PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Nona Chierelda Tutkey NIM: 129114169
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA Disusun oleh: Nona Chierelda Tutkey NIM: 129114169
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing Skripsi,
Tanggal:………………...
Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi.
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Dipersiapkan dan disusun oleh: Nona Chierelda Tutkey 129114169
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 13 Juni 2017 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Penguji 1 : Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi.
……………………
Penguji 2 : Dr. A. Priyono Marwan, SJ.
……………………
Penguji 3 : P. Eddy Suhartanto, M.Si.
…………………… Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan
Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTO
“Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua yang berharap kepada Tuhan!” (Mazmur 31: 24)
“Trust yourself. You know more than you do.” -Benjamin Spock
“Serahkanlah segala kekuatiran kepada-Nya sebab Ia yang memelihara kamu.” (I Petrus 5:6-7)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini aku persembahkan untuk kedua orangtuaku yang terkasih, Papa Marthin dan Mama Ana. Terimakasih untuk segala pengorbanan dan kasih sayang yang tidak henti kalian berikan padaku. Tidak lupa untuk seluruh keluarga besar Tutkey, Van David dan Gaffar untuk support yang selalu kalian berikan. Tuhan memberkati kalian semua.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebegaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Juli 2017 Penulis,
Nona Chierelda Tutkey
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Nona Chierelda Tutkey ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan negatif yang signifikan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 126 responden dan dipilih dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan skala perfeksionisme dan penyesuaian diri yang dibuat oleh peneliti. Skala perfeksionisme terdiri dari 32 item dengan reliabilitas sebesar 0,719 dan rix terendah 0,307. Skala penyesuaian diri terdiri dari 36 item dengan reliabilitas sebesar 0,860 dan rix sebesar 0,304. Analisis data menggunakan teknik korelasi product momen Pearson pada SPSS 16 for Windows. Hasil ini analisis data menunjukkan bahwa hipotesis peneliti diterima, yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama (r=-0,236, p= 0,04). Kata Kunci : perfeksionisme, penyesuaian diri, mahasiswa tahun pertama
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN PERFECTIONISM AND COLLEGE ADJUSTMENT AMONG FRESHMAN
Nona Chierelda Tutkey ABSTRACT This research aimed to examine the relation between perfectionism and college adjustment among freshman. Respondents in this research were 126 Sanata Dharma University freshman and selected using purposive sampling technique. Data collection was done by using self-perfectionism scale and college adjustment scale made by researcher. Reliability of perfectionism scale with 32 items is 0.719 with the lowest rix is 0.307. Reliability of college adjustment scale with 36 items is 0.860 with the lowest rix is 0.304. The data analyzed by using correlation product moment Pearson with SPSS 16 for Windows. The data analysis result showed hypothesis is accepted, there was negative significant correlation between perfectionism and college adjustment (r=-0.236,p=0.04). Keyword: perfectionism, college adjustment, freshman
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama
: Nona Chierelda Tutkey
Nomor Mahasiswa
: 129114169
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Hubungan antara Perfeksionisme dengan Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi pada Mahasiswa Tahun Pertama
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 28 Juli 2017
Yang menyatakan,
(Nona Chierelda Tutkey)
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah memberikan kasih sayang dan hikmat yang tiada terbatas sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan karya tulis ini sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma. Pada proses penulisan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat, hikmat, kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta khususnya Fakultas Psikologi yang sudah mau menerima dan memberikan banyak materi perkuliahan maupun bekal untuk melanjutkan perjalanan hidup. Semoga apa yang didapatkan bisa penulis gunakan pada tahap hidup selanjutnya. 3. Bapak T. Priyo Widiyanto, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang selalu memberikan semangat kepada seluruh mahasiswa Psikologi yang ada untuk terus berjuang. 4. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 5. Suster Th. Galang Dewi Irianty Gallang, FCJ S.Psi., Psi., M.M. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memperhatikan perkembangan akademik dan diri saya. 6. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi selaku pembimbing skripsi dan ibunda bagi semua anak bimbingannya. Terimakasih karena telah membimbing dengan sangat sabar, dan atas semua nasihat agar diri penulis semakin menjadi pribadi yang baik. 7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan mengenai psikologi dan juga tidak lupa kepada seluruh staff Fakultas Psikologi sebagai keluarga besar Psikologi Sanata Dharma yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Papa Marthin dan Mama Ana yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, kasih sayang, pengorbanan, dan semua yang kalian lakukan untuk penulis. Tuhan selalu memberkati Papa Mama! 9. Para cabe (Putri, Gung Is, Bincik, Mitha, Dira, Anggi, Igan, Itha, Olive), terimakasih atas persahabatan layaknya saudara yang telah penulis rasakan, atas kekonyolan dan kebahagiaan yang kalian berikan pada penulis dari pertama bertemu hingga saat ini. Tidak ada cerita bahagia di Yogyakarta bagi penulis sebagai anak rantau tanpa kehadiran kalian. 10. Mantan anak kelas D (Wilda, Monic, Nata, Edo, Om Incent, Uak) terimakasih atas semua perhatian, kasih sayang yang kalian berikan pada penulis. Jangan pernah melupakan satu sama lain! 11. Teman pejuang S.Psi yang tangguh (Clara, Jeje, Rere, Rio) terimakasih atas semua pengalaman berharga, dan bantuan yang selalu kalian berikan. Ini hasil kita guys, kalian the best! 12. Nikolaus Kusumasmara dan Valentinus Krishna, para pawang yang selalu berhasil memawangi jika penulis sedang panik, marah, galau, alay. Terimakasih bosku. 13. Mas Bayu Ashariyanto, terimakasih atas perhatian dan semangat yang luar biasa yang diberikan pada penulis. 14. Seluruh sahabat psikologi angkatan 2012, terimakasih atas kebersamaan selama beberapa tahun ini. Jangan pernah lupa kita pernah berkembang bersama, see you on top guys! 15. Semua pihak yang membantu dan mendukung penulisan karya tulis ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Tuhan selalu memberkati kalian semua!
Yogyakarta, 15 Mei 2017 Penulis
Nona Chierelda Tutkey
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing .............................................................. ii Halaman Pengesahan ............................................................................................. iii Halaman Moto........................................................................................................ iv Halaman Persembahan ............................................................................................ v Halaman Pernyataan Keaslian Karya ..................................................................... vi Abstrak .................................................................................................................. vii Abstract ................................................................................................................. vii Halaman Pesetujuan Publikasi Karya Ilmiah ......................................................... ix Kata Pengantar ........................................................................................................ x Daftar Isi................................................................................................................ xii Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii Daftar Bagan ...................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. B. C. D.
Latar Belakang .................................................................................................. 1 Rumuasan Masalah ........................................................................................... 6 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7 1. Manfaat Teoritis .......................................................................................... 7 2. Manfaat Praktis ........................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8 A. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi .............................................................. 8 1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ...................................... 8 2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi.......................................... 9 3. Faktor-Faktor Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ............................... 11
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Perfeksionisme ................................................................................................ 16 1. Pengertian Perfeksionisme ........................................................................ 16 2. Tipe Perfeksionisme .................................................................................. 18 3. Dimensi Perfeksionisme............................................................................ 20 C. Mahasiswa Tahun Pertama ............................................................................. 22 D. Dinamika Hubungan Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi .............................................................................................................. 26 E. Hipotesis Peneitian .......................................................................................... 31 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 32 A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 32 B. Identifikasi Variabel ........................................................................................ 32 C. Definisi Operasional........................................................................................ 32 1. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ...................................................... 33 2. Perfeksionisme .......................................................................................... 33 D. Responden Penelitian ...................................................................................... 34 E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 35 1. Penyusunan Blue print .............................................................................. 35 2. Focus Group Discussion ........................................................................... 37 2.1. Perfeksionisme................................................................................... 38 2.2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi............................................... 39 3. Penulisan Item ........................................................................................... 41 4. Review dan Revisi Item ............................................................................. 42 5. Pengujian Validitas Isi .............................................................................. 42 5.1. Perfeksionisme................................................................................... 43 5.2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi............................................... 44 6. Uji Coba Alat Ukur ................................................................................... 45 F. Pemeriksaan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ............................................... 47 G. Metode Analisis Data ...................................................................................... 50 1. Uji Hipotesis.............................................................................................. 50 2. Uji Asumsi ................................................................................................ 51 2.1 Uji Normalitas .................................................................................... 51 2.2 Uji Linearitas ...................................................................................... 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 52 A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 52 1. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 52 2. Deskripsi Responden Penelitian................................................................ 52 3. Data Penelitian .......................................................................................... 53 3.1 Mean Teoritik dan Mean Empirik ....................................................... 53 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2 Kategorisasi Skala ............................................................................... 54 4. Reliabilitas Data Penelitian ....................................................................... 56 5. Hasil Uji Asumsi ....................................................................................... 57 5.1. Uji Normalitas ................................................................................... 57 5.2. Uji Linearitas ..................................................................................... 58 6. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 58 7. Analisis Tambahan .................................................................................... 60 B. Pembahasan ..................................................................................................... 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 68 A. Kesimpulan ..................................................................................................... 68 B. Keterbatasan Penelitian ……….......…………………………………..…… 68 C. Saran................................................................................................................ 69 Daftar Pustaka ........................................................................................................70 Lampiran ............................................................................................................... 77
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sebaran Item Skala Perfeksionisme Sebelum Uji Coba ...................... 36 Table 2. Sebaran Item Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba .............................. 37 Tabel 3. Skor Kategori Pemilihan Jawaban ........................................................ 42 Tabel 4. Sebaran Item Skala Perfeksionisme ..................................................... 44 Tabel 5. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri ................................................... 45 Tabel 6. Sebaran Item Uji Coba Skala Perfeksionisme Sebelum Uji Coba ....... 46 Tabel 7. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba .................... 47 Tabel 8. Reliabilitas Skala Perfeksionisme ........................................................ 48 Tabel 9. Sebaran Item Skala Perfeksionisme Setelah Uji Coba ......................... 49 Tabel 10. Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri ...................................................... 50 Tabel 11. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba ...................... 50 Tabel 12. Tabel Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................ 52 Tabel 13. Analisis Deskriptif Data Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri .......... 54 Tabel 14. Norma Kategorisasi Skor Skala ............................................................ 55 Tabel 15. Kategorisasi Skala Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri ................... 56 Tabel 16. Hasil Reliabilitas Variabel Perfeksionisme .......................................... 56 Tabel 17. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 57 Tabel 18. Hasil Uji Linearitas............................................................................... 58 Tabel 19. Hasil Uji Korelasi Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri .................... 60
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 20. Kategori Tingkat Korelasi .................................................................... 60 Tabel 21. Uji Korelasi Dimensi Perfeksionisme dengan Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi .................................................................................. 62
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Pertanyaan Variabel Perfeksionisme pada FGD ........................... 78
Lampiran 2.
Pertanyaan Variabel Penyesuaian Diri pada FGD ......................... 80
Lampiran 3.
Form Penilaian dan Inform Consent Validitas Isi Perfeksionisme 84
Lampiran 4.
Form Penilaian dan Inform Consent Validitas Isi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ....................................................................... 98
Lampiran 5.
Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Variabel Perfeksionisme ...... 110
Lampiran 6.
Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Variabel Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ......................................................................... 116
Lampiran 7.
Skala Kehidupan Perkuliahan Uji Coba ...................................... 119
Lampiran 8.
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Perfeksionisme.......... 120
Lampiran 9.
Hasil Uji Reliablilitas dan Validitas Skala Penyesuaian Diri ...... 125
Lampiran 10. Skala Kehidupan Perkuliahan...................................................... 133 Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kehidupan Perkuliahan ................... 134 Lampiran 12. Uji Normalitas ............................................................................. 135 Lampiran 13. Uji Linearitas ............................................................................... 135 Lampiran 14. Uji Hipotesis ................................................................................ 136 Lampiran 15 Hasil Uji One Sample T-Test Variabel Perfeksionisme .............. 136 Lampiran 16 Hasil Uji One Sample T-Test Variabel Penyesuaian Diri ........... 137 Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 138
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan I .................................................................................................................. 30
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masyarakat memiliki kesadaran tentang pendidikan yang semakin meningkat setiap tahun. Kesadaran tentang pendidikan tersebut tampak pada jumlah peserta ujian masuk ke perguruan tinggi. Data Mahasiswa Universitas Sanata Dharma menunjukkan bahwa jumlah peserta ujian masuk dari tahun 2012 sampai dengan 2015 mengalami peningkatan. Peserta ujian masuk pada tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 7414 orang. Peserta ujian masuk pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 8125. Peserta ujian masuk pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 8173, sedangkan peserta ujian masuk pada tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 9713 orang. Individu yang lolos ke perguruan tinggi mengalami transisi atau perubahan dalam kehidupannya. Individu mengalami transisi yang berbeda dibandingkan ketika masih duduk dibangku sekolah menengah atas (Peterson, 2000). Transisi di lingkungan perguruan tinggi seperti perubahan tempat tinggal, lingkungan akademik, dan lingkungan pertemanan yang baru (Pittman & Richmond, 2010). Hasil wawancara terhadap mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 di Universitas Sanata Dharma mengungkapkan bahwa perbedaan masa sekolah dan di perguruan tinggi menjadi kesulitan tersendiri bagi mereka. Kesulitan pada mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 seperti kesulitan mendapatkan teman yang cocok, kesulitan menyesuaikan proses belajar, dan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
kesulitan beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal baru. Para mahasiswa tahun pertama berusaha melakukan penyesuaian diri pada masa transisi agar diterima di lingkungan institusi (Peterson, 2000). Penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah respon individu dalam mengelola dan mengatasi berbagai tuntutan pada masa transisi dari sekolah menengah atas menuju perguruan tinggi yang meliputi dimensi akademik, sosial, personal-emosi, dan kelekatan pada institusi (Baker & Siryk, 1984 & 1986). Penyesuaian diri di perguruan tinggi memiliki empat dimensi yaitu penyesuaian akademik, penyesuaian sosial, penyesuaian personal-emosi dan penyesuaian pada institusi (Baker & Siryk dalam Crede & Niechorster, 2012). Mahasiswa tahun pertama yang mampu menyesuaikan diri dengan baik mendapatkan hasil akademik yang baik dan mampu menyelesaikan studi tepat waktu (Credé & Niehorster, 2012). Tidak semua mahasiswa tahun pertama mampu menyesuaikan diri dengan baik atau di lingkungan perguruan tinggi. Mahasiswa yang tidak mampu menyesuaikan diri tersebut mengalami drop out karena tidak dapat menyelesaikan masa studinya tepat waktu. Tidak sedikit pula dari para mahasiswa yang tidak mampu menyesuaikan diri memutuskan untuk pindah ke perguruan tinggi lain ditengah masa studinya. Beberapa mahasiswa juga mengalami burnout. Burnout adalah suatu perasaan putus asa dan tidak berdaya akibat dari stres akan tuntutan yang ia alami di peguruan tinggi (Santrock, 2002; Beyer & Goosens, 2003; Peterson, 2000). Mengingat pentingnya penyesuaian diri yang berkaitan dengan keberhasilan individu untuk dapat lulus dari perguruan tinggi, maka peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
merasa perlu untuk meneliti lebih jauh mengenai faktor-faktor yang memengaruhi dengan penyesuaian diri. Faktor-Faktor yang memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah karakteristik demografi (Schneider & Ward, 2003; Hertel, 2002), core self-evaluation (Aspelmeier, Love, McGill, Elliot, & Pierce, 2012; Friendlandr, Reid, & Cribbie, 2007; Irfan, & Suprapti, 2014; Mooney, Sharman, & Presto, 1991; Ramos-Sanchez, & Nichols, 2007), traits (Aspinwall & Taylor, 1992; Credé & Niehorster, 2012; Rice, Vergara, & Aldea, 2006; Schnuck & Handal, 2011), kecerdasan emosi (Parker, Summerfeklt, Hogan, & Majeski, 2004), persepsi hubungan dengan orangtua (Marmarosh & Markin, 2007), dan persepsi dukungan sosial (Friendlander, Reid, Shupak, Cribbie, 2007). Faktor eksternal adalah pola asuh (Hickman, Bartholomae, & McKenry, 2000) dan keterpisahan psikologis (Beyers & Goossens, 2003). Schneiders (1960) mengungkapkan bahwa dasar penting dalam terbentuknya penyesuaian diri adalah karakteristik kepribadian. Pernyataan dari Schneiders (1960) mendukung peneliti untuk menguji salah satu faktor dari penyesuaian diri yaitu traits. Traits adalah salah satu dari faktor internal yang termasuk dalam karaktersitik kepribadian. Individu lebih mengendalikan faktor internal dibandingkan faktor eksternal karena faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan atau orang di sekitarnya. Faktor traits terdiri dari keramahan, keterbukaan, ektraversi dan perfeksionisme. Penelitian ini memilih untuk menguji perfeksionisme dan penyesuaian diri di perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan berjuang memenuhi standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain, serta memenuhi ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan (Frost et al., 1990; Hewitt & Flett, 1991; Hamachek dalam Sirois & Molnar, 2016; Slaney, Rice, Mobley, Trippi, & Ashby, 2001). Perfeksionisme lebih berhubungan dengan keseluruhan dimensi dari penyesuaian diri dibandingkan dengan faktor traits yang lain. Hasil penelitian lain mendukung pernyataan ini. Penelitian tersebut antara lain yang dilakukan oleh Pritchard, Wilson dan Yamnitz (2007) yang menunjukkan bahwa sifat kepribadian memprediksikan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Perfeksionisme terbagi menjadi perfeksionisme adaptif atau normal dan perfeksionisme yang maladaptif atau neurotik (Hamachek dalam Sirois & Molnar, 2016). Perfeksionisme adaptif berkaitan dengan dampak yang positif pada individu, sedangkan perfeksionisme maladaptif berkaitan dengan dampak negatif pada diri individu. Individu perfeksionis maladaptif cenderung menuntut dan memaksakan diri sendiri meskipun menjadi masalah bagi diri mereka. Individu perfeksionis juga memiliki penilaian diri berdasarkan seberapa baik standar yang ia tetapkan dapat tercapai (Shafran, Egan & Wade, 2010). Penelitian ini berfokus pada perfeksionisme maladaptif pada mahasiswa tahun pertama karena menjadi salah satu faktor penghambat individu dalam menyesuaikan diri. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Hayward dan Arthur (1998) yang menemukan tendensi perfeksionisme yang mempersulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
penyesuaian diri pada pembelajaran pertama mahasiswa baru di jenjang perkuliahan. Penelitian sebelumnya yang mendapatkan hasil beragam juga semakin mendukung dilakukannya penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Mann (2004) mendapatkan hasil bahwa dimensi self oriented perfectionism tidak berhubungan signifikan dengan penyesuaian diri. Sebaliknya, Chang dan Rand (2000 dalam Miquleon, 2016) mendapatkan hasil bahwa self oriented perfectionism
dapat
terlibat
dengan
penyesuaian
diri
dan
menjadi
perfeksionisme yang adaptif. Penelitian lain oleh Rice, Vergara, dan Aldea (2006) mendapatkan hasil bahwa dimensi penyesuaian diri akademik, sosial dan
personal-emosi
berhubungan
signifikan
dengan
perfeksionisme.
Selanjutnya, penelitian Fillion dan Gaudreau (2010) mendapatkan hasil bahwa perfeksionisme berhubungan dengan penyesuaian diri akademik pada mahasiswa. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil yang beragam, namun beberapa dari penelitian tersebut tidak menguji keseluruhan dimensi perfeksionisme dan penyesuaian diri. Oleh karena itu peneliti ingin kembali menguji perfeksionisme dengan penyesuaian diri khususnya pada mahasiswa tahun pertama dengan melihat perfeksionisme dan penyesuaian diri dari keseluruhan dimensi yang ada. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama. Pemilihan mahasiswa tahun pertama sebagai responden atas dasar pertimbangan bahwa tahun pertama adalah masa yang penting bagi mahasiswa untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan perguruan tinggi agar menjadi sukses pada segala bidang dalam kehidupan perkuliahannya.
