PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA ETHNOSENTRISME KONSUMEN DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF TERHADAP PRODUK FASHION IMPOR PADA REMAJA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: Katharina Ariezsa Eka Yudharini NIM : 109114007
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Akan selalu ada jalan, Ketika kamu percaya bahwa kamu bisa Melewati segala kesusahanmu
“the struggle you’re in today is developing the strength you need for tommorow”
WAKTU TIDAK AKAN PERNAH MENUNGGUMU ! Selama Kamu Masih bisa berusaha, Jangan pernah malas untuk mengejar impianmu
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
“Yesusku” tanpaNya semua tidak akan bisa terlewati dengan baik Mama, Papa, Bram “KELUARGA KECILKU” Untuk dukungan dan semangatnya Yang selalu memberikan doa agar cepat berkumpul kembali di rumah dosen pembimbing tercinta “P. Henrietta PDADS, ” Terima kasih atas segala perhatian selayaknya orang tua yang menyayangi anaknya, Terimakasih selalu mengingatkan saat aku jauh dan sedikit melupakan skripsiku, Terimakasih sudah mau membimbingku untuk mendapatkan hasil yang baik Dan proses yang menyulitkan namun penuh pembelajaran keluarga besar di Bali dan di Bandung, I love you, guys :D Terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian semua Martinus Agung Priyanto Yang selalu menemani dan mengingatkan ku untuk cepat selesai Terimakasih untuk semuanya
Saranghae ^^ Terimakasih untuk teman-teman yang telah membantu secara maksimal dalam pengerjaan skripsi Felicia Anindita, Veriska Claudine, Bayu Setiawan, dek Pipin, Vivin “jawa” psi’10, Claudia Metha, Ranie Tupen Terimakasih untuk seluruh sahabat-sahabat dan teman-teman angkatan 2010 Tutut, Maya, Yovidia, Desianty, Gregroriana Anindita, Ajeng Christi Terimakasih untuk dukungan dan semangat yang penuh arti Bersama kalian aku memahami senangnya “masa perkuliahan”
YANG SELALU NANYA SKRIPSI KAPAN SELESAI ? INI JAWABANNYA ! v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA ETHNOSENTRISME KONSUMEN DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF TERHADAP PRODUK FASHION IMPOR PADA REMAJA
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ethnosentrisme dan perilaku pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif antara ethnosentrisme dengan pembelian impulsif terhadap barang impor. Subyek penelitian ini adalah remaja usia 12 tahun hingga 22 tahun yang berjumlah 212 subyek. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala kecenderungan pembelian impulsif dan skala ethnosentrisme dalam model Likert. Valitidas penelitian ini menggunakan validitas isi. Skala ethnosentrisme (M=68,10; SD=14,124; 26aitem; rix=0,252-0,788) memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,922 dan skala kecenderungan pembelian impulsif (M=47,00; SD=12,256; 22aitem; rix=0,295-0,745) memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,930. Metode analisis data menggunakan tektik korelasi Spearman’s Rho. Berdasarkan uji korelasi, didapatkan hasil korelasi antara ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif sebesar -0,576 dengan p = 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan negatif dan signifikan antara ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif.
Kata Kunci : ethnosentrisme, kecenderungan pembelian impulsif, impulsive buying, remaja
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE CORRELATION BETWEEN CONSUMER ETHNOCENTRISM AND IMPULSIVE BUYING TENDENCY OF IMPORT FASHION PRODUCT IN ADOLESCENTS
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
ABSTRACT
The purpose of this research was to find out the correlation between ethnocentrism and impulsive buying tendency of import fashion product in adolescents. The hypothesis suggested that there is a negative correlation between ethnocentrism and impulsive buying tendency of import fashion product in adolescents. The subjects of this research were 212 adolescents male and female with age range between 12 until 22 years old. The method used to collect data in this study was Impulsive buying tendency scale and Ethnocentrism Attitude scale in Likert’s model. The Validity of this Research was used the content validity. The coefficient reliability of ethnocentrism scale (M=68,10; SD=14,124; 26 item; rix=0,252-0,788) was 0,922 and the coefficient correlation of impulsive buying tendency scale (M=47,00; SD=12,256; 22 item; rix=0,295-0,745) was 0,930. The data of this research were analysis using Spearman Rho analysis. The coefficient correlation between ethnocentrism and impulsive buying tendency of import fashion product was -0,576 with significant level (p) was 0,000. This means there was a negative correlation between ethnocentrism and impulsive buying tendency of import fashion product in adolescents.
Key words : ethnocentrism, impulsive buying tendency, impulsive buying, adolescents
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan rasa puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda
Maria,
karena
berkat
dan penyertaanNya
saya
mampu
untuk
menyelesaikan skripsi saya ini. Terimakasih Yesus, Engkau memberikanku berbagai macam cobaan untukku, agar aku menjadi lebih sabar, bijaksana dalam mengambil keputusan dan juga kuat dalam hal yang terburuk sekalipun, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Hubungan Antara Ethnosentrisme Konsumen dan Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor pada Remaja”. Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saya masih mengharapkan saran, masukan dan koreksi yang bersifat membangun untuk menjadi lebih baik. Dalam penyususnan skripsi ini banyak pihak yang telah terlibat dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada saya. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A. selaku dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi atas kepedulian untuk membentuk saya. Terimakasih atas pengetahuan dan ajarannya. Terimakasih atas x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keyakinan yang diberikan kepada saya sehingga saya lebih mantap untuk menjadi lebih baik dan lebih matang untuk melangkah ke depan. 4. Minta Istono, M.Si. selaku dosen penguji yang banyak memberikan kritik dan saran yang membangun. 5. TM. Raditya Hernawa, M.Si. selaku dosen penguji yang banyak memberikan kritik dan saran yang membangun. 6. Bapak dan Ibu doesen Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan memberikan ilmu untuk menambah wawasan yang sangat berguna untuk masa depan saya. 7. Seluruh Karyawan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, khususnya Ibu Nanik, Mas Gandung, Mas Mudji, Mas Doni yang telah memberikan pelayanan selama saya menempuh studi, serta Karyawan Perpustakaan USD yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan kepada saya dalam memperoleh informasi yang saya butuhkan. 8. Papa dan Mama sudah membesarkan dan mencintai dengan cara kalian sendiri. Terimakasih sudah membiarkan saya memilih jurusan yang saya inginkan sehingga saya lebih mengenal lebih dalam siapa saya dan juga keterbatasan yang saya miliki. Sebisa mungkin saya akan menjadi lebih baik untuk kalian dan membuat kalian bangga. Terimakasih sudah mau mendidik, mendukung secara moril dan materiil, selalu mengingatkan untuk bahwa untuk hasil yang besar memang dibutuhkan pengorbanan yang besar pula. Terima kasih sudah
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mau menunggu tanpa lelah dan bosan hingga saya pulang nanti ke rumah. 9. Adekku tercinta, Germanos Bramantia D.Y yang sudah menunjukkan keinginan yang tulus untuk aku segera berkumpul denganmu lagi di rumah, setelah 6 tahun merantau. 10. Keluarga besar di Bali dan Bandung atas bantuan kalian semua sehingga pengambilan data dalam skripsi ini dapat berjalan dengan cepat dan lancar. Terimakasih juga atas doa dan dukungan kalian yang tak pernah putus untuk saya. 11. Pacarku saat ini, Martinus Agung Priyanto yang ada disaat saya sedang merasa putus asa dengan skripsi ini. Terimakasih atas segala dukungannya. Terimakasih atas pinjaman ragamu dalam menemaniku begadang ketika mengerjakan skripsi. Terimakasih masih mau cerewet untuk mengatakan “Jangan banyak mengeluh! Dikerjain sebisamu dulu” Terima kasih untuk hari-hari yang begitu luar biasa untuk bisa kita syukuri, Terima kasih sudah memberikan saya cinta dan perhatian yang begitu besar sehingga menjadi energi disaat saya sudah lelah. 12. Teman dan sahabat tercinta: Dita, Riska, dek Pipin, Vivin, Metha, Yovidia, Ranie, Tutut, Maya, TBZ (Laras, Vivin, Debi, Putri), Desianty, Mba Ndudh (Gregroriana Anindita), Ajeng Christi. Terimakasih atas bantuan dan dukungan yang telah kalian berikan tanpa henti selama pengerjaan skripsi ini. I will miss you all moment guys. xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Teman-teman satu bimbingan yang membantu dan saling berbagi informasi serta mendukung satu sama lain. 14. Seluruh
informan
yang
bersedia
untuk
berpartisipasi
dalam
pengambilan data skripsi ini.
Saya
menyadari
bahwa
karya
penelitian
ini
tidak
lepas
dari
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendah-hatian memohon kritik dan saran yang membangun. Semoga karya ini dapat berguna bagi masyarakat dan para pembaca.
Yogyakarta, ………………. Penulis,
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan masalah .................................................................................... 11 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11 D. Manfaat Penelitian................................................................................... 11 1. Manfaat Teoritis............................................................................. 11 2. Manfaat Praktis ............................................................................... 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 13 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Pembelian Impulsif .............................................................................. 13 1. Pengertian Pembelian Impulsif .................................................... 13 2. Aspek Pembelian Impulsif .......................................................... 15 3. Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif ......................... 16 a. Faktor Internal ................................................................... 16 b. Faktor Eksternal ................................................................ 18 B. Ethnosentrisme Konsumen .................................................................. 20 1. Pengertian Ethnosentrisme Konsumen ....................................... 20 2. Aspek Sikap ................................................................................ 20 3. Dampak Ethnosentrisme Konsumen .......................................... 24 C. Remaja ................................................................................................. 26 1. Pengertian Remaja ...................................................................... 26 2. Karakteristik Remaja .................................................................. 27 a. Segi Kognitif ..................................................................... 27 b. Segi Sosial ......................................................................... 29 D. Produk Fashion Impor ......................................................................... 30 E.
Dinamika
Hubungan
antara
Ethnosentrisme
Konsumen
dan
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor pada Remaja ........................................................................................ 31 F.
Skema
Hubungan
antara
Ethnosentrisme
Konsumen
dan
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor pada Remaja ........................................................................................ 36 G. Hipotesis ............................................................................................. 37 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 38 A. Jenis Penelitian..................................................................................... 38 B. Identitas Variabel Penelitian ................................................................ 38 C. Definisi Operasional.............................................................................. 39 1. Kecenderungan Pembelian Impulsif ........................................... 39 2. Ethnosentrisme Konsumen ......................................................... 40 D. Subjek Penelitian ................................................................................. 41 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................. 41 1. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif ................................ 42 2. Skala Ethnosentrisme Konsumen .............................................. 44 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .................................................... 46 1. Validitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dan Ethnosentrisme ............................................................................ 46 2. Seleksi Aitem .............................................................................. 46 a. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif ....................... 47 b. Skala Ethnosentrisme Konsumen ...................................... 48 3. Reliabilitas .................................................................................. 50 G. Metode Analisis Data .......................................................................... 52 1. Uji Asumsi ................................................................................... 52 a. Uji Normalitas .................................................................... 52 b. Uji Linearitas ..................................................................... 52 2. Uji Hipotesis ................................................................................ 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 55 xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 55 B. Deskripsi Subyek Penelitian ............................................................... 55 1. Usia ............................................................................................. 55 2. Jenis Kelamin ............................................................................. 56 C. Data Deskripsi Penelitian .................................................................... 56 D. Hasil Penelitian ................................................................................... 60 1. Uji Asumsi ................................................................................. 60 a. Uji Normalitas ................................................................... 60 b. Uji Linearitas .................................................................... 61 2. Uji Hipotesis .............................................................................. 62 3. Analisis Tambahan ..................................................................... 64 E. Pembahasan ......................................................................................... 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 71 A. Kesimpulan .......................................................................................... 71 B. Keterbatasan ........................................................................................ 71 C. Saran ..................................................................................................... 72 1. Bagi Penelitian Selanjutnya ......................................................... 72 2. Bagi Subjek Penelitian ................................................................ 72 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 73 LAMPIRAN ..................................................................................................... 82
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blueprint Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif (Sebelum Uji Coba) ............................................................... 42 Tabel 2. Blueprint Skala Ethnosentrisme Konsumen (Sebelum Uji Coba) ..... 44 Tabel 3. Blueprint Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif (Setelah Uji Coba) ................................................................. 48 Tabel 4. Blueprint Skala Ethnosentrisme Konsumen (Setelah Uji Coba) ......... 49 Tabel 5. Deskripsi Usia Subyek Penelitian ....................................................... 56 Tabel 6. Deskripsi Jenis Kelamin Subyek Penelitian ........................................ 56 Tabel 7. Data Teoritis dan Empiris .................................................................. 57 Tabel 8. Hasil Uji One Sample t-test Kecenderungan Pembelian Impulsif .......................................................... 58 Tabel 9. Hasil Uji One Sample t-test Ethnosentrisme Konsumen …………. 59 Tabel 10. Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 60 Tabel 11. Hasil Uji Linearitas ............................................................................ 61 Tabel 12. Kriteria Korelasi ................................................................................ 62 Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 63 Tabel 14. Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin Subyek pada Variabel Ethnosentrisme Konsumen ............................................................... 65 Tabel 15. Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin Subyek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif .................................................. 66
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Skala Try Out .............................................................................. 83
