Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua Yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus Dengan Kemandirian Pada Anak Di SDLB Harapan Mandiri Palembang
Fanny Nofitasari 11.181.040
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang
ABSTRAK Penelitian ini menggunakan teknik regresi sederhana yang bertujuan menguji hipotesis tentang adanya hubungan antara pola asuh orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan kemandirian pada anak di sdlb harapan mandiri palembang maka nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,806 dengan koefisien determinasi (R square) sebesar 0,649, serta nilai p = 0, 000 p < 0,01 untuk pola asuh demokratis, koefisien korelasi (r) sebesar 0,740 dengan koefisien determinasi (R square) sebesar 0,547, serta nilai p = 0, 000 p < 0,01 untuk pola asuh permisif dan koefisien korelasi (r) sebesar 0,651 dengan koefisien determinasi (R square) sebesar 0,423, serta nilai p = 0, 000 p < 0,01 untuk pola asuh otoriter pada uji anova dua jalur, . Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara hubungan antara pola asuh orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan kemandirian anak di SDLB Harapan Mandiri Palembang. Sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 64,9%, 54,7% dan 42,3%.
Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kemandirian
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Autisme
BAB I
perkembangan
PENDAHULUAN
Anak merupakan harapan kedua orangtua yaitu ayah dan ibu yang akan menjadi penerus generasi di masa yang
mengalami
fase
tumbuh
dimana kembang
anak yang
pengertian
imajinasi, serta rentang aktivitas dan minat yang sangat terbatas Feldman (2009).. Tunagrahita adalah istilah yang
menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal : ciri-ciri mental, kemampuansensorik,
neuromuskular,
perilaku
fisik
dan
sosial
dan
emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari halhal
diatas;
modifikasi
sejauh dari
ia
memerlukan
tugas-tugas
sekolah,
metode belajar atau pelayanan terkait lainnya
yang
digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai
kemampuan
intelektual
ditujukan
Tunarunggu adalah anak yang
anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang
kemampuan
otak,
dibawah rata-rata (Somantri, 2007).
menentukan masa depan. Adapun
dari
normal, tergantungnya komunikasi dan
akan datang dalam kehidupan, masa anakmerupakan
pervasive
gangguan
ditandai oleh kurangnya interaksi sosial
A. Latar Belakang Masalah
anak
adalah
untuk
mengembangkan potensi atau kepastianya secara maksimal (Mangungsong ,2014).
mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan
bahasannya
(Somantri,
2007). Anak kesulitan belajar merupakan gangguan yang mengganggu aspek khusus dari prestasi sekolah seperti menyimak, berbicara,
membaca,
menulis,
atau
matematika, yang mengakibatkan kinerja yang secara substansial lebih rendah dari
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
yang diharapkan pada usia, kecerdasan,
mengetahui tentang benar dan salah,
dan jumlah bersekolah anak (Feldman,
penting dan tidak penting (Somantri, 2007)
2009).
Ciri - ciri kemandirian seorang Mental Retardation adalah suatu
anak
dikatakan
mandiri
bila
ia
keadaan perkembangan jiwa yang terhenti
memperlihatkan ciri-ciri, yaitu: a) percaya
atau tidak lengkap, yang terutama ditandai
diri yang didasari oleh kepemilikan akan
oleh terjadinya keterampilan selama masa
konsep diri yang positif; b) bertanggung
perkembangan sehingga berpengaruh pada
jawab pada hal-hal yang dikerjakann dan
tingkat kecerdasan secara menyeluruh,
hal
misalnya : kemampuan kognitif, motorik,
memberikan kesempatan kepada anak
bahasa dan sosial (Veskarisyanti, 2008).
untuk memegang tangung jawab;
Anak down syndrome dan anak
ini
mampu
dapat
ditumbuhkan
menemukan
dengan
pilihan
c) dan
normal pada dasarnya memiliki tujuan
mengambil keputusannya sendiri yang
yang sama dalam tugas perkembangan,
mana hal ini diperoleh dari adanya peluang
yaitu mencapai kemandirian. (Fatimah,
untuk
2006).
