Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEMBAGAAN, INVESTASI ASING LANGSUNG, KEBEBASAN PASAR, DAN KEWIRAUSAHAAN: STUDI PERBANDINGAN DI ASIA TENGGARA Sugeng Hariadi Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Surabaya E-mail:
[email protected]
Abstract
– Entrepreneurship is one of the important factors in improving a country's
competitiveness index. Studies on the relationship between entrepreneurship (business creation) and macro factors that influenced are still not widely applied. The purpose of this study is to measure how the institutional quality, foreign direct investment, and economic freedom, interact to encourage entrepreneurship. This study uses the data of five Southeast Asian countries for the period 2004-2012. Data sourced from The World Bank Entrepreneurship Snapshots. Linear model constructed was estimated by ordinary least squares method. Study findings indicate that there is variation in the growth of entrepreneurship with different challenges for each country. Institutional quality becomes a significant factor in influencing the growth of entrepreneurship in the five countries which are the object of study. FDI also has a positive effect on entrepreneurship in most countries of the object of study. Finally, the freedom of the market has little effect on the increase in business creation. Kata Kunci: kewirausahaan, kualitas kelembagaan, FDI, kebebasan pasar
I. PENDAHULUAN
Meski demikian, jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia
Indeks daya saing Indonesia naik 12
masih menempati peringkat kelima. Empat
peringat pada 2013. World Economic Forum
negara yang berada di atas Indonesia adalah
(WEF) dalam The Global Competitiveness
Singapura (urutan 2), Malaysia (24), Brunei
Report 2013-2014, menempatkan Indonesia
Darussalam (26), dan Thailand (37). Enam
di peringkat 38 dari 148 negara, sedang pada
negara lainnya yang berada di bawah
2012-2013 Indonesia menempati posisi 50.
Indonesia
adalah
Filipina
(urutan
59),
Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
Vietnam (70), Laos (81), Kamboja (88), dan
studi
yang
ada
masih
belum
dapat
Myanmar (139).
meyakinkan
dan
memungkinkan
untuk
Laporan tersebut juga menyebutkan
membuat konsensus tentang pengaruh faktor
bahwa faktor yang paling bermasalah untuk
kebebasan
melakukan
adalah
kewirausahaan (Herrera-Echeverri, et al,
korupsi, birokrasi pemerintah yang tidak
2014). Kewirausahaan juga telah dikaitkan
efisien, dan lemahnya infrastruktur.
dengan kehadiran investasi asing langsung
bisnis
di
Indonesia
pasar
dalam
merangsang
Ada keterkaitan erat antara indeks
(foreign direct investment atau FDI) dalam
daya saing dan kewirausahaan (business
studi-studi yang dilakukan di beberapa
creation). Chief Advisor WEF, Profesor
negara Amerika dan Eropa (baca: Barbosa
Xavier Salai Martin, pernah memberikan
dan Eiriz, 2009; De Backer dan Sleuwaegen,
beberapa rekomendasi konkret yang penting
2003; Konings, 2001; Aitken dan Harrison,
bagi Indonesia untuk meningkatkan indeks
1999). Diharapkan temuan studi ini akan
daya saing, di antaranya adalah upaya
melengkapi
diversifikasi
hubungan antara ketiga faktor tersebut dan
dari
sektor
yang
berbasis
dan
sumber daya alam (natural resources),
kewirausahaan.
modernisasi sektor pemerintahan dan swasta,
Dengan
modernisasi
pendidikan,
termasuk
cara
menuju
konklusi
memperhatikan
atas
berbagai
keterbatasan, studi ini menggunakan data
belajar-mengajar bukan hanya di sekolah,
2004-2012
tetapi juga di rumah, dan inovasi serta
Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura,
kewirausahaan (Malau, 2010).
dan Thailand. Registri perusahaan baru dari
Oleh karena itu, penjelasan tentang faktor
pendorong
kewirausahaan
diupayakan.
Beberapa
mengaitkan
hubungan
studi
berusaha
World
Snapshots"
Bank
5
negara
of
dimanfaatkan
kewirausahaan
(business
ASEAN:
Enterpreneurship sebagai
proxy
creation)
yang
antara
selanjutnya dicari dan diuji hubungannya
faktor
kelembagaan
dengan kualitas kelembagaan, kebebasan
kualitas
kelembagaan
pasar, dan investasi langsung asing (Foreign
sebagai pertimbangan wirausahawan untuk
Direct Investment / FDI) dengan analisis
membuat bisnis (Aidis, et al, 2008; Spencer
komparatif di negara-negara tersebut.
kewirausahaan dengan
dan
menguji
langsung
perlu
"the
untuk
& Gómez, 2004; Desai, et al, 2003). Studi-
Studi
ini
bertujuan,
pertama,
studi lain berupaya mencari hubungan antara
menganalisis hubungan antara kewirausahaan
kewirausahaan
dan kekuatan kelembagaan di beberapa
dan
kebebasan
pasar
(termasuk kebebasan untuk berdagang dan
negara.
