PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Yulius Ardi Nugraha 129114044
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN
Disusun oleh: Yulius Ardi Nugraha NIM: 129114044
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing,
P. Eddy Suhartanto, M.Si.
Tanggal
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yulius Ardi Nugraha NIM: 129114044
Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji Pada tanggal: 15 November 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Penguji I
: P. Eddy Suhartanto, M.Si.
………………
Penguji II
: Minta Istono, M.Si.
……………....
Penguji III
: P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A.
…………….... Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan,
Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Bagaimanapun juga, kita akan tetep memerlukan Tuhan dalam setiap kehidupan yang kita jalani” -Ardi-
“Ingatlah selalu dan berfokuslah pada 98 batu bata yang terpasang baik, daripada 2 batu bata yang jelek” -Ajahn Brahm-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Semua hasil dari usaha yang sudah saya lakukan ini, saya persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang setiap harinya memberikan berkat, kekuatan, dan penolong untuk diriku. Bapak ku, Ibu ku, Kakak ku, Adik ku yang selalu menjadi rekan dan memberikan dukungan berupa kasih sayang setiap harinya.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya orang lain, kecuali telah saya sebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Januari 2017 Penulis,
Yulius Ardi Nugraha
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN Yulius Ardi Nugraha ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja perempuan. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan negatif antara konsep diri dengan kecenderungan pembelian impulsif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 200 remaja perempuan dengan rentang umur 18-21 tahun. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala konsep diri yang terdiri dari 51 item dengan realibilitas αs = 0,971 dan skala kecenderungan pembelian impulsif yang terdiri dari 30 item dengan reabilitas α = 0,947. Analisis data menggunakan Spearman Rho karena berdasarkan hasil uji normalitas data yang didapatkan tidak normal. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel konsep diri berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan kecenderungan pembelian impulsif (r = -0,215 , p = 0,001). Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, terdapat hubungan yang negatif antara konsep diri dan kecenderungan pembelian impulsif. Kata kunci : konsep diri, kecenderungan pembelian impulsif, remaja perempuan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RELATIONSHIP BETWEEN SELF CONCEPT AND IMPULSIVE BUYING TENDENCY IN FEMALE ADOLESCENT Yulius Ardi Nugraha ABSTRACT
The research aimed to know the correlation between self concept and impulsive buying tendency in female adolescent. The hypothesis of this research were a negative relationship between self concept and impulsive buying tendency. The subject of this research were 200 female adolescents from 18-21 years old. The instruments used in this research were self concept scale consisting of 51 items with reliability of alpha stratified (αs = 0,971) and impulsive buying tendency scale consisting of 30 items with realibility (α = 0,947). The data analysis used Spearman rho because based on the result of the normality test variable impulsive buying tendency show the distribution of data is not normal. The analysis result used Spearman rho showed the variable of self concept correlated negatively and significant with the impulsive buying tendency (r = -0,215 , p = 0,001). This showed that research hypothesis was accepted, there was negative correlation between self concept and impulsive buying tendency. Keywords: self concept, impulsive buying tendency, female adolescent.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Yulius Ardi Nugraha
Nomor Mahasiswa
: 129114044
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan karya ilmiah yang berjudul: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PEREMPUAN Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam media lain, serta mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Dengan demikian pernytaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 10 Januari 2017 Yang menyatakan,
Yulius Ardi Nugraha.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karuniaNya sehingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa adanya bantuan dan dukungan dari banyak pihak maupun secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, MSi. selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, S. Psi., M. Si. selaku
Dosen Pembimbing
Akademik yang sangat membantu selama masa perkuliahan dari awal sampai akhir perkuliahan. 4. Bapak T. M. Raditya Hernawa M. Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan dukungan, saran dan kritik serta rekan diskusi dalam pengerjaan skripsi hingga dapat selesai dengan baik. 5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yan telah mendidik dan membagikan keilmuannya baik ilmu psikologi maupun nilai kehidupan lainnya.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Seluruh staff dan karyawan ( Mas Gandung, Bu Nanik, Mas Muji, Mas Donny, Pak Gie, Pak Bonny) Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas segala bantuan yang diberikan. 7. Teman-teman subjek penelitian yang berkenan membantu memberikan waktu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. 8. Bapak dan Ibu ku yang selalu menyayangi ku dengan segala cara yang kalian berikan kepada ku. Anak laki-laki satu satunya ini memang sering membuat jengkel, maaf ya Pak Bu. Terima kasih sudah menjadi orang tua yang begitu baik terhadap ku. Tuhan berkati bapak ibu, sehat sehat yaa pak buu. 9. Mas Didik, Mbak Nia, Mas Randy, Mbak Irine, Dhek Shinta, keponakan Reynard, keponakan baru mungil Bayi Regina aku sayang kalian semua. Terima kasih sudah saling pengertian satu sama lain dan saling menjaga. 10. Galuh Sekardhita.. Kehadiranmu banyak membawa sukacita. Kita pun belajar satu sama lain dari pengalaman yang kita bagi. Semoga kita bisa terus belajar bersama yaaah. Terimakasih untuk segala pelepas lelah selama proses pengerjaan skripsi ini. Emm, you are my bundle of joy 11. Staff P2TKP : Pak Cahya, Pak Priyo, Pak Adi, Pak Toni, Pak Tius, Pak Landung, Suster Dewi, Mbak Thia, Mbak Dyah, Mbak Clara, Anin, anju, Bella, Bibin, Christy, Ester, Fiona, Grace, Lito, Lukas, Natasha, Pudar, Rika, Yovi, Cia, Dimas, Estu, Jejes, Lenny, Pipit, Retha, Shasa, Stanis, Tiara, Bayu, Edo, Chopie, Dian, Ivie, Panca, Patricia, Putri, Age, Andre,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Doni, Chika, Koleta, Rini, Wira yang menjadi rekan kerja selama 3 tahun ini. 12. Untuk tiga sahabat ku Leonardus Dimas, Michael Banya dan Alfredo Hendrasta. Terima kasih buat keseruannya, dan pengalaman yang boleh terjadi. 13. Group Babi (Anju Hassudungan, Alito Purwa, Margaretha Langen, Leonardus Dimas, Setiawati Tjandra, Jessica Christy, Sofia Rosari) yang sudah mencar. Terima kasih atas kebersamaannya. 14. Monica Santi, Novia Feoh, Erlin Sanjaya rekan diskusi dalam pengerjaan skripsi. Semoga Tuhan selalu memberikan berkat dan damai sejahtera untuk semua yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Yogyakarta, 10 Januari 2017
Yulius Ardi Nugraha
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………............................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..............
ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………… iii HALAMAN MOTTO……………………………………………... iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………….. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………..... vi ABSTRAK……………………………………………………….. vii ABSTRACK……………………………………………………………….. viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………… ix KATA PENGANTAR………………………………………………x DAFTAR ISI………………………………………………………. xiii DAFTAR TABEL………………………………………………… xvii DAFTAR GAMBAR…………………………………………….. xviii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………. xix BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah………………………………...... 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………. 7 C. Tujuan Penelitian…………………………….…………..... 7 D. Manfaat Penelitian...........................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI...................................................
9
A. Konsep Diri..................................................................
9
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengertian Konsep Diri...............................................
9
2. Dimensi Konsep Diri.................................................
10
3. Faktor Pembentuk Konsep Diri...................................
12
4. Jenis-jenis Konsep Diri..............................................
13
5. Peran Penting Konsep Diri ........................................
15
B. Pembelian Impulsif.........................................................
16
1. Pengertian Pembelian Impulsif....................................
16
2. Aspek-aspek Pembelian Impulsif................................
17
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif......... 19 4. Pembelian Impulsif Pada Remaja Perempuan................ 21 C. Remaja Perempuan..........................................................
22
1. Definisi Remaja Perempuan .....................................
22
2. Tahap-tahap Perkembangan Remaja Perempuan…….....23 3. Aspek Perkembangan Remaja Perempuan...................
24
D. Dinamika Hubungan Konsep Diri Dan Pembelian Impulsif Pada Remaja Perempuan..................................................
26
E. Bagan Hubungan Konsep diri dan Pembelian impulsif ...... Pada Remaja Perempuan.................................................
29
F. Hipotesis Penelitian.........................................................
30
BAB III METODE PENELITIAN...............................................
31
A. Jenis Penelitian..............................................................
31
B. Variabel Penelitian........................................................
31
C. Definisi Operasional.......................................................
31
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Konsep Diri..................................................................... 31 2. Kecenderungan Pembelian Impulsif................................ 32 D. Subjek Penelitian....................................................................32 E. Metode Pengumpulan Data................................................... 33 F. Validitas & Reliabilitas ....................................................... 35 1. Validitas......................................................................
35
2. Seleksi Item.................................................................
36
3. Reliabilitas...................................................................
38
G. Metode Analisis Data........................................................
40
1. Uji Normalitas.............................................................
40
2. Uji Linearitas...............................................................
40
3. Uji Hipotesis................................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............
41
A. Pelaksanaan Penelitian......................................................
41
B. Deskripsi Subjek Penelitian...............................................
41
C. Deskripsi Data Penelitian..................................................
42
D. Hasil Penelitian..................................................................
44
1. Uji Normalitas.............................................................
44
2. Uji Linearitas...............................................................
46
3. Uji Hipotesis................................................................
47
E. Pembahasan.......................................................................
48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................
52
A. Kesimpulan.......................................................................
52
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan penelitian.....................................................
52
C. Saran...............................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA..................................................................
54
LAMPIRAN................................................................................
58
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Penskoran Jawaban Skala Konsep Diri.............................. 34 Tabel 2 : Distribusi Item Skala Uji Coba Konsep Diri...................... 34 Tabel 3 : Penskoran Jawaban Skala Pembelian Impulsif.................. 35 Tabel 4 : Distribusi Item Skala Uji Coba Pembelian Impulsif.......... 35 Tabel 5 : Distribusi Item Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba........ 37 Tabel 6 : Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba.. .......................................................................................................... 38 Tabel 7 : Data Usia Subjek Penelitian..........................................
41
Tabel 8 : Deskripsi Data Penelitian.............................................
42
Tabel 9 : Perbandingan Data Teoritik Dan Empiris...........................42 Tabel 10 : Uji One Sample t-test Skala Konsep Diri...................... 43 Tabel 11 : Uji One Sample t-test Skala Pembelian Impulsif............ 43 Tabel 12 : Hasil Uji Normalitas..................................................
44
Tabel 13 : Hasil Uji Linearitas.......................................................... 46 Tabel 14 : Hasil Uji Hipotesis............................................................48 Tabel 15 : Kriteria Koefisien Korelasi..........................................
xvii
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Bagan Hubungan Konsep Diri dan Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Remaja Perempuan..................................................... 29 Gambar 2 : Grafik Normal Q-Q Plot Konsep Diri.........................
45
Gambar 3 : Grafik Normal Q-Q Plot Kecenderungan Pembelian Impulsif. ....................................................................................................