B. Rumusan Masalah Pada penjelasan latar belakang, diketahui masalah yang terkait dengan penyesuaian diri. Masalah tersebut menjadi penghambat mahasiswa tahun pertama untuk dapat menyesuaikan diri. Penting bagi mahasiswa tahun pertama untuk menyesuaikan diri agar mampu menyelesaikan masa studi di perguruan tinggi tepat waktu. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mencari solusi dalam mengatasi masalah tersebut dengan mencari faktorfaktor yang memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi. Pada penelitian ini, ditemukan variabel perfeksionisme sebagai salah satu faktor yang memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi. Faktor yang memengaruhi penyesuaian diri menunjukkan relasi sebab-akibat. Relasi sebab-akibat tersebut membuat peneliti menyadari keterbatasan metode dan memilih untuk menganalisis hubungan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Rumusan masalah penelitian adalah “Apakah ada hubungan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
C. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian
ini
yaitu
untuk
menguji
hubungan
antara
perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama di perguruan tinggi.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai ilmu pengetahuan dalam psikologi, terutama pada psikologi perkembangan mengenai penyesuaian diri dan psikologi kepribadian mengenai perfeksionisme. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Tingkat Pertama Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pengetahuan untuk dapat melakukan penyesuaian diri. b. Bagi Instansi Pendidikan Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan pengetahuan dengan mempertimbangkan konsep perfeksionisme untuk membantu membimbing para mahasiswa tahun pertama dalam menyesuaikan diri di lingkungan perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi 1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Definisi mengenai penyesuaian diri diungkapkan oleh beberapa tokoh salah satunya Schneider (1960). Schneider (1960) mengungkapkan bahwa penyesuaian diri adalah respon individu atau kepribadian yang digunakan dalam aktivitas dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan yang ada. Santrock (2005) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai proses psikologis mengenai adaptasi, koping dan pengelolaan tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Penyesuaian diri adalah respon individu terhadap perubahanperubahan di lingkungan sekitarnya dan membantu individu tersebut mengatasi tuntuan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari (Eshun, 2006). Desmita (2009) mengungkapkan bahwa penyesuaian diri melibatkan respon mental dan perilaku dari individu yang berjuang untuk mengatasi kebutuhan batin, ketegangan, frustasi dan konflik, serta tingkat keselarasan antara tuntutan yang ada pada diri individu di dunia objektif di mana ia hidup.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Baker dan Siryk (1984 & 1986) mengungkapkan bahwa penyesuaian diri adalah respon individu dalam mengelola dan mengatasi berbagai tuntutan pada masa transisi dari sekolah menengah atas menuju perguruan tinggi yang meliputi dimensi akademik, sosial, personal-emosi, dan kelekatan pada
institusi.
Penelitian ini
menggunakan
pengertian
penyesuaian diri di perguruan tinggi menurut Baker dan Siryk (1984 & 1986) karena paling sesuai untuk mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi.
2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Baker dan Siryk (1986) membagi penyesuaian diri di perguruan tinggi menjadi empat dimensi sebagai berikut : 2.1. Penyesuaian Diri Akademik Dimensi penyesuaian diri akademik adalah kemampuan individu dalam mengelola dan mengatasi berbagai tuntutan akademik di perguruan tinggi. Dimensi penyesuaian diri akademik terdiri dari beberapa
indikator.
Indikator
tersebut
adalah
mampu
mengaplikasikan motivasi akademik, memiliki prestasi akademik yang baik, dan mampu mengatasi tuntutan akademik. 2.2. Penyesuaian Diri Sosial Dimensi penyesuaian diri sosial adalah kemampuan individu dalam mengelola dan mengatasi tuntutan yaitu berasal dari lingkungan sosial di perguruan tinggi. Dimensi penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
sosial terdiri dari beberapa indikator. Indikator tersebut adalah keterlibatan dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi, kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi, dan kemampuan mengatasi perubahan lingkungan sosial. 2.3. Penyesuaian Personal-Emosi Dimensi penyesuaian personal-emosi adalah respon fisik dan psikologis individu terhadap tuntutan di lingkungan perguruan tinggi. Individu yang memiliki kondisi fisik yang baik lebih mampu menyesuaikan diri dibandingkan dengan individu yang tidak memiliki kondisi fisik yang baik (Prawira, 2014). Dimensi penyesuaian personal-emosi terdiri dari beberapa indicator. Indikator tersebut adalah kemampuan mengontrol emosi dengan baik, memiliki persepsi yang positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi, dan memiliki kondisi fisik yang baik. 2.4. Kelekatan pada Institusi Dimensi kelekatan pada institusi terkait dengan perasaan individu mengenai keberadaannya di institusi perguruan tinggi. Perasaan individu mengenai keberadaanya tersebut khususnya pada kualitas hubungan atau ikatan yang terbentuk antara individu dan institusi. Dimensi kelekatan pada individu terdiri dari beberapa indikator. Indikator tersebut adalah kepuasan terhadap fakultas atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
program studi, kepuasan terhadap universitas, dan kepuasan terhadap status individu sebagai mahasiswa.
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Penyesuaian diri di perguruan tinggi memiliki beberapa faktor yang memengaruhi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 3.1. Karakteristik demografi Karakteristik demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan manusia dengan memperhatikan berbagai faktor dan karakteristik, seperti etnis dan status generasi. Karakteristik demografi yang menjadi faktor penyesuaian diri salah satunya adalah etnis. Individu dengan etnis minoritas cenderung kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik (Schneider dan Ward,2003). Karakteristik demografi yang lain adalah status generasi. Status generasi adalah karakteristik demografi yang terkait dengan ada atau tidaknya pengalaman menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada generasi sebelumnya dalam keluarga. Pengalaman menempuh pendidikan pada generasi sebelumnya misalnya
generasi
pertama
cenderung mencari
teman dan
pengalaman sosial di luar lingkungan perguruan tinggi, sedangkan pada generasi kedua lebih memiliki pengetahuan mengenai kehidupan perkuliahan. Generasi kedua juga lebih menerima banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dukungan sosial di lingkungannya dan fokus pada aktivitas perkuliahan (Hertel, 2002). 3.2.
Core self-evaluation Core self-evaluation atau evaluasi diri inti adalah penilaian mendasar individu mengenai dirinya. Penilaian mendasar individu mengenai dirinya meliputi penilaian tentang diri, kompetensi, dan kemampuan individu (Judge, Bono, & Durham, 1997 dalam Judge, Erez, Bono, & Locke, 2005). Penilaian tentang diri memengaruhi cara individu menangani masalah dan memandang lingkungan pada situasi baru. Tingkat kepercayaan diri dan optimisme juga menunjukkan penilaian mengenai diri individu. Core selfevaluation membantu individu agar lebih mudah untuk membentuk hubungan sosial (Credé & Niehorster, 2012). Core self evaluation meliputi harga diri, efikasi diri dan locus of control. Individu yang memiliki harga diri yang baik juga memiliki strategi efektif untuk menghadapi tuntutan akademik dan sosial di lingkungan perguruan tinggi (Friedlander, Reid, dan Cribbie, 2007). Efikasi diri menjadi sumber daya yang kuat pada individu dalam masa transisi ke perguruan tinggi (Lazarus dan Folkman dalam Schwarzer, 2014). Efikasi diri berdampak pada pemilihan tindakan, usaha, dan ketahanan menghadapi berbagai situasi, khususnya pada situasi yang sulit (Feist & Feist, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Locus of control adalah kesadaran individu bahwa dirinya memiliki kendali atas perilaku dan responnya terhadap lingkungan. Locus of control khususnya locus of control internal berkaitan dengan kesuksesan individu untuk menyesuaikan diri pada keempat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi (Aspelmeier, Love, McGill, Elliot, Pierce, 2012). 3.3.
Trait Trait adalah dimensi kepribadian yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku individu dengan cara tertentu (Carducci,
1998).
Trait
meliputi
ekstraversi,
keramahan,
keterbukaan, dan perfeksionisme. Individu dengan ekstraversi, keramahan, dan keterbukaan, lebih cepat dan siap dalam menjalin pertemanan baru serta mengeksplor lingkungan baru. Trait membantu proses individu dalam menyesuaikan diri di perguruan tinggi (Credé & Niehorster, 2012). Individu perfeksionis maladaptif memiliki pandangan kaku atau tidak fleksibel terhadap diri sendiri dan orang lain. Pandangan yang kaku terlihat pada cara individu menanggapi masalah. Individu perfeksionis maladaptif memiliki cara dan solusi tidak efektif dalam memahami dan mengatasi situasi (Rice, Vergara, & Aldea, 2006). Standar yang dibuat oleh individu perfeksionis berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan baik dari segi akademik maupun sosial. Individu perfeksionisme maladaptif cenderung sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
menyesuaikan diri karena standar tinggi dan kaku yang telah ia tetapkan. Individu perfeksionis maladaptif juga kurang memiliki solusi efektif dalam mengelola dan menghadapi masalah atau tuntutan yang ada. 3.4.
Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi adalah tipe kecerdasan yang meliputi kemampuan memproses informasi emosional ke dalam penalaran dan aktivitas kognitif. Kecerdasan emosi juga meliputi kemampuan mengelola diri intrapersonal yang berkaitan dengan perasaan untuk memahami dan memandu perilakunya (VandenBos, 2006). Kecerdasan emosi pada individu melibatkan keterampilan mengelola perubahan dengan mengidentifikasi dan mengatasi masalah secara realistis dan fleksibel. Individu yang memiliki kecerdasan emosi juga mampu mengelola perubahan dengan cara yang tenang dan proaktif (Parker, Summerfeklt, Hogan, & Majeski, 2004). Mahasiswa dengan kecerdasan emosi yang mampu menangani tuntutan atau masalah memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan mampu menyesuaikan diri dengan baik (Adeyemo, 2005).
3.5.
Persepsi hubungan dengan orang tua Persepsi hubungan dengan orang tua adalah penilaian individu mengenai hubungan mereka dengan orang tua. Persepsi hubungan dengan orang tua terdiri dari kelekatan, pola asuh, keterpisahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
psikologis. Individu dengan tipe kelekatan tidak aman, khususnya kelekatan kecemasan menyebabkan individu tersebut mengalami ketakutan pada penolakan, kurangnya keterampilan sosial, serta mengakibatkan distress (Marmarosh & Markin, 2007). Tipe kelekatan tidak aman akan membuat individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik. Pola asuh adalah cara orang tua berinteraksi dengan anak mereka. Pola asuh terdiri dari dimensi kehangatan emosi (hangat vs dingin) dan kontrol (kontrol tinggi vs kontrol yang rendah) (VandenBoss, 2006). Salah satu pola asuh yaitu pola asuh authoritatif termasuk dalam dimensi kehangatan emosi. Pola asuh authoritatif juga berkaitan dengan penyesuaian diri akademik. Pola asuh authoritatif memiliki lingkungan yang hangat, emosional, dan komunikasi terbuka sehingga membuat individu meraih prestasi yang lebih besar dan memiliki regulasi diri yang baik (Hickman, Bartholomae, & McKenry, 2000). Kelekatan dan pemisahan psikologis juga memengaruhi penyesuaian diri pada individu di perguruan tinggi. Individu yang berhasil melakukan pemisahan psikologis mampu menyesuaikan diri
di
perguruan
tinggi.
Keberhasilan
individu
dalam
menyesuaikan diri tersebut karena mampu mengembangkan kebebasan dari orang tua sekaligus merasa positif mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
perubahan hubungan dengan orang tuanya (Beyers & Goossens, 2003). 3.6.
Persepsi dukungan sosial Persepsi
dukungan
sosial
adalah
informasi
yang
mengarahkan individu untuk percaya bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dan dihargai. Individu yang memiliki persepsi dukungan sosial juga membuat dirinya merasa tertolong oleh anggota dalam kelompoknya (Cobb 1976, dalam Nurullah, 2012). Persepsi individu
mengenai
dukungan
lingkungan
sosial
mampu
mengurangi ketegangan yang dialami dan mempermudah individu dalam menghadapi transisi di lingkungan yang baru (Friendlander, Reid, Shupak, Cribbie, 2007). Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijabarkan di atas, peneliti hendak menguji salah satu faktor dari penyesuaian diri yang termasuk dalam faktor trait yaitu perfeksionisme.
B. Perfeksionisme 1. Pengertian Perfeksionisme Teori mengenai perfeksionisme dikemukakan oleh berbagai tokoh. Frost,
Marten,
Lahart,
dan
Rosenblate
(1990)
mendefinisikan
perfeksionisme sebagai perilaku menetapkan dan berupaya meraih standar tinggi yang tidak realistis, disertai dengan pemikiran yang terlalu fokus pada standar dan evaluasi diri yang kaku. Hewitt dan Flett (1991)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
mengatakan bahwa perfeksionisme adalah keinginan individu untuk mencapai kesempurnaan dengan menetapkan standar yang tinggi bagi diri sendiri, standar bagi orang lain dan memiliki ekspektasi bahwa orang lain menetapkan standar bagi dirinya. Slaney, Rice, Mobley, Trippi, dan Ashby (2001) mendefinisikan perfeksionisme sebagai perilaku individu yang memiliki standar kinerja yang tinggi menuntut kesempurnaan dalam performansinya. Hamachek (dalam Sirois & Molnar, 2016) mengatakan bahwa perfeksionisme adalah perilaku individu yang berupaya meraih standar namun tidak pernah merasa puas dan cukup baik di mata mereka. Perfeksionisme adalah fenomena interpersonal dan intersubjektif, termasuk pengalaman dan ekspektasi dari orang lain (Greespon, 2000). Upaya individu perfeksionis untuk meraih standar terkadang mengakibatkan masalah, selain itu individu perfeksionis juga memiliki penilaian diri berdasarkan seberapa baik standar yang telah ia tetapkan dapat tercapai (Shafran, Egan, Wade, 2010). Penelitian ini menggunakan pengertian dari Frost et al. (1990), Hewitt dan Flett (1991), Slaney, Rice, Mobley, Trippi, dan Ashby (2001), serta Hamachek (dalam Sirois & Molnar, 2016) karena keempat pengertian tersebut lebih tepat untuk mengukur perfeksionisme. Peneliti menyimpulkan bahwa perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan berjuang memenuhi standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain, serta memenuhi ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
2. Tipe Perfeksionisme Hamachek
(dalam
Sirois
&
Molnar,
2016)
membedakan
perfeksionisme menjadi dua tipe yaitu perfeksionis normal dan perfeksionis neurotik. Perfeksionis normal juga sering disebut sebagai adaptif perfeksionis, sedangkan perfeksionis neurotic sering disebut sebagai maladaptif perfeksionis. Individu dengan perfeksionis normal atau perfeksionis adaptif adalah individu yang merasakan kesenangan atas usaha keras dari pekerjaan mereka (Hamachek dalam Sirois & Molnar, 2016). Individu perfeksionis adaptif yang mengalami kegagalan menjadikan kegagalan tersebut sebagai motivasi untuk terus berusaha dan memperbaki self-esteem (Hamachek dalam Rice, Vergara, Aldea, 2006). Individu perfeksionis adaptif juga terhindar dari perilaku menyimpang (Rice, Blair, Castro, Cohen & Hood dalam Rice, Vergara, Aldea, 2006) dan memiliki pandangan yang luas serta fleksibel terhadap kesalahan dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Individu perfeksionis adaptif mempertahankan standar yang mereka miliki dan masih merasa puas ketika standar tersebut tidak terpenuhi (Lo & Abbott, 2013). Individu perfeksionis maladaptif memandang bahwa mereka harus melakukan sesuatu lebih baik dari orang lain, namun tidak merasa puas atas usaha yang mereka lakukan (Hamachek, 1978 dalam Sirois & Molnar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
2016). Pandangan individu perfeksionis maladaptif terbentuk dari standar tinggi melebihi self-critism pada dirinya sehingga individu tersebut tidak mampu memperhitungkan konsekuensi perilakunya (Hamachek dalam Rice, Vergara, Aldea, 2006). Individu perfeksionis maladaptif juga memperhatikan kesalahan kecil yang mereka lakukan secara berlebihan. Kesalahan kecil yang dilakukan oleh individu perfeksionis maladaptif membuat mereka memiliki persepsi bahwa standar yang mereka miliki belum terpenuhi dan khawatir akan mengecewakan orang lain. Individu dengan perfeksionis maladaptif juga memandang dirinya tidak pernah melakukan segala sesuatu dengan baik (Frost, Marten, Lahart, Rosenblate, 1990; Lo & Abbott, 2013). Berdasarkan uraian mengenai perfeksionis adaptif dan maladaptif tersebut, individu dengan perfeksionis adaptif memiliki korelasi positif dengan indikator penyesuaian diri yang baik, sedangkan individu dengan perfeksionis maladaptif memiliki korelasi negatif dengan penyesuaian diri. Korelasi negatif dengan penyesuaian diri menunjukkan bahwa individu memiliki penyesuaian diri yang buruk (Stoeber & Otto, 2006). Penelitian ini berfokus pada perfeksionisme maladaptif atau neurotik. Hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya mendapatkan hasil bahwa perfeksionisme berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang ada pada penyesuaian diri (Hayward & Arthur, 1998; Hewitt & Flett, 1991). Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
penelitian tersebut mendukung bahwa perfeksionisme maladaptif memiliki hubungan dengan penyesuaian diri. 3. Dimensi Perfeksionisme Frost et al. (1990), Hewitt dan Flett (1990,1991), dan Slaney, Rice, Mobley, Trippi, & Ashby (2001) membagi perfeksionisme menjadi beberapa dimensi. Dimensi-dimensi tersebut telah banyak digunakan untuk mengukur perfeksionisme (Sirois & Molnar, 2016). Berdasarkan ketiga alat ukur dari Frost et al. (1990), Hewitt dan Flett (1990,1991), dan Slaney, Rice, Mobley, Trippi, & Ashby (2001) maka peneliti mencoba mengelompokkan perfeksionisme menjadi empat dimensi yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dimensi-dimensi tersebut adalah sebagai berikut: 3.1.
Standar tinggi personal Dimensi standar tinggi personal adalah individu yang menetapkan standar tinggi bagi diri sendiri disertai usaha yang keras untuk mencapai standar yang telah ditetapkan. Standar tinggi tersebut berupa standar terkait pencapaian akademik maupun sosial. Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator. Indikator tersebut adalah menetapkan standar yang tinggi bagi diri sendiri dan berusaha keras untuk mencapai standar atau target yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
3.2.
Standar Interpersonal Individu perfeksionis tidak hanya menetapkan standar tinggi bagi dirinya sendiri, namun ia juga menetapkan standar yang bagi orang lain. Standar interpersonal adalah individu yang menetapkan standar tinggi dan tidak realistis serta menilai secara kaku performansi dari orang lain. Individu perfeksionis memiliki harapan kesempurnaan dari pekerjaan orang lain. Individu perfeksionis juga mengevaluasi pekerjaan orang lain secara kaku. Dimensi ini terdiri dari dua indikator yaitu menetapkan standar atau target tinggi bagi orang lain dan menilai kinerja atau performansi orang lain dengan kaku.
3.3.
Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain Persepsi standar tinggi dari orang lain adalah persepsi bahwa orang lain mengharapkan kesempurnaan dan mengevaluasi kinerja individu secara kritis. Individu perfeksionis memiliki persepsi bahwa orang lain memiliki harapan yang lebih pada dirinya. Individu perfeksionis yakin bahwa orang lain menetapkan standar yang tinggi pada dirinya dan mengharapkan kinerja sempurna. Individu perfeksionis juga yakin bahwa orang lain akan memberikan penilaian terhadap dirinya. Keyakinan individu tersebut berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan. Individu merasa harus mengerjakan segala sesuatunya dengan sempurna. Dimensi ini terdiri dari dua indikator yaitu memiliki persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
standar tinggi yang telah ditetapkan oleh orang lain dan persepsi penilaian yang kaku dari orang lain. 3.4.
