HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN Devi Sri Ari Silvani , Moh. Saifudin Korespondensi: Moh. Saifudin, d/a : STIKes Muhammadiyah Lamongan. Jl. Raya Plalangan Plosowahyu Lamongan Telp./Fax. (0322) 323457 Email.
[email protected]
Abstrak Pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan untuk mencegah kelainan dan komplikasi yang tidak diinginkan. Dalam hal ini motivasi ibu sangat penting guna meningkatkan keteraturan Antenatal Care. Hasil survey awal di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan diperoleh 40,00% ibu hamil periksa teratur dan 60,00% ibu hamil periksa tidak teratur. Tujuan penelitian untuk mengetahui adakah hubungan antara motivasi dan keteraturan Antenatal Care. Desain penelitian menggunakan studi korelasi cross sectional, populasinya seluruh ibu hamil yang periksa di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan yang berjumlah 120 orang. Sampel yang di peroleh sebanyak 40 responden, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling tipe consecutive sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating, kemudian di prosentasikan dan di analisis menggunakan uji Fisher Exact dengan = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan uji Fisher Exact diketahui bahwa p value = 0,046 dimana p< 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan keteraturan Antenatal Care. Melihat hasil penelitian di atas, perlunya petugas kesehatan/bidan untuk meningkatkan upaya penyuluhan tentang pentingnya Antenatal Care dan senantiasa memotivasi keluarga agar tetap mendukung ibu hamil dalam melakukan Antenatal Care secara teratur. Kata kunci : Motivasi, Keteraturan, Antenatal Care. terhadap penyimpangan yang ditemukan dimulai sejak hamil muda. Tujuan dari pemeriksaan kehamilan adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan, nifas dengan baik dan selamat serta dapat menghasilkan bayi yang sehat (Sarwono Prawiroharjo,2005:154).
1. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan umum. Salah satu indikator pembangunan Indonesia sehat 2010 pada tingkat nasional adalah menurunnya angka kematian maternal, sedangkan program unggulan Indonesia sehat 2010 adalah kesehatan reproduksi (Depkes. RI,1999:9). Kehamilan merupakan salah satu sasaran pelayanan kesehatan reproduksi, yang keberadaannya memerlukan perhatian khusus serta mendapat prioritas utama, karena setiap saat bisa timbul adanya penyakit yang dapat mengancam jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur (AB Saifuddin,2002:N2).
Menurut data UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan pada tahun 2007 jumlah cakupan K1 atau kunjungan baru ibu hamil adalah 742 orang atau 80,74% dari target 95,00% dan cakupan K4 adalah 624 orang atau 68,23% dari target 90,00%. Sedangkan berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada bulan Oktober 2008 di Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan diperoleh hasil dari 10 orang ibu hamil didapatkan 6 orang atau 60,00% termasuk kriteria tidak teratur dan 4 orang atau 40,00% termasuk dalam kriteria teratur dengan ketentuan periksa minimal satu kali pada trimester 1, satu kali pada trimester 2 dan dua kali pada trimester 3. Dari
Pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan guna memeriksakan keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya korelasi
Moh. Saifudin STIKES Muhammadiyah Lamongan. SURYA
18
Vol. 1, No,2, Maret 2009
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN data survey awal diatas dapat di simpulkan bahwa tingkat keteraturan ibu hamil dalam melakukan Antenatal Care di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan masih sangat rendah.
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada follow up saat itu jadi tidak ada (Nursalam,2003:85).Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang periksa di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan pada bulan Desember 2008 yang berjumlah 120 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil yang periksa di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dan memenuhi kriteria inklusi pada bulan Desember 2008 dengan jumlah 40 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah motivasi ibu hamil. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah keteraturan Antenatal Care pada ibu hamil. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keteraturan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya meliputi: umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, persepsi, motivasi, ekonomi, peran petugas kesehatan, peran keluarga dan sarana prasarana. Keterbatasan pengetahuan merupakan faktor penghambat dalam menerima suatu motivasi di bidang kesehatan, sehingga keadaan ini akan memperlambat perubahan sikap dan perilaku ibu untuk mau memeriksakan kehamilannya secara teratur.
1. Pengolahan data Data yang sudah terkumpul diolah dan diidentifikasi, kemudian di analisis secara analitik dengan menggunakan uji Chi square. Adapun rumus Chi-square yang digunakan menurut Suharsimi Arikunto (2006:290) adalah sebagai berikut :
Ketidakteraturan ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care akan membawa dampak pada ibu dan janin. Dampak pada ibu misalnya tidak terdeteksinya kehamilan resiko tinggi secara dini yang akan menambah jumlah kematian maternal dan selanjutnya akan membawa dampak kematian pada janin yang dikandungnya (AB Syaifuddin,2002:7). Untuk mengatasi ketidakteraturan Antenatal Care pada ibu hamil diperlukan health education dari petugas kesehatan yang lebih intensif lagi tentang pentingnya periksa hamil, kepada ibu hamil guna meningkatkan motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, selain itu motivasi keluarga sangat penting karena keluarga merupakan orang terdekat yang mengetahui sifat dan karakteristik ibu sehingga diharapkan bisa memberikan saran dan masukan pada ibu hamil supaya periksa lebih teratur lagi.
(fo – fh)2 X =∑ 2
fh Keterangan : X² : Chi kuadrat fo : Frekuensi yang diobservasi fh : Frekuensi yang diharapkan Harga X² yang didapatkan selanjutnya di bandingkan dengan harga X² tabel dengan taraf kesalahan yang di tetapkan sebesar 0,05. Apabila X² hitung lebih besar dari X² tabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara motivasi dan keteraturan Antenatal Care dan apabila X² hitung lebih kecil dari X² tabel, maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara motivasi dan keteraturan Antenatal Care. Jika uji Chi Square tidak memenuhi syarat maka dilakukan uji Fisher Exact dengan nilai signifikan 0,05. Apabila di dapatkan hasil signifikasi <0,05, maka H1 di terima, artinya terdapat hubungan antara variabel independen dan dependen. Analisa data ini juga menggunakan bantuan piranti lunak SPSS atau statisfical product and service solution.
Dengan adanya fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang “Hubungan Antara Motivasi Dan Keteraturan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan” 2.
METODELOGI PENELITIAN
Desain pada penelitian ini adalah analitik atau korelasional, tujuannya yaitu untuk mengatahui hubungan antara motivasi dan keteraturan Antenatal Care. Sedangkan metode yang digunakan adalah cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu
SURYA
19
Vol. 1, No,2, April 2009
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan bulan Desember tahun 2008, adalah sebagai berikut ini:
3.
HASIL PENELITIAN a. Data Umum 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Puskesmas kecamatan Turi Kabupaten Lamongan meliputi wilayah kerja yang di batasi sebelah utara Kecamatan Kali tengah dan Karang binangun, sebelah selatan Kecamatan Lamongan, sebelah barat Kecamatan Sukodadi dan sebelah timur Kecamatan Deket. Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan terdiri dari satu ruang poli KIA kapasitas satu tempat tidur, satu ruang balai pengobatan kapasitas satu tempat tidur, satu ruang poli gigi kapasitas satu tempat tidur, satu ruang perawat dan dokter, satu ruang laboratorium, satu ruang obat, satu ruang loket dan satu ruang inap dengan kapasitas delapan tempat tidur. Jumlah dokter ada tiga orang meliputi dua dokter umum dan satu dokter gigi, jumlah tenaga kesehatan sebanyak dua belas orang dan mempunyai satu unit alat transportasi untuk Puskesmas keliling.
14 13 14 12 10 Frekuensi
3%
6
4 2
4 2 0 Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
DIII/PT
Pendidikan
Gambar 3 Diagram Distribusi Resonden Berdasarkan Pendidikan Di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Bulan Desember 2008. Berdasarkan gambar 3 diatas dapat diketahui bahwa hampir sebagian responden berpendidikan SMP yaitu 14 responden atau 35,50% dan sebagian kecil responden berpendidikan DIII/PT yaitu 2 responden atau 5,00%.
2. Karakteristik Responden 1) Distribusi responden berdasarkan umur. Karakteristik dari 40 responden berdasarkan umur di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan bulan Desember tahun 2008, adalah sebagai berikut: 20%
7
8
3) Distribusi responden berdasarkan pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan bulan Desember tahun 2008, adalah sebagai berikut ini:
10% <20 20-30 31-40
15% Tani
>40 42%
17%
67%
Pedagang Buruh PNS
Gambar 2 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Bulan Desember 2008 Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden berada pada rentang umur 20-30 tahun yaitu 27 responden atau 67,00% dan sebagian kecil responden berada pada umur >40 tahun yaitu 1 responden atau 3,00%.
18%
Swasta
Gambar 4 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Bulan Desember 2008 Berdasarkan gambar 4 diatas dapat diketahui bahwa hampir sebagian responden tidak bekerja yaitu 17 responden atau 42,00% dan sebagian kecil responden bekerja sebagai PNS yaitu 1 responden atau 3,00%.
2) Distribusi responden berdasarkan pendidikan
SURYA
3%
5%
20
Vol. 1, No,2, April 2009
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden memiliki tingkat motivasi baik yaitu 32 responden atau 80,00% dan hanya sebagian kecil responden memiliki tingkat motivasi kurang yaitu 2 responden atau 5,00%.
4) Distribusi Responden Berdasarkan Gravida Karakteristik responden berdasarkan Gravida di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan bulan Desember tahun 2008, adalah sebagai berikut ini:
2. Tingkat keteraturan Antenatal Care Adapun data responden tentang tingkat keteraturan Antenatal Care pada Ibu hamil di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan terdapat dalam tabel berikut: Tabel 2 Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Tingkat Keteraturan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Bulan Desember 2008.
23
25 20 15
10
Frekuensi 10
4
3
5 0 1
2
3
>3
No
Gravida
Gambar 5 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Gravida Di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Bulan Desember 2008.
Keteraturan
∑
%
1
Tidak teratur
9
22,50
2
Teratur
31
77,50
40
100,00
Jumlah
Berdasarkan gambar 5 diatas dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden sedang mengandung anak pertama yaitu 23 responden atau 57,50% dan sebagian kecil responden sedang mengandung anak ke empat atau lebih yaitu 3 responden atau 7,50%.
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden melakukan periksa hamil secara teratur yaitu sebanyak 31 responden atau 77,50% dan hanya sebagian kecil responden yang tidak teratur dalam melakukan periksa hamil yaitu 9 responden atau 22,50%.
b. Data Khusus 1. Tingkat motivasi Antenatal Care Adapun data responden tentang tingkat motivasi Antenatal Care pada Ibu hamil di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan terdapat dalam tabel berikut:
3. Hubungan antara motivasi dan keteraturan Antenatal Care pada ibu hamil. Adapun data dari 40 responden bila di tinjau berdasarkan tingkat motivasi dan keteraturann Antenatal Care akan di sajikan dalam tabel berikut:
Tabel 1 Distribusi Frekuansi Responden Berdasarkan Tingkat Motivasi Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Bulan Desember 2008. ∑
%
1
Motivasi Kurang
2
5,00
2
Cukup
6
15,00
3
Baik
32
80,00
Jumlah
40
100,00
No
SURYA
Tabel 3 Distribusi Silang Tentang Hubungan Antara Motivasi dan Keteraturan Antenatal Care Pada Ibu Hamil Di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Bulan Desember 2008.
21
Vol. 1, No,2, April 2009
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN secara sosial atau interpersonal yang akan berpengaruh terhadap wawasan sehingga orang yang berpendidikan tinggi kemungkinan besar memiliki pandangan yang lebih luas sehingga akan lebih mudah dalam menerima ide-ide termasuk dalam keteraturan kunjungan Antenatal Care. Hal tersebut juga di dukung dengan pendapat dari Tri Rusmi W.(1999:12) bahwa Seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan motivasi, jika tingkat pendidikan tinggi maka kemungkinan besar tingkat pengetahuan dan motivasi akan semakin tinggi.
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa seluruh responden mempunyai motivasi kurang yaitu 2 atau 100% dan dari kedua responden tersebut tidak satupun yang melakukan periksa hamil secara teratur. Sedangkan yang mempunyai motivasi baik ada 38 responden dimana sebagian kecil responden yaitu 7 atau 18,40% melakukan periksa hamil secara tidak teratur dan hampir seluruh responden yaitu 31 atau 81,60% melakukan periksa hamil secara teratur. Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa hasil uji Chi Square terdapat hubungan antara variabel independen dan dependen namun hasil analisis didapatkan 66,70% sel yang memiliki nilai Fh < 5, sehingga uji tersebut tidak memenuhi syarat, maka harus di uji lagi menggunakan uji statistik Fisher Exact dengan N = 40, df = 1, didapatkan X2 hitung = 7,251 dan p value = 0,046 dimana p<0,05 sehingga H1 diterima yang artinya ada hubungan antara motivasi dengan keteraturan Antenatal Care. 4.
b. Tingkat keteraturan Antenatal Care Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa dari 40 responden yang di teliti hampir seluruhnya sudah melakukan Antenatal Care secara teratur yaitu 31 responden atau 77,50%, dan sebagian kecil masih melakukan periksa hamil secara tidak teratur yaitu 9 responden atau 22,50%. Dalam penelitian ini hampir sebagian responden tidak bekerja yaitu sebanyak 17 responden atau 42,00% dan hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai PNS yaitu 1 responden atau 2,50%. Hal ini kemungkinan besar di sebabkan karena waktu yang di miliki oleh ibu hamil yang tidak bekerja lebih banyak dari pada ibu hamil yang bekerja sehingga mereka akan mempunyai banyak kesempatan untuk merawat serta memeriksakan kehamilannya kapan pun mereka mau.
PEMBAHASAN
a. Tingkat motivasi Antenatal Care Hasil penelitian di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa dari 40 responden hampir seluruhnya memiliki tingkat motivasi baik yaitu 32 responden atau 80,00% dan hanya sebagian kecil saja yang mempunyai tingkat motivasi kurang yaitu 2 responden atau 5,00%.
Hal ini juga di pengaruhi oleh Gravida seseorang, di mana dalam penelitian ini di dapatkan bahwa lebih dari sebagian responden sedang mengandung anak pertama yaitu 23 responden atau 57,50% dan hanya sebagian kecil responden yang sedang mengandung anak ke empat atau lebih yaitu 3 responden atau 7,50%. Dimana ibuibu yang baru pertama kali menerima kehamilannya akan lebih bergantung pada orang lain untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak tentang kehamilan, hal inilah yang menyebabkan ibu hamil lebih aktif dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya secara teratur. Seperti halnya teori yang di sampaikan oleh Soekidjo Notoatmodjo (2005:13) bahwa Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Fenomena tersebut juga di dukung dari hasil penelitian bahwa lebih dari sebagian responden berada pada rentang umur 20-30 tahun yaitu 27 responden atau 67,00%. Pada usia ini kondisi fisik dan mental ibu lebih siap dalam menerima kehamilannya sehingga kemungkinan besar motivasi ibu untuk melakukan Antenatal Care juga cukup baik. Pernyataan tersebut diatas dibenarkan dengan teori yang disampaikan oleh (Nursalam dan Siti Pariani,2001) yang menyebutkan bahwa semakin cukup umur seseorang tigkat kematangan dan kekuatan orang tersebut akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pada sebaran pendidikan hampir sebagian responden lulus SMP yaitu sebanyak 14 responden atau 35,50%. Selama menempuh pendidikan formal akan terjadi hubungan baik
SURYA
Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh
22
Vol. 1, No,2, April 2009
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN pengetahuan, namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan lancar hal ini juga diperlukan kemampuan berfikir kritis dan logis. c. Hubungan antara motivasi dan keteraturan Antenatal Care pada ibu hamil di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.
hamil secara teratur, hal ini mungkin disebabkan karena faktor pekerjaan ibu dimana ibu hamil yang masih aktif bekerja akan cenderung tidak memiliki waktu dalam memeriksakan kehamilannya sehingga akan mempengaruhi keteraturan ibu dalam melakukan Antenatal Care. 5. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Setelah peneliti menganalisa data dan melihat hasil analisa data dari 40 responden ibu hamil yang di teliti di UPT Puskesmas Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan maka peneliti mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut: 1) Hampir seluruh responden mempunyai tingkat motivasi baik dalam melakukan Antenatal Care. 2) Hampir seluruh responden teratur dalam melakukan Antenatal Care. 3) Hasil analisis Fisher Exact menunjukkan bahwa p value =0,046 dimana p kurang dari 0,05 sehingga demikian H1 diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dan keteraturan Antenatal Care pada ibu hamil.