46
Gambar 4 : Grafik Plot Linearitas......................................................47
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Skala Uji Coba............................................................. 59 Lampiran 2 : Skala Penelitian........................................................... 72 Lampiran 3 : Uji Reliabilitas Skala................................................... 83 Lampiran 4 : Uji Koefisien Alpha Berstrata...................................... 89 Lampiran 5 : Uji One Sample t-test.................................................. 92 Lampiran 6 : Uji Normalitas dan Uji Linearitas................................ 94 Lampiran 7 : Uji Hipotesis............................................................... 97
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Kegiatan belanja merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi kebanyakan orang, sehingga sebagian orang sulit dipisahkan dari kebiasaan belanja. Umumnya orang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan, namun sering juga orang berbelanja hanya untuk memenuhi hasrat atau dorongan dalam dirinya (Fitri, 2006). Menurut Rahayu (kompas.com, 2015), ada alasan mendasar seseorang menyukai aktivitas berbelanja, yaitu merasa senang memiliki barang baru, melihat benda yang bagus dan senang mengenakan sesuatu
yang terlihat menarik. Menurut Irawan (marketing.co.id, 2012),
konsumen Indonesia memiliki karakter unik dalam berbelanja. Konsumen Indonesia ketika berbelanja suka memamerkan produk yang dimilikinya dan cenderung melakukan pembelian yang tidak terencana atau impulsif. Riset yang dilakukan oleh lembaga Frontier Consulting Group tahun 2012 menunjukkan bahwa pembelian secara impulsif atau pembelian yang tidak direncanakan di Indonesia relatif sangat tinggi yaitu 15% hingga 20% dibandingkan dengan Amerika. Perilaku belanja masyarakat Indonesia lebih tidak teratur dibandingkan dengan Australia yang memiliki waktu dan jam tertentu untuk berbelanja. Konsumen Indonesia tidak memiliki hari tertentu dalam belanja dan menganggap bahwa belanja serta rekreasi sebagai dua hal yang sama (marketing.co.id, 2012). 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Pada bulan Juni 2013, Lembaga Nielsen melaporkan penelitian terhadap 1804 responden di lima kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan. Hasil survei menunjukkan pembelian impulsif di Indonesia semakin
meningkat (AC Nielsen dalam
Kramadibrata, 2014). Dari hasil wawancara yang dilakukan tersebut, 21 % pembelanja mengaku tidak
membuat
perencanaan sebelum melakukan
pembelian. Angka pembelian meningkat dua kali lipat menjadi 39 persen bila dibanding tahun 2010 (antaranews.com, 2011). Daily Mail (2014) melansir bahwa hampir setengah warga Inggris (44%) terkena kebiasaan berbelanja yang tidak sehat, yaitu 13% memilih berhutang pada teman atau keluarga demi membeli sesuatu yang diinginkan dan 12% bahkan memilih terus menggesek kartu kredit demi berbelanja. Survei juga menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan
merupakan para
pembeli impulsif terbesar dan 39% mengaku bahwa motivasi utamanya hanyalah untuk memperbaruhi isi lemarinya (detik.com, 2014). Pengertian pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh konflik pikiran dan dorongan emosional (Verplanken & Herabadi, 2001). Seseorang yang membeli secara impulsif kurang memperhatikan perencanaan dan pertimbangan sehingga memunculkan respon emosi tertentu setelah melakukan pembelian (Rook 1987; Rook & Fisher 1995; Verplanken & Herabadi 2001, dalam Vohn & Faber, 2007). Selain itu, Rook (1987, dalam Sneath, Lacey, & Kennett-Hensel, 2009) perilaku pembelian yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
secara tiba-tiba dengan dorongan yang besar dapat menimbulkan konflik emosional. Pembelian impulsif terjadi apabila seseorang mengalami dorongan begitu kuat, terjadi terus menerus yang mengakibatkan keinginan melakukan pembelian dan sulit menolak dorongan yang muncul tersebut (Rook, 1987). Menurut Mowen dan Minor (2002), pembelian
impulsif sering
dilakukan pada masa remaja dibandingkan orang tua. Selain itu Wood (1998, dalam Henrietta, 2012) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan pembelian impulsif pada usia 18 hingga 39 tahun dan akan menurun setelah melewati usia 39 tahun. Hal ini dikarenakan orang yang lebih tua cenderung lebih mampu untuk mengendalikan ekspresi emosionalnya dibanding orang yang lebih muda (Lawton, Kleban, Rajagopal, & Dean, 1992; McConatha et al., 1994, dalam Lin & Chuang 2005). Penelitian lain yang dilakukan Lin dan Lin (2005) pada subjek remaja dengan rentang usia 15 hingga 19 tahun yang menunjukkan umur 19 tahun lebih impulsif dibanding umur lainnya. Hal ini diperkuat dengan artikel yang dipublikasikan oleh Jawa Pos yang menuliskan bahwa 20,9% dari 1.074 responden remaja di Jakarta dan Surabaya mengaku menggunakan uang bayaran kuliah untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan (Jawa Pos dalam Sitohang, 2009). Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut remaja sering dijadikan tujuan marketing (Lin & Chuang, 2005; Lin & Chen, 2012). Santrock (2007) menyatakan remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa antara umur 13 tahun hingga 21 tahun dan mengalami perkembangan yang pesat secara fisik, kognitif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
sosioemosi. Pada aspek fisik, perubahan pada remaja ditandai dengan perubahan hormon seksual sehingga lebih memperhatikan kondisi fisiknya. Perubahan ini pula yang mengakibatkan remaja memiliki minat yang tingi akan penampilan termasuk daya tarik, bentuk tubuh seseorang (Virvialite, Saladiene, & Zvinklyte, 2011). Keadaan ini dilihat sebagai hal penting yang dapat menimbulkan perasaan tidak puas, kurang percaya diri dan rendahnya harga diri bila tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pada aspek perkembangan sosioemosi, remaja memiliki emosi yang kurang stabil. Sedangkan pada kognitifnya, seorang remaja cenderung berpikir secara abstrak dan tergesagesa (Santrock, 2003). Remaja akan melakukan apa saja untuk terlihat sama dengan identitas dirinya, termasuk melakukan pembelian yang tak direncanakan (Papalia, Old, & Feldmen, 2009). Utami dan Sumaryono (2008) menjelaskan bahwa pembelian impulsif di Indonesia banyak terjadi pada remaja perempuan dibandingkan remaja lakilaki. Menurut Lina dan Rosyid (1997), perempuan memiliki kecenderungan lebih besar untuk berperilaku membeli secara impulsif dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan karena konsumen perempuan cenderung lebih emosional sehingga cenderung mudah untuk terpengaruh untuk berbelanja yang tak terencana. Santrock (2003) juga mengatakan bahwa remaja putri memiliki perhatian lebih mengenai kencan, penampilan, dan aktivitas berbelanja. Selain itu remaja perempuan dipandang memiliki harga diri yang rendah dari pada laki-laki (Coopersmith, 2007; Baron, Byrne & Branscombe, 2006; dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Santrock, 2012) dan cenderung lebih impulsif daripada laki-laki (Dittmar & Wood dalam Verplanken & Herabadi, 2001; Lin & Lin, 2005). Rook (1987) menyatakan bahwa pembelian impulsif memiliki dampak negatif terhadap konsumennya. Konsumen ini kurang memperhatikan konsekuensi negatif yang mungkin muncul dari tindakan mereka (Hoch & Loewenstein, 1991; Rook, 1987; O’Guinn & Faber, 1989 dalam Kacen & Lee, 2002). Dampak negatif yang dapat diterimanya adalah mendapatkan kesulitan keuangan setelah melakukan pembelian, mengalami kekecewaan terhadap barang yang dibeli karena
tidak sesuai dengan kegunaan.
Konsekuensi negatif lain yang muncul adalah munculnya alasan-alasan pembenaran dari pembelian yang dilakukan (Fitri, 2006). Pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor diluar diri dan faktor dalam diri. Faktor di luar diri yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif terdiri dari konformitas (Sitohang, 2009), lingkungan toko, lingkungan toko, harga, pelayanan dan perkembangan teknologi (Verplanken & Herabadi, 2001). Sedangkan faktor dalam diri yang mempengaruhi pembelian impulsif terdiri dari usia, gender, harga diri, kontrol diri, mood dan kepribadian (Verplanken & Herabadi, 2001). Terkait dengan kepribadian, Hurlock (1997) menyatakan bahwa konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian individu yang akan memengaruhi berbagai bentuk sifat. Konsep diri juga dikatakan berperan dalam perilaku individu, karena seluruh sikap dan pandangan individu terhadap dirinya akan memengaruhi individu tersebut dalam menafsirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
setiap aspek pengalaman-pengalamannya. Selain itu Susana, et al., (2006) menyatakan bahwa konsep diri adalah inti dari kepribadian seseorang yang menyangkut pandangan dan sikap individu terhadap dirinya baik mengenai dimensi fisik, karakteristik individu dan motivasi diri. Senada dijelaskan oleh Rosenber (dalam Ferrinadewi, 2008) bahwa konsep diri menjelaskan aspek-aspek kepribadian individual yang merupakan ekspresi diri seseorang. Menurut Calhoun dan Acolella (1995), konsep diri memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan individu tentang dirinya sendiri, pengharapan yang dimiliki individu untuk dirinya sendiri, dan penilaian mengenai dirinya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Harter (dalam Santrock, 2002) menunjukkan bahwa penampilan fisik secara konsisten berkorelasi kuat dengan penerimaan sosial dari teman sebayanya. Penelitian Lord dan Eccles (dalam Santrock, 2002) menambahkan adanya hubungan antara konsep diri dan keterkaitan fisik untuk meramalkan rasa percaya diri seseorang. Penelitian Engel (1994) juga memaparkan bahwa perbedaan perilaku yang terjadi pada konsumen terkait dengan pembedaan konsep diri konsumen. Menurut Fitts (dalam Agustiani, 2009) konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Calhoun dan Acocella (1995) membagi konsep diri menjadi konsep diri positif dan negatif yang memiliki perilaku berbeda yang dihasilkan. Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa adanya. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai. Sedangkan seseorang dengan konsep diri negatif mempunyai perasaan tidak aman, kurang menerima dirinya, tidak menyukai dan menghormati diri sendiri. Selain itu memiliki gambaran yang tidak pasti terhadap dirinya, sulit mendefinisikan diri sendiri dan mudah terpengaruh oleh bujukan dari luar, mempunyai banyak persepsi yang saling berkonflik dan merasa aneh serta asing terhadap diri sendiri sehingga sulit bergaul Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa apabila remaja yang memiliki konsep diri positif akan memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah dibandingkan remaja yang memiliki konsep diri negatif. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara konsep diri dan pembelian impulsif pada remaja perempuan. 2. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara konsep diri terhadap pembelian impulsif yang terjadi pada remaja perempuan? 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan konsep diri terhadap pembelian impulsif yang dilakukan remaja perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini secara teoritis bermanfaat menambah referensi keilmuan khususnya
di
bidang
psikologi
konsumen
dan
industri
serta
mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada remaja perempuan pentingnya mengetahui konsep diri masing-masing individu. Setelah itu remaja perempuan mampu memberikan evaluasi diri secara lebih positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Diri 1. Pengertian konsep diri Istilah konsep diri bermula dari seorang tokoh yang bernama William James (Bracken, 1996). Ia merupakan tokoh pertama yang membedakan dua hal mendasar dari self, yaitu “I” dan “me”. Konsep “I” menunjuk pada individu sebagai subjek dan “Me” menunjuk pada individu sebagai objek (Bracken, 1996). Menurut James (dalam Bracken, 1996), “I” sebagai diri yang mengetahui (knower) dan “Me” sebagai diri yang diketahui. “Me” inilah yang selanjutnya disebut sebagai konsep diri. “I” disebut sebagai juga dengan subjective self karena hal inilah yang mengorganisasikan dan menginterpretasikan pengalaman seseorang. Sedangkan “Me” disebut juga objective self karena merupakan ciptaan dari “I”. Fitts (dalam Agustiani, 2009), mengemukakan bahwa konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang dia peroleh dari interaksi dengan lingkungan (dalam Agustiani, 2009). Chaplin (2002) mengartikan knsep diri sebagai evaluasi diri terhadap diri sendiri dan penilaian atau penafsiran mengenai dirinya sendiri oleh individu yang bersangkutan. Deaux, Dane, dan Wrightsman (1993, dalam 9
Sarwono &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Meinarno, 2009) mengartikan konsep diri sebagai sekumpulan keyakinan, perasaan dan kesadaran seseorang mengenai dirinya. Keyakinan seseorang mengenai dirinya bisa berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik. Kemudian orang mempunyai perasaan dan kesadaran terhadap keyakinan yang dimilikinya dengan merasa positif atau negatif, bangga atau tidak bangga. Menurut Noesjirwan (dalam Amaliah, 2012), konsep diri didefinisikan sebagai seluruh pandangan seseorang terhadap dirinya yang meliputi bagaimana seseorang melihat dirinya, pemikiran juga pendapatnya mengenai dirinya sendiri, serta sikap terhadap dirinya. Calhoun dan Acocella (1995) menyatakan bahwa konsep diri merupakan hal-hal yang penting bagi seorang individu untuk menentukan bagaimana seseorang bertindak dari berbagai situasi. Berdasarkan beberapa teori mengenai konsep diri tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri secara menyeluruh yang meliputi keyakinan, penilaian dan berkaitan dengan evaluasi terhadap diri sendiri sehingga seseorang secara sadar mengetahui apa yang dilakukan serta bagaimana sikap terhadap dirinya. 2.
Dimensi Konsep Diri Menurut Calhoun dan Acocella (1995), ada 3 dimensi konsep diri, yaitu pengetahuan seseorang tentang dirinya sendiri, pengharapan seseorang akan dirinya, dan penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
a. Pengetahuan tentang diri Individu mengetahui mengenai kuantitas mengenai dirinya, seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa dan pekerjaan. Selain itu juga mengetahui kualitas yang ada pada dirinya sendiri, misalnya berpenampilan kurang menarik. b. Pengharapan akan diri Pandangan tentang diri seseorang tidak terlepas dari kemungkinan menjadi apa di masa mendatang. Setiap harapan seseorang dapat membangkitkan kekuatan seseorang untuk mencapai harapan di masa depan. Namun setiap orang pada dasarnya memiliki harapan yang berbeda-beda. Singkatnya, setiap individu memiliki pengharapan bagi dirinya sendiri. c. Penilaian tentang diri Penilaian tentang diri merupakan hasil evaluasi terhadap diri. Seseorang memberikan evaluasi seberapa besar ia akan menyukai dirinya sendiri. Semakin besar ketidaksukaan terhadap diri saat ini dengan diri ideal, maka akan memunculkan harga diri rendah. Sebaliknya bila seseorang cukup puas dengan diri saat ini, maka mengindikasikan harga diri yang tinggi pula. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep diri memiliki tiga dimensi, yaitu pengetahuan terhadap dirinya, harapan mengenai
dirinya
sendiri,
dan penilaian mengenai
diri
sendiri.
Pengetahuan tentang diri berkaitan dengan dirinya dari segi kualitas maupun kuantitas, seseorang dapat memperoleh pengetahuan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
membandingkan dirinya dengan orang lain. Harapan mengenai diri berkaitan dengan pengharapan seseorang terhadap dirinya di masa mendatang. Sedangkan penilaian akan dirinya dilihat dari diri ideal seseorang dengan diri aktual saat ini. 3.
Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Burns (1993) menyebutkan bahwa ada lima hal yang mempengaruhi dalam pembentukan konsep diri seseorang. Lima hal tersebut yaitu: a. Keadaan fisik Keadaan
fisik
seseorang
dapat
mempengaruhi
individu
dalam
menumbuhkan konsep dirinya. Pandangan mengenai tubuh dijelaskan sebagai bentuk evaluasi terhadap diri fisik seseorang. b. Bahasa Bahasa merupakan sistem simbol yang digunakan seseorang dalam membentuk koseptualisasi dan verbalisasi. Seseorang menggunakan simbol bahasa untuk proses pembedaan individu satu dengan lainnya. Seseorang menerima informasi dengan memahami apa yang orang lain katakan. Informasi yang didapatkan akan secara konsisten berkembang menjadi bagian dari konsep diri. c. Umpan balik dari lingkungan Umpan balik dari lingkungan menjelaskan bagaimana orang lain memberikan pandangan dan penilaian terhadap dirinya. Orang-orang terdekat atau significant others berperan penting dalam mepengaruhi konsep diri seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
d. Identifikasi Identifikasi adalah cara yang disadari seseorang dan digunakan dalam berpikir, berperilaku dengan cara yang sama dengan orang lain. Seseorang akan bertindak sejauh mana ia merasa cocok dengan pandangan terhadap dirinya dan persetujuan dari lingkungan mengenai konsep dirinya. e. Pola Asuh Keluarga Dalam keluarga, seseorang akan merasakan apakah dirinya dicintai atau tidak, diterima atau tidak, dan berharga atau tidak. Keluarga dipandang sebagai agen sosialisasi pertama bagi seseorang. 4.
Jenis-jenis Konsep Diri Calhoun dan Acocella (1995), konsep diri dibagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. a. Konsep Diri Positif Konsep diri positif dapat dikatakan sebagai penerimaan terhadap diri. Seseorang akan memiliki kerendahan hati daripada sikap egois atau keangkuhan. Dengan kata lain, individu dapat menerima dirinya apa adanya. Seseorang yang memiliki konsep diri positif berarti dirinya tahu betul mengenai dirinya. Hal ini memunculkan evaluasi yang positif terhadap diri dan cenderung dapat menerima keberadaan orang lain. Konsep diri positif mengindikasikan bahwa gambaran tentang diri sesuai dengan kenyataan dirinya (real self). Orang dengan konsep diri positif akan memiliki penghargaan tinggi atas dirinya dan tertuju pada keberhasilan (Susana , et al., 2006). Seseorang dengan konsep diri positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
akan mampu menghadapi kehidupan di depannya, menganggap bahwa dirinya dapat mencapai segala sesuatu dan memiliki sikap percaya diri. Ciri lain dari orang dengan konsep diri ini akan mampu menerima kritik dari orang lain, mau mengambil resiko dan mandiri. Selain itu individu dengan konsep diri positif yakin pada kemampuan yang dimilikinya, bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya. Seseorang tersebut yakin ia memiliki control diri terhadap peristiwa yang terjadi, sabar terhadap suatu kegagalan dan tahu bagaimana cara untuk menanganinya. Berdasarkan uraian tersebut, seseorang yang memiliki konsep diri yang positif adalah seseorang yang memahami mengenai dirinya baik mengenai kelebihan maupun kekurangannya. Dengan memahami kelebihan maupun kekurangannya, seseorang akan lebih mampu memberikan evaluasi yang positif mengenai dirinya sesuai dengan realitas sebenarnya. b. Konsep Diri Negatif Calhoun dan Acocella (1995), menyebutkan tipe orang seseorang yang memiliki konsep diri negatif, yaitu memiliki pandangan tentang diri yang terlalu stabil, teratur dan dapat dikatakan kaku. Ketika dirinya sudah memandang bahwa dirinya kurang menarik, maka pandangan tersebut akan tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama. Tipe lainnya memiliki pandangan mengenai diri yang benar-benar tidak teratur atau tidak memiliki keutuhan dalam dirinya. Seseorang dengan pola yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
seperti ini tidak benar-benar tahu mengenai dirinya sendiri, siapa dirinya, kekuatan maupun kelemahan dan hal apa yang perlu dihargai di dalam dirinya. Individu dengan konsep diri negatif akan kurang mampu menerima kritik dari orang lain tentang dirinya, kurang memiliki kemampuan bertahan dalam tekanan ketika mendapatkan kritikan. Seseorang dengan konsep diri negatif memiliki emosi dan kondisi psikologis yang kurang stabil, dan mudah terpengaruh dengan lingkungan. Konsep diri negatif mendorong seseorang untuk harus dicintai dan diperhatikan oleh orang lain. Individu dengan konsep diri negatif akan lebih mudah merasa frustasi dan akan menyalahkan lingkungan atas kekurangan yang terjadi pada dirinya. Seseorang dengan konsep diri negatif lebih bergantung dengan penilaian dan kesan dari orang lain terhadap dirinya. Dapat disimpulkan bahwa seseorang dengan konsep diri negatif terdiri dari dua tipe dimana seseorang tidak benar-benar tahu mengenai dirinya atau kaku yang tidak mengijinkan penyimpangan terhadap dirinya. 5.
Peran Penting Konsep Diri Konsep diri memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Folker (dalam Burns, 1993) menyebutkan ada tiga fungsi dari konsep diri yaitu: a. Konsep diri merupakan pemelihara konsistensi internal atau keseimbangan dalam diri seseorang. Manusia memang cenderung untuk bersikap konsisten dengan pandangannya sendiri. Hal ini bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
dimaklumi karena bila pandangan, ide, perasaan dan persepsinya tidak membentuk suatu keharmonisan atau bertentangan maka akan menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan. b. Konsep diri mempengaruhi cara seseorang menginterpretasikan pengalamannya. Pengalaman terhadap suatu peristiwa diberi arti tertentu oleh setiap orang. Seseorang akan memandang dirinya tergantung dari pengalaman yang diperolehnya. Pengalamanpengalaman tersebut berupa pengalaman yang positif maupun bersifat negatif. c.
Konsep diri sebagai suatu harapan yang dimiliki seseorang. Setiap orang mempunyai suatu harapan tertentu terhadap dirinya dan hal itu
tergantung
dari
bagaimana
individu
itu
melihat
dan
mempersepsikan dirinya sebagaimana adanya. B. Pembelian Impulsif 1.
Pengertian Pembelian Impulsif Rook (1987), menyatakan bahwa pembelian impulsif merupakan aktivitas pembelian yang dilakukan seseorang yang tidak memiliki perencanaan, pertimbangan dan tidak berdasarkan pada penilaian atau sebuah evaluasi tertentu terhadap produk dan manfaat dari produk yang dibeli. Pembelian impulsif adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar dari sebuah pertimbangan membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko (Mowen & Minor, 2002). Rook dan Gardner (dalam Lin; Chuang, 2005) mengungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak terencanakan dengan pengambilan keputusan yang relatif cepat dan bias subjektif untuk memilih suatu barang. Definisi ini didukung oleh Verplanken dan Herabadi (2001)
dengan
mengatakan
mengenai
pembelian
impulsif
kurang
menggunakan rasional dan cenderung dilakukan secara cepat. Gasiorowska (dalam Henrietta 2012), mendefinisikan pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak reflektif, sebenarnya tidak diharapkan pembeli, terjadi secara spontan, dan diiringi dengan munculnya yang mendadak untuk membeli produk-produk tertentu. Berdasarkan uraian definisi mengenai pembelian impulsif tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang cenderung dilakukan secara tiba-tiba atau bersifat spontan, tidak rasional, dilakukan secara cepat dan tidak reflektif. 2.
Aspek-aspek Pembelian Impulsif Verplanken dan Herabadi (2001), menyebutkan adanya dua aspek dalam pembelian impulsif. Aspek-aspek pembelian impulsif tersebut adalah: a. Aspek Kognitif Pada aspek kognitif, pembelian impulsif kurang mampu membuat pertimbangan dan perencanaan ketika melakukan kegiatan pembelian. Kurangnya perencanaan maupun pertimbangan ini didasarkan pada tidak adanya evaluasi atas konsekuensi yang akan muncul setelah membeli. Seorang impulsive buyer akan mengabaikan hal-hal yang terjadi di masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
depan. Pembeli juga akan cenderung enggan untuk memberikan pendapat mengenai kualitas barang yang dibeli. b. Aspek Afektif Pembelian impulsif berkaitan dengan pengaruh emosi pembeli, minat dan sikap pembeli terhadap produk tertentu. Mayoritas pembeli melakukan pembelian impulsif didominasi oleh aspek afektif. Pada aspek afektif meliputi dorongan emosional yang cukup kuat, meliputi perasaan senang, bahagia ketika menginginkan suatu barang untuk dibeli serta memiliki kesulitan untuk meninggalkan keinginannya itu. Namun setelah melakukan pembelian, biasanya muncul rasa penyesalan (Rook, 1987; Verplanken & Herabadi, 2001). Afeksi yang bersifat positif cenderung dapat menjadi penyebab awal terjadinya pembelian impulsif (Vohs & Faber, 2007). Konsumen akan merasa bahagia serta gembira ketika menginginkan suatu produk untuk dibeli dan merasa sulit meninggalkan keinginannya tersebut. hal ini mengakibatkan konsumen harus membeli barang tersebut guna memuaskan keinginannya. Berdasarkan aspek-aspek mengenai pembelian impulsif, dapat disimpulkan bahwa aspek kognitif, adalah ketika seseorang melakukan pembelian impulsif karena kurangnya perencanaan dan pertimbangan sebelum dan pada saat melakukan pembelian. Sedangkan aspek afektif, adalah ketika seseorang melakukan pembelian didasarkan pada emosi, perasaan senang, tertarik dan memiliki dorongan yang kuat untuk membeli produk-produk tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
3.
Faktor yang mempengaruhi pembelian Impulsif Pembelian impulsif dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan dan faktor personal. a. Faktor lingkungan Penelitian yang dilakukan oleh Lin dan Chen (2012), mendapatkan bahwa kecemasan terhadap kehidupan sosial mempengaruhi remaja untuk melakukan pembelian secara impulsif. Penilaian yang negatif pada remaja dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Hal ini disebabkan karena remaja memiliki ketakutan sendiri ketika dirinya berhadapan dengan teman sebayanya dan mendapatkan penilaian yang negatif. Hal ini diperkuat dimana konformitas remaja perempuan memicu dalam pembelian impulsif. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Tendai & Crispen, 2009) menunjukkan bahwa pengaruh gerai toko dan desain dari pertokoan menyebabkan pembelian impulsif semakin meningkat. Tampilan yang menarik memberikan daya tarik untuk seseorang memasuki pertokoan. b. Faktor personal Faktor personal merupakan faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif yang berasal dari dalam diri individu. Penelitian yang dilakukan oleh Gasiorowska (2011), menyebutkan bahwa perempuan memiliki tingkat pembelian impulsif yang lebih tinggi dibandingkan dengan lakilaki. Perempuan juga dapat melihat produk-produk di pertokoan lebih lama selama berbelanja. Perempuan pada umumnya memiliki kesenangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
berbelanja lebih tinggi dan lebih menganggap bahwa berbelanja adalah aktifitas sosial yang wajar dilakukan perempuan. Lin dan Chuang (2005), menemukan bahwa kecerdasan emosi berpengaruh terhadap pembelian impulsif seseorang. Penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa orang dengan tingkat control diri dan kecerdasan emosi seseorang memberikan pengaruh terhdap pembelian impulsif. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi akan lebih rendah dalam melakukan pembelian impulsif. Sebaliknya bila kecerdasan emosi seseorang rendah cenderung akan lebih tinggi melakukan pembelian impulsif. Faktor personal lain yang mempengaruhi pembelian impulsif adalah mood seseorang. Dorongan mood pembeli mempengaruhi pembelian seseorang. Verplanken dan Herabadi (2001) menyebutkan bahwa perasaan positif biasanya akan lebih mendorong seseorang melakukan pembelian impulsif. Perasaan yang positif tersebut menyangkut perasaan senang, bersemangat
dan
merasa
bahagia
ketika
melakukan
pembelian.
Kepribadian seseorang juga dipandang mempengaruhi pembelian impulsif seseorang. Seseorang dalam membeli barang akan menyesuaikan dengan kepribadian yang dimilikinya. Kepribadian
merupakan suatu variabel
yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen (Mowen & Minor, 2002). Menurut Susana, et al., (2006) menyatakan bahwa konsep diri merupakan inti dari kepribadian seseorang yang menyangkut sikap individu terhadap dirinya baik fisik, dan motivasi individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif adalah faktor lingkungan dan personal. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pembelian impulsif terdiri dari harga, konformitas, dan lingkungan pertokoan. Sedangkan faktor personal terdiri dari mood, jenis kelamin, kontrol diri, kecerdasan emosi dan kepribadian seseorang. 4.
Pembelian Impulsif pada Remaja Perempuan Remaja adalah salah satu bagian terpenting dari sebuah pemasaran karena remaja sering menghabiskan waktunya untuk berbelanja dan cenderung bersama teman-temannya (Lin & Chang, 2005; Lin & Chen, 2012). Remaja biasanya akan berbelanja dengan teman-teman sebayanya. Kondisi seperti ini meningkatkan pembelian impulsif remaja karena adanya ketakutan untuk dinilai negatif oleh temannya (Lin & Chen, 2012). Remaja perempuan cenderung lebih impulsif daripada remaja pria (Lin & Lin, 2005; Pantecost & Andrew, 2010) yang dikarenakan remaja perempuan memiliki intensitas kegiatan yang lebih dekat dengan pembelian yang lebih intens. Remaja perempuan lebih signifikan melakukan pembelian yang bersifat impulsif dan melihat produk lain selama berbelanja daripada remaja lakilaki. Remaja perempuan cenderung menganggap wajar bahwa kesenangan dalam berbelanja wajar dialami oleh perempuan daripada laki-laki (Gasiorowska, 2011). Dapat disimpulkan bahwa remaja perempuan cenderung melakukan pembelian bersama teman-temannya dan hal tersebut meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
kecenderungan untuk membeli secara impulsif. Remaja perempuan juga juga memiliki aktivitas membeli lebih dekat daripada remaja laki-laki dan demi mencari sensasi saja. C. Remaja Perempuan 1.