Kedua,
mengevaluasi
hubungan
berinvestasi). Meskipun demikian, hasil-hasil
antara kewirausahaan dan pasar bebas. Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
Ketiga, mengkaji dampak dari FDI dalam
resourses
membantu pengembangan bisnis, khususnya
opportunuties.
kewirausahaan
di
on
those
Jadi kewirausahaan adalah proses
Keempat, melihat interaksi antara kualitas
menciptakan sesuatu yang berbeda dengan
kelembagaan, kebebasan pasar, dan FDI
mengabdikan seluruh waktu dan tenaga
dalam
disertai dengan
dasar
tuan
capitalize
rumah.
meletakkan
negara
to
pengembangan
menanggung
resiko
bisnis, khususnya kewirausahaan di suatu
keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima
negara.
balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi. Studi ini akan menjelaskan faktor-
II. LANDASAN TEORI
faktor yang mempengaruhi kewirausahaan Wirausaha dari segi etimologi berasal
dalam perspektif ekonomi makro. Untuk itu
dari kata wira dan usaha. Wira, berarti
perlu
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan,
menjelaskan hubungan antara kewirausahaan
berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak
(business
agung. Usaha, berarti perbuatan amal atau
kelembagaan, kebebasan pasar, dan investasi
berbuat sesuatu. Sedangkan wirausahawan
langsung asing (Foreign Direct Investment /
menurut Schumpeter (1939) adalah seorang
FDI).
inovator
yang
bangunan
teori
/
konsep
creation)
dan
untuk
kualitas
mengimplementasikan
perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-
2.1.
kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut
Kelembagaan
bisa dalam bentuk: memperkenalkan produk
Kewirausahaan
dan
Kualitas
Dampak kualitas kelembagaan ketika
baru, memperkenalkan metode produksi
memulai
baru, membuka pasar yang baru (new
menunjukkan
market), memperoleh sumber pasokan baru
perlindungan hak milik, kualitas pelayanan
dari bahan atau komponen baru, atau
hukum, penegakan hukum, dan pengendalian
menjalankan organisasi baru pada suatu
korupsi terhadap wirausahawan.
industri.
usaha
Beberapa
perlu
diukur
pengaruh
studi
untuk
keberadaan
menunjukkan
Zimmerer dan Scarborough (1996)
hubungan antara hak milik dan penciptaan
mendefinisikan: An entrepreuneur is one who
bisnis, yakni temuan bahwa perlindungan
creates a new business in the face of risk
hak milik akan meningkatkan pembangunan
and uncertainty for the perpose of achieving
ekonomi (baca: Svensson, 1998 dan Mauro,
profit
1995) dan menggairahkan inovasi (Broberg
and
growth
by
identifying
opportunities and asembling the necessary
et al, 2013). Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
Perlindungan hak milik yang kuat
Kedua, lingkungan yang mendorong
menjadi signifikan sebagai pertimbangan
orang-orang menjadi tidak mengutamakan
manfaat dari sebuah bisnis, berikutnya akan
loyalitas dan kejujuran (Aidis & Mickiewicz,
mendorong
2006;
pertumbuhan
Sebaliknya,
telah
ekonomi.
2000).
Ketiga,
saat
bahwa
penegakan hukum tersendat-sendat di tengah
perlindungan hak kekayaan yang lemah akan
banyaknya korupsi, akan bisa mencemari
meningkatkan
menjadi
pengalaman kewirausahaan (Hodler, 2009;
untuk
Glaeser, et al, 2003) dan, pada akhirnya,
memulai sebuah bisnis, dan mengurangi
memunculkan pandangan bahwa aktivitas
keterlibatan
kewirausahaan hanya akan merugikan (Aidis,
pengusaha,
ditunjukkan
Barkhatova,
persepsi
risiko
menghalangi
dalam
orang
proyek-proyek
pembangunan masa depan (Parker, 2007;
et al, 2010).
Claessens dan Laeven, 2003; Demirgüç-Kunt
Selanjutnya, ruang lingkup kegiatan
dan Maksimovic, 1998; serta La Porta, et al,
kewirausahaan
1997).
kepercayaan Perlindungan
merupakan
dasar
hak proses
milik
juga
dipengaruhi terhadap
tingkat
karena memungkinkan pengusaha untuk
hukum.
menikmati hasil kerja yang telah dilakukan
peradilan,
(Hodler, 2009).
memberlakukan
kewirausahaan gagal
para
tingkat
pemangku
kepentingan yang ada di lembaga terkait dan
kewirausahaan
Para peneliti menunjukkan bagaimana
oleh
keinginannya
membantu
untuk
mematuhi
Aparat
kepolisian,
lembaga
dan
pemerintah
dituntut
undang-undang
sektor
swasta
yang dalam
untuk berkembang
mengembangkan dan menciptakan kondisi
karena tidak memadainya kualitas hukum,
yang menghormati setiap kontrak dan tidak
lemahnya penegakan hukum, dan tingginya
menoleransi korupsi.
tingkat korupsi. Fenomena ini merugikan aktivitas kewirausahaan, pertama, ketika kualitas penegakan
hukum
Beberapa studi menunjukkan bahwa
merajalela, para pengusaha memerlukan
pengusaha mendapatkan keuntungan dari
dukungan politik yang sangat penting untuk
kehadiran dana FDI melalui tiga cara utama.
