motivasi belajar terhadap suatu mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang perlu
Salah
satu
tujuan
dilakukannya
penguatan menurut Novan Ardy Wiyani (2013:
36)
adalah
memotivasi,
matematika.
membangkitkan, dan meningkatkan motivasi
Matematika merupakan dasar ilmu untuk
belajar sehingga memudahkan peserta didik
mempelajarai ilmu-ilmu lainnya dan yang
dalam belajar. Dengan demikian diharapkan
paling sering diaplikasikan serta dibutuhkan
motivasi siswa terutama motivasi belajar
dikuasai
siswa
adalah
960 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016
dapat
siswa
penguatan
meningkat
adanya
belajar siswa diantaranya yaitu masalah
dari
guru.
pertama adalah mata pelajaran matematika
cara
untuk
merupakan mata pelajaran yang paling tidak
untuk
lebih
disukai dan paling ditakuti oleh siswa.
dengan
(reinforcement)
Reinforcement membesarkan
merupakan hati
siswa
berpartisipasi
aktif
dalam
kegiatan
Berdasarkan angket dan wawancara dengan
pembelajaran.
Ketika
siswa
mendapat
siswa, 68,6% siswa menganggap matematika
reinforcement, maka siswa akan merasa
sebagai pelajaran yang sulit, sehingga mereka
mendapat
tidak menyukai pelajaran matematika.
penghargaan
atas
usahanya.
Sehingga apabila siswa merasa dihargai, maka
Masalah kedua, nilai Ulangan Tengah
siswa akan termotivasi untuk melakukan
Semester (UTS) September 2015 kurang
kembali perbuatan tersebut. Dengan kata lain,
memuaskan. Berdasarkan informasi yang
reinforcement dapat membuat siswa lebih
diperoleh dari guru kelas V SD anggota gugus
aktif
pembelajaran
II Nanggulan, dapat diketahui bahwa hasil
sehingga lebih termotivasi untuk belajar lebih
UTS semester gasal tahun 2015 menunjukkan
giat lagi.
bahwa
berpartisipasi
dalam
Namun demikian tidak semua siswa di
matematika
terendah
dalam
menempati
perolehan
nilai
urutan apabila
Sekolah Dasar mendapatkan reinforcement
dibandingkan dengan mata pelajaran lain,
yang optimal dari guru. Banyak siswa yang
dengan rata-rata nilai 72,1.
tidak mendapatkan reinforcement sehingga
Masalah ketiga, siswa cenderung kurang
siswa kurang termotivasi untuk belajar dan
memperhatikan dan kurang konsentrasi saat
merasa bahwa mata pelajaran yang dipelajari
pembelajaran berlangsung. Beberapa siswa
adalah mata pelajaran yang sulit. Dari
ramai dengan temannya, menyanyi, berbicara
kesulitan yang siswa alami akan membuat
dengan teman sebangku, bermain tali, dan
siswa tidak menyukai dan tidak termotivasi
bermain bolpoin. Masalah
untuk belajar mata pelajaran tersebut. Salah
keempat,
penggunaan
satu mata pelajaran yang tidak disukai siswa
reinforcement dalam pembelajaran masih
adalah
motivasi
kurang optimal. Guru cenderung memberikan
dalam belajar matematika juga didukung dari
reinforcement kepada siswa secara umum
hasil observasi, angket, dan wawancara di
sehingga siswa kurang menyadari respon yang
empat sekolah yang merupakan SD anggota
diberikan guru. Selama pelajaran berlangsung,
gugus II Kecamatan Nanggulan, pada tanggal
guru
26, 28, 30 Oktober dan 2, 4 November 2015.
sesekali kepada salah satu siswa yang
matematika.
Kurangnya
hanya
memberikan
reinforcement
Beberapa masalah pada mata pelajaran
mengerjakan soal matematika dengan benar.
matematika khususnya terkait dengan proses
Padahal menurut pendapat Marno & M. Idris
Hubungan antara Reinforcement.... (Reny Dwi Wahyuni) 961
(Barnawi & Mohammad Arifin (2012: 208)
Kabupaten
yang
mengetahui apakah terdapat hubungan yang
mengatakan
bahwa
reinforcement
Kulon
Progo.