Definisi Remaja Perempuan Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Masa remaja termasuk dalam masa perkembangan yang dilihat baik dari aspek biologis, genetik, lingkungan dan pengalaman berinteraksi dengan keluarga dan teman. Perkembangan masa remaja melibatkan perubahan yang besar di bagian fisik biologis, kognitif dan sosio emosi. Masa tersebut berlangsung dari masa remaja dimulai sampai masa akhir remaja (Santrock, 2002, 2007: Papalia, Old, Feldmen, 2009). Remaja dengan kata lain adolescence (Ali & Astori, 2009), mengartikan remaja sebagai masa dimana seseorang mengalami pertumbuhan untuk mencapai kematangan. Masa remaja merupakan masa disaat seseorang dipenuhi dengan segala macam perubahan dan terkadang menjadi masa tersulit dalam kehidupan manusia. Tugas perkembangan utama remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa dan ditandai dengan masa pubertas (Larson et al., 2002; Sarigiani & Peterson, 2002; dalam Santrock, 2007). Santrock (2002), masa remaja dibagi menjadi masa awal remaja dan akhir remaja. Masa remaja berlangsung antara umur 10 hingga 21 tahun. Awal remaja dimulai ketika seseorang berumur 10 sampai dengan 13 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Sedangkan akhir remaja berlangsung antara 18 tahun sampai dengan 21 tahun. Ali dan Astori (2009), juga mengemukakan hal yang sama bahwa remaja akhir dimulai umur 17 atau 18 tahun sampai dengan 21 atau 22 tahun. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang disetai perubahan fisik, kognitif dan sosio emosinya. Masa remaja dimulai dari umur 13 sampai 21 tahun dan dibagi menjadi masa awal remaja (10-13 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun). 2.
Tahap-tahap perkembangan Remaja Perempuan Sullivan (dalam Alwisol, 2004) menyebutkan dan membagi masa remaja menjadi dua masa, yaitu remaja awal dan remaja akhir. Hal yang sama dikatakan oleh Santrock (2007), yang membagi masa remaja menjadi masa remaja awal dan masa remaja akhir. a. Masa Remaja Awal Masa remaja awal (early adolescence) berlangsung kurang lebih di masa sekolah menegah pertama atau sekolah menengah akhir atau berkisar 10 sampai 13 tahun. Di masa ini perubahan pubertal dimulai juga pada masa ini. Sullivan (dalam Alwisol, 2009) menganggap masa remaja awal merupakan masa perkembangan kepribadian. Sullivan juga menambahkan bahwa masa remaja ingin membutuhkan afeksi dari orang lain dan pengharghaan dari teman-teman sebayanya dalam pergaulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
b. Masa Remaja Akhir Remaja akhir kurang lebih berlangsung pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan. Remaja yang dikategorikan sebagai remaja akhir berusia antara 18 sampai 21 tahun. Karakteristik yang muncul dalam remaja akhir berupa minat mengenai karir, pacaran, dan eksploitasi mengenai identitas diri atau konsep dirinya lebih menonjol daripada masa remaja awal (Santrock, 2007). Eksplorasi mengenai diri identitasnya dilakukan untuk lebih menunjukkan keberadaan dan siapa dirinya. Masa remaja akhir cenderung lebih bisa menentukan pilihan yang dirasa paling tepat bagi dirinya. Pengambilan keputusan dengan tepat dan secara bertanggung jawab menjadi ciri remaja akhir. Santrock (2002) mengatakan bahwa remaja akhir memiliki pengambilan keputusan yang lebih baik dari pada remaja awal. Dari tahapan perkembangan remaja, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua tahap perkembangan remaja, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Perkembangan remaja perempuan sama dengan perkembangan remaja pada umumnya. 3.
Aspek-aspek Perkembangan Remaja Perempuan a. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik pada remaja dapat secara nyata dilihat dan diawali pada masa pubertas. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada remaja perempuan adalah bertambahnya tinggi badan, berat badan yang naik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
tumbuhnya payudara, menstruasi, tumbuhnya rambut halus pada beberapa bagian tubuh dan produksi keringat yang meningkat. (Gunarsa, 1981; Papalia, Old & Feldmen, 2009). Sedangkan perubahan fisik pada laki-laki ditandai dengan perubahan suara yang lebih besar, tumbuhnya jakun, dada lebih bidang, masa otot bertambah dan tumbuhnya kumis (Santrock, 2002). Adanya perubahan fisik tersebut menyebabkan remaja semakin memperhatikan penampilan fisiknya. b. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif remaja ditandai dengan meningkatnya proses berpikir yang idealistik, abstrak dan logis. Ketika memasuki transisi ini, remaja akan merasa lebih egosentris, merasa tak terkalahkan, memandang dirinya sedang berada dalam panggung, ingin diperhatikan dan unik, Santrock (2007). Ketika seorang remaja berpikir demikian, maka remaja mencoba untuk memproses berbgai informasi yang ada diluar dirinya agar dapat pengetahuan yang lebih kompleks. Hal ini dilakukan agar remaja dapat melakukan pengambilan keputusan secara tepat. c. Perkembangan Sosioemosi Perkembangan sosioemosi yang berlangsung dimasa remaja meliputi tuntutan untuk menjadi mandiri, konflik dengan orang tua dan keinginan untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman sebayanya. Selain itu remaja akan lebih mencoba membangun relasi yang intim dengan teman sebaya sebagai bentuk membuka diri (Santrock, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Hal lain, (Rochmah, 2005) remaja kurang memiliki pengelolaan emosi yang kurang stabil. Dalam keadaan emosi yang gembira, dapat secara tibatiba berubah menjadi sedih dan dapat menjadi ragu terhadap dirinya sendiri. Remaja cenderung membuat keputusan yang lebih didasarkan pada situasi emosinya. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki tiga aspek perkembangan fisik, kognitif dan sosioemosi yang melekat pada kehidupannya. Setiap aspek mempunyai pengaruh terhadap perilaku yang dilakukan. D. Dinamika Hubungan Konsep Diri Dan Pembelian Impulsif Pada Remaja Perempuan Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh konformitas, harga, lingkungan toko, usia, jenis kelamin, kondisi perasaan, kontrol diri dan kepribadian. Salah satu unsur inti dari kepribadian adalah konsep diri. Konsep diri sebagai penentu bagaimana seseorang bersikap dan berperilaku (Fitts, dalam Agustiani 2009). Konsep diri berperan sebagai kerangka acuan untuk menentukan sikap seseorang dalam situasi tertentu. Susana, et al., (2006) juga menyatakan bahwa konsep diri menyangkut pandangan individu mengenai fisik, karakteristik dan motivasi seseorang dalam berperilaku. Menurut Santrock (2007), pematangan konsep diri merupakan hal penting dalam perkembangan remaja berkaitan dengan perkembangan fisik kognitif remaja. Masa remaja mempunyai dua fase dari masa remaja awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
hingga remaja akhir. Masa remaja adalah masa yang unik dalam kehidupan. Remaja adalah masa dimana banyak perubahan yang terjadi pada diri seorang remaja. Remaja memiliki ciri tersendiri dalam perkembangannya. Perubahanperubahan yang terjadi pada remaja meliputi perubahan fisik, kognitif dan sosioemosi (Santrock, 2007). Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada remaja mendorong remaja untuk lebih memperhatikan daya tarik fisiknya terkait dengan penilaian orang lain (Santrock, 2002). Keadaan ini dilihat sebagai hal penting yang akan menimbulkan perasaan tidak puas, kurangnya percaya diri dan rendahnya harga diri pada remaja (Papalia, Old & Feldmen, 2009). Keadaan ini juga didukung dengan kondisi sosioemosi remaja yang belum memiliki pengelolaan emosi yang stabil yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang cenderung berdasarkan kondisi emosionalnya (Rochmah, 2005). Salah satu hal yang terjadi terkait pengambilan keputusan yang kurang matang adalah dalam hal pembelian barang. Remaja dapat melakukan banyak pembelian barang untuk diterima di lingkungan temantemannya (Sitohang, 2009). Menurut Lin dan Chen (2012), remaja merupakan bagian terpenting dalam penjualan berbagai macam produk. Kondisi ini memungkinkan remaja dapat mengalami pembelian yang tidak terencanakan dan bersifat spontan atau yang sering disebut pembelian impulsif. Menurut Mowen dan Minor (2002), remaja sering melakukan pembelian yang tidak direncanakan. Wood (dalam Henrietta, 2012) juga mengatakan bahwa pembelian impulsif cenderung naik ketika umur 18-39 tahun. Dalam hal ini mahasiswa termasuk dalam rentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
usia tersebut dan masuk dalam kategori remaja akhir yang rentan melakukan pembelian impulsif. Engel (1994) memaparkan bahwa perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dipengaruhi oleh konsep diri seseorang. Seseorang dengan konsep diri yang positif mampu memahami dirinya dengan baik mengenai kelebihan maupun kekurangannya (Calhoun & Acocella 1995). Dengan memahami kelebihan maupun kekurangannya, seseorang akan lebih mampu memberikan evaluasi yang positif mengenai dirinya sesuai dengan realitas sebenarnya. Dengan kata lain seseorang akan lebih bisa menerima dirinya secara positif, tidak cemas akan penilaian orang lain dan tidak perlu melakukan pembelian berbagai macam produk demi diterima orang lain (Sitohang, 2009). Sedangkan seseorang dengan konsep diri yang negatif akan lebih sensitif dengan kritik orang lain terhadap dirinya baik mengenai penampilan maupun hal lain. Selain itu, seseorang dengan konsep diri negatif memliki harapan untuk diterima dan dicintai orang lain. Hal ini mendorong seseorang untuk melakukan berbagai macam pembelian demi menutupi kekurangannya terkait dengan kondisi psikologis yang tidak stabil. Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bila seseorang memiliki konsep diri yang cenderung positif maka tidak berusaha untuk melakukan berbagai macam pembelian. Berbeda dengan seseorang dengan konsep diri negatif, maka pembelian impulsif cenderung tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
E. Bagan Hubungan Konsep Diri Dan Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Remaja Perempuan
KONSEP DIRI
Konsep Diri Positif
Konsep Diri Negatif
Kontrol diri yang baik, gambaran diri baik, harga diri tinggi, emosi yang stabil.