kelangsungan
pengembangan
Pertama, di negara-negara berkembang,
usaha. Akibatnya, tidak ada insentif untuk
sumber-sumber keuangan asing akan mengisi
menjadi seorang wirausahawan yang jujur
kesenjangan modal untuk membiayai ide-ide
dan tidak terlibat urusan korupsi (baca: Aidt,
inovatif berisiko. Hal ini disebabkan para
2009; Aidis, et al, 2008; dan Adachi, 2007;).
investor asing berusaha mengejar keuntungan
dan
dan
Langsung (FDI)
korupsi
hidup
rendah
2.2. Kewirausahaan dan Investasi Asing
Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
yang
lebih
besar
meskipun
sekaligus
tetapi
dalam
jangka
panjang
memiliki
menanggung risiko yang juga lebih besar
dampak negatif dalam penciptaan bisnis.
(White & Fan, 2006).
Akhirnya, De Backer dan Sleuwaegen (2003)
Kedua, Alfaro, et al (2009) serta Alfaro
dan
telah
membuat pengusaha baru enggan untuk
menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi dan
mendirikan bisnis dan bahkan mempercepat
kewirausahaan
ada
kematian yang sudah ada. Namun, hasilnya
dalam
bisa tidak separah itu atau bahkan bisa
industri yang memiliki ketergantungan lebih
membantu jika perusahaan lokal dan asing
besar pada investasi keuangan asing.
dapat saling belajar dari pengalaman.
investasi
Charlton
berkembang
keuangan
Faktor
(2008)
menemukan bahwa, di Belgia, kehadiran FDI
ketika
internasional
ketiga
disebut
sebagai
fenomena spillover, yang telah diidentifikasi oleh
beberapa
peneliti
dan
Pasar bebas dianggap sebagai prinsip
Kosovo, 2010; Acs, et al, 2009; Gorg dan
hukum, politik, konstitusional, dan ekonomi
Strobl,
tersebut
yang paling mungkin untuk mendorong
menunjukkan bahwa FDI dapat memiliki
kewirausahaan (Kirzner, 1992). Studi di
efek eksponensial merangsang masuknya
negara-negara berkembang mengkonfirmasi
beberapa bisnis dalam industri yang sama
bahwa liberalisasi akan meningkatkan iklim
("spillovers horisontal") dan dalam industri
bisnis (Okoroafo,1993). Dalam ekonomi
terkait atas dan ke bawah dalam rantai
pasar bebas, penawaran dan permintaan
produksi yang sama ("spillovers vertikal").
menentukan produksi setiap barang dan jasa
2002).
Penelitian
(Ayyagari
2.3. Kewirausahaan dan Kebebasan Pasar
Studi-studi
selanjutnya
mengklaim
bahwa FDI dapat mempercepat hadirnya seorang pengusaha.
serta harga jualnya. Meskipun pasar yang sepenuhnya
Beberapa penelitian
bebas adalah tidak ada, tingkat kebebasan
(Aitken dan Harrison, 1999 di Venezuela,
dapat diukur melalui referensi mekanisme
dan Konings, 2001 di Bulgaria, Rumania,
intervensi yang ada. Intervensi paling umum
dan Polandia) menyimpulkan bahwa, pada
adalah: kontrol harga, pajak, tarif impor dan
kodisi terbaik, dampak positif dari FDI
ekspor, pengendalian moneter, subsidi, dan
minimal
monopoli oleh negara.
dan
manfaat
perusahaan-perusahaan
terbatas yang
pada
memiliki
investasi asing tertinggi dan ketergantungan. Barbosa
dan
Eiriz
2.3.1. Kebebasan untuk memulai bisnis
(2009)
Para peneliti menganjurkan salah satu
menunjukkan bahwa dalam kasus Portugal
dari dua pandangan tentang bagaimana
dampak FDI pada awalnya adalah positif,
hubungan
antara
kewirausahaan
dan
Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
kerangka
peraturan
operasional
dalam
praktek. Keyakinan pertama berpendapat
risiko potensial dalam mendirikan sebuah bisnis dan sebagai hambatan lanjutan.
bahwa perlu tindakan pengontrolan ketat melalui
peraturan
untuk
Struktur
pajak
yang
kompleks
menghambat
mencegah kegiatan kewirausahaan bahkan
kekacauan yang akan merusak kepercayaan
bagi yang tidak mau mengambil resiko
di pasar. Dengan demikian akan melahirkan
karena akhirnya akan merasakan efek dari
kewirausahaan
dan
kenaikan pajak terus menerus (Gentry dan
McCulloch, 2006; Djankov, et al, 2003;
Hubbard, 2000; Kanbur, 1980). Akan tetapi,
Glaeser dan Shleifer, 2003).