Lampiran 2 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor ……….. . 95 Lampiran 3 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Ethnosentrisme Konsumen 97 Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem pada Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor ............................................... 100 Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem pada Skala Ethnosentrisme Konsumen ..................................... 102 Lampiran 6. Skala Penelitian (Skala Online) .................................................. 104 Lampiran 7. Uji Normalitas ............................................................................ 117 Lampiran 8. Uji Linearitas .............................................................................. 119 Lampiran 9. Uji Hipotesis ............................................................................... 121
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Produk yang beredar di Indonesia, saat ini didominasi dengan produk impor (Aghnia, 2014). Banyaknya produk impor yang masuk ke suatu negara dapat mengkhawatirkan produsen lokal (Hasnin, 2011). Hal ini dikarenakan produk impor mendapat banyak respon positif dari konsumen di Indonesia. Mereka lebih bangga menggunakan produk impor dibandingkan dengan produk dalam negeri, termasuk juga dengan konsumen remaja (Aghnia, 2014). Banyak orang atau lembaga yang membeli produk dari luar negeri yang sering disebut dengan impor. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008), impor berarti pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri. Banyaknya merek terkenal yang masuk sebagai produk impor ke dalam pasar Indonesia menjadi pilihan untuk dikonsumsi oleh remaja. Hal ini dikarenakan remaja memiliki kesadaran yang tajam akan merek dan nilai harga suatu produk (Riski, 2012). Merek yang terkenal dan popular di masyarakat menjadi daya tarik bagi remaja untuk menunjukkan identitas dirinya. Membeli produk yang sedang popular tersebut akan membuat remaja menjadi lebih percaya diri dan terlihat kekinian. Dengan begitu, remaja mampu untuk diterima dan bertahan dalam eksistensi di 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lingkungan sosialnya (Chen-Yu & Seock dalam Sihotang, 2009; Youn dan Faber, 2001 dalam Alagoz & Ekici, 2011; Erkmen & Yuksel dalam Alagoz & Ekici, 2011; Holmberg & Öhnfeldt, 2010; Clamp, Liz & Bohdanowicz dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011). Berkaitan dengan produk impor yang disukai remaja, peneliti menyebarkan 100 kuisioner sederhana, khususnya di kalangan remaja yang berusia 13 – 21 tahun. Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui produk impor yang paling banyak dikonsumsi oleh kebanyakan remaja pada umumnya. Kuisioner tersebut disebar di beberapa sekolah dan Universitas di Bali pada hari Selasa, tanggal 5 Agustus 2014. Kuisioner tersebut berisi pertanyaan produk impor apa yang sering remaja beli dengan pilihan a) fashion (baju, celana, topi, tas dan sepatu), b) elektronik (handphone dan laptop) dan c) makanan. Hasil survey tersebut mengatakan bahwa 62 diantara mereka memilih pilihan pertama, yaitu fashion sebagai produk impor yang sering mereka beli. Produk fashion yang dimaksud meliputi baju, tas, sepatu, topi dan celana. Sedangkan 38 remaja lainnya memilih pilihan kedua atau ketiga, yaitu elektronik yang meliputi handphone dan laptop atau makanan. Hasil survey tersebut didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 & 12 Agustus 2014. Wawancara dengan 4 subyek yang dipilih oleh peneliti secara acak dengan isi wawancara mengenai kegemaran belanja terhadap produk impor. Subyek I (usia 18 tahun) dan subyek II (usia 20 tahun) memilih produk fashion berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sepatu, sedangkan subyek III (usia 21 tahun) dan subyek IV (usia 21 tahun) memilih produk fashion berupa baju dan celana yang paling sering mereka konsumsi. Hal ini dikarenakan produk fashion yang subyek pakai dapat menunjang penampilannya. Alasan lain mengapa subyek memilih produk impor adalah dikarenakan kualitas produk impor yang lebih baik daripada produk lokal, dianggap lebih modis dan banyak model yang lebih menarik. Fashion sering dianggap sebagai produk hedonistik (Fiske and Taylor; Zimbardo et al. dalam Pentecost & Andrews, 2010). Penelitian Parks, Kim & Forney (dalam Pentecost & Andrews, 2010) menemukan bahwa produk hedonistik berkaitan dengan respon emosional yang akan menentukan sikap konsunen selanjutnya. Sumarwan (dalam Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013) mengungkapkan bahwa sikap konsumen terhadap produk merupakan suatu gambaran yang mengungkapkan perasaan dan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. Pada
konsumen
generasi
muda,
mereka
cenderung
mengekspresikan perasaan dan keinginan mereka dengan membeli produk luar negeri untuk mengikuti perkembangan zaman, khususnya fashion yang dianggap sebagai suatu cerminan dari dirinya (Riswan, 2014; Holmberg & Öhnfeldt, 2010). Demi mempertahankan eksistensi di lingkungan sosialnya, remaja tidak dapat menahan dirinya dan mampu untuk menghabiskan uang sakunya untuk menunjang penampilannya, seperti membeli pakaian, sepatu, kosmetik dan aksesoris (Riski, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Artikel yang ditulis oleh Riski (2012) juga mengatakan bahwa remaja jaman sekarang cenderung memiliki perilaku mengkonsumsi suatu produk secara berlebih. Hal ini dikarenakan pada masa ini merupakan masa penuh gejolak dan ketidakseimbangan emosi yang mudah untuk dipengaruhi lingkungan luar. Artikel ini juga menyebutkan bahwa remaja menggunakan produk yang dikonsumsinya secara berlebih tersebut untuk menunjang eksistensi di lingkungannya, sehingga mereka akan membeli produk yang sedang populer dikalangannya (Riski, 2012). Remaja dalam rentang tahap perkembangan merupakan masa disaat kematangan emosinya belum stabil (Utami & Sumaryono, 2008). Masa remaja juga disebutkan sebagai masa peralihan yang dimulai dari usia 12 atau 13 hingga dua puluh tahunan yang melibatkan perubahan fisik, kognitif serta psikososialnya (Papalia, 2009). Hal ini menyebabkan remaja mengambil keputusan secara tidak efektif dan efisien serta melakukan segala tindakan dengan respon emosional yang dimilikinya (David Elkind dalam Papalia, 2008; Wulfert, Block, Santa Ana, Rodriguez, & Colsman dalam Lai, 2010; Gunarsa, 2003). Kurang mampu untuk mengendalikan diri untuk membeli suatu produk dan tanpa pertimbangan tersebut dapat mengindikasikan adanya kecenderungan pembelian impulsif. Rawlings dan Bellenger (dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011) menyatakan bahwa orang yang lebih muda menunjukkan perilaku impulsif yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang lebih tua. Hal ini dikarenakan orang yang lebih muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
masih mementingkan penampilan mereka dengan cara membeli produk baru yang sedang trend di kalangan masyarakat (Mai dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011). Secara khusus, hasil penelitian Lin & Lin (2005) menegaskan bahwa remaja memiliki tingkat pembelian impulsif yang tinggi. Dalam penelitiannya, ia mengatakan bahwa individu pada usia 19 tahun memiliki skor tertinggi pada pembelian impulsif, selanjutnya individu pada usia 15 tahun, dan individu pada usia 17 tahun. Selain secara emosional yang belum stabil pada remaja, keterlibatan Fashion juga memiliki efek yang positif terhadap pembelian impulsif (Park, Kim & Forney, 2006). Konsumen akan lebih sering membeli produk-produk pakaian (Fairhurst et al. & Seo et al. dalam Park, Kim & Forney, 2006). Hal ini dikarenakan selain dipandang sebagai penunjang penampilan, pakaian juga merupakan simbol status yang memiliki efek terhadap konsep diri remaja (Hurlock dalam Astasari & Sahrah, 2009). Pembelian impulsif beberapa tahun ini sering menjadi topik penelitian. Hal ini dikarenakan data statistik kecenderungan pembelian impulsif cukup tinggi. Seperti misalnya pada studi di Amerika Utara yang menunjukkan bahwa terdapat pembelian secara impulsif sebesar 75% (Bosnjak, Bandl & Bratko, 2007). Data statistik Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa pembelian secara impulsif menyumbang hampir 60% melalui transaksi supermarket dan 80% pada pembelian kategori produk tertentu (Abrahams dalam Lee & Yi, 2008). Penelitian lainnya di Amerika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Serikat menemukan bahwa 90% konsumen mendapatkan dorongan untuk melakukan pembelian impulsif (Ghani & Ali Jan, 2010). Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Nielsen pada bulan juni 2011 terhadap konsumen Indonesia, menyatakan bahwa konsumen menjadi lebih impulsif dengan indikasi, sebagai berikut: (1) pada tahun 2003 sampai dengan 2011 terdapat penurunan sebesar 10% (dari 15% menjadi 5%) diantara pembeli Indonesia yang menyatakan bahwa mereka melakukan perencanaan dalam berbelanja dan tidak pernah membeli produk tambahan dan tidak terencana, (2) dari tahun 2003 sampai 2011, terdapat juga peningkatan sebesar 11% (dari 10% menjadi 21%) diantara pembeli yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah merencanakan halhal yang ingin mereka beli sebelum belanja, (3) dari tahun 2003 sampai 2011, mengalami peningkatan sebesar 26% (dari 13% menjadi 39%) diantara pembeli yang mengatakan bahwa mereka membeli produk tambahan meskipun mereka memiliki daftar belanjaan, (4) dari tahun 2003 sampai 2011, mengalami perubahan pola berbelanja, terdapat pergeseran sebesar 69% dari para konsumen di tahun 2003 yang mungkin membeli produk tambahan menjadi 39% dari konsumen di tahun 2011 yang mengatakan bahwa mereka selalu membeli produk tambahan, juga (5) dari tahun 2008 sampai 2011, terdapat kenaikan sebesar 16% (dari 5% menjadi 21%) diantara konsumen yang mengaku mengunjungi toko-toko yang memberikan penawaran menarik dan memberikan kupon promosi melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
surat kabar dan brosur (Industri Post, dalam Dameyasani & Abraham, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Nielsen (dalam Dameyasani & Abraham, 2013) tersebut ingin menegaskan adanya peningkatan pembelian impulsif dari tahun 2003 sampai dengan 2011. Hal tersebut ditunjukkan dengan penurunan perencanaan dalam melakukan pembelian dan juga peningkatan dalam melakukan pembelian tidak terencana. Pembelian tidak terencana tersebut ditunjukkan dengan cara konsumen menambahkan produk yang tidak ada dalam daftar belanjaan mereka, maupun mengunjungi toko-toko yang memberikan penawaran menarik dengan kupon promosi yang didapat dari surat kabar dan brosur. Data penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelian yang tidak terencana dan tidak ada dalam daftar belanja sebelumnya, dapat menimbulkan pembelian impulsif. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Rook (1987) yang menyebutkan bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Alagoz & Ekici (2011) menambahkan bahwa pembelian impulsif merupakan suatu tindakan pembelian suatu produk yang tidak ada dalam daftar belanjaan. Pembelian impulsif dikatakan suatu kecenderungan merespon dengan cepat stimulus yang datang, tanpa pertimbangan dan evaluasi terhadap konsekuensi, juga
tidak bisa membedakan mana yang disukai,
menguntungkan, harga, dan lain-lain (Mehta & Chugan, 2013; Gerbing, Ahadi & Patton dalam Park & Choi, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Rook (1987) mengatakan bahwa pembelian impulsif cenderung lebih menggunakan emosional daripada rasional, dan cenderung untuk dikatakan “buruk” daripada “baik”, sehingga pembelian yang dilakukan terjadi secara spontan dan tidak hati-hati. Hal yang serupa dikatakan oleh Weinberg & Gottwald (dalam Park & Choi, 2013) yang berkata bahwa pembelian impulsif ditandai dengan tingginya aktivitas emosional, dan rendahnya kontrol kognitif. Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasikan hubungan pembelian secara impulsif dengan indikator dari Big Five personality membuktikan bahwa impulsif berkorelasi
positif
dengan
neurotisisme
atau
dengan
kata
lain
ketidakstabilan emosional. Hal ini mengakibatkan perilaku pembelian impulsif berkaitan dengan tidak stabilnya emosional individu (Shahjehan, Qureshi, Zeb & Saifullah, 2012). Pembelian impulsif juga timbul dikarenakan adanya faktor internal yang mempengaruhi, seperti halnya suasana hati dalam diri individu. Ketika individu merasa stress atau depresi, maka ia akan cenderung untuk melakukan pembelian impulsif (Youn & Faber dalam Alagoz & Ekici, 2011). Keinginan untuk menunjukkan identitas diri, meningkatkan rasa kepercayaan diri serta sebagai bentuk penghargaan terhadap diri juga menjadi faktor internal penyebab timbulnya pembelian impulsif (Youn & Faber dalam Alagoz & Ekici, 2011; Beatty & Ferrel dalam Alagoz & Ekici, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Selain faktor internal yang memiliki peran sebagai penyebab timbulnya
pembelian
impulsif,
terdapat
faktor
eksternal
yang
mempengaruhi. Atmosfer toko, lokasi rak, bau dan warna dari produk sebagai faktor lingkungan penyebab terjadinya pembelian impulsif (Alagoz & Ekici, 2011). Faktor budaya juga menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif (Wood; Dittmar, Beattie, & Friese dalam Lai, 2010; Yang, Huang & Feng, 2011; Lin & Lin, 2005; Kacen & Lee, 2002). Hofstede dan Minkov (dalam Dameyasani & Abraham, 2013) mendefinisikan budaya sebagai suatu program yang terdapat dalam pikiran manusia yang digunakan untuk mengevaluasi dan membedakan kelompok satu dengan yang lainnya. Berkaitan dengan budaya sebagai evaluasi, sikap kebangsaan dalam studi lintas budaya diukur dan digunakan sebagai salah satu variabel yang berfungsi dalam mengevaluasi suatu produk, juga menjadi penentu dalam orientasi budaya (Chen, 2008). Salah satunya adalah ethnosentrisme konsumen (Alsughayir, 2013; Chen, 2008). Ethnosentrisme konsumen dianggap memiliki dampak terhadap evaluasi produk (Hooley, Graham, Shipley & Nathalie dalam Chen 2008). Ethnosetrisme
konsumen
juga
merupakan
faktor
penting
dalam
pengambilan keputusan membeli pada konsumen terhadap produk tertentu (Khan & Rahman, 2012; Yaprak, Attila, Baughn & Christopher dalam Chen, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Chen (2008) juga menunjukkan bahwa ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
membeli, bahkan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif (Worchel & Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987). Konsumen Ethnosentrisme melakukan pemilihan secara khusus terhadap suatu produk, khususnya produk impor yang akan dikonsumsi. Ketika melakukan pembelian terhadap produk impor maka dapat dikatakan sebagai suatu hal yang salah (Lundstrom, Lee & White dalam Candan, Aydin & Yamamoto, 2008; Shimp & Sharma dalam Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013; Lantz dan Loeb dalam Watson & Wright, 2000). Dengan ethnosentrisme yang dimiliki individu, maka individu akan mampu untuk mengevaluasi produk yang akan dibelinya terlebih dahulu, sehingga kecenderungan pembelian impulsif semakin berkurang. Hal ini dikarenakan orang yang dengan ethnosentrisme tinggi akan membeli produk yang dijual di negaranya, terlebih apabila produk lokal memiliki kelebihan tersendiri. Hal ini dapat menyebabkan tingkat ethnosentrisme semakin tinggi (Chen, 2008; Anggasari, Yuiati & Retnaningsing,
2013).
Berbeda
dengan
individu
yang
memiliki
ethnosentrisme yang rendah. Mereka akan cenderung untum membeli produk yang dijual oleh negara lain atau dengan kata lainnya produk impor (Chen, 2008). Penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara kecenderungan pembelian impulsif dan ethnosentrisme pernah dilakukan oleh Grety (2014). Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
antara kecenderungan pembelian impulsif dengan ethnosentrisme. Hasil tersebut
dicurigai
karena
adanya
keterbatasan
pada
variabel
kecenderungan pembelian impulsif, yaitu kurangnya pengkhususan terhadap produk impor. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang sama
dengan menambahkan produk impor pada
variabel
kecenderungan pembelian impulsif.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan antara ethnosentrisme konsumen dengan perilaku pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja ?
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara ethnosentrisme konsumen dengan perilaku pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan menambah pengetahuan di dalam bidang psikologi konsumen dan juga psikologi perkembangan terkait dengan ethnosentrisme konsumen dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
perilaku pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja.
2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi para remaja berkaitan dengan ethnosentrisme konsumen dan perilaku pembelian impulsif, khususnya terhadap produk fashion impor, sehingga remaja dapat merefleksikannya pada pribadi masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelian Impulsif 1. Pengertian Pembelian Impulsif Pembelian impulsif dikembangkan dan dikatakan sebagai suatu kecenderungan oleh Beatty dan Ferrell (dalam Park & Lennon, 2006). Pembelian impulsif didefinisikan sebagai suatu tindakan membeli secara spontan dan tidak terencana (Rook, 1987; Dameyasani & Abraham, 2013; Stern dalam Alagoz & Ekici, 2011). Hal ini dilihat dari tindakan konsumen yang melakukan pembelian produk yang tidak ada dalam daftar belanjaan yang dikarenakan adanya dorongan kuat untuk membeli secara tiba-tiba sebuah produk dengan segera (Rook dalam Verplanken & Herabadi, 2001; Beatty dan Ferrell dalam Strack & Deutsch, 2006; Baumeister, 2002: Alagoz & Ekici, 2011). Studi yang dilakukan oleh Rook dan Fisher (dalam George & Yaoyuneyong, 2010) menunjukkan bahwa pembelian impulsif dikarenakan
oleh
dorongan
psikologis.