Emosi yang tidak stabil, kontrol diri kurang baik, gambaran diri buruk, harga diri rendah
Mampu menerima diri dengan baik
Kurang menerima diri
Tidak tergoda mencoba membeli berbagai barang
Mencoba berbagai macam barang untuk menutupi kekurangan
Pembelian Impulsif rendah
Pembelian Impulsif tinggi
Gambar 1. Bagan dinamika hubungan konsep diri terhadap pembelian impulsif pada remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara konsep diri dengan pembelian impulsif. Semakin positif konsep diri yang dimiliki maka semakin rendah pembelian impulsif yang terjadi. Sebaliknya, semakin negatif konsep diri, maka semakin tinggi tingkat pembelian impulsif yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Menurut Azwar (2009), penelitian korelasional bertujuan menyelidiki hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain yang berdasarkan koefisien korelasi. B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung: Variabel bebas (X)
: konsep diri
Variabel tergantung (Y)
: kecenderungan pembelian impulsif
C. Definisi Operasional 1. Konsep Diri Konsep diri adalah pandangan mahasiswa perempuan mengenai dirinya sendiri secara menyeluruh yang meliputi keyakinan, penilaian dan berkaitan dengan evaluasi terhadap diri sendiri, sehingga mahasiswa perempuan secara sadar mengetahui apa yang dilakukan serta bagaimana sikap terhadap dirinya. Konsep diri diukur dengan menggunakan skala pengukuran psikologis yang disusun berdasarkan dimensi konsep diri yang terdiri dari pengetahuan, harapan, dan penilaian diri. Semakin tinggi skor 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
konsep diri yang diperoleh menunjukkan semakin positif konsep dirinya. sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dari konsep diri menunjukkan semakin negatif konsep diri subjek penelitian. 2. Kecenderungan Pembelian Impulsif Pembelian impulsif adalah pembelian yang cenderung dilakukan oleh mahasiswa perempuan secara tiba-tiba atau bersifat spontan, tidak rasional, dilakukan secara cepat dan tidak reflektif. Dalam pembelian impulsif memiliki dua aspek yang meliputi, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Pada aspek kognitif, seseorang yang melakukan pembelian impulsif kurang mampu dalam mempertimbangkan dan melakukan perencanaan ketika melakukan pembelian. Aspek afektif menjelaskan bahwa pembelian impulsif dilakukan karena seseorang memiliki perasaan senang, bahagia maupun rasa bersalah setelah melakukan pembelian. Pembelian impulsif diukur
mengunakan skala kecenderungan
pembelian impulsif berdasarkan kedua aspek tersebut. Semakin tinggi skor kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki, maka kemungkinan besar terjadinya pembelian impulsif. Sebaliknya, semakin rendah skor kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki, semakin rendah kemungkinan seseorang melakukan pembelian impulsif. D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa perempuan yang berumur 18-21 tahun. Dalam rentang umur tersebut termasuk dalam usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
remaja akhir (Santrock, 2007). Jenis penelitian sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling yang berarti tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling yaitu teknik penarikan sampel yang didasari pada kemudahan menemukan sampel (Purwanto & Sulistyastuti, 2007). Sampel yang digunakan oleh peneliti adalah mahasiswa perempuan Universitas Sanata Dharma. E. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penyebaran skala konsep diri dan skala kecenderungan pembelian impulsif. Skala terdiri atas beberapa pernyataan yang ditujukan kepada subjek penelitian. Adapun rincian skala tersusun sebagai berikut: 1. Skala Konsep Diri Pembuatan skala konsep diri ini dibuat berdasarkan pada tiga dimensi konsep diri menurut Calhoun dan Acocella. Tiga dimensi tersebut adalah: pengetahuan, harapan, dan
penilaian. Skala yang digunakan merupakan
bentuk model penskalaan model Likert yang terdiri dari pernyataan favorabel dan unfavorabel dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemilihan berdasarkan
tingkat
kesesuaian
ini
bertujuan
agar
subjek
akan
mempertimbangkan sejauh mana isi pernyataan dalam skala konsep diri dan benar menggambarkan keadaan dirinya melalui perilakunya (Azwar, 2012). Skala ini tidak menggunakan alternatif pilihan jawaban netral dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
agar menghindari kencenderungan subjek memilih kategori tengah demi mencari aman (Supratiknya, 2014). Tabel 1. Penskoran Jawaban Skala Konsep Diri Jawaban Item Favorabel Unfavorabel
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Pada skala konsep diri peneliti membuat 60 item yang terdiri dari 20 item dimensi pengetahuan diri, 20 item harapan diri, 20 item penilaian tentang diri. Tabel 2. Distribusi Item Skala uji Coba Konsep Diri Dimensi Pengetahuan Diri Harapan Diri Penilaian Diri Total
Item Favorabel 1, 2, 5, 6, 9, 10, 12, 17, 18, 20 21, 24, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 36, 39 41, 43, 45, 46, 48, 49, 51, 52, 53, 60 30
Unfavorabel 3, 4, 7, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 19 22, 23, 25, 26, 30, 32, 35, 37, 38, 40 42, 44, 47, 50, 54, 55, 56, 57, 58, 59 30
Jumlah 20 20 20 60
2. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Pembuatan skala kecenderungan pembelian impulsif ini dibuat berdasarkan pada dua aspek pembelian impulsif yang terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif menurut Verplanken dan Herabadi (2001). Peneliti juga menggunakan tipe skala Likert dalam skala kecenderungan pembelian impulsif. Pernyataan yang diberikan dalam item terdiri atas pernyataan favorabel dan unfavorabel. Alternatif pilihan jawaban bergerak dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (ST), Sangat Tidak Sesuai (STS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Tabel 3. Penskoran Jawaban Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Jawaban Item Favorabel Unfavorabel
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Pada skala kecenderungan pembelian impulsif peneliti membuat 40 item yang terdiri dari 20 item aspek kognitif dan 20 item dari aspek afektif dalam pembelian impulsif. Tabel 4. Distribusi Item Skala Uji Coba Kecenderungan Pembelian Impulsif Aspek Aspek Kognitif Aspek Afektif Total
Item Favorabel Unfavorabel 4, 13, 18, 19, 24, 26, 3, 5, 6, 8, 20, 25, 35, 27, 36, 37, 39 31, 38, 40 1, 9, 12, 17, 22, 23, 28, 2, 7, 10, 11, 14,15, 29, 34, 32 16, 21, 30, 33 20 20
Jumlah 20 20 40
F. Validitas & Reliabilitas Supratiknya (2014) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya analisis item adalah untuk memeriksa ciri-ciri respon subjek dalam ujicoba terhadap masing-masing item dalam melakukan seleksi item, yaitu memutuskan item mana yang dipandang memenuhi syarat dalam pembuatan bentuk final tes dan item yang harus digugurkan. 1. Validitas Validitas adalah tingkat kemampuan alat tes mengukur secara tepat dan cermat mengenai apa yang seharusnya diukur (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi dengan melalui proses expert judgement dengan melalui proses penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
dosen pembimbing skripsi. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian item dengan apa yang ingin diukur. 2. Seleksi Item Proses uji coba dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2016 dengan menyebar 80 skala konsep diri dan pembelian impulsif. Uji coba ditujukan kepada mahasiswa usia 18-21 tahun Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan seleksi item. Uji seleksi dilakukan untuk melihat item mana yang dianggap layak untuk menjadi alat ukur dalam penelitian. Pengujiannya dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan menghasilkan koefisien korelasi total (Azwar, 2012). Bila item memiliki koefisien korelasi (
) ≥ 0,30 maka dianggap memiliki
daya beda yang memuaskan, sedangkan yang ≤ 0,30 dianggap memiliki daya beda yang rendah. a.
Seleksi Item Konsep Diri Skala konsep diri meliputi tiga dimensi yaitu dimensi pengetahuan,
harapan, dan penilaian. Dari hasil uji coba terdapat 60 item yang dianalisis pada masing-masing dimensinya. Dimensi pengetahuan memiliki daya beda berkisar antara -0,190 hingga 0,646. Dimensi harapan memiliki daya beda berkisar antara 0,394 hingga 0,795. Dimensi penilaian memiliki daya beda berkisar antara 0,195 hingga 0,852. Berdasarkan seleksi item tersebut diperoleh 51 item yang memiliki daya beda ≥ 0,30 atau terdapat 9 item yang gugur karena daya bedanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
dibawah ≤ 0,30. Item yang gugur tersebut yaitu item nomor 3, 4, 7, 9, 11, 14, 15, 16, dan 60. Setelah item tersebut digugurkan, dimensi pengetahuan memiliki daya beda berkisar 0,457 hingga 0,690. Dimensi harapan memiliki daya beda antara 0,394 hingga 0,795 dan dimensi penilaian berkisar antara 0,329 hingga 0,868. Tabel 5. Distribusi Item Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba Dimensi Pengetahuan Diri Harapan Diri Penilaian Diri Total
Item Favorabel 1, 2, 5, 6, 9*, 10, 12, 17, 18, 20 21, 24, 27, 28, 29, 31, 33, 34, 36, 39 41, 43, 45, 46, 48, 49, 51, 52, 53, 60* 28
Unfavorabel 3*, 4*, 7*, 8, 11*, 13, 14*, 15*, 16*, 19 22, 23, 25, 26, 30, 32, 35, 37, 38, 40 42, 44, 47, 50, 54, 55, 56, 57, 58, 59 23
Jumlah 12 20 19 51
Keterangan: Tanda *: Item gugur b.
Seleksi Item Kecenderungan Pembelian Impulsif Skala Kecenderungan pembelian impulsif memiliki dua aspek yaitu
aspek kognitif dan aspek afektif. Dari hasil uji coba terhadap 40 item, daya beda berkisar antara -0,422 hingga 0,792. Berdasarkan seleksi item terdapat 8 item yang gugur, yaitu 3, 7, 8, 12, 15, 26, 30, 32. Dari item yang gugur diketahui ada tiga item gugur di aspek kognitif dan lima item di aspek afektif. Untuk menyeimbangkan jumlah item dari kedua aspek, maka peneliti melakukan pengguguran item secara manual pada aspek kognitif sebanyak dua item yaitu item nomor 4 dan 31. Setelah mengalami pengguguran item, daya beda skala kecenderungan pembelian impulsif berkisar antara 0,365 hingga 0,801.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 6. Distribusi Item Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba Aspek Aspek Kognitif Aspek Afektif Total
Item Favorabel (4), 13, 18, 19, 24, 26*, 27, 36, 37, 39 1, 9, 12*, 17, 22, 23, 28, 29, 34, 32* 16
Unfavorabel 3*, 5, 6, 8*, 20, 25, 35, (31), 38, 40 2, 7*, 10, 11, 14,15*, 16, 21, 30*, 33 14
Jumlah 15 15 30
Keterangan: Tanda * : Item gugur Tanda ( ) : Item yang sengaja digugurkan 3. Reliabilitas Reliabilitas memiliki arti sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran apabila prosedur pengetesannya dilakukan berulang kali terhadap populasi atau kelompok (Supratiknya, 2014).
Pada penerapannya, koefisien reliabilitas
berada pada rentang 0,00 sampai 1,00. Semakin mendekati 1,00 maka realibilitasnya semakin tinggi, begitu pula sebaliknya semakin mendekati 0,00 maka reliabilitasnya semakin rendah. Teknik reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach alpha. Cronbach alpha digunakan karena dinilai mampu dengan tepat mengevaluasi konsistensi internal berkaitan dengan skala yang tidak mengandung jawaban salah atau benar dan tidak ada tingkat kesulitan item (Supratiknya, 2014). Nilai reliabilitas skala konsep diri sebelum digugurkan pada dimensi pengetahuan 0,731. Dimensi harapan sebesar 0,933 dan dimensi penilaian sebesar 0,924. Setelah melakukan pengguguran item, reabilitas skala konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
diri pada dimensi pengetahuan sebesar 0,888. Reliabilitas dimensi harapan sebesar 0,933 dan penilaian sebesar 0,930. Uji reliabilitas selanjutnya menggunakan penghitungan koefisien alpha
berstrata
(αs).
Koefisien
alpha
berstrata
digunakan
untuk
mengidentifikasi reabilitas pada pengukuran yang bersifat multidimensional serta mengukur internal konsistensi skala pengukuran yang terdiri dari beberapa subtes (Widhiarso, 2011). Berikut ini adalah rumus untuk melakukan penghitungan koefisien reliabilitas alpha berstrata:
αs
=
Keterangan: = varian butir komponen ke-i = reabilitas komponen ke-i = varian skor total tes
αs
=
= 0,971
Berdasarkan penghitungan koefisien alpha berstrata, skala konsep diri memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,971 (αstrata = 0,971). Sementara itu, reliabilitas skala pembelian impulsif sebelum melakukan seleksi item sebesar 0,923. Setelah dilakukan pengguguran item, angka reliabilitasnya menjadi 0,947.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
G. Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari distribusi normal atau tidak. Data dari sebuah penelitian dikatakan normal apabila p > 0,05 dan sebaliknya ketika data penelitian memiliki nilai p < 0,05 maka data tersebut dikatakan tidak normal (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov untuk melihat normalitasnya. 2. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah data mengikuti garis lurus atau tidak. Apabila data mengikuti garis lurus, maka peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di varibel lain. Data dikatakan linear jika memiliki p <0,05 (Santoso, 2010). 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis akan dilakukan dengan statistik parametrik yaitu Pearson Product Moment bila data yang dihasilkan dalam perhitungan normal. Sebaliknya jika data yang dihasilkan tidak normal, maka uji hipotesis dilakukan
dengan
Spearman
Rho
karena
teknik
tersebut
tidak
mensyaratkan normalitas data (Santoso, 2010). Pengujian hipoteis korelasi akan dilakukan dengan program SPSS 16.0 For Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 4 September 2016 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyebar skala penelitian ini hanya ditujukan untuk mahasiswa perempuan dengan kisaran umur 18 sampai 21 tahun. Partisipan subjek dalam penelitian ini meliputi prodi Psikologi, Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, Farmasi, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Sastra Asing. Cara yang digunakan peneliti adalah masuk ke dalam kelas untuk menyebarkan skala penelitian. Cara lain yang digunakan untuk mengambil data adalah menitipkan skala penelitian ke kelas-kelas perkuliahan. Peneliti membagikan skala sebanyak 200 eksemplar untuk digunakan dalam penelitian ini. B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa perempuan dengan rentang usia antara 18 tahun sampai 22 tahun. Tabel 7. Data Usia Subjek Penelitian Usia 18 19 20 21 Total
Jumlah 25 19 38 18 200
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
C. Deskripsi Data Penelitian Peneliti melakukan analisis deskriptif untuk melihat mean teoritik dan mean empirik dari subjek penelitian. Subjek penelitian dapat dikatakan memiliki konsep diri yang cenderung positif jika nilai mean empiriknya lebih besar daripada mean teoritik, begitu juga sebaliknya. Ketika subjek penelitian dikatakan memiliki kecenderungan melakukan pembelian impulsif yang tinggi jika nilai mean empiriknya lebih besar dari pada mean teoritiknya. Tabel 8. Deskripsi Data Penelitian Skala
X Minimum
X Maximal
Mean
Standar Deviasi
125
210
163,28
15,746
32
100
65,49
11,451
Konsep Diri Kecenderungan Pembelian Impulsif
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perbandingan mean empirik dan mean teoritik pada skala konsep diri dan skala pembelian impulsif. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari tabel 9 berikut ini yang berisi mean teoritik, mean empirik, SD teoritik dan SD empirik. Tabel 9. Perbandingan Data Teoritis dan Empiris Skala Konsep Diri Kecenderungan Pembelian Impulsif
Mean Teoritik
Mean Empirik
SD Teoritik
SD Empirik
127,5
163,28
25,5
15,746
75
65,49
15
11,451
Setelah dilakukan penghitungan mean teoritik dengan cara manual dan mean empirik dengan
menggunakan program SPSS 16.00 For
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Windows, dapat diketahui bahwa pada skala konsep diri mean empiriknya (163, 28) lebih besar dari pada mean teoritik (127,5) dan pembelian impulsif mean empiriknya (65,49) lebih kecil dari pada mean teoritik (75). Kemudian peneliti melakukan uji one sample t-test terhadap skala konsep diri dan pembelian impulsif. Tabel 10. Uji One Sample t-test Skala Konsep Diri
Konsep Diri
One-Sample Test Test Value = 127.5 Sig. (2Mean 95% Confidence Interval tailed) Difference of the Difference Lower Upper
T
Df
32.135
199
.000
35.780
33.58
37.98
Hasil pengujian One Sample t-Test pada skala konsep diri menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dengan mean empiris. Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa mean empiris empirik dari konsep diri lebih besar dibandingkan mean teoritik (163,28 > 127,5). Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki konsep diri yang relatif
tinggi. Tabel 11. Uji One Sample t-test Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
t
Pembelian Impulsif
-11.745
Df
199
One-Sample Test Test Value = 75 Sig. Mean 95% Confidence Interval (2-tailed) Difference of the Difference
.000
-9.510
Lower
Upper
-11.11
-7.91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Hasil pengujian One Sample t-Test pada skala kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dengan mean empiris. Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa mean teoritik dari kecenderungan pembelian impulsif empirik
lebih besar dibandingkan mean
(75 > 65,49). Hal ini menunjukkan
bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki tingkat kecenderunagn pembelian impulsif yang relatif rendah. D. Hasil Penelitian 1.
Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Uji asumsi normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov di dalam proram SPSS. Jika nilai p lebih kecil dari pada 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berada secara signifikan serta memiliki sebaran yang tidak normal. Sebaliknya jika nilai p lebih besar dari pada 0,05 maka dapat disimpulkan tidak berbeda secara signifikan dan memiliki sebaran data yang normal (Santoso, 2010). Tabel 12. Hasil Uji Normalitas
Konsep Diri Kecenderungan Pembelian Impulsif
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. .053 200 .200* .995 200 .712 .064
200
.044
.989
200
.110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, nilai p skala konsep diri adalah 0,200 dan lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa data yang didapatkan berbeda secara signifikan dan memiliki sebaran data yang normal. Sedangkan nilai p skala kecenderungan pembelian impulsif adalah 0,044 dan lebih kecil dari 0,05 dan dapat dikatakan bahwa data yang didapatkan berdistribusi tidak normal.
Gambar 2. Grafik Normal Q-Q Plot Konsep Diri Dari grafik tersebut dapat dikatakan bahwa data yang tersebar mendekati garis normal yang berdistribusi normal.
melintang sehingga data tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Gambar 3. Grafik Normal Q-Q Plot Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan grafik tersebut, data yang tersebar ada yang menjauhi garis normal yang melintang sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi tidak normal. 2. Uji Linearitas Pengujian linearitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.00 for Windows. Suatu data dapat dikatakan linear jika p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Tabel 13. Hasil Uji Linearitas
Konsep Diri * Pembelian Impulsif
Between Groups
Sum of Squares
Df
Mean Square
Combined
11129.367
63
Linearity
1261.189
Deviation from Linearity Within Groups Total
F
Sig.
176.657
1.605
.012
1
1261.189
11.460
.001
9868.177
62
159.164
1.446
.039
14966.613 26095.980
136 199
110.049
Setelah dilakukan uji linearitas, didapatkan hubungan konsep diri dengan kecenderungan pembelian impulsif dengan nilai p 0,001 sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
dapat dikatakan bahwa hubungan konsep diri dan kecenderungan pembelian impulsif linear karena nilai p yang didapatkan lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
Gambar 4. Grafik Plot Linearitas Dari gambar grafik tersebut, dapat dilihat bahwa hubungan linear antara konsep diri dengan kecenderungan pembelian impulsif tidak signifikan karena data yang menyebar dan tidak mengumpul. 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi Spearman rho. Koefisien korelasi Spearman rho (rx) digunakan apabila data tidak berdistribusi normal sehingga diperlukan uji non parametrik. Dalam penelitian ini variabel pembelian impulsif memiliki data yang tidak berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis dilakukan dengan korelasi Spearman rho.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis Correlations Konsep Diri Spearman's rho
Konsep Diri
Kecenderungan Pembelian Impulsif
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
1.000
Kecenderungan Pembelian Impulsif -.215**
. 200 -.215**
.001 200 1.000
.001 200
. 200
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dengan menggunakan program SPSS 16.00 for Windows, korelasi Spearman rho menunjukkan bahwa konsep diri berkorelasi negatif dan signifikan dengan kecenderungan pembelian impulsif dengan koefisien korelasi sebesar -0,215. Nilai negatif menunjukkan bahwa kedua variabel mempunyai hubungan korelasi yang negatif. Sarwono (2006) membagi criteria koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 15 Kriteria Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi 0,00 0,00 – 0,25 0,25 – 0,50 0,50 – 0,75 0,75 – 0,99 1,00
Kategori Tidak ada korelasi antar dua variable Korelasi tidak kuat Korelasi cukup Korelasi kuat Korelasi sangat kuat Korelasi sempurna
Berdasarkan kriteria koefisien korelasi, maka -0,215 termasuk dalam korelasi sangat rendah. E. Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan pembelian impulsif pada tahap remaja akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman rho menunjukkan korelasi antara konsep diri dengan kecenderungan pembelian impulsif bersifat negatif yaitu dengan nilai r = -0,215 dengan signifikansi p = 0,001 (p ≤ 0,05). Hal tersebut memiliki arti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Sifat negatif dari angka koefisien korelasi (r) menunjukkan hubungan negatif atau berbanding terbalik. Semakin positif konsep diri yang dimiliki individu maka kecenderungan pembelian impulsif semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif konsep diri maka semakin tinggi kecenderungan seseorang melakukan pembelian impulsif. Ketika seseorang memasuki masa remaja, seseorang akan menjadi sangat memperhatikan diri dengan adanya perkembangan yang meliputi fisik, kognitif dan sosioemosi (Santrock, 2007). Kecenderungan masa remaja yaitu memiliki minat yang besar akan daya tarik penampilan yang akan
mempengaruhi rasa percaya diri, rasa puas terhadap diri, dan
perkembangan
identitas dari dirinya. Remaja diharapkan untuk dapat
mengetahui gambaran mengenai dirinya secara utuh yang berkaitan dengan fisik, sosial dan psikologis. Ketiga hal tersebut mempengaruhi konsep diri seseorang (Santrock, 2007). Remaja dengan konsep diri yang positif akan yakin terhadap kemampuan dirinya dan menerima keadaan apapun pada dirinya serta tahu betul mengenai dirinya (Calhoun & Acocella, 1995). Subjek dengan konsep diri positif akan memiliki penghargaan tinggi akan dirinya dan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
menunjukkan siapa dirinya. Sebaliknya dengan subjek yang memiliki konsep diri negatif cenderung tidak yakin dengan kemampuan diri dan cenderung
tidak
menerima
atau
menolak
keberadaan
diri
yang
sesungguhnya dan berusaha untuk menutupinya agar diterima oleh orang lain. Konsep diri ini akan berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang berkaitan dengan pembelian impulsif. Dari penelitian ini, subjek memiliki konsep diri yang tergolong positif. Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dibandingkan dengan mean teoritiknya (163,28 ≥ 127,5) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik pada variabel konsep diri. Nilai mean empirik yang lebih besar dibandingkan mean teoritik menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk orang yang memandang dirinya secara positif. Subjek yang memandang diri secara positif akan lebih menghargai keberadaan dirinya dan bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukanya (Susana, et al., 2006). Hal ini mempengaruhi pembelian guna untuk menaikkan harga dirinya cenderung rendah. Berdasarkan tiga dimensi konsep diri, subjek dalam penelitian ini memiliki pengetahuan tentang diri yang baik meliputi keadaan fisik, usia dan kualitas yang ada pada dirinya. Subjek juga memiliki harapan tentang diri di masa mendatang dan memiliki keyakinan dapat mencapainya. Hal ini terjadi karena adanya penilaian serta evaluasi terhadap diri secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
positif. Pembentukan konsep diri yang positif juga dipengaruhi cara seseorang memaknai citra tubuh, umpan balik dari lingkungan serta identifikasi yang utuh secara positif (Burns, 1993). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kecenderungan melakukan pembelian impulsif yang dilakukan oleh subjek tergolong rendah. Hal ini dilihat dari data yang menunjukkan bahwa mean empirik lebih rendah dibandingkan dengan mean teoritik (65,49 ≥ 75) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik pada variabel pembelian impulsif. Pembelian impulsif yang rendah menunjukkan bahwa pembelian barang yang dilakukan lebih didasari dengan perencanaan serta pertimbangan yang matang dan tidak bersifat spontan. Selain itu, kecenderungan melakukan pembelian impulsif yang rendah dapat dipengaruhi oleh penerimaan secara positif terhadap diri, kontrol diri dan kecerdasan emosi yang baik (Lin & Chuang, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja perempuan memiliki hubungan yang bersifat negatif dan signifikan ( r = -0,215 , p < 0,05 ). Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif konsep diri pada remaja perempuan maka kecenderungan pembelian impulsif akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin negatif konsep diri remaja perempuan maka kecenderungan pembelian impulsif akan semakin tinggi. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya beberapa item dalam skala penelitian yang kurang menunjukkan secara tepat mengenai aspek atau dimensi dari variabel yang diukur. C. Saran 1. Bagi Subjek Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsep diri
dan
kecenderungan
pembelian
impulsif.
Remaja
untuk
menghindari pembelian impulsif sebaiknya mempertahankan atau bahkan meningkatkan gambaran yang positif mengenai diri. Cara yang bisa dilakukan yaitu menerima kondisi diri dengan lebih positif, menghargai diri, meningkatkan rasa percaya diri.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk kebaikan penelitian selanjutnya mengenai topik yang serupa, peneliti sebaiknya lebih memperhatikan penyusunan item-item dalam skala penelitian sesuai dengan apa yang ingin diukur. Peneliti sebaiknya melakukan telaah yang lebih mendalam mengenai sumbersumber lain mengenai dimensi maupun aspek dari variabel yang bersangkutan. Selain itu sumber literatur yang lebih banyak perlu diperhatikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka Agustiani, H. (2009). Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Bandung: PT. Refika Aditama. Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas Muhamadiyah Malang. Amaliah. (2012). Gambaran Konsep Diri Pada Dewasa Muda yang Bermain Erepublik. UI. Skripsi. Tidak diterbitkan. Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bracken, B. A. (1996). Handbook of Self-Concept:Development, Social & Clinical Consideration. New York: John Willey & Sons, Inc. Burns, R. B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. (Alih Bahasa: Eddy). Jakarta: Penerbit Arcan. Calhoun, J. F & Acocella, Y. R. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. IKIP Semarang Press. Chaplin, James P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Engel, J. & Blackwell, R. (1982). Consumer Behavior. Chicago: Dryden Press. Ferrinadewi, E. (2008). Merek & Psikologi Konsumen: Implikasi pada stategi pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Fitri, R. A. (2006). Terlena Dalam Nikmatnya Belanja. Diunduh 18 Oktober 2016 dariiiihttps://groups.google.com/forum/#!msg/alt.sci.tech.indonesian/CdB kuCGYa7Y/qcVYi1-XYeAJ Gasiorowska. (2011). Gender as a Moderator of Temperamental Causes of Impulse Buying Tendency. Journal of Costumer Behavior. Vol. 10. No.2 Henrietta. P (2012). Impulsive Buying Pada Dewasa Awal di Yogyakarta. Fakultas..Psikologi..Universitas..Sanata..Dharma. Diunduh 30 April 2016 dari.http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/6696/5480 Hurlock, Elizabeth B. (1997). “Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan rentang kehidupan”, Edisi kelima, Erlangga. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Irawan, H. (2012). 10 Karakter Unik Konsumen Indonesia. Diunduh 18 Oktober 2016..dari..http://www.marketing.co.id/10-karakter-unik-konsumenindonesia/ Kacen J. J. & Lee J. A. (2002). The Influence of Culture On Consumer Impulsif Buying Behavior. Journal Of Consumer Psychology, 12 (2), 163-176. Lina & Rosyid. (1997). Perilaku Konsumtif Berdasar Locus Of Control Pada Remaja Putri. Psikologika No. 4. Tahun II, hal 5-13. Lin, C. & Chuang, S. (2005). The Effect of Individual Differences on Adolescents Impulsive Behavior. Adolescence, Vol. 40, No. 159. Lin, C.H., and Lin, H. M. (2005). An Exsploration of Taiwanese Adolescent Impulsive Buying Behavior Tendency. Adolescence 40 (157): 215-223. Lin, Y., and Chen, C. (2012). Adolesents Impulse Buying Susceptibility To Interpersonal Influence And Fear Of Negative Evaluation. Social Behavior and Personality 40 (3): 353-358. Mowen, J.C. Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga. Pantecost, R. & Andrews, L. (2010). Fashion Retailing and The Bottom Line: The Effects of Generaional Cohort, Gender, Fashion Fanship, Attitudes and Impulse Buying on Fashion Expenditure. Journal of Retailingand Consumer Services, 17(1). pp. 43-52. Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. (2009). Human Development : Perkembangan Manusia (Edisi 10, Buku 2). Jakarta : Salemba Humanika. Purwanto, Ph.D. E. A., Sulistyastuti, M.si. D. R. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media. Rahayu, P. (2015) Berbelanja Itu Menyenangkan. Diunduh 1 April 2016 dari http://infoklasika.print.kompas.com/berbelanja-benar-itu-menyenangkan/ Rochmah, E. Y. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta. Rook, Dennis W. (1987). The Buying Impulse. The Journal of Consumer Research, Vol. 14, no. 2, 189-199. Safiera, A. (2014) Awas Fashionorexia, Saat Lebih Pilih Belanja Baju Daripada Makanan. Diunduh 11 Oktober 2016 dari http://wolipop.detik.com/read/2014/03/20/171559/2532016/1141/awasfashionorexia-saat-lebih-pilih-belanja-baju-daripada-makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta.: Universitas Sanata Dharma. Santrock, W. J. (2002). Adolesence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Santrock, W. J. (2007). Remaja Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga. Santrock,.W..J..(2012). Life-Span Development. Edisi Ketigabelas. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Sihotang, A. (2009). Hubungan antara Konformitas terhadap Kelompok Teman Sebaya dengan Pembelian Impulsif. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Sneath, J. Z., Lacey, R., & Kennett-Hensel, P. A. (2009). Coping with a Natural Disaster: Losses, Emotions, and Impulsive and Compulsive Buying. Spinger , 20, 1, 45-60. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Susana , T. et al. (2006). Konsep Diri Positif, Menetukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius. Syafputri, E. (2011). Pebelanja Indonesia Makin Impulsif. Diunduh 1 April 2016 dari http://www.antaranews.com/berita/264058/pebelanja-indonesiamakin-impulsif Tendai, M., & Crispen, C. (2009). In-Store Shopping Environment and Impulsive buying. African Journal Of Marketing Management , Vol. 1(4); 102-108. Utami, F. A. & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi. Vol. 3 No. 1 Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). The Psychology of Impulse Buying: An Integrative Self-Regulation Approach. Journal Consumer Policy vol 34, 197-210. Verplanken, В., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulsive buying tendency: feeling and no thinking. European Journal of Personality, 15, S71-S83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Virvilaite, R., Saladiene, V., & Zvinklyte, J. (2011). The Impact of External and Internal Stimuli on Impulsive Purchasing. Ekonomika IR Vadyba vol 16, 1329-1336. Vohs, D. K., & Faber, R. J. (2007). Self-Regulatory Resource Availability Affects Impulse Buying. Oxford Journal , 33, 4, 537-547. Widhiarso, W. (2011). Menghitung Koefisien Alpha Berstrata. Diunduh 3 Oktober 2016 dari http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/menghitungkoefisien-alpha-berstrata/ Winkel, W.S. Hastuti, M.M.S. (2004) Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Media Abadi. Zoel
(2012) Maybe Yes Maybe No. Diunduh 1 http://www.marketing.co.id/maybe-yes-maybe-no/
April
2016
dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
LAMPIRAN 1 Skala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Skala Pengukuran Psikologis Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh: Yulius Ardi Nugraha 129114044
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Yogyakarta, 22 Agustus 2016 Kepada Yth. Teman-teman yang ikut berpartisipasi Dalam penelitian ini.
Dengan Hormat, dengan ini saya Nama : Yulius Ardi Nugraha NIM : 129114044 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan kepada teman-teman untuk memberikan tanggapan terhadap beberapa pernyataan yang telah disusun. Adapaun kegunaan data ini untuk membantu menyelesaikan tugas terakhir (SKRIPSI) saya. semua tanggapan yang diberikan oleh teman-teman akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya berharap agar teman-teman dapat memberikan tanggapan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Terima kasih atas kesediaannya untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya,
Yulius Ardi Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tidak dalam keadaan terpaksa dari pihak manapun, akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya . maka pernyataan saya dapat dipergunakan sebagai data penelitian ilmiah ini.
Menyetujui,
(Tanda tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Nama (inisial) : Jenis kelamin : Usia
: ……… tahun
BAGIAN A PETUNJUK Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Kemudian isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang ada pilih adalah benar adanya. Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu: SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Contoh cara menjawab pernyataan: No 1.
Pernyataan Saya cenderung membeli berbagai macam produk tanpa berpikir panjang.
Selamat mengerjakan
SS
S X
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
No
Pernyataan
1.
Saya tidak dapat menahan keinginan saya untuk membeli produk yang menarik hati saya.
2.
Saya bisa mengendalikan kesenangan ketika berbelanja.
3.
Saya akan menghindari barang-barang yang tidak ada dalam perencanaan saya ketika berbelanja di toko.
4.
Saya lebih senang berbelanja sesuai apa yang saya lihat di toko daripada harus membuat perencanaan daftar belanja.
5.
Dalam melakukan pembelian, saya bisa mempertimbangkan hanya barang yang saya butuhkan yang akan dibeli.
6.
Saya tidak mudah tergoda membeli produk diluar apa yang sudah saya rencanakan.
7.
Saya bisa dengan mudah meninggalkan suatu barang yang saya senangi dan tidak membelinya.
8.
Saya tidak mudah tergiur dengan barang diskonan atau promo.
9.
Setelah melakukan pembelian banyak barang, muncul penyesalan karena terlanjur membelinya.
10. Saya dapat menahan keinginan saya untuk membeli produk yang menyenangkan diri saya. 11. Saya tetap merasa terhibur walaupun tidak membeli barang-barang yang saya senangi. 12. Saya menyesal bila barang yang saya beli tidak sesuai kebutuhan saya. 13. Ketika saya memiliki uang lebih, saya cenderung ingin membeli banyak barang tanpa perencanaan sebelumnya. 14. Kepuasan pembelian yang saya lakukan tidak bergantung dari seberapa menyenangkannya barang tersebut. 15. Saya tidak menyesal jika berbelanja banyak barang. 16. Suasana hati yang bahagia tidak menentukan saya untuk membeli banyak barang.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
17. Saya cenderung membeli banyak barang ketika saya merasa menyukai barang tersebut. 18. Ketika sudah berada di sebuah pertokoan, saya membeli suatu produk diluar perencanaan saya sebelumnya. 19. Saya jarang membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja. 20. Saya membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja. 21. Suasana hati yang bahagia tidak menentukan saya untuk membeli banyak barang. 22. Saya akan membeli produk yang menarik hati saya berapapun harganya. 23. Perasaan bahagia memiliki barang tertentu membuat saya harus membeli barang tersebut. 24. Saya sering membeli produk tertentu tanpa berpikir yang matang terlebih dahulu. 25. Produk yang akan saya beli, selalu melalui proses pertimbangan terlebih dahulu. 26. Ketika saya melihat potongan harga, saya ingin langsung membeli produk tersebut tanpa berpikir panjang. 27. Saya ingin langsung membeli produk yang sedang trend tanpa berpikir panjang. 28. Saya akan segera membeli produk yang saya sukai ketika saya sedang bahagia. 29. Susah bagi saya untuk menekan perasaan ingin berbelanja ketika saya sedang bahagia. 30. Saya tidak merasa gelisah untuk segera membeli barang produk yang menarik. 31. Ketika membeli barang tertentu, saya memikirkan baik-buruknya barang tersebut. 32. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk memutuskan tidak membeli barang yang saya senangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
33. Produk yang menarik dan saya senangi tidak selalu harus saya beli. 34. Saya sering sulit menahan perasaan untuk membeli sesuatu. 35. Saya membeli sesuai dengan perencanaan yang saya buat. 36. Ketika saya melihat produk tertentu yang menarik, saya langsung membelinya tanpa ada pertimbangan sebelumnya. 37. Ketika saya ingin memiliki suatu produk tertentu, berapapun harga saya akan membelinya tanpa berpikir panjang. 38. Saya berpikir panjang sebelum membeli produk tertentu. 39. Saya sering membeli barang diluar perencanaan saya. 40. Saya membeli produk karena saya membutuhkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
BAGIAN B
PETUNJUK Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Kemudian isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang ada pilih adalah benar adanya. Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu: SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Contoh cara menjawab pernyataan: No 1.
Pernyataan Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki.
Selamat mengerjakan
SS
S X
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
No
Pernyataan 1. Saya mengetahui bahwa saya memiliki fisik yang menarik.
2.
Saya mampu melihat kekurangan fisik saya.
3.
Saya sering merasa khawatir terhadap penilaian miring tentang diri saya.
4.
Saya merasa tidak percaya diri jika bertemu orang yang jauh lebih menarik dibandingkan saya.
5.
Saya menyadari penilaian orang lain terhadap diri saya tanpa merasa tersakiti.
6.
Saya dapat menemukan kelebihan pada diri saya.
7.
Saya tidak pernah tahu orang lain menyukai diri saya.
8.
Saya tidak pernah tahu kelebihan diri saya.
9.
Saya memiliki kemampuan yang sama dengan kebanyakan orang.
10. Saya menyadari tidak perlu berlarut-larut memikirkan kekurangan saya. 11. Saya mengetahui bahwa saya kurang menarik secara penampilan. 12. Saya mengetahui perasaan saya mengenai keberadaan fisik saya. 13. Saya tidak mengetahui kelemahan dari diri saya. 14. Saya merasa sering direndahkan orang lain mengenai penampilan saya. 15. Saya berlarut-larut memikirkan kelemahan diri saya. 16. Saya tidak pernah tahu bahwa diri saya menarik. 17. Saya tahu beberapa bagian tubuh saya kurang menarik, namun saya menerimanya.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
18. Saya masih bisa merasa nyaman ketika menyadari kelemahan saya. 19. Saya tidak bisa menerima secara positif kelemahan dari diri saya. 20. Saya secara sadar memiliki daya tarik fisik. 21. Saya berusaha sebaik mungkin untuk meraih keinginan saya. 22. Saya tidak perlu memiliki cita-cita karena akan membebani diri saya. 23. Saya tidak memiliki harapan apapun dalam hidup saya. 24. Saya mampu bangkit dari kegagalan yang saya alami. 25. Saya mudah menyerah ketika mengalami kesulitan. 26. Kelemahan yang saya miliki pasti akan membuat saya gagal. 27. Saya memiliki cita-cita yang perlu saya perjuangkan. 28. Saya memiliki perencanaan yang matang sehingga cita-cita saya akan tercapai. 29. Saya memiliki kepercayaan diri bahwa saya mampu mewujudkan cita-cita saya. 30. Ketika saya berusaha sebaik mungkin untuk meraih cita-cita, saya akan tetap gagal. 31. Saya tidak takut gagal. Kegagalan membuat diri saya menjadi pribadi yang lebih baik. 32. Saya tidak memiliki tujuan yang jelas. 33. Sebagai mahasiswa, saya memiliki harapan di masa depan. 34. Saya merasa ada harapan baru ketika saya mengalami kegagalan. 35. Peran dan usaha diri saya dalam menggapai cita-cita sangat kecil, lebih banyak dibantu orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
36. Saya yakin dapat berhasil ketika melakukan sesuatu dengan kemampuan yang saya miliki. 37. Saya sering merasa cita-cita saya akan sulit terwujudkan. 38. Saya merasa tidak ada harapan lagi ketika saya mengalami kegagalan. 39. Kelebihan yang saya miliki membantu saya untuk meraih cita-cita saya. 40. Saya merasa memiliki masa depan yang suram. 41. Saya merasa bahagia dengan menjadi dirisaya sendiri. 42. Saya tidak bisa dibanggakan karena tidak memiliki kelebihan. 43. Saya bersyukur mengenai keadaan fisik saya. 44. Saya kecewa dan marah dengan keberadaan fisik saya. 45. Saya mampu menghargai pandangan orang lain mengenai diri saya. 46. Saya bersyukur dengan kelebihan yang saya miliki. 47. Saya pribadi yang kurang dicintai banyak orang. 48. Saya mencintai diri saya sendiri. 49. Saya adalah pribadi yang berharga. 50. Saya merasa ingin menjadi orang lain karena saya tidak menyukai diri saya sendiri. 51. Banyak hal dari diri saya yang bisa saya syukuri. 52. Saya bisa mengendalikan diri untuk tidak terlalu sibuk memikirkan pandangan negatif orang lain terhadap diri saya. 53. Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
54. Saya meremehkan diri saya sendiri dengan segala kemampuan yang saya miliki. 55. Saya tidak memiliki kelebihan dalam hal apapun. 56. Saya sulit bergaul dengan teman yang tidak sepadan dengan saya. 57. Saya mudah kecewa dengan keadaan yang tidak sesuai keinginan saya. 58. Biasanya saya akan malu bila berteman dengan teman yang lebih menarik dibandingkan saya. 59. Saya menganggap diri saya tidak berharga. 60. Saya rasa adalah wajar orang memiliki kelemahan atau kekurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
LAMPIRAN 2 Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Skala Pengukuran Psikologis Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh: Yulius Ardi Nugraha 129114044
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Yogyakarta, 1 September 2016 Kepada Yth. Teman-teman yang ikut berpartisipasi Dalam penelitian ini.
Dengan Hormat, dengan ini saya Nama : Yulius Ardi Nugraha NIM : 129114044 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan kepada teman-teman untuk memberikan tanggapan terhadap beberapa pernyataan yang telah disusun. Adapaun kegunaan data ini untuk membantu menyelesaikan tugas terakhir (SKRIPSI) saya. semua tanggapan yang diberikan oleh teman-teman akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya berharap agar teman-teman dapat memberikan tanggapan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Terima kasih atas kesediaannya untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya,
Yulius Ardi Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tidak dalam keadaan terpaksa dari pihak manapun, akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya . maka pernyataan saya dapat dipergunakan sebagai data penelitian ilmiah ini.
Menyetujui,
(Tanda tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Inisial nama
:
Jenis kelamin
:
Usia
: ……… tahun
BAGIAN A PETUNJUK Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Kemudian isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang ada pilih adalah benar adanya. Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu: SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Contoh cara menjawab pernyataan: No
Pernyataan
1.
Saya cenderung membeli berbagai macam produk tanpa berpikir panjang.
Selamat mengerjakan
SS
S
X
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
No
Pernyataan
1. Saya tidak dapat menahan keinginan saya untuk membeli produk yang menarik hati saya. 2.
Saya bisa mengendalikan kesenangan ketika berbelanja.
3.
Dalam melakukan pembelian, saya bisa mempertimbangkan hanya barang yang saya butuhkan yang akan dibeli.
4.
Saya tidak mudah tergoda membeli produk diluar apa yang sudah saya rencanakan.
5.
Setelah melakukan pembelian banyak barang, muncul penyesalan karena terlanjur membelinya.
6.
Saya dapat menahan keinginan saya untuk membeli produk yang menyenangkan diri saya.
7.
Saya tetap merasa terhibur walaupun tidak membeli barang-barang yang saya senangi.
8.
Ketika saya memiliki uang lebih, saya cenderung ingin membeli banyak barang tanpa perencanaan sebelumnya.
9.
Kepuasan pembelian yang saya lakukan tidak bergantung dari seberapa menyenangkannya barang tersebut.
10. Suasana hati yang bahagia tidak menentukan saya untuk membeli banyak barang. 11. Saya cenderung membeli banyak barang ketika saya merasa menyukai barang tersebut. 12. Ketika sudah berada di sebuah pertokoan, saya membeli suatu produk diluar perencanaan saya sebelumnya. 13. Saya jarang membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja. 14. Saya membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja. 15. Suasana hati yang menyenangkan tidak mendorong saya untuk membeli banyak barang. 16. Saya akan membeli produk yang menarik hati saya berapapun harganya.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
17. Perasaan bahagia memiliki barang tertentu membuat saya harus membeli barang tersebut. 18. Saya sering membeli produk tertentu tanpa berpikir yang matang terlebih dahulu. 19. Produk yang akan saya beli, selalu melalui proses pertimbangan terlebih dahulu. 20. Saya ingin langsung membeli produk yang sedang trend tanpa berpikir panjang. 21. Saya akan segera membeli produk yang saya sukai ketika saya sedang bahagia. 22. Susah bagi saya untuk menekan perasaan ingin berbelanja ketika saya sedang bahagia. 23. Produk yang menarik dan saya senangi tidak selalu harus saya beli. 24. Saya sering sulit menahan perasaan untuk membeli sesuatu. 25. Saya membeli sesuai dengan perencanaan yang saya buat. 26. Ketika saya melihat produk tertentu yang menarik, saya langsung membelinya tanpa ada pertimbangan sebelumnya. 27. Ketika saya ingin memiliki suatu produk tertentu, berapapun harga saya akan membelinya tanpa berpikir panjang. 28. Saya berpikir panjang sebelum membeli produk tertentu. 29. Saya sering membeli barang diluar perencanaan saya. 30. Saya membeli produk karena saya membutuhkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
BAGIAN B
PETUNJUK Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Kemudian isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang ada pilih adalah benar adanya. Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu: SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Contoh cara menjawab pernyataan: No 1.
Pernyataan Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki.
Selamat mengerjakan
SS
S X
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
No
Pernyataan 1. Saya mengetahui bahwa saya memiliki fisik yang menarik.
2.
Saya mampu melihat kekurangan fisik saya.
3.
Saya menyadari penilaian orang lain terhadap diri saya tanpa merasa tersakiti.
4.
Saya dapat menemukan kelebihan pada diri saya.
5.
Saya tidak pernah tahu kelebihan diri saya.
6.
Saya menyadari tidak perlu berlarut-larut memikirkan kekurangan saya.
7.
Saya mengetahui perasaan saya mengenai keberadaan fisik saya.
8.
Saya tidak mengetahui kelemahan dari diri saya.
9.
Saya tahu beberapa bagian tubuh saya kurang menarik, namun saya menerimanya.
10. Saya masih bisa merasa nyaman ketika menyadari kelemahan saya. 11. Saya tidak bisa menerima secara positif kelemahan dari diri saya. 12. Saya secara sadar memiliki daya tarik fisik. 13. Saya berusaha sebaik mungkin untuk meraih keinginan saya. 14. Saya tidak perlu memiliki cita-cita karena akan membebani diri saya. 15. Saya tidak memiliki harapan apapun dalam hidup saya. 16. Saya mampu bangkit dari kegagalan yang saya alami. 17. Saya mudah menyerah ketika mengalami kesulitan. 18. Kelemahan yang saya miliki pasti akan membuat saya gagal.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
19. Saya memiliki cita-cita yang perlu saya perjuangkan. 20. Saya memiliki perencanaan yang matang sehingga cita-cita saya akan tercapai. 21. Saya memiliki kepercayaan diri bahwa saya mampu mewujudkan citacita saya. 22. Ketika saya berusaha sebaik mungkin untuk meraih cita-cita, saya akan tetap gagal. 23. Saya tidak takut gagal. Kegagalan membuat diri saya menjadi pribadi yang lebih baik. 24. Saya tidak memiliki tujuan yang jelas. 25. Sebagai mahasiswa, saya memiliki harapan di masa depan. 26. Saya merasa ada harapan baru ketika saya mengalami kegagalan. 27. Peran dan usaha diri saya dalam menggapai cita-cita sangat kecil, lebih banyak dibantu orang lain. 28. Saya yakin dapat berhasil ketika melakukan sesuatu dengan kemampuan yang saya miliki. 29. Saya sering merasa cita-cita saya akan sulit terwujudkan. 30. Saya merasa tidak ada harapan lagi ketika saya mengalami kegagalan. 31. Kelebihan yang saya miliki membantu saya untuk meraih cita-cita saya. 32. Saya merasa memiliki masa depan yang suram. 33. Saya merasa bahagia dengan menjadi dirisaya sendiri. 34. Saya tidak bisa dibanggakan karena tidak memiliki kelebihan. 35. Saya bersyukur mengenai keadaan fisik saya. 36. Saya kecewa dan marah dengan keberadaan fisik saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
37. Saya mampu menghargai pandangan orang lain mengenai diri saya. 38. Saya bersyukur dengan kelebihan yang saya miliki. 39. Saya pribadi yang kurang dicintai banyak orang. 40. Saya mencintai diri saya sendiri. 41. Saya adalah pribadi yang berharga. 42. Saya merasa ingin menjadi orang lain karena saya tidak menyukai diri saya sendiri. 43. Banyak hal dari diri saya yang bisa saya syukuri. 44. Saya bisa mengendalikan diri untuk tidak terlalu sibuk memikirkan pandangan negatif orang lain terhadap diri saya. 45. Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki. 46. Saya meremehkan diri saya sendiri dengan segala kemampuan yang saya miliki. 47. Saya tidak memiliki kelebihan dalam hal apapun. 48. Saya sulit bergaul dengan teman yang tidak sepadan dengan saya. 49. Saya mudah kecewa dengan keadaan yang tidak sesuai keinginan saya. 50. Biasanya saya akan malu bila berteman dengan teman yang lebih menarik dibandingkan saya. 51. Saya menganggap diri saya tidak berharga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
LAMPIRAN 3 Uji Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
1. Reliabilitas Konsep Diri Dimensi Pengetahuan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.888
N of Items
.891
12
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
34.2800
20.002
.647
.876
item2
34.2000
20.694
.629
.877
item5
34.2600
20.441
.668
.875
item6
34.5800
21.555
.457
.886
item8
34.4800
20.459
.599
.879
item10
34.4400
21.109
.552
.881
item12
34.3600
22.317
.570
.882
item13
34.3400
20.474
.632
.877
item17
34.2400
20.472
.549
.882
item18
34.4200
20.779
.690
.874
item19
34.4200
21.187
.603
.879
item20
34.2600
20.482
.585
.880
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Dimensi Harapan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.933
N of Items
.934
20
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item21
61.4000
76.571
.420
.933
item22
61.3000
72.541
.647
.929
item23
61.1600
72.382
.709
.928
item24
61.4400
73.394
.712
.928
item25
61.8000
75.959
.394
.934
item26
61.5200
76.010
.465
.932
item27
61.0800
72.851
.747
.927
item28
61.4200
72.371
.724
.928
item29
61.4200
72.004
.795
.926
item30
61.4600
72.498
.640
.929
item31
61.3800
72.608
.632
.930
item32
61.4400
71.109
.671
.929
item33
61.1800
72.477
.773
.927
item34
61.3800
73.057
.681
.929
item35
61.7000
75.316
.473
.933
item36
61.5000
74.827
.538
.931
item37
62.0800
75.300
.462
.933
item38
61.6200
75.832
.550
.931
item39
61.4200
73.636
.720
.928
item40
61.2200
73.808
.686
.929
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Dimensi Penilaian Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.930
N of Items
.933
19
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item41
57.5200
58.826
.663
.925
item42
57.7600
58.472
.734
.924
item43
57.4000
60.735
.592
.927
item44
57.6200
59.302
.643
.926
item45
57.5600
60.374
.620
.927
item46
57.4600
59.764
.667
.926
item47
57.8800
60.924
.520
.928
item48
57.4600
59.927
.648
.926
item49
57.4400
59.068
.701
.925
item50
57.7200
59.920
.504
.929
item51
57.5200
58.296
.718
.924
item52
57.9000
59.316
.579
.927
item53
57.5800
58.167
.842
.922
item54
57.6800
58.549
.678
.925
item55
57.7200
57.389
.868
.921
item56
57.9800
59.449
.544
.928
item57
58.3000
61.112
.354
.933
item58
58.1200
62.067
.329
.933
item59
57.5800
59.065
.736
.924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
2.
Reliabilitas Kecenderungan Pembelian Impulsif Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.947
N of Items
.947
30
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
65.5000
190.296
.645
.945
item2
66.0200
193.653
.623
.945
item5
65.9600
193.345
.600
.945
item6
65.6600
192.188
.660
.944
item9
65.1800
197.742
.365
.947
item10
65.7400
191.829
.641
.945
item11
65.6800
196.589
.430
.947
item13
65.5600
189.517
.521
.946
item14
65.7800
198.787
.350
.947
item16
65.5400
196.458
.409
.947
item17
65.5600
196.945
.385
.947
item18
65.6800
191.487
.621
.945
item19
65.3800
192.200
.487
.946
item20
65.6600
192.678
.491
.946
item21
65.8600
195.919
.467
.946
item22
65.5800
191.147
.627
.945
item23
65.5800
191.351
.666
.944
item24
65.7200
187.634
.739
.944
item25
66.2600
190.482
.708
.944
item27
66.0400
190.896
.696
.944
item28
65.5600
190.292
.692
.944
item29
65.7400
185.829
.801
.943
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
item33
66.0600
194.751
.510
.946
item34
65.6200
190.077
.636
.945
item35
65.9000
191.684
.716
.944
item36
66.0400
191.386
.700
.944
item37
66.2200
189.930
.725
.944
item38
66.0400
192.162
.658
.945
item39
65.6400
188.807
.719
.944
item40
66.4000
193.306
.604
.945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
LAMPIRAN 4 Uji Koefisien Alpha Berstrata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
1.
Konsep Diri Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Based on Alpha Standardized Items N of Items .971
.972
51
Scale Statistics Mean
Variance
1.63062 448.996
Std. Deviation 21.18953
N of Items 51
2. Dimensi Pengetahuan Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Based on Alpha Standardized Items N of Items .888
.891
12
Scale Statistics Mean 37.4800
Variance 24.540
Std. Deviation 4.95383
N of Items 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
3.
Dimensi Harapan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Based on Alpha Standardized Items N of Items .933
.934
20
Scale Statistics Mean 64.6800
Variance
Std. Deviation
81.406
9.02251
N of Items 20
4. Dimensi Penilaian Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Based on Alpha Standardized Items N of Items .930
.933
19
Scale Statistics Mean 60.9000
Variance 66.051
Std. Deviation 8.12718
N of Items 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
LAMPIRAN 5 Uji One Sample t-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
1.
Uji One Sample t-test Konsep Diri One-Sample Test Test Value = 127.5
t Konsep Diri
Df
32.135
199
Sig. (2tailed)
Mean Difference
.000
95% Confidence Interval of the Difference Lower
35.780
33.58
Upper 37.98
2. Uji One Sample t-test Kecenderungan Pembelian Impulsif One-Sample Test Test Value = 75
t Impulsive Buying
-11.745
Df 199
Sig. (2-tailed) .000
Mean Difference -9.510
95% Confidence Interval of the Difference Lower -11.11
Upper -7.91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
LAMPIRAN 6 Uji Normalitas dan Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
1. Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Konsep_Diri
.053
200
.200*
.995
200
.712
Impulsive_Buying
.064
200
.044
.989
200
.110
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
2. Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares Konsep Diri Between Groups (Combined) * Linearity Pembelian Impulsif Deviation from Linearity
Mean Square
df
11129.367
63
1261.189
1
9868.177
62
Within Groups
14966.613
136
Total
26095.980
199
F
Sig.
176.657 1.605
.012
11.46 0
.001
159.164 1.446
.039
1261.189
110.049
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
LAMPIRAN 7 Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
1. Uji Hipotesis Correlations Konsep_Diri Impulsive_Buying Spearman's rho Konsep Diri
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
Kecenderungan Correlation Pembelian Coefficient Impulsif Sig. (1-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (1tailed).
1.000
-.215**
.
.001
200
200
-.215**
1.000
.001
.
200
200