Cullen dan Gordon (2002), Gordon (1998),
(baca:
DiTella
Argumen kebalikannya adalah bahwa terlalu
ketatnya
regulasi
Feldstein
dan
Slemrod
(1980),
akan
menggarisbawahi bahwa sistem fiskal yang
birokrasi, membuka jalan
kompleks dan hubungan timbal baliknya
untuk korupsi, dan menghambat penciptaan
tidak dapat dengan mudah diprediksi; dan
bisnis baru, dan perluasan yang sudah ada.
untuk alasan itu, hubungan antara kebebasan
Beberapa studi mengkonfirmasi gagasan
fiskal dan kewirausahaan dapat bervariasi
bahwa regulasi menggangu bisnis pemula
bergantung pada faktor-faktor yang ada
(Stigler, 1971) dan bahkan regulator sendiri
seperti pajak keuntungan modal, pajak
(Shleifer dan Vishny, 1998; Krueger, 1974).
penghasilan, dan pajak perusahaan.
mempertinggi
sistem
serta
Djankov, et al (2002) menegaskan bahwa di negara-negara dengan peraturan
2.3.3.
yang menghambat masuknya bisnis baru,
internasional
terjadi korupsi yang lebih tinggi. Desai, et al
Kebebasan
Beberapa
perdagangan
penelitian
menyebutkan
pasar
internasional
(2003), Klapper, et al (2006), dan Parker
bagaimana
(2007) telah menemukan bahwa industri
menguntungkan perusahaan besar sementara
yang umumnya menarik bagi pengusaha
perusahaan yang lebih kecil dirugikan oleh
untuk masuk akan menjadi kurang diminati
biaya tetap, pengetahuan yang terbatas
di negara-negara dengan sistem yang lebih
tentang pasar internasional, dan keterampilan
birokratis dan biaya peraturan yang lebih
yang terbatas, serta kemampuan bernegosiasi
tinggi.
dengan pemerintah lain yang juga masih terbatas (Gomez- Casseres, 1997; Vernon,
2.3.2. Kebebasan fiskal
1970).
McMullen, et al (2008) menemukan
Ditemukan juga bahwa kompetisi
bahwa kenaikan pajak berdampak langsung
internasional yang makin intensif telah
terhadap aktivitas kewirausahaan, seperti
menginduksi
banyak
perusahaan
untuk
Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
mencari perlindungan pemerintah, meski tekanan
untuk
menggunakan
di dalam dan di luar negeri.
langkah-
langkah proteksionis dapat mengakibatkan kerugian kesejahteraan (Zhou dan Vertinsky,
III. METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
2002). Penelitian lain menyatakan bahwa penciptaan bisnis dan perdagangan bebas internasional
menciptakan
hubungan
simbiosis (Sobel, et al, 2007; Bartlett dan Ghoshal, 1999). Tesis Bank Dunia (World Bank, 2005) menunjukkan bahwa proteksi dalam
perdagangan
internasional
menghambat spesialisasi perdagangan dan
mengukur
bagaimana
kualitas
kelembagaan, FDI, dan interaksi di pasar (kebebasan
pasar)
mempengaruhi
kewirausahaan (penciptaan bisnis) dan untuk membandingkan variabel-variabel
bagaimana ini
perilaku
berubah
di
antara
negara-negara yang menjadi objek penelitian, yakni
5
negara
ASEAN
(Indonesia,
Malaysia, Philipina, Singapura, dan Thailand Model yang dibangun adalah:
partisipasi pasar bebas, mendukung produk yang terkenal dibandingkan yang berinovasi, dan membatasi aktivitas kewirausahaan.
Dengan,
KWit
menunjukkan
ukuran
2.3.4. Kebebasan berinvestasi
kewirausahaan di negara i pada tahun t. KLit
Pentingnya sumber modal sebagai
menunjukkan kualitas kelembagaan di negara
prasyarat untuk memulai bisnis sudah bukan
i pada tahun t. ILit adalah infestasi asing
rahasia lagi. Banyak peneliti yang telah
langsung di negara i pada tahun t. Sedangkan
menyarankan
aliran
PBit adalah indikator kebebasan pasar di
pertumbuhan
negara i pada tahun t. Hipotesis ketiga faktor
modal
bahwa
menghambat
pembentukan Dell'Ariccia,
pembatasan laju
Patti
dan
tersebut adalah berpengaruh positif terhadap
Blanchflower
dan
kewirausahaan.
bisnis 2004;
(Di
Variabel
Oswald, 1998; Holtz- Eakin, et al, 1994).
kewirausahaan
didekati
Ada juga studi yang menyatakan
secara ekologi dengan tingkat penciptaan
bahwa ketersediaan sumber daya keuangan,
bisnis berdasarkan jumlah perusahaan yang
khususnya modal ventura, sangat penting
baru dibangun (Klapper dan Love, 2010;
untuk
Verheul,
pengembangan
kewirausahaan
2009;
Klapper
et
al,
2006;
(Henderson, 2002; Gompers & Lerner,
Bartelsman et al, 2004; serta Armington dan
2001). Kebebasan investasi memberikan
Acs,
lahan
menggunakan
subur
bagi
penciptaan
berbagai
2002.
Selanjutnya, density
entry
studi
ini
(tingkat
instrumen dan mekanisme yang membiayai
masuknya perusahaan baru) yaitu jumlah
kewirausahaan, membuka jalan bagi investasi
perusahaan baru yang terdaftar oleh setiap Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
1.000 orang usia kerja (usia 15 sampai 64
(IEF) dari Heritage Foundation (Beach dan
tahun). Data berasal dari Bank Dunia (World
Kane,
Bank Enterpreneurship Snapshots).
indikator independen terkait dengan kategori
Variabel
kualitas
kelembagaan
menggunakan versi terbaru dari Worldwide Governance
Indicators,
2014
Indeks
ini
menawarkan
yang berbeda yang berkaitan dengan pasar bebas.
Update
(www.goveindicators.org).
2007).
Indikator yang digunakan adalah: kebebasan untuk mendirikan perusahaan
Indikator ini tersedia untuk 212
(Business
Freedom);
kebebasan
untuk
negara dan mencatat enam dimensi kualitas
perdagangan internasional (Trade Freedom)
kelembagaan,
yaitu:
Accountability,
Political
Voice
and
dan kebebasan fiskal (Fiscal Freedom).
Stability
and
Indikator-indikator ini dirancang sedemikian
Absence of Violence/Terrorism, Government
rupa
Effectiveness, Regulatory Quality, Rule of
mengukur aspek utama dari kebebasan pasar
Law, dan Control of Corruption. Skala setiap
di suatu negara dengan mengacu pada
indicator berkisar antara -2,5 dan 2,5. Nilai
bagaimana pemain merespon perubahan
tertinggi
kondisi
akan
menunjukkan
kualitas
sehingga
pasar.
bersama-sama
Penelitian
lain
untuk
yang
kelembagaan yang lebih baik untuk setiap
menggunakan metodologi IEF ini adalah
faktor
positif
Aidis, et al (2010), Claessens dan Laeven
terhadap kewirausahaan. Penggunaan rata-
(2003), Haan dan Sturm (2000), Klapper, et
rata untuk mengukur pengaruh kelembagaan
al (2006), dan McMullen et al. (2008).
dan
semakin
berdampak
kewirausahaan telah diadopsi oleh McMullen
Selanjutnya,
model
linear
yang
et al (2008), Van Stel, et al (2007), dan
dibangun, dianalisi dengan metode ordinary
Wennekers, et al (2005).
least square (OLS) menggunakan Eviews 7.
Tidak ada metode dan pengukuran yang diterima secara umum untuk variable investasi
asing
kebebasan pasar.
langsung
(FDI)
dan
Untuk itu, studi ini
menggunakan ukuran FDI sebagai aliran bersih investasi asing dibagi dengan produk domestik bruto, dengan data dari World Development Indicators yang disusun oleh World Bank. Variabel
kebebasan
pasar
Gambar 1. Perusahaan Baru 2004-2009
menggunakan Index of Economic Freedom Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
IV. PEMBAHASAN 4.1. Perkembangan Kewirausahaan Gambar
1
dan
2
menunjukkan
perbandingan perkembangan kewirausahaan (business creation) di 5 negara ASEAN sejak 2004 hingga 2012.
Berdasarkan
jumlah
perusahaan baru yang terdaftar selama satu tahun, Malaysia, Indonesia, dan Thailand Gambar 2. Perusahaan Baru per 1.000 Orang Usia Kerja
lebih banyak. Akan tetapi, bila diamati lebih dalam, yakni dilihat dari densitsy entry, maka Singapura jauh melebihi negara-negara lain.
Tabel 1. Hasil Estimasi Kewirausahaan di Lima Negara Negara Indonesia
Hasil Estimasi KW= -0.70 + 0.17 KL + 0.01 IA + 0.01 PB (-3.15) (3.56) R2 = 0.9111
Malaysia
(-1.41)
DW = 1.9570
(0.44) (1.73) R2 = 0.5193
berupaya
keras
(0.59)
(0.96)
(2.04)
(-1.52)
Adj. R2 = 0.5461 KW= 11.62 + 0.09 KL - 0.00 IA - 0.18 PB
R2 = 0.4815 Adj. R2 = 0.2874
(-0.01)
DW = 1.5530
untuk
harus
menumbuhkan
hasil
estimasi
OLS
negara, hubungan antara kewirausahaan dan kekuatan kelembagaan adalah positif dan di
Singapura.
Indonesia, Dengan
Philipina,
demikian,
dan untuk
meningkatkan kewirausahaan adalah dengan dan
kelembagaan. pengaruh
memperbaiki Terdapat
positif
kualitas
hubungan
antara
dan
keberadaan
perlindungan hak milik, kualitas pelayanan hukum, penegakan hukum, dan pengendalian
DW = 2.3094
(1.87) (0.62)
Philipina
diperoleh kesimpulan bahwa, di kelima
menjaga
Adj. R2 = 0.3389 KW= 28.78 + 14.71 KL + 0.08 IA - 0.52 PB (2.72)
apalagi
kewirausahaan di negara masing-masing.
signifikan
DW = 1.7937
R2 = 0.6699
Thailand
(0.26)
Adj. R2 = 0.0004 KW= 0.10 + 0.15 KL + 0.01 IA + 0.01 PB
(0.91)
dan
Berdasarkan
Adj. R2 = 0.878 KW= 4.40 + 0.05 KL + 0.01 IA - 0.03 PB
R2 = 0.2730
Singapura
(4.78)
Thailand,
DW = 2.0942
(3.29) (0.08)
Philipina
(1.05)
Hal ini berarti bahwa, Malaysia, Indonesia,
(-1.74)
korupsi terhadap wirausahawan. Investasi
asing
langsung
(FDI)
berpengaruh positif di semua negara kecuali di
Thailand,
meskipun
secara
statistik
pengaruh yang signifikan hanya terjadi di Singapura. Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
Kebebasan pasar berdampak positif
Secara
modeling,
pemilihan
tiga
terhadap pertumbuhan kewirausahaan di
variabel untuk menjelaskan kewirausahaan
Indonesia
di
sudah cukup baik. Penelitian selanjutnya
Indonesia, kebebasan pasar berpengaruh
bisa dilakukan di negara lain dengan
signifikan
jumlah observasi yang lebih banyak.
dan
Philipina.
secara
Bahkan
statistik
terhadap
kewirausahaan. Model
yang
digunakan
untuk
menjelaskan kewirausahaan dengan variable
REFERENSI Aidis, R., Estrin, S., dan Mickiewicz, T.,
kekuatan kelembagaan, FDI, dan kebebasan
2008,
“Institutions
and
pasar, adalah sangat baik untuk Indonesia,
Entrepreneurship
Singapura, dan Philipina. Lebih dari 50
Russia: A Comparative Perspective”,
persen bisa menjelaskan permasalahan. Di
Journal of Business Venturing, 23, hal.
Indonesia, bahkan hanya 9 persen yang
656–72.
Development
in
Aidis, R. dan Adachi, Y., 2007, “Russia:
dijelaskan oleh faktor lain. adalah
Firm entry and Survival Barriers”,
keterbatasan data, sehingga jumlah observasi
Economic Systems, 31(4), hal. 391–411.
menjadi kurang ideal. Studi selanjutnya
Aidis, R., Estrin, S., dan Mickiewicz, T.,
Kelemahan
studi
ini
“Institutions
diharapkan bisa menggunakan lebih banyak
2008,
observasi sehingga bisa lebih baik.
Entrepreneurship Development
and
Aidis, R., Estrin, S., dan Mickiewicz, T., 2010, ”Size Matters: Entrepreneurial
.V. KESIMPULAN Studi ini dilakukan untuk menjelaskan faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Entry and Government, Small Business Economics”, 1–21 (diunduh pada 29
penciptaan bisnis (atau kewirausahaan),
September
khususnya
http://www.springerlink.com/content/t8
di
negara-negara
ASEAN.
Temuan menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kualitas kelembagaan dan kewirausahaan.
2014
dari:
034l00p0vt0030/fulltext.pdf) Aidis, R., dan Mickiewicz, T., 2006, “Entrepreneurs,
Expectations
and
Investasi asing langsung (FDI) juga
Business Expansion: Lessons from
sangat berpengaruh positif dan signifikan
Lithuania”. Europe Asia Studies, 58(6),
terhadap penciptaan bisnis di suatu negara.
hal. 855–80.
Sementara itu, pengaruh kebebasan pasar terhadap kewirausahaan ditemukan dalam
Aidt, T., 2009, “Corruption, Institutions and Economic
Development”,
Oxford
studi in justru berarah negatif. Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
Review of Economic Policy, 25(2), hal.
Barkhatova,
N.,
2000,
“Russian
Small
Business, Authorities and the State”,
271–91. Aitken, B. dan Harrison, A., 1999, “Do Domestic Firms Benefit from Direct
Europe–Asia Studies, 52, hal. 657–76. Bartlett,
C.
dan
Ghoshal,
S.,
1999,
Management:
Text,
Foreign Investment? Evidence from
Transnational
Venezuela”,
Cases and Readings in Cross Border
American
Economic
Review, 89(3), hal. 605–18.
Management,
Alfaro, L., dan Charlton, A., 2008, “
York.
International Financial Integration and
Bartelsman,
Entrepreneurial
Firm
McGraw-Hill,
E.,
Haltiwanger,
New
J.,
dan
Activity”,
Scarpetta, S., 2004. “Microeconomic
Harvard Business School Working
Eevidence of Creative Destruction in
Paper, 07-012.
Industrial and Developing Countries”,
Alfaro, L., Kalemli-Ozcan, S., dan Sayek, S., 2009, “FDI, Productivity and Financial Development”, World Economy, 32(1),
The World Bank Policy Research Working Paper , 3464. Beach,
W.,
dan
“Methodology:
hal. 111–35.
Kane,
T.,
Measuring
2007, the
10
Armington, C., dan Acs, Z., 2002, “The
Economic Freedoms” dalam: T. Miller,
Determinants of Regional Variation in
K. Holmes, M. O'Grady, dan A. Kim
New
(Eds.),
Firm
Formation”,
Regional
Studies, 36(1), hal. 33–45.
2008,
Index
of
Economic
Freedom: The Link between Economic
Audrestsch, D. dan Fritsch, M., 1994, “On
Opportunity
and
Prosperity,
the Measurement of Entry Rates”,
Washington: The Heritage Foundation,
Empirica, 36, hal. 105–13.
hal. 39–55.
Ayyagari, M. dan Kosová, R., 2010, “Does FDI
Facilitate
Domestic
Entry?
Blanchflower, D. dan Oswald, A., 1998, “What
Makes
an
Entrepreneur?”,
Evidence from the Czech Republic”,
Journal of Labor Economics, 16(1),
Review of International Economics,
hal. 26–60
18(1), hal. 14–29.