Peneliti
ingin
tujuan
positif antara reinforcement dengan motivasi
meningkatkan perhatian siswa dalam proses
belajar matematika siswa. Dengan demikian,
belajar; membangkitkan, memelihara, dan
judul penelitian ini adalah “Hubungan antara
meningkatkan
Reinforcement
diberikan
kepada
siswa
motivasi
dengan
belajar
siswa;
dengan
Motivasi
Belajar
mengarahkan pengembangan berpikir siswa
Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar
kearah berpikir divergen; mengatur dan
Segugus II Kecamatan Nanggulan Kabupaten
mengembangkan diri anak dalam proses
Kulon Progo Tahun Ajaran 2015/2016”.
serta
Manfaat penelitian ini yaitu diharapkan
memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang
dapat memberi sumbangan bagi pengembang
positif dan mendorong munculnya tingkah
pendidikan untuk mengembangkan suatu teori
laku yang produktif. Dengan pemberian
mengenai hubungan reinforcement terhadap
reinforcement
merasa
motivasi belajar matematika; memberikan
mendapatkan penghargaan atas usahanya
informasi kepada guru, kepala sekolah, dan
sehingga
wali
belajar;
dan
siswa
mengendalikan
siswa
akan
termotivasi
untuk
terus
murid
reinforcement
mengulangi perbuatannya tersebut.
mengenai
hubungan
antara
dengan
motivasi
belajar
Berdasarkan beberapa hal di atas,
matematika sehingga dapat menjadi masukan
reinforcement yang diberikan oleh guru belum
guru dalam pelaksanaan pendidikan dan
maksimal dan masih bersifat umum sehingga
pemberian reinforcement untuk meningkatkan
peneliti ingin meneliti
terkait dengan
motivasi belajar matematika; memberikan
reinforcement yang diberikan oleh guru
informasi siswa Sekolah Dasar mengenai
kepada siswa dari sudut pandang siswa dan
hubungan
terkait dengan motivasi belajar siswa itu
motivasi belajar matematika sehingga siswa
sendiri. Selain itu berdasarkan hasil penelitian
dapat termotivasi dalam belajar matematika
Herning
86)
dan menyadari bahwa matematika merupakan
reinforcement
bekal penting di dalam kehidupan siswa
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
sehingga meningkatkan motivasi untuk belajar
motivasi
matematika.
Tyas
membuktikan
Sarwastuti bahwa
berprestasi
siswa
(2011:
pada
mata
antara
reinforcement
dengan
pelajaran matematika SD Negeri Danurejan tahun ajaran 2010/2011 yang ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,332, oleh
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
karena itu peneliti ingin meneliti hal tersebut
Penelitian ini menggunakan penelitian
di SD segugus II Kecamatan Nanggulan
ex-post facto. Jenis penelitian ini adalah
962 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016
penelitian korelasional, dan metode yang
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
digunakan adalah metode kuantitatif.
matematika kelas V.
Waktu dan Tempat Penelitian
Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 di seluruh SD yang merupakan
a. Uji Prasyarat 1) Uji
normalitas
bertujuan
untuk
anggota gugus II Kecamatan Nanggulan
menentukan penggunaan statistik yang
Kabupaten Kulon Progo.
tepat dan berdistribusi normal atau tidak pada variabel reinforcement dan motivasi
Target/Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih
belajar
matematika.
Uji
normalitas dilakukan menggunakan uji
siswa SD Kelas V segugus II Kecamatan
Kolmogorov-Smirnov
yang
Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo tahun
dengan program SPSS 16.
diolah
ajaran 2015/2016 sebagai subjek penelitian.