mampu mengendalikan emosi dengan Kemandirian adalah kemampuan
untuk
mengelola
individu
dalam
mengelola dirinya sendiri yang ditandai
mengerjakan
sesuatu,
dan:
d)
adanya kesempatan untuk berbuat dengan tidak
banyak
mendapatkan
larangan
(Somantri, 2007).
kemampuan untuk tidak bergantung atau
Asrori (2008) menjelaskan bahwa
tidak minta bantuan kepada orang lain
kemandirian dipengaruhi oleh beberapa
terutama orang tua, maupun mengambil
faktor yang meliputi a) gen atau keturunan
keputusan secara mandiri dan konskuen
orang tua, b) pola asuh orang tua, sistem
terhadap
pendidikan
keputusan
tersebut,
serta
disekolah
dan
c)
sistem
pendidikan di masyarakat . genetika atau
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
keturunan merupakan faktor pertama yang
oleh orang tua dan turut dilibatkan dalam
mempengaruhi perkembangan individu.
pengambilan keputusan ;c)
Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh orangtua ataupun pendidik dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak, dimana tanggung jawab untuk mendidik anak ini merupakan tanggung jawab primer (Shochib, 2010). Menurut Hurlock (1993) membagi bentuk pola asuh orang tua menjadi 3
Menetapkan
peraturan serta mengatur kehidupan anak. Pola asuh permisif memiliki ciriciri ;a) Kontrol orang tua kurang, Bersifat longgar atau bebas ;b) Anak kurang dibimbing dalam mengatur dirinya ; c) Hampir tidak menggunakan hukuman ;d) Anak diijinkan membuat keputusan sendiri dan dapat berbuat sekehendaknya sendiri. Berdasarkan permasalahan diatas,
macam pola asuh orang tua yaitu : Ciri-
membuat
ciri pola asuh otoriter; a). anak harus
mengetahui apakah ada hubungan antara
tunduk dan patuh pada kehendak orang
pola asuh orangtua yang memiliki anak
tua; b) Pengontrolan orang tua pada
berkebutuhan khusus dengan kemandiran
tingkah laku anak sangat ketat hampir
anak pada?
tidak pernah memberi pujian; c) Sering
peneliti
tertarik
untuk
B. HIPOTESIS
memberikan hukuman fisik jika terjadi kegagalan memenuhi standar yang telah ditetapkan orang tua, pengendalian tingkah
Pola asuh demokratis memiliki ciri-ciri ;a) Anak diberi kesempatan untuk dan
mengembangkan
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: ada hubungan antara pola asuh
laku melalui kontrol eksternal.
mandiri
Berdasarkan uraian diatas, maka
kontrol
internal ;b) Anak diakui sebagai pribadi
orangtua
yang
memiliki
anak
berkebutuhan khusus dengan kemandirian anak pada orangtua di SDLB Harapan Mandiri Palembang.
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
diungkapkan
C. METODE PENELITIAN Variabel dari penelitian ini terdiri dari satu variable bebas dan satu variable terikat yaitu :
oleh
Suroto
(2010)
intelektual, sosial dan emosi 1. Pola asuh orangtua Pola asuh orangtua merupakan pola
1. Variabel terikat (dependent variable):
interaksi antara anak dengan orang tua yang meliputi bukan hanya pemenuhan
Kemandirian 2. Variabel bebas (independent variable:
kebutuhan fisik (makan, minum, pakaian, dan lain sebagainya) dan kebutuhan
Pola Asuh Orang Tua D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kemandirian
psikologis (afeksi atau perasaan) tetapi juga norma norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras
Kemampuan
anak
di
SDLB
dengan lingkungan dikemukakan oleh
Harapan Mandiri Palembang untuk dapat
peneliti
menjalani
adanya
diungkapkan oleh timomor (Iswantini,
ketergantungan kepada orang lain. Dapat
2002) yaitu peraturan, hukuman, hadiah,
melakukan
perhatian, tanggapan.
kehidupan
kegiatan
tanpa
sehari
-hari,
berdasarkan
mengambil keputusan, serta mengatasi masalah.