Broberg, J., McKelvie, A., Short, J., Ketchen,
Barbosa, N. dan Eiriz, V., 2009, “The Role
D., dan Wan,W., 2013, “Political
of Inward Foreign Direct Investment on
Institutional Structure, Influences on
Entrepreneurship”,
International
Innovative
Management
Business Research, 66(12), hal. 2574–
Entrepreneurship
and
Journal, 5, hal. 319–39.
Activity”,
Journal
of
80. Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
Claessens,
S.
dan
“Financial Rights,
Laeven,
L.,
Development,
and
Growth”,
2003,
Property
Journal
of
Cullen, J. dan Gordon, R., 2002, “Taxes and Entrepreneurial Activity: Theory and Evidence for the U.S.”, NBER Working
Djankov, S., La Porta, R., Lopez-de-Silanes,
Regulation
of
Entry”,
Quarterly
Journal of Economics, 117, hal. 1–35. Feldstein,
M.
dan
Slemrod,
J.,1980,
“Personal Taxation, Portfolio Choice,
Paper, 9015. De Backer, K. dan Sleuwaegen, L., 2003, Foreign
Crowd
Economics, 31(4), hal. 595–619. F., dan Shleifer, A., 2002, “The
Finance, 58(6), hal. 2401–36.
“Does
Economics”, Journal of Comparative
Direct
Investment
Out
Domestic
and the Effect of the Corporate Income Tax”, Journal of Political Economy, 88, hal. 854–66.
of
Gentry, W. dan Hubbard, R., 2000, “Tax
Industrial Organization, 22(1), hal. 67–
Policy and Entrepreneurial Entry”,
84.
American Economic Review, 90, hal.
Entrepreneurship?”,
Review
Demirgüç-Kunt, A. dan Maksimovic, V.,
283–87.
1998, “ Law, Finance, and Firm
Glaeser, E., Scheinkman, J., dan Shleifer, A.,
Growth”, The Journal of Finance,
2003, “Injustice of Inequality”, Journal
53(6), hal. 2107–37.
of Monetary Economics, 50, hal. 199–
Desai, M., Gompers, P., dan Lerner, J., 2003, “Institutions, Capital Constraints and Entrepreneurial Evidence
Firm
from
Dynamics:
Europe”,
NBER
Working Paper, 10165. Competition
Glaeser, E. dan Shleifer, A., 2003, “The Rise of the Regulatory State”, Journal of Economic Literature, 41(2), hal. 401– 25.
Di Patti, E. dan Dell'Ariccia, G., 2004,. “Bank
222
and
Firm
Gordon, R., 1998, “Can High Personal Tax Rates
Encourage
Entrepreneurial
Creation”, Journal of Money, Credit,
Activity?”, IMF Staff Papers, 45(1),
and Banking, 36(2), hal. 225–51.
hal. 49–60.
DiTella, R. dan McCulloch, R., 2006, “Why doesn't
Capitalism
Flow
to
Poor
Countries?”, NBER Working Paper,
Gomez-Casseres,
B.,
1997,
“Alliance
Strategies of Small Firms”, Small Business Economics, 9, hal. 33–44. Gompers, P. dan Lerner, J., 2001, “The
13164. Djankov, S., Glaeser, E., La Porta, R.,
Venture Capital Revolution”, Journal
Lopez-de-Silanes, F., dan Shleifer, A.,
of Economic Perspectives, 15(2), hal.
2003,
“The
New
Comparative
145–68. Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
Görg, H. dan Strobl, E., 2002, “Multinational
Constraints”, The Journal of Political Econom y, 1 0 2 (1 ), hal. 5 3 –7 5 .
Companies and Indigenous Development: An Empirical Analysis”,
Kanbur,
R.,
1980,
“Risk
Taking
and
Taxation: An Alternative Perspective”, European Economic Review, 46, hal.
Journal of Public Economics, 15(2),
1305–22.
hal. 163–84.
Haan, J., dan Sturm, J., 2000, “On the
Kirzner, L., 1992, The Meaning of Market Process: Essays in the Development of
Relationship
between
Freedom
Economic
and
European
Journal
Economic Growth”,
of
Political
Economy, 16, hal. 215–41.
with
Routledge. Klapper, L., Laeven, L., dan Rajan, R., 2006, “Entry Regulation as a Barrier to Entrepreneurship”,
Henderson, J., 2002, “Building the Rural Economy
Modern Austrian Economics, London:
High-Growth
Journal
of
Financial Economics, 82, hal. 591–652. Klapper, L., dan Love, I., 2010,.”The impact of the Financial Crisis on New Firm
Entrepreneurs”, Federal Reserve Bank
Registration”,
of Kansas City Economic Review,
Research Working Paper, 5444.
World
Bank
Policy
Konings, J., 2001, “The Effects of Foreign
87(3), hal. 45–70.
Direct Investment on Domestic Firms: Herrera-Echeverri, H., Haar, J., dan Esteves-
Evidence from Firm Level Panel Data
Breton, J.B., 2014, “Foreign Direct
in Emerging Economies”, Economics of
Investment,
Transition, 9(3), hal. 619-33.