2) Uji linearitas menurut Agung Edy
Jumlah SD yang ada di Gugus II Kecamatan
Wibowo (2012: 72) diperlukan untuk
Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo ada tujuh
mengetahui bentuk hubungan yang
SD.
terjadi diantara variabel yang sedang Jumlah seluruh siswa kelas V di
diteliti. Uji ini merupakan uji untuk
Gugus II Kecamatan Nanggulan, Kabupaten
melihat ada hubungan linear yang
Kulon
signifikan dari dua buah variabel yang
Progo
tahun
ajaran
2015/2016
sebanyak 86 siswa yang terpisah dalam tujuh SD. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
Slovin
diperoleh
jumlah
sampel
sedang diteliti. b. Uji Korelasi Uji korelasi digunakan untuk menguji
sebanyak 71 siswa dengan taraf signifikansi
hipotesis
pada
penelitian
ini
yang
5%.
berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara reinforcement dengan motivasi
Prosedur
belajar matematika siswa kelas V SD
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
Segugus
Data
Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran Pada penelitian ini, pengumpulan data
II
2015/2016”.
Kecamatan
Nanggulan
Hubungan
antara
dilakukan dengan menggunakan kuesioner
reinforcement dengan motivasi belajar
(angket).
matematika
Teknik angket digunakan untuk
memperoleh data tentang reinforcement dan
dihitung
dengan
teknik
korelasi Pearson product moment yang diolah menggunakan SPSS 16.
Hubungan antara Reinforcement.... (Reny Dwi Wahyuni) 963
HASIL PENELITIAN DAN
Distribusi frekuensi skor reinforcement
PEMBAHASAN
akan disajikan pada tabel berikut.
a. Tingkat Reinforcement
Tabel 2. Distribusi Reinforcement
Hasil analisis deskriptif yang diperoleh
No
sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Reinforcement N Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum
71 52,86 51,00 51 10,281 105,694 45 33 78
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Interval
Frekuensi
75 – 81 68 – 74 61 – 67 54 – 60 47 – 53 40 – 46 33 – 39 Jumlah
Dalam reinforcement
Frekuensi
1 7 9 14 17 19 4 71
Persentase (%) 1,4 9,8 12,6 19,7 23,9 26,7 5,6 100
mengidentifikasi dilakukan
Skor
tingkat
pengukuran
dengan menggunakan acuan sebagaimana
Tabel distribusi frekuensi untuk variabel
dikemukakan oleh Anas Sudijono (2011:
terikat/ dependent reinforcement disajikan
176), yaitu sebagai berikut.
dengan
a. Kategori tinggi = apabila skor >
menggunakan
interval
yang
jumlah
dihitung
kelas dengan
menggunakan rumus Struges yang dikutip dari Sugiyono (2013: 35) yaitu sebagai berikut. K = 1 + 3,3 log n
(M+1SD) b. Kategori sedang = apabila skor antara (M – 1SD) sampai dengan (M + 1SD) c. Kategori rendah = apabila skor < (M – 1SD)
Dimana :
Keterangan:
K = Jumlah kelas interval
M = Mean (nilai rata-rata hitung)
n
SD = Standar Deviasi
= Jumlah data observasi
log = Logaritma
Tingkat reinforcement di kelas V
Pada penelitian ini n = 71 sehingga,
SD Segugus II Kecamatan Nanggulan
K = 1 + 3,3 log n
berdasarkan perhitungan adalah sebagai
K = 1 + 3,3 log 71
berikut.
K = 1 + 3,3 x 1,9
a. Kategori tinggi = skor > 63,14
K
= 1 + 6,27
K
= 7, 27
b. Kategori sedang = skor antara 42,58 – 63,14
Jumlah kelas interval dibulatkan menjadi
c. Kategori rendah = skor < 42,58
7 kelas.
Distribusi frekuensi tingkat reinforcement disajikan pada tabel di bawah ini.
964 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Reinforcement N o
Skor
1.
> 63,14 42,58 – 2. 63,14 3. < 42,58 Total
dihitung dengan menggunakan rumus Struges yang dikutip dari Sugiyono (2013:
Kategori
35) yaitu sebagai berikut.
13
Persen tase (%) 18,31
Tinggi
K = 1 + 3,3 log n
47
66,20
Sedang
Dimana :
11 71
15,49 100
Rendah
K = Jumlah kelas interval
Frekuensi
Skor total variabel reinforcement ini diperoleh dari angket yang terdiri atas beberapa indikator. Tabel perolehan skor pada masing-masing indikator angket reinforcement
disajikan
dalam
tabel
Tabel 4. Skor Perolehan Indikator Angket Reinforcement
2 3 4
Indikator Bersifat positif Kehangatan dan Keantusiasan Kebermaknaan Memotivasi Jumlah
Jumlah Butir 3
Skor Total 539
Skor Rata-rata 179,67
8
1.382
172,75
3 7 22
595 1.237 3.753
189,33 176,71
Hasil analisis deskriptif yang diperoleh sebagai berikut.