Dorongan
tersebut
menyebabkan individu akan cepat menanggapi secara langsung suatu stimulus tanpa adanya pertimbangan secara menyeluruh dan juga perencanaan sebelumnya (Kroeber-Riel dalam Niu & Wang, 2009; Baumeister, 2002; Beatty & Ferrell dalam Alagoz & Ekici, 2011). 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pembelian
impulsif
dinyatakan
sebagai
suatu
tindakan
pembelian berdasarkan respon emosional yang sulit untuk dikontrol (Dameyasani & Abraham, 2013). Hal yang serupa juga dikatakan oleh Weinberg & Gottwald (dalam Park & Choi, 2013) yang mengatakan bahwa pembelian impulsif adalah suatu tindakan yang ditandai dengan tingginya aktivitas emosional dan rendahnya kontrol kognitif. Hal ini menyebabkan individu akan segera membuat keputusan dengan cepat secara emosional untuk membeli produk tersebut tanpa memikirkan konsekuensi atas pembelian yang telah dilakukan (Kroeber-Riel dalam Niu & Wang, 2009; Baumeister, 2002; Beatty & Ferrell dalam Alagoz & Ekici, 2011; Rook, 1987). Akan tetapi, emosional yang paling menonjol pada saat melalukan pembelian secara impulsif adalah rasa senang dan gembira (Verplanken & Herabadi, 2001). Pembelian impulsif juga dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang reaktif. Hal ini dikarenakan pembelian impulsif memiliki konsep untuk mencapai kepuasan dengan segera, terutama sebagai sarana pemuas hedonistik. Dengan begitu, konsumen akan mendapatkan kesenangan dan gairah tersendiri yang tidak dapat diberikan oleh pembelian yang direncanakan (Kroeber-Riel dalam Niu & Wang, 2009; Rook, 1987; Holbrook & Hirschman dalam George & Yaoyuneyong, 2010; Lee & Yi, dalam George & Yaoyuneyong, 2010; Strack & Deutsch, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang dilakukan secara tidak terencana, karena adanya dorongan yang kuat secara spontan dan tiba-tiba, sehingga konsumen melakukan pembelian tanpa pertimbangan untuk mendapatkan kepuasan dengan segera.
2. Aspek Pembelian Impulsif Verplanken dan Herabadi (2001) mengatakan bahwa terdapat dua aspek psikologis dalam pembelian impulsif, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. 1) Aspek kognitif Aspek ini berfokus pada konflik yang terjadi pada kognitif individu pada saat melakukan pembelian impulsif, meliputi: tidak adanya pertimbangan mengenai harga dan kegunaan produk, tidak melakukan evaluasi terhadap suatu produk dan tidak melakukan perbandingan produk terlebih dahulu.
2) Aspek afektif Aspek ini berfokus pada kondisi emosional individu saat melakukan pembelian impulsif, meliputi: dorongan perasaan untuk melakukan pembelian dengan segera, adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian, dan perasaaan menyesal setelah melakukan pembelian.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek yang terdapat pada pembelian impulsif adalah aspek kognitif, yaitu tidak melakukan pertimbangan sebelumnya ketika membeli suatu produk, dan juga aspek afektif, yaitu perasaan senang dan puas ketika melakukan pembelian.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya pembelian impulsif pada invididu, antara lain: a. Faktor Internal Rook (dalam Park & Lennon, 2006) menyebutkan bahwa terdapat berbagai dorongan psikologis yang menimbulkan terjadinya pembelian impulsif. Chen (dalam Yang, Huang & Feng, 2011) menyebutkan bahwa kepribadian merupakan salah satu faktor dari persepsi intern dalam individu yang mempengaruhi pembelian impulsif. Akan tetapi, kecenderungan pembelian impulsif juga dianggap sebagai suatu ciri kepribadian (Dholakia; Murray dalam Park & Lennon, 2006; Sharma et. al dalam Brici, Hodkinson & Sullivan-Mort, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Penelitian yang dilakukan oleh Lin & Chuang (2005) mengatakan bahwa Emotional Intelligence memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif. Orang yang memiliki Emotional Intelligence yang tinggi memiliki tingkat pembelian impulsif yang rendah. Akan tetapi, orang yang memiliki Emotional Intelligence rendah memiliki tingkat pembelian impulsif yang tinggi. Selain itu, suasana hati dalam diri individu juga menjadi salah satu faktor penyebab pembelian impulsif (Youn & Faber dalam Alagoz & Ekici, 2011). Misalnya saja, ketika individu merasa stres atau depresi, maka ia akan cenderung untuk melakukan
pembelian
impulsif
yang
berguna
mengatasi
ketegangan dalam dirinya (Alagoz & Ekici, 2011; Youn & Faber dalam Alagoz & Ekici, 2011). Keinginan untuk menunjukkan identitas diri, meningkatkan rasa kepercayaan diri serta sebagai bentuk penghargaan terhadap diri juga menjadi faktor penyebab timbulnya pembelian impulsif (Youn & Faber dalam Alagoz & Ekici, 2011; Beatty & Ferrel dalam Alagoz & Ekici, 2011). Berdasarkan pernyataan tersebut, faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif, antara lain: kepribadian, Emotional Intelligence, suasana hati, serta keinginan untuk menunjukkan identitas, meningkatkan kepercayaan diri serta penghargaan terhadap diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Faktor Eksternal Chen (dalam Yang, Huang & Feng, 2011) dalam artikelnya menjelaskan bahwa pembelian impulsif terjadi karena adanya stimulasi eksternal. Salah satu contohnya adalah strategi promosi yang menyebabkan konsumen berkeinginan untuk melakukan pembelian dengan segera (Yang, Huang & Feng, 2011; Chen dalam Yang, Huang & Feng, 2011). Gambar, desain kemasan produk dan peletakan produk di dekat kasir juga dapat dikatakan menjadi faktor timbulnya pembelian impulsif (Hoyer & Maclnnis; Jones et al dalam Niu & Wang, 2009; Torlak & Tiltay dalam Alagoz & Ekici, 2011). Hal serupa juga dikatakan oleh Alagoz & Ekici (2011) yang mengatakan bahwa kemasan serta gambar
produk
dapat
menyebabkan
individu
melakukan
pembelian impulsif. Selain itu, pemasaran kontemporer seperti toko 24 jam, saluran televisi dan belanja menggunakan internet, juga dikatakan menjadi faktor penyebab meningkatnya jumlah pembelian impulsif (Hoyer & Maclnnis; Jones et al dalam Niu & Wang, 2009).
Alagoz & Ekici (2011) menambahkan atmosfer toko,
lokasi rak, bau dan warna dari produk sebagai faktor lingkungan penyebab terjadinya pembelian impulsif. Musik yang terdengar didalam toko juga menjadi faktor timbulnya pembelian impulsif (Beatty & Ferrel dalam Alagoz & Ekici, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Faktor lain yang ditemukan adalah demografi, seperti: usia, jenis kelamin. Ditemukan bahwa pembelian impulsif pada wanita lebih tinggi daripada pria. Sedangkan, untuk usia ditemukan bahwa usia 15 – 19 tahun sangat signifikan terhadap pembelian impulsif. Selain itu, faktor ekonomi, seperti pendapatan, uang saku dan uang dari hasil kerja paruh waktu. Semakin tinggi uang saku yang dimiliki, semakin tinggi pula tingkat pembelian impulsifnya (Yang, Huang & Feng, 2011; Lin & Lin, 2005). Budaya juga menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif (Wood; Dittmar, Beattie, & Friese dalam Lai, 2010; Yang, Huang & Feng, 2011; Lin & Lin, 2005; Kacen & Lee, 2002). Salah satunya adalah ethnosentrisme (Alsughayir, 2013; Chen, 2008). Ethnosentrisme dikatakan memiliki pengaruh terhadap niat membeli dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif (Chen, 2008; Worchel & Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987). Ethnosentrisme juga disebut sebagai salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk (Khan & Rahman, 2012; Yaprak, Attila, Baughn & Christopher dalam Chen, 2008). Berdasarkan penjelasan tersebut, faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi munculnya pembelian impulsif antara lain: strategi promosi, gambar dan desain produk, pemasaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kontemporer, faktor lingkungan seperti: atmosfer toko, lokasi rak, bau dan warna dari produk, faktor demografi, seperti: usia dan jenis kelamin, faktor ekonomi, seperti: pendapatan, uang saku dan uang dari hasil kerja paruh waktu, dan faktor budaya, salah satunya adalah ethnosentrisme.
B. Ethnosentrisme Konsumen 1. Pengertian Ethnosentrisme Konsumen G.
A.
Sumner
pertama
kali
memperkenalkan
konsep
ethnosentrisme pada tahun 1906 (Alsughayir, 2013; Chen, 2008; Shimp & Sharma, 1987). Ehtnosentrisme merupakan fenomena mengenai hubungan antarkelompok (Lewis dalam Sharma, Shimp & Shin,
1995).
Beberapa
penulis
juga
berpendapat
bahwa
ethnosentrisme merupakan bagian dari sifat manusia (Lynn; Mihalyi; Rushton dalam Sharma, Shimp & Shin, 1995). Definisi ehtnosentrisme dapat dilihat dari beberapa pandangan ilmu. Menurut sosiologi, ethnosentrisme didefinisikan sebagai suatu pandangan yang membedakan antara ingrup (individu-individu yang mengidentifikasi grup yang lain) dan outgrup (individu-individu yang dianggap memusuhi ingrup) dan menganggap bahwa kelompok mereka sendiri (ingrup) adalah superior dan pusat dari segala sesuatu (Alsughayir, 2013; Chen, 2008; Lantz & Loeb, dalam Chen 2008). Sedangkan menurut psikologi, ethnosentrisme diartikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kecenderungan dalam menilai diri sendiri adalah benar dan menilai orang lain menurut kehendak mereka sendiri (Ueltschy, dalam Chen 2008). Pada psikososial, ethnosentrisme juga menjadi konstruk yang memiliki relevansi dengan kepribadian individu dan analisis kultural serta sosial secara umum (Levine & Campbell dalam Shimp & Sharma, 1987). Konsep umum dari ethnosentrisme adalah sikap individu yang melihat bahwa kelompok mereka sebagai pusat dari segalanya dan menilai kelompok lain menurut perseptif kelompok mereka sendiri dan menolak budaya lainnya (Booth; Worchel & Cooper dalam Shimp & Sharma, 1987). Secara lebih spesifik, LeVine & Campbell (dalam Sharma, Shimp & Shin, 1995) menyebutkan kecenderungan ethnosentrisme
merupakan
kecenderungan
sikap
untuk:
(1)
membedakan berbagai kelompok, (2) yang hanya tertarik dengan urusan kelompoknya sendiri, (3) melihat kelompok sendiri sebagai pusat dari dunia dan menganggap cara hidupnya lebih unggul dibandingkan dengan yang lain, (4) menjadi curiga dan meremehkan kelompok lain, (5) melihat kelompok sendiri sebagai superior, kuat dan jujur, (6) melihat kelompok lain sebagai inferior, lemah dan pembuat masalah yang tidak jujur. Pradesta (2014) yang mengatakan bahwa ethnosentrisme merupakan suatu kecenderungan dalam memandang norma dan nilai budaya yang ada dalam kelompok sendiri sebagai yang terbaik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
standar untuk mengukur serta mengambil sikap terhadap kebudayaan lain. Selain itu, ethnosentrisme merujuk pada sikap, kepercayaan, standar, dan perilaku individu yang berlebih pada sesuatu (Summer dalam Zhaki, 2014). Dalam
dunia konsumen, ethnosentrisme
dikatakan sebagai konstruk yang mampu menjelaskan mengapa konsumen menilai produk dalam negeri lebih unggul daripada produk impor.
Ethnosentrisme
konsumen
didefinisikan
sebagai
suatu
kepercayaan konsumen mengenai kesesuaian dan moralitas dalam membeli produk impor dan dengan pembelian produk impor itu sendiri merupakan suatu kesalahan karena menimbulkan kerusakan ekonomi lokal (Shimp & Sharma, 1987). Berdasarkan
paparan
definisi
ethnosentrisme
dalam
konsumen, sikap dipilih karena merupakan suatu bentuk tindakan akan kepercayaan konsumen dalam menilai dan membeli suatu produk. Oleh karena itu, definisi ethnosentrisme konsumen dapat disimpulkan sebagai suatu sikap yang memandang kelompok sendiri lebih unggul dari kelompok lain yang berbeda budaya dan akan membeli produk yang sesuai dengan budayanya.
2. Aspek Sikap Sikap merupakan suatu keadaan mental yang dipengaruhi oleh pengalaman yang akan memberikan respon terhadap objek dan situasi yang terkait dengannya. Akan tetapi sikap juga dapat diartikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perceptual dan kognitif mengenai beberapa aspek dunia inidividu (Allport & Krech dan Crutchfield dalam Sears, Freedman & Peplau, 2009). Pendapat
lain,
Thurstone
(dalam
Kurnianto,
2015)
mengemukakan istilah sikap dalam lingkup pemasaran sebagai suatu konsep mengenai jumlah pengaruh yang dimiliki individu dan menempatkannya pada suatu kerangka pemikiran mengenai suka atau tidaknya individu pada sesuatu, mendekati atau menjauhi mereka. Selain itu, sikap juga dikatakan mampu untuk menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari obyek tersebut. Aspek sikap menurut Sears, Freedman & Peplau (2009), antara lain: 1) Aspek Kognitif Aspek ini berkaitan dengan pemikiran, yang terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki individu mengenai obyek sikap tertentu (fakta), pengetahuan dan keyakinan mengenai obyek tersebut. Indikator ethnosentrisme dalam aspek kognitif berupa pemikiran yang dimiliki individu mengenai keunggulan yang dimiliki oleh produk lokal dan membeli produk impor merupakan suatu hal yang salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2) Aspek Afektif Aspek ini berkaitan dengan perasaan atau emosi individu terhadap obyek, terutama penilaian. Indikator ethnosentrisme dalam aspek afektif berupa kesenangan individu akan produk lokal.
3) Aspek Konatif Aspek ini berkaitan dengan kesiapan individu untuk bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek. Indikator ethnosentrisme dalam aspek konatif berupa tindakan membeli produl lokal. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat berarti aspek sikap adalah aspek kognitif yang berupa pemikiran, aspek afektif yang berupa perasaan terkesan atau emosi, dan aspek konatif yang berupa reaksi atau tindakan.
3. Dampak Ethnosentrisme Konsumen Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Chen
(2008)
juga
menunjukkan bahwa ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat membeli.
Akan
tetapi,
konsumen
Ethnosentrisme
melakukan
pemilihan secara khusus terhadap produk impor untuk dikonsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Mereka akan lebih berkenan pada produk yang memiliki budaya yang sama. Ketika melakukan pembelian terhadap produk impor maka dapat dikatakan sebagai suatu hal yang salah (Lundstrom, Lee & White dalam Candan, Aydin & Yamamoto, 2008; Shimp & Sharma dalam Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013; Lantz dan Loeb dalam Watson & Wright, 2000). Orang yang dengan ethnosentrisme tinggi akan membeli produk yang dijual di negaranya. Tingkat ethnosentris akan semakin tinggi apabila produk lokal memiliki kelebihan tersendiri (Chen, 2008; Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013). Sebagai contoh, survey yang dilakukan oleh Soegiono (dalam Setiawan, 2014). Hasil survey menemukan bahwa di Indonesia terdapat dua konsumen fanatik. Salah satunya adalah konsumen yang fanatik terhadap produk lokal dikarenakan bagi mereka produk lokal cenderung lebih murah, mudah didapat, dan lebih sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia. Sedangkan, orang yang dengan ethnosentrisme rendah akan membeli produk yang dijual oleh negara lain (Chen, 2008). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat beli dan konsumen ethnosentrisme lebih tertarik dengan produk yang memiliki budaya yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Remaja 1. Pengertian Remaja Bagian dari suatu tahapan perkembangan manusia adalah remaja. Adolecentia yang diartikan dengan “remaja” merupakan suatu tahapan dalam perkembangan manusia yang menjembatani masa kanak-kanak ke masa dewasa dan dapat disebut dengan masa peralihan atau masa transisi (Gunarsa, 2003; Lai, 2010; Sarwono, 2011; Papalia, Olds & Feldman, 2009). Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan biologis, psikologis, moral, agama, kognitif dan sosial (Sarwono, 2011; Papalia, Olds & Feldman, 2009). Perkembangan yang terjadi tersebut menyebabkan remaja mengalami tahapan kritis dalam membangun kesadaran diri (Steinberg dalam Niu & Wang, 2009). Rentang usia pada remaja berkisar antara 12 sampai 21 tahun (Gunarsa, 2003). Sedangkan rentang usia remaja menurut Steinberg (dalam Niu & Wang, 2009) adalah 12 hingga 20 tahun. Berbeda dengan Gunarsa dan Steinberg, menurut Hurlock (dalam Santrock, 2007) masa remaja berlangsung pada usia 10 tahun hingga 22 tahun. Sedangkan, menurut WHO (dalam Sarwono, 2011) kurun waktu usia remaja adalah 10 tahun hingga 20 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Berdasarkan definisi mengenai remaja tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanakkanak menuju dewasa dengan rentang usia 12 hingga 22 tahun. Selain itu, remaja mengalami perkembangan secara biologis, kematangan secara psikologis dan psikososial.