Dengan
jenis-jenis
yang
E. Subjek Penelitian
mengandalkan
Sugiyono (2012) mendefinisikan
kemampuan diri sendiri, setiap anak
populasi adalah wilayah generalisasi yang
perlu dilatih untuk mengembangkan
terdiri atas: obyek atau subyek yang
kemandirian sesuai kapasitas dan tahapan
mempunyai
perkembangannya
oleh
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
peneliti berdasarkan aspek-aspek yang
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
dikemukakan
kualitas
dan
karakteristik
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
kesimpulannya.Sedangkan menurut Hadi (2004) populasi merupakan semua
yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan.
inividu untuk siapa kenyataan-kenyataan Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah : a).orang
tua
yang
teknik
sampling
(Sugiyono,
2012).
Adapun teknik pengambilan yang dipakai memiliki
anak
pada
penelitian
ini
adalah
teknik
berkebutuhan khusus
Nonprobability Sampling yaitu sampling
b).orang tua yang memiliki anak yang
purposive. Sampling purposive adalah
bersekolah di SDLB Harapan Mandiri
tekhik
Palembang dari kelas 1 sampai 6 SD
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).
penentuan
sampel
dengan
Teknik pengambilan sampel merupakan total memperlihatkan kesesuaian fungsi
F. Hasil Penelitian
aitem
1) Validitas Skala Uji Coba Parameter daya beda aitem yang berupa
koefisiensi
korelasian
taraf
distribusi skor aitem dengan distribusi skor G. PELAKSANAAN DAN HASIL
mengungkapkan
penelitian
skala
perbedaan
dalam
individual.
Dengan demikian, guna mengoptimalkan fungsi skala, maka sangat logis apabila . berkebutuhan
dipanggil
1. Orientasi Kancah kancah
fungsi
khusus
(ABK)
autis.
Muhammad Attar Annurillah atau biasa
PENELITIAN
Orientasi
dengan
yang
Attar
mengubah
jalan
hidupnya.Attar, anak bungsunya membuat
dilakukan peneliti meliputi sejarah dan visi
Mulyani
misi SDLB Harapan Mandiri Palembang.
sekolah, terutama bagi anak autis. Dr.
a. Sejarah
Muniyati sudah geram dengan sekolah-
Dr. Muniyati Ismail adalah seorang dokter
umum
yang
memiliki
anak
tergerak
untuk
mendirikan
sekolah umum yang mendiskriminasi dan menolak anak autis untuk sekolah.Dari
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
latar
belakang
itulah
Dr.
Muniyati
didampingi oleh suaminya bertekat kuat untuk mendirikan yayasan Bina Autis Mandiri (BAM).
sistem
sekolah
inklusi
pada
tingkat
Sekolah Dasar. Berbeda dengan sekolah inklusi pada umumnya, sistem inklusi di sini
Yayasan Bina Autis Mandiri telah
menggabungkan
anak
umum
dalam
berdiri selama delapan tahun. Dalam
lingkungan anak berkebutuhan khusus,
perjalanannya yayasan yang memiliki SD
dalam hal ini anak autis. Manfaat yang
Harapan Mandiri, SDLB Harapan Mandiri,
paling besar adalah siswa autis mampu
SMPLB Harapan Mandiri, dan Pusat
berkembang dengan sangat baik karena
Terapi Autis Bina Autis Mandiri. Pada
lingkungan yang beragam dapat menerima
tahun ajaran baru tahun 2013, Bina Autis
mereka, siswa normal juga menjadi lebih
Mandiri
SMK.
bersabar, memahami dan dewasa dalam
menggunakan
menghadapi perbedaan-perbedaan yang
kurikulum KTSP 2006 sesuai standard
ada pada anak autis. Kedepannya Dr.
pendidikan nasional, untuk SDLB dan
Muniyati
ingin
SMPLB menggunakan kurikulum TUNA
Harapan
Mandiri
GRAHITA TIPE C/C1, selain itu para
percontohan untuk anak autis maupun
guru
anak normal.
Kurikulum
juga
Cambridge
akan SD
mendirikan umum
menggunakan sebagai
buku
buku
dari
pegangan
tambahan dan para guru juga diberi
menjadikan
sekolah
sebagai
sekolah
berpusat di : Jl. Suhada Palembang Visi dan Misi
kesempatan untuk membuat buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal yang paling menarik dari yayasan ini adalah Visi :
Adapun visi dan misi SLB Harapan Mandiri Palembang yaitu:
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Memberikan kesempatan,mengembangkan
dengan
kata
lain
p
≤
0,01.