Pada penelitian ini n = 71 sehingga, K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 71
N Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum
71 77,59 77,00 76 10,817 117,016 48 51 99
K = 7,27 Jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas. Distribusi frekuensi skor motivasi belajar matematika akan disajikan pada tabel
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika
bebas/independent disajikan
1 2 3 4 5 6 7
Interval Frekuensi 93 – 99 86 – 92 79 – 85 72 – 78 65 – 71 58 – 64 51 – 57 Jumlah
7 12 11 23 10 6 2 71
Skor
Persentase (%) 9,9 16,9 15,5 32,4 14,0 8,5 2,8 100
Dalam mengidentifikasi tingkat motivasi belajar matematika dilakukan pengukuran dengan menggunakan acuan sebagaimana
Tabel distribusi frekuensi untuk
matematika
K = 1 + 6,27
No
Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar Matematika
belajar
log = Logaritma
berikut.
b. Tingkat Motivasi Belajar
variabel
= Jumlah data observasi
K = 1 + 3,3 x 1,9
berikut.
N o 1
n
motivasi dengan
menggunakan jumlah kelas interval yang
dikemukakan oleh Anas Sudijono (2011: 176), yaitu sebagai berikut. a. Kategori tinggi = apabila skor > (M+1SD)
Hubungan antara Reinforcement.... (Reny Dwi Wahyuni) 965
b. Kategori sedang = apabila skor antara (M – 1SD) sampai dengan (M + 1SD)
2.
c. Kategori rendah = apabila skor < (M – 3.
1SD) Keterangan:
4.
M = Mean (nilai rata-rata hitung) 5.
SD = Standar Deviasi Tingkat
motivasi
belajar
matematika di kelas V SD Segugus II Kecamatan
Nanggulan
berdasarkan
6.
melakukan kegiatan Dorongan dan kebutuhan Harapan dan cita-cita Penghargaan dan penghormatan atas diri Lingkungan yang baik Keinginan yang menarik Jumlah
7
1.363
194,71
3
731
243,67
3
625
208,33
2
436
218,00
5
887
177,40
27
5.509
c. Hubungan antara Reinforcement dengan
perhitungan adalah sebagai berikut.
Motivasi Belajar Matematika
a. Kategori tinggi = skor > 88,41
1) Uji Prasyarat Analisis
b. Kategori sedang = skor antara 66,78 –
a) Uji Normalitas Pengidentifikasian distribusi
88,41 c. Kategori rendah = skor < 66,78
data
Distribusi
signifikansi
frekuensi
tingkat
motivasi
dengan
melihat uji
nilai
Kolmogorov
belajar matematika disajikan pada tabel.
Smirnov yaitu jika masing-masing
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Motivasi Belajar Matematika
variabel memiliki nilai signifikansi
Freku No. Skor -ensi 1. > 88,41 15 66,78 – 2. 45 88,41 3. < 66,78 11 Total 71
Persentase (%) 21,13
Kategori Tinggi
63,38
Sedang
15,49 100
Rendah
Perolehan skor total variabel motivasi belajar matematika diperoleh dari angket yang terdiri atas beberapa indikator.
lebih besar dari 0,05 maka variabel penelitian berdistribusi normal. Tabel 9. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov Smirnov) Variabel Reinforce ment Motivasi Belajar
pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Skor Perolehan Angket Motivasi Belajar Matematika N o 1.
Indikator Hasrat dan keinginan untuk
Jumlah Butir
Skor Total
Skor Ratarata
7
1.467
209,57
A
Ket.
0,05
Normal
0,861
0,05
Normal
Berdasarkan tabel variabel
Perolehan skor masing-masing indikator motivasi belajar matematika disajikan
Signifi kansi Hitung 0,770
reinforcement
memiliki
signifikansi sebesar 0,770 lebih besar
dari
0,05
dan
motivasi
belajar
memiliki
signifikansi
0,861 Dengan
lebih
besar
demikian,
variabel
matematika sebesar
dari
0,05.
variabel
966 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016
reinforcement motivasi
dan
belajar
variabel matematika
b) Uji Linearitas
dengan
linearitas
adalah 5%. Tabel 11. Hasil Uji Korelasi Variabel Reinforcement dengan Motivasi Belajar Matematika
memiliki sebaran data normal.
Uji
Taraf signifikansi pada penelitian ini
dilakukan
menggunakan
bantuan Variabel
program aplikasi SPSS versi 16 untuk membantu mencari harga Fhitung. Dua variabel linier apabila nilai Fhitung kurang dari Ftabel. Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Linearitas Varia bel X-Y
Signifikan si hitung 0,000
Taraf Kesim signifikan pulan 0,05
Berdasarkan
Linear
Nilai taraf signifi kansi
Ket
0,000
0,05
Signifi kan
Berdasarkan tabel hasil uji korelasi di atas dapat diketahui bahwa nilai
10
signifikansi hasil analisis SPSS 0,000
terdapat
lebih kecil dari nilai taraf signifikansi
reinforcement
sebesar 0,05 (0,000 < 0,05). Dengan
(X) dengan motivasi belajar (Y),
demikian dapat disimpulkan bahwa
hal ini diperlihatkan dengan nilai
hipotesis yang berbunyi “terdapat
signifikansi pada linearity sebesar
hubungan
0,000. Nilai tersebut < 0,05 maka
reinforcement dengan motivasi belajar
dapat disimpulkan bahwa antara
matematika siswa kelas V Sekolah
variabel
(X)
Dasar
(Y)
Nanggulan tahun ajaran 2015/2016”
memiliki hubngan yang linier
diterima dan dinyatakan bahwa antara
pada kasus penelitian ini.
reinforcement dengan motivasi belajar
menunjukkan linearitas
dengan
tabel
Reinforcement dengan Motivasi Belajar Matematika
Nilai signifi kansi hasil analisis SPSS
bahwa
antara
reinforcement motivasi
belajar
2) Uji Korelasi Pada penelitian ini uji korelasi
yang
segugus
positif
II
antara
Kecamatan
matematika memiliki hubungan yang positif.
digunakan untuk menguji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan
Kriteria uji korelasi adalah apabila
bahwa tingkat reinforcement di kelas
nilai signifikansi hasil analisis SPSS <
V
nilai taraf signifikansi maka hubungan
Nanggulan sebagian besar berada pada
kedua variabel dinyatakan signifikan.
kategori
SD
segugus
sedang,
II
Kecamatan
yaitu
dengan
persentase sebesar 66,20%. Demikian
Hubungan antara Reinforcement.... (Reny Dwi Wahyuni) 967
pula dengan tingkat motivasi belajar
laku
matematika siswa di kelas V SD
pembangkit
segugus II Kecamatan Nanggulan
Kata-kata
berada pada kategori sedang dengan
„pekerjaan
yang
persentase 63,38%. Dengan demikian
merupakan
bentuk
dapat
tingkat
reinforcement (penguatan). Dengan
reinforcement dan tingkat motivasi
kata-kata tersebut dapat membesarkan
belajar siswa kelas V SD segugus II
hati
Kecamatan nanggulan berada pada
menumbuhkan
kategori sedang.
motivasi belajar siswa jika dilakukan
disimpulkan
bahwa
Hasil analisis hubungan antara
yang diinginkan, motivasi seperti
siswa
merupakan yang
besar.
„bagus‟,
„baik‟,
baik‟
tersebut
verbal
sehingga dan
dari
dapat
meningkatkan
secara konsisten. Sejalan
reinforcement dengan motivasi belajar
dengan
nilai
signifikansi
hasil
Sardiman
SPSS
0,000
taraf
bahwa salah satu bentuk dan cara
signifikansi sebesar 0,05 yakni pada
untuk menumbuhkan motivasi dalam
taraf 5%. Berdasarkan data di atas
kegiatan belajar di sekolah adalah
dapat disimpulkan bahwa terdapat
dengan pujian. Apabila siswa yang
hubungan
anatar
sukses yang berhasil menyelesaikan
reinforcement dengan motivasi balajar
tugas dengan baik, perlu diberikan
matematika siswa kelas V SD segugus
pujian. Pujian ini
II Kecamatan Nanggulan.
reinforcement
diperoleh analisis
yang
positif
(2007:
pendapat
94)
yang
menyatakan
adalah bentuk positif
dan
antara
sekaligus merupakan motivasi yang
reinforcement dengan motivasi belajar
baik. Oleh karena itu, supaya pujian
matematika disebabkan karena dengan
ini merupakan motivasi, pemberiannya
reinforcement
harus tepat. Dengan pujian yang tepat
Adanya
hubungan
dapat memberikan
suasana belajar yang menyenangkan
akan
sehingga
menyenangkan
meningkatkan
motivasi
memupuk dan
suasana
yang
mempertinggi
belajar. Sebagaimana Gage & Berliner
gairah belajar serta sekaligus akan
(Slameto, 2003: 177) mengatakan
membangkitkan harga diri.
„bagus‟,
Tidak jauh berbeda dengan
„baik‟, „pekerjaan yang baik‟, yang
pendapat Novan Ardy Wiyani (2013:
diucapkan
bahwa
kata-kata
melakukan
seperti
segera tingkah
setelah
siswa
36) yang menyatakan bahwa tujuan
laku
yang
dari dilakukannya penguatan adalah
diinginkan atau mendekati tingkah
memotivasi,
membangkitkan,
dan
968 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016
meningkatkan
motivasi
belajar
sehingga memudahkan peserta didik
Saran 1. Bagi siswa yang motivasi belajarnya masih
dalam belajar. Berdasarkan uraian di atas,
rendah,
memotivasi
diri
hendaknya untuk
meningkatkan
dapat disimpulkan bahwa terdapat
motivasi
hubungan antara reinforcement dengan
menyadari bahwa matematika merupakan
motivasi belajar matematika siswa.
bekal yang penting bagi kehidupan kelak.
siswa yang mendapat reinforcement tinggi
akan
mendorongnya
untuk
2. Bagi
belajar
terus
guru,
pembelajaran
matematika
hendaknya guru
pada
dan
proses
memberikan
memiliki motivasi belajar matematika
reinforcement dengan tepat, merata, dan
yang tinggi.
seefektif mungkin sehingga siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu,
SIMPULAN DAN SARAN
hendaknya pada proses pembelajaran guru
Simpulan
terus
1. Tingkat reinforcement di kelas V SD
meningkatkan motivasi belajar mengingat
segugus II Kecamatan Nanggulan tahun
pentingnya motivasi belajar terutama pada
ajaran 2015/2016 sebagian besar berada
pembelajaran matematika.
pada kategori sedang dengan persentase
memotivasi
siswa
untuk
3. Bagi para peneliti selanjutnya, peneliti menduga masih terdapat faktor lain yang
sebesar 66,20%. 2. Tingkat motivasi belajar matematika di
memungkinkan lebih
kelas V SD segugus II Kecamatan
mempengaruhi variabel motivasi belajar
Nanggulan
matematika, oleh karena itu peneliti
tahun
ajaran
2015/2016
sebagian besar berada pada kategori
menyarankan
sedang dengan persentase sebesar 63,38%.
mengambil satu variabel bebas saja dalam
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara reinforcement dengan motivasi belajar matematika siswa kelas V SD segugus II Kecamatan Nanggulan
untuk
tidak
hanya
penelitian. DAFTAR PUSTAKA Agung Edy Wibowo. (2012). Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian. Yogyakarta: Gava Media.
tahun ajaran 2015/2016, yang dibuktikan dengan hasil uji korelasi yang didapat
Anas Sudijono. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
yaitu nilai signifikansi hasil analisis SPSS 0,000
lebih
kecil
dari
nilai
taraf
signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05) pada taraf signifikansi 5%.
Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani. (Muh. Uzer Usman. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hubungan antara Reinforcement.... (Reny Dwi Wahyuni) 969
Novan
Ardy Wiyani. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Oemar.
Sardiman. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung. Alfabeta