2. Karakteristik Remaja a. Segi Kognitif Piaget (Papalia, Olds & Feldman, 2009) mengatakan bahwa
dalam
masa
remaja,
individu
memasuki
tingkat
perkembangan kognitif tertinggi yang disebut dengan operasional formal. Perubahan secara kognitif tersebut melibatkan perubahan pada pemikiran, kemampuan berpikir abstrak, serta kemampuan berpikir secara lebih luas (Hurlock dalan Santrock, 2007; Papalia, Olds & Feldman, 2009). Dengan kemampuan berpikir secara abstrak yang dimilikinya, remaja akan memiliki konsekuensi emosional berupa hal-hal ideal yang menarik bagi pemikiran dan perasaan mereka (H. Ginsburg & Opper dalam Papalia, Olds & Feldman, 2009). Selain itu, selama masa pubertas, remaja mengalami emosi yang kuat secara kognitif (Wulfert, Block, Santa Ana, Rodriguez, & Colsman dalam Lai, 2010). Dalam hal ini, emosi yang dimiliki oleh remaja belum stabil, dikarenakan mereka masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
memiliki gejolak perasaan yang tinggi dan mengalami perubahan suasana hati (Utami & Sumaryono, 2008; Gunarsa, 2003; Santrock, 2012). Akibatnya, remaja akan cenderung untuk melakukan hal secara sembarangan dan melakukan segala tindakan berdasarkan dengan respon emosional yang dimilikinya (Wulfert, Block, Santa Ana, Rodriguez, & Colsman dalam Lai, 2010; Gunarsa, 2003). Disisi lain, dalam tahap perkembangan cara berpikirnya, remaja berusaha untuk memahami apa yang terjadi dalam diri mereka dan memahani bagaimana mereka harus bersikap (Pappalia, 2008; H. Ginsburg & Opper dalam Papalia, Olds & Feldman, 2009). Dalam proses transisi ini, remaja mengalami ketidakmatangan cara berpikir yang ditunjukkan dengan salah satu sikapnya adalah kurang mampunya mereka dalam memutuskan suatu hal secara efektif dan efisien (David Elkind dalam Pappalia, 2008). Berdasarkan
pernyataan
tersebut,
remaja
mengalami
perkembangan pada aspek kognitifnya, seperti perubahan pada pemikiran, ketidakstabilan emosional dan ketidakmatangan cara berpikir. Hal ini mampu menyebabkan remaja melakukan hal secara sembarangan dan beresiko, dikarenakan mereka kurang mampu untuk memutuskan suatu hal secara efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Segi Sosial Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima teman sebaya atau kelompok (Santrock, 2007). Oleh karena kebutuhannya dan dikarenakan adanya gejolak emosi dan ketidakseimbangan, remaja mudah untuk terkena pengaruh dari lingkungan sosialnya, seperti halnya dipengaruhi oleh kelompok (Stanley Hall dalam Gunarsa, 2003; Niu & Wang, 2009). Remaja dapat memenuhi kebutuhan pribadi mereka dengan menghargai, menyediakan informasi, menaikan harga diri, dan memberi mereka suatu identitas di dalam suatu kelompok. Remaja yang bergabung dalam keanggotaan suatu kelompok menganggap kelompok sebagai hal yang menyenangkan dan menarik serta bisa memenuhi kebutuhan mereka atas hubungan dekat dan kebersamaan serta menerima penghargaan baik berupa meteri
maupun
psikologi.
Pengaruh
kelompok
tersebut
menyebabkan remaja menjadi ikut-ikutan. Perilaku tersebut dapat terlihat misalnya saja dalam hal memilih pakaian (Santrock, 2007). Salah satu contoh adalah komformitas (Sihotang, 2009). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari segi sosial, remaja memiliki kebutuhan untuk disukai dan diterima oleh kelompok dan teman sebaya, sehingga remaja bergabung
ke
dalam
suatu
kelompok
untuk
memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kebutuhannya yang berdampak pada perilaku remaja yang menjadi ikut-ikutan, contohnya memilih pakaian.
D. Produk Fashion Impor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008), impor berarti pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri. Barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean disebut sebagai barang impor. Produk yang diimpor dinilai lebih menarik konsumen jika dibandingkan dengan produk yang diproduksi oleh dalam negeri dikarenakan banyak pilihannya serta nilai jual yang juga lebih tinggi dari produk dalam negeri. Contohnya: bahan tekstil, sepatu. Produk impor juga memiliki kualitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan produk lokal. Hal ini menyebabkan konsumen cenderung untuk memilih produk impor daripada produk lokal dengan melihat dari segi kualitas. Tidak hanya dari segi kualitas, konsumen cenderung membeli produk impor dikarenakan desain yang menarik dan merek yang bergengsi dan sesuai dengan harga yang dikeluarkan (Setiawan, 2014). Adanya merek pada setiap produk digunakan untuk membedakan produk dari satu produsen dengan produsen lainnya (Zeb, Rashid & Javeed, 2011). Merek disebut sebagai sebuah janji dari atributnya akan kepuasan si pembeli (Ambler dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011). Hal ini menyebabkan konsumen sering kali memiliki pilihan merek tersendiri dan mempercayainya seperti halnya mereka mempercayai teman-teman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
keluarga mereka dengan tujuan untuk menghindari ketidakpastian dan kualitas yang buruk. Salah satu contohnya dalam industri fashion (Elliot & Yannopoulou dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011). Fashion dapat mencerminkan suatu masyarakat dan budaya . Selain itu, fashion juga dapat mencerminkan bagaimana orang mendefinisikan dirinya dan memiliki efek yang positif terhadap pembelian impulsif (Holmberg & Öhnfeldt, 2010; Park, Kim & Forney, 2006). Clamp, Liz & Bohdanowicz (dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011) menyebutkan yang termasuk dalam fashion antara lain pakaian, sepatu dan aksesoris lainnya seperti konsmetik dan bahkan perabotan. Berdasarkan penjelasan mengenai barang impor tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa barang impor lebih diminati oleh konsumen, khususnya konsumen Indonesia dikarenakan kualitasnya, terlebih pada industri fashion yang termasuk didalamnya: pakaian, sepatu dan aksesoris seperti konsmetik serta perabotan.
E. Dinamika
Hubungan
antara
Ethnosentrisme
Konsumen
dan
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor pada Remaja Ethnosentrisme merupakan suatu sikap individu yang melihat bahwa kelompok mereka sebagai pusat dari segalanya dan menilai kelompok lain menurut perseptif kelompok mereka sendiri dan menolak budaya lainnya (Booth; Worchel & Cooper dalam Shimp & Sharma,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1987). Ethnosentrisme juga diyakini sebagai sikap konsumen yang melakukan pemilihan serta pengambilan keputusan secara khusus terhadap suatu produk. Ketika konsumen akan membeli produk tersebut, mereka akan melakukan evaluasi terlebih dahulu, khususnya terhadap produk impor (Lundstrom, Lee & White dalam Candan, Aydin & Yamamoto, 2008; Shimp & Sharma dalam Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013; Khan & Rahman, 2012; Yaprak, Attila, Baughn & Christopher dalam Chen, 2008). Konsumen ethnosentris akan lebih berkenan pada produk yang memiliki budaya yang sama. (Lantz dan Loeb dalam Watson & Wright, 2000). Konsumen dengan ethnosentrisme tinggi akan memilih produk lokal. Kecenderungan ethnosentrisme akan semakin tinggi, apabila produk lokal memiliki kelebihan tersendiri (Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013; Chen, 2008). Mereka lebih nyaman menggunakan produk lokal dikarenakan sesuai dengan budaya mereka (Setiawan, 2014). Konsumen dengan ethnosentrisme rendah akan lebih memilih produk impor, jika dibandingkan dengan produk lokal. Mereka merasa lebih bangga menggunakan produk impor jika dibandingkan dengan produk lokal (Aghnia, 2014). Produk impor juga dikatakan memiliki kualitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan produk lokal. Oleh sebab itu, konsumen Indonesia lebih senang memakai produk impor, tidak terkecuali dengan konsumen remaja (Setiawan, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Produk impor yang diinginkan konsumen remaja dengan mudah didapatkannya. Hal ini dikarenakan pasar Indonesia didominasi oleh produk impor. Banyaknya merek terkenal yang masuk dalam pasar Indonesia menjadi pilihan konsumen, tidak terkecuali remaja. Merek yang terdapat dalam sebuah produk dapat dikatakan sebagai sebuah janji dari atributnya akan kepuasan si pembeli. Dengan begitu, merek-merek terkenal akan menarik setiap remaja untuk selalu membeli merek tersebut sebagai tanda kepercayaan yang diberikan (Ambler dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011). Hal ini dikarekan remaja memiliki kesadaran yang tajam akan merek dan nilai harga pada suatu produk (Riski, 2012). Sebagaian besar remaja tidak dapat menahan dirinya dan mampu menghabiskan uang sakunya untuk menunjang penampilannya, seperti pakaian, sepatu, kosmetik dan aksesoris (Riski, 2012). Merek terkenal dan populer di masyarakat yang dibeli oleh remaja membuat remaja mampu untuk menunjukkan identitas dirinya. Membeli produk yang sedang populer juga dikatakan dapat membuat remaja menjadi lebih percaya diri. Dengan begitu, remaja akan terlihat kekinian. Selain itu, remaja akan mampu untuk diterima dan dapat mempertahankan eksistensi di lingkungan sosialnya (Chen-Yu & Seock dalam Sihotang, 2009; Youn dan Faber, 2001 dalam Alagoz & Ekici, 2011; Erkmen & Yuksel dalam Alagoz & Ekici, 2011; Holmberg & Öhnfeldt, 2010; Clamp, Liz & Bohdanowicz dalam Zeb, Rashid & Javeed, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Remaja dalam masanya masih mengalami tahapan krisis yang penuh gejolak dan ketidakseimbangan emosional. Hal ini dapat menyebabkan remaja mengambil keputusan secara tidak efektif dan efisien. Ikut-ikutan dalam suatu kelompok juga menyebabkan remaja ingin membeli produk yang sesuai dengan lingkungan sosialnya tanpa adanya pertimbangan. Hal ini berdampak pada konsumsi produk yang secara berlebih untuk memperkuat identitas remaja dalam lingkungannya (David Elkind dalam Pappalia, 2008; Riski, 2012; Stanley Hall dalam Gunarsa, 2003; Niu & Wang, 2009). Kurang mampu untuk mengendalikan diri untuk membeli suatu produk dan tanpa pertimbangan tersebut dapat mengindikasikan adanya kecenderungan pembelian impulsif. Rook (1987) menyebutkan bahwa pembelian impulsif merupakan suatu tindakan pembelian tidak terencana dan tanpa berpikir bijak ataupun adanya pertimbangan secara keseluruhan. Selain itu, dapat dikatakan juga bahwa pembelian impulsif adalah tindakan membeli yang berdasarkan respon emosional yang sulit untuk dikontrol (Dameyasani & Abraham, 2013; Weinberg & Gottwald dalam Park & Choi, 2013). Berdasarkan
pernyataan
tersebut,
dapat
dikatakan
bahwa
ethnosentrisme memiliki pengaruh pada sikap konsumen saat akan membeli suatu produk. Konsumen remaja yang memiliki ethnosentrisme tinggi akan memilih untuk membeli produk lokal. Hal ini dikarenakan mereka merasa nyaman dan bangga menggunakan produk lokal yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sesuai dengan budaya mereka, dibandingkan dengan produk impor. Dengan demikian, tingkat pembelian impulsif terhadap produk impor menjadi rendah. Akan tetapi, konsumen remaja yang memiliki ethnosentrisme rendah akan memilih untuk membeli produk impor. Hal ini dikarenakan produk impor membuat mereka merasa lebih bergengsi dan kekinian di dalam lingkungannya dengan cara mengikuti sesuatu yang sedang populer. Hal tersebut dapat menyebabkan remaja mengkonsumsi produk impor secara berlebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Skema
Hubungan
antara
Ethnosentrisme
Konsumen
dan
Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor
ETHNOSENTRISME
RENDAH
TINGGI
1. Menyukai Produk Fashion Impor 2. Membeli Produk Fashion Impor 3. Merasa bangga memakai Produk Fashion Impor
1. Nyaman terhadap produk lokal 2. Membeli produk lokal 3. Bangga memakai produk lokal
Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor tinggi
Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
G. HIPOTESIS Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah terdapat hubungan yang negatif antara ethnosentrisme dengan pembelian impulsif terhadap barang impor. Semakin tinggi ethnosentrisme, maka akan semakin rendah rendah pembelian impulsif terhadap barang impor. Sebaliknya, semakin rendahnya ethnosentrisme, maka pembelian impulsif terhadap barang impor akan semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan analisis yang digunakan untuk menguji teori-teori dengan cara meneliti hubungan antar variabel dengan data numerik yang akan diolah menggunakan perhitungan statistik (Creswell, 2010; Zechmeister, Zechmeister, & Shaughnessy, 2001). Penelitian korelasional adalah penelitian untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel dan mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel (Supardi, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara ethnosentrisme konsumen dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian korelasional membutuhkan beberapa variabel yang akan dicari hubungan diantara variabel-variabel tersebut. Variabel merupakan suatu simbol atau konsep yang memiliki nilai yang berbeda atau bervariasi (Sarwono, 2009). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas merupakan 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
variabel yang menjadi penyebab timbulnya variabel lain atau dapat dikatakan juga variabel yang mempengaruhi variabel lain (Supardi, 2013; Sarwono, 2009). Sedangkan variabel terikat atau tergantung merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau dapat dikatakan juga variabel yang memberikan respon/reaksi terhadap variabel bebas jika kedua variabel dihubungkan (Supardi, 2013; Sarwono, 2009). Berdasarkan judul penelitian ini, yaitu “Hubungan Antara Ethnosentrisme Konsumen dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor pada Remaja”, maka variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas
: Ethnosentrisme
2. Variabel tergantung : Kecenderungan Pembelian Impulsif
C. Definisi Operasional Menurut Noor (2011), definisi operasional merupakan bagian yang berisi definisi dari variabel/konsep yang akan diukur dengan indikator yang telah ditentukan, seperti sifat, perilaku, dan aspek. Definisi operasional dalam skala penelitian ini, yaitu: 1. Kecenderungan Pembelian Impulsif Kecenderungan pembelian impulsif adalah kecenderungan dalam hal pembelian yang dilakukan oleh remaja secara tidak terencana, karena adanya dorongan yang kuat secara spontan dan tibatiba, sehingga remaja melakukan pembelian tanpa pertimbangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mendapatkan kepuasan dengan segera. Kecenderungan pembelian impulsif ini diukur dengan menggunakan skala kecenderungan pembelian impulsif. Skala ini terdiri dari 2 aspek pembelian impulsif, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa subyek memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dalam skala tersebut manunjukkan bahwa subyek memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah pula.
2. Ethnosentrisme Ethnosentrisme
didefinisikan sebagai
suatu sikap yang
memandang kelompok sendiri lebih unggul dari kelompok lain yang berbeda budaya dan akan membeli produk yang sesuai dengan budayanya. Hal ini menyebabkan remaja yang memiliki sikap ethnosentris akan memilih produk lokal dibandingkan dengan produk impor. Sikap ethnosentrisme ini diukur dengan menggunakan skala ethnosentrisme. Skala ini terdiri dari 3 aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi juga sikap ethnosentrisme yang dimiliki oleh subyek. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah juga sikap ethnosentrisme yang dimiliki oleh subyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
D. Subjek Penelitian Subyek penelitian merupakan orang-orang yang menjadi sumber data dari penelitian, memiliki karakteristik yang sesuai variabel penelitian dan pada dasarnya yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 2011). Subyek diambil dengan menggunakan metode nonprobability atau convenience sampling, yaitu para subyek yang digunakan akan dipilih oleh peneliti berdasarkan sampel yang tersedia atau mudah untuk diperoleh (Kountour, 2003). Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 12 tahun hingga 22 tahun. Pada rentang usia ini, remaja diasumsikan sedang mengalami emosi yang belum stabil atau reaktif. Hal ini dapat membuat remaja mengambil keputusan secara tidak efektif dan efisien
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran skala. Skala adalah alat ukur psikologis dalam bentuk pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan karakteristik variabel. Skala ini diharapkan dapat membuat respon individu terhadap pertanyaan atau pernyataan tersebut menghasilkan penilaian atau skor yang dapat diinterpretasikan (Azwar, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Skala yang digunakan adalah: a. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Skala yang digunakan untuk mengukur kecenderungan pembelian impulsif adalah skala kecenderungan pembelian impulsif. Skala kecenderungan pembelian impulsif diukur berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif yang sesuai dengan teori Verplanken dan Herabadi (2001). Pada skala kecenderungan pembelian impulsif, peneliti menyusun 28 butir pernyataan yang terdiri dari 14 butir pernyataan favorable dan 14 butir pernyataan unfavorable. Tabel 1. Blueprint Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Sebelum Seleksi Aitem Nomor Aitem No. Aspek Jumlah Bobot Favorable Unfavorable Aspek 1, 3, 5, 7, 9, 2, 4, 6, 8, 10, 50% 1. 14 2.
Kognitif Aspek Afektif
11, 13 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28
12, 14 15, 17, 19, 21, 23, 25, 27
Total
14
50%
28
100%
Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung objek sikapnya sedangkan pernyataan
unfavorable
adalah
pernyataan
yang
tidak
mendukung objek sikapnya (Supratiknya, 1998b). Pernyataanpernyataan yang disajikan kepada subyek memiliki 4 kategori,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Penggunaan 4 kategori respon tanpa adanya kategori respon “netral” digunakan dengan pertimbangan bahwa penyajian titik tengah hanya memberikan kemudahan bagi subjek yang tidak bersedia mengerjakan tugas dengan serius atau yang defensif dalam menunjukkan karakteristik pribadinya (Friedenberg, 1995). Pada
pernyataan
favorable
skor
tinggi
mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan pembelian impulsif pada skala pembelian impulsif. Sedangkan jawaban rendah mengindikasikan bahwa subjek cenderung tidak memiliki kecenderungan pembelian impulsif pada skala pembelian impulsif. Pada pernyataan favorable, jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapatkan skor 4, jawaban Sesuai (S) mendapatkan skor 3, jawaban Tidak Sesuai (TS) mendapatkan skor 2, dan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapatkan skor 1. Sebaliknya pada pernyataan unfavorable skor tinggi mengindikasikan bahwa subjek tidak memiliki kecenderungan pembelian
impulsif
pada
Skala
Pembelian
Impulsif.
Sedangkan jawaban rendah mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan pembelian impulsif pada Skala Pembelian
Impulsif.
Pada
jawaban
Sangat
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mendapatkan skor 1, jawaban Sesuai mendapatkan skor 2, jawaban Tidak sesuai mendapatkan skor 3, dan jawaban Sangat Tidak Sesuai mendapatkan skor 4.
b. Skala Ethnosentrisme Konsumen Penelitian ini menggunakan skala ethnosentrisme untuk mengukur kecenderungan sikap ethnosentrisme pada remaja. Skala ethnosentrisme diukur berdasarkan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif sesuai dengan teori Sears, Freedman & Peplau (2009). Pada skala ethnosentrisme, peneliti menyusun 30 butir pernyataan mengenai sikap ethnosentrisme yang terdiri dari 15 butir pernyataan favorable dan 15 butir pernyataan unfavorable. Table 2. Blueprint Skala Ethnosentrisme Konsumen Sebelum Seleksi Aitem Nomor Aitem No. Aspek Jumlah Bobot Favorable Unfavorable 1. Aspek 3, 5, 13, 8, 10, 24, 26, 33.3% 29 10 Kognitif 17, 21 2.
3.
Aspek Afektif
1, 7, 9, 15, 4, 12, 18, 20, 23 28
10
Aspek Konatif
11, 19, 25, 2, 6, 14, 16, 27, 30 22
10
Total
30
33.3%
33.3% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada pernyataan favorable, subyek yang mendapatkan skor tinggi akan terindikasi kecenderungan ethnosentris, sedangkan subyek yang mendapatkan skor rendah dapat diindikasikan bahwa kecenderungan ethnosentrisnya juga rendah. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh oleh subyek. Subyek yang menjawab pilihan Sangat Sesuai (SS) akan mendapatkan skor 4, pada jawaban Sesuai (S) akan mendapatkan skor 3, pada jawaban Tidak Sesuai (TS) akan mendapatkan skor 2, dan pada jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapatkan skor 1. Pada mendapatkan
pernyataan skor
tinggi
unfavorable, akan
subyek
diindikasikan
yang
memiliki
kecenderungan ethnosentris rendah, sedangkan subyek yang mendapatkan skor rendah akan diindikasikan memiliki kecenderungan ehtnosentris yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban subyek. Skor untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) adalah 1, untuk jawaban Sesuai (S) adalah 2, untuk jawaban Tidak Sesuai adalah 3, dan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai adalah 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas
Skala
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif
dan
Ethnosentrisme Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2011). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah penilaian terhadap keselarasan atau relevansi aitem dengan tujuan ukur skala dari penilai yang kompeten (expert judgement) (Azwar, 2011). Dalam penelitian ini, pengujian validitas dilakukan oleh ahli (expert judgement) yaitu dosen pembimbing skripsi.
2. Seleksi Aitem Penyeleksian aitem digunakan untuk menguji karakteristik aitem-aitem yang akan digunakan sebagai suatu alat ukur dalam penelitian. Seleksi aitem dapat dilakukan dengan cara menguji karakteristik masing-masing aitem yang menjadi bagian alat ukur yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak memenuhi syarat kualitas yang baik tidak dapat digunakan sebagai alat ukur dan aitem yang buruk atau memiliki kualitias yang tidak baik harus dibuang atau direvisi terlebih dahulu (Azwar, 2011). Penyeleksian aitem dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dalam seleksi aitem terdapat dua tahap, yaitu: pertama, analisis dan seleksi aitem berdasarkan evaluasi untuk melihat apakah aitem yang ditulis sudah sesuai dengan blue-print dan indikator perilaku yang ingin diteliti dan juga penulisan aitem sesuai dengan kaidah penulisan yang benar; kedua, seleksi aitem berdasarkan data empiris yang merupakan data hasil uji coba aitem pada kelompok subyek yang karakteristiknya setara dengan subyek yang hendak diteliti nantinya dan juga berdasarkan daya diskriminasinya (Azwar, 1999). Peneliti melakukan uji coba Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dan Skala Ethnosentrisme Konsumen pada 68 subyek (mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan melalui online yang disebar di Bali, Bandung dan Jakarta) yang berusia 12 – 22 tahun. Skala yang terkumpul kemudian diproses dan diseleksi menggunakan batas kriteria indeks daya beda aitem yaitu 0,300. Apabila aitem memiliki nilai ≥ 0,300, maka dapat dikatakan bahwa aitem tersebut memuaskan atau dapat diterima dan dapat digunakan dalam alat ukur (Periantalo, 2015). 1. Pada Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dari 28 aitem setelah melalui proses seleksi berkurang menjadi 22 aitem. Hal ini menunjukkan bahwa dalam 28 aitem pernyataan tersebut terdapat 22 aitem yang baik dan 6 aitem yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
baik. Jumlah aitem yang kurang baik tersebut digugurkan untuk meningkatkan reliabilitas aitem. Tabel 3. Blueprint Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif setelah uji coba Nomor Aitem No Aspek Jumlah Bobot Favorable Unfavorable Aspek 1, 3, 5, 7, 2, 4, 6, 8, 10, 1. 50% 11 Kognitif 9, 11, 13 12, 14 16, 18, 20, 15, 17, 19, 2. Aspek 50% Afektif 22, 24, 26, 21, 23, 25, 11 28 27 Total 22 100% *) nomer aitem yang dicetak tebal merupakan aitem yang kurang baik, sehingga aitem tersebut digugurkan
Berdasarkan tabel 5, aitem yang gugur dari aspek kognitif sebanyak 3 aitem, yaitu aitem nomer 2, 5, 10. Aitem tersebut terdiri dari 1 aitem favorabel dan 2 aitem unfavorabel. Sedangkan dari aspek afektif aitem gugur sebanyak 3 aitem, yaitu aitem nomer 19, 21, 24. Aitem tersebut terdiri dari 1 aitem favorabel dan 2 aitem unfavorabel. Rentang rix pada variabel ini adalah 0,295-0,745.
2. Pada Skala Ethnosentrisme Konsumen Pada Skala Ethnosentrisme Konsumen dari 30 aitem pernyataan, aitem yang gugur sebanyak 6 aitem. Hal ini menandakan bahwa dari 30 aitem pernyataan terdapat 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
aitem yang baik dan 6 aitem yang kurang baik. Aitem yang kurang baik ada pada nomer 2, 11, 16, 19, 20, 24. Akan tetapi, dikarenakan jumlah aitem yang tidak rata pada setiap aspeknya maka dilakukan revisi dengan menggunakan korelasi aitem total sebesar > 0,25. Aitem yang memiliki nilai 0,25 – 0,299 dapat dipertimbangkan dan tetap lolos seleksi, apabila item yang memiliki nilai ≥ 0,300 terbatas (Periantalo, 2015). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka aitem nomer 11 dan 16 lolos dalam seleksi dan dapat masuk dalam alat ukur pada penelitian. Tabel 4. Blueprint Skala Ethnosentrisme Konsumen Setelah Uji Coba Nomor Aitem No Aspek Jumlah Bobot Favorable Unfavorable 3, 5, 13, 17, 8, 10, 24, 26, 1. Aspek 34.3% 2. 3.
Kognitif
21
29
9
Aspek Afektif
1, 7, 9, 15, 23
4, 12, 18, 20, 28
9
Aspek Konatif
11, 19, 25, 27, 30
2, 6, 14, 16, 22
Total
8
26
34.3%
31.3%
100%
*) nomer aitem yang dicetak tebal merupakan aitem yang kurang baik, sehingga aitem tersebut digugurkan
Berdasarkan tabel 4, aitem yang gugur pada aspek kognitif sebanyak 1 aitem pada aitem unfavorabel dengan nomer aitem 24. Pada aspek afektif, aitem gugur sebanyak 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
aitem pada aitem unfavorabel. Sedangkan pada aspek konatif, aitem gugur sebanyak 2 aitem yang terdiri dari 1 aitem favorabel dan 1 aitem unfavorabel dengan nomer aitem 2 dan 19. Setelah dilakukan revisi untuk menyeimbangkan jumlah aitem setiap aspeknya, pada aspek konatif nomer aitem 2 maupun 19 tetap tidak dapat diselamatkan atau lolos dalam seleksi. Hal ini dikarenakan korelasi aitem total (rix) pada aitem nomer 2 maupun 19 tidak memenuhi syarat atau tidak mencapai nilai korelasi aitem total sebesar 0,25. Oleh sebab itu, aitem nomer 2 dan 19 pada aspek konatif tetap digugurkan. Rentang rix pada variabel ini adalah 0,252-0,788.
3. Reliabilitas Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi subyek dalam menjawab pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Reliabilitas mengandung konsep sejauhmana
hasil
pengukuran dapat
dipercaya.
Hasil
pengukuran yang dapat dipercaya apabila setelah dilakukan beberapa kali pengukuran hasil yang didapat tetap sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek tidak berubah. Dengan demikian, hasil tersebut dapat dikatakan sebagai reliabel (Azwar, 2011). Rumus yang digunakan untuk mencari estimasi reliabilitas konsistensi internal dalam penelitian ini adalah Alpha (α) Cronbach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok
responden
atau
dengan
kata
lain
Single
Trial
Administration. Dengan menyajikan skala hanya satu kali, maka masalah yang mungkin akan timbul pada pendekatan reliabilitas tes ulang dapat dihindari (Azwar, 1999; Azwar, 2012). Teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis data SPSS 21.0 for windows. Uji reliabilas dapat dilihat pada nilai Alpha (α) Cronbach, jika nilai alfa > 0,06, maka pernyataan dari dimensi variabel tersebut dapat dikatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai alfa < 0,60, maka dapat dikatakan pernyataan dari dimensi variabel tersebut tidak reliabel (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Berdasarkan
hasil
perhitungan,
Skala
Kecenderungan
Pembelian Impulsif pada penelitian ini memiliki koefisien Alpha (α) Cronbach sebesar 0,930. Hal ini menunjukkan bahwa Skala Kecenderungan
Pembelian
Impulsif
tersebut
sangat
reliabel.
Sedangkan pada Skala Ethnosentrisme, Alpha (α) Cronbach yang dimiliki sebesar 0,922. Hasil yang didapat tersebut menunjukkan bahwa Skala Ethnosentrisme sangat reliabel (Azwar, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
G. Metode Analisi Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Pengujian tersebut penting untuk dilakukan dikarenakan berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan (Supardi, 2013). Hal ini sebagai prasyarat digunakannya analisis parametrik. Jika nilai signifikansi atau nilai p lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka data dapat dikatakan berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai signifikansi atau nilai p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2012). Uji normalitas dilakukan dengan analisis Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS for windows versi 21.
b. Uji Linearitas Uji
linearitas digunakan untuk menyatakan apakah
hubungan antar variabel yang dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Hubungan yang linear berarti kuantitas data pada variabel tergantung akan meningkat atau menurun bersama dengan variabel bebas secara linear (Santoso, 2010). Kedua variabel dapat dikatakan memiliki hubungan yang linear jika nilai p atau signifikansi < 0,005 (p<0,05). Akan tetapi, jika nilai p atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
signifikansi > 0,05 (p>0,05) hubungan kedua variabel dapat dikatakan tidak linear. Uji linearitas dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows 21.
2. Uji Hipotesis Pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan teknik korelasi. Teknik korelasi merupakan teknik analisis untuk melihat apakah kecenderungan variabel yang satu akan naik dan variabel lainnya juga naik atau turun. Hal ini dapat diartikan jika kecenderungan dalam satu variabel diikuti oleh kecenderungan variabel lainnya maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel memiliki suatu hubungan atau korelasi (Santoso, 2010). Korelasi juga dapat diartikan sebagai teknik analisis yang mengukur suatu
asosiasi/hubungan.
Pengukuran asosiasi
yang
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel. Teknik pengukuran asosiasi yang paling sering digunakan dalam sebuah penelitan ada 2, yaitu Korelasi Pearson Product Momen dan Korelasi Spearman (Sarwono, 2009). Korelasi Pearson Product Momen dapat digunakan jika pengujian hipotesis statistik mengasumsikan bahwa distribusi
variabel-variabel
yang
diteliti
berdistribusi
normal.
Sedangkan, jika pengujian hipotesis statistik mengasumsikan bahwa distribusi variabel-variabel yang diteliti tidak berdistribusi normal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
maka teknik pengukuran yang dipakai adalah Korelasi Spearman Rho (Sarwono, 2009). Dalam menginterpretasikan hasil uji korelasi, terdapat dua arah korelasi, yaitu searah dan tidak searah. Hal ini dilihat dari angka koefisien korelasi. Jika koefisien korelasi positif, maka dapat dikatakan hubungan antar variabel searah. Hal ini dapat mengartikan bahwa ketika variabel bebas memiliki nilai yang tinggi, maka variabel tergantung juga akan tinggi. Sedangkan, jika koefisien korelasi negatif, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kedua variabel tidak searah. Hal ini mengartikan bahwa ketika variabel bebas memiliki nilai yang tinggi, maka variabel tergantung akan memiliki nilai yang rendah, begitu pula sebaliknya (Sarwono, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini skala yang disebar ke subyek penelitian menggunakan skala online yang dibuat dalam google doc. Pembuatan skala online dilakukan pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2015. Penyebaran skala online dilakukan pada hari yang sama setelah pembuatan skala online selesai. Penyebaran dilakukan dengan cara menyebar link skala online melalui media sosial seperti: BBM, Line, Facebook, dan Email kepada subyek yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dalam penelitian ini ke daerah-daerah seperti: Bali, Jakarta, dan Jawa Barat. Pengumpulan data berlangsung selama 5 hari, dimulai dari tanggal 22 Desember 2015 hingga 27 Desember 2015.
B. Deskripsi Subyek Penelitian 1. Usia Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja perempuan dan remaja laki-laki yang berusia antara 12 – 22 tahun. Jumlah keseluruhan subyek adalah 212 remaja. Berikut tabel deskripsi usia subyek: 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 5. Deskripsi Usia Subjek Penelitian Usia Remaja Awal 12 – 15 tahun Remaja Madya 16 – 18 tahun Remaja Akhir 19 – 22 tahun Total
Jumlah 18 orang 43 orang 151 orang 212 orang
2. Jenis Kelamin Berikut adalah tabel deskripsi jenis kelamin subyek: Tabel 6. Deskripsi Jenis Kelamin Subyek Penelitian Jenis Kelamin
Jumlah
Perempuan Laki-laki Total
106 orang 106 orang 212 orang
C. Data Deskripsi Penelitian Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data (Santoso, 2013). Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan uaraian atau keterangan suatu data atau keadaan atau fenomena (Supardi, 2013). Berikut adalah tabel hasil statistik deskriptif penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 7. Data Teoritis dan Empiris Mean Teoritis Variabel
N
P
Mean
SD Min.
Mak.
Mean
Empiris
Kecenderungan Pembelian
.000
12.256
22
88
55
47.00
.002
14.124
26
104
65
68.10
212
Impulsif Ethnosentrisme
Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan didapat jumlah seluruh data sebanyak 212. Peneliti melakukan perbandingan antara mean teoritis dan mean empiris pada data yang diperoleh. Mean empiris merupakan skor rata-rata data penelitian yang diperoleh dari deskripsi data di statistik. Dalam penelitian ini, mean empiris didapat berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 21.0, sedangkan mean teoritis adalah skor rata-rata alat ukur penelitian yang diperoleh dengan perhitungan manual. Jika mean empiris menunjukkan angka yang lebih besar daripada mean teoritis, maka dapat dikatakan bahwa subyek penelitian memiliki kecenderungan pembelian impulsif dan ethnosentrisme yang tinggi. Sebaliknya, apabila mean empiris menunjukkan angka yang lebih kecil daripada mean teoritis, maka dapat dikatakan bahwa subyek penelitian memiliki kecenderungan pembelian impulsif dan ehtnosentrisme yang rendah. Hasil perhitungan ini didukung dengan hasil analisis one sampel ttest yang dilakukan terhadap data kecenderungan pembelian impulsif dan ethnosentrisme konsumen. Hasil analisis one sampel t-test menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
nilai p atau signifikansi sebesar 0,000 (p<0.05). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara mean empiris dan mean teoritis pada data kecenderungan pembelian impulsif. Berikut adalah tabel hasil uji one sample t-test Kecenderungan Pembelian Impulsif: Tabel 8. Hasil Uji One Sample t-test Kecenderungan Pembelian Impulsif One-Sample Statistics
KPI
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
212
47.00
12.256
.842
One-Sample Test Test Value = 55 95% Confidence Interval of the t
KPI
-9.504
df
211
Sig. (2-tailed)
.000
Mean Difference
-8.000
Difference Lower
Upper
-9.66
-6.34
Berdasarkan tabel 8, rata-rata skor Kecenderungan Pembelian Impulsif atau mean empiris yang didapat subyek adalah 47,00. Sedangkan hasil perhitungan antara skor minimal dan skor maksimal memperoleh mean teoritis sebesar 55. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa mean teoritis kecenderungan pembelian impulsif lebih besar jika dibandingkan dengan mean empiris yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan pembelian impulsif subyek secara keseluruhan cenderung rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Berikut adalah tabel hasil uji one sample t-test Ethnosentrisme Konsumen: Tabel 9. Hasil Uji One Sample t-test Ethnosentrisme Konsumen
One-Sample Statistics
ethno
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
212
68.10
14.124
.970
One-Sample Test Test Value = 65 95% Confidence Interval of the t
ethno
3.200
Berdasarkan
df
Sig. (2-tailed)
211
tabel
Mean Difference
.002
9,
Difference
3.104
diketahui
bahwa
Lower
Upper
1.19
5.02
rata-rata
skor
ethnosentrisme atau mean empiris yang didapat oleh subyek adalah 68,10. Sedangkan perthitungan antara skor minimal dan skor maksimal memperoleh mean teoritis sebesar 65. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa mean teoritis ethnosentrisme lebih kecil jika dibandingkan dengan mean empiris. Hal ini menunjukkan bahwa ethnosentrisme subyek secara keseluruhan cenderung tinggi. Hasil uji analisis one sampel t-test pada data ethnosentrisme menunjukkan angka sebesar 0,002 (p<0,05). Hal ini mengartikan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritis pada data ethnosentrisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Jika nilai signifikansi atau nilai p lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka data dapat dikatakan berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai signifikansi atau nilai p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2012; Supardi, 2013). Berikut tabel hasil uji normalitas kedua variabel penelitian: Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic
df
Sig.
k.p.impulsif
.132
212
.000
ethnosentrisme
.049
212
.200
*
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan
hasil
analisis
Kolmogorov-Smirnov
menggunakan SPSS 21.0, diketahui bahwa variabel ethnosentrisme memiliki nilai p sebesar 0,200. Nilai p tersebut lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dapat dikatakan bahwa sebaran data pada variabel ethnosentrisme berdistribusi normal. Sedangkan, pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor memiliki nilai p sebesar 0,000. Nilai p tersebut lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hasil ini dapat menyimpulkan bahwa variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor memiliki sebaran data yang tidak normal.
b. Uji Linearitas Uji linearitas berupa hubungan antara variabel bebas dan tergantung membentuk model yang linear atau membentuk garis lurus merupakan salah satu uji asumsi yang harus dipenuhi (Ghozali, 2009). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan Compare Mean pada SPSS 21.0. Berikut adalah tabel hasil uji linearitas terhadap kedua variabel: Tabel 11. Hasil Uji Linearitas F k.p.impulsif *
(Combined)
4.871
ethnosentrisme
Linearity
168.483
Deviation from Linearity
1.663
Sig. .000 .000 .009
Berdasarkan hasil uji linearitas, diketahui bahwa nilai signifikansi pada Linearity menunjukkan nilai sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel ethnosentrisme dan variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
fashion impor memiliki hubungan yang linear atau membentuk garis lurus.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi untuk mencari hubungan antara ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja. Analisis korelasi yang digunakan adalah analisis Spearman Rho. Hal ini dikarenakan salah satu variabel pada penelitian ini memiliki sebaran data yang tidak normal, yaitu pada variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor. Jika nilai signifikansi atau nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan. Akan tetapi, jika nilai signifikansi atau nilai p lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan (Sarwono, 2009). Sarwono (2006) membagi kriteria koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 12. Kriteria Korelasi Koefisien Korelasi 0 0 – 0,25 0,25 – 0,50 0,51 – 0,75 0,79 – 0,99 1
Kategori Tidak ada korelasi antar dua variabel Korelasi sangat lemah Korelasi cukup kuat Korelasi kuat Korelasi sangat kuat Korelasi sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berikut adalah tabel hasil uji hipotesis menggunakan analisis korelasi Spearman Rho: Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis Correlations
k.p.impulsif Ethnosentrisme
k.p.impulsif Spearman's rho ethnosentrisme
Correlation Coefficient
1.000
-.576**
Sig. (1-tailed)
.
.000
N
212
212
Correlation Coefficient
-.576**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
212
212
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan hasil yang didapat melalui perhitungan SPSS 21.0 tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang negatif yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,576 yang dapat dikatakan korelasi antara kedua variabel adalah kuat. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan korelasi kedua variabel memiliki hubungan yang tidak searah. Dengan begitu dapat diartikan bahwa ketika variabel ethnosentrisme memiliki nilai yang tinggi, maka variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor memiliki nilai yang rendah. Begitu pula dengan sebaliknya, ketika variabel ethnosentrisme memiliki nilai yang rendah, maka variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor memiliki nilai yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Nilai signifikan atau nilai p yang ditunjukkan hasil uji hipotesis sebesar 0,000. Nilai signifikansi atau nilai p tersebut lebih kecil dari 0,05
(p<0,05).
Hal
ini
dapat
mengartikan
bahwa
variabel
ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor memiliki hubungan yang signifikan.
3. Analisis Tambahan Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis tambahan pada data demografis subyek. Analisis tambahan dilakukan untuk melihat perbedaan
tingkat
kecenderungan
pembelian
impulsif
dan
ethnosentrisme pada dua kelompok subyek perempuan dan laki-laki. Peneliti melakukan perbandingan mean pada kelompok jenis kelamin subyek terhadap variabel kecenderungan pembelian impulsif dan variabel ethnosentrisme. Pada variabel ethnosentrisme analisis dilakukan dengan menggunakan independent samples t-test. Hal ini dikarenakan uji asumsi normalitas pada variabel ethnosentrisme menunjukkan sebaran data yang normal. Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji beda antara kelamin perempuan dan laki-laki:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1. Pada variabel Ethnosentrisme Konsumen Tabel 14. Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin Subyek pada Variabel Ethnosentrisme Konsumen Group Statistics 1=perempuan
N
Mean
Std. Deviation
, 2=laki-laki
Std. Error Mean
1
106
69.67
11.939
1.160
2
106
66.54
15.917
1.546
eth
Independent Samples Test Levene's t-test for Equality of Means Test for Equality of Variances F Sig. t df Sig. Mean Std. (2Difference Error tailed) Differ ence
eth
Equal variances assumed Equal variances not assumed
12.42 6
210
.107
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 3.132 1.933 -.678 6.942
1.621 194.744
.107
3.132 1.933
.001 1.621
-.679 6.944
Berdasarkan tabel 14, nilai signifikansi (nilai p) menunjukkan angka sebesar 0,001 (p<0,05). Hal ini berarti bahwa kelompok data ethnosentrisme antara perempuan dan laki-laki tidak memiliki varian yang berbeda. Sedangkan hasil uji independent samples t-test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,107 (p>0,05). Hal ini dapat mengartikan bahwa tidak ada perbedaan sikap ethnosentrisme antara perempuan dan laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Pada variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor Pada variabel kecenderungan pembelian impulsif, analisis dilakukan dengan menggunakan Mann-Whitney U. Hal ini dikarenakan uji asumsi normalitas pada variabel kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan sebaran data yang tidak normal. Berikut adalah tabel hasil uji normaltas dan hasil uji beda mean jenis kelamin subyek pada variabel kecenderungan pembelian impulsif: Tabel 15. Hasil Uji Beda Mean Jenis Kelamin Subyek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor Ranks
KPI
JenisKelamin
N
Mean Rank
Sum of Ranks
perempuan
106
106.00
11236.50
laki-laki
106
107.00
11341.50
Total
212
Test Statisticsa KPI Mann-Whitney U
5565.500
Wilcoxon W
11236.500
Z
-.118
Asymp. Sig. (2-tailed)
.906
a. Grouping Variable: JenisKelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan hasil uji analisis diketahui bahwa antara perempuan dan laki-laki pada variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor memiliki peredaan mean sebesar 1. Pada perempuan memiliki mean sebesar 106.00, sedangkan pada laki-laki sebesar 107.00. Nilai mean pada perempuan lebih kecil jika dibandikan dengan nilai mean pada laki-laki. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan antara perempuan dan laki-laki pada tingkat kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak signifikan. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi atau nilai p menunjukkan nilai sebesar 0,906. Nilai signifikansi ataui nilai p tersebut lebih besar dari 0,05 (p>0,05).
E. Pembahasan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
melihat
hubungan
antara
ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja. Berdasarkan hasil penelitian, ethnosentrisme dan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor memiliki koefisien korelasi sebesar -0,576 dengan p = 0,000 (p < 0,05) atau dapat dikatakan bahwa hasil korelasi bersifat kuat dan signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara ethnosentrisme dengan kecenderungan pembelian impulsif terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
produk fashion impor pada remaja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
hipotesis dalam
penelitian ini
diterima. Semakin tinggi
ethnosentrisme yang dimiliki pada remaja maka kecenderungan pembelian impulsif pada remaja menjadi rendah. Sebaliknya, semakin rendah ethnosentrisme yang dimiliki remaja, maka semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki remaja. Hasil koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut menunjukkan adanya hubungan antara kecenderungan pembelian impulsif dan ethnosentrisme yang cukup kuat. Hasil ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan
oleh
Chen
(2008)
yang
menunjukkan
bahwa
ethnosentrisme memiliki pengaruh terhadap niat membeli, dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif (Worchel & Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987). Ethnosentrisme diyakini sebagai sikap konsumen yang pemilih dan selektif dalam pengambilan keputusan terhadap suatu produk. Ketika konsumen ethnosentrisme akan membeli suatu produk, mereka akan melakukan evaluasi terlebih dahulu, khususnya terhadap produk impor (Lundstrom, Lee & White dalam Candan, Aydm & Yamamoto, 2008; Shimp & Sharma dalam Anggasari, Yuiati & Retnaningsing, 2013; Rahman & Khan, 2012; Yaprak, Attila, Baughn & Christopher dalam Chen, 2008). Oleh karena itu, remaja yang memiliki ethnosentrisme yang tinggi, akan lebih selektif terhadap produk impor dan akan memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
produk lokal. Mereka lebih nyaman menggunakan produk lokal dikarenakan sesuai dengan budaya mereka (Chen, 2008; Setiawan, 2014). Hal ini berbeda dengan remaja yang memiliki ethnosentrisme yang rendah. Mereka akan lebih memilih untuk mengkonsumsi produk impor, jika dibandingkan dengan produk lokal. Mereka juga akan merasa lebih bangga menggunakan produk impor. Hal ini dikarekan bagi remaja yang memiliki ethnosetris rendah, kualitas produk impor lebih baik jika dibandingkan dengan produk lokal (Aghnia, 2014; Setiawan, 2014). Selain kualitas yang lebih baik dari produk lokal, produk impor dipilih karena model yang selalu mengikuti zaman dan juga memiliki merek yang membuat mereka terlihat lebih bergengsi dan sebagai bentuk dalam menunjukkan identitas dirinya di lingkungan sekitarnya. Hal ini menyebabkan sebagian besar remaja tidak mampu untuk menahan dirinya dan menghabiskan uang sakunya untuk menunjang penampilannya, khususnya melalui fashion yang mereka pakai, seperti: pakaian, sepatu, kosmetik dan aksesoris (Riski, 2012). Kurang mampu untuk mengendalikan diri untuk membeli suatu produk dan tanpa pertimbangan tersebut dapat mengindikasikan adanya kecenderungan pembelian impulsif. Kecenderungan pembelian impulsif dikatakan sebagai suatu tindakan membeli yang berdasarkan respon emosional yang sulit untuk dikontrol (Dameyasani & Abraham, 2013; Weinberg & Gottwald dalam Park & Choi, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Analasis tambahan
yang dilakukan dalam
penelitian ini
menunjukkan bahwa perbedaan tingkat ethnosentrisme dan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja perempuan dan laki-laki, sangatlah rendah. Perbedaan tersebut juga tidak memiliki nilai yang signifikan dikarenakan signifikansi atau nilai p yang lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat ethnosentrisme dan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada kelompok remaja perempuan dan laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ethnosentrisme dan kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion impor pada remaja. Hal ini berarti semakin tinggi ethnosentrisme yang dimiliki pada remaja maka kecenderungan pembelian impulsif pada remaja menjadi rendah. Sebaliknya, semakin rendah ethnosentrisme yang dimiliki remaja, maka semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki remaja. Hasil tersebut didukung dengan koefisien korelasi sebesar -0,576 dan signifikansi p sebesar 0,000.
B. Keterbatasan Penelitian ini memiliki keterbatasan yang yang kiranya dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Skala yang digunakan menggunakan skala online, sehingga hasil yang didapat tidak mampu untuk dikontrol. 2. Beberapa aitem soal pada kecenderungan pembelian impulsif kurang terfokus pada produk fashion impor. 3. Pembagian usia terhadap subyek penelitian tidak rata, sehingga tidak dapat mewakili secara seimbang dari tiap tahapan remaja.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
C. Saran Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penelitian Selanjutnya Saran untuk peneliti selanjutnya yang tertarik pada bidang ini, diharapkan agar lebih memperhatikan penyebaran skala ke segala daerah untuk mencegah sebaran data yang tidak normal, lebih memperhatikan aitem soal penelitian, sehingga tidak ada yang terlewat, dan juga memperhatikan pembagian usia terhadap subyek penelitian, sehingga data dapat mewakili secara seimbang dari tiap tahapan remaja. 2. Bagi Subyek Penelitian Berdasarkan
hasil
penelitian,
alangkah
baiknya
untuk
mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum membeli suatu produk, apakah produk tersebut penting dan diperlukan, sehingga pembelian secara berlebih dapat dihindari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aghnia, Fuzna Giska. (2014). Gaya Hidup Konsumtif Bangsa Indonesia Terhadap Produk
Impor
Menyebabkan
Turunnya
Nasionalisme.
www.siperubahan.com (diunduh pada: 18 juni2015, pk. 23.00 WIB).
Alagöz, S. B., & Ekici, N. (2011). Impulse purchasing as a purchasing behaviour and research on Karaman. International Research Journal of Finance and Economics, 66(1), 172-180.
Alsughayir, A. (2013). Consumer ethnocentrism: A literature review. International Journal of Business and Management Invention, 2(5), 50-54.
Anggasari, P., Yuliati, L. N., & Retnaningsih, R. (2013). Pengaruh Ethnosentrisme Terhadap Sikap, Preferensi dan Perilaku Pembelian Buah Lokal dan Impor. Jurnal Manajemen & Agribisnis, 10(2), 128-136.
Astasari, A. R., & Sahrah, A. (2009). Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku Membeli Impulsif pada Remaja Putri.
Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baumeister, R. F. (2002). Yielding to temptation: Self-control failure, impulsive purchasing, and consumer behavior. Journal of consumer Research, 28(4), 670-676. Bošnjak, M., Bandl, A., & Bratko, D. (2007). Measuring impulsive buying tendencies in Croatia: towards a parsimonious measurement scale. In Marketing u društvu znanja i suvremenoj poslovnoj stvarnosti. 426-435.
Brici, N., Hodkinson, C., & Sullivan-Mort, G. (2013). Conceptual differences between adolescent and adult impulse buyers. Young Consumers, 14(3), 258-279.
Candan, B., Aydin, K., & Yamamoto, G. T. (2008). A research on measuring consumer ethnocentrism of young Turkish customers purchasing behaviors. Serbian Journal of Management, 3(1), 39-60.
Chen, H. (2008). A Cross National Study of The Effects of Country of Origin, Brand Familiarity and Ethnocentrism in Brand Evaluation. 1-30. Ciobanu, V., & BOGLUŢ, A. (2014). Reasons for Buying A Product. Research Journal of Agricultural Science, 46(1), 132-138.
Creswell, W. J. (2010). Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dameyasani, A. W., & Abraham, J. (2013). Impulsive buying, cultural values dimensions, and symbolic meaning of money: A study on college
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
students in Indonesia's capital city and its surrounding. International Journal of Research Studies in Psychology, 2(4).
Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological testing: Design, analysis, and use. USA: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
George, B. P., & Yaoyuneyong, G. (2010). Impulse buying and cognitive dissonance: a study conducted among the spring break student shoppers. Young Consumers, 11(4), 291-306.
Ghani, U., & Ali Jan, F. (2010). An exploratory study of the impulse buying behavior of urban consumers in Peshawar. In International conference on business and economics research, IACSIT Press, Kuala Lumpur, Malaysia, 1, 157-159.
Ghani, U., Imran, M., & Ali Jan, F. (2011). The Impact of Demographic Characteristics on Impulse Buying Behaviour of Urban Consumers in Peshawar. International Journal of Academic Research, 3(5), 286-289.
Ghozali, Iman. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunarsa, D. Singgih & Gunarsa, D. Singgih. Y. (2003). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Hasnin, R. H. (2011). Inovasi Produk Melalui Strategi Imitasi Dalam Menghadapi Persaingan Produk Impor (Implementasi Strategi Imitasi Pada Studi Kasus Edam Burger di Depok). Tesis.
Holmberg, J., & Öhnfeldt, R. (2010). The female fashion consumer behaviourFrom the perspective of the shop Fever in Gothenburg..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Huwae, H. Gretty. (2014). Hubungan Ethnocentrism dan Kecenderungan Pembelian Impulsif pada Remaja. Universitas Sanata Dharma. Tesis.
Kacen, J. J., & Lee, J. A. (2002). The influence of culture on consumer impulsive buying behavior. Journal of consumer psychology, 12(2), 163-176.
Khan, M. B, & Rahman, S. (2012). Ethnocentrism tendenices of consumers: evidence from Pakistan. Актуальні проблеми економіки, (3), 436-445.
Kountour, Ronny. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: PPM.
Kurnianto, M. (2015). Pengaruh Ethnosentrisme Konsumen, Persepsi Harga dan Kemenarikan Atribut terhadap Sikap Produk dan Implikasinya terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus: Produk Elektronik Polytron di Kota Semarang) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
Lai, C. W. (2010). How financial attitudes and practices influence the impulsive buying behavior of college and university students. Social Behavior and Personality: an international journal, 38(3), 373-380.
Lee, G. Yuna., & Yi, Youjae. (2008). The effect of shopping emotions and perceived risk on impulsive buying: the moderating role of buying impulsiveness trait. Seoul Journal of Business, 14(2), 67-92.
Lin, Chien-Huang., & Chuang, S. C. (2005). The Effect Of Individual Differences on Adolescents Impulsive Buying Behavior. Adolescence, 40(159), 551558.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lin, Chien-Huang., & Lin, Hung-Ming. (2005). An Exploration of Taiwanese Adolescents Impulsive Buying Tendency. Adolescence, 40(157), 215223. Mehta, N., & Chugan, P. K. (2013). The Impact of Visual Merchandising on Impulse Buying Behavior of Consumer: A Case from Central Mall of Ahmedabad India. Universal Journal of Management, 1(2), 76-82.
Niu, H. J., & Wang, Y. D. (2009). Work experience effect on idolatry and the impulsive buying tendencies of adolescents. Adolescence, 44(173), 233243.
Pappalia. (2008). Human Development Eds 10. Jakarta : Salemba Humanika.
Papalia, Olds & Feldman. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.
Park, J. E., & Choi, E. J. (2013). Consequences of impulse buying crossculturally: a qualitative study. International Journal of Software Engineering and Its Applications, 7(1), 240-260.
Park, E. Joo, Kim, E. Young, & Forney, J. Cardona. (2006). A structural model of fashion-oriented impulse buying behavior. Journal of Fashion Marketing and Management: An International Journal, 10(4), 433-446
Park, J., & Lennon, S. J. (2006). Psychological and environmental antecedents of impulse buying tendency in the multichannel shopping context. Journal of consumer Marketing, 23(2), 56-66.
Pentecost, R., & Andrews, L. (2010). Fashion retailing and the bottom line: The effects of generational cohorts, gender, fashion fanship, attitudes and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
impulse buying on fashion expenditure. Journal of Retailing and Consumer Services, 17(1), 43-52.
Periantolo, Jelpa. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah & Bermanfaat. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Pradesta, R. B. (2014). Pengaruh Etnosentrisme, Brand Image Dan Product Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pakaian Jadi Impor (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Priyatno, Duwi. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik dengan SPSS & Prediksi Pertanyaan Pendadaran Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Gava Media.
Riski, Fajar. (2012). Konsumerisme di Kalangan Remaja. web.unair.ac.id (diunduh pada 1 juni 2015, pukul 20.00 WIB). Riswan, Oris. (2014). Pemuda Indonesia Sudah “Ketagihan” Produk Impor. Okezone.com (diunduh pada 22 Juni 2015, pukul 01.30 WIB).
Rook, D. W. (1987). The buying impulse. Journal of consumer research, 14, 189199.
Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Santoso, Singgih. (2013). Menguasai SPSS 21 di Era Informasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Santrock, J. W. (2007). Remaja. Edisi, 11. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Santrock, J. W. (2012). Adolescence, New York: McGrow-Hill Companies.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sarwono, Jonathan. (2009). Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: ANDI.
Sarwono, W. Sarlito. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
Sears, Freedman & Peplau. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Setiawan, Evelyn. (2014). Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Fashion Lokal dan Impor. Journal Economia, 10(1), 38-47.
Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The effect of personality on impulsive and compulsive buying behaviors. African Journal of Business Management, 6(6), 2187-2194.
Sharma, S., Shimp, T. A., & Shin, J. (1995). Consumer ethnocentrism: A test of antecedents and moderators. Journal of the academy of marketing science, 23(1), 26-37.
Shimp, T. A., & Sharma, S. (1987). Consumer ethnocentrism: Construction and validation of the CETSCALE. Journal of marketing research, 24(3), 280289.
Sihotang, A. (2009). Hubungan antara konformitas terhadap kelompok teman sebaya dengan pembelian impulsif pada remaja (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Strack, F., & Deutsch, R. (2006). Reflective and impulsive determinants of consumer behavior. Journal of Consumer Psychology, 16(3), 205-216.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Sujarweni, V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supardi, U. S. (2013). Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Change Publication.
Supratiknya, A. (1998b). Konstruksi Tes. Yogyakarta: Proyek Rancangan Aplikasi Universitas Sanata Dharma
Suryadi, N., & Hendrawan, D. (2010). Kecenderungan Etnosentrisme, Sikap, dan Intensi Konsumen dalam Membeli Produk Sepatu Buatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jurnal Aplikasi Manajemen, 8(2), 325-336.
Tinne, W. S. (2011). Factors affecting impulse buying behavior of consumers at superstores in Bangladesh. ASA University Review, 5(1), 209-220.
Utami, F. A., & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi, 3(1), 4657.
Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying tendency: Feeling and no thinking. European Journal of personality, 15(S1), S71-S83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Watson, J. J., & Wright, K. (2000). Consumer ethnocentrism and attitudes toward domestic and foreign products. European Journal of Marketing, 34(9/10), 1149-1166.
Yang, Dong-Jenn., Huang, K. C., & Feng, X. (2011). A study of the factors that affect the impulsive cosmetics buying of female consumers in Kaohsiung. International Journal of Business and Social Science, 2(24), 275-282.
Zeb, H., Rashid, K., & Javeed, M. B. (2011). Influence of Brands on Female Consumer's Buying Behavior in Pakistan. International Journal of Trade, Economics and Finance, 2(3), 225-231.
Zechmeister, J. S., Shaughnessy, J. J., & Zechmeister, E. B. (2001). Essentials of research methods in psychology. McGraw-Hill Higher Education.
Zhaki, R. (2014). Pengaruh Persepsi Risiko, Etnosentrisme, dan Sikap Mahasiswa terhadap Minat Beli Produk Madoe honey IPB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Lampiran 1 Skala Try Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
SKALA PENELITIAN Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh: Katharina Ariezsa Eka Yudharini (109114007)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Yogyakarta, Desember 2015
Kepada: Yth. Saudara/i yang berpartisipasi Dengan hormat, saya: Nama
: Katharina Ariezsa Eka Yudharini
NIM
: 109114007
Fakultas
: Psikologi
Universitas
: Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir untuk menyelesaikan tugas sebagai mahasiswa, maka saya memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk memberikan waktunya dalam menjawab pernyataan yang telah saya susun dalam skala ini. Seluruh jawaban yang Saudara/i berikan akan terjaga kerahasiaannya. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam pernyataan-pernyataan ini. Oleh karena itu, Saudara/i dapat menjawab pernyataan yang ada sesuai dengan keaadan yang sebenarnya, jujur dan apa adanya. Saya ucapkan terimakasih atas kesediaan Saudara/i dalam partisapasi penelitian saya ini.
Hormat Saya,
Katharina Ariezsa Eka Yudharini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
PERNYATAAN KESEDIAAN
Usia
:
Jenis Kelamin
:(L)/(P)
(*lingkari salah satu)
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Saya mengisi skala ini dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Saya telah membaca dan memahami penjelasan tentang pengisian skala ini, dan saya bersedia mengisi skala ini.
………………… (kota), …… Desember 2015 Tanda Tangan
…………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
SKALA I PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 28 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) didalam pilihan kotak yang tersedia, dengan keterangan: SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri
Anda Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, jawablah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri Anda yang sebenarnya. Contoh cara pengisian : Pernyataan
SS
Saya senang bermain di pantai
X
S
TS
STS
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban dan member tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Contoh koreksi : Pernyataan
SS
Saya senang bermain di pantai
X
S
TS
STS
X
KETERANGAN :
Produk Fashion Impor yang dimaksud adalah produk fashion seperti: baju, celana, tas, sepatu dan aksesoris yang berasal dari luar negeri. Contohnya: DC, Zara, ROXY, Mango, Hush Puppies, Guess, ELLE, Nike, Quick Silver dan lain-lain.
Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Selamat mengerjakan ! No.
Pernyataan
1.
Saya sering tidak berpikir panjang mengenai harga ketika membeli suatu produk fashion impor
2.
Saya membeli produk fashion impor untuk digunakan, bukan untuk dikoleksi
3.
Ketika ada diskon pada produk fashion impor yang saya sukai, saya langsung membeli tanpa ada pertimbangan
4.
Saya akan berkeliling dan menimbangnya sebelum membeli suatu produk fashion impor, meskipun saya sangat menyukai produk yang sudah saya lihat
5.
Saya kurang cermat menentukan produk fashion impor yang saya beli
6.
Saya selalu berpikir mengenai keuangan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
saya ketika ingin membeli produk fashion impor 7.
Saya sering membeli suatu produk fashion impor keluaran terbaru tanpa berpikir panjang karena saya menyukainya
8.
Saya selalu berpikir panjang mengenai harga ketika akan membeli suatu produk fashion impor
9.
Saya sering membeli produk fashion impor diluar perencanaan
10.
Saya akan melihat kualitas produk ketika akan membeli produk fashion impor
11.
Ketika menyukai suatu produk, maka saya akan langsung membelinya tanpa harus berkeliling lagi
12.
Saya selalu membeli produk fashion impor yang saya butuhkan saja
13.
Saya sering membeli produk fashion impor tanpa berpikir tentang uang saya
14.
Saya selalu berhati-hati ketika membeli produk fashion impor terbaru, meski saya sangat menyukainya
15.
Saya mampu untuk menekan perasaan ingin membeli walaupun produk yang saya lihat sangat bagus dimata saya
16.
Saya tidak mampu untuk mengontrol perasaan ketika melihat produk fashion impor yang menarik di pusat perbelanjaan
17.
Saya mampu menunda untuk membeli produk fashion impor yang saya sukai
18.
Saya sering mengalami kesulitan untuk melewatkan produk fashion impor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
sedang diskon 19.
Saya merasa bahwa produk fashion impor yang baru dan menarik tidak harus dibeli saat itu juga
20.
Saya merasa mudah tertarik untuk membeli suatu produk fashion impor ketika berada di mall
21.
Saya tidak sedih ketika tidak membeli produk fashion impor yang saya inginkan
22.
Ketika saya melihat produk fashion impor yang baru, saya merasa harus memilikinya sehingga saya langsung membelinya
23.
Saya mampu menahan ketertarikan untuk membeli produk fashion impor ketika berada di mall
24.
Saya merasa bahagia ketika membeli produk fashion impor yang saya sukai
25.
Saya bisa menahan keinginan untuk membeli produk fashion yang saya suka meskipun ada diskon
26.
Saya langsung membeli suatu produk yang terlihat menarik di mata saya
27.
Saya mampu untuk mengontrol perasaan ketika melihat produk fashion impor yang menarik di pusat perbelanjaan
28.
Saya sering tergesa-gesa membeli suatu produk fashion impor yang tidak sesuai dengan kebutuhan saya hanya untuk mengikuti jaman
(silahkan lanjut ke halaman berikutnya dan isilah pernyataan pada Skala II)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
SKALA II PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 30 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) didalam pilihan kotak yang tersedia, dengan keterangan: SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri
Anda Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Oleh karena itu, jawablah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri Anda yang sebenarnya. Contoh cara pengisian : Pernyataan Saya senang bermain di pantai
SS X
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban dan member tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai.
Contoh koreksi : Pernyataan
SS
Saya senang bermain di pantai
S
TS
X
STS
X
Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Selamat mengerjakan ! No.
Pernyataan
SS
1.
Saya merasa berkualitas
2.
Saya akan berpikir ulang ketika akan membeli produk Indonesia
3.
Menurut saya produk Indonesia, pertama, terakhir, dan terutama
4.
Produk Indonesia bagi saya tidak layak untuk dijual
5.
Menurut saya produk Indonesia memiliki kualitas nomer satu
6.
Saya akan berpikir ulang kali untuk membeli produk Indonesia
7.
Saya merasa lebih menyukai produk Indonesia
8.
Saya pikir produk Indonesia tidak ada yang menarik
produk
Indonesia
lebih
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
9.
Saya merasa lebih puas dengan produk Indonesia
10.
Menurut saya produk Indonesia tidak bagus jika dibandingkan dengan produk dari luar negeri
11.
Saya tidak akan menunda untuk membeli produk Indonesia
12.
Bagi saya produk mengecewakan
13.
Menurut saya produk Indonesia lebih terpercaya daripada produk dari luar negeri
14.
Produk Indonesia yang saya beli hanya sedikit
15.
Saya merasa bangga pada produk Indonesia
16.
Saya tidak memiliki keinginan untuk membeli produk Indonesia
17.
Menurut saya produk Indonesia lebih baik daripada produk impor
18.
Bagi saya produk Indonesia meragukan
19.
Saya memiliki keinginan untuk langsung membeli produk Indonesia tanpa pertimbangan
20.
Saya merasa bangga pada produk impor
21.
Menurut saya produk Indonesia lebih menarik daripada produk impor
22.
Saya tidak akan menggunakan produk dan jasa dari Indonesia
23.
Saya merasa produk Indonesia lebih terpercaya
24.
Menurut saya produk impor memiliki kualitas nomer satu
Indonesia
sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
25.
Saya lebih banyak menggunakan produk Indonesia
26.
Menurut saya produk impor memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan produk Indonesia
27.
Saya tidak akan ragu-ragu dengan produk Indonesia
28.
Saya merasa produk Indonesia memiliki kualitas yang rendah sehingga mudah rusak
29.
Menurut saya produk Indonesia tidak memiliki kualitas untuk menjadi yang utama
30.
Saya gemar membeli produk Indonesia
(periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan)
Terimakasih atas bantuannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Lampiran 2 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Peroduk Fashion Impor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .911
28 Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
P1
52.31
108.575
.476
.908
P2
52.35
116.053
.061
.914
P3
52.01
109.149
.444
.909
P4
52.24
112.093
.321
.910
P5
51.84
113.093
.227
.912
P6
52.63
108.087
.666
.905
P7
52.44
104.041
.730
.903
P8
52.63
107.758
.692
.905
P9
52.10
106.004
.646
.905
P10
52.49
112.701
.298
.911
P11
52.19
108.694
.474
.908
P12
52.21
108.763
.441
.909
P13
52.50
109.358
.590
.906
P14
52.49
109.328
.626
.906
P15
52.29
107.584
.609
.906
P16
52.35
104.620
.723
.903
P17
52.49
108.671
.651
.905
P18
51.99
106.821
.595
.906
P19
52.41
114.097
.154
.914
P20
51.82
107.909
.549
.907
P21
52.16
112.764
.226
.913
P22
52.44
107.773
.714
.904
P23
52.40
107.586
.723
.904
P24
51.00
119.075
-.178
.916
P25
52.22
105.995
.681
.904
P26
52.12
108.493
.622
.906
P27
52.34
110.615
.446
.908
P28
52.31
107.142
.700
.904
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Lampiran 3 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Ethnosentrisme Konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .910
30
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
E1
83.07
93.860
.698
.904
E2
83.76
100.242
.099
.913
E3
83.44
96.459
.390
.909
E4
82.63
96.952
.457
.908
E5
83.38
92.807
.699
.904
E6
83.26
95.481
.468
.908
E7
83.10
93.736
.579
.906
E8
82.75
96.340
.474
.908
E9
83.26
94.795
.545
.906
E10
83.00
95.672
.570
.906
E11
83.51
98.074
.260
.911
E12
82.79
97.688
.312
.910
E13
83.51
93.149
.655
.904
E14
83.12
95.837
.507
.907
E15
82.71
94.658
.559
.906
E16
82.74
97.869
.297
.910
E17
83.29
94.330
.573
.906
E18
82.94
94.862
.519
.907
E19
83.74
98.526
.243
.911
E20
83.15
97.918
.257
.911
E21
83.29
93.435
.623
.905
E22
82.59
98.097
.301
.910
E23
83.38
91.583
.746
.903
E24
83.13
98.893
.172
.913
E25
83.00
93.015
.564
.906
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
E26
83.37
92.355
.665
.904
E27
83.26
93.660
.616
.905
E28
83.07
94.726
.518
.907
E29
83.09
96.768
.467
.908
E30
83.06
93.519
.626
.905
Merah Kuning
: seleksi pertama menggunakan kriteria indeks daya 0,30 : revisi dengan menggunakan kriteria indeks daya 0,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem pada Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif terhadap Produk Fashion Impor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .930
22
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
P1
39.50
93.030
.470
.929
P3
39.21
93.002
.475
.929
P4
39.43
96.547
.295
.931
P6
39.82
92.446
.671
.925
P7
39.63
88.534
.745
.923
P8
39.82
92.536
.663
.925
P9
39.29
90.241
.669
.925
P11
39.38
92.777
.492
.928
P12
39.40
93.109
.440
.930
P13
39.69
93.590
.598
.926
P14
39.68
93.864
.606
.926
P15
39.49
92.164
.599
.926
P16
39.54
89.117
.736
.924
P17
39.68
93.118
.645
.926
P18
39.18
91.133
.608
.926
P20
39.01
92.582
.530
.928
P22
39.63
92.057
.728
.924
P23
39.59
92.067
.721
.925
P25
39.41
90.694
.671
.925
P26
39.31
92.754
.633
.926
P27
39.53
94.760
.452
.929
P28
39.50
91.507
.710
.924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem pada Skala Ethnosentrisme Konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .922
24
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's Alpha if
Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Item Deleted
E1
67.01
75.507
.714
.916
E3
67.38
77.732
.412
.922
E4
66.57
78.606
.438
.921
E5
67.32
74.521
.717
.916
E6
67.21
77.270
.452
.921
E7
67.04
75.625
.572
.919
E8
66.69
77.888
.473
.920
E9
67.21
76.405
.553
.919
E10
66.94
77.429
.555
.919
E12
66.74
78.884
.331
.923
E13
67.46
74.819
.673
.917
E14
67.06
77.489
.501
.920
E15
66.65
76.112
.583
.918
E17
67.24
76.004
.579
.919
E18
66.88
76.762
.499
.920
E21
67.24
74.989
.648
.917
E22
66.53
79.954
.252
.924
E23
67.32
73.147
.788
.914
E25
66.94
74.683
.580
.919
E26
67.31
74.455
.651
.917
E27
67.21
75.181
.642
.917
E28
67.01
76.612
.502
.920
E29
67.03
78.208
.474
.920
E30
67.00
75.343
.626
.918
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Lampiran 6 Skala Penelitian (Skala Online)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Skala Penelitian Hallo! Saya, Katharina Ariezsa Eka Yudharini mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam rangka penyusunan tugas akhir untuk menyelesaikan tugas sebagai mahasiswa, maka saya memohon bantuan dan kesediaan Saudara/i untuk memberikan waktunya dalam menjawab pernyataan yang telah saya susun dalam skala ini. Skala ini terdiri dari dua buah skala penelitian, yaitu Skala I dan Skala II yang terdiri dari beberapa pernyataan. Seluruh jawaban yang Saudara/i berikan akan terjaga kerahasiaannya. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam pernyataan-pernyataan ini. Oleh karena itu, Saudara/i dapat menjawab pernyataan yang ada sesuai dengan keaadan yang sebenarnya, jujur dan apa adanya. Pada saat Saudara/i mengisi skala, mohon memperhatikan petunjuk pengerjaan dan instruksi yang diberikan, karena hasil dari pengisian skala ini akan digunakan untuk kepentingan akademik. Dengan mengisi skala ini, saya akan menganggap Anda bersedia untuk membantu penelitian saya tanpa adanya paksaan. Saya ucapkan terimakasih banyak atas kesediaan Saudara/i dalam keterlibatan penelitian ini. usia*Required
kota tempat tinggal anda*Required
jenis kelamin*Required Perempuan Laki-laki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
SKALA I Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dan jawab dengan jujur sesuai dengan keadaan dalam diri Anda sendiri. KETERANGAN : Produk Fashion Impor yang dimaksud adalah produk fashion seperti: baju, celana, tas, sepatu dan aksesoris yang berasal dari luar negeri. Contohnya: DC, Zara, ROXY, Mango, Hush Puppies, Guess, ELLE, Nike, Quick Silver dan lain-lain. 1. Saya sering tidak berpikir panjang mengenai harga ketika membeli suatu produk fashion impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
2. Ketika ada diskon pada produk fashion impor yang saya sukai, saya langsung membeli tanpa ada pertimbangan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
3. Saya akan berkeliling dan menimbangnya sebelum membeli suatu produk fashion impor, meskipun saya sangat menyukai produk yang sudah saya lihat*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
4. Saya selalu berpikir mengenai keuangan saya ketika ingin membeli produk fashion impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
5. Saya sering membeli suatu produk fashion impor keluaran terbaru tanpa berpikir panjang karena saya menyukainya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
6. Saya selalu berpikir panjang mengenai harga ketika akan membeli suatu produk fashion impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
7. Saya sering membeli produk fashion impor diluar perencanaan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
8. Ketika menyukai suatu produk, maka saya akan langsung membelinya tanpa harus berkeliling lagi*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Sangat Tidak Sesuai
9. Saya selalu membeli produk fashion impor yang saya butuhkan saja*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
10. Saya sering membeli produk fashion impor tanpa berpikir tentang uang saya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
11. Saya selalu berhati-hati ketika membeli produk fashion impor terbaru, meski saya sangat menyukainya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
12. Saya mampu untuk menekan perasaan ingin membeli walaupun produk yang saya lihat sangat bagus dimata saya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
13. Saya tidak mampu untuk mengontrol perasaan ketika melihat produk fashion impor yang menarik di pusat perbelanjaan*Required
Sangat Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
14. Saya mampu menunda untuk membeli produk fashion impor yang saya sukai*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
15. Saya sering mengalami kesulitan untuk melewatkan produk fashion impor yang sedang diskon*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
16. Saya merasa mudah tertarik untuk membeli suatu produk fashion impor ketika berada di mall*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
17. Ketika saya melihat produk fashion impor yang baru, saya merasa harus memilikinya sehingga saya langsung membelinya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
18. Saya mampu menahan ketertarikan untuk membeli produk fashion impor ketika berada di mall*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
19. Saya bisa menahan keinginan untuk membeli produk fashion yang saya suka meskipun ada diskon*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
20. Saya langsung membeli suatu produk yang terlihat menarik di mata saya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
21. Saya mampu untuk mengontrol perasaan ketika melihat produk fashion impor yang menarik di pusat perbelanjaan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
22. Saya sering tergesa-gesa membeli suatu produk fashion impor yang tidak sesuai dengan kebutuhan saya hanya untuk mengikuti jaman*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
SKALA II Pilihlah salah satu jawaban yang PALING SESUAI dengan keadaan atau pengalaman Anda sendiri. Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan :) KETERANGAN: Yang dimaksud dengan produk Indonesia adalah produk yang berasal atau dibuat dari Indonesia. Produk Indonesia dapat disebut juga dengan produk lokal 1. Saya merasa produk Indonesia lebih berkualitas*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
2. Menurut saya produk Indonesia, pertama, terakhir, dan terutama*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
3. Produk Indonesia bagi saya tidak layak untuk dijual*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
4. Menurut saya produk Indonesia memiliki kualitas nomer satu*Required
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
5. Saya akan berpikir ulang kali untuk membeli produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
6. Saya merasa lebih menyukai produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
7. Saya pikir produk Indonesia tidak ada yang menarik*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
8. Saya merasa lebih puas dengan produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
9. Menurut saya produk Indonesia tidak bagus jika dibandingkan dengan produk dari luar negeri*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
10. Saya tidak akan menunda untuk membeli produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
11. Bagi saya produk Indonesia sangat mengecewakan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
12. Menurut saya produk Indonesia lebih terpercaya daripada produk dari luar negeri*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
13. Produk Indonesia yang saya beli hanya sedikit*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
14. Saya merasa bangga pada produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
15. Saya tidak memiliki keinginan untuk membeli produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
16. Menurut saya produk Indonesia lebih baik daripada produk impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
17. Bagi saya produk Indonesia meragukan*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
18. Menurut saya produk Indonesia lebih menarik daripada produk impor*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Sangat Tidak Sesuai
19. Saya tidak akan menggunakan produk dari Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
20. Saya merasa produk Indonesia lebih terpercaya*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
21. Saya lebih banyak menggunakan produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
22. Menurut saya produk impor memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
23. Saya tidak akan ragu-ragu dengan produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Sangat Tidak Sesuai
24. Saya merasa produk Indonesia memiliki kualitas yang rendah sehingga mudah rusak*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
25. Menurut saya produk Indonesia tidak memiliki kualitas untuk menjadi yang utama*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
26. Saya gemar membeli produk Indonesia*Required
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Terimakasih Telah Berpartisipasi :)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Lampiran 7 Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
k.p.impulsif
.132
212
.000
.940
212
.000
ethnosentrisme
.049
212
.200*
.991
212
.182
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Lampiran 8 Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares
F
Sig.
Square
(Combined)
19470.453
52
374.432
4.871
.000
Linearity
12950.489
1
12950.489 168.483
.000
Deviation
6519.965
51
127.842
Within Groups
12221.547
159
76.865
Total
31692.000
211
Between k.p.impulsif * Groups ethnosentris
from
me
Linearity
1.663
.009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Lampiran 9 Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Correlations k.p.impulsif
ethnosentrisme
1.000
-.576**
.
.000
212
212
-.576**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
212
212
Correlation Coefficient k.p.impulsif
Sig. (1-tailed) N
Spearman's rho Correlation Coefficient ethnosentrisme
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).