Corporate Finance Working Papers No.001
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM:
Pendekatan Kausalitas dan Kointegrasi ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU Universitas Gunadarma
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
0
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM: Pendekatan Kausalitas dan Kointegrasi
1
Rowland Bismark Fernando Pasaribu Universitas Gunadarma
ABSTRACT Relationship between stock market and four currency return is discussed in light of linearity, causality, and cointegration model. It is argued that the negative sentiment in stock market making the participant move to finance market. The objective of this study is to analyze the pattern of between market return and four currency return using ordinary least square, cointegration, and causality approach. The final samples are member of LQ-45 public companies. By using cointegration test and error correction model, the results show that the return of four currencies significantly affect the Indonesian Stock Exchange market return both short term and long term. Keywords: Market return, currency return, granger causality, cointegration test, error correction model
PENDAHULUAN Beberapa tahun lalu pemberitaan mengenai kesulitan likuiditas valuta asing di pasar uang gencar dimuat disurat kabar, sampai gubernur BI saat itu (Boediono) menyarankan agar para pemilik valuta asing (terutama dollar Amerika) segera melepas dollar yang dimilikinya karena harga pasar sedang bagus (Kompas, 18 November 2008). Di sisi kebijakan, secara institusi bank sentral juga telah mengeluarkan kebijakan yang membatasi pembelian valas oleh konsumen dengan tujuan antisipasi overdemand dollar karena sisi penawaran yang semakin tidak seimbang. Beralihnya fokus perhatian para investor dan spekulan ke pasar uang kemungkinan disebabkan secara ekonomis investasi saham pada pasar modal dirasa makin tidak menguntungkan dalam mengkompensasi tingkat risikonya. Terbentuknya persepsi pasar yang negatif selama periode 2008-2010 pada investasi saham di pasar modal memang dipengaruhi banyak hal, diantaranya: integrasi pasar modal global dan regional yang mempengaruhi pasar modal Indonesia baik secara insiden maupun ko-insiden. Adapun menyikapi hal ini pihak pemerintah selalu menginformasikan kepada publik bahwa fundamental perekonomian Indonesia yang 1
Contac person:
[email protected]
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
1
kuat, sementara pihak emiten pun tampak jatuh-bangun melakukan corporate action guna meredam sentimen negatif investor yang pada akhirnya menciptakan harga saham yang overvalued. Feedback yang diterima, relevansi fundamental korporat yang baik saat ini dirasa tidak cukup oleh para investor terutama para spekulan. Tidak dinamisnya perimbangan supply dan demand valuta asing (terutama Dolar), ceteris paribus terhadap misalnya: kebijakan SBI, premi swap, inflasi pada saatnya akan menimbulkan kerugian secara agregat bagi perekonomian Indonesia. Dari sekian banyak valuta asing yang beredar di Indonesia, terdapat empat valuta asing yang memiliki daya tarik tersendiri di Indonesia, baik dikalangan pemerintah, dunia usaha, dan individual, yakni: Poundsterling, Euro, Dollar AS, dan Yen. Beragam motivasi yang ada untuk kepemilikan keempat valuta asing tersebut: baik untuk usaha, investasi, dan lainnya. Sebahagian besar penelitian terdahulu banyak menggunakan variabel valas (baik pada posisi eksogen ataupun endogen) sebagai salah satu kausal, moderator atau prediktor terhadap sejumlah variabel lainnya (Endri, 2006; Wulandari, 2005; Hilda, 2003; Reza, 2000; Sakhowi, 1999; Gudono, 1999; Efiawan, 1999; Hermanto, 1998 dan; Manurung, 1996) Endri (2006) menggunakan pendekatan kointegrasi dan error correction model (ECM) dalam meneliti pengaruh jangka panjang dan jangka pendek nilai tukar dan tingkat bunga terhadap tingkat pengembalian pasar periode 1997-2004. Penelitian ini akan melakukan replikasi terbatas terhadap penelitian yang dilakukan Endri, yakni pola keterkaitan (linieritas, kausalitas, dan kointegrasi) antar empat valuta asing dan tingkat pengembalian pasar periode 2003-2007. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui: a) Pengaruh simultan dan parsial 4 valuta asing terhadap tingkat pengembalian pasar; b) Pengaruh jangka pendek dan jangka panjang atas tingkat pengembalian empat valutaasing terhadap tingkat pengembalian pasar; c) Pola kausalitas yang terjadi antar variabel. TINJAUAN LITERATUR Perekonomian dan Pasar Modal Pasar modal adalah salah satu bagian penting dan signifikan dari keseluruhan perekonomian. Keduanya mempunyai hubungan yang kuat. Dalam kondisi perekonomian yang memburuk, kebanyakan dunia usaha juga akan mengalami kemunduran, seperti halnya pasar modal. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian menunjukkan prospek yang cerah, kebanyakan dunia usaha juga akan berjalan baik, dan pasar modal akan menjadi salah satu indikator perekonomian yang kuat. Hubungan antara perekonomian dan pasar modal adalah sangat menarik. Secara historis, harga saham merupakan indikator yang sangat sensitif dalam siklus bisnis. Dengan demikian harus diuraikan dengan suatu hubungan yang kompleks. Kondisi pasar dan perekonomian berhubungan sangat erat, tetapi harga saham secara konsisten cenderung mengikuti kondisi perekonomian. Alasan utama bahwa pasar merupakan indikator utama perekonomian yang diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan, HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
2
karena secara mendasar investor mendiskontokan nilai semua aliran kas dimasa mendatang dengan nilai saat ini. Kondisi pasar saat ini merupakan cermin dan harapan para investor terhadap kondisi ekonomi di masa yang akan datang (Husnan, 2001, hal 323). Begitu juga harga saham merupakan cerminan ekspektasi investor tentang perubahan profit perusahaan, sehingga pasar yang salah menilai profit perusahaan akan menimbulkan sinyal yang keliru dalam memprediksi kondisi perekonomian di masa yang akan datang. Nilai tukar mata uang suatu negara ditentukan oleh interaksi faktor permintaan dan penawaran akan valuta asing di dalam bursa valuta asing. Pelaku-pelaku di dalam bursa valuta asing bisa saja pialang, perusahaan, lembaga-lembaga keuangan atau bahkan pemerintah. Permintaan akan mata uang asing pada hakekatnya muncul dari kebutuhan untuk mempertukarkan mata uang domestik ke dalam mata uang asing. Penawaran mata uang suatu negara pada umumnya secara simultan ditentukan oleh permintaan negara tersebut atas mata uang lainnya. Misalnya pembelian yang di lakukan di Indonesia terhadap produk-produk Jepang tentunya akan menciptakan permintaan Indonesia akan Yen. Sehingga konsekuensinya adalah Indonesia harus membeli Yen di bursa valas melalui penawaran mata uangnya atas Yen. Dengan kata lain, permintaan akan mata uang asing oleh suatu negara tersebut terhadap negara sama dengan penawaran mata uang domestik yang dilakukan oleh negara tersebut terhadap negara asing. Sebaliknya penawaran mata uang yang dilakukan oleh negara asing sama saja dengan permintaan negara asing tersebut atas mata uang domestik suatu negara. Pada suatu negara, disaat permintaan akan mata uang asing (sama saja dengan penawaran mata uang domestik) turun akan terjadi depresiasi atas mata uang negara tersebut. Sebaliknya, bila permintaan akan mata uang asing menurun dan penawaran mata uang asing meningkat maka akan terjadi apresiasi. Penurunan atau kenaikan permintaan dan penawaran mata uang suatu negara atas negara lain terjadi karena posisi neraca perdagangan antar keduanya yang tidak seimbang. Apresiasi dan depresiasi pada hakikatnya merupakan koreksi pasar terhadap nilai tukar mata uang guna menyeimbangkan neraca pembayaran yang defisit/atau surplus terhadap negara lain. Ada suatu perekonomian terbuka dimana terdapat perdagangan internasional bila nilai tukar mata uang suatu negara secara temporer atau bahkan kontinyu mengalami apresiasi terhadap Dolar (dalam hal ini Dolar dipakai sebagai standar pembayaran internasional) akan mengakibatkan negara tersebut mengalami penurunan penerimaan ekspor (jika penawaran ekspor negara tersebut elastis). Hal ini disebabkan harga komoditi ekspor dari negara tersebut akan menjadi relatif lebih mahal sehingga mengakibatkan daya saing negara tersebut di pasar internasional menurun. Akibat dari menurunnya pendapatan ekspor yang merupakan mata rantai yang mengait pada seluruh industri dari hulu sampai hilir, industri-industri akan mengalami penurunan pendapatan, bahkan dalam jangka panjang bisa mengalami kerugian. Dalam keadaan seperti ini dapat dipastikan industri dalam negara tersebut melemah. Bila industri melemah, iklim investasi tentunya juga akan menjadi lesu.
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
3
Sedangkan dari sisi investasi internasional, bila mata uang suatu negara mengalami apresiasi, maka arus modal luar negri yang masuk ke dalam negara akan mengurang karena menganggap bahwa biaya modal bila dalam negara tersebut akan tinggi, bahkan modal yang sudah ada di dalam negri akan banyak yang mengalir ke luar negri. Dengan demikian, dalam jangka panjang pengaruh apresiasi bisa mengakibatkan volume investasi pada suatu negara turun. Banyak hal mempengaruhi harga saham baik yang sifatnya berpengaruh terhadap semua saham atau hanya kepada satu atau beberapa saham saja. Dengan mengamati IHSG maka keuntungannya lebih dapat mencerminkan perubahan harga saham secara menyeluruh sebagai efek dari perubahan suatu fenomena makro yang dibicarakan yaitu perubahan tingkat bunga atau perubahan nilai tukar mata uang. Jika melihat harga saham secara individu sewaktu akan melihat hubungannya atas perubahan suatu variabel makro akan mengakibatkan tidak tentunya efek yang terjadi karena bisa saja satu saham individu tersebut pada saat yang bersamaan juga dipengaruhi oleh keadaan yang berhubungan secara individu pada saham itu, misalnya keadaan perusahaanya dan sebagainya. Selain itu hubungan antara harga saham dengan volume investasi adalah apabila harga saham tinggi maka volume investasi juga akan meningkat, dan sebaliknya, bila harga saham turun maka pengeluaran investasi akan menurun. Menurut Arifin (2002:116) faktor-faktor yang menjadi pemicu fluktuasi harga saham adalah: 1) Kondisi Fundamental Emiten. Faktor Fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham begitu juga sebaliknya. Untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam posisi yang baik atau buruk kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio. 2) Hukum Permintaan dan Penawaran Faktor hukum permintaaan dan penawaran berada diurutan yang kedua setelah faktor fundamental karena begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan tentunya mereka akan melakukan transaksi baik jual maupun beli.transaksi–transksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. 3) Tingkat suku bunga (SBI). Faktor suku bunga ini penting untuk diperhitungkan karena rata-rata semua orang, termasuk investor saham, selalu mengharapkan hasil investasi yang lebih besar. Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi kondisi fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang mencatatkan sahamnya dibursa menikmati pinjaman bank. 4) Valuta Asing. Dalam perekonomian global dewasa ini hampir tak ada satupun negara di dunia yang bisa menghindari perekonomiannya dari pengaruh pergerakan valuta asing khususnya terhadap pengaruh US dolar. Ketika dolar naik para investor akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan menjadi turun.
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
4
5) Dana Asing di Bursa. Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada kecenderungan transaksi saham sedikit banyak tergantung pada investor asing tersebut. 6) Indeks harga Saham Gabungan (IHSG). Sebenarnya IHSG lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham terjadi jika dibandingkan menjadi ukuran kenaikan maupun penurunan harga saham. 7) News dan Rumors Yang dimaksud news dan rumors di sini adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat. Penelitian Sebelumnya Penelitian yang mengkaitkan indikator makroekonomi terhadap kinerja pasar atau saham perusahaan publik telah banyak dilakukan, berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan di Indonesia: Penelitian Ernawati (2007) bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat sensitivitas saham pada variabel-variabel ekonomi makro, yaitu inflasi, suku bunga deposito dan GDP terhadap ekspektasi tingkat pengembalian saham perbankan. Metode analisis dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama adalah time series regression untuk mengetahui besarnya tingkat senstivitas saham pada variabel ekonomi makro dan tahap kedua adalah cross section regression untuk mengetahui pengaruh tingkat sensitivitas saham pada variabel-variabel ekonomi makro terhadap ekspektasi tingkat pengembalian saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa inflasi, suku bunga deposito dan GDP secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspektasi tingkat pengembalian saham. Temuan lainnya adalah bahwa ketiga indikator ekonomi makro tersebut memiliki kemampuan yang cukup besar (71,4%) dalam menjelaskan turun naiknya ekspektasi tingkat pengembalian saham emiten perbankan. Selanjutnya adalah studi yang dilakukan Siyami (2007) yang mengkaji pengaruh variabel fundamental (Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Equity (ROE)), dan variabel teknikal (harga saham masa lalu) terhadap harga saham emiten farmasi yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap variabel dependen. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa dari empat variabel yang diasumsikan berpengaruh terhadap harga saham, hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan, yakni EPS dan harga saham masa lalu, sementara dua variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan (PER dan ROE). Temuan lainnya adalah harga saham masa lalu adalah variabel yang dominan pengaruhnya terhadap harga saham dibanding variabel lainnya. Penelitian Endri (2006) bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai tukar dan tingkat suku bunga terhadap return pasar di BEJ. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kointegrasi dan model koreksi kesalahan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai tukar riil dan tingkat bunga riil mempengaruhi pergerakan return pasar secara signifikan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
5
Penelitian Rahmawati (2006) bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor internal (yang berasal dari dalam negeri) dan faktor eksternal (yang berasal dari luar negeri) terhadap suku bunga pinjaman bank umum di Indonesia menggunakan pendekatan Error Correction Model. Dari hasil empiris diketahui bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan dengan arah positif pada jangka pendek dan tidak berpengaruh dalam jangka panjang. Sementara studi yang dilakukan Enggarini (2006) meneliti pengaruh variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham emiten yang tergabung dalam Indeks LQ-45 periode 2002-2004. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa empat variabel yang diasumsikan berpengaruh terhadap harga saham, hanya dua variabel yang memiliki pengaruh signifikan, yaitu EPS dan harga saham masa lalu, sementara dua variabel lainnya (ROE dan ROA) tidak berpengaruh signifikan. Wulandari (2005) menguraikan pengaruh variabel fundamental (tingkat pengembalian investasi, dividend payout ratio, current ratio, inflasi, tingkat suku bunga deposito, jumlah uang beredar serta perubahan nilai tukar US Dollar terhadap rupiah, dan variabel teknikal (volume penjualan saham dan harga saham masa lalu), terhadap harga saham industri tekstil yang go public di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua variabel yang mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham, variabel-variabel tersebut adalah jumlah uang yang beredar dan harga saham masa lalu. Variabel jumlah uang yang beredar mempunyai arah yang negatif sedangkan harga saham masa lalu mempunyai arah yang positif dan dominan. Mawardi (2005) meneliti tentang variabel fundamental yang mempengaruhi penilaian saham dengan pendekatan price earning ratio (PER) pada emiten Otomotif dan Komponen yang listing Di BEJ Periode 2000-2002. Dalam penelitian tersebut diuraikan variabel-variabel fundamental yang terdiri dari DPR, ROE, earning growth, dan leverage ratio berpengaruh terhadap harga saham. Dari faktor fundamental variabel tersebut dibentuk suatu persamaan regresi untuk menilai suatu saham apakah menunjukkan nilai yang sebenarnya, undervalued atau overvalued. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa everage ratio mempunyai pengaruh paling signifikan. Sedangkan variabel DPR, ROE, earning growth tidak signifikan. Hilda (2003) berusaha melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat bunga SBI, tingkat inflasi, kurs tukar dan GNP terhadap return saham indeks LQ 45 di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tingkat bunga SBI dan kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian sedangkan tingkat inflasi berpengaruh signifikan negatif, sementara GNP berpengaruh positif terhadap return indeks LQ 45. Penelitian Reza (2000) mengkaji dampak pengaruh tingkat suku bunga, inflasi dan kurs tukar terhadap tingkat pengembalian saham dari emiten di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh dari perubahan tingkat bunga SBI, tingkat inflasi dan kurs Rupiah terhadap Dolar terhadap tingkat pengembalian saham di Indonesia sangat kecil, yaitu 7,7%.
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
6
Gudono (1999) melakukan penelitian mengenai penilaian pasar modal terhadap fluktuasi bisnis real estat periode 1993-1997. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa informasi tentang inflasi bulan sebelumnya tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sebaliknya tingkat suku bunga memiliki pengaruh negatif yang signifikan. Sakhowi (1999) meneliti perubahan nilai tukar rupiah, inflasi, dan tingkat suku bunga terhadap return 40 saham di BEJ. Dengan menggunakan data penelitian bulanan periode 1993-1998 hasil penelitiannya menunjukkan bahwa IHSG dipengaruhi secara signifikan oleh nilai tukar Dolar dan perubahan jumlah uang beredar (M2). Penelitian yang dilakukan Efiawan (1999) mengkaji pengaruh nilai tukar Rupiah, tingkat bunga, dan inflasi terhadap IHSG di Indonesia. Data yang digunakan adalah Januari 1997-Oktober 1998. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel nilai tukar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbahan IHSG periode 1997. Sedangkan untuk periode 1998 ketiga variabel secara empiris tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IHSG. Hermanto (1998) meneliti keterkaitan antara jumlah uang beredar, kurs Dolar Amerika Serikat terhadap IHSG. Hasil penelitiannya dengan menggunakan pendekatan model kointegrasi menunjukkan bahwa berdasarkan eigen value terdapat hubungan undirectional Granger dari nilai tukar Dolar dan penawaran uang terhadap IHSG, dan terjadi hubungan bi-directional Granger pada nilai tukar Dolar dan penawaran uang. Manurung (1996) meneliti pengaruh variabel makro, investor asing, dan bursa yang telah maju terhadap indeks BEJ. Variabel makroekonomi yang digunakan dalam model adalah tingkat bunga deposito, kurs Dolar Amerika Serikat, defisit transaksi berjalan, inflasi, penawaran uang (M2), pengeluaran pemerintah dan produk domestik bruto. Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat 4 variabel yang signifikan (level 10%) yakni: tingkat bunga deposito, kurs Dolar Amerika Serikat, defisit transaksi berjalan, dan penawaran uang.
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
7
METODOLOGI PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan kurs tengah empat valuta asing (British Pound, Euro, Dollar AS, Yen) periode Januari 2003-Desember 2007. Adapun pengambilan sampel menggunakan metode judgment sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah perusahaan yang sahamnya termasuk dan pernah tergabung dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta (BEJ) minimal sejak tahun 2002 serta selalu menyajikan informasi keuangan selama periode pengamatan (Siagian, 2000). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder untuk periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, yang diperoleh dari www.jsx.co.id, dan www.bi.gov.id. Metode Penelitian Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan model regresi linier berganda sebagai berikut: Model Regresi Berganda Untuk mengetahui pengaruh simultan dan parsial dari return 4 valuta asing terhadap return pasar digunakan model regresi berganda sebagai berikut Rm = α + β1R£ + β2R€ + β3RUSD + β4R¥ dimana : Rm : return pasar α : konstanta R£ : return valuta British Pound R€ : return valuta Euro RUSD : return valuta Dolar AS R¥ : return valuta Yen β1, 2,3 : Koefisien regresi
= (IHSGt – IHSG t-1) / IHSG t-1 = (Kurs tengah £ – kurs tengah £t-1) / kurs tengah £ t-1 = (Kurs tengah € – kurs tengah € t-1) / kurs tengah € t-1 = (Kurs tengah $ – kurs tengah $ t-1) / kurs tengah $ t-1 = (Kurs tengah ¥ – kurs tengah ¥ t-1) / kurs tengah ¥ t-1
Adapun sebelum dilakukan uji hipotesis simultan dan parsial, akan dilakukan tahapan uji asumsi klasik sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji Kolgomorov-Smiornov menjelaskan normalitas dari data yang dimiliki yaitu hipotesis null apakah berdistribusi normal. Distribusi normal tercermin dari tidak signifikannya nilai K-S Asymp.Sig.(2-tailed), sebaliknya semakin signifikan nilai KS Asymp. Sig.(2-tailed) maka semakin tidak berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji ada / tidak-adanya hubungan linier sempurna di antara variable tak bebas. Konsekuensi praktis dari multikolinearitas adalah sebagai berikut: jika terjadi multikolinearitas sempurna HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
8
diantara variable tak bebas, koefisien regresi tidak dapat ditentukan dan standar errornya tak terhingga. Apabila terdapat multikolinearitas tidak sempurna, maka meskipun koefisien regresinya dapat dihitung, namun akan memiliki standard error yang sangat besar, yang berarti koefisien tersebut kurang bisa diprediksi dengan cukup akurat. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor (Gujarati, 1995; 339). Pemenuhan terhadap asumsi non-multikolinieritas dilakukan dengan kriteria nilai VIF < 10 dan Nilai Tolerance mendekati 1 (Santoso, 2002:206). c. Uji Heteroskedastisitas Asumsi lain dalam penggunaan model regresi linear adalah varian variabel pengganggu yang konstan, atau E(εi2 = σ2). Asumsi tersebut dikenal dengan istilah homoskedasitas, dan lawannya adalah heteroskedasitas. Akibat adanya heteroskedastitas, maka koefisien regresi yang dihasilkan dari Ordinary Least Squares (OLS) menjadi tidak efisien walaupun tidak bias. Sedangkan jika terjadi heteroskedastisitas dan tetap digunakan formula OLS yang biasa maka kesimpulan yang dibuat salah sebab uji t dan F tak berfungsi sebagaimana seharusnya, dan oleh karena itu harus digunakan metoda Generalized Least Squares (GLS). Heteroskedastitas diantaranya dapat dilakukan dengan metode grafik dan uji Park. Dengan EViews versi-5, uji heteroskedastisitas dengan langkah sebagai berikut : Pertama, dari hasil regresi model dihitung nilai koefisien penganggurnya. Selanjutnya setelah nilai-nilai koefisien pengganggu di dapat dilakukan regresi terhadap persamaan dibawah ini. ln εi2 = ln ε2 + β1 lnM + β2 lnCA + β3 P + υi
Jika dari estimasi persamaan 3.3 nilai Obs*R-squared statistiknya mempunyai tingkat signifikan lebih kecil dari atau sama dengan 5% artinya koefisien pengganggunya memiliki varian yang tidak sama, atau terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji Otokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya ketergantungan koefisien pengganggu pada periode pengganggu pada periode lain. Adanya otokorelasi juga mengindikasikan adanya non-stasioneritas. Otokorelasi akan menyebabkan koefisien regresi tidak efisien, interval keyakinan menjadi lebar dan uji signifikan kurang kuat. Selain itu uji korelasi dapat menyebabkan uji t dan F tak sah, akibatnya dapat menyesatkan di dalam mengambil kesimpulan. Ada atau tidaknya otokorelasi dapat dideteksi dari nilai uji Durbin Watson statistik, dengan kriteria sebagai berikut :
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
9
Tabel 3.1 Kriteria Penolakan Hipotesis dalam Uji Otokorelasi Null Hypothesis No positive autocorrelation No posisitive autocorelation No negative autocorrelation No negative autocorrelation No autocorrelation : positive or negative
Decision Reject No decision Reject No decision Do not reject
If 0 < d < dL d L ≤ d ≤ dU 4 - d L < d < 4 - dU 4 - dU < d < 4 - d L dU < d < 4 - dU
Model Kausalitas (Granger Causality Tests) Untuk menguji kausalitas return pasar dan return empat valuta asing dilakukan dengan menggunakan pendekatan Granger (1969): untuk menguji berapa besar y saat ini dapat dijelaskan oleh nilai y masa lalu dan untuk melihat apakah penambahan nilai lag x dapat meningkatkan penjelasan. Pengujian ini dilakukan untuk melihat hubungan variabel satu dengan variabel lainnya dengan menggunakan Granger test dan untuk mengujinya digunakan model regresi seperti persamaan berikut (Gujarati, 1995): n
n
t =1
j =1
n
n
t =1
j =1
y = ∑α t xt −1 + ∑ β j yt − j + µ1t x = ∑ λt xt −1 + ∑ δ j yt − j + µ1t Hipotesis nol-nya adalah H0 : Σαi = 0, artinya variabel x tidak ada di persamaan regresi (3.11). Jika hasil nilai F lebih besar dari nilai F kritis pada tingkat signifikan yang diambil, maka hipotesis nol ditolak Model Kointegrasi
Tujuan pengujian kointegrasi adalah untuk menentukan apakah kelompok pada periode yang non-stasioner adalah berintegrasi atau tidak. Sebagaimana dijelaskan dibawah, eksistensi hubungan yang kointegrasi membentuk basis spesifikasi VEC. Dengan mempertimbangkan VAR pada kategori p:
yt = A1 y t − 1 + L A p y t − p + Bχ t + ε t dimana yt = vektor k- pada variabel non-stasioner xt = vektor variabel deterministik εt = vektor inovasi. Rumusan VAR dapat juga ditunjukan dengan persamaan berikut: p −1
∆y t = ∏ y t −1 + ∑ Γi∆y t −i +Bχ t + ε t i =1
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
10
dimana p −1
∏ = ∑ Ai − I , i =1
p
Γi = − ∑ A j j = i +1
Teorema representasi Granger menyatakan kalau koefisien matrik Π telah mereduksi peringkat r < k, kemudian terdapat matrik k x r pada α dan β dimana masing-masing dengan peringkat r dan Π = α β’ dan β’yt adalah I(0). r adalah jumlah relasi kointegrasi (peringkat kointegrasi) dan tiap-tiap kolom β adalah vektor kointegrasi. Sedangkan elemen α adalah parameter yang telah disesuaikan dalam model VEC. Metode Johansen digunakan untuk mengestimasi matrik Π dari VAR yang unrestricted dan untuk menguji apakah kita dapat menolak restriksi yang diakibatkan dari reduksi pada Π. Uji Stationarity
Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam kointegrasi adalah semua variabel harus terintegrasi pada orde yang sama. Jika suatu series harus didiferensiasi d kali sebelum menjadi stationer, maka hal ini dikatakan terintegrasi pada orde d, dinotasikan l(d). Suatu series xr adalah l(d) jika xt adalah non-stationer namun Dd xt adalah stasioner, dimana Dxt = xt – xt-1 dan D2 = D(Dxt). Secara umum, jika suatu kombinasi linier dari 2 series; setiap terintegrasi pada orde yang berbeda, maka akan menghasilkan series yang terintegrasi pada orde integrasi tertinggi. Penentuan orde integrasi dilakukan dengan uji unit root untuk mengetahui sampai berapa kali diferensiasi harus dilakukan agar series menjadi stasioner. Phillips dan Perron (1988) mengusulkan metode alternatif (nonparametrik) untuk mengontrol sejumlah korelasi pada saat menguji akar unit. Metode PP mengestimasi persamaan uji non-ADF dan memodifikasi rasio pada koefisien sehingga sejumlah korelasi tidak mempengaruhi distribusi asymptotic pada saat dilakukan uji statistik. Dengan rumus sebagai berikut: ŧα = tα (γo/ƒo)1/2 – [T(γo-ƒo) (se(ά)) / 2 ƒo1/2 s]
dimana α tα se s γ0
= = = = =
estimasi rasio t terhadap α koefisien standard error, and standard error uji regresi estimasi konsisten kesalahan varian pada persamaan (dihitung dengan (T-k)s² / T (dimana k adalah jumlah regresor), sementara ƒ0 adalah estimator spektrum residual pada saat frekuensi nol.
Seperti halnya dengan uji ADF, uji PP membandingkan nilai t-stat PP terhadap nilai kritis Mac Kinnon dengan hipotesis H0: γ = 0 dan H1: γ <0. Model Koreksi Kesalahan Dalam model koreksi kesalahan (Error Correction Model, ECM), pergerakan jangka pendek variabel dalam sistem dipengaruhi oleh deviasi dari keseimbangan. Pada HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
11
dasarnya dalam suatu ECM mengandung suatu bentuk koreksi yang menjamin hubungan jangka panjang (Error-Correction, EC) terpenuhi. EC ini diperoleh dari residual estimasi persamaan kointegrasi. Sebagai ilustrasi, misal ada 2 variabel : yt dan zt yang diyakini terintegrasi pada orde 1 dan akan dilihat hubungannya dalam jangka panjang. Untuk mengestimasi hubungan keseimbangan jangka panjang dibentuk dalam persamaan berikut: γt = βo + β1zt + et model koreksinya adalah sebagi berikut: γt = α1 + αγ êt-1 + Σ α11 (i) γt-i + Σ α12 (i) zt-i + εy t ... i = 1 zt = α2 + αz ê t-1 + Σ α21 (i) γt-i + Σ α22 (i) zt-i + εz
t
... i = 1
dimana êt-1 adalah error-correction term yang merupakan nilai tenggang residual dari estimasi hubungan keseimbangan jangka panjang persamaan y t. ay dan az adalah koefisien kecepatan penyesuaian (speed of adjustment coefficients), εy t dan εz t adalah white-noise disturbance. PEMBAHASAN Tabel 1. Deskripsi Statistik 2003-2007 Mean Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability N
RM R_£ R_€ R_USD R_¥ 0.1625% 0.0161% 0.0335% 0.0022% 0.0119% 6.97% 2.79% 5.91% 7.50% 7.08% -7.50% -5.37% -5.34% -8.11% -5.70% 1.31% 0.66% 0.71% 0.60% 0.73% -0.49 -0.51 0.06 -1.00 0.66 6.83 8.15 10.46 58.19 16.16 788.17 1392.47 2816.41 154300.80 8853.82 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 1214 1214 1214 1214 1214
Tabel 1 memperlihatkan statistik deskriptif dari return pasar dan valuta asing yang menjadi variabel penelitian Statistik deskriptif perlu dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai data yang tersedia. Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat dari mean yang menggambarkan return pasar serta standar deviasi yang menggambarkan risiko, maka return pasar memang masih memberikan tingkat pengembalian tertinggi sebesar rata-rata 0.1625% perhari dengan tingkat risiko sebesar 1.31%, diikuti urutan kedua valas Euro sebesar rata-rata 0.0335% dengan tingkat risiko sebesar 0.71%. Sedangkan tingkat pengembalian terendah atau mengalami kerugian tertinggi adalah Dolar Amerika sebesar negatif 8,11% perhari dengan tingkat risiko sebesar 0.6%, diikuti urutan kedua return pasar sebesar negatif 7,5% dengan tingkat risiko sebesar 1.31%. Risiko terendah diperoleh oleh mata uang Dolar AS sebesar 0.6%, diikuti urutan kedua mata uang Poundterling sebesar 0.66%, sedangkan risiko tertinggi dihasilkan oleh return pasar sebesar 1,31% diikuti urutan kedua mata uang Yen sebesar 0,73%. Secara grafis, data variabel memiliki distribusi HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
12
normal, sedang berdasarkan uji Kolgomorov-Smiornov terlihat bahwa seluruh variabel penelitian memiliki distribusi data yang tidak normal karena nilai K-S Asymp.Sig. (2tailed) yang signifikan.
Pengujian Asumsi Klasik Dari hasil uji multikolinearitas (Panel B) dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas pada persamaan multiregresi berdasarkan kriteria nilai Tolerance (mendekati 1) dan VIF (< 10). Pada panel C, diperoleh hasil beragam untuk tiap periode: a) autokorelasi positif (2003-2005) karena nilai 0 < d < dL (2004-2005) dan nilai dL ≤ d ≤ dU (2003); b) tidak terjadi autokorelasi pada periode 2006 dan 4 tahunan karena nilai dU < d < 4 - dU; c) terjadi autokorelasi negatif pada tahun 2007 karena nilai 4 - dU < d < 4 - dL. Gejala heteroskedastisitas (lihat Tabel 2 Panel D) juga masih terjadi baik di periode parsial (2005, return Dolar AS dan; 2007, return Yen) maupun periode simultan (2003-2007) karena nilai Obs*R-squared statistik tiap variabel mempunyai tingkat signifikan lebih kecil dari 5% artinya koefisien pengganggunya memiliki varian yang tidak sama.
Pengujian Hipotesis Persamaan Linier Hasil uji hipotesis (tabel 2 Panel E) menyatakan bahwa kecuali tahun 2005, return keempat valuta asing berpengaruh signifikan terhadap return pasar. Secara parsial return Poundsterling hanya berpengaruh signifikan terhadap return pasar saham pada tahun 2006. Return Euro berpengaruh signifikan terhadap return pasar periode 2003 dan 2007. Mata uang Dolar AS berpengaruh signifikan pada tahun 2004, 2006-2007, dan periode 4 tahunan. Sedangkan return Yen berpengaruh terhadap return pasar pada 2006-2007, dan periode empat tahunan. Keempat return valas memiliki kemampuan menjelaskan variasi return pasar sebesar 2,66%-18,55% sedangkan sisanya sebesar 71,45% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian.
Pengujian Kausalitas Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger periode parsial (lih. tabel 5) diperoleh hasil sebagai berikut: Untuk periode 2003, return pasar berpengaruh signifikan (level 10%) terhadap return poundsterling dan Dolar AS (level 1%). Return Euro memiliki pengaruh yang signifikan (level 5%) terhadap return Poundsterling, sebaliknya return Poundsterling berpengaruh signifikan (10%) terhadap return Yen. Di tahun 2004, return pasar memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap mata uang Euro dan Dolar AS (keduanya pada level 1%). Sedangkan interaksi supply dan demand yang terjadi pada kedua mata uang tersebut ternyata saling mempengaruhi return keduanya (level 5%). Pada periode 2005, hanya 4 hipotesis null yang tidak ditolak sedangkan Ho lainnya diterima pada level 1%-5%. Ini berarti bahwa pada periode tersebut memang tidak terjadi kausalitas antara return Dolar AS dan Pounsterling serta Yen dan Euro. Untuk periode 2006, return pasar memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap return 4 valuta asing. Sementara pada tahun 2007, return pasar hanya berpengaruh signifikan (level 1%) terhadap return Dolar AS dan Yen.
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
13
Uji Stationary Uji stasioneritas atau seringkali disebut juga uji akar-unit menggunakan Phillip-Peron test. Pengujian dilakukan dengan memasukkan intersep dan trend (lih. tabel 3). Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel sudah stasioner dalam bentuk level.
Pengujian Kointegrasi Pengujian kointergrasi dilakukan dengan dua prosedur yang berbeda yaitu prosedur pengujian kointegrasi Engle-Granger (1987) dan prosedur Johansen (1991). Prosedur Engle-Granger Sebelum melakukan pengujian kointegrasi, sebelumnya dilakukan estimasi terhadap model dengan menggunakan regresi linier biasa (OLS). Residu dari hasil estimasi ini akan dilakukan uji stasionernya. Jika residu adalah stasioner, berarti diantara variabelvariabel terjadi kointegrasi, sehingga estimasi akan dilakukan dengan menggunakan teknik kointegrasi. Dari estimasi OLS diperoleh residunya untuk dilakukan pengujian kointegrasi dengan menggunakan unit-root PP test. Dari hasil PP test dalam bentuk level dengan memasukkan intersep dan trend dapat disimpulkan bahwa terjadi kointegrasi diantara variabel-variabel (lihat tabel 4. Panel A). Prosedur Johansen Dengan menggunakan asumsi liniear deterministic trend (restricted) dan dengan menggunakan lag interval pair (1 4) hasilnya menunjukkan bahwa terdapat kointegrasi diantara variabel yang digunakan berdasarkan nilai Max-Eigen Stat yang lebih besar dari nilai kritisnya (lih tabel 4 panel B). Adapun persamaan jangka panjang dengan menggunakan prosedur Johansenn dapat dilihat pada tabel 4. Panel C. Untuk mendapatkan persamaan jangka pendek-nya dilakukan run hasil persamaan jangka panjang untuk memperoleh residunya. Untuk memperoleh persamaan ECM kita masukkan lag dari residu dan first difference dari variabel lainnya. Berdasarkan tabel 4 panel D. dapat disimpulkan bahwa untuk jangka pendek secara simultan dan parsial terbukti bahwa return valas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return pasar. KESIMPULAN Berdasarkan studi empiris dengan menggunakan data periode 2003-2007 ditunjukkan bahwa variabel return empat valuta asing mempengaruhi fluktuasi return pasar. Dengan menggunakan model multiregresi, kecuali tahun 2005 ditunjukkan bahwa variabel return empat valas mempengaruhi pergerakan return pasar. Sementara dengan model kointegrasi dan error correction model diperoleh hasil bahwa empat return valas tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return pasar. Oleh karena itu mereka yang ingin melakukan investasi saham di BEI perlu terlebih dahulu menganalisis perubahan return pasar yang terjadi karena berubahnya return 4 valas dan menyadari bahwa keempat return valas tersebut mempengaruhi return pasar modal dengan arah berbeda, yakni ada yang positif dan negatif. HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
14
REFERENSI Efiawan, R. 1999. Efek Suku Bunga, Inflasi, dan Kurs Terhadap IHSG Di Pasar Modal Jakarta. Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Padjajaran, Bandung. Enggarini, Titis. 2006. Analisis Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Indeks LQ 45 Periode 2002-2004. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang. Endri. 2006. Analisis Pengaruh Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Return Indeks Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.8, Desember: 113-128. Ernawati, Tri Wahyu. 2007. Analisis Pengaruh Tingkat Sensitivitas Saham pada Variabel-Variabel Ekonomi Makro Terhadap Expected Return Saham Perusahaan Perbankan. Skripsi, FE-Universitas Brawijaya, Malang. Engle, Robert F. and C. W. J. Granger. 1987. Co-integration and Error Correction: Representation, Estimation, and Testing. Econometrica, 55, 251–276. Gujarati, Damodar N. (1995). Basic Econometrics, 3rd Edition, New York: McGrawHill. Gudono. 1999. Penilaian Pasar Modal Terhadap Fluktuasi Bisnis Real Estat. Kelola, 20:42-53. Hermanto, B. 1998. Nominal Stock Return Volatility on The Jakarta Stock Exchange and Changes in Government Policy. Disertasi, University of Birmingham, UK. Hilda, 2003, Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat bunga SBI, Tingkat Inflasi, Kurs Valas dan GNP terhadap Return Indeks LQ 45 di BEJ. Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Brawijaya Malang. Johansen, Søren (1991). Estimation and Hypothesis Testing of Cointegration Vectors in Gaussian Vector Autoregressive Models. Econometrica, 59, 1551–1580. Manurung, A.H. 1996. Pengaruh Variabel Makro, Investor Asing, Bursa Yang Telah Maju terhadap Indeks BEJ. Tesis, Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Ekonomi, UI, Jakarta. Mawardi, Sigit. 2005. Analisis Variabel-variabel Fundamental Yang Mempengaruhi Penilaian Saham Dengan Pendekatan Price Earning Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Listing di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2000-2002). Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang. Phillips, P.C.B. and P. Perron. 1988. Testing for a Unit Root in Time Series Regression. Biometrika, 75, 335–346.
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
15
Rahmawati, Wahyu Ika. 2006. Analisis Pengaruh Suku Bunga, SBI, JUB, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, SIBOR Terhadap Suku Bunga Pinjaman Bank Umum Yang Ditetapkan Oleh BI Tahun 2000-2006: Pendekatan Error Correction Model. Skripsi, Unioversitas Brawijaya, Malang. Reza, Mochammad, 2000, Analisis Dampak Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi dan Kurs Tukar terhadap Return Saham dari Perusahaan-Perusahaan yang terdapat di Indonesia, Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang. Sakhowi, A. 1999. Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Tingkat Bunga Terhadap Return Saham Di BEJ. Tesis, Program Pascasarjana Bidang Ilmu Ekonomi, UI, Jakarta. Siyami, Nia Isniati. 2007. Analisis Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Yang Listing Di BEJ. Skripsi, FE-Universitas Brawijaya, Malang. Wulandari, Dwi. 2005, Pengaruh Variabel-variabel Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham.
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
16
Tabel 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Panel A. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test R_£ R_€ R_USD R_¥ Periode Asymp. Sig. (2-tailed) 2003 0.635 0.688 0.009 0.404 2004 0.072 0.251 0.000 0.086 0.001 2005 0.155 0.056 0.000 2006 0.372 0.592 0.000 0.057 0.293 2007 0.295 0.251 0.153 2003-2007 0.003 0.002 0.000 0.000 Panel B. Hasil Uji Multikolinearitas Indikator
R_£
Tolerance VIF
0.52 1.92
Tolerance VIF
0.72 1.38
Tolerance VIF
0.92 1.09
Tolerance VIF
0.54 1.85
Tolerance VIF
0.36 2.80
Tolerance VIF
0.77 1.30
R_€ 2003 0.33 3.06 2004 0.44 2.27 2005 0.18 5.67 2006 0.23 4.44 2007 0.31 3.23 2003-2007 0.31 3.19
R_USD
R_¥
0.30 3.37
0.52 1.93
0.38 2.65
0.59 1.68
0.25 4.04
0.31 3.22
0.26 3.91
0.42 2.38
0.36 2.76
0.39 2.59
0.35 2.86
0.53 1.88
Panel C. Hasil Uji Autokorelasi Periode
k
2003 2004 2005 2006 2007 2003-2007
4 4 4 4 4 4
dL 1.728 1.728 1.728 1.728 1.728 1.728
dU
d-Hit
(4-dU)
(4-dL)
1.810 1.810 1.810 1.810 1.810 1.810
1.748 1.641 1.720 2.083 2.235 1.883
2.190 2.190 2.190 2.190 2.190 2.190
2.272 2.272 2.272 2.272 2.272 2.272
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
Keterangan Autokorelasi positif Autokorelasi positif Autokorelasi positif Tidak Terjadi Autokorelasi Autokorelasi negatif Tidak Terjadi Autokorelasi
17
Panel D. Hasil Uji White Heteroskedastisitas R_£
R_£²
R_€
Periode 2003 2004 2005 2006 2007 2003-2007
R_€²
R_USD
R_USD²
R_¥
R_¥²
Sig.F
Sig.t 0.424 0.133 0.757 0.840 0.173 0.017
0.303 0.135 0.567 0.989 0.529 0.287
0.706 0.182 0.768 0.682 0.714 0.457
0.818 0.046 0.335 0.033 0.205 0.054
0.470 0.635 0.001 0.188 0.531 0.000
0.136 0.197 0.373 0.654 0.819 0.003
0.315 0.504 0.889 0.609 0.008 0.030
0.568 0.199 0.408 0.765 0.318 0.001
0.732 0.505 0.019 0.000 0.033 0.000
Panel E. Hasil Uji Hipotesis Periode 2003 2004 2005 2006 2007 2003-2007
R_£ 0.770 0.971 0.101 0.007 0.688 0.150
Sig.t R_€ R_USD 0.039 0.805 0.962 0.004 0.180 0.703 0.509 0.000 0.086 0.001 0.590 0.000
Adj.R² R_¥ 0.857 0.0408 0.733 0.0266 0.877 -0.0048 0.003 0.1275 0.007 0.1855 0.048 0.0397
Sig.F 0.008 0.035 0.584 0.000 0.000 0.000
Panel F. Persamaan Multiregresi Periode 2003 2004 2005 2006 2007 2003-2007
Persamaan 0.0023 - 0.0608R_£ - 0.3596R_€ + 0.0583R_USD + 0.0314R_¥ 0.0018 + 0.0067R_£ + 0.0085R_€ - 0.6149R_USD + 0.0608R_¥ 0.0007 - 0.3571R_£ + 0.2679R_€ + 0.0359R_USD - 0.024R_¥ 0.0020 - 0.7090R_£ + 0.1963R_€ - 0.7895R_USD + 0.5628R_¥ 0.0018 - 0.1045R_£ + 0.4985R_€ - 1.0422R_USD - 0.4339R_¥ 0.0017 - 0.1361R_£ + 0.0501R_€ - 0.29R_USD - 0.1369R_¥
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
18
Tabel 3. Hasil Uji Stationary Pendekatan Phillips-Perron stat Variabel
PP test stat
Rm R_£ R_€ R_USD R_¥
-14.48435 -16.14762 -16.98559 -14.63981 -16.70886
Rm R_£ R_€ R_USD R_¥
-11.90605 -15.9711 -16.56964 -14.06078 -14.09446
Rm R_£ R_€ R_USD R_¥
-13.55121 -15.23874 -17.17793 -18.58364 -17.32669
Rm R_£ R_€ R_USD R_¥
-14.84185 -14.07407 -14.71004 -16.02955 -15.3526
Rm R_£ R_€ R_USD R_¥
-15.57048 -16.03087 -15.79345 -16.55892 -17.53959
Rm R_£ R_€ R_USD R_¥
-31.63274 -34.71011 -36.75566 -37.0162 -36.63757
1% level 2003 -3.996592 -3.996592 -3.996592 -3.996592 -3.996592 2004 -3.996592 -3.996592 -3.996592 -3.996592 -3.996592 2005 -3.996271 -3.996271 -3.996271 -3.996271 -3.996271 2006 -3.996592 -3.996592 -3.996592 -3.996592 -3.996592 2007 -3.9958 -3.9958 -3.9958 -3.9958 -3.9958 2003-2007 -3.96563 -3.96563 -3.96563 -3.96563 -3.96563
Adj. t-Stat 5% level 10% level -3.428581 -3.428581 -3.428581 -3.428581 -3.428581
-3.137711 -3.137711 -3.137711 -3.137711 -3.137711
-3.428581 -3.428581 -3.428581 -3.428581 -3.428581
-3.137711 -3.137711 -3.137711 -3.137711 -3.137711
-3.428426 -3.428426 -3.428426 -3.428426 -3.428426
-3.137619 -3.137619 -3.137619 -3.137619 -3.137619
-3.428581 -3.428581 -3.428581 -3.428581 -3.428581
-3.137711 -3.137711 -3.137711 -3.137711 -3.137711
-3.428198 -3.428198 -3.428198 -3.428198 -3.428198
-3.137485 -3.137485 -3.137485 -3.137485 -3.137485
-3.413521 -3.413521 -3.413521 -3.413521 -3.413521
-3.128808 -3.128808 -3.128808 -3.128808 -3.128808
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
19
Tabel 4. Hasil Uji Kointegrasi Panel A. Metode Engle-Granger test statistic Ho:
PP-stat
RESID_2003 has a unit root RESID_2004 has a unit root RESID_2005has a unit root RESID_2006 has a unit root RESID_2007 has a unit root RESID_2003-2007 has a unit root
-14.3168 -12.6997 -13.4466 -16.6944 -17.6938 -33.0021
1% level -3.99659 -3.99675 -3.99643 -3.99675 -3.99596 -3.96563
Adj. t-Stat 5% level 10% level -3.42858 -3.13771 -3.42866 -3.13776 -3.4285 -3.13767 -3.42866 -3.13776 -3.42827 -3.13753 -3.41352 -3.12881
Panel B. Metode Johansen Hypothesized No. of CE(s) None * At most 1 * At most 2 * At most 3 * At most 4 * None * At most 1 * At most 2 * At most 3 * At most 4 * None * At most 1 * At most 2 * At most 3 * At most 4 *
Max-Eigen Stat 2003 64.55876 48.83537 42.48184 32.90318 26.95904 2004 63.16368 52.9984 42.34345 34.9191 24.86187 2005 71.88562 59.83539 40.00722 33.47333 29.81497
5% Critical Value
Hypothesized No. of CE(s)
33.87687 27.58434 21.13162 14.2646 3.841466
None * At most 1 * At most 2 * At most 3 * At most 4 *
33.87687 27.58434 21.13162 14.2646 3.841466
None * At most 1 * At most 2 * At most 3 * At most 4 *
33.87687 27.58434 21.13162 14.2646 3.841466
None * At most 1 * At most 2 * At most 3 * At most 4 *
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
Max-Eigen Stat 2006 76.67211 65.19546 49.46431 43.46833 35.13603 2007 85.61473 59.9239 50.07165 38.75124 28.52926 2003-2007 276.3175 239.7166 229.7359 203.7932 176.1487
5% Critical Value 33.87687 27.58434 21.13162 14.2646 3.841466 33.87687 27.58434 21.13162 14.2646 3.841466 33.87687 27.58434 21.13162 14.2646 3.841466
20
Panel C. Persamaan Jangka Panjang Kointegrasi Model Johansen R_£
R_€
-1.00977 (1.03)
R_USD 2003 3.032225 5.6344 (0.87) (1.20)
7.167693 (1.09)
2004 -1.17251 -1.9286 (1.16) (1.16)
R_¥
R_£
-0.194212 (0.87)
-2.423518 (0.96)
R_€
-47.1315 (7.95)
R_USD 2006 91.77943 -10.0799 (10.62) (5.07)
-29.3992 (6.11)
-0.97033 (0.38)
2007 -1.07224 1.995224 (0.41) (0.49)
0.749733 (0.25)
2005 2003-2007 -0.98367 -0.15954 2.3581 1.389581 -0.04083 -0.55684 2.801782 (0.55) (0.53) (0.29) (0.44) (0.23) (0.24) (0.19) Ket: angka dalam kurung persamaan diatas merupakan standard error
R_¥
-0.02221 (0.18)
Panel D. Persamaan Jangka Pendek Kointegrasi Model Johansen Sig.t
Periode 2003
C
D(R£)
D(R€)
D(R_USD)
D(R_¥)
Resid_Coint(-1)
0.001
-0.169
-0.226
0.044
0.031
-0.891
2004
0.000
0.028
-0.132
-0.213
-0.102
-0.803
2005
-0.001
-0.223
-0.049
-0.034
0.041
-0.872
2006
0.000
-0.428
0.151
-0.508
0.095
-0.995
2007
0.000
-0.203
0.139
-0.567
-0.241
-1.005
2003-2007
0.000
-0.126
-0.044
-0.209
-0.139
-0.945
Panel D. (Lanjt)
Periode 2003 2004 2005 2006 2007 2003-2007
Adj.R²
Sig.F
49.31% 38.46% 41.25% 52.13% 56.70% 47.43%
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
21
Tabel 5. Hasil Uji Kausalitas Granger 2003
2004
Null Hypothesis: F-Stat
Prob
F-Stat
Prob
R_BPOUND does not Granger Cause RM
2.02
0.135
0.07
0.928
RM does not Granger Cause R_BPOUND
2.33
0.099
1.96
0.143
R_EURO does not Granger Cause RM
1.54
0.217
1.13
0.326
RM does not Granger Cause R_EURO
1.24
0.291
6.76
0.001
R_USD does not Granger Cause RM
0.17
0.84
1.14
0.322
RM does not Granger Cause R_USD
5.16
0.006
6.65
0.002
R_YEN does not Granger Cause RM
0.10
0.902
0.19
0.824
RM does not Granger Cause R_YEN
0.85
0.43
2.21
0.112
R_EURO does not Granger Cause R_BPOUND
3.23
0.041
0.51
0.601
R_BPOUND does not Granger Cause R_EURO
0.84
0.433
1.39
0.25
R_USD does not Granger Cause R_BPOUND
1.66
0.193
0.20
0.817
R_BPOUND does not Granger Cause R_USD
0.89
0.41
0.17
0.847
R_YEN does not Granger Cause R_BPOUND
0.29
0.751
0.07
0.933
R_BPOUND does not Granger Cause R_YEN
2.44
0.089
0.19
0.831
R_USD does not Granger Cause R_EURO
1.67
0.191
3.55
0.03
R_EURO does not Granger Cause R_USD
0.28
0.754
3.54
0.03
R_YEN does not Granger Cause R_EURO
0.66
0.52
0.28
0.756
R_EURO does not Granger Cause R_YEN
1.20
0.304
0.52
0.596
R_YEN does not Granger Cause R_USD
1.02
0.362
1.15
0.317
R_USD does not Granger Cause R_YEN
1.77
0.173
0.05
0.948
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
22
Tabel 5. contd 2005
2006
2007
Null Hypothesis: R_BPOUND does not Granger Cause RM
F-Stat 1.37
Prob 0.257
F-Stat 0.075
Prob 0.928
F-Stat 1.003
Prob 0.368
RM does not Granger Cause R_BPOUND
10.03
0.000
3.513
0.031
0.104
0.901
R_EURO does not Granger Cause RM
3.32
0.038
0.255
0.775
0.935
0.394
RM does not Granger Cause R_EURO
15.19
0.000
4.696
0.010
0.161
0.851
R_USD does not Granger Cause RM
0.58
0.561
0.283
0.754
0.310
0.734
RM does not Granger Cause R_USD
11.01
0.000
7.520
0.001
4.926
0.008
R_YEN does not Granger Cause RM
1.57
0.211
1.215
0.299
0.258
0.773
RM does not Granger Cause R_YEN
20.63
0.000
4.950
0.008
8.593
0.000
R_EURO does not Granger Cause R_BPOUND
5.96
0.003
0.147
0.863
0.469
0.626
R_BPOUND does not Granger Cause R_EURO
2.45
0.088
0.495
0.610
0.349
0.706
R_USD does not Granger Cause R_BPOUND
1.85
0.160
0.162
0.851
0.386
0.681
R_BPOUND does not Granger Cause R_USD
1.43
0.241
1.048
0.352
0.662
0.517
R_YEN does not Granger Cause R_BPOUND
5.04
0.007
0.415
0.661
1.013
0.365
R_BPOUND does not Granger Cause R_YEN
3.18
0.043
0.020
0.980
0.555
0.575
R_USD does not Granger Cause R_EURO
1.99
0.139
0.035
0.965
0.533
0.587
R_EURO does not Granger Cause R_USD
4.10
0.018
0.864
0.423
0.482
0.618
R_YEN does not Granger Cause R_EURO
1.25
0.287
2.239
0.109
0.348
0.706
R_EURO does not Granger Cause R_YEN
1.13
0.324
0.140
0.869
0.381
0.683
R_YEN does not Granger Cause R_USD
2.84
0.061
0.047
0.954
1.506
0.224
R_USD does not Granger Cause R_YEN
3.00
0.052
0.101
0.904
0.062
0.940
HUBUNGAN VALUTA ASING DAN PASAR SAHAM ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU
23