Respon terhadap kesalahan Dimensi respon atas kesalahan adalah individu yang memiliki respon dan persepsi negatif terhadap kesalahan atas kinerjanya. Individu perfeksionis memperhatikan segala sesuatu yang ia kerjakan secara berlebihan. Perhatian yang berlebihan pada segala sesuatu
membuat
individu
memiliki
kecenderungan
untuk
menghindari kesalahan. Individu perfeksionis berusaha untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan sempurna agar tidak melakukan kesalahan. Individu perfeksionis merasa bahwa dirinya gagal ketika melakukan suatu kesalahan. Individu perfeksionis bahkan menganggap bahwa dirinya selalu gagal dalam pekerjaan. Dimensi respon atas kesalahan terdiri dari indikator memiliki ketidakpuasan terhadap usaha yang telah dilakukan dan indikator persepsi negatif terhadap kesalahan.
C. Mahasiswa Tahun Pertama Mahasiswa menurut peraturan RI No. 12 tahun 2012 adalah peserta didik yang terdaftar di perguruan tinggi (http://www.jdih.kemenkeu.go.id diakses pada tanggal 5 Oktober 2016) Definisi mahasiswa menurut Sarwono (1978) adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti perkuliahan di peguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 sampai dengan 30 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa tahun pertama adalah peserta didik yang terdaftar secara resmi di perguruan tinggi pada tahun pertama. Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 25 tahun 2014 menyebutkan bahwa mahasiswa baru memerlukan kesiapan psikologis maupun sosial untuk dapat beradaptasi secara cepat dengan kehidupan kampus pada umumnya dan sistem pembelajaran pada khususnya. Penelitian ini berfokus pada mahasiswa dengan usia 18 sampai dengan 21 tahun. Usia ini adalah usia mahasiswa tahun pertama pada umumnya. Arnett (2014) mengatakan bahwa individu yang termasuk dalam usia 18 sampai dengan 25 tahun termasuk dalam individu pada tahap emerging adulthood. Tahap perkembangan emerging adulthood adalah tahap individu pada akhir tahap remaja dan dewasa awal. Tahap perkembangan emerging adulthood terdiri dari lima karakteristik. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Identity exploration Identity exploration adalah karakteristik individu yang mencoba untuk keluar dari pilihan hidup pada umumnya, terutama dalam cinta dan pekerjaan. Pada karakteristik ini, individu mencoba untuk membangun identitas diri mereka dengan cara yang berbeda dari yang biasa orang lain lakukan. Individu emerging adulthood memiliki level of intimacy yang termasuk dalam kategori rendah, namun individu belajar bahwa kualitas kebersamaan dengan orang lain adalah hal yang penting. Individu juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
mempelajari cara orang lain saat mengevaluasi diri mereka, belajar mengenai kemampuan dan ketertarikan mereka terhadap sesuatu. Individu emerging adulthood juga memiliki pengalaman kegagalan dan kekecewaan yang menjadi pembelajaran mengenai diri mereka. Pada Identity exploration, individu menyadari bahwa mereka memiliki kebebasan selama mereka belum mencapai usia 30 tahun. Kebebasan ini ditunjukkan oleh individu yang mengeksplor diri mereka dengan cara berbeda dan memperbanyak pengalaman agar menjadi referensi pada kehidupan dewasa yang akan mereka jalani. 2. Instability Instabillity adalah karakteristik individu dalam cinta, pekerjaan dan tempat tinggal. Pada tahap emerging adulthood, adanya pilihan pada cinta dan pekerjaan membuat tahap ini tidak stabil. Individu emerging adulhood memiliki kesadaran bahwa mereka harus memiliki sebuah rencana, namun rencana tersebut dapat berubah sepanjang kehidupan mereka. Perubahan rencana dalam kehidupan mereka adalah salah satu konsekuensi dari masa eksplorasi (Arnet, 2014). Perbaikan rencana kehidupan juga membuat individu belajar mengenai diri mereka dan mengambil langkah maju pada masa depan yang mereka inginkan. 3. Self-focus Self-focus adalah karakteristik individu yang berfokus pada dirinya sendiri. Pada tahap emerging adulthood, individu beberapa ikatan untuk memenuhi kewajiban dan komitmen pada orang lain. Self-focus terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
pada dalam kehidupan emerging adulthood dalam kegiatan sehari-hari. Individu emerging adulhood membutuhkan nasihat atau saran dari orang lain, namun mereka mengambil keputusan yang berasal dari pikiran mereka sendiri sehingga tidak ada orang lain yang mengerti apa yang mereka inginkan. Self-focus adalah tahap yang normal, sehat dan bersifat sementara. Self-focus membantu individu dalam membangun pemahaman akan tujuan diri dan memulai untuk membangun fondasi untuk kehidupan dewasa. Tujuan dari self-focus adalah agar individu belajar menjadi orang yang mandiri, memiliki pemikiran untuk membangun hubungan jangka panjang dalam hal percintaan dan pekerjaan. 4. Feeling in-between Feeling in-between adalah karakteristik individu yang merasa berada diantara tahap remaja dan dewasa. Alasan bahwa individu emerging adulthood merasa berada diantara tahap remaja dan dewasa tercermin dari kriteria individu dewasa. Kriteria individu dewasa tersebut adalah percaya bahwa mereka mampu menerima tanggung jawab untuk diri sendiri, membuat keputusan secara mandiri, dan mandiri dalam finansial. Sebagian dari individu merasa mereka sudah memenuhi kriteria dewasa ketika berusia 18 sampai dengan 19 tahun, namun sebagian individu lain merasa memenuhi kriteria dewasa ketika mereka berusia 20 tahun atau lebih. Pemenuhan kriteria dewasa dalam usia yang berbeda inilah yang membuat individu merasa berada diantara tahap remaja dan dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
5. Possibilities/optimism Possibilities/optimism adalah individu yang memiliki harapan dan kesempatan untuk mengubah hidup mereka. Individu emerging adulthood memiliki tujuan hidup yang mereka putuskan secara pasti, namun mereka memiliki kesempatan untuk mengubahnya. Setiap individu pasti membawa pengaruh dari keluarga mereka. Pengaruh tersebut menjadi gambaran dari keluarga mereka khususnya orangtua. Kesempatan mengubah tujuan hidup membuat individu tidak hanya menjadi gambaran dari orangtua mereka, namun membantu mereka dalam membuat keputusan mandiri mengenai tujuan hidup. Individu juga memiliki pandangan yang luas untuk membuat keputusan bagi dirinya.
D. Dinamika Hubungan Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri pada Perguruan Tinggi Perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan berjuang memenuhi standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain, serta memenuhi ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan (Frost et al., 1990; Hewitt & Flett, 1991; Hamachek dalam Sirois & Molnar, 2016; Slaney, Rice, Mobley, Trippi, & Ashby, 2001). Individu dengan standar tinggi personal menetapkan standar berlebihan bagi dirinya. Individu dengan standar tinggi personal juga berupaya keras agar standarnya tercapai. Tidak jarang individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
dengan standar tinggi personal memberikan punishment bagi dirinya apabila tidak mampu mencapai standar yang ia tetapkan. Standar tinggi yang ditetapkan oleh individu berkaitan dengan performansi akademik. Individu yang memiliki standar tinggi berusaha secara keras dan memaksa dirinya agar mencapai tujuan. Individu dengan standar personal tinggi juga kurang mampu mengontrol emosi dan mengatasi tekanan. Individu yang kurang mampu mengontrol emosi dan tekanan membuat individu mudah terserang stres. Individu tersebut juga merasa tidak puas terhadap statusnya sebagai mahasiswa apabila tidak mampu memenuhi standar. Individu perfeksionis juga memiliki standar interpersonal. Standar interpersonal adalah standar tinggi yang dibuat oleh individu terhadap pekerjaan orang lain. Individu dengan standar interpersonal juga memiliki harapan agar orang lain mampu bekerja dengan sempurna. Mee, Hazan, Baba, Talib, dan Zakaria (2015) menyatakan bahwa individu perfeksionis yang menetapkan standar tinggi bagi orang lain cenderung otoriter dan dominan. Standar interpersonal yang dimiliki individu berkaitan dengan penyesuaian sosial di perguruan tinggi. Penyesuaian diri sosial yang terkait dengan standar interpersonal seperti individu yang kurang terlibat dalam kegiatan di perguruan tinggi, kurang mampu menjalani hubungan dengan orang lain dan kurang mampu mengatasi perubahan sosial di lingkungan perguruan tinggi. Individu perfeksionis memiliki persepsi bahwa orang lain menetapkan standar bagi dirinya (Shafran, Egan, Wade, 2010). Persepsi tersebut seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
orang lain menuntut individu untuk bekerja dengan sempurna dan menilai pekerjaan individu. Standar yang ditetapkan oleh orang lain berkaitan dengan penyesuaian diri akademik dan sosial yang buruk pada individu. Individu dengan persepsi standar dan penilaian dari orang lain kurang memiliki motivasi akademik dan performansi yang baik dalam mengerjakan tugas. Individu tersebut juga kurang terlibat dalam lingkungan sosial diperguruan tinggi. Individu dengan standar dan penilaian dari orang lain tidak mampu menjalani hubungan dengan orang lain karena terlalu berfokus pada usaha untuk mencapai standar yang ditetapkan orang lain pada dirinya. Individu perfeksionis memiliki respon negatif akan kesalahan. Individu tersebut memandang bahwa kesalahan adalah sebuah kegagalan dan merasa inferior atas kesalahan tersebut. Individu perfeksionis juga percaya bahwa dirinya kehilangan rasa hormat dari orang lain. Respon negatif akan kesalahan berkaitan dengan motivasi dan performansi akademik. Individu yang memiliki respon negative akan kesalahan juga kurang mampu mengontrol emosi dan mengatasi tekanan yang berasal dari dirinya dan tekanan sosial. Terkait penyesuaian diri sosial, individu yang memiliki respon negatif akan sulit berhubungan dengan orang lain karena takut tidak diterima oleh orang lain apabila melakukan kesalahan (Peterson, 2000). Individu perfeksionis selalu merasa tidak puas atas pekerjaannya. Individu tersebut merasa ragu-ragu dan merasa pekerjaan yang ia lakukan belum selesai. Ketidakpuasan pada pekerjaan individu terkait dengan hasil dan jangka waktu bekerja. Ketidakpuasan pada pekerjaan ini juga terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
performansi akademik, kontrol emosi dan pengelolaan tekanan atau tuntutan dalam dirinya. Secara ringkas, dinamika hubungan antara perfeksionisme dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama dapat dilihat dari bagan I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Bagan I Perfeksionisme
Standar Tinggi Personal : • Menetapkan standar yang tinggi bagi diri sendiri • Berusaha keras untuk mencapai standar atau target yang telah ditetapkan
Standar interpersonal : • Menetapkan standar yang tinggi bagi orang lain • Menilai kinerja atau performansi orang lain dengan kaku
Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain : • Persepsi standar tinggi yang ditetapkan oleh orang lain • Persepsi penilaian yang kaku dari orang lain
Penyesuaian diri akademik : • Tidak memiliki motivasi akademik • Tidak memiliki prestasi akademik yang baik • Tidak mampu mengatasi tuntutan akademik
Penyesuaian diri sosial : • Tidak terlibat dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi • Tidak mampu menjalin hubungan dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi • Tidak mampu mengatasi perubahan lingkungan sosial
Penyesuaian diri personal-emosi :
• Tidak mampu mengontrol emosi dengan baik
• Tidak memiliki persepsi yang positid terhadap tuntutan di perguruan tinggi
• Tidak memiliki kondisi fisik yang baik
Penyesuaian diri yang buruk di perguruan tinggi
Respon negatif terhadap kesalahan : • Ketidakpuasan terhadap kinerja atau usaha yang telah dilakukan • Persepsi negatif terhadap kesalahan
Kelekatan pada institusi : • Kepuasan terhadap fakultas atau program studi • Kepuasan terhadap Universitas • Kepuasan terhadap status mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
F. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini yaitu adanya hubungan negatif dan signifikan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang termasuk dalam jenis penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma melalui pengumpulan data pada satu waktu. Jenis penelitian ini tidak memenuhi syarat untuk melakukan uji pengaruh perfeksionisme terhadap penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu: 1. Variabel x
: Perfeksionisme
2. Variabel y
: Penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama
C. Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
1.
Penyesuaian diri di perguruan tinggi Penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah respon individu dalam mengelola dan mengatasi berbagai tuntutan pada masa transisi dari sekolah menengah atas menuju perguruan tinggi yang meliputi dimensi akademik, sosial, personal-emosi, dan kelekatan pada institusi. Penyesuaian diri pada mahasiswa diukur dengan skala kehidupan perkuliahan perkuliahan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan empat dimensi yaitu penyesuaian diri akademik, penyesuaian diri sosial, penyesuaian diri personal-emosi dan kelekatan pada institusi. Skor penyesuaian diri diperoleh dari skor total dimensi penyesuaian diri akademik, penyesuaian diri sosial, penyesuaian diri personal-emosi, dan kelekatan pada institusi.
2. Perfeksionisme Perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan berjuang memenuhi standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain, serta memenuhi ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan. Perfeksionisme diukur menggunakan skala perfeksionisme yang dibuat oleh peneliti berdasarkan empat dimensi yaitu standar tinggi personal, standar interpersonal, persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain dan respon negatif terhadap kesalahan. Skor perfeksionisme dapat diketahui dari skor total dimensi perfeksionisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
D. Responden Penelitian Penelitian menggunakan purposive sampling sebagai metode pengambilan sampel. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria khusus yang sesuai dengan keperluan penelitian (Morissan, 2014). Beberapa kriteria bagi responden dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Mahasiswa tahun pertama angkatan 2016. 2. Laki-laki atau perempuan dengan rentang usia 18 sampai dengan 21 tahun. 3. Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat dan belum pernah melanjutkan kuliah di perguruan tinggi manapun setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat. Kriteria responden disusun berdasarkan individu pada tahap emerging adulthood. Tahap emerging adulthood adalah tahap individu yang berada pada akhir masa remaja menuju tahap dewasa awal. Individu pada tahap emerging adulthood mengalami transisi masa perkembangan menuju dewasa awal dan juga transisi dari sekolah menengah atas menuju perkuliahan. Transisi tersebut berkaitan dengan penyesuaian diri individu di lingkungan perguruan tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas, maka kriteria responden yang telah dibuat oleh peneliti bertujuan agar responden yang dipilih dapat sesuai dengan tujuan pada penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut: 1. Penyusunan blue print Peneliti mengumpulkan data dengan cara menyebarkan skala kepada responden penelitian. Item-item pada skala penelitian perfeksionisme dibuat oleh peneliti berdasarkan item-item dari yang dibuat oleh Frost et al. (1990), Hewitt dan Flett (1991), Slaney, Rice, Mobley, Trippi, & Ashby (2001), dan Stairs, Smith, Zapolski, Combs, & Settles (2012). Item yang disusun oleh peneliti pada variabel perfeksionisme memiliki total keseluruhan item sebanyak 64 item. Perfeksionisme memiliki empat dimensi dengan masingmasing dimensi memiliki dua buah indikator. Pada masing-masing indikator perdimensi terdapat 8 item yang terdiri dari 4 item favorable dan 4 item unfavorable. Peneliti menyusun item-item skala penyesuaian diri berdasarkan teori dari Baker dan Siryk (1986). Skala penyesuaian diri memiliki total keseluruhan item sebanyak 72 item. Variabel penyesuaian diri ini terdiri dari 4 dimensi dengan masing-masing dimensi memiliki 3 indikator. Pada masingmasing indikator terdapat 6 item yang terdiri dari 3 item favorable dan 3 item unfavorable. Tabel 1 menunjukkan sebaran item skala perfeksionisme sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Tabel 1. Sebaran Item Skala Perfeksionisme Sebelum Uji Coba. Dimensi Standar tinggi personal Standar interpersonal Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain Respon terhadap kesalahan Total
Indikator SD BK SO MO PS PK TK PN
Bobot 12,5% 12,5% 12,5% 12,5% 12,5% 12.5% 12,5% 12,5%
Total 25% 25% 25% 25% 100%
Keterangan: SD : Menetapkan standar atau target yang tinggi bagi diri sendiri BK : Berusaha keras untuk mencapai standar atau target yang telah ditetapkan SO : Menetapkan standar yang tinggi bagi orang lain MO : Menilai kinerja atau performansi orang lain dengan kaku PS : Persepsi standar tinggi yang ditetapkan oleh orang lain PK : Persepsi penilaian yang kaku dari orang lain TK : Ketidakpuasan terhadap kinerja atau usaha yang telah dilakukan PN : Persepsi negatif terhadap kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Tabel 2 menyajikan sebaran item skala penyesuaian diri sebelum dilakukan uji coba, sebagai berikut. Tabel 2. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba. Dimensi Penyesuaian Diri Akademik Penyesuaian Diri Sosial Penyesuaian Diri Personal-Emosi Kelekatan Institusi
Pada
Indikator AP PA TA TK MH PS KE PP KF KFP KU KM Total
Bobot 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33% 8,33%
Total 25%
25%
25%
25%
100% Keterangan: AP : Mampu mengaplikasikan motivasi akademik PA : Memiliki pestasi akademik yang baik TA : Mampu mengatasi tuntutan akademik TK : Terlibat dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi MH : Mampu menjalin hubungan dengan orang lain PS : Mampu mengatasi perubahan social KE : Mampu mengontrol emosi PP : Memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi KF : Memiliki kondisi fisik yang baik KFP : Kepuasan terhadap fakultas/prodi KU : Kepuasan terhadap universitas KM : Kepuasan terhadap status mahasiswa 2. Focus Group Disscussion (FGD) Focus Group Disscussion (FGD) adalah tahap yang dilakukan sebelum penyusunan item. FGD bertujuan untuk mengetahui konteks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
menjadi bahan peneliti dalam penyusunan skala penelitian sesuai dengan keadaan calon responden penelitian di lingkungan Universitas Sanata Dharma. FGD dilaksanakan pada bulan November 2016 dengan total 10 responden yang merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma tahun pertama angkatan 2016. Peserta FGD berasal dari beberapa program studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada pelaksanaan FGD, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang disusun sesuai dengan dimensi dan indikator variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri. Peran peneliti pada kegiatan ini adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta dan mencatat jawaban dari pertanyaan yang diajukan. 2.1 Perfeksionisme Pertanyaan variabel perfeksionisme yang dibuat oleh peneliti disesuaikan dengan dimensi dan indikator perfeksionisme. Hasil FGD variable perfeksionisme adalah perfeksionisme pada mahasiswa tahun pertama ditandai dengan membuat standar nilai akademik yang harus dicapai. Beberapa responden mengatakan bahwa standar yang mereka buat mendorong dirinya menjadi lebih bersemangat. Perfeksionisme juga ditandai dengan usaha keras dalam mencapai standar. Responden mengatakan bahwa apabila mereka tidak mampu meraih standar terhadap diri sendiri, maka responden akan merasa kecewa dan tidak bersemangat kembali dalam meraih standarnya tersebut. Standar yang tidak tercapai juga membuat responden merasa gagal. Responden mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
mereka membuat standar yang harus dicapai oleh orang lain ketika bekerja sama dalam kelompok, baik ketika mereka menjadi anggota kelompok ataupun menjadi ketua dalam kelompok tersebut. Responden mengatakan bahwa individu perfeksionisme memiliki persepsi bahwa orang lain menuntut responden untuk dapat mengerjakan tugas atau pekerjaan. Tuntutan tersebut seperti mengerjakan tugas dalam waktu yang singkat dan melakukan pekerjaan yang orang lain perintahkan dengan sempurna. Responden juga memiliki persepsi bahwa orang lain menuntut responden untuk mendapatkan hasil yang baik dari usahanya terutama dibidang akademik. Orang lain juga sering membanding-bandingkan responden dengan teman-temannya. Orang lain yang menilai pekerjaan responden dengan kaku dan tidak menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki responden. 2.2 Penyesuaian diri di perguruan tinggi Pertanyaan variabel penyesuaian diri yang diajukan oleh peneliti disesuaikan dengan dimensi dan indikator penyesuaian diri. Hasil FGD penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama adalah penyesuaian diri ditandai dari segi akademik yaitu mampu memahami materi perkuliahan dan rajin mempelajari materi perkuliahan, tidak hanya ketika ada kuis ataupun ujian. Individu dengan penyesuaian diri akademik yang baik juga mencari bantuan apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi kuliah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Penyesuaian diri dari segi sosial dapat ditandai dengan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi. Penyesuaian sosial juga ditandai dengan individu yang mampu menyesuaikan dan menerima orang lain yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Responden mengatakan bahwa tuntutan yang ada di perguruan tinggi menjadi bahan pembelajaran bagi responden dan menjadi hal baru yang menantang, namun tuntutan tersebut terkadang mempengaruhi keadaan fisik responden. Penyesuaian diri personal emosi pada mahasiswa tahun pertama ditandai dengan responden yang mampu mengontrol emosi ketika merasa jenuh dalam menjalani kehidupan perkuliahan. Penyesuaian personal emosi juga ditandai dengan responden yang tidak mudah panik dan cemas saat mengerjakan tugas pada batas akhir pengumpulan tugas. Penyesuaian diri juga dapat dilihat dari kelekatan mahasiswa tahun pertama dengan institusi yaitu perguruan tinggi. Pada dimensi kelekatan pada institusi ditunjukkan dengan responden yang merasa puas dengan pelayanan, fasilitas dan kegiatan yang disediakan prodi atau fakultas serta universitas. Kelekatan pada insititusi juga ditandai dengan kepuasan responden sebagai mahasiswa di perguruan tinggi dan tidak berpikir untuk berhenti ataupun pindah ke universitas lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
3. Penulisan item Item perfeksionisme memiliki total keseluruhan item sebanyak 32 item. Perfeksionisme memiliki 4 dimensi dengan masing-masing dimensi memiliki 2 buah indikator. Pada variabel penyesuaian diri memiliki total keseluruhan item sebanyak 36 item. Variabel penyesuaian diri ini terdiri dari 4 dimensi dengan masing-masing dimensi memiliki 3 indikator. Item-item yang telah disusun oleh peneliti tersebut dibuat sebanyak 2 kali jumlah item untuk mengantisipasi terjadinya item mortality atau item yang gugur setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Skala penelitian ini menggunakan skala Likert dengan memberikan 4 pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersebut adalah Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), atau Sangat Setuju (SS). Kategori penilaian untuk masing-masing item favorable adalah skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 untuk Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk Setuju (S), dan skor 4 untuk Sangat Setuju (SS). Kategori penilaian untuk masing-masing item unfavorable yaitu skor 4 untuk Sangat Tidak Setuju (STS), skor 3 untuk Tidak Setuju (TS), skor 2 untuk Setuju (S), dan skor 1 untuk Sangat Setuju (SS). Penggunaan 4 pilihan jawaban yang digunakan oleh peneliti dalam skala bertujuan untuk menghindari jawaban netral yang kemungkinan diberikan oleh responden. Tabel 3 menyajikan skor dalam kategori pemilihan jawaban sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 3. Skor Kategori Pemilihan Jawaban. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Tidak Setuju (TS) Setuju (S) Sangat Setuju (SS)
Pernyataan Favorable Unfavorable 1 4 2 3 3 2 4 1
4. Review dan revisi item Pada tahap review dan revisi item, peneliti mencoba menyusun item sebagai alat ukur berupa skala dengan dibantu oleh dosen pembimbing skripsi. Peneliti melakukan review dan revisi item agar item yang dibuat sesuai dengan dimensi dan indikator variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri, sehingga layak menjadi alat ukur.