Ini
potensi dan menjadikan pribadi mandiri.
menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara pola asuh dengan
Misi : a. Mengembangkan bakat dan potensi
kemandirian pada siswa di SDLB Harapan Mandiri Palembang.
peserta didik secara maksimal
Hasil Uji linieritas Pola asuh
b. Melatih kemampuan bina diri dalam segala hal supaya menjadi pribadi mandiri
demokrati F=116,486 dan p = 0,000, pola asuh permisif dengan kemandirian
c. Membentuk pribadi yang disiplin dan berprilaku terpuji
F=
76,103 dan p = 0,000 dan pola asuh otoriter dengan kemandirian
F= 46,231
d. Mengembangkan sikap menyayangi dan
dan p = 0,000. Nilai p merupakannilai
mengasihi antar sesama.
yang
menunjukkan
hubungan
antara
seberapa variabel
linier
bebasdan
H. Pembahasan variabel terikat. Dalam tabel di atas nilai p Berdasarkan
hasil
perhitungan = 0,000 ≤ 0,05 sehingga menunjukkan
stastistik yang telah dilakukan untuk bahwa terdapat hubungan yang linier membuktikan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh dengan kemandirian. yang sangat signifikan antara pola asuh Analisis
dilakukan
dengan
dengan kemandirian pada siswa di SDLB menggunakan
uji
korelasi
simple
Harapan Mandiri Palembang. Analisis regression
yang hasilnya
menyatakan
dilakukan dengan menggunakan uji regresi adanya hubungan antara pola asuh orang sederhana yang hasilnya menunjukkan tua yang memiliki anak berkebutuhan adanya penerimaan terhadap hipotesis khusus dengan kemandirian anak di SDLB yang diajukan. Hasil tersebut dapat dilihat Harapan Mandiri Palembang. Dengan dari nilai koefisien korelasi r = 0.871 dengan nilai signifikansi (p) = 0,000 atau
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
besar hubungan adalah 0,871 dan taraf
Pengontrolan orang tua pada tingkah laku
signifikansi P = 0,000 (P< 0,05).
anak sangat ketat hampir tidak pernah
Menurut
(2014)
memberi pujian; c) Sering memberikan
kemandirian dapat diartikan sebagai suatu
hukuman fisik jika terjadi kegagalan
kemampuan
memenuhi standar yang telah ditetapkan
merasakan,
Mangunsong
untuk serta
memikirkan,
melakukan
sesuatu
sendiri atau tidak tergantung pada orang lain.
Kemandirian
sebagai
orang tua, pengendalian tingkah laku melalui kontrol eksternal.
suatu
Pola asuh demokratis memiliki
kemampuan untuk mengatur tingkah laku,
ciri-ciri ;a) Anak diberi kesempatan untuk
menseleksi dan membimbing keputusan
mandiri
dan tindakan seseorang tanpa adanya
internal;b) Anak diakui sebagai pribadi
control dariorang tua atau tanpa tergantung
oleh orang tua dan turut dilibatkan dalam
pada orangtua
pengambilan keputusan ;c) Menetapkan
Kemandirian anak dipengaruhi
dan
mengembangkan
kontrol
peraturan serta mengatur kehidupan anak.
oleh pola asuh orang tua sebagaimana
Pola asuh permisif memiliki ciri-
disebutkan oleh Adi W. Gunawan (2010)
ciri ;a) Kontrol orang tua kurang, Bersifat
bahwa masalah anak sebenarnya adalah
longgar atau bebas, ;b) Anak kurang
masalah yang terjadi pada sistem keluarga
dibimbing dalam mengatur dirinya ; c)
tempat anak tumbuh dan berkembang
Hampir tidak menggunakan hukuman ;d)
Menurut Hurlock (1993) membagi bentuk pola asuh orang tua menjadi 3 macam pola asuh orang tua otoriter,
Anak diijinkan membuat keputusan sendiri dan dapat berbuat sekehendaknya sendiri. Pengukuran
pola
asuh
demokrasi dan permisif yaitu : Ciri-ciri
menggunakan aspek-aspek pola asuh yang
pola asuh otoriter; a). anak harus tunduk
dikemukakan oleh timomor (Iswantini,
dan patuh pada kehendak orang tua; b)
2002) yaitu a) peraturan; b) hukuman;c)
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
hadiah;d) perhatian;dan d) tanggapan.
akan lebih percaya diri melakukan sesuatu
Berdasarkan
kegiatan sehingga kemandirian anak lebih
dari
data
yang
peneliti
melakukan,pengkatagorosasianberdasarka
tinggi dibandingkan pola asug permisif
n 3 macam pola asuh.
dan otoriter.
Sumbangan yang paling dominan
Orang tua yang menerapkan pola
yang tertinggi diberikan oleh pola asuh
asuh
demokratis yaitu r = 0,806 dengan nilai R
peraturan, hukuman, hadiah, perhatian,
Square = 0,649 dan sumbangan yang
orang
terendah diberikan oleh pola auh otoriter
membiarkan anak-anak mereka memiliki
yaitu r= 0.651 dengan R Square = 0.423.
kontrol dengan dirinya sendiri, anak-anak
Orang tua yang menerapkan pola asuh
demokratis
tua
seperti
seperti
ini
memberikan
biasannya
biasannya juga diperbolehkan membuat
memberikan
pilihannya sendiri, bahkan meski anak-
peraturan, hukuman, hadiah, perhatian,
anak tersebut tidak selalu mampu bersikap
tanggapan
baik
dikarna
seperti
permisif
orang
tua
lebih
dan
membuat
keputusan
yang
memprioritaskan kepentingan anak namun
bertanggung jawab maka
tidak ragu dalam mengendalikan mereka,
kurang disiplin, dan anak cenderung cuek
orang tua dengan perilaku ini bersikap
terhadap lingkungannya, pola asuh seperti
rasional, selalu mendasari tindakannya
ini
pada
kemandiriannya cukup namun anak akan
rasio
atau
pemikiran-pemikiran,
ketika anak berbuat kesalahan orang tua
biasannya
dampak
anak akan
terhadap
lebih manja
lebih memberikan nasehat dari pada
Orang tua yang menerapkan pola
memarahinya, orang tua tipe ini juga
asuh
otoriter
seperti
memberikan
bersikap realistis terhadap kemampuan
peraturan, hukuman, hadiah, perhatian,
anak, tidak berharap yang berlebihan yang
tanggapan, dengan cara memiliki kontrol
melampaui kemampuan anak, maka anak
penuh atas segala hal yang berkaitan
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
dengan anak mereka, tak jarang mereka
Berdasarkan hasil yang diperoleh
menerapkan aturan-aturan yang ketat.
dari analisis data dan pembahasan, maka
Maka anak akan merasa ragu-ragu dalam
peneliti menarik kesimpulan bahwa ada
melakukan segala kegiatan, anak akan
hubungan yang sangat signifikan antara
menjadi keras kepala dan anak tumbuh
pola asuh orang tua yang memiliki anak
menjadi
akibat
berkebutuhan khusus dengan kemandirian
sehingga
anak pada orang tua di SDLB Harapan
dampak terhadap kemandirinannya rendah
Mandiri Palembang. sumbangan efektif
karna anak merasa dirinya selalu salah.
yang diberikan oleh pola asuh terhadap
orang
kebutuhannya
yang tak
Berdasarkan analisis bahwa
data,
terpenuhi
uraian
peneliti
hipotesis
sensitif
dan
hasil
menyimpulkan
yang diajukan
oleh
kemandirian adalah sebesar
asuh demokratis, 54,7% pola asuh permisif dan 42,3% pola asuh otoriter.
peneliti yaituada hubungan antara pola
B. Saran
asuh orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan kemandirian anak pada orang tua di SDLB Harapan Mandiri Palembang dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Orangtua siswa
diterima yaitu ada hubungan yang sangat signifikan antara hubungan antara pola asuh orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan kemandirian anak
di
SDLB
Harapan
Mandiri
Palembang I. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
64,9% pola
Peneliti
menyarankan
bagi
orangtua siswa agar bisa mengoptimalkan dalam meningkatkan kemandirian pada anak dengan cara jangan terlalu membatasi setiap tingkah laku atau kegiatan
yang
anak
tetap
ingin
lakukan
namun
mengontrolnya dan lebih meningkatkan lagi interaksi dengan anak agar anak dapat
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
lebih
mengembangkan
sikap
dapat percaya diri ketika maju kedepan
kemandiriannnya baik di sekolah maupun
kelas.
dirumah, bagi orang tua yang menerapkan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
pola asuh permisif, agar tidak terlalu
Bagi peneliti lain yang tertarik
membebaskan anaknya, namun berikan
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
pengarahan dengan menggunakan pola
kemandirian
asuh demokratis seperti membiarkan anak
mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
melakukan kegiatannya sendiri namun
dapat mempengaruhi kemandirian anak
tetap mengawasinnya, agar anak dapat
yaitu : faktor internal: Emosi, intelektual
mandiri dan orang tua yang menerapkan
dan
pola asuh otoriter, ketika anak berbuat
karakteristik sosial, stimulasi, cinta dan
kessalahan agar tidak memarahinya namun
kasih sayang , kualitas interaksi anak-
memberitahu secara pelan-pelan agar anak
orang tua, pendidikan orang tua.
tidak mengulagi perbuatannya.
pihak
sekolah
peneliti
panduan yang jelas dan umum dalam siswa
berkebutuhan khusus, berperan
dalam
:
dapat
Lingkungan,
Ali dan Asrori .(2008). Psikologi
menyarankan agar hendaknya ada suatu
menangani
eksternal
agar
DAFTAR PUSTAKA
2. Bagi Pihak Sekolah Bagi
faktor
siswa,
dengan
kelain
agar dapat lebih perkembangan
kemandirian siswa, sehingga siswa dapat lebih percaya diri dalam melakukan hal yang bersifat mandiri seperti anak mudah berbaur dengan teman-temannya, anak
Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto,
S.(2006).
Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Azwar,S.(2006). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta :Pustaka Belajar _______.(2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dagun,S.
M.(2002).
Psikologi
Keluarga, Jakarta ; PT Rineka Cipta
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Dewi.(2013). Hubungan Kelekatan
Hadi,S.(2004).
Orangtua Remaja dengan Kemandirian
ResearchJilid
pada Remaja di SMKN 1 Dempasar.
Publisher.
Jurnal Psikologi Udayana.Vol 1 181-186 Drey,C.Edward.(2006).Ketika anak sulit diatur :Panduan Orangtua Mengubah
Havighurst,
and Society.Yogyakarta: Pustaka Belajar Fatimah,E.
(2006).
Psikologi
Orang
Hurlock,
Erlangga
Manusia”.Edisi10.
Perkembangan Buku
1.Jakarta
:Salemba Humanika.
with
Diaskes
dari
E.B. Anak.
(1978).
Jilid1.
Jakarta:
___________.(1993).Perkembangan Anak Jilid 2. Terjemahan oleh Thandrasa. Jakarta: PT. Erlangga. ________.(1999).Psikologi
Fridman, dkk (2003) Parenting of Children
Tua.
pengertian-pola-asuh-orangtua.html
Didik. Bandung: CV Pustaka Setia
“
(1972).
http://expresisastra.blogspot.com/2013/12/
Perkembangan
Development
J.
Hudri,S.(2015, Maret 27). Pola
Perkembangan: Perkembangan Perserta
Feldman, O.P. (2009). Human
Robert,
Andi
Bandung ; Allyn and Bacon.
Asuh
Erikson, H.E.(2010). Childhood
Yogyakarta:
Perkembangan Manusia dan Pendidikan.
Masalah Merilaku Anak. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
1.
Metodologi
attention-
defecit/hyperactivity disoder (ADHD); The role of parental ADHD symptomatology. 1-8
Perkembangan:
Suatu
Pendekatan
Sepanjang Ruang Kehidupan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Iswantini.H.(2002).Hubungan antara Pola Asuh Otoriter dengan Locus of
Gunarsa,
S.D&Gunarsa,
Y.S.D
Control.
Skripsi(tidak
diterbitkan).
(2004).Psikologi Perkembangan Anak Dan
Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Remaja .Jakarta; PT BPK Gunung Mulia.
Muhammadiyah Surakarta.
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Kenny, J. & Kenny,M. (1991). Dari Bayi Sampai Dewasa. Jakarta: PT.
Diaksesdarihttp://www.damandiri.or.Id/det ail.php?id=340.html.
BPK Gunung Mulia.
Puryati
Kusjamilah.(2001).
Psikologi
Mendidik anak. Jakarta: CV Rajawali.
Kelekatan
Anak
Hubungan
Pada
Ibu
Dengan
Kemandirian Di Sekolah (Skripsi tidal
Lie, A.(2004). 101 cara membina kemandirian dan tanggung jawab anak.
diterbitkan). Universitas Negri Semarang; Semarang
Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
dan
(2013)
Rahman,S.M.(2012).
Pola
Asuh
Mangunsong,F.(2014).Psikologi
Orang tua pada Subjek yang Menggunakan
Pendidikan
Napza .Jurnalpsikologi. 3-4
Anak
Berkebutuhan
Khusus. Jilid Kesatu. Depok :Kampus Baru UI.
Sociotropy And Autonomy And Their
Mashar,R. (2011). Emosi Anak Usia
Robbins, dkk.2002.Missing Home:
Dini
Dan
Pengembangannya.
Strategi
Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group. Maulani,V.(2013).
Relationship To Psychological Distress And
Homesickness
In
College
Freshmen.Vol 16 155-160. Salahudin, A. (2010). Bimbingan
Perbedaan
kemandirian siswa sekolah dasar ditinjau
dan Konseling. Bandung : Pustaka Setia Santrock. J. W. (2002). Life-Span
dari ke ikut sertaan dalam bimbingan
Development:
belajar.Jurnal psikologi 2-6.
Hidup.(edisikelima) Jakarta: Erlangga
Mudjiono,Dimiyati. (2009).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Mu’tadin,Z.(2015 Kemandirian Psikologi
Sebagai Pada
April
29).
Kebutuhan Remaja.
Perkembangan
Masa
Steinberg, L.(2002). Adolescence, Sixth edition. New York; McGraw-Hill. Shochib,M.(2010).Pola
Asuh
Orang Tua “Dalam Membantu Anak
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Mengembangkan Disiplin Diri” Jakarta;
(Diktat
Rineka Cipta.
Universitas Bina Darma: Palembang.
Somantri,
T.S.(2007).
Psikologi
Anak Luar Biasa.Bandung; PT. Refika
Kuliah Tidak Di Terbitkan).
Suroto,(2010).
Perkembangan
anak peserta didik. Cilacap ; Alfabeta
Aditama.
Taganing,(2008) Hubungan Pola
Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Asuh
dengan
Perilaku
Agresif
Pada
Remaja.Jurnal Psikologi. 1-6
Selastri,dkk.2014.Hubungan
Tuner,dkk(2009) The influence of
Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan
parenting styles. Achievement Motivation,
Kebiasaan
and
Belajar
Terhadap
Prestasi
Self-Efficacy
on
Acedemic
Belajar Siswa sd Kelas iv Semester Genap
Performance in college Students. Vol 50
Di Kecamatan Melaya- Jembrana. e-
337-343.
Journal
MIMBAR
PGSD
Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol 2, 1-7 Sugiyono,
(2005).
Veskarisyanti, G.A. (2008). 12 Terapi Autis Paling Efektif & Hemat.
Metode
Yogyakarta: Pustaka Anggrek
Penelitian Administras. Jakarta :Alfabeta Sugiyono.(2012).MetodePenelitian Pendidikan Kualitatif
(Pendekatan
Kuantitatif,
dan R&D). Bandung: CV
Alfaberta. Sujarwo,S.(2013) Modul Kuliah Dan Praktikum Aplikasi Komputer: SPSS.
Wahyuning,
Wiwit.
(2003).
Mengenalkan moral kepada anak. Jakarta: IKAPI Yamin,
Sofyan
dan
Kurniawan.(2014).
SPSS
Teknik
Terlengkap
Analisis
Heri
Complete
:
dengan
Sofware SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.