Institutional
Quality,
Freedom
and
Economic Entrepreneurship Markets”,
in
Journal
Emerging of
Business
Research, 67, hal. 1921-32. Hodler, R., 2009, “Industrial Policy in an Imperfect
World”,
Journal
of
Development Economics, 90, hal. 85–
A.,
Economy Society”,
1974, of
“The
the
A m erican
Political
Rent-Seeking Econom ic
Review, 6 4 (3 ), hal. 2 9 1 –3 0 3 . La Porta, R., Lopez-De-Silanes, F., Shleifer, A., dan Vishny, R., 1997, “Legal Determinants of
93. Holtz-Eakin, D., Joulfaian, D.,dan Rosen, H.,1 9 9 4 ,
Krueger,
“Sticking
It
External Finance”, The Journal of Finance, 52(3), hal. 1131–50
O ut:
Entrepreneurial Survival and Liquidity Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
Malau, Andri, 2010, “WEF:
Indonesia
Sobel,
R.,
2008,
“Testing
Baumol:
Ungguli China dan Rusia”, dalam
Institutional
http://bisniskeuangan.kompas.com/read
Productivity
/2010/11/03/11024747/WEF:.Indonesia
Journal of Business Venturing, 23, hal.
.Ungguli.China.dan.Rusia,
641–55.
diunduh
pada 1 Oktober 2014.
Quality of
and
the
Entrepreneurship”,
Sobel, R., Clark, J., dan Lee, D., 2007,
Mauro, P., 1995, “Corruption and Growth”,
“Freedom,
Barriers
to
The Quarterly Journal of Economics,
Entrepreneurship
110(3), hal. 681–712.
Progress”, The Austrian Review of
McMullen, J., Bagby, D., dan Palich, L., 2008, “Economic Freedom and the Motivation
to
Engage
Entrepreneurial
in
Action”,
Entrepreneurship:
Theory
and
Okoroafo, S., 1993, “Firm Performance in a Environment:
Economic
Economics, 20, hal. 221–36. Stigler, G., 1971, “The Theory of Economic Regulation”,
Bell
Journal
of
Economics, 2(1), hal. 3–21. Svensson, J., 1998, “Investment, Property Rights and Political Instability: Theory
Practice, 32(5), hal. 875–95.
Liberalized
and
Entry,
Empirical
Evidence from a Developing Country”,
and Evidence”, European Economic Review, 42, hal. 1317–41. Van Stel, A., Storey, D., dan Thurik, R., “The
Effect
of
Business
Journal of Business Research, 28(3),
2007,
hal. 175–189.
Regulations on Nascent and Young
Parker, S., 2007, “ Law and the Economics of
Entrepreneurship”,
Comparative
Labor Law and Policy Journal, 28, hal.
Business
Entrepreneurship”,
Small
Business Economics, 28, hal. 171–186. Vargas-Hernández,
José
G.,
2013,
“Strategies for Creating New Business,
695–716. Schumpeter, J. A., 1939, Business Cycles: A
a
Sociocultural
and
Institutional
Theoretical, Historical, and Statistical
Approach”,
Analysis of the Capitalist Process,
Journal of Economics and Economic
McGraw-Hill Book Company Inc.,
Policy, 8(1), hal. 81-90.
Quarterly
Verheul, I., 2009, “Regional Opportunities
New York Shleifer, A. dan Vishny, R., 1998, The Grabbing
Equilibrium
Hand:
Government
Pathologies and Their Cures, Harvard University Press, Cambridge.
and Policy Initiatives for New Venture Creation”, International Small Business Journal, 27(5), hal. 608–25. Vernon, R., 1970, “Organization as a Scale Factor in the Growth of Firms”, dalam Proceeding FMI 6 Medan
Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014
Ribeiro, D. dan Roig, S. (Eds.), 2009, “Linking
Globalization
of
Biodata Penulis
Entrepreneurship
in
Small
Sugeng Hariadi, memperoleh gelar Sarjana
Oorganizations”,
Small
Business
Ekonomi (SE) dari Jurusan IESP, Fakultas
Economics, 32, hal.233–39.
Ekonomi, Universitas Airlangga, Surabaya
White, C. dan Fan, M., 2006, Risk and
pada 1991. Memperoleh gelar Magister Sains
Foreign Direct Investment, Palgrave
(MSi)
Macmillan: Hampshire.
Pembangunan, Universitas Gadjah Mada,
World Bank, 2005, Doing business in 2005:
dari
Yogyakarta
Magister
pada dari
1999. Program
Ekonomika
Gelar Doktor
Doktor
Removing obstacles to growth, World
diperoleh
Ilmu
Bank, Washington DC.
Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Zimmerer, Th. W. dan.Scarborough, N. M.,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada
1996, Enterpreneurship and The New
2011. Saat ini menjadi dosen di Fakultas
Venture
Bisnis dan Ekonomika, Universitas Surabaya
Formation,
Prentice
Hall
International, New York, USA. Zhou, D. dan Vertinsky, I., 2002, “Can
(Ubaya), Surabaya. .
Protectionist Trade Measures Make a Country Better Off? A Study of VERs
.
and Minimum Quality Standards”, Journal of Business Research, 55(3), hal. 227–36.
Proceeding FMI 6 Medan