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 40 responden yang di teliti hampir seluruh responden yaitu 31 atau 81,60% yang mempunyai motivasi baik dan melakukan periksa hamil secara teratur, sebagian kecil responden yaitu 7 atau 18,40% mempunyai motivasi baik tetapi melakukan periksa hamil secara tidak teratur sedangkan seluruh responden yaitu 2 atau 100,00% mempunyai motivasi kurang dan tidak satupun yang melakukan periksa hamil secara teratur. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji Fisher Exact di dapatkan X2 hitung = 7,251 dan p value = 0,046 dimana p<0,05 sehingga H1 diterima yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan keteraturan Antenatal Care. Keteraturan ibu hamil dalam melakukan Antenatal Care selain di pengaruhi oleh faktor umur, pendidikan dan pekerjaan juga di pengaruhi oleh beberapa faktor lain di antaranya dukungan dari keluarga, pemahaman tentang instruksi yang diberikan serta keyakinan sikap dan kepribadian dari ibu hamil itu sendiri. Dukungan dari keluarga memang memang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap keteraturan Antenatal Care dimana dukungan itu dapat berupa penyediaan sarana untuk keteraturan Antenatal Care selain itu dapat dilakukan dengan memberikan dorongan moral.
b. Saran 4) Bagi Profesi Kebidanan Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan program asuhan kebidanan. 5) Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori penelitian. 6) Bagi Peneliti Yang Akan Datang Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan acuan untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan keteraturan Antenatal Care mengenai faktor-faktor yang lainnya serta menggunakan kuesioner yang telah di ujicobakan. 7) Bagi Institusi Tempat Penelitian Perlunya tindak lanjut dalam meningkatkan pemberian penyuluhan guna informasi dan motivasi pada ibu hamil tentang pentingnya keteraturan Antenatal Care sehingga cakupan K1 dan K4 akan meningkat. 8) Bagi Ibu Hamil Perlunya ibu hamil melakukan periksa hamil secara teratur guna mencegah kelainan dan komplikasi yang tidak di inginkan, sehingga bila terjadi adanya kelainan atau komplikasi dapat segera di atasi.
Faktor yang tidak kalah penting lainnya adalah keyakinan, sikap, dan kepribadian dari pasien. Semua faktor diatas jika dapat berjalan dengan baik dan seimbang maka akan meningkatkan motivasi ibu hamil untuk melakukan periksa hamil atau Antenatal Care secara rutin. Motivasi merupakan suatu dorongan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan tertentu (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:144). Namun dalam penelitian ini masih didapatkan ibu hamil yang mempunyai tingkat motivasi baik tetapi tidak melakukan periksa
SURYA
23
Vol. 1, No,2, April 2009
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN DAFTAR PUSTAKA Sardono Sukirno.(1999). Pendidikan Kesehatan, Jakarta: EGC.
AB Saifuddin.(2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Sarwono Prawirohardjo.(2005). Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Cetakan 7, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono prawiroharjo.
.(2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Soekidjo Notoatmodjo.(2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Alex Sobur.(2003). Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia Bandung. Aziz
.(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. .(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta: Rineka Cipta.
A. Hidyat.(2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Jakarta: Salemba medika.
Sudarwan Danim dan Darwis.(2002). Metode Penelitian Kebidanan, Prosedur Kebijakan dan Etik.Jakarta: EGC.
Depkes RI.(1999). Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Dep.Kes.RI.
Suharsimi Arikunto.(1998). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
IBG, Manuaba.(1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.
Suharsimi Arikunto.(2006). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Irwanto.(2002). Psikologi Umum, Jakarta: PT. Prehallindo. M.
Ngalim Purwanto.(2007). Pendidikan, Bandung: Kedokteran Padjadjaran.
Sulistyowati.(2005). Kamus Indonesia, Jakarta:EGC.
Psikologi Fakultas
Besar
Bahasa
Sunaryo.(2004). Psikologi untuk keperawatan, Jakarta: EGC.
Nursalam dan Siti Pariani.(2001). Pendekatan Praktis Metodologi dan Riset Keperawatan, Jakarta: Sagung seto.
Tobing NL.(2006). Ayah Bunda. Hamil Di Usia 20, 30, 40 Sadari Konsekuensinya, edisi Januari. Jakarta: PT. Grafika Multi Warna.
Nursalam,.(2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Tri Rusmi Widayatun.(1999). ilmu perilaku, Jakarta: CV. Sagung Seto.
SURYA
24
Vol. 1, No,2, April 2009