5. Pengujian validitas isi Validitas isi adalah pemeriksaan item yang dibuat oleh peneliti oleh professional judgement dan peer judgement. Proses ini dilakukan dengan memberikan blueprint item kepada professional judgement yaitu dosen pembimbing skripsi dan peer judgement yaitu teman sejawat peneliti yang juga sedang menyelesaikan tugas akhir. Professional judgement dan peer judgement
memberikan nilai pada item untuk melihat kesesuaian dan
kelayakan item tersebut. Setelah item dinilai, maka dilakukan perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
validitas isi item. Hasil perhitungan validitas variable perfeksionisme dan penyesuaian diri adalah sebagai berikut: 5.1 Perfeksionisme Skala perfeksionisme terdapat 64 item yang terdiri dari 32 item favorable dan 32 item unfavorable. Uji validitas pada variabel perfeksionisme menunjukkan hasil indeks validitas isi item sebesar 0,92. Selain itu, dari 64 total jumlah item, 8 item memiliki nilai lebih kecil dari 0,78 yang menunjukan bahwa item tersebut tidak relevan. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti memutuskan untuk mengganti dan memperbaiki beberapa item tersebut agar menjadi relevan dalam uji validitas. Item-tem yang diganti dan diperbaiki mendapatkan nilai lebih besar dari 0,78 yang menunjukkan bahwa item tersebut sudah relevan. Hasil indeks validitas isi skala yang telah diperbaiki menunjukkan bahwa skala tersebut lolos uji validitas dengan nilai sebesar 0,98. Tabel 4 menyajikan distribusi item pada skala perfeksionisme sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Tabel 4. Sebaran Item Skala Perfeksionisme. Dimensi Standar tinggi personal Standar interpersonal Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain Respon negatif terhadap kesalahan Total
Favorable
Unfavorable
Total
8
12,5%
8
12,5%
16
25%
8
12,5%
8
12,5%
16
25%
8
12,5%
8
12,5%
16
25%
8
12,5%
8
12,5%
16
25% 100%
5.2 Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Skala penyesuaian diri di perguruan tinggi terdapat 72 item yang terdiri dari 36 item favorable dan 36 item unfavorable. Uji validitas pada variabel perfeksionisme menunjukkan hasil indeks validitas isi item sebesar 0,92. Terdapat 3 item yang memiliki nilai lebih kecil dari 0,78. Nilai yang diperoleh menunjukan bahwa item tersebut tidak relevan. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti memutuskan untuk mengganti dan memperbaiki beberapa item tersebut agar lolos dalam uji validitas. Itemitem yang diganti dan diperbaiki menunjukkan bahwa item tersebut relevan dengan nilai lebih besar dari 0,78. Hasil indeks validitas isi skala yang diperbaiki menunjukkan bahwa skala tersebut lolos uji validitas dengan nilai sebesar 0.97 yang. Tabel 5 menyajikan distribusi item pada skala penyesuaian diri di perguruan tinggi sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Tabel 5. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Dimensi Penyesuaian diri akademik Penyesuaian diri sosial Penyesuaian diri personal-emosional Kelekatan pada institusi Total Item
Favorable 9 12.5%
Unfavorable 9 12.5%
18
Total 25%
9 9
12.5% 12.5%
9 9
12.5% 12.5%
18 18
25% 25%
9
12.5%
9
12.5%
18
25%
72
100%
6. Uji coba alat ukur Uji coba alat ukur dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2016 sampai dengan tanggal 17 Maret 2017. Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk menguji kelayakan skala yang dibuat oleh peneliti sebelum dilakukan pengambilan data yang sesungguhnya. Skala uji coba terdiri dari 64 item perfeksionisme dan 72 item penyesuaian diri dengan total keseluruhan item sebanyak 132 item. Uji coba alat ukur penelitian ini melibatkan 83 mahasiswa tahun pertama Universitas Sanata Dharma yang terdiri dari beberapa fakultas dan program studi. Tabel 6 menyajikan sebaran item skala perfeksionisme sebelum uji coba sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Tabel 6. Sebaran Item Skala Perfeksionisme Sebelum Uji Coba Dimensi
Indikator SD
Standar tinggi personal
BK SO
Standar interpersonal Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain Respon terhadap kesalahan Total
MO PS PK
TK PN
Sebaran Item Favorable Unfavorable 1, 9, 17, 25, 49, 57 33, 41, 49,57 2, 10, 18, 26, 2, 10, 26 34, 42, 50, 58 3, 11, 19, 27, 51, 59 35, 43, 51, 59 4, 12, 20, 28, 4, 20 36, 44, 52, 60 5, 13, 21, 30, 45, 53 37, 45, 53, 61 6, 14, 22, 29, 6, 22 38, 46, 54, 62 7, 15, 23, 31, 39, 47, 55, 63 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64
Total 8 8 8 8 8 8
47, 55
8
8, 16, 24
8 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Tabel 7 menyajikan sebaran item skala penyesuaian diri sebelum uji coba sebagai berikut. Tabel 7. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba. Dimensi
Indikator
Penyesuaian Diri Akademik
AP PA TA TK MH PS KE PP KF KFP KU KM
Penyesuaian Diri Sosial Penyesuaian Diri PersonalEmosional Kelekatan Pada Institusi
Item Fav 1, 16, 39 2, 26, 71 20, 38, 67 28, 54, 60 5, 14, 46 22, 30, 47 31, 51, 57 8, 15, 63 9, 19, 43 25, 40, 53 11, 32, 64 36, 50, 68
Total Item
Unfav 21, 29, 66 37, 55, 59 3, 13, 69 4, 18, 44 23, 33, 65 6, 42, 72 7, 27, 41 24, 34, 49 52, 58, 70 10, 17, 64 45, 48, 56 12, 35, 62
Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 72
F. Pemeriksaan Reliabilias Alat Ukur Penelitian Pemeriksaan reliabilitas butir item ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Pada analisis butir item yang layak dijadikan alat ukur adalah item dengan nilai korelasi item lebih dari 0,3 jika hasil nilai korelasi item kurang dari 0,3 maka item tersebut dihilangkan atau digugurkan dari alat ukur tersebut. 1. Perfeksionisme Pada skala perfeksionisme terdapat item-item dengan nilai korelasi item yang kurang dari 0,3. Nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa item tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
tidak lolos uji coba alat ukur. Item perindikator perfeksionisme dengan nilai kurang dari 0,3 terdiri dari 4 sampai 6 item, untuk itu peneliti mencoba memilah
kembali
dan
menyeimbangkan
item
perindikator
skala
perfeksionisme. Setelah dilakukan penyeimbangan item perindikator, total item yang digunakan sebagai alat ukur berjumlah 32 item dengan nilai reliabilitas (α) sebesar 0,921. Tabel 8 menyajikan reliabilitas skala perfeksionisme sebagai berikut. Tabel 8. Reliabilitas Skala Perfeksionisme Variabel Perfeksionisme
Reliabilitas
Signifikansi
0,921
0,7
Kesimpulan Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Tabel 9 menyajikan sebaran item pada skala perfeksionisme setelah dilakukan uji coba sebagai berikut. Tabel 9. Sebaran Item Skala Perfeksionisme Setelah Uji Coba. Dimensi Standar tinggi personal Standar interpersonal Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain Respon terhadap kesalahan Total
Indikator SD BK SO MO PS
Sebaran Item Favorable Unfavorable 9, 25 49, 57 58 2, 10, 26 11, 27 51, 59 52, 60 4, 20 5, 21 45, 53
Total 4 4 4 4 4
PK
29, 46
6, 22
4
TK
7, 23
47, 55
4
PN
48
8, 16, 24
4 32
2. Penyesuaian Diri Pada skala penyesuaian diri terdapat item-item dengan nilai korelasi item lebih besar dari 0,3 (r < 0,3). Pada masing-masing indikator jumlah item yang memiliki nilai korelasi item kurang dari 0,3 (r ≤ 0,3) berjumlah 3 sampai dengan 5 item, untuk itu peneliti mencoba memilah kembali dan menyeimbangkan item perindikator sehingga diperoleh 3 buah item masingmasing perindikator untuk dijadikan item pada alat ukur penelitian. Item yang lolos menjadi alat ukur penelitian berjumlah 36 item dengan nilai reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
(α) sebesar 0,876. Tabel 10 menyajikan reliabilitas skala penyesuaian diri sebagai berikut. Tabel 10. Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri Variabel Reliabilitas Penyesuaian diri
0,876
Signifikansi
Kesimpulan
0,7
Reliabel
Tabel 11 menunjukkan sebaran item skala penyesuaian diri sebagai berikut. Tabel 11. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba. Item Dimensi Indikator Fav Unfav Penyesuaian Diri AP 1, 6 13 Akademik PA 36 18, 29 TA 9, 19 4 Penyesuaian Diri TK 12, 25 21 Sosial MH 5 16, 34 PS 14, 22 2 Penyesuaian Diri KE 27 11, 20 PersonalPP 3, 32 10 Emosional KF 8 28, 35 Kelekatan Pada KFP 24 7, 30 Institusi KU 15, 33 26 KM 23 17, 31 Total Item
Total 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36
G. Metode Analisis Data 1. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis parametrik yaitu korelasi product-momen Pearson. Analisis menggunakan korelasi product-momen Pearson dilakukan apabila data yang diuji adalah data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
normal yang dan linear. Data yang tidak lolos uji normalitas dan uji linearitas diuji dengan menggunakan analisis nonparametrik yaitu korelasi Spearman. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for Windows. 2. Uji Asumsi 2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya nilai distribusi atau sebaran data pada variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri. Analisis data dilakukan dengan menggunakan onesample Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS 16.00 for Windows. 2.2 Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui linear (garis lurus) atau tidaknya hubungan antara variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2016 sampai dengan tanggal 4 April 2016. Pengambilan data dilakukan sebelum atau sesudah jam kelas berlangsung di ruang kelas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama angkatan 2016 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan skala kepada responden. Setelah membagikan skala, responden langsung mengisi dan mengumpulkan skala tersebut kepada peneliti. 2. Deskripsi Responden Penelitian Total responden dalam penelitian ini berjumlah 126 responden. Tabel 12 menyajikan deskripsi responden penelitian sebagai berikut. Tabel 12. Tabel Deskripsi Responden Penelitian. Keterangan Jenis Kelamin Usia Subjek Asal Daerah Tinggal di Yogyakarta Sejak Tempat Tinggal Di Yogyakarta
Laki-laki Perempuan 18-19 th 20-21 th Pulau Jawa Luar Pulau Jawa Tahun 2016 Sebelum Tahun 2016 Kos/Asrama/dll Dengan Orang tua
52
Jumlah 43 83 110 16 84 42 91 35 98 28
Total 126 126 126 126 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
a) Data Penelitian 1) Mean Teoritik dan Mean Empirik Hasil
analisis
deskriptif
data
penelitian
menunjukkan
gambaran mengenai skor variabel perfeksionisme dan skor variabel penyesuaian diri. Uji one sample t-test pada variabel perfeksionisme menunjukkan bahwa mean empirik variabel perfeksionisme memiliki perbedaan signifikan dengan mean teoritiknya (t hitung=5,338; p=0,00). Perfeksionisme memiliki skor mean teoritik sebesar 80, dengan standar deviasi sebesar 16, skor minimum sebesar 32, dan skor maksimal sebesar 128. Jika mean empirik yang diperoleh lebih kecil dari mean teoritik (mean empirik ≤ mean teoritik), maka variabel tersebut memiliki skor yang rendah. Skor mean teoritik perfeksionisme menunjukkan bahwa mean teoritik lebih besar daripada mean empirik (mean teoritik ≥ mean empirik). Hasil tersebut menunjukkan bahwa perfeksionisme memiliki skor yang rendah. Uji one sample t-test variabel penyesuaian diri menunjukkan hasil bahwa mean empirik penyesuaian diri memiliki perbedaan signifikan dengan mean teoritiknya (t hitung= 15,694; p=0,00). Penyesuaian diri memiliki skor mean empirik sebesar 104,52 dengan standar deviasi sebesar 10,38 skor minimum sebesar 73, dan skor maksimal sebesar 141. Jika mean empirik lebih kecil daripada mean teoritik (mean empirik ≤ mean teoritik), maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
variabel tersebut memiliki skor yang rendah. Skor mean teoritik perfeksionisme menunjukkan bahwa mean teoritik lebih besar daripada mean empirik (mean teoritik ≤ mean empirik), hasil tersebut menunjukkan bahwa penyesuaian diri memiliki skor yang tinggi. Tabel 13 menyajikan analisis deskriptif data perfeksionisme dan penyesuaian diri sebagai berikut. Tabel 13. Analisis Deskriptif Data Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri. Perfeksionisme Penyesuaian Diri Teoritik Empirik Teoritik Empirik Skor Xmax 128 96 144 141 Skor Xmin 32 59 36 73 Mean 80 76 90 104 SD 16 7,24 18 10,38 Koefisien One Sample T-Test -5,338 15,694 Signifikansi One Sample T0,000 0,000 Test 2) Kategorisasi Skala Kategorisasi skala bertujuan untuk mengetahui seberapa rendah skor perfeksionisme dan penyesuaian diri yang diperoleh oleh responden dalam penelitian ini. Kategorisasi skala mengacu pada kategorisasi skala oleh Azwar (2014). Penempatan skor responden ke dalam kelompok berdasarkan nilai mean teoritik (µ) dan satuan deviasi standar populasi (σ). Tabel 14 menunjukkan norma kategorisasi skala sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tabel 14. Norma Kategorisasi Skor Skala. Skor X < (µ - 1,5σ) (µ - 1,5σ) ≤ X < (µ - 0,5σ) (µ - 0,5σ) ≤ X < (µ + 0,5σ) (µ + 0,5σ) ≤ X < (µ + 1,5σ) (µ + 1,5σ) Keterangan: X = Skor Responden µ = Mean teoritik σ = Standar deviasi teoritik
Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Hasil dari kategorisasi skala adalah sebagian besar responden dengan jumlah 83 responden dan presentase sebesar 66% berada pada kategori tinggi. Hasil tersebut menunjukkan sebagian besar responden memiliki skor perfeksionisme yang tinggi. Responden dengan presentase 23% yang memiliki skor perfeksionisme yang masuk dalam kategori sedang. Responden dengan presentase 10,31% memiliki skor perfeksionisme yang sangat tinggi, namun tidak ada responden yang memiliki skor perfeksionisme yang sangat rendah. Skala
penyesuaian
diri
menunjukkan
sebagian
besar
responden yaitu berjumlah 89 responden dengan presentase sebesar 70,64% memiliki skor penyesuaian diri dalam kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kategori penyesuaian diri yang sedang. Tabel 15 menunjukkan kategorisasi skor perfeksionisme dan penyesuaian diri sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Tabel 15. Kategorisasi Skala Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri. Skor Jumlah Presentase Kategori Responden PF X < (µ - 1,5σ) Sangat Rendah (µ - 1,5σ) ≤ X < (µ - 0,5σ) 1 0,79% Rendah (µ - 0,5σ) ≤ X < (µ + 0,5σ) 29 23% Sedang (µ + 0,5σ) ≤ X < (µ + 1,5σ) 83 66% Tinggi PD X < (µ - 1,5σ) 13 10,3% Sangat Tinggi X < (µ - 1,5σ) Sangat Rendah (µ - 1,5σ) ≤ X < (µ - 0,5σ) 29 23,01% Rendah (µ - 0,5σ) ≤ X < (µ + 0,5σ) 89 70,64% Sedang (µ + 0,5σ) ≤ X < (µ + 1,5σ) 8 6,35% Tinggi (µ + 1,5σ) Sangat Tinggi Keterangan: PF : Perfeksionisme PD : Penyesuaian Diri
3. Reliabilitas Data Penelitian Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat kelayakan suatu skala yang akan dijadikan alat ukur. Nilai reliabilitas ditunjukkan dengan nilai alpha croncbah (α). Uji reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows. Hasil uji reliabilitas menunjukkan hasil bahwa perfeksionisme memiliki nilai alpha croncbah (α) sebesar 0,719 dan penyesuaian diri memiliki nilai
alpha croncbah (α) sebesar 0,860. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa perfeksionisme dan penyesuaian diri dinyatakan reliabel atau layak untuk dijadikan alat ukur penelitian. Tabel 16 menunjukkan hasil uji reliabilitas sebagai berikut. Tabel 16. Hasil Reliabilitas Variabel Perfeksionisme. Variabel Hasil Uji Reliabilitas (α) Perfeksionisme 0,719 Penyesuaian Diri 0,860
Kesimpulan Reliabel Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
4. Hasil Uji Asumsi a) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya nilai distribusi atau sebaran data pada variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri. Uji normalitas ini digunakan dengan one-sample Kolmogorov-Smirnov Test yang di uji menggunakan SPSS 16.00 for Windows. Jika nilai signifikansi (p) lebih besar dari pada 0,05 (p > 0,05) maka sebaran data dikatakan normal. Jika nilai signifikansi (p) lebih kecil daripada 0,05 (p < 0,05) maka sebaran data tidak normal. Hasil uji normalitas pada variabel perfeksionisme menunjukkan nilai sebesar 0,195. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi perfeksionisme lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05). Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa skor tersebut sebaran data pada variabel perfeksionisme adalah normal. Pada variabel penyesuaian diri, diperoleh skor sebesar 0,071 yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi penyesuaian diri lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05) skor penyesuaian diri. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pada variabel penyesuaian diri adalah normal. Tabel 18 menyajikan hasil uji normalitas perfeksionisme dan penyesuaian diri sebagai berikut. Tabel 17. Hasil Uji Normalitas. Variabel Perfeksionisme
Hasil Uji Normalitas 0,195
Sig. ≥ 0,05
Kesimpulan Normal
Penyesuaian Diri
0,071
≥ 0,05
Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
b) Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui linear (garis lurus) atau tidaknya hubungan antara variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for Windows. Hubungan antara variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri dikatakan linear atau memiliki garis lurus apabila nilai Linearity yang diperoleh lebih kecil daripada 0,05 (Linearity < 0,05). Jika nilai Linearity yang diperoleh lebih besar daripada 0,05 (Linearity > 0,05) maka hubungan tersebut tidak linear atau memiliki garis yang lurus. Hasil
uji
linearitas
terhadap
hubungan
antara
variabel
perfeksionisme dan penyesuaian diri menunjukkan nilai Linearity sebesar 0,002. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 0,002 lebih kecil daripada 0,05 (0,002 < 0,05), maka hubungan antara variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri adalah linear atau memiliki garis lurus. Tabel 18 menunjukkan hasil uji linearitas sebagai berikut. Tabel 18. Hasil Uji Linearitas. Variabel Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri
Hasil Uji Linearitas 0,02
Sig.
Kesimpulan
≤ 0,05
Linear
5. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara perfeksionisme dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma diterima atau tidak. Uji hipotesis menggunakan korelasi product momen Pearson dengan one-tailed karena hipotesis pada penelitian ini mengarah pada hubungan negatif. Uji korelasi dilakukan dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows. Hipotesis peneliti diterima apabila nilai signifikansi (p) lebih kecil daripada 0,05. Jika nilai signifikansi (p) yang diperoleh lebih besar daripada 0,05 maka hipotesis tidak diterima atau tidak ada hubungan negatif antara perfeksionisme dan penyesuaian diri. Hasil uji hipotesis menunjukkan hasil nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,236 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,008. Nilai signifikansi (p) 0,008 lebih kecil daripada 0,05 (p < 0,05) yang menunjukkan
bahwa
ada
hubungan
negatif
signifikan
antara
perfeksionisme dan penyesuaian diri. Nilai korelasi sebesar -0,236 menunjukkan kekuatan korelasi yang lemah antara perfeksionisme dengan penyesuaian diri. Nilai koefisien determinasi (r)2 sebesar 0,055 atau sebesar 5,5% menunjukkan bahwa sumbangan variabel perfeksionisme pada penyesuaian diri sebesar 5,5% dan 94,5% berasal dari faktor lain. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis peneliti diterima. Tabel 19 menyajikan hasil uji korelasi perfeksionisme dan penyesuaian diri sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Tabel 19. Hasil Uji Korelasi Perfeksionisme diri Penyesuaian Diri. Hasil Nilai Koefisien Koefisien Kesimpulan Variabel Uji Sig. Korelasi Determinasi Korelasi (r) (r)2 PF dan 0,04 ≤ -0,236 0,055 Berkorelasi PD 0,05 negatif Keterangan: PF: Perfeksionisme PD: Penyesuaian Diri
Intepretasi tingkat kekuatan nilai korelasi pada penelitian ini berdasarkan kategori tingkat nilai korelasi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008). Tabel 20 menyajikan kategori tingkat korelasi sebagai berikut. Tabel 20. Kategori Tingkat Korelasi. Interval Koefisien 0,00 - 0,199 0,20 – 0, 399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
6. Analisis Tambahan Analisis tambahan bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara per dimensi perfeksionisme dengan penyesuaian diri. Analisis tambahan ini dilakukan dengan menggunakan one sample independent TTest dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows. Analisis pertama adalah uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Setelah dilakukan uji asumi, dilakukan uji korelasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
melihat apakah ada hubungan antara perdimensi perfeksionisme dengan penyesuaian diri. Hasil uji korelasi dimensi standar tinggi personal dengan penyesuaian diri menunjukkan nilai p sebesar 0,166 (p ≤ 0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,087. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan negatif signifikan antara dimensi standar tinggi personal dengan penyesuaian diri. Hasil uji korelasi pada dimensi standar tinggi personal dengan penyesuaian diri menunjukkan nilai p sebesar 0,091 (p ≤ 0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar -0,120. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan
negatif
signifikan
antara
dimensi
standar tinggi
interpersonal dengan penyesuaian diri. Hasil uji korelasi pada dimensi persepsi terhadap standar dan penyesuaian diri menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,106 (syarat p ≤ 0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar -0,112. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang negatif signifikan antara dimensi persepsi terhadap standar dengan penyesuaian diri. Uji korelasi pada dimensi terakhir perfeksionisme yaitu dimensi respon terhadap standar dan penyesuaian diri menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p ≤ 0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,400. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif signifikan antara dimensi respon terhadap kesalahan dengan penyesuaian diri. Tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
22 menyajikan hasil uji korelasi dimensi perfeksionisme dengan penyesuaian diri sebagai berikut. Tabel 22. Uji Korelasi Dimensi Perfeksionisme dengan Penyesuaian Diri Dimensi Perfeksionisme
Variabel Koefisien Korefisien Sign. Interpretasi Tergantung Korelasi Determinasi (r) (r2) Standar Tinggi -0,087 0,525 0,166 Tidak Personal Berkorelasi Standar -0,120 0,529 0,091 Tidak Interpersonal Berkorelasi Penyesuaian Persepsi -0,112 0,478 0,106 Tidak Diri mengenai Berkorelasi Standar Respon terhadap -0,400 0,390 0,000 Berkorelasi kesalahan negatif
B. PEMBAHASAN Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis peneliti diterima bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama. Korelasi negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi perfeksionisme maka semakin rendah penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama, begitu pula sebaliknya. Mahasiswa perfeksionis menjadi terfokus untuk mencapai standar akademik yang ia tentukan bagi dirinya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Mann (2004) yang menunjukkan hasil bahwa standar tinggi pada mahasiswa perfeksionis membuat dirinya berfokus pada pencapaiannya tanpa memperdulikan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil Focus Group Disscussion. Para mahasiswa tahun pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
mengatakan bahwa mereka berusaha keras dalam mencapai standar yang telah mereka tentukan sampai memuaskan diri mereka. Usaha mencapai standar tersebut berkaitan negatif dengan penyesuaian sosial yang mana mahasiswa kurang berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Individu perfeksionis sulit menerima kemampuan yang berbeda dari individu lain. Individu perfeksionis juga memiliki persepsi bahwa orang lain mengharapkan kesempurnaan dirinya. Responden perfeksionis penelitian merasa harus memenuhi kewajiban dan komitmennya pada orang lain (Arnett, 2014). Kewajiban ini menyebabkan individu tersebut terfokus pada pemenuhan standar dan ikatan yang diberikan pada dirinya. Individu perfeksionis berusaha semaksimal mungkin tidak melakukan kesalahan. Kesalahan individu perfeksionis berkaitan dengan persepsi akan kegagalan dalam meraih standar yang ingin mereka capai. Kesalahan juga berkaitan dengan rasa takut akan evaluasi negatif oleh orang lain (Flett, Hewitt, De Rossa, 1996). Hal tersebut membuat individu perfeksionis berusaha keras melakukan sesuatu dengan sempurna. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perfeksionisme memiliki sumbangan kecil pada penyesuaian diri, yaitu sebesar 5,5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 94,5% faktor lain memengaruhi penyesuaian diri selain perfeksionisme. Faktor lain berasal dari evaluasi diri inti yang meliputi harga diri, efikasi diri, dan locus of control (dalam Schwarzer, 2014). Faktor lain yang memengaruhi penyesuaian diri juga berasal dari kecerdasan emosi individu. Individu yang mampu mengelola stres dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
melibatkan kemampuan untuk mengelola situasi yang penuh dengan tekanan dengan tenang dan proaktif (Parker, Summerfeklt, Hogan, & Majeski, 2004). Faktor lain yang memiliki sumbangan yang lebih besar terhadap penyesuaian diri adalah pola asuh dan hubungan dengan orang tua. Hickman, Bartholomae, dan McKenry (2000) menyatakan bahwa individu dengan pola asuh authoritatif memiliki hubungan dengan dimensi penyesuaian diri akademik yang membuat individu mampu menghadapi tuntutan atau tekanan di masa transisi menuju perguruan tinggi. Analisis
perdimensi
perfeksionisme
dengan
penyesuaian
diri
menunjukkan hasil bahwa hanya salah satu yang hipotesis diterima yaitu ada hubungan negatif yang signifikan antara dimensi respon terhadap kesalahan dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama. Semakin rendah dimensi respon terhadap kesalahan maka semakin tinggi penyesuaian diri, sebaliknya semakin tinggi dimensi respon terhadap kesalahan maka semakin rendah penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama. Analisis tambahan pertama menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan signifikan antara dimensi standar tinggi personal dan penyesuaian diri pada mahasiswa baru, namun hasil analisis deskriptif menunjukkan skor yang tinggi pada dimensi standar tinggi personal. Hasil ini didukung oleh hasil kategorisasi skala yang menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki skor standar tinggi personal yang masuk dalam kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden memiliki standar tinggi personal dalam dirinya, namun hal tersebut tidak menjadi perfeksionisme yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
maladaptif justru menjadi perfeksionisme yang adaptif. Hasil analisis pada dimensi ini didukung oleh penelitan Mann (2004) yang menunjukkan hasil bahwa Self-Oriented Perfectionism tidak memiliki hubungan dengan penyesuaian diri, meskipun memiliki standar tinggi personal, individu cenderung tidak kaku dan tetap fleksibel. Hasil Focus Group Disscussion (FGD) yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar respon memiliki standar yang tinggi dalam bidang akademik. Standar tinggi ternyata tidak lantas membuat responden menjadi kaku untuk mencapai apa yang sudah ia tetapkan. Hasil ini terbukti dengan skor penyesuaian diri yang juga tinggi dan menunjukkan bahwa individu perfeksionis terutama pada dimensi standar tinggi personal selalu mengarah pada penyesuaian diri yang buruk. Analisis tambahan kedua menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan signifikan antara dimensi standar interpersonal dengan penyesuaian diri. Individu dengan standar tinggi pada orang lain, terbukti mampu menyesuaikan diri dengan baik di lingkungannya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa meskipun memiliki standar tinggi pada orang lain, ia tidak selalu menuntut agar orang lain mampu mencapai standar yang ditetapkannya. Individu mampu menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki orang lain dan fleksibel dalam menerima pekerjaan orang lain. Individu juga mampu menerima keadaan lingkungannya dengan baik meskipun lingkungan tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Analisis tambahan ketiga menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan signifikan antara dimensi standar dan penilaian dari orang lain dengan penyesuaian diri. Persepsi terhadap standar adalah kecenderungan individu yang memiliki persepsi bahwa orang lain mengharapkan kesempurnaan dan mengevaluasi dengan kritis kinerjanya tersebut. Persepsi terhadap standar dan penilaian dari orang lain dimiliki oleh individu, namun tidak berkaitan dengan penyesuaian diri. Persepsi yang mereka miliki tidak terbukti benar dan hanya menjadi persepsi bagi diri mereka sendiri. Dimensi respon terhadap kesalahan memiliki hubungan negatif dan signifikan dibandingkan dengan semua dimensi penyesuaian diri. Hubungan negatif dan signifikan menunjukkan bahwa semakin tinggi skor dimensi respon terhadap kesalahan tinggi, maka semakin rendah skor perfeksionisme dan begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dimensi respon terhadap kesalahan adalah penyumbang terbesar terhadap variabel penyesuaian diri. Pada mahasiswa tahun pertama, respon terhadap kesalahan berkaitan dengan penyesuaian diri mereka di lingkungan perguruan tinggi. Pembahasan sebelumnya menyebutkan bahwa individu perfeksionis berfokus untuk mencapai standarnya, sehingga membuat dirinya sulit untuk menerima kesalahan. Individu perfeksionis secara konstan merasa takut mengalami kegagalan ketika sedang berusaha mencapai sesuatu (Shafran, Egan, Wade, 2010). Kesalahan dipandang sebagai hal negatif dan menjadi sebuah kegagalan bagi individu perfeksionis (Stairs, Smith, Zapolski, Combs, & Settles, 2012). Para mahasiswa yang membuat kesalahan merasa dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
merasa tidak layak untuk kembali mengejar standar yang telah mereka buat (Hibbard, Davie, 2011). Hal tersebut mengakibatkan individu memandang sebuah kesalahan bukan sebagai kegagalan karena individu tersebut menjadikan kegagalan sebagai sebuah motivasi dirinya. Motivasi mendorong individu untuk kembali meraih standar yang ia tentukan sehingga mampu menyesuaian diri dengan yang baik (Hewitt & Flett, 1991 dalam Mann, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang negatif signifikan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri. Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis peneliti diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif signifikan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa angkatan pertama di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hubungan negatif yang signifikan menunjukkan bahwa semakin tinggi perfeksionisme maka semakin rendah penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama, begitu pula sebaliknya.
B. KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki keterbatasan yang berkaitan dengan waktu pengambilan data. Pengambilan data dilakukan ketika mendekati waktu Ujian Tengah Semester (UTS), bahkan terdapat responden yang sudah memasuki waktu UTS. Hal tersebut mengakibatkan responden tidak berkonsentrasi dan terburu-buru dalam mengerjakan alat ukur yang diberikan, sehingga reliabilitas pada alat ukur penelitian menurun.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
C. SARAN 1) Bagi Mahasiswa Tahun Pertama Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara perfeksionis maladaptif dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka mahasiswa tahun pertama disarankan untuk mewaspadai perfeksionisme maladaptif dalam dirinya. Kewaspadaan membantu para mahasiswa tahun pertama terhindar dari kemungkinan terburuk drop out. 2) Bagi Dosen Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara perfeksionis maladaptif dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa tahun pertama. Berdasarkan hasil penelitian, dosen disarankan untuk
mendampingi
para
mahasiswa
tahun
pertama
dengan
kecenderungan perfeksionis ke arah perfeksionis yang adaptif agar lebih berguna dalam proses perkuliahan mereka.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adeyemo, David.A. (2005). The buffering effect of emotional intelligence on the adjustment of secondary school student in transition. Journal of Research in Educational Psychology, No. 6-3(2), pp.77-90. Ananda, N.Y., & Mastuti, E. (2013). Pengaruh perfeksionisme terhadap prokastinasi akademik pada siswa program akselerasi. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Volume 2, No.3. Arnett, J.J. (2014). Emerging Adulthood: The Winding Road fro, the Late Teens Through the Twenties Second Edition. Oxford: Oxford University Press. Aspelmeier, J. E., Love, M. M., McGrill, L. A., Elliott, A. N., & Pierce, T. W. (2012). Self-esteem, locus of control, college adjustment, and gpa among first and continuiting generation students: a moderator model of generational status. Research in Higher Educational, 53(7), 755-781. Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baker, R, & Siryk, B. (1984). Measuring Adjustment to College. Journal of Counseling Psychology, Vol. 81, No. 2, 179-189. Baker, R., & Siryk, B. (1986). Exploratory Intervention with a Scale Measuring Adjustment to College. Journal of Counseling Psychology. 33(1), 31-38. Beyers, W., & Goossens, Luc. (2003). Psychological separation and adjustment to university: moderating effects of gender, age, and perceived parenting style. Journal of Adolescent Research, 18(4), 363-382. Carducci, B.J. (1998). The Psychology of Personality: Viewpoints, Research, and Applications. Pasific Grove: Brooks/Cole Publishing Company. Craighead, W. (2010). The Corsini Encyclopedia of Psychology Fourth edition, Volume 3 M-Q. New York: John Wiley & Sons, INC. Chang, E. (2006). Conceptualization and measurement of adaptive and maladaptive aspects of performance perfectionism: Relations to personality,
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
psychological functioning, and academic achievement. Cog Ther Res, 30: 677-697. Crede, M., & Niehorster, S. (2012). Adjustment to College as Measured by the Student Adaptation to College Questionnaire: A Quantitative Review of its Structure and Relationships with Correlates and Consequences. Educational Psychology Review, 24: 133-165. State University of New York-University at Albany. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ens, M.W., Cox, B.J., Sareen, F., & Freeman, P. (2001). Adaptive and maladaptive perfectionism in medical students: a longitudinal investigation. Medical Education; 35:1034-1042. Eshun, S. (2006). Relationship between outlook to life and college adjustment: an analysis of the role of optimism in stress appraisal and overall mental health among college students. Dalam Landow, M. V. Stress and Mental Health of College Students, hal. 187-201. New York: Nova Science Publisher, Inc. Diakses pada tanggal 20 September 2016 dari https://books.google.co.id/books?isbn=1594548390https://books.google.c o.id/books?hl=id&lr=&id=T4U0ZKtQkLUC&oi=fnd&pg=PA187&dq=E shun,+S.+(2006).+Relationship+between+outlook+to+life+and+college+ adjustment:+an+analysis+of+the+role+of+optimism+in+stress+appraisal +and+overall+mental+health+among+college+students.&ots=OEXp5O7r wT&sig=3Yz4_P10lThSdW6cgaWb1jvDU3U&redir_esc=y#v=onepage &q&f=false Feist, J., & Feist, G. J. (2010). Teori Kepribadian (Theory of Personality). Jakarta: Salemba Humanika. Fillion, V.J., & Gaudreau, P. (2010). From Perfectionism to Academic Adjustment: The Mediating Role. Personality and Individual Differences, 49, 181-186. Franche, V., Gaudreau, P., & Miranda, D. (2012). The 2 x 2 model of perfectionism: A comparison across asian canadians and european canadians. Journal of Counseling Psychology.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Friedlander , L. J., Reid, G. J., Shupak, N., & Cribbie, R. (2007). Social support, selfesteem, and stress as predictors of adjustment to university among firstyear undergraduates. Journal of College Students Development, 48(3), 259-274. Flett, G.L., Hewitt, P.L., & De Rossa, T. (1996). Dimensions of Perfectionism, Psychosocial Adjustment, and Socail Skills. Personal Individual Differences, 20 (20), pp.143-150. Frost, R.O., Marten, P., Lahart, C., & Rosenblate, R. (1990). The Dimensions of Perfectionism. Cognitive Theraphy and Research, Vol.14, No.5, 1990. Gaudreau, P., & Filion, J.V. (2010). From perfectionism to academic adjustment: The mediating role of achievement goals. Personality and Individual Differences, 49:181-186. Greenspon, T.S. (2000). “Healthy Perfectionism” is an Oxymoron!: Reflections on th Psychology of Perfectionism Sociology of Science. Journal of Advanced Academics, 11: 197. Hayward, L., & Arthur, N. (1998). Perfectionism and Post-Secondary Student. Canadian Journal of Counseling Vol. 32:3. Hamilton, T.K., & Schweitzer, R.D. (2000). The cost of being perfect:Perfectionism and suicide ideation in university students. Australian and New Zealand Journal of Psychiatry, 34:829-835. Hertel, J. B. (2002). College student generational status: Similarities, differences, and factors in college adjustment. The Psychological Record, 52, 3-18. Hewit, P.L., & Flett, G.L. (1990). Mutlidimensial Perfectionism Scale. Perfectionism and depression: A multidimensial analysis. Journal of Social Behavior and Personality, 5, 423-438. Diakses pada tanggal 9 Juni 2016 dari http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:9lKbVuAf8ZQJ: www.ohsu.edu/xd/education/schools/school-of-medicine/gmecme/gme/resident-fellow-wellness-program/upload/Hewitt-FlettPerfectionism-Scale.doc+&cd=2&hl=en&ct=clnk&gl=id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Hewitt, P.L., & Flett, G.L. (1991). Perfectionism in the self and social contexts: Conceptualization, assessment, and association with psychology. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 60 (3), 456-470. Hibbard, D.R., Davie, K.L. (2011). Perfectionism and Psychological Adjustment among College Students: Does Educational Context Matter?. North American Journal of Psychology, Vol. 13, No.2, 187-200. Hickman, G. P., Bartholomae, S., & McKenry, M. C. (2000). Influence of Parenting Styles on the Adjustment and Academic Achievement of Traditional College Freshman. Journal of College Student Development, 41(1), 4154. Hollender, M.H. (1965). Perfectionism. Comprehensive Psychiatry, Vol.6, No.2. Hewitt, Paul L., Flett, Gordon L. (1991). Perfectionism in the Self and Social Contexts: Conceptualization, Assessment, and Association with Psychopathology. Journal of Personality and Social Psychology, 60 (3), 456-470. Irfan, M., & Suprapti, V. (2014). Hubungan self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 3(3), 172-178. Lo, A., & Abbot, M.J. (2013). Review of Theoritical, Empirical, and Clinical Status of Adaptive and Maladaptive Perfectionism. Journal of Behavior Change, Vol.30, Issue 2, pp.960116. Judge, T. A., Erez, A., Bono, J. E., & Locke, E. A. (2005). Core Self-Evaluation and Job and Life Satisfaction: The Role of Self-Concordance and Goal Attainment. Journal of Applied Psychology, 90 (2), 257-268. Mann, M.P. (2004). The Adverse Influence of Narcisstic Injury and Perfectionism on College Students’ Institutional Attachment. Personality and Individual Differences 36, 1797-1806. Marmarosh, C. L., & Markin, R. D. (2007). Group and personal attachments: two is better than one when predicting college adjustment. Group Dynamics: Theory, Research, and Practice, 11(3), 153-164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Mee, F.F., Hazan, S.A., Baba, M., Talib, M.A., & Zakaria, N.S. (2015). Relationship between Perfectionism and Marital Satisfaction among Graduate Students. International Journal of Education and Research, Vol.3, No.8. Miquleon, P., Vallerand, R.J., Grouzet, Frederick M.E., & Cardinal, G. (2016). Perfectionism, Academic Motivation, and Psychological Adjustment: An Integrative Model. Society for Personality and Social Psychology, Inc. Vol.31, No.7. Mooney, S.P., Sherman, M.F., & Presto, C.T. (1991). Academic locus of control, self-esteem, and perceived distace from home as predictors of college adjustment. Journal of Counseling & Development, Vol.69. Morissan. (2014). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Kencana. Nurullah, A.S. (2012). Received and provided social support: A review of current evidence and future directions. American Journal of Health Studies:27 (3). Parker, J. D. A., Summerfeldt, L. J., Hogan, M. J., & Majeski, S. A. (2004). Emotional intelligence and academic success: examining the transition from high school to university. Personality and Individual Differences, 36, 163-172. Peterson, J.S. (2000). Preparing for College-Beyond the Getting-In Part. Diakses pada tanggal 27 Juni 2017 dari http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.4219/gct-2000727?journalCode=gctc Pittman, L.D., & Richmond, A. (2010). University Belonging, Friendship Quality, and Psychological Adjustment During the Transition to College. The Journal of Experimental Education, Northen Illinois University. Pritchard, M.E., Wilson, G.S., & Yamnitz, B. (2007). What Predicts Adjustment Among College Students? A Longitudinal Panel Study. Journal of American College Health, Vol. 56, No. 1. Prawira, P.A. (2014). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Yogyakarta: Penerbit AR-RUZZ Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Ramos-Sánchez, L., & Nichols, L. (2007). Self-efficacy of first-generation and nonfirst-generation college students: The relationship with academic performance and college adjustment. Journal of College Counseling, 10, 6-18. Rice, K.G., Vergara, D.T., Aldea, M.A. (2006). Cognitive-Affective mediators of perfectionism and college student adjustment. Personality and Individual Differences, 40 (2006) 463-473. Santrock, J. W. (2005). Human Adjustment. Ohio: McGraw-Hill Humanities Social. Sawrey, J.M., & Telford, C.W. (1967). Psychology of Adjustment, Second Edition. Boston : Allyn and Bacon, INC. Sarwono, S. W. (1978). Perbedaan antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan Protes Mahasiswa: Suatu Studi Psikologi Sosial. Thesis. Depok: Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Schwarzer, R. (2014). Self-Efficacy: Thought Control of Action. New York: Routledge Taylor & Francis Group. Schneiders, A. A. (1960). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holth Rinehart & Winston. Scheider, M.E., & Ward, D.J. (2003).The Role Etnic Identification and Perceived Social Support in Latinos’ Adjustment to College. Hispanic Journal of Behavioral Science, Vol.24 (539). Sirois, F.M., & Molnar, D.S. (2016). Perfectionism, Health, and Well-Being. New York: Springer. Slaney, R.B., Rice, K.G., Mobley, M., Trippi, J., & Ashby, J.S. (2001). The revised almost perfect scale. Measurement and Evaluation in Counseling and Development; 34, 3, pg.130. Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Shafran, R., Egan, S., & Wade, T. (2010). Overcoming Perfectionism A self-help guide using Cognitive Behavioral Techniques. London: Constable & Robinson Ltd. Stairs, A.M., Smith, G.T., Zapolski, T.C.B., Combs, J.L., & Settles, R.E. (2012). Clarifying the Construct of Perfectionism. Assessment 19 (2) 146-166). Stober, J. (2014). How Other-Oriented Perfetionism Differs fro, Self-Oriented and Socially Prescribed Perfectionism. J Psychopathol Behav Assess, 36:29338. Stoeber, J., Otto, K.(2006). Positive Conceptions of Perfectionism Approaches, Evidence, Challenges. Personality and Social Psychology Review, Vol. 10, No.4. 295-319. VandenBos, G.R. (2006). APA Dictionary of Psychology, First Edition. Washington, DC: American Psychology Association. Wei, M., Russel, D.W., Mallinckrodt, B., Abraham, W., & Todd. (2004). Maladaptive Perfectionism as a Mediator and Moderator Between Adult Attachment and Depressive Mood. Journal of Counseling Psychology, Vol.51, No. 2, 201-202. Tim Reality. (2008). Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher. Universitas Sanata Dharma. (2016). Statistik Data Mahasiswa. Diakses dari https://www.usd.ac.id/profile.php?id=1&id_sub=10 pada tanggal 20 September 2016. (2012). Peraturan Republik Indonesia. Diakses http://www.jdih.kemenkeu.go.id pada tanggal 5 Oktober 2016.
dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Lampiran 1.Pertanyaan Variabel Perfeksionisme pada Focus Group Disscussion (FGD). Variabel Perfeksionisme
Dimensi Indikator Standar tinggi Menetapkan personal standar atau target yang tinggi bagi diri sendiri.
Berusaha keras untuk mencapai standar atau target yang ditetapkan.
Standar interpersonal
Menetapkan standar yang tinggi bagi orang lain
Menilai kinerja atau performansi orang lain dengan kaku. Persepsi mengenai Persepsi standar standar dan tinggi yang penilaian dari orang ditetapkan oleh lain orang lain.
Pertanyaan Apakah kalian mempunyai standar untuk diri sendiri? Standar seperti apa yang kalian buat untuk diri kalian sendiri? Jika diberi rentang 110, berapa standar yang kamu buat untuk diri kalian? Jika diberi rentang 110, seberapa keras usaha yang kalian lakukan untuk mencapai standar yang telah kalian tentukan? Apa alasan kalian menetapkan standar dalam rentang yang telah kalian sebutkan? Apakah kalian pernah menetapkan standar yang tinggi untuk orang lain? Standar seperti apa yang kalian buat untuk orang lain? Jika diberi rentang 110, seberapa kaku kalian menilai kinerja orang lain. Apakah orang lain pernah menetapkan standar yang tinggi pada kalian? Jika diberi rentang 110, seberapa tinggi standar yang ditetapkan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
pada kalian?
Menilai secara kaku kinerja individu Respon negatif atas Memiliki kesalahan persepsi negatif terhadap standar yang tidak tercapai.
Memiliki perasaan negatif terhadap standar yang tidak tercapai.
Kira-kira apa yang orang lain harapkan dari standar yang ditetapkan pada kalian? Jika diberi rentang 110, seberapa kaku orang lain menilai kinerja kalian? Dari pengalaman kalian, apakah kalian pernah tidak dapat mencapai standar yang kalian buat? Bagaimana kalian menanggapi standar yang tidak tercapai tersebut? Ceritakan perasaan kalian ketika tidak dapat mencapai standar yang tidak tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Lampiran 2.Pertanyaan Variabel Penyesuaian Diri pada Focus Group Disscussion (FGD). Variabel Penyesuaian diri
Dimensi Penyesuaian akademik
Indikator diri Mampu mengaplikasikan motivasi akademik
Pertanyaan Menurut kalian, apakah kalian bisa menyesuaikan diri di perguruan tinggi? Apakah kalian pernah mendengar kata motivasi belajar? Jika diberi rentang 1-10, coba kalian nilai motivasi belajar yang kalian miliki dan apa alasannya? Mampu mengatasi Berdasarkan pengalaman tuntuan akademik kalian, apa saja tuntutan akademik yang ada di perguruan tinggi? Seberapa mampu kalian mengelola dan mengatasi tuntutan akademik di perguruan tinggi? Memiliki prestasi Sejauh ini, seberapa baik akademik yang baik prestasi akademik yang kalian miliki?
Penyesuaian sosial
diri Terlibat dalam Menurut sepengetahuan kegiatan yang ada kalian, kegiatan apa saja diperguruan tinggi yang ada di perguruan tinggi? Seberapa telibat kalian dengan kegiatan tersebut? Mampu menjalin Menurut kalian, apakah hubungan dengan perlu untuk memiliki orang lain di relasi yang luas? lingkungan perguruan Dengan siapa saja kalian tinggi berhubungan/berinteraksi di perguruan tinggi? Bagaimana relasi kalian dengan orang-orang yang telah kalian sebutkan tadi? Bagaimana cara kalian menjaga relasi? Mampu mengatasi Menurut kalian, apa saja perubahan lingkungan tuntutan sosial di perguruan tinggi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Seberapa mampu kalian mengelola dan mengatasi tuntutan sosial di perguruan tinggi? Apa saja perubahan lingkungan sosial yang terjadi dari SMA ke perguruan tinggi? Seberapa mampu kalian mengatasi perubahan lingkungan tersebut? Penyesuaian personal-emosi
Kelekatan institusi
diri Mampu mengontrol Perasaan apa saja yang emosi dengan baik kalian rasakan dari rentang waktu pertama masuk kuliah sampai saat ini? Emosi apa saa yang muncul ketika menghadapi tuntutan, baik tuntutan akademik dan sosial? Apakah kalian merasa sudah bisa mengontrol emosi atau tuntutan tersebut? Memiliki persepsi Menurut kalian, apa saja yang positif terhadap tuntutan yang ada di tuntutan di perguruan perguruan tinggi? tinggi Apakah kalian menilai tuntutan tersebut sebagai hal yang positif atau negatif? Memiliki kondisi fisik Apakah tuntuan di yang baik perguruan tinggi mempengaruhi kondisi fisik kalian? pada Kepuasan terhadap Jika diberi rentang 1-10, fakultas atau program seberapa puas kalian studi denan prodi atau fakultas? Kepuasan terhadap Jika diberi rentang 1-10, universitas seberapa puas kalian pada universitas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Kepuasan terhadap Seberapa puas kalian status mahasiswa dengan status kalan sebagai mahasiswa? Apakah kalian masih berpikir untuk pindah atau berhenti kuliah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Lampiran 3. Form Penilaian Validitas Isi Variabel Perfeksionisme
PENILAIAN VALIDITAS ISI PERFEKSIONISME
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Yogyakarta, 20 Februari 2017
Yang terhormat Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Yang berparisipasi dalam penelitian ini Dengan hormat, Saya mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di bawah ini: Nama NIM
: Nona Chierelda Tutkey : 129114169
Memohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item “perfeksionisme” dalam rangka tugas akhir kami. Validitas isi item yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi item relevan dengan atribut psikologis yang diukur (perfeksionisme).Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak//Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item ini.
Hormat Saya,
Nona Chierelda Tutkey
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
NIM/NIP
:
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia megisi penilaian validitas isi item dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, … Februari 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 Penilaian Validitas Isi Item Alat ukur atau skala ini bertujuan mengukur perfeksionisme yang memiliki 4 dimensi. Definisi konseptual atribut psikologis beserta komponen-komponen atau dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut: Atribut Psikologis Perfeksionisme : Kecenderungan individu untuk menetapkan standar yang tinggi dan berusaha untuk memenuhi standar terhadap perilaku dan kinerja dirinya, terhadap orang lain, serta ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan.
Komponen/Dimensi Standar tinggi personal : Penetapan standar yang tinggi bagi diri disertai usaha yang keras untuk mencapai standar yang telah ditetapkan. Indikator : •
Menetapkan standar atau target yang tinggi bagi diri sendiri
•
Berusaha keras untuk mencapai standar atau target yang ditetapkan
Standar interpersonal : Kecenderungan untuk menetapkan standar yang tinggi dan tidak realistis serta mengevaluasi secara kaku performansi orang lain. Indikator : •
Menetapkan standar yang tinggi bagi orang lain
•
Menilai kinerja atau perfomansi orang lain dengan kaku
Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain : Kecenderungan individu yang memiliki persepsi bahwa orang lain mengharapkan kesempurnaan dan mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 secara kaku atas perilaku dan kinerja individu. Indikator : • •
Persepsi standar tinggi yang ditetapkan oleh orang lain Persepsi penilaian yang kaku dari orang lain
Respon terhadap kesalahan : Respon negatif yang diberikan individu terhadap kesalahan dalam kinerjanya serta memiliki persepsi negatif terhadap kesalahan tersebut. Indikator : •
Ketidakpuasan terhadap kinerja atau usaha yang telah dilakukan
•
Persepsi negatif terhadap kesalahan
Tugas Anda adalah sebagai berikut: a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian anda terkait taraf relevansinya. b. Taraf relevansi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi konseptual tentang atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur. c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut: 1 = Tidak relevan 2 = Kurang relevan 3 = Relevan 4 = Sangat relevan d. Nyatakanlah penilaian anda dengan cara memberikan tanda centang (√) e. Berikanlah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut Anda item-item yang tersedia tidak/kurang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Penilaian Item Perfeksionisme: Kecenderungan individu untuk menetapkan standar yang tinggi dan berusaha untuk memenuhi standar terhadap perilaku dan kinerja dirinya, terhadap orang lain, serta ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan. Taraf Relevansi Komponen Standar tinggi personal : Penetapan standar yang tinggi bagi diri sendiri disertai usaha yang keras untuk mencapai standar yang telah ditetapkan.
Indikator
No
Item
Menetapkan 1. standar atau target yang tinggi bagi 2. diri sendiri
Saya harus mengerjakan segala sesuatu dengan benar. (F) 1
3.
Saya merasa melakukan segala sesuatu dengan sempurna merupakan hal yang penting. (F) 3
4.
Saya menganggap standar atau target adalah sesuatu yang harus bisa saya capai. (F) 4
5.
Saya memiliki standar atau target yang hampir sama dengan kebanyakan orang. (UF) 5
6.
Menetapkan standar atau target bukan merupakan hal penting bagi saya. (UF) 6
Saya memiliki standar yang tinggi bagi diri saya sendiri dalam hal apapun dibandingkan orang lain. (F) 2
Saran Perbaikan Item 1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 7.
Saya membuat standar atau target yang sesuai dengan kemampuan diri saya. (UF) 7
8.
Saya merasa kesulitan untuk menetapkan standar atau target bagi diri saya sendiri. (UF) 8
Berusaha keras 9. untuk mencapai standar atau target yang ditetapkan 10.
Saya tidak berhenti berusaha untuk mencapai target yang ditentukan. (F) 9
11.
Saya tidak mudah menyerah sebelum meraih apa yang telah saya targetkan. (F) 11
12.
Saya merasa tidak tenang apabila belum mengerjakan sesuatu hingga sempurna. (F) 12
13.
Saya berusaha mengerjakan sesuatu semampu yang saya bisa. (UF) 13
14.
Saya tidak menuntut diri saya untuk meraih standar yang saya buat. (UF) 14
15.
Saya tidak terlalu berharap usaha yang saya lakukan dapat mencapai
Saya mengerahkan seluruh kemampuan saya untuk mencapai target yang saya tentukan. (F) 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 standar yang telah saya tentukan. (UF) 15
Standar interpersonal : Kecenderungan untuk menetapkan standar yang tinggi dan tidak realistis serta mengevaluasi secara kaku performansi dari orang lain.
16.
Saya tidak bersungguh-sungguh berusaha mencapai standar atau target yang saya tetapkan. (UF) 16
Menetapkan 17. standar yang tinggi bagi orang lain
Ketika bekerja dengan orang lain, saya membuat target tinggi yang harus orang lain capai. (F) 17
18.
Jika saya bisa melakukan sesuatu maka orang lain juga harus bisa melakukannya. (F) 18
19.
Penting bagi saya untuk menetapkan standar atau target yang harus dicapai orang lain ketika bekerjasama dengan saya. (F) 19
20.
Saya menuntut orang lain untuk dapat mencapai target atau standar yang telah saya tentukan. (F) 20
21.
Saya merasa standar yang saya berikan cukup mudah untuk dilakukan oleh orang lain. (UF) 21
22.
Saya membuat standar sesuai dengan kemampuan yang dapat dicapai oleh orang lain. (UF) 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 23.
Saya tidak menuntut orang lain dapat mencapai standar atau target yang saya tetapkan. (UF) 23
24.
Bukan hal penting bagi saya untuk membuat standar yang harus dicapai oleh orang lain ketika bekerjasama dengan saya. (UF) 24
Menilai kinerja 25. atau perfomansi orang lain dengan kaku 26.
Saya tidak dapat membiarkan orang lain melakukan kesalahan. (F) 25
27.
Saya akan memberikan peringatan apabila orang lain tidak bekerja sesuai dengan standar yang saya tentukan. (F) 27
28.
Saya merasa kesal apabila orang lain tidak bekerja sesuai dengan standar yang telah saya tetapkan. (F) 28
29.
Saya mempertimbangkan hal lain dalam menilai kinerja seseorang. (UF) 29
30.
Kegagalan orang lain dalam mencapai standar bukan merupakan masalah bagi saya. (UF) 30
Saya selalu mengharapkan kinerja terbaik dari orang lain. (F) 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 31.
Saya dapat memberi toleransi apabila orang lain tidak dapat mencapai standar yang saya tentukan. (UF) 31
32
Saya yakin kinerja orang lain tidak bisa disamakan dengan kinerja yang saya miliki. (UF) 32
Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain :
Persepsi standar 33. tinggi yang ditetapkan oleh orang lain
Saya merasa orang lain menganggap saya mampu untuk mencapai standar tinggi yang mereka tetapkan. (F) 33
Kecenderungan individu yang memiliki persepsi bahwa orang lain mengharapkan kesempurnaan dan mengevaluasi secara kaku atas perilaku dan kinerja individu.
34.
Saya diharapkan mengerjakan segala dengan sempurna. (F) 34
35.
Orang lain mengharapkan saya dapat melakukan sesuatu melebihi target yang mereka tetapkan. (F) 35
36.
Saya merasa bahwa orang lain pasti akan menentukan target yang harus saya capai. (F) 36
37.
Saya merasa tidak dituntut untuk berhasil dalam segala hal yang saya lakukan. (UF) 37
38.
Saya merasa dibebaskan untuk melakukan sesuatu sesuai kehendak yang saya inginkan.
untuk sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 (UF) 38 39.
Saya merasa orang lain tidak berhak untuk menentukan standar yang harus saya capai. (UF) 39
40.
Orang lain tidak menaruh harapan pada saya untuk menjadi sempurna. (UF) 40
Persepsi penilaian 41. yang kaku dari orang lain
Saya merasa mendapatkan teguran dari orang lain apabila tidak dapat menyelesaikan tugas. (F) 41
42.
Saya merasa orang lain tidak akan membiarkan saya melakukan kesalahan. (F) 42
43.
Saya merasa bahwa orang lain tidak menerima pekerjaan yang saya lakukan hingga sesuai dengan target yang mereka buat. (F) 43
44.
Saya merasa orang lain selalu memeriksa pekerjaan yang saya lakukan. (F) 44
45.
Saya merasa orang lain tidak menuntut saya mengerjakan segala sesuatu dengan sempurna. (UF) 45
46.
Saya merasa orang lain tidak memberi komentar atas pekerjaan yang saya lakukan. (UF) 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 47.
Saya merasa orang lain pasti menerima pekerjaan yang telah saya lakukan. (UF) 47
48.
Saya merasa orang lain memberikan toleransi atas kesalahan yang saya buat. (UF) 48
Respon terhadap Ketidakpuasan 49. kesalahan : terhadap kinerja atau usaha yang Respon negatif telah dilakukan yang diberikan 50. individu terhadap kesalahan dalam kinerjanya serta memiliki persepsi 51. negatif terhadap kesalahan tersebut.
Saya merasa tidak puas dengan usaha yang saya lakukan dalam mencapai target. (F) 49
52.
Saya selalu merasa ada yang kurang terhadap apapun yang saya kerjakan. (F) 52
53.
Saya merasa puas dengan usaha yang saya lakukan untuk mencapai target. (UF) 53
54.
Saya merasa usaha yang saya lakukan sudah cukup baik walaupun tidak mencapai target. (UF) 54
Saya merasa usaha yang saya lakukan untuk mencapai target tidak lebih baik dari orang lain. (F) 50 Saya merasa usaha yang saya lakukan tidak pernah cukup untuk mencapai standar yang saya tentukan. (F) 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 55.
Saya merasa puas karena telah mengerjakan tugas saya dengan baik. (UF) 55
56.
Saya merasa puas karena telah selesai mengerjakan sesuatu. (UF) 56
Persepsi negatif 57. terhadap kesalahan
Saya merasa kesalahan yang saya lakukan membuat saya gagal mencapai target. (F) 57
58.
Saya merasa akan gagal dalam melakukan hal lain karena melakukan suatu kesalahan. (F) 58
59.
Saya merasa kesalahan yang saya lakukan membuat saya tidak diterima orang lain. (F) 59
60.
Saya merasa tidak yakin dapat meraih standar yang telah saya tetapkan karena melakukan kesalahan. (F) 60
61.
Saya merasa orang lain tetap menerima saya meskipun saya melakukan kesalahan. (UF) 61
62.
Kesalahan yang saya alami dapat menjadi evaluasi bagi saya. (UF) 62
63.
Saya merasa tetap bersemangat untuk mencapai target yang saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 tentukan meskipun kesalahan. (UF) 63 64.
melakukan
Saya merasa masih ada hal lain yang dapat saya lakukan dengan benar ketika melakukan kesalahan. (UF) 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 Lampiran 4.Form Penilaian Validitas Isi Variabel Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
PENILAIAN VALIDITAS ISI PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI (COLLEGE ADJUSTMENT)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Yogyakarta, 20 Februari 2017
Yang terhormat Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Yang berparisipasi dalam penelitian ini Dengan hormat, Kami mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di bawah ini: 1. 2. 3. 4. 5.
Clara Dewi Permatasari Jessica Dhoria Arywibowo Agustinus Bambang Satria U. Aurelia Judith Pratiwi Nona Chierelda Tutkey
(129114026) (129114089) (129114091) (129114105) (129114169)
Memohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item “penyesuaian diri di perguruan tinggi” dalam rangka tugas akhir kami. Validitas isi item yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi item relevan dengan atribut psikologis yang diukur (penyesuaian diri di perguruan tinggi). Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak//Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item ini.
Hormat kami,
Kelompok penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
NIM/NIP
:
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia megisi penilaian validitas isi item dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, … Februari 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 Penilaian Validitas Isi Item Alat ukur atau skala ini bertujuan mengukur penyesuaian diri mahasiswa yang memiliki 4 dimensi. Definisi konseptual atribut psikologis beserta komponen-komponen atau dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut: Komponen/Dimensi Atribut Psikologis Penyesuaian diri akademik: Penyesuaian diri di perguruan tinggi Kemampuan mahasiswa dalam mengatur dan mengatasi (college adjustment): berbagai tuntutan akademik di perguruan tinggi. Respon individu dalam mengatasi berbagai tuntutan yang Indikator: menyertai perubahan dari lingkungan sekolah menengah atas ke ● Mampu mengaplikasikan motivasi akademik lingkungan perguruan tinggi yang meliputi beberapa dimensi guna ● Memiliki prestasi akademik yang baik mencapai keselarasan antara individu dan lingkungan perguruan ● Mampu mengatasi tuntutan akademik tinggi. Penyesuaian diri sosial: Kemampuan mahasiswa dalam mengatur dan mengatasi berbagai tuntutan sosial/interpersonal diperguruan tinggi. Indikator: ● Terlibat dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi. ● Mempu menjalin hubungan dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi ● Mampu mengatsi perubahan lingkungan sosial Penyesuaian diri personal-emosial : Berkaitan dengan respon fisik dan psikologis mahasiswa terhadap tuntutan diperguruan tinggi. Indikator: ● Mampu mengontrol emosi dengan baik ● Memiliki persepsi yang positif terhadap tuntutan diperguruan tinggi ● Memiliki kondisi fisik yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 Kelekatan pada institusi: Berkaitan dengan perasaan mahasiswa mengenai keberadaannya di institusi (perguruan tinggi), terutama pada kualitas hubungan atau ikatan yang terbentuk antara mahasiswa dan institusi. Indikator: ● Kepuasan terhadap fakultas atau program studi ● Kepuasan terhadap Universitas ● Kepuasan terhadap status mahasiswa Tugas Anda adalah sebagai berikut: a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian anda terkait taraf relevansinya. b. Taraf relevansi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi konseptual tentang atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur. c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut: 1 = Tidak relevan 2 = Kurang relevan 3 = Relevan 4 = Sangat relevan d. Nyatakanlah penilaian anda dengan cara memberikan tanda centang (√) e. Berikanlah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut Anda item-item yang tersedia tidak/kurang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Penilaian Item Penyesuaian diri di perguruan tinggi (college adjustment): Respon individu dalam mengatasi berbagai tuntutan yang menyertai perubahan dari lingkungan sekolah menengah atas ke lingkungan perguruan tinggi yang meliputi beberapa dimensi guna mencapai keselarasan antara individu dan lingkungan perguruan tinggi.
Komponen
Indikator
Penyesuaian diri Mampu akademik : mengaplikasikan Kemampuan motivasi akademik mahasiswa dalam mengatur dan mengatasi berbagai tuntutan akademik di perguruan tinggi.
No 1 2 3
4 5 6
Memiliki prestasi 7 akademik yang baik 8 9 10
11
Item Saya mempelajari materi perkuliahan secara rutin. (F) Saya belajar hingga dapat memahami materi yang saya pelajari. (F) Saya berusaha untuk selalu hadir dalam perkuliahan agar tidak ada materi yang terlewatkan. (F) Saya mengerjakan tugas ketika mendekati batas pengumpulan. (U) Saya belajar hanya ketika mendekati ujian. (U) Saya belajar ketika suasana hati saya sedang baik. (U) Saya mampu menyelesaikan tugas dengan baik. (F) Saya memperoleh nilai yang baik dalam ujian/kuis. (F) Saya mampu menyampaikan materi presentasi dengan baik. (F) Saya belum mampu memenuhi standar akademik yang ditentukan oleh fakultas/universitas. (U) Target yang saya tetapkan dalam hal akademik selama ini belum tercapai.
Taraf Relevansi 1 2 3 4
Saran Perbaikan Item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
12 Mampu mengatasi 13 tuntutan akademik 14 15
16 17
18
Penyesuaian diri Terlibat dalam 19 sosial : kegiatan yang ada di Kemampuan individu perguruan tinggi untuk mengelola dan mengatasi tuntutan 20 sosial-interpersonal terkait dengan pengalaman di perguruan tinggi 21
22
(U) Saya kurang mampu memahami mata kuliah yang saya pelajari. (U) Saya mencari materi tambahan selain yang diberikan oleh dosen. (F) Saya mampu membuat prioritas antara tugas dan kegiatan lain. (F) Saya berusaha mencari bantuan apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi kuliah. (F) Saya merasa kewalahan dalam mengerjakan tugas. (U) Saya kesulitan mengikuti jam perkuliahan yang tidak terstruktur. (U) Saya belum mengetahui cara belajar yang efektif di lingkungan perguruan tinggi. (U) Saya mengikuti kegiatan di universitas/fakultas/prodi (misal: kepanitiaan, organisasi, seminar, dll). (F) Saya mencoba mendaftarkan diri pada kegiatan di universitas/fakultas/prodi (misal: kepanitiaan, organisasi, seminar, dll). (F) Saya aktif mencari tahu mengenai kegiatan di universitas/fakultas/prodi (misal: kepanitiaan, organisasi, seminar, dll). (F) Saya hanya mengikuti kegiatan yang menarik bagi saya karena kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
23 24 Mampu menjalin 25 hubungan dengan orang lain 26
27
28
29
30
Mampu mengatasi 31 perubahan sosial
32
33
yang lain membuat saya tidak nyaman. (U) Saya kurang terlibat secara aktif pada kegiatan yang saya ikuti. (U) Saya tidak tergabung dalam kegiatan apapun di perguruan tinggi. (U) Saya mampu menerima teman saya dengan berbagai karakter dan latar belakangnya. (F) Saya memiliki hubungan yang baik dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi. (F) Saya mampu menjaga sikap dan ucapan saya pada orang lain dilingkungan perguruan tinggi. (F) Saya lebih memilih untuk mempererat hubungan dengan orang tertentu saja di lingkungan perguruan tinggi. (U) Saya cenderung menghindari orang yang tidak saya kenal di lingkungan perguruan tinggi. (U) Saya menunggu orang lain untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu. (U) Saya bisa mengubah kebiasaankebiasaan lama saya bila kebiasaan itu tidak sesuai dengan lingkungan perguruan tinggi. (F) Saya dapat menyesuaikan keinginan pribadi dengan tuntutan lingkungan sosial di perguruan tinggi. (F) Saya menjadi lebih mandiri daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
34
35
36
Penyesuaian Mampu mengontrol 37 personal-emosional: emosi dengan baik Berkaitan dengan respon fisik dan 38 psikologis individu terhadap tuntutan di perguruan tinggi 39 40
41
42
Memiliki
persepsi 43
saat saya masih di sekolah menengah. (F) Saya membutuhkan waktu yang lama untuk berbaur dengan orang baru di lingkungan perguruan tinggi. (U) Saya lebih memilih menyendiri jika merasa tidak cocok dengan lingkungan baru di perguruan tinggi. (U) Saya merasa lebih nyaman dengan teman-teman lama saya daripada teman-teman di lingkungan perguruan tinggi. (U)
Saya tetap dapat mengerjakan tugas dengan tenang walaupun tugas menumpuk. (F) Saya dapat mengungkapkan perasaan saya terhadap orang lain dengan cara yang tepat. (F) Saya berbesar hati saat mendapat nilai yang jelek. (F) Saya merasa kesal yang berlebihan apabila teman kelompok saya tidak dapat bekerja sama. (U) Saya menjadi mudah marah ketika memiliki banyak beban perkuliahan. (U) Saya merasa cemas ketika berkumpul dengan orang yang baru saya kenal di lingkungan perguruan tinggi. (U) Tuntutan yang ada di perguruan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi 44
45
46 47
48
Memiliki kondisi 49 fisik yang baik 50
51
52
53
tinggi membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik. (F) Saya menganggap bahwa memperoleh nilai yang baik merupakan sesuatu yang menantang. (F) Keterlibatan dalam kegiatan di perguruan tinggi memberikan kesempatan bagi saya untuk mempelajari hal baru. (F) Tugas yang diberikan oleh dosen menjadi beban bagi saya. (U) Menjalin hubungan dengan orang baru di lingkungan perguruan tinggi menjadi beban bagi saya. (U) Kewajiban untuk mengumpulkan point mengganggu perkuliahan saya. (U) Saya memiliki waktu tidur yang cukup. (F) Saya tidak mudah terserang penyakit selama menjalani aktivitas di perguruan tinggi. (F) Saya memiliki berat badan yang stabil meskipun memiliki masalah di perguruan tinggi. (F) Tubuh saya terasa lelah akibat rutinitas perkuliahan yang saya jalani. (U) Masalah yang saya hadapi di perguruan tinggi mempengaruhi nafsu makan saya. (U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 54
Kelekatan pada Kepuasan terhadap institusi: Fakultas/Prodi Perasaan individu mengenai keberadaanya di institusi (perguruan tinggi), terutama pada kualitas hubungan atau ikatan yang terbentuk antara individu dengan institusi
55
56
57
58
59
60
Kepuasan terhadap 61 Universitas 62
63
64
Saya sering merasa sakit kepala karena memikirkan masalah yang ada di perguruan tinggi. (U) Saya merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh sekretariat prodi/fakultas. (F) Lingkungan fakultas/ prodi yang nyaman membuat saya semangat kuliah. (F) Saya merasa puas dengan kegiatan fakultas/prodi saya (misal: inisiasi, organisasi, UKF, kepanitiaan, dll). (F) Metode pembelajaran yang diterapkan kurang menyenangkan bagi saya. (U) Saya merasa kurang puas dengan fasilitas yang disediakan oleh fakultas/prodi. (U) Saya merasa tidak menikmati dengan perkuliahan pada prodi yang saya jalani. (U) Saya bangga dengan prestasi yang telah diraih universitas. (F) Saya merasa puas dengan fasilitas yang ada di universitas ini (misal: ruang kelas, LCD, perpustakaan, dll). (F) Saya merasa puas dengan kegiatan universitas (misal: inisiasi, organisasi, UKM, kepanitiaan, dll). (F) Saya tidak puas dengan letak antar kampus Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
65
66
Kepuasan terhadap 67 status mahasiswa 68 69
70 71 72
yang berjauhan. (U) Saya merasa kurang puas dengan biro pelayanan universitas (misal: BAA, AUK, sekretariat WR, dll). (U) Saya merasa kurang puas dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh universitas. (U) Saya tidak berpikir untuk pindah ke prodi/fakultas/universitas lain. (F) Saya tidak menyesal masuk ke perguruan tinggi. (F) Saya puas dengan ilmu yang saya dapat dari perkuliahan yang saya jalani. (F) Kuliah tidak sesuai dengan harapan saya sebelumnya. (U) Saya berpikir untuk berhenti kuliah. (U) Saya berpikir untuk mengambil cuti kuliah. (U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 Lampiran 5. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Variabel Variabel Perfeksionisme
Komponen
Indikator
Perfeksionisme : Kecenderungan individu untuk menetapkan standar yang tinggi dan berusaha untuk memenuhi standar terhadap perilaku dan kinerja dirinya, Standar terhadap orang lain, tinggi serta ekspektasi dari personal orang lain untuk Indikator : mencapai Menetapkan kesempurnaan. standar atau Perfeksionisme target yang memiliki 4 dimensi, tinggi bagi diri yaitu: sendiri 1. Standar tinggi personal : Penetapan standar yang tinggi bagi diri disertai usaha yang keras untuk mencapai standar yang telah ditetapkan. 2. Standar
Item No. 1 2 3 4 5
Penguji 1 1 0 1 1 1
Penguji 2 1 1 1 1 1
Tabel Relevansi Penguji Penguji Penguji 3 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Penguji 6 1 1 1 1 1
6 7
1 0
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
8
1
1
1
1
1
1
IVII 1.00 0.83 1.00 0.83 1.00
Tindakan
Diganti dengan item: Menetapkan standar atau target bukan merupakan hal penting 1.00 bagi saya 0.83 diganti dengan item: Saya merasa kesulitan untuk menetapkan standar atau target bagi diri saya sendiri 1.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 interpersonal : Kecenderungan untuk menetapkan standar yang tinggi dan tidak realistis serta mengevaluasi secara kaku performansi orang lain. 3. Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain : Kecenderungan individu yang memiliki persepsi bahwa orang lain mengharapkan kesempurnaan dan mengevaluasi secara kaku atas perilaku dan kinerja individu. 4. Respon terhadap kesalahan: Respon negatif
9 10 11 12 13 14
1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0
Berusaha keras untuk mencapai standar atau target yang ditetapkan 15
1
1
1
1
1
1
16
1
1
1
1
1
1
1.00 1.00 1.00 1.00 0.83 0.83 Diganti dengan item: Saya tidak terlalu berharap usaha yang saya lakukan dapat mencapai standar yang telah saya 1.00 tentukan. diganti dengan item baru: Saya tidak bersungguhsungguh berusaha mencapai standar yang telah saya 1.00 tetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 yang diberikan individu terhadap kesalahan dalam kinerjanya serta memiliki persepsi negatif terhadap kesalahan tersebut.
Standar interpersonal Indikator: Menetapkan standar yang tinggi bagi orang lain
17 18 19 20 21 22 23
1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.83 1.00
24 25 26 27
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1.00 1.00 1.00 1.00
0 1 1 1 1 1
Diganti dengan item: Saya merasa kesal apabila orang lain tidak bekerja sesuai dengan standar yang telah saya 0.67 tetapkan. 1.00 1.00 1.00 0.83 0.83
Menilai kinerja atau perfomansi orang lain dengan kaku
Persepsi
28 29 30 31 32 33
1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 mengenai standar dan penilaian dari orang lain Indikator: Persepsi standar tinggi yang ditetapkan oleh orang lain
Persepsi penilaian yang kaku dari orang lain
Respon negatif
34 35 36 37 38 39
1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0
1.00 1.00 0.83 1.00 1.00 0.83
40 41 42 43 44 45 46
1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1
1.00 0.83 1.00 1.00 0.83 1.00 1.00
0 1 1 1
Diganti dengan item baru: Saya merasa orang lain pasti menerima pekerjaan yang telah saya 0.67 lakukan. 1.00 1.00 0.83
47 48 49 50
1 1 1 0
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 terhadap kesalahan Indikator: Ketidakpuasan terhadap kinerja atau usaha yang telah dilakukan.
Persepsi negatif terhadap kesalahan
51 52 53
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
54
1
1
1
1
1
0
55 56 57 58 59 60 61
1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1.00 1.00 1.00 dipakai dengan perbaikan: Saya merasa usaha yang saya lakukan sudah cukup baik walaupun tidak mencapai 0.83 target. diganti dengan item baru: Saya merasa senang karena telah berusaha melakukan 1.00 sesuatu 1.00 1.00 1.00 0.83 1.00 1.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 62 63 64
0 1 1
1 1 1
1 1 1 IVI-S
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0.83 1.00 1.00 0.95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 Lampiran 6. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Variabel Penyesuain Diri di Perguruan Tinggi Dimensi
Indikator
Penyesuaian diri akademik
Mampu mengaplikasikan motivasi akademik
Memiliki prestasi akademik yang baik
Mampu mengatasi tuntutan akademik
Penyesuaian diri sosial
Terlibat dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi
Item No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Taraf Relevansi P3 P4 P5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
P6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
IVI-I 1.00 0.83 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.67 1.00 1.00 0.83 1.00 1.00 1.00 1.00 0.83 1.00 1.00 1.00 0.83 1.00 1.00
Tindakan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai dengan perbaikan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 Mampu menjalin hubungan dengan orang lain
Mampu mengatasi perubahan sosial
Penyesuaian personalemosional
Mampu mengontrol emosi dengan baik
Memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi
Memiliki kondisi yang baik
fisik
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.83 1.00 1.00 0.83 1.00 1.00 1.00 0.83 1.00 0.67 1.00 1.00 0.83 1.00 1.00 1.00 0.83 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai dengan perbaikan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Kelekatan pada institusi
53 54 Kepuasan terhadap 55 Fakultas/Prodi 56 57 58 59 60 Kepuasan terhadap 61 Universitas 62 63 64 65 66 Kepuasan terhadap status 67 mahasiswa 68 69 70 71 72 IVI-S
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.83 1.00 0.67 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.83 0.83 0.83 0.83 1.00
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai dengan perbaikan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai 0.97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 Lampiran 7.Skala Kehidupan Perkuliahan Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas danValiditas Skala Uji Coba Perfeksionisme 1) Uji Reliabilitas Pertama Skala Perfeksionisme Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total a.
% 83
100.0
0
.0
83
100.0
Listwise deletion based on all
variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .881
N of Items 64
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 I12 I13 I14 I15 I16 I17 I18 I19 I20 I21 I22
175.46 175.46 175.60 174.96 175.92 175.61 174.82 174.96 175.92 175.61 174.82 175.77 175.08 175.51 175.54 175.45 175.28 175.41 175.25 175.13 175.89 175.80
Scale Variance if Item Deleted 237.081 230.568 243.096 232.035 228.761 230.313 236.004 232.035 228.761 230.313 236.004 233.496 236.151 247.863 239.471 234.982 238.252 243.903 239.484 228.068 233.147 229.653
Corrected ItemTotal Correlation .262 .458 -.051 .518 .574 .510 .359 .518 .574 .510 .359 .366 .328 -.268 .077 .305 .136 -.087 .125 .601 .404 .516
Cronbach's Alpha if Item Deleted .880 .878 .884 .877 .876 .877 .879 .877 .876 .877 .879 .879 .880 .887 .883 .880 .882 .885 .882 .876 .878 .877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 I23 I24 I25 I26 I27 I28 I29 I30 I31 I32 I33 I34 I35 I36 I37 I38 I39 I40 I41 I42 I43 I44 I45 I46 I47 I48 I49 I50 I51 I52 I53 I54 I55 I56 I57 I58 I59 I60 I61 I62
175.29 175.70 175.05 175.39 175.81 175.46 175.34 175.88 174.84 175.60 176.00 175.31 175.52 175.28 175.01 175.20 175.46 175.84 175.46 175.16 175.30 175.35 175.67 175.18 175.80 176.01 174.70 175.46 175.77 175.95 174.80 175.08 175.24 176.19 175.31 175.13 175.89 175.78 174.80 175.20
226.818 229.506 233.607 225.459 227.377 238.105 233.568 240.912 243.475 239.267 240.415 242.267 239.448 237.569 238.305 239.336 242.959 239.426 241.861 237.622 241.115 241.279 233.027 230.150 227.262 234.768 235.286 230.983 233.520 229.193 236.165 238.273 226.307 236.231 233.901 228.287 233.391 229.830 240.970 240.165
.651 .487 .437 .601 .616 .161 .350 .047 -.074 .167 .063 -.013 .143 .294 .283 .127 -.047 .116 .006 .225 .039 .029 .395 .465 .607 .377 .339 .471 .418 .608 .346 .230 .585 .238 .334 .592 .393 .496 .058 .076
.875 .877 .878 .875 .875 .882 .879 .883 .884 .881 .883 .884 .881 .880 .880 .882 .883 .882 .883 .881 .883 .883 .879 .877 .875 .879 .879 .877 .878 .876 .879 .881 .875 .881 .879 .876 .879 .877 .882 .883
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 I63 I64
175.30 175.13
236.725 242.409
.241 -.015
.881 .883
2) Uji Setelah Item yang tidak lolos digugurkan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,924
35
Cronbach’s Alpha 0,924
N of items 35
Intepretasi Reliabel
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
item2
93,95
172,144
,499
,921
item4
93,46
174,056
,532
,921
item5
94,41
170,903
,601
,920
item6
94,11
172,537
,522
,921
item7
93,31
177,730
,358
,923
item8
93,46
174,056
,532
,921
item9
94,41
170,903
,601
,920
item10
94,11
172,537
,522
,921
item11
93,31
177,730
,358
,923
item12
94,27
175,831
,350
,923
item13
93,58
178,027
,317
,923
item16
93,94
175,960
,349
,923
item20
93,63
170,456
,621
,920
item21
94,39
175,337
,398
,923
item22
94,29
171,647
,543
,921
item23
93,78
169,391
,670
,919
item24
94,19
172,597
,462
,922
item25
93,54
175,837
,425
,922
item26
93,88
168,010
,625
,920
item27
94,30
169,847
,636
,920
item29
93,83
175,361
,360
,923
item45
94,17
175,630
,368
,923
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 item46
93,67
172,564
,467
,922
item47
94,29
168,891
,669
,919
item48
94,51
177,033
,353
,923
item49
93,19
175,865
,411
,922
item50
93,95
173,364
,470
,922
item51
94,27
175,344
,431
,922
item52
94,45
171,299
,637
,920
item53
93,29
177,793
,351
,923
item55
93,73
168,661
,614
,920
item57
93,81
175,670
,343
,923
item58
93,63
170,554
,616
,920
item59
94,39
175,167
,408
,922
item60
94,28
171,788
,524
,921
3) Uji Setelah diratakan jumlah item perdimensi Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,921
32
Cronbach’s Alpha 0,921
N of items 32
Intepretasi Reliabel
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha Item Deleted
Item Deleted
Correlation
if Item Deleted
item2
85,65
150,815
,482
,919
item4
85,16
151,987
,552
,918
item5
86,11
149,049
,618
,917
item6
85,81
151,060
,512
,918
item7
85,01
155,719
,359
,920
item8
85,16
151,987
,552
,918
item9
86,11
149,049
,618
,917
item10
85,81
151,060
,512
,918
item11
85,01
155,719
,359
,920
item16
85,64
153,746
,367
,920
item20
85,33
148,881
,623
,917
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 item21
86,08
153,468
,399
,920
item22
85,99
150,036
,543
,918
item23
85,48
148,009
,666
,916
item24
85,89
151,098
,453
,919
item25
85,24
153,966
,425
,920
item26
85,58
146,710
,621
,917
item27
86,00
148,512
,627
,917
item29
85,53
153,398
,366
,920
item45
85,87
153,726
,370
,920
item46
85,37
151,066
,458
,919
item47
85,99
147,329
,676
,916
item48
86,20
155,214
,344
,920
item49
84,89
153,903
,416
,920
item51
85,96
153,621
,423
,920
item52
86,14
149,833
,630
,917
item53
84,99
155,768
,352
,920
item55
85,43
147,493
,601
,917
item57
85,51
153,594
,353
,921
item58
85,33
149,051
,614
,917
item59
86,08
153,590
,392
,920
item60
85,98
150,316
,516
,918
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Penyesuaian Diri 1.
Uji 1: Case Processing Summary N Cases Valid
% 338
100.0
0
.0
338
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach’s Alpha
N of Items
.892
72
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach’s Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
item_1
199.20
322.483
.380
.890
item_2
198.76
325.922
.321
.891
item_3
199.38
323.684
.295
.891
item_4
199.57
324.477
.235
.892
item_5
198.36
327.637
.167
.892
item_6
199.18
319.636
.370
.890
item_7
199.67
326.443
.155
.893
item_8
198.48
323.218
.414
.890
item_9
198.96
326.239
.157
.893
item_10
199.43
322.787
.291
.891
item_11
198.66
325.739
.197
.892
item_12
198.94
319.946
.375
.890
item_13
198.94
322.165
.330
.891
item_14
198.56
324.253
.408
.891
item_15
198.49
327.776
.164
.892
item_16
198.66
324.563
.324
.891
item_17
198.96
320.972
.364
.890
item_18
199.14
326.914
.143
.893
item_19
199.02
321.353
.393
.890
item_20
199.07
323.042
.330
.891
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 item_21
199.37
322.033
.321
.891
item_22
198.92
324.359
.314
.891
item_23
199.06
324.640
.228
.892
item_24
198.95
317.375
.529
.889
item_25
198.80
323.633
.352
.891
item_26
199.03
325.791
.271
.891
item_27
199.04
320.236
.462
.890
item_28
198.84
321.286
.356
.891
item_29
199.29
320.677
.403
.890
item_30
198.80
324.875
.370
.891
item_31
199.09
323.381
.317
.891
item_32
198.69
322.961
.370
.891
item_33
198.99
321.415
.387
.890
item_34
198.67
324.285
.273
.891
item_35
198.12
321.515
.395
.890
item_36
198.83
324.572
.160
.893
item_37
198.98
318.575
.414
.890
item_38
198.87
322.040
.430
.890
item_39
198.34
324.434
.294
.891
item_40
198.99
326.047
.177
.892
item_41
199.00
321.490
.365
.890
item_42
199.08
323.480
.309
.891
item_43
199.01
327.804
.131
.893
item_44
198.72
320.636
.336
.891
item_45
199.05
321.997
.288
.891
item_46
198.64
322.991
.363
.891
item_47
198.42
323.948
.326
.891
item_48
198.57
319.718
.143
.898
item_49
199.02
319.344
.403
.890
item_50
198.47
321.110
.376
.890
item_51
198.93
325.414
.250
.892
item_52
199.52
325.983
.197
.892
item_53
198.71
322.704
.399
.890
item_54
198.70
323.758
.324
.891
item_55
199.60
326.941
.182
.892
item_56
198.92
323.786
.328
.891
item_57
198.79
320.861
.396
.890
item_58
199.00
321.825
.352
.891
item_59
198.97
322.797
.390
.890
item_60
199.17
324.987
.180
.893
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 item_61
198.70
320.167
.447
.890
item_62
198.37
321.213
.356
.891
item_63
198.46
322.772
.418
.890
item_64
198.76
322.674
.387
.890
item_65
199.09
320.675
.378
.890
item_66
199.56
322.538
.317
.891
item_67
198.47
326.997
.207
.892
item_68
198.80
324.434
.321
.891
item_69
199.39
323.539
.298
.891
item_70
199.18
319.151
.393
.890
item_71
198.71
323.993
.344
.891
item_72
199.12
320.977
.348
.891
Item yang gugur: (24 item) 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 15, 18, 23, 26, 34, 36, 39, 40, 43, 45, 48, 51, 52, 55, 60, 67, 69
2.
Uji 2: Case Processing Summary N Cases Valid
% 338
100.0
0
.0
338
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.896
48
Item-Total Statistics
item_1
Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
134.26
183.966
.375
.894
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 item_2
133.81
186.704
.306
.895
item_6
134.23
182.006
.355
.894
item_8
133.53
184.089
.439
.893
item_12
134.00
182.228
.360
.894
item_13
133.99
183.872
.316
.894
item_14
133.62
185.098
.419
.893
item_16
133.71
185.149
.343
.894
item_17
134.01
182.273
.385
.894
item_19
134.08
182.030
.445
.893
item_20
134.13
184.058
.342
.894
item_21
134.43
183.723
.310
.895
item_22
133.97
185.646
.293
.895
item_24
134.01
180.754
.490
.892
item_25
133.85
184.637
.359
.894
item_27
134.09
182.145
.464
.893
item_28
133.89
182.119
.396
.893
item_29
134.35
182.292
.413
.893
item_30
133.85
185.642
.375
.894
item_31
134.14
184.923
.296
.895
item_32
133.75
184.143
.376
.894
item_33
134.04
183.010
.389
.893
item_35
133.17
183.333
.384
.894
item_37
134.03
181.376
.391
.893
item_38
133.93
183.736
.419
.893
item_41
134.05
183.291
.355
.894
item_42
134.13
184.935
.292
.895
item_44
133.77
181.476
.376
.894
item_46
133.69
184.303
.360
.894
item_47
133.47
184.713
.342
.894
item_49
134.07
181.202
.415
.893
item_50
133.52
182.909
.371
.894
item_53
133.77
183.681
.422
.893
item_54
133.76
183.953
.375
.894
item_56
133.98
184.777
.333
.894
item_57
133.84
182.061
.426
.893
item_58
134.06
182.807
.379
.894
item_59
134.02
184.471
.368
.894
item_61
133.76
182.380
.433
.893
item_62
133.42
182.690
.365
.894
item_63
133.52
183.669
.447
.893
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 item_64
133.82
183.753
.403
.893
item_65
134.14
182.858
.359
.894
item_66
134.62
184.427
.290
.895
item_68
133.85
185.669
.302
.895
item_70
134.23
182.791
.327
.895
item_71
133.76
184.620
.369
.894
item_72
134.17
182.878
.339
.894
Item yang gugur (4 item): 22, 31, 42, 66,
3.
Uji 3: Case Processing Summary N Cases Valid
% 338
100.0
0
.0
338
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach’s Alpha .892
N of Items 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
item_1
124.03
161.171
.368
.890
item_2
123.59
163.988
.277
.891
item_6
124.01
159.383
.347
.890
item_8
123.31
161.009
.452
.889
item_12
123.77
159.589
.352
.890
item_13
123.77
161.123
.308
.891
item_14
123.39
162.173
.416
.889
item_16
123.49
162.251
.338
.890
item_17
123.79
159.201
.399
.889
item_19
123.85
159.034
.458
.888
item_20
123.90
161.329
.331
.890
item_21
124.20
161.182
.292
.891
item_24
123.78
158.445
.469
.888
item_25
123.63
161.481
.373
.890
item_27
123.87
159.467
.457
.888
item_28
123.67
159.249
.400
.889
item_29
124.12
159.763
.398
.889
item_30
123.62
162.686
.372
.890
item_32
123.52
160.891
.398
.889
item_33
123.81
160.277
.383
.889
item_35
122.94
160.261
.396
.889
item_37
123.80
158.656
.390
.889
item_38
123.70
161.255
.393
.889
item_41
123.83
160.439
.355
.890
item_44
123.55
158.688
.378
.890
item_46
123.47
161.389
.360
.890
item_47
123.25
161.659
.349
.890
item_49
123.85
158.342
.421
.889
item_50
123.30
159.783
.387
.889
item_53
123.54
160.641
.433
.889
item_54
123.53
160.956
.381
.889
item_56
123.75
161.790
.335
.890
item_57
123.62
159.038
.439
.889
item_58
123.83
159.998
.378
.890
item_59
123.80
161.860
.348
.890
item_61
123.53
159.496
.438
.889
item_62
123.20
159.655
.376
.890
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 item_63
123.29
160.647
.458
.889
item_64
123.59
160.569
.423
.889
item_65
123.92
159.999
.360
.890
item_68
123.63
162.798
.293
.891
item_70
124.01
160.323
.309
.891
item_71
123.54
161.662
.371
.890
item_72
123.95
160.205
.330
.890
Item yang gugur (3 item): 2, 21, 68
4.
Uji 4 Case Processing Summary N Cases Valid
% 338
100.0
0
.0
338
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.889
41
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
item_1
115.81
146.844
.357
.887
item_6
115.78
144.985
.345
.887
item_8
115.08
146.527
.451
.886
item_12
115.55
145.145
.352
.887
item_13
115.54
146.635
.307
.888
item_14
115.17
147.676
.412
.886
item_16
115.26
147.868
.326
.887
item_17
115.56
144.627
.407
.886
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 item_19
115.63
144.638
.457
.885
item_20
115.68
146.943
.323
.887
item_24
115.56
144.117
.465
.885
item_25
115.40
146.781
.385
.886
item_27
115.64
145.055
.456
.885
item_28
115.44
144.716
.406
.886
item_29
115.90
145.624
.380
.886
item_30
115.40
148.193
.365
.887
item_32
115.30
146.256
.407
.886
item_33
115.59
145.768
.385
.886
item_35
114.72
145.597
.408
.886
item_37
115.58
144.333
.386
.886
item_38
115.48
146.992
.376
.886
item_41
115.60
145.884
.359
.887
item_44
115.32
144.219
.381
.886
item_46
115.24
146.950
.355
.887
item_47
115.02
147.186
.345
.887
item_49
115.62
143.867
.426
.886
item_50
115.07
145.202
.394
.886
item_53
115.32
146.158
.434
.886
item_54
115.31
146.415
.384
.886
item_56
115.53
147.265
.334
.887
item_57
115.39
144.554
.443
.885
item_58
115.61
145.521
.379
.886
item_59
115.57
147.468
.338
.887
item_61
115.31
145.086
.437
.885
item_62
114.97
145.005
.387
.886
item_63
115.07
146.176
.457
.885
item_64
115.37
146.037
.426
.886
item_65
115.69
145.484
.363
.887
item_70
115.78
145.944
.304
.888
item_71
115.31
147.165
.369
.887
item_72
115.72
145.875
.323
.887
Item yang gugur: (0 item) Item yang digugurkan untuk menyeimbangkan jumlah item per indikator: 12, 25, 46, 49. 72 5.
Uji 5 Reliability Statistics Cronbach's Alpha .876
N of Items 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Lampiran 10. Skala Kehidupan Perkuliahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kehidupan Perkuliahan Penyesuaian Diri Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .860
36
Perfeksionisme Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .719
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Perfeksionisme
.071
126
.195
.992
126
.642
Penyesuaian_Diri
.076
126
.071
.984
126
.151
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 13. Hasil Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square Penyesuaian_Diri * Perfeksionisme Between Groups (Combined)
6105.249 30
Linearity
753.418
Deviation from Linearity Within Groups
5351.830 29
184.546 2.374 .001
13489.429 125
Penyesuaian_Diri * Perfeksionisme
R Squared -.236
.056
Eta
Eta Squared .673
203.508 2.618 .000 753.418 9.693 .002
Measures of Association R
Sig.
1
7384.180 95
Total
F
.453
77.728
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 Lampiran 14. Hasil Uji Hipotesis
Correlations Perfeksionisme Perfeksionisme
Pearson Correlation
Penyesuaian_Diri -.236**
1
Sig. (1-tailed)
.004
N Penyesuaian_Diri
Pearson Correlation
126
126
-.236**
1
Sig. (1-tailed)
.004
N
126
126
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Lampiran 15. Hasil Uji One Sample T-Test Variabel Perfeksionisme One-Sample Statistics N
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Perfeksionis 126 76.56
7.243
.645
One-Sample Test Test Value = 80 95% Confidence Interval of the Difference t Perfeksionis
-5.338
df
Sig. (2-tailed) 125
.000
Mean Difference -3.444
Lower
Upper -4.72
-2.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 Lampiran 16. Hasil Uji One Sampe T-Test Variabel Penyesuaian Diri One-Sample Statistics N CA
Mean 126
104.52
Std. Deviation
Std. Error Mean
10.388
.925
One-Sample Test Test Value = 90 95% Confidence Interval of the Difference t CA
15.694
df
Sig. (2-tailed) 125
.000
Mean Difference 14.524
Lower 12.69
Upper